program doktor ilmu hukum universitas …eprints.undip.ac.id/51642/1/ringkasan.pdf · 3. 2015 calon...

50
i MODEL PENYELESAIAN KONFLIK PERTANAHAN BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEADILAN RINGKASAN DISERTASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Doktor dalam Ilmu Hukum ERY SETYANEGARA NIM. 11010110500028 PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

Upload: vuquynh

Post on 22-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

i

MODEL PENYELESAIAN KONFLIK PERTANAHANBERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG

BERKEADILAN

RINGKASAN DISERTASI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Doktor dalam Ilmu Hukum

ERY SETYANEGARA

NIM. 11010110500028

PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

Page 2: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

85

4 Penyelesaian KonflikPertanahan Berbasis Pemberdayaan 2014

5Ormas dan LSM dalam Pemberantasan

IndeptPublisisting

20146

Perkara Dalam KonteksIndept

Publisisting2014

72012

8Dalam Memutus Perkara Pidana di 2012

9memutus perkara dalam konteks 2012

10alat bukti petunjuk KPK dalam perkara 2011

11Departemen Perikanan dan Kelautan RI,studi kasus Prof. Dr. Ir. Rohmin Dahuri,

2010

ii

TIM PROMOTOR

Promotor

Prof. Dr. Esmi Warassih Pujirahayu,S.H., M.S

Co-Promotor

Prof. Dr. Nyoman Serikat Putra Jaya, S.H., M.H.

Page 3: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

iii

MAJELIS PENGUJI

Pada Sidang Ujian Promosi Doktor

Tanggal, Agustus 2015

Ketua : Prof. Dr. R. Benny Riyanto, S.H., M.H., CN

Sekretaris: Prof. Dr. FX Adji Samekto, S.H., M.Hum

Anggota :

1. Prof. Dr. Nurhasan Ismail, S.H., M.Si

2. Prof. Dr. Rahayu, S.H., M.H.

3. Prof. Dr. Suteki, S.H., M.Hum.

4. Prof. Dr. Esmi Warassih Pujirahayu, S.H., M.S.

5. Prof. Dr. Nyoman Serikat Putra Jaya, S.H., M.H.

84

8 2004 Election Training Project Kerjasama KPU RI,Australian Electoral Commision, U.N.D.P, IFES.

9 1995 Seminar Nasional Hubungan Ekonomi PolitikIndonesia - China, Fakultas Ekonomi UniversitasAtmajaya.

10 1993 dan KepentinganBusinnes Information Forum.

11 1999 Pendidikan dan Latihan Pemantau PemilihanUmum oleh KIPP, Jakarta.

12 1996 Pendidikan dan Latihan Calon Penatar IntiKamtibnas Tingkat Nasional, DirektoratBIMMAS MABES POLRI, Lemdiklat BrimobKepala Dua Jakarta.

13 1996 Pendidikan dan Latihan Bela Negara TingkatNasional Angkatan ke-XVII, Kerjasama KNPIBAKORSTANAS.

14 1996 Kursus PADNAS Tingkat Nasional,LEMHANAS RI Angkatan ke-XVI

15 1995 Pendidikan dan Latihan Manajemen OrganisasiKemasyarakatan (OKP) bagi pengurus OKPTingkat Nasional.

16 1995 Pendidikan dan Latihan Orientasi KewaspadaanNasional Bagi Pengurus OKP DKI Jakarta.

17 1995 Penataran Calon Penatar P4 Tingkat Nasional,Pola 144 Jam BP7 Pusat Jakarta.

E.Karya Ilmiah / Jurnal / Buku

No. Judul Penerbit danTahun

1Crime School

2014

2Restorative Justice

2014

32014

Page 4: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

83

23 1996 - 1999 Kepala Departemen Kaderisasi Bela NegaraKNPI Kabinet Maulana Isman, Jakarta.

23 1996 - 1999 Wakil Sekjend. Forum Pemuda Pelopor RIKantor MENPORA.

24 1998 - 2000 Sekretaris Jenderal Forum KomunikasiKader Politik Pemuda Tingkat Nasional.

25 1995 Ketua Kelompok Kerja GDN - 95 KODAMJAYA, Jakarta

26 1993 - 1994 Biro Kaderisasi AMPI DKI Jakarta.27 1993 - 1994 HUMAS Media Karya, Jakarta.

D.Kursus / Seminar / PelatihanNo. Tahun Tempat1 2014 Seminar Nasional Hukum Progresif Universitas

Diponegoro, Semarang2 2014 Seminar Anti Korupsi (Pencegahan Korupsi dan

Pakem - Aliran Kepercayaan), UBL, Lampung3 2011 Asian Community In

Global Community Of NationUNDIP, Semarang

4 2011 Seminar Nasional Penyelenggaraan Peradilan :QUO VADIS Antara Penegak Hukum danPeradilan, Lab. FH dan Magister UniversitasLampung

5 2010Ilmu Hukum (Perspektif, Philosofis, Normatif,Sosio Legal). FH Universitas Diponegoro,Semarang

6 2010 Kursus Pendidikan Profesi Advokat (PKPA)PERADI dan DPC AAI Bandar Lampung SertaUniversitas Lampung

7 2009 Ketua Panitia Penyelenggara Seminar NasionalAnti Korupsi antara Dewan Pimpinan NasionalJaringan Pemberantasan Korupsi (JPK) danJAMPIDSUS KEJAKGUNG RI.

iv

MOTTO

Susungguhnya Allah Menyuruh (Kamu) berlaku Adil dan berbuat

Kebajikan, dan Allah Melarang dari perbuatan Keji,

Kemungkaran dan Permusuhan.Dia Memberikan Pengajaran

Kepadamu Agar Kamu Dapat Mengambil Pelajaran.

(An-Nahl : 90)

Hukum Bukanlah Suatu Skema Yang Final (Final Scheme) Namun

terus Bergerak, Berubah, Mengikuti Dinamika Kehidupan

Manusia, dan Hukum Juga Harus Dibedah dan Digali Melalui

Upaya-Upaya Progresif Untuk Mencari Cahaya Kebenaran

Dalam Menggapai Keadilan.

(Satjipto Rahardjo)

Page 5: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yangtelah memberikan rahmat dan hidayah-Nya selama penulismenempuh pendidikan pada Program Doktor Ilmu HukumUniversitas Diponegoro (PDIH UNDIP) sejak September 2010,sehingga mampu menyelesaikan penulisan disertasi dengan judul:Model Penyelesaian Konflik Pertanahan Berbasis

Pemberdayaan Masyarakat Yang BerkeadilanDisertasi ini mengkaji dinamika dari aspek sosial, dan aspek

hukum dan aspek kebijakan bagaimana model penyelesaiankonflik pertanahan di Mesuji yang berbasis pemberdayaanmasyarakat yang berkeadilan, kemudian apakah modelpenyelesaian konflik pertanahan yang berbasis pemberdayaansudah dilakukan dalam penyelesaian konflik MesujiLampung.selanjutnya bagaimana model penyelesaian konflikpertanahan berbasis pemberdayaan masyarakat yang berkeadilandi Mesuji dapat terwujud.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya prosespendidikan dan penulisan disertasi ini tidak terlepas dari bantuanberbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini izinkan penulismenyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepadasemua pihak. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya pertama penulis sampaikan kepada yang terhormat danamat terpelajar Prof. Dr. Esmi Warassih Pujirahayu, S.H., M.S.selaku promotor dan co-promotor Prof. Dr. Nyoman Serikat PutraJaya, S.H., M.H. yang telah membimbing dan mengarahkanpenulis, dalam penyelesaian disertasi pada program Doktor IlmuHukum Universitas Diponegoro. Dan yang keduanya dengan tulus

82

7 2010 - 2015 Direktur Lembaga Independen danInvestigasi Kontrol Hukum (LIIKUM)Provinsi Lampung.

8 2010 - 2013 Sekretaris Biro Hubungan EksternalUniversitas Tulang Bawang, Lampung.

9 2013 Wakil Ketua Dewan Pakar Partai NasdemLampung

9 2010 Calon Bupati Lampung Tengah

10 2008 - 2012 Direktur Forum Kajian Kebijakan PublikLampung (FOKAL).

11 2008 - 2012 Dewan Pembina Komite Wartawan RepublikIndonesia (KWRI) Provinsi Lampung

12 2006 - 2015 Presiden Dewan Pimpinan Nasional JaringanPemberantas Korupsi (JPK).

13 2006 - 2010 Direktur LSM Nasional Yayasan LembagaEkonomi Masyarakat (YLEM)

14 2003 - 2008 Direktur Lembaga Advokasi dan ReformasiKebijakan Lingkungan (LINGKAR) ProvinsiLampung

15 2003 - 2008 Ketua Komisi Pemilihan Umum DaerahLampung Tengah, Lampung.

16 2003 - 2007 Sekretaris Dewan Pendidikan LampungTengah, Lampung.

17 2003 - 2007 Konsultan Manajemen Program (KMP)Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (PEMLampung Tengah) Lampung.

18 2002 - 2015 Wakil Sekjend Komite Wartawan RepublikIndonesia (KWRI) Pusat.

19 2001 - 2003 Direktur Operasional Nusantara Jaya Raya(NJR), Lampung

20 1995 - 2000 Manajer Eksekutif PT. Masterindo PerdanaJaya, Jakarta.

21 1996 - 2000 Widyaiswara Kamtibnas, MABES POLRI,Jakarta

22 1997 - 1998 Penatar P4 DKI Jakarta.

Page 6: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

81

B.Riwayat Pendidikan

No. Tingkat Nama Pendidikan Jurusan/Fakultas

Tahun

1 S3Universitas Diponegoro,Semarang

DoktorIlmu

Hukum2015

1 S2Universitas Bandar Lampung,Lampung

MagisterIlmu

Hukum2010

2 S1Universitas Bandar Lampung,Lampung

IlmuHukum

2009

3 S1STIE Satu Nusa Lampung Ilmu

Ekonomi2008

4 D IIINBA Collage InternasionalJakarta

Perbankan1994

5 STMSTM Negeri 1 TanjungKarang

Bangunan1990

6 SMP Persit KCK Tanjung Karang - 19877 SD Xaverius Tanjung Karang - 1984

C.Pengalaman Kerja / Organisasi

No. Tahun Jabatan1 2010 - 2015 Tenaga Ahli Walikota Bandar Lampung,

Lampung.2 2014 - 2015 Tenaga Ahli Bupati Lampung Utara,

Lampung.3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-

20192014 Calon Anggota DPR RI Dapil Lampung II

(Partai Nasdem)4 2014 - 2015 Legal Consultant BTN (Persero) Regional

Sumatera5 2010 - 2015 Direktur LBH - SETYANEGARA.6 2010 - 2015 Direktur Eksekutif SETYANEGARA LAW

FIRM.

vi

dan sabar telah memberikan bimbingan, arahan, pencerahan, dandorongan semangat dalam penyelesaian disertasi ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi jugapenulis sampaikan kepada yang terhormat:1. Kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya kepada penulis, sehingga saya dapatmenyelesaikan jenjang pendidkan tertinggi di ProgramDoktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro.

2. Kepada kedua Orang Tua penulis Almarhum Hi. Abd. BasyidSepulau Raya dan Almarhumah Hj. Syamsidar yang telahmelahirkan dan membesarkan dengan penuh kasih sayang,mendidik dan mengajarkan arti perjuangan dalam hidupkepada penulis.

3. Kepada istriku, Nova Riza Sulianti,SE dan anak-anakkutersayang M. Faris Putra Setyanegara ; M. Sultan RaffiSetyanegara ; M. Tengku Raihan Setyanegara dan ChesiaAurel Putri Setyanegara yang telah sabar dan selalu menjadipenyemangat penulis dalam menempuh Pendidikan DoktorIlmu Hukum sampai terselesaionya Disertasi ini

4. Kepada Ayahanda dan Ibunda Mertua, Almarhum. Inani BinMai serta Almarhumah. Sukmawati.

5. Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH., M.Hum. selaku RektorUniversitas Diponegoro yang telah memberikan kesempatankepada penulis untuk menempuh pendidikan pada jenjangtertinggi PDIH UNDIP.

6. Prof. Dr. R. Benny Riyanto, S.H., M.H., CN selaku DekanFakulas Hukum UNDIP yang juga merupakan penguji.

Page 7: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

vii

7. Prof. Dr. FX Adji Samekto, S.H., M.Hum. selaku KetuaProgram Doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro danProf. Dr. Rahayu, S.H., M.H. selaku Sekretaris ProgramDoktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro yang telahmemberikan kesempatan, sarana dan bantuan selamamenempuh pendidikan serta sumbangsih pemikiran dalampenulisan disertasi ini.

8. Para Penguji Usulan Penelitian, Seminar Hasil Penelitian,Kelayakan, Pra Promosi Tertutup dan Promosi Terbuka, Prof.Dr. Nurhasan Ismail, S.H., M.Si, Prof. Dr. Suteki, S.H.,M.Hum.

9. Para Guru Besar serta Tenaga Pengajar pada PDIH UNDIP,Prof. Dr. Barda Nawawi S.H., Prof. Dr. I Gede A.B Wiranata,S.H., M.H., Prof. Dr Yusriyadi, S.H., M.S., Prof. Dr AriefHidayat, S.H., M.S., Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, S.H., (Alm)Prof. Dr. Paulus Hadisuprapto, S.H., M.H., Prof. Dr. FX.Sugiyanto, M.S.

10. Selanjutnya juga penulis menyampaikan ucapan terima kasihdan penghargaan yang tinggi kepada kekerabatan KejaksaanAgung Republik Indonesia:

11. (Alm) Prof. Dr. Marwan Efendi, S.H.,M.M.; H.M. Prasetyo,SH Jaksa Agung Republik Indonesia; Arminsyah, S.H., M.H(Jam Intel Kejagung RI).; Ajimbar, S.H., M.H.; Dr. M.Nurochmad, S.H., M.H.(Jam Datun Kejagung RI); Azhari,S.H., M.H., Teguh, S.H., M.H.; Sarjono Turin, S.H., M.H.;Widyantoro, S.H., M.H.; Yudi Handono, S.H., M.H.; Hi.Darmo Widjoyo, S.H., M.H.; dan Raja Nafrial, S.H., M.H.;yang selalu menjadikan sahabat diskusi, konsultasi sekaliguspemberi semangat penulis.

80

BIODATA

A.Identitas Diri

Nama LengkapJenis KelaminPekerjaanTempat/ TanggalLahirE-mail

No. Telpon

Nama Isteri

Nama AnakAlamat Kantor

Alamat Rumah

: ERY SETYANEGARA,S.E., S.H., M.H.: Laki-laki: Pengacara /Advokat: Tanjung Karang,13 Juni 1971: [email protected]: 0721 241306 HP. 0821.3327.5555: Nova Riza Sulianti,SE.: (1). M.Faris Putra Setyanegara

(15 Tahun)(2). M. Sulthan Rafi Setyanegara (13 Tahun)(3). M Tengku Reyhan Setyanegara (11 Tahun)(4). Chesia Aurel Putri Setyanegara ( 7 Tahun )

: (1). Jl.Way Abung No.34 PahomanBandar Lampung.

(2). Gd.Manggala Wana Bhakti Blok VII Lt.4Jakarta Selatan

: (1) Jl. Kalibata Raya No. 1 ApartemenKalibata CityTower C Lt. 15 CU, Kalibata JakartaSelatan

(2) Jl. Singosari I No. 26 Semarang, JawaTengah

(3) Perum Tanjung Raya Permai Blok CCNo. 3-4 Tanjung SenengKota Bandar Lampung

Page 8: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

79

http://huma.or.id/kehutanan-dan-perubahan-iklim/konflik-kehutanan-di-indonesia-apakah-redd-peluang-atau-ancaman.html.

__________-http://www.haluankepri.com/nasional/53970-sektor-kehutanan-negara-rugi-rp691-triliun.html

Bunyamin Maftuh, Implementasi Model Pembelajaran ResolusiKonflik Melalui Pendidikan Kewarganegaraan SekolahMenengah Atas, Disertasi (tidak diterbitkan) UniversitasPendidikan Indonesia, 2005.

_________-Profil Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNASHAM), 2013.

Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 TentangPenanganan Gangguan Keamana Dalam Negeri, tahun 2014.

Peraturan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Nomor002/KOMNAS HAM/IX/2011 Tentang ProsedurPelaksanaan Penyelidikan Proyustisia Pelanggaran HakAsasi Manusia Yang Berat.

Laporan Tim Terpadu Tindak Lanjut dan Monitoring PenangananKasus Mesuji Bulan September s.d Desember 2013,Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum danKeamanan Republik Indonesia.

Informasi Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Kehutanan,Edisi Tahun 2010 Nomor 1 s.d 4, Biro Hukum danOrganisasi Kementerian Kehutanan.

__________-Data Penduduk, Sido rukunPeraturan Sepanjang Adat Lampung, dikarang oleh Marga

Tegamongan, Boelan dan Soewai Oempoe.

viii

12. Rekan-Rekan Deputi V Kementerian Politik Hukum danKeamanan Republik Indonesia,; Komisi Nasional Hak AsasiManusia (Komnas HAM), Siti Noor Layla.; Kepala LitbangKementerian Kehutanan Republik Indonesia Prof. Dr. Ir. SanAfri Awang, M.Sc,; Prof. Dr. Nurhasan Ismail, S.H., M.Si.;Rekan-Rekan HuMa Andiko, S.H., M.H., ChalidMuhammad, S.H.; Nurul Firmansyah, S.H. yang selalumenjadikan sahabat diskusi, konsultasi dan pemberi referensikepada penulis.

13. Kepada Bapak Komjend. (Purn). Drs. H. Sjachroedin ZP(Mantan gubernur Lampung Periode 2008- 2013).; Irjend.Pol.(P) Drs. Darwan Siregar, M.Sc; Irjend Pol. Drs. SyaifulMaltha.; Brigjen Pol. Sulistyo Ishak.; Brigjen Pol. JodieRoseto.; Kombes Pol. Yusril Hakim YHS., SH.; menjadikansahabat diskusi, konsultasi sekaligus pemberi semangatpenulis.

14. Kepada Bupati Mesuji H. Khamami, SH, yang menjadikannara sumber, dan pemberi referensi kepada penulis.

15. Kepada Walikota Bandar Lampung Drs. H. Herman HN,M.M. yang telah memberikan dorongan semangat kepadapenulis untuk melanjutkan studi S3.

16. Bupati Lampung Utara H. Agung Ilmu Mangku Negara,S.SSTP., M.H., yang selalu memberi perhatian khusus,menanyakan kapan selesainya pendidikan Doktor.

17. Kepada Dr. Yuswanto, S.H., M.H. Pembantu Dekan IFakultas Hukum Universitas Lampung, Slamet Haryadi, S.H.,M.H. Hakim Pengadilan Tipikor Lampung, Dr. HS. Tisnanta,S.H., M.H. yang telah mendukung dalam penyelesaiandisertasi di PDIH UNDIP.

Page 9: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

ix

18. Kepada Para Tokoh-tokoh Adat Megou Pak, Wan MaulySanggam Ketua Adat Megou Pak, Asaih Akib Kepala MargaTegamoan, Suttan Kaiser Kepala Marga Aji, Helmi GelarSuttan Tulang Bawang Kepala Marga Buay Bulan, HosiPagar Alam Kepala Marga Umpu, yang menjadikan narasumber, konsultasi dan pemberi referensi kepada penulis.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih danpenghargaan yang tinggi kepada :1. Rektor Universitas Bandar Lampung (UBL), Dr. Ir. Yusuf

Sulfarano Barusman, M.BA. yang telah memeberikansemangat dan dorongan kepada penulis untuk melanjutkanstudi S3 di PDIH UNDIP.

2. Teman-teman angkatan III/17/KPK UNDIP-UNILA, Hi.Zulfikar Ali Butho, S.H., M.H.; Dr. Heni Siswanto, S.H.,M.H.; Dr.Tri Herlianto, S.H., M.H., M.M.; Didiek R.Mawardi, S.H., M.H.; Dr.Tami Rusli, S.H., M.H.; Dr.Erlina,S.H., M.Hum.; Kingkin Wahyuningdiyah, S.H., M.Hum.;Dr.FX. Sumardja, S.H., M.H.; Dr.H. Sunaryo, S.H., M.H.;Dr.Marsudi Utoyo, S.H., M.H.; Dr. Bambang Hartono, S.H.,M.Hum dan (Alm). J, Pajar Widodo, S.H., M.H. Yang selalumemberikan semangat kepada penulis.

3. Rekan-rekan sejawat SETYANEGARA LAW FIRM dan LBHSETYANEGARA, Yustama, S.H.,M.H.; Resmen Kadapi,S.H., M.H.; Hermawan, S.HI., M.H.; Satria Muda SR., S.H.;Yopi Hendro, S.H.; Riski Menggala Putra, S.H.; Sugito, S.E.,M.M.; Marsoni, S.Kom.; Putri Flesia, Salamah, S.Pd; yangselalu memberikan semangat dalam menyelesaiakan di PDIHUndip.

4. Teman-teman sesama mahasiswa PDIH UNDIP yang tidakdapat saya sebutkan satu-persatunya, atas segala bantuan,kritik dan saran dalam menyelesaikan disertasi ini.

78

Undang-Undang Nomor 32 dan 33 tahun 2004 Tentang OTODA2004-2007, Citra Umbara.

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (UU RI Nomor 12Tahun 2011), CV. Karya Gemilang, 2014.

Undang-Undang Aparatul Sipil Negara (A.S.N) dan PeraturanPelaksanaannya, Focus Media, 2014.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Koleksi Buku TerbitanKOMNAS HAM, 2013.

Koleksi Terbitan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, 2013.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum AcaraPidana.

C. Sumber Lainnya:Anonim. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Cetakan Ketiga

Makalah tentang Pancasila Sebagai Pandangan Hidup BangsaIndonesia oleh Soedirman Kartohadiprodjo. 2009.

Makalah tentang Memasuki Bidang Penelitian Kualitatif olehNorman K. Denzin dan Yvona S. Lincoln.

Makalah tentang Teori, Konsep dan Paradigma dalam Kajian tentangManusia, Masyarakat dan Hukumnya.

_________-Makalah tentang Teori Hukum oleh Abdullah

_________-Makalah tentang Teori Hukum oleh Hasbi Hasan.

http://huma.or.id/kehutanan-dan-perubahan-iklim/konflik-kehutanan-di-indonesia-apakah-redd-peluang-atau-ancaman.html.

Page 10: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

77

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2004tentang Perencanaan Kehutanan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1999tentang Pengusahaan Hutan dan Hasil Hutan Pada HutanProduksi.

________-Undang-Undang Kehutanan, Pustaka Belajar, 2006

Naskah Komprehensif Perubahan Undang-undang Dasar NegaraRepublik Indonesia 1945, Hasil Perubahan 1999-2002,Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi,2008

________-Himpunan Lengkap Undang-undang Tentang Desa,Saufa, 2014.

________-Himpunan Peraturan Tentang Keormasan, PT. TamitaUtama, 2013.

Peraturan Perundang-undangan Penyusunan A.P.B.D TahunAnggaran 2015, Fokus Media, 2014.

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 22 Tahun 2009,tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan PeraturanRepublik Indonesia Nomor 55 tahun 2012, TentangKendaraan, Kesindo, 2012.

_________-Peraturan Pembentukan Produk Hukum Daerah, FokusMedia, 2014.

_________-Undang-Undang Peradilan Indonesia, Fokus Media,2010.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 TentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, CitraUmbara, 2009.

x

Terakhir penulis menyadari, disertasi ini masih jauh darisempurna. Mudah-mudahan, makna yang terkandung dalamdisertasi ini dapat menjadi bermanfaat untuk kita semua,baikdikalangan; Pemerintah, Penegak hukum, Praktisi, maupunmasyarakat umum lainnya.

Mudah-mudahan amal baik semua pihak mendapatkanbalasan yang setimpal dari Allah Subkarya yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk pengembangankeilmuan hukum secara teoritis maupun praktis.

Semarang, Agustus 2015.Penulis,

Ery Setyanegara

Page 11: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ....................................................................... i

Tim Promosi ........................................................................... ii

Tim Penguji Ujian Promosi................................................... iii

Motto....................................................................................... iv

Kata Pengantar ...................................................................... x

Daftar Isi................................................................................. xi

I. Pendahuluan

1.1.Latar Belakang................................................................ 1

1.2.Permasalahan Penelitian ................................................. 5

1.3.Tujuan dan Kontribusi Penelitian ................................... 5

1. Tujuan Penelitian ........................................................ 5

2. Kontribusi Penelitian .................................................. 6

1.4.Metode Penelitian ........................................................... 6

II. Pembahasan dan Temuan

2.1.Pembahasan .................................................................... 7

1.Model-model Konflik Pertanahan ............................... 7

2.Penyelesaian Konflik Pertanahan ................................ 8

3.Cara-cara Penyelesaian Konflik Pertanahan ................ 10

a.Litigasi ..................................................................... 10

76

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. P.52/MenHut-II/2008. TataCara dan Persyaratan Perpanjangan Izin Usaha PemanfaatanHasil Hutan Kayu Alam Pada Hutan Produksi.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. P.57/MenHut-II/2008. ArahanStrategis Konservasi Spesies Nasional 2008 2018.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. P.58/MenHut-II/2008.Kompetensi dan Sertifikasi Tenaga Teknis PengelolaanHutan Produksi Lestari dengan Rahmat Tuhan Yang MahaEsa.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002Tentang Hutan Kota;

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010tentang Penggunaan Kawasan Hutan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan FungsiKawasan Hutan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2008tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2008tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan RencanaPengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana PengelolaanHutan, serta Pemanfaatan Hutan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2004tentang Perlindungan Hutan.

Page 12: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

75

E. Sumaryono, Hermeneutik, Sebuah Metode Filsafat, Kanisius,1999.

Erman, Suparman, Asal Usul Serta Landasan Pengembangan Ilmulam Buku: Menggagas Hukum

Progresif Indonesia, Pustaka Pelajar, 2006.

David, M Chalmers. Encyclopedia Americana, AmericanaCorporation.

Darji Darmodiharjo dan Shidarta, Pokok-Pokok Filsafat Hukum Apadan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, GramediaPustaka, 2004.

Meuwissen Pengembanan Hukum, Ilmu Hukum, dan FilsafatHukum, Adita, 2007.

B. Undang-Undang dan Peraturan Lainnya :

__________-Pancasila

__________-UUD 1945

Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1990. Konservasi Sumber DayaAlam Hayati dan Ekosistemnya. Biro Hukum dan OrganisasiSekretariat Jendral Departemen Kehutanan

Undang-Undang RI No. 41 Tahun 1999. Kehutanan. Biro Hukumdan Organisasi Sekretariat Jenderal Departmen Kehutanan.

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan Penjelasannya.Jakarta. Titik Terang.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. P.62/MenHut-II/2008.Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu HutanTanaman Industri dan Hutan Taman Rakyat.

xii

b.Non Litigasi.............................................................. 11

4.Konsepsi Konflik dalam Penyelesaian Konflik

Pertanahan ................................................................... 12

5.Konsepsi Pemberdayaan dalam Penyelesaian Konflik

Pertanahan Mesuji Lampung ....................................... 16

6.Konsepsi Keadilan dalam Penyelesaian Konflik

Pertanahan Mesuji Lampung ....................................... 19

a.Teori Keadilan Jeremy Bentham .............................. 19

b.Keadilan Menurut Pancasila..................................... 20

7.Model Penyelesaian Konflik Pertanahan

Menggunakan Chambliss-Seidman ............................. 25

a.Nilai-nilai Keadilan dalam Penyelesaian Konflik

Mesuji dengan Pendekatan Teori (The Triangular

of Natural Law and Its Pluralistic)........................... 27

b.Penyelesaian Konflik yang Dilakukan Melalui

Litigasi ..................................................................... 28

c.Penyelesaian Konflik yang Dilakukan Melalui Non

Litigasi ..................................................................... 29

d.Nilai-nilai Keadilan dalam Penyelesaian Konflik

Pertanahan ................................................................ 30

Page 13: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

xiii

1) Nilai Keadilan dan Konsep Keadilan dalam

Penyelesaian Konflik Mesuji Lampung ........... 30

2) Konsep Keadilan .............................................. 31

3) Keadilan Distributif menurut John Rawls......... 32

4) Keadilan Menurut Pancasila ............................. 32

8.Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat Megou Pak

Masuji Lampung.......................................................... 37

2.2.Temuan........................................................................... 38

1.Sejarah Konflik Tanah Megou Pak Tulang Bawang.... 38

2.Riwayat Konflik Tanah Register 45 Mesuji Lampung 40

a.Lokasi Moro-Moro ................................................... 41

b.Lokasi Tugu Roda, Karya Jaya, Karya Tani, Sawit

99, Air Mati, Suka Agung ........................................ 41

3.Ketidakpuasan Masyarakat Adat Terhadap

Perusahaan Sebagai Pemicu Konflik ........................... 41

4.Penyelesaian Konflik Pertanahan di Mesuji Lampung

yang Dilakukan oleh Pemerintah Daerah .................... 42

5.Upaya Pemerintah Daerah Propinsi Lampung

Terhadap Penyelesaian Konflik Mesuji Lampung ....... 44

6.Dampak-dampak dari Konflik Pertanahan di Mesuji

Lampung...................................................................... 47

74

Safitri, Myrna, Untuk Apa Pluralisme Hukum, Epistama Institute,HuMa & Forest People Programane, 2011.

_________Tak Ada Alasan Ditunda, HuMa, 2011.

T. Sirait, Martua & Rekan, Perencanaan Tata Ruang SecaraPartisipatif, Word Agroforerestry Center (ICRAF), 2013.

Kahman, Hisma & Rekan, Aturan Daerah dan Tenure MasyarakatAdat, Perkumpulan HuMa, 2011.

_________Mereka Yang Belum Setara, Kerjasama PontianakInstitute dan HuMa, 2011.

_________-Menuju Kepastian dan Keadilan Tenurial, HuMa, 2011.

Menski, Werner, Perbandingan Hukum Dalam Kontes Global, NusaMedia, 2011.

Akib, Muhammad, Politik Hukum Lingkungan, PT. Raja GrafindoPersada, 2012.

Yusriyadi, Industrialisasi dan Perubahan Fungsi Sosial Hak MilikAtas Tanah, Genta Publishing, 2010.

Gunawan Wijaya & Kartini Mulyadi, Seri Hukum Harta Kekayaan,Hak-Hak Atas Tanah, Kencana Prenada Media Group, 2004.

Pada Seminar Nasional Prospek Hukum Progresif di Indonesia diUNDIP, 2009.

Benjamin Cardozo, The Nature Of Judical Proces. New Heaven:Yale University Press. CA. Van Paursen. Susunan IlmuPengetahuan: Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu. TerjemahanJ. Drost. Ctk.3, Gramedia Pustaka Utama.

_________-Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989.

Page 14: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

73

Moniaga, Adat Dalam

Prof. Dr. B. Arief Sidharta, SH., Refika Aditama, 2008.

__________-Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. PustakaPelajar. 1980.

__________-Pemberdayaan Masyarakat. Pustaka Pelajar. 2013.

__________-Penggunaan Masyarakat Merangkai Sebuah Kerangka.Pustaka Pelajar. 2012.

Sutedi, Adrian, Peralihan Hak atas Tanah dan Pendaftarannya,Sinar Grafika, Jakarta, 2008

Thohir, Mudjahirin, Memahami Kebudayaan. Teori, Metodologi,dan Implementasi. Semarang; Fasindo. 2007.

Wignjodipuro, Surojo ¸ Pengantar dan Asas-asas Hukum Adat,Gunung Agung, Jakarta, 1982

Wignjosoebroto, Soetandyo. Hukum Dalam MasyarakatPerkembangan dan Masalah Sebuah Pengantar ke Arahkajian Sosiologi Hukum. Bayumedia Publishing. 2008

Williams, J.E.H, Criminology and Criminal Justice, Buttenn worth,London 1982.

Yusuf, Abdul Muis. Mohammad Taufik Makarao. HukumKehutanan di Indonesia. PT. Rineka Cipta. 2011.

Zubaedi. Pengembangan Masyarakat. PT. Fajar InterpratamaMandiri. 2013.

xiv

III. Simpulan........................................................................... 48

IV. Implikasi ........................................................................... 51

4.1.Secara Filosofis .............................................................. 51

4.2.Secara Teoritis ................................................................ 51

4.3.Secara Praktis ................................................................. 51

V. Rekomendasi .................................................................... 52

Daftar Pustaka ....................................................................... 53

Daftar Riwayat Hidup ........................................................... 64

Page 15: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

1

I. Pendahuluan

1.1.Latar Belakang

Perkembangan dalam pengolahan tanah serta sejumlah

permasalahannya telah menjadi sejarah tersendiri di negara

Indonesia, sejak zaman penjajah kolonial sampai sekarang masih

meninggalkan permasalahan yang belum dapat terselesaikan.

Permasalahan mengenai tanah pada dewasa ini semakin kompleks,

disebabkan keadaan tanah yang terbatas sedangkan jumlah penduduk

yang semakin bertambah, harga tanah yang meningkat dengan cepat

dan kondisi masyarakat yang semakin sadar serta peduli akan

penting akan haknya. Berkaitan dengan hak tersebut, tentunya tidak

terlepas dengan semakin banyaknya kasus-kasus pertanahan yang

berujung konfik. Pada hakikatnya, kasus pertanahan merupakan

benturan kepentingan (conflict of interest) di bidang pertanahan

antara siapa dengan siapa, sebagai contoh konkrit antara perorangan

dengan perorangan; perorangan dengan badan hukum atau negara;

badan hukum dengan badan hukum lainnya.

Penguasaan dan kepemilikan tanah yang berkonflik juga

banyak terlihat dalam struktur masyarakat hukum adat, pada

umumnya selain dikenal dengan adanya tanah hak milik yang

bersifat individual, juga dikenal adanya tanah milik bersama

(komunal) yang lazim disebut sebagai Hak Ulayat atas tanah.1 Hak

Ulayat atas tanah ini dapat berupa lahan pertanian, perkebunan,

1Abdon Nababan dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) memperkirakan setiap komunitas adat memiliki arealsekitar 8.000 hektar. Lihat Kompas, 23 April 2012, hlm.22.

Menurut Kepala badan Registrasi Wilayah Adat AMAN, Kasmita Widodo memperkirakan total luas tanah adat di Indonesiasekitar 10 juta hektar. Lihat Kompas, 21 April 2012.

72

Rahmat, Takdir. Hukum Lingkungan di Indonesia. PT. RajagrafindoPersada. 2011.

Roberts, Simon. Order and Dispute: An Introduction toLegal Anthopology, Harmonsworth: Penguin Books. 1979

Roberto Unger Mangabeira, Law in Modern Sociey-TowardCriticism of Social Theory, NY:The Free Press, 1976.

Safitri, MyrnaPenyelenggaran Pemerintah Menyimpang: Maladministrasi

Laporan Penelitian, KerjasamaKomisi Ombudsman Nasional dan Konsorsium PembaruanAgraria, 2002

akat Lokal PadaKawasan Hutan, Sebuah Arean Bagi Pluralisme Hukum:

KonferensiInternasional Penguasaan Tanah dan Kekayaan Alam diIndonesia yang Sedang Berubah: Mempertanyakan KembaliBerbagai Jawaban, Hotel Santika Jakarta, 11-13 Oktober2004.

Satjipto, Rahardjo, Hukum Dalam Jagad Ketertiban, Jakarta:UKIPress, 2006

Sarjita. Teknik Dan Strategi Penyelesaian Sengketa Atas tanah,Edisi Revisi, Tugu Jogja Pustaka, Yogyakarta, 2005.

Dari Adat ke Multikultur:Menggagas Format Kebijakan yang Tepat Bagi Masyarakat/

HakMinoritas, Multikulturalisme dan Dilema Negara Bangsa,Yayasan Interseksi, Jakarta,2007

Samekto, Adji, Kapitalisme, Modernisasi dan KerusakanLingkungan, Genta Press, Yogyakarta, 2008

Page 16: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

71

Nurtjahjo Hendra, dan Fokky Fuad, Legal Standing KesatuanMasyarakat Hukum Adat, Salemba Humanika, Jakarta, 2010

Anthropology Point of Vi US-China Law Review,Volume 9, Number 1, February 2012

-prinsip Dasar Pengelolaan SumberDaya Alam yang Berkeadilan, Demokratis, dan

Focus Group Discussion dengan temaPertumbuhan Ekonomi Hijau Secara Inklusif (InclusiveGreen Growth) Bagi Pembangunan Nasional BerwawasanHijau: Peluang, Tantangan, dan Strategi, diselenggarakanBadan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK)Kementerian Luar Negeri RI tanggal 20 September 2013 diHotel Aston Tropicana, Cihampelas, Bandung.

Seminar Peran Masyarakat (Hukum) AdatDalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,Bagian Perdata Fakultas Hukum Undip, 24 November 2010.

Nurjaya, I NWithin the State Agrarian Law of Indonesia is It A Genuineor Pseudo- US-China LawReview, Volume 8, Number 4, April 2011.

Rahardjo, Satjipto. Hukum dan Masyarakat, Bandung,Angkasa,1990.

__________. Hukum dan Perubahan Sosial. Genta Publishing. 2009.

__________. Penegakan Hukum Progresif. PT. Kompas MediaNusantara. 2010.

2

padang penggembalaan, pemakaman, kolam, sungai, dan hutan

seisinya.2

Namun keberadaan Hak Ulayat atas tanah, terutama yang masih

berbentuk hutan adat, saat ini semakin tergerus oleh berbagai

kebijakan pemerintah yang mengabaikan eksistensi hak ulayat.

Misalnya dengan kebijakan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK)

Kementerian Kehutanan yang telah menetapkan sekitar 133,7 juta

hektar daratan Indonesia sebagai kawasan hutan.3 Klaim sebagai

hutan negara, ini antara lain agar memudahkan pemerintah

memperoleh dana segar dari pemberian izin terkait dengan

pemanfaatan hutan.4 Belakangan ini izin pemanfaatan hutan lebih

banyak digunakan untuk perkebunan kelapa sawit5 dan

pertambangan.6

Sebagai dampak dan akibat selanjutnya dari kebijakan tersebut

adalah merebaknya konflik antara Masyarakat Hukum Adat (MHA)

dengan pemilik modal atau dengan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) maupun dengan pemerintah sendiri. Selain itu beberapa

2Untuk kepentingan analisis,hak ulayat atas tanah ini hanya dibatasi dalam ruang lingkup lahan dan hutan, dengan tigaalasan: pertama, bagi masyarakat hukum adat,lahan dan hutan merupakan unsur utama dari hak ulayat atas tanah; kedua,

kelong di Batam, awig-awig hak ulayat laut di Lombok, sasi laut di Kep. Kei dan Raja Ampat; ketiga, tanah dan hutansering menjadi obyek konflik dan ditangani oleh lembaga pemerintah yang berbeda, tanah menjadi kewenangan BadanPertanahan Nasional dan hutan menjadi kewenangan Kementerian Kehutanan.

3http;//www.dephut.go.id/files/Statistik_Kehutanan_2008_Planologi.pdf (diakses 19-2-2012).. Data terbaru menyebutkanbahwa pada tahun 2012, hutan Indonesia tinggal 45 juta hektar. Lihat www.badanplanologidephut.com, diakses 27 Juli2012.

4Sampai tahun 1991 telah diberikan izin 580 konsesi HPH dengan luas masing-masing rata-rata sekitar 105.000 hektar,sehingga totalnya mencapai 60 juta hektar atau sekitar 31 persen dari luas daratan RI, 1.992.570 km persegi atau setaradengan 192.257.000 hektar. Lihat Owen J. Lynch dan Kirik Taibott, Keseimbangan Tindakan: Sistem Pengelolaan HutanKerakyatan dan Hukum Negara di Asia Pasifik, Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), Jakarta, 2001,hlm.83.

5Data Sawit Watch menunjukan bahwa sampai bulan Juni 2010, pemerintah telah memberikan 9,4 juta hektar kepadaperkebunan sawit dan diperkirakan akan mencapai 26,7 juta hektar pada tahun 2020. Lihat Kompas 14 Januari 2012.

6Di Kalimantan Timur misalnya, luas izin pertambangan pada tahun 2011 meningkat 18 persen dibandingkan dengan tahun2010, umumnya izin dikeluarkan setelah pilkada atau menjelang pilkada. Hal yang sama tejadi di Jambi, NTB,Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah. Lihat Kompas, 22 Februari 2012.

Page 17: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

3

konflik semakin parah dengan terbelitnya masalah penyewaan Hak

Ulayat pada jaman penjajahan Belanda yang tidak kunjung usai

setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Hingga saat ini sulit

dipastikan berapa jumlah konflik yang menyangkut hak ulayat. Dari

data Komnas HAM menyebutkan bahwa lembaga tersebut sampai

akhir 2011 telah menerima 700-800 kasus konflik tanah perusahaan

dengan masyarakat lokal. Data dari Aliansi Masyarakat Adat

Nusantara (AMAN) juga menyebutkan bahwa hingga akhir 2011

setidaknya pernah terjadi 530 konflik lahan di wilayah masyarakat

adat. Sedangkan catatan Sawit Watch menyebutkan bahwa pihaknya

telah menangani 663 kasus sengketa antara perusahaan perkebunan

sawit dengan masyarakat.7

Pemerintahan Orde Baru dalam melaksanaan misi

pembangunannya cenderung menggunakan cara-cara otoriter dengan

tekanan militeristik yang sangat kental. Siapa saja masyarakat yang

berani menghalangi tujuan pembangunan dapat berurusan dengan

hukum dan militer.

Pemerintahan Orde Baru menginterprestasikan, bahwa Pasal

33 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi : tanah, bumi, air dan

kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasi oleh Negara

dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.

Pengertian dikuasai oleh negara adalah alasan kuat untuk tujuan

pemerintah tidak ada yang bisa menghalanginya.

7Kompas, 8 September 2011

70

Menski, Werner, Perbandingan Hukum Dalam Konteks Global:Sistem Eropa, Asia dan Afrika, Penerjemah M. Khozin, NusaMedia, Bandung, 2012

Maulana, M. Rizki, Model Penyelesaian Sengketa PT AsiaticPersada Pemegang HGU di atas Tanah Ulayat Suku AnakDalam Bathin Sembilan Kabupaten Batanghari ProvinsiJambi, Tesis, Magister Kenotariatan, Undip, 2013

Nader, Laura. Law in Culture and Society, Aldine PublishingCompany, Chicago, 1969.

Simposium UUPA dan Kedudukan Tanah-Tanah AdatDewasa Ini, Binacipta, Jakarta, 1978

Edi Petebang (eds), Pelajaran Dari Masyarakat Dayak:Gerakan Sosial dan Resiliensi Ekologis di KalimantanBarat, WWF da Institut Dayakologi, Pontianak, 2001

________________, Pengelolaan Sumber Daya Alam DalamPerspektif Antropologi Hukum, Prestasi Pustaka Publisher,Jakarta, 2008

SeminarHukum Adat dalam Politik Hukum Nasional,diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Airlanggatanggal 20 Agustus 2008 di Fakultas Hukum UniversitasAirlangga.

ND, Mukti Fajar, Yulianto Achmad. Dualisma Penelitian HukumNormatif dan Empiris. Pustaka Pelajar. 2010.

Page 18: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

69

Lev, Daniel S. Hukum dan Politik di Indonesia, Kesinambungan danPerubahan. Terjemahan Nirwono dan AE Priyono. Jakarta:LP3ES, 1990.

Like Wilarjo, Realita dan Desiderata , Duta Wacana UniversityPress, 1990.

Luthan, Salman dan Agus Triyanya. Aparat. Jurnal Hukum, No, 9, Vol. 4 , 1997.

Lukito, Ratno, Hukum Sakral dan Hukum Sekuler, Studi tentagKonflik dan Resolusi Dalam Sistem Hukum Indonesia,Terjemahan dari Sacred and Secular Laws: A Study ofConflict and Resolution in Indonesia, Penerjemah InyiakRidwan Muzir, Pustaka Alvabet, Jakarta, Cetakan I 2008

Mahadi, Sedikit Sejarah Perkembangan Hak-hak Suku Melayu AtasTanah di Sumatera Timur (Tahun 1800-1975), Alumni,Bandung, 1978.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, RemajaRosdakarya, Bandung, Cetakan ke-6, 1995

Menski, Werner, Comparative Law in a Global Context: The LegalSystems of Asia and Africa, Cambridge University Press,2006

Muladi, Barda Nawawi Arief. Teori dan Kebijakan Pidana. PT.Alumni 2010.

Moniaga, Sandra

Davidson, et. Al, Adat Dalam Politik Indonesia, KITLV-Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2010

4

Sejarah konflik tanah Ulayat dan tanah Marga adat Megou Pak

Mesuji Tulang Bawang Lampung, mengalami fase yang cukup

panjang, berawal dari bermukimnya masyarakat adat etnis Lampung

Way Umpu yang membentuk serta menetap pada 2 desa; yaitu (1).

desa Talang Batu, (2). desa Talang Gunung yang mendiami areal

Mesuji sejak tahun 1908 dan diakui oleh pemerintah Hindia Belanda

melalui Besluit Pan Den Resident der Lampoengshe tanggal 12

September 1918, kedua desa itu mempunyai 22 umbul (dusun/

pedukuhan).

Masyarakat Adat Megou Pak Mesuji Lampung, dari kedua

desa itu hidup dengan cara bercocok tanan, seperti karet, rotan,

kemenyan, dammar dan bambu dalam luas areal hutan adat seluas

lebih kurang 33.500 ha.

Pada tahun 1993, melalui SK Menteri Kehutanan Republik

Indonesia nomor 785/kpts-II/1993 tanggal 22 Oktober 1993 menjadi

Hutan Negara yang disebut Register 45 yang didalamnya terdapat 3

desa yaitu Talang Gunung, Talang Batu dan Labuhan Batin, dan

kemudian dengan alasan untuk kepentingan negara dalam

peningkatan sektor ekonomi serta menambah pendapatan keuangan

negara dari sektor industri maka ada penambahan luas areal, untuk

dikelola sebagai Hutan Tanaman Industri atau (HTI) yang diberikan

perizinannya kepada PT. Silva Inhutani Lampung melalui SK

Menteri Kehutanan Nomor 93/kpts-II/1997 pada tanggal 17 Febuari

1997 menjadi seluas 43.100 ha, adanya selisih penambahan

perluasan areal 9.700 ha.

Page 19: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

5

Masyarakat Adat baik ketiga desa yang masuk dalam areal

perluasan maupun Masyarakat Hukum adat Megou Pak Tulang

Bawang Mesuji Lampung, mulai merasa kecewa dan cemas akan

perluasan areal itu,mereka menilai Pemerintah dalam hal ini pihak

Kementerian Kehutanan tidak berlaku adil dan memikirkan nasib

mereka serta masa depan anak dan cucunya,

Beriringan dengan waktu dan kesempatan yang ada setelah

Reformasi diawal tahun 2000, juga mulai masuknya para masyarakat

umum yang masuk dan mengelola lahan areal Register 45 untuk

bertani, menanam sawit dan singkong, mereka mendirikan

perkampungan yang disebut, Moro Dewe, Moro Seneng dan Moro

Dadi, masyarakat itu berasal dari wilayah Lampung dan luar

Lampung, menduduki areal seluas 4800 ha. Kegiatan serta usaha

mereka itu didukung pula oleh masyarakat hukum adat Megou Pak

Tulang Bawang Mesuji Lampung, hubungan yang baik dalam

kekerabatan adat mereka saling berinteraksi dan menjadi saudara

dalam adat, yang diakui oleh Tokoh-tokoh adat dari 4 Marga, yaitu :

marga Tegamoan, marga Suay Umpu, Marga Buai Bulan dan Marga

Aji.

Pada tahun 2004-2005 kembali bertambah masuknya

masyarakat pendatang, membuka lahan areal perkebunan di Register

45,1 ha per KK dengan jumlah sekitar 1.700 jiwa sampai di tahun

2012 jumlah mereka mencapai 15.000 jiwa. Hal ini menambah

catatan panjang serta kompleksitasnya konflik pertanahan di Mesuji

Lampung.Pemerintah dan Aparat Penegak hukum mencurigai

68

Simposium Masyarakat Adat Mempersoalkan KeberadaanMasyarakat Adat Sebagai Subjek Hukum, diselenggarakanoleh HuMa dan Epistema Institute, Jakarta, 27 Juni 2012

Ismail, Nurhasan, Hukum Dalam Lingkar Kehidupan KelompokMarjinal, Pidato dalam Rapat Senat Terbuka Dalam RangkaDies Natalis ke-67 Fakultas Hukum UGM, 19 Februari 2013

Juliantara, Dadang Noer Fauzi, Menyatakan Keadilan Agraria,Manual Kursus Intensif Untuk Aktivis Gerakan PembaruanAgraria, Badan Pelaksana KPA, Bandung, 2000

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: AksaraBam. 1986.

Kasim, Ifdhal, dan Johanes da Masenus Arus, Hak Ekonomi, Sosial,Budaya, ELSAM, Jakarta, 2001

-kebijakan Transnational Institutions yangMempengaruhi Peta Tenurial Security dalam Lingkup

KonferensiInternasional tentang Penguasaan Tanah dan KekayaanAlam di Indonesia yang Sedang Berubah: MempertanyakanKembali Berbagai Jawaban, Hotel Santika, Jakarta, 11-13Oktober 2004

Koesnoe, H. Moh. Dalam Irene A. Muslim, S. Jacobus E. Frans L

Florus, et. Al, Kebudayaan Dayak, Aktualisasi danTransformasi, Institut Dayakologi, Pontianak, Cet. Ke-3,2010

Page 20: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

67

_____, T.O. (peny), Antropologi Hukum Sebuah Bunga Rampai,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1993

Perlindungan Masyarakat Adat Dalam Konteks Pengelolaan

dalam Firsty Husbani (Peny), Demokratisasi PengelolaanSumber Daya Alam, ICEL, Jakarta, 1999

-Pokok Penting TentangMetodologi

Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis ke ArahRagam Varian Kontemporer, PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta,2001.

Ife, Jim, Frank Tesoreiro. Community Development. Pustaka Pelajar.2004.

disampaikan dalam Seminar Pluralisme Hukum danTantangannya Bagi Pembentukan Hukum Nasional,Kerjasama BPHN- FH Unhas-Kanwil Depkumham SulawesiSelatan, tanggal 1-2 Mei 2007.

Ismail, Nurhasan, Perkembangan Hukum Pertanahan, PendekatanEkonomi-Politik, HuMa dan Magister Hukum UGM,Yogyakarta, 2007.

Ismatullah, Deddy dan Asep A. Sahid Gatara, Ilmu Negara DalamMulti Perspektif: Kekuasaan, Masyarakat, Hukum danAgama, Pustaka Setia, Bandung, 2007

dalam Sulistyowati Irianto danSidharta (Editor), Metode Penelitian Hukum, Konstelasi danRefleksi

6

adanya transaksional antara tokoh adat dengan masyarakat

pendatang adanya jual-beli tanah yang dilegalkan oleh masyarakat

hukum adat Megou Pak Tulang Bawang Mesuji Lampung. Dengan

ditangkapnya Tokoh Adat MPTBML, Wan Mauli B Sanggam pada

tanggal 3 Maret 2012, yang sempat dikecam keras oleh masyarakat

Tugu Roda dan Tokoh-tokoh adat 4 Marga MPTBML maupun

Tokoh-tokoh Marga Lampung lainya. Kepolisian dinilai telah

mengkriminalisasi salah satu tokoh adat Megou Pak dan tidak

menghargai kearifan lokal8

Tindakan yang dilakukan secara refresif oleh Penegak Hukum

Kepolisian daerah Lampung.dengan cara Litigasi dianggap tindakan

yang sangat berlebihan, masyarakat mengiginkan seharusnya

Pemerintah dan Penegak Hukum Harus adil arif dan bijaksana serta

menghargai nilai-nilai kearifan lokal yang ada di Mesuji Lampung.

1.2.Permasalahan Penelitian

Permasalahan penelitian yang dirumuskan sehubungan dengan

latar belakang adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penyelesaian konflik pertanahan di Mesuji Lampung

yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat?

2. Mengapa penyelesaian konflik pertanahan di Mesuji Lampung

yang telah dilaksanakan oleh pemerintah belum berbasis

pemberdayaan masyarakat yang berkeadilan?

8 Kompas.com,selasa 6 Maret 2012/ 14.02 wib

Page 21: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

7

3. Bagaimana model ideal dalam penyelesaian konflik pertanahan

di Mesuji Lampung yang Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

yang berkeadilan?

1.3.Tujuan dan Kontribusi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengkaji dan menganalisa Penyelesaian konflik di

Mesuji Lampung yang dilakukan pemerintah daerah dan

pemerintah pusat.

b. Untuk mendeskripsikan, dan menganalisis penyelesaian

konflik pertanahan di Mesuji Lampung yang telah

dilaksanakan oleh pemerintah apakah sudah memberdayakan

masyararakat secara berkeadilan.

c. Untuk menemukan model ideal dalam penyelesaian konflik

pertanahan Mesuji Lampung yang berbasis pemberdayaan

masyarakat yang berkeadilan.

2. Kontribusi Penelitian

a. Kontribusi Teoritis

1) Memperkaya pengembangan ilmu hukum, khususnya hukum

di bidang kehutanan, pertanahan, yang berkaitan dengan

pemberdayaan masyarakat secara berkeadilan.

2) Pengkayaan dan pengembangan hukum yang nantinya

memberikan kontribusi bagi pengembangan teoritis dan

66

Haar, Ter, Beginselen en Stelsel van Hef Adatrecht, terjemahan K.Ng. Soebakti Poesponoto, Asas-asa dan Susunan HukumAdat, Pradnya Paramita, Jakarta, 2001

Hadikusuma, Hilman, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia,Mandar Maju, Bandung, 2003

Hamidi, Jazim, Hermeneutika Hukum, Teori Penemuan Hukum BaruDengan Interprestasi Teks, UII Press, Yogyakarta, 2005

Harsono, Boedi, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional,Universitas Trisakti, Jakarta, 2007

Hasanah, Yuliya, Konflik Pemanfaatan Sumberdaya Tanah UlayatBaduy Pada Kawasan Hutan Lindung (Studi Kasus:Masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar, Desa Kanekes,Kec. Leuwidamar, Kab. Lebak, Propinsi Banten), SkripsiProgram Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 2008.

Hasanusiman. Dinamika Hutan Rakyat di Indonesia. PustakaPelajar. 2010.

HarisBuM. Azzam Manan (ed), Nasionalisme dan KetahananBudaya di Indoensia, Sebuah Tantangan, LIPI Press, 2011.

Husni Anang. Hukum Birokrasi dan Budaya. Genta Publising. 2009.

Hutagalung, Arie S. Tebaran Pemikiran Seputar Masalah HukumTanah, Lembaga Pemberdayaan Hukum Indonesia, Jakarta2005.

Iskandar, Johan, Ekologi Perladangan di Indonesia: Studi Kasusdari Daerah Baduy, Banten Selatan, Jawa Barat,Djambatan, Jakarta, 1992.

Page 22: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

65

Creswell, John W., Research Design, Pendekatan Kualitatif,Kuantitatif dan Mixed. Edisi Ketiga, Terjemahan AchmadFawaid, Pustaka pelajar, Yogyakarta, 2010

Chambliss, William J. & Robert B. Seidman, Law, Order andPower, Reading Mass, Addison-Wesley, 1971

Dahrendorf, Ralf dalam Bernard Raho. Teori Sosiologi Modern,Prestasi Pustakaraya, Jakarta, 2007.

Darmodiharjo, Darji dan Shidarta. Penjabaran nilai-nilai Pancasiladalam Sistem Hukum Di Indonesia, Jakarta, PT. RajaGrafindo. 1996.

SantiajiPancasila, Suatu Tinjauan Filosofis, Historis dan YuridisKonstitusional, Usaha Nasional, Surabaya, 1991

Dj, Otong Setiawan. Teknik dan Panduan Menerjemahkan BahasaInggris Bahasa Indonesia. CV. Yrama Widya. 2004.

Friedman, Lawrence M. Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial. NusaIndah. 2009.

Giddes, Anthony. Problematika Utama dalam Teori Sosial. PustakaPelajar. 2009.

George, Ritzer & Goodman, Douglas J. ological6th edition, terj. Alimandan, Teori Sosiologi

Modern, Prenada Media, Jakarta, 2004.

Guba dan Linconc.SAGE Publications.

Gregory Leyh, Legal Hermeneutics, Diterjemahkan ke dalam BahasaIndonesia oleh M. Khozim, Nusa Media, Bandung, 2008.

8

konseptual tentang penemuan model penyelesaian konflik

pertanahan di Mesuji Lampung.

b. Kontribusi Praktis

1) Bagi pemerintah dapat digunakan sebagai rujukan kebijakan

dalam penyelesaian konflik pertanahan di Mesuji Lampung

yang memberdayakan secara berkeadilan.

2) Bagi masyarakat hukum adat Megou Pak Mesuji Lampung

penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan evaluasi

eksistensi, motivasi dan inspirasi dalam memperjuangkan

identitas budaya serta bertuk perjuangan untuk

mempertahankan hak-hak ulayatnya kepada negara.

3) Bagi elemen masyarakat sipil lainnya, sebagai bentuk

pembelaan kepentingan masyarakat serta pelestarian dalam

memperjuangkan eksistensi masyarakat hukum adat Mesuji

Lampung atau kearifan lokalnya agar tidak punah dan

tergerus modernisasi. Penelitian ini juga dapat menjadi

rujukan evaluasi penanganan konflik pertanahan pada daerah

lain di Indonesia.

1.4.Metode Penelitian

Menurut teori interaksionisme simbolik ini, realitas hukum yang

sesungguhnya nampak dalam simbol-simbol itu, yang hanya

dimengerti sesudah ditafsirkan. Maka realitas hukum yang demikian

itu tidaklah dengan mudah ditangkap melalui pengalaman dan

Page 23: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

9

penghayatan-penghayatan internal yang membuahkan gambaran

pemahaman yang lengkap (verstehen).

Melalui konsep hukum ini penelitian ini akan mengidentifikasi

masalah yang terkait dengan bagaimana penyelesaian konflik

pertanahan di Mesuji Lampung dengan pendekatan pemberdayaan

dan mewujudkan keadilan sosial bagi masyarakat hukum adat

Megou Pak Tulang Bawang Mesuji Lampung. Penelitian ini

dilakukan secara partisifatif dalam kehidupan masyarakat adat

Megou Pak Tulang Bawang Mesuji Lampung guna menemukan akar

masalah serta jawaban permasalahan dari konflik pertanahan Mesuji.

Disamping itu juga peneliti melakukan wawancara yang mendalam

(in-depth) secara intensif dengan masyarakat yang menjadi

partisipan dari kehidupan sosial, ekonomi, budaya, serta hukum

masyarakat adat Mesuji Lampung.

II. Pembahasan dan Temuan

2.1.Pembahasan

1. Model-model Konflik Pertanahan

Tipologi konflik pertanahan merupakan jenis sengketa,

konflik dan atau perkara pertanahan yang disampaikan atau

diadukan dan ditangani. Tipologi konflik pertanahan yang

ditangani Badan Pertanahan Nasional RI dapat dikelompokkan

menjadi 8 (delapan), terdiri dari masalah yang berkaitan dengan :

a. Penguasaan dan Pemilikan Tanah, yaitu perbedaan persepsi,

nilai atau pendapat, kepentingan mengenai status penguasaan

64

Bedner,Pengakuan Hak atas Tanah Komunal di Indonesia: Sebuah

Masa Depan Hak-Hak Komunal Atas Tanah: BeberapaGagasan Untuk Pengakuan Hukum, Van VollenhovenInstitute, Universitas Leiden dan Bappenas, Jakarta, 2011

Beilharz, Peter. Teori-teori Sosial Observasi Kritis Terhadap ParaFilosof Terkemuka. Pustaka Pelajar. 2005

Berger, Peter L., Thomas Luckmann, The Social construction ofReality A treastise In The Sociology of Knowledge Tafsirsocial atas Kenyataan, Risalah tentang SosiologiPengetahuan, LP3ES, Jakarta, 1990

UUPA danKedudukan Tanah-Tanah Adat Dewasa Ini, Binacita,Jakarta, 1978

Burns, Collaborative Action Research for English LanguageTeachers, Cambrige, Cambrige University Press. 1999

S. Davidson, David Henley, Sandra Moniaga, Adat DalamPolitik Indonesia, Yayasan Pustaka Obor Indonesia-KITLV,Jakarta 2010

Cahyadi, Antonius, Donny Danardono. Sosiologi Hukum dalamPerubahan. Yayasan Obor Indonesia. 2009

dalam Antonius Cahyadi dan Donny Danardono (Editor),Sosiologi Hukum Dalam Perubahan, Yayasan OborIndonesia, Jakarta, 2009

Page 24: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

63

Pluralisme Hukum : Konsep, Regulasi, Negoisasi DalamKonflik Agraria di Indonesia, Epitesma Institute-HuMA-Forest People Programme, Jakarta, 2011

Ali, Faried, Andi Syamsu Alam. Studi Keibijakan Pemerintah. PT.Refika Aditama. 2012.

Arief, Barda Nawawi, Bunga Rampai Kebijakan Hukum PidanaPerkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru. KencanaMedia Group. 2010.

_________-Pembaharuan Hukum dalam Perspektif KajianPerbandingan. PT. Citra Aditya Bakti. 2011.

_________-Tujuan dan Pedoman Pemindahan PerspektifPembaharuan Hukum Pidana dan Perbandingan BeberapaNegara. Oetama. 2009.

Baghi, Felix, Pluralisme, Demokrasi dan Toleransi, Ledalero,Maumere, 2012

Bakker, Laurens, Dapatkah kami memperoleh hak ulayat?, Tanahdan masyarakat di Kabupaten Paser dan Nunukan,

Moeliono, Hukum Agraria dan Masyarakat di Indonesia,HuMa, Van Vollenhoven Institute dan KITLV-Jakarta,Jakarta, Jakarta, 2010.

Bamba -Mempertegas IdentitasMasyarakat Adat Dayak Kalimantan dan Resiliensi

Petebang (eds), Pelajaran Dari Masyarakat Dayak: GerakanSosial dan Resiliensi Ekologis di Kalimantan Barat, WWFdan Institut Dayakologi, Pontianak, 2001

10

di atas tanah tertentu yang tidak atau belum tentu dilekati hak

(tanah Negara), maupun yang telah dilekati hak oleh pihak

tertentu;

b. Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah, yaitu perbedaan

persepsi, nilai atau pendapat, kepentingan mengenai proses

penetapan hak dan pendaftaran tanah yang merugikan pihak

lain sehingga menimbulkan anggapan tidak sahnya penetapan

atau perijinan di bidang pertanahan;

c. Batas atau letak bidang tanah, yaitu perbedaan pendapat, nilai

kepentingan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah yang

diakui satu pihak yang telah ditetapkan oleh Badan

Pertanahan Nasional Republik Indonesia maupun yang masih

dalam proses penetapan batas;

d. Pengadaan tanah, yaitu perbedaan pendapat, kepentingan,

persepsi atau nilai mengenai status hak tanah yang

perolehannya berasal dari proses pengadaan tanah, atau

mengenai keabsahan proses, pelaksanaan pelepasan atau

pengadaan tanah dan ganti rugi;

e. Tanah objek Landreform, yaitu perbedaan persepsi, nilai atau

pendapat, kepentingan mengenai prosedur penegasan, status

penguasaan dan pemilikan, proses penetapan ganti rugi,

penentuan subjek objek dan pembagian tanah obyek

Landreform;

f. Tuntutan Ganti Rugi Partikelir, yaitu perbedaan persepsi,

pendapat, kepentingan atau nilai mengenai Keputusan tentang

Page 25: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

11

kesediaan pemerintah untuk memberikan ganti kerugian atas

tanah partikelir yang dilikwidasi.

g. Tanah Ulayat, yaitu perbedaan persepsi, nilai atau pendapat,

kepentingan mengenai status Ulayat dan masyarakat hukum

adat di atas areal tertentu baik yang telah diterbitkan hak atas

tanah maupun yang belum, akan tetapi dikuasai oleh pihak

lain;

h. Pelaksanaan Putusan Pengadilan, yaitu perbedaan persepsi,

nilai atau pendapat, kepentingan mengenai putusan badan

peradilan yang berkaitan dengan subjek atau obyek hak atas

tanah atau mengenai prosedur penerbitan hak atas tanah

tertentu.

2. Penyelesaian Konflik Pertanahan

Di Indonesia, konflik pertanahan yang ada diselesaikan

melalui Pengadilan Umum dan Pengadilan Tata Usaha Negara.

Namun dari sekian banyaknya kasus yang masuk ke badan

peradilan tersebut, banyak yang diselesaikan dengan hasil yang

kurang memuaskan, sehingga berkembanglah pandangan di

masyarakat bahwa badan peradilan tidak optimal dalam

menyelesaikan sengketa pertahanan. Akibatnya, rasa keadilan

dan kepastian hukum yang diharapkan masyarakat tersebut tidak

terpenuhi, bahkan yang ada hanyalah persoalan baru yang

dampaknya justru memperburuk kondisi yang ada.

62

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku :

Adi, Rianto, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Granit.2004.

Afiff, Suraya A,dalam Yayasan Kemala,

Tanah Masih di Langit, Penyelesaian Masalah PenguasaanTanah dan Kekayaan Alam di Indonesia yang tak KunjungTuntas di Era, Reformasi, Yayasan Kemala, 2005

ir dan dalamHutan, Bogor, 19-22 Februari 2006.

_______, Pendapat Hukum Terhadap RPP Tatacara Penetapan danPengelolaan Hutan Adat, HuMa, Jakarta, 2009

Ali, Achmad, Menguak Teori Hukum dan Teori Keadilan, TermasukInterprestasi Undang-Undang, Kencana Prenada MediaGroup, Jakarta, 2009

AMAN, Memahami Dimensi-Dimensi Kemiskinan Masyarakat Adat,AMAN & ICCO, Jakarta, 2010

Adib, Mohammad. Filsafat Ilmu. Pustaka Pelajar. 2010.

Arizona, Yance et.al, Dinamika Implementasi Pengakuan HukumHak Masyarakat Adat Atas Sumberdaya Alam, LearningCetre-HuMa, Jakarta, 2010.

Kepastian Hak Masyarakat Atas Tanah dan Kekayaan Alam:Perkembangan dan Masalahnya di Kabupaten Sigibiromaru,

itri, Untuk Apa

Page 26: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

61

yang dituangkan dalam berita acara penyelesaian konflik

pertanahan di Mesuji Lampung.

2. Menginventarisasi ulang Jumlah Masyarakat Adat serta

masyarakat pendatang untuk dibuat kesepakatan penyelesaian

konflik pertanahan dengan Model Pemberdayaan.

3. Pengembalian tanah (inclave) ke masyarakat Adat MPTBM

Lampung untuk dapat dikelola oleh masyarakat Hukum Adat

sebagai Hutan Adat.

4. Mencabut izin yang dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan SK

tahun 1997 pemegang pelaksana HGU PT. Silva Inhutani

Lampung yang diteruskan oleh PT. BSMI.

5. Selanjutnya apabila akan dikelola kembali oleh Perusahaan harus

ada komitmen dan perjanjian ulang dari model pemberdayaan

berupa kemitraan.

12

Pola-pola penyelesaian konflik pertanahan di luar pengadilan

yang dilakukan adalah : negosiasi, musyawarah mufakat dan

mediasi. Negosiasi dilakukan dengan jalan dimana para pihak

yang berkonflik duduk bersama untuk mencari jalan terbaik

dalam penyelesaian konflik dengan prinsip bahwa penyelesaian

itu tidak ada pihak yang dirugikan (win-win solution), kedua

pihak tidak ada yang merasa dirugikan. Musyawarah mufakat

adalah langkah lebih lanjut dari negosiasi. Jika dalam negosiasi

tidak terdapat kesepakatan yang saling menguntungkan, maka

langkah lebih lanjut adalah melakukan musyawarah mufakat

dengan melibatkan pihak lain selaku penengah. Hasil

musyawarah tersebut selanjutnya dibuatkan surat kesepatakan

bersama yang ditandatangani oleh para pihak dan para saksi.

Mediasi memberikan kepada para pihak perasaan kesamaan

kedudukan dan upaya penentuan hasil akhir perundingan yang

dicapai menurut kesepakatan bersama tanpa tekananan atau

paksaan. Dengan demikian solusi yang dihasilkan mengarah

kepada win-win solution. Upaya untuk win-win solution itu

ditentukan oleh beberapa faktor:

1. Proses pendekatan yang objektif terhadap sumber sengketa

lebih dapat diterima pihak-pihak yang memberikan hasil

yang saling menguntungkan, dengan catatan bahwa

pendekatan harus menitikberatkan pada kepentingan yang

menjadi sumber dan bukan pada posisi atau kedudukan para

pihak.

Page 27: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

13

2. Kemampuan yang seimbang dalam proses negosiasi atau

musyawarah. Perbedaan kemampuan tawar menawar akan

menyebabkan adanya penekanan oleh pihak satu terhadap

yang lain.

Dengan berjalannya waktu, penyelesaian konflik pertanahan

melalui ADR secara implisit dimuat dalam Peraturan Presiden

Nomor 10 tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional

(BPN). Dalam struktur organisasi BPN dibentuk satu

kedeputian, yaitu Kedeputian Bidang Pengkajian dan

Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan. BPN telah pula

menerbitkan Keputusan Kepala BPN No. 34 tahun 2007 tentang

Petunjuk Teknis Penanganan dan Penyelesaian Masalah

Pertanahan yang telah diganti dengan Peraturan Kepala BPN No.

3 tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan

Kasus Pertanahan. Dalam menjalankan tugasnya menyelesaikan

konflik pertanahan, BPN melakukan upaya antara lain melalui

mediasi.

3. Cara-cara Penyelesaian Konflik Pertanahan

a. Litigasi

Litigasi adalah penyelesaian sengketa atau konflik yang

paling umum, yaitu melalui mekanisme membawa sengketa ke

pengadilan dimana hakin akan membuat putusan. Litigasi harus

berdasarkan aturan yang ketat dan mengikat. Saat ini Indonesia

sedang melakukan reformasi sistem hukum untuk mencapai hal

60

beserta kearifan lokalnya agar mendapat perlindungan dari

negara.

3) Bagi elemen masyarakat lainya agar tidak arogansi dalam sikap

dan perilaku dalam memperjuangkan hak-haknya tetap dalam

koridor hukum dan aturan.

4) Bagi akademisi, penelitian ini dapat digunakan untuk

memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya dengan topik

atau tema yang sama dalam perspektif yang berbeda, sehingga

penelitian ini juga dapat digunakan untuk membangun

penelitian lebih lanjut.

V. Rekomendasi

Untuk menyelesaikan konflik pertanahan di kawasan hutan

Register 45 Sungai Buaya, Pemerintah Pusat (Kementerian

Kehutanan), Pemerintah Provinsi Lampung, Pemerintah Kabupaten

Mesuji serta Instansi terkait duduk bersama, merumuskan

kesepakatan dan hal-hal yang berkaitan dalam pengelolaan

pertanahan di Mesuji yang melibatkan partisipatif masyarakat Adat

dan Pendatang.

Penyelesaian konflik pertanahan di Mesuji Lampung, harus

dilakukan langkah-langkah sbb :

1. Pemetaan kawasan areal Register 45, untuk dapat bersama sama

Tokoh Adat Megou Pak TBML dan Masyarakat bersama sama

dilibatkan dalam pengukuran ulang dan membuat kesepakatan

Page 28: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

59

IV. Implikasi

4.1.Secara Filosofis

Agar dapat berpengaruh pada Perubahan Paradigma berfikir;

baik menyangkut budaya, hukum dan sosialnaya,untuk Masyarakat

Hukum adat Megou Pak Tulang Bawang Mesuji Lampung,

Masyarakat pendatang, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat,

Penegak Hukum, Ormas dan LSM untuk dapat saling bekerjasama

dan dapat merumuskan hal-hal yang mendukung program model

pemberdayan masyarakat yang akan dibentuk.

4.2.Secara teoritis

Memperkaya pengembangan ilmu hukum, khususnya hukum di

bidang Kehutanan; kasus dan konflik Pertanahan, yang berkaitan

dengan pemberdayaan masyarakat secara berkeadilan. Pengkayaan

dan pengembangan hukum yang nantinya memberikan kontribusi

bagi penyelesaian konflik pertanahan di Mesuji Lampung.

4.3.Secara Praktis

1) Bagi Pemerintah dapat digunakan sebagai rujukan membuat

regulasi/ kebijakan model penyelesaian konflik pertanahan di

Mesuji Lampung yang dapat memberdayakan masyarakat

secara berkeadilan.

2) Bagi masyarakat hukum adat Megou Pak Mesuji Lampung

penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan evaluasi

eksistensi, motivasi dan inspirasi dalam memperjuangkan

identitas budaya serta bentuk perjuangan dalam

mempertahankan hak-hak masyarakat adat dan tradisional

14

tersebut. Proses litigasi bisa memakan waktu lama dan biaya

yang besar (termasuk biaya memperoleh perintah eksekusi dan

biaya lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan eksekusi).

1) Dasar Hukum

Berikut adalah sumber hukum untuk penyelesaian sengketa

(gugatan perdata):

(1)Legalislature

a.HIR (Het Herzein Indonesisch Reglement) Stb. 1848

No. 16 Jonto Stb, 1941 No. 44 untuk wilayah Jawa dan

Madura.

b.RBg (Rechtsreglement Buitengewesten) Stb. 1927 No.

227 untuk wilayah di luar Jawa dan Madura.

c.BW: Buku IV of Burgelijke Wetboek Voor

Indonesisch.

d.RV (Reglement of de Burgelijk Rechtsvordering) Stb.

1847 No. 52 Jo. Stb. 1984 No. 63 Hukum Acara Perdata

untuk Golongan Eropa.

e.UU No. 20/1947 tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan

Madura.

f. UU No. 04/2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.

g.UU No. 14/1985 Jo, UU No. 5/2004 tentang Jaksa

Agung.

h.UU No. 2/1986 Jo, UU No. 8/2004 tentang Lingkungan

Peradilan Umum.

i. Peraturan dan Surat Edaran Mahkamah Agung

Page 29: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

15

(2)Yurisprudensi.

Pada yurisprudensi, putusan hakim pada kasus yang tidak

diatur undang-undang dapat digunakan sebagai referensi

oleh hakim yang sedang menilai kasus serupa.

(3)Kebiasaan yang diadopsi oleh hakim dalam pemeriksaan

kasus perdata.

(4)Doktrin

(5)Perjanjian Internasional

RV Pasal 8 Ayat 3 mengatur rincian yang harus

dimasukkan dalam penyusunan aplikasi gugatan ke

Pengadilan Negeri. Penyertaan rincian berikut dapat

mempercepat proses pendaftaran gugatan;

a. Ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri.

b. Tanggal.

c. Ditandatangani oleh penggugat atau yang memiliki

surat kuasa

d. Identitas semua pihak (nama lengkap, alamat)

e. Fundamental Petendi, termasuk deskripsi sengketa dan

dasar hukum atas gugatan.

f. Daftar tuntutan yang akan diputus di sidang setelah

aplikasi gugatan siap, penggugat atau pengacaranya

akan membawa gugatan ke Pengadilan Negeri dimana

tergugat terdaftar. Apabila ada lebih dari 1 tergugat,

maka gugatan dapat didaftarkan di salah satu

pengadilan negeri dimana salah satu tergugat terdaftar.

58

pagu anggaran tersendiri sehingga dapat mandiri dan

independen dalam penyelesaian konflik

(4)Kelembagaan khusus itu berupa Komisi Penyelesaian Konflik

Pertanahan yang di dalamnya tergabung SDM dari unsur

Kepolisian, Kejaksaan, BPN, Pemerintah Dalam Negeri

(Depdagri), Pemerintahan Desa Tertinggal (PDT), Kemetrian

Pekerjaan Umum (PU), dan Kementrian Kehutanan dan

Lingkungan Hidup, yang dapat melaksanakan model

penyelesaian konflik melalui pemberdayaan masyarakat.

(5)Model Pemberdayaan masyarakat berupa : Kemitraan

Terpadu Antara Perusahaan dan masyarakat di fasilitasi serta

diawasi, dimonitor serta di evaluasi oleh Pemerintah (Komisi

Penyelesaian Konflik Pertanahan).

(6)Model Pemberdayaan yang diprogramkan oleh Komisi

Penyelesaian Konflik Pertanahan berupa :

h. Hutan Sahabat Rakyat, kawasan konservasi dan serta madu

lebah hutan yang dibina secara berkelompok tani madu

hutan.

i. Hutan Desa, model hutan Tanaman Rakyat (HTR),

menanam sentra rotan, damar, jati, sengon dan sejenisnya

denga sistim tumpang sari, palawija, dan buah-buahan

serta ternak (ayam, sapi dan kambing).

Page 30: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

57

pengelolaan oleh PT. BSMI, yang mengabaikan perjanjian

awal serta wan prestasi terhadap masyarakat dan plasmanya.

(4)Belum adanya kebijakan dan aturan menggunakan model

penyelesaiaan konflik pertanahan yang berbasis

pemberdayaan masyarakat berkeadilan di mesuji.

(5)Paradigma berfikir aparat penegak hukum dalam penyelesaian

konflik Mesuji terlihat sangat Positivistik, dengan cara

litigasi. Cara pandang serta berfikir dari penegak hukum yang

tekstual dan kontekstual, sehingga cenderung materialis,

pragmatis. Dalam melaksanakan tugas pengamanan serta

mengeluarkan masyarakat dari arel Register 45 dengan cara

memaksa sehingga ada perlawanan dari kelompok masyarakat

adat dan masyarakat pendatang di Mesuji.

3. Model Penyelesaian konflik pertanahan Mesuji Lampung yang

berbasis pemberdayaan masyarakat yang berkeadilan adalah sbb :

(1)Kebijakan Pemerintah untuk membuat Regulasi/ Payung

Hukum Undang-undang Khusus yang menangani Konflik

Pertanahan berikut cara-cara dan proses litigasi dan non

litigasi (mediasi).

(2)Membentuk Kelembagaan Khusus yang menangani persoalan

konflik pertanahan dan mempunyai konsep model

pemberdayaan masyarakat secara berkeadilan.

(3)Kelembagaan yang mempunyai kewenangan khusus dan

diberi anggaran khusus bersumber dari Pos APBN dan ada

16

b. Non Litigasi

Penyelesaian sengketa atau konflik melalui ADR.

Pada umumnya penyelesaian sengketa atau konflik tanah

dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui melalui pengadilan

(litigasi) dan penyelesaian sengketa di luar pengadilan (non-

litigasi). Penyelesaian sengketa melalui jalur pengadilan

seringkali menimbulkan permasalahan baru. Permasalahan baru

ini timbul apabila ada pihak yang tidak menerima hasil putusan

pengadilan yang memenangkan salah satu pihak. Permasalahan

lainnya timbul, yaitu apabila memperkarakan objek sengketa

yang sama ke lembaga peradilan yang berbeda. Seringkali

ditemui sengketa tanah yang diajukan ke Peradilan Umum (PU)

dan Peradilan Tata Usaha Negara PTUN. Keputusan antara PU

dan PTUN seringkali berbeda, oleh karena itu hal ini dapat

menimbulkan permasalahan baru dalam penyelesaian sengketa

tanah.

Penyelesaian sengketa melalui di luar pengadilan (non-

litigasi) merupakan penyelesaian sengketa yang sedang

dikembangkan saat ini. penyelesaian sengketa melalui jalur non-

litigasi atau lebih dikenal dengan istilah Alternative Dispute

Resolution (ADR), diatur dalam Undang-undang Nomor 9 tahun

1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Mekanisme penyelesaian sengketa dengan cara ini digolongkan

dalam media non-litigasi yaitu merupakan penyelesaian konflik

atau sengketa yang kooperatif yang diarahkan pada suatu

Page 31: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

17

kesepakatan satu solusi terhadap konflik atau sengketa yang

bersifat win-win solution.

Penyelesaian sengketa tanah saat ini banyak dilakukan

melalui jalur non-litigasi. Adanya pihak ketiga yang ikut campur

tangan dalam penyelesaian sengketa ini diharapkan dapat

memberikan solusi bagi permasalahan sengketa tanah. BPN

dalam menanggulangi sengketa tanah, telah mengeluarkan

Peraturan Kepala BPN Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2011

tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus

Pertanahan Perka BPN nomor 3 tahun 2011. Berdasarkan

peraturan ini BPN dapat berperan sebagai pihak ketiga yang

dapat memberikan solusi bagi para pihak yang sedang

bersengketa.

Penyelesaian sengketa melalui ADR merupakan

penyelesaian sengketa yang dilakukan bersama dengan pihak

ketiga. Pihak ketiga ini bertugas menjadi mediator antara kedua

belah pihak yang bersengketa.

4. Konsepsi Konflik dalam Penyelesaian Konflik

Pertanahan

Teori Konflik dari Ralf Dahrendorf9, masyarakat senantiasa

berada dalam proses perubahan yang ditandai oleh pertentangan

yang terus menerus di antara unsur-unsurnya. Keteraturan yang

terdapat dalam masyarakat hanyalah disebabkan karena adanya

9Ritzer, George & Goodman, Douglas J., 2004, 6th edition, terj. Alimandan, TeoriSosiologi Modern, Prenada Media, Jakarta, hlm. 154

56

(4)Penggunaan dana dari Pos kegiatan lain akan berakibat

hukum, apabila pemerintah menggunakan maka berpotensi

penyalahgunaan keuangan negara.

(5)Kebijakan Pemerintah yang terdahulu yaitu SK Menhut

nomor :93/KPTS II/1997 yang belum dicabut tentang HGU

PT Inhutani Lampung yang digunakan oleh PT. BSMI

sekarang menjadi permasalahan yang tidak kunjung selesai/

lambat.

2. Penyelesaian konflik pertanahan di Mesuji belum menggunakan

model pemberdayaan masyarakat yang berkeadilan, dikarenakan

sbb :

(1)Penyelesaian konflik pertanahan di Mesuji Lampung

Pemerintah masih mengumpulkan bahan keterangan serta

mendata kelompok-kelompok masyarakat Adat serta

masyarakat pendatang sebagai bahan masukan untuk

mengambil langkah dan kebijakan apa kedepannya.

(2)Pihak Perusahaan PT. Bintang Sejahtera Mandiri Indonesia

(BSMI) sebagai pengelola HGU, Hutan Tanaman Industri

(HTI) masih memakai cara-cara pressures mengunakan

Ormas Pekat dan Aparat Penegak Hukum untuk mengusir

paksa/ mengeluarkan masyarakat di areal lahannya.

(3)Pola Kemitraan yang disepakati antara masyarakat dan PT.

Inhutani pada tahun 1997 tidak melanjutkan pengelolaannya

yang disebabkan krisis moneter, kemudian dilanjutkan

Page 32: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

55

nyata masyarakat setelah terjadinya konflik adalah, interaksi

masyarakat yang semulanya tenang dan damai menjadi tidak

tenang dalam bekerja.

g. Dampak Religius

Adanya rasa takut untuk beribadah karena kondisi keamanan

yang tidak stabil. Dari pengamatan langsung di lokasi, dampak di

bidang religius secara keseluruhan dari konflik tidak begitu terasa

dalam kehidupan masyarakat, namun ada kecemasan dan

keraguan dalam kehidupan masyarakat tentang ketenangan dalam

beribadah dan aktivitas keagamaan lainnya.

III. Simpulan

Berdasarkan permasalahan yang diajukan dan kemudian

dilakukan analisis serta pembahasan, dalam penelitian ini berhasil

disimpulkan :

1. Penyelesaian konflik pertanahan di Mesuji Lampung belum

berbasis pemberdayaan masyarakat dikarenakan :

(1)Masyarakat Hukum Adat Megou Pak TBM Lampung, belum

diajak duduk bersama-sama membahas keinginan apa dalam

penyelesaian konflik pertanahan.

(2)Baik Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat saling

melempar kewenangan dalam penyelesaian konflik Mesuji.

(3)Belum Adanya anggaran yang khusus dapat dipergunakan

secara legal/ sah dalam menyelesaikan konflik pertanahan di

Mesuji Lampung.

18

tekanan atau pemaksaan kekuasaan dari atas oleh golongan yang

berkuasa. Setiap individu mempunyai andil dalam terciptanya

pertentangan yang berujung pada konflik. Perubahan sosial dan

pembangunan yang terjadi merupakan hasil dari adanya konflik.

Dalam situasi konflik, golongan yang terlibat melakukan

tindakan-tindakan untuk mengadakan perubahan dalam struktur

sosial. Kalau konflik terjadi secara hebat maka perubahan yang

timbul akan bersifat radikal. Begitu pula kalau konflik itu

disertai oleh penggunaan kekerasan maka perubahan struktural

akan efektif.

Sehingga dalam menetapkan pilihan terhadap penyelesaian

sengketa yang dialaminya dibatasi oleh nilai, norma dan ide

abstrak yang mempengaruhi, tetapi setidaknya ia mempunyai

kemauan bebas dalam memilih berbagai alternatif tindakan.

Cara-cara yang ditempuh untuk menyelesaikan sengketa

antara lain dibahas oleh S. Roberts10 yang mengemukakan

tentang upaya-upaya seperti :

a. Penggunaan kekerasan, yaitu langsung antar pribadi.

b. Melalui upacara atau ritual, misalnya upacara adat.

c. Mempermalukan, biasanya dengan sindiran/kiasan.

d. Melalui makhluk-makhluk supernatural, misalnya dengan

sampah atau magic.

e. Pengucilan.

f. Melalui pembicaraan, yang dapat terdiri dari :

10Simon Roberts, 1979, Order and Dispute: An Introduction to Legal Anthopology, Harmonsworth: Penguin Books. hlm.57-59.

Page 33: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

19

1.Membicarakan langsung (negosiasi)

2.Pembicaraan tidak langsung atau dengan bantuan pihak

ketiga, baik yang bertindak sebagai penengah atau

penasehat (peradilan/penegak hukum atau perantara/go

between) maupun sebagai pihak yang ikut menyelesaikan

(arbitrasi/arbitration dan peradilan/adjudicator).

Teori-teori konflik pada umumnya memusatkan

perhatiannya terhadap pengenalan dan penganalisisan kehadiran

konflik dalam kehidupan sosial, penyebabnya dan bentuknya,

serta akibatnya dalam menimbulkan perubahan sosial.

Konflik yang bersifat subyektif dimana melibatkan

masyarakat dengan instansi pemerintah atau masyarakat dengan

investor yang yang seharusnya memiliki posisi yang lebih tinggi

secara finansial. Konflik-konflik atas tanah pada akhirnya akan

menuntut pihak-pihak yang berkonflik untuk melakukan

perdamaian, dalam perspektif hukum sarana untuk

menyelesaikan konflik pertanahan dapat ditempuh melalui

proses peradilan (konsensus).

Pembuatan peraturan perundang-undangan yang baik tanpa

disertai dengan penegakan hukum secara konsekuen dapat juga

menyebabkan pendudukan tanah, penyerobotan, pemalsuan atau

penipuan surat bukti hak atas tanah. Seyogyanya konflik atas

tanah harus dapat dideteksi dan diselesaikan sedini mungkin.

Realitasnya lain, seperti halnya konflik di bidang lain, konflik

atas tanah dapat diselesaikan dengan tiga cara, yaitu :

54

dibangun pos-pos penjagaan oleh TNI untuk menjaga keamanan

masyarakat Mesuji.

d. Dampak Sosial Budaya

Hubungan sosial di antara masyarakat semakin renggang dan

nilai budaya menjadi luntur bahkan hampir hilang. Di samping itu

juga dampak yang dirasakan dari konflik ini adalah

berkembangnya sikap saling curiga antar kelompok masyarakat

sehingga hubungan sosial yang semula baik menjadi luntur.

e. Dampak Lingkungan Hidup

Suhu udara di sekitar Register 45 terasa sangat panas,

sumber mata air mulai berkurang, lokasi pencarian ikan sudah

tidak ada lagi. Berdasarkan temuan TPFG, bentuk-bentuk

pelanggaran itu antara lain: (1).Membiarkan pembuangan limbah

di hutan Register 45 yang dilakukan oleh PT. Silva Inhutani

Lampung yang mencemari wilayah sekitar, termasuk sungai-

sungai kecil di wilayah perusahaan. (2).Tidak melaksanakan

kewajiban penanaman 5% tanaman kehidupan dengan pola

kemitraan. (3).Tidak melaksanakan program CSR (Corporate

Sosial Responsibility) atau program bina lingkungan terhadap

masyarakat sekitar perusahaan. (4).Meminjamkan atau

menyewakan lahan kepada pihak ketiga.34

f. Dampak Psikologis

Adanya rasa stress, trauma, tekanan batin bahkan rasa duka

yang mendalam karena kehilangan anggota keluarga. Kondisi

34 Sumber data : Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Mesuji.

Page 34: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

53

6. Dampak-Dampak dari Konflik Pertanahan di Mesuji

Lampung

Dari hasil penelitian empiris, didapati bahwa dampak yang

terjadi akibat konflik pemilikan tanah ini sangat besar dan

menyangkut seluruh aspek kehidupan masyarakat. Dari pengakuan

warga masyarakat yang terlibat langsung dalam konflik Syahrul

Sidin (Sekretaris Jenderal Persatuan Petani Moro-Moro) meminta

pemerintah segera menuntaskan konflik Register 45

mesuji,penyelesaiannya ini akibat dari pengelolaan kawasan di

jaman orde baru yang menyingkirkan keberadaan masyarakat.

a. Dampak Politik

Yaitu kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sudah

berkurang karena pemerintah lamban menyelesaikan konflik ini.

Dari konflik pemilikan tanah ini terpolarisasi dinamika politik

daerah.

b. Dampak ekonomi

Yaitu sebagai korban, masyarakat kehilangan sumber mata

pencarian dari pekerjaan mereka sebagai petani dan buruh,

sehingga tidak bisa menyekolahkan anak dan kehilangan sumber

penghasilan.

c. Dampak Keamanan

Kondisi lingkungan menjadi tidak aman, karena banyak

tindakan kriminal seperti pencurian, penodongan dan perampokan.

Selain itu di lokasi-lokasi tertentu dapat dikatakan aman, karena

20

a.Penyelesaian secara musyawarah.

b.Penyelesaian melalui badan peradilan. Disini masalah diajukan

ke pengadilan umum secara perdata atau pidana jika

sengketanya terkait dengan pemakaian tanah secara ilegal

sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 51 Tahum

1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin yang

Berhak atau Kuasanya, atau melalui Peradilan Tata Usaha

Negara.

c.Penyelesaian melalui arbitrase dan Alternatif Penyelesaian

konflik, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor

30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian

konflik. Ini merupakan upaya penyelesaian konflik diluar

pengadilan. Penyelesaian konflik tanah secara Arbitrase

bersifat informal, tertutup murah, dan lebih efisien sehingga

diharapkan lebih memenuhi keinginan para pihak berkonflik.

Sementara itu, alternatif penyelesaian konflik adalah upaya

penyelesaian konflik di luar pengadilan dengan cara

konsultasi, negosiasi, peradilan, konsolidasi, atau penilaian

ahli.

Penyelesaian konflik tanah senantiasa diupayakan agar tetap

mengikuti tata cara dan prosedur yang telah diatur dalam

berbagai peraturan Perundang-undangan. Pentingnya

mengindahkan ketentuan Perundangan dimaksud, karena untuk

menghindari tindakan melanggar hukum.

Page 35: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

21

Meskipun UUPA sama sekali tidak menyebut bagaimana

mekanisme penyelesaian konflik tanah, kecuali ketentuan pidana

Bab III Pasal 57 Ayat (1) yang menyebutkan ancaman pidana

untuk yang melanggar Pasal 15 UUPA selama-lamanya 3 (tiga)

bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 10.000 (sepuluh ribu

rupiah). Ayat (2) menyebutkan bahwa Peraturan Pemerintah dan

peraturan Perundang-undangan yang dimaksud dalam Pasal 19,

22, 24, 26 Ayat (1), 46, 47, 48, 49, Ayat (3), dan 50 Ayat (2)

dapat memberikan ancaman pidana atas pelanggaran peraturan

Perundang-undangannya dengan hukuman kurungan selama-

lamanya 3 (tiga) bulan dan atau denda setinggi-tingginya Rp.

10.000. Jika melihat ketentuan pasal ini, adanya ancaman pidana

menunjukkan jika konflik tanah terjadi akan diselesaikan melalui

pengadilan. Tidak adanya ketentuan tentang penyelesaian

konflik tanah ini dalam UUPA dan karakteristik penyelesaian

konflik di pengadilan biasa yang sering mengecewakan pencari

keadilan, mendorong berbagai kalangan mengusulkan

pentingnya pengadilan mendorong berbagai kalangan

mengusulkan pentingnya pengadilan khususnya agraria. Tentu

saja, ketentuan ini tidak menutup kemungkinan penyelesaian

konflik tanah secara non-litigasi.

Penyelesaian konflik tanah dalam perspektif Hukum Tanah

Nasional menghendaki agar penyelesaian konflik diusahakan

pertama-tama melalui musyawarah. Dalam musyawarah itu

kedudukan para pihak adalah sederajat, biarpun salah satu

52

yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Lampung. Upaya-upaya

yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Lampung tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi

Lampung

No. Tanggal Upaya Pemerintah1. 21 Mei 2010 Pembentukan Tim Kerja Perlindungan Hutan

Provinsi Lampung berdasar SK GubernurLampung No.G/354/III/16/HK/2010

2. 6 November2010(Pukul 16.30)

Tim Perlindungan Hutan (sekitar 60 petugas)melakukan sosialisasi dan penertiban gubuk dieks dusun Pelita Jaya.

3. 17 Februari 2011 Pembentukan Panitia Tata Batas KawasanHutan Produksi Register 45 Sungai BuayaKabupaten Mesuji berdasar Keputusan BupatiNo.B/37/1.02/HK/MSJ/2011

4. 8 Februari 2012 Pejabat Bupati Mesuji Membentuk Tim TerpaduPenertiban, Pengosongan, dan PenyelamatanHutan Produksi Register 45 Sungai Buaya

5. 14 s/d 27Februari 2012

Tim Terpadu Penertiban, Pengosongan, danPenyelamatan Hutan Produksi Register 45Sungai Buaya melakukan sosialisasi terbuka dansosialisasi tertutup.

6. 28 s/d 3 Maret2012

Tim Terpadu Penertiban, Pengosongan, danPenyelamatan Hutan Produksi Register 45Sungai Buaya melakukan tindakan penertiban,pengosongan dan pengusiran secara paksa bagiperambah.

7. 28 Februari 2012 Atas saran Kapolres Tulang Bawang, penertibanditunda/dibatalkan.

8. 25 Juni 2012 Pembentukan Tim Terpadu Penertiban danPenyelamatan Hutan Register 45 Sungai Buayaberdasar SK Bupati MesujiNo.B/118/I.02/HK/MSJ/2012

Page 36: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

51

10. Air Mati (Alba VI B)4. Karya Tani (Alba IV A) 900 1.878 9115. Pok TB (Alba VIII A Seputaran

Terminal)8 30 3

Jumlah 8.549 16.271 8.753Sumber: Dokumen PPLH (Pemuda Peduli Lingkungan Hidup),

Februari 2013

Berdasarkan data tersebut diatas dapat diketahui bahwa

masyarakat perambah hutan sudah meluas di berbagai wilayah

dengan jumlah perambah yang sudah mencapai puluhan ribu. Hal ini

merupakan permasalahan serius yang perlu di tangani oleh

pemerintah khususnya yang berwenang sebagai penengah rakyat,

memberikan kebijakan serta keamanan bagi masyarakatnya,

pernyataan ini diperkuat oleh Rasyid (dalam Labollo,2006:19). 33

Bahwa fungsi pemerintah adalah peraturan, pelayanan,

pemberdayaan, dan pembangunan. Pelaksanaan fungsi peraturan

yang lazim dikenal sebagai fungsi regulasi dengan segala bentuknya,

dimaksudkan sebagai usaha untuk menciptakan kondisi yang tepat

sehingga menjadi kondusif bagi berlangsungnya berbagai aktifitas.

Fungsi pelayanan membuahkan keadilan dalam masyarakat. Jadi,

pemerintah mempunyai peran yang sangat penting dalam

menyelesaikan serta menjadi penengah konflik perambahan hutan

Register 45.

Upaya yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Lampung

dalam penyelesaian konflik Hutan Register 45 adalah dengan

melakukan sosialisasi terhadap masyarakat perambah oleh Tim kerja

33http://digilib.unila.ac.id/2207/10/BAB%20I.pdf

22

pihaknya adalah pemerintah. Kalau yang berkonflik meliputi

jumlah yang besar, dapat dilaksanakan melalui perwakilan atau

kuasa yang ditunjuk oleh yang bersangkutan. Musyawarah pada

hakikatnya adalah proses atau kegiatan saling mendengar dengan

sikap saling menerima pendapat dan keinginan yang didasarkan

atas kesukarelaan antara pihak pemegang hak atas tanah dan

pihak yang memerlukan tanah, untuk memperoleh kesepakatan

mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian.

5. Konsepsi Pemberdayaan Dalam Penyelesaian Konflik

Pertanahan Mesuji Lampung

Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian

pemberdayaan mempunyai rumusan yang berbeda-beda dalam

berbagai konteks dan bidang kajian, artinya belum ada definisi

yang tegas mengenai konsep tersebut. Namun demikian, bila

dilihat secara lebih luas, pemberdayaan sering disamakan dengan

perolehan daya, kemampuan dan akses terhadap sumber daya

untuk memenuhi kebutuhannya.

Oleh karena itu, agar dapat memahami secara mendalam

tentang pengertian pemberdayaan maka perlu mengkaji beberapa

pendapat para ilmuwan yang memiliki komitmen terhadap

pemberdayaan masyarakat.

Pranarka & Vidhyandika (1996)11 menjelaskan bahwa

11www.sarjanaku.com/2011/09/pemberdayaan-masyarakat-pengertian.html?m=1

Page 37: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

23

Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada proses

memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan

atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih

berdaya.Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai

kecenderungan primer dari makna pemberdayaan. Sedangkan

kecenderungan kedua atau kecenderungan sekunder menekankan

pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu

agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk

menentukan apayang menjadi pilihan hidupnya melalui proses

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu usaha yang

memungkinkan suatu kelompok (baca : masyarakat) mampu

bertahan (survive) dan dalam pengertian yang dinamis

mengembangkan diri dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Dimensi diatas sejalan dengan pemikiran pranarka dan

Moeljarto (1996)12 yang menempatkan manusia atau masyarakat

sebagai subyek (pelaku) sehingga memunculkan makna :

1.Pertama, proses pemberdayaan menekankan pada proses

memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan

atau kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi

lebih berdaya. proses ini dapat pula dilengkapi dengan upaya

membangun aset material guna mendukung pembangunan

kemandirian masyarakat melalui organisasi. kecenderungan

12http://2frameit.blogsport.com/2011/12/paparan-tentang-konsep-pemberdayaan.html?m=1

50

hutan Register 45 saat ini sudah hampir habis, hanya sisa sekitar

3.820 ha.

Gubernur Lampung 32mengatakan kisruh kepemilikan tanah di

Register 45 karena banyak yang telah memanfaatkan situasi untuk

mengeruk keuntungan sendiri dengan memperjualbelikan lahan

tersebut kepada pihak ketiga. Lahan tersebut diklaim warga atau

pihak tertentu untuk menduduki tanah hasil jual belinya.

Hingga saat ini para perambah tersebut sudah mencapai ribuan

orang yang datang dari berbagai daerah dan tinggal di kawasan

hutan Register 45 Mesuji dengan membentuk desa. Data masyarakat

perambah hutan Register 45 Mesuji adalah pada tabel dibawah:

Tabel 5. Data perambah Hutan Register 45 Kabupaten Mesuji

No Nama Kelompok dan Wilayah JumlahKK

JumlahJiwa

JumlahRumah

1. Suka Agung 1 (Blok Alba XII)Suka Agung 2 (Blok Alba VIIIA)Umbul Lalang (Blok Alba VIII A)

357215215

511431511

360234225

2. Tugu Roda (Margo Mulyo) (BlokAlba VIII A/IX)Tunggal Jaya (Blok Alba X, XI)

650615

1.0211.415

650632

3. 1. Karya Jaya 1 (Blok Div IV A)2. Karya Jaya 2 (Sawit 99 Alba II A)3. Karya jaya 3 (Pelita Jaya)4. Romo Samin (Blok Alba VII B)5.Karya Jaya 4 (Blok Alba V A)6. Marga Jaya (Alba VIII B)7. Marga Jaya Tengah (Alba IX)8. Mesuji Raya (Alba VI A, VII B)9. Lebung Gajah Jaya (Alba V A,

Abla VIIA)

750275651

-675800423787512716

2.000511

1.375-

1.1171.115

9121.1351.1971.112

750280661

-681816450800550750

32 Wawancara lamppost,tanggal 9 Setember 2013,jam 13.30 Wib.

Page 38: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

49

3) Terhadap masyarakat Dusun Talang Gunung Kampung

Talang Batu yang telah bermukim secara turun-temurun dan

telah mendapat persetujuan Menteri Kehutanan seluas 149,1

ha tetap dipertahankan.

Proses yang dilakukan hingga saat ini adalah sampai pada tahap

sosialisasi dan penindakan hukum. Belum sampai pada tahap

pengusiran, karena tim bekerja dengan mengedepankan aspek sosial

dan mengantisipasi terjadinya korban. Karena adanya indikasi

perlawanan dari masyarakat perambah jika akan dilakukan

pengusiran secara paksa. Seperti yang sudah terjadi pada tanggal 6

November 2010.

Penyelesaian konflik hutan Register 45 yang berlarut-larut,salah

satu faktor penghambatnya karena pemerintah dalam menyelesaikan

konflik tersebut tidak menggunakan pola pemberdayaan masyarakat

secara berkeadilan. Serta tidak ada ketegasan dari pemerintah

tentang aturan serta kebijakan dalam menyelesaikan konflik

pertanahan di Mesuji Lampung.

5. Upaya Pemerintah Daerah Propinsi Lampung Terhadap

Penyelesaian Konflik Mesuji Lampung.

Konflik perambah hutan di kawasan hutan Register 45 Mesuji

semakin berlarut-larut dan belum terselesaikan hingga saat ini

(2013). Masyarakat perambah juga semakin meningkat dari tahun ke

tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari media bahwa kawasan

24

dalam proses itu dapat disebut sebagai kecenderungan primer

dari makna pemberdayaan.

2.Kedua, proses pemberdayaan menekankan pada upaya untuk

menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar

mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menemukan

apa yang menjadi pilihan hidupnya, melalui proses dialog,

sehingga kecenderungan ini dapat dipahami sebagai

kecenderungan yang bersifat sekunder.

6. Konsepsi Keadilan dalam Penyelesaian Konflik

Pertanahan Mesuji Lampung

a. Teori Keadilan Jeremy Bentham

Sebagaimana dikemukakan yang dikemukakan oleh Jeremy

adalah memberi kemanfaatan sebanyak-banyaknya untuk orang

banyak. Kemanfaatan disini dapat diartikan sebagai kebahagiaan

(happiness), jadi baik ataupun buruk atau adil tidaknya suatu

hukum, bergantung apakah hukum itu dapat memberikan

kebahagiaan kepada manusia. Namun aliran Bentham ini dapat

dijadikan pemikiran hukum sepanjang masa karena garis

pemikirannya berupa pendekatan hukum kearah keadilan sosial

dan sebagai alat dalam perkembangan sosial di masyarakat, yang

semangkin kompleks, dalam benturan-benturan kepentingan

dalam masyarakat, terhadap pencapaian tujuan hukum modern di

Page 39: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

25

Indonesia. Selanjutnya kita lihat keadaan Indonesia saat ini,

dimana sedang menuju negara modern, hal ini dapat dilihat dari

keterlibatan negara terhadap kepentingan masyarakat13

b. Keadilan Menurut Pancasila

Persepsi yang keliru dalam memahami makna penegakan

hukum yang lebih berorientasi pada asas legalitas formal, tidak

sejalan dengan karakteristik peradilan Indonesia yang berbasis

pada tiga aspek sumber hukum yaitu ilmu pengetahuan (doktrin)

hukum, nilai-nilai kebiasaan atau budaya luhur masyarakat lokal

dan nilai-nilai religius.14 Berdasarkan rumusan kesimpulan

seminar hukum nasional ke-IV/ 1994, dinyatakan bahwa perlu

dikembangkan gagasan kualitas pemberian keadilan (the

dispension of justice) yang lebih cocok dengan hukum pancasila.

Pernyataan tersebut menyiratkan perlunya dikembangkan

keadilan bercirikan Indonesia, yaitu Keadilan Pancasila, yang

berkemanusiaan (humanistik), keadilan yang demokratik,

nasionalistik, dan berkeadilan sosial. Ini berarti keadilan yang di

tegakkan tidak sekedar keadilan formal, tetapi juga keadilan

substansial.15 Oleh karena itu, penerapan asas legalitas dalam

KUHP dalam konteks ke-Indonesiaan (sistem hukum nasional)

13Damang,SH,Aliran Ultilitarianisme,http://www.negara hukum.com/hukum/aliran-ultilitarianisme.html,200114Suteki. Integrasi Hukum dan Masyarakat. Pustaka Magister. Semarang. 2007, hlm. 60, 61, 105. Lebih lanjut dikatakan

bahwa pembangunan hukum di Indonesia di dasarkan tiga bahan dasar yaitu hukum islam (religiouswisdom), hukum adat(living law wisdom) dan hukum modern (state law), kenyataannya terkesan ada upaya sistematis menegaskan hukum adat,maka perlu di lembagakan kembali (re-institusionalization).

15Barda Nawawi Arif. Op. Cit. hlm. 87

48

Tim yang saat itu masih bekerja dalam mengatasi konflik hutan

Register 45 Kabupaten Mesuji adalah Tim Terpadu Penertiban dan

Penyelamatan Hutan Register 45 Sungai Buaya yang dibentuk

berdasarkan SK Bupati Mesuji No. B/118/I.02/HK/MSJ/2012.

Akibat dari belum adanya penertiban Register 45 yang akan

dilakukan oleh Tim Terpadu Penertiban, Pengosongan dan

Penyelamatan Hutan Produksi Register 45 Kabupaten Mesuji pada

saat itu penduduk pendatang atau perambah Register 45 semakin

bertambah dan tak terkendali jumlahnya (± 15.000 Jiwa).

Pada tanggal 02 Mei 2012 Pemerintah Kabupaten Mesuji,

Pemerintah Provinsi Lampung, Kementerian Kehutanan RI dan

instansi terkait dalam penyelesaian masalah Register 45 telah

menyepakati hal-hal sebagai berikut :

1) Kawasan Hutan Produksi Register 45 tetap dipertahankan

sebagai Kawasan Hutan Negara, dengan catatan: Ketua

DPRD Kabupaten Mesuji merekomendasikan agar tanah

masyarakat di Talang Gunung seluas 7.000 Ha yang masuk

dalam KHP Register 45 agar dikaji kembali. Ketua DPRD

Provinsi Lampung (diwakili Anggota Komisi I)

merekomendasikan agar lahan masyarakat masyarakat

Labuhan Batin seluas 2.600 ha yang masuk dalam KHP

Register 45 agar juga dikaji kembali.

2) Terhadap masyarakat yang menduduki kawasan hutan tanpa

izin akan dikeluarkan dari kawasan hutan tersebut.

Page 40: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

47

dibentuk oleh Kementerian Politik Hukum dan Keamanan. Tim

tersebut tidak hanya menangani kasus di Register 45, tim tersebut

telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1) Melakukan sosialisasi kepada para penduduk pendatang atau

perambah agar mengosongkan Register 45 (yang telah

dilakukan tanggal 08 s/d 15 Februari 2012).Sosialisasi yang

dilakukan oleh Tim tersebut berupa Sosialisasi Formil dan

sosialisasi Non Formil:

Sosialisasi non formil yaitu dengan adanya polisi intelijen

yang bertemu dengan masyarakat dengan memberi

himbauan:

a) Himbauan kepada masyarakat untuk menyadarkan bahwa

kawasan hutan Register 45 tidak layak untuk dijadikan

sebagai tempat tinggal.

b) Menghimbau masyarakat untuk kembali ke daerah asalnya

masing-masing.

c) Menghimbau masyarakat asli agar tidak terlibat dalam

perambahan hutan.

2) Telah melakukan pendataan para penduduk pendatang atau

perambah Register 45 yang dilaksanakan pada 08 s/d 12

Februari 2012 dan telah dilaporkan kepada Gubernur

Lampung.

3) Rencana penertiban pada tanggal 28 Februari 2012

dibatalkan atas saran Kapolres Tulang Bawang melalui Surat

No: B/302/II/2012 tanggal 27 Februari 2012.

26

jangan diartikan semata-mata kepastian/ kebenaran/ keadilan

formal Undang-undang tetapi lebih menukik pada kepastian/

kebenaran/ keadilan nilai-nilai substantif.16

Dalam menegakkan hukum, pemerintah juga harus

berpedoman diri pada Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan

ruh/ penentu arah. Dengan demikian dalam penegakan hukum,

pemerintah harus sesuai Grand design sistem dan politik hukum

nasional yang mestinya tetap berdasarkan pada paradigma

Pancasila, yaitu :

a. Paradigma Ketuhanan (moral-religius),

b. Paradigma Kemanusiaan (humanistik),

c. Paradigma Kebangsaan (persatuan/ nasionalistik),

d. Paradigma kerakyatan/ demokrasi,

e. Paradigma keadilan sosial.

Grand design ini menghendaki adanya keseimbangan ketiga

nilai dasar yaitu:

(1) Nilai Ketuhanan (moral-religius),

(2) Nilai Kemanusiaan (humanistik),

(3) Nilai Kemasyarakatan, yaitu nasionalistik, demokratik

dan keadilan sosial.

Dalam penegakan hukum seharusnya pemerintah berpegang

teguh pada prinsip bahwa hukum adalah untuk manusia, bukan

manusia untuk hukum. Oleh karena itu, hakim harus senantiasa

mengedepankan nilai keadilan dalam masyarakat, sehingga harus

16Barda Nawawi Arif. 2010. Op. Cit. hlm. 27

Page 41: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

27

selalu mengikuti dinamika perubahan yang ada dalam

masyarakat.17

Upaya penegakan hukum dan keadilan serta kepastian

kepastian substantif dan material

(substantive/ material certainty), tidak sekedar kepastian ormal

(formal/ legal certainty) sehingga diharapkan lebih bisa

mengarah ke penegakan hukum pidana yang adil.18 Kepastian

hukum dalam UUD 1945 lebih mengandung asas keseimbangan

dan mengandung konsep integratif.19 Intinya lebih mengandung

makna keadilan substantif tidak sekedar kepastian formal.20

Demikianlah berbagai syarat untuk mencapai atau

menciptakan penegakan hukum yang adil atau berkeadilan.

Lebih lanjut perlu dijajaki :

. Ada dua aspek

terpenting untuk mencapai penegakan hukum yang adil dan

berkeadilan, yaitu tatacara penegakan hukum (procedural

justice) dan isi atau hasil penegakan hukum (substantive justice).

Bagaimana dengan keadilan substantif?, keadilan substantif

menyangkut isi keadilan itu sendiri. Secara teoritik banyak

pandangan mengenai hal itu, ada yang melihat dari tingkat

17Siti Malikhatun Badriah. Penemuan Hukum dalam Konteks Pencarian Keadilan. Badan Penerbit Undip. Semarang. 2010.hlm. 95-96.

18Lihat Barda Nawawi Arief. Perkembangan Asas Hukum Pidana Indonesia . Semarang. Pustaka Magister. 2008. hlm.1319Istilah asas keseimbangan antara kepastian substantif (substantive certainty) dan kepastian formal (formal certainty) untuk

an oleh Barda Nawawi Arief,sedangkan istilah konsep Integratif dari UUD 1945 dikemukakan oleh M. Arief Amrullah untuk menggambarkankepaduan antara prinsip keadilan dalam Rechtsstaat dengan prinsip keadilan the Rule of Law.

20Kuat Puji Prayitno. Rekonstruksi Pemikiran Hukum Pidana yang Integral.Badan Penerbit UNDIP.Semarang.2011.hlm. 7-8.

46

BSMI yang menyangkut sengketa pemilikan tanah dengan

masyarakat sekitar dan permasalahan PT. Silva Inhutani Lampung

yang mengelola hutan Register 45 dengan masyarakat sekitar dan

para perambah. Penyelesaian masalah sudah beberapa kali

diusahakan melalui berbagai forum rapat, kajian akademis,

kunjungan lapangan dan lain-lain, namun hingga kini belum dapat

menyelesaikan permasalahan ini secara keseluruhan.31 Di wilayah

Kabupaten Mesuji yang potensial untuk perkebunan, berdiri

beberapa perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kepala

sawit, singkong dan sebagainya.

4. Penyelesaian Konflik Pertanahan di Mesuji Lampung yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah

Upaya penyelesaian konflik tanah yang telah ditempuh

pemerintah Kabupaten Mesuji terkait dengan Kawasan Register 45

antara PT. Silva Inhutani Lampung dengan masyarakat adalah

Pemerintah Kabupaten Mesuji telah membentuk Tim Terpadu

Penertiban, Pengosongan dan Penyelamatan Hutan Produksi

Register 45 Kabupaten Mesuji melalui SK Bupati Mesuji No:

B/18/I.02/HK/MSJ/2012 Tanggal 08 Februari 2012.

Tim yang menangani konflik Register 45 bukan hanya tim yang

dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Mesuji, tetapi juga tim yang

dibentuk oleh Pemerintah Pusat, salah satunya yaitu Tim Terpadu

Penanganan Kasus Mesuji. Tim terpadu penanganan kasus Mesuji

31 Sumber data : Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Mesuji

Page 42: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

45

rasa, menuntut Pemerintah Kabupaten Mesuji menerbitkan KTP dan

mengakui mereka sebagai warga Mesuji dan juga menuntut hak

politik, dan hak administratif dalam momen pemilihan umum atau

Pemilihan Kepala Daerah.

b. Lokasi Tugu Roda, Karya Jaya, Karya Tani, Sawit 99, Air

Mati, Suka Agung.

Setelah dilakukan penertiban dari Tim Terpadu Provinsi dengan

sukarela, masyarakat yang berada di lokasi Tugu roda, Karya Jaya,

Karya Tani, Sawi 99, Air Mati dan suka Agung para perambah itu

mulai meninggalkan lokasi sengketa Register 45, akan tetapi setelah

adanya pemutaran Video di DPR RI yang direkayasa oleh oknum

yang tidak bertanggung jawab, serta pemberitaan di media yang

menghangat saat itu, mulailah kesempatan para masyarakat

penggarap atau perambah kembali ke Register 45.

3. Ketidakpuasan Masyarakat Adat Terhadap Perusahaan

sebagai Pemicu Konflik

Pj. Bupati Mesuji H.Khamamik Ishak30 mengatakan bahwa

Kabupaten Mesuji yang merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB),

sangat kompleks dengan permasalah tanah, baik itu permasalahan

antar Desa, antar Kecamatan maupun konflik pertanahan dengan

sejumlah perusahaan di Kabupaten Mesuji. Sebagai pemegang

kendali, pemerintah telah berusaha keras mengatasi persoalan

pertanahan di Kabupaten Mesuji, khususnya permasalahan PT.

30 http:/lamppost.co/page/lampung/mesuji

28

pencapaian kepuasan. Ada yang memandang dari sudut manfaat.

Ada pula yang memandang keadilan semata-mata diukur dari

pelaksanaan hukum itu sendiri. Untuk dapat menemukan secara

tepat, substansi keadilan haruslah dibedakan antara keadilan

individual (individual justice) dan keadilan sosial (sosial justice).

Sangat ideal apabila keadilan individual tercermindalam

keadilan sosial. Atau sebaliknya keadilan sosial menjadi tidak

laindari sublimasi keadilan individual. Namun dalam kenyataan

dapat terjadi semacam jarak antara keadilan individual dan

keadilan sosial. Jarak ini dapat diatasi atau dikurangi, apabila

sistem penegakan hukum dapat dengan cermat diletakkan nilai

sosial atau moral dari setiap aturan hukum yang akan

ditegakkan. Dengan demikian dalam setiap keadilan individual

akan terkandung keadilan sosial.21

7. Model Penyelesaian Konflik Pertanahan Menggunakan

Chambliss-Seidman

Model dari Chambliss-Seidman dapat dijelaskan bahwa

pengaruh dari faktor-faktor dan kekuatan sosial terjadi mulai dari

tahap pembuatan Undang-undang, penerapannya, dan sampai

kepada peran yang diharapkan. Ragaan dibawah ini akan

menunjukkan bahwa hukum merupakan suatu proses sosial yang

dengan sendirinya merupakan variabel yang mandiri (otonom)

maupun tak mandiri (tidak mandiri) sekaligus.

21Bagir Manan. Menegakkan Hukum Suatu Pencarian. hlm. 53 61. Jakarta. Asosiasi Advocat Indonesia.2009

Page 43: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

29

Demikian pula pengaruh kekuatan-kekuatan sosial dirasakan

juga dalam bidang penerapan hukum.22

Ragaan 4 : Adaptasi ragaan model penyelesaian konflik

(Chambliss-Seidman)

Dalam ragaan 4 Chambliss-Seidman menggambarkan sistim

model bekerjanya hukum dalam masyarakat (sebagaimana

terjadinya konflik pertanahan di Masuji Lampung) dapat

diuraikan dengan tujuan mengarahkan perilaku pemegang peran

kebijakan (pemerintah), juga pelaku ekonomi (perusahaan) dan

masyarakat hukum adat Megou Pak Tulang Bawang sehingga

membentuk regulasi berupa kelembagaan khusus yang dapat

fokus menangani konflik,serta membuat kebijakan yaitu aturan

Undang-undang yang juga khusus dalam penanganan konflik

pertanahan yaitu melalui Model pemberdayaan masyarakat yang

berkeadilan,sehingga dapat bekerja pada 3 domain (dari

kekuatan sosial sebagai berikut :

22Esmi warassih, Pranata Hukum, Pustaka Magister Semarang, 2014, hlm. 10-11

KelembagaanKhusus

KelembagaanKhusus

Pembuatan undang-

undang

BirokrasiPenegakan

hukum

Pemegang

KelembagaanKhusus

Aktivitas pemberdayaanmasyarakat berkeadilan

umpan

Umpan balik Umpan balik

Norma

Peraturan hukum ataupernyataan lain mengenai

peran yang diharapkan

44

Gambar 2.

Grafik Kurva Konflik di Register 45

Sumber : Laporan Tim Pencari Fakta Kasus Mesuji, 16 Januari2012

Terkait aksi perambahan masyarakat di Kawasan Hutan

Produksi Terbatas (KHPT) Register 45 Kabupaten Mesuji, dilihat

dari lokasinya. Uraiannya adalah sebagai berikut :

a. Lokasi Moro-Moro.

Para masyarakat pendatang (Perambah) wilayah Moro-moro

yang terdiri dari kampung Moro Dewe, Moro Seneng dan Moro

Dadi berasal dari Kabupaten lain dalam wilayah Provinsi Lampung

dengan mayoritas berasal dari suku Bali. Mereka menduduki lahan

Kawasan Hutan Produksi Register 45 seluas sekitar 4.800 Ha sejak

awal tahun 2000-an. Mereka berupaya bertani dilokasi Register 45

dengan menanam singkong, bahkan sebagian telah menanam karet

yang sudah berumur ± 3 tahun. Mereka sering melakukan unjuk

Page 44: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

43

II/2002 bulan November 2002. Merasa tidak terima maka PT. Silva

Inhutani menggugat Surat Keputusan Menteri Kehutanan melalui

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang dimenangkan oleh PT.

Silva Inhutani.

2. Riwayat Konflik Tanah Register 45 Mesuji Lampung

Konflik pertanahan dapat diartikan sebagai konflik yang lahir

sebagai akibat adanya hubungan antar orang atau kelompok yang

terkait dengan masalah bumi dan segala kekayaan alam yang

terdapat di atas permukaan maupun di dalam perut bumi. Istilah

konflik dan konflik pertanahan sering kali dipakai sebagai suatu

padanan kata yang dianggap mempunyai makna yang sama. Akan

tetapi sesungguhnya kedua istilah itu memiliki karakteristik yang

berbeda. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan (BPN)

Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

Pengkajian dan Penanganan Kasus Lahan, Badan Pertanahan

Nasional RI memberi batasan mengenai sengketa, konflik maupun

perkara lahan. Pasal (1). Peraturan Kepala Badan Pertanahan

tersebut menyatakan bahwa kasus lahan adalah sengketa, konflik dan

perkara lahan yang disampaikan kepada Badan Pertanahan Nasional

Republik Indonesia untuk mendapatkan penanganan, penyelesaian

sesuai peraturan Perundang-undangan dan/ atau kebijakan lahan

nasional.

30

1.Peraturan Perundang-undangan/ regulasi yang diajuakan oleh

pemerintah yang mendapat persetujuan DPR RI agar ada

kepastian hukum yang mengatur secara rinci model

penyelesaian konflik pertanahan di Indonersia.

2.Lembaga penyelesaian Konflik Pertanahan yang

Independen,yang di dalamnya dari berbagai unsur yaitu

Kepolisian, kejaksaan, kemetrian Kehutanan, Kementerian

Dalam Negeri, Kementrian Desa Tertingga serta Unsur tokoh

masyarakat atau LSM, sehinga dapat bekerja dan bersinergi

untuk dapat menangani secara cepat dan terintegrasi dalam

penyelesaian dan penanganan konfik sesuai dengan fungsi dari

masing-masing personil bekerja lintas sektoral agar

penanganan konflik dapat secara cepat dan komperhensif

dalam penanganannya di Indonesia.

3.Lembaga Pembuat Undang-undang seperti Dewan Perwakilan

Rakyat untuk dapat membuat Undang-Undang khusus yang

mengatur persoalan konflik pertanahan secara spesifik di

Indonesia serta model penyelesaian konflik melalui

pemberdayaan masyarakat yang berkeadilan.

Yang dimaksud dari Kelembagaan khusus itu sebagai

berikut:

1.Fungsi dari Kelembagaan khusus ini berupa mengatur,dan

mengelola serta menyelesaikan persoalan yang berhubungan

dengan persoalanm konflik pertanahan di Indonesia maupun

Mesuji Lampung.

Page 45: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

31

2.Kedudukan Lembaga/ Komisi Penanganan Konflik pertanahan

ini adalah bersifat Independen sehingga tidak ada lagi conflic

of interest serta ada kekuatan-kekuatan lain baik pemerintah

maupun penegak hukum yang dapat menginterpensinya

3.Adanya Lembaga Peradilan Khusus yang menangani konflik

pertanahan di bawah Mahkamah Agung (MA )sehingga yang

berkonflik dapat cepat serta efisien dalam setiap

keputusannya..

4.Personil kelembagaan atau komisioner Penyelesaian Konflik

Pertanahan itu direkrut melalui Panitia seleksi yang

Independen, diajukan Presiden dan final Fit and Propertest di

DPR RI, yang direkrut dari Instansi yang berkepentingan serta

unsur partisipatis atau keterwakilan tokoh masyarakat atau

LSM.

a. Nilai-Nilai Keadilan Dalam Penyelesaian Konflik Mesuji

dengan pendekatan Teori (The Triangular of Natural Law

and Its Pluralistic)

Penjelasan yang bersifat substantif dalam model penyelesaian

konflik Mesuji Lampung dapat diketengahkan lewat kajian teori

Werner Menski yang di

tunjang pula dengan kajian teori Justice Of Fairness John Rawls.

Nilai kemanfaatan (society) yaitu nilai yang mendasar pada azas

kemanfaatan, serta mencari solusi yang paling tepat (win-win

solution) melalui langkah mediasi (non-penal). Gambaran dari

42

pengelolaan kawasan hutan tersebut diberi izin pengelolaan atau hak

penguasaan hutan industri (HPHTI) kepada PT. Silva Inhutani

dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 93/Kpts-II/97

tertanggal 17 Februari 1997.

Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan tersebut kehidupan

pertanian masyarakat mulai terusik dan gelisah dimana pengukuhan

tapal batas Register 45 serta perluasannya dianggap masyarakat

tidak melalui prosedural, dan tidak melibatkan partisipasi

masyarakat Adat Megou Pak Tulang Bawang. yang seharusnya dari

jumlah arel 33.500 ha berkembang luasnya menjadi 43.100 ha

dengan rasio kelebihan 9.600 ha seharusnya dilibatkan persetujuan

masyarakat Adat setempat (masyarakat Adat Talang Gunung, Desa

Talang Batu). Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa tokoh

adat peristiwa tata batas yang dilaksanakan pada tahun 1985 sampai

1986 itu dilaksankan pada malam hari yang tidak melibatkan tokoh

masyarakat adat setempat, yang berakibat dusun Tulang Gunung,

DesaTalang Batu sudah berada di tengah-tengah Register 45 (dalam

areal perluasan).

Atas dasar peninjauan tersebut maka Menteri Kehutanan

melalui Sekjend dengan Nomor Surat 1224/II-KUM/2002 tanggal 8

Juli 2002 menyetujui masyarakat Desa Talang Batu mengeluarkan

7000 Ha dari dalam wilayah Register 45. Pada bulan November

2002 Direktur Jenderal Bina Produksi Departemen Kehutanan

mencabut izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT. Silva Inhutani

dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 9983/Kpts-

Page 46: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

41

menanganinya dengan anggaran juga yang khusus yang ditopang

dari APBN dan APBD, sebagai wujud kepedulian Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah dalam sinergitas untuk

mengembangkan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang

terpadu secara adil.

2.2.Temuan

1. Sejarah Konflik Tanah Megou Pak Tulang Bawang

Desa Talang Batu Dusun Talang Gunung berdirinya sejak tahun

1908 dan dihuni oleh masyarakat setempat yang diakui oleh

Pemerintah Belanda pada tahun 1918 melalui Besluit Pan Den

Resident der Lampungsche 12 September 1918 Nomor 6185/5.1918

yang tediri dari 22 umbul (pedukuhan/ dusun).

Hutan Adat Suay Umpu Megou Pak Tulang Bawang dengan

luas 33.500 ha yang diminta oleh pemerintah Hindia Belanda dan

diserahkan oleh Kepala Kampung Talang Batu saat itu adalah

Bahusin gelar Tuan Pesirah pada tanggal 12 April 1940 melalui

Beshuit Resident Lampung Nomor 249 yang penyerahannya melalui

sidang Dewan Marga tertanggal 25 Januari 1940 yang penyerahan

tersebut tidak termasuk desa Talang Batu yang dihuni oleh 22

umbul/ dusun dimana masyarakat Adat Talang Batu menanam rotan,

kemenyan, damar, bambu dan karet. Setelah Indonesia merdeka baru

disebutkanlah Register 45 menjadi kawasan hutan industri pada

tahun 1993 yang di perluas menjadi 43.100 Ha dengan SK Menhut

No 785/kpts-II/1993 tanggal 22 November 1993. Kemudian

32

penjelasan dapat dilihat dari skema ragaan pada Teori Triangular

Concept of Legal Pluralism sebagai berikut :

Ragaan 5 :

Tringular Concept of legal pluralism

Sumber diadaptasi dari Werner Menski, Comparative law in A globalcontext (The Legal System of Asia and Africa), hlm 187&612 dan dari

Suteki, Desain Hukum Ruang Sosial, hlm 196

Sebagaimana yang digambarkan Menski dalam kajiannya, The

Triangular of Natural Law And Its Pluralistic, maka meminjam

istilah itu dapat dijelaskan bahwa Hukum Adat Masyarakat Megou

Pak Tulang Bawang Mesuji Lampung yang bersumber dari hukum

alam, yang merupakan hukum adat yang diterapkan secara turun

temurun dari unsur-unsur nilai dan unsur-unsur etnis/ norma yaitu

postulat hukum yang baik eksistensi maupun bentuk materiil

(substansi) bersumber pada kehadiran negara (some rule-negotiating

power). dari input sosial serta kultur masyarakat hukum adat Megou

Pak Tulang Bawang Mesuji Lampung

LegalPluralism:

SubstantiveJustice

Perfect

State Positivsm SocietySocial-legal approach

Morality/Ethic ReligionNatural Law

Page 47: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

33

Secara filosofis semangat pemerintah harus tetap

mengedepankan nilai-nilai keadilan secara religius, yang merata dari

Sabang sampai Merauke. Secara teoritis penyelesaian sengketa dapat

dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu melalui mekanisme peradilan

formal dalam pengadilan (litigasi) dan diluar proses peradilan (non

litigasi) dapat dibandingkan 2 (dua) penyelesaian itu sbb :

b. Penyelesaian Konflik yang Dilakukan Melalui Litigasi

Konflik pertanahan yang diselesaikan dengan proses melalui

jalur litigasi (pengadilan) dapat dicontohkan sbb :

1) Kasus Pok Minah dengan 5 butir biji kakaonya, yang dituduh

dan disangkakan mencuri dari kebun milik Perhutani, yang

berujung dipenjara dampak dari kasus tersebut menuai

kontroversi dianggap menciderai rasa keadilan di

masyarakat, karena sesuatu yang dianggap tidak adil dan

manusiawi.

2) Kasus nenek Asyani yang dituduh mencuri kayu 2 batang

pohon jati yang diakui milik Perhutani, dituntut di

Pengadilan Situbondo dijerat dengan Pasal 18 Juncto Pasal

83 UU 18 tahun 2013 tentang pencegahan tentang

pencegahan dan perusakan hutan sehingga berujung

dipenjara dengan ancaman 15 tahun penjara.

3) Kasus Bahtiar, dari Situbondo Jawa Timur yang dijerat

dengan Pasal 18 Juncto Pasal 83 UU 18 tahun 2013.

40

Pasal (1). Pemberdayaan masyarakat setempat melaluiprogram kemitraan Kehutanan adalah upaya untukmeningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakatsetempat untuk mendapatkan manfaat sumber daya hutansecara optimal dan adil melalui kemitraan Kehutanan dalamrangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

Pasal (2). Masyarakat setempat adalah kesatuan sosial yangterdiri dari warga Negara Republik Indonesia yang tinggaldidalam dan/ atau disekitar hutan,yang bermukim didalamdan sekitar kawasan hutan yang memiliki komunitas sosialdengan kesamaan mata pencaharian yang bergantung padahutan dan aktivitasnya dapat berpengaruh terhadapekosistem hutan.

Pemberdayaan mayarakat yang telah dilakukan oleh

Departemen Kehutanan dalam implementasi dari peraturan

menteri Kehutanan tersebut, selama ini sudah banyak dilakukan,

ada yang berhasil tetapi banyak juga yang gagal, dikarenakan

kurangnya koordinasi antar instansi satu dengan yang lainya,

sehingga banyak menemui kegagalan.

Kelemahan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat

selama ini harus menjadi catatan dan analisa untuk perbaikan

pemberdayaan masyarakat kedepan baik yang akan di

formulasikan pada pemberdayaan mayarakat hukum adat

Megow Pak Mesuji Lampung dalam upaya pemerintah

menyelesaikan konflik pertanahan yang selama ini dirasa kurang

serius dalam penanganannya. Strategi pemberdayaan masyarakat

di Kabupaten Mesuji lebih pada keterlibatan dan koordinasi

yang terarah dan terpadu dalam Kelembagaan khusus yang

Page 48: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

39

hak-hak administratifnya yang harus dilindungi oleh Negara.

Pemberdayaan masyarakat Megou Pak Tulang Bawang Mesuji

Lampung merupakan tanggung jawab Pemerintah dalam hal ini

Kementerian Desa Tertinggal serta Kementerian Dalam Negeri

Direktorat Otonomi Daerah/ Kampung. Pelaksanaan

pemberdayaan masyarakat desa/ kampung haruslah adil dan

merata di seluruh pelosok tanah air tanpa terkecuali supaya tidak

ada kecemburuan daerah satu dengan yang lainnya baik di Jawa,

Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Adil dan merata

dalam memberdayakan pembangunan ekonomi sosial

masyarakat adalah bentuk tanggung jawab negara dalam

mensejahterakan masyarakat Indonesia yang adil dan merata.

Pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan

merupakan salah satu wujud pelaksanaan konstitusi Negara.

Pasal 33 UUD 1945 mengamanatkan agar penguasaan negara

atas hutan ditujukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat,dan secara bersama-sama juga harus mengakomodir

beberapa kelompok kepentingan. Misalnya; kelompok

rimbawan, kelompok petani, kelompok peternak, masyarakat

hukum adat yang mempunyai ikatan serta kaitannya dalam

pengelolaan hutan Negara.

Dalam Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia

nomor: P.39/Menhut-II/2013 tentang pemberdayaan masyarakat

setempat melalui kemitraan Kehutanan Bab I Ketentuan Umum,

34

4) Kasus yang menimpa tokoh adat Megou Pak Tulang Bawang

Mesuji Lampung, dijerat dengan UU No. 41 tahun 1999

Pasal 50 ayat 3 huruf f, yang divonis 12 bulan penjara.

5) Kasus Harso Taruno, 67 tahun, dengan tuduhan menggarap

dan menyewa lahan BKSD senilai 2,5 juta rupiah, diseret ke

ranah hukum setelah memotong pohon di lahan, yang

dituntut 1 tahun penjara dan denda empat ratus ribu rupiah di

Pengadilan Negeri Wonosari, Gunung Kidul, Jogjakarta.

Dari beberapa kasus diatas dapat terlihat bahwa ada kelemahan

yang terjadi pada penegakan Hukum dibidang kehutanan, dengan

dihapusnya pasal 50 dari UU no 41/1999, yang digantikan oleh

Undang-undang no 18 tahun 2013 ternyata belum mampu

mewujudkan keadilan substantif dan tujuan dari hukum selain

kepastian adalah kemanfaatan. Ternyata dari permasalahan kasus

diatas kepedulian negara yang melindungi hak-hak masyarakat

hukum di Indonesia yang khususnya di Masyarakat Adat MPTBML.

Penegak hukum yang menjadikan tersangkanya tokoh

masyarakat adat Megou Pak Tulang Bawang Mesuji Lampung, yaitu

Wan Mauli B Sanggam, Masyarakat menganggap adalah sesuatu

yang menkriminalisasi dan melukai rasa keadilan.

Dari hasil fakta empiris diatas dapatlah disimpulkan bahwa

penyelesaian konfli pertanahan di Mesuji tidak memberdayakan dan

mengabaikan nilai keadilan sehingga dapat dilihat bahwa

Page 49: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

35

penyelesaian konflik melalui litigasi berakhir pada ketidakadilan dan

penderitaan masyarakat saja.

Dikarenakan penyelesaian konflik melalui jalur litigasi yang

selama ini dilakukan oleh pemerintah dirasakan tidak adil dan

manusiawi, dan banyak menuai pertentangan di kalangan

masyarakat dan tokoh adat baik di Mesuji maupun di Propinsi

Lampung, seperti dikatakan oleh tokoh adat Megou Pak Tulang

Bawang Mesuji Lampung Suttan Kaiser dari Marga aji23

Hal serupa ditunjukkan semangat penanganan konflik

pertanahan oleh Badan Pertanahan RI (BPN) melalui keputusan

Kepala BPN RI nomor : 34 tahun 2007, tentang Petunjuk Teknis

Penangana dan Penyelesaian Masalah Pertanahan, dimana BPN

sebagai mediator dari yang berkonflik dan memediasi untuk mencari

solusi agar yang berkonflik dapat menyelesaikan melalui proses

mediasi.

c. Penyelesaian Konflik Pertanahan Mesuji Melalui Non

Litigasi

Ditangkapnya salah satu tokoh adat Megou Pak Tulang Bawang,

menurut Tokoh masyarakat Marga Suay Umpu Khozi Pagaralam24

adalah perlakuan arogansi dari aparat penegak hukum yang

merekayasa guna mengkriminalisasi saudara Wan Mauli B

Sanggem, tokoh adat Megou Pak TBML, yang ditangkap dengan

tuduhan memperjualbelikan lahan pertanahan di Register 45.

23 Wawancara dengan Suttan Keiser, tokoh Marga Aji Megou pak pada tanggal 10 Juli 2013.24 Wawancara dengan Khozi pagaralam tokoh Marga Suay Umpu Megou Pak Tulang Bawang, 12 Juli tahun 2013

38

Jurgen Habermas melangkah lebih jauh. Baik Frankena

maupun Rawls masih menempatkan keadilan sebagai bagian dari

teori moral. Tapi Habermas menganggap teori moral itu sendiri

adalah teori keadilan, atau dalam bahasa Habermas: masalah

keadilan konkstensif dengan maasalah moral. Habermas

mengikuti Kant, membuat distingsi tegas antara etika dan moral,

antar persoalan evaluatif dan persoalan normatif. Etika

berkenaan dengan nilai-nilai hidup baik menurut pandangan

hidup tertentu yang aneka ragam. Moral berkenaan dengan

norma yang diakui bersama dan mengikat masyarakat sebagai

suatu kesatuan. Norma itu adalah keadilan.

Demikian halnya, keadilan menurut Jeremy Bentham

kmanfaatan kepada orang sebanyak-banyaknya serta

kemanfaatan ini diartikan sebagai kebahagiaan.28

8. Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat Megou Pak

Masuji Lampung

Sumodiningrat29, mengemukakan bahwa pemberdayaan

masyarakat merupakan sebuah proses perubahan dari

ketergantungan menuju kemandirian baik dalam bidang

ekonomi, sosial, serta administrasi. Masyarakat tidak hanya

merupakan objek tetapi lebih sebagai subjek pembangunan.

Masyarakat hukum adat Megou Pak Tulang Bawang harus

diberdayakan dari ekonominya, status sosialnya, serta pengakuan

28http://mualev.blogspot.com/29 Catalogue.nla.gov.au/Record/4200344

Page 50: PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIVERSITAS …eprints.undip.ac.id/51642/1/RINGKASAN.pdf · 3. 2015 Calon Pimpinan Komosioner KPK.RI 2015-2019 2014 Calon Anggota DPR RI ... 0721 241306

37

Mahkamah Agung (PERMA) RI nomor 2 tahun 2003 tentang

prosedur mediasi di pengadilan.

d. Nilai-Nilai Keadilan dalam Penyelesaian Konflik Pertanahan

1) Nilai Keadilan dan Konsep Keadilan dalam penyelesaan

Konflik Mesuji Lampung

Konsep Keadilan, keadilan sesungguhnya merupakan konsep

relatif26. Pada sisi lain, keadilan merupakan hasil interaksi antara

harapan dan kenyataan yang ada, yang perumusannya dapat

menjadi pedoman dalam kehidupan individu maupun kelompok.

Dari aspek etimologis kebahasaan, kata adil berasal dari bahasa

Arab adalah yang mengandung makna tengah atau pertengahan.

Dari makna ini kata adala kemudian di sinonimkan dengan

Wasth yang menurunkan kata Wasith yang berarti penengah atau

orang yang berdiri di tengah yang mengisyaratkan sikap yang

adil27.

Keadilan ini menjadi ruh yang mampu mengarahkan dan

memberi kehidupan pada norma hukum tertulis, sehingga jika

keadilan ini menjadi ruh, maka hukum tertulis itu ibarat tubuh

manusia. Tanpa ruh, tubuh akan mati. Sebaliknya tanpa tubuh,

kehidupan ruh tidak akan terimplikasi dalam relitas. Jika ruh dan

tubuh dapat berjalan seiring, akan ada harmoni dalam kehidupan

manusia,

26 Majjid Khadduri .The Islamic Conception of Justice, Baltimore and London : The Johns Hopinks University Press, 1984.27 Adil itu sendiri dalam bahasa arab dikenal sebagai yang bermakna orang yang berlaku adalah atau mampu

sebagai penengah.

36

Seharusnya penegak hukum dapat juga menempuh jalur melalui non

litigasi atau mediasi, apalagi barang bukti yang dimiliki penegak

hukum berupa kuitansi jual-beli senilai 2 juta rupiah saja dan 2 orang

saksi yang dianggap korban dari pembelian tanah di kawasan

Register 45 Mesuji Lampung.

Dari hasil wawancara penulis dengan tersangka Wan Mauli

Sanggem,25 bahwa mengenai hal bukti kwitansi adalah hasil

rekayasa saja, karena para tokoh memberikan kavling tanah adat

karena pendatang merupakan bagian yang sudah menjadi keluarga

dalam adat.adapun mengenai persoalan dana merupakan inisiatif

masyarakat sendiri bergotong-royong, sumbangan suka rela dalam

misi memperjuangkan hak masyarakat yang sudah bergabung

dengan masyarakat adat Megou Pak Mesuji Lampung,

Penyelesaian perkara di luar pengadilan jauh lebih efektif serta

efisien dikarenakan tidak dibutuhkan waktu yang lama dalam

menyelesaikan konflik, karena para pihak tidak ada yang menang

dan kalah, sesuai asas dan kearifan lokal yaitu musyawarah dan

kekeluargaan. Berdasarkan pasal 1 ayat (10) Undang-undang No. 30

tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian

sengketa,maka masyarakat dapat memilih menyelesaikan sengketa

melalui jalur non litigasi, misalnya : mediasi, negoisasi, konsiliasi,

konsultasi, dan penilaian ahli.Sedang mediasi di pengadilan atau

litigasi diatur secara jelas mengenai proses mediasi dalam Peraturan

25 Wawancara dengan Wan Mauli B Sanggam Tokoh Adat Megou Pak Tulang Bawang yang ditangkap dengan tuduhanmenjual belikan tanah hutan Register 45,tanggal 15 Juli 2013.