profesi kependidikan

33
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah salah satu di antara faktor pendidikan yang memiliki peranan yang paling strategis, sebab gurulah sebetulnya yang paling menentukan di dalam terjadinya proses belajar mengajar. Di tangan guru yang cekatan fasilitas dan sarana yang kurang memadai dapat diatasi, tetapi sebaliknya ditangan guru yang kurang cakap, sarana, dan fasilitas yang canggih tidak banyak memberi manfaat. Peranan guru sangatlah penting dalam pendidikan, terutama dalam system pengajaran karena guru berposisi sebagai perantara sebuah ilmu untuk disampaikan kepada peserta didik. Di Negara-negara maju kualitas guru sangat diperhatikan demi kemajuan bangsanya. Pemimpin Vietnam mengatakan: “No teacher no education, no education no economy, and social development”. Dari pernyataan tersebut bahwa guru sebagai akar dalam mengembangkan pendidikan, lalu merambah ke bidang ekonomi, dan menuju dalam bidang sosial. Apabila dari akar sudah terkategori baik, maka pendidikan

Upload: eko-ady-s-arpansa

Post on 26-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LIMA KOMPETENSI PROFESIONAL BESERTA UNSUR-UNSURNYA DAN SISTEM PELATIHAN GURU

TRANSCRIPT

Page 1: profesi kependidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah salah satu di antara faktor pendidikan yang memiliki

peranan yang paling strategis, sebab gurulah sebetulnya yang paling

menentukan di dalam terjadinya proses belajar mengajar. Di tangan guru

yang cekatan fasilitas dan sarana yang kurang memadai dapat diatasi,

tetapi sebaliknya ditangan guru yang kurang cakap, sarana, dan fasilitas

yang canggih tidak banyak memberi manfaat.

Peranan guru sangatlah penting dalam pendidikan, terutama dalam

system pengajaran karena guru berposisi sebagai perantara sebuah ilmu

untuk disampaikan kepada peserta didik. Di Negara-negara maju kualitas

guru sangat diperhatikan demi kemajuan bangsanya. Pemimpin Vietnam

mengatakan: “No teacher no education, no education no economy, and

social development”. Dari pernyataan tersebut bahwa guru sebagai akar

dalam mengembangkan pendidikan, lalu merambah ke bidang ekonomi,

dan menuju dalam bidang sosial. Apabila dari akar sudah terkategori baik,

maka pendidikan terjamin, ekonomi maju, dan tidak ada kesenjangan

sosial.

Proses belajar mengajar sendiri merupakan suatu proses yang

mengandung serangkaian perbuatan guru dan  siswa atas dasar hubungan

timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif  untuk mencapai

tujuan tertentu. Agar terciptanya proses belajar mengajar yang baik maka

diperlukan kompetensi guru dalam hal ini kompetensi yang berperan ialah

salah satunya kompetensi profesionalisme.

Sayangnya, kompetensi profesionalisme ini sering diabaikan oleh

masyarakat bahkan guru yang bersangkutan. Rendahnya kompetensi

profesionalisme yang dimiliki seorang guru mengakibatkan tujuan

Page 2: profesi kependidikan

2

pendidikan yang dicapai pun tidak dapat terwujud dengan sempurna.

Menganggap bahwa setiap orang bisa mengajar tanpa memiliki

keterampilan dan keahlian khusus  mengakibatkan istilah profesionalisme

jarang digunakan untuk profesi sebagai guru. Pada dasarnya mengajar

bukan hanya memiliki pengetahuan saja melainkan ada beberapa syarat

tertentu sehingga pekerjaan sebagai guru pun bisa dikatakan sebagai

profesi sama halnya dengan pekerjaan sebagai dokter, hakim, dll.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi profesional?

2. Apa saja kompetensi profesional dan unsur-unsurnya?

3. Apa karakteristik dan pengertian guru yang profesional?

4. Apa yang dimaksud dengan profesionalisasi?

5. Apa saja sistem pelatihan yang dilakukan untuk guru?

C. Tujuan

1. Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kompetensi

profesional?

2. Agar dapat mengetahui apa saja kompetensi profesional dan unsur-

unsurnya?

3. Agar dapat mengetahui apa karakteristik dan pengertian guru yang

profesional?

4. Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan profesionalisasi?

5. Agar dapat mengetahui apa saja sistem pelatihan yang dilakukan untuk

guru?

Page 3: profesi kependidikan

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan

yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas

mengajarnya dengan berhasil. Maka Kompetensi profesional guru adalah

sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut

berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi

profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang

belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang

tepat tentang lingkungan dan mempunyai ketrampilan dalam teknik

mengajar. Adapun 5 kompetensi inti dari kompetensi profesional guru

sebagai berikut:

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran yang diampu

3. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

5. Memanfaatkan tekonologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri.

Kompetensi profesional secara umum dapat didefinisikan dan di

sarikan tentang ruang lingkup kompetensi profesional guru yang meliputi :

a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan

b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan

taraf perkembangan peserta didik

Page 4: profesi kependidikan

4

c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang

menjadi tanggungjawabnya

d. Mengerti danmenerapkan metode yang bervariasi

e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat,

media dan sumber belajar yang relevan.

f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program

pembelajaran

g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik

h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik (Mulyasa,

2007)

Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses pembelajaran,guru

harus memiliki kemampuan:

1. Merencanakan proses pembelajaran

-          Merumuskan tujuan

-          Memilih prioritas materi yang akan diajarkan.

-          Memilih dan menggunakan metode.

-          Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada.

-          Memilih dan menggunakan media pembelajaran.

2. Melaksanakan system pembelajaran

-          Memilih bentuk kegiatanpembelajaran yang tepat.

-          Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat.

3. Mengevaluasi system pembelajaran

-          Memilih menyusun jenis evaluasi

-          Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses

-          Mengadministrasikanhasil evaluasi

4.      Mengembangkan system pembelajaran

-          Mengoptimalisasi potensi peserta didik

-          Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri

-         Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut.

Sedangkan kompentensi guru yang telah di baktikan oleh Dirjen

Dikdasmen Depdiknas (1999) sebagai berikut:

Page 5: profesi kependidikan

5

a.       Mengembangkan kepribadian.

b.      Menguasai landasan kependidikan.

c.       Menguasai bahan pembelajaran

d.      Menyusun program pengajaran.

e.       Melaksanakan program pengajaran

f.       Menilai hasil PBM yang telah di laksanakan

g.      Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan

pengajaran

h.      Menyelenggarakan program bimbingan

i.        Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat

j.        Menyelenggarakan administrasi sekolah

B. Karakteristik Kamampuan Guru

o Berbagi pengetahuan dengan orang lain

o Challenge, menginspirasi, memotivasi, dan mendorong siswa

o Merasa bangga pada sendiri dan juga prestasi siswa

o Menguasai materi

o Menganalisis materi

C. Guru yang Profesional

Istilah profesional sering digunakan untuk menyebut strata dan status

seseorang dalam bidang pekerjaannya. Dalam hal ini profesional diartikan

sebagai suatu ketrampilan teknis yang dimiliki seseorang, seperti

pengklasifikasian antara pekerja ahli dengan tukang, antara profesional

dengan amatiran. Misalnya, seorang guru dikatakan profesional bila guru

itu memiliki kualitas mengajar yang tinggi. Padahal profesional

mengandung makna yang lebih luas dari hanya berkualitas tinggi dalam

hal teknis. Menurut Sahertian (1994:29-36), profesional mempunyai

makna ahli (ekspert), tanggungjawab (responsibilty), baik tanggungjawab

intelektual maupun tanggungjawab moral, dan memiliki rasa kesejawatan.

Page 6: profesi kependidikan

6

Pekerjaan guru memanglah sebagai suatu profesi, tetapi tidaklah

semua guru profesional, untuk menentukan guru yang profesional haruslah

memenuhi empat kreteria berikut:

1. Ahli (ekspert)

Yang pertama adalah ahli dalam bidang pengetahuan yang diajarkan

dan ahli dalam tugas mendidik. Seorang guru tidak saja menguasai isi

pengajaran yang diajarkan, tetapi juga mampu dalam menanamkan konsep

mengenai pengetahuan yang diajarkan. Karena mengajar adalah sarana

untuk mendidik, yaitu menyampaikan pesan-pesan didik, maka guru yang

profesional tidak cukup hanya ahli bidang studi dan  ahli mengajarkannya

tetapi harus pula ahli menyampaikan pesan-pesan didik melalui bidang

studi yang diajarkannya.

Nampaknya banyak guru yang hanya ahli dalam mengajar tetapi

kurang memperhatikan segi-segi mendidik. Pemahaman seperti itu tidak

akan bermanfaat bagi guru sebagai pendidik. Guru yang mampu mengajar

saja dan hanya melihat pada tujuan-tujuan dan materi pelajaran belaka,

mereka ini menerapkan apa yang oleh Paulo Freire disebut ‘Banking

Concept’, yaitu cara guru yang memandang bahwa mengajar itu seperti

orang yang memasukkan uang ke dalam bank dan akan mendapatkan

bunga. Guru mengajar, murid belajar, guru menerangkan, murid

mendengarkan, guru bertanya, murid menjawab. Konsep seperti itu tidak

manusiawi (dehumanisasi). Dalam proses belajar mengajar atau yang kini

dikenal proses pembelajaran terjadi dialog yang ekstensial antara pendidik

dan subyek didik sehingga subyek didik menemukan dirinya. Karenanya

pengetahuan yang diberikan harus dapat membentuk pribadi yang utuh

(holistik) dan tidak sekadar ‘transfer of knowledge’. Kalau guru hanya ahli

dan trampil mentransfer materi pelajaran, maka pada suatu saat nanti

peranan guru akan dapat diganti dengan media teknologi modern. Ingat,

bahwa guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pendidik. Melalui

pengajaran guru membentuk konsep berpikir, sikap jiwa dan menyentuh

afeksi yang terdalam dari inti kemanusiaan subyek didik.

Page 7: profesi kependidikan

7

2. Memiliki Otonomi dan Rasa Tanggung jawab

Guru yang profesional disamping ahli dalam bidang mengajar dan

mendidik, ia juga memiliki otonomi dan tanggungjawab. Guru yang

profesional telah memiliki otonomi atau kemandirian dalam

mengemukakan apa yang harus dikatakan berdasarkan keahliannya. Pada 

awalnya memang ia belum punya kebebasan atau otonomi, karena ia

masih belajar sebagai magang. Melalui proses belajar dan perkembangan

profesi maka pada suatu saat ia akan memiliki sikap mandiri. Ciri-ciri

kemandirian antara lain: dapat memegang teguh nilai-nilai hidup; dapat

membuat pilihan nilai;  dapat menentukan dan mengambil keputusan

sendiri; dan dapat bertanggung jawab atas keputusan itu.

Guru yang profesional mempersiapkan diri sematang-matangnya sebelum

ia mengajar. Ia menguasai apa yang akan disajikan dan bertangungjawab

atas semua yang diajarkan, dan bahkan bertanggungjawab atas segala

tingkah lakunya.

Dalam ilmu pendidikan, tanggungjawab guru mengandung makna multi

dimensional, yaitu bertanggungjawab terhadap diri sendiri, siswa, orang

tua, lingkungan sekitarnya, masyarakat, bangsa dan negara, sesama

manusia, dan akhirnya terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta. Jadi

tanggung jawab guru  mengandung aspek intelektual, individual, sosial,

etis dan relegius. Dimensi-dimensi tanggungjawab ini harus

dikembangkan melalui seluruh pengalaman belajar di sekolah, termasuk

seluruh bidang studi yang diajarkan.

3. Berjiwa Dinamis dan Reformis

Guru yang profesional akan selalu berjiwa dinamis. Ia tidaklah

statis. Artinya guru selalu berusaha untuk mengembangkan diri dan

profesinya, serta mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan

perkembangan jaman. Karenanya ia harus pula berjiwa reformis, yaitu

mampu mengubah paradigma yang bertentangan dengan profesionalisme,

dan mengganggu keotonomiannya, serta memberantas usaha-usaha

dehumanisasi kependidikan.

Page 8: profesi kependidikan

8

4. Memiliki Rasa Kesejawatan

Salah satu tugas dari organisasi profesi ialah menciptakan rasa

kesejawatan sehingga ada rasa aman dan perlindungan jabatan. Etik

profesi ini dikembangkan melalui organisasi profesi. Melalui organisasi

profesi inilah diciptakan rasa kesejawatan. Semangat korps dikembangkan

agar harkat dan martabat guru dijunjung tinggi, baik oleh korps guru

sendiri maupun masyarakat pada umumnya. Adalah ironi bila guru

diharuskan memikul tanggung jawab mendidik begitu berat, tetapi pada

pihak lain penghargaan dan perlindungan terhadap jabatan tidak sesuai

dengan tanggungjawab yang dilimpahkan kepada mereka.

D. Profesionalisasi

1. Pengertian Profesionalisasi

Profesionalisasi adalah suatu proses, pertumbuhan, perawatan dan

pemeliharaan untuk mencapai tingkat profesi yang optimal. Dalam hal

ini bisa dikaitkan dengan usaha-usaha pengembangan status jabatan

guru sebagai pengajar dan pendidik menjadi guru yang profesional.

2. Konsep Profesionalisme Guru

Profesionalisme guru adalah suatu tingkat penampilan seseorang

dalam melaksanakan pekerjaan sebagai guru yang didukung dengan

keterampilan dan kode etik.Eksistensi seorang guru adalah sebagai

pendidik profesional di sekolah, dalam hal ini guru sebagai uswatun

hasanah, jabatan administratif, dan petugas kemasyarakatan.

3. Peran Guru Profesional

Peran guru profesional yaitu sebagai designer (perancang

pembelajaran), edukator (pengembangan kepribadian), manager

(pengelola pembelajaran), administrator (pelaksanaan teknis

administrasi), supervisor (pemantau), inovator (melakukan kegiatan

kreatif), motivator (memberikan dorongan), konselor (membantu

memecahkan masalah), fasilitator (memberikan bantuan teknis dan

petunjuk), dan evaluator (menilai pekerjaan siswa).

Page 9: profesi kependidikan

9

4. Karakteristik Guru Profesional

Karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan

perbuatan guru baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Misalnya, sikap guru dalam meningkatkan pelayanan, meningkatkan

pengetahuan, memberi arahan, bimbingan dan motivasi kepada

peserta didik, cara berpakaian, berbicara, dan berhubungan baik

dengan peserta didik, teman sejawat, serta anggota masyarakat

lainnya.

Dengan meningkatnya karakter guru profesional yang dimiliki oleh

setiap guru, maka kualitas mutu pendidikan akan semakin baik. Di

antaranya karakteristik guru profesional yaitu:

1.     Taat pada peraturan perundang-undangan

2.     Memelihara dan meningkatkan organisasi profesi

3. Membimbing peserta didik (ahli dalam bidang ilmu

pengetahuan dan tugas mendidik)

4. Cinta terhadap pekerjaan

5.     Memiliki otonomi/ mandiri dan rasa tanggung jawab

6.     Menciptakan suasana yang baik di tempat kerja (sekolah)

7.     Memelihara hubungan dengan teman sejawat (memiliki rasa

kesejawatan/ kesetiakawanan)

8.     Taat dan loyal kepada pemimpin.

E. Sistem Pelatihan Guru Profesional

1. Peningkatkan Kemampuan Guru melalui Organisasi Profesi

Menurut Gitosudarmo, Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri

dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan

berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan

(Ardana, 2008:1). Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa

organisasi memiliki unsur-unsurnya, yakni sebagai berikut : sistem,

pola aktivitas, sekelompok orang ,tujuan.

Page 10: profesi kependidikan

10

Sementara itu, Robbins (1994) mengatakan struktur organisasi

adalah kerangka kerja formal suatu organisasi dengan kerangka mana

tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan

dikoordinasikan.

Organisasi profesi guru di antaranya yaitu Persatuan Republik

Indonesia (PGRI), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Organisasi MGMP bertujuan untuk meningkatkan mutu dan

profesionalisasi dari guru dalam kelompoknya masing-masing

(Soetjipto,2007:36). Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada

dalam organisasi selain PGRI ada organisasi profesi dibidang

pendidikan yaitu Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI). Dengan

telah terbentuknya organisasi profesi, guru dapat meningkatkan

kemampuan dirinnya dan berlomba dalam kebaikan dengan sesama

teman profesi.

2. Peningkatkan Kemampuan Guru melalui Supervisi Pendidikan

Supervisi pendidikan yaitu proses pemberian layanan bantuan

profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam

melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara

efektif dan efisien. Pada hakikatnya supervisi adalah perbaikan proses

pembelajaran.

Berikut merupakan prinsip-prinsip supervisi, di antaranya:

o Supervisi harus mampu menciptakan hubungan

kemanusiaan yang harmonis.

o Supervisi harus dilakukan  secara berkesinambungan.

o Supervisi pendidikan harus demokratis.

o Program supervisi pendidikan harus komprehensif.

o Supervisi pendidikan harus konstruktif.

o Supervisi pendidikan harus objektif.

Teknik-teknik supervisi pendidikan, di antaranya yaitu:

Page 11: profesi kependidikan

11

o Teknik yang bersifat individual, yaitu teknik yang

dilaksanakan untuk seorang guru secara individual. Teknik

yang bersifat individual yaitu perkunjungan kelas,observasi

kelas, percakapan pribadi, intervisitasi penyeleksi berbagai

sumber materi untuk mengajar, dan menilai diri sendiri.

o Teknik yang bersifat kelompok yaitu teknik yang

dilaksanakan untuk melayani lebih dari seorang

guru.Teknik yang bersifat kelompok yaitu; pertemuan

orientasi bagi guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru,

studi kelompok antar guru, diskusi sebagai proses

kelompok, tukar menukar pengalaman, lokakarya, diskusi

panel, seminar, simposium, diskusi mengajar,  perpustakaan

jabata, buletin supervisi, membaca langsung, mengikuti

kursus, organisasi jabatan, laboratorium kurikulum, dan

perjalanan sekolah untuk staf.

Menurut Soetjipto dan Raflis (2007) ada empat pendekatan

supervisi yaitu:

a. Pendekatan Humanistik. Menempatkan guru sebagai makhluk

yang punya pikiran, rasa dan kehendak yang terus bisa tumbuh

kembang, dan bahkan sebagai alat semata untuk meningkatkan

kualitas belajar-mengajar.

b. Pendekatan Kompetensi. Pendikatan ini memiliki makna

bahwa guru harus mempunyai kompetensi tertentu untuk

menjalankan tugasnya.

c. Pendekatan Klinis. proses tatap muka antara supervisor dengan

guru membicarakan masalah mengajar dan yang berhubungan

dengannya, oleh karenanya dalam supervisi klinis, supervisor

dan guru sebagai teman sejawat dalam memecahkan maslah-

maslah pembelajaran. Adapun sasaran supervisi klinis yaitu

perbaikan pengajaran, bukan kepribadian guru.

Page 12: profesi kependidikan

12

d. Pendekatan Profesional. Berasumsi bahwa tugas utama profesi

guru itu mengajar, sehingga sasaran supevisi harus

mengarahkan pada hal yang menyangkut tugas ,mengajar,

bukan yang administratif. Peran supervisi pendidikan dalam

peningkatan kemampuan diri guru yakni supervisi bukanlah

ajang untuk mengadili, melainkan aktifitas membantu guru

untuk keluar dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan

sekaigus mendorong untuk menumbuh kembangkan

kemampuan dan pekerjaannya. Kegiatan supervisi tujuannya

adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses

belajar mengajar.

3. Peningkatkan Kemampuan Guru melalui Sertifikasi

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses

pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikat

pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan

kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.

Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan

sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah

memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada

satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang

diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. 

Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru adalah Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang disahkan tanggal

30 Desember 2005. Pasal yang terkait langsung yakni pasal 8, pasal 11

ayat 1, pasal 11 ayat 2, pasal 11 ayat 3, dan pasal 11 ayat 4.

Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi

guru dalam jabatan yang ditetapkan pada tanggal 4 mei 2007.

Ada beberapa tujuan sertifikasi di antaranya:

Page 13: profesi kependidikan

13

o Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas

sebagai agen pembelajaran dalam rangka mewujudkan

tujuan pendidikan nasional

o Meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan

o Meningkatkan martabat guru

o Meningkatkan profesionalisme guru

Selain tujuan yang telah dikemukakan di atas, sertifikasi guru juga

memiliki manfaat tertentu sebagai berikut: melindungi profesi guru

dari praktik-praktik yang tidak kompeten yang dapat merusak citra

guru, melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang

tidak berkualitas dan tidak profesional, dan meningkatkan

kesejahteraan guru.

Prosedur atau kerangka pelaksanaan sertifikasi kompetensi guru,

baik untuk lulusan S1 kependidikan maupun lulusan S1 non

kependidikan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Lulusan program sarjana kependidkan sudah mengalami

Pembentukan Kompetensi Mengajar (PKM). Oleh karena itu,

mereka hanya memerlukan uji kompetensi yang dilaksanakan

oleh perpendidikan yang memiliki PPTK terakreditasi dan

ditunjuk oleh Ditjen Dikti, Depdiknas.

b. Lulusan program sarjana non-kependidikan harus terlebih

dahulu mengikuti proses Pembentukan Kompetensi Mengajar

(PKM) pada perguruan tinggi yang memiliki Program

Pengadaan Tenaga Kependidikan (PPTK) secara terstruktur.

Setelah dinyatakan lulus dalam pembentukan kompetensi

mengajar, baru lulusan S1 non kependidikan.

c. Penyelenggaraan program PKM dipersyaratkan adanya status

lembaga LPTK yang terakreditasi. Untuk pelaksanaan uji

kompetensi sebagai sebagai bentuk evaluasi kompetensi

Page 14: profesi kependidikan

14

mengajar guru harus dilaksanakan oleh LPTK terakreditasi

yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Ditjen Dikti Depdiknas.

d. Peserta uji kompetensi yang lulus, baik yang berasal dari

lulusan program sarjana pendidikan maupun non-pendidikan

diberikan sertifikat kompetensi sebagai bukti yang

bersangkutan memiliki kewenangan untuk melakukan praktik

dalam bidang profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan

tertentu.

Sertifikasi guru dibagi menjadi dua yakni sertifikasi guru dalam

jabatan dan sertifikasi guru pra jabatan. Sertifikasi guru dalam

jabatan ada 2 tahapan, yakni:

1. Sertifikasi melalui penilaian portofolio

Para guru dalam jabatan yang akan mengikuti sertifikasi

diharuskan mengumpulkan dokumen-dokumen portofolio yang

mencakup pencapaian, prestasi, pengalaman kerja atau

pendidikan, dan pelatihan yang diikuti sebelumnya. Portofolio

adalah dokumen atau bukti-bukti fisik yang memperlihatkan

prestasi dan kemampuan serta pengalaman yang dimiliki oleh

guru dalam menjalankan tugas profesinya sebagai guru. Secara

spesifik, terdapat 10 komponen yang dinilai dalam rangka uji

kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik melalui jalur

portofolio yakni:

a. Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal

yang telah dicapai oleh peserta sertifikasi yang

dibuktikan melalui ijazah atau diploma yang dimiliki.

b. Pendidikan dan Pelatihan, yaitu pengalaman dalam

mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam

rangka pengembangan dan/atau peningkatan

kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai

pendidik.

Page 15: profesi kependidikan

15

c. Pengalaman mengajar, yaitu masa kerja guru dalam

melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan

pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari

lembaga yang berwenang.

d. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, perenca-

naan pembelajaran yakni persiapan pembelajaran yang

dibuat guru sebelum melaksanakan pembelajaran untuk

mencapai kompetensi atau topik tertentu. Sedangkan

pelaksanaan pembelajaran yakni, kegiatan guru dalam

mengelola pembelajaran di kelas dan pembelajaran

individual.

e. Penilaian dari atasan dan pengawas, yaitu penilaian

atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial,

yang meliputi aspek-aspek ketaatan menjalankan ajaran

agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan,

keteladanan, etos kerja, inovasi, dll.

f. Prestasi akademik, yaitu prestasi yang dicapai guru,

utamanya yang terkait dengan bidang keahliannya yang

mendapat pengakuan dari lembaga/panitia

penyelenggara.

g. Karya pengembangan profesi, yaitu suatu karya yang

menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan

profesi yang dilakukan oleh guru.

h. Keikutsertaan dalam forum ilmiah, yaitu berpartisipasi

dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang

tugasnya. Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah

dan setifikat/piagam bagi narasumber, dan

sertifikat/piagam bagi peserta.

i. Pengalaman organisasi, yaitu pengalaman guru menjadi

pengurus organisasi kependidikan, organisasi sosial,

dan/atau mendapat tugas tambahan.

Page 16: profesi kependidikan

16

j. Penghargaan yang relevan dalam bidang

pendidikan, yaitu penghargaan yang diperoleh karena

guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam

melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif,

kualitatif, dan relevansi.

2. Sertifikasi melalui PLPG

Bagi guru yang belum lulus penilaian portofolio, dalam arti

belum mencapai skor minimal yang dipersyaratkan untuk

kelulusan portofolio, terdapat 2 kemungkinan :

a. Melengkapi dokumen portofolio yang diperkirakan

dapat mempengaruhi peningkatan skor kelulusan

portofolio atau

b. Diharuskan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Guru (PLPG)Pelaksanaan PLPG dimulai dengan pre

test secara tertulis (1 JP) untuk mengukur kompetensi

pedagogis dan profesional awal peseta. Dilanjutkan

dengan pembelajaran yang mencakup penyampaian

materi secara teoritis (30 JP) dan implementasi teori ke

dalam praktik (60 JP). Pada akhir PLPG dilakukan uji

kompetensi yang mencakup ujian tulis dan ujian

praktik. Adapun butir-butir penilaian yang terkait

dengan kompetensi tersebut adalah : kedisiplinan,

penampilan, kesantunan dalam berprilaku, kemampuan

dalam bekerjasama, kemampuan berkomunikasi,

komitmen, keteladanan, semangat, empati, dan

tanggung jawab.

Model sertifikat guru lainnya adalah sertifikasi guru

pra-jabatan. Mungkin sedikit rancu istilah sertifikasi

guru pra jabatan, karena calon-calon guru pra jabatan

yang ingin menjadi guru sudah diseleksi melalui proses

pendidikan di lembaga pendidikan guru (LPTK) dan

Page 17: profesi kependidikan

17

sudah mengantongi ijazah keguruan tertentu. Akan

tetapi perjuangan untuk menjadi guru tidak sampai di

sini saja, perlu diberikan suatu proses pemantapan

khusus bagi calon yang ingin memasuki sebuah profesi

setelah menyelesaikan program kualifikasi akademik.

sertifikasi untuk model ini diterapkan dalam sebuah

program pendidikan khusus yang disebut pendidikan

profesi.

Istilah pendidikan profesi ini tersurat dalam

Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas

yang menyatakan bahwa pendidikan profesi adalah

pendidikan tinggi setelah program sarjana yang

mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan

dengan keahlian khusus. Karena itu Pendidikan Profesi

Guru (PPG) adalah program pendidikan yang

diselenggarakan untuk lulusan S1 kependidikan dan S1

non kependidikan yang memiliki bakat dan minat

menjadi guru agar mereka dapat menjadi guru yang

profesional.

Mengingat Input untuk PPG meliputi lulusan S1

kependidikan dan S1 non-kependidikan maka

kurikulum yang diterapkan dibuat secara berdiferensiasi

dimana lulusan S1 kependidikan lebih berorientasi pada

pemantapan dan pengemasan materi bidang studi untuk

pembelajaran bidang studi yang mendidik dan program

PPL kependidikan. Sedangkan lulusan S1 non-

kependidikan memiliki struktur kurikulum yang

mencakup: kajian tentang teori pendidikan dan

pembelajaran, kajian tentang peserta didik, pengemasan

materi bidang studi yang mendidik, pembentukan

Page 18: profesi kependidikan

18

kompetensi kepribadian pendidik, dan PPL

kependidikan. 

4. Peningkatkan Kemampuan Guru melalui Kualifikasi dan Pembinaan

Guru.

Program kualifikasi guru adalah prakarsa inovatif dan efisien untuk

memberikan layanan pendidikan yang memungkinkan tidak

mengganggu pelaksanaan tugas-tugas keseharian masing-masing guru.

Departemen Agama menyelenggarakan program kualifikasi sarjana

(S1) bagi guru MI dan PAI pada sekolah dengan menggunakan dual

mode system bertujuan untuk :

a. Menghasilkan lulusan yang berkualifikasi akademik sarjana

pendidikan untuk guru MI dan guru PAI pada sekolah.

b. Memberikan layanan peningkatan kualifikasi sarjana (S1) bagi

guru MI dan guru PAI pada sekolah lulusan PGA (SLTA) dan

D-II sebagaimana diamanatkan perundang-undangan.

Berikut merupakan kurikulum program kualifikasi, yaitu:

a. Kompetensi lulusan

Program peningkatan kualifikasi akademik sarjana (S1) bagi

guru pada sekolah dengan menggunakan pendekatan duel mode

system mengarahkan lulusannya untuk memiliki kompetensi

pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan

kompetensi sosial.

b. Struktur kurikulum dan sebaran mata kuliah

Struktur kurikulum program ini terdiri dari kelompok mata

kuliah dasar, mata kuliah utama dan mata kuliah lainnya, dengan

keseluruhan sks yang harus ditempuh sejumlah 144 sks dengan

rincian 80% (116 sks) kurikulum inti dan 20% (28 sks) kurikulum

lokal. Kurikulum inti diterapkan oleh direktorat jendral pendidikan

islam, sedangkan kurikulum lokal ditetpkan oleh PTAI yang

Page 19: profesi kependidikan

19

tunjuk sebagai penyelenggara oleh Direktorat Jendral Pendidikan

Islam.

c. Beban studi dan lama program

Beban studi (satuan kredit semester) dan lama program yang

harus ditempuh mahasiswa disesuaikan dengan latar belakang

pendidikan calon mahasiswa dengan mengacu pada Surat

Keputusan Mendiknas Republik Indonesia.

Page 20: profesi kependidikan

20

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggungjawab

terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal,

baik disekolah maupun di luar sekolah, ini berarti seorang guru minimal

memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan

dalam nejalankan tugas. Untuk itu seorang guru perlu memiliki

kepribadian, menguasai bahan pelajaran dan menguasai cara-cara

mengajar sebagai dasar kompetensi. Bila guru tidak memiliki kepribadian,

tidak menguasai bahan pelajaran dan cara-cara mengajar, maka guru akan

gagal menunaikan tugasnya, sebelum berbuat lebih banyak dalam

pendidikan dan pengajaran. Oleh Karena itu, kompetensi mutlak dimiliki

guru sebagai kemampuan, kecakapan atau keterampilan dalam mengelola

kegiatan pendidikan. Dengan demikian kompetensi guru berarti pemilikan

pengetahuan keguruan, dan pemilikan keterampilan serta kemampuan

sebagai guru dalam melaksanakan tugasnya.

B. Saran

Demikianlah pembahasan dari kelompok III, dengan maksud untuk

membahas lebih dalam mengenai “Lima Kompetensi Profesional Beserta

Unsur-unsurnya dan Sistem Pelatihan Guru”. Jika ada kesalahan dan

kekurangan dalam pembahasan makalah kami mohon kritikan dan saran

dari rekan-rekan sekalian demi tercapainya pembahasan yang kita

inginkan.

Page 21: profesi kependidikan

21

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Menrisal. 2014. Profesi Kependidikan. Padang: FKIP Universitas Putra Indonesia “YPTK”.

Yusuf Chiniru: “Karakteristik dan Kompetensi Guru Profesional” . http://ciniruyusuf.blogspot.com/2012/10/karakteristik-dan-kompetensi-guru.html (diakses senin, 15 September 2014 16:22 WIB).

Informasi Seputar Pendidikan: “4 Kompetensi Guru Profesional”http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/4-kompetensi-guru-profesional.html (diakses senin, 15 September 2014 16:27 WIB).

Admin: “Kompetensi Profesional Guru dan Komponen-komponennya”. http://www.gurukelas.com/2012/12/kompetensi-profesional-guru-dan-komponen-komponennya.html (diakses senin, 15 September 2014 16:31 WIB).