program hibah australia-indonesia untuk pembangunan sanitasi€¦ · pedoman pengelolaan program...

68
Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi Edisi Ke 2 Maret 2014

Upload: dophuc

Post on 16-May-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Pedoman Pengelolaan Program Hibah

Australia-Indonesia untuk Pembangunan

Sanitasi

Edisi Ke 2

Maret 2014

3 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Kata Pengantar

Pengelolaan lingkungan, khususnya sektor air limbah dan persampahan di kawasan

permukiman dimaksudkan untuk memperbaiki kondisi permukiman yang berdampak pada

peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Kawasan permukiman selayaknya dilengkapi

dengan sarana dan prasarana sistem pengelolaan air limbah dan persampahan yang layak.

Tidak memadainya prasarana sektor air limbah dan persampahan di kawasan permukiman akan

berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan dan lingkungan yang memiliki dampak lanjutan

terhadap tingkat perekonomian keluarga.

Sampai saat ini kabupaten/kota yang sudah mengalokasikan dana untuk pembangunan sarana

sektor air limbah dan persampahan relatif masih sedikit. Dengan mengikuti Program Hibah Australia

Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi Australia Indonesia Infrastructure Grants for Sanitation

(sAIIG) ini, pemerintah daerah penerima hibah diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan

air limbah dan persampahan.

Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya berinisiatif untuk

mendorong kabupaten/kota dan provinsi selaku penangggung jawab pembangunan bidang

Penyehatan Lingkungan dan Permukiman untuk dapat mengembangkan prasarana pengelolaan

limbah domestik dan persampahan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan

masyarakat dengan penyediaan prasarana bidang air limbah dan persampahan, serta mendorong

pemerintah daerah agar bersedia meningkatkan alokasi dana yang selama ini dirasakan masih

kurang kepada sektor tersebut. Melalui program ini diharapkan adanya penambahan jumlah

masyarakat yang mendapatkan akses terhadap sistem pengelolaan air limbah dan persampahan

dan pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Buku Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi ini

adalah revisi pertama terhadap buku pedoman pengelolaan program hibah Australia-Indonesia untuk

pembangunan sanitasi yang telah diterbitkan pada bulan April tahun 2012. Beberapa penyempurnaan

dilakukan antara lain; lingkup pelaksanaan pembangunan Stasiun Pengalihan Antara (SPA)

persampahan mengacu pada Peraturan Menteri PU nomor: 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan

Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis

Sampah Rumah Tangga, mengenai target minimal usulan sambungan rumah (SR) kegiatan air

limbah, ketentuan pelaksanaan dan penjelasan terhadap format-format yang telah disesuaikan dengan

peraturan-peraturan terkini yang terkait dengan pelaksanaan hibah daerah dan tata cara penyaluran

hibah kepada Pemerintah Daerah.

Buku pedoman pelaksanaan program ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi para

pelaksana yang terkait dengan pengelolaan program ini, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Jakarta, Maret 2014

Direktur Jenderal Cipta Karya

Imam S. Ernawi

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 4

Daftar Isi

KATA PENGANTAR 3

DAFTAR ISI 4

DAFTAR GAMBAR 6

DAFTAR LAMPIRAN 7

SINGKATAN 8

PERISTILAHAN 9

1 GAMBARAN SINGKAT KEGIATAN

1.1 Umum 10

1.2 Tujuan dan Sasaran Kegiatan 10

1.3 Lingkup Kegiatan 11

2 KRITERIA DAERAH PENERIMA HIBAH PROGRAM HIBAH

AUSTRALIA INDONESIA UNTUK PEMBANGUNAN SANITASI

2.1. Kriteria emerintah Daerah Penerima Hibah (Provinsi/Kabupaten/Kota) 12

2.2. Jenis Kegiatan 13

3 BESARAN DAN PERUNTUKAN DANA HIBAH

3.1 Penentuan Besaran Dana Hibah Berdasarkan Kegiatan yang Diusulkan 14

3.2 Pembayaran Hibah Berdasarkan Pelaksanaan Kegiatan 14

3.3 Peruntukan Dana Hibah 15

4 BANTUAN TEKNIS

4.1 Jenis Bantuan Teknis 16

4.2 Teknis Pelaksanaan 16

5 SYARAT-SYARAT KESIAPAN DAERAH DAN PENCAIRAN DANA

5.1 Syarat Kesiapan Daerah 17

5.2 Syarat Pencairan Dana Hibah 18

6 ORGANISASI PENGELOLA

6.1 Komite Pemerintah 19

6.2 Central Project Management Unit (CPMU) 19

6.3 Provincial Project Management Unit (PPMU) 20

6.4 Project Implementation Unit (PIU) 20

5 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

6.5 SKPD 20

6.6 Tim Konsultan 21

7 SURVEY, KESIAPAN BASELINE DAN VERIFIKASI

7.1 Kegiatan analisa usulan program 23

7.2 Baseline Survey 23

7.3 Verifikasi Pelaksanaan Kegiatan 24

8 TATA CARA PELAKSANAAN PROGRAM AUSTRALIA INDONESIA UNTUK

PEMBANGUNAN SANITASI

8.1 Mekanisme Hibah 25

8.2 Mekanisme Pengusulan Calon Penerima Hibah 25

8.3 Mekanisme Pelaksanaan 26

8.4 Mekanisme Permintaan Pencairan Dana Hibah 28

8.5 Mekanisme Pencairan Dana Program Hibah 28

8.6 Kelengkapan Dokumen yang Harus Dilampirkan 29

9 PELAPORAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI 30

10 PENUTUP 31

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1 : Struktur Organisasi Pengelolaan Program Australia-Indonesia untuk

Pembangunan Sanitasi 22 Gambar 8.1 : Mekanisme Pelaksanaan Program Hibah sAIIG 27

Gambar 8.2.

Mekanisme

Pencairan

Dana

Program

Hibah sAIIG

Mekanisme Pencairan Dana Program Hibah sAIIG

28

Gambar L2.1 : Sistem Sambungan Rumah 36

Gambar L2.2 : Anaerobic Baffled Reactor 38

Gambar L2.3 : Anaerobic Upflow Filter 38

Gambar L2.4 : Contoh Gambar Typical Bak Kontrol 39 Gambar L2.5 : Contoh Gambar Typical Bak Kontrol Cabang 3 dan 4 40 Gambar L2.6 : Contoh Gambar Potongan Bak Kontrol 41 Gambar L2.7 : Contoh Gambar Jenis Pemasangan Perpipaan 42

7 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran- 1 : Prinsip-prinsip Good Governance 33

Lampiran- 2 : Pedoman Standar Teknis Prasarana Air Limbah dan Persampahan 34

Lampiran- 3 : Kesetaraan Gender 44

Lampiran- 4 : Dampak Lingkungan dan Rencana Mitigasi 50

Lampiran- 5 : Format Surat Minat untuk Mengikuti Program 51

Lampiran- 6 : Format Permintaan Penyaluran Hibah 52

Lampiran- 7 : Surat Ketersediaan untuk di Verifikasi 54

Lampiran- 8 : Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak 55

Lampiran- 9 : Contoh Format Rencana Tahunan Kegiatan Hibah (sAIIG) 57

Lampiran-10 : Surat Rekomendasi 58

Lampiran-11 : Format Laporan Triwulan Pelaksanaan Kegiatan 59

Lampiran-12 : Format Bukti Penerimaan Hibah/Kuitansi 61

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 8

SINGKATAN

AMDAL : Analisa Mengenai Dampak Lingkungan

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BLUD : Badan Layanan Umum Daerah

CPMU : Central Project Management Unit

DAK : Dana Alokasi Khusus

DAU : Dana Alokasi Umum

DBH : Dana Bagi Hasil

DED : Detailed Engineering De s i gn

DJCK : Direktorat Jenderal Cipta Karya (Kementerian Pekerjaan Umum)

DJPK : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (Kementerian Keuangan)

DPA : Dokumen Pelaksanaan Anggaran

IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah

IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

ITF : Intermediate Treatment Facility

MBR : Masyarakat Berpeng hasilan Rendah

MCK : Mandi Cuci Kakus

PPH : Perjanjian Penerusan Hibah

PAD : Pendapatan Asli Daerah

PD : Perusahaan Daerah

PIU : Project Implementation Unit

PLP : Penyehatan Lingkungan Permukiman

PPKD : Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

PPMU : Provincial Project Management Unit

PPSP : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

RKA : Rencana Kerja Anggaran

RPIJM : Rencana Program Investasi Jangka Menengah

sAIIG : Australia Indonesia Infrastructure Grant for Sanitation (Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangu-

nan Sanitasi)

SK : Surat Keputusan

SKPD : Satuan Kerja Pemerintah Daerah

SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana

SPA : Stasiun Peralihan Antara

SPM : Surat Perintah Membayar

SR : Sambungan Rumah

SSK : Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota

TA : Tahun Anggaran

TPA : Tempat Pemrosesan Akhir

TPST : Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

UKL : Upaya Pengelolaan Lingkungan

UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan

UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah

9 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

PERISTILAHAN

Pemerintah Daerah

Perjanjian

Penerusan Hibah

Donor/Lender

Program Hibah

: Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah Kota

: Perjanjian penerusan hibah antara Pemerintah Pusat cq. Menteri Keuangan atau

kuasanya dengan Kepala Daerah untuk pelaksanaan kegiatan yang didanai dari

pinjaman luar negeri atau hibah luar negeri

: Lembaga Multilateral atau Bilateral

: Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 10

1. Gambaran Singkat Kegiatan

1.1 Umum

Sampai dengan saat ini, dana yang dialokasikan oleh kabupaten/kota untuk pembangunan sarana bidang penyehatan

lingkungan permukiman masih relatif sedikit. Sementara itu kebutuhan masyarakat atas sarana tersebut sudah

semakin mendesak. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus penyakit yang terjadi akibat tidak sehatnya lingkungan

permukiman, akibat dari buruknya sistem pengelolaan air limbah dan persampahan.

Pemerintah pusat mempunyai komitmen untuk mendorong pemerintah daerah dalam pembangunan bidang

penyehatan lingkungan permukiman yang lebih tinggi di tahun 2010–2014, hal ini tercermin dari meningkatnya

alokasi dana yang dianggarkan sebesar hampir tujuh kali dari anggaran yang dialokasikan lima tahun sebelumnya.

Pemerintah kabupaten/kota telah mulai memberikan perhatiannya kepada bidang penyehatan lingkungan

permukiman, dengan telah dialokasikannya anggaran yang lebih besar untuk beberapa kegiatan terkait sektor air

limbah dan persampahan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan juga dengan mulai disusunnya dokumen

perencanaan bidang sanitasi antara lain dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dan/atau dokumen

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU Cipta Karya.

Salah satu upaya pemerintah pusat dalam mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan pembangunan

sarana bidang penyehatan lingkungan permukiman adalah melalui Program Hibah Australia-Indonesia untuk

Pembangunan Sanitasi/Program Australia-Indonesia Infrastructure Grants for Sanitation (sAIIG). Program ini juga

mempromosikan pembangunan system pengelolaan air limbah dan persampahan di kawasan perkotaan. Melalui

program ini Pemerintah memberikan dana hibah untuk kabupaten/kota yang telah melaksanakan kegiatan

sektor tersebut dengan menggunakan dana APBD pada tahun anggaran berjalan.

Pelaksanaan Program Hibah ini akan menggunakan mekanisme penerusan hibah sebagaimana diatur dalam PMK

188/PMK.07/2012 tentang Hibah dari Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah, dan/atau Peraturan

Perundangan-undangan terkait hibah daerah dan tata cara penyaluran hibah kepada pemerintah daerah.

Hibah ini akan diberikan berdasarkan kinerja yang terukur (output based) atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh

pemerintah daerah pada TA 2013, dan 2014, yang kemudian akan dilakukan verifikasi oleh Ditjen Cipta Karya.

Apabila hasil verifikasi menunjukkan hasil yang sesuai dengan kriteria teknis yang ditetapkan, dana hibah akan

dibayarkan sesuai dengan nilai yang telah disepakati.

Pedoman ini berisi penjelasan mengenai petunjuk pelaksanaan Program Hibah Australia Indonesia untuk

Pembangunan Sanitasi, untuk selanjutnya disebut sAIIG, bagi kabupaten/kota yang mengikuti program

tersebut.

1.2 Tujuan dan Sasaran Kegiatan

Program ini ditujukan untuk mempercepat pencapaian pembangunan bidang air limbah dan persampahan. Sasaran

program ini adalah kabupaten/kota yang telah mempunyai dokumen perencanaan pengelolaan bidang PLP (air limbah

dan persampahan) berupa dokumen SSK dan RPIJM Bidang PU Cipta Karya.

11 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

1.3 Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan program ini adalah penerusan hibah dari Pemerintah Australia melalui pemerintah

pusat kepada pemerintah daerah untuk membiayai pembangunan sektor air limbah dan persampahan sesuai

dengan syarat dan ketentuan teknis dari Direktorat Jenderal Cipta Karya serta persyaratan lainnya terkait

penyaluran dana hibah sesuai ketentuan dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian

Keuangan.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 12

2. Kriteria Daerah Penerima Hibah Program Hibah Australia Indonesia Untuk Pembangunan Sanitasi

Pemerintah Daerah yang berencana mengikuti Program Hibah ini harus memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan

oleh Pemerintah Pusat bersama dengan pihak donor sebagai dasar dalam menetapkan daerah penerima hibah dan

program/kegiatan yang dinilai layak untuk menentukan besaran dana hibah. Kriteria Pemerintah Daerah penerima

hibah dan jenis kegiatannya adalah sebagai berikut:

2.1 Kriteria Pemerintah Daerah Penerima Hibah (Provinsi/Kabupaten/Kota)

a. Memiliki dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dan RPIJM Bidang PU Cipta Karya yang disetujui

oleh Kepala Daerah masing-masing dan masih berlaku hingga TA 2014;

b. Pemda bersedia menyediakan lahan untuk pembangunan prasarana air limbah dan/atau persampahan.

2.2 Jenis Kegiatan

Kegiatan yang dapat diterima pada program Hibah Australia Indonesia untuk pembangunan Sanitasi adalah

kegiatan bidang air limbah dan/atau persampahan yang didanai melalui APBD (PAD, DAU dan DBH) untuk TA

2013 - 2014.

Jenis kegiatan yang dapat diterima dan diganti oleh dana hibah:

a. Sektor Air Limbah

(i) Pembangunan sistem pengelolaan air limbah terpusat skala lingkungan untuk 200-400 KK per sistem.

Pekerjaan ini harus menghasilkan sistem yang lengkap, terdiri dari: sambungan rumah, perpipaan air

limbah, bak kontrol dan instalasi pengolahan;

(ii) Pembangunan jaringan air limbah terpusat skala lingkungan untuk minimal 50 KK yang akan dihubungkan

dengan sistem air limbah terpusat skala kota atau skala kawasan yang sudah ada;

(iii) Detail kegiatan dapat dilihat pada lampiran L2.

13 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

b. Sektor Persampahan

(i) Pembangunan Transfer Station (SPA) skala kota yang terdiri dari:

- Hanggar*)

- Luas minimal 20.000 m2*)

- Generator dan rumah genset

- Bak pengendap untuk lindi*)

- Sumur resapan*)

- Area parkir*)

- Mesin pemadat*)

- Penyediaan Air

(ii) Pembangunan Transfer Station (SPA) skala lingkungan hunian yang terdiri dari:

- Hanggar*)

- Luas minimal 600 m2*)

- Generator dan rumah genset

- Bak pengendap untuk lindi*)

- Sumur resapan*)

- Area parkir*)

- Mesin pemadat*)

- Penyediaan Air

Keterangan: *) komponen minimal yang harus dibangun

(iii) Detail kegiatan dapat dilihat pada lampiran L2.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 14

3. Besaran dan Peruntukan Dana Hibah

Besaran dan mekanisme dana hibah Program Hibah Australia Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi telah ditetapkan oleh

Pemerintah Pusat beserta pihak donor.

3.1 Penentuan Besaran Dana Hibah Berdasarkan Kegiatan yang Diusulkan

a. Besaran dana hibah yang akan digantikan untuk pembangunan SPA adalah 50% dari total biaya pembangunan.

b. Besaran dana hibah yang akan digantikan untuk sektor air limbah:

(i) Pembangunan sistem pengolahan air limbah terpusat skala lingkungan adalah Rp 4.000.000/SR;

(ii) Pembangunan jaringan air limbah terpusat skala lingkungan yang akan dihubungkan dengan sistem air

limbah terpusat yang sudah ada (skala kota atau skala kawasan) adalah Rp 3.000.000/SR.

Kegiatan yang dibiayai dari DAK dan dana pendamping kegiatan yang bersumber dari hibah luar negeri/APBN

tidak dapat digantikan oleh dana hibah.

3.2 Pembayaran Hibah Berdasarkan Pelaksanaan Kegiatan

Jumlah hibah akan dibayarkan berdasarkan hasil verifikasi atas program yang telah disetujui pada tahun berjalan

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jumlah hibah yang akan dibayarkan maksimum sebesar jumlah hibah yang telah ditetapkan dalam PPH;

b. Untuk Sektor Persampahan, jumlah hibah yang akan dibayarkan adalah sebesar 50% dari nilai prasarana yang

telah selesai dibangun dan berfungsi serta dinilai layak. Bila penyelesaian kegiatan tidak sesuai dengan

perencanaan (volume/unit lebih kecil), maka kegiatan tersebut dinilai tidak layak untuk dibayar (kecuali

perubahan tersebut sudah diajukan dan disetujui dalam APBD-P, dan nilainya tidak melebihi jumlah PPH yang

sudah ditetapkan);

c. Untuk Sektor Air Limbah, jumlah hibah yang akan dibayarkan dihitung berdasarkan jumlah Sambungan

Rumah (SR) baru yang telah dibangun dan berfungsi;

d. Untuk setiap akhir tahun anggaran akan dilaksanaan evaluasi terhadap kinerja prasarana yang dibangun tahun

berjalan yang menjadi dasar dalam penentuan program dan jumlah hibah yang akan dibayarkan tahun

berikutnya;

e. Hasil evaluasi menjadi pertimbangan untuk mengalihkan dana hibah yang tidak diserap kepada Pemerintah

Daerah lainnya yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

15 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

3.3 Peruntukan Dana Hibah

Dana hibah merupakan penggantian atas pelaksanaan pembangunan fisik prasarana air limbah dan/atau

persampahan yang telah selesai dibangun. Dana hibah tersebut harus digunakan kembali untuk

pengembangan sektor air limbah dan/atau persampahan tahun selanjutnya.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 16

4. Bantuan Teknis Bantuan teknis akan diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum kepada Pemerintah Daerah peserta Program Hibah

dengan dukungan donor. Penjelasan mengenai jenis bantuan teknis dan teknis pelaksanaan adalah sebagai berikut:

4.1 Jenis Bantuan Teknis

a. Kegiatan Appraisal pelaksanaan program/kegiatan;

(i) Pendampingan dalam penyusunan DED;

(ii) Review atas DED yang sudah disusun oleh daerah;

b. Kegiatan baseline survey;

c. Kegiatan Verifikasi pelaksanaan.

4.2 Teknis Pelaksanaan

Teknis pelaksanaan pemberian bantuan teknis kepada Pemerintah Daerah akan disesuaikan dengan kebutuhan tiap-

tiap daerah dalam bentuk pendampingan tenaga ahli.

17 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

5. Syarat-Syarat Kesiapan Daerah dan Pencairan Dana

Agar Pemerintah Daerah dapat mengikuti dan mendapatkan dana hibah Program Hibah tersebut, Pemerintah Daerah

disyaratkan memenuhi syarat kesiapan daerah dan syarat pencairan dana hibah. Penjelasan mengenai syarat kesiapan

daerah dan syarat pencairan dana hibah adalah sebagai berikut:

5.1 Syarat Kesiapan Daerah:

A. Syarat Umum

(i) Program/kegiatan yang diusulkan tercantum dalam RPIJM Bidang PU Cipta Karya dan Memorandum

Program yang mengacu ke SSK;

(ii) Memiliki rencana komprehensif untuk kegiatan fisik pembangunan air limbah dengan target minimal

1.000 SR dan/atau persampahan selama Tahun Anggaran 2013-2014 yang mengacu kepada SSK/RPIJM;

(iii) Mengirimkan Surat Minat yang menyatakan jumlah dana investasi yang dialokasikan untuk membangun

prasarana air limbah dan/atau persampahan dalam butir (ii) di atas;

(iv) Kesanggupan untuk melakukan tata pemerintahan yang baik dalam melaksanakan program ini.

B. Syarat Teknis

(i) Pemda sudah menyiapkan lembaga yang akan mengelola fasilitas/prasarana yang dibangun (misalnya

dinas, UPTD, BLU atau PD);

(ii) Pemda bersedia untuk memperluas cakupan pelayanan dan meningkatkan kinerja sektor air limbah dan

persampahan;

(iii) Surat pernyataan ketersediaan lahan dari kepala daerah untuk seluruh kegiatan yang diusulkan.

C. Syarat Keuangan

(i) Bersedia mengalokasikan APBD (yang bersumber dari PAD, DBH dan DAU ) untuk kegiatan air

limbah dan/atau persampahan untuk TA 2013-2014 yang mencakup pembangunan prasarana fisik dan

biaya O&P yang ditunjukkan dalam bentuk surat komitmen kepala daerah yang dirinci dalam program

tahunan;

(ii) Mempunyai dokumen anggaran (DPA) yang dilengkapi dengan dokumen perencanaan untuk kegiatan air

limbah dan/atau persampahan pada Tahun Anggaran berjalan sampai dengan berakhirnya program hibah.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 18

D. Syarat Kelembagaan, Sosial dan Gender

(i) Pemda bersedia menyiapkan lembaga pengelola fasilitas yang akan dibangun (misalnya: UPTD, BLU,

PD);

(ii) Pemda bersedia menyusun peraturan air limbah/persampahan yang mendukung operasional fasilitas yang

dibangun;

(iii) Pemda bersedia menerapkan pendekatan kesetaraan gender dalam program ini dan dinyatakan dalam

surat pernyataan minat. Penjelasan tentang hal ini dapat dilihat dalam lampiran 3.

5.2 Syarat Pencairan Dana Hibah

Pencairan dana hibah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Realisasi pelaksanaan program/kegiatan pada tahun anggaran yang diajukan untuk mendapatkan

penggantian hibah telah diverifikasi dan mendapatkan rekomendasi dari CPMU untuk mengajukan

permintaan pembayaran hibah;

b. Daerah mengajukan surat permintaan penyaluran dana hibah kepada Ditjen Perimbangan Keuangan,

Kementerian Keuangan dengan dilengkapi dokumen sebagaimana dipersyaratkan dalam PMK 188/2012

dan peraturan lainnya terkait pencairan dana hibah.

19 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

6. Organisasi Pengelola

Program Hibah Australia Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi akan dilaksanakan oleh provinsi/kabupaten/kota dengan

berpedoman pada Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi.

Organisasi pengelola program ini terdiri dari CPMU di tingkat pusat, PPMU di tingkat provinsi dan PIU di tingkat

kabupaten/kota.

6.1 Komite Pemerintah

Atas nama Pemerintah, Komite Pemerintah dibentuk melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya

untuk mengelola kegiatan. Komite Pemerintah terdiri atas Tim Pengarah yang beranggotakan unsur eselon 1

dan 2 dari Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Keuangan, dan Bappenas, serta Team for Counterparts

of Planning for IndII Stage 2 yang beranggotakan unsur eselon 3 dan 4 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan

instansi terkait pelaksanaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi.

a. Tim Pengarah bertugas untuk:

Memberikan arahan mengenai kebijakan dan strategi pelaksanaan kegiatan program hibah secara

keseluruhan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut,Tim Pengarah dibantu sepenuhnya oleh Team for Counterparts of Planning

for IndII Stage 2 (Tim Teknis).

b. Team for Counterparts of Planning for IndII Stage 2 bertugas untuk:

(i) Melakukan sosialisasi rencana program hibah kepada provinsi dan/atau kab/kota;

(ii) Menyusun Dokumen Pedoman Pelaksanaan Program termasuk kriteria Pemerintah Daerah dan kriteria

penilaian;

(iii) Melakukan penilaian Pemda yang memenuhi kriteria program hibah;

(iv) Memberikan pembinaan teknis kepada Pemda penerima hibah terhadap hal-hal terkait pelaksanaan

kegiatan di provinsi/kab/kota;

(v) Memberikan laporan kepada Tim Pengarah mengenai progress pelaksanaan program hibah.

Program Hibah Australia Indonesia untuk pembangunan sanitasi akan dilaksanakan oleh provinsi/kabupaten/kota

dengan berpedoman pada Pedoman Pengelolaan Program Hibah. Organisasi pengelola program ini terdiri dari

CPMU di tingkat pusat, PPMU di tingkat provinsi, dan PIU di tingkat kabupaten/kota.

6.2 Central Project Management Unit (CPMU)

Central Project Management Unit (CPMU) ditetapkan berdasarkan SK Direktur Jenderal Cipta Karya. Tugas ketua

CPMU adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan program lintas instansi dan tingkat pusat dan

kabupaten/kota pada pelaksanaan Program Hibah Air Minum dan Sanitasi Bantuan Pemerintah Australia;

b. Menyampaikan daftar usulan provinsi/kabupaten/kota calon penerima hibah dan usulan alokasi hibah kepada

Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan;

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 20

c. Memfasilitasi Pemda dalam melaksanakan program pada setiap tahun anggaran sesuai dengan rencana tahunan

yang diajukan;

d. Menyampaikan laporan triwulan tingkat kemajuan pelaksanaan Program untuk disampaikan kepada Direktur

Jenderal Cipta Karya, donor, dan instansi pusat terkait;

e. Melaksanakan verifikasi terhadap pelaksanaan pemasangan SR sebagai dasar penyusunan rekomendasi

kelayakan pembayaran hibah, dibantu oleh tim konsultan;

f. Memberikan rekomendasi kelayakan pencairan dana hibah masing-masing kabupaten/kota kepada

Kementerian Keuangan berdasarkan hasil verifikasi yang dilaporkan oleh Wakil Ketua CPMU;

g. Melaksanakan kegiatan verifikasi, monitoring dan evaluasi tahunan;

h. Melakukan koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program di provinsi dan kabupaten/kota bersama

dengan wakil ketua CPMU, PPMU dan PIU;

Dalam pelaksanaan tugasnya CPMU dibantu oleh Tim Konsultan Management dan Tecnical Advisory selama

periode program hibah yang dikontrak secara multi tahun.

6.3 Provincial Project Management Unit (PPMU)

PPMU ditetapkan berdasarkan SK Direktur Jenderal Cipta Karya dan bertugas untuk:

a. Berkoordinasi dengan PIU di masing-masing kabupaten/kota dalam pengelolaan program sAIIG;

b. Melakukan monitoring progress pelaksanaan fisik dan keuangan Program Hibah di tingkat provinsi;

c. Menyusun laporan progres pelaksanaan triwulan Program Hibah untuk disampaikan kepada wakil ketua

CPMU;

d. Membantu CPMU dalam melaksanakan verifikasi

6.4 Project Implementation Unit (PIU)

Project Implementation Unit (PIU) adalah Pejabat yang ditetapkan berdasarkan SK Kepala Daerah dan bertugas

untuk membantu Kepala Daerah melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam pelaksanaan Program Hibah ini,

antara lain:

a. Mengirimkan rencana komprehensif dan rencana tahunan Program sAIIG;

b. Menyiapkan dan menyampaikan kepada PPMU surat permintaan verifikasi serta dokumen yang dibutuhkan

untuk proses pencairan dana hibah;

c. Menyusun dan mengirimkan laporan progres triwulan kepada PPMU, CPMU, dan Kementerian Keuangan

cq. DJPK yang terdiri dari laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan dan laporan realisasi dana;

d. Menyusun laporan akhir pelaksanaan program;

e. Berkoordinasi dengan Pokja AMPL kabupaten/kota untuk menyampaikan progres pelaksanaan program

hibah ke dalam National Water Supply and Sanitation Information Services (NAWASIS) dan Sistem Informasi

Manajemen (SIM) Program Hibah Air Minum dan Sanitasi.

6.5 SKPD

SKPD merupakan institusi yang akan melaksanakan kegiatan Program sAIIG di kabupaten/kota, dengan tugas

sebagai berikut :

a. Menyusun rencana komprehensif 2013-2015 (sampai berakhirnya program hibah) dan rencana

tahunan pelaksanaan kegiatan program hibah untuk disampaikan kepada PIU;

21 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

b. Melaksanakan kegiatan pembangunan infrastruktur sesuai dengan kriteria sebagaimana tercantum pada

Bab 2 di atas;

c. Fasilitasi pelaksanaan verifikasi;

d. Menyusun laporan progres fisik dan keuangan bulanan atas pelaksanaan Program sAIIG;

e. Setelah tahapan pekerjaan selesai dilaksanakan, menyampaikan laporan pekerjaan selesai tersebut kepada

PIU untuk dilakukan verifikasi;

f. Membuat laporan akhir penyelesaian Program sAIIG.

6.6 Tim Konsultan

Tim konsultan dalam rangka mendukung program ini terdiri dari:

a. Tim konsultan Appraisal, Baseline Survey, Oversight dan Verifikasi yang dibiayai oleh Donor

(i) Konsultan Appraisal bertugas membantu CPMU untuk analisa usulan program, pendampingan

penyusunan dan review DED;

(ii) Konsultan baseline bertugas melaksanakan baseline survey;

(iii) Konsultan oversight bertugas memonitor pelaksanaan program, terutama pelaksanaan konstruksi;

(iv) Konsultan verifikasi bertugas melaksanakan verifikasi pelaksanaan pembangunan dan menyampaikan hasil

verifikasi kepada PPMU dan CPMU.

b. Tim konsultan manajemen dan technical advisory

Konsultan ini bertugas untuk mendampingi CPMU dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 22

Struktur organisasi pengelolaan program adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 6.1 berikut ini :

Gambar 6.1. Struktur Organisasi Pengelolaan Program Australia-Indonesia untuk

Pembangunan Sanitasi

23 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

7. Survei Kesiapan, Baseline dan Verifikasi

Penilaian kelayakan Pemerintah Daerah dalam mengikuti Program Hibah akan dilakukan berdasarkan survei kesiapan

serta baseline survey. Sedangkan kelayakan bagi peserta Program Hibah dalam mendapatkan pencairan dana hibah

akan dilakukan proses verifikasi. Penjelasan mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut:

7.1 Kegiatan analisa usulan program

Program Hibah ini menggunakan Output Based, sehingga diperlukan analisa kesiapan daerah sebelum

dilaksanakannya program tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketersediaan dokumen

perencanaan dan dokumen anggaran yang sesuai dengan SSK atau RPIJM Bidang PU Cipta Karya yang siap untuk

dilaksanakan.

Kegiatan analisa kesiapan ini akan dilakukan Team Appraisal Consultant dari Donor, berkoordinasi dengan CPMU

bekerja sama dengan konsultan Management dan Technical Advisory.

Adapun lingkup tugas Team Appraisal Consultant adalah:

a. Membantu Pemda menyiapkan dan merencanakan program/kegiatan;

b. Memeriksa dan atau membantu menyusun DED dan memeriksa kesiapan pelaksanaan proyek/kegiatan;

c. Membantu penyiapan institusi yang akan mengoperasikan prasarana yang dibangun.

7.2 Baseline survey

Kegiatan baseline bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dari masyarakat penerima manfaat

sebelum intervensi program dilakukan. Informasi awal yang akan dikumpulkan meliputi praktek sanitasi

dan hygiene saat ini serta kondisi sosial ekonomi masyarakat penerima manfaat. Selain itu, kegiatan baseline

juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja Pemerintah Daerah dalam pembangunan sektor sanitasi

yang mencakup aspek perencanaan, penganggaran dan tata pemerintahan yang baik (good governance).

Kedua kondisi dasar (baseline) ini, baik di tingkat penerima manfaat maupun Pemerintah Daerah, akan

digunakan sebagai dasar bagi monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Hibah.

Kegiatan baseline akan dilakukan setelah persetujuan program tahunan diperoleh. Kegiatan ini akan

dilaksanakan oleh Tim Konsultan yang didanai oleh Donor, berkoordinasi dengan CPMU dan PPMU. Tim

Konsultan Baseline akan bekerja sama dengan Tim Konsultan Penilaian Kesiapan Daerah khususnya dalam

pengumpulan data baseline yang terkait dengan kinerja Pemerintah Daerah.

Adapun lingkup tugas Tim konsultan Baseline adalah:

a. Mengumpulkan data dan informasi tentang tingkat kinerja Pemerintah Daerah peserta program

dalam pembangunan sektor sanitasi, termasuk di dalamnya adalah data-data yang dapat

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 24

digunakan untuk pengukuran indikator good governance seperti transparansi, akuntabilitas, pelibatan

partisipasi publik (lihat lampiran-1);

b. Mengumpulkan data dan informasi dari penerima manfaat di setiap lokasi kegiatan yang telah

disetujui dengan metode survei yang relevan. Data yang akan dikumpulkan meliputi komposisi dan

ukuran rumah tangga, kondisi sosial ekonomi/tingkat kemiskinan, praktek sanitasi dan higiene, serta

tingkat partisipasi perempuan dalam pembangunan sanitasi;

c. Mengumpulkan data dan informasi mengenai kualitas lingkungan terutama badan air di lokasi

program;

d. Membuat database yang terintegrasi untuk memudahkan kegiatan verifikasi dan evaluasi

program.

7.3 Verifikasi Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Verifikasi akan dilaksanakan oleh PPMU setiap tahun anggaran dibantu oleh Tim Konsultan Verifikasi

yang meliputi:

a. Untuk sektor air limbah, verifikasi terhadap jumlah SR yang terpasang dan dapat beroperasi;

b. Untuk sektor persampahan, verifikasi terhadap komponen kegiatan yang telah dibangun dan

beroperasi;

c. Verifikasi terhadap pemenuhan standar teknis DJCK dan sesuai dengan DPA tahun berjalan;

d. Verifikasi bahwa prasarana/fasilitas yang dibangun telah difungsikan dan dikelola dengan baik;

e. Penyusunan laporan kondisi prasarana yang telah dibangun dan memberikan rekomendasi kepada

PPMU mengenai kelayakan pembayaran dana hibah yang dicairkan.

25 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

8. Tata Cara Pelaksanaan Program Australia Indonesia Untuk Pembangunan Sanitasi

Tata cara pelaksanaan Program Hibah Australia Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi mulai dari mekanisme hibah,

pengusulan calon penerima hibah, pelaksanaan program, permintaan pencairan dana hibah, pencairan dana

hibah hingga kelengkapan dokumen yang harus dilampirkan untuk pencairan dana hibah akan dijelaskan sebagai

berikut:

8.1 Mekanisme Hibah

a. Identifikasi awal dan sosialisasi program;

b. Appraisal/penilaian terhadap usulan program;

c. Persetujuan program pembangunan sarana sanitasi TA 2013-2014;

d. Penyusunan rencana komprehensif Pemda;

e. Penerbitan Surat Persetujuan Penerusan Hibah oleh DJPK, Kemenkeu;

f. Penandatanganan PPH (Perjanjian Penerusan Hibah);

g. Baseline Survey;

h. Pelaksanaan konstruksi yang didanai APBD (konstruksi bisa dilaksanakan setelah appraisal dan penerbitan

SPPH);

i. Verifikasi pelaksanaan kegiatan;

j. Rekomendasi CPMU;

k. Pengajuan pencairan dana hibah oleh Pemda;

l. Pembayaran dana hibah.

8.2 Mekanisme Pengusulan Calon Penerima Hibah

a. DJCK menyiapkan kriteria calon penerima hibah;

b. DJCK melakukan pendataan pemerintah daerah calon penerima hibah;

c. DJCK melakukan sosialisasi rencana program hibah kepada kabupaten/kota;

d. DJCK menerima surat minat dan kesanggupan dari Pemerintah provinsi/kabupaten/kota untuk mengikuti

Program Australia Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi;

e. DJCK dibantu oleh konsultan menilai dokumen usulan kegiatan dari masing-masing pemerintah daerah;

f. DJCK menyiapkan daftar calon penerima hibah;

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 26

g. DJCK merekomendasikan daftar calon penerima hibah kepada Kementerian Keuangan c.q. DJPK;

h. DJCK melakukan penilaian terhadap kesiapan dan kelayakan masing-masing calon penerima hibah dan

menyiapkan rekomendasi penetapan penerima hibah kepada Menteri Keuangan;

i. Menteri Keuangan menerbitkan Surat Persetujuan Penerusan Hibah (SPPH);

j. DJCK menyiapkan konsep dokumen PPH;

k. Menteri Keuangan dan Kepala Daerah penerima hibah melakukan penandatanganan PPH.

8.3 Mekanisme Pelaksanaan

a. Setelah Pemerintah Daerah menyampaikan surat minat dan menyiapkan RKA-SKPD atau DPA-SKPD TA

2013–2014 yang memuat usulan kegiatan yang akan digantikan dengan menggunakan dana hibah, Ditjen

Cipta Karya dan Donor akan menilai kegiatan yang diusulkan;

b. Daerah menetapkan kegiatan-kegiatan yang diusulkan untuk diganti dengan dana hibah, menyiapkan dana

APBD (PAD, DAU, DBH) untuk membiayai pelaksanaannya, mengalokasikan kegiatan tersebut dalam

APBD tahun bersangkutan termasuk penyiapan dokumen perencanaannya;

c. DJCK akan melakukan penilaian terhadap usulan kegiatan, apabila usulan kegiatan sesuai dengan persyaratan

DJCK akan merekomendasikan Pemda untuk mendapatkan hibah kepada Kementerian Keuangan (DJPK);

d. DJPK akan menerbitkan Surat Persetujuan Penerusan Hibah (SPPH) dan Perjanjian Penerusan Hibah (PPH);

e. Setelah penerbitan PPH, Kepala Daerah sebagai Penerima Hibah menetapkan unit kerja yang akan

melaksanakan kegiatan;

f. Daerah melaksanakan kegiatan/program yang disebut dalam butir b di atas dan yang tercantum dalam

RKA-SKPD atau DPA-SKPD TA 2013 - 2014, sesuai rencana tahunan yang diajukan dan sudah mendapatkan

persetujuan pelaksanaan kegiatan oleh DJCK (CPMU);

g. Ditjen Cipta Karya (CPMU) akan memonitor pelaksanaan kegiatan dalam butir f;

h. Ditjen Cipta Karya (CPMU) akan melakukan baseline survey untuk mengetahui kondisi awal dari masyarakat

penerima manfaat dan tingkat kinerja Pemda dalam pembangunan sektor sanitasi (lihat butir 7.2).

27 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Gambar 8.1. Mekanisme Pelaksanaan Program Hibah sAIIG

Dinas

Pemda Mengusulkan

Program Sanitasi

Disain Proyek & PMM

DJCKMenilai

DJCK Mengusulkan

Hibah ke DJPK

DJPK Mengirim SPPH ke Pemda

DJPKMenyusun SPPH untuk

ditandatangan oleh Pemda

Pemda Menyiapkan

Program Tahap I

DJCK Setuju

Program

IndII Konsultan Appraisal

Program yang

Disetujui

IndII Konsultan Persiapan Program

IndII KonsultanVerifikasi Konsultan

Baseline

1

2

3

Pelaksanaan Program

Konsultan Oversight

Konsultan Verifikasi

Permintaan Verifikasi

Pelaksanaan Verifikasi

Pembayaran ke Rekening

Pemda

Pembayaran

5

5

6

4

7 8

9

10

4a

5b5c

5d

Permintaan Pembayaran

Pemda

DJPK

DJCK

IndII / Konsultan

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 28

8.4 Mekanisme Permintaan Pencairan Dana Hibah

Pencairan dana hibah dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:

a. DCJK menetapkan jadwal verifikasi dan menugaskan konsultan independen untuk melakukan verifikasi;

b. Dilakukan verifikasi terhadap pekerjaan yang dibiayai dari dana APBD TA 2013, dan 2014 yang telah

selesai dilaksanakan;

c. Verifikasi selanjutnya dilakukan setiap akhir tahun anggaran atas pelaksanaan proyek/kegiatan

yang diusulkan;

d. Hasil verifikasi digunakan sebagai bahan rekomendasi DJCK untuk pencairan dana hibah melalui

Kementerian Keuangan kepada Pemerintah Daerah;

e. CPMU selanjutnya atas nama DJCK akan menerbitkan surat kepada DJPK menyampaikan

rekomendasi pencairan dana hibah kepada kabupaten/kota.

8.5 Mekanisme Pencairan Dana Program Hibah

Tata cara pencairan dana Program Hibah dilakukan melalui mekanisme yang diatur lebih lanjut dalam PPH, dan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait hibah daerah dan tata cara penyaluran hibah kepada

pemerintah daerah.

Gambar 8.2. Mekanisme Pencairan Dana Program Hibah sAIIG

Dinas Terkait

29 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

8.6 Kelengkapan Dokumen yang Harus Dilampirkan

Setiap permintaan pencairan dana hibah dari penerima hibah, harus dilampiri dokumen sebagai berikut:

a. Rangkuman mengenai pelaksanaan kegiatan tahun berjalan, yang meliputi:

(i) Copy SPM

(ii) Copy SP2D

b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak Kepala Daerah mengenai penggantian dana hibah (sesuai format

terlampir);

c. Copy DPA SKPD TA berjalan;

d. Surat Rekomendasi dari DJCK mengenai hasil verifikasi pelaksanaan kegiatan pada setiap tahun anggaran;

e. Dokumen pendukung lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang terkait.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 30

9. Pelaporan, Pemantauan, dan Evaluasi

Pelaporan dilaksanakan oleh setiap unit di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota sebagaimana diuraikan dalam

Bab 6. Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh PPMU dibantu oleh tim konsultan yang ditunjuk. Kegiatan

pemantauan dan evaluasi yang dilakukan PPMU (per provinsi) dan CPMU (nasional) mencakup:

1. Kemajuan pekerjaan dan kualitas hasil pekerjaan sesuai skema Program Hibah;

2. Evaluasi kegiatan pada akhir tahun, untuk melihat kesesuaian pelaksanaan kegiatan TA 2013 dan 2014

dengan program;

3. Evaluasi kegiatan pada akhir tahun, untuk melihat kesesuaian pelaksanaan kegiatan TA 2013 dan 2014

dengan rencana program dan untuk menilai keberlanjutan prasarana sanitasi yang dibangun melalui Program

Hibah.

31 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

10. Penutup

Sumber dana Program Hibah berasal dari dana hibah Pemerintah Australia yang akan diberikan kepada Pemerintah

Daerah. Program Hibah ini dimaksudkan sebagai insentif bagi Pemerintah Daerah agar bersedia meningkatkan alokasi

dana kepada sektor air limbah dan persampahan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah yang selama ini dirasakan

masih kurang.

Dengan mengikuti Program Hibah ini Pemerintah Daerah penerima hibah diharapkan dapat meningkatkan kualitas

pengelolaan air limbah dan persampahan yang aman bagi lingkungan.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 32

LAMPIRAN

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

33

Lampiran-1: Prinsip-prinsip Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)

Prinsip-prinsip tata pemerintahan yang harus dipenuhi:

1. Pembentukan Unit Pengadaan sesuai persyaratan dalam PP54/2010

2. Pembentukan institusi pengelola system air limbah (UPTD, BLUD atau PD)

3. Pembentukan e-procurement dan pelaporan

4. Komitmen penganggaran biaya operasi dan pemeliharaan yang memadai

5. Penyampaian Laporan berkala triwulan atas pelaksanaan program Hibah tepat waktu.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

34

Lampiran-2: Pedoman Standar Teknis Prasarana Air Limbah dan Persampahan

Lampiran-2 a: Sektor Air Limbah 1. Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal

Gambaran Umum

Kriteria daerah yang dapat diusulkan untuk dilayani dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpusat

skala lingkungan ini adalah:

a. Perkampungan dengan kepadatan tinggi;

b. Sebagian besar penduduk sudah memiliki sambungan air bersih dari PDAM atau sumur pompa yang terjamin

kontinuitasnya;

c. Lokasi tidak dilewati oleh kendaraan berat dan;

d. Memiliki kemiringan tanah sebesar >1%.

Komponen sistem ini adalah :

a. Sambungan Rumah

Sambungan rumah terdiri dari pipa persil dan Bak Kontrol (Inspection chamber) atau Clean Out. Pipa persil

adalah pipa saluran yang terletak di halaman rumah dan langsung menerima air buangan dari instalasi

plambing bangunan. Memiliki diameter minimal 75 mm dengan kemiringan pipa 2%. Bak kontrol adalah

lubang (tempat) untuk melakukan perawatan dan kontrol aliran dalam pipa persil.

b. Pipa Servis

Pipa servis adalah pipa saluran yang menerima air buangan dari pipa persil (rumah) yang kemudian akan

menyalurkan air buangan tersebut ke pipa lateral. Diameter pipa servis minimal 100 mm dengan kemiringan

pipa 0.5 - 1%.

c. Pipa Lateral

Pipa lateral adalah pipa saluran yang menerima aliran dari pipa servis untuk dialirkan ke IPAL, terletak di

sepanjang jalan sekitar daerah pelayanan. Diameter pipa induk 100 mm sampai 200 mm, dengan kemiringan

pipa sebesar 0,5 - 1% dan diutamakan dengan sistem pengaliran secara grafitasi.

d. Bak Kontrol

Bak kontrol adalah salah satu bangunan perlengkap sistem penyaluran air buangan yang berfungsi sebagai

tempat memeriksa, memperbaiki, dan membersihkan jaringan pipa dari kotoran yang mengendap dan

benda-benda yang tersangkut selama pengaliran, serta untuk mempertemukan beberapa cabang saluran

dari pipa servis dan lateral baik dengan ketinggian sama maupun berbeda. Bak kontrol dapat ditempatkan

pada: (i) permulaan pipa servis, (ii) setiap perubahan arah, (iii) setiap perubahan diameter (iv) setiap

pertemuan atau percabangan beberapa pipa.

e. IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah )

IPAL adalah bangunan yang berfungsi mengolah air limbah yang dialirkan melalui sistem perpipaan. Setelah

melalui proses pengolahan, effluent IPAL tersebut diharapkan sudah memenuhi persyaratan kualitas air

limbah yang ditetapkan sehingga dapat dibuang ke badan air di sekitarnya.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

35

2. Peraturan Sektor Air Limbah

Standar Nasional Indonesia yang digunakan dalam perencanaan dan pelaksaan Sistem Air Limbah Perpipaan

Lingkungan adalah:

Tabel 1: Standar Terkait Sektor Air Limbah

Nomor SNI Deskripsi

SNI 06-0162-1987

Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di luar bangunan

SNI 03-6481-2000 Sistem Plambing

SNI 03-6379-2000 Spesifikasi dan tata cara pemasangan perangkap bau

SNI 19-6409-2000 Tata cara pengambilan contoh limbah tanpa pemadatan dari truk

SNI 19-6447-2000 Metode pengujian kinerja lumpur aktif

SNI 19-6466-2000 Tata cara evaluasi lapangan untuk sistem peresapan pembuangan air limbah rumah tangga

SNI 2835:2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah

SNI 03-2398-2002 Tata cara perencanaan tangki septik dengan sistem resapan

SNI 03-2399-2002 Tata cara perencanaan bangunan MCK umum

SNI 03-6368-2002 Spesifikasi pipa beton tidak bertulang untuk saluran air limbah, saluran air hujan, dan

gorong-gorong

SNI 1976-2008 Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

SNI 1972:2008 Cara uji slump beton

SNI 1973:2008 Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

SNI 2442:2008 Spesifikasi kereb beton untuk jalan

SNI 2458:2008 Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

SNI 4817:2008 Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

SNI 3472:2009 Pengelasan saluran pipa dan fasilitas yang terkait

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

36

3. Spesifikasi Teknis

a. Sambungan Rumah

Sambungan rumah terdiri dari pipa persil dengan diameter minimal 75 mm: dilengkapi dengan Bak Kontrol

atau Clean Out (CO). Spesifikasi pipa persil dan CO mengikuti spesifikasi perpipaan jaringan (pipa servis dan

lateral). Pemasangan pipa persil pada kedalaman 50 cm sampai 80 cm dilengkapi dengan trust block pada

sambungannya. Pada Sambungan rumah ini harus dilengkapi dengan Out let Trap/(S-bend ) untuk mencegah

aliran balik bau menuju toilet.

Gambar L2.1 Sistem Sambungan Rumah

b. Jaringan Perpipaan Air Limbah

Pipa yang digunakan adalah PVC khusus untuk air limbah dengan mengacu pada standar Tata Cara

Perencanaan Air Limbah Terpusat tentang Pedoman Perencanaan dari Kementerian Pekerjaan Umum. Pipa

PVC tersebut mempunyai panjang 6 m yang dilengkapi dengan: i) Nama pabrik, (ii) No produksi, (iii) Nominal

diameter. Pipa harus sama dan seragam antara satu dengan yang lainnya, dan tidak mengalami retak-retak

atau cacat lainnya. Assesoris yang digunakan harus dibuat oleh pabrik yang sama dengan pipa.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

37

c. Bak Kontrol

Terdapat beberapa bentuk yang dapat digunakan untuk daerah pelayanan dengan kondisi tertentu:

1. Bentuk persegi panjang atau bujur sangkar, digunakan apabila:

(i) Beban yang diterima kecil;

(ii) Kedalaman kecil (75-90 cm);

(iii) Ukuran 60 cm x 60 cm atau 60 cm x 40 cm.

2. Bentuk bulat, digunakan apabila:

(i) Beban yang diterima besar, baik vertikal maupun horizontal;

(ii) Kedalaman besar > 100 cm;

(iii) Diameter 60 cm sd 90 cm.

3. Spesifikasi Bak Kontrol:

(i) Tutup bak kontrol dari beton precast atau cast iron dilengkapi dengan frame yang bisa disesuaikan

mengikuti level permukaan jalan;

(ii) Bahan yang digunakan adalah konstruksi beton, pasangan batu kali, pasangan batu bata;

(iii) Dinding dan pondasi bak kontrol harus kedap air. Ketebalan dinding 10 - 12,5 cm;

(iv) Saluran dalam bak kontrol berbentuk U (U-shaped) atau setengah lingkaran. Kedalaman saluran

sama dengan diameter pipa air buangan agar tidak terjadi luapan pada lantai dasar. Kemiringan

salurannya 2.5%. Permukaan saluran dilapisi dengan semen sehingga halus. Untuk kondisi tanah

yang buruk, digunakan sambungan flexible point.

d. Water Test

Setelah sistem perpipaan terpasang harus dilakukan water test untuk menguji tingkat kebocoran sambungan

pipa serta kualitas pemasangan pipa. Water test ini mengacu kepada standard of BS 8005:Part 1 or EN 1610.

Water test dilakukan dengan cara tanpa tekanan dengan mengisi penuh pipa dengan air kemudian didiamkan

selama selama 2 jam. Kemudian dilakukan pencatatan setiap 5 menit untuk mengetahui tinggi permukaan

air. Kemudian di catat kehilangan air setiap 30 menit untuk mengetahui tingkat kebocoran. Kebocoran yang

diperbolehkan maksimum 0,5 liter per m panjang pipa per m diameter pipa selama 30 menit.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

38

4. IPAL

a. Anaerobic Baffled Reactor (ABR)

Berupa bak dengan beberapa kompartemen dimana air limbah akan diolah secara anaerob.

ABR dapat terbuat dari beton maupun Glass Reinforced Fiber (GRF).

Gambar L2.2 Anaerobic Baffled Reactor

b. Anaerobic Upflow Filter (AUF)

Berupa bak dengan beberapa kompartemen yang dilengkapi dengan filter (batu vulkano, bioball,

atau media lain). Air limbah akan diolah secara anaerob. Aerobic Filter dapat terbuat dari beton

maupun GRF.

Gambar L2.3 Anaerobic Upflow Filter

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

39

Typical Bak Kontrol

Gambar L2.4 Contoh Gambar Typical Bak Kontrol

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

40

Typical Bak Kontrol Cabang 3 dan 4

Gambar L2.5 Contoh Gambar Typical Bak Kontrol Cabang 3 dan 4

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

41

Tampak Atas dan Potongan Bak Kontrol

Gambar L2.6 Contoh Gambar Potongan Bak Kontrol

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

42

Jenis Pemasangan Perpipaan

Gambar L2.7 Contoh Gambar Jenis Pemasangan Perpipaan

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

43

Lampiran-2 b: Sektor Persampahan

Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Gambaran Umum

Stasiun Peralihan antara yang selanjutnya disingkat SPA, adalah sarana pemindahan dari alat angkut kecil ke alat angkut

lebih besar dan diperlukan untuk kabupaten/kota yang memiliki lokasi TPA jaraknya lebih dari 25 km yang dapat dilengkapi

dengan fasilitas pengolahan sampah sebagaimana diatur dalam PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PRASARANA DAN SARANA

PERSAMPAHAN DALAM PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH

TANGGA

Adapun persyaratan bagi kabupaten/kota dalam membangun SPA, harus memenuhi persyaratan teknis (Pasal 31

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 TENTANG

PENYELENGGARAAN PRASARANA DAN SARANA PERSAMPAHAN DALAM PENANGANAN SAMPAH RUMAH

TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA):

1. SPA skala kota harus memenuhi persyaratan teknis seperti:

a. Luas SPA lebih besar dari 20.000 m2;

b. Produksi timbulan sampah lebih besar dari 500 ton/hari;

c. Penempatan lokasi SPA dapat di dalam kota;

d. Fasilitas SPA skala kota dilengkapi dengan ramp, sarana pemadatan;

e. Sarana alat angkut khusus dan penampungan lindi;

f. Pengolahan lindi dapat dilakukan di SPA atau TPA;

g. Lokasi penempatan SPA ke permukiman terdekat paling sedikit 1 km.

2. SPA skala lingkungan hunian harus memenuhi persyaratan teknis seperti:

a. Luas SPA paling sedikit 600 m2;

b. Produksi timbulan sampah 20 – 30 ton/hari;

c. Lokasi penempatan di titik pusat area lingkungan hunian;

d. Fasilitas SPA skala kota dilengkapi dengan ramp dan sarana pemadatan dan penampungan lindi;

e. Pengolahan lindi dapat dilakukan di SPA atau TPA.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

44

Lampiran-3: Kesetaraan Gender

Aspek kesetaraan gender telah diatur secara khusus melalui Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan

Gender dalam Pembangunan Nasional. Inpres tersebut menginstruksikan semua pejabat dari tingkat menteri sampai

walikota/bupati untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan dan program pembangunan nasional. Demikian juga kebijakan program

bantuan Pemerintah Australia (Australian Aid) yang menetapkan aspek kesetaraan dan keadilan gender harus

dipertimbangkan dan diintegrasikan dalam pengelolalaan program bantuan.

1. Pernyataan Komitmen

Pemerintah Daerah harus mengirimkan surat pernyataan komitmen untuk bersedia menerapkan pendekatan

kesetaraan gender dalam program sAIIG.

Surat tersebut dikirimkan kepada Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum bersamaan

dengan proposal pengajuan mengikuti program sAIIG. Format 1 di bawah akan digunakan sebagai contoh surat

pernyataan komitmen.

Surat tersebut akan menjadi pertimbangan untuk memilih daerah yang akan diterima dalam program sAIIG.

2. Rencana Aksi Gender

A. Setelah terpilih di dalam program sAIIG, pemerintah Daerah harus membuat Rencana Aksi Gender yang

berisikan langkah-langkah sebagai berikut yang dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.

Dalam proses perencanaan dan persiapan program sAIIG, Pemerintah Daerah dapat menyelenggarakan

konsultasi publik dan harus melibatkan laki-laki dan perempuan.

o Tujuannya adalah untuk memberikan informasi awal tentang program kepada kelompok perempuan

dan laki-laki dan memperoleh masukkan dari mereka masing-masing.

o Partisipasi kelompok perempuan dalam konsultasi publik harus bersifat proporsional. Diharapkan

kehadiran kelompok perempuan dapat mencapai 50% atau minimal 40% dari jumlah peserta yang

diundang.

o Konsultasi publik dapat dilakukan di tingkat kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan, RW atau RT.

o Format 3 akan digunakan untuk memantau partisipasi perempuan dan laki-laki dalam proses

perencanaan dan persiapan program.

Seiring dengan pelaksanaan program harus juga dilakukan kegiatan sosialisasi dan penyadaran publik

tentang keterlibatannya dalam program sAIIG dengan melibatkan kelompok perempuan dan laki-laki.

o Sosialisasi dan penyadaran publik dilakukan untuk memberikan informasi tentang :

Operasi dan manfaat program air limbah dan persampahan dan cara mendapatkan sambungan

air limbah.

Biaya yang harus dikeluarkan, perawatannya, kebersihan dan pola hidup sehat (hygiene).

o Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kelompok laki-laki dan perempuan di daerah memiliki

informasi yang cukup mengenai program sAIIG dan untuk mendorong mereka dapat berpartisipasi

aktif dalam program tersebut.

o Partisipasi kelompok perempuan dalam kegiatan sosialisasi harus bersifat proporsional. Diharapkan

kehadiran kelompok perempuan dapat mencapai 50% atau minimal 40% dari jumlah peserta yang

diundang.

o Jika kegiatan sosialisasi menggunakan materi cetak seperti brosur maka materi tersebut juga harus

didistribusikan kepada kelompok laki-laki dan perempuan di semua tingkat. Jika kegiatan sosialisasi

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

45

menggunakan media radio dan televisi maka narasumber/pembawa acara harus laki-laki dan

perempuan dan issu sanitasi yang berhubungan dengan perempuan harus didiskusikan.

o Sosialisasi dapat dilakukan di tingkat kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan, RW atau RT.

o Format 4 akan digunakan untuk memantau partisipasi perempuan dan laki-laki dalam kegiatan

sosialisasi.

Diharapkan agar keterwakilan perempuan dalam organisasi pengelola program sAIIG di tingkat

kabupaten/kota untuk persiapan pelaksanaan maupun verifikasi.

o Dengan adanya masukkan dari perempuan sejak awal diharapkan program tersebut menjadi tepat

sasaran.

o Memudahkan komunikasi dengan kelompok perempuan sehingga pelaksanaan program dilapangan

menjadi lebih efektif.

o Diharapkan adanya keterwakilan perempuan dalam tim tersebut sebesar 30% atau lebih dan dapat

berpartisipasi aktif. Hal ini juga disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

B. Contoh Rencana Aksi Gender dapat dilihat pada Format 2.

C. Rencana Aksi Gender dan struktur pengelola program harus dikirimkan ke Direktorat Jenderal Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah Pemerintah Kabupaten/Kota diterima

pada program sAIIG.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

46

Format 1. Contoh Surat Pernyataan Komitmen terhadap Kesetaraan Gender

Perihal : Pernyataan Komitmen tentang Kesetaraan Gender dalam Program sAIIG

Kepada Yth.

Dirjen Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum

Republik Indonesia

di

Jakarta

Dengan hormat,

Berkaitan dengan ketentuan pengelolaan program sAIIG, maka dengan ini kami Pemerintah Kabupaten/Kota

………………………………………………, berkomitmen dan bersedia untuk melaksanakan pendekatan kesetaraan

gender dalam perencanaan dan pelaksanaan program sAIIG di Kabupaten/Kota kami.

Komitmen ini akan kami buktikan melalui rencana aksi gender yang akan kami kirimkan setelah mendapat

persetujuan sebagai penerima program sAIIG. Selanjutnya, kami akan mengacu pada pedoman pengelolaan proyek.

Demikian kami sampaikan untuk mendapatkan persetujuannya.

Bupati/ Walikota

Kabupaten/Kota …………………………………………………………………………….

(Nama dan Tanda Tangan)

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

47

Format 2: Rencana Aksi Gender Program sAIIG

Pemerintah Kabupaten/Kota …………………………………………………….

Rencana aksi ini minimal menguraikan informasi seperti matriks berikut:

No Jenis Kegiatan Rencana Kegiatan

(Kegiatan yang akan

dilakukan)

Penanggung

jawab

Waktu/ lokasi Sasaran

1 Konsultasi Publik

2 Sosialisasi/ penyadaran

publik

3 Keterwakilan

Perempuan dalam

organisasi pengelola

program

Bupati/Walikota

Kabupaten/Kota ………………………………………………………….

(Nama dan Tanda Tangan)

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

48

Format 3: Pemantauan Kegiatan Konsultasi Publik

No Konsultasi Publik Tempat Waktu Kelompok Sasaran

Judul kegiatan

Tujuan rapat

Topik pembahasan

Daftar hadir:

Jumlah perempuan ……

Jumlah laki-laki ………

Nama kelompok/

organisasi………………..

Contoh Contoh Contoh Contoh

1. Rapat Perencanaan program

sAIIG

Tujuan…

Topik….

Kec………………….

Kelurahan……….

RW/RT…………….

17 September

2012 pk 16.00

WIB

Total Kehadiran: 30 org

Perempuan = 15 orang

Laki-laki = 15 orang

PKK RT…..

2. Rapat Koordinasi pelaksanaan

program

Tujuan…

Topik…

Kec………………….

Kelurahan……….

RW/RT

26 September

2012 pk 09.00

WIB

Total Kehadiran: 25 org

Perempuan = 13 orang

Laki-laki = 12 orang

PKK RT…..

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

49

Format 4: Form rencana kegiatan sosialisasi dan penyadaran publik

No Kegiatan Sosialisasi dan

Penyadaran Publik

Tempat Waktu Kelompok Sasaran

Judul kegiatan

Tujuan rapat

Topik pembahasan

Daftar hadir:

Jumlah perempuan ……

Jumlah laki-laki ………

Nama kelompok/

organisasi………………..

1. Contoh:

Pertemuan sosialisasi

program sAIIG

Contoh:

Kec.......

Kelurahan.......

RT/RW........

Contoh:

17 Oktober 2012 pk

16.00 WIB

Contoh:

Total Kehadiran: 30 org

Perempuan = 15 orang

Laki-laki = 15 orang

PKK RT…..

2. Penyuluhan tentang

sanitasi sehat

Kec.......

Kelurahan.......

RT/RW........

26 Oktober 2012 pk

09.00 WIB

Total Kehadiran: 25 org

Perempuan = 13 orang

Laki-laki = 12 orang

PKK RT…..

3.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

50

Lampiran- 4: Dampak Lingkungan dan Rencana Mitigasi

1. Peraturan

Sebagai salah satu program yang didanai oleh Pemerintah Australia, sAIIG diminta untuk mengikuti peraturan

Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia mengenai perlindungan lingkungan dan perjanjian multilateral

terkait. Di bawah Commonwealth of Australia Environment Protection and Biodiversity Conservation Act 1999 (EPBC

Act) IndII secara hukum wajib untuk memastikan bahwa kriteria yang sesuai dalam hal kepatuhan dan perlindungan

lingkungan telah dimasukkan dalam semua kegiatan sAIIG. Peraturan di Indonesia yang sesuai dengan manajemen

dan perlindungan lingkungan mencakup UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan, PP

No. 27/2012 tentang Izin Lingkungan, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5/2012 tentang Jenis Rencana

Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13/2010 tentang

UKL-UPL dan SPPLH.

2. ECOMAP

Pemenuhan terhadap daya dukung lingkungan dan Proses Manajemen Lingkungan (ECOMAP) menggabungkan

antara peraturan Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia dalam mengukur manajemen dan perlindungan

lingkungan untuk semua kegiatan IndII, termasuk sAIIG harus diikuti disetiap tahap perencanaan sub-proyek.

Beberapa langkah dalam usaha perlindungan lingkungan tersebut antara lain:

Langkah pertama adalah Pemerintah Australia mengkaji kegiatan untuk menentukan sejauh mana analisa

lingkungan diperlukan, baik sebagai strategi Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Analisa Dampak

Lingkungan yang lebih rinci.

Langkah kedua adalah menerapkan kriteria-kriteria sebagaimana dalam peraturan Pemerintah Indonesia yang

berkaitan dengan aspek lingkungan seperti Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5/2012 tentang Jenis

Rencana Usaha dan/atau Kegiata Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/2008 (untuk

UKL/UPL) untuk menentukan level pelaporan lingkungan yang diperlukan.

3. Analisis Dampak Strategi

Usulan kegiatan Pemda untuk program sAIIG yang memerlukan Analisa Dampak Strategis berdasarkan UU

No. 32/2009 tentang Manajemen dan Perlindungan Lingkungan harus dikonsultasikan dengan Kementrian

Lingkungan Hidup untuk mengkonfirmasi format dan tingkat kedalaman analisis tersebut.

4. Manajemen Lingkungan/Rencana Monitoring

Apabila kegiatan sAIIG berpotensi menimbulkan dampak negatif hanya terhadap lingkungan dan sosial tertentu,

makadiperlukan UKL/UPL sesuai Peraturan Menteri PU No.10 Tahun 2008.

5. Analisa Dampak Lingkungan

Jenis kegiatan yang memerlukan analisa dampak lingkungan mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

No. 5/2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL.

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

51

Lampiran-5 : Format Surat Minat untuk Mengikuti Program

BUPATI/WALIKOTA………………………………

No.: Kota/ Kabupaten, ….……. 20….

Kepada Yth.:

Bapak Direktur Jenderal Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum

Jl. Pattimura No. 20,

Kebayoran Baru,

Jakarta Selatan 12110

Perihal: Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG)

Menindaklanjuti acara Sosialisasi Program Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG), pada

tanggal………………., di……..………., /surat dari Direktur Jenderal Cipta Karya No……………..tanggal …………..

perihal Program Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG) (bila ada) serta melengkapi surat

kami tertanggal (bila sudah pernah mengirim)………………………….., bersama ini kami sampaikan minat dan

kesanggupan Pemkab/Pemkot …….…. untuk mengikuti program hibah tersebut pada tahun 2012 dan/atau 2013

dan 2014, dan bersedia mengalokasikan dana APBD/ APBD-P (*) DPAD TA 2012 dan/ atau 2013 dan 2014,

sebesar RP………………(……milyar Rupiah), untuk membiayai fasilitas pengelolaan air limbah dan persampahan,

yang direncanakan sebagaimana terlampir. (mohon dilampirkan rencana komprehensif kegiatan yang akan

dilakukan, format terlampir)

Demikian disampaikan, atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.

Bupati/Walikota ………………

……………………………….

Tembusan Kepada Yth :

1. Direktur Bina Program, Ditjen Cipta Karya

2. Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Ditjen Cipta Karya

3. Ketua DPRD Kab/Kota ……

4. Kepala Bappeda Kab/Kota ………..

5. Direktur PD Kebersihan/PD PAL Kab/Kota …..

(*): dalam hal akan dialokasikan di APBD-P, mohon dapat dilengkapi dengan surat persetujuan DPRD

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

52

Lampiran-6 : Format Permintaan Penyaluran Hibah

(KOP SURAT)

Nomor Lampiran Perihal

: : :

..................................(1)

..................................(2) Permintaan Penyaluran Hibah

Kepada Yth. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan RI selaku Kuasa Pengguna Anggaran Hibah Jl. Wahidin No. 1 Jakarta

Berdasarkan Perjanjian Penerusan Hibah/Perjanjian Hibah Daerah No........(3), tanggal ..........(4), bersama ini kami mengajukan Permintaan Penyaluran Hibah untuk kegiatan ........................(5) Tahun Anggaran......(6) sebesar Rp. ........................(7) (...............................(8) rupiah).

Dana hibah dimaksud agar disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ............(9), pada

Bank ......................(10) dengan Nama Rekening................(11) No. Rekening: ....................................(12). Untuk mendukung Permintaan Penyaluran Hibah tersebut, dengan ini dilampirkan dokumen-dokumen pendukung sebagai berikut: a) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak; b) Surat Pertimbangan Penyaluran Hibah dari Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non Kementerian; c) .............................................................................................................. (13)

Demikian disampaikan, dan atas perhatian Bapak diucapkan terima kasih.

.............., tanggal....................... (14) .................................................. (15) (16) ................................................ (17) NIP........................................... (18)

Tembusan Kepada Yth.:

1. Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum;

2. Ketua CPMU Program Hibah Air Minum dan Sanitasi;

3. Technical Director Water & Sanitation, IndII Facility.

Stempel

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 53

PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMINTAAN PENYALURAN HIBAH

NOMOR URAIAN ISIAN

(1) Diisi nomor urut surat

(2) Diisi berkas yang dilampirkan

(3) Diisi nomor Perjanjian Hibah Daerah atau Perjanjian Penerusan Hibah

(4) Diisi tanggal Perjanjian Hibah Daerah atau Perjanjian Penerusan Hibah

(5) Diisi nama kegiatan hibah

(6) Diisi tahun anggaran permintaan penyaluran hibah

(7) Diisi nilai permintaan penyaluran hibah (dalam angka)

(8) Diisi nilai permintaan penyaluran hibah (dalam huruf)

(9) Diisi nama pemerintah daerah

(10) Diisi nama bank tujuan penyaluran hibah

(11) Diisi nama rekening bank pemerintah daerah

(12) Diisi nomor rekening bank pemerintah daerah

(13) Diisi dokumen lain yang dipersyaratkan dalam perjanjian hibah

(14) Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun pembuatan surat

(15) Diisi jabatan yang bertanda tangan (Gubernur atau Bupati/Walikota atau pejabat yang

diberi kuasa)

(16) Diisi tanda tangan (Gubernur atau Bupati/Walikota atau pejabat yang diberi kuasa)

(17) Diisi nama penanda tangan (Gubernur atau Bupati/Walikota atau pejabat yang diberi

kuasa)

(18) Diisi nomor induk pegawai penanda tangan (Gubernur atau Bupati/Walikota atau

pejabat yang diberi kuasa)

(19) Diisi kementerian negara/lembaga pemerintah non kementerian terkait

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

54

Lampiran-7 : Surat Ketersediaan untuk Diverifikasi

Surat Hasil Verifikasi

Provinsi.................................................

Nomor : Kota, ............................20....

Kepada Yth.

Direktur Jenderal Cipta Karya

Cq. Wakil Ketua CPMU Bidang Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

di

Jakarta

Perihal : Hasil Verifikasi Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG)

Berdasarkan hasil verifikasi yang telah yang telah kami lakukan, serta dibantu oleh.............................................,

bersama ini kami sampaikan hasil penilaian pelaksanaan kegiatan Program Hibah Australia - Indonesia untuk

Pembangunan Sanitasi (sAIIG) pada Kab./Kota.................................. adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kegiatan terkait persampahan dan air limbah melalui dana APBD Kab./Kota TA 20.... telah sesuai

dengan Rencana Kegiatan sebagaimana tercatat dalam ”Rencana Komprehensif” (copy Berita Acara pelaksanaan

pekerjaan, SPM, dan SP2D terlampir).

2. Telah diterbitkannya surat pernyataan dari Kepala Daerah berupa pernyataan dan jaminan (copy surat terlampir).

3. Telah dialokasikannya dana hibah di TA 20.... sebesar Rp............................ (...............) sebesar

Rp............................ (................) (copy RKA SKPD atau DPA TA 20.... terlampir).

4. Rencana penggunaan dana hibah di TA 20.... (terlampir).

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Ketua PPMU Program Hibah

Hibah Australia Indonesia untuk

Pembangunan Sanitasi (sAIIG)

Provinsi...................................

............................................

Tembusan Kepada Yth. :

Kepala Dinas PU Provinsi........................

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

55

Lampiran-8 : Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak

(KOP SURAT)

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : ...................................................................................................... (1)

Jabatan : ...................................................................................................... (2)

: ...................................................................................................... (2)

sebagai Pengguna Dana Hibah/Penerusan Hibah/Penerusan Pinjaman sebagai Hibah pada Provinsi/Kabupaten/Kota.............(3)

untuk kegiatan……….(4) dan sesuai dengan Perjanjian Penerusan Hibah/Perjanjian Hibah Daerah No: ..........(5) tanggal ............(6)

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya bertanggungjawab penuh terhadap kebenaran perhitungan dan

penetapan besaran serta penggunaan dana hibah untuk permintaan tahap………..(7) sebesar...........(8) (..............(9) rupiah)

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan menyatakan bahwa kegiatan hibah dimaksud telah dialokasikan

dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran.

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

.........., tanggal....................... (10)

...............................................(11)

(12)

.............................................. (13)

NIP. ....................................... (14)

Tembusan Kepada Yth. :

....................................................................................................................(15)

Materai

Rp.6.000,-

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

56

PETUNJUK PENGISIAN

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

NOMOR URAIAN ISIAN

(1) Diisi nama pengguna dana hibah (Gubernur atau Bupati/Walikota atau pejabat yang

diberi kuasa)

(2) Diisi jabatan pengguna dana hibah (Gubernur atau Bupati/Walikota atau pejabat

yang diberi kuasa)

(3) Diisi nama pemerintah daerah yang menerima hibah

(4) Diisi nama kegiatan hibah

(5) Diisi nomor Perjanjian Penerusan Hibah/Perjanjian Hibah Daerah

(6) Diisi tanggal, bulan, tahun Perjanjian Penerusan Hibah/Perjanjian Hibah Daerah

(7) Diisi tahap penyaluran hibah

(8) Diisi nilai permintaan penyaluran hibah (dalam angka)

(9) Diisi nilai permintaan penyaluran hibah (dalam huruf)

(10) Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun pembuatan surat

(11) Diisi jabatan penanda tangan (Gubernur atau Bupati/Walikota atau pejabat yang

diberi kuasa)

(12) Diisi tanda tangan (Gubernur atau Bupati/Walikota atau pejabat yang diberi kuasa)

(13) Diisi nama penanda tangan (Gubernur atau Bupati/Walikota atau pejabat yang

diberi kuasa)

(14) Diisi nomor induk pegawai penanda tangan jika ada (Gubernur atau

Bupati/Walikota atau pejabat yang diberi kuasa)

(15) Diisi kementerian negara/lembaga pemerintah non kementerian terkait

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

57

RE

NC

AN

A T

AH

UN

AN

P

EN

GG

UN

AA

N H

IBA

H

TA

HU

N

PP

H

: :

…………….

NO..............T

angg

al……………..

KE

TU

A P

IU

……

……

……

……

……

....

....

.

NIP

……

……

……

……

……

..

Lampiran-9 : Contoh Format Rencana Tahunan Kegiatan Hibah (sAIIG)

KE

TE

RA

NG

AN

6

N

ILA

I (R

p.)

JUM

LA

H

5=3+

4

DA

NA

PE

ND

AM

PIN

G *

)

4

HIB

AH

3

UR

AIA

N K

EG

IAT

AN

2

Su

b Ju

mla

h I

Su

b Ju

mla

h I

Jum

lah

(I +

II)

Pe

mb

ula

tan

NO

.

1

I

II

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 58

Lampiran-10 : Surat Rekomendasi

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

No. Kota, ................................20....

Kepada Yth.

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan

Kementerian Keuangan

Jl. Wahidin No. 1

Jakarta

Perihal : Rekomendasi Pencairan Dana Hibah Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG)

Berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilakukan oleh.................................... sebagaimana tertuang pada Surat No....

.............................. tanggal......................................., bersama ini kami sampaikan rekomendasi untuk dapat dilakukan

pencairan dana hibah Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG) kepada Pemerintah

Daerah Kab./Kota ......................................... sebesar Rp.................................. (........................).

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

a.n. Direktur Jenderal Cipta Karya

Ketua CPMU Program Hibah Air Minum dan Sanitasi

.......................................................

Tembusan Kepada Yth.:

1. Bapak Direktur Jenderal Cipta Karya;

2. Direktur Pengembangan PLP, DJCK;

3. PPMU Program Hibah sAIIG Provinsi..................

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

59

Lampiran- 11: Format Laporan Triwulan Pelaksanaan Kegiatan

(KOP SURAT)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

TRIWULAN ... TA 20....

Nama Kegiatan : ...................................... (1)

Periode Laporan : ...................................... (2)

Tahun Anggaran : .......................................(3)

NO. NAMA

KEGIATAN

TANGGAL PELAKSANAAN

TOTAL BIAYA KETERANGAN

MULAI SELESAI

1 2 3 4 5 6

(4) (5) (6) (7) (8) (9)

JUMLAH

..............,tanggal............. (10)

........................................ (11)

( (12)

...................................... (13)

NIP. ............................... (14)

Stempel

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

60

PETUNJUK PENGISIAN

LAPORAN TRIWULAN PELAKSANAAN KEGIATAN

NOMOR URAIAN ISIAN

(1) Diisi nama kegiatan

(2) Diisi periode laporan

(3) Diisi tahun anggaran

(4) Diisi nomor urut

(5) Diisi nama kegiatan hibah

(6) Diisi tanggal pelaksanaan kegiatan mulai

(7) Diisi tanggal pelaksanaan kegiatan selesai

(8) Diisi total biaya

(9) Diisi keterangan

(10) Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun pembuatan laporan

(11) Diisi jabatan penanda tangan (kepala dinas/pejabat yang diberi kuasa)

(12) Diisi tanda tangan (kepala dinas/pejabat yang diberi kuasa)

(13) Diisi nama penanda tangan (kepala dinas/pejabat yang diberi kuasa)

(14) Diisi nomor induk pegawai penanda tangan (kepala dinas/pejabat yang diberi kuasa)

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

61

Lampiran- 12: Format Bukti Penerimaan Hibah/Kuitansi

(KOP SURAT)

Telah terima dari : Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan c.q. Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah

selaku Kuasa Pengguna Anggaran Hibah Kepada Pemerintah Daerah

Untuk Keperluan : Penyaluran Belanja Hibah untuk kegiatan.......................(1)

Dengan rincian :

TAHAP

TANGGAL

DITERIMA JUMLAH (Rp) TERBILANG (dengan huruf)

(2)

(3)

(4)

(5)

Dana tersebut telah diterima pada :

Nomor Rekening : ….................................................................................... (6)

Nama Rekening : ....................................................................................... (7)

Nama Bank : ....................................................................................... (8)

..............., tanggal.......................... (9)

..................................................... (10)

(11)

.....................................................(12)

NIP. ............................................ (13)

Materai

Rp.6.000,-

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

62

PETUNJUK PENGISIAN

BUKTI PENERIMAAN HIBAH/KUITANSI

NOMOR URAIAN ISIAN

(1) Diisi nama kegiatan hibah

(2) Diisi tahapan penyaluran hibah

(3) Diisi tanggal dana diterima

(4) Diisi jumlah dana yang diterima (dalam angka)

(5) Diisi jumlah dana yang diterima (dalam huruf)

(6) Diisi nomor rekening penerima dana

(7) Diisi nama rekening penerima dana

(8) Diisi nama bank penerima dana

(9) Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun pembuatan surat

(10) Diisi jabatan penanda tangan (Gubernur atau Bupati/Walikota atau pejabat yang diberi

kuasa)

(11) Diisi tanda tangan (Gubernur atau Bupati/Walikota atau Bendahara Umum

Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah)

(12) Diisi nama penanda tangan (Gubernur atau Bupati/Walikota atau Bendahara Umum

Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah)

(13) Diisi nomor induk pegawai penanda tangan (Gubernur atau Bupati/Walikota atau

Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah)

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Lam

piran

-12

: F

orm

at R

encan

a P

en

gg

un

aan

Hib

ah d

an D

ana P

en

dam

pin

g

Catatan

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Catatan

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Catatan

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Catatan

Catatan

62 Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

CPMU Hibah Air Minum dan Sanitasi Gedung Heritage Lt. 4 Jl. Pattimura No. 20, ebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 – Indonesia Telp./Fax : +62-21-7228946 http://ciptakarya.pu.go.id Email : [email protected]

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA