program kali bersih di sungai bengawan solo

9
Program Kali Bersih Di Sungai Bengawan Solo, kecamatan sangkrah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sungai pada peradaban sebuah bangsa menjadi cikal bakal nadi kehidupan manusia. Banyak kota-kota yang lahir karena keberadaan sungai di wilayah itu. Bengawan Solo adalah satu-satunya sungai terbesar yang mengaliri kota Surakarta pada khususnya dan pulau Jawa pada umumnya. Namun, betapa hal ini tidak disadari keberadaannya sebagai sumber kehidupan umat manusia serta berpotensi membawa sumber penyakit serta menyebabkan dampak bencana terhadap pemukiman warga sekitar. Sekarang ini kondisi Bengawan Solo mengalami kerusakan yang semakin parah. Seperti yang dikatakan oleh Koalisi Rakyat Untuk Hak Atas Air (KRUHA), bahwa kerusakannya sudah mencapai 92 %. Bengawan Solo merupakan salah satu dari 5 DAS di Indonesia yang mengalami kerusakan parah, baik kerusakan di hulu maupun di dihilir sungai. Penyebab kerusakan antara lain disebabkan oleh erosi tanah, penebangan

Upload: any-tiwi-pujiani

Post on 25-Sep-2015

16 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hhj

TRANSCRIPT

Program Kali Bersih Di Sungai Bengawan Solo, kecamatan sangkrah

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSungai pada peradaban sebuah bangsa menjadi cikal bakal nadi kehidupan manusia. Banyak kota-kota yang lahir karena keberadaan sungai di wilayah itu. Bengawan Solo adalah satu-satunya sungai terbesar yang mengaliri kota Surakarta pada khususnya dan pulau Jawa pada umumnya. Namun, betapa hal ini tidak disadari keberadaannya sebagai sumber kehidupan umat manusia serta berpotensi membawa sumber penyakit serta menyebabkan dampak bencana terhadap pemukiman warga sekitar.Sekarang ini kondisi Bengawan Solo mengalami kerusakan yang semakin parah. Seperti yang dikatakan oleh Koalisi Rakyat Untuk Hak Atas Air (KRUHA), bahwa kerusakannya sudah mencapai 92 %. Bengawan Solo merupakan salah satu dari 5 DAS di Indonesia yang mengalami kerusakan parah, baik kerusakan di hulu maupun di dihilir sungai. Penyebab kerusakan antara lain disebabkan oleh erosi tanah, penebangan liar, penambangan pasir yang tidak terkendali, pembuangan limbah rumah tangga dan limbah pabrik.Pencemaran air sungai 80 % berasal dari buangan limbah rumah tangga, yang berasal dari penggunaan sabun, shampoo, pasta gigi, diterjen, rinso dan lainnya ditambah dengan limbah dari usaha industri. Hal ini mengakibatkan warna air sungai menjadi biru kehitam-hitaman. Tidak jauh dari permasalahan pencemaran air tersebut, sungai dapat membawa dampak bencana banjir yang dapat menimbulkan kerugian dan kerusakan. Bencana tersebut tidak hanya menghancurkan harta benda, namun juga nyawa manusia, meninggal secara langsung maupun tidak langsung karena wabah penyakit yang menjamur saat bencana melanda. Kejadian banjir tidak hanya terjadi pada zaman dahulu, banjir juga terjadi setiap masa, tidak terkecuali zaman sekarang, seperti halnya banjir yang terjadi di sungai Bengawan Solo. Sungai yang merupakan sungai terpanjang di pulau Jawa ini selalu terjadi banjir setiap musim penghujan datang. Hal ini terjadi disebabkan karena kondisi topografi yang kurang baik, dimana besar wilayahnya berada pada dataran rendah dan alur sungai yang berkelok-kelok (meandering). Salah satu wilayah yang dilalui dan terkena dampak dari meluapnya sungai Bengawan Solo ialah kelurahan Sangkrah.

B. TujuanMenyusun konsep program kali bersih sungai Bengawan Solo di kecamatam sangkarah. Konsep yang disusun menjadi kawasan konservasi lingkungan (greenbelt) dan konservasi energi tanpa mengesampingkan hak hidup manusia untuk tinggal secara aman di lingkungan tepi sungai dengan solusi desain yang tepat sehingga tercipta lingkungan tepi sungai Bengawan Solo yang berkelanjutan yang dapat mengakomodasi seluruh kebutuhan pengguna sebagai dasar perancangan.

C. Dasar HukumDasar Hukum Pengelolaan Sungai adalah: 1. Undang-undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan 2. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai 3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63/PRT/1993 tentang Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai

A. Survey awal1. Bantara sungai bengawan solo di kecamatan sangkrahFenomena nyata dari problematika pemanfaatan bantaran sungai salah satunya digambarkan oleh kondisi permukiman bantaran sungai di Sangkrah, Surakarta. Bagaimanakah ketika pemanfaatan bantaran sungai untuk permukiman konvensional dihadapkan pada permasalahan banjir? Berdasarkan kejadian banjir 2007, akibat tingginya luapan air sungai yang berarus, belum lagi sifat destruktifnya, hampir seluruh properti pada lahan bantaran terendam limpasan air Bengawan Solo, mati dari segala aktivitas bermukim akibat gangguan banjir tersebut, belum lagi kerusakan yang terjadi akibat sifat destruktif aliran fluida air. Yang ada berupa kegagalan fungsional total.Tanggul Bengawan Solo, pembentuk lahan bantaran yang ada, merupakan wujud kebutuhan akan proteksi, juga merupakan refleksi dari potensi melimpasnya volume air Bengawan Solo. Yang diketahui, aliran Bengawan Solo melalui daerah depresi antara beberapa vulkan (intermountain plain) yaitu Lawu, Merapi, dan Pegunungan Seribu. Kondisi itu membuat Bengawan Solo berperan sebagai muara banyak anak sungai, memiliki banyak suplier air selain Waduk Gajah Mungkur sebagai penyuplai utama.Kejadian banjir akhir 2007 silam yang melibatkan debit aliran air Bengawan Solo merupakan banjir terbesar sejak tahun 1966. Tercatat, banjir serupa pernah terjadi pada tahun 1863, 1904, dan 1966 bahkan penguasaan airnya meluas, sebagai gambaran, pernah hingga menggenangi tengah kota Surakarta. Curah hujan di DAS Bengawan Solo hulu per 26 Desember 2007 memiliki rata-rata 124 mm/hari atau ekuivalen dengan periode ulang 55 tahun (sebagai perbandingan banjir tahun 1966 ekuivalen dengan periode ulang 60 tahun). Debit puncak di Jurug diperkirakan sebesar 1986 m3/detik atau ekuivalen dengan periode ulang 30 tahun.2Informasi di atas menggambarakan problematika pemanfaatan bantaran sungai di Sangkrah. Kemanfaatan bantaran sungai untuk permukiman selama ini dihantui oleh potensi permasalahan banjir bantaran.

2. Faktor Melimpasnya Air Bengawan SoloBanjir yang terjadi di bantaran sungai di Sangkrah melibatkan luapan aliran Sungai Bengawan Solo sebagai penyebab utamanya. Seperti diketahui bahwa peran ruang di atas lahan bantaran sungai adalah untuk toleransi melimpahnya air, sehingga di sini ketika aliran air Bengawan Solo membutuhkan ruang lebih untuk mengalir, otomatis lahan bantaran yang ada menjadi terpakai oleh air.Permasalahan banjir bantaran yang paling aktual terekam berdasarkan kejadian banjir yang melibatkan aliran air Bengawan Solo tahun 2007, yang merupakan banjir terbesar sejak tahun 1966, juga serupa dengan tahun 1863 dan 1904. Curah hujan di DAS Solo hulu per 26 Desember 2007 memiliki rata-rata 124 mm/hari atau ekuivalen dengan periode ulang 55 tahun (sebagai perbandingan banjir tahun 1966 ekuivalen dengan periode ulang 60 tahun). Debit puncak di Jurug diperkirakan sebesar 1986 m3/detik atau ekuivalen dengan periode ulang 30tahun.Penyebab bertambahnya debit air Bengawan Solo secara signifikan ini adalah melimpahnya suplai air pada hulu akibat curah hujan tinggi, dan juga pendangkalan Waduk Gajah Mungkur sebagai supplier air sehingga tidak mampu menampung air berlebih. Kejadian banjir tersebut memberi dampak yang sangat luas, tidak hanya bagi area dalam badan sungai (termasuk bantaran sungai), tapi juga area di luar tanggul. Sebagai gambaran, pada Kota Surakarta sebagai contohnya, beberapa daerah di dalam kota juga menjadi terendam air karena sungai-sungai kecil yang melalui dalam kota (yang juga merupakan anak Bengawan Solo) alirannya meluap.Hal tersebut dikarenakan air tidak dapat mengalir menuju Bengawan Solo akibat ditutupnya pintu air karena permukaan air Bengawan Solo meninggi. Penutupan pintu air dilakukan justru untuk menghindari kondisi banjir yang lebih parah apabila aliran air Bengawan Solo terlimpah pada sungai kota. Salah satunya Kali Pepe sebagai sungai yang alirannya membelah Kota Surakarta, belum lagi ada sungai-sungai yang lebih kecil yang merupakan anak sungainya, meluapnya sistem sungai ini membuat beberapa daerah di kota menjadi terendam air, seperti pada daerah Sangkrah yang terparah karena sebagai lokasi pintu air menuju Bengawan Solo (muara Kali Pepe), Kelurahan Jagalan, Kampung Sewu, Semanggi, bahkan pada banjir tahun 1966 yang lebih parah, tengah kota juga terendam air.2 Kondisi serupa mungkin terjadi pada kota-kota lain yang berada pada DAS Bengawan Solo.

3. Kondisi fisik sungai bengawan solo

Salah satu wilayah yang dilaluidan terkena dampak dari meluapnyasungai Bengawan Solo ialah kelurahanSangkrah kecamatan Pasar KliwonSurakarta. Wilayah ini mempunyailuas sekitar 481,52 Ha dengan bataswilayah sebelah utara berbatasandengan kelurahan Gandekan, sebelahselatan berbatasan dengan kelurahanKedung Lumbu, sebelah Baratberbatasan dengan kelurahan KedungLumbu dan sebelah timur berbatasandengan sungai Bengawan Solo.Wilayah ini mempunyai ketinggian 89m diatas permukaan laut, sertamerupakan wilayah yang curahhujannya cukup tinggi yaitu 2000-3000mm/tahun dengan suhu udara rata-rata26o celcius. Keadaan topografi wilayahini tergolong dataran rendah dengankemiringan tanah 0o sampai 1o. Hal iniyang menyebabkan mengapa wilayahini merupakan wilayah yang rentanbanjir.

4. Kondisi masyarakat dan pemukimanJumlah penduduk pada lokasi kurang lebih 450 orang dalam 116 kepala keluarga (116 rumah) sehingga masing-masing terdiri kurang lebih 3 hingga 5 anggota keluarga.Secara garis besar, panduduk bantaran sungai di Sangkrah dapat digolongkan sebagai masyarakat menengah ke bawah. Warganya bermata pencaharian sebagai buruh, pegawai, dan sisanya pada sektor informal seperti pedagang, home industry, dan berbagai usaha jasa. Untuk memenuhi tuntutan urban, beberapa komoditi sekunder bagi sebagian masyarakat telah menjadi kebutuhan primer seperti kendaraan pribadi untuk menunjang mobilitas tinggi.Hubungan sosial masih sangat tinggi, digambarkan dengan masih banyaknya aktivitas bersama yang ditemui, bercengkrama, anak-anak bermain bersama, kegiatan-kegiatan rutin, meskipun tidak ada space khusus yang berpangkat sebagai ruang komunal, hanya ada jalanan, teras-teras kecil rumah, warung, tempat rindang di atas tanggul, yang dapat dimanfaatkan.Dari segi sosial ekonomi,sebagian besar masyarakat kelurahanSangkrah merupakan masyarakatmenengah ke bawah dengan masihbanyaknya penduduk masyarakat yangbekerja sebagai buruh, baik buruhindustri maupun buruh bangunandengan angka 3.716 jiwa. Selainsebagai buruh terdaapat penduduk yangbermatapencaharian sebagaipengangkutan sebanyak 1.504 jiwa.Penduduk yang hanya mengandalkanpensiunan 141 jiwa. Sisanyamerupakan PNS/TNI/POLRI sebanyak 97 jiwa, pengusaha 1.178 jiwa, danlain-lain sebanyak 1.960 jiwa. Kebanyakan dari penduduk yangtinggal di bantaran sungai BengawanSolo merupakan masyarakat yangberpenghasilan kecil. Sehingga mereka mengharap ganti rugi apabila merekaharus pindah dari wilayah tersebut.Bahaya luapan air ketika debit airsungai meninggi mereka hiraukan,sebab penghasilan yang rendahmengharuskan mereka bertahan dengankeaadan tersebut. Keadaan dimanamereka harus tinggal di wilayah yangrawan sekali terhadap banjir saatmusim penghujan mulai datang. Halinilah yang dialami oleh masyarakatyang tinggal di daerah bantaran sungaiBengawan Solo di desa Ngapungkelurahan Sangkrah kecamatan PasarKliwon yang tetap bertahan hidup diwilayah bantaran sungai BengawanSolo.