program bkkbn

1
Perubahan sistem pemerintahan di Indonesia dan konstelasi sosial- ekonomi di periode 2000-2010 telah mempengaruhi efektivitas Program Kependudukan dan Keluarga Berencana. Plt. Kepala BKKBN Dr. Sudibyo Alimoeso, M.A. mengatakan hal itu di pertemuan para pakar untuk Dinamika Kependudukan dan Agenda Pembangunan Pasca Tahun 2015 di Ruang Flamboyan, Hotel Novotel, Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (23/3). "Pemerintah Indonesia, telah menggalakkan kembali Program Kependudukan dan KB untuk pertumbuhan penduduk yang seimbang, meningkatkan usia harapan hidup, meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup dari setiap penduduk, khususnya perempuan dan remaja. Namun, perubahan sistem pemerintahan di Indonesia dan konstelasi sosial-ekonomi di periode tahun 2000-2010 telah mempengaruhi efektivitas Program Kependudukan dan KB," ujar Sudibyo Alimoeso. Dampaknya terlihat pada Total Fertility Rate (TFR): jumlah anak per perempuan usia subur yang stagnan di 2.6 anak per perempuan seperti yang tercatat di Survey Kependudukan dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 dan 2012. Unmet Need untuk kontrasepsi meningkat menjadi 11 persen di 2012 dari 9 persen di tahun 2007. Dengan adanya pertemuan pakar untuk dinamika kependudukan ini, diharapakan menjadi masukan dalam pertemuan high level eminent person di Nusa Dua, di mana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi narasumber bersama Presiden Liberia. Menurut Sudibyo Alimoeso, selama ini dinamika kependudukan, merupakan sesuatu yang diterima saja, terutama akibatnya. Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) yang diwakili Tara Hidayat mengatakan, investasi untuk kebutuhan dasar, termasuk kespro dan KB harus terintegrasi ke dalam program dan anggaran pembangunan di setiap tingkat dunia, nasional, provinsi dan kabupaten/ kota. Dikatakan dari 4 program aksi BKKBN, telah tercapai pada tahun 2012, seperti 3,9 juta peserta KB baru dari masyarakat miskin, ketersediaan kontrasepsi, pelatihan medis 23 ribu dan 500 klinik KB untuk mendukungnya. Direktur UNFPA untuk Asia Pacifik, Nobuko Horibe menghubungkan dinamika kependudukan dengan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan untuk percepatan pembangunan.

Upload: zarakbar

Post on 17-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu

TRANSCRIPT

Perubahan sistem pemerintahan di Indonesia dan konstelasi sosial-ekonomi di periode 2000-2010 telah mempengaruhi efektivitas Program Kependudukan dan Keluarga Berencana. Plt. Kepala BKKBN Dr. Sudibyo Alimoeso, M.A. mengatakan hal itu di pertemuan para pakar untuk Dinamika Kependudukan dan Agenda Pembangunan Pasca Tahun 2015 di Ruang Flamboyan, Hotel Novotel, Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (23/3). "Pemerintah Indonesia, telah menggalakkan kembali Program Kependudukan dan KB untuk pertumbuhan penduduk yang seimbang, meningkatkan usia harapan hidup, meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup dari setiap penduduk, khususnya perempuan dan remaja. Namun, perubahan sistem pemerintahan di Indonesia dan konstelasi sosial-ekonomi di periode tahun 2000-2010 telah mempengaruhi efektivitas Program Kependudukan dan KB," ujar Sudibyo Alimoeso.Dampaknya terlihat pada Total Fertility Rate (TFR): jumlah anak per perempuan usia subur yang stagnan di 2.6 anak per perempuan seperti yang tercatat di Survey Kependudukan dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 dan 2012. Unmet Need untuk kontrasepsi meningkat menjadi 11 persen di 2012 dari 9 persen di tahun 2007. Dengan adanya pertemuan pakar untuk dinamika kependudukan ini, diharapakan menjadi masukan dalam pertemuan high level eminent person di Nusa Dua, di mana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi narasumber bersama Presiden Liberia. Menurut Sudibyo Alimoeso, selama ini dinamika kependudukan, merupakan sesuatu yang diterima saja, terutama akibatnya. Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) yang diwakili Tara Hidayat mengatakan, investasi untuk kebutuhan dasar, termasuk kespro dan KB harus terintegrasi ke dalam program dan anggaran pembangunan di setiap tingkat dunia, nasional, provinsi dan kabupaten/ kota. Dikatakan dari 4 program aksi BKKBN, telah tercapai pada tahun 2012, seperti 3,9 juta peserta KB baru dari masyarakat miskin, ketersediaan kontrasepsi, pelatihan medis 23 ribu dan 500 klinik KB untuk mendukungnya. Direktur UNFPA untuk Asia Pacifik, Nobuko Horibe menghubungkan dinamika kependudukan dengan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan untuk percepatan pembangunan.