kebijakan menekan angka pengangguran …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. ringkasan.pdf · kebijaksanaan...

22
KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN MELALUI PROGRAM PELATIHAN KERJA DI DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN SOSIAL KOTA MAGELANG RINGKASAN SKRIPSI OLEH : IRMA ARFIANI NIM. 10417141025 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

Upload: phungkhanh

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN MELALUI

PROGRAM PELATIHAN KERJA

DI DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN SOSIAL

KOTA MAGELANG

RINGKASAN SKRIPSI

OLEH :

IRMA ARFIANI

NIM. 10417141025

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

Page 2: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

2

KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN MELALUI

PROGRAM PELATIHAN KERJA DI DINAS TENAGA KERJA,

TRANSMIGRASI DAN SOSIAL KOTA MAGELANG

Oleh:

Irma Arfiani dan Argo Pambudi, M.Si

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam dan mengetahui

gambaran penyelesaian masalah kemasyarakatan mengenai kebijakan menekan angka

pengangguran melalui program pelatihan kerja di Disnakertransos Kota Magelang

dan mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan maupun faktor penghambat

penyelenggaraan program tersebut.

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subyek penelitian

ini adalah pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan program pelatihan kerja,

sehingga dianggap mengetahui masalah secara mendalam dan dapat dipercaya, antara

lain tim pelaksana dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial Kota Magelang,

Instruktur Program Pelatihan Kerja tahun 2013, dan Peserta Program Pelatihan Kerja

tahun 2013. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif. Teknik pemeriksaan

keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebijakan menekan

angka pengangguran melalui program pelatihan kerja ini telah berjalan optimal. Peran

Disnakertransos Kota Magelang ialah sebagai stabilisator, innovator, modernisator,

pelopor, dan pelaksana program pelatihan kerja. Terdapat 11 jenis pelatihan kerja

dengan jumlah peserta keseluruhan sebanyak 240 orang. Hal-hal terkait tujuan,

peserta, materi, metode, media dan manfaat pelatihan telah sesuai standard dan

prosedur yang ditetapkan, selain itu output telah benar-benar sampai ke kelompok

sasaran. Faktor penghambat dalam penyelenggaraan program yaitu berkaitan dengan

ketersediaan waktu, instruktur, dan fasilitas. Faktor-faktor tersebut dapat diselesaikan

dengan baik dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.

Kata kunci: kebijakan, pengangguran, program pelatihan kerja

Page 3: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

3

A. PENDAHULUAN

Pengangguran adalah kondisi saat seseorang tidak bekerja dalam usia

produktif antara 15 hingga 65 tahun. Pengangguran umumnya disebabkan karena

jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah

lapangan kerja yang mampu menyerapnya. Masalah pengangguran merupakan

masalah yang cukup pelik, bukan hanya menjadi masalah lokal atau regional tetapi

juga telah menjadi perhatian internasional. Hal ini terbukti dengan kepedulian ILO

dalam mengatasi masalah pengangguran dengan diterbitkannya Konvensi ILO No.

88 dan telah ditindaklanjuti pemerintah dengan meratifikasinya melalui Keppres

No. 36 Tahun 2002 tentang Pengesahan Konvensi ILO No. 88 mengenai lembaga

pelayanan penempatan tenaga kerja. Sehubungan dengan telah diratifikasinya

konvensi tersebut, pemerintah Indonesia dituntut untuk lebih meningkatkan

pelayanan kepada pencari kerja maupun pengguna tenaga kerja.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005 - 2025 menempatkan

peningkatan kualitas SDM Indonesia sebagai salah satu fokus Pembangunan

Jangka Menengah 2010 – 2014. Peningkatan kualitas SDM Indonesia, terutama

yang berkaitan dengan aspek pendidikan dan kompetensinya telah diatur dalam

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional dan Undang-

Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Undang-Undang No. 13

Tahun 2003 menentukan bahwa yang dimaksud dengan ketenagakerjaan adalah

hal yang berhubungan dengan tenaga kerja sebelum, selama, dan sesudah masa

kerja. Kedua Undang-undang tersebut mengamanatkan peningkatan kualitas SDM

berbasis kompetensi. Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas SDM melalui

pelatihan kerja, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2006

Tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional. Sistem Pelatihan Kerja Nasional ini

menggariskan prinsip-prinsip dasar pelatihan berbasis kompetensi. Sistem

Pelatihan Kerja Nasional, disusun dan dikembangkan sejalan dengan Rekomendasi

International Labor Organization (ILO) No.195 Tahun 2004 Tentang Human

Resource Development. Rekomendasi ILO tersebut juga menggariskan pentingnya

Page 4: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

4

pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi yang bersifat ”Life long

learning”.

Berdasarkan pengamatan bidang ketenagakerjaan, penyebab pengangguran

di Kota Magelang ialah karena adanya ketidaksesuaian antara kualifikasi tenaga

kerja yang diminta perusahaan, jenis jabatan dan lokasi penempatan yang kurang

diminati oleh para pencari kerja, serta kompetensi tenaga kerja yang kurang sesuai

dangan jabatan yang tersedia. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota

Magelang sebagai salah satu instansi yang memberikan pelayanan publik bidang

ketenagakerjaan diharapkan memberikan kemudahan pelayanan informasi,

penyediaan fasilitas, serta melaksanakan program-program yang menunjang karier

mereka di masa depan.

Salah satu upaya yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan

Sosial Kota Magelang untuk menekan angka pengangguran ialah melalui

penyelenggaraan program pelatihan kerja. Program pelatihan kerja di Dinas

Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang melibatkan masyarakat

sebagai sasaran utama yang harus diberdayakan secara maksimal karena program

tersebut mulai menunjukkan hasil yang signifikan untuk menekan angka

pengangguran di Kota Magelang, terbukti dengan rendahnya TPT Kota Magelang

tahun 2012, yaitu sebesar 8,71 persen. Meskipun demikian, penyelenggaraan

program tersebut masih kurang optimal. Peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai penyelenggaraan program pelatihan kerja tahun 2013 sebagai

upaya Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang dalam

meminimalisir jumlah pengangguran.

B. KAJIAN PUSTAKA

1. Peran Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial

Departemen Tenaga Kerja sebagai suatu lembaga pemerintahan yang

melakukan pelayanan terhadap tenaga kerja dalam rangka mempersiapkan

tenaga kerja yang siap pakai sebagai hasil kerjasama dengan lembaga-lembaga

latihan yang ada. (Sendjun Manulang, 1990:31)

Page 5: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

5

Soerjono Soekanto (1987:221) mengemukakan definisi peranan lebih

banyak menunjukkan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses,

jadi tepatnya adalah bahwa seseorang menduduki suatu posisi atau tempat

dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan.

Peran pemerintah dalam pembangunan nasional dikemukakan oleh

Siagian (2000:142-150), pemerintah memainkan peranan yang dominan dalam

proses pembangunan. Peran yang disoroti adalah selaku stabilisator, innovator,

modernisator, pelopor, dan pelaksana suatu kegiatan pembangunan tertentu.

Secara lebih jelas, peran tersebut diuraikan sebagai berikut.

a. Stabilisator

Peran pemerintah adalah mewujudkan perubahan tidak berubah menjadi

suatu gejolak sosial, apalagi yang dapat menjadi ancaman bagi keutuhan

nasional serta kesatuan dan persatuan bangsa.

b. Innovator

Dalam memainkan peran selaku innovator pemerintah sebagai

keseluruhan harus menjadi sumber dari hal-hal baru.

c. Modernisator

Melalui pembangunan, setiap negara ingin menjadi negara yang kuat,

mandiri, diperlakukan sederajat oleh negara-negara lain.

d. Pelopor

Selaku pelopor, pemerintah harus menjadi panutan (role model) bagi

seluruh masyarakat. Pelopor dalam bentuk hal-hal positif seperti

kepeloporan dalam bekerja seproduktif mungkin, kepeloporan dalam

menegakkan keadilan dan kedisiplinan, kepeloporan dalam kepedulian

terhadap lingkungan, budaya dan sosial, dan kepeloporan dalam

berkorban demi kepentingan negara.

e. Pelaksana

Meskipun benar bahwa pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan

merupakan tanggungjawab nasional dan bukan menjadi beban

pemerintah semata karena berbagai pertimbangan seperti keselamatan

negara, modal terbatas, kemampuan yang belum memadai, karena tidak

diminati oleh masyarakat dan karena secara konstitusional merupakan

tugas pemerintah, sangat mungkin terdapat berbagai kegiatan yang tidak

bisa diserahan kepada pihak swasta melainkan harus dilaksanakan sendiri

oleh pemerintah.

Page 6: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

6

2. Kebijakan Publik

Secara umum, istilah “kebijakan” atau “policy” digunakan untuk

menunjuk perilaku seorang aktor (misal seorang pejabat, suatu kelompok

maupun suatu lembaga pemerintah) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang

kegiatan tertentu. (Winarno, 2007:16)

Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas

kesempatan bekerja dan hal ini menjadi tugas penguasa. Jika penempatan

dalam lapangan pekerjaan ini dilakukan dengan memperhatikan kecakapan

mereka yang bersangkutan maka tertolonglah, tidak hanya sebagian besar para

pengangguran biasa dan pengangguran musiman tetapi juga apa yang biasanya

disebut setengah penganggur (Oemar Hamalik, 1990:50-51)

Pengangguran menurut Sadono Sukirno (2006:328), yaitu suatu keadaan

dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapat

pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Berikut beberapa jenis

pengangguran yang akan digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

a. Pengangguran normal atau friksional

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi akibat pindahnya

seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus

mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggure sebelum

mendapatkan pekerjaan lain tersebut.

b. Pengangguran siklikal

Kemerosotan permintaan agregat mengakibatkan perusahaan-perusahaan

mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya, sehingga pengangguran

akan bertambah. Pengangguran dengan wujud tersebut dinamakan

pengangguran siklikal.

c. Penganggurean struktural

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang disebabkan karena

ketidakcocokan antara struktur pencari kerja sehubungan dengan

keterampilan, bidang keahlian, maupun daerah lokasinya dengan struktur

permintaan tenaga kerja yang belum terisi.

d. Pengangguran teknologi

Pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan

teknologi lainnya dinamakan pengangguran teknologi.

Page 7: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

7

e. Pengangguran terbuka

Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan

yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Jadi, mereka menganggur

secara nyata atau separuh waktu.

f. Pengangguran tersembunyi

Kelebihan tenaga kerja yang digunakan dalam suatu kegiatan ekonomi

digolongkan dalam pengangguran tersembunyi.

g. Setengah menganggur

Seseorang yang terpaksa menjadi penganggur sepenuh waktu. Adapula yang

tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam mereka

jauh lebih rendah dari yang normal. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa

kerja seperti itu digolongkan sebagai setengah menganggur.

3. Pendidikan dan Pelatihan Kerja

Pendidikan dan pelatihan merupakan dua hal yang hampir sama maksud

pelaksanaannya, namun ruang lingkupnya yang membedakan karakteristik

kedua kegiatan tersebut. Seperti yang dijelaskan Sastrohadiwiryo (2000:199),

yaitu:

“Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan,

pengertian, atau sikap para tenaga kerja sehingga mereka dapat lebih

menyesuaikan dengan lingkungan kerja mereka. Pendidikan merupakan

suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan berpikir dari seorang

tenaga kerja. Sedangkan pelatihan merupakan pendidikan dalam arti yang

agak sempit, terutama dengan instruksi, tugas khusus, dan disiplin.

Pelatihan merupakan suatu proses aplikasi, terutama terhadap

peningkatan kecakapan.”

Pelatihan kerja yang merupakan hak setiap pekerja dalam rangka

meningkatkan dan mengembangkan keterampilan serta keahlian sesuai bakat,

minat, dan kemampuannya diselenggarakan oleh lembaga perwakilan

pemerintah, swasta, dan perusahaan. Penyelenggaraan pelatihan kerja wajib

memenuhi syarat-syarat seperti yang dijelaskan Sastrohadiwiryo (2005:16)

sebagai berikut:

a. Tersedianya tenaga pelatihan

b. Tersedianya dana bagi kelangsungan kegiatan penyelenggaraan

pelatihan kerja

Page 8: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

8

c. Kurikulum

d. Akreditasi

e. Sarana dan prasarana pelatihan kerja

Menurut Hamalik (2005:35-36) dan Gomes (2003:206-208), pelaksanaan

program pelatihan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Tujuan pelatihan

Dalam merencanakan pendidikan dan latihan, hal pertama yang

harus diperhatikan adalah penentuan tujuan. Adanya tujuan

pendidikan dan pelatihan membuat kegiatannya dapat terarah.

b. Manfaat pelatihan

Setiap pelaksanaan kegiatan diharapkan dapat memberikan

manfaat, baik untuk individu maupun organisasi. Adanya

manfaat bagi individu menjadikan orang termotivasi untuk selalu

meningkatkan kualitas sumber dayanya.

c. Peserta pelatihan

Penetapan peserta erat kaitannya dengan keberhasilan suatu

pelatihan, oleh karena itu perlu dilakukan seleksi untuk

menentukan peserta agar memenuhi persyaratan yang telah

ditentukan seperti:

1) Persyaratan akademik yang berupa jenjang pendidikan dan keahlian

2) Jabatan

3) Pengalaman kerja

4) Motivasi dan minat terhadap pekerjaannya

5) Tingkat intelektualitas yang diketahui melalui tes seleksi

d. Pelatih (instruktur)

Pelatih atau instruktur sebagai penyampai materi memegang

peranan penting terhadap kelancaran dan keberhasilan program

pelatihan, maka pelatih yang terpilih harus ahli dan

berkualifikasi professional. Syarat pelatih yang dapat digunakan

sebagai pertimbangan adalah:

1) Telah disiapkan secara khusus sebagai pelatih yang ahli dalam

spesialisasi tertentu

2) Memiliki kepribadian yang baik

3) Berasal dari dalam lingkungan organisasi itu sendiri

e. Waktu pelatihan

Lamanya pelatihan berdasarkan pertimbangan berikut:

1) Jumlah dan mutu kemampuan yang hendak dipelajari dalam

pelatihan tersebut lebih banyak dan lebih tinggi bermutu,

kemampuan yang ingin diperoleh mengakibatkan lebih lama

diperlukan latihan.

Page 9: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

9

2) Kemampuan belajar para peserta dalam mengikuti kegiatan

pelatihan

3) Media pengajaran yang menjadi alat bantu bagi peserta dan pelatih.

f. Materi atau bahan pelatihan

Materi yang diberikan kepada peserta pendidikan dan pelatihan

harus disesuaikan dengan tujuan.

g. Fasilitas

Fasilitas yang diperlukan dalam pelatihan yang mendukung

kegiatan.

h. Model atau metode pelatihan

Penggunaan metode pelatihan tergantung dari tujuan dan sasaran

yang telah ditentukan. Model pelatihan adalah suatu bentuk

pelaksanaan pelatihan yang di dalamnya terdapat program

pelatihan dan tata caranya.

i. Media pelatihan

Media pelatihan adalah salah satu komponen yang berfungsi

sebagai unsur penunjang proses pelatihan, dan mengunggah

gairah motivasi belajar. Pemilihan dan penggunaan media ini

mempertimbangkan tujuan dan materi pelatihan, ketersediaan

media itu sendiri, serta kemampuan pelatih untuk

menggunakannya.

4. Penelitian yang Relevan

a. Penelitian yang dilakukan oleh Hayu Dyah Prawesti (2011) dengan judul

“Upaya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul dalam

Mengatasi pengangguran”.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Kurnia Widyastuti (2013) dengan judul

“Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Institusional di UPT BLK

Kabupaten Sleman”.

Page 10: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

10

5. Kerangka Berfikir

C. METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini

dilakukan di Kota Magelang yaitu dari tanggal 1 Desember 2013 hingga 28

Februari 2014. Subyek penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait dalam

penyelenggaraan program pelatihan kerja, antara lain tim pelaksana dari Dinas

Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial Kota Magelang, Instruktur Program

Pelatihan Kerja tahun 2013, dan Peserta Program Pelatihan Kerja tahun 2013.

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan dua jenis data yakni data primer dan data sekunder. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif. Teknik

pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber.

Kebijakan Menekan

Angka Pengangguran

Program Pelatihan Kerja

Hal-hal yang harus

diperhatikan dalam

penyelenggaraan program

pelatihan:

tujuan, manfaat, peserta,

instruktur, waktu, materi,

fasilitas, metode, dan

media

Hambatan dan Upaya

Penyelesaian

Peran Dinas Tenaga Kerja,

Transmigrasi dan Sosial

Kota Magelang

Ketercapaian

Tujuan dan Sasaran

Program

Tingginya Angka

Pengangguran

Page 11: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

11

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial merupakan salah satu

lembaga pemerintahan yang terletak di Kota Magelang. Dinas tersebut

memiliki peran sebagai penyelenggara urusan Pemerintah Daerah Kota

Magelang, khususnya di Bidang Ketenagakerjaan. Seperti yang tercantum pada

visi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang yaitu

“Terwujudnya Pelayanan Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian, dan

Kesejahteraan Sosial yang mandiri, sejahtera, dan berkeadilan”. Dinas Tenaga

Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang berusaha mengoptimalkan

kualitas dan produktivitas tenaga kerja, salah satunya dengan memberdayakan

masyarakat lokal.

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang

mengadakan sebelas jenis pelatihan kerja pada tahun 2013. Program pelatihan

kerja tahun 2013 ini menggunakan dana dari APBD untuk TA.2012. Pelatihan

kerja tersebut adalah pelatihan berbasis masyarakat (Community Based

Training) dengan kurikulum pelatihan kerja yang dibuat oleh para instruktur

sesuai jenis pelatihan kerja. Berikut beberapa hal yang mendukung kelancaran

penyelenggaraan program pelatihan kerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi

dan Sosial Kota Magelang:

a. Tujuan Pelatihan Kerja

Pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja,

Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang pada tahun 2013 memiliki tujuan

dan sasaran sebagai berikut:

Tujuan

a) Memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan khususnya bagi

pengangguran;

Page 12: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

12

b) Membangun atau menciptakan usaha baru yang bersifat produktif dan

mempunyai nilai tambah secara ekonomi, serta dibutuhkan oleh

masyarakat;

c) Melaksanakan kegiatan proses alih pengetahuan dan ketrampilan

teknis kepada masyarakat agar mampu mengolah bahan baku / bahan

mentah menjadi barang jadi melalui sentuhan teknologi tepat guna

dengan memanfaatkan sumber daya lokal;

d) Membentuk kelompok wirausaha baru dengan kegiatan ekonomi

produktif berkelanjutan;

e) Membuka lapangan kerja baru, serta kesempatan berusaha bagi warga

masyarakat perkotaan.

Sasaran

a) Mendayagunakan tenaga kerja, khususnya pengangguran;

b) Kelompok wirausaha yang sudah ada di Kota Magelang;

c) Kelompok home industri yang sudah ada di Kota Magelang.

b. Peserta Pelatihan Kerja

Mengingat meningkatnya animo pendaftar, serta pentingnya

kedudukan peserta dalam penyelenggaraan pelatihan kerja, maka

dilaksanakan proses rekruitmen yang terdiri dari tahap pendaftaran, seleksi,

dan pengumuman penerimaan peserta pelatihan kerja. Terdapat 240 siswa

untuk mengisi 11 jenis pelatihan kerja yang dibuka Dinas Tenaga Kerja,

Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang.

c. Materi Pelatihan Kerja

Pembagian jam pelajaran pelaksanaan program pelatihan kerja

didasarkan pada ketentuan pelaksanaan yaitu 25% teori dan 75% praktek.

Kegiatan pelatihan kerja ini mengacu pada kurikulum masing-masing jenis

pelatihan kerja yang telah dibuat oleh para instruktur berdasarkan analisis

kebutuhan masyarakat Kota Magelang akan pelatihan kerja dan analisis

Page 13: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

13

kebutuhan industri/pasar kerja baik di Kota Magelang maupun lingkup

nasional.

d. Metode Pelatihan Kerja

Metode dasar yang digunakan dalam pelatihan kerja di Dinas Tenaga

Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang ini adalah pelatihan berbasis

masyarakat, dengan hasil dari pelatihan tersebut adalah untuk

memberdayakan masyarakat itu sendiri. Demi terwujudnya tujuan tersebut,

pembelajaran di kelas lebih banyak digunakan untuk praktek kerja. Metode

pembelajaran dengan praktek kerja yaitu instruktur memberikan contoh

langsung pada bidang kerja yang tersedia, kemudian mempersilahkan

peserta untuk mengikuti langkah-langkah yang diajarkan. Beberapa jenis

pelatihan kerja juga didukung dengan adanya program pemagangan. Proses

pemagangan tersebut memberikan peluang atau kesempatan pada peserta

yang telah lolos mengikuti pelatihan kerja untuk dapat mengaplikasikan

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama masa pelatihan kerja

berlangsung, sehingga dapat menerapkan pada dunia kerja yang

sesungguhnya.

e. Media Pelatihan Kerja

Untuk mendukung peserta menguasai materi baik teori maupun

praktek, maka akan disediakan alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai jenis

pelatihan kerja yang dilaksanakan. Instruktur juga akan memberikan modul

sebagai pedoman untuk memudahkan peserta dalam mengikuti materi yang

sedang diajarkan.

f. Manfaat Pelatihan Kerja

Manfaat positif yang diterima berupa peningkatan pengetahuan dan

keterampilan. Pelatihan kerja ini bermanfaat bagi organisasi juga bagi

individu, dalam hal ini ialah para peserta pelatihan kerja tahun 2013 yang

telah berhasil mengikuti program pemerintah tersebut dengan baik.

Page 14: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

14

Selain unsur-unsur yang mendukung pelaksanaan program, terdapat

beberapa unsur yang menghambat atau menjadi kendala bagi keberlangsungan

program tersebut. Bidang Penta Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial

Kota Magelang dalam melaksanakan program pelatihan kerja menghadapi

beberapa hambatan sebagai berikut:

a. Waktu

Kegiatan pelatihan dilaksanakan enam hari dalam seminggu, libur pada Hari

Minggu kecuali pelatihan batik jumputan yang berdasar kesepakatan

diliburkan pada Hari Jumat. Waktu istirahat, shalat, dan makan setiap

harinya adalah pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00, sedangkan pada

Hari Jumat istirahat dimulai pukul 11.00 sampai dengan pukul 13.00. Rata-

rata jam pelajaran untuk masing-masing jenis pelatihan kerja mencapai

tujuh jam pelajaran per hari, dengan hitungan 45 menit untuk satu jam

pelajaran. Sehingga, pencapaian pelaksanaan pada setiap minggunya ialah

maksimal 42 jam pelajaran. Jam pelajaran tersebut belum mampu memenuhi

kebutuhan peserta akan pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan.

b. Instruktur

Instruktur berasal dari LPK, Universitas, maupun SMK baik yang berada di

wilayah Kota Magelang maupun di luar Kota Magelang. Belum ada syarat

pendidikan minimal secara khusus dalam pemilihan instruktur, hanya

merupakan penilaian sebagai pengajar yang berkualitas dan berkompeten,

dan sering diundang untuk memberikan pelatihan-pelatihan. Keterbatasan

instruktur dikarenakan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota

Magelang belum memiliki BLK sendiri untuk wilayah Kota Magelang,

sehingga tidak dapat menyediakan pengajar-pengajar yang direkrut melalui

tes CPNSD. Dengan demikian, instruktur juga tidak dapat diajukan untuk

mengikuti Diklat Dasar (Dikdas) yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat

untuk mengembangkan kompetensi instruktur.

Page 15: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

15

c. Fasilitas

Fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Tenaga Kerja,

Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang untuk pelaksanaan kegiatan

pelatihan kerja masih sangat terbatas. Fasilitas yang paling utama dan

sampai saat ini belum tersedia ialah gedung atau bangunan tempat

pelaksanaan pelatihan kerja. Jumlah peralatan yang tersedia untuk pelatihan

kerja tahun 2013 sudah memadai untuk menunjang siswa melaksanakan

pelatihan per individu, namun kondisi beberapa peralatan yang tersedia

terkadang menjadi kendala dalam kegiatan ini. Terdapat beberapa peralatan

yang berkarat atau mengalami kerusakan, namun untuk kegiatan pelatihan

kerja tahun berikutnya peralatan yang rusak tersebut akan diganti.

2. Pembahasan

Peran pemerintah dalam pembangunan nasional dikemukakan oleh

Siagian (2000:142-150), pemerintah memainkan peranan yang dominan dalam

proses pembangunan. Peran yang disoroti adalah selaku stabilisator, innovator,

modernisator, pelopor, dan pelaksana suatu kegiatan pembangunan tertentu.

Secara lebih jelas, peran tersebut diuraikan sebagai berikut.

a. Stabilisator

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang

berperan sebagai stabilisator dalam program pelatihan kerja, karena

bertujuan untuk menekan angka pengangguran sehingga diharapkan mampu

mewujudkan perubahan pada kondisi sosial masyarakat, supaya masalah

pengangguran tidak menjadi ancaman bagi kesejahteraan masyarakat. Peran

stabilisator tersebut dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah:

merencanakan jenis pelatihan kerja dengan menganalisa dan menyeleksi

kemampuan tenaga kerja dengan kebutuhan pasar kerja, serta mengajarkan

pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga kerja secara bertahap dan

berkesinambungan.

Page 16: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

16

b. Innovator

Dalam memainkan peran selaku innovator, Dinas Tenaga Kerja,

Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang sebagai pencetus program-program

baru yang mendukung visi dan misi lembaga pemerintahan. Misi Dinas

Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang untuk meningkatkan

kualitas, kompetensi, dan produktivitas tenaga kerja, serta mewujudkan

kesejahteraan sosial melalui pencegahan dan pengendalian permasalahan

sosial telah mendukung perencanaan program pelatihan kerja yang bertujuan

untuk menekan angka pengangguran. Innovasi dilakukan dengan

merencanakan metode yang digunakan dalam penyelenggaraan program

pelatihan kerja.

c. Modernisator

Segala macam bentuk pembangunan yang dilaksanakan oleh

Pemerintah Daerah Kota Magelang dilatarbelakangi karena pemerintah

menginginkan Kota Magelang menjadi kota yang kuat, mandiri, dan

diperlakukan baik oleh daerah-daerah lainnya. Untuk mewujudkan hal

tersebut, diperlukan adanya sumber daya manusia yang menguasai ilmu

pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran, sehingga mampu mengolah

sumber daya yang dimiliki. Dengan demikian, tenaga kerja dari Kota

Magelang mampu bersaing dengan tenaga kerja dari daerah-daerah lainnya

untuk mendapatkan posisi di pasar kerja, khususnya yang tersedia di Kota

Magelang.

d. Pelopor

Selaku pelopor, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota

Magelang menjadi panutan (role model) bagi seluruh masyarakat. Pelopor

yang dimaksud ialah dalam bentuk hal-hal positif yang diajarkan saat

program pelatihan kerja berlangsung, seperti memberikan panutan untuk

bekerja seproduktif mungkin, berlaku adil dan selalu mengajarkan

Page 17: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

17

kedisiplinan kerja pada setiap peserta, serta membiasakan peserta untuk

peduli terhadap lingkungan.

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang dalam

menjalankan perannya sebagai pelopor sudah cukup baik. Namun,

masyarakat kurang menyadari dan memahami tujuan pelatihan kerja

tersebut, sehingga rasa kedisiplinan dan kepedulian yang tertanam pada

masing-masing peserta pelatihan saat mengikuti kegiatan belajar mengajar

masih kurang. Sementara itu, masyarakat merupakan komponen pokok

dalam penyelenggaraan program, sehingga keberadaannya akan

mempengaruhi kelancaran dari pencapaian tujuan program tersebut.

e. Pelaksana

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang sebagai

tim pelaksana dalam penyelenggaraan program pelatihan kerja bekerjasama

dengan pihak swasta karena Kota Magelang belum memiliki UPTD BLK

sebagai pelaksana teknis untuk kegiatan latihan kerja. Pihak swasta yang

mendukung program pelatihan kerja ini ialah LPK, perusahaan maupun

universitas swasta yang terdapat di Kota Magelang. Program pelatihan kerja

menggunakan dana dari APBD, Pemerintah Daerah Kota Magelang sebagai

penguasa dana dan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota

Magelang sebagai pengelola dana. Dalam penyelenggaraan program

pelatihan kerja, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota

Magelang bertanggungjawab untuk menyediakan seluruh fasilitas yang

diperlukan saat kegiatan pelatihan kerja berlangsung.

Berdasarkan penelitian, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial

Kota Magelang dalam menjalankan perannya sebagai pelaksana sudah

cukup baik. Secara umum, peran Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan

Sosial Kota Magelang dalam melaksanakan suatu kebijakan yang dibuat

telah sesuai petunjuk teknis dan standar operasional prosedur Dinas Tenaga

Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang. Hanya saja, masih belum

Page 18: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

18

didukung dengan ketersediaan UPTD BLK sehingga penyelenggaraan

kegiatan masih kurang efektif dan efisien.

Program pelatihan kerja tahun 2013 di Disnakertransos Kota Magelang

merupakan program pelatihan berbasis masyarakat yang dilaksanakan di

tingkat daerah. Program ini menggunakan dana APBD. Terdapat 11 jenis

pelatihan kerja yaitu: teknisi komputer, teknisi handphone, montir sepeda

motor, tata boga, tata rias, bahasa inggris, cenderamata fiber, batik jumputan,

batik kayu, bordir, dan menjahit. Jumlah peserta secara keseluruhan terdapat

240 orang, tempat dan waktu pelaksanaan menyesuaikan masing-masing jenis

pelatihan kerja. Dalam upaya penyelenggaraan program, terdapat hal-hal yang

perlu diperhatikan, diantaranya adalah:

a. Tujuan pelatihan

Perumusan tujuan telah mampu memenuhi kriteria tujuan pendidikan dan

pelatihan yakni peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Pencapaian

tujuan tersebut telah dilaksanakan dengan memberikan pelatihan kerja

secara maksimal, dengan mendayagunakan seluruh kemampuan instruktur

dan fasilitas yang tersedia.

b. Peserta pelatihan

Pencari kerja adalah sasaran dari program pelatihan kerja, sehingga mampu

menentukan ketercapaian tujuan program. Kriteria penentuan peserta telah

memenuhi persyaratan melalui tes seleksi.

c. Materi pelatihan

Materi telah disesuaikan dengan tujuan pelatihan. Kegiatan praktek

memiliki komposisi yang lebih banyak karena diharapkan peserta

memperoleh pengalaman atau keterampilan praktis sehingga siap memasuki

dunia kerja.

Page 19: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

19

d. Metode pelatihan

Instruktur menggunakan metode pelatihan campuran untuk menciptakan

sumber daya yang berkompeten, mengatasi keragaman latar belakang

pendidikan dan perbedaan motivasi mengikuti pelatihan kerja.

e. Media pelatihan

Pelatihan ini menggunakan media benda asli, gambar, papan tulis, dan

modul. Peserta menilai baik dari media yang digunakan.

f. Manfaat pelatihan

Terdapat manfaat positif yang diterima peserta maupun penyelenggara

berupa peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap kerja, dan

pengalaman mengoperasikan mesin maupun peralatan.

Perubahan selalu terjadi dan tidak dapat diprediksi, pemerintah pasti

menghadapi berbagai hambatan yang mengganggu kelancaran

penyelenggaraan kegiatannya. Pelaksanaan program pelatihan kerja untuk

menekan angka pengangguran di wilayah Kota Magelang tersebut juga tidak

terlepas dari kendala yang harus dihadapi oleh pemerintah sebagai

penyelenggara program. Bidang Penta Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan

Sosial Kota Magelang dalam melaksanakan program pelatihan kerja

menghadapi beberapa hambatan sebagai berikut:

a. Waktu

Pencapaian target waktu pelaksanaan telah sesuai dengan ketepatan waktu

yang ditentukan, namun dengan ketersediaan waktu tersebut peserta belum

terpenuhi kebutuhannya secara keseluruhan mengingat kemampuan masing-

masing peserta dalam memahami materi juga berbeda satu sama lain.

b. Instruktur

Belum tersedianya pengajar (instruktur) tetap untuk program pelatihan kerja

setiap tahunnya karena wilayah Kota Magelang belum memiliki BLK.

Solusi jangka pendek untuk mengatasi kekurangan instruktur tersebut selain

dengan mengkaryakan tim pelaksana dari Disnakertransos Kota Magelang

Page 20: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

20

beserta pengajar dari LPK, Universitas, maupun SMK, juga dengan

mengajukan permohonan personel tenaga pengajar dari BLK Kabupaten

Magelang.

c. Keterbatasan Sarana dan Prasarana

Belum adanya tempat khusus yang digunakan untuk lokasi pelatihan kerja

dikarenakan wilayah Kota Magelang belum memiliki BLK sebagai UPT

dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang. Untuk

mengatasi keterbatasan gedung yang diperlukan tersebut, Dinas Tenaga

Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang menyewa suatu tempat yang

dianggap layak untuk melaksanakan praktek kerja, maupun menyewa

ruangan di LPK yang telah ditunjuk.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Peran Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang

sebagai kepanjangan tangan dari Pemerintah Daerah Kota Magelang ialah

mempertahankan agar tidak adanya gejolak sosial masyarakat (stabilisator),

melakukan hal-hal baru yang berkaitan dengan program pelatihan kerja

(innovator), mengelola sumber daya yang dimiliki dengan berorientasi pada

masa depan (modernisator), menjadi panutan untuk bekerja seproduktif

mungkin (pelopor), dan sebagai pelaksana program pelatihan kerja.

Penyelenggaraan program pelatihan kerja di Dinas Tenaga Kerja,

Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang tahun 2013 cukup optimal. Terdapat

11 jenis pelatihan kerja dengan jumlah peserta keseluruhan 240 orang. Dalam

upaya penyelenggaraan program, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan,

diantaranya adalah tujuan pelatihan, peserta pelatihan, materi pelatihan, metode

pelatihan, media pelatihan, serta manfaat pelatihan. Hal-hal tersebut telah

sesuai standard dan prosedur yang ditetapkan, selain itu output telah benar-

benar sampai ke kelompok sasaran yaitu masyarakat Kota Magelang.

Page 21: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

21

Dalam pelaksanaan program pasti terdapat faktor penghambat yang

muncul dan mengganggu berjalannya penyelenggaraan suatu kegiatan. Faktor

yang menghambat program pelatihan kerja tersebut diantaranya adalah waktu,

instruktur, dan fasilitas. Namun, ketiga hambatan tersebut dapat diselesaikan

oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang dengan

mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.

2. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan di atas, untuk

memperbaiki penyelenggaraan program pelatihan kerja di Disnakertransos

Kota Magelang sebagai upaya dalam menekan angka pengangguran, maka

peneliti merekomendasikan beberapa saran:

a. Program pelatihan kerja dapat didukung dengan diadakannya program

pelatihan keliling atau yang diselenggarakan dengan menggunakan sebuah

unit mobil yang berisi alat-alat praktek suatu jenis pelatihan kerja tertentu,

dengan tujuan agar sasaran yang akan dijangkau lebih merata.

b. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang perlu segera

mempersiapkan dan mengusulkan dibentuknya BLK.

c. Pemerintah Daerah perlu mempertimbangkan anggaran untuk peminjaman

modal usaha bagi para peserta pelatihan.

Page 22: KEBIJAKAN MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN …eprints.uny.ac.id/21815/9/9. Ringkasan.pdf · Kebijaksanaan dalam mengatasi pengangguran ialah memperluas ... Dalam merencanakan pendidikan

22

DAFTAR PUSTAKA

Budi Winarno. 2007. Kebijakan Publik Teori & Proses. Yogyakarta:Media

Pressindo

Lexy Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:PT

Remaja Rosdakarya

Mathew B. Miles & A. Michael Hubberman. 2009. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta:UI Press.

Oemar Hamalik. 1990. Pendidikan Tenaga Kerja Nasional:Kejuruan,

Kewiraswastaan dan Manajemen. Bandung:PT Citra Aditya Bakti

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.

Sadono Sukirno. 2006. Ekonomi pembangunan: proses, masalah, dan dasar

kebijaksanaan. Jakarta:Prenada Media Group

Siswanto Sastrohadiwiryo. 2000. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan

Administrastif dan Operasional. Jakarta:Bumi Aksara

Soeharsono Sagir. 1989. Membangun Manusia Karya:Masalah Ketenagakerjaan dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Surabaya:Pustaka Sinar Harapan

Soerjono Soekanto. 1981. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung:Alfabeta

Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan