program dana otonomi khusus sebagai kebijakan pemerintah1

5

Click here to load reader

Upload: dian-ratnasari

Post on 11-Jun-2015

1.752 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Program Dana Otonomi Khusus Sebagai Kebijakan Pemerintah1

Program Dana Otonomi Khusus sebagai Kebijakan Pemerintah

Oleh: Dian Ratnasari

Definisi

Transfer ke Daerah adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja 

Negara   (APBN)   yang   dialokasikan   kepada   daerah   dalam   rangka   pelaksanaan 

desentralisasi   yang   terdiri   dari   Dana   Perimbangan   dan   Dana   Otonomi   Khusus   dan 

Penyesuaian.Transfer   ke   Daerah   ditetapkan   dalam   APBN,   Peraturan   Presiden,   dan 

Peraturan  Menteri  Keuangan   (PMK) yang  selanjutnya  dituangkan  dalam Daftar   Isian 

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perimbangan 

Keuangan   selaku   Kuasa   Pengguna   Anggaran   atas   nama   Menteri   Keuangan   selaku 

Pengguna Anggaran untuk tiap jenis Transferke Daerah dengan dilampiri rincian alokasi 

per daerah.

Dasar Hukum

1. UU Nomor  33  Tahun  2004   tentang  Perimbangan  Keuanganantara  Pemerintah 

Pusat dan Pemerintahan Daerah;

2. PP Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan; dan

3. PMK   Nomor   04/PMK.07/2008   tentang   Pelaksanaan   danPertanggungjawaban 

Anggaran Transfer Ke Daerah.

Pelaksanaan Anggaran Transfer ke Daerah

Dalam rangka pelaksanaan anggaran Transfer ke Daerah, DirekturJenderal Perimbangan 

Keuangan   menerbitkan   Surat   Perintah   Membayar   (SPM)   sebagai   perintah 

pemindahbukuan dari  Rekening  Kas Umum Negara  ke Rekening Kas Umum Daerah 

yang disampaikan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. 

Direktur   Pengelolaan   Kas   Negara.Berdasarkan   SPM   sebagaimana   dimaksud   Direktur 

Jendera   Perbendaharaan   atas   nama   Menteri   Keuangan   menerbitkan   Surat   Perintah 

Pencairan   Dana   (SP2D).   Pemerintah   Daerah   menyampaikan   konfirmasi   tanda   terima 

Page 2: Program Dana Otonomi Khusus Sebagai Kebijakan Pemerintah1

Transfer ke Daerah kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan paling lambat lima 

hari kerja setelah Transfer Ke Daerah tersebut diterima.

Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah

Dalam   rangka   penyaluran   Transfer   ke   Daerah,   Bendahara   Umum   Daerah/Kuasa 

Bendahara Umum Daerah membuka rekening pada Bank Sentral dan/atau Bank Umum 

dengan nama Rekening Kas Umum Daerah.Penyaluran Transfer ke Daerah dilaksanakan 

dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum 

Daerah.

Penyaluran DBH PBB dan DBH BPHTB

1. Penyaluran   DBH   PBB   dan   DBH   BPHTB   dilaksanakan   berdasarkan   realisasi 

penerimaan PBB dan BPHTB tahun anggaran berjalan.

2. Penyaluran   DBH   PBB   dan   DBH   BPTHB   bagian   daerah   dilaksanakan   secara 

mingguan.

3. Penyaluran DBH PBB bagian pemerintah yang dibagikan secara merata kepada 

seluruh  kabupaten  dan  kota,  dilaksanakan  dalam  tiga   tahap yaitu  bulan  April, 

bulan Agustus, dan bulan November tahun anggaran berjalan.

4. Penyaluran DBH PBB bagian pemerintah yang dibagikan sebagai insentif kepada 

kabupaten   dan/kota   dilaksanakan   dalam   bulan   November   tahun   anggaran 

berjalan.

5. Penyaluran   DBH   BPTHB  bagian   pemerintah   yang   dialokasikan   dengan   porsi 

yang sama besar untuk seluruh kabupaten dan kota, dilaksanakan dalam tiga tahap 

yaitu bulan April, bulan Agustus, dan bulan November tahun anggaran berjalan.

6. Penyaluran Biaya Pemungutan PBB bagian daerah dilaksanakan secara bulanan

Dana Otonomi Khusus

Pasal 3 KMK ayat (2) menyebutkan bahwa penyaluran Dana Otonomi Khusus dilakukan 

setiap triwulan dengan jangka waktu pemberian:

a. Penyaluran triwulan pertama pada bulan Februari sebesar 15%  (lima belas persen). 

b. Penyaluran triwulan kedua pada bulan April sebesar 30% (tiga puluh persen).

Page 3: Program Dana Otonomi Khusus Sebagai Kebijakan Pemerintah1

c. Penyaluran triwulan ketiga pada bulan Juli sebesar 40% (empat puluh persen).

d. Penyaluran triwulan keempat pada bulan Oktober sebesar 15% (lima belas persen). 

Pasal 3 ayat (3) yang mengatur tentang pembagian kepada daerah­daerah harus diatur 

secara adil dan berimbang dengan Perdasus, dengan memberikan perhatian khusus pada 

daerah­daerah tertinggal. Pasal ini tidak mengatur teknis dan besarnya prosentase dana 

yang diberikan kepada Kabupaten/Kota.

Dana otonomi khusus dan penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membiayai 

pelaksanaan  otonomi   khusus  suatu   daerah,   sebagaimana   ditetapkan   dalam   Undang­

Undang    Nomor  21  Tahun  2001  tentang  Otonomi  Khusus  bagi  Provinsi  Papua,  dan 

penyesuaian untuk beberapa daerah tertentu yang menerima DAU lebih kecil dari tahun 

anggaran sebelumnya

Otonomi Daerah dan Pembiayaan Pembangunan

Pembangunan daerah disadari oleh Pemerintah bahwa itu merupakan suatu upaya untuk 

mencapai   masyarakat   adil   dan   makmur.   Oleh   karena   itu   berbagai   pembangunan 

diarahkan pada pembangunan daerah khususnya daerah­daerah yang relatif terbelakang 

dalam   pertumbuhannya.   Sedangkan   untuk   mengukur   keberhasilan   pembangunan 

ekonomi suatu daerah salah satu indikatornya adalah Produk Domestik Regional Bruto 

(PDRB). 

Adapun   pembangunan   daerah   dengan   tujuan   meningkatkan   pertumbuhan   ekonomi, 

namun   perlu   diketahui   bahwa   pertumbuhan   ekonomi   bukanlah   satu­satunya   sasaran 

pembangunan daerah namun karena pertumbuhan ekonomi itu perlu merupakan syarat 

untuk   mengetahui   masyarakat   itu   mengalami   perbaikan   atau   tidak,   selain   itu 

pertumbuhan ekonomi itu sebagai pijakan untuk mencapai tujuan pembangunan lainnya 

yaitu terciptanya masyarakat adil dan makmur. 

Page 4: Program Dana Otonomi Khusus Sebagai Kebijakan Pemerintah1

Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersifat desentralisitik memang memiliki beberapa 

keuntungan.   Terdapat   tiga   keuntungan   suatu   sistem   yang   terdesentralisasi,  pertama, 

output yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal. Kedua, meningkatkan 

persaingan   antar   Pemerintah   lokal   agar   bekerja   lebih   efisien,   sehingga   perpindahan 

penduduk yang dapat  menyebabkan perubahan besar dalam perekonomian  lokal   tidak 

perlu   terjadi   lagi.  Ketiga,  mendorong  eksperimen  dan   inovasi  barang  dan   jasa  untuk 

kebutuhan lokal. 

Sasaran yang Ingin Dicapai

Meningkatnya   pemerataan   dan   mutu   pelayanan   di   sektor   pendidikan   (Target 

penggunaan dana sekitar 30%)

Meningkatnya   pemerataan   dan   mutu   pelayanan   di   sektor   kesehatan   (target 

penggunaan dana sekitar 15%) 

Berkembangnya ekonomi rakyat (melalui kebijakan pemberian kredit lunak dalam 

usaha ekonomi produktif/paket program pemberdayaan ekonomi masyarakat).

Meningkatnya   pemerataan   dan   mutu   pelayanan   di   sektor   perhubungan 

infrastruktur (target diarahkan untuk penyediaan insfrastruktur strategis).

Meningkatnya   kualitas   hidup   masyarakat   (pengembangan   sektor­sektor   lain 

targetnya diarahkan untuk mendukung terkendalinya pemanfaatan sumber daya 

alam dan lingkungan serta tersedianya prasarana dan sarana publik).

Penciptaan   dan   perluasan   lapangan   kerja   daerah   (targetnya   mengurangi 

pengangguran tenaga kerja). 

Kendala yang Dihadapi

Hasil   penyaluran   dana   Otonomi   khusus   selama   ini   masih   belum   optimal   dan   perlu 

berbagai revisi. Sesuai laporan Setda bahwa penggunaan Dana Otonomi Khusus masih 

kurang sesuai dengan rencana strategis yang dibuat Pemerintah Provinsi. Selain itu masih 

lemahnya pertanggungjawaban pegawai Pemda terhadap keuangan publik.

Page 5: Program Dana Otonomi Khusus Sebagai Kebijakan Pemerintah1

Dilihat   dari   sisi   pembelanjaan/penggunaan   dana   Otonomi   khusus   dalam   kerangka 

manajemen keuangan daerah, Pemerintah Daerah kurang mempunyai sense of belonging. 

Penggunaan   dana   masih   kurang   terprogram   dan   komprehensif   untuk   menyelesaikan 

persoalan mendasar di Papua. Berdasarkan temuan bahwa ada pos­pos yang menyerap 

anggaran namun tidak termasuk dalam anggaran APBD daerah memang sudah menjadi 

persoalan yang kompleks di Indonesia pada umumnya. 

Kesimpulan

Melihat perbedaan yang sangat besar dalam pemanfaatan dana antara Pemerintah Daerah 

Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota selama ini, maka dapat diambil kesimpulan 

bahwa pembagian selama ini masih belum sesuai dengan perbedaan karakteristik daerah. 

Pembagian dana dengan bagian Pemerintah Provinsi lebih banyak yakni 60% sedangkan 

Pemerintah   Kabupaten/Kota   sebanyak   40%   tidak   dapat   menjamin   upaya   pemerataan 

pembangunan di seluruh wilayah Provinsi. Salah satu sebab adalah karena luasnya daerah 

Provinsi sedangkan jaringan transportasi dan telekomunikasi tidak mendukung.