profes i

7
Kesederhanaan adalah properti, kondisi, atau kualitas ketika segalanya dapat dipertimbangkan untuk dimiliki. Kesederhanaan biasanya berhubungan dengan beban yang diletakkan sesuatu pada seseorang yang mencoba untuk menjelaskan atau memahaminya. Sesuatu yang mudah dipahami atau dijelaskan adalah sederhana, berlawanan dari sesuatu yang rumit . Dalam beberapa hal, kesederhanaan dapat digunakan untuk mengartikan kecantikan , kemurnian atau kejelasan. Kesederhanaan juga dapat digunakan sebagai konotasi negatif untuk menandakan defisit atau ketidakcukupan nuansa atau kerumitan suatu benda, relatif terhadap sesuatu yang dianggap perlu. Kesederhanaan Konsep kesederhanaan telah dikaitkan dengan kenyataan dalam bidang epistemologi . Menurut razor Occam , semua hal setara, teori tersederhana adalah yang paling benar. Dalam konteks gaya hidup manusia, kesederhanaan dapat menandakan kebebasan dari kerja keras, usaha atau kepanikan. Secara spesifik, kata ini dapat merujuk pada gaya hidup sederhana . Kesederhanaan adalah tema dalam agama Kristen . Menurut St. Thomas Aquinas , Tuhan adalah kesederhanaan tidak terbatas . Ordo Fransiskan dalam agama Katolik Roma dan Anglikan juga menyuruh kepada kesederhanaan. Anggota Religious Society of Friends (Quakers) mempraktikkan Testimoni Kesederhanaan yang menyederhanakan hidup seseorang untuk memfokuskan diripada hal-hal yang paling penting dan mengabaikan atau menghindari hal-hal yang kurang penting. Daftar isi 1 Kesederhanaan dalam filosofi ilmu pengetahuan 2 Lihat pula 3 Bacaan lanjutan 4 Pranala luar

Upload: ithaa-margarithaa

Post on 14-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

makala

TRANSCRIPT

Kesederhanaan adalah properti, kondisi, atau kualitas ketika segalanya dapat dipertimbangkan untuk dimiliki. Kesederhanaan biasanya berhubungan dengan beban yang diletakkan sesuatu pada seseorang yang mencoba untuk menjelaskan atau memahaminya. Sesuatu yang mudah dipahami atau dijelaskan adalah sederhana, berlawanan dari sesuatu yang rumit. Dalam beberapa hal, kesederhanaan dapat digunakan untuk mengartikan kecantikan, kemurnian atau kejelasan. Kesederhanaan juga dapat digunakan sebagai konotasi negatif untuk menandakan defisit atau ketidakcukupan nuansa atau kerumitan suatu benda, relatif terhadap sesuatu yang dianggap perlu. KesederhanaanKonsep kesederhanaan telah dikaitkan dengan kenyataan dalam bidang epistemologi. Menurut razor Occam, semua hal setara, teori tersederhana adalah yang paling benar. Dalam konteks gaya hidup manusia, kesederhanaan dapat menandakan kebebasan dari kerja keras, usaha atau kepanikan. Secara spesifik, kata ini dapat merujuk pada gaya hidup sederhana.Kesederhanaan adalah tema dalam agama Kristen. Menurut St. Thomas Aquinas, Tuhan adalah kesederhanaan tidak terbatas. Ordo Fransiskan dalam agama Katolik Roma dan Anglikan juga menyuruh kepada kesederhanaan. Anggota Religious Society of Friends (Quakers) mempraktikkan Testimoni Kesederhanaan yang menyederhanakan hidup seseorang untuk memfokuskan diripada hal-hal yang paling penting dan mengabaikan atau menghindari hal-hal yang kurang penting.Daftar isi 1 Kesederhanaan dalam filosofi ilmu pengetahuan 2 Lihat pula 3 Bacaan lanjutan 4 Pranala luarKesederhanaan dalam filosofi ilmu pengetahuanKesederhanaan adalah kriteria meta-ilmiah yang bertujuan untuk mengevaluasi suatu teori (lihat pula razor Occam dan referensinya). Konsep sejenis tentang Parsimoni juga digunakan dalam filosofi ilmu pengetahuan yang merupakan penjelasan atas suatu fenomena yang kurang penting dianggap memiliki nilai yang lebih superior dibanding fenomena yang lebih penting.

Teori Proporsional 1. TEORI PROPOSIONAL FAKTOR DARI HEECKSCHER OHLIN (H-O)

Teori modern Perdagangan Internasional adalah teori yang dikemukakan pertama kali oleh Bertil Ohlin dalam bukunyainterregional and InternationalTrade (1933).Sebagian dari teori Bertil Ohlin didasarkan atas tulisan gurunya, yaitu Eli Heckscher, sehingga teori ini lebih dikenal dengan teori Heckscher-Ohlin atau disingkat dengan Teori H-O.Menurut teori H-O, Perdagangan internasional terjadi disebabkan perbedaanopportunity costsuatu produk antara satu negara dengan negara lain, pertukaran dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam jumlah proporsi faktor produksi yang dimiliki (factor endowment) masing-masing negara. Negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak/murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya. Sebaliknya, negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka/mahal.Misalnya negara Indonesia memiliki tenaga kerja (TK) yang relatif besar, maka Indonesia akan berspesialisasi pada produksi barang-barang yang relatif padat tenaga kerja (labor intensive) dan mengekspornya. Jepang memiliki relatif banyak kapital (K), maka negara Jepang akan berspesialisasi menghasilkan barang yang padat kapital (capital intensive) dan kemudian mengekspornya ke negara lain.

Dalam analisisnya, teori H-O menggunakan dua kurva.Pertamaadalah kurvaisocost,yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama, dankeduaadalah kurvaisoquant, yaitu kurva yang menggambarkan total produksi yang sama. Seperti telah dipelajari dalam Teori Ekonomi Mikro, Khususnya teori produksi dan biaya, keseimbangan akan terjadi apabila kurvaisocostbersinggungan dengan kurvaisoquant.Jadi pada titik persinggungan tersebut akan terjadi produksi yang optimal dengan biaya tertentu.Contoh kurva isocost dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Dari gambar diatas, kemiringanisocost( Ii,Iidan Iiuntuk Inonesia dan Ij, Ijdan Ijuntuk negara Jepang) pada kedua gambar terlihat bahwa Indonesia memiliki relatif banyak TK (tenaga kerja ) dan memiliki relatif sedikit K (kapital). Sebaliknya Jepang memilki relatif banyak K dan relatif sedikit TK. Pergeseran kurvaisocostparalel mencerminkan perbandingan harga faktor produksi adalah tetap.Uraian teori faktor proporsi belum lengkap apabila belum mengetahui bagaimana suatu barang dihasilkan. Untuk mengetahui hal ini dapat dijelaskan dengan kurvaisoquant. PetaIsoquantmasing-masing negara dapat dijelaskan sebagai berikut:

Isoquant Indonesia terletak dekat sumbu vertikal (TK) menunjukkan bahwa barang yang dihasilkan Indonesia bersifat padat tenaga kerja (labor intensive) sedangkan bagi Jepang lebih mendekati sumbu horizontal menunjukkan barang yang dihasilkan bersifat padat modal (capital intensive).Sesuai dengan konsep titik singgung antaraisocostdanisoquantini, masing-masing negara tentu cenderung memproduksi barang tertentu dengan kombinasi faktor produksi yang paling optimal sesuai struktur atau proporsi faktor produksi yang dimiliki.Selanjutnya teori H-O menggunakan asumsi 2 x 2 x 2sebagai barikut:1.Perdaganganinternasionalterjadiantaradua negara (misal-nya Indonesia dan Jepang)2. Masing-masing negara memproduksi dua macam barang (pa-kaian dan radio)3. Masing-masingnegara menggunakan dua macam faktor pro-duksi, yaitu tenaga kerja dan kapital

Untuk memudahkan analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) berdasarkan teori H-O disusun Tabel 3 berikut:

Tabel 3Teori Proporsi Faktor dengan data hipotetis2 NegaraIndonesiaJepang

2 barangPakaianRadioPakaianRadio

2 F. produksiTKKTKK

Proses ProduksiLabor intensiveCapital intensiveLabor intensiveCapital intensive

Proporsi F. produksi60 unit(banyak)15 unit(sedikit)30 unit(sedikit)60 unit(banyak)

Isoquant100 unit20 unit100 unit20 unit

Isocost$ 400$ 600$ 600$ 400

Unit cost$ 4(murah)$ 30(mahal)$ 6(mahal)$ 20(murah)

Berdasarkan tabel diatas dan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant sebagai suatu titik optimal untuk memproduksi sejumlah barang dapat digambarkan dengan grafik dibawah ini.

Dari gambar diatas dapat dekemukakan hal-hal sbb:1. Isoquant 100 unit pakaian dilakukan dengan padat TKa. Di Indonesia,Isoquant untuk 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $400 pada titik A dengan kombinasi 34 TK dan 3 K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang padat karya di Indonesia akan lebih murah, ini disebabkan jumlah/propporsi faktor produksi yang dimiliki oleh Indonesia relatif banyak dan murah , sehingga unit costnya hanya $4b. Di Jepang,100 unit pakaian akan menyinggung isocost $600 pada titik B dengan kombinasi 20 unit TK dan 7 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang padat karya di jepang relatif mahal karena faktor produksi TK relatif sedikit dan mahal, sehingga unit cost adalah $6

2. Isoquant 20 unit radio dilakukakan padat modala. Di Indonesia,Isoquant untuk 20 unit radio akan menyinggung isocost $600 pada titik C dengan kombinasi 20 TK dan 10 K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat modal di Indonesia akan lebih mahal, ini disebabkan jumlah/propporsi faktor produksi relatif sedikit dan mahal sehingga unit costnya adalah $ $30b. Di Jepang,20 unit radio akan menyinggung isocost $400 pada titik D dengan kombinasi 10 unit TK dan 18 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat karya di jepang relatif murah, sehingga unit cost adalah $20

Kesimpulan dari teori H-O adalah sebagai berikut:1.Harga/biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara2. Comparative advantage atau keunggulan komparatif dari suatu jenis produk yang dimiliki oleh masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimiliki.3. Masing-masing negara akan cenderung berspesialisasi pro-duksi dan mengekspor barang tertentu karena negara itu memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.4. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal memproduksinya.