profil tekanan darah normal tikus putih (rattus … · penelitian adalah kegiatan yang dilakukan...

27
PROFIL TEKANAN DARAH NORMAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR DAN SPRAGUE-DAWLEY KANTI RAHMI FAUZIYAH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Upload: others

Post on 25-Feb-2020

36 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PROFIL TEKANAN DARAH NORMAL TIKUS PUTIH (Rattus

norvegicus) GALUR WISTAR DAN SPRAGUE-DAWLEY

KANTI RAHMI FAUZIYAH

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Profil Tekanan Darah

Normal Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar dan Sprague-Dawley adalah

benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2016

Kanti Rahmi Fauziyah

NIM B04120125

ABSTRAK

KANTI RAHMI FAUZIYAH. Profil Tekanan Darah Normal Tikus Putih (Rattus

norvegicus) Galur Wistar dan Sprague-Dawley. Dibimbing oleh DONDIN

SAJUTHI dan HUDA SHALAHUDIN DARUSMAN.

Tikus putih (Rattus norvegicus) merupakan hewan coba yang digunakan

untuk penelitian biomedik. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan nilai

tekanan darah normal tikus putih dengan galur (Wistar dan Sprague-Dawley) dan

jenis kelamin yang berbeda melalui pengukuran tekanan darah non-invasive.

Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan instrumen CODA® pada 20 ekor

tikus putih. Profil tekanan darah yang diukur meliputi tekanan darah sistolik,

diastolik, tekanan arteri rata-rata, denyut jantung, dan aliran darah pada ekor. Nilai

tekanan darah sistolik, diastolik, dan tekanan arteri rata-rata pada galur Sprague-

Dawley lebih tinggi secara signifikan (P<0.05) dibandingkan Wistar. Tikus putih

galur Sprague-Dawley jantan memiliki profil tekanan darah diastolik dan tekanan

arteri rata-rata yang lebih tinggi secara signifikan (P<0.05) dibandingkan betina.

Galur Wistar jantan menunjukkan profil tekanan darah yang lebih tinggi

dibandingkan betina namun tidak berbeda secara signifikan (P>0.05). Sprague-

Dawley jantan menunjukkan hasil tekanan darah diastolik dan tekanan arteri rata-

rata yang lebih tinggi secara signifikan (P<0.05) dibandingkan Wistar jantan.

Kata kunci: Non-invasive blood pressure, Tekanan darah, Rattus norvegicus,

Sprague-Dawley, Wistar

ABSTRACT

KANTI RAHMI FAUZIYAH. The Profile of Normal Blood Pressure Laboratory

Rat (Rattus norvegicus) Strain Wistar and Sprague-Dawley. DONDIN SAJUTHI

and HUDA SHALAHUDIN DARUSMAN.

The laboratory rat or Norway rat (Rattus norvegicus) is an experimental

animal in biomedicine research. The objectives of this research were to describe

the profile of normal blood pressure among difference strain (Wistar and Sprague-

Dawley) and sex with non-invasive blood pressure. The measurement of blood

pressure using CODA®

instrumental on twenty laboratory rats. The profile of

blood pressure that measured were systolic, diastolic, mean arterial pressure, heart

rate and flow blood. The blood pressure of systolic, diastolic, and mean arterial

pressure on Sprague-Dawley rats showed a higher result with significantly

different (P<0.05) than Wistar. Sprague-Dawley male rats also showed a higher

result with significantly different (P<0.05) on diastolic blood pressure and mean

arterial pressure than female. While Wistar male rats showed a higher blood

pressure than female with no significant result (P>0.05). Sprague-Dawley male

showed a significantly higher result (P<0.05) on diastolic blood pressure and

mean arterial pressure than Wistar male.

Key words: Blood pressure, Non-invasive blood pressure, Rattus norvegicus,

Sprague-Dawley, Wistar

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

PROFIL TEKANAN DARAH NORMAL TIKUS PUTIH (Rattus

norvegicus) GALUR WISTAR DAN SPRAGUE-DAWLEY

KANTI RAHMI FAUZIYAH

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2015 sampai Juli

2015 ini ialah Profil Tekanan Darah Normal Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Galur Wistar dan Sprague-Dawley.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Drh Dondin Sajuthi, MST, PhD

dan Drh Huda S Darusman, MSi, PhD selaku pembimbing. Serta dr. Setyo Widi

Nugroho, SpBS, Drh Tris Isyani Tunggadewi dan Mas Yuri yang telah membantu

dalam penelitian ini. Rekan penelitian saya Nisa Chairana, Fauzi Abdurahman M

dan Aditya Juliansyah. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah,

Ibu, Ayuk Uti, Embun, Dedek Salman, Achmad Tachjudin S, Rifka Putri, Sari

Anggraini, Nisrina Hanifa, Dewantari, keluarga Astrocyte serta IKAMUSI atas

segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2016

Kanti Rahmi Fauziyah

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

Tikus Putih (Rattus norvegicus) 2

Tikus Putih Galur Wistar 2

Tikus Putih Galur Sprague-Dawley 3

Tekanan Darah 3

Pengukuran Tekanan Darah 4

METODE PENELITIAN 4

Tempat dan Waktu Penelitian 4

Alat dan Bahan 4

Tahap Pengukuran Tekanan Darah 5

Analisis Statistik 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Nilai Profil Tekanan Darah Berdasarkan Galur 7

Nilai Profil Tekanan Darah Berdasarkan Jenis Kelamin 7

Nilai Profil Tekanan Darah Berdasarkan Perbedaan Galur dan Jenis Kelamin 9

SIMPULAN DAN SARAN 10

Simpulan 10

Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 10

DAFTAR TABEL

1 Rataan nilai profil tekanan darah normal pada galur SD dan Wistar 7 2 Rataan nilai profil tekanan darah pada galur SD betina dan jantan 7 3 Rataan nilai profil tekanan darah pada galur Wistar betina dan jantan 8

4 Rataan nilai profil tekanan darah pada galur SD jantan dan Wistar

jantan 9 5 Rataan nilai profil tekanan darah pada galur SD betina dan Wistar

betina 9

DAFTAR GAMBAR

1 Tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar dan Sprague-Dawley 3 2 Kandang tikus selama penelitian 5 3 Alat pengukur tekanan darah CODA® 6

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan berdasarkan kaidah dan metode

ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan dari

subjek terkait, dengan pemahaman teori serta pembuktian asumsi atau hipotesis.

Hasil yang didapat merupakan kesimpulan yang dapat diaplikasikan atau menjadi

tambahan pengetahuan bagi kemajuan ilmu pengetahuan (KEPK 2007). Penelitian

kesehatan dapat dilaksanakan secara in vitro dan in vivo. Teknik in vivo

merupakan penelitian sebelum diaplikasikan kepada manusia atau primata lainnya

yang menggunakan bahan hidup seperti hewan coba dan biakkan jaringan

(KNEPK 2006). Hewan coba merupakan setiap hewan yang digunakan pada

sebuah penelitian biologis dan biomedis yang dipilih berdasarkan standar dasar

yang diperlukan dalam sebuah penelitian (Hau dan Hoosier 2003).

Anggota rodensia seperti tikus merupakan hewan coba yang banyak

digunakan dalam penelitian. Tikus digunakan sebagai hewan model untuk analisis

biomedis contohnya penyakit kardiovaskular, metabolik, neurologik, perilaku,

kanker, dan ginjal (Suckow et al. 2006). Tikus merupakan hewan model yang baik

untuk penyakit kardiovaskular terutama hipertensi dan stroke (Iannaccone dan

Jacob 2009). Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan

tekanan darah di atas normal, kondisi ini dapat mengakibatkan peningkatan

morbiditas dan mortalitas (Sherwood 2007).

Penelitian mengenai hipertensi atau gangguan terhadap tekanan darah

banyak dilakukan menggunakan hewan coba tikus. Hal ini dikarenakan tikus

memiliki sistem faal yang mirip dengan manusia, tersedia dalam jumlah yang

banyak, harga yang ekonomis dan galur yang bervariasi (Johnson 2012). Tikus

yang sering digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar dan

Sprague-Dawley. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

mengenai tekanan darah normal tikus putih. Pentingnya mengetahui data tekanan

darah yang akurat berdasarkan perbedaan galur dan jenis kelamin pada tikus

putih, digunakan sebagai data latar belakang suatu penelitian serta pedoman dalam

pemilihan hewan coba.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tekanan darah yaitu tekanan

darah sistolik, diastolik, tekanan arteri rata-rata, denyut jantung, dan aliran darah

pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar dan Sprague-Dawley dengan

jenis kelamin yang berbeda.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran profil tekanan

darah normal pada tikus putih galur Wistar dan Sprague-Dawley serta pada jenis

2

kelamin yang berbeda. Selain itu, diharapkan dapat menjadi pedoman dalam

pemilihan hewan coba yang akan digunakan.

TINJAUAN PUSTAKA

Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Tikus putih (Rattus norvegicus) atau yang dikenal sebagai Norway rat

merupakan hewan percobaan yang sering digunakan pada penelitian biomedis,

pengujian, dan pendidikan. Hal ini dikarenakan genetik yang terkarakterisitik

dengan baik, galur yang bervariasi dan tersedia dalam jumlah yang banyak. Tikus

dan mencit untuk kepentingan penelitian atau laboraturium merupakan jenis

albino yang kehilangan pigmen melaninnya, sifat tersebut menurun pada anak-

anaknya (Barnett dan Anthony 2002). Taksonomi dari tikus putih adalah sebagai

berikut (Maley dan Komasara 2003):

Kingdom : Animalia

Divisi : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Rodentia

Famili : Muridae

Subfamili : Murinae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus norvegicus

Jenis tikus yang paling umum digunakan adalah jenis albino galur Sprague-

Dawley (SD), Wistar, dan Long Evans. Galur SD dan Wistar merupakan outbred

stocks yang merujuk pada hewan yang secara genetik tidak identik atau tidak

seragam. Perkawinan antara tikus dilakukan secara acak atau dengan cara

menerapkan skema rancangan perkawinan. Hal ini dilakukan untuk menghindari

akibat dari inbreeding yaitu menjaga keragaman genetik dan mencegah terjadinya

stres. Beberapa keuntungan dari penggunaan outbred stocks antara lain rentang

hidup yang panjang, resistensi terhadap penyakit yang tinggi, ukuran yang besar,

pertumbuhan dan fertilitas yang cepat (Suckow et al. 2006).

Tikus Putih Galur Wistar

Tikus Wistar merupakan salah satu galur tikus paling populer yang

digunakan untuk penelitian laboratorium yaitu sebagai model dalam penelitian

biomedik (Johnson 2012). Tikus Wistar (albino) dikembangkan pertama kali di

Wistar Institute Philadelphia pada tahun 1906 dengan nama katalog

WISTARAT® (Wistar Institute 2016). Karakteristik tikus Wistar adalah kepala

tikus yang lebar, telinga panjang, dan memiliki panjang ekor yang kurang dari

panjang tubuhnya. Tikus Wistar lebih aktif (agresif) dari pada jenis lain seperti

tikus Sprague-Dawley (Sirois 2005).

3

Gambar 1 Tikus putih galur Wistar (a) dan Sprague-Dawley (b)

(Sumber: dokumentasi pribadi)

Tikus Putih Galur Sprague-Dawley

Galur tikus Sprague-Dawley (SD) dan Long-Evans dikembangkan dari tikus

galur Wistar. Galur ini berasal dari peternakan Sprague-Dawley, Madison,

Wiscoustin. Ciri-ciri galur SD yaitu bertubuh panjang dengan kepala lebih sempit,

telinga yang tebal dan pendek dengan rambut halus. Mata tikus putih berwarna merah

dan ciri yang paling terlihat adalah ekornya yang lebih panjang dari tubuhnya.

Tikus memiliki lama hidup berkisar antara 4-5 tahun dengan berat badan umum

tikus jantan berkisar antara 267-500 gram dan betina 225-325 gram (Sirois 2005).

Galur ini memiliki pertumbuhan yang cepat, tempramen yang baik dan

kemampuan laktasi yang tinggi (Carere dan Maestripieri 2013).

Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan oleh darah pada dinding

pembuluh darah untuk beredar di seluruh tubuh (Sherwood 2007). Tekanan ini

sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung, ketegangan arteri,

dan volume laju serta kekentalan (viskositas) darah (Smeltzer et al. 2002).

Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang dihasilkan otot jantung saat

mendorong darah dari ventrikel kiri ke aorta atau tekanan pada saat otot ventrikel

jantung kontraksi. Tekanan darah diastolik adalah tekanan pada dinding arteri dan

pembuluh darah akibat mengendurnya otot ventrikel jantung atau tekanan pada

saat jantung relaksasi (Pearce 2010).

Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik

terhadap tekanan diastolik. Tingginya tekanan darah sistolik berhubungan dengan

curah jantung, sedangkan tekanan darah diastolik berhubungan dengan besarnya

resistensi perifer. Tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh

darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini

dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk

menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan

ketahanan yang kuat (Hayens 2003). Tekanan darah diukur dalam satuan

milimeter air raksa (mmHg) (Palmer dan Williams 2007).

4

Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

pengukuran secara langsung dan pengukuran secara tidak langsung. Pengukuran

tekanan darah secara langsung contohnya radiotelemetri merupakan prosedur

bedah invasif yang sangat akurat sebagai teknologi pengukuran tekanan darah.

Telemetri dilakukan dengan cara implantasi radio transmiter pada tubuh tikus.

Teknik ini sangat valid dan memiliki korelasi yang sangat baik dalam mengukur

tekanan darah secara langsung. Keuntungannya adalah tekanan darah tikus dapat

terus terukur walaupun tikus bergerak bebas (Ciptaningsih 2012).

Kerugian dari penggunaan radiotelemetri adalah morbiditas yang

berhubungan dengan pembedahan implantasi transmiter, morbiditas yang

berhubungan dengan penggantian baterai yang dapat menyebabkan stres pada

hewan coba, memerlukan biaya yang tinggi untuk penggunaan alat, hewan coba

tidak bersosialisasi karena diisoloasi, dan membutuhkan seorang ahli untuk

memasang transmiter (Ciptaningsih 2012).

Pengukuran tekanan darah yang dilakukan secara tidak langsung (non-

invasive blood pressure) menggunakan instrumen CODA®

dari Kent Scientific

pada ekor tikus. Metode pengukuran tekanan darah tersebut dengan teknik Volume

Pressure Recording (VPR) tail-cuff auto-pickup. VPR menggunakan desain

khusus yaitu tekanan diferensial yang ditransduksi menjadi pengukuran non-

invasive volume darah pada ekor. Perekam tersebut menggunakan metode

volumetrik untuk mengukur aliran darah dan volume darah pada ekor, dengan

adanya metode tersebut maka pengukuran hewan coba tidak dipengaruhi oleh

gelap terangnya lingkungan, pergerakan hewan coba sebagian besar dapat

dikurangi, dan tidak tergantung dengan pigmentasi kulit hewan coba. Perekam

tekanan volume darah secara aktual mengukur enam parameter tekanan darah

secara bersamaan yaitu tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan

arteri rata-rata, denyut jantung, volume darah, dan aliran darah pada ekor

(Malkoff 2011). American Heart Association telah merekomendasikan

pengukuran tekanan darah secara tidak langsung pada ekor tikus terutama pada

penelitian yang menggunakan banyak hewan coba (Feng et al. 2008).

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Mei sampai Juli 2015 di Rumah

Sakit Hewan Pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih galur

Wistar dan Sprague-Dawley dari PT. Indo Anilab Bogor, serbuk gergaji, air (ad

libitum), dan pakan tikus (10% dari bobot badan tikus). Penelitian ini telah

memenuhi kaidah etika penelitian dari Komisi Kesejahteraan Hewan RSHP IPB.

5

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kandang tikus (kotak

plastik dan kawat penutup), botol minum tikus, laptop, alat pengukur tekanan

darah non invasif (CODA®, Kent Scientific, USA), kain lap, dan alat pengukur

suhu (infrared thermometer).

Tahap Persiapan Hewan

Tikus yang digunakan sebagai hewan coba dalam penelitian ini adalah 10

ekor tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar dan 10 ekor tikus putih galur

Sprague-Dawley. Identifikasi tikus dilakukan dengan pemberian kode atau nomor

pada ekornya. Tikus akan dikelompokkan menjadi empat kelompok. Masing-

masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus berdasarkan jenis galur dan jenis

kelamin sebagai berikut:

1. Kelompok A: Kelompok tikus putih galur Wistar jantan

2. Kelompok B: Kelompok tikus putih galur Wistar betina

3. Kelompok C: Kelompok tikus putih galur Sprague-Dawley jantan

4. Kelompok C: Kelompok tikus putih galur Sprague-Dawley betina

Gambar 2 Kandang tikus selama penelitian

(Sumber: dokumentasi pribadi)

Umur tikus yang digunakan adalah 10 minggu dengan bobot badan 180-280

gram. Tikus dipelihara didalam kotak plastik berukuran 30 cm×20 cm×20 cm

dengan kawat penutup yang dilengkapi dengan botol minum diatasnya. Serutan

kayu diberikan sebagai alas tikus dengan ketebalan 2 cm. Pengantian sekam dan

pencucian kandang dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu. Pemberian

pakan dan minum diberikan setiap hari. Temperatur ruangan berkisar antara 26-

27oC.

Tahap Pengukuran Tekanan Darah

Pengamatan hewan coba dilakukan dengan pengukuran tekanan darah tanpa

anestesi menggunakan metode tail-cuff auto-pickup. Pengukuran dilakukan dua

6

kali dalam seminggu menggunakan alat pengukur tekanan darah non invasif

CODA®. Metode pengukuran tekanan darah non invasif dilakukan dengan manset

ekor yang dinamakan cuff terdapat Volume Pressure Recorder (VPR) cuff dan

occlusion cuff. Restrain tikus dilakukan di tempat khusus menggunakan animal

holders. Pengukuran tikus terlebih dahulu dihangatkan dengan suhu 37oC pada

warming pad sampai suhu tikus mencapai suhu optimum.

Occlusion cuff menggunakan karet disposibel yang dipasang pertama pada

ekor tikus, kemudian diikuti dengan VPR cuff sebagai detektor denyut. Cuff

secara otomatis akan mengembang menekan ekor tikus yang dialiri darah dan

denyut aliran darah akan terdeteksi. Denyut yang terukur merupakan tekanan

darah sistolik tikus. Setiap pengukuran dilakukan sepuluh kali pengulangan untuk

masing-masing hewan coba yang kemudian diambil rata-ratanya. Pengukuran

tekanan darah mengukur enam parameter darah secara bersamaan yaitu tekanan

darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan arteri rata-rata, denyut jantung,

volume darah dan aliran darah pada ekor.

Gambar 3 Alat pengukur tekanan darah yaitu laptop (a), warming pad (b), animal

holder (c), occlusion cuff (d1) dan VPR cuff (d2), alat tekanan darah

CODA®

(e) dan proses pengukuran tekanan darah (f)

(Sumber: dokumentasi pribadi)

Analisis Statistik

Hasil parameter yang diukur dinyatakan dengan rataan tekanan darah. Hasil

pengukuran tekanan darah tiap tikus diuji dengan analisis sidik ragam (ANOVA-

Analysis of Variance). Serta dilakukan dengan uji lanjut yaitu Duncan

menggunakan program SAS 9.1.3 (North, Carolina, US).

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai Profil Tekanan Darah Berdasarkan Galur

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai profil tekanan darah sistolik,

diastolik, dan tekanan arteri rata-rata pada galur Sprague-Dawley (SD) lebih

tinggi secara signifikan (P<0.05) dibandingkan dengan galur Wistar. Hasil dari

rataan denyut jantung dan aliran darah pada galur SD menunjukkan hasil yang

tidak berbeda nyata (P>0.05) dibandingkan galur Wistar. Hasil pengukuran

tersebut disajikan pada Tabel 1. Hasil penelitian ini sejalan dengan literatur yang

menyebutkan bahwa galur Wistar memiliki aktivitas kardiovaskular yang rendah

(Malkesman et al. 2006).

Tabel 1 Rataan nilai profil tekanan darah normal pada galur SD dan Wistar

Pengamatan

Sistolik

(mmHg)

Diastolik

(mmHg)

Tekanan

arteri

(mmHg)

Denyut

jantung

(kali/menit)

Aliran darah

(mL/menit)

SD 136.98 ±

16.49a

103.55 ±

17.04a

114.32 ±

16.54a

347.20 ±

3.65a

19.70 ±

6.75a

Wistar 121.54 ±

14.29b

86.65 ±

11.74b

97.94 ±

12.43b

355.42 ±

8.54a

20.17 ±

4.20a

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukan data yang berbeda

nyata (P<0.05).

Data tekanan darah normal (normotensi) pada tikus putih yaitu tekanan

darah sistolik 129 mmHg, diastolik 90 mmHg, dan denyut jantung 350-450

mmHg (KSC 2008). Nilai profil tekanan darah galur Wistar termasuk dalam

rentang normal berdasarkan data normotensi. Galur SD menunjukkan profil

tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan data normotensi namun masih

dalam rentang normal.

Nilai Profil Tekanan Darah Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2 Rataan nilai profil tekanan darah pada galur SD betina dan jantan

Pengamatan

Sistolik

(mmHg)

Diastolik

(mmHg)

Tekanan

arteri

(mmHg)

Denyut

jantung

(kali/menit)

Aliran darah

(mL/menit)

SD Betina 127.97 ±

16.34a

92.47 ±

13.97a

103.94 ±

14.33a

349.78 ±

11.50a

14.91 ±

6.74a

SD Jantan 145.98 ±

11.91a

114.64 ±

12.31b

124.71 ±

11.86b

344.62 ±

11.39a

24,47 ±

5.06a

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukan data yang berbeda

nyata (P<0.05).

Profil tekanan darah tikus putih jantan pada kedua galur memiliki nilai yang

lebih tinggi dibandingkan betina. Nilai profil tekanan darah diastolik dan tekanan

8

arteri rata-rata pada galur SD jantan lebih tinggi dengan hasil yang berbeda nyata

(P<0.05) dibandingkan betina (Tabel 2). Galur Wistar jantan memiliki

kecerundungan nilai profil tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan betina

akan tetapi menunjukkan data yang tidak berbeda nyata (P>0.05) disajikan pada

Tabel 3.

Tabel 3 Rataan nilai profil tekanan darah pada galur Wistar betina dan jantan

Pengamatan

Sistolik

(mmHg)

Diastolik

(mmHg)

Tekanan

arteri

(mmHg)

Denyut

jantung

(kali/menit)

Aliran

darah

(mL/menit)

Wistar

Betina

116.86 ±

10.47a

83.50 ±

7.37a

94.27 ±

8.13a

361.46 ±

11.10 a

17.20 ±

6.86a

Wistar

Jantan

126.22 ±

17.18a

89.81 ±

15.2a

101.60 ±

15.76 a

349.38±

23.88 a

23.15 ±

15.51a

Keterangan: Huruf superscript yang sama pada baris yang sama menunjukan data yang tidak

berbeda signifikan (P>0.05).

Nilai profil tekanan darah tikus putih galur Wistar jantan dan betina serta

SD betina termasuk dalam rentang normal berdasarkan data normotensi. Galur SD

jantan memiliki nilai profil tekanan darah yang tinggi dan termasuk dalam

kategori hipertensi (Tabel 2). Tekanan darah sistolik hipertensi adalah diatas 145

sampai 200 mmHg (Krinke 2000).

Faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah antara lain umur, jenis

kelamin, ras, dan hereditas (genetis). Seksual dimorfisme pada tekanan darah

ditemukan hampir pada semua jenis mamalia, yaitu jantan mempunyai tekanan

darah yang lebih tinggi dan lebih mudah mengalami peningkatan daripada betina

(Liu dan Ely 2011). Jumlah hormon androgen pada jantan lebih tinggi

dibandingkan betina yang mengakibatkan tekanan darah pada jantan lebih tinggi.

Maranon dan Reckelhoff (2013), menyatakan bahwa hormon androgen dapat

mengakibatkan penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular, termasuk

hipertensi dan bila kadar testosteron yang tinggi maka dapat menyebabkan infark

miokard lebih dini.

Penelitian dengan hewan coba tikus jantan hipertensi yang telah dikastrasi

dan pada tikus betina hipertensi yang diberi perlakuan ovariektomi menunjukkan

tidak adanya efek pada pressure-natriuresis. Pemberian testosteron jangka

panjang pada hewan coba tersebut memengaruhi pressure-natriuresis (Reckelhoff

2001). Kunci utama dalam pengaturan pressure-natriuresis adalah sistem renin-

angiotensin (RAS). Hormon androgen memengaruhi peningkatan tekanan darah

melalui sistem RAS (Yanes et al. 2006).

Sistem RAS meningkatkan aktivitas renin yang akan mengaktifkan

angiotensin II dan kemudian menghasilkan aldosteron sehingga terjadi

peningkatan reabsorpsi natrium pada tubulus distal ginjal. Peningkatan tersebut

dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah (Kienitz dan Quickler 2008).

Sistem RAS juga meningkatkan stres oksidatif yang menghasilkan senyawa

penyebab vasokonstriksi dan penurunan ketersediaan nitrit oksida (Sartori et al.

2007).

Tikus putih betina pada kedua galur menunjukkan nilai profil tekanan darah

yang lebih rendah dibandingkan jantan. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa

9

kadar estrogen yang tinggi pada betina dapat memengaruhi tekanan darah. Tikus

betina dengan hipertensi menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik dan

diastolik setelah pemberian estrogen. Selain itu, terdapat efek vasodilatasi pada

aorta tikus yang diberi 17β-estradiol (Gruber et al. 2002).

Efek vasodilatasi terjadi karena estrogen berpengaruh terhadap ekspresi

reseptor adrenergik-α1 di otot polos pembuluh darah (Piascik dan Perez 2001).

Pengendalian kontraktilitas pembuluh darah yang didominasi oleh sistem saraf

simpatis bekerja melalui pelepasan neurotransmiter norepinefrin di ujung saraf

dan berikatan dengan reseptor adrenergik-α1 di otot polos pembuluh darah

(Hoffman dan Taylor 2001). Pemberian 17β-estradiol akan menurunkan densitas

reseptor tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa estrogen mempunyai efek dilatasi

pada pembuluh darah (Nurdiana 2008).

Nilai Profil Tekanan Darah Berdasarkan Perbedaan Galur dan Jenis

Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tekanan darah diastolik dan

tekanan arteri rata-rata pada galur yang berbeda dengan jenis kelamin yang sama

yaitu SD jantan dan Wistar jantan menunjukkan data yang berbeda nyata (P<0.05)

tersedia pada Tabel 4. Nilai profil tekanan darah pada SD betina dan Wistar betina

menunjukkan data yang tidak berbeda signifikan (P>0.05) tersedia pada Tabel 5.

Tabel 4 Rataan nilai profil tekanan darah pada galur SD jantan dan Wistar jantan

Pengamatan

Sistolik

(mmHg)

Diastolik

(mmHg)

Tekanan

arteri

(mmHg)

Denyut

jantung

(kali/menit)

Aliran

darah

(mL/menit)

SD

Jantan

145.98 ±

11.91a

114.64 ±

12.31a

124.71 ±

11.86a

344.62 ±

11.39a

18.22 ±

8.54a

Wistar

Jantan

126.22 ±

17.18a

89.81 ±

15.20b

101.6- ±

15.76b

349.38±

23.88 a

21.66 ±

16.81a

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukan data yang berbeda

nyata (P<0.05).

Tabel 5 Rataan nilai profil tekanan darah pada galur SD betina dan Wistar betina

Pengamatan

Sistolik

(mmHg)

Diastolik

(mmHg)

Tekanan

arteri

(mmHg)

Denyut

jantung

(kali/menit)

Aliran

darah

(mL/menit)

SD

Betina

127.97 ±

16.34a

92.47 ±

13.96a

103.93 ±

14.32a

349.78 ±

11.50a

10.06 ±

8.53a

Wistar

Betina

116.86 ±

10.47a

83.50 ±

7.37a

94.27 ±

8.13a

361.46 ±

11.10 a

12.93 ±

6.28a

Keterangan: Huruf superscript yang sama pada baris yang sama menunjukan data yang tidak

berbeda signifikan (P>0.05).

Tikus putih galur SD merupakan galur yang dikembangkan dari galur

Wistar, galur ini tumbuh lebih cepat yaitu dengan pertambahan bobot badan yang

dapat mencapai 400 gram selama 12 minggu sedangkan galur Wistar hanya

10

mencapai 350 gram (Suckow et al. 2006). Pertambahan bobot badan merupakan

faktor risiko dari penyakit kardiovaskular seperti hipertensi (Harsha dan George

2008), hal ini yang dapat menyebabkan tingginya profil tekanan darah pada galur

SD.

Penelitian mengenai kardiovaskular memerlukan pertimbangan dalam

pemilihan hewan coba karena terdapat interaksi antara faktor perbedaan galur dan

jenis kelamin. Faktor tersebut memberikan pengaruh nyata terhadap profil tekanan

darah. Galur SD memiliki profil tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan

Wistar terutama pada SD jantan yang dapat dikategorikan hipertensi. Galur Wistar

menunjukkan hasil pengukuran parameter yang termasuk normotensi serta tidak

adanya perbedaan signifikan antara jantan dan betina.Hal ini dapat dijadikan

pertimbangan dalam penggunaan tikus putih galur SD sebagai hewan coba untuk

penyakit kardiovaskular, terutama bila dalam suatu kelompok percobaan terdapat

keragaman galur dan jenis kelamin.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Profil tekanan darah yaitu tekanan darah sistolik, diastolik, tekanan arteri

rata-rata, denyut jantung, dan aliran darah memiliki perbedaan diantara tikus putih

(Rattus norvegicus) dengan galur dan jenis kelamin yang berbeda. Tikus SD

memiliki tekanan darah yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan Wistar.

Tikus SD jantan memiliki tekanan darah yang lebih tinggi secara signifikan

dibandingkan Wistar jantan. Pertimbangan dalam memilih galur dan jenis kelamin

hewan coba yang tepat untuk penelitian sangat diperlukan untuk hasil percobaan

yang lebih akurat dan valid.

Saran

Melalui penelitian ini dapat disarankan beberapa hal seperti penelitian

lanjutan mengenai profil tekanan darah normal pada tikus putih (Rattus

norvegicus) dengan berbagai galur. Selain itu, perlunya kajian galur tikus spesifik

model hipertensi pada alat tekanan darah yang digunakan agar dapat dijadikan

acuan untuk galur tikus konvensional.

DAFTAR PUSTAKA

Barnett S, Anthony. 2002. The Story of Rats: Their Impact on Us and Our Impact

on Them. Crows Nest NSW: Allen & Unwin.

Carere C dan Maestripieri D. 2013. Animal Personalities: Behavior, Physiology,

and Evolution. Chicago (USA): University of Chicago Pr.

11

Ciptaningsih E. 2012. Uji aktivitas antioksidan dan karakteristik fitokimia pada

kopi luwak arabika dan pengaruhnya terhadap tekanan darah tikus normal

dan tikus hipertensi [tesis]. Depok (ID): Universitas Indonesia.

Feng M, Steven W, Yunyu Zhang, Martin B, Louis D’Alecy, Keith DiPetrillo.

2008. Validation of volume-pressure recording tail-cuff blood pressure

measurements. Am J Hypertens. 21:1288-1291.

Gruber CJ, Tschugguel W, Schneeberger C, Huber JC. 2002. Production and

Action of Estrogens. N Eng J Med. 346(5):340-352.

Harsha DW, George AB. 2008. Weight loss and blood pressure control (pro).

Hypertension. 51:1420-1425.

Hau J, Hoosier Jr L. 2003. Handbook of Laboratory Animal Science. 2nd ed. London

(UK): CRC Pr. Hayens B et al. 2003. Buku Pintar Menaklukan Hipertensi. Jakarta (ID): Ladang

Pustaka dan Intimedia.

Hoffman BB, Taylor P. 2001. Neurotransmission: The Autonomic and Somatic

Motor Nervous System. 10th ed. New York (USA): The McGraw-Hill

Companies.

Iannaccone PM, Jacob HJ. 2009. Rats!. Dis Model Mech. 2(5-6):206-210.

Johnson Mary. 2012. Labome: Laboratory Mice and Rats [Internet]. [diunduh

2015 Nov 18]. Tersedia pada: http://www.labome.com/method/Laboratory-

Mice-and-Rats.html.

[KEPK] Komisi Etik Penelitian Kesehatan. Pedoman Operasional Komisi Etik

Penelitian Kesehatan (PO KEPK). 2007. Jakarta (ID): Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Kienitz T, Quickler M. 2008. Testosterone and blood pressure regulation. Kidney

Blood Press R. 31:71–79.

[KNEPK] Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan. Pedoman Nasional Etik

Penelitian Kesehatan Suplemen II: Etik Penggunaan Hewan Percobaan.

2006. Jakarta (ID): Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Krinke GJ. 2000. The Laboratory Rat. California (USA): Academic Pr.

[KSC] Kent Scientific Corporation. 2008. What is the Normal Range for Blood

Pressure in Mice and Rats? [Internet]. [diunduh 2016 Mar 13]. Tersedia

pada: www.kentscientific.com/Products/Specs/SpecPopUp.htm.

Liu B, Ely D. 2011. Testosterone increases: sodium reabsorption, blood pressure,

and renal pathology in female spontaneously hypertensive rats on high

sodium diet. Adv Pharmacol Sci. 2011:1-8.

Maley K, Komasara L. 2003. Introduction to Lab Animal Science [Internet].

[diunduh 2015 Nov 18]. Tersedia pada:

http://www.medaille.edu/vmacer/120_lab_rodentlab1.htm.

Malkesman O, Braw Y, Maayan R, Weizman A, Overstreet DH, Shabat-Simon,

Kesner, Touati-Werner, Yadid G, Weller A. 2006. Two different putative

genetic animal models of childhood depression. Biol Psychiatry. 59:17-23.

Malkoff Joel. 2011. Non-invasive Blood Pressure for Mice and Rats. Anim Lab

News. 1-12.

Maranon R, Reckelhoff JF. 2013. Sex and gender difference in control of blood

pressure. Clin Sci. 125(7):311-318.

Nurdiana. 2008. Efek 17-estradiol terhadap densitas reseptor adrenergik-αid dan

kontraktilitas otot polos pembuluh darah tikus. J Ked Brawijaya. 24(2):1-10.

12

Palmer A, Williams B. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta (ID): Erlangga.

Pearce EC. 2010. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta (ID): Erlangga.

Piascik MT, Perez DM. 2001. α1-Adrenergic receptor: new insight and directions.

J Pharm Exp Ther. 298:403-410.

Reckelhoff JF. 2001. Gender Differences in the Regulation of Blood Pressure.

Hypertension. 37:1199-1208.

Sartori-Valinotti JC, Iliescu R, Fortepiani LA, Yanes LL, Reckelhoff JF. 2007.

Sex differences in oxidative stress and the impact on blood pressure control

and cardiovascular disease. Clin Exp Pharmacol Physiol. 34:938–45.

Sherwood Lauralee. 2007. Human Physiology: From Cells To Systems. 6th ed.

California (USA): Brooks/Cole.

Sirois M. 2005. Laboratory Animal Medicine : Principles and Procedures. United

States of America: Mosby Inc.

Smeltzer SC, Brunner BG, Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah. Jakarta (ID): EGC.

Suckow MA, Steven HW, Craig LF. 2006. The Laboratory Rat. 2nd Edition.

California (USA): Academic Pr.

Wistar Institute. 2016. Our History Philadelphia: The Wistar Institute [Internet].

[diunduh 2016 Jan 19]. Tersedia pada: http://www.wistar.org.

Yanes LL, Romero DG, Iles JW, Iliescu R, Gomez-Sanchez C, Reckelhoff JF.

2006. Sexual dimorphism in the renin-angiotensin system in aging

spontaneously hypertensive rats. Am J Physiol Regul Integr Comp

Physiol. 291:383–90.

13

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 30 Juni 1994 dari ayah Andi

Wijaya dan ibu Siti Nurul Aidil Fitri. Penulis adalah putri kedua dari empat

bersaudara. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di Brueder Grimm

Schule Goettingen pada tahun 2000-2004 dan SD Muhammadiyah 14 Palembang

pada tahun 2004-2006, serta melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama

di SMP Negeri 19 Palembang pada tahun 2009. Tahun 2012 penulis lulus dari

SMA Negeri 1 Palembang dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk

Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan

diterima di Fakultas Kedokteran Hewan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis bergabung dalam beberapa kegiatan

dan organisasi yaitu Ikatan Keluarga Mahasiswa Bumi Sriwijaya (IKAMUSI),

Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMAKAHI) sebagai anggota

kaderisasi, Himpunan Minat dan Profesi Ornithologi dan Unggas sebagai ketua

divisi Informasi dan Komunikasi. Penulis pernah mengikuti Program Kreativitas

Mahasiswa di bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) yang didanai oleh

Dikti dengan judul LOWO RANGER, Edukasi Bahaya Kalong sebagai penyebab

Emerging dan Reemerging Disease pada Warga sekitar Perkebunan Buah. Penulis

menjadi asisten praktikum Anatomi Veteriner 1 pada tahun ajaran 2013/2014 dan

asisten praktikum Radiologi Veteriner pada tahun ajaran 2015/2016.