profesi kependidikan

15

Upload: dhany-damopolii

Post on 20-Jun-2015

8.836 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

Profesi kependidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Profesi kependidikan

��

������������������������

� �

����������� ����������� ����������� ����������� � �� �� � � ��� �� �� � � ��� �� �� � � ��� �� �� � � ������

� �����

�����������������

� � � � � �

�� � � �� � ������ � �

������������������ � �����

� �� � ������ � � ��

� � � � ���� ����

����

����

�����������������������������������������������������

Page 2: Profesi kependidikan

��

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakikatnya, pendidikan merupakan upaya membangun budaya dan

peradaban bangsa. Oleh karena itu, UUD 1945 secara tegas mengamanatkan bahwa

setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

Faktor utama dalam pendidikan yaitu pembentukkan pribadi manusia, peran

penting pendidikan inilah menjadi ukuran normatif dalam pencapaian pola pikir dan

pola tindak tiap individu.

Kemapuan manusia, hampir sebagian besar didapatkan melalui proses

belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu

yang dapat diamati, diubah dan dikontrol. Kemampuan manusia yang dikembangkan

melalui belajar yaitu: pertama; ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi

kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap.

Pengejawantahan pendidikan inilah yang menuntut pendidik untuk sebisa

mungkin menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai

kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh peserta didik. Dalam hal

ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena

desain pesan pembelajaran menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan

suatu pola atau signal dan lambang yang dapat digunakan untuk menyediakan

kondisi untuk belajar.

Perubahan pola pikir dan pola tindak pada peserta didik/siswa tentunya tidak

hanya bergantung pada penerapan maupun pencapaian mata pelajaran yang akan

diajarkan, namun perubahan ini sangatlah memerlukan peran aktif dari guru karena

guru merupakan pembimbing dan juga sebagai konselor.

Masalah-masalah yang ada pada siswa sangatlah kompleks, baik itu masalah

individu (fisik dan psikis) dan masalah sosial (keluarga dan bermasayarakat).

Persoalan-persoalan pada siswa inilah yang harus di perhatikan oleh guru karena hal

ini akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Selain dari hal di atas, ada paradigma baru yang berkembangan dalam

pendidikan, yaitu tujuan pembelajaran bukan hanya untuk merubah perilaku siswa,

Page 3: Profesi kependidikan

��

tetapi membentuk karakter dan sikap mental profesional yang berorientasi pada

global mindset. Fokus pembelajarannya adalah pada ‘mempelajari cara belajar’

(learning how to learn) dan bukan hanya semata pada mempelajari substansi mata

pelajaran.

Jika melihat kenyataan pendidikan yang ada sekarang ini maka banyak hal

yang sebenarnya harus diperbaiki dan dikembangkan, baik itu hasil belajar, proses

pembelajarannya, kurikulum pendidikan dan semua bidang yang berkaitan dengan

pendidikan. Oleh karena itu maka dipandang perlu, dalam segala hal yang

menyangkut dengan program pendidikan harus ada pengelolah, pengawasan dan

pembinaan yang notabenenya membantu tercapainya tujuan pendidikan.

Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan

atau supervisi. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu.

Oleh karena itu, supervisi haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang

akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Setelah kita mengetahui

realita yang terjadi, maka diperlukan sebuah penjelasan secara rinci dan mendetail

tentang supervisi pendidikan agar para pendidik dapat memahami betapa perlu dan

pentingnya supervisi pendidikan itu.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana peran guru bimbingan dan konseling (BK) dalam mengatasi masalah

yang dihadapi siswa?

2. Bagaimanakah cara mengadakan supervisi dan apa saja yang perlu disupervisi?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Memberikan penjelasan tentang bimbingan dan konseling

2. Memberikan penjelasan mengenai supervisi pendidikan

1.4 Manfaat Penulisan

Page 4: Profesi kependidikan

��

Manfaat bagi penulis dan mahsiswa lain adalah

1. Menjadikan makalah ini sebagi bahan acuan atau referensi dalam penulisan

makalah profesi kependidikan selanjutnya

2. Memahami hakikat dari profesi pendidikan

3. Sebagai calon guru (insyallah), maka makalah ini menjadi acuan awal,

pengetahuan awal dan pengukuran awal tentang tugas dan tanggung jawab

seorang guru

BAB II

Page 5: Profesi kependidikan

��

PEMBAHASAN

A. BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan

bagaikan kata majemuk. Untuk memperluas kedua istilah tersebut, berikut ini

dikemukakan pengertian bimbingan dan pengertian konseling.

a. Pengertian

Banyak ahli berusaha merumuskan pengertian bimbingan dan konseling.

Menurut Jones (1963), Guidance is the help given by one person to another in

making choice and adjustment and solving problems. Dalam penertian tesebut,

terkandung maksud bahwa tugas pembimbing hanyalah membantu agar individu

yang dibimbing mampu membantu dirinya sendiri, sedangkan keputusan terakhir

tergantung kepada individu yang dibimbing (klien).

Ini senada dengan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Rochman

Natawidjaja (1978) : Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu

yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat

memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar

sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia

dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang

berarti.

Selanjutnya Bimo Walgito (1982: 11) menyarikan beberapa rumusan

bimbingan yang dikemukakan para ahli, sehingga mendapatkan rumusan sebagai

berikut : Bimbingan adalah bantuan atau petolongan yang diberrikan kepada

individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi

kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-

individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli tiu,

dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan: (a) suatu proses yang

berkseinambungan, (b) suatu proses membantu individu, (c) bantuan yang diberikan

itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan

Page 6: Profesi kependidikan

��

mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan/potensinya, dan

(d) kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat

memahami keadaan dirinya yang mampu menyesuaikan dengan lingkungannya.

b. Pengertian Konseling

Istilah konseling (counseling) diartikan sebagai penyuluhan. Istliah

penyuluhan dalam kegiatan bimbingan menurut beberapa ahli kurang tepat. Banyak

ahli yang memberikan makna tentang konseling. Menurut James P. Adam yang

dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a): Konseling adalah suatu penilaian timbal balik

antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain

(konseling) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya

dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan

datang.

Bimo Walgito (1982: 11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang

diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan

wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapai

untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapatlah dikatakan bahwa kegiatan

konseling itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Pada umumnya dilaksanakan secara individual.

b) Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka.

c) Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli.

d) Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi klien.

e) Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan

masalahnya dengan kemampuannya sendiri.

2. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di sekolah

Page 7: Profesi kependidikan

��

Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa

agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh

(Motensen & Schemuller, 1969). Bimbingan dan konseling semakin hari semakin

dirasakan perlu keberadaanya disetiap sekolah. Hal ini didukung oleh berbagai

macam faktor, seperti dikemukakan oleh Koestoer Partowisastro (1982), sebagai

berikut:

1. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak

dalam waktu sekian jam (± 6jam) hidupnya berada di sekolah.

2. Para siswa yang usianya relatif masih muda sangat membutuhkan bimbingan

baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan dirinya, maupun

dalam mengatasi berbagai macam kesulitan.

Kehadiran konselor di sekolah dapat meringankan tugas guru (Lundquist

dan Chamely yang dikutip oleh Belkin, 1981). Mereka menyatakan bahwa konselor

ternyata sangat membantu guru, dalam hal:

1) Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif

yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru.

2) Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan

mempengaruhi proses belajar-mengajar.

3) Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih

efektif.

4) Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan

tugasnya.

3. Tujuan Bimbingan di Sekolah

Layanan bimbingan sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai

masalah dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Dalam

Kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan di

sekolah adalah membantu siswa:

1) Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar

yang tinggi.

2) Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan pada

saat proses belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.

Page 8: Profesi kependidikan

3) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.

4) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.

5) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan

pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat.

6) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-

emosional di sekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan

terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan

yang lebih luas.

4. Peranan Bimbingan dan konseling dalam Pembelajaran Siswa

Siswa yang mengalami kesulitan belajar kadang-kadang ada yang mengerti

bahwa dia mempunyai masalah tapi tidak tahu bagaimana mengatsinya, dan juga

yang tidak mengerti kepada siapa ia harus meminta bantuan dalam

menyelesaikan masalahnya itu.

Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, maka bimbingan dan

konseling dapat memberikan layanan dalam: (1) bimbingan belajar, (2)

bimbingan sosial, dan (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.

a. Bimbingan Belajar

Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang

berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah

maupun di luar sekolah. Bimbingan ini antara lain meliputi:

a) Cara belajar, baik belajar secara kelompok ataupun individual.

b) Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar.

c) Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran.

d) Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran

tertentu.

e) Cara, proses, dan prosedur tentang mengikuti pelajaran.

b. Bimbingan Sosial

Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam

memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah

Page 9: Profesi kependidikan

sosial, sehingga terciptalah suasana belajar-mengajar yang kondusif. Menurut

Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial dimaksudkan untuk:

a) Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai.

b) Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai.

c) Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah

tertentu.

Disamping itu, bimbingan sosial juga dimaksudkan agar siswa dapat

melakukan penyesuaian diri terhadap teman sebayanya baik di sekolah

maupun di luar sekolah (Downing, 1978).

c. Bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi

Penyuluhan dinyatakan ada beberapa masalah pribadi yang memerlukan

bantuan konseling, yaitu masalah akibat konflik antara:

a) Perkembangan intelektual dan emosionalnya.

b) Bakat dengan aspirasi lingkungannya.

c) Kehendak siswa dan orang tua atau lingkungannya.

d) Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya.

e) Situasi sekolah dengan situasi lingkungan.

f) Bakat dan pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan

keengganan mengambil pilihan.

5. Landasan Bimbingan dan Konseling

Menurut Winkel (1991) landasan-landasan itu adalah sebagai berikut:

1. Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang

mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang.

2. Bimbingan berkisar pada dunia subjektif masing-masing individu.

3. Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara pembimbing

dengan yang dibimbing.

4. Bimbingan berlandaskan pengakuaan akan martabat dan keluhan individu yang

dibimbing sebagai manusia yang mempunyai hak-hak asasi (human rights).

5. Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan

bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian bantuan pskikologis.

Page 10: Profesi kependidikan

���

6. Pelayanan ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang

bermasalah saja.

7. bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus-menerus,

berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak.

6. Asas-asas Bimbingan dan Konseling

Dalam kegiatan/layanan bimbingan dan konseling menurut Prayitno (1982)

ada beberapa asas yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Asas Kerahasiaan

Asas ini mempunyai makna yang sangat penting dalam layanan

bimbingan dan konseling. Sebagian keberhasilan layanan bimbingan banyak

ditentukan oleh asas ini, sebab klien akan mau membukakan keadaan dirinya

sampai dengan masalah-masalah yang sangat pribadi, apabila ia yakin bahwa

konselor dapat menyimpan rahasianya.

2. Asas Keterbukaan

Konselor harus berusaha untuk menciptakan suasana keterbukaan dalam

membahas masalah yang dialami klien. Klien terbuka menyampaikan perasaan,

pikiran, dan keinginannya yang diperkirakan sebagai sumber timbulnya

permasalahan. Konselor juga terbuka dalam memberikan tanggapan terhadap

hal-hal yang dikemukakan oleh klien.

3. Asas Kesukarelaan

Konselor mempunyai peran utama dalam mewujudkan asas kesukarelaan

ini. Konselor harus mampu mencerminkan asas ini dalam menerima kehadiran

klien.

4. Asas Kekinian

Pemecahan masalah dalam kegiatan konseling seharusnya berfokus pada

masalah-masalah yang dialami klien pada saat ini. Apa yang dirasakan dan

dipikirkan pada saat konsultasi, itulah yang menjadi pusat perhatian dalam

mencarikan permasalahannya.

5. Asas Kegiatan

Page 11: Profesi kependidikan

���

Usaha layanan bimbingan dan konseling akan dapat berlangsung baik,

bilamana klien mau melaksanakan sendiri kegiatan yang telah dibahas dalam

layanan itu. Oleh karena itu, konselor hendaknya mampu memotivasi klien untuk

melaksnakan semua saran yang telah di sampaikannya.

6. Asas Kedinamisan

Arah layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan

dalam diri klien, yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Sesuai

dengan sifat keunikan manusia maka konselor harus memberikan layanan

seirama dengan perubahan-perubahan yang ada pada diri klien.

7. Asas Keterpaduan

Kerperibadian klien merupakan suatu kesatuan dari berbagai macam

aspek. Dalam pembewrian layanan kepada klien, hendaknya selalu diperhatikan

apsek-aspek keperibadian klien yang diarahkan untuk mencapai keharmonisan

atau keterpaduan.

8. Asas Kenormatifan

Maksud asas ini ialah usaha layanan bimbingan dan konseling yang

dilakukan itu hendaknya tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku,

sehingga tidak terjadi penolakan dari individu yang dibimbing.

9. Asas Keahlian

Layanan bimbingan dan konseling adalah profesional, oleh karena itu

tidak mungkin dilaksanakan oleh orang-orang yang tidak dididik dan dilatih atau

dipersiapkan untuk itu. Layanan konseling menuntut suatu keterampilan khusus.

10. Asas Alih Tangan

Asas ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pemberian layanan

yang tidak tepat.

11. Asas Tut Wuri Handayani

Setelah klien mendapatkan layanan, hendaknya klien merasakan bahwa

layanan tersebut tidak hanya pada saat klien mengemukakan persoalannya.

B. SUPERVISI PENDIDIKAN

Pengertian Supervisi

Page 12: Profesi kependidikan

���

Supervision (Inggris) : Super : atas, vision : visi, jadi supervisi artinya : lihat

dari atas. Arti semantik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa

bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan

peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya. Berdasarkan

pengertian di atas dapat diketahui bahwa Supervisi adalah bantuan dalam

pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik.

Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan

dalam supervisi adalah bantuan kepada guru.

Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Dibidang pendidikan

disebut supervisor pendidikan.

Ciri-ciri dari Supervisi :

• Research : meneliti situasi sebenarnya disekolah

• Evalution : penilaian

• Improvement : mengadakan perbaikan

• Assiatance : memberikan bantuan dan bimbingan

• Cooperation : kerjasama antara supervisor dan supervisid ke arah perbaikan

situasi.

Kepengawasan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami masa transisi

dari inspeksi kearah supervisi yang dicita-citakan. Yang disebut supervisor

pendidikan bukan hanya para pejabat/petugas dari kantor pembinaan, kepala

sekolah, guru-guru dan bahkan murid pun dapat disebut sebagai supervisor, bila

misalnya diserahi tugas untuk mengetuai kelas atau kelompoknya.

1. Fungsi Supervisi Pendidikan

1. Penelitian (research) � untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif

tentang suatu situasi pendidikan

• Perumusan topik

• Pengumpulan data

• Pengolahan data

• Konlusi hasil penelitian

Page 13: Profesi kependidikan

���

2. Penilaian (evaluation) � lebih menekankan pada aspek daripada negative.

3. Perbaikan (improvement) � dapat mengatahui bagaimana situasi

pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya.

4. Pembinaan � berupa bimbingan (guidance) kea rah pembinaan diri yang

disupervisi.

2. Tujuan Supervisi Pendidikan

a. Meningkatkan mutu kinerja guru membantu guru dalam memahami tujuan

pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut membantu

guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan

siswanya. Membentuk kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu

tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat dan saling

menghargai satu dengan yang lainnya. Meningkatkan kualitas pembelajaran

yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa Meningkatkan kulaitas

pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran. Sebagai

salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.

b. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana

dengan baik.

c. Meningkatkan keefektifan dan keefesienan sarana dan prasarana yang ada untuk

dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan

keberhasilan siswa

d. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung

terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai

prestasu belajar sebagaim,ana yang diharapkan.

e. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang

tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas

pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.

3. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan

1. Prinsip-prinsip fundamental. Pancasila merupakan dasar atau prinsip

fundamental bagi setiap supervisor pendidikan Indonesia. Bahwa seorang

supervisor haruslah seorang pancasilais sejati.

Page 14: Profesi kependidikan

���

2. Prinsip-prinsip praktis

a. Negatif

• Tidak otoriter

• Tidak berasas kekuasaan

• Tidak lepas dari tujuan pendidikan

• Bukan mencari kesalahan

• Tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil

b. Positif

• Konstruktif dan kreatif

• Sumber secara kolektif bukan supervisor sendiri

• Propessional

• Sanggup mengembangkan potensi guru dkk

• Memperhatikan kesejahteraan guru dan kawan-kawan

• Progresif

• Memperhitungkan kesanggupan supervisid

• Sederhana dan informal

• Obyektif dan sanggup mengevaluasi diri sendiri

4. Teknik Supervisi

Dalam supervisi dikenal dengan dua teknik besar, yakni teknik individual

dan teknik kelompok.

1. Teknik kelompok : cara pelaksanaan supervisi terhadap sekelompok orang yang

disupervisi

2. Tekhnik perorangan : dilakukan terhadap individu yang memiliki masalah

khusus.

5. Metode Supervisi

• Metode langsung : alat yang digunakan mengenai sasaran supervisi

• Metode tak langsung : mempergunakan berbagai alat perantara (media).

6. Tekhnik dan Metode yang Lain

Page 15: Profesi kependidikan

���

• Kunjungan sekolah (school visit) Akan memberikan pengatahuan yang

lengkap tentang situasi sekolah sehingga program akan lebih efektif.

• Kunjungan kelas (class visit) Merupakan suatu metode supervisi yang “to the

point” kena sasaran

• Pertemuan individual. Setelah suatu kunjungan berakhir, hendaklah diadakan

pembicaraan langsung dan pribadi tentang hasil kunjungan dengan orang

yang dikunjungi.

• Rapat sekolah. Untuk membicarakan kepentingan murid dan sekolah dan hal-

hal yang berhubungan dengan sekolah

• Pendidikan ini service. Untuk kepentingan mutu mrngajar dan belajar, maka

guru perlu mengembangkan pengetahuan sesuai dengan profesinya dengan

berbagai cara. Misalnya : study individual, study grops, menghadiri ceramah,

mengadakan intervisitasi dsb.

• Workshop (musyawarah kerja_muker). Untuk mengembangkan professional

karyawan (in-service)

• Intervisitas.Saling kunjung-memgunjungi sesama guru untuk mengobservasi

situasi belajar masing-masing

• Demonstrasi mengajar. Metode ini dapat dilakukan oleh supervisor sendiri

atau oleh guru yang ahli untuk memperkenalkan metode mengajar yang

efektif.

• Bulletin supervisi. Bulletin berkala dapat dimanfaatkan untuk perbaikan

program pendidikan dan penngajaran, bisa mingguan atau bulanan.

• Bulletin bord pengumuman administrative

• Pengunguman

• Supervisi pengunguman untuk murid

• Kunjungan rumah, Tujuannya untuk mempelajari bagaimana situasi hidup

orang yang disupervisi di rumah terutama meneliti masalah-masalah yang

secara langsung atau tak langsung mempengaruhi tugas/kewajiban orang

yang disupervisi itu.