kata pengantar - bkkbn
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan perkenan-Nya, akhirnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dapat tersusun dengan baik.
Laporan ini dibuat sebagai wujud pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja dan keuangan
Perwakilan BKKBN Provinsi Bali selama periode anggaran Tahun 2018. Hal ini dalam rangka
mewujudkan tekad pelaksanaan pemerintah yang bersih (good governance) agar diperoleh
laporan pelaksanaan program yang akuntabel, transparan dan professional. Selain itu, laporan ini
disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Pertanggungjawaban Perwakilan BKKBN Provinsi Bali harus mencerminkan seberapa jauh
kinerja yang telah dihasilkan dalam satu tahun dibandingkan dengan kegiatan yang telah
dihasilkan dalam satu tahun dibandingkan dengan kegiatan yang telah direncanakan dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada secara efisien. Untuk mendapatkan hasil yang optimal
dalam pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, setiap
pelaksanaan kegiatan, program dan kegiatan telah direncanakan dan dilaksanakan dengan
cermat dan kinerja yang tinggi agar bersinergi dengan kinerja-kinerja pembangunan nasional dan
kinerja komponen terkait yang berkontribusi terhadap outcome Visi-Misi BKKBN.
Dengan tersusunnya LAKIP ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada
tim penyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Perwakilan BKKBN Provinsi Bali.
Semoga laporan ini memberi manfaat untuk memperbaiki kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi Bali
dan semua pihak yang berkepentingan. Akhirnya, kami mengharap saran dan masukan dari para
pembaca dan pengguna laporan ini, guna penyempurnaan dalam penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja pada Tahun yang akan datang.
D
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. v
SISTEMATIKA PELAPORAN ............................................................................... vi
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................... vii BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Kekuatan,Kelemahan,Peluang dan Tantangan ........................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6
2.1 Visi,Misi Tujuan dan Sasaran Strategis..................................... 6
2.2 Target Kinerja ........................................................................... 7
2.3 Perjanjian Kinerja ..................................................................... 12
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................ 13
3.1 Capaian Kinerja Organisasi ....................................................... 13
3.1.1 Capaian Sasaran Strategis ............................................ 13
3.2 Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2018
dan target Tahun 2017 dan Target
Jangka Menengah Tahun 2019 ............................................... 17
3.3 Analisa Keberhasilan atau Kegagalan ...................................... 19
3.4. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan .......................................... 21
3.4.1 Pencapaian Indikator Kinerja pada
Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya ............................... 21
3.4.2 Pencapaian Indikator Kinerja pada
Program Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur BKKBN ..................................... 23
3.4.3 Pencapaian Indikator Kinerja Program dan
Indikator Kinerja Kegiatan pada Program
Pendidikan,Pelatihan dan Pengembangan .................. 24
3.4.4 Pencapaian Indikator Kinerja Bidang
Pengendalian Penduduk ............................................... 26
3.4.5 Pencapaian Indikator Kinerja
Bidang KB-KR ................................................................ 28
3.4.6 Pencapaian Indikator Kinerja
Bidang KS-PK ................................................................. 32
3.4.7 Pencapaian Indikator Kinerja
Bidang ADPIN ................................................................ 36
3.5 Capaian Indikator Kinerja Output ............................................ 40
3.6 Capaian Indikator Kinerja Kontrak Kinerja Program (KKP) ...... 40
3.7 Realisai Anggaran ..................................................................... 49
BAB IV PENUTUP .................................................................. 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Tabel Indikator Kinerja Strategis ................................................................ 7
2.2 Tabel Indikator Kinerja Program KKBPK ..................................................... 8
2.3 Tabel Indikator Kinerja Program Pelatihan,
Penelitian dan Pengembangan ................................................................. 8
2.4 Tabel Kinerja Program Dukungan Manajemen
dan Tugas Teknis Lainnya BKKBN.............................................................. 9
2.5 Tabel Indikator Kinerja Program Pengawasan
dan peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN ...................................... 9
2.6 Tabel Output dan target Output ............................................................... 11
2.7 Tabel Kontrak Kinerja Provinsi (KKP)
Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2018 ............................................ 12
3.1 Tabel Pencapaian Sasaran Strategis Total Fertility Rate Provinsi Bali ...... 14
3.2 Tabel Pencapaian Sasaran Strategis Angka
Prevelensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR) Provinsi Bali........................... 14
3.3 Tabel Pencapaian Sasaran Strategis Persentase Penurunan
Angka Ketidak berlangsungan ( Putus Pakai) Kontrasepsi Provinsi Bali .. 15
3.4 Tabel Pencapaian Sasaran Strategis Persentase Kebutuhan
ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need) Provinsi Bali ........................ 16
3.5 Tabel Pencapaian Sasaran Strategis Persentase Peserta
KB Aktif MKJP Provinsi Bali ....................................................................... 16
3.6 Tabel Pencapaian Sasaran Strategis Persentase Peserta
KB Aktif Tambahan (Additional Users) Provinsi Bali ................................. 17
3.7 Tabel Perbandingan Sasaran Strategis Tahun 2018 dan
Tahun 2017 dan Target Tahun 2019 ......................................................... 16
3.8 Tabel Program/kegiatan/Indikator Kinerja Program/Indikator
Kinerja Kegiatan Program Dukungan Manajemen
dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya BKKBN ........................................ 22
3.9 Tabel Program/kegiatan/Indikator Kinerja Program/Indikator
Kinerja Kegiatan Program Pengawasan danPeningkatan
Akuntabilitas Aparatur BKKBN ................................................................. 23
3.10 Tabel Program/kegiatan/Indikator Kinerja Program/Indikator
Kinerja Kegiatan Program Pelatihan dan Pengembangan ....................... 25
3.11 Tabel Rumah Dataku dan Sekolah Siaga
Kependudukan Di Provinsi Bali ................................................................. 26
3.12 Tabel Program/kegiatan/Indikator Kinerja Program/Indikator
Kinerja Kegiatan Program Kependudukan Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Bidang Pengendalian Penduduk .. 27
3.13 Tabel Program/kegiatan/Indikator Kinerja Program/Indikator
Kinerja Kegiatan Program Kependudukan Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Bidang KB-KR ................................ 30
3.14 Tabel Program/kegiatan/Indikator Kinerja Program/Indikator
Kinerja Kegiatan Program Kependudukan Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Bidang KS-PK ................................ 33
3.15 Tabel Program/kegiatan/Indikator Kinerja Program/Indikator
Kinerja Kegiatan Program Kependudukan Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Bidang Adpin ................................ 37
3.16 Tabel Perbandingan Realisasi Output tahun 2017 dan Tahun 2018 ....... 42
3.17 Tabel Kontrak Kinerja Provinsi (KKP)
Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2018 ........................................... 48
3.18 Tabel Realisasi Anggaran Perwakilan BKKBN Provinsi Bali ..................... 50
12 | P a g e
SISTEMATIKA PELAPORAN
Laporan Kinerja BKKBN Tahun 2019 menjelaskan pencapaian kinerja BKKBN selama tahun 2018 dengan
berbagai keberhasilan maupun hambatannya. Sistematika penyajian laporan kinerja adalah sebagai
berikut:
Pendahuluan
Berisi penjelasan secara ringkas mengenai latar belakang, aspek strategis serta permasalahan yang
dihadapi Perwakilan BKKBN Provinsi Bali.
Perencanaan Kinerja
Berisi penjelasan rencana strategis Perwaklan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2015-2019; visi, misi, tujuan,
sasaran, kebijakan, strategi, perjanjian kinerja, monitoring dan evaluasi pencapaian rencana strategis tahun
2018.
Akuntabilitas Kinerja
Berisi penjelasan pencapaian kinerja tahun 2019 beserta realisasi anggaran, perbandingan pencapaian
kinerja dengan dua tahun sebelumnya serta dengan akhir tahun renstra.
Penutup
Berisi kesimpulan atas Laporan Kinerja BKKBN tahun 2019.
Lampiran
Berisi data dukung atas penjelasan dalam laporan ini.
13 | P a g e
RINGKASAN EKSEKUTIF
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga menyebutkan bahwa BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional)
merupakan lembaga pemerintah non kementerian yang berkedudukan di bawah Presiden dan
bertanggungjawab kepada Presiden melalui Menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan. BKKBN
bertugas melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana.
Laporan kinerja tahun 2018 merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada BKKBN. Tahun 2018 juga merupakan tahun keempat pelaksanaan
RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) Tahun 2015-2019. Mempertimbangkan
berbagai isu strategis yang berkembang saat ini, khususnya perubahan pendekatan dari money follows
function menjadi money follows program, serta perubahan pendekatan perencanaan pembangunan nasional
yang holistik, tematik, terintegrasi dan spasial, BKKBN beberapa penyesuaian pada Renstra BKKBN 2015-
2019 yang sebelumnya telah disusun dan ditetapkan melalui Peraturan Kepala BKKBN Nomor
212/PER/B1/2015 tanggal 15 Juni 2015 yang kemudian direvisi dengan Peraturan Kepala Nomor 199 Tahun
2016 yang juga diikuti oleh Revisi Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Bali.
Sesuai dengan arah kebijakan pemerintah, seluruh kementerian/lembaga diarahkan untuk turut serta
menyukseskan visi dan misi pembangunan 2015-2019, di mana visi pemerintah untuk 5 (lima) tahun ke
depan adalah untuk mewujudkan “Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong” dengan misi yaitu: (1) mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; (2) mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan
dan demokratis berlandaskan negara hukum; (3) mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan
memperkuat jati diri sebagai negara maritim; (4) mewujudkan kualitas manusia Indonesia yang tinggi, maju
dan sejahtera; (5) mewujudkan Indonesia yang berdaya saing; (6) mewujudkan Indonesia menjadi negara
maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan (7) mewujudkan masyarakat
yang berkepribadian dalam kebudayaan.
BKKBN berkomitmen untuk mencapai visi dan misi tersebut melalui penetapan visi, misi dan tujuan. Visi
BKKBN “Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan
keluarga berkualitas” dengan tujuan “Mencapai penduduk tumbuh seimbang melalui upaya penurunan Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP) dan perwujudan Keluarga Berkualitas”.
14 | P a g e
Seiring dengan upaya pencapaian Visi Misi BKKBN, memasuki periode keempat RPJMN, Perwakilan
BKKBN Provinsi Bali dihadapkan pada pencapaian target/sasaran strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Bali
2015-2019 yang tertera pada RENSTRA Perwakilan BKKBN Provinsi Bali yakni :
1. Menurunnya angka kelahiran total (TFR);
2. Meningkatnya prevalensi kontrasepsi (CPR) modern;
3. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need);
4. Meningkatnya peserta KB aktif yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP);
5. Menurunnya tingkat putus pakai kontrasepsi;
6. Meningkatnya jumlah Peserta KB Aktif Tambahan (Additional Users)
Pada tahun 2018, seluruh sasaran dapat tercapai melalui 6 indikator kinerja utama (IKU). Pencapaian
tertinggi tentu saja angka TFR Provinsi Bali yang sudah mencapai 2.1 dan merupakan capaian tertinggi
diantara seluruh Provinsi di Indonesia bersama Provinsi Jawa Timur
Berikut adalah tabel pencapaian indikator kinerja sasaran tahun 2019:
Dukungan anggaran untuk pelaksanaan program KKBPK tahun 2019 sebagaimana tertera dalam DIPA
Perwakilan BKKBN Provinsi Bali adalah Rp. 61.838.130.000,- (enam puluh satu milyar delapa ratus tiga
puluh delapan juta seratus tiga puluh ribu rupiah).
NO INDIKATOR SASARAN STRATEGIS TARGET 2019 REALISASI 2019 % REALISASI
1 Menurunnya angka kelahiran total (TFR) 2,1 2,1 100,00
2 Meningkatnya prevelensi kontrasepsi modern
(mCPR)
58,96 59,14 100,31
3 Menurunnya tingkat putus pakai kontrasepsi 24,6 7,09 346,97
4 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak
terpenuhi (Unmetneed)
10,39 8,1 128,27
5 Meningkatnya peserta KB Aktif yang
menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka
37,96 46,09 121,42
6 Meningkatnya peserta KB Aktif tambahan 3.368 4.972 147,62
15 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sesuai amanat Undang – Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, BKKBN memiliki tugas melaksanakan Pengendalian Penduduk dan
Menyelenggarakan Keluarga Berencana. Dengan kata lain penduduk harus menjadi titik sentral dalam
pembangunan yang berkesinambungan di Indonesia. Pembangunan berkesinambungan yang dimaksud
adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara
perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta
meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Keterlibatan penduduk dalam pembangunan tidak hanya
menjadi obyek tetapi juga menjadi subyek yang berpartisipasi penuh dalam pembangunan.
Beberapa perubahan dan perkembangan regulasi terkait kelembagaan pada era desentralisasi juga
mewarnai perjalanan Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dalam
kurun RPJMN 2015-2019.
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah mengatur bahwa yang menjadi
kewenangan Pemerintah dalam hal ini BKKBN meliputi :
a. Pengendalian Penduduk;
• Pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian kuantitas penduduk
• Penetapan perkiraan pengendalian penduduk secara nasional
b. Keluarga Berencana (KB)
• Penyusunan design program dan pengelolaan advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi
pengendalian penduduk Pengelolaan tenaga penyuluh KB
• Pengelolaan dan penyediaan alat da obat kontrasepsi untuk kebutuhan PUS Nasional
• Pengelolaan dan Pengendalian system informasi keluarga
• Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan Tk.Nasional dalam
pengendalian pelayanan dan pembinaan kesertaan ber-KB
c. Keluarga Sejahtera (KS)
• Pengembangan design program pembangunan keluarga melalui pembinaan
ketahanan keluarga
• Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan Tk.Nasional dalam
pembangunan keluarga
d. Standardisasi dan sertifikasi meliputi standardisasi pelayanan KB dan sertifikasi tenaga penyuluh
KB/Petugas Lapangan KB (PKB/PLKB)
16 | P a g e
Kemudian dengan terbitnya Peraturan Presiden No.3 Tahun 2013 tentang Tentang Perubahan Ketujuh Atas
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian, berdampak pula pada tugas dan fungsi
BKKBN. Tersebut dalam Peraturan Presiden No.3 Tahun 2013 Pasal 43, BKKBN mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan Keluarga
Berencana. Hal tersebut kemudian dituangkan kedalam Renstra Pembangunan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Tahun 2015-2019 yang merupakan pedoman peningkatan kinerja BKKBN dan menjadi
acuan bagi pemangku kepentingan, para pelaksana program dan mitra kerja BKKBN dalam
menyelenggarakan Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana.
Dalam melaksanakan tugas tersebut sesuai Pasal 43, 44 dan 45 Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013,
BKKBN menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga
berencana;
2. Penetapan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana;
3. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana;
4. Penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana;
5. Penyelenggaraan pemantauan dan evalausi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan
keluarga berencana;
6. Pembinaan, pembimbingan dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana;
7. Penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
8. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di lingkungan BKKBN;
9. Pengelolaan BMN yang menjadi milik BKKBN;
10. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN dan
11. Penyampaian laporan, saran dan pertimbangan di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana.
Adapun struktur organisasi Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan yang
membawahi 5 (lima) bidang, 1 (satu) Sekretariat dan 20 (dua puluh) Kepala sub bagian/Kepala sub bidang,
dan jabatan fungsional yaitu :
1. Bidang Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi, dengan membawahi lima sub bagian, yaitu :
17 | P a g e
a) Sub Bagian Umum dan Humas
b) Sub Bagian Adminstrasi Pengawasan
c) Sub Bagian Kepegawaian dan Hukum
d) Sub Bagian Perencanaan
e) Sub Bagian Keuangan dan BMN
2. Bidang Pengendalian Penduduk mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan pembinaan,
pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria
serta pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk. Dengan membawahi tiga sub
bidang, yaitu :
a) Sub Bidang Penyusunan Parameter Pengendalian Penduduk
b) Sub Bidang Kerjasama Pendidikan Kependudukan
c) Sub Bidang Analisis Dampak Kependudukan
3. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan
teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Dengan membawahi tiga sub bidang, yaitu :
a) Sub Bidang Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah dan Swasta
b) Sub Bidang Bina Kesertaan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus
c) Sub Bidang Kesehatan Reproduksi
4. Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga. Dengan membawahi tiga sub bidang yaitu:
a) Sub Bidang Bina Keluarga Balita, anak dan ketahanan keluarga lansia
b) Sub Bidang Ketahanan Remaja
c) Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
5. Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,
dan criteria (NSPK), serta pemantauan dan evaluasi di bidang Advokasi, Penggerakan
dan Informasi. Dengan membawahi tiga sub bidang yaitu :
a) Sub Bidang Advokasi dan KIE
b) Sub Bidang Hubungan antar lembaga dan bina lini lapangan
c) Sub Bidang Data dan Informasi
6. Bidang Pelatihan dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan pendidikan,
pelatihan, penelitian dan pengembangan. Dengan membawahi tiga sub bidang yaitu :
a) Sub Bidang Tata Operasional
b) Sub Bidang Program dan kerjasama
c) Sub Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi
18 | P a g e
7. Jabatan fungsional lainnya yang terdiri dari Auditor, Widyaiswara dan Pustakawan.
Dengan terbitnya Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang membagi
urusan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah secara konkuren, dan atas dasar Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri Nomor 120/253/Sj tertanggal 16 Januari 2015, serta Surat Edaran Kepala BKKBN
Nomor 969/OT.301/B4/2016 tertanggal 25 Agustus 2016, berdampak pula pada perubahan Nomenklatur
OPD KB di Kabupaten Kota se-Bali. Adapun bentuk kelembagaan OPD KB di tingkat Kabupaten/Kota
sebagai berikut:
1. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten Jembrana;
2. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tabanan;
3. DInas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Badung;
4. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kabupaten Gianyar;
5. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kabupaten Klungkung;
6. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Bangli;
7. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Karangasem;
8. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak;
9. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana kota Denpasar.
1.2. KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN TANTANGAN
Dalam rangka peningkatan kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, beberapa factor internal dan factor
eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang yang akan digunakan
sebagai dasar penetapan kebijakan dan strategi dan sebagai acuan pelaksanaan tugas dan fungsi yaitu:
a. Kekuatan (Strengths)
Identifikasi factor kekuatan dalam perjalanan Proram KKBPK yang diemban Perwakilan BKKBN
Provinsi Bali yakni :
1) Adanya komitmen dari Pemerintah termasuk legislative yang memberikan perhatian, dorongan
dan dukungan dalam melanjutkan pengelolaan dan pelaksanaan Program Kependudukan dan KB
sampai ke tingkat Daerah terlebih dengan ditetapkannya Undang-Undang No.23 Tahun 2014
19 | P a g e
tentang Pemerintahan Daerah yang salah satunya mengatur kelembagaan SKPD-KB dengan
bentuk DINAS yang mana secara kedudukan, personel dan anggaran akan lebih kuat untuk
mendukung program KKBPK di Daerahnya masing – masing;
2) Terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dimana tersurat 33 Bidang Urusan
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Indikator yang harus ada dalam RPJMD;
3) Terbitnya Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan RKPD
Tahun 2018 dimana dalam lampiran tersurat Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana yang harus diselaraskan kedalam RKPD;
4) Terbentuknya Kampung KB di 57 Kecamatan se Bali;
5) Tersedianya faskes KB dan Jejaring Faskes KB sampai ke Desa- Desa;
6) Adanya nota kesapahaman bersama antara lembaga keagamaan, perguruan tinggi, lembaga
perbankan dan tim penggerak PKK dalam pelaksanaan program KB;
7) Adanya tim MUYAN (Mobil Unit Pelayanan) KB keliling tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang mefasilitasi pelayanan KB di daerah – daerah dengan akses pelayanan sulit;
8) Tersedianya Alat Kontrasepsi BKKBN “gratis” bagi keluarga miskin dan keluarga pra
sejahtera.
b. Kelemahan ( Weaknesses)
Di era desentralisasi dalam pelaksanaan program Kependudukan dan KB Nasional masih ditemui adanya
kendala antara lain:
1) Jumlah petugas lapangan (PKB/PLKB) belum memadai di beberapa Kabupaten dan masih adanya
ahli fungsi petugas lapangan.
2) Frekuensi mutasi para Pengelola KB di OPD-KB Kabupaten/Kota relative tinggi
3) Menurunnya kinerja para petugas lapangan (PKB/PLKB)
4) Dukungan anggaran APBD untuk Program Kependudukan dan KB di masing-masing OPD KB
sangat bervariasi
5) Belum semua faskes yang telah bekerjasama degan BPJS terdaftar dalam SIM BKKBN
6) Rendahnya penerapan grand design kependudukan di Kabupaten/Kota
c. Peluang (Opportunities)
1) Alih kelola PKB/PLKB dari pegawai Daerah menjadi pegawai BKKBN Pusat
20 | P a g e
2) Perekrutan tenaga kontrak oleh pimpinan OPD-KB Kabupaten/Kota untuk mengisi kekosongan
tenaga penyuluh KB;
3) Penggunaan Dana Desa yang salah satunya adalah untuk Fasilitasi Keluarga Berencana
4) Perkembangan teknologi informasi memberi peluang mempermudah penyediaan dan akses
data dan informasi
5) Adanya dukungan dan komitmen dari Tokoh Agama, Tokoh Adat dan MAsyarakat terhadap
Program KKBPK
6) Adanya dukungan Tim Penggerak PKK sebagai Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD)
7) Adanya keterlibatan dan partisipasi mitra kerja dalam berbagai kegiatan seperti bakti sosial KB
TNI KB POLRI, bulan bakti IBI, dan TMK
8) Tersedianya berbagai pelatihan bagi tenaga medis (Bidan dan Dokter) yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan KB di Faskes dan Jejaring Faskes KB di Lapangan
d. Tantangan (Threats)
Tantangan yang masih dirasakan di dalam pengelolaan program Kependudukan dan KB sebagai
berikut:
1) Laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi dan semakin meningkat yang disebabkan oleh
migrasi masuk, serta kepadatan dan persebaran penduduk yang belum selaras dengan daya
dukung lingkungan.
2) Masih ditemui kasus kegagalan KB di masyarakat
3) Tuntutan Pelayanan keluarga berencana yang berkualitas hingga ke desa- desa dengan tidak
mengesampingkan pemenuhan dan hak-hak reproduksi
4) Rendahnya dukungan anggaran untuk operasional kegiatan bina-bina keluarga
5) Masih tingginya tingkat DO
6) Masih tingginya sasaran Unmet Need yang belum tergarap
21 | P a g e
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Rencana Strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2015 - 2019 berdasarkan kepada visi, misi,
tujuan, sasaran, kebijakan dan program dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Visi
Sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah, seluruh lembaga pemerintah diarahkan untuk turut serta
mensukseskan VISI Pemerintah yakni “ Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong royong” dan misi 1) Mewujudkan keamanan nasional yang
mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritime dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai Negara kepulauan; 2)
Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara Hukum; 3)
mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritime; 4)
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera; 5) mewujudkan
Indonesia yang berdaya saing; 6) Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritime yang mandiri, maju
dan kuat berbasiskan kepentingan nasional dan 7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian
dalam kebudayaan.
Visi dan Misi Pemerintah tersebut didukung oleh 9 (Sembilan) Agenda Prioritas
Pembangunan (Nawa Cita) dan BKKBN turut serta dalam mewujudkan nawa cita ke 5 (lima) yakni “
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia”. Sejalan dengan arah pembangunan dan
pencapaian agenda prioritas nawa cita ke lima tersebut, BKKBN mengusung Visi “menjadi lembaga
yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga
berkualitas”.
Penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas dalam hal ini ditandai dengan menurunnya
angka fertilitas (TFR) menjadi 2,1 dan Net Reproductive Rate (NRR) = 1 serta keluarga berkualitas
ditandai dengan keluarga yang terbentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan
sejahtera, sehat, maju mandiri dan memiliki jumlah anak ideal, berwawasan kedepan,
bertanggungjawab, harmonis dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa.
b. Misi
Dalam upaya pencapaian Visi BKKBN diatas, disusunlah Misi sebagai berikut :
1) Mengarusutamakan pembangunan berwawasan kependudukan
2) Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
22 | P a g e
3) Memfasilitasi Pembangunan Keluarga
4) Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan KKBPK
5) Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten
c. Tujuan
Untuk melaksanakan misi dan mencapai visi BKKBN, sebagaimana tercantum dalam Renstra 2015-
2019 tujuan yang harus dicapai oleh BKKBN adalah “mencapai penduduk tumbuh seimbang
melalui upaya penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dan perwujudan Keluarga Berkualitas”.
d. Sasaran Strategis
Sebagai subsistem dari BKKBN Pusat, sebagaimana tercantum dalam renstra BKKBN, yang menjadi
sasaran strategis Perwakilan BKKBN Provinsi adalah :
1) Menurunnya Angka Kelahiran Total (TFR);
2) Meningkatnya Prevalensi Kontrasepsi (CPR) Modern;
3) Menurunnya Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmetneed);
4) Meningkatnya peserta KB Aktif yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP);
5) Menurunnya Tingkat putus Pakai Kontrasepsi.
2.2. TARGET KINERJA
Sesuai dengan sasaran yang tercantum dalam Dokumen Renstra BKKBN dan Renstra Perwakilan BKKBN
Provinsi Bali 2015-2019, target kinerja mengacu pada sasaran program (outcome) dan sasaran kegiatan
(output) serta mempertimbangkan Indikator Kinerja Kegiatan serta prioritas yang tertera dalam RKP
pemerintah.
a. Sasaran Strategis dan Indikator Sasaran Strategis
Sasaran strategis adalah :
1. Menurunnya Angka Kelahiran Total (TFR)
2. Meningkatnya Prevalensi Kontrasepsi (CPR)
3. Menurunnya Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmetneed)
4. Meningkatnya Peserta KB Aktif yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP);
5. Menurunnya Tingkat putus Pakai Kontrasepsi
23 | P a g e
Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis tersebut ditetapkan indikator sasaran strategis sbb:
TABEL 2.1
INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS
NO INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS TARGET KINERJA 2019
RENSTRA KKP
1 Angka Kelahiran Total (TFR)
2.1 2.10
2 Persentase Pemakaian Kontrasepsi (CPR) 65.08 58.96
3 Persentase Kebutuhan ber-KB yang Tidak Terpenuhi (unmetneed)
8.70 10.39
4 Persentase Peserta KB Aktif yang Menggunakan MKJP 46.66 37.96
5 Persentase Tingkat Putus Pakai Kontrasepsi 24.6 24.60
Sumber : Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Bali
b. Sasaran Program (Outcome) dan Indikator Kinerja Program
Sasaran program (outcome) merupakan hasil yang akan dicapai dari suatu program dalam rangka
pencapaian sasaran strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Bali. Perwakilan BKKBN Provinsi Bali
memiliki 1 (satu) Program Teknis Yakni Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga serta 3 (tiga) Program Generik yakni 1) Program Pelatihan, Penelitian dan
Pengembangan ; 2) Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya BKKBN dan
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN.
1) Sasaran Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
Sasaran Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)
Provinsi Bali adalah terlaksananya Program KKBPK di seluruh tingkatan wilayah. Untuk mengukur
keberhasilan pencapaian program, ditetapkan indikator kinerja program KKBPK di Provinsi sbb:
TABEL 2.2
INDIKATOR KINERJA PROGRAM KKBPK
NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM KKBPK TARGET KINERJA 2019
RENSTRA KKP
1 Jumlah Peserta KB Baru (PB) 109,171
2 ASFR 15 - 19 Tahun 38 3 Additional Users 31,818 3.368
4 Persentase PUS yang memiliki Pengetahuan dan
Pemahaman TTG Metode
Kontrasepsi Modern
70,10
5 Persentase Masyarakat yang mengetahui tentang
isu kependudukan
51
6 Tersedianya data dan informasi keluarga yang
akurat dan tepat waktu
100
24 | P a g e
Terdapat 8 (delapan) indikator kinerja Program KKBPK yang ditargetkan pada Renstra BKKBN
2015 – 2019 dan 1 (satu) diantaranya menjadi Indikator Kinerja dari Kontrak Kinerja Provinsi
(KKP) yang diberikan/ditargetkan oleh BKKBN Pusat.
2) Sasaran Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan
Sasaran program Pelatihan, penelitian dan pengembangan adalah “meningkatnya kualitas SDM
Aparatur Penyelenggara Program serta Penelitian dan Pengembangan Program KKBPK. Maka
ditetapkan indikator kinerja program sebagai berikut :
TABEL 2.3 INDIKATOR KINERJA PROGRAM PELATIHAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI
NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM PELATIHAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROVINSI
TARGET
KINERJA 2019
1 Meningkatnya kualitas SDM Aparatur dan Tenaga Fungsional yang terdidik dan terlatih
2 Meningkatnya Jumlah Lembaga Diklat yang terakreditasi
3 Tercapainya Indeks Kepuasan hasil diklat nasional dan Internasional, penelitian dan Pengembangan KB, KS dan Kependudukan
4 Terselenggaranya Kegiatan pelatihan, penelitian dan pengembangan di Provinsi
34 Prov
3) Sasaran Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya BKKBN
Sasaran Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya BKKBN adalah
tersedianya dukungan manajemen dalam rangka penyelenggaraan Program KKBPK. Indikator
kinerja program Dukungan Manajemen dan Ugas Teknis Lainnya BKKBK adalah :
TABEL 2.4
INDIKATOR KINERJA PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS LAINNYA BKKBN
NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS
TEKNIS LAINNYA BKKBN
TARGET
KINERJA 2019
1 Tersedianya Produk Hukum dan Kebijakan yang dapat dipergunakan sebagai dasar
penguatan pelaksanaan program pengendalian penduduk dan KB
1
2 Meningkatnya Opini Laporan Keuangan oleh BPK RI WTP
3 Tersedianya Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran yang mengacu pada pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, Penganggaran terpadu dan berbasis kinerja
5
4 Terlaksananya pengembangan karier ASN yang kompetensinya sesuai dengan standar
63%
5 Tercapainya Indeks Kepuasan pelayanan administrasi perkantoran, kerumahtanggaan
dan pemeliharaan sarana prasarana perkantoran
4
25 | P a g e
6 Terselenggaranya Dukungan Manajemen pengelolaan Program Kependudukan, KB serta Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga di Provinsi
34 Prov
4) Sasaran Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN Sasaran
Program
Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN adalah meningkatnya
akuntabilitas aparatur BKKBN. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian hasil, ditetapkan indikator
kinerja sebagai berikut :
TABEL 2.5
INDIKATOR KINERJA PROGRAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS APARATUR BKKBN
NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS
APARATUR BKKBN
TARGET
KINERJA 2019
1 Persentase Temuan Penyimpangan Strategis dalam Pelaksanaan Pengelolaan Program KKBPK oleh eksternal audit
2 Jumlah Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas aparatur di satker Perwakilan
BKKBN Provinsi
34 Prov
c. Sasaran Kegiatan (Output) dan Indikator Kenerja Kegiatan
Sasaran Kegiatan (output) adalah keluaran yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan
untuk mendukung pencapaian sasaran Program. Untuk mengukur keberhasilan sasaran kegiatan
tersebut, disusunlah Indikator Kinerja Kegiatan terdiri dari Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pengelolaan
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Provinsi, IKK Pengelolaan
Program Pengawasan Provinsi, IKK Pengelolaan Program Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
dan IKK Pengelolaan Program KKBPK Provinsi.
1) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pengelolaan Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Provinsi
Adapun IKK pengelolaan dukungan manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya di
Provinsi adalah :
a) Persentase ketepatan pembayaran Gaji dan Uang Makan Pegawai
b) Jumlah penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran
26 | P a g e
c) Jumlah penyelenggaraan manajemen di Provinsi (Keu dan BMN, Perencanaan,
Kepegawaian, Umum dan Ortala)
2) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pengelolaan Program Pengawasan Provinsi
Adapun yang menjadi indikator kinerja kegiatan (IKK) Pengelolaan Program
Pengawasan Provinsi adalah “Jumlah peningkatan pelaksanaan pengawasan lainnya dan
penerapan ZI WBK (Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi) “.
3) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pengelolaan Program Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi
IKK Pengelolaan Program Pendidikan dan Pelatihan Provinsi terdiri atas:
a) Jumlah Pembinaan dan Pengembangan SDM (SDM Aparatur dan Fungsional) di segala
tingkatan Wilayah
b) Jumlah hasil – hasil penelitian dan pengembangan Program KKBPK yang
dimanfaatkan
4) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pengelolaan Program KKBPK Provinsi
Yang menjadi IKK Pengelolaan Program KKBPK Provinsi adalah :
a) Jumlah sosialisasi dan diseminasi kebijakan dan strategi pengendalian penduduk yang
dilaksanakan ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
b) Jumlah kegiatan penyerasian kebijakan pengendalian penduduk dengan lintas sektoral di
Tk.provinsi dan Kab/Kota
c) Jumlah sosialisasi kebijakan dampak kependudukan dan pengembangan model solusi
strategik dampak kependudukan
d) Peningkatan kerjasama pendidikan kependudukan
e) Jumlah pelaksanaan Sosialisasi dan desiminasi kebijakan, strategi operasional dan materi
informasi tentang akses dan peningkatan kualitas pembinaan kesertaan ber-KB yang sesuai
dengan standarisasi pelayanan KB
f) Jumlah penggerakan pelayanan KB (PB MKJP), pelayanan ganti cara (PA MKJP), pelayanan
komplikasi berat, Pencabutan Implant dan Kegagalan yang ditindaklanjuti
g) Jumlah penggerakan pelayanan KB di wilayan Khusus dan Galciltas
h) Persentase Faskes dan jejaringnya (diseluruh tingkatan wilayah) yang memberikan
pelayanan KB dan KR sesuai dengan standarisasi pelayanan
i) Persentase Faskes yang melakukan promosi dan konseling Kesehatan dan hak-hak
Reproduksi di Provinsi dan Kab/Kota
27 | P a g e
j) Jumlah Provinsi yang mengembangkan manajemen pelayanan KB dan Kesehatan
Reproduksi, melalui penguatan pelayanan MUYAN kecamatan, dan jaminan ketersediaan
Alokon dan sarana-prasarana KB
k) Jumlah pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi kebijakan Keluarga Sejahtera dan
Pemberdayaan Keluarga diseluruh tingkatan wilayah
l) Jumlah Fasilitasi Kegiatan dan pembentukan PPKS diseluruh tingkatan wilayah
m) Jumlah provinsi yang melaksanakan BKB Holistic Integrative
n) Jumlah provinsi yang melaksanakan Pembinaan Genre (PIK-R/M dan BKR) di Provinsi
(Jumlah Penguatan GenRe di seluruh tingkatan wilayah
o) Jumlah kelompok BKL yang terbentuk dan mendapat pembinaan
p) Jumlah kelompok UPPKS yang terbentuk dan mendapat pembinaan
q) Jumlah Pembinaan dan sosialisasi kebijakan, strategi dan materi advokasi dan KIE
Pembangunan KKB
r) Jumlah Penayangan informasi KKB melalui berbagai media cetak dan elektronik, media luar
ruang dan seni dan budaya/tradisional
s) Jumlah Advokasi dan KIE Program KKBPK melalui MUPEN
t) Jumlah petugas lini lapangan yang memperoleh dukungan operasional
u) Jumlah Pembinaan mekanisme operasional dalam penguatan pelayanan dasar
masyarakat
v) Jumlah Penggerakan Pembinaan KKB bagi mitra kerja di setiap tingkatan wilayah
w) Jumlah pengelolaan data dan informasi program KKBPK di provinsi
x) Jumlah sistem informasi kependudukan dan keluarga yang dimanfaatkan
y) Persentase kesertaan stakeholder dan mitra kerja dalam implementasi program KKBPK
d. Keluaran (output)
Keluaran (output) merupakan prestasi kerja berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan
kebijakan. Adapun keluaran yang ditargetkan pada Perwakilan BKKBN Provinsi Bali adalah sebagai
berikut :
28 | P a g e
TABEL 2.6
OUTPUT DAN TARGET OUTPUT
2.3. Perjanjian Kinerja
Dokumen penetapan kinerja Tahun 2019 telah ditetapkan dan ditandatangani oleh Kepala
BKKBN Pusat dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dalam bentuk Kontrak Kinerja Provinsi
(KKP) dalam rangka mewujudkan target kinerja tahunan. Adapun indikator dan target yang tertera
dalam dokumen KKP 2019 adalah :
1 5297 Pengelolaan Program Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan tugas teknis lainnya Provinsi
950 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 5 Layanan
951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 12 bulan
994 Layanan Perkantoran 12 bulan2 5298 Pengelolaan Program Pengawasan Provinsi 965 Layanan Audit Internal 1 LPH3 5299 Pengelolaan Program Pelatihan dan
Pengembangan Provinsi
966 Layanan Pendidikan dan Pelatihan 135 orang
967 Layanan Penelitian dan Pengembangan 3 Layanan4 3331 Pengelolaan Program Kependudukan, Keluarga
Berencana, dan Pembangunan Keluarga
Provinsi
075 Sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan
pemerintah daerah dalam rangka
pengendalian kuantitas penduduk
9 wilayah
076 Kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses
dan kualitas pelayanan KBKR yang sesuai
dengan standar pelayanan
485.916 peserta KB
077 Pembinaan Pembangunan keluarga di seluruh
tingkatan wilayah
9 wilayah
078 Penggerakkan stakeholder mitra kerja serta
perubahan sikap dan perilaku masyarakat
berdasarkan data dan informasi yang berbasis
IT dalam Program KKBPK
9 wilayah
079 Peningkatan Penggerakan KB MKJP 5.880 peserta KB
080 Pemenuhan Ketersediaan Alokon di Faskes 359 Faskes
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000
HPK
20.678 keluarga
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam
edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri
sebagai calon ibu
315 Kelompok
086 Promosi dan konseling Kesehatan Reproduksi
melalui Kelompok Kegiatan
1.230 Kelompok
NO KEGIATAN KELUARAN TARGET KINERJA 2019
29 | P a g e
TABEL 2.7
KONTRAK KINERJA PROVINSI (KKP)
PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI
NO SASARAN NO INDIKATOR KINERJA TARGET 2019
A
1 Menurunnya angka kelahiran total (TFR) 1 Angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) per WUS (15-49 tahun) 2,1
2 Meningkatnya prevelensi kontrasepsi modern
(mCPR)
2 Persentase pemakaian kontrasepsi modern (modern contraceptive
prevalence rate/mCPR)
58,96
3 Menurunnya tingkat putus pakai kontrasepsi 3 Persentase penurunan angka ketidakberlangsungan pemakaian (tingkat
putus pakai) kontrasepsi
24,6
4 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi
(Unmetneed)
4 Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) 10,39
5 Meningkatnya peserta KB Aktif yang menggunakan
Metode Kontrasepsi Jangka
5 Persentase Peserta KB Aktif MKJP 37,96
6 Meningkatnya peserta KB Aktif tambahan 6 Jumlah Peserta KB Aktif tambahan (Additional User) 3,368
B
7
7 Jumlah cakupan sinkronisasi (penyerasian) kebijakan pembangunan
daerah dengan kebijakan pengendalian kuantitas penduduk diseluruh
tingkatan wilayah
100% (9 Kab/Kota)
8 Persentase Kab/Kota yang mengimplementasikan kebijakan dan strategi
pengendalian penduduk (Grand Design, Profil/paremeter dan Proyeksi
Penduduk)
100
9 Jumlah Kabupaten/Kota yang memanfaatkan Analisis Dampak
Kependudukan sebagai pendukung kebijakan Pembangunan
berwawasan kependudukan
26
10 Jumlah pembinaan implementasi pendidikan kependudukan di
Tk. Provinsi dan Kabupaten/Kota (formal, non formal, informal)
3
11 Jumlah Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi Bidang
Pengendalian Penduduk
1
12 Cakupan pembinaan kesertaan ber-KB dan peningkatan kualitas
pelayanan KB yang sesuai dengan standarisasi pelayanan KB diseluruh
tingkatan wilayah
100
13 Jumlah penggerakan pelayanan KB MKJP 5880
14 Jumlah penggerakan pelayanan KB dan KR di Daerah Tertinggal,
Perbatasan dan Kepulauan terluar (DTPK), wilayah miskin perkotaan dan
sasaran khusus
3
15 Persentase Faskes dan jejaringnya (diseluruh tingkatan wilayah) yang
bekerjasama dengan BPJS dan memberikan pelayanan KBKR sesuai
dengan standarisasi pelayanan
85
16 Persentase Faskes yang melakukan promosi dan konseling
Kesehatan dan hak-hak Reproduksi di Provinsi dan Kab/Kota
85
17 Jumlah Pembinaan, Monitoring, evaluasi dan Fasilitasi
kegiatan Bidang KBKR di Kabupaten dan Kota
1
18 Pembinaan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
diseluruh tingkatan wilayah
1 Provinsi dan 9
Kab/Kota
19 Jumlah pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi kebijakan
Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
(Pembangunan Keluarga) diseluruh tingkatan wilayah
1 Provinsi dan 9
Kab/Kota
20 Persentase Kabupaten/Kota yang mengembangkan kegiatan
BKB Holistic Integrative
100
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA RENSTRA
Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
Terlaksananya Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga diseluruh tingkatan wilayah
Pengendalian Penduduk Provinsi
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Provinsi
Ketahanan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga Provinsi
30 | P a g e
NO SASARAN NO INDIKATOR KINERJA TARGET 2019
21 Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan Pembinaan
Genre (PIK-R/M dan BKR)
100
22 Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan pembinaan
BKL
100
23 Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan pembinaan
PEK dan pembentukan kelompok UPPKS
100
24 Jumlah Pembinaan, Monitoring, evaluasi dan Fasilitasi kegiatan Bidang
KSPK
1
25 Persentase Stakeholders/mitra kerja dan masyarakat diseluruh tingkatan
wilayah yang mendapat Pembinaan Advokasi dan KIE program KKBPK
80
26 Jumlah Pembinaan dan sosialisasi kebijakan, strategi dan materi
advokasi dan KIE pembangunan KKBPK
1
27 Jumlah Penayangan informasi KKBPK melalui berbagai media cetak
dan elektronik, media luar ruang dan seni dan budaya/tradisional
5 Media
28 Jumlah Pembinaan mekanisme operasional dalam penguatan pelayanan
dasar masyarakat
9
29 Jumlah wilayah yang mendapatkan dukungan pendampingan kemitraan
dalam pembangunan KKB diseluruh tingkatan wilayah
1 Provinsi dan 9
Kab/Kota
30 Persentase kesertaan stakeholder dan mitra kerja dalam implementasi
program KKBPK
100
31 Pengelolaan Data dan informasi program KKBPK di Provinsi 2
32 Jumlah pengelolaan data dan informasi program KKBPK di provinsi 1
8
33 Dukungan Manajemen di Provinsi (termasuk gaji/001 dan pemeliharaan
rutin/002)
100
34 Persentase ketepatan Pembayaran Gaji dan uang makan
Pegawai (Perwakilan BKKBN Provinsi)
100
35 Jumlah penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran 100
36 Jumlah penyelenggaraan Manajemen di Provinsi (Keuangan dan BMN,
Perencanaan, Kepegawaian, Umum, dan Ortala)
1
37 Persentase pengadaan sarana prasarana sesuai Standar
Barang dan Standar Kebutuhan (SBSK)
100
9
V
38 Jumlah pelaksanaan pengawasan dan peningkatan akuntabilitas
aparatur di provinsi
100
39 Jumlah peningkatan pelaksanaan pengawasan lainnya dan penerapan
ZI WBK
100
10
VI
40 Jumlah SDM provinsi (SDM Aparatur dan tenaga Fungsional,
termasuk Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana - PLKB/PKB) yang
mendapatkan pembinaan dan pengembangan kapasitas
135
41 Jumlah Pembinaan dan Pengembangan SDM (SDM Aparatur
dan tenaga Fungsional)
3
VII
42 Jumlah hasil penelitian dan pengembangan program KKBPK
di Provinsi yang dimanfaatkan
100
43 Jumlah hasil-hasil penelitian dan pengembangan program
KKBPK (KKB) yang dimanfaatkan
100
Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional
Terselenggaranya kegiatan pelatihan, penelitian dan pengembangan di Provinsi
Pelatihan Pengembangan Provinsi
Penelitian dan Pengembangan Provinsi
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Terwujudnya akuntabilitas pelaksanaan pengawasan lainnya di provinsi
Pengawasan Provinsi
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Terselenggaranya Dukungan Manajemen dalam pengelolaan Program Kependudukan, KB, dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) di Provinsi
Dukungan Kegiatan Manajeman/Sekretariat Provinsi
Advokasi, Penggerakan dan Informasi Provinsi
31 | P a g e
NO SASARAN NO INDIKATOR KINERJA TARGET 2019
C
11 Tersedianya Alokon di Fasilitas Kesehatan 44 Pemenuhan Ketersediaan Alokon di Faskes 359
12 Terlaksanannya promosi dan konseling kesehatan
reproduksi melalui Kelompok Kegiatan
45 Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi melalui
Kelompok Kegiatan
1,230
13 Meningkatnya pengetahuan keluarga yang memiliki
Baduta tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
46 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK 20,678
14 Meningkatnya pengetahuan Remaja Putri sebagai
calon ibu tentang edukasi Kespro dan Gizi melalui
peran Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja dan Bina
Ketahanan Remaja (BKR)
47 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam Edukasi Kespro dan Gizi
bagi Remaja Putri sebagai Calon Ibu
315
D
15 Terlaksananya penetapan BMN berdasarkan status
penggunaannya
48 Persentase BMN yang telah ditetapkan status penggunaannya 100
16 Meningkatnya akuntabilitas kinerja program dan
anggaran
49 Penilaian mandiri level maturitas Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP)
3.3 (Level 1-5)
17 Meningkatnya pengelolaan Kampung KB melalui
Kelompok Kerja (POKJA) Kampung KB
50 Persentase Kampung KB yang telah memiliki Kelompok Kerja
(POKJA) Kampung KB
65
18 Terbentuknya Kampung KB Percontohan
Tingkat Kabupaten dan Kota
51 Jumlah Kampung KB Percontohan Tingkat Kabupaten dan
Kota
9
19 Terlaksanannya Pembinaan Pusat Pelayanan Keluarga
Sejahtera (PPKS) Komprehensif di Kecamatan oleh
Kabupaten dan Kota
52 Persentase Kabupaten dan Kota yang melaksanakan
Pembinaan PPKS secara Komprehensif di Kecamatan
50
20 Terdatanya Kepala Keluarga (KK) dalam
Pendataan Keluarga
53 Persentase Kepala Keluarga (KK) terdata dalam Pendataan
Keluarga
90
21 Meningkatnya cakupan potensi Faskes dan
Poktan yang teregister dalam database SIGA
54 Persentase cakupan potensi Faskes dan Poktan yang teregister dalam
database SIGA
50
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
1 Pengendalian Penduduk Provinsi 858.398.000
2 Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Provinsi 1.987.422.000
3 Ketahanan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga Provinsi 1.231.040.000
4 Advokasi, Penggerakan dan Informasi Provinsi 4.443.851.000
5 Dukungan Kegiatan Manajeman/Sekretariat Provinsi 47.764.726.000
6 Pengawasan Provinsi 90.000.000
7 Pelatihan Pengembangan Provinsi 985.314.000
8 Penelitian dan Pengembangan Provinsi 835.396.000
9 Pemenuhan Ketersediaan Alokon di Faskes 1.642.776.000
10 Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi melalui
Kelompok Kegiatan
111.500.000
11 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK 502.500.000
12 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam Edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja Putri sebagai Calon Ibu1.385.207.000
61.838.130.000 TOTAL ANGGARAN
PROYEK PRIORITAS NASIONAL (PRO PN)
INDIKATOR STRATEGIS DI LUAR RENSTRA
SUB KEGIATAN/BIDANG/OUTPUT
1 Pengelolaan Program Kependudukan, Keluarga
Berencana, dan Pembangunan Keluarga Provinsi Bali
Proyek Prioritas Nasional2
32 | P a g e
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Perwakilan BKKBN Provinsi berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan akuntabilitas kinerja
berdasarkan keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi satker.
3.1 Capaian Kinerja Organisasi
3.1.1 Capaian Sasaran Strategis
1. Capaian Sasaran Strategis 1 : Angka Total Fertility Rate (TFR)
Sasaran Strategis ini dimaksudkan agar BKKBN dapat menurunkan angka kelahiran total (TFR). Jumlah
penduduk Indonesia masih besar dengan laju pertumbuhan dan jumlah pertambahan penduduk
masih tinggi walaupun cenderung menurun. Tantangan bagi BKKBN adalah mengendalikan TFR yang
merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi laju pertumbuhan dan jumlah pertambahan
penduduk di Indonesia.
Angka kelahiran total (TFR) adalah jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan
pada akhir masa reproduksinya apabila perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung
atau rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia suburnya. TFR merupakan
pengukuran sintetis yang menyatakan fertilitas pada akhir masa reproduksi dari suatu kohor hipotetis
perempuan. TFR dihitung dengan cara menjumlahkan angka kelahiran menurut umur (ASFR) kemudian
dikalikan dengan interval kelompok umur (biasanya lima tahun).
di mana:
ASFRi : angka kelahiran untuk perempuan pada kelompok umur i
i = 1 : kelompok umur 20-24 tahun, ...., dan i=7 untuk kelompok umur 45- 49 tahun
33 | P a g e
Tabel 3.1
Pencapaian Sasaran Strategis Total Fertility Rate Provinsi Bali
NO.
NO
SASARAN STRATEGIS SASARAN RENSTRA
CAPAIAN
2018
2015 2016 2017 2018 2019
1 Angka Total Fertility Rate (TFR) 2.2 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1
Sumber : Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, SDKI Tahun 2017
Perhitungan TFR tahun 2018 menggunakan hasil Survei SDKI 2017 dimana capaian angka kelahiran total
(TFR) per WUS (15-49 tahun) di Provinsi Bali sebesar 2,1 anak yaitu 100% dari target Renstra sebesar 2,1
anak. Apabila dibandingkan dengan target di akhir RPJMN, maka TFR Provinsi Bali pada tahun 2018 telah
mencapai target TFR pada tahun 2019.
2. Capaian Sasaran Strategis 2 : Angka Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR)
Persentase pemakaian kontrasepsi semua cara adalah persentase pasangan usia subur (PUS) yaitu
pasangan suami istri berstatus kawin, istrinya berusia 15-49 tahun, yang memakai suatu alat/cara KB.
Tabel 3.2
Pencapaian Sasaran Strategis
Angka Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR) Provinsi Bali
NO
SASARAN STRATEGIS
SASARAN RENSTRA CAPAIAN
2019 2015 2016 2017 2018 2019 1
Angka Prevalensi Penggunaan
Kontrasepsi (CPR)
61.76
62.48
63.92
65.00
65.08
65.95
Berdasarkan hasil SKAP 2019, persentase pemakaian kontrasepsi semua cara pada tahun 2019 di
Provinsi Bali adalah 65.95% yaitu 101.33% dari target capaian 65%.
3. Capaian Sasaran Strategis 3 : Persentase Penurunan Angka Ketidak berlangsungan (Putus
Pakai) Kontrasepsi
Peningkatan kualitas pelayanan KB diarahkan untuk menjaga kelangsungan pemakaian alat/cara KB. Angka
ketidaklangsungan pemakaian (tingkat putus pakai) kontrasepsi (Contraceptive Discountinuation Rate)
adalah proporsi pengguna alat/cara KB yang tidak meneruskan suatu episode penggunaan alat/cara KB
34 | P a g e
tertentu setelah suatu periode terpapar (exposure) karena berbagai alasan, seperti kegagalan atau
mengalami efek samping. Keterpaparan dimulai dengan bulan awal pemakaian dan berakhir dengan
penghentian atau bulan saat wawancara jika alat/cara KB masih digunakan pada saat wawancara. Angka
ketidakberlangsungan pemakaian (tingkat putus pakai) kontrasepsi merupakan komplemen dari
angka kelangsungan kontrasepsi (Contraceptive Continuation Rate). Artinya, CDR = 1 – CR.
Tabel 3.3
Pencapaian Sasaran Strategis Persentase Penurunan
Angka Ketidak berlangsungan (Putus Pakai) Kontrasepsi Provinsi Bali
Data Statistik Rutin menunjukkan tingkat putus pakai kontrasepsi di Provinsi Bali tahun 2019 dibawah target
KKP (7,09 % dari 24,60% KKP). Ini mengindikasikan bahwa capaian Tingkat Putus Pakai Kontrasepsi di
Provinsi Bali sudah baik.
4. Capaian Sasaran Strategis 4 : Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need)
Kebutuhan pelayanan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) didefinisikan sebagai persentase wanita kawin
yang tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai
alat/cara kontrasepsi. Wanita yang memerlukan KB dengan tujuan untuk menjarangkan kelahiran
mencakup wanita hamil yang kehamilannya tidak diinginkan waktu itu, wanita yang belum haid setelah
melahirkan anak yang tidak diinginkan waktu itu, dan wanita lain yang sedang tidak hamil atau belum haid
setelah melahirkan dan tidak memakai kontrasepsi tetapi ingin menunggu dua tahun atau lebih sebelum
kelahiran berikutnya. Wanita yang belum memutuskan apakah ingin anak lagi atau ingin anak lagi tetapi
belum tahun kapan juga termasuk kelompok ini. Wanita yang memerlukan KB untuk membatasi kelahiran
mencakup wanita hamil yang kehamilannya tidak diinginkan, wanita yang belum haid dan yang sudah haid
setelah melahirkan anak yang diinginkan, yang tidak diinginkan, yang tidak memakai kontrasepsi lagi.
35 | P a g e
Tabel 3.4
Pencapaian Sasaran Strategis
Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need) Provinsi Bali
Berdasarkan data SKAP 2019, persentase wanita kawin yang tidak terpenuhi kebutuhan ber-KBnya
adalah sebesar 8,1% atau sebesar 93,10% dari target yaitu 8,7%.
5. Capaian Sasaran Strategis 5 : Persentase Peserta KB Aktif MKJP
Metoda kontrasepsi menurut jangka waktu pemakaiannya dibagi atas dua kelompok, yaitu metoda
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan metoda kontrasepsi jangka pendek (Non-MKJP). Metoda
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan metoda kontrasepsi yang paling efektif untuk menurunkan
angka kelahiran. Metoda Kontrasepsi Jangka Panjang adalah kontrasepsi yang dapat dipakai dalam
jangka waktu lama, lebih dari 2 tahun, efektif dan efisien untuk tujuan pemakaian menjarangkan
kelahiran lebih dari 3 tahun atau mengakhiri kehamilan pada pasangan yang sudah tidak ingin tambah
anak lagi. Jenis metoda yang termasuk ke dalam MKJP adalah kontrasepsi mantap pria dan wanita
(tubektomi dan vasektomi), Implant dan IUD (Intra Uterine Device).
Tabel 3.5
Pencapaian Sasaran Strategis
Persentase Peserta KB Aktif MKJP Provinsi Bali
Berdasarkan hasil SKAP 2019, persentase peserta KB aktif yang menggunakan MKJP pada tahun 2019 di
provinsi Bali adalah 46.09% yaitu 98.77% dari target 46.66%.
36 | P a g e
6. Capaian Sasaran Strategis 5 : Persentase Peserta KB Aktif Tambahan (Additional Users)
Tabel 3.6
Pencapaian Sasaran Strategis
Persentase Peserta KB Aktif Tambahan (Additional Users) Provinsi Bali
Dari data statistik rutin tahun 2019, diperoleh penambahan peserta KB aktif di Provinsi Bali sebanyak 4.972
akseptor atau sebesar 147% dari target 3,368.
3.2 Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2019 dengan Target Tahun 2018
Penyusunan laporan kinerja tahun 2019 mengacu pada indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam
dokumen rencana strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2015-2019. Berikut perbandingan
capaian indikator kinerja tahun 2019 dengan tahun 2018.
Tabel 3.7
Perbandingan Pencapaan Sasaran Strategis Tahun 2019 dengan Tahun 2018
37 | P a g e
1. Capaian sasaran strategis tahun 2019 pada indikator angka Total Fertility Rate dibandingkan tahun
2018 adalah sama yaitu 2,1 anak. Bila dilihat dari target jangka menengah tahun 2019, TFR Provinsi
Bali telah mencapai target. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk mempertahankan
kondisi ini.
2. Capaian sasaran strategis pada indikator angka Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR)
mengalami penurunan dari 62.9% pada tahun 2018 menjadi 65.95% pada tahun 2019. Bila
dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2019, CPR Provinsi Bali telah mencapai 101.33%
dari target 65,08% atau sudah melampaui target. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk
mempertahankan kondisi ini.
3. Capaian sasaran strategis pada indikator Persentase Penurunan Angka Ketidaklangsungan (Putus
Pakai) kontrasepsi mengalami peningkatan dari 29,60% pada tahun 2018 menjadi 7.09 % pada
tahun 2019. Bila dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2019, angka putus pakai Provinsi
Bali telah jauh melampaui target 24,60%.
4. Capaian sasaran strategis pada indikator Persentase Kebutuhan ber-KB yang Tidak Terpenuhi
(Unmet Need) mengalami penurunan dari 13% pada tahun 2018 menjadi 8.1% pada tahun 2019. Bila
dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2019, unmet need Provinsi Bali telah mencapai
93.10% dari target 8,7%. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk
mempertahankan/meningkatkan kondisi ini.
5. Capaian sasaran strategis pada indikator Persentase Peserta KB Aktif MKJP mengalami
peningkatan dari 36,6% pada tahun 2018 menjadi 46.09% pada tahun 2019. Bila dibandingkan
dengan target jangka menengah tahun 2019, PA MKJP Provinsi Bali telah mencapai 98.77% dari target
46,66%. Capaian ini sudah hampir mencapai target jangka menengah Tahun 2019.
6. Capaian sasaran strategis pada indikator jumlah Peserta KB Aktif Tambahan pada tahun
2019 sudah melampaui Target RPJMN Tahun 2019, yaitu sebesar 4.972 akseptor atau 147,62 % dari
3,368 dari Target.
3.3 Analisa Keberhasilan atau Kegagalan
a. Target TFR pada tahun 2019 tercapai 100 persen, melalui antara lain :
1. Tingkat fertilitas remaja (ASFR 15-19 tahun) pada tahun 2019 cukup baik yaitu 18/1000
kelahiran hidup, dibawah capaian Nasional yaitu 33/1000 kelahiran hidup (Hasil SKAP 2019).
Salah satunya melalui program Generasi Berencana (GenRe) dan advokasi dan KIE.
2. Sosialisasi tentang Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dari berbagai aspek yaitu kesehatan,
pendidikan, kependudukan, ekonomi dll.
3. Median umur kawin pertama meningkat dari umur 21,6 tahun pada tahun 2018 menjadi 20.3 tahun
pada tahun 2019. Berdasarkan SDKI 2017 median umur kawin pertama di Provinsi Bali yaitu pada
umur 23 tahun.
38 | P a g e
b. Target pemakaian kontrasepsi semua cara pada tahun 2019 di Provinsi Bali tercapai % antara lain
karena :
1. Pembinaan peserta KB aktif melalui poktan KB telah dilakukan dengan optimal walaupun
masih belum mampu mencapai target penambahan PA tahun 2019.
2. Peningkatan cakupan pelayanan KB di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan terluar
(DTPK), miskin perkotaan dan sasaran khusus.
3. Peningkatan kesertaan KB MKJP
4. Peningkatan promosi dan konseling kesehatan reproduksi.
5. Masih terdapat kendala dalam supply side dimana terjadi kekosongan stok alkon yang
disebabkan terlambatnya proses pengadaan akibat tidak terdapat menu kontrasepsi implant dalam
e-katalog provinsi Bali.
c. Tingkat putus pakai kontrasepsi di Provinsi Bali tahun 2019 tercapai sebesar 7.06% antara lain karena :
1. Pembinaan keberlangsungan kesertaan ber-KB melalui kelompok kegiatan Tri Bina (BKB, BKR,
BKL) dan UPPKS
d. Meningkatnya pencapaian KB MKJP dimana secara teoritis memiliki tingkat putus pakai yang lebih
rendah dari non MKJP.
e. Wanita kawin yang tidak terpenuhi kebutuhan ber-KBnya (Unmet need KB) Provinsi Bali tercapai sebesar
128% dari target. Faktor penyebab belum tercapainya target jangka menengah Tahun 2019 antara lain:
1. KIE yang selama ini dilaksanakan sudah mampu menjawab kebutuhan masyarakat utamanya,
bahan-bahan edukasi terkait dengan komplikasi, efek samping dan kegagalan;
2. Budaya patrilinial dimana terdapat kecenderungan preferensi jenis kelamin anak
f. Persentase peserta KB aktif yang menggunakan MKJP pada tahun 2019 di provinsi Bali mencapai
46.09% atau 98.77% dari target 46,66%. Hal ini disebabkan antara lain :
1. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kontrasepsi MKJP
2. Tersedianya alkon MKJP (IUD dan Implant) secara gratis bagi seluruh PUS
3. Tersedianya provider yang terlatih MKJP melalui pelatihan yang dilaksanakan oleh Perwakilan
BKKBN Provinsi Bali bekerjasama dengan P2KS Daerah Bali
4. Tersedianya sarana penunjang pelayanan KB seperti obgyn bed, IUD kit, Implant kit dan lain- lain
melalui Dana Alokasi Khusus
5. Tersedianya dana penggerakan bagi petugas KB untuk menggerakkan calon akseptor MKJP.
g. Penambahan peserta KB aktif di Provinsi Bali tercapai sebesar 147,62 %. Kendala yang menjadi
penyebab tidak tercapainya sasaran adalah penurunan penggunaan kontrasepsi, masih tingginya
tingkat putus pakai, meningkatnya unmet need dan masih belum optimalnya pemahaman pencatatan
dan pelaporan di lapangan.
39 | P a g e
3.4 Capaian Indikator Kinerja Kegiatan
Secara umum, atas program dan kegiatan capaian Perwakilan BKKBN Provinsi Bali sudah tercapai,
namun terdapat beberapa indikator kinerja kegiatan yang belum terpenuhi. Berikut bahasan dari
pencapaian masing – masing indikator kinerja.
2.4.1 Pencapaian Indikator Kinerja pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
1) IKK persentase ketepatan pembayaran gaji dan pemeliharaan rutin tercapai 100% di
Tahun 2019 sama halnya dengan pencapaian di Tahun 2018
2) IKK Jumlah Penyelenggaraan Manajemen di Provinsi (Perencanaan, keuangan dan BMN,
Kepegawaian, Umum dan Ortala) dengan sasaran 5 layanan terlaksana 100 %.
40 | P a g e
TABEL 3.8
PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PROGRAM/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN
TUGAS TEKNIS LAINNYA BKKBN
41 | P a g e
3.4.2 Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan pada Program Pengawasan Dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur BKKBN
1) IKK jumlah pelaksanaan pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur di Provinsi, seperti
pada tahun 2017 terlaksana 100 %
Berikut disajikan matriks pencapaian IKP dan IKK Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya BKKBN dan Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
BKKBN :
Sebagai tindak lanjut Kesepakatan (MOU) yang dijalin dengan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan) sejak Tahun 2017, Perwakilan BKKBN Provinsi Bali selalu melibatkan BPKP
terutama sebagai mitra kerja dan konsultan terkait Pelaksanaan Program dan Anggaran di Tahun 2019.
3.4.3 Pencapaian Indikator Kinerja Program dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Program
Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan
1. IKK Jumlah SDM Provinsi (SDM Aparatur dan Tenaga Fungsional termasuk tenaga
fungsional Penyuluh KB-PLKB atau PKB) yang mendapatkan pembinaan dan pengembangan
kapasitas sudah tercapai sebanyak 162 orang dari target 135 orang atau 120% . Sedangkan
dibandingkan dengan Tahun 2018 terealisasi 683 orang atau terjadi peningkatan sebesar 16%.
Terkait dengan status akreditasi Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Bali yang
masih belum terakreditasi, Perwakilan BKKBN Provinsi Bali tidak diperkenankan mengadakan
pelatihan teknis medis bagi bidan dan dokter secara mandiri. Untuk itu pada tahun 2019
Perwakilan BKKBN Provinsi Bali bekerjasama dengan Pusat Pelatihan Klinik Sekunder
42 | P a g e
(P2KS) Provinsi Bali dan RSUP Sanglah dalam melaksanakan Pelatihan Teknis MOP dan MOW
Bagi Dokter.
2. IKK jumlah hasil penelitian dan pengembangan Program KKBPK di Provinsi yang
dimanfaatkan dengan sasaran 3 (tiga) hasil penelitian tercapai 100%.
Pada Tahun 2018 dilaksanakan SKAP dan hasilnya sudah tersosialisasikan dalam forum pertemuan
Tk.Provinsi.
Berikut disajikan matriks pencapaian IKP dan IKK Program Program Pendidikan, Pelatihan dan Pembangan
Tahun Anggaran 2019
43 | P a g e
44 | P a g e
3.4.4 Pencapaian Indikator Kinerja Bidang Pengendalian Penduduk
1) IKK Jumlah Sosialisasi dan Desimenasi Kebijakan dan Strategi Pengendalian Penduduk
yang dilaksanakan di Tingkat Prov dan Kab/kota dengan sasaran 4 Keg terealisasi 100%
2) IKK Jumlah Kegiatan Penyerasian Kebiajakan Pengendalian Penduduk dengan Lintas
Sektor di tk Prov dan Kab/kota terealisasi 100 %
3) IKK Jumlah Sosialisasi Kebijakan dampak kependudukan dan pengembangan model solusi
strategik dampak kependudukan terealisasi 100%
4) IKK Peningkatan Kerjasama Pendidikan Kependudukan terealisasi 100%
Sampai dengan Tahun 2019 sudah terbentuk 46 (empat puluh enam) Rumah Data Kependudukan
dan 16 (enam belas) Sekolah Siaga Kependudukan di Provinsi Bali.
TABEL 3.11
RUMAH DATAKU DAN SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BALI
KECAMATAN DESA
1 JEMBRANA NEGARA BERANGBANG SMK N 1 NEGARA
TEGAL BADENG TIMUR SMA N 2 NEGARA
TEGAL BADENG BARAT SMP N 1 NEGARA
MENDOYO POHSANTEN
YEH SUMBUL
YEHEMBANG KAUH
PEKUTATAN MEDEWI
MANGGIS SARI
MELAYA WANASARI
CANDIKUSUMA
TUKADAYA
JEMBRANA LOLOAN TIMUR
PERANCAK
DANGIN TUKADAYA
2 TABANAN KEDIRI BELALANG
3 BADUNG MENGWI PENARUNGAN
PENARUNGAN
PETANG PETANG
KUTA UTARA DALUNG SMP N 2 KUTA UTARA
4 GIANYAR SUKAWATI SUKAWATI SMA N 1 SUKAWATI
KETEWEL
TAMPAKSIRING SANDING
TEGALLALANG KENDERAN
BLAHBATUH SMA N 1 BLAHBATUH
5 KLUNGKUNG BANJARANGKAN NYALIAN SMA N 1 BANJARANGKAN
KLUNGKUNG SELAT SMA N 2 SEMARAPURA
SMP N 1 SEMARAPURA
DAWAN DAWAN KELOD SMA N 1 DAWAN
DAWAN KALER
6 BANGLI SUSUT SULAHAN
SELAT
BANGLI KAYUBIHI SMP N 3 BANGLI
PENGOTAN
TEMBUKU JEHEM
PENINJOAN
KINTAMANI BAYUNG CERIK
ABUAN
ABANG SONGAN
SONGAN A
SONGAN B
KINTAMANI
7 KARANGASEM RENDANG BESAKIH
MANGGIS MANGGIS
KARANGASEM TUMBU SMP N 1 AMLAPURA
8 BULELENG GEROKGAK PEJARAKAN
BUSUNG BIU SEPANG SMP N 2 BUSUNGBIU
TISTA
BONGANCINA
PUCAKSARI
TELAGA
TITAB
TINGGARSARI
KEDIS
BENGKEL
SEPANG KELOD
SAWAN GALUNGAN
MENYALI
KUBUTAMBAHAN DEPEHA
SINGARAJA SMK N 3 SINGARAJA
SERIRIT SMP N 3 SERIRIT
9 KOTA DENPASAR SMP K 1 HARAPAN
RUMAH DATA KEPENDUDUKAN DI
KAMPUNG KB SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKANKABUPATENNO
45 | P a g e
Berikut disajikan matriks pencapaian IKP dan IKK pada Bidang Pengendalian Penduduk
KECAMATAN DESA
1 JEMBRANA NEGARA BERANGBANG SMK N 1 NEGARA
TEGAL BADENG TIMUR SMA N 2 NEGARA
TEGAL BADENG BARAT SMP N 1 NEGARA
MENDOYO POHSANTEN
YEH SUMBUL
YEHEMBANG KAUH
PEKUTATAN MEDEWI
MANGGIS SARI
MELAYA WANASARI
CANDIKUSUMA
TUKADAYA
JEMBRANA LOLOAN TIMUR
PERANCAK
DANGIN TUKADAYA
2 TABANAN KEDIRI BELALANG
3 BADUNG MENGWI PENARUNGAN
PENARUNGAN
PETANG PETANG
KUTA UTARA DALUNG SMP N 2 KUTA UTARA
4 GIANYAR SUKAWATI SUKAWATI SMA N 1 SUKAWATI
KETEWEL
TAMPAKSIRING SANDING
TEGALLALANG KENDERAN
BLAHBATUH SMA N 1 BLAHBATUH
5 KLUNGKUNG BANJARANGKAN NYALIAN SMA N 1 BANJARANGKAN
KLUNGKUNG SELAT SMA N 2 SEMARAPURA
SMP N 1 SEMARAPURA
DAWAN DAWAN KELOD SMA N 1 DAWAN
DAWAN KALER
6 BANGLI SUSUT SULAHAN
SELAT
BANGLI KAYUBIHI SMP N 3 BANGLI
PENGOTAN
TEMBUKU JEHEM
PENINJOAN
KINTAMANI BAYUNG CERIK
ABUAN
ABANG SONGAN
SONGAN A
SONGAN B
KINTAMANI
7 KARANGASEM RENDANG BESAKIH
MANGGIS MANGGIS
KARANGASEM TUMBU SMP N 1 AMLAPURA
8 BULELENG GEROKGAK PEJARAKAN
BUSUNG BIU SEPANG SMP N 2 BUSUNGBIU
TISTA
BONGANCINA
PUCAKSARI
TELAGA
TITAB
TINGGARSARI
KEDIS
BENGKEL
SEPANG KELOD
SAWAN GALUNGAN
MENYALI
KUBUTAMBAHAN DEPEHA
SINGARAJA SMK N 3 SINGARAJA
SERIRIT SMP N 3 SERIRIT
9 KOTA DENPASAR SMP K 1 HARAPAN
RUMAH DATA KEPENDUDUKAN DI
KAMPUNG KB SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKANKABUPATENNO
46 | P a g e
TABEL 3.12
PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PROGRAM/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PROGRAM KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA DAN
PEMBANGUNAN KELUARGA (KKBPK) BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK
47 | P a g e
3.4.5 Pencapaian Indikator Kinerja Pada Bidang KB-KR
Memasuki Tahun Anggaran 2018, terjadi perubahan kebijakan BKKBN dimana Pengadaan Alat dan
Obat Kontrasepsi dilaksanakan oleh Perwakilan BKKBN Provinsi dan dibebankan pada DIPA
Satker Perwakilan Provinsi. Perwakilan BKKBN Provinsi Bali memperoleh alokasi
pengadaan IUD, IMPLANT besera BMHP IMPLAN serta Kondom.
1) IKK Jumlah pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi kebijakan, strategi operasional dan
materi informasi tentang akses dan peningkatan kualitas pembinaan kesertaan ber-KB yang
sesuai dengan standar pelayanan KB terealisasi 100%.
2) Terkait IKK peningkatan penggerakan pelayanan KB MKJP, dari target 5.880 peserta,
hanya terealisasi 3.707 Peserta. Sedangkan untuk Pencabutan Implant dari target 824 Kasus
hanya terealisasi 218 Kasus.
Rendahnya claim penggerakan di Tahun 2019 disebabkan karena masyarakat Bali sudah
memiliki Universal Health Coverage/BPJS serta banyak masyarakat yang menggunakan
Pelayanan KB secara mandiri.
3) IKK Jumlah Penggerakan Pelayanan KB di Wilayah Khusus dan Galciltas selama Tahun 2019
adalah sebanyak 6 kali gerak atau 100 % dari target 6 kali gerak dalam setahun.
4) IKK Persentase Faskes KB dan Jejaringnya yang memberikan pelayanan KB dan KR sesuai
dengan Standardisasi Pelayanan tercapai 100% (sumber data dallap statistic rutin BKKBN).
Jika ukuran akhir masa RPJMN adalah 85% dari keseluruhan faskes yang bekerjasama
sengan SJSN, dengan memantapkan pencapaian saat ini, target di tahun 2019 akan
tercapai.
5) IKK Meningkatnya Persentase Faskes yang melakukan promosi dan konseling KRR di Prov
dan Kab/kota tercapai 100 % .
6) IKK Jumlah Provinsi yang mengembangkan manajemen pelayanan KB dan KRR, melalui
penguatan pelayanan MUYAN Kec, dan jaminan ketersediaan alkon dan sarana prasana KB
terlaksana 100% dan merupakan kegiatan rutin, jadi target di Tahun terakhir RPJMN akan
tercapai.
Berikut matriks capaian IKP dan IKK Bidang KB KR Tahun 2019 :
48 | P a g e
TABEL 3.13
PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PROGRAM/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PROGRAM KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA DAN
PEMBANGUNAN KELUARGA (KKBPK) BIDANG KB KR
49 | P a g e
50 | P a g e
3.4.6 Pencapaian Indikator Kinerja bidang KS PK
Terkait seluruh indikator kinerja bidang KS PK yang ditargetkan, sebagaimana di Tahun 2019,
seluruhnya terealisasi 100%. Pada Tahun 2019 terdapat 2 (dua) output yang menjadi Proyek
Prioritas Nasional (ProPN) yakni output 3331.081 (Keluarga yang memiliki Baduta terpapar 1000
HPK) dengan sasaran 20.678 keluarga dan Output 3331.085 (Penguatan Peran PIK Remaja
dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu) dengan sasaran 315
keluarga.
Berikut matriks capaian IKP dan IKK Bidang KS PK Tahun 2019
51 | P a g e
TABEL 3.14
PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PROGRAM/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PROGRAM KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA DAN
PEMBANGUNAN KELUARGA (KKBPK) BIDANG KS PK
52 | P a g e
53 | P a g e
54 | P a g e
3.4.7 Pencapaian Indikator Kinerja Bidang ADPIN
1) IKK Terlaksananya Pembinaan dan Sosialisasi Kebijakan, strategi, dan materi advokasi dan
KIE Program KKPBK, sebagaimana pada Tahun 2019 terealisasi 100% di 9
Kabupaten/Kota Se-Bali
2) IKK Terlaksananya Penayangan informasi kkb melalui berbagai media cetak dan elektronik,
media luar ruang, seni dan budaya/tradisional, sebagaimana pada Tahun 2019 terealisasi
100% di 9 Kabupaten/Kota Se-Bali. Di Tahun 2018 Advokasi dan KIE KKBPK Provinsi
Bali memanfaatkan peran serta Bupati Klungkung, Bupati Bangli dan Bupati Karangasem
yang dikemas dalam kegiatan Advokasi KIE Program KKBPK dengan Public Figure
3) IKK Terlaksananya advokasi dan KIE melalui MUPEN, sebagaimana di Tahun 2018 juga
terealisasi 100% di 9 Kabupaten/Kota Se-Bali
4) IKK Meningkatnya Jumlah dukungan penggerakan Pembinaan KKB bagi mitra kerja di
setiap tingkatan wilayah terealisasi 100 % atau meningkat dari capaian di Tahun 2017 yang
hanya 20%. Pada Tahuun 2018 seluruh Desa (716 Desa) dan Seluruh Kecamatan (57
Kecamatan) memperoleh dana penggerakan termasuk untuk RAKORCAM (Rapat Koordinasi
Tk.Kecamatan) dan RAKORDES (Rapat Koordinasi Tk.Desa)
5) IKK Meningkatnya kesertaan stakeholder dan mitra kerja dalam implementasi program
KKBPK, sebagaimana Tahun 2017, di Tahun 2018 juga sudah terealisasi 100 %.
6) IKK Meningkatnya pengelolaan data dan informasi Program KKBPK di Provinsi, terealisasi
100%. Tahun ini tidak dilaksanakan Pendataan Keluarga. Di Tahun 2019 diadakan uji coba
SIGA (Sistem Informasi Keluarga) di 2 (dua) Kabupaten yakni Tabanan dan Kota Denpasar.
Dari kegiatan pada IKK ini yang tidak bisa dilaksanakan optimal adalah Updating dan Input
data PBDKI.
Berikut matriks capaian IKP dan IKK Bidang ADPIN Tahun 2019
55 | P a g e
Tabel 3. 15
PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PROGRAM/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PROGRAM KEPENDUDUKAN KELUARGA
BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA (KKBPK) BIDANG ADPIN
56 | P a g e
57 | P a g e
58 | P a g e
3.4 Capaian Indikator Kinerja Output
Pencapaian kinerja masing-masing output diukur berdasarkan target kinerja yang tertuang dalam
indikator kinerja output dengan rincian sebagai berikut:
a. Dukungan Manajemen Tugas Teknis di Provinsi (5297.950)
Target kinerja output Dukungan Manajemen Tugas Teknis di Provinsi, sebagaimana pada Tahun 2018,
di tahun 2019 terealisi sebanyak 5 layanan yang menunjukkan presentase pencapaian sebesar
100%.
b. Layanan Sarana dan Prasarana Internal (5297.951)
Target kinerja output Layanan Sarana dan Prasarana Internal, sebagaimana pada Tahun 2018, di
tahun 2019 terealisi sebanyak 12 bulan layanan yang menunjukkan presentase pencapaian
sebesar 100%.
c. Layanan Perkantoran (5297.994)
Target kinerja output Layanan Perkantoran tahun 2019 sebanyak 12 bulan layanan dan pada akhir
tahun 2019 tercapai sebanyak 12 bulan layanan, yang menunjukkan presentase pencapaian
sebesar 100%.
d. Layanan Audit Internal (5298.965)
Target kinerja output Pengawasan Intern yang Efektif Efisien terhadap Pengelolaan Program
KKBPK tahun 2019 sebanyak 1 LHP dan pada akhir tahun 2019 tercapai sebanyak 1 LHP, yang
menunjukkan presentase pencapaian sebesar 100%.
e. Layanan Pendidikan dan Pelatihan (5299.966)
Target kinerja output Pendidikan dan Pelatihan Program KKBPK di Provinsi tahun 2019 sebanyak
135 dan pada akhir tahun 2019 tercapai sebanyak 162 orang atau 120%.
f. Layanan Penelitian dan Pengembangan (5299.967)
Target kinerja output Penelitian dan Pengembangan Program KKBPK di Provinsi tahun 2019
sebanyak 3 hasil penelitian dan pada akhir tahun 2019 tercapai sebanyak 3 hasil penelitian, yang terdiri
atas 1 Penelitian Nasional (SKAP 2019) dan 2 Analisis Lanjut Data Sekunder Hasil Penelitian
Kependudukan dan KB KS, yang menunjukkan presentase pencapaian sebesar 100%.
59 | P a g e
g. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemerintah Daerah dalam rangka Pengendalian
Kuantitas Penduduk (3331.075)
Target kinerja output Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemerintah Daerah dalam rangka
tahun 2019 sebanyak 9 wilayah dan pada akhir tahun 2019 tercapai sebanyak 9 wilayah, yang
menunjukkan presentase pencapaian sebesar 100%.
h. Kesertaan ber-KB melalui Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KBKR yang sesuai
dengan standar pelayanan (3331.076)
Target kinerja output Kesertaan ber-KB melalui Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KBKR yang
tahun 2019 sebanyak 485.916 akseptor dan pada akhir tahun 2019 tercapai sebanyak 552.858
akseptor, yang menunjukkan presentase pencapaian output sebesar 113.78%.
i. Pembinaan Pembangunan Keluarga di Seluruh Tingkatan Wilayah (3331.077)
Target kinerja output Pembinaan Pembangunan Keluarga di Seluruh Tingkatan Wilayah tahun
2019 sebanyak 9 wilayah dan pada akhir tahun 2019 tercapai sebanyak 9 wilayah, yang
menunjukkan presentase pencapaian sebesar 100%.
j. Penggerakkan Stakeholder Mitra Kerja serta Perubahan Sikap Perilaku Masyarakat Berdasarkan
Data dan Informasi yang Berbasis IT dalam program KKBPK (3331.078)
Target kinerja output Penggerakkan Stakeholder Mitra Kerja serta Perubahan Sikap Perilaku
Masyarakat Berdasarkan Data dan Informasi yang Berbasis IT dalam program KKBPK tahun 2019
sebanyak 9 wilayah dan pada akhir tahun 2019 tercapai sebanyak 9 wilayah, yang
menunjukkan presentase pencapaian sebesar 100%.
k. Peningkatan Penggerakkan KB MKJP (3331.079)
Target kinerja output Peningkatan Penggerakkan KB MKJP tahun 2019 sebanyak 5.880 dan pada akhir
tahun 2019 tercapai sebanyak 3.707, yang menunjukkan presentase pencapaian sebesar 63,04%.
l. Pemenuhan Ketersediaan Alokon di Faskes (3331.080)
Target kinerja output Pemenuhan Ketersediaan Alokon di Faskes tahun 2019 sebanyak 359 dan pada
akhir tahun 2019 tercapai sebanyak 359, yang menunjukkan presentase pencapaian sebesar 100%.
m. Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK (3331.081)
Target kinerja output Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK tahun 2019 sebanyak 20.678
dan pada akhir tahun 2019 tercapai sebanyak 20.678, yang menunjukkan presentase pencapaian
sebesar 100%.
60 | P a g e
n. Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam Edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja Putri
sebagai Calon Ibu (3331.085)
Target kinerja output Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam Edukasi Kespro dan Gizi bagi
Remaja Putri sebagai Calon Ibu tahun 2019 sebanyak 26.820 dan pada akhir tahun 2018 tercapai
sebanyak 37.980, yang menunjukkan presentase pencapaian sebesar 141,61%.
o. Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi melalui Kelompok Kegiatan (3331.086)
Target kinerja output Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi melalui Kelompok Kegiatan n
tahun 2019 sebanyak 1.230 kelompok dan pada akhir tahun 2019 tercapai sebanyak 1.230 kelompok,
yang menunjukkan presentase pencapaian sebesar 100%.
Berikut disajikan data capaian dan perbandingan pencapaian sasaran output dengan Periode Tahun 2019 :
1 5297 Pengelolaan Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan tugas teknis lainnya Provinsi
950 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 5 Layanan 5 Layanan 100
951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 12 bulan 12 bulan 100
994 Layanan Perkantoran 12 bulan 12 bulan 100
2 5298 Pengelolaan Program Pengawasan Provinsi 965 Layanan Audit Internal 1 LPH 1 LPH 100
3 5299 Pengelolaan Program Pelatihan dan Pengembangan
Provinsi
966 Layanan Pendidikan dan Pelatihan 135 orang 162 orang 120
967 Layanan Penelitian dan Pengembangan 3 Layanan 3 Layanan 100
4 3331 Pengelolaan Program Kependudukan, Keluarga
Berencana, dan Pembangunan Keluarga Provinsi
075 Sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan pemerintah
daerah dalam rangka pengendalian kuantitas
penduduk
9 wilayah 9 wilayah 100
076 Kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses dan
kualitas pelayanan KBKR yang sesuai dengan standar
pelayanan
485.916 peserta KB 552.858 peserta KB 113,78
077 Pembinaan Pembangunan keluarga di seluruh
tingkatan wilayah
9 wilayah 9 wilayah 100
078 Penggerakkan stakeholder mitra kerja serta perubahan
sikap dan perilaku masyarakat berdasarkan data dan
informasi yang berbasis IT dalam Program KKBPK
9 wilayah 9 wilayah 100
079 Peningkatan Penggerakan KB MKJP 5.880 peserta KB 3.707 peserta KB 63,04
080 Pemenuhan Ketersediaan Alokon di Faskes 359 Faskes 359 Faskes 100
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK 20.678 keluarga 20.678 keluarga 100
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi
Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
315 Kelompok 315 Kelompok 100
086 Promosi dan konseling Kesehatan Reproduksi melalui
Kelompok Kegiatan
1.230 Kelompok 1.230 Kelompok 100
TABEL III.16
OUTPUT DAN TARGET OUTPUT TA 2019
REALISASI TAHUN 2019 % REALISASINO KEGIATAN KELUARAN TARGET KINERJA 2019
61 | P a g e
3.5 Capaian Indikator Kinerja Kontrak Kinerja Program (KKP)
Mengawali Tahun 2019, seluruh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi termasuk Kepala Perwakilan
BKKBN Provinsi Bali menyepakati target kinerja dalam bentuk Kontrak Kinerja Program (KKP) untuk
dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan selama Tahun 2019. KKP ini yang menjadi tolok ukur
keberhasilan Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dalam mengemban Program KKBPK di Tahun 2018. KKP
Tahun 2019 memuat 21 (dua puluh satu) indikator kinerja yang terdiri dari Indikator Sasaran Strategis,
Indikator Sasaran Program dan Indikator Strategis di Luar Renstra. Terdapat beberapa sumber dalam
evaluasi KKP diantaranya hasil SDKI 2017, hasil SKAP 2019 serta pencatatan pelaporan rutin BKKBN
Tahun 2019. Perkembangan capaian KKP terpantau dalam forum Rapat Pengendalian Program
(RADALGRAM) yang dilaksanakan rutin tiap bulannya.
Berikut disampaikan hasil capaian KKP 2019 beserta perbandingannya terhadap capaian KKP di Tahun
2019 :
a. Angka Kelahiran Total (Total fertility Rate/TFR) per WUS (15-49 tahun)
Angka Kelahiran Total (Total fertility Rate/TFR) per WUS (15-49 tahun) sebagaimana tercantum
dalam KKP Provinsi Bali Tahun 2018 ditargetkan sebesar 2,13. Berdasarkan hasil SDKI tahun 2017,
Angka Kelahiran Total (Total fertility Rate/TFR) per WUS (15-49 tahun) di Provinsi Bali adalah 2,1
atau sebesar 100%.
b. Persentase pemakaian kontrasepsi modern (modern contraceptive prevalence rate/mCPR)
Persentase pemakaian kontrasepsi modern (modern contraceptive prevalence rate/mCPR)
sebagaimana tercantum dalam KKP Provinsi Bali Tahun 2019 ditargetkan sebesar 59.14%.
Berdasarkan hasil SKAP Tahun 2019, persentase pemakaian kontrasepsi modern (modern
contraceptive prevalence rate/mCPR) di Provinsi Bali adalah 59.14% atau sebesar 100,31% dari
target.
Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk merencanakan jumlah
anak dalam keluarga dan pentingnya mengedepankan kualitas daripada kuantitas anak dalam
keluarga.
c. Persentase penurunan angka ketidakberlangsungan pemakaian (tingkat putus
pakai) kontrasepsi
Persentase penurunan angka ketidakberlangsungan pemakaian (tingkat putus pakai) kontrasepsi
sebagaimana tercantum dalam KKP Provinsi Bali Tahun 2018 ditargetkan sebesar 25%.
Berdasarkan Hasil SKAP tahun 2018, persentase penurunan angka ketidakberlangsungan
pemakaian (tingkat putus pakai) kontrasepsi di Provinsi Bali adalah 29,6%. Kondisi ini tidak jauh
berbeda dengan capaian tahun 2017 yaitu 30%.
62 | P a g e
d. Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi
Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi sebagaimana tercantum dalam KKP Provinsi Bali
Tahun 2019 ditargetkan sebesar 10.39%. Berdasarkan Hasil SKAP tahun 2019, Unmet need KB di
Provinsi Bali sebesar 8.1%. Capaian ini mengalami penurunan sebesar 18% dari tahun 2018.
Rendahnya angka unmetneed mencerminkan sudah meningkatnya pemahaman PUS terhadap
alat/metoda kontrasepsi. Untuk mempertahankan kondisi ini, advokasi KIE, promosi dan sosialisasi
mengenai kesertaan ber- KB harus terus digalakkan. Lebih lanjut pemetaan sasaran
penggarapan program perlu dilaksanakan dan pelayanan KB Mobile dan fungsi mobil penjemput
akseptor dari DAK Kab/kota harus ditingkatkan.
e. Persentase Peserta KB Aktif MKJP
Sasaran pencapaian peserta KB aktif MKJP pada KKP Provinsi Bali tahun 2018 adalah sebesar
37,96% dengan pencapaian sebesar 46,09% atau 121,42% dari target. Kondisi ini didukung oleh
peningkatan pengetahuan tentang MKJP, dukungan supply side termasuk ketersediaan alokon,
sarana penunjang pelayanan KB, provider yang kompeten pelayanan MKJP dan adanya dana
penggerakan bagi petugas KB untuk menggerakkan calon akseptor MKJP.
f. Jumlah Peserta KB Aktif Tambahan (Additional Users)
Pencapaian additional users dari sasaran KKP Provinsi Bali tahun 2018 sebesar 56%, meningkat
22% dibandingkan persentase capaian tahun 2017. Kendala yang menjadi penyebab tidak
tercapainya sasaran adalah penurunan penggunaan kontrasepsi, masih tingginya tingkat putus
pakai, meningkatnya unmet need dan masih belum optimalnya pemahaman pencatatan dan
pelaporan di lapangan.
g. Jumlah cakupan sinkronisasi (penyerasian) kebijakan pembangunan daerah dengan
kebijakan pengendalian kuantitas penduduk diseluruh tingkatan wilayah (ASFR 15-19 Tahun)
Target KKP Angka Kelahiran Remaja (ASFR 15-19 Tahun) adalah 32/1000 kelahiran hidup. Hasil
SKAP 2018 menunjukkan pencapaian ASFR Provinsi Bali adalah 25/1000 kelahiran hidup atau
128% dari target KKP. Berbagai promosi advokasi dan KIE program Genre nampaknya menjadi
faktor utama pencapaian ASFR di Bali.
h. Persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari PUS 15-49 Tahun
Berdasarkan hasil SKAP 2018, persentase KTD Provinsi Bali sebesar 21% atau tercapai 32% dari
target KKP sebesar 6.65%. Bila dibandingkan dengan tahun 2017 terlihat peningkatan yang cukup
drastis. Hal ini disebabkan perbedaan denominator pada survey SRPJMN 2017 dan SKAP 2018.
63 | P a g e
Untuk menurunkan angka KTD maka sosialisasi program genre, sosialisasi penggunaan KB MKJP
dan promosi kesehatan reproduksi masih harus terus dilaksanakan.
i. Median Usia Kawin Pertama
Target median usia kawin pertama pada KKP Prov. Bali tahun 2018 adalah umur 22,44 tahun dan
pencapaian median usia kawin pertama Provinsi Bali adalah umur 21,6 tahun (data SKAP 2018) atau
tercapai 104% dari target. Terjadi peningkatan median usia kawin pertama dibandingkan tahun
2017 yaitu umur 21 tahun. Dalam upaya meningkatkan median usia kawin pertama, program
GenRe perlu dilaksanakan lebih optimal.
j. Persentase pengetahuan keluarga tentang isu kependudukan
Persentase pengetahuan keluarga tentang isu kependudukan di dalam KKP Tahun 2018
ditargetkan sebesar 50,7%. Hasil SKAP 2018 menunjukkan persentase pengetahuan keluarga
tentang isu kependudukan di Bali adalah 55% atau tercapai 108% dari target. Dengan
dimasukkannya indikator kependudukan pada Permendagri 86 Tahun 2017 dalam indikator
RPJMD diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota akan lebih serius menggarap berbagai Program
Kependudukan di Kabupaten/Kota masing – masing sehingga persentase pengetahuan keluarga
tentang isu kependudukan pun dapat meningkat. Selain itu, Perwakilan BKKBN Provinsi Bali juga
harus lebih menggalakkan promosi materi – materi kependudukan melalui berbagai media agar
masyarakat lebih familiar terhadap isu kependudukan.
k. Persentase PUS yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang semua jenis kontrasepsi
modern
Presentase PUS yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang semua jenis kontrasepsi
modern di dalam KKP Tahun 2018 ditargetkan sebesar 53,7%%. Hasil SKAP 2018 menunjukkan
pencapaian sebesar 17,6% atau sebesar 33%% terhadap KKP. Jika dibandingkan dengan tahun
2017, pencapaian ini meningkat 0,4%. Masih rendahnya pengetahuan tentang metode
kontrasepsi modern akan berdampak pada menurunnya demand penggunaan kontrasepsi. Oleh
karena itu perlu upaya meningkatkan kualitas advokasi dan KIE, focus pada penajaman materi
kontrasepsi modern dengan penentuan sasaran advokasi yang diutamakan kepada PUS Potensial
dan diarahkan ke daerah – daerah kategori wilayah dan sasaran khusus.
l. Persentase Kabupaten/Kota yang memanfaatkan Analisis Dampak Kependudukan
sebagai Pendukung Kebijakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan
Berdasarkan laporan kegiatan bidang Dalduk SR BKKBN, dari target 20%, terealisasi 22 % (2
Kabupaten dari 9 Kabupaten) Kabupaten/Kota yang memanfaatkan Analisa Dampak
64 | P a g e
Kependudukan sebagai pendukung kebijakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan.
m. Indeks Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
Hasil SKAP Tahun 2018 menunjukkan angka indeks Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja
sebesar 94,7% atau 140% dari target sebesar 67,83%. Jadi target KKP di Tahun 2018 sudah
tercapai.
n. Jumlah Kampung KB yang dicanangkan
Berdasarkan laporan Kampung KB Tahun 2018, sampai dengan Desember 2018, sudah terbentuk
121 Kampung KB di Seluruh Bali. 9 Kampung KB terbentuk di Tahun 2016, 55 Kampung KB di Tahun
2017 dan 57 Kampung KB di Tahun 2018. Dengan kata lain, sudah terealisasi 106 % pencanangan
Kampung KB di Tahun 2018 dari target 54 kampung KB.
o. Persentase Kampung KB yang telah memiliki Kelompok Kerja (POKJA) Kampung KB
Dari 121 Kampung KB yang sudah ada sampai dengan Tahun 2018 seluruh Kampung KB sudah
mempunyai POKJA Kampung KB.
p. Persentase Orang Tua Hebat yang memiliki baduta terpapar 1000 Hari Pertama Kehidupan
Data Proyek Prioritas Nasional Promosi dan KIE 1000 HPK dalam rangka penurunan Stunting di
Provinsi Bali Than 2018, terdapat 8554 keluarga yang memiliki Bayi Dibawah Dua Than (BADUTA)
yang terpapar 1000 HPK dengan jumlah anak stunting sebanyak 418 anak (data stunting
Kabupatren GIanyar). Dari target tersebut, sudah semua terpapar materi 1000 HPK dan terealisasi
100%.
q. Penilaian evaluasi pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Penilaian evaluasi SPIP Perwakilan BKKBN Provinsi Bali menunjkkan angka 2.2 dari targe sebesar 2
atau teralisasi 106 %.
r. Persentase Capaian Kinerja Pelaksanaan Anggaran
Berdasarkan data di aplikasi SMART (Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu) DJA, sampai
dengan Desember 2018 Persentase Capaian Kinerja Pelaksanaan Angaran Perwakilan BKKBN
Provinsi Bali tercatat 97.18%. atau 107.97% dari Target KKP sebesar 90%.
s. Persentase Capaian Output
Berdasarkan data capaian Output pada Tabel 3.16, persentase Capaian Output Perwakilan BKKBN
Provinsi Bali Tahun 2018 adalah sebesar 97.18%. Pada output Pendidikan Pelatihan Program
KKBPK Provinsi Persentase Capaian Output tercapai 104% atau sebesar 109.47% dari sasaran KKP
65 | P a g e
95% dan pada output Peningkatan Promosi dan Penguatan Keluarga yang memiliki Lansia dan
Lansia melalui BKL terealisasi 142% atau sebesar 149.47% dari sasaran KKP 95%. Pada output
Peningkatan Pembinaan Program KKBPK bagi POKJA Kampung KB terealisasi 106% atau
atau sebesar 115.57% dari sasaran KKP 95%.
t. Persentase Penyerapan Anggaran
Target Penyerapan Anggaran yang ditetapkan dalam KKP Provinsi Bali Tahun 2018 adalah sebesar
95%. Berdasarkan data Realisasi Anggaran di SAIBA (Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual),
Realisasi Anggaran Satker Perwakilan BKKBN Provinsi Bali s.d Desember 2018 tercatat 76.68% atau
80.71% dari target. Beberapa pos anggaran yang tidak terserap optimal diantaranya yang paling
mencolok pada output Kesertaan Ber-KB (3331.076). Rendahnya capaian realisasi anggaran pada
operasional pengerakan kesertaan ber KB menjadi penyebab utama rendahnya serapan anggaran di
output ini. Jika kita tabulasi terdapat beberapa permasalahan terkait pelaksanaan anggaran
penggerakan KB MKJP yaitu :
1. Adanya Surat Edaran Plt. Kepala BKKBN No. 637/I/KB.06/E1/2018 tertanggal 28 Juni 2018
dimana terjadi perubahan tata cara klaim penggerakan yang memberikan dampak sebagai
berikut :
• Penambahan persyaratan yang cukup banyak menyebabkan belum siapnya petugas
lapangan dengan perubahan tersebut. Hal ini berimbas pada tidak dilakukannya klaim
penggerakan KB MKJP.
• Adanya SE tersebut merestriksi peluang provider terutama bidan praktek mandiri untuk
dapat melakukan klaim penggerakan. Padahal apabila melihat trend pengajuan klaim
tahun-tahun sebelumnya, pos terbesar penyerapan klaim penggerakan berasal dari sektor
bidan praktek mandiri.
2. Verifikasi klaim di Kabupaten belum optimal sehingga menghambat proses tagihan di Provinsi;
3. Pemahaman petugas lapangan terkait klaim penggerakan masih kurang.
u. Persentase Barang Inventaris yang Tercatat pada SIMAK BMN
Target KKP Tahun 2018 adalah seluruh Barang Inventaris tercatat pada SIMAK BMN (100%).
Berdasarkan laporan UAKPB dan SIMAK BMN Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Barang Inventaris
yang sudah tercatat pada SIMAK BMN sudah 100%.
Data Capaian Indikator Kinerja Kontrak Kinerja Program (KKP) diatas terangkum dalam Tabel 3.17
berikut :
66 | P a g e
NO SASARAN NO INDIKATOR KINERJA
A 2018 2019 2018 2019 2018 2019
1 Menurunnya angka kelahiran total (TFR) 1 Angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) per WUS (15-49 tahun) 2,13 2,1 2,1 2,1 99% 100%
2 Meningkatnya prevelensi kontrasepsi modern
(mCPR)
2 Persentase pemakaian kontrasepsi modern (modern contraceptive
prevalence rate/mCPR)
67,23 58,96 58 59,14 86% 100%
3 Menurunnya tingkat putus pakai kontrasepsi 3 Persentase penurunan angka ketidakberlangsungan pemakaian (tingkat
putus pakai) kontrasepsi
25 24,6 29,6 7,08 84% 347%
4 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi
(Unmetneed)
4 Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) 7,8 10,39 13 8,1 60% 78%
5 Meningkatnya peserta KB Aktif yang menggunakan
Metode Kontrasepsi Jangka
5 Persentase Peserta KB Aktif MKJP 43,46 37,96 36,6 46,09 84% 121%
6 Meningkatnya peserta KB Aktif tambahan 6 Jumlah Peserta KB Aktif tambahan (Additional User) 13.427 3.368 7.570 4.972 56% 148%
B
7
2018 2019 2018 2019 2018 2019
7 Jumlah cakupan sinkronisasi (penyerasian) kebijakan pembangunan
daerah dengan kebijakan pengendalian kuantitas penduduk diseluruh
tingkatan wilayah
100 100 100%
8 Persentase Kab/Kota yang mengimplementasikan kebijakan dan strategi
pengendalian penduduk (Grand Design, Profil/paremeter dan Proyeksi
Penduduk)
100 88,89 88,89
9 Jumlah Kabupaten/Kota yang memanfaatkan Analisis Dampak
Kependudukan sebagai pendukung kebijakan Pembangunan
berwawasan kependudukan
26 36 138,46
10 Jumlah pembinaan implementasi pendidikan kependudukan di
Tk. Provinsi dan Kabupaten/Kota (formal, non formal, informal)
3 2 66,67
11 Jumlah Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi Bidang
Pengendalian Penduduk
1 1 100,00
12 Cakupan pembinaan kesertaan ber-KB dan peningkatan kualitas
pelayanan KB yang sesuai dengan standarisasi pelayanan KB diseluruh
tingkatan wilayah
100 100 100,00
13 Jumlah penggerakan pelayanan KB MKJP 5880 3707 63,04
14 Jumlah penggerakan pelayanan KB dan KR di Daerah Tertinggal,
Perbatasan dan Kepulauan terluar (DTPK), wilayah miskin perkotaan dan
sasaran khusus
3 3 100,00
15 Persentase Faskes dan jejaringnya (diseluruh tingkatan wilayah) yang
bekerjasama dengan BPJS dan memberikan pelayanan KBKR sesuai
dengan standarisasi pelayanan
85 85 100,00
16 Persentase Faskes yang melakukan promosi dan konseling
Kesehatan dan hak-hak Reproduksi di Provinsi dan Kab/Kota
85 85 100,00
17 Jumlah Pembinaan, Monitoring, evaluasi dan Fasilitasi
kegiatan Bidang KBKR di Kabupaten dan Kota
1 1 100,00
18 Pembinaan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
diseluruh tingkatan wilayah
1 Provinsi dan 9
Kab/Kota
1 Provinsi dan 9
Kab/Kota
100,00
19 Jumlah pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi kebijakan
Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
(Pembangunan Keluarga) diseluruh tingkatan wilayah
1 Provinsi dan 9
Kab/Kota
1 Provinsi dan 9
Kab/Kota
100,00
20 Persentase Kabupaten/Kota yang mengembangkan kegiatan
BKB Holistic Integrative
100 100 100,00
TABEL 3.17
KONTRAK KINERJA PROVINSI (KKP)
PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI TAHUN 2019
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA RENSTRA
TARGET CAPAIAN % CAPAIAN
Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
Terlaksananya Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga diseluruh tingkatan wilayah
Pengendalian Penduduk Provinsi
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Provinsi
Ketahanan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga Provinsi
67 | P a g e
NO SASARAN NO INDIKATOR KINERJA TARGET 2019
21 Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan Pembinaan
Genre (PIK-R/M dan BKR)
100 100 100,00
22 Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan pembinaan
BKL
100 100 100,00
23 Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan pembinaan
PEK dan pembentukan kelompok UPPKS
100 100 100,00
24 Jumlah Pembinaan, Monitoring, evaluasi dan Fasilitasi kegiatan Bidang
KSPK
1 1 100,00
25 Persentase Stakeholders/mitra kerja dan masyarakat diseluruh tingkatan
wilayah yang mendapat Pembinaan Advokasi dan KIE program KKBPK
80 76,24 95,30
26 Jumlah Pembinaan dan sosialisasi kebijakan, strategi dan materi
advokasi dan KIE pembangunan KKBPK
1 1 100,00
27 Jumlah Penayangan informasi KKBPK melalui berbagai media cetak
dan elektronik, media luar ruang dan seni dan budaya/tradisional
5 Media 5 Media 100,00
28 Jumlah Pembinaan mekanisme operasional dalam penguatan pelayanan
dasar masyarakat
9 9 100,00
29 Jumlah wilayah yang mendapatkan dukungan pendampingan kemitraan
dalam pembangunan KKB diseluruh tingkatan wilayah
1 Provinsi dan 9
Kab/Kota
1 Provinsi dan 9
Kab/Kota
100,00
30 Persentase kesertaan stakeholder dan mitra kerja dalam implementasi
program KKBPK
100 100 100,00
31 Pengelolaan Data dan informasi program KKBPK di Provinsi 2 2 100,00
32 Jumlah pengelolaan data dan informasi program KKBPK di provinsi 1 1 100,00
8
33 Dukungan Manajemen di Provinsi (termasuk gaji/001 dan pemeliharaan
rutin/002)
100 100 100,00
34 Persentase ketepatan Pembayaran Gaji dan uang makan
Pegawai (Perwakilan BKKBN Provinsi)
100 100 100,00
35 Jumlah penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran 100 100 100,00
36 Jumlah penyelenggaraan Manajemen di Provinsi (Keuangan dan BMN,
Perencanaan, Kepegawaian, Umum, dan Ortala)
1 1 100,00
37 Persentase pengadaan sarana prasarana sesuai Standar
Barang dan Standar Kebutuhan (SBSK)
100 100 100,00
9
V
38 Jumlah pelaksanaan pengawasan dan peningkatan akuntabilitas
aparatur di provinsi
100 100 100,00
39 Jumlah peningkatan pelaksanaan pengawasan lainnya dan penerapan
ZI WBK
100 100 100,00
10
VI
40 Jumlah SDM provinsi (SDM Aparatur dan tenaga Fungsional,
termasuk Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana - PLKB/PKB) yang
mendapatkan pembinaan dan pengembangan kapasitas
135 184 136,30
41 Jumlah Pembinaan dan Pengembangan SDM (SDM Aparatur
dan tenaga Fungsional)
3 3 100,00
VII
42 Jumlah hasil penelitian dan pengembangan program KKBPK
di Provinsi yang dimanfaatkan
100 100 100,00
43 Jumlah hasil-hasil penelitian dan pengembangan program
KKBPK (KKB) yang dimanfaatkan
100 100 100,00
NO SASARAN NO INDIKATOR KINERJA TARGET 2019 TARGET 2019 % REALISASI
C
11 Tersedianya Alokon di Fasilitas Kesehatan 44 Pemenuhan Ketersediaan Alokon di Faskes 359 359 100,00
12 Terlaksanannya promosi dan konseling kesehatan reproduksi melalui Kelompok Kegiatan45 Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi melalui
Kelompok Kegiatan
1,230 1,230 100,00
13 Meningkatnya pengetahuan keluarga yang memiliki Baduta tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)46 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK 20,678 20,678 100,00
14 Meningkatnya pengetahuan Remaja Putri sebagai calon ibu tentang edukasi Kespro dan Gizi melalui peran Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja dan Bina Ketahanan Remaja (BKR)47 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam Edukasi Kespro dan Gizi
bagi Remaja Putri sebagai Calon Ibu
315 315 100,00
D
15 Terlaksananya penetapan BMN berdasarkan status penggunaannya48 Persentase BMN yang telah ditetapkan status penggunaannya 100 100 100,00
16 Meningkatnya akuntabilitas kinerja program dan
anggaran
49 Penilaian mandiri level maturitas Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP)
3.3 (Level 1-5) 3.3 (Level 1-5) 100,00
17 Meningkatnya pengelolaan Kampung KB melalui
Kelompok Kerja (POKJA) Kampung KB
50 Persentase Kampung KB yang telah memiliki Kelompok Kerja
(POKJA) Kampung KB
65 100 153,85
18 Terbentuknya Kampung KB Percontohan
Tingkat Kabupaten dan Kota
51 Jumlah Kampung KB Percontohan Tingkat Kabupaten dan
Kota
9 9 100,00
19 Terlaksanannya Pembinaan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) Komprehensif di Kecamatan oleh Kabupaten dan Kota52 Persentase Kabupaten dan Kota yang melaksanakan
Pembinaan PPKS secara Komprehensif di Kecamatan
50 50 100,00
20 Terdatanya Kepala Keluarga (KK) dalam
Pendataan Keluarga
53 Persentase Kepala Keluarga (KK) terdata dalam Pendataan
Keluarga
90 94,63 105,14
21 Meningkatnya cakupan potensi Faskes dan
Poktan yang teregister dalam database SIGA
54 Persentase cakupan potensi Faskes dan Poktan yang teregister dalam database SIGA 50 80,04 160,08
Advokasi, Penggerakan dan Informasi Provinsi
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Terselenggaranya Dukungan Manajemen dalam pengelolaan Program Kependudukan, KB, dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) di Provinsi
Dukungan Kegiatan Manajeman/Sekretariat Provinsi
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Terwujudnya akuntabilitas pelaksanaan pengawasan lainnya di provinsi
Pengawasan Provinsi
Penelitian dan Pengembangan Provinsi
PROYEK PRIORITAS NASIONAL (PRO PN)
INDIKATOR STRATEGIS DI LUAR RENSTRA
Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional
Terselenggaranya kegiatan pelatihan, penelitian dan pengembangan di Provinsi
Pelatihan Pengembangan Provinsi
68 | P a g e
3.6 Realisasi Anggaran
DIPA Awal Satker Perwakilan BKKBN Provinsi Bali tertanggal 5 Desember 2018 dengan pagu anggaran
Rp.61.838.130.000,- (enam puluh satu milyar delapa ratus tiga puluh delapan juta seratus tiga puluh ribu
rupiah) dalam perjalanannya mengalami 5 (lima) kali Revisi yang terakomodir dalam aplikasi RKAKL.DIPA
Online. Berikut catatan singkat revisi selama Tahun 2019:
1) Revisi I tertanggal 13 Juni 2019, Pagu Anggaran Tetap, memuat perubahan pejabat
perbendaharaan, pemenuhan kebutuhan belanja dan penyesuaian halaman III DIPA (Rencana
Penarikan Dana)
2) Revisi II tertanggal 16 Juli 2019, Pagu Anggaran Tetap, memuat perubahan pejabat
perbendaharaan, pemenuhan kebutuhan belanja dan penyesuaian halaman III DIPA (Rencana
Penarikan Dana)
3) Revisi III tertanggal 2 Oktober 2019, Pagu Anggaran Tetap, Optimalisasi Belanja Modal, dan
penyesuaian halaman III DIPA (Rencana Penarikan Dana)
4) Revisi IV tertanggal 20 November 2019, Pagu Anggaran Tetap, Optimalisasi Sisa Anggaran, dan
penyesuaian halaman III DIPA (Rencana Penarikan Dana)
5) Revisi V tertanggal 29 November 2019, revisi anggaran dalam hal antisipasi kekurangan alokasi
belanja pegawai tahun 2019.
Posisi DIPA terakhir Satker Perwakilan BKKBN Provinsi Bali pada pagu Rp. 61.838.130.000,- dengan kode
digital stamp DS:5697-2073-0278-9029.
Hingga akhir Tahun Anggaran 2019, realisasi anggaran Satker Perwakilan BKKBN Provinsi Bali tercatat
sebesar Rp.57.804.038.969 (Lima puluh tujuh milyar delapan ratus empat juta tiga puluh delapan ribu
Sembilan ratus enam puluh Sembilan rupiah) atau sebesar 93,47% dari pagu. Jika dibandingkan
dengan realisasi Tahun Anggaran 2018 (76,68%) terjadi peningkatan capaian anggaran sebesar
16.79%. detil realisasi angggaran per output dan perbandingan dengan Tahun Anggaran 2017 tersaji dalam
Tabel 3.18 berikut :
69 | P a g e
Tabel 3.18
REALISASI ANGGARAN PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI TAHUN 2018
2018 2019 2018 % 2019 %
1 5297 Pengelolaan Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan tugas teknis lainnya Provinsi
950 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 5 Layanan 5
Layanan 0 2.864.400.000 2.621.000.000 2.527.654.781 88,24 2.396.648.842 91,44 3,20
951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 12 bulan 12 bulan 0 - 2.210.000.000 2.161.477.105 97,80 97,80
994 Layanan Perkantoran 12 bulan 12 bulan 0 55.341.696.000 42.933.726.000 43.724.922.920 79,01 41.170.130.948 95,89 16,88
2 5298 Pengelolaan Program Pengawasan Provinsi 965 Layanan Audit Internal 1 LHP 1 LPH 0 120.000.000 90.000.000 72.136.750 60,11 66.245.090 73,61 13,49
3 5299 Pengelolaan Program Pelatihan dan Pengembangan
Provinsi
966 Layanan Pendidikan dan Pelatihan 135 orang 162
orang 0 3.179.698.000 985.314.000 2.368.364.493 74,48 963.029.091 97,74 23,25
967 Layanan Penelitian dan Pengembangan 3 Layanan 3 Layanan 0 1.283.000.000 835.396.000 1.113.087.736 86,76 819.619.600 98,11 11,35
4 3331 Pengelolaan Program Kependudukan, Keluarga
Berencana, dan Pembangunan Keluarga Provinsi
075 Sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan pemerintah daerah
dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk
9
wilayah
9
wilayah 0 1.944.350.000 858.398.000 1.669.720.250 85,88 812.002.336 94,60 8,72
076 Kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan
KBKR yang sesuai dengan standar pelayanan
485.916 peserta KB 485.916
peserta KB 0 3.769.980.000 1.987.422.000 3.216.279.535 85,31 1.210.997.000 60,93 (24,38)
077 Pembinaan Pembangunan keluarga di seluruh tingkatan wilayah 9 wilayah 9 wilayah 0 3.110.000.000 1.231.040.000 2.715.968.118 87,33 1.199.138.981 97,41 10,08
078 Penggerakkan stakeholder mitra kerja serta perubahan sikap dan
perilaku masyarakat berdasarkan data dan informasi yang berbasis
IT dalam Program KKBPK
9 wilayah 9
wilayah 0 5.026.705.000 4.443.851.000 4.390.853.379 87,35 3.596.652.062 80,94 (6,42)
079 Peningkatan Penggerakan KB MKJP 5.658 peserta KB 3.707 peserta KB 5.662.340.000 1.033.500.000 18,25 -
080 Pemenuhan Ketersediaan Alokon di Faskes 359 Faskes 359 Faskes 0 3.030.478.000 1.642.776.000 2.102.621.245 69,38 1.438.889.664 87,59 18,21
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK 20.678 keluarga 20.678 keluarga 0 644.000.000 502.500.000 593.278.000 92,12 496.581.800 98,82 6,70
082 Peningkatan Promosi dan Penguatan Keluarga yang memiliki Lansia
melalui BKL 435.000.000 289.998.200 66,67
083 Peningkatan Penggerakan dan Pembinaan Program KKBPK oleh
PKB/PLKB dan PPKBD/Sub PPKBD 1.611.000.000 1.611.000.000 100,00
084 Peningkatan Penggerrakan dan Pembinaan Program KKBPK bagi
POKJAKampung KB 540.000.000 483.785.000 89,59
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan
Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
315 Kelompok 315
Kelompok 0 1.385.207.000 1.366.861.800 98,68 98,68
086 Promosi dan konseling Kesehatan Reproduksi melalui Kelompok
Kegiatan
1.230 Kelompok 1230 Kelompok
0 111.500.000 105.764.650 94,86 94,86
88.562.649.000 61.838.130.000 67.913.170.407 76,68 57.804.038.969 93,48 16,79
2019-2018 (%)NO KEGIATAN KELUARAN REALISASI TAHUN 2019TARGET KINERJA 2019 % REALISASIPAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN
70 | P a g e
BAB IV
PENUTUP
Secara umum pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2019
dapat berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan. Walaupun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa
hambatan dan kendala, akan tetapi hasil yang dicapai sangat baik.
Dalam upaya merencanakan semua kebijakan, program dan anggaran Pembangunan Kependudukan
Keluarga Berencana, Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan
rencana (100%). Hal ini berarti kegiatan dapat dilakukan dengan maksimal, yang tercermin dari realisasi
penyerapan anggaran Tahun 2019 sebesar 93,57% dari target yang tersedia di tahun anggaran 2019.
Hambatan dan kendala yang dihadapi pada Tahun 2019, secara umum dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Keterbatasan SDM/tenaga lapangan PLKB/PKB merupakan hambatan terbesar dalam pencapaian
Program KB. Tenaga PLKB/PKB yang sudah memasuki masa pensiun, posisi yang ditinggalkan tidak
semua dapat diisi kembali oleh pemerintah. Kekosongan tenaga PLKB/PKB diupayakan dari tenaga
kontrak perorangan melalui APBD. Kinerjanya tentu berbeda dengan PLKB/PKB PNS yang sudah
pernah di-LDU di Provinsi. Pasca vertikalisasi tenaga PLKB/PKB terjadi masa transisi dimana fokus
PLKB/PKB teralihkan dengan persoalan administratif status kepegawaian. Kondisi ini masih
berlangsung hingga tahun 2018 sehingga cukup berdampak pada kinerja PLKB/PKB di lapangan.
2. Dukungan anggaran APBD terhadap Program KKBPK juga sangat terbatas. Beberapa Kabupaten
masih mengandalkan alokasi dana dari APBN, sedangkan APBN sendiri terdapat keterbatasan
anggaran. Sejak Tahun 2016, sesuai amanat Undang – Undang Nomopr 23 TahuN 2014, kelembagaan
OPD-KB di Provinsi Bali sudah semua menjadi Dinas. Namun tidak sedikit nomenklatur dinas tersebut
digabung dengan urusan lain yang juga menjadi prioritas lebih di Kabupaten/Kota. Sebagai contoh jika
kita perhatikan Kelembagaan OPD KB Klungkung yaitu : Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Klungkung. Dengan prioritas
Pemerintah saat ini adalah membangun desa, otomatis porsi anggaran untuk Program
Pemberdayaan Masyarakat Desa lebih besar daripada Program KKBPK. Jadi perubahan kelembagaan
yang sudah terjadi dan sudah terlaksana dalam kurun waktu 2 (dua) tahun ini belum berdampak
signifikan pada pembiayaan/penganggaran untuk Program KKBPK.
3. Dari segi program KB, rendahnya partisipasi pria di Bali dalam ber-KB masih menjadi
permasalahan. Kendala yang dihadapi selain masih kuatnya rumor negatif tentang MOP, kendala
dari supply side masih dirasakan. Pelayanan MOP sangat bergantung pada pelayanan mobile yang
notabene sangat terbatas dari sisi kuantitas gerak. Pelayanan statis belum mampu memberikan
pelayanan MOP terkait tidak tersedianya provider yang kompeten. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
Perwakilan BKKBN Prov. Bali diantaranya pelatihan MOP bagi dokter dan on bus training bagi dokter
71 | P a g e
yang telah dilatih ternyata belum mampu menggiatkan pelayanan MOP di faskes statis. Kondisi ini juga
dipengaruhi oleh demand MOP yang kurang sehingga minimnya calon akseptor menyebabkan
kompetensi provider yang telah dilatih menjadi terkikis dan menimbulkan rasa tidak percaya diri dalam
menangani klien. Kiat yang dapat dilaksanakan adalah menggalakkan promosi KB pria dan mengajak
para pelaku MOP untuk turut serta mengambil peran dalam berbagai kegiatan sosialisasi, diseminasi,
kegiatan – kegiatan momentum sebagai pembicara sekaligus sebagai motivator yang
diharapkan mampu meningkatkan minat kaum pria di Bali untuk ber-KB khususnya metode MOP.
4. Belum semua Faskes KB yang telah bekerjasama dengan BPJS masuk dalam SIM SDM. Hal ini tentu
berdampak pada distribusi Alkon BKKBN dan pelayanan akseptor di faskes serta cakupan
pencatatan dan pelaporan. Sinkronisasi faskes ini perlu diintensifkan sehingga nantinya semua
faskes memperoleh alkon BKKBN dan pelayanan atas alkon BKKBN yang gratis dapat diakses oleh
semua akseptor.
5. Pemenuhan ketersediaan alkon di faskes. Masih terdapat kekosongan alkon di faskes khususnya
alkon implant. Hal ini disebabkan karena keterlambatan proses pengadaan dimana implant untuk
provinsi Bali tidak terdaftar dalam e-katalog. Kepastian proses lelang baru dapat dilaksanakan
menjelang akhir tahun 2018. Berbagai upaya dilakukan antara lain mengusahakan buffer dari BKKBN
Pusat dan distribusi dinamis dari provinsi lain.
6. Dari segi program KS, partisipasi anggota kelompok kegiatan (POKTAN) yang ber-KB perlu
ditingkatkan. Seringkali POKTAN disibukkan dengan rutinitas kelompok tetapi melupakan fungsi
utama dari POKTAN itu sendiri yakni meningkatkan dan membina kesertaan ber-KB di Kelompoknya.
Hal ini perlu disikapi oleh pelaksana Program KS PK agar fokus dan concern terhadap peningkatan
kesertaan Ber KB di Kelompok Kegiatan tersebut.
7. Isu – isu dan statement negatif tentang Program KB yang dilontarkan oleh Tokoh – Tokoh Masyarakat
di Bali ternyata mempengaruhi pelaksanaan Program KKBPK. Pernyataan – pernyataan seperti “KB
Bali dengan 4(empat) anak”, “hanya warga local yang digarap untuk ber-KB” berkembang pesat di
masyarakat dan secara tidak langsung menghambat pelaksanaan Program KKBPK. Melakukan
advokasi khusus kepada para tokoh ini atau mengunadang mereka untuk berdialog maupun
berinterakitf saling tukar pendapat akan mampu memberikan pemahaman kepada mereka
bagaimana pentingnya Program KKBPK dan BKKBN bukan hanya soal Kontrasepsi. Dengan demikian
diharapkan tercapai kesepahaman bahkan diharapkan dukungan dari tokoh – tokoh tersebut
terhadap pelaksanaan Program KKBKPK di Bali berikutnya. Peningkatan jejaring kemitraan dengan
mitra kerja terkait, seperti IDI, IBI, POGI, Lembaga Keagamaan, Perguruan tinggi baik swasta maupun
negeri juga perlu ditingkatkan agar Program KKBPK ini menjadi materi yang diempu banyak pihak dan
banyak kalangan sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan BKKBN terutama di Provinsi Bali.
Hasil yang telah dicapai pada Tahun 2018 ini agar dapat dipertahankan dan ditingkatkan untuk Tahun
yang akan datang. Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2018
dapat bermanfaat bagi kelanjutan Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga di masa mendatang.