profile kota mojokertomojokertokota.go.id/picture/instansi/1207893696.pdfgambar 3 : kawasan jogging...
TRANSCRIPT
PROFILE KOTA MOJOKERTO
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MOJOKERTO
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2007
Profile Kota Mojokerto 2007 i
LAMBANG PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO DAN ARTI LAMBANG
Lambang Kota Mojokerto
Lambang Kota Mojokerto ditetapkan berdasarkan PERDA Kotamadya Mojokerto Nomor 3 Tahun 1971 tanggal 26 April 1971 oleh DPRGR Kotamadya Mojokerto.
Bentuk Lambang
1. Daun lambang berbentuk perisai bersudut 5 (lima). 2. Warna lambang hijau dengan pinggir berwarna kuning emas bergambar padi dan kapas. 3. Di tengah daun lambang terlukiskan :
•gambar pohon MAJA yang berakar 12, berbuah 9 dan bercabang 3 •garis biru yang bergelombang
4. Di bawah daun lambang terdapat gambar pita bertuliskan "Kota Mojokerto"
Makna Bentuk dan Warna Lambang
1. Perisai adalah pertahanan 2. Sudut 5 menggambarkan Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia PANCASILA 3. Pinggir berwarna kuning emas dengan gambar padi dan kapas melambangkan kemakmuran 4. Garis biru melambangkan Sungai Brantas yang mengalir di tepi kota dan merupakan salah satu
prasarana kemakmuran 5. Warna hijau melambangkan kesejahteraan 6. Pohon MAJA yang berakar 12, berbuah 9 dan bercabang 3 mengandung makna angka tahun
1293 yang mengingatkan akan berdirinya kerajaan Majapahit.
Profile Kota Mojokerto 2007 ii
SAMBUTAN WALIKOTA MOJOKERTO
Assalamualaikum Wr Wb
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
Saya memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT
yang telah memberikan Rakhmat dan Hidayah-Nya serta
memberikan kekuatan lahir dan batin kepada saya untuk
memimpin kota ini.
Kota Mojokerto yang tercinta ini mempunyai sejarah
yang panjang karena kebetulan terletak antara ibukota kerajaan Mojopahit yaitu
Trowulan dan pelabuhan Canggu yang dahulu kala merupakan tempat berlabuhnya
kapal-kapal perniagaan dari negeri sekitar Indonesia, sehingga perannya sangat penting
sebagai lalu lintas perdagangan. Demikian pula saat ini merupakan tempat yang strategis
baik sebagai wilayah GERBANGKERTASUSILA maupun daerah penyangga
(hinterland) kota metropolis Surabaya.
Dengan kondisi seperti itulah dinamika penduduknya terpengaruh oleh
kebudayaan yang heterogen. Arus urbanisasi dari daerah sekitar tidak dapat dielakkan
merupakan faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap mental budaya heterogen
tersebut, sehingga menambah kompleksnya permasalahan penataan kota.
Sebagai sebuah kota yang sangat potensial dari segi budaya, pendidikan,
pariwisata, industri dan perdagangan maka segenap lapisan masyarakat bersama-sama
dengan pemerintah kota Mojokerto akan senantiasa bahu membahu mewujudkan kota
BUDIPARINDA yang BERSERI meskipun dari tahun ke tahun tantangan yang dihadapi
seiring dengan perkembangan jaman makin berat dan kompleks.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan kekuatan-Nya. Amin.
Wassalamulaikum Wr. Wb.
WALIKOTA MOJOKERTO
Ir. ABDULGANI SUHARTONO, MM
Profile Kota Mojokerto 2007 iii
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO
KATA PENGANTAR
Profile Kota Mojokerto 2007 adalah sebuah presentasi pemerintahan kota pada
suatu kurun waktu sekaligus sebagai sebuah evaluasi tentang kiprah pemerintah daerah
dalam pembangunan. Pembangunan yang telah dilaksanakan bersama-sama dengan
masyarakat diharapkan mampu menjadi indicator keberhasilan pembangunan itu sendiri,
sehingga hakikat pembangunan untuk kesejahteraan dan kemakmuran akan terwujud.
Pada usia kota yang ke 89 ini diharapkan ada seberkas benang merah yang akan
menjadi ukuran untuk memotivasi kepedulian semua pihak baik dari kalangan eksekutif,
legislative maupun masyarakat untuk menata kota kearah yang lebih baik dari tahun-
tahun sebelumnya.
Pemerintah kota yang baik diharapkan akan menciptakan kondisi yang saling
sinergi antara berbagai kepentingan politik, ekonomi, social, budaya keamanan dan
ketertiban meskipun pada saat ini bangsa Indonesia sedang dihadapkan pada situasi dan
kondisi era perjalanan reformasi yang menuntut kesabaran dan keuletan agar bisa lolos
dari kompleksitas permasalahan bangsa.
Akhirnya kepada segenap jajaran instansi serta semua pihak yang telah membantu
penyelesaian Buku “Profile Kota Mojokerto 2007” ini diucapkan terimakasih.
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MOJOKERTO
Drs. IMAM SAMPURNO Pembina Tingkat I NIP 510 061 961
Profile Kota Mojokerto 2007 iv
DAFTAR ISI
LAMBANG PEMERINTAHAN KOTA MOJOKERTO DAN ARTI LAMBANG
SAMBUTAN WALIKOTA MOJOKERTO
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM
II.1. Sejarah Kota Mojokerto
II.2. Perkembangan Pemerintahan
II.3. Perkembangan Kota
3.1. Visi dan Misi Kota Mojokerto
BAB III POTENSI KOTA
III.1. Penduduk
III.2. Ketenagakerjaan
III.3. Pendidikan
III.4. Perhubungan
III.5. Pendapatan Regional
BAB IV PELUANG INVESTASI
IV.1. Kebijakan Investasi dan Sumber Pembiayaan
IV.2. Profil Peluang Investasi
2.1. Sektor Industri
2.1.1. Industri Batik Tulis
2.1.2. Industri Miniatur Perahu Layar
2.1.3. Industri Kerajinan Gips
2.1.4. Industri Onde-onde dan Keciput Boliem
2.1.5. Industri Sepatu
2.1.6. Industri Cetakan Kue
2.2. Sektor Perdagangan
2.3. Sektor Jasa
Hal
i
ii
iv
v
1
3
3
6
7
9
12
13
14
17
20
20
21
22
22
23
23
24
25
27
Profile Kota Mojokerto 2007 v
2.4. Sektor Pariwisata
2.4.1. Pemandian Sekarsari
2.4.2. Kawasan Sungai Brantas Indah & Jogging Track
2.4.3. Aloon-aloon
2.4.4. Masjid Agung Al Fatah
2.4.5. Klenteng Hok Siang Kiong
BAB V STRATEGI BIDANG INVESTASI
A. Faktor Kekuatan
B. Faktor Kelemahan
C. Faktor Peluang
D. Faktor Tantangan
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Hal
28
29
29
31
31
32
33
35
37
37
39
40
Profile Kota Mojokerto 2007 vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Per Kecamatan
/Kelurahan
Tabel 2 : Kepadatan Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan/
Kelurahan
Tabel 3 : Perkembangan Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2005 – 2006
Tabel 4 : Penduduk Usia 7 – 24 Tahun Yang Masih Sekolah
Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun
2003 - 2005
Tabel 5 : Panjang Jalan Menurut Permukaan, Kondisi, Kelas dan
Status Jalan (Km) Tahun 2005 – 2006
Tabel 6 : Perkembangan Kondisi Perdagangan Kota Mojokerto
Hal
6
10
12
14
16
26
Profile Kota Mojokerto 2007 vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Penduduk Berdasar Usia
Gambar 2 : Indeks Berantai PDRB ADHK 2000 Tahun 2004 – 2006
Gambar 3 : Kawasan Jogging Track Tepian Sungai Brantas Kota Mojokerto
Hal
11
18
30
Profile Kota Mojokerto 2007 1
BAB I
PENDAHULUAN Kota Mojokerto secara geografis mempunyai potensi yang sangat besar terutama
di sektor perdagangan dan jasa, hal ini disebabkan oleh minimnya sumber daya alam
yang dimiliki. Di samping itu peran otonomi daerah sebagaimana tertuang di dalam UU
No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah semakin jelas
menegaskan peran Pemerintah Kota Mojokerto dalam menjalankan roda pembangunan.
Dalam kerangka pengembangan Gerbang Kertasusila, peran Kota Mojokerto
sangat strategis, karena sebagai penyangga ibukota Provinsi Jawa Timur yakni Surabaya.
Dilihat dari akses ke Surabaya, Kota Mojokerto terbilang cukup memadai dalam hal
sarana dan prasarana seperti jalan antar kota, sehingga kalau kita lihat banyak penduduk
Kota Mojokerto yang bekerja dan beraktivitas di Kota Surabaya. Hal inilah yang
kemudian memacu perputaran ekonomi di Kota Mojokerto, karena tingkat konsumsi
masyarakat Kota Mojokerto cukup tinggi. Faktor inilah yang kemudian membuat Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kota Mojokerto cukup tinggi. Maka dari faktor inilah
kemudian potensi sumber daya manusia menjadi prioritas bagi pembangunan ekonomi.
Kemampuan Kota Mojokerto kalau digali lebih lanjut, mempunyai sisi yang luar
biasa penting dan mempunyai peluang dan potensi yang besar. Banyak yang bisa diolah
dan dijadikan sebagai potensi, dimana sektor-sektor pembangunan seperti pariwisata,
industri, jasa dan properti kalau diuraikan satu persatu dan dianalisa sedemikian rupa
akan menghasilkan sebuah pemetaan tersendiri yang dapat menjadi peluang bagi
pembangunan dan pertumbuhan Kota Mojokerto.
Berpedoman kepada kerangka pembangunan Kota yang lebih terarah dan
terprogram maka, penyusunan profil dan peluang investasi ini akan menjadi sebuah
pedoman atau bahan masukan bagi seluruh pihak, termasuk pemerintah Kota sendiri
maupun warga Kota Mojokerto dan para pakar pembangunan maupun investor dan calon
investor. Memang secara mendasar kalau kita lihat dari sisi perekonomian Kota
Mojokerto yang wilayahnya paling kecil diantara Kota-kota lain di Provinsi Jawa Timur
dan bahkan seluruh Indonesia. Kalau kita lihat secara seksama maka pertumbuhan
Profile Kota Mojokerto 2007 2
ekonomi Kota Mojokerto pada tahun 2006 adalah mencapai 5,51%, dan ini terjadi
peningkatan dari tahun 2005 yang mencapai 5,48%. Pertumbuhan ekonomi sebesar itu
dinilai cukup tinggi, mengingat pada tahun sebelumnya Kota Mojokerto mengalami
dampak dari krisis ekonomi.
Di dalam kerangka pembangunan Kota tersebut secara analitis akan ditentukan
potensi-potensi baru ataupun lama yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Dimana akan
diadakan pemetaan secara mendalam sehingga potensi dan peluang investasi yang
dijelaskan secara analitis dan komprehensif akan menjadi bahan pertimbangan lebih
lanjut untuk menuju kepada kemajuan bersama dalam kerangka pembangunan yang
berdasarkan kepada keadilan dan kesejahteraan bersama.
Profile Kota Mojokerto 2007 3
BAB II
GAMBARAN UMUM II.1. Sejarah Kota Mojokerto
Kalau dilihat dari sejarah Kota Mojokerto saat ini, kita bisa melihat latar belakang
berdirinya. Kota Mojokerto berdiri pada tanggal 20 Juni dan apa landasan berdirinya
Kota Mojokerto, nama Mojokerto sendiri berasal dari “Japan”, hal ini sesuai dengan
perubahan nama secara formal pada tahun 1838, sebagaimana tertuang di dalam Surat
Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 12 September 1838 Nomor 4 (Stb.
HB tahun 1838 Nomor 30) tentang perubahan nama Kabupaten Japan menjadi Kabupaten
Mojokerto. Sedangkan semasa pemerintahan Gubernur Jenderal Raffles dari Inggris,
selaku pengganti dari Daendeles dari Belanda, yaitu tepatnya tahun 1816 mendapat
pelepasan tanah lanschap Wirosobo (meliputi daerah Mojoagung dan Jombang) dari
Sunan Surakarta. Tanah tersebut dijadikan satu dengan Kabupaten Japan. Kemudian pada
tanggal 12 September 1838 nama Kabupaten Japan menjadi Kabupaten Mojokerto dan
Wilayah Wirosobo menjadi Kabupaten sendiri, yaitu Kabupaten Jombang.
Nama Mojokerto sendiri merupakan sebutan untuk wilayah pemerintahan
Kabupaten Mojokerto, sedangkan kota Mojokerto sendiri posisinya terletak pada suatu
daerah yang disebut dengan Kuto Bedah (perbatasan antara Desa Sooko dan Miji)
sebelah barat dan berjarak 1 Kilometer dari Kabupaten Mojokerto, tetapi masih dalam
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kebenarannya.
II.2. Perkembangan Pemerintahan
Perkembangan pemerintahan Kota Mojokerto sejak jaman pemerintahan Hindia
Belanda dimana pemerintahan yang cenderung sentralistis dan pemerintahan Hindia
Belanda yang sentralistis ini berlangsung sampai dengan abad XX, dan kemudian timbul
perkembangan baru terhadap kepemimpinan pada saat itu yang menghendaki adanya
reformasi di bidang politik dengan gerakan yang disebut dengan Etische Politik. Baru
pada tahun 1930 ditetapkan undang-undang Decentralisatie (Stb. 1903 Nomor 329) dari
undang-undang inilah kemudian terbentuk daerah dengan keuangan dan aparatur
pemerintahan sendiri (Stadgemente atau Propinsi, Regentschap atau Kabupaten dan
Profile Kota Mojokerto 2007 4
Gementee), Provinsi Jawa Timur mulai berdiri pada tanggal 1 Januari 1929, Provinsi
Jawa Tengah tanggal 1 Januari 1930 (tidak termasuk Solo dan Yogyakarta).
Berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal tanggal 20 Juni 1918 (Stb. 1918
Nomor 24) Mojokerto merupakan Gementee, yang kemudian dengan Ordonantie Hindia
Belanda Stb. 1828 Nomor 503 Gemeente Mojokerto menjadi Stadsgementee dan
Gementerad van Mojokerto ada 11 anggota terdiri dari 7 orang anggota bangsa Eropa, 3
orang anggota bangsa pribumi dan 1 orang bangsa timur asing.
Pada tahun 1928 Kota Mojokerto selain menjadi ibukota Kabupaten Mojokerto
dan Kota Mojokerto, juga menjadi ibukota Karesidenan Mojokerto yang meliputi
Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto dan Kabupaten Jombang. Tetapi sejak tanggal 1
Nopember 1931 Karisedenan Mojokerto dihapus dan dibentuk lagi Karesidenan Surabaya
dengan ibukota Surabaya.
Kemudian pada jaman pendudukan Jepang, status Kota Mojokerto menjadi Si
(Kota) dan diperintah oleh seorang Si Ku Cho, dan yang menjadi Si Ku Cho pada waktu
itu Ki Ro Da (8 Mei 1942 – 15 Agustus 1945). Dan pada jaman revolusi tahun 1945,
berdasarkan maklumat Wakil Presiden Republik Indonesia tanggal 16 Oktober 1945 dan
pada saat berlakunya Undang-undang Nomor 1 tahun 1945 Mojokerto sebagai kota
Otonom yang dalam pelaksanaan pemerintahannya masuk Kabupaten Mojokerto dan
ditunjuk seorang Wakil Walikota, disamping Komite Nasional Daerah (KND). Kemudian
pada tanggal 14 Agustus 1950 Mojokerto berdasarkan Undang-undang Nomor 17 tahun
1950 dibentuk sebagai Daerah otonomi Kota kecil dan dikukuhkan tetap sebagai Kota
Praja berdasarkan Undang-undang Nomor 1 tahun 1957 dan berturut-turut Walikota
Kecil waktu itu adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1950 – 1954 : R. Soedarmo P
2. 10 Juni 1954 – 1 Juli 1954 : M. Soetimbul K
3. 1 Juli 1954 – 1 Nopember 1961: M. Ng. Arsid K
4. 1 Nopember 1961 – 30 Juli 1968 : R. Soedibjo
Selanjutnya setelah dikeluarkannya Undang-undang Nomor 18 tahun 1965 berubah
menjadi Kotamadya Mojokerto, namun berubah lagi menjadi Kotamadya Daerah Tingkat
II Mojokerto berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1974 dengan Walikotamadya
kepala Daerah tingkat II:
Profile Kota Mojokerto 2007 5
1. 1 Oktober 1968 – 7 Januari 1974 : Chabib Syarbini, SH.
2. 15 Januari 1974 – 7 Januari 1979: R. Soehartono, BA.
3. 15 Januari 1979 – 15 Januari 1984: HR. Samioedin, BA
4. 16 Januari 1989 – 16 Januari 1994: Wadijono, SH.
5. 10 Pebruari 1994 – 10 Pebruari 1999: Tegoeh Soejono, SH.
6. 11 Pebruari 1999 – 11 Pebruari 2004: Tegoeh Soejono, SH.
7. 12 Pebruari 2004 s.d. sekarang : Ir. H. Abdul Gani Soehartono, MM.
Kemudian berdasarkan Undang-undang No. 22 tahun 1999 nama Kotamadya Daerah
Tingkat II Mojokerto diganti dengan Pemerintah Kota Mojokerto dan menjadi daerah
otonom kota, wilayah administrasi kota Mojokerto meliputi dua kecamatan yang terbagi
atas 18 kelurahan, yaitu Kecamatan Prajurit Kulon memiliki 8 kelurahan dan Kecamatan
Magersari memiliki 10 kecamatan. Dengan luas seluruh wilayah adalah 16,48 Km2,dan
pada posisi 7027’0,16’’ sampai dengan 70 29’37,11’’ Lintang Selatan dan 112024’14,2’’
dengan 112027’24’’ Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 22 m diatas permukaan laut.
Profile Kota Mojokerto 2007 6
Tabel 1
Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Per Kecamatan/Kelurahan (Ha) 2006
Kecamatan/Kelurahan
Tanah sawah
Tanah kering
Bangunan
Lainnya
Jumlah
1. Prajurit Kulon 250.95 156.07 329.94 39.28 776.24
1. Surodinawan 45.25 58.89 37.02 4.69 145.85
2. Kranggan 23.00 - 81.33 8.98 113.31
3. Miji - - 35.83 3.77 39.60
4. Prajurit Kulon 57.55 12.65 46.06 3.27 119.53
5. Blooto 75.85 41.18 57.75 3.29 178.07
6. Mentikan - - 16.04 2.86 18.90
7. Kauman - - 16.42 2.21 18.63
8. Pulorejo 49.30 43.35 39.49 10.21 142.35
2. Magersari 421.06 0.20 414.92 34.09 870.27
1. Meri 110.50 - 53.40 0.94 164.84
2. Gunung Gedangan 106.93 - 59.54 3.98 170.45
3. Kedundung 137.85 0.20 74.93 15.60 228.58
4. Balongsari 56.58 - 25.59 0.69 82.86
5. Jagalan - - 14.97 1.58 16.55
6. Sentanan - - 13.65 0.20 13.85
7. Purwotengah - - 13.44 0.03 13.47
8. Gedongan - - 12.22 2.46 14.68
9. Magersari - - 30.28 2.61 32.89
10. Wates 9.20 - 116.90 6.00 132.10
Jumlah 672.01 156.27 744.86 73.37 1,646.51
II.3. Pembangunan Kota
Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan kota Mojokerto, maka pembangunan
kota sejak dari 1979 sampai dengan saat ini menunjukkan adanya perkembangan yang
Profile Kota Mojokerto 2007 7
luar biasa, dari tahun 1983 sejak dicetuskannya suatu landasan konsepsional perencanaan
pembangunan dengan wacana BUDIPARINDRA yang pada waktu itu dicetuskan oleh
Walikotamadya HR Samioedin, BA, dimana wacana potensi tersebut bisa dikembangkan
menjadi sebuah trade mark kota pada waktu itu, pemikiran ini didasari oleh adanya
potensi yang ada serta posisi kota Mojokerto sebagai wilayah hinterland dan penyangga
Kota Surabaya.
Kemudian sampai dengan saat ini pembangunan terus berjalan setelah bergulirnya
era reformasi, maka pemerintah daerah memiliki kewenangan yang lebih luas terutama
dalam mengatur berbagai sektor penting di daerah, Kota Mojokerto tidak luput dari
euforia reformasi tersebut, sejak ditetapkannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 dan
dirubah kemudian dengan Undang-undang No. 32 tahun 2004 maka pemerintah Kota
Mojokerto menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Transisi Kota
Mojokerto tahun 2007 – 2010 yang menjadi Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2006
dengan mengagendakan pembangunan yaitu menciptakan Kota Mojokerto yang aman
dan damai, menciptakan Kota Mojokerto yang adil dan demokratis, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kota Mojokerto.
Dari konsep pembangunan yang dibangun saat ini, kota Mojokerto akan menjadi
kota terdepan di dalam kerangka demokrasi dan menjadi pusat perkembangan kota
modern yang berlandaskan kepada penciptaan toleransi antar masyarakat dan pusat
perekonomian di wilayah ‘hinterland’ dan penyangga ibukota Provinsi Jawa Timur.
3.1 Visi dan Misi Kota Mojokerto
Secara umum visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan, disamping itu menjadi suatu gambaran yang menantang tentang keadaan
masa depan yang diinginkan oleh pemerintah kota Mojokerto. Adapun visi dan misi Kota
Mojokerto adalah sebagai berikut:
Terwujudnya masyarakat Kota Mojokerto yang sejahtera, tenteram dan damai serta
berdaya saing tinggi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kemudian misi Kota Mojokerto adalah:
1. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat.
Profile Kota Mojokerto 2007 8
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4. Mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat yang bertumpu pada kegiatan
usaha kecil, menengah dan rumah tangga.
5. Mewujudkan Kota Mojokerto menjadi penyangga Kota metropolis Surabaya,
khususnya di bidang jasa dan perdagangan.
6. Mewujudkan pemerintahan yang bercirikan Good Governance.
7. Memantapkan stabilitas kehidupan berpolitik yang menjunjung tinggi nilai-nilai
demokratis.
Dari visi dan misi diatas diharapkan menjadi sebuah program kedepan dalam rangka
menumbuhkan dan mengembangkan berbagai sektor pembangunan di Kota Mojokerto,
dan tentunya dengan seluruh dukungan masyarakat dan stakeholder untuk tetap
mengawal dan berusaha menjadikan kota Mojokerto menjadi lebih baik dan jaya di masa
depan.
Profile Kota Mojokerto 2007 9
BAB III
POTENSI KOTA
III.1. Penduduk
Penduduk merupakan indikator penting dalam rangka pemenuhan dan pencapaian
sumber daya manusia. Kota Mojokerto yang secara sumber daya alam sangat kurang
sekali, maka mau tidak mau sumber daya manusia menjadi sektor penting dalam rangka
mencapai seluruh tujuan dan harapan pembangunan. Selama tiga tahun terakhir (2003 –
2005) jumlah penduduk kota Mojokerto mengalami pertumbuhan relatif kecil. Pada tahun
2003 jumlah penduduk seluruhnya sebanyak 112.547 jiwa dengan komposisi 55.176
jiwa penduduk laki-laki dan 57.371 jiwa penduduk perempuan. Pada tahun 2005 jumlah
tersebut meningkat menjadi 113.193 jiwa dengan komposisi 55.661 jiwa penduduk laki-
laki dan 57.532 penduduk perempuan. Dan menurut data terakhir dari BPS Kota
penduduk kota Mojokerto tahun 2006 berjumlah 114.088 dengan komposisi 56.047
penduduk laki-laki dan 58.041 penduduk perempuan.
Kalau dilihat dari besarnya jumlah penduduk di Kota Mojokerto yang memiliki
luas yang sangat kecil dimana akan menyebabkan kepadatan Kota Mojokerto menjadi
sangat tinggi, yaitu 6.877 penduduk per kilometer perseegi (Km2) di tahun 2005 dan
sebesar 6.931 penduduk per Km2 di tahun 2006 dan wilayah yang memiliki tingkat
kepadatan tinggi adalah kelurahan Mentikan, yaitu sebesar 25.011 jiwa per Km2, disusul
oleh kelurahan Sentanan sebesar 21.957 jiwa per Km2, selanjutnya Kelurahan Kauman
sebesar 21.316 jiwa per Km2. Untuk melihat perkembangan kepadatan penduduk dari
tahun ke tahun lihat Tabel 2.
Profile Kota Mojokerto 2007 10
Tabel 2
Kepadatan Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan/Kelurahan
Kecamatan/Kelurahan
2004 2005 2006
1. Prajurit Kulon 6.149 6.110 6.147
1. Surodinawan 2.628 2.735 2.938
2. Kranggan 9.920 9.825 9.874
3. Miji 21.730 21.148 20.823
4. Prajurit Kulon 4.244 4.313 4.357
5. Blooto 2.328 2.387 2.444
6. Mentikan 27.279 25.826 25.011
7. Kauman 21.863 21.242 21.316
8. Pulorejo 3.836 3.896 3.935
2. Magersari 7.535 7.561 7.631
1. Meri 3.584 3.827 4.012
2. Gunung Gedangan 2.924 2.911 2.975
3. Kedundung 5.121 5.174 5.249
4. Balongsari 10.175 10.157 10.247
5. Jagalan 19.563 19.069 18.575
6. Sentanan 21.929 21.914 21.957
7. Purwotengah 17.354 16.915 16.977
8. Gedongan 16.660 16.240 15.693
9. Magersari 19.858 19.567 19.736
10. Wates 12.875 12.901 12.928
Jumlah 6.838 6.882 6.931
Perkembangan penduduk kota Mojokerto pada tahun 2006 terjadi peningkatan
jumlah dari tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan terjadi peningkatan perkembangan
penduduk. Dari sebesar 0,65 persen pada tahun 2004, kemudian pada tahun 2005 sebesar
–0,07 persen dan pada tahun 2006 pertumbuhannya meningkat yaitu 0,79 persen.
Profile Kota Mojokerto 2007 11
Peningkatan pertumbuhan penduduk ini diakibatkan oleh kedatangan penduduk ke dalam
kota Mojokerto serta meningkatnya angka kelahiran.
Sedangkan struktur jumlah penduduk kota Mojokerto apabila dilihat secara
kelompok umur, maka struktur umur penduduk kota Mojokerto adalah struktur umur
muda dimana jumlah penduduk usia muda yang terdiri dari usia remaja dan usia
produktif sangat dominan, sedangkan usia tua relatif sedikit. Struktur penduduk menurut
kelompok umur ini bisa dilihat pada grafik penduduk dibawah ini.
Gambar 1
STRUKTUR PENDUDUK BERDASAR USIA
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
0-4
'10-14
20-24
30-34
40-44
50-54
60-64
Perempuan
Laki-laki
Kenyataan yang terjadi di Kota Mojokerto memang sepenuhnya tidak menganut
teori demografi, dimana semakin tua usia penduduk jumlahnya akan semakin berkurang.
Dalam kondisi seperti data diatas menunjukkan bahwa usia tua semakin kecil jumlahnya.
Penduduk usia 0 –14 tahun jumlahnya lebih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk
yang berusia 15-29 tahun. Usia 0-14 tahun hanya sebanyak 28.665 jiwa sedangkan
penduduk usia 15-29 tahun berjumlah 34.008 jiwa. Penduduk usia 30-64 tahun apabila
diklasifikasikan menurut kelompok 5 tahunan jumlahnya relatif sedikit dibanding dengan
kelompok umur sebelumnya. Sedangkan usia harapan hidup penduduk kota Mojokerto
adalah pada usia 65 tahun keatas.
Profile Kota Mojokerto 2007 12
Dari data dan analisa diatas bisa sedikit disimpulkan bahwa usia produktif
penduduk di kota Mojokerto cukup tinggi dibanding dengan usia non produktif, sehingga
disini bisa kita lihat bahwa sumber daya manusia produktif di kota Mojokerto memiliki
potensi yang besar untuk tingkat partisipasi pembangunan.
III.2. Ketenagakerjaan
Faktor dan indikator utama dalam rangka menggerakkan roda pembangunan adalah
tenaga kerja, karena menyangkut sumber daya manusia, kita ketahui bahwa Kota
Mojokerto adalah kota dengan berbasis kepada pembangunan sektor jasa dan andalan
kota ini hanya terletak kepada sumber daya manusia karena sumber daya alam yang
terbatas. Pada tahun 2006 di Kota Mojokerto terdapat sebanyak 11.111 penduduk
angkatan kerja. Dan banyak didominasi oleh lulusan SLTA yaitu sebanyak 11.111 orang
yang mengisi lowongan pekerjaan terbanyak di lapangan industri pengolahan.
Kalau dilihat perkembangan ketenagakerjaan dari tahun 2005 ke tahun 2006
menunjukkan penurunan pencari kerja. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3
Perkembangan Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin 2005-2006
2005 2006 Uraian
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1. Pencari Kerja 1.270 1.397 2.667 795 716 1.511
2. Penempatan 66 54 120 273 142 415
3. Penghapusan Pencari Kerja - - - 755 848 1.603
4. Belum Ditempatkan 1.204 1.343 2.547 552 574 1.126
5. Permintaan Lowongan 445 270 715 271 218 489
6. Dipenuhi 66 54 120 252 141 393
7. Penghapusan Lowongan 30 30 50 14 22 36
8. Sisa lowongan 379 216 595 4 55 59
Profile Kota Mojokerto 2007 13
Keterangan mengenai kondisi sumber daya manusia di kota Mojokerto sudah
disajikan sebagaimana diatas, dan menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun pertambahan
sumber daya manusia produktif meningkat, hal ini karena ditunjang komposisi penduduk
di Kota Mojokerto yang didominasi oleh penduduk usia produktif. Maka dari itu kota
Mojokerto sangat berpotensi sekali dalam penggalian sumber daya manusia dan ini
membantu para usahawan, khususnya investor bahwa sumber daya manusia kota
Mojokerto memiliki daya saing yang tinggi. Pada sub bab selanjutnya akan dibahas
pendidikan masyarakat sebagai indikator penunjang dalam pengembangan sumber daya
manusia di Kota Mojokerto.
III.3. Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor penting dalam rangka menghasilkan kualitas
sumber daya manusia, khususnya di Kota Mojokerto. Sebagaimana dijelaskan pada data
penduduk diatas, pencari kerja paling banyak adalah lulusan SLTA. Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas sumber daya manusia di kota Mojokerto adalah sumber daya manusia
yang sudah melewati jenjang pendidikan tingkat dasar. Hal ini dimungkinkan karena
tingkat pendapatan penduduk dan partisipasi sekolah semakin menunjukkan peningkatan.
Seiring dengan peningkatan sumber daya manusia saat ini lebih diutamakan
dengan memberikan kesempatan kepada penduduk untuk menempuh pendidikan yang
seluas-luasnya, terutama untuk penduduk kelompok umur 7-24 tahun yaitu kelompok
usia sekolah. Gambaran penduduk usia sekolah dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.
Profile Kota Mojokerto 2007 14
Tabel 4
Penduduk Usia 7-24 Tahun yang Masih Sekolah Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur 2003 - 2005
Jenis kelamin & Kelompok Umur 2003 2004 2005
Laki-laki 11.614 11.515 10.951
7-12 6.090 5.217 5.478
13-15 2.142 2.632 2.186
16-18 2.317 2.397 2.135
19-24 1.065 1.269 1.152
Perempuan 11.425 11.244 11.425
7-12 5.766 4.904 5.766
13-15 3.199 2.311 3.199
16-18 1.764 3.150 1.764
19-24 696 879 696
Laki-laki + Perempuan 23.039 22.759 22.376
7-12 11.856 10.502 11.244
13-15 5.341 4.719 5.385
16-18 4.081 5.830 3.899
19-24 1.761 1.987 1.848
Dari data diatas bisa dilihat bahwa usia sekolah dari tahun ke tahun menunjukkan
peningkatan, hal ini ditunjang dengan berbagai fasilitas yang mendukung serta adanya
itikad baik dari pemerintah daerah untuk mendukung sektor pendidikan dalam rangka
menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan memiliki kemampuan berdaya
saing tinggi pada masa saat ini.
III.4. Perhubungan
Tidak disangkal bahwa sektor perhubungan terutama transportasi adalah sektor
penting dalam rangka mendukung sektor perekonomian. Di Kota Mojokerto sistem
transportasinya masih menunjukkan sistem transportasi yang cukup memadai untuk kota
sendiri. Kendaraan angkutan umum dan bis antar kota antar propinsi masih menghiasi
Profile Kota Mojokerto 2007 15
pelayanan transportasi kepada masyarakat umum selain kereta api. Dan masyarakat
sebenarnya secara umum merasa nyaman dengan transportasi kota yang ada di kota
sendiri, terutama untuk mendukung perekonomian masyarakat. Transportasi dalam kota
seperti mikrolet dan becak menjadi andalah bagi masyarakat kota Mojokerto sendiri.
Demikian pula dengan jalan yang merupakan salah satu prasarana transportasi
yang sangat penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan semakin
meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan
untuk mempermudah mobilitas penduduk dan memperlancar arus lalu lintas barang dari
satu daerah ke daerah lain. Pada tabel 5 dapat dilihat panjang jalan, kondisi jalan serta
kelas jalan. Panjang jalan yang ada di seluruh wilayah kota Mojokerto pada tahun 2006
mencapai 112,523 Km. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, panjang jalan di Kota
Mojokerto mengalami kenaikan sekitar 1,86 persen dengan status jalan kota. Di kota
Mojokerto hanya ada jalan negara sepanjang 4,9 km.
Sedangkan panjang jalan 90,43 km kondisi jalan di kota Mojokerto dalam kondisi
baik, dan 22,095 km dalam kondisi sedang, dan tidak ada jalan dalam kondisi rusak. Jika
dibandingkan tahun sebelumnya kondisi jalan yang baik mengalami peningkatan 48,33
persen, sedangkan jalan dengan kondisi sedang mengalami penurunan sebesar 55,37
persen. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah banyak memperhatikan kondisi
jalan yang ada di kota Mojokerto, sehingga hampir tidak ada jalan yang rusak.
Profile Kota Mojokerto 2007 16
Tabel 5
Panjang Jalan Menurut Permukaan, Kondisi, Kelas dan Status Jalan (Km) 2005-2006
Jalan negara Jalan propinsi Jalan kota Uraian
2005 2006 2005 2006 2005 2006
1. Jenis Permukaan 4.90 4.90 - - 110.473 112.523
01. Diaspal 4.90 4.90 - - 101.926 103.976
02. Kerikil - - - - - -
03. Tanah - - - - 8.547 8.547
04. Tidak Dirinci - - - - - 6.000
2. Kondisi jalan 4.90 4.90 - - 110.473 112.523
01. Baik - - - - 60.963 90.428
02. Sedang 4.90 4.90 - - 49.510 22.095
03. Rusak Ringan - - - - - -
04. Rusak Berat - - - - - -
3. Kelas Jalan 4.90 4.90 - - 110.473 112.523
01. Arteri 4.90 4.90 - - - -
02. Kelas I - - - - 11.340 11.340
03. Kelas II - - - - 12.190 12.190
04. Kelas III - - - - 6.380 6.380
05. Kelas IIIA - - - - 7.850 7.850
06. Kelas III B - - - - 43.897 43.897
07. Kelas III C - - - - 20.269 20.269
08. Kelas Tidak Dirinci
- - - - 8.547 10.597
Dalam hal alat transportasi sebagaimana sudah disinggung diatas tadi, bahwa
angkutan bus mendominasi sarana angkutan bagi masyarakat, pada tahun2006 jumlah bus
yang datang dan berangkat dari terminal Kertajaya sebanyak 421.712, sedangkan jumlah
penumpang yang berangkat dengan bus adalah 977.730 penumpang. Untuk jumlah
penumpang bemo yang datang sebanyak 1.000.021 dan yang berangkat sebanyak
Profile Kota Mojokerto 2007 17
1.003.421. hal ini banyak dimaklumi karena penumpang bemo ternyata lebih banyak
yang melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus.
Kota Mojokerto memiliki sarana kereta api sebagai jalur transit dari Surabaya
menuju Jakarta atau sebaliknya, juga menjadi jalur penghubung antara Kabupaten dan
Kota di Jawa Timur. Jumlah penumpang yang menggunakan transportasi kereta api
selama tahun 2006 sebanyak 209.202 penumpang dengan nilai pendapatan sebesar
Rp 5.227.797.000. Jika dibanding dengan tahun 2005 terjadi peningkatan jumlah
penumpang sebesar 14,73 persen dan peningkatan pendapatan 18,67 persen.
Jadi apabila kita lihat sepintas bahwa perhubungan terutama transportasi di Kota
Mojokerto memiliki banyak keragaman dan alternatif yang dapat menunjang sektor
pembangunan lain dan kebutuhan masyarakat, memang di dalam data diatas kita tidak
dapat mengetahui transportasi tradisional seperti becak, yang juga memiliki peran dalam
menjalankan sistem transportasi di Kota Mojokerto meski tidak signifikan seperti
angkutan bermesin lainnya.
III.5. Pendapatan Regional
Kalau kita berbicara mengenai pendapatan regional, maka bisa diketahui bahwa
yang dibicarakan adalah pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan PDRB
sektoral. Laju pertumbuhan ekonomi kota Mojokerto pada tahun 2006 adalah sebesar
5,51 persen sedangkan nilai PDBnya mencapai 987,173 milyar rupiah. PDB ini
meningkat dari tahun 2005 yang sebesar 935,648 milyar rupiah. Kalau dianalisa PDB
tertinggi dihasilkan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi (9,66 persen) diikuti oleh
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (7,21 persen). Sektor ekonomi ketiga
dan keempat tertinggi pertumbuhannya adalah konstruksi (6,36 persen) dan sektor jasa-
jasa sebesar 6,14 persen.
Profile Kota Mojokerto 2007 18
Gambar 2
Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 – 2006
105.3
105.4
105.5
105.6
105.7
105.8
105.9
PDRB
200420052006
Dilihat dari besarnya sektor pengangkutan dan komunikasi karena semakin
berkurangnya lahan untuk sektor pertanian yang sudah sebagian besar dimanfaatkan
untuk sektor real properti dan perumahan serta industri. Hal ini tidak bisa dipungkiri
karena pola pembangunan di Kota Mojokerto yang sudah tidak bergantung lagi kepada
sektor sumber daya alam. Dimana perkembangan kota menuju ke arah kota jasa dan
perdagangan yang menuntut adanya peningkatan di sektor sumber daya manusia dan
sektor pendukung lain untuk menuju kepada kota transisi. Kota “hinterland” serta
penyangga ibukota provinsi Jawa Timur kota Surabaya.
Pendapatan per kapita masyarakat kota Mojokerto pada tahun 2006 sebesar Rp.
14.379.901,-. Pendapatan yang cukup tinggi untuk kota pinggiran semacam kota
Mojokerto, sehingga memacu tingkat konsumitas penduduknya, maka bisa dikatakan
bahwa sektor perdagangan akan bermain cukup tinggi di wilayah Kota Mojokerto
Profile Kota Mojokerto 2007 19
bersamaan dengan sektor jasa lainnya. Peningkatan juga diprediksikan pada sektor
industri pengolahan terutama untuk industri menengah dan kecil yang menempati posisi
cukup tinggi dalam menggerakkan sektor perekonomian kota Mojokerto.
Profile Kota Mojokerto 2007 20
BAB IV
PELUANG INVESTASI
IV.1. Kebijakan Investasi Dan Sumber Pembiayaan
Pemerintah kota Mojokerto memiliki peran yang besar untuk dapat menggerakkan
investasi di Kota Mojokerto, sebagaimana sudah tercantum di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Transisi Kota Mojokerto 2007-2010 maka
kebijakan investasi di kota Mojokerto adalah dengan langkah perbaikan investasi di
berbagai bidang untuk mendorong percepatan laju pertumbuhan ekonomi daerah dan
penerimaan daerah dengan terobosan melalui investasi. Kebutuhan dana untuk investasi
antara lain dibiayai oleh tabungan daerah, baik pemerintah daerah, swasta maupun
masyarakat.
Dana masyarakat tesebut selain langsung diinvestasikan sendiri, juga disalurkan
antara lain melalui perbankan, pasar modal atau lembaga keuangan lainnya seperti
asuransi dan dana pensiun. Dengan pelaksanaan berbagai langkah terobosan, berbagai
sumber dana daerah diharapkan dapat ditingkatkan dan menjadi sumber dana investasi,
antara lain melalui peningkatan penerimaan PAD, sumber dana masyarakat (tabungan
masyarakat) serta sumber dana investor.
Untuk itu pemerintah daerah Kota Mojokerto harus menciptakan iklim investasi
yang kondusif. Dengan mengupayakan kemudahan/penyederhanaan perijinan, stabilitas
politik dan ekonomi serta penyediaan sarana prasarana penunjang ekonomi.
IV.2. PROFIL PELUANG INVESTASI
2.1. Sektor Industri
Sektor industri menunjukkan peningkatan semakin besar di percaturan
ekonomi nasional, tidak terkecuali kota Mojokerto. Dari sektor inilah yang paling banyak
menyerap tenaga kerja. Industri di kota Mojokerto terbagi menjadi industri besar/sedang,
industri kecil formal dan industri kecil non formal. Selama tahun 2005 jumlah industri
besar/sedang sebanyak 37 unit, industri kecil formal sebanyak 433 unit dan industri kecil
non formal sebanyak 1.282 unit. Pada tahun 2006 terjadi peningkatan, yaitu untuk
Profile Kota Mojokerto 2007 21
industri besar/sedang sebanyak 39 unit, industri kecil formal sebanyak 523 unit dan
industri kecil non formal sebanyak 1.330 unit.
Jumlah tenaga kerja yang terserap di Industri selama tahun 2005 sebanyak 64.983
orang, sedangkan tahun 2006 penyerapan jumlah tenaga kerja sebesar 65.722 orang.
Sedangkan total nilai produksi tahun 2006 sebesar 180.938,573 juta rupiah, dan total nilai
investasi yang terserap dari kegiatan industri ini sebesar 1.132.740,72 juta rupiah. Untuk
industri kecil formal pada tahun 2006 berjumlah 523 unit dan mampu menyerap tenaga
kerja sebanyak 4.784 orang. Sedangkan nilai produksinya sebesar 113.558,914 juta
rupiah. Sementara itu jumlah tenaga kerja yang terserap di industri kecil non formal
selama tahun 2006 sebesar 14.152 orang, nilai produksi industri kecil non formal sebesar
31.449,789 juta rupiah.
Semakin meningkatnya sektor industri baik ditinjau dari investasi dan penyerapan
tenaga kerja menjadikan sebuah fenomena baru bagi perkembangan kota Mojokerto yang
sarat dengan sumber daya manusia produktifnya. Diharapkan nilai invetasi di kota
Mojokerto menunjukkan peningkatan setiap tahunnya dan untuk itu berikut ini disajikan
profil investasi di bidang industri di kota Mojokerto.
2.1.1 Industri Batik Tulis
Industri Batik Tulis Kota Mojokerto mempunyai spesifikasi motif dari
kerajaan Majapahit sehingga apabila dipandang terasa sejuk temaram. Jenis yang di
produksi bermacam-macam motif, sesuai pesanan. Industri ini berkembang di sebagian
wilayah Kota Mojokerto, sebagaimana hasil analisa, bahwa batik tulis memiliki prospek
industri kecil non formal yang sangat bagus, karena nilai produksinya semakin meningkat
juga dapat menghidupkan industri ini dengan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar.
Diperkirakan industri batik tulis ini dalam rangka pengembangannya menyerap investasi
sebesar Rp. 500.000.000,-, perincian investasi ini meliputi program pengembangan bapak
asuh yang memberdayakan usaha kecil non formal, pemasaran serta pengadaan
peralatan.Berikut ini pengusaha kecil non formal di wilayah Kota Mojokerto yang
mengembangkan usaha industri batik tulis, yaitu:
1. Julaihah, beralamat di Jl.Surodinawan, Gg. Tengah 39, kec. Parjurit Kulon,
Mojokerto.
Profile Kota Mojokerto 2007 22
2. Hindun, beralamat di Desa Kebraon Gunung Gedangan kecamatan
Magersari, Mojokerto.
2.1.2. Industri Miniatur Perahu Layar Tradisional (PINISI)
Industri ini merupakan salah satu industri kecil non formal yang
menghasilkan miniatur perahu dan mejadi salah satu produk unggulan dari kota
Mojokerto, pemasarannya telah menjangkau kota-kota besar di Indonesia bahkan
diexport keluar negeri dan juga diperuntukkan sebagai souvenir bagi tamu yang
berkunjung ke Jawa Timur.
Industri pembuatan miniatur kapal ini meski berskala kecil tetapi telah
melambungkan nama Kota Mojokerto sebagai kota industri pembuatan miniatur kapal
dan terkenal sampai manca negara. Profil industri ini untuk pengembangannya diperlukan
investasi sebesar Rp. 1.000.000.000,-, investasi sebesar ini adalah untuk penguatan modal
bagi pengusaha kecil serta biaya pemasaran dan modal peralatan kerja yang diperlukan.
Sudah banyak jenis miniatur kapal yang dihasilkan dari kapal tradisional sampai kapal
modern. Bermacam-macam jenis produksinya sesuai pesanan, untuk lebih dekat dan
memperhatikan industri ini dapat melihat secara langsung industri milik
D. Djauhari W, yang beralamat di Jl. Brawijaya No.302, Mojokerto. Telp (0321-321612).
2.1.3. Industri Kerajinan Gips
Bermacam-macam jenis yang dihasilkan dari Industri kerajinan Gips ini
yang dipasarkan dalam berbagai bentuk antara lain keramik tempat minuman, mainan
anak-anak, buah-buahan, boneka/badut, patung manusia/binatang dan masih banyak lagi.
Profil peluang investasi di kerajinan ini sebenarnya cukup besar dan memiliki
prospek yang tinggi, dimana dari hasil analisa bahwa investasi untuk industri kerajinan
gips ini dapat mencapai Rp. 1.000.000.0000,-, dengan perincian untuk penguatan modal
usaha, pemasaran dan peralatan kerja. Kalau untuk Break event point dari usaha kerajinan
ini diperkirakan selama 2 tahun dan kemungkinan mendapatkan profit cukup besar.
Disamping itu hasil dari kerajinan ini dapat diekspor sehingga menguntungkan
pemerintah dan pengusaha sendiri. untuk memperoleh informasi berkaitan dengan produk
Profile Kota Mojokerto 2007 23
tersebut dapat mengenal secara langsung di pusat kerajinan yaitu YENI JAYA, yang
beralamat di Jl. Gedongan I/30, Mojokerto.
2.1.4. Industri Onde-onde Dan Keciput Booliem
Industri kecil non formal ini merupakan industri makanan khas kota
Mojokerto, dan pengembangannya bisa dikatakan cukup pesat, dan nama keciput booliem
sendiri adalah nama dari salah satu keluarga yang pertama kali mengenalkan makanan
ini. Memang dalam skala kecil, tetapi kalau kita lihat, masyarakat di kota Mojokerto
dapat mengembangkan industri makanan khas seperti ini dengan perkiraan investasi
sebesar Rp. 30.0000.000,- yang diperuntukkan untuk penguatan usaha, pemasaran dan
peralatan kerja, dimana nantinya dapat menjadi lebih besar.
Kalau diperkirakan untuk usaha ini akan mengalami break event point selama 2
tahun, hal ini disebabkan karena industri makanan khas seperti ini tidak akan mati dan
pasti terus berkembang. Memiliki prospek ke depan untuk diekspor serta didistribusikan
untuk seluruh nusantara.
2.1.5. Industri Sepatu
Sebenarnya industri sepatu ini bisa digolongkan ke dalam indusri kecil non
formal dan industri besar/sedang, tetapi di Kota Mojokerto yang perlu diperhatikan
adalah industri kecil non formal untuk industri seperti ini. Industri sepatu sudah terkenal
sejak dahulu di kota Mojokerto meski di Kota Mojokerto sendiri berdiri pabrik sepatu
dengan skala produksi besar dan ekspor, tetapi untuk skala industri kecilnya tidak kalah
dan bahkan saling mendukung. Industri yang sebenarnya berawal dari kerajinan ini
semakin lama semakin menunjukkan peningkatan yang besar dan permintaan yang tinggi.
Komiditi industri sepatu adalah merupakan industri andalan Kota Mojokerto,
mengenai kualitasnya tidak perlu diragukan lagi sedangkan produksinya berbagai macam
desain yang dapat menyesuaikan pada selera konsumen. untuk pemasaran disamping
memenuhi kebutuhan masyarakat daerah sendiri juga dipasarkan ke daerah lain bahkan
diekspor ke luar negeri.
Berikut ini diinformasikan alamat para pengrajin sepatu:
Profile Kota Mojokerto 2007 24
1. H. Dadik Achmadi, Jl. Miji IV/6, Mojokerto. Telp (0321-322552) Fax (0321-
390446)
2. Bashori, Sinoman IV/3E, Mojokerto.
3. H. Asma'i, Jl. Pekuncen I/21, Mojokerto. Telp (0321-325702)
4. Safaat Kranggan I/5, Mojokerto. Telp. (0321-325798)
5. H.Widjiono Jl. Tropodo No.558, Mojokerto. Telp (0321-323843)
6. Emru Suhadak Jl. Brawijaya 147, Mojokerto. Telp (0321-32546)
7. H. Heru Iswanto Jl. Tribuana Tungga Dewi, Mojokerto. Telp (0321-326375)
Untuk investasi di industri sepatu ini sebenarnya tidak memerlukan modal besar
seperti industri besar lainnya, investor bisa membina mereka melalui penguatan modal
dan peralatan kerja, bisa dikalkulasikan bahwa investasi untuk industri ini sebesar Rp.
500.000.000,-, tetapi ini untuk industri kecil non formalnya, tetapi kalau untuk industri
besarnya diperkirakan diatas Rp. 1.000.000.000,-. Break event point untuk usaha ini
hanya dalam jangka waktu 3 tahun.
2.1.6. Industri Cetakan Kue
Cetakan Kue merupakan peralatan rumah tangga yang bersifat sekunder dan
juga merupakan kebutuhan primer bagi para pedagang kue. Bahan dasar cetakan kue
adalah dari aluminium, produksinya berbagai macam jenis cetakan kue, diantaranya:
cetakan kue bikang, kue pukis, kue terang bulan, kue apem, kue lumpur dan lain
sebagainya.
Berdasarkan data tahun 2002 diproduksi sekitar 35.500 bj/ tahun. Kemampuan
industri cetakan kue untuk bersaing dengan sektor industri lainnya memiliki kesempatan
terbuka, karena dilihat dari sisi kebutuhan masyarakat akan cetakan kue sangat besar
terutama diperdagangkan di pasar-pasar tradisional, kerajinan ini memang cukup untuk
memberikan keuntungan yang besar. Industri ini kalau dibina akan terus maju dan
diperkirakan investasi di industri ini tidak besar sekitar Rp. 200.000.000,- yang
dipergunakan untuk penguatan modal, pemasaran dan pembelian bahan baku. Dan Break
Event Point untuk industri ini juga hanya 2 tahun. Jadi industri kecil ini memiliki prospek
yang besar bagi peningkatan PAD dan investasi daerah.
Profile Kota Mojokerto 2007 25
Dari berbagai paparan mengenai industri kecil di kota Mojokerto seperti diatas,
bisa kita berikan kesimpulan sedikit bahwa prospek untuk industri di Kota Mojokerto
memiliki prospek yang besar dan kalau investasi masuk kedalam sektor ini maka tidak
bisa diragukan akan mendapatkan keuntungan yang besar disamping dapat
mengembangkan perekonomian masyarakat juga penyerapan tenaga kerja yang besar
akan pasti terjadi, dan apabila kita berbicara untuk industri besar/sedang di kota
Mojokerto secara umum juga memiliki prospek yang besar disamping bisa memberikan
PAD bagi kota Mojokerto, juga dapat mensejahterakan masyarakat serta memberikan
lapangan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian kota.
2.2 Sektor Perdagangan
Sektor perdagangan menjadi salah satu sektor terpenting di dalam roda
perekonomian di Kota Mojokerto. Karena kota Mojokerto adalah kota yang miskin akan
sumber daya alam, maka sektor perdagangan menguasai perekonomian dan karakteristik
kota. Perkembangan sektor perdagangan ini disebabkan karena berbagai faktor yang
menentukan seperti tersedianya sumber daya manusia yang cukup banyak dan dukungan
pemerintah daerah terhadap kondisi perdagangan. Kondisi sektor perdagangan di kota
Mojokerto selama kurun waktu tiga tahun (2004 s.d. 2006) mengalami fluktuasi. Hal ini
terlihat dari berbagai indikator yang berhubungan dengan sektor perdagangan tersebut.
Indikator-indikator tersebut antara lain menurunnya jumlah SIUP yang diterbitkan dan
jumlah usaha perdagangan sebanyak 2.271 untuk tahun 2004 menurun menjadi 901 untuk
tahun 2006. Sedangkan jumlah pendaftaran perusahaan meningkat dari 2.395 buah untuk
tahun 2004 menjadi 2.813 buah untuk tahun 2006. Secara lebih terinci kondisi
perdagangan di Kota Mojokerto selama tahun 2004 sampai dengan 2006 terlihat pada
tabel di bawah ini.
Profile Kota Mojokerto 2007 26
Tabel 6
Perkembangan Kondisi Perdagangan Kota Mojokerto
Satuan Tahun No. Uraian
2004 2005 2006
1. Penerbitan SIUP Buah 2.271 2.402 901
2. Jumlah Perdagangan
a. Besar Buah 58 64 51
b. Sedang Buah 532 569 220
c. Kecil Buah 1.681 1.769 639
3. Jumlah Usaha Perdagangan Orang 2.271 2.402 901
4. Jumlah Pedagang Golongan Ekonomi Lemah
Orang - - -
5. Perkembangan Pendaftaran Perusahaan
Buah 2.395 2.543 2.813
Di kota Mojokerto pada tahun 2006 ternyata tidak ada satupun perusahaan yang
mampu mengeksport hasil produksinya ke luar negeri. Dua perusahaan yang sebelumnya
merupakan asset kota untuk mendongkrak devisa dari eksport, ternyata tidak mampu
meningkatkan kinerja untuk melakukan eksport, yaitu industri sepatu dan industri
furniture. Bahkan pabrik spiritus/ alcohol yang dulu merupakan penghasil devisa utama
Kota Mojokerto pada akhir tahun 2004 sudah tidak mampu berproduksi lagi dan terpaksa
menutup usahanya karena dinyatakan pailit.
Kemudian sektor perdagangan tidak terlepas dari pasar, dimana pasar sebagai
sentra perdagangan terpenting di Kota Mojokerto dan merupakan sarana perputaran uang
yang cukup signifikan, dari ketujuh pasar di kota Mojokerto, pasar Tanjung Anyar
merupakan pasar terbesar dengan jumlah total ruko, kios, los dan non kios sebanyak
1.731 buah, kemudian diikuti oleh pasar prapanca dengan total los dan kios sebanyak 195
buah merupakan faktor penggerak perekonomian kota secara besar. Karena dari pasar
inilah maka sektor lain bisa mendukungnya dimana masyarakat tetap menjadikan tujuan
utama belanjanya adalah di pasar daripada tempat perbelanjaan modern lainnya. Maka
antisipasi dari pemerintah kota adalah tetap mendorong dan mengembangkan pasar
tradisional sebagai sarana perekonomian yang lebih baik, dan tetap memberikan ruang
Profile Kota Mojokerto 2007 27
gerak kepada tempat perbelanjaan modern yang semakin menjamur, tetapi sesuai dengan
keputusan pemerintah mengenai peraturan investasi bahwa untuk pedagang sektor ritel
kecil tidak mengizinkan kepada perbelanjaan modern terutama franchise dari negara lain,
pemerintah hanya memberikan izin kepada pusat perbelanjaan besar atau hipermart saja.
Maka dari itu diharapkan investor bisa merambah ke pengembangan pasar tradisional
yang ada di Kota Mojokerto untuk dapat lebih mensejahterakan rakyat dan memberikan
pendapatan asli daerah.
2.3 Sektor Jasa
Sektor Jasa juga memegang peranan penting dalam mendukung pembangunan
bidang perekonomian, kita mengetahui bahwa sektor jasa di Kota Mojokerto yang ada
saat ini berkisar mengenai jasa perusahaan dan jasa keuangan baik perbankan dan non
perbankan. Untuk jasa perusahaan sampai saat ini Kota Mojokerto memiliki banyak
fasilitas dan sarana yang mendukung seperti persewaan properti dan perkembangan
lainya di sektor jasa. Sedangkan perkembangan sektor jasa keuangan melalui lembaga
non keuangan yang dikelola oleh koperasi non KUD. Dimana pada saat ini
perkembangan koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi di Kota Mojokerto
menunjukkan peningkatan jumlah unit usaha dan volume usahanya. Jumlah unit koperasi
di Kota Mojokerto meningkat yang pada tahun 2005 sebanyak 162 unit kemudian pada
tahun 2006 meningkat menjadi 178 unit. Kemudian volume usahanya juga mengalami
peningkatan dimana pada tahun 2005 sebesar Rp. 13.087.268.000 meningkat menjadi Rp.
52.739.787.000 pada tahun 2006. Sedangkan sisa hasil usaha meningkat dari Rp.
2.306.173.000,- pada tahun 2005 menjadi Rp. 3.428.631.000 pada tahun 2006.
Tidak luput juga sektor jasa keuangan perbankan yang memiliki peran penting di
dalam roda perekonomian, jasa keuangan perbankan di Kota Mojokerto umumnya
didominasi oleh bank-bank BUMN dan swasta perkreditan, dimana bank BUMN terbesar
yang saat ini merambah di seluruh kota Mojokerto adalah BRI dengan memiliki 3
cab/unit, 2 BPD dan BPR serta 1 Bank swasta. Dari data BPS Kota Mojokerto
menyimpulkan bahwa pada tahun 2006 posisi dana simpanan pada bank mencapai
109.677,979 milyar rupiah yang meliputi bank pemerintah sebesar 50.645,61 milyar
rupiah, bank swasta 56.966,161 milyar rupiah dan BPR sebesar 2.066,208 milyar rupiah.
Profile Kota Mojokerto 2007 28
Sedangkan posisi pinjaman perbankan menunjukkan bahwa bank pemerintah yang paling
banyak nilai pinjamannya yaitu sebesar 38.206,933 milyar rupiah, diikuti oleh bank
swasta sebesar Rp.37.908,92 milyar dan BPR sebesar Rp. 2.256,634 milyar.
Cukup besarnya tingkat perputaran keuangan di Kota Mojokerto yang
ditunjukkan dalam sektor jasa ini membuat kondisi masyarakat kota Mojokerto secara
prospek memiliki kemampuan peningkatan PDB yang akan terus meningkat setiap
tahunnya. Dan juga ditunjang dengan peningkatan pendapatan per kapita penduduk yang
dapat berada diatas kota/kabupaten di wilayah provinsi Jawa Timur. Untuk sektor jasa ini
investor dapat menanamkan modalnya di sektor persewaan properti yang semakin
menguntungkan juga sektor lembaga keuangan yang semakin menunjukkan peningkatan.
2.4. Sektor Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan sektor yang juga berpotensi menghasilkan PAD bagi
Kota Mojokerto. Prospek pengembangan pariwisata di Kota Mojokerto sebenarnya bisa
diarahkan kepada wisata belanja, santai dan sejarah. Banyak obyek wisata yang bisa
menjadi tujuan unggulan bagi wisatawan, seperti pemandian atau joging track dan obyek
wisata lainnya. Dengan ditunjang banyaknya sentra industri kecil dan kerajinan, kota
Mojokerto dapat menarik pendatang atau wisatawan untuk menikmati suasana kota yang
aman, tertib dan nyaman. Dilihat dari kuantitas sarana dan prasarana wisata di kota
Mojokerto yang ditunjang dengan jumlah hotel kelas melati sebanyak 7 buah dan rumah
makan yang berjumlah sampai saat ini 12 buah dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak
80 orang.
Dari masih minimnya sarana wisata di kota Mojokerto ini, dapat diprediksikan
bahwa kota Mojokerto sebagai kota penyangga ibukota provinsi Jawa Timur, akan
berkembang dan tentunya mengundang investor untuk mengembangkan sentra-sentra
pariwisata dan pengadaan sarana wisata yang lebih lengkap. Hal ini dikarenakan faktor
keamanan di kota Mojokerto sangatlah kondusif sampai saat ini. Berikut ini profil
kawasan wisata di kota Mojokerto yang dapat menjadi peluang investasi yang memadai.
Profile Kota Mojokerto 2007 29
2.4.1 Pemandian Sekar Sari
Pemandian Sekar Sari terletak di tengah kota, tepatnya di Jl. Empunala no.2.
Kolam renangnya cukup representatif dilengkapi dengan fasilitas bermain anak-anak,
wartel, toko alat-alat olah raga dan rumah makan yang menjual beraneka ragam makanan
(bakso, kikil, soto ayam, dan lain-lain) dan kafe nuansa kolam renang. Dengan Tiket
Masuk yang relatife amat murah yaitu sebesar Rp 5.000,- per orang anda akan dapat
menikmati liburan di tengah Kota bersama keluarga dan sekaligus berolah raga renang.
Buka setiap hari dari hari Senin sampai dengan Minggu pukul 07.30 sampai dengan
pukul 17.00 WIB.
Pemandian Sekar Sari juga merupakan salah satu pemandian yang terbesar di
Kota Mojokerto, kawasan wisata ini dikembangkan sebagai tempat bersantai sambil
berenang dan penataan di area kawasan pemandian ini cukup baik, dan apabila
dilaksanakan pengembangan kawasan ini agar menjadi lebih lengkap menurut analisa
dapat mencapai Rp. 1.000.000.000,-, dengan pengembangan sentra wisata modern seperti
penyediaan gym untuk olah raga, kemudian fasilitas toko yang diperuntukkan untuk
menjual barang-barang khas kota Mojokerto dan fasilitas perbelanjaan semi modern.
Bagi para investor kawasan ini adalah kawasan berpotensi untuk dikembangkan jika
bekerjasama dengan pihak pemerintah Kota Mojokerto.
2.4.2 Kawasan Sungai Brantas Indah Dan Jogging Track
Dermaga Sungai Brantas merupakan salah satu objek wisata air di Kota
Mojokerto. Di sana kita dapat berjalan-jalan di area Jocking Track sambil menikmati
indahnya Sungai Brantas dan sejuknya terpaan angin sungai tanpa dipungut biaya. Di
Area ini juga terdapat caffe lesehan menyediakan beberapa macam makanan. Area ini
sangat cocok untuk berolah raga pada pagi hari dan jalan-jalan sore sambil menikmati
hembusan angin sungai yang sepoi-sepoi. Kawasan ini terletak di sekitar Jl. Hayam
Wuruk sampai di jembatan gajah Mada. Panjang Area ini kurang lebih sepanjang 1 Km.
Bagi anda yang ingin menikmati sarana wisata yang murah tanpa dipungut biaya silakan
berkunjung dan nikmati pesona Kawasan Sungai Brantas Indah dan Jogging Track Kota
Mojokerto.
Profile Kota Mojokerto 2007 30
Area ini kalau dikembangkan lebih lanjut dapat menyerap banyak wisatawan yang
berkunjung, dengan sedikit renovasi yang diperlukan maka kawasan ini akan semakin
menunjukkan kawasan yang nyaman dan enak untuk dinikmati baik pada pagi hari
maupun malam hari. Investasi untuk pengembangan kawasan ini diperlukankan untuk
renovasi terutama area joging track dan kebersihan area serta penataan dan penertiban
area. Pada area jogging track ini akan mengundang banyak pengunjung bagi warga
sekitar kota maupun luar kota untuk menikmati keindahan sungai brantas dan kawasan
disekitarnya. Berikut ini illustrasi area jogging track :
Gambar 3
Kawasan Jogging Track Kota Mojokerto
Profile Kota Mojokerto 2007 31
2.4.3. Aloon-aloon
Aloon-aloon Kota Mojokerto yang terletak di pusat kota, bagi warga Kota
Mojokerto dan sekitamya merupakan tempat rekreasi sekaligus sebagai sarana bersantai
bagi keluarga di akhir pekan. Mulai pagi hari hingga malam hari, Aloon-aloon tidak
pemah sepi dari berbagai kegiatan. Pada pagi hari, banyak siswa-siswi memanfaatkan
tempat ini untuk melakukan kegiatan olahraga ataupun sebagai tempat sarana bermain.
Kala sore menjelang, warga sekitar, terutama para remaja, memanfaatkan lapangan
Aloon-aloon untuk kegiatan sepakbola, ini yang amat meriah. Dan ketika senja tiba,
puluhan PKL mengais rejeki dengan menjajakan aneka dagangannya hingga tengah
malam.
Itulah potret Aloon-aloon Kota, yang tak pemah sepi oleh berbagai kegiatan dari
pagi hingga malam hari. Anda dapat menikmati suasana santai lesehan di rumput
lapangan aloon-aloon dengan menggelar alas tikar yang disewakan serta aneka jajanan
yang terjangkau harganya dan enak rasanya.
Di area luar aloon-aloon akan kita dapati kendaraan khas kota Mojokerto yang
disewakan yaitu Dokar dan Sepur Kelinci dengan rute mengelilingi sekitar aloon-aloon
dan kota mojokerto.
Aloon-aloon yang merupakan pusat kegiatan bagi masyarakat memang cukup
menarik untuk dijadikan obyek wisata keluarga, khususnya bagi masyarakat sekitar.
Hanya saja perlu penataan yang lebih baik terutam terhadap pada pedagang kaki lima
disekitar aloon-aloon dengan mendirikan sarana berdagang atau semacam los kecil, yang
khusus diperuntukkan bagi pedagang yang bisa dibangun di pinggir aloon-aloon dalam,
jadi tidak mengganggu pedestrian, serta penataan pada kawasan supaya tidak terjadi
kemacetan dan peningkatan keamanan. Dan pihak pemerintah kota bisa bekerjasama
dengan pihak swasta atau pihak lain dengan kompensasi bagi hasil dari kegiatan wisata di
kawasan ini.
2.4.4 Masjid Agung Al-Fattah
Yang menarik di Kota Mojokerto bukan hanya sarana wisata hiburan, tetapi
juga wisata rohahi atau ziarah. Obyek wisata tersebut adalah Masjid Agung Al-Fattah
Profile Kota Mojokerto 2007 32
yang didirikan pada jaman pemerintahan Hindia Belanda tepatnya pada tanggal 7 Mei
1878.
Lokasi masjid ini berada di pusat kota sebelah Barat Alun-alun Kota Mojokerto
yang digunakan untuk syiar Agama Islam. Masjid Al-Fattah saat ini telah dipugar dan
diperluas untuk menampung jamaah serta dilengkapi dengan fasilitas di antaranya :
- perpustakaan
- taman pendidikan Al-Quran
- poliklinik
- koperasi.
Obyek wisata ini selain menjadi obyek wisata ziarah juga menjadi salah satu
obyek wisata sejarah karena usianya yang sangat tua dan memiliki kekhasan sendiri.
Maka pihak pemerintah Kota telah melakukan pemeliharaan serta menjaga ketertiban di
lingkungan sekitarnya sehingga bisa menarik wisatawan yang melancong ke Kota
Mojokerto.
Bagi Anda yang singgah di Kota Mojokerto belum lengkap rasanya jika tidak
mampir dan sholat serta berdo'a di Masjid Agung Al-Fattah agar perjalanan wisata anda
bisa membawa barokah.
2.4.5 Klenteng Hok Siang Kiong
Satu lagi peninggalan sejarah di Kota Mojokerto yaitu tempat ibadah bagi
umat Budha yaitu Klenteng Hok Siang Kiong didirikan pada jaman pemerintahan Hindia
Belanda sekitar tahun 1823. Sedangkan Vihara Metta Sraddha didirikan pada tahun 1955.
Lokasi Klenteng dan Vihara ini berada di Jl. Residen Pamudji. Ciri khas yang menonjol
pada bangunan Klenteng dan Vihara ini adalah arsitekturnya khas Cina.
Peninggalan sejarah ini merupakan potensi wisata ziarah dan budaya, karena ke-
khasan bangunan klenteng dan vihara ini yang menjadi bukti bahwa Kota Mojokerto
sudah dihuni oleh berbagai suku bangsa dan agama sejak ratusan tahun lalu. Dilihat dari
sisi lingkungan sekitar, klenteng dan vihara ini menjadi salah satu daya tarik kota
Mojokerto dan menjadi ikon tersendiri. Inilah yang kemudian menandai bahwa kota
Mojokerto dengan keragaman budaya dan bangsa telah dipersatukan visi dalam rangka
membangun kota Mojokerto yang lebih baik di masa akan datang.
Profile Kota Mojokerto 2007 33
BAB V
STRATEGI BIDANG INVESTASI Strategi bidang investasi merupakan sebuah kebutuhan yang paling penting dalam
rangka mencapai dan meraih visi dan misi Kota Mojokerto sendiri. Selain itu strategi ini
merupakan pola tujuan, kebijakan dan program maupun pengalokasian sumber daya yang
dapat menentukan apa yang akan dicapai.
Untuk menentukan strategi apa yang akan dicapai perlu adanya analisa terhadap
kondisi lingkungan baik secara internal maupun eksternal yang mendukung dalam bidang
investasi, maka untuk memperkuat strategi ini dipergunakanlah analisa SWOT yang
berisi kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan
hambatan (threaths). Perumusan strategi dengan penjabaran analisa ini akan
mengidentifikasi berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan di dalam arah
strategi bidang investasi di Kota Mojokerto.
A. Faktor Kekuatan
Kekuatan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Mojokerto dalam rangka menunjang
bidang investasi daerah adalah:
1. Kondisi geografis dan kependudukan yang meliputi kondisi sebagai berikut:
a. Posisi letak cukup strategis karena Kota Mojokerto berfungsi sebagai wilayah
penyangga kota Surabaya.
b. Kota Mojokerto menjadi salah satu pengembangan wilayah pembangunan
Jawa Timur dalam konsep Gerbangkertasusila.
c. Secara geografis kota Mojokerto mudah diakses dari segala arah dan cukup
dekat dengan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi seperti kota Surabaya
sebagai pusat pertumbuhan jasa dan perdagangan dan Kabupaten Sidoarjo
sebagai pusat pertumbuhan industri dan perdagangan.
d. Tingkat pertumbuhan penduduk terkendali dan cukup rendah.
e. Berdasarkan model struktur penduduk, penduduk Kota Mojokerto sebagian
besar adalah penduduk produktif.
f. Lebih dari 85% (5.870) sudah bekerja, hal ini menunjukkan tingkat
pengangguran terbuka relatif kecil.
Profile Kota Mojokerto 2007 34
2. Kondisi sosial dan budaya dengan kondisi sebagai berikut:
a. Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat pada struktur pendidikan menengah.
b. Angka partisipasi sekolah cukup tinggi mencapai diatas 90%
c. Ketersediaan sarana pendidikan yang cukup memadai
d. Budaya masyarakat yang terbuka dan memiliki etos kerja yang cukup tinggi.
e. Terjalinnya kerukunan antar umat beragama.
3. Kondisi ekonomi yang tercermin dari kondisi makro dan mikro ekonomi yaitu:
a. Perkembangan pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tren yang positif
yatu pada kisaran angka pertumbuhan 5%.
b. Pendapatan per kapita mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
c. Kontribusi kegiatans sektor perdagangan dan industri pengolahan mencapai
lebih dari 50% terhadap PDRB.
d. Kegiatan investasi kondusif.
e. Kemampuan untuk bertahan pada bidang usaha kecil dan menengah masih
relatif kuat ditengah-tengah krisis ekonomi.
f. Prasarana penunjang kegiatan ekonomi seperti lembaga-lembaga keuangan
(perbankan, koperasi dan BPR) dan sarana penunjang kegiatan ekonomi
lainnya cukup tersedia dan memadai.
4. Keadaan infrastruktur sarana dan prasana kota, seperti infrastruktur jalan,
transportasi, penerangan, komunikasi dan lainnya, yaitu:
a. Kondisi jalan di dalam kota yang cukup baik.
b. Akses jalan dengan wilayah Kabupaten dan Kota di sekitar Kota Mojokerto
cukup baik dan memadai.
c. Ketersediaan alat transportasi dalam kota dan antarkota sangat baik dan
memadai.
d. Ketersediaan jaringan komunikasi sangat baik dan memadai.
e. Ketersediaan energi listrik untuk masyarakat dan fasilitas umum cukup
tersedia.
5. Kondisi pemerintah sendiri dan pelayanannya, yaitu:
a. Sistem pelayanan dari instansi pelayanan sudah menerapkan manajemen
pelayanan prima.
Profile Kota Mojokerto 2007 35
b. Arah kebijakan Pemerintah Kota Mojokerto sangat kondusif untuk
mengembangkan sektor industri kecil dan rumah tangga, peningkatan
kesehatan masyakat, peningkatan kualitas pendidikan masyarakat dan
penanganan masyarakat miskin.
6. Kondisi politik, hukum dan keamanan yang memiliki kekuatan sebagai berikut:
a. Kesadaran politik masyarakat cukup tinggi.
b. Partisipasi masyarakat yang semakin terbuka dalam perencanaan
pembangunan yang responsible.
c. Kesadaran hukum masyarakat yang tinggi dalam mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
d. Stabilitas keamanan yang cukup baik dengan rendahnya tingkat kriminalitas
di dalam masyarakat.
B. Faktor Kelemahan
Selain faktor kekuatan yang diidentifikasi di Kota Mojokerto, ada beberapa kondisi
yang dianggap sebagai kelemahan di dalam strategi investasi di Kota Mojokerto, yaitu:
1. Kondisi geografis dan kependudukan meliputi:
a. Luas wilayah yang tidak terlalu luas, sehingga ruang kosong sangat terbatas
sekali dan sulit mencari ruang-ruang pengembangannya.
b. Kota Mojokerto menjadi jalur DAS Brantas terdapat 4 sungai besar yang
melalui kota Mojokerto (sungai brantas, brangkal, ngotok, ngrayung) sehingga
kalau musim hujan pada beberapa kawasan rawan terjadi bencana banjir.
2. Kondisi pembangunan sosial budaya, yang mempunyai kelemahan sebagai
berikut:
a. Kurang berkembangnya lembaga pendidikan (khususnya sekolah kejuruan)
yang diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan unsur pasar kerja, baik lokal,
regional dan nasional.
b. Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan
sesuai dengan perkembangan iptek.
c. Biaya pendidikan yang semakin tinggi, sehingga mempengaruhi derajat
pendidikan.
3. Kondisi ekonomi masyarakat yang mengalami kelemahan sebagai berikut:
Profile Kota Mojokerto 2007 36
a. Kegiatan usaha masyarakat untuk usaha kecil dan rumah tangga yang masih
menemui kesulitan dalam pengembangan kegiatan usahanya karena tekanan
globalisasi ekonomi.
b. Jaringan kemitraan dan pasar hasil produksi industri kecil menengah yang
masih sangat terbatas baik di tingkat regional maupun nasional dan
internasional.
c. Terbatasnya lapangan kerja baru yang tersedia
d. Kualitas hasil produksi industri kecil menengah kurang bersaing secara
kompetitif.
e. Keterbatasan keahilan teknis dari tenaga kerja industri kecil dan menengah
f. Semakin terbatasnya ketersediaan modal usaha yang dapat terjangkau oleh
pelaku usaha.
4. Kondisi infrastruktur sarana dan prasarana kota memiliki beberapa kelemahan,
yaitu:
a. Terbatasnya pengembangan infrastruktur sarana dan prasarana utilitas kota
b. Kurang tersedianya taman-taman kota yang dapat berfungsi sebagai taman
rekreasi publik.
5. Kondisi pemerintahan dan kebijakannya memiliki beberapa kelemahannya:
a. Terbatasnya sumber penerimaan daerah dari obyek-obyek pajak dan retribusi
daerah yang ada saat ini.
b. Pelayanan publik yang belum bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
serta belum ditetapkannya peraturan daerah mengenai pelayanan kepada
masyarakat.
c. Terbatasnya pengembangan kerjasama antar daerah dalam pelaksanaan
pembangunan.
d. Proses perizinan di bidang investasi yang belum menyentuh adanya pelayanan
prima perlu dibuat pertunjuk teknis dan peraturan daerah mengenai investasi.
e. Kendala dari Undang-Undang investasi serta Peraturan Presiden mengenai
investasi terutama pada pembatasan investasi di daerah dan peraturan
perizinan yang masih dari pusat.
Profile Kota Mojokerto 2007 37
f. Belum ada koordinasi dengan pihak pemerintah provinsi dan pusat terhadap
penerimaan investasi di daerah.
6. Kondisi politik, hukum dan keamanan memiliki kelemahan sebagai berikut:
a. Rawan terjadinya konflik horisontal dalam masyarakat apabila terdapat
hajatan politik baik pemilu, pilkada Provinsi dan pilkada Kota.
b. Kemandirian politik masyarakat masih kurang.
C. Faktor Peluang
Kondisi peluang merupakan cerminan dari faktor luar dan dalam yang diidentitikasi
untuk mengetahui bagaimana bisa mendukung strategi investasi di Kota Mojokerto.
Berikut peluang yang ada di kota Mojokerto:
1. Kebijakan dan kewenangan dari otonomi daerah sebagaimana diatur di dalam UU
No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 tahun 2004
tentang perimbangan keungan antara Pemerintah pusat dan daerah.
2. Ditetapkannya peraturan yang mengatur mengenai investasi di daerah yang
diterbitkan melalui Peraturan Presiden maupun Keputusan Kepala BKPM.
3. Kebijakan ekonomi yang cenderung berpihak kepada pengembangan usaha kecil
dan menengah.
4. Terbukanya kerjasama dengan pemerintah daerah lain seperti pemerintah Kota
Surabaya dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
5. Terbukanya perizinan di Kota Mojokerto dalam hal pengembangan investasi.
6. Perkembangan ekonomi makro nasional semakin baik.
7. Pasar semakin terbuka.
8. Country Risk investasi mengalami penurunan.
9. Kondisi keamanan yang semakin kondusif.
D. Faktor Tantangan
Kondisi yang berpotensi menjadi tantangan dimasa akan datang adalah:
1. Tingkat persaingan usaha semakin kompetitif.
2. Daya beli masyarakat semakin menurun.
3. Kebijakan moneter terutama suku bunga yang masih relatif tinggi dan kebijakan
fiskal kurang kondusif untuk kegiatan usaha.
4. Kegiatan sektor riil yang masih stagnan.
Profile Kota Mojokerto 2007 38
5. Arus keterbukaan terjadi pada semua aspek kehidupan.
6. Pengawasan dari masyarakat akan pemerintahan semakin luas.
Strategi Bidang Investasi
Kalau dilihat dari berbagai kondisi yang ada di bidang pembangunan Kota Mojokerto,
maka arah yang akan ditentukan untuk menetapkan strategi bidang investasi adalah:
1. Memantapkan arah kedepan terutama tujuan pembangunan untuk mendukung
investasi daerah.
2. Mengedepankan stabilitas keamanan dan politik di Kota Mojokerto agar tetap
kondusif.
3. Menetapkan Peraturan Daerah dan peraturan lainnya mengenai investasi di Kota
Mojokerto.
4. Mempromosikan berbagai potensi daerah baik di tingkat regional, nasional
maupun internasional.
5. Memperkuat basis pelayanan investasi khususnya penerapan pelayanan “one stop
service” untuk mempermudah pelayanan perizinan bidang investasi daerah jadi
pelayanan yang didasarkan kepada satu atap (one roof).
6. Koordinasi dan kerjasama dengan pihak pemerintah pusat dan provinsi dalam
rangka mendatangkan investasi di Kota Mojokerto.
7. Perluasan dan pengembangan sarana prasarana serta utilitas kota sebagai
prasyarat bagi investasi serta memperkuat basis perekonomian rakyat.
Dari ketujuh strategi dan arah di dalam pengembangan bidang investasi nantinya
diharapkan akan dapat menarik investor sebanyak mungkin serta akan memperkuat dasar
pengembangan bidang investasi di Kota Mojokerto. Strategi diatas merupakan strategi
jangka pendek sekaligus jangka panjang untuk dijadikan dasar bagi pengembangan
investasi daerah.
Profile Kota Mojokerto 2007 39
BAB VI
PENUTUP
KESIMPULAN
Kota Mojokerto sebagai kota ‘hinterland’ atau penyangga ibukota Provinsi Jawa
Timur, Kota Surabaya memiliki peran yang sangat dominan terutama terhadap kondisi
sosial, ekonomi dan budaya di kota Surabaya. Karena posisinya yang sebagai kota kecil
dengan letak geografis yang sangat menguntungkan karena bisa ditembus dengan akses
yang mudah, sehingga memudahkan bagi warga masyarakat untuk bisa keluar masuk
kota tanpa menemui kesulitan. Bahkan kalau kita lihat ada beberapa warga yang tinggal
di Kota Mojokerto karena suasananya yang tertib dan aman serta kondusif yang
memungkinkan mereka dapat bekerja dengan baik, walaupun kerja mereka berada di luar
kota Mojokerto seperti misalnya di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo.
Dari hal inilah yang kemudian membuat situasi dan kondisi Kota Mojokerto
sebagai kota pinggiran yang memiliki karakteristik kota tertib. Walaupun luas
wilayahnya tidak begitu besar dengan hanya memiliki dua kecamatan, tetapi tetap saja
menarik bagi pendatang yang ingin tinggal di Kota Mojokerto.
Kondisi perekonomian yang cukup baik di Kota Mojokerto sehingga kota ini bisa
berkembang dengan pesat, karena pembinaan sentra-sentra ekonomi oleh pemerintah
Kota yang sudah terprogram dan terencana sehingga kota Mojokerto menjadi primadona
baik untuk berinvestasi maupun hanya untuk dikunjungi. Dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang mengesankan membuat Kota Mojokerto sangat berperan aktif dalam
konstelasi pembangunan Gerbangkertasusila.
Akses yang mudah dan kondisi infrastruktur yang baik sehingga mempermudah
pengunjung ataupun investor dapat melaksanakan kegiatannya di kota ini. Harapan kita
adalah semoga kota Mojokerto menjadi kota yang aman, tertib dan nyaman serta dapat
mengundang investor sebanyak-banyaknya.
Profile Kota Mojokerto 2007 40
DAFTAR PUSTAKA
1. Bappeko Kota Mojokerto, Profil 85 tahun Kota Mojokerto.
2. Pemerintah Kota Mojokerto, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Transisi Kota Mojokerto tahun 2007-2010.
3. BPS Kota Mojokerto, Kota Mojokerto dalam Angka 2005
4. www.mojokerto.go.id
THE MOJOKERTO OF PROFILE
BOARD OF PLANNING AND DEVELOPMENTMOJOKERTO CITY
GOVERNMENT OF MOJOKERTO CITY
2007
Mojokerto of Profile 2007 i
LOGO AND THE MEANING OF THE MUNICIPALITY OF MOJOKERTO
Logo of the Municipality of Mojokerto
Logo of the Municipality of Mojokerto approved based on the Regency Regulation of the Mojokerto Municipality Number 3 of 1971 dated April 26, 1971 by the Regional House of Representatives of Mojokerto Municipality.
Form of Logo 1. Leaf formed of shield by five angles. 2. The green colour with golden sides and view of rice and cotton. 3. In the middle of logo leaf is painted:
•The MAJA tree, which has 12 roots, 9 fruits and 3 branches. •The wave blue line
4. Under the logo leaf is ribbon that written “Kota Mojokerto” Meaning and Colour of Logo
1. Shield is defence 2. Five angles view of the Principles of The Unitary Nation of the Republic of Indonesia
PANCASILA 3. Side of logo is yellow inserted the rice and cotton that symbolized the welfare. 4. Blue line symbolzed of Brantas river that watering at the city border and one of the welfare
facilities. 5. Green symbolized of welfare 6. MAJA tree has 12 roots, 9 fruits and 3 branches that has meaning of year off 1293, which
remains the establishing of Majapahit Kingdom.
Mojokerto of Profile 2007 ii
THE MOJOKERTO MAYOR’S MESSAGE
Assalamualaikum Wr Wb Godbless for all I am really grateful to God who has given me the
grace and mercy by strengthening me spiritually and
physically to lead this town.
The town has such a long story due to the fact
Mojokerto is located in between the capital of
Mojopahit Kingdom, they are Trowulan and Canggu the port where the trading
ships used to sail on. In other words, this town the trading ships used to sail on.
In other words, this town used to have a very important role for overseas trading
way. Nowdays, Mojokerto is a quite convenient town as a part
GERBANGKERTASUSILA and hinterland of Surabaya city.
Such conditions have affected the culture and activities of the community
wich become more dynamic and heterogeneous. The urbanization is
unavoidable wich causes some complicated problems in town planning.
As a potencial town, in terms of culture, education, tourism, industry and
trading, hopefully tehe Government and the community manage to work hand in
hand to had into BUDIPARINDA BERSERI inspite of the challenges being
encountered wich are getting harder and more complicated.
I believe God is always strengthening us. Amien.
Wassalamualaikum Wr. Wb. WALIKOTA MOJOKERTO
Ir. ABDULGANI SUHARTONO, MM
Mojokerto of Profile 2007 iii
GOVERNMENT OF MOJOKERTO CITY
PREFACE
Mojokerto of Profile 2007 represents the city Government with its
development and at the same time the evaluation on the development. The
development conducted by the community together with the local Government,
hopefully become successful indicator to achieve the social welfare.
On this anniversary 89 we really hope to pick up the threats again to
motivate the community and the legislative or executive together to develope the city
to get better and better than the previous years.
The better proper city plan is supposed to get supporting condition for all
interest of politics, economy, social, culture, security and public order. Despite of the
cross during the reformation era, we need to get a lot of patience and endurance to
overcome the complicated national problems.
Last but not least I would like to appreciate to those who have assisted to
complete the book on “The Mojokerto of Profile 2007”.
Mojokerto, October 2007
BOARD OF PLANNING AND DEVELOPMENT MOJOKERTO CITY
Chairman
Drs. IMAM SAMPURNO NIP 510 061 961
Mojokerto of Profile 2007 iv
CONTENT
LOGO AND THE MEANING OF THE MUNICIPALITY OF MOJOKERTO i
THE MOJOKERTO MAYOR’S MESSAGE ii
PREFACE iii
CONTENT iv
CHAPTER I : INTRODUCTION 1
CHAPTER II : GENERAL DESCRIPTION OF MOJOKERTO MUNICIPALITY
II.1. History of Mojokerto Municipality 3
II.2. Administrative Development 3
II.3. City Development 5
II.3.1. Vision And Mission Mojokerto City 6
CHAPTER III : III.1. Population 8
III.2. Employment 10
III.3. Education 11
III.4. Transportation 12
III.5. Regional Income 14
CHAPTER IV : INVESTMENT OPPORTUNITIES
IV.1. Investment Policy And Finance Sources 16
IV.2. Investment Opportunities Policy
2.1. Industry Sector 16
2.1.1. Batik Industry 17
2.1.2. Traditional Ships Miniature Industry (PINISI) 17
2.1.3. Gips Handicraft Industry 18
2.1.4. Onde-onde And Keciput Booliem Industry 18
2.1.5. Shoes Industry 18
2.1.6. Cake Maker Industry 19
2.2. Trade Sector 20
2.3. Services Sector 21
2.4. Tourism Sector 22
2.4.1. Sekarsari Swimming Pool 23
Mojokerto of Profile 2007 v
2.4.2. Brantas River Area and Jogging Track 23
2.4.3. City Natural Hall 24
2.4.4. Great Mosque of Al-Fattah 25
2.4.5. Hok Siang Kiong Temple 25
CAHPTER V : INVESTMENT SECTOR STRATEGY
A. Strenght Factor 27
B. Weakness Factor 29
C. Opportunity Factor 30
D. Treaths Factor 31
INVESTMENT SECTOR INDUSTRY 31
CHAPTER VI : CONCLUSIONS 33
REFERENCES
Mojokerto of Profile 2007 vi
TABLE CONTAIN
TABLE 1 The total area for lands function Districts/Sub Districts 2006
TABLE 2 Density population at the end of year according to Districts/Sub
Districts
TABLE 3 Employment growing according to the sexs 2005 – 2006
TABLE 4 Population of 7-24 years of age attending school according to sex
And age group 2003-2005
TABLE 5 Length of road according to surface conditions, class and status
2005-2006
TABLE 6 Condition growing of commerce in Mojokerto Municipality
5
9
11
12
13
20
Mojokerto of Profile 2007 vii
PICTURE CONTAIN
PICTURE 1 Structure age of people
PICTURE 2 PDRB
PICTURE 3 Jogging track area in Mojokerto Municipality
10
14
24
Mojokerto Of Profile 2007 1
CHAPTER I
INTRODUCTION
Mojokerto municipality as geographic has many potencies in the trade and service
sectors, due by less of the nature resources. And the regional autonomy role as listed at
the Law no. 32 of 2004 regarding Regional Government and Law no. 33 regarding
Equalization of Finance between Central and Regional Government, then it clearly the
role of Mojokerto municipality on the development moves.
On the framework of Gerbang Kertasusila development, role of Mojokerto
municipality is very strategic, due as the holder of the capital of the East Java. As seen
from Surabaya access, Mojokerto municipality has the proper facilities as we know the
inter city road, and due the population in Mojokerto municipality was work in Surabaya
municipality. This matters can be fasten the economic growing in Mojokerto
municipality, due the consumption community of Mojokerto was increase. Thus from
that factors, then the human resources potency become the priority for the economic
development.
The ability of Mojokerto municipality has a amazing side and has a great
potencies and great opportunities, while the development sectors as tourism, industry,
service and properties will be mapping of opportunity for development and city
development of Mojokerto municipality.
On the development city framework, investment profile and opportunity
publishing shall be guideline or supporting to other parties, including municipality
government and Mojokerto community and the development expert or investor and
investor candidates. As basically, if we seen from the economic that Mojokerto
municipality is the smallest region in the East Java province and even entire of Indonesia.
If we seen the economic growing at 2006 has reached 5.51% and it more increase at the
former year while at 2005 has reached 5.48%. The economic growing is high even the
former year Mojokerto has got the economic crisis impact.
On the municapality framework as analytical will be obtained new and old
potencies. While will be held the mapping as deeply, then the investment potencies and
Mojokerto Of Profile 2007 2
opportunities become the decision matters to fasten the development that based on the
justice and welfare.
Mojokerto Of Profile 2007 3
CHAPTER II
General Description of Mojokerto Municipality
II.1. History of Mojokerto Municipality
Mojokerto municipality was established at June 20 and the name of “Mojokerto”
come from word of “Japan”, and is changed as formally at 1838, as listed on the Decree
Letter of the Dutch Indies Governor General dated September 21, 1838 Number 4 (Stb.
HB of 1838 Number 40) regarding name changes of Japan Regency become Mojokerto
Regency. While, at the Governor General Raffles from England, as the successor of
Daendels from Dutch, at 1816 has released the land of Wirosobo (including Mojoagung
and Jombang) from Sunan Surakarta and united with Japan Regency. Then, at September
12, 1838 name of Japan Regency become Mojokerto Regency and Wirosobo region
become Jombang Regency.
Name of Mojokerto is the meaning of regional government of Mojokerto
Regency, and Mojokerto municipality lies on the region was named Kuto Bedah (border
area between Sooko Village and Miji) at west and distance of 1 kilometer from
Mojokerto Regency, while this existed on the research to reveal its truly.
II.2. Administrative Development
Administrative development of Municpality Mojokerto since Dutch Indies
administrative, while the centralization administrative is implemented until 20th century,
and has emerged reformation against the leadership, particularly reformation on the
political with movement of Etische political. At 1930 is estabalished the Decentralization
Law (STB. 1903 Number 329) from these law, then formed regional with autonomy on
financial and administrative apparatus (Stadgemente or Province or Regentschap or
Regency and Gementee), East Java Province is established at January 1, 1929, Central
Java is established at January 1, 1930 (not including Solo and Jogjakarta).
Based on the Decree of Governor General at June 20, 1918 (Stb. 1918 Number
24) Mojokerto is the Gementee, then by Ordonantie of Dutch Indies stb. 1828 Number
503 Gementee Mojokerto become Stadsgementee and Gementerad van Mojokerto and
Mojokerto Of Profile 2007 4
consists of 11 members, whom are 7 members from European, 3 members from
Indonesian and 1 member from foreign eastern.
At 1928 Mojokerto municipality as the capital of Mojokerto Regency and
Mojokerto municipality, also become the capital of Mojokerto residency that consists of
Mojokerto regency, Mojokerto municipality and Jombang regency. While, since
November 1, 1931 Mojokerto residency has been terminated and established Surabaya
residency by capital of Surabaya.
At the Japan imperialism, Mojokerto municipality status become Si (municipality)
and administered by Si Ku Cho (Mayor) and the first Si Ku Co is Ki Ro Da (May 8 1942
until August 15 1945). And in the revolution at 1945, based on the declaration o the Vice
President of the Republic of Indonesia dated october 16, 1945 and its establish of the Law
No. 1 of 1945 Mojokerto as the autonomy region and on the its administrative execution
on the Mojokerto Regency and appointed a Mayor and Region National Committee. At
August 14, 1950 approved as the small municipality autonomy regional and appointed as
the small city based on the Law no. 1 of 1957 and the mayor whom appointed is as
follows:
1. 1950 – 1954 : R. Soedarmo P
2. 10 June 1954 – 1 July 1954 : M. Soetimbul K
3. 1 July 1954 – 1 November 1961: M. Ng. Arsid K
4. 1 November 1961 – 30 July 1968 : R. Soedibjo
the administrative development is dveloped since approved the Law No. 18 of 1965
that changed become Mojokerto Municipality, but changed again become the second
level region municipality of Mojokerto based on the Law no. 5 of 1974 with the mayor is
as follows:
1. 1 October 1968 – 7 January 1974 : Chabib Syarbini, SH.
2. 15 January 1974 – 7 January 1979: R. Soehartono, BA.
3. 15 January 1979 – 15 January 1984: HR. Samioedin, BA
4. 16 January 1989 – 16 January 1994: Wadijono, SH.
5. 10 February 1994 – 10 February 1999: Tegoeh Soejono, SH.
6. 11 February 1999 – 11 February 2004: Tegoeh Soejono, SH.
7. 12 February 2004 until present : Ir. H. Abdul Gani Soehartono, MM.
Mojokerto Of Profile 2007 5
Thus, based on the law no. 22 of 1999 name of second level regional municipality of
Mojokerto is changed with the Muncipality Administrative of Mojokerto and become the
city autonomous, Mojokerto administrative consists of two districts, Prajurit kulon
district consists of 8 sub districts and Magersari districts consists of 10 sub districts. By
region vast is 16.48 Km2 and lies on the 7027’0,16’’ until 70 29’37,11’’ South latitude
and 112024’14,2’’ by 112027’24’’ East longitudinal by average height of 22 m on the sea
level.
Table 1 The total area for lands function by Districts/Sub Districts 2006
Districts/Sub Districts
Rice field
Dry Land
Building
Others
Amount
1. Prajurit Kulon 250.95 156.07 329.94 39.28 776.24 1. Surodinawan 45.25 58.89 37.02 4.69 145.85 2. Kranggan 23.00 - 81.33 8.98 113.31 3. Miji - - 35.83 3.77 39.60 4. Prajurit Kulon 57.55 12.65 46.06 3.27 119.53 5. Blooto 75.85 41.18 57.75 3.29 178.07 6. Mentikan - - 16.04 2.86 18.90 7. Kauman - - 16.42 2.21 18.63 8. Pulorejo 49.30 43.35 39.49 10.21 142.35 2. Magersari 421.06 0.20 414.92 34.09 870.27 1. Meri 110.50 - 53.40 0.94 164.84 2. Gunung Gedangan 106.93 - 59.54 3.98 170.45 3. Kedundung 137.85 0.20 74.93 15.60 228.58 4. Balongsari 56.58 - 25.59 0.69 82.86 5. Jagalan - - 14.97 1.58 16.55 6. Sentanan - - 13.65 0.20 13.85 7. Purwotengah - - 13.44 0.03 13.47 8. Gedongan - - 12.22 2.46 14.68 9. Magersari - - 30.28 2.61 32.89 10. Wates 9.20 - 116.90 6.00 132.10Amount 672.01 156.27 744.86 73.37 1,646.51
II.3. City Development
The development of Mojokerto municipality was growing since 1979 until present
showed the amazing growing, from 1983 since approved development planning concept
base by discourse of BUDIPARINDRA, at that time approved by Mayor of HR
Samioedin, BA, while such discourse can be developed become city land mark, this
Mojokerto Of Profile 2007 6
thinks based on the potency and position on the Mojokerto municipality as the hinterland
area and holder of the Surabaya city.
The city development was growing after reformation era, the regional
administrative has the authorization on the important sector in the region, Mojokerto
municipality have followed such trend, and since established the law no. 22 of 1999 and
amanded by law no. 32 of 2004 the Mojokerti municipality administrative approved the
Development Planning of Medium Period of the Mojokerto city trans regional of 2007-
2010 and become the Regional Regulation No. 3 of 2006 by focused on the development
to create the safely and peacefully also fairly and democratic until increasing the public
prosperity of Mojokerto municipality.
Such development concept, then Mojokerto municipality become the forward city
on the based of the democracy and center of modern city development by based on the
tolerance creating between public and economic center in the ‘hinterland’ region and
holder of the capitol of the East Java province.
II.3.1 Vision And Mission Mojokerto City
Generally vision is the general fomulation regarding wished condition, and
become a view that challenged in the future by Mojokerto municipality administrative.
Vision and mission of Mojokerto municipality is as follows:
Reaching of prosperity, peacefully and high competitive of the Mojokerto municipality
on the Unitary State of of the Republic of Indonesia.
Mission of Mojokerto municipality are:
1. Increasing fith quality on the community life.
2. Increasing community education quality.
3. Increasing community health.
4. Developing community economic activities that based on the small, medium and
household entepreneur.
5. Reaching of Mojokerto municipality become the holder of metro city of Surabaya,
particularly on the service and trade.
6. Reaching the Good Governance administrative.
7. Reaching the political life stability in the democratic values.
Mojokerto Of Profile 2007 7
Above vision and mission wished become beyond program to grow and develop
entire sectors in Mojokerto municipality, and supported by entire community and
stakeholder and become the better and glory city in the future.
Mojokerto Of Profile 2007 8
CHAPTER III
THE POTENCIES OF MOJOKERTO MUNICIPALITY
III.1. Population
Population is the important indicator on fulfilling and reaching the human
resources. Mojokerto municipality is less natural resources, then the human resources
become important sector on reached entire objectives and development expectations. For
last three years (2003 – 2005) population amount in Mojokerto has grew slowly. At 2003
population amount is 112.547 life by composition of 55.176 male and 57.371 female. At
2005 such amount is increased become 113.193 life by composition of 55.661 life male
and 57.532 life female. According to BPS data in Mojokerto municipality at 2006 as
amount of 114.088 by composition of 56.047 male and 58.041 female.
If we seen the amount of population in Mojokerto municipality has caused the
density which are 6.877 populations per kilometer square at 2005 and 6.931 populations
per Km2 at 2006 and the highest density population is Mentikan sub district, is 25.011
life per Km2 then Sentanan sub districts is 21.957 life per Km2, and Kauman sub district
as amount of 21.316 life per Km2. We can see the Table 2 below.
Mojokerto Of Profile 2007 9
Table2 Density population at the end of year according to District/Sub District
Districts/Sub Districts 2004 2005 2006 1. Prajurit Kulon 6.149 6.110 6.147 1. Surodinawan 2.628 2.735 2.938 2. Kranggan 9.920 9.825 9.874 3. Miji 21.730 21.148 20.823 4. Prajurit Kulon 4.244 4.313 4.357 5. Blooto 2.328 2.387 2.444 6. Mentikan 27.279 25.826 25.011 7. Kauman 21.863 21.242 21.316 8. Pulorejo 3.836 3.896 3.935 2. Magersari 7.535 7.561 7.631 1. Meri 3.584 3.827 4.012 2. Gunung Gedangan 2.924 2.911 2.975 3. Kedundung 5.121 5.174 5.249 4. Balongsari 10.175 10.157 10.247 5. Jagalan 19.563 19.069 18.575 6. Sentanan 21.929 21.914 21.957 7. Purwotengah 17.354 16.915 16.977 8. Gedongan 16.660 16.240 15.693 9. Magersari 19.858 19.567 19.736 10. Wates 12.875 12.901 12.928Amount 6.838 6.882 6.931
Population growing in Mojokerto municipality at 2005 has increased from
previous year, this is showed the increasing of population growing. At 0,65 percent at
2004, and at 2005 as amount of –0,07 percent and at 2006 has increased 0,79 percent.
This increasing caused by population migration and birth.
If we seen population structure of Mojokerto municipality showed as age group,
then general population structure is young people consists of teeangers and productive
age. The age group can be seen below.
Mojokerto Of Profile 2007 10
Picture 1
STRUCTURE AGE OF PEOPLE
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
0-4
'10-14
20-24
30-34
40-44
50-54
60-64
Womens
Mens
As demographic theory is not implemented in Mojokerto municipality, while
older people shall be less. On the above data showed that older people more less. 0-14
years old people more less than 14-29 years old people. 0-14 years old people as amount
of 28.665 lifes and 15-29 years old people as amount of 34.008 lifes. 30-64 years old
people is more less than 65 years old up people.
Above data and analyze can be summarized that productive age higher than non
productive age, and we can see that productive human resource in Mojokerto
municipality has huge potencies for development participation level.
III.2. Employment
Factor and main indicator to move the development is manpower, due related to
the human resources, as we know that Mojokerto municipality is the city of service and
focused to the human resources and not natural resources. At 2006 in Mojokerto
municipality has 11.111 manpower, that dominated by high school graduation as amount
of 11.111 people and fulfilling the manufacturing industry sector.
If we seen the employment growing from 2005 until 2006 showed decreasing of
productive human resources. For further clearly can be seen tabel below.
Mojokerto Of Profile 2007 11
Table 3 Employment growing according to the sexs 2005 - 2006
2005 2006 Description Male Female
Amount
ale Female
Amount
1. Job seekers 1.270 1.397 2.667 795 716 1.5112. Placement 66 54 120 273 142 4153. Job seekers cancellation - - - 755 848 1.6034. Unsetlled job seekers 1.204 1.343 2.547 552 574 1.1265. Request for vacancy 445 270 715 271 218 4896. Occupied 66 54 120 252 141 3937. Vacancy cancellation 30 30 50 14 22 368. Vacancy reminder 379 216 595 4 55 59
Descriptions above showed from year to year the productive human resources has
increased, this is supported by population composition that dominated by productive age
population. Then, Mojokerto has potency to fulfill the employee and supported the
enterpereneur, particularly investor, due has a high quality. At next sub chapter will be
discussed the community education as the supporting indicator on the growing of human
resources in Mojokerto municipality.
III.3. Education
Education is the important factor on resulted the high quality humanr esources. As
explained above concerning population data, the dominant job seeker is high school
graduation. This is showed that majority of the job seeker is the non-elementary
education graduation, that is caused by increasing the education participation.
Regarding the increasing of human resources, then presently focused to the vast
education, particularly 7-24 years old population or school ages. The description of
school age can be seen Table 4 below.
Mojokerto Of Profile 2007 12
Table 4 Population of 7-24 years of age attending school according to sex and age group
2003 - 2005 Sex and age group 2003 2004 2005
Male 11.614 11.515 10.951
7-12 6.090 5.217 5.478
13-15 2.142 2.632 2.186
16-18 2.317 2.397 2.135
19-24 1.065 1.269 1.152
Female 11.425 13.302 12.304
7-12 5.766 5.922 6.218
13-15 3.199 3.197 2.656
16-18 1.764 2.397 2.135
19-24 696 1.786 1.295
Male + Female 23.039 24.817 23.255
7-12 11.856 11.139 11.696
13-15 5.341 5.829 4.842
16-18 4.081 4.794 4.270
19-24 1.761 3.055 2.447
Above data seen that after years has been showing increasing, that is supported
entire facility and good will from regional government to support education sector due
resulted high excellent and high competitive human resources at present.
III.4. Transportation
Transportation sector is the important sector to support the economic sector. In
Mojokerto municipality, its transprotation system is proper for its city. Public vehicle and
inter-province bus gave services to the public, beside train. And, public was comfort
with city transportation, particularly supporting the economic activities. City
transportation as mikrolet and becak become main transportation for the public.
Thus, the road as one of the main transportation facilities to grow economic
activities. By increasing the development therefore the road installation will support the
population mobility and goods traffic from other regions will move. At tabel 5 we can see
the road length, road condition and class road. The length of road in Mojokerto at 2006 is
112,523 Km. It compared by previous year, road length in Mojokerto has increased of
1,86 percent with city road status. The state road only 4.9 Km in Mojokerto.
Mojokerto Of Profile 2007 13
Length of road is 90,43 km with road condition as good and 22,095 km on
medium condition, and none of damage road. It compared at previous year has increased
48,33 percent on good condition, and medium condition has decreased of 55,37 percent.
This was show that regional government has known and recognized the damage road in
the city.
Table 5 Length of road according to surface conditions, class and status
2005-2006 Descriptiom State Road Province Road City Road
2005 2006 2005 2006 2005 2006
1. Type of road 4.90 4.90 - - 110.473 112.523
01.Asphalt 4.90 4.90 - - 101.926 103.976
02. Graved - - - - - -
03. Soil - - - - 8.547 8.547
04. Not specify - - - - - 6.000
2. Road condition 4.90 4.90 - - 110.473 112.523
01. Good - - - - 60.963 90.428
02. Medium 4.90 4.90 - - 49.510 22.095
03. Light damaged - - - - - -
04. Seriouslydamage - - - - - -
3. Road class 4.90 4.90 - - 110.473 112.523
01. Artery 4.90 4.90 - - - -
02. Class I - - - - 11.340 11.340
03. Class II - - - - 12.190 12.190
04. Class III - - - - 6.380 6.380
05. Class IIIA - - - - 7.850 7.850
06. Class III B - - - - 43.897 43.897
07. Class III - - - - 20.269 20.269
08. Not specified - - - - 8.547 10.597
On the transportation facilities as the bus was dominate the public transportation,
at 2006 bus from Kertajaya terminal as amount of 421.712, and the passangers are
Mojokerto Of Profile 2007 14
977.730 passengers. The bemo are 1.000.021 was arrive and departure as amount of
1.003.421., this was happen due many bemo passangers continued its trip by bus.
Mojokerto city has train transportation as the transit way from Surabaya to Jakarta
and vice versa, also become way to among others region in East Java. The passangers
amount at 2006 as amount of 209.202 with income as amount of Rp 5.227.797.000. It
compared with 2005, has been increasing of the passangers until 14,73 percent. The
income from this sector has increased of 18,67 percent.
In Mojokerto many transportation way and facilities and we considered not to
discuss the becak as the traditional transportation and supported the transportation system
in Mojokerto city.
III.5. Regional Income
If we talked concerning to regional income, then recognized that we talked the
economic growing, per capita income and sector of domestic regional bruto. Economic
growing in Mojokerto at 2006 is as amount of 5,51 percent and domestic regional bruto
has reached of 987,173 billion rupiah. Such domestic regional bruto has increased from
2005 as amount of 935,648 billion rupiah. We analyzed the highest domestic regional
bruto from transportation and communication (9,66 percent) and followed by finance
sector, leasing and company service (7,21 percent) ; construction as amount of 6,36
percent and services sector as amount of 6,14 percent.
Picture 2
105.3
105.4
105.5
105.6
105.7
105.8
105.9
PDRB
200420052006
Mojokerto Of Profile 2007 15
As we seen the highest sectors then we summarized that agriculture sector is not
developed due the lower of land and have been used for property and housing also
industry. This was happen due the development system in Mojokerto was not depend on
the natural resources. While, the development emphazised to the human resources and
other sectors that reached the transition city. “hinterland” city and the holder of the
province capital of East Java, Surabaya.
Per capita income of Mojokerto people at 2006 is Rp. 14.379.901,-. These are the
higher income for the hinter city, and its consumption was rise and trade sector have main
role. Increasing of the development also supported the manufacturing industry,
particularly medium and small industry and has get the highest position to move the
economic sector in Mojokerto.
Mojokerto Of Profile 2007 16
CHAPTER IV
INVESTMENT OPPORTUNITIES
IV.1. Invesment Policy And Finance Sources
The regional administrative of Mojokerto municipality has a big role to move the
investement in the Mojokerto city, as listed on the Development Planning of Mojokerto
Regional Transition Medium Period 2007-2010, then the investment policy in Mojokerto
is investment improvement at entire sectors to grow the regional economic and regional
income. The investment necessary was financed by regional savings, regional
government and stakeholder.
Such public fund is invested as directly and self invested, also was entered into
banking, stock exchange or other finance institution and pension fund. By
implementation of the efforts, entire regional fund source could be incresing and become
investment fund source, that is implemented as the regional origin income and public
fund (public savings) also investor fund.
Therefore the regional administrative of Mojokerto municipality shall be create
investment climate, by implemented the easily/license, political and economic stability
also facilities of economic.
IV.2. Invesment Opportunities Policy
2.1. Industry Sector
Industry sector has showed increasing in the national economic, not unless
Mojokerto muncipality. From this sector many manpower was absorbed. Industry in
Mojokerto divided on the big/medium industri, formal small industry and non formal
small industry. At 2005 the amount of big/medium industry as 37 units, formal small
industry as amount of 433 units and non formal small industry as amount of 1.282 units.
At 2006 any increasing, big/medium industry as amount of 39 units, formal small
industry as amount of 523 units and non formal small industry as amount of 1.330 units.
Manpower amount in industry for 2005 as amount of 64.983 people, and for 2006
as amount of 65.722 people. The production value total at 2006 as amount of
180.938,573 million rupiah, and investment value total from such sector as amount of
Mojokerto Of Profile 2007 17
1.132.740,72 million rupiah. Formal small industry for 2006 as amount of 523units and
absorbed the manpower as amount of 4.784 people. Its production value as amount of
113.558,914 million rupiah. Meanwhile, the manpower amount at non formal small
industry for 2006 as amount of 14.152 people, production value of non formal industry as
amount of 31.449,789 million rupiah.
Its increasing of industry sector from investment and manpower absorptiion is the
new phenomenon for the city development with its productive human resources.
Investment value expected in Mojokerto was increase and for detailed information we
suggested the investment profile in the industry sectors below.
2.1.1 Batik Industry
Batik industry in Mojokerto has motive specific from Majapahit kingdom
and if we watch as comfort and cool. Many motives and as orderly. This industry was
deveop in the part of Mojokerto regiona, as our analysis, that non formal industry has
good prospects, due its production value was increase and absorbed many employees.
Such industry is estimated to absorb the investment as amount of Rp. 500.000,-, this
detailed investment are marketing and device procurement. The enterpreneur of such
industry in Mojokerto is as follows:
1. Julaihah, live in Jl.Surodinawan, Gg. Tengah 39, Prajurit Kulon district,
Mojokerto.
2. Hindun, live in Kebraon Gunung Gedangan village, Magersari district,
Mojokerto.
2.1.2. Traditional Ships Miniature Industry (PINISI)
This industry is one of the non formal small industries that manufactured
ship miniature and become one of the excellencies product from Mojokerto city, its
marketing has reached big cities in Indonesia and exported to the foreign also as
merchandise for the visitors in East Java.
Ship miniature industry is the small scale, but has recognized Mojokerto as the
ship miniature manufacturer industry until foreign. This industry profile was develop and
to be needed the investment as amount of Rp. 1.000.000.000,-, this investment for the
Mojokerto Of Profile 2007 18
capital empowerment and marketing cost also device procurement. Many ship miniature
was produced from traditional ship until modern ship. For oder, can be seen and ordered
to industry was owned by D. Djauhari W, reside in Jl. Brawijaya No.302, Mojokerto,
phone (0321-321612).
2.1.3. Gips Handicraft Industry
Kinds of handicraft that resulted from Gips handicraft industry and
marketed at entire forms as ceramics, fruits, doll/clown, statue of human/animal and
more.
Investment opportunity profile of this handicraft is promised and has a good
prospect, from analysis of investment that such industry has reached Rp.
1.000.000.0000,-, and to be used as capital, marketing and working device. In the event
of Break event point has estimated for 2 years and get profit. And the result of such
industry also exported and could be benefited the government and enterpreneur. For any
information of such industry and recognized as directly could be called the center of
handicraft YENI JAYA, that domiciled in Jl. Gedongan I/30, Mojokerto.
2.1.4. Onde-onde and Keciput Booliem Industry
This industry is the food industry, the special food from Mojokerto, and its
growing is very fast, dana name of keciput booliem is originated from the name of family
whom recognized this food. But on the small scale, the fact such industry can be
developed by the community and estimation of investment is Rp. 30.0000.000,-, which
used or the business empowerment, marketing and working device, and in the future such
business could be bigger.
Such investment shall be break event point for 2 years, due such food industry
shall not shut up and has good prospects to be exported and distributed to entire country.
2.1.5. Shoes Industry
Shoes industry could be divided on the non formal small industry and
formal big/medium industry, but in Mojokerto such industry was developed at the non
formal small industry. Such industry was recognized as formerly, eventhough many
Mojokerto Of Profile 2007 19
factories of shoes was grow and manufactured on the big scale, while for small industry
supported big/medium industry. Shoes industry was developed and huge demand was
increase.
Shoes industry commodities is the excellent industry in Mojokerto municipality,
its quality is high quality and was adjusted to the consumer demand, the product was
distributed to local community and the other was exported.
These are the entepreneur of shoes industry in Mojokerto:
1. H. Dadik Achmadi, Jl. Miji IV/6, Mojokerto. Telp (0321-322552) Fax (0321-
390446)
2. Bashori, sinoman IV/3E, Mojokerto.
3. H. Asma'i, Jl. Pekuncen I/21, Mojokerto. Telp (0321-325702)
4. Safaat Kranggan I/5, Mojokerto. Telp. (0321-325798)
5. H.widjiono Jl. Tropodo No.558, Mojokerto. Telp (0321-323843)
6. Emru Suhadak Jl. Brawijaya 147, Mojokerto. Telp (0321-32546)
7. H. Heru Iswanto Jl. Tribuana Tungga Dewi, Mojokerto. Telp (0321-326375)
Such investment is not needed big investment, could be calculated as Rp.
500.000.000,- for the capital and working device, such investment for small industry, in
the event big/medium industry is invested as amount of Rp. 1.000.000.000,-. Break event
point has been reached for 3 years.
2.1.6. Cake Maker Industry
Cake maker is one of the household tools and secondary, but for the cake
trader is the primary. The base material of such tools from aluminium, its product was
different kinds as cake maker of bikang, pukis, terang bulan, apem, lumpur, and so on.
Based on the data of 2002 was manufactured 35,500 pieces/year. The competition
of such industry was opened and shall be needed in the tradition market, while this
handicfraft is unique. Total investment for such industry is Rp. 200.000.000,-, which used
for capital, marketing and material procurement. Break Event Point of this industry only
2 years. Therefore, such industry is good prospects and increasing the regional income
and regional investment.
Mojokerto Of Profile 2007 20
Many kinds of industries in Mojokerto has a good prospect for industry
investment and benefited for the community and absorbed the employeess and given the
properous for the community and opened the working opportunity also increase the city
economic.
2.2 Trade Sector
Trade sector become one of the importants sectors in Mojokerto. Due Mojokerto
is the less of natural resources, then the trade sector was dominate the economic anad city
characteristics. The development of trade sector was move due the supporting of regional
government and human resources. The trade sector condition in Mojokerto has been three
years (2004 until 2006) seen the fluctuation. This is seen at entire indicators that related
to the trade. Such indicators is the trade license and trade business amount that approved
of 2.271 for 2004 was decrease become 901for 2006. Then, the registration of new
company was increase from 2.395 for 2004 become 2.813 for 2006. As detailed the
condition of trading sector in Mojokerto for 2004 until 2006 has seen on the table below.
Table 6 Condition growing of commerce in Mojokerto Municipality
Unit Year No. Description
2004 2005 2006
1. Trading License Buah 2.271 2.402 901
2. Trading amount
a. Big Buah 58 64 51
b. Medium Buah 532 569 220
c. Small Buah 1.681 1.769 639
3. Trading business amount Orang 2.271 2.402 901
4. Weak economic group trader amount
Orang - - -
5. Growing of company registration
Buah 2.395 2.543 2.813
Mojokerto Of Profile 2007 21
There is no companies that exported commodities to foreign in Mojokerto for
2006. Two companies that given devise from export is the shoes industry and furniture
industry that was not exported again. Even though in 2004 miniature industry and alcohol
industry that given devise from export that was pailit.
Then, other trade sectors is the market, market as the important trade center in
Mojokerto and one of the money circle as significant, from seventh market in Mojokerto,
Tanjung Anyar market is the biggest market by amount of house shop, small shop, very
small shop and non small shop has 1,731, then be followed by Prapanca market by total
of small shop and very small shop as amount of 195 and become the mover of economic
sector. Due from these markets, then the other sectos was support, so the market will be
the place of shoping. Anticipation of the municipality administrative to support the
traditional market as the better economic facilities, and given the space for the modern
space to grow, while pursuant to the regulation of the government concerning to the
license of modern market, then only hypermarket allowed to trade and for retail market
government is not allowed. Then, the regional administrative to support the traditional
market to be the prosperous facilities for the public and increasing the regional income.
2.3 Services Sector
Services sector has the important sector to support the development in the
economic, we known that services sector in Mojokerto is the company services and
finance services that banking and non banking. Company services has many facilities as
property lease other services. The services sector as the finance serviced through non
finance institution that managed by cooperative and non village cooperative. At present
the cooperative development has increased for its business unit and its business volume
and the amount of cooperative in Mojokerto has increased at 2005 of 162 units and at
2006 become 178 units. Its business volume has increased, while at 2005 as amount of
Rp. 13.087.268.000,- become Rp. 52.739.787.000,- at 2006. Dividend that received from
such cooperative is Rp. 2.306.173.000,- at 2005 become Rp. 3.428.631.000,- at 2006.
Other sectors as banking has important role on the economic growing, banking ini
Mojokerto generally dominated by state enterprise banks and credit bank, the biggest
state enterprise bank in Mojokerto is BRI by has 3 units, 2 units of BPD and BPR, and
Mojokerto Of Profile 2007 22
also 1 Private Banks. From the data of statistical office at 2006 position of saving fund
reached 109.677,979 billion rupiah, including State Banks of 50.645,61 billion rupiah,
Private Banks of 56.966,161 billion rupiah and Rural Credit Banks of 2.066,208 billion
rupiah. And banking lending position showed that State Banks is the biggest fund user as
amount of 38.206,933 billion rupiah, than followed by Private Banks is Rp.37.908,92
billion and Rural Credit Banks as amoun of Rp. 2.256,634billion.
The bigger circle of the financing in Mojokerto was showed at services sector
made the condition of community has propect to increase bruto domestic income, also
supported by the population per capita that higher other than municipality/regency in the
East Java province. For service sector its investment could be developed into property
lease and has benefited the banking sector at beyond.
2.4. Tourism Sector
Tourism sector is the potencies sector that resulted regional income for
Mojokerto. The prospects of tourism in Mojokerto directed to the shopping tourism,
relaxing and history. Many tourism object that be excellencies for the visitor, as the
swimming pool or jogging track and other tourism object. Many small industry center
and handicraft, could be interested the visitor to enjoy the condition and other facilities. If
we seen from the facilities quantity in Mojokerto was supported by Melati Hoteln as
amount of 7 and restaurant as amount of 12 by the manpower absorption is 80 people.
It be seen the less of the tourism facilities in Mojokerto, can be predicted that
Mojokerto as the holder of the Surabaya can be developed and to invite investor to
develop the tourism centers. Due the secuity factor in Mojokerto is conducive and the
profile of tourism area also investment opportunities was explained as follows.
2.4.1 Sekar Sari Swimming Pool
Swimming pool of Sekar Sari lies in the midst of city, in Jl. Empunala No.
2. Its pool is representative with child play facility, telecommunication center, shops,
sport tools and restaurant with any Indonesia food (Bakso, kikil, soto, etc) and café. By
cheaper ticket as amount of Rp 5.000,- per person, you can enjoyed the vacation on the
Mojokerto Of Profile 2007 23
midst of the city with your familiy and to exercise of swimming. Open daily from
Monday to Sunday at 07.30 am until 05.00 pm.
Sekar Sari swimming pool is one of the biggest swimming pool in Mojokerto, this
tourism area is developed as the relax place and the structuring of the area are good and
in the event developed, according to our analysis could be reach until Rp. 1.000.000.000,
by modern tourism area as gym for sport, then shop facilities of modern shopping.
Investor could be developed and cooperated with Mojokerto administrative.
2.4.2 Brantas River Area and Jogging Track
Brantas river pier is one of the water tourism objects in Mojokerto
municipality. We can walk away in the area of Jogging track and enjoyed the sightseeing
of the Brantas river without any money. In this area also many café on the ground that
available many foods. This area could be for execises in the morning and afternoon by
felt the river wind. This area located in Jl. Hayam Wuruk untuk Gajah Mada bridge. The
length of this area is 1 Km. You can visit Brantas river area and to enjoy the jogging
track in Mojokerto.
This area could be developed as the tourism object and shall be interested many
tourists, by some renovations of this area, then this area will be the joy and proper to be
enjoyed at morning or night. Investment that to be developed thie area as amount of Rp.
1.500.000.000,-, which used as the cleaning and structuring also orderly of the area.
Thus, many people was visit this aea and enjoyed the sightseeing of Brantas river. Ther is
the site plan of jogging track area that we illustrated as follows.
Mojokerto Of Profile 2007 24
Picture 3
Jogging track area in Mojokerto Municipality
2.4.3 City Natural Hall
City natural hall of Mojokerto city lovated in the midst of city, for the
Mojokerto community is the recreation place and relaxing facility for the family at
weekend. At morning until evening, city natural hall never shut up from entire activities.
At morning this hall for exercises activity particularly for teenagers and the other
community many activities from sport as football. And in the afternoon, dozens of non
formal trader was trade until the evening.
That is the natural city hall of Mojokertoi, was never shut up from morning until
evening. You can go to there and seated in the ground for enjoyed the night of air, an d to
enjoy the traditional food.
Mojokerto Of Profile 2007 25
In the outseide of area we can go around the natural city hall by the lease vehicele
that means by Dokar and Sepur Kelinci with routes of around the hall.
This natural city hall is the joy place, but many problems at this hall particularly
the structuring and ordering of the non fomal trader that could be arranged as properly,
then they are not bother the pedestriants, the investment that needed for the structuring
and ordering the area is estimated Rp. 500.000.000,-. The city administrative can be
cooperated with other parties by compensation of joint venturre from these activities.
2.4.4 Great Mosque of Al-Fattah
In Mojokerto not only the entertain tourism area, but religious tourism. That
tourism object is Great Mosque of Al-Fattah that established at the Dutch Indies
administrative at May 7, 18178.
Mosque location in the midst of city at the western of Mojokerto natural city hall
that be used for Islam religion thought. Such mosque has been renovated and vasted to
load many people and equipped by faciilities of:
- Library
- Koran education
- Policlinic
- Cooperative.
This tourism object become the religious object due its history of the oldest and
own characteristic. Then, the city administrative has carried out the maintenance and
keep away as ordely, so many visitors will come here.
For the visitors in Mojokerto, that is not properly to pray in the Great Mosque of
Al-Fattah.
2.4.5 Hok Siang Kiong Temple
One more time the history heritage in Mojokerto city is the place of praying
for the Buddhist, this is Hok Siang Kiong Temple that established at the Dutch Indies
administrative at 1823. And Vihara of Metta Sraddha at 1955. The location of temple and
vihara is installed with China characteristic.
Mojokerto Of Profile 2007 26
This heritage is the religious tourism potency, due this characteristic as the prove
that Mojokerto city has been lived by many nations custom and religions for hundred
years. If we seen from the around side, temple and vihara is one of the interest place and
become icon of Mojokerto as the tolerances city and many cultures and religions will be
united in one vision of Mojokerto development to reach better in the future.
Mojokerto Of Profile 2007 27
CHAPTER V
INVESTMENT SECTOR STRATEGY
Investment strategy is one of the necessaries to reach the vision and mission of
Mojokerto municipality. This strategy is the objection, policy and program of the sources
allocation can be reached.
It determine the strategy shall be carried out the analysis, such analysis of the
environment condition as internal and external to support the investment sector, then to
strength this strategy to be used SWOT analysis which are strength, weakness,
opportunities and threaths. Strategy consolidation which be summarized to identify the
strength, weakness, opportunity and threats in the investment strategy of Mojokerto
municipality.
A. Strength Factor
Strength that owned by Mojokerto administrative to support the regional investment
is:
1. Geographic condition and the population that consists of as follows:
a. Strategic position due Mojokerto municaplity as the holder of the
Surabaya city.
b. Mojokerto municipality as one of the area development of East Java on the
concept of Gerbangkertasusila.
c. As geographic Mojokerto municipality could be accessed from entire
directions and closed by the economic growing area as Surabaya city as
the center of service and economic growing and Sidoarjo regency as the
center of industry and trade growing.
d. Population growing rate is controlled and lower.
e. Based on the population structure, Mojokerto municipality is dominated
by productive population.
f. More than 85% (5,870) has worked, this showed the opened
unemployment is smaller.
2. Social and culture condition is as follows:
Mojokerto Of Profile 2007 28
a. Education rates at the middle education.
b. School participation is higher and reached 90% up.
c. Education facility available is proper.
d. Opened community culture and owned higher working motivation.
e. Its communicated between religions.
3. Economic condition is viewed from macro and micro condition, are:
a. Economic growing that showed positive trend at the growing rate of 5%.
b. Per capita income has increased year to year.
c. Activities contribution of trade and manufacturing industry sector has
reached 50% against Bruto Regional Domestic Income.
d. Investment activities by conducive.
e. Ability to defend of the small enterprises against the economic crisis is
stronger.
f. Economic facilities as financial institution (banking, cooperative and
People Credit Bank) and other facilities are proper.
4. City facilities infrastructure as raod, transportation, information, communicartion
and others are:
a. Road condition in the city has better.
b. Road access by Regency and Municipality in Mojokerto is better and
proper.
c. Transportation facility is better and proper.
d. Communication network is better and proper.
e. Electricity energy for public and public facility is better and proper.
5. Administrative condition and its services, are:
a. Services system from serices instutution has been applied management od
fit services.
b. Mojokerto administrative policy direction is conducive to develop small
and household industry, public health increasing, public education
increasing and poor people solving.
6. Political, law and security condition that has strength is as follows:
Mojokerto Of Profile 2007 29
a. Higher political consciousness.
b. People particapation for developed the development as responsible.
c. Public law consciusness.
d. Good security stability.
B. Weakness Factor
On the investment strategy the weakness factors is has important role and to be
explained such factors as follows:
1. Population and geographic conditions as follows:
a. Less land of entire area.
b. Mojokerto has become 4 river flows (Brantas, Brangkal, Ngotok,
Ngrayung) and caused the flood at the part of area.
2. Social and culture that has weakness as follows:
a. Less of education institution as vocational school to fulfill the skillful
human resources.
b. Its limited the education facilities.
c. High cost of eduction fees.
3. Public economic is as follows:
a. Business public activities of small and household enterpreneur that has
difficult position due the economic globalization.
b. Partnership network and market fro the medium industry that limited on
the scale of regional and international.
c. Its limited of job opportunities.
d. Small industry production quality which is not competitive.
e. Limited of technical skill from small and medium industry employee.
f. Its limited the capital of enterpreneur.
4. City facility infrastructure is as follows:
a. Its limited the facilities of city utilities.
b. Less of city parks that functioned as the public recreation park.
5. Administrative condition and its policy is as follows:
a. Its limited the ragional income from tax objects and regional retribution.
Mojokerto Of Profile 2007 30
b. Public services that is not yet services public and none of regional
regulation concerning to the public service.
c. Its limited the cooperation between regions on the development.
d. Licensing process in the investment that is not reached the fit services and
needed regulated the technical guide and region regulation concerning to
investment.
e. Problems from the investment law and President Decree concerning the
investment particularly investment limitations in regions and licensing
regulation that centralized.
f. None of coordination between province administrative and central
administrative against the investment income in the regions.
6. Political, law and security condition is as follows:
a. Many horizontal conflict in the politic event as general election and
governor and mayor election.
b. Less of political autonomous of public.
C. OPPORTUNITY FACTOR
Opportunity factor is the view of external factor that identified to recognize and
support the investment strategy in Mojokerto municipality. These are the opportunities is
as follows:
1. Policy and authorization from regional autonomy as arranged in the law no. 32 of
2004 reagdring Regional Administrative as listed at the law No. 32 of 2004
regarding the Regional Administrative and law no. 33 of 2004 regarding the
equalization of financial of the Regional Administrative and Government.
2. Approved the regulation concerning to the investment in the regions that
established through Predident Decree or the Decree of Head of the Investment
Coordination Board.
3. Economic policy tends to the small and medium enterprises.
4. Its open cooperation between other regional administratives as Surabaya
municipality and Sidoarjo Regency.
5. Its open the license in Mojokerto municipality on the investment development.
Mojokerto Of Profile 2007 31
6. Good National economic macro.
7. Opened market
8. Decreasing of Investment Country Risk
9. Conducive Security condition
D. THREATS FACTOR
The threats conditions at beyond is as follows:
1. Competitive business.
2. Decreasing of purchase ability.
3. Moneter policy particularly high interest and fiscal policy that less conducive for
business activities.
4. Real sector activities has still not move.
5. Opened at any life aspects.
6. Controlling from the public against the government.
INVESTMENT SECTOR STRATEGY
If we seen to entire conditions in the Mojokerto municipality, then the direction that
determined to approve the strategy in the investment sector are:
1. To carry out the beyond direction particularly development objection to support
the regional investment.
2. To direct the security stability and politic in Mojokerto municipality.
3. To direct the Regional Regulation and other regulations regarding investment in
Mojokerto municipality.
4. To promote entire regional potencies in the regional, national and international
level.
5. To strength the investment service bases particularly the service of “one stop
service” to get the easily of licensing services on regional investment and bsed on
the sone roof service..
6. Coordination and cooperation with government and province admnistrative on
going investment to Mojokerto municipality.
Mojokerto Of Profile 2007 32
7. Expanding and development of the city facilities as the requirement for the
investment and strengthen the people economic.
The seventth strategy and direction in the investment development will be expected to
gain investor as much and strengthen the base of investment development in Mojokerto
municipality. Such strategy is the short strategies and long strategies to be base of the
regulation investment development.
Mojokerto Of Profile 2007 33
CHAPTER VI
CONCLUSIONS Mojokerto municipality is the ‘hinterland’ city or the holder of the East Jave
province, Surabaya and that has an important role of development of social, economic in
Surabaya city. Its position as the little city and the geographic position which more
benefited, then can be accessed as easy, that many people easy come and easy out the
city. And many community has been stayed in Mojokerto due the good condition in
Mojokerto in the event they are worked ouside the city as in the Surabaya and Sidoarjo.
This is become situation and condition of Mojokerto municipality as the
hinterland and has an order characteristic. In the event the vast area is not big only has
two districts, but still interested for the visitors to stay in Mojokerto.
Economic condition is better and growing, due the economic developing by
municipality administrative that planned and programmed, then Mojokerto become
excellencies to invest and visited. By economic growing in Mojokerto that has an active
role on the development constallation of gerbangkertasusila.
Easy access and good infrastructure condition to easy for the visitor or investor to
carry out its activities in this city. Our expectations is Mojokerto municipality become
safe, order and proper city and can be invited many investors.
Mojokerto Of Profile 2007 34
REFERENCES
1. Bappeko Kota Mojokerto, Profil 85 tahun Kota Mojokerto.
2. Pemerintah Kota Mojokerto, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Transisi Kota Mojokerto tahun 2007-2010.
3. BPS Kota Mojokerto, Kota Mojokerto dalam Angka 2005
4. www.mojokerto.go.id