produksi pisang cavendish di kebun cibungur, … · hasil pengamatan komponen produksi 31...

69
PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, PTPN VIII, SUKABUMI, JAWA BARAT LUBERING ARTHA A24110085 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Upload: lyxuyen

Post on 08-Mar-2019

257 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR,

PTPN VIII, SUKABUMI, JAWA BARAT

LUBERING ARTHA

A24110085

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP
Page 3: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produksi Pisang

Cavendish di Kebun Cibungur, PTPN VIII, Sukabumi, Jawa Barat adalah benar

karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam

bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2016

Lubering Artha

NIM A24110085

Page 4: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP
Page 5: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK

Magang dilaksanakan di Afdeling 5 dan 6 Panarewuan, Kebun Cibungur,

PTPN VIII selama empat bulan dari tanggal 1 Maret 2015 hingga 30 juni 2015.

Kegiatan ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis

budidaya pisang Cavendish dan secara khusus untuk mempelajari dan

menganalisis klasifikasi kesesuaian lahan dan produksi pisang Cavendish. Data

sekunder didapatkan dari arsip perusahaan. Data primer didapatkan dari

pengamatan komponen produksi di lapangan terdiri atas bobot buah per tandan,

bobot buah bermutu, jumlah sisir per tandan, jumlah sisir bermutu, jumlah buah

per sisir bermutu dan bobot buah per sisir pada tanaman contoh di blok „A‟, „B‟,

„C‟. Hasil pengamatan menunjukkan blok „C‟ memiliki peringkat bobot per

tandan tertinggi diduga karena kedekatan dengan sumber air dan pengawasan

yang lebih baik. Blok „A‟ memiliki peringkat jumlah sisir bermutu tertinggi

diduga karena kondisi jalan yang baik dan jarak yang dekat dari packing house.

Lokasi magang dinyatakan telah sesuai dengan syarat perbaikan ketersediaan air

dan kemiringan lereng. Pengelolaan kebun belum dilakukan secara maksimal.

Masalah utama di kebun adalah keterlambatan bahan produksi, lemahnya

pengawasan karyawan, kondisi jalan yang kurang memadai, ketersediaan air bagi

tanaman saat musim kemarau dan lereng yang curam tanpa peremajaan teras.

Kata kunci : cavendish, klasifikasi kesesuaian lahan, produksi, komponen

produksi

ABSTRACT

The internship program was conducted at Afdeling 5 and 6 Panarewuan,

Cibungur estate, PTPN VIII, Sukabumi, West Java for four month from 1st

March

to 30th

june 2015. The purpose the internship is to improve technical and skill of

the cultivation of Cavendish and specifically to study and analyze banana land

suitability classification and Cavendish production. Secondary data has gotten

from business archives. Primary data has gotten from direct observation of

plantation consist weight per cluster, weight grade per cluster, comb per cluster,

comb grade per cluster, finger per comb and weight comb grade from sample

plant on blok ‘A’, ‘B’, ‘C’. Results indicated blok ‘C’ had the best rank of weight

per cluster to assumption water nearness and good control. Blok ‘A’ had the best

rank comb grade to assumption packing house nearness and good track to aim.

Internship location had suitable land for banana cultivation with irrigation and

slope conditional repair. Maximal estate management has not be done. The

problems were delay material production, weakness labor control, bad track,

irrigation on dry season and steep slope without terace rejuvenation.

Keywords : cavendish, land suitability classification, production, production

component

Page 6: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP
Page 7: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR,

PTPN VIII, SUKABUMI, JAWA BARAT

LUBERING ARTHA

A24110085

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 8: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP
Page 9: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP
Page 10: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP
Page 11: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Produksi Pisang Cavendish di Kebun Cibungur, PTPN VIII,

Sukabumi, Jawa Barat. Skripsi ini merupakan hasil dari kegiatan magang penulis

pada bulan 01 Maret – 30 Juni 2015 di Kebun Cibungur , PT. Perkebunan

Nusantara VIII, Sukabumi, Jawa Barat. Penulis menyampaikankan terima kasih

kepada:

1. Ir. Winarso Drajad Widodo, M.S., Ph.D. selaku pembimbing skripsi I dan

Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, M.Sc. selaku pembimbing skripsi II atas

segala bimbingan, pengarahan dan sarannya sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Dr. Ir. Ketty Suketi, M.Si. dan Dr. Ir. Supijatno, M.Si. selaku dosen

penguji yang telah memberikan arahan dan saran-saran sehingga skripsi ini

dapat diselasaikan dengan baik.

3. Prof. Dr. Ir. Memen Surahman, M.Agr. selaku dosen pembimbing

akademik atas seluruh arahan, masukan, motivasi dan saran selama penulis

melaksanakan studi.

4. PT. Perkebunan Nusantara VIII yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melaksanakan magang di salah satu kebun yang

dibawahinya.

5. Manajer kebun Kebun Cibungur beserta seluruh staf dan karyawan yang

telah memberikan fasilitas dan kesempatan untuk melaksanakan magang.

6. Kedua orang tua Drs. Sarino (alm), Endang Setyowati, S.Pd. dan Sukaeri,

S.Pd. serta kakak-kakak saya Bandhu, Ginanjar, Pramestuti, Kresna dan

Ika yang selalu memberikan d‟oa kepada penulis.

7. Teman-teman Renaya, Adelina, Nuri, Etik, Ila yang selalu memberi

dukungan kepada penulis

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bogor, April 2016

Lubering Artha

A24110085

Page 12: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP
Page 13: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

DAFTAR ISI

DARFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

Pisang Cavendish 2

Morfologi Pisang Cavendish 2

Persyaratan Tumbuh Tanaman Pisang 3

Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Pisang 4

Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial 4

Kesuburan Tanah 5

METODE 6

Tempat dan Waktu Magang 6

Metode Pelaksanaan 6

Pengumpulan Data dan Informasi 6

Analisis Data dan Informasi 8

KEADAAN UMUM 8

Sejarah Singkat 8

Letak Geografi dan Administratif 8

Keadaan Topografi, Tanah dan Iklim 9

Tata Guna Lahan 9

Keadaan Pertanaman dan Produksi 9

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 10

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 11

Aspek Teknis 11

Aspek Manajerial 25

PEMBAHASAN 27

Manajerial Produksi 27

Potensi Produksi di Lokasi Magang 28

Produksi Aktual di Lapangan 28

Kesesuaian Lahan Tanaman Pisang 29

Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31

KESIMPULAN DAN SARAN 32

Kesimpulan 32

Saran 33

DAFTAR PUSTAKA 33

LAMPIRAN 35

RIWAYAT HIDUP 51

Page 14: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP
Page 15: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

1 Data informasi blok pengamatan 7

2 Produksi tahun pertama pisang Cavendish di Afdeling 5 dan 6 Panarewuan 10

3 Dosis pupuk per satu siklus tanaman 13

4 Perolehan suntik tandan bunga Afdeling 5 dan 6 Panarewuan 18

5 Taksasi produksi Afdeling 5 dan 6 Panarewuan di Kebun Cibungur 21

6 Daftar harga sesuai kelas mutu buah pisang Cavendish 24

7 Produksi Cavendish Kebun Cibungur Maret-Juni 2015 24

8 Prestasi kerja penulis saat menjadi karyawan harian lepas 27

9 Kriteria kesesuaian lahan terhadap potensi produksi pisang Cavendish 28

10 Kelas kesesuaian lahan berdasarkan potensi produksi tertinggi di lapangan 29

11 Penilaian karakteristik lahan berdasarkan literatur 30

12 Rata-rata pengamatan komponen produksi 31

DAFTAR GAMBAR

1 Pengendalian gulma secara manual 11

2 Pengendalian gulma secara kimiawi 12

3 Pemupukan 13

4 Pengendalian hama dan penyakit 14

5 Penjarangan anakan 15

6 Pemangkasan daun 16

7 Pemasangan penyangga 16

8 Penyuntikan tandan bunga 18

9 Pembrongsongan 20

10 Pemanenan 21

11 Proses packaging 23

12 Spesifikasi bentuk pisang Cavendish 24

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jurnal harian kegiatan karyawan harian lepas di Afdeling 5

dan 6 Kebun Cibungur PTPN VIII

36

2 Jurnal harian kegiatan sebagai pendamping mandor di

Afdeling 5 dan 6 Kebun Cibungur PTPN VIII

37

3 Jurnal harian kegiatan sebagai pendamping kepala afdeling

di Afdeling 5 dan 6 Kebun Cibungur PTPN VIII

38

4 Kriteria klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman pisang

menurut CSR/FAO (1983)

40

5 Kriteria klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman pisang

menurut Sys et al. (1993)

41

6 Kriteria klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman pisang

menurut LREP II (1994)

42

7 Kriteria klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman pisang

(Musa acuminata COLLA) menurut Djaenudin et al.(2003)

43

Page 16: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP
Page 17: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

8 Curah hujan di Kebun Cibungur PT. Perkebunan Nusantara

VIII

45

9 Peta areal konsesi Kebun Cibungur 46

10 Jumlah dan posisi tenaga kerja di Afdeling 5 dan 6 Kebun

Cibungur

47

11 Struktur organisasi Afdeling 5 dan 6 Kebun Cibungur 48

12 Kalender pita tahun 2015 49

13 Spesifikasi kelas mutu super pisang Cavendish 50

14 Spesifikasi kelas mutu ambon pisang Cavendish 50

Page 18: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP
Page 19: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

1

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pisang merupakan produk unggulan tanaman hortikultura. Buah pisang

juga merupakan salah satu buah yang berpotensi sebagai bisnis usaha dan bahan

pangan utama. Hampir setiap orang gemar mengkonsumsi buah pisang. Pisang

juga dianggap sebagai komoditas penting sehingga ada lembaga dunia yang

mengurusi masalah pisang, yaitu International Network for Improvement of

Banana and Plantain (INIBAP), yang berkedudukan di Perancis. Pisang

Cavendish menjadi salah satu jenis pisang komersial paling berpengaruh di

perdagangan buah dunia (Ansyori, 2009).

Produksi dan produktivitas pisang nasional berdasarkan provinsi selama

tahun 2010-2013 adalah 5,9 juta ton/tahun dan 17,94 ton/ha/tahun (BPS, 2013).

Menurut Sys et al. (1993), tanaman pisang yang diusahakan secara komersial

pada lahan tadah hujan mampu menghasilkan pisang segar sebanyak 30-35

ton/ha/tahun dan pada lahan irigasi sebanyak 40-60 ton/ha/tahun.

Menurut Kuswanto (1990), masyarakat masih memanfaatkan tanaman

pisang sebagai tambahan penghasilan keluarga tanpa perawatan intensif. Hanya

sebagian kecil produksi pisang yang dihasilkan dengan sistem pertanian

komersial. Data FAOSTAT (2016) menunjukkan produksi pisang di Indonesia

masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara lain yang memiliki

wilayah geografis lebih sempit seperti Filipina dan Ekuador. Produksi pisang yang

dihasilkan dengan sistem pertanian komersial pisang harus mempertimbangkan

beberapa hal. Salah satunya adalah kesesuaian lahan.

Kriteria kesesuaian lahan yang telah ada untuk berbagai komoditas

pertanian di Indonesia masih bersifat umum dengan hanya mengacu pada

publikasi dari luar negeri, antara lain FAO (1976) dan Sys et al. (1993). Kriteria

kesesuaian lahan umumnya disusun berdasarkan syarat tumbuh tanaman secara

empiris, tetapi jarang yang didasarkan pada data produksi aktual di lapangan.

Pemilihan lahan untuk mencapai produktivitas optimal akan dapat

dilakukan dengan baik, apabila dilakukan melalui tahap evaluasi lahan dengan

kriteria yang mencerminkan persyaratan tumbuh untuk berproduksinya suatu

tanaman secara optimal. Lahan yang tidak sesuai akan berdampak pada produksi

yang tidak optimal sehingga kurang menguntungkan. Berdasarkan hal tersebut ,

upaya perbaikan lahan diperlukan.

Budidaya pisang berbasis perkebunan yang dikelola secara intensif masih

sedikit di Indonesia. Sebagian besar kebutuhan pisang nasional diperoleh dari

pekarangan dan ladang warga. Budidaya pisang berbasis perkebunan diperlukan

untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pisang nasional. Budidaya pisang

berbasis perkebunan yang dikelola secara intensif selanjutnya akan menghasilkan

pisang dengan mutu tinggi yang dapat mendukung ekspor nasional.

Tujuan

Tujuan umum magang ini adalah mempelajari, menambah pengetahuan

dan pengalaman mengenai aspek teknis dan manajemen perkebunan pisang

Cavendish serta mempelajari dan mengembangkan keterampilan yang didapatkan

Page 20: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

2

di lapangan. Tujuan khusus magang mempelajari karakteristik kesesuaian lahan

lokasi magang dan mempelajari produksi pisang Cavendish berdasarkan

kesesuaian lahan dan komponen produksi di lapangan.

TINJAUAN PUSTAKA

Pisang Cavendish

Jenis pisang Cavendish mempunyai genom A yang tergolong jenis pisang

makan “edible banana”. Jenis ini lazim digolongkan dalam Musa acuminata,

yang di dalamnya terdapat jenis diploid A, triploid A dan tetraploid A. Pisang

olahan “cooking banana” digolongkan dalam jenis M. balbisiana. Golongan

pisang ini yang mempunyai genom A berkombinasi dengan genom B, yang di

dalamnya terdapat jenis diploid AB, triploid B, triploid AAB, triploid ABB dan

tetraploid ABBB. Pisang Cavendish termasuk dalam golongan M. acuminata

dengan genom AAA ( Stover dan Simmonds, 1987 ).

Morfologi Pisang Cavendish

Akar Akar pisang Cavendish berupa akar serabut. Akar keluar pada bagian

bonggol yang berbatasan dengan batang semu. Akar terdiri atas akar primer, akar

sekunder dan akar tersier. Massa akar terakumulasi pada kedalaman 0-40 cm

sekitar 70%. Produktifitas pisang berkaitan dengan kondisi fisik, biologi dan

kimia tanah sebagai media tumbuh akar dan berkorelasi dengan iklim dan tehnik

budidaya yang diterapkan, kesuburan bagian tanaman di atas tanah mencerminkan

banyak dan sehatnya keadaan akar ( Turner, 2003 ).

Bonggol (Corm)

Bonggol pisang merupakan organ batang yang sesungguhnya dari tanaman

pisang. Bonggol pisang terdiri atas dua bagian yaitu sentral silinder pada bagian

dalam dan korteks merupakan bagian luar yang bersentuhan dengan tanah.

Bonggol pisang terus membesar sesuai dengan pertambahan umur tanaman, pada

tanaman pisang dewasa besar bonggol lebarnya mencapai ± 30 cm ( Stover dan

Simmonds, 1987 ). Bonggol pisang yang terpendam di dalam tanah merupakan

tempat keluarnya akar dan anakan ( Nakasone dan Paull, 1999).

Batang semu (Pseudostem)

Batang pisang yang umum dikenal sebenarnya adalah susunan tangkai

daun atau pelepah yang berpangkal pada bonggol dan berujung sebagai lamina

daun. Susunan pelepah sangat rapi, saling overlap dari bagian dalam sampai

terluar ( Nakasone dan Paull, 1999). Pertambahan tinggi batang sejalan dengan

bertambahnya daun, dan tinggi tanaman maksimum terjadi pada saat tanaman

mengeluarkan jantung pisang. Batang pisang umumnya mampu memikul beban

tandan pisang seberat 50 kg, akan tetapi batang tersebut 95% tersusun dari air,

sehingga dibutuhkan penopangan untuk mencegah roboh akibat hembusan angin

kencang ( Robinson dan Sauco, 2010 ).

Page 21: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

3

Daun

Daun pisang diproduksi oleh tanaman mulai dari awal tanam hingga

keluarnya jantung pisang, daun keluar dari bagian sentral meristem bonggol

pisang ( Robinson, 1995 ). Semakin cepat pertumbuhan tanaman, maka akan

semakin cepat pula jumlah daun yang diproduksi. Umur daun berkisar 130-180

hari ( Stover dan Simmonds, 1987 ). Jumlah daun saat keluar jantung antara 10-15

helai. Jumlah daun pada saat keluar jantung berkorelasi positif dengan berat

tandan pada saat dipanen ( Nakasone dan Paull, 1999).

Bunga dan Tandan

Bunga terdiri dari kumpulan dua baris bunga pertama adalah bunga betina

dan disusul bunga jantan. Braktea membuka secara sekuen sekitar satu per hari.

Tangkai bunga terus memanjang sampai 1,5 m. Buah kemungkinan berkembang

dari ovari interior dan eksokarp disusan pada lapisan epidermis dan aerenkim,

dengan daging menjadi mesokarp. Endokarp terdiri atas lapisan hampir rongga

ovarian. Masing-masing node memiliki dua baris pada bunga yang membentuk

tandan pada buah dan secara umum disebut „sisir‟ dengan buah individual yang

disebut finger. Pisang Cavendish mempunyai 16 sisir per tandan dengan 30 finger

persisir dan potensial berat tandan buah hingga 70 kg. Buah matang pada daerah

tropik sekitar 85-110 hari setelah muncul inflorescence (antesis) dan

perkembangan buah pada daerah subtropik dingin atau dibawah kondisi mendung

sekitar 210 hari ( Nakasone dan Paull, 1999 ).

Persyaratan Tumbuh Tanaman Pisang

Tanaman pisang tumbuh dengan baik pada daerah tropik basah dan

beriklim panas (Espino et al., 1999). Menurut Purseglove (1978) udara lembab di

daerah yang terletak antara 30 ºLU dan 30 ºLS merupakan keadaan yang

dibutuhkan pisang untuk tumbuh subur. Meskipun tidak optimal, tanaman pisang

dapat ditanam di daerah subtropik. Tanaman pisang yang ditanam di daerah

subtropik akan mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan. Air merupakan

komponen penting lainnya. Air lebih diperlukan saat fase penanaman dan

pembentukan buah. Kebutuhan air per minggu minimal tanaman pisang adalah 25

mm dengan curah hujan 2.000 – 2.500 mm per tahun. Kebutuhan air tanaman

pisang menurut Robinson (1995) sekitar 3 – 6,3 mm per hari dengan

pertimbangan faktor udara, kelembaban, radiasi matahari dan angin. Akibat

kekurangan air ketika fase pembentukan buah adalah sunburn (Nakasone dan

Paull, 1999). Pengairan tambahan sangat penting dilakukan ketika suplai air tidak

memenuhi. Suhu udara yang baik berkisar 18 – 35 ºC dan optimum pada suhu 25

– 27 ºC (Deptan, 1997).

Akar pisang yang serabut dan cenderung dangkal membuat tanaman

rawan tumbang karena angin. Angin dengan kecepatan 80 km/jam dapat dapat

menumbangkan pohon. Serangan dari nematoda Radopholus similis dan angin

yang kencang akan sangat mudah untuk menumbangkan pohon. Kedalaman akar

paling dalam adalah 0,90 m. Tanaman pisang membutuhkan cahaya matahri yang

cukup. Panjang hari 10 – 14 jam dapat menambah munculnya daun baru sehingga

meningkatkan proses fotosintesis sebagai pendukung produktivitas (Nakasone

dan Paull, 1999). Namun kelebihan cahaya matahari tidak baik, karena akan

menyebabkan sunburn. Naungan untuk tanaman pisang juga tidak baik, tanaman

Page 22: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

4

pisang yang mendapat naungan ringan akan lambat dalam pertumbuhan dan

menghasilkan tandan yang kecil (Espino et al., 1999). Cahaya matari penuh dan

cukup adalah yang dibutuhkan tanaman pisang untuk tumbuh dengan optimum.

Drainase dan aerasi tanah untuk tanaman pisang harus baik. Kisaran pH yang

dibutuhkan adalah 5,8 – 6,5 (Espino et al., 1999). Nilai pH tanah yang rendah

dapat meningkatkan serangan penyakit sehingga menyebabkan pertumbuhan

terhambat (Purseglove, 1978).

Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Pisang

Kriteria klasifikasi kesesuaian lahan berguna untuk menilai atau

memprediksi potensi atau kelas kesesuaian lahan dari suatu lahan tertentu.

Kriteria kesesuaian lahan sebaiknya disusun berdasarkan tujuan evaluasi dan

persyaratan penggunaan lahan dari suatu tipe penggunaan lahan tertentu. Hal

tersebut karena setiap tipe penggunaan lahan memerlukan persyaratan

penggunaan lahan yang berbeda untuk dapat tumbuh dan berproduksi secara

optimal. Pemilihan kualitas atau karakteristik lahan yang dibutuhkan sangat

ditentukan oleh tujuan evaluasi, relevansi, ketersediaan dan kualitas data yang

tersedia (Ansyori, 2009).

Kriteria klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman pisang telah

dikemukakan oleh CSR/FAO (1983), Sys et al. (1993), LREP II (1994), dan

Djaenudin et al. (2003). Sys et al. (1993) menyusun kriteria klasifikasi kesesuaian

lahan untuk tanaman pisang menjadi lima kelas dengan menggunakan kerangka

FAO (1976). Kelas kesesuaian lahan tersebut yaitu sangat sesuai (S1), cukup

sesuai (S2), sesuai terbatas (S3), tidak sesuai saat ini (N1) dan tidak sesuai (N2).

Penilaian dilakukan dengan cara: metode pembatas sederhana; metode pembatas

dengan memperhatikan jumlah dan intensitas pembatas; dan metode parametrik.

Parameter yang digunakan pada kriteria ini adalah karakteristik iklim dan tanah

yang meliputi: topografi, kelembaban, sifat fisik tanah, kesuburan tanah, salinitas

dan alkalinitas tanah

Kriteria klasifikasi kesesuaian lahan LREP II (1994) merupakan hasil

modifikasi kriteria kesesuaian lahan CSR/FAO (1983) dan Sys et al. (1993).

Persyaratan penggunaan lahan dalam kriteria LREP II ini telah memperhatikan

persyaratan tumbuh tanaman, persyaratan pengelolaan, dan konservasi lahan.

Kriteria ini juga telah memasukkan ketersediaan hara dalam parameternya.

Djaenudin et al. (2003) telah menetapkan dan menyusun kriteria

kesesuaian lahan untuk tanaman pisang berdasarkan kualitas/karakteristik lahan

yang dianggap relevan dengan kondisi wilayah di Indonesia untuk skala semi detil

(skala peta 1: 50.000). Kriteria kesesuaian lahan tersebut terbagi menjadi empat

kelas kesesuaian lahan, serta terdiri dari 11 macam kualitas lahan dan 24

karakteristik lahan. Kriteria tersebut memasukkan ketinggian tempat sebagai

penentu kelas kesesuaian lahannya, tetapi tidak memasukkan parameter

ketersediaan hara.

Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial

Klasifikasi kesesuaian lahan dapat dibedakan atas klasifikasi kesesuaian

aktual atau kesesuaian lahan saat ini (current suitability) dan klasifikasi

kesesuaian lahan potensial (potential suitability). Klasifikasi kesesuaian lahan

Page 23: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

5

aktual adalah kelas kesesuaian lahan yang dihasilkan berdasarkan data yang ada,

belum mempertimbangkan asumsiasumsi atau usaha perbaikan dan tingkat

pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor pembatas. Faktor

pembatas dapat bersifat permanen atau sementara. Faktor pembatas yang bersifat

permanen tidak ekonomis jika dilakukan perbaikan seperti tekstur tanah,

kedalaman efektif tanah, dan komponen-komponen iklim. Faktor pembatas yang

bersifat sementara memungkinkan dan ekonomis diperbaiki dengan memberikan

masukan seperti kesuburan tanah dan pembuatan teras untuk lahan yang

berlereng. Klasifikasi kesesuaian lahan potensial adalah klasifikasi kesesuaian

lahan yang menyatakan keadaan kesesuaian lahan yang akan dicapai setelah

usahausaha perbaikan dilakukan. Usaha perbaikan yang dilakukan harus sejalan

dengan tingkat penilaian kesesuaian lahan yang akan dilaksanakan. Kesesuaian

lahan potensial merupakan kondisi yang diharapkan sesudah diberi masukan

sesuai dengan tingkat pengelolaan yang akan diterapkan, sehingga dapat diduga

produktivitas dari suatu lahan serta produksi per satuan luasnya (FAO, 1976).

Usaha perbaikan yang dapat dilakukan harus mengacu pada karakteristik

lahan yang tergabung dalam masing-masing kualitas lahan. Karakteristik lahan

dapat dibedakan atas karakteristik lahan yang dapat diperbaiki dan tidak dapat

diperbaiki. Karakteritik lahan yang dapat diperbaiki sangat bervariasi dalam hal

masukan, tergantung pada tingkat pengelolaan yang akan diterapkan. Kelas

kesesuaian lahan mempunyai faktor pembatas dapat diperbaiki, setelah diberikan

perbaikan akan meningkat kelas kesesuaian lahannya, sesuai dengan tingkat

asumsi perbaikan yang digunakan. Sebaliknya kelas kesesuaian lahan dengan

faktor pembatas permanen tidak berubah kelas kesesuaian lahannya ( FAO, 1976).

Kesuburan Tanah

Menurut Nakasone dan Paull (1999), tanaman pisang akan tumbuh baik

pada tanah yang subur dan gembur, dengan kandungan bahan organik tinggi (3%),

kelembaban tanah yang cukup (60-70%), dan pada tanah bertekstur pasir sampai

tanah bertekstur liat. Selain itu tanaman pisang memerlukan unsur hara dalam

jumlah yang tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Setiap kultivar

memerlukan dosis pupuk yang berbeda karena perbedaan karakteristik dan hasil

produksi sebagai contoh kultivar Cavendish memerlukan 189 N kg/ha, 29 P kg/ha,

778 K kg/ha, dan 101 Ca kg/ha. Selanjutnya dikatakan iklim berpengaruh

terhadap pemupukan, di daerah subtropik pupuk diperlukan dalam jumlah yang

lebih besar, karena sangat dipengaruhi oleh suhu udara. Keterlambatan pemberian

pupuk akan mengurangi produksi sebesar 40-50%.

Menurut Espino et al. (1999) hara yang diserap untuk memproduksi 30

ton/ha/tahun buah pisang dari tanah sebesar 50 kg N, 15 kg P2O5, 175 kg K2O,

serta 10 kg CaO dan 25 kg MgO. Sementara itu Lahav (1995) menyatakan bahwa

untuk menghasilkan 50 ton/ha/tahun buah pisang segar, diperlukan hara N

sebanyak 388 kg/ha, P 52 kg/ha, K 1.438 kg/ha, Ca 227 kg/ha, Mg 125 kg/ha, S

73 kg/ha, Cl 525 kg/ha, Na 10,6 kg/ha, dan hara mikro 26,94 kg/ha.

Hara mempunyai peran penting karena tanaman pisang memerlukan hara

yang banyak untuk pertumbuhan dan produksi buah. Kehilangan hara (kg/ha per

siklus pertumbuhan) untuk produksi tinggi (25 ton/ha) yaitu: 17 - 28 N, 6 - 7

Page 24: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

6

P 2O5, dan 56 - 78 K2O. Kalium merupakan unsur penting dalam tanaman pisang.

Pupuk yang dibutuhkan untuk memproduksi 30 ton/ha per siklus pertumbuhan

adalah N 50 - 90 kg/ha, P2O5 60 -100 kg/ha, dan K2O 150 - 250 kg/ha. Dengan

perbandingan CaO/MgO/K2O sebesar 10/5/0,5. (Sys et al., 1993).

Menurut Nakasone dan Paull (1999), setiap kultivar memerlukan dosis

pupuk yang berbeda karena perbedaan karakteristik dan hasil produksi, sebagai

contoh kultivar Cavendish memerlukan 189 N kg/ha, 29 P kg/ha, 778 K kg/ha,

dan 101 Ca kg/ha. Iklim berpengaruh terhadap pemupukan, di daerah subtropik

pupuk diperlukan dalam jumlah yang lebih besar, karena sangat dipengaruhi oleh

suhu udara. Keterlambatan pemberian pupuk akan mengurangi produksi sebesar

40-50%.

METODE

Tempat dan Waktu Magang

Kegiatan magang dilaksanakan di Afdeling 5 dan 6 Panarewuan, Kebun

Cibungur, PT Perkebunan Nusantara VIII, Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan

magang dilakukan selama empat bulan, yakni mulai dari tanggal 01 Maret sampai

30 Juni 2015.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis dibagi 2 aspek, yaitu aspek

teknis selama menjadi karyawan harian lepas (KHL) dan aspek manajerial selama

menjadi pendamping mandor dan pendamping asiten afdeling. Kegiatan menjadi

KHL dilaksanakan selama 1 bulan, setelah itu dilanjutkan dengan menjadi

pendamping mandor selama 1 bulan dan pendamping kepala afdeling selama 2

bulan (Lampiran 1-3).

Pengumpulan Data dan Informasi

Data yang diperoleh dalam kegiatan magang adalah data primer dan data

sekunder. Pengumpulan data dilakukan ketika penulis melakukan kegiatan

sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor dan pendamping

kepala afdeling. Data primer merupakan data yang diperoleh oleh penulis di

lapangan melalui pengamatan langsung di lapangan dan wawancara serta diskusi

langsung dengan karyawan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari

arsip perusahaan.

Data sekunder meliputi data karakteristik lahan yang dinilai dari literatur

yaitu: CSR/FAO (1983), Sys et al. (1993), LREP II (1994) dan Djaenudin et al.

(2003) (Lampiran 4 – 7); data produksi kebun; data data areal dan tata guna lahan;

struktur organisasi dan ketenagakerjaan; sejarah kebun dan peta kebun.

Data primer yang dikumpulkan meliputi data prestasi kerja penulis selama

menjadi KHL, data prestasi kerja karyawan selama penulis menjadi KHL, data

komponen produksi. Untuk mendapatkan data komponen produksi penulis

memilih 3 blok contoh dalam lokasi magang yang selanjutnya dinamakan dengan

Page 25: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

7

blok „A‟, „B‟ dan „C‟. Ketiga blok dipilih karena adanya perbedaan informasi dari

hasil wawancara dengan karyawan setempat (Tabel 1).

Tabel 1. Data informasi blok pengamatan

Informasi Blok A Blok B Blok C

Tahun tanam November 2013 Desember 2013 Oktober 2013

Jarak ke packing house Cukup dekat Jauh Dekat

Kondisi jalan menuju blok Baik Baik Buruk

Jangkauan sumber air Cukup jauh Cukup jauh Dekat

Intensitas gulma Sedang-tinggi Sedang-tinggi Sedang

Tanaman sebelumnya Singkong Singkong Karet

Luas (ha) 20 20 22.89

Jumlah karyawab (orang) 13 13 15

Kemiringan (%) 42 37 40

Sumber : wawancara penulis (2015)

Tanaman yang diamati adalah tanaman dengan umur 8 minggu setelah

shooting (keluarnya jantung dari pohon). Tanaman contoh yang diamati

berjumlah 16 setiap blok. Sehingga jumlah tanaman yang diamati sebanyak 48

tanaman. Dalam pengamatan komponen produksi, peubah yang diamati adalah :

1. Bobot per Tandan

Pengamatan dilakukan dengan melakukan penimbangan pada tandan-tandan

yang baru dipanen menggunakan timbangan mekanik kapasitas 25 kg.

Tandan yang ditimbang masih utuh bersama buah yang yang tidak layak

masuk grade namun masih melekat pada tandan. Setelah itu memposisikan

tandan untuk pengamatan peubah selanjutnya.

2. Bobot per Tandan Bermutu

Pengamatan bobot tandan bermutu dilakukan dengan menimbang bobot sisir-

sisir buah yang layak masuk dalam bak grading. Untuk mendapatkan data

peubah pengamatan ini penulis mengamati proses penyisiran. Buah yang

layak masuk dalam bak grading dari tempat penyisiran diantaranya buah

yang berkulit mulus atau berkulit tidak mulus dengan cacat kurang dari 50%

kecuali cacat karena lecet.

3. Jumlah Sisir per Tandan

Jumlah sisir per tandan penulis dapatkan dari pengamatan terhadap kegiatan

penyisiran. Penulis menghitung berapa jumlah sisir yang terdapat dalam

tandan sebelum proses penyisiran.

4. Jumlah Sisir Bermutu

Pengamatan jumlah sisir bermutu dilakukan setelah proses pada bak grading.

Karyawan yang bertugas dalam bak grading bertugas meneliti kembali buah

yang layak menuju bak sortasi. Hal yang diteliti dalam bak grading adalah

diameter buah dan panjang buah. Karyawan di bak grading juga bertugas

untuk menentukan buah akan dijadikan dalam bentuk sisir (hand), setengah

sisir (cluster), dan jari ( 1- 3 buah ). Penulis meminta izin untuk membiarkan

buah dalam bentuk sisir dan hanya melakukan penghilangan pada jari-jari

yang tidak layak produksi.

5. Jumlah Buah per Sisir

Pengamatan jumlah buah per sisir dilakukan di bak sortasi. Karyawan dalam

bak sortasi mencuci buah dari sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada

Page 26: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

8

buah dan mengelompokkan buah-buah sesuai grade yang telah dibuat oleh

karyawan di bak grading. Karyawan dalam bak sortasi juga meneliti kembali

apakah ada buah yang tidak layak produksi.

6. Bobot Buah per Sisir

Pengamatan dilakukan dengan menimbang bobot masing-masing sisir yang

diperoleh. Penimbangan dilakukan dengan timbangan analog kapasitas 100

kg.

Analisis Data dan Informasi

Data kesesuaian lahan dianalisis dengan analisis deskriptif. Data prestasi

kerja dan data produksi diolah menggunakan perhitungan sederhana rata-rata dan

persentase. Pengamatan komponen produksi pada masing-masing tanaman contoh

di 3 blok dianalisis menggunakan analisis nonparametrik Kruskal-Wallis dengan

uji lanjut Dunn‟s taraf 5 % menggunakan software XLSTAT 2014.5.03 untuk

melihat perbedaan hasil produksi pada ketiga blok pengamatan.

KEADAAN UMUM

Sejarah Singkat

Status Kebun Cibungur pada masa Kolonial Belanda adalah perusahaan

swasta dengan nama NV. Cultur MIJ Cibungur dan NC.Cultur MIJ Mandaling.

Kemudian perkebunan dinasionalkan oleh Pemerintahan Republik Indonesia

berdasarkan UU nomor 86 tahun 1958 dengan status perkebunan negara.

Selanjutnya berdasarkan PP nomor 34 tahun 1971 perkebunan berganti status

menjadi PT. Persero. Hingga akhirnya Kebun Cibungur menjadi salah satu anak

perusahaan dari gabungan PTP XI, PTP XII dan PTP XIII yang melebur menjadi

PT. Perkebunan Nusantara VIII pada wilayah Sukabumi, Jawa Barat. Kantor

pusat PT. Perkebunan Nusantara VIII bertempat di Jalan Sindangsirna No 4

Bandung.

Letak Geografi dan Administratif

Kebun Cibungur merupakan salah satu kebun milik PTPN VIII yang

berada di Desa Ubrug, Kecamatan Warung Kiara, Kabupaten Sukabumi, Provinsi

Jawa Barat. Terletak sekitar 28 km sebelah barat daya Kota Sukabumi dengan

jarak tempuh ± 1 jam.

Pusat Kebun Cibungur yang terletak di Desa Ubrug dibatasi oleh

beberapa desa lainnya. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Damarraja, sebelah

timur berbatasan dengan Desa Cikembar, sebelah selatan berbatasan dengan Desa

Sukaharja dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Giriharja.

Afdeling 5 dan 6 Panarewuan terletak ± 70 km dari pusat kebun dengan

waktu tempuh ± 2 jam dengan kendaraan bermotor. Afdeling tempat penulis

melakukan magang terletak di Desa Bojong Jengkol, Kecamatan Jampang

Tengah, Kabupaten Sukabumi. Luas Desa Bojong Jengkol adalah 3.938,55 ha.

Secara geografis kondisi wilayahnya adalah daerah pertanian, perkebunan dan

Page 27: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

9

kehutanan. Secara administratif berbatasan dengan Desa Sukamaju, Kecamatan

Cikembar. Berbatasan langsung dengan Desa Bantar Panjang, Kecamatan Bantar

Tengah di sebelah selatan. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bantar Kalong,

Kecamatan Warung Kiara dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Cijulang,

Kecamatan Jampang Tengah.

Keadaan Topografi, Tanah dan Iklim

Wilayah Kebun Cibungur terletak pada ketinggian 100 m dpl untuk titik

ketinggian terendah dan 600 m dpl untuk titik ketinggian tertinggi. Keadaan

topografi di lokasi magang bergelombang dan berbukit. Suhu rata-rata tahunan

sebesar 29 ºC. Rata-rata curah hujan 3.199 mm/tahun. Berdasarkan klasifikasi

Schmidth – Ferguson, tipe iklim di Kebun Cibungur tergolong dalam kategori

iklim basah (B) dengan 1,72 bulan kering (Lampiran 8).

Secara umum jenis tanah di perkebunan Cibungur adalah latosol coklat tua

kemerahan .Kelas drainase tanah agak cepat. Tekstur tanah permukaan liat sampai

liat berpasir. Kedalaman efektif tanah 100 cm. Derajat keasaman tanah (pH) tanah

sebesar 5,83. KTK tanah sebesar 40,22 cmol(+)/kg. Kandungan N total

permukaan sebesar 0,03 %, kandungan P2O5 sebesar 1,56 ppm dan kandungan K

sebesar 0,33 cmol(+)/kg.

Tata Guna Lahan

Kebun Cibungur dibagi menjadi 6 afdeling yang terdiri atas Afdeling 1

Ciawitali, Afdeling 2 Cilandak, Afdeling 3 Mandaling, Afdeling 4 Artana. Luas

areal HGU (Hak Guna Usaha) yang dikelola seluas 5.889,98 ha yang dapat dilihat

di Lampiran 5. Areal cadangan tanaman kayu 1.872,19 ha dan tanaman

hortikultura seluas 152,88 ha.

Luas total areal yang ditanami pisang adalah 330,34 ha. Total areal pisang

terdiri atas 176,12 areal pisang Cavendish;101,50 ha pisang Emas Kirana; 46,30

ha pisang Barangan dan 5,83 ha pisang Raja Sereh.

Total areal Afdeling 5 dan 6 Panarewuan adalah 162,15 ha yang 158,9 ha

diantaranya ditanami pisang Cavendish sejumlah 317.800 pohon dan 3,25 ha

ditanami pisang Barangan sejumlah 6.500 pohon. Bulan tanam pisang Cavendish

antara lain, September tahun 2013, Oktober 2013, November 2013, Desember

2013, Januari 2014 dan Desember 2015.

Keadaan Pertanaman dan Produksi

Pisang termasuk jenis tanaman baru yang diusahakan oleh PTPN VIII.

Jenis pisang yang dibudidayakan meliputi Cavendish, Barangan, Mas Kirana dan

Raja Sereh. Bahan tanam yang digunakan untuk pisang Cavendish adalah kultur

jaringan, bonggol dan anakan. Bahan tanam yang digunakan untuk jenis pisang

lainnya hanya kultur jaringan. Jarak tanam Pisang Cavendish monocrop

(Cavendish, Barangan dan Raja Sereh) yang digunakan adalah 2 m x 2,5 m

dengan populasi perhektar sebanyak 2.000 pohon. Sedangkan untuk sistem

intercrop (emas kirana) , populasi sebanyak 550 pohon perhektar. Dari populasi

tersebut kemudian dibentuk rumpun dengan memelihara dua anakan yang masing-

masing berbeda umur sekitar 4 bulan.

Page 28: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

10

Bulan tanam pisang Cavendish di Afdeling 5 dan 6 Panarewuan :

September tahun 2013, Oktober 2013, November 2013, Desember 2013, Januari

2014 dan Desember 2015. Produksi pada panen tahun pertama di Afdeling 5 dan 6

Panarewuan pada bulan Desember 2014 adalah produksi bobot per tandan terbaik.

Produksi tertinggi adalah tanaman yang ditanam pada Oktober dan November

2013. Bobot per tandan masing-masing adalah 14 kg dan 15 kg dengan

produktivitas 28 ton/ha/tahun dan 30 ton/ha/tahun. Rata-rata produktivitas panen

pertama di Afdeling 5 dan 6 Panarewuan sebesar 27 ton/ha/tahun dengan kisaran

bobot per tandan sebesar 13.5 kg/tandan. Produksi tahun pertama Afdeling 5 dan

6 Panarewuan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Produksi tahun pertama pisang Cavendish di Afdeling 5 dan 6

Panarewuan

Waktu Tanam Luas

Areal

(ha)

Produksi Bobot per

Tandan

(kg)

Produktivitas

(ton/ha/tahun) Bobot

(kg)

Jumlah

(tandan)

September 2013 9,50 99.616 7.566 13 26

Oktober 2013 28,15 163.993 11.572 14 28

November 2013 29,00 164.418 10.848 15 30

Desember 2013 37,50 97.176 7.854 12 24

Rata-rata 26,04 131.301 9.460 13,5 27 Sumber : Data PTPN VIII (2015)

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Struktur organisasi di Kebun Cibungur dipimpin oleh seorang administratur

kebun. Administratur memiliki wewenang terhadap kepala tanaman, kepala

administrasi, kepala teknik dan pengolahan dan kepala afdeling. Administratur

diangkat melalui rapat direksi dan bertanggung jawab kepada direksi.

Tenaga kerja Kebun Cibungur terdiri atas staf, non staf , karyawan harian

lepas (KHL). Karyawan staf di tingkat afdeling meliputi kepala afdeling dan

mandor besar. Karyawan non staf meliputi juru tulis afdeling dan para mandor.

Penghargaan bagi hasil kerja karyawan staf dan non staf berbeda. Karyawan staf

dihargai dengan gaji dan non staf dengan upah. Sistem upah karyawan harian

lepas di Afdeling 5 dan 6 Panarewuan berdasarkan kehadiran dan diberikan sehari

setelah tanggal gajian para karyawan staf. Upah karyawan harian lepas dihargai

Rp35.000,00 / HOK. Seorang asisten afdeling memiliki tanggung jawab dalam

melakukan pengelolaan kebun di afdelingnya agar memperoleh hasil dengan

standar yang telah ditetapkan perusahaan. Dalam menjalankan tugas seorang

kepala afdeling dibantu oleh mandor besar untuk melaksanakan tugas di lapangan

dan dibantu seorang juru tulis afdeling untuk melaksanakan tugas administrasi.

Seorang mandor besar di lapangan memimpin mandor blok, mandor suntik,

mandor pengendalian hama penyakit dan mandor panen. Seorang mandor blok

memimpin 13-15 orang karyawan. Mandor suntik memimpin 7 orang karyawan

suntik dan 7 orang karyawan pembrongsongan. Mandor pengendalian hama

penyakit memimpin 3 orang karyawan. Mandor panen memimpin 7 orang

karyawan panen dan seorang sopir. Jumlah karyawan di Afdeling 5 sebanyak 122

orang dan 129 orang di Afdeling 6. Total karyawan Afdeling 5 dan Panarewuan

Page 29: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

11

sebanyak 251 orang (Lampiran 10) . Struktur organisasi di Afdeling 5 dan 6

Panarewuan dapat dilihat pada Lampiran 11.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Pengendalian gulma secara manual

Pengendalian gulma secara manual sering dilakukan pada pertanaman

pisang TBM dan dikerjakan oleh karyawan blok di bawah pengawasan mandor

blok. Alat yang digunakan adalah kored. Alat perlindungan diri adalah sepatu

boot. Pekerjaan dilakukan pada pukul 07.00 – 11.00. Pekerjaan ini lebih

dikhususkan pada areal TBM yang memiliki intensitas gulma tinggi. Prosedur

pekerjaan adalah membersihkan area 30 cm di sekitar pokok tanaman. Berikut

pekerjaan pengendalian gulma secara manual disajikan pada Gambar 1.

a. Gulma menutup tanaman pisang

b. Kegiatan penyiangan gulma manual

Gambar 1. Pengendalian gulma secara manual

Norma kerja pekerjaan pengendalian gulma manual adalah 0,05 ha/HOK.

Jumlah karyawan dalam pekerjaan adalah 13 orang. Maka areal yang diselesaikan

setiap hari adalah 0,65 ha. Penulis mengikuti pekerjaan pengendalian gulma

manual selama 5 hari. Rata-rata prestasi kerja penulis adalah 0,04 ha/HOK. Rata-

rata prestasi kerja karyawan sebesar 0,06 ha/HOK, di atas standar yang ditetapkan

perusahaan adalah 0,05 ha. Prestasi penulis masih di bawah prestasi kerja standar

perusahaan maupun karyawan.

Pengendalian gulma secara kimiawi

Siklus pengendalian gulma secara kimiawi adalah 1 kali per bulan setiap

plot. Pekerjaan dilakukan pada areal TBM maupun TM oleh 3 orang karyawan

semprot di bawah pengawasan mandor blok. Bahan kimia yang digunakan adalah

herbisida sistemik dengan bahan aktif isopropilamina glifosat 615 g/l atau setara

dengan glifosat 456 g . Konsentrasi larutan sebesar 7,5 ml/l. Volume semprot

sebesar 200 liter/ha. Sehingga dosis yang digunkana adalah 1,5 liter/ha. Alat yang

a b

Page 30: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

12

digunakan adalah knapsack sprayer kapasitas 15 liter, drum, ember dan gelas

ukur. Alat perlindungan diri adalah sepatu boot dan masker. Pekerjaan dimulai

pukul 07.00 – 12.00. Tahapan pekerjaan dimulai dengan membuat larutan dengan

dosis yang telah ditetapkan, kemudian memasukkan larutan ke knapsack sprayer

dan aplikasi di lapangan. Berikut pengendalian gulma secara kimiawi disajikan

pada Gambar 2.

a. Persiapan larutan

b. Pengaplikasian

Gambar 2. Pengendalian gulma secara kimiawi

Penulis mengikuti pekerjaan ini selama 2 hari. Rata-rata prestasi kerja

penulis adalah 0,08 ha/HOK. Standar prestasi kerja pengendalian gulma kimiawi

adalah 1 ha/HOK. Prestasi kerja karyawan sebesar 0,33 ha/HOK. Prestasi kerja

panulis maupun karyawan masih di bawah standar prestasi kerja. Kendala dari

pekerjaan ini adalah sumber air yang jauh dari lokasi sehingga memakan banyak

waktu hanya untuk mengambil air.

Pemupukan

Pemupukan di kebun ini terdapat 2 jenis yaitu pemupukan anorganik dan

organik. Pemupukan organik dilakukan pada awal penanaman. Pupuk organik

yang digunakan adalah pupuk kandang kompos sapi dengan dosis 15 kg/lubang

tanam. Pupuk anorganik yang digunakan adalah NPK 16-16-16 , 12-6-16 dan 12-

6-18 sesuai dengan umur tanaman. Alat yang digunakan adalah ember dan alat

penakar (bekas gelas air mineral). Alat perlindungan diri yang digunakan adalah

sepatu boot. Pekerjaan dilakukan dari pukul 07.00 – 11.00 dan dilakukan oleh

karyawan blok sebanyak 13 orang terdiri atas 10 orang penebar dan 3 orang

pengecer. Norma kerja pada pekerjaan pemupukan adalah 0,4 ha/HOK. Khusus

pekerjaan pemupukan anorganik, selain mandor blok, mandor besar dan sinder

juga ikut mengawasi. Hal ini karena banyak karyawan terdahulu yang

menyalahgunakan penggunaan pupuk. Pemupukan anorganik dilakukan sebanyak

6 kali selama satu siklus tumbuh. Kebutuhan pupuk tanaman pisang Cavendish

selama satu siklus tumbuh disajikan pada Tabel 3.

a b

Page 31: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

13

Tabel 3. Dosis pupuk per satu siklus tanaman

Umur Pupuk (kg/tanaman)

Organik NPK 16-16-16 NPK 12-6-16 NPK 12-6-18

0 BST 15 - - -

1 BST - 0,1 - -

2 BST - 0,1 - -

4 BST - - 0,15 -

6 BST - - 0,15 -

8 BST - - - 0,2

10 BST - - - 0,2 Sumber : Data PTPN VIII (2015)

Tahapan pertama dalam pemupukan anorganik adalah menyiapkan pupuk

dan membagi kepada para karyawan dengan menggunakan ember. Tahap

selanjutnya adalah menebar pupuk sesuai dosis pada jarak 20 cm dari pohon.

Kemudian pupuk ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan dilakukan sebelum

pukul 11.00. Tujuan dilakukan pemupukan sebelum pukul 11.00 untuk

mengurangi penguapan pupuk oleh terik matahari. Berikut tahapan pemupukan

disajikan pada Gambar 3.

a. Persiapan c. Penyebaran pupuk

b. Takaran pemupukan d. Penutupan dengan tanah

Gambar 3. Pemupukan

Kendala umum dari jenis kegiatan ini adalah kurangnya pengawasan.

Karyawan banyak melakukan prosedur yang kurang bila lepas dari pengawasan

mandornya karena kelelahan. Saran teknis yang mungkin adalah dengan

a

c d

b

Page 32: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

14

mengawali pekerjaan dari dalam kebun mengarah ke luar kebun. Sehingga

pekerjaan karayawan mudah diawasi oleh mandornya.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit di lokasi magang disebut dengan istilah

Spray daun adalah jenis pekerjaan yang dilakukan dengan cara menyemprot

daun menggunakan alat power sprayer untuk mencegah dan mengendalikan

penyakit dan hama pada tanaman. Penyakit yang sering terjadi di lokasi adalah

sigatoka yang disebabkan oleh cendawan Mycosphaerella musicola. Oleh sebab

itu, spray daun lebih sering digunakan untuk aplikasi fungisida. Siklus spray daun

adalah 2 kali dalam satu bulan pada tanaman 1 BST, 2 BST, 3 BST dan 4 BST.

Setelah itu aplikasi spray daun sesuai kondisi di lapangan. Pekerjaan ini

dilakukan oleh karyawan di bawah pengawasan mandor pengendalian hama

penyakit. Perlengkapan pelindung diri karyawan adalah sepatu boot, masker dan

sarung tangan karet. Alat yang digunakan yaitu power sprayer kapasitas 20 liter,

drum kapasitas 200 liter, gelas ukur, ember dan kayu pengaduk. Fungisida yang

digunakan berbahan aktif difenoconazole 250 g/l. Dosis yang digunakan 1 ml/l.

Standar prestasi kerja karyawan adalah 0,33ha/HOK. Prestasi kerja karyawan di

lapangan sudah memenuhi prestasi kerja karyawan. Berikut tahapan dalam

pekerjaan spray daun ditampilkan pada Gambar 4.

a. Penentuan dosis c. Aplikasi

b. Pengadukan larutan d. Daun yang disemprot

Gambar 4. Pengendalian hama dan penyakit

Penjarangan Anakan

Penjarangan anakan adalah salah satu pekerjaan mengambil anakan yang

tidak diinginkan dalam rumpun dengan maksud mengoptimalkan produksi.

Tanaman yang dipelihara dalam satu rumpun berjumlah 3 tanaman yang terdiri

atas 1 pohon induk dan 2 anakan. Jarak umur masing-masing tanaman dalam satu

rumpun adalah 4 bulan. Pekerjaan dilakukan oleh karyawan blok di bawah

a b

c d

Page 33: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

15

pengawasan mandor blok dan dimulai pukul 07.00 – 12.00. Alat yang digunakan

adalah sabit atau golok. Alat perlindungan diri yang digunakan adalah sepatu

boot. Berdasarkan prosedur, penjarangan anakan dilakukan setiap 4 bulan sekali

pada setiap rumpun. Tahapan pertama dalam penjarangan anakan adalah

menentukan anakan yang akan dibuang. Kemudian potong anakan sebatas

permukaan tanah. Anakan yang dibuang adalah anakan air yang memiliki ciri

daun lebar dan batang kerdil. Anakan yang dipelihara adalah anakan pedang yang

memiliki bentuk daun runcing dan mengerucut. Pemilihan juga memperhatikan

jumlah tanaman dalam satu rumpun. Berikut pekerjaan penjarangan anakan

disajikan pada Gambar 5.

a. Anakan air c. Rumpun sesuai standar

b. Anakan pedang

Gambar 5. Penjarangan anakan

Penulis mengikuti pekerjaan penjarangan anakan selama 3 hari. Rata-rata

prestasi kerja penulis adalah 410 anakan/HOK. Rata-rata prestasi kerja karyawan

adalah 517 anakan/HOK. Standar prestasi kerja adalah 600 anakan/HOK. Prestasi

kerja penulis maupun karyawan masih di bawah standar perusahaan.

Pemangkasan daun

Pemangkasan dilakukan 2 minggu sekali. Pemangkasan daun dilakukan

untuk menghilangkan daun tua dan kering. Pemangkasan daun juga dapat

dilakukan pada daun yang terkena serangan penyakit yang disebabkan oleh

cendawan atau bakteri yang sifatnya menular. Pemangkasan daun merupakan

salah satu upaya menjaga kondisi kebun agar tetap bersih dan sehat untuk

mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. Pemangkasan daun dikerjakan

oleh karyawan blok di bawah pengawasan mandor blok. Pekerjaan dimulai pukul

07.00 – 12.00. Alat yang digunakan sabit atau sabit yang telah disambung dengan

bambu. Alat perlindungan diri yang digunakan sepatu boot .Tindakan

pemangkasan dilakukan sesuai dengan keadaan daun yang kering secara penuh

(deleafing) maupun sebagian (trimming). Pekerjaan pemangkasan daun

ditampilkan pada Gambar 6.

a b c

Page 34: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

16

a. Pemangkasan penuh

b. Pemangkasan sebagian

Gambar 6. Pemangkasan daun

Penulis mengikuti pekerjaan pemangkasan daun selama 3 hari. Rata-rata

prestasi kerja penulis adalah 0,30 ha/HOK, masih di bawah rata-rata prestasi kerja

karyawan sebesar 0,40 ha/HOK. Standar kerja perusahaan adalah 0,5 ha/HOK.

Prestasi kerja penulis masih di bawah standar kerja perusahaan. Prestasi kerja

karyawan sudah melampaui standar prestasi kerja perusahaan.

Pemasangan Penyangga

Pohon pisang yang telah berbuah tekadang condong karena menahan

beban tandan pisang yang semakin berat. Beban berat pada pohon dan hembusan

angin yang kencang sering mengakibatkan kerobohan Untuk mengantisipasi

pohon agar tidak roboh maka perlu dilakukan pemasangan penyangga. Pekerjaan

ditujukan untuk memperkuat pohon pisang. Prosedur pekerjaan diutamakan pada

pohon yang memiliki tandan besar. Alat perlindungan diri pekerja berupa sepatu

boot . Pekerjaan dimulai pada pukul 07.00 – 12.00 oleh karyawan blok di bawah

pengawasan mandor blok. berikut adalah tahapan pada pemasangan penyangga

disajikan pada Gambar 7.

a. Bambu penyangga c. Pengikatan

b. Pemasangan penyangga

Gambar 7. Pemasangan penyangga

Selama menjadi karyawan harian lepas penulis melakukan kegiatan

pemasangan penyangga selama 2 hari. Rata-rata prestasi kerja penulis sebesar 32

batang /HOK, karyawan 53 batang /HOK dengan standar perusahaan sebesar 100

batang/HOK. Rendahnya prestasi kerja penulis dibandingkan prestasi kerja

karyawan karena kurangnya pengalaman. Rendahnya prestasi kerja karyawan

b

a b c

a

Page 35: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

17

dibandingkan standar kerja perusahaan karena ketersedian bambu yang tidak

selalu ada.

Penyuntikan Tandan Bunga (Bud Injection)

Penyuntikan tandan bunga (bud injection) atau dalam bahasa setempat

disebut suntik ontong merupakan hal yang penting untuk menjaga kualitas buah.

Menurut pengalaman di lapangan, tandan bunga yang tidak mendapatkan

suntikan menghasilkan tandan buah dengan kualitas yang tidak maksimal.

Dampak umum jika tandan bunga tidak disuntik adalah munculnya „kudis‟ pada

permukaan kulit buah ( banana scab moth).

Alat suntik tandan bunga berupa alat suntik khusus yang terdiri atas jarum

suntik khusus, hand sprayer, selang plastik transparan dan sebilah bambu ringan.

(Gambar 8a – 8d). Prosedur suntik tandan bunga berlaku pada pohon yang sudah

muncul tandan bunga pada ujung pohon, menancapkan jarum pada 1/4 bagian

tandan bunga. Hand sprayer dipompa , klep penutup dibuka. Larutan suntik naik

melalui selang menuju ujung jarum suntik yang menancap pada tandan bunga.

Indikasi larutan sudah cukup bagi tandan bunga yang disuntik adalah keluarnya

larutan suntik dari bekas suntikan. Rata – rata dosis suntik untuk setiap tandan

bunga adalah 125 – 150 ml larutan suntik. Larutan suntik yang diaplikasikan

adalah insektisida sistemik dengan bahan aktif abamectin 18 g/l

dengan

konsentrasi larutan 1 ml/l.

Penandaan pita untuk suntik berdasarkan kalender pita yang telah

ditetapkan PTPN VIII. Warna pita dicantumkan pada kalender tahunan

menggunakan warna secara berurutan sehingga membentuk pola sebagai berikut :

putih, merah, kuning, hijau, hitam, biru kembali ke putih dan seterusnya

(Lampiran 12). Misalkan pada tanggal 1 Maret 2015 (merah) maka warna pita

yang digunakan sebagai tanda suntik pada hari itu adalah merah. Kebijakan

kalender pita ditetapkan untuk memeudahkan kegiatan suntik tandan bunga,

pembrongsongan juga panen. Kalender pita mulai diterapkan pada tahun 2014.

Jumlah karyawan suntik sebanyak 7 orang yang dipimpin oleh seorang

mandor suntik per afdeling. Pekerjaan mulai pukul 07.00 – 15.00. Penulis

mengikuti pekerjaan suntik tandan bunga selama 3 hari selama sebagai karyawan

harian lepas (KHL). Rata-rata prestasi kerja penulis sebesar 47 pohon/HOK. Rata-

rata prestasi karyawan sebesar 83 pohon/HOK . Standar perusahaan sebesar 100

pohon/HOK. Prestasi penulis maupun karyawan masih di bawah standar yang

ditetapkan perusahaan.

Page 36: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

18

a. Jarum suntik e. Tandan bunga yang siap disuntik

b. Hand sprayer f. Penyuntikan tandan bunga

c. Selang plastik g. Tanda pita pada pohon setelah penyuntikan

d. Penggunaan alat suntik

Gambar 8. Penyuntikan tandan bunga

Pekerjaan suntik tandan bunga telah memiliki standar perusahaan. Standar

suntik 100 pohon/HOK , karyawan sebanyak 14 orang , hari kerja ada 26

hari/bulan. Maka perolehan suntik tandan bunga standar per bulan adalah 18,2 ha

atau jika dalam populasi sebanyak 36.400 pohon. Berdasarkan arsip Afdeling 5

dan 6 menyatakan rata-rata perolehan suntik karyawan pada bulan Januari – Mei

sebanyak 13.211 pohon/bulan atau 6,60 ha dalam satuan luas. Angka ini baru

mencapai 36,26 % dari standar perusahaan. Berikut perolehan suntik tandan

bunga Afdeling 5 dan 6 pada Januari – Mei 2015 (Tabel 4).

Tabel 4. Perolehan suntik tandan bunga Afdeling 5 dan 6 Januari - Mei 2015

Bulan

Perolehan suntik ontong

per bulan

(pohon)

Luasan

(ha)

Standar

(ha)

Persentase

tercapai

(%)

Januari 8.902 4,45 18,2 24,45

Februari 8.887 4,44 18,2 24,39

Maret 16.880 8,44 18,2 46,37

a b c

d e f

g

Page 37: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

19

Tabel 4. (Lanjutan)

Bulan

Perolehan suntik ontong

per bulan

(pohon)

Luasan

(ha)

Standar

(ha)

Persentase

tercapai

(%)

April 14.962 7,48 18,2 41,09

Mei 16.423 8,21 18,2 45,10

Rata-rata 13.211 6,60 18,2 36,26 Sumber : Data PTPN VIII (2015)

Tabel 4 menunjukkan perolehan suntik Afdeling 5 dan 6 Panarewuan per

bulan. Standar (ha) dihitung berdasarkan standar kerja 100 pohon/HOK (0.05 ha

dalam satuan luas) dikali dengan 14 karyawan suntik dikali 26 hari kerja

karyawan suntik. Standar kerja per bulan dalam satuan luas adalah 18,2 ha. Jika

dibandingkan dengan perolehan suntik di Afdeling 5 dan 6 Panarewuan terlihat

bahwa antara standar dan prestasi kerja karyawan tidak seimbang. Persentase

tandan bunga yang tersuntik pada bulan Januari hanya mencapai angka 24,45 %

dari target. Bulan Februari persentase tandan bunga yang tersuntik memiliki

perolehan terendah yaitu 24,39 %. Persentase tandan bunga yang tersuntik

mengalami peningkatan pada bulan Maret mencapai angka 46,36 %, di mana

perolehan bulan Maret menjadi perolehan yang tertinggi. Pada bulan April

mengalami penurunan menjadi 41,09 % dan terakhir bulan Mei persentase bunga

yang tersuntik sebesar 45,10 %. Rata-rata perolehan suntik tandan bunga bulan

Januari-Mei sebesar 36,26 % dari target perusahaan. Rendahnya prestasi

karyawan adalah karena kurangnya pengawasan oleh mandor suntik. Selain itu

belum ada realisasi kompensasi yang ditetapkan perusahaan jika karyawan

mengerjakan pekerjaan di bawah maupun di atas standar perusahaan.

Pembrongsongan (Bagging)

Salah satu aspek budidaya yang secara langsung berdampak dengan

kualitas buah adalah pembrongsongan. Kegiatan ini dilakukan oleh karyawan

brongsong yang bertugas sebanyak 7 orang per afdeling dibawah pengawasan

mandor suntik. Bahan yang digunakan adalah tali rafia dan plastik dursban. Alat

yang dibutuhkan adalah tangga untuk mencapai tandan yang akan dirongsong dan

pisau. Alat perlindungan diri yang digunakan adalah sepatu boot. Pekerjaan

dilakukan mulai pukul 07.00 – 15.00.

Prosedur pembrongsongan adalah pada tandan yang telah tebuka

sempurna. Tanda tandan yang telah terbuka sempurna dan siap dibrongsong

adalah adanya hand false. Hand false adalah istilah kebun untuk menyebut

keadaan sisir akhir sebelum melakukan prosedur pembrongsongan dengan

ditandai dengan munculnya buah tidak sempurna dalam sisir (Gambar 10d ). Atau

menghitung jumlah sisir yang telah keluar berjumlah 8 sisir. Tahapan pertama

adalah memotong tandan bunga yang masih ada bersama tandan menggunakan

pisau . Pemotongan tandan bunga dimaksudkan agar buah berkembang secara

maksimal. Setelah tandan bunga dipotong, buang sebagian jari buah cacat dalam

sisir terakhir dan pertahankan 2 – 3 jari buah terbaik. Tahapan kedua plastik

dursban dibungkuskan melalui bawah tandan dan diikat dengan tali rafia ± 5 cm

Page 38: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

20

di atas pangkal sisir pertama. Tahapan terakhir adalah memberi tanda pita sesuai

warna pita pada minggu berjalan. Tahapan pembrongsongan disajikan pada

Gambar 10.

a. Pemotongan tandan bunga c. Pembrongsongan

b. Pembrongsongan d. Buah cacat pada sisir terakhir

Gambar 9. Pembrongsongan

Selama penulis melakukan kegiatan pembrongsongan selama 6 hari,

penulis mempunyai rata-rata prestasi kerja 50 pohon/HOK. Prestasi karyawan 81

pohon/HOK. Namun prestasi karyawan masih di bawah standar yang ditetapkan

perusahaan sebesar 100 pohon/HOK. Masalah pada pekerjaan ini adalah

karyawan yang tidak tertib dan keterlambatan plastik dursban.

Pemanenan

Pemanenan dilakukan kurang lebih 3 bulan (10-12 minggu setelah

pembrongsongan). Panen dilakukan dengan tenaga manusia. Alat yang digunakan

adalah golok/sabit dan tali tambang. Tim panen terdiri atas 2 orang pemanen, 3

orang pembawa tandan ke penggantungan sementara dan 2 orang yang menaikkan

tandan ke truk panen dan menurunkan tandan ke packing house.

Pekerjaan dilakukan pukul 06.00 – selesai. Tahapan pertama dalam panen

adalah menentukan pohon mana yang buahnya akan dipanen sesuai dengan

warna pita yang berada di tandan. Pohon dirundukkan sampai tandan tersandar di

pundak pemanen, kemudian pangkal tandan ditebas. Tahap berikutnya tandan

dibawa ke tempat penggantungan sementara di pinggir kebun untuk kemudian

diangkut ke truk panen untuk dibawa menuju packing house. Tahapan akhir panen

adalah menggantungkan tandan ke patio packing house. Alat perlindungan diri

pekerja adalah sepatu boot .

a b c

d

Page 39: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

21

a. Merundukkan pohon c. Penggantungan sementara

b. Menebas tandan d. Tandan di truk panen

Gambar 10. Pemanenan

Standar kerja untuk pemanenan bisa berbeda setiap waktunya sesuai

dengan perintah dari kantor pusat. Berikut taksasi dan realisasi produksi minggu

10 – minggu 20 Afdeling 5 dan 6 Panarewuan disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Taksasi produksi afdeling 5 dan 6 Kebun Cibungur

Minggu Taksasi Produksi Realisasi produksi Tercapai

(tandan) (kg) (kg/tandan) (tandan) (kg) (kg/tandan) (%)

10 2.407 36.105 15 9.537 65.448 6,86 45,73

11 2.127 31.905 15 11.319 80.157 7,08 47,20

12 1.966 29.490 15 1.080 10.200 9,44 62,93

13 1.763 26.445 15 3.269 26.951 8,24 54,93

14 2.066 30.990 15 4.853 37.594 7,74 51,60

15 2.207 33.105 15 6.131 48.715 7,94 52,93

16 2.630 39.450 15 441 4.273 9,68 64,53

17 1.984 29.760 15 2.725 28.778 10,56 70,40

18 3.130 46.950 15 5.336 55.186 10,34 68,93

19 3.597 53.955 15 7.866 79.117 10,05 67,00

20 28.526 427.890 15 10.485 104.017 9,92 66,13

Rata-rata 4.764 71.459 15 5.731 49.131 8,89 54,21

Sumber : Data PTPN VIII (2015)

Tabel 5 menunjukkan bahwa persentase perolehan produksi terbaik

terdapat pada minggu 17 dengan persentase hasil mencapai 70,40 % diperoleh

dari perbandingan (kg/tandan realisasi produksi) per (kg/tandan taksasi produksi).

Perolehan persentase produksi terendah terdapat pada minggu 10 dengan angka

persentase tercapai 45,73 % dari target produksi. Berdasarkan tabel terlihat bahwa

rata-rata produksi (kg/tandan) masih jauh dari angka harapan. Jika dihitung rata-

rata taksasi produksi Afdeling 5 dan 6 Panarewuan pada minggu 10-20 adalah

4.764 tandan dengan bobot sebesar 71.459 kg dan bobot rata-rata sebesar 15

kg/tandan. Realisasi produksi menunjukkan perolehan panen pada minggu 10-20

a b

c d

Page 40: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

22

adalah 5.731 tandan, bobot sebesar 49.131 kg dengan bobot rata-rata sebesar 8,89

kg/tandan. Terlihat bahwa target produksi dengan realisasi sangat berbeda jauh.

Penyebabnya adalah pengelolaan kebun yang kurang maksimal. Hal yang sering

menjadi permasalahan teknis di kebun adalah keterlambatan barang bahan

budidaya pisang Cavendish.

Packaging

Tandan-tandan pisang yang dipanen mengalami proses packaging di

packing house. Pekerjaan dimulai pukul 07.00 – selesai seperti halnya pekerjaan

panen. Jumlah karyawan di packing house sebanyak 28 orang setiap timnya.

Afdeling 5 dan 6 Panarewuan memiliki 2 tim karyawan packing house. Karyawan

diawasi oleh 2 orang mandor panen dan seorang mador besar packing house. Para

karyawan melakukan pekerjaan yang terdiri atas penimbangan , penggantungan

tandan, pencatatan hasil penimbangan, penyisiran, sortasi dan grading,

penimbangan, penyemprotan crown dengan fungisida, pelabelan dan pengepakan,

bagian boks, bagian unspek (pisang yang tidak masuk grade), pencatatan jumlah

boks yang diperoleh. Pekerjaan pertama adalah penurunan tandan dari truk kemudian

ditimbang. Timbangan yang digunakan adalah timbangan mekanik dengan merk

“NAGATA” kapasitas 25 kg. Kemudian setelah itu tandan digantung pada patio,

dilanjutkan dengan penyisiran dari sisir terbawah sampai ke atas. Sisiran buah

pisang kemudian dimasukkan dalam bak-bak pencucian. Volume bak pencucian

4 m x 0,6 m x 0,5 m. Tahap selanjutnya adalah membentuk grading buah di bak

pencucian dengan memperhatikan panjang dan diameter buah . Kemudian hasil

grading disortasi pada bak pencucian selanjutnya. Hasil sortasi kemudian

ditempatkan pada nampan-nampan alumunium berukuran 50 cm x 50 cm dengan

arah crown menghadap ke atas. Selanjutnya ditimbang dalam ukuran 16 kg.

Setelah itu crown disemprot dengan larutan fungisida untuk menjaga penampilan

buah agar tetap baik sampai ke tangan konsumen. Larutan yang digunakan untuk

menyemprot crown tandan adalah fungisida berbahan aktif iprodion 50 % (merek

dagang rovral) 1 g/l air dan tawas sebanyak 30 g/l air. Tahap berikutnya adalah

pelabelan. Tahap terakhir adalah pengepakan. Alat yang digunakan adalah patio

(penggantungan), pisau sisir, caliper, pengukur panjang buah, nampan,

timbangan, knapsack sprayer, kardus, sekat sterefoam, plastik pengepakan, dan

isolasi.

Air yang digunakan adalah air sumur. Untuk mencapai bak pencucian air

disalurkan melalaui pipa-pipa paralon diameter 1 inchi, disusun secara paralel di

atas bak dan dibuat lubang-lubang untuk mengeluarkan airnya. Air pada bak telah

diisi kembali oleh petugas air pada dini hari. Dosis tawas yang yang digunakan

adalah 500 g/bak. Tawas digunakan untuk menjernihkan air. Keterangan dari

beberapa karyawan packing house, pemberian tawas dapat memudahkan

terlepasnya kotoran-kotoran dan sisa getah yang menempel pada kulit pisang

selama proses pencucian.

Page 41: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

23

a. Penimbangan f. Penimbangan

b. Tandan digantung di patio g. Penyemprotan fungisida

c. Penyisiran h. Pelabelan

d. Grading i. Pengepakan

e. Sortasi

Gambar 11. Proses packaging

PTPN VIII menentukan kelas mutu sendiri untuk produk pisang

Cavendish. Kelas mutu pisang dibedakan menjadi 2 kelas yaitu kelas super dan

kelas ambon. Kedua lekas mutu dibedakan berdasarkan kemulusan kulit buah dan

kesempurnaan bentuk buah. Kedua kelas mutu buah terdiri atas 3 kelas dengan

spesifikasi bentuk : sisir penuh, ½ sisir, jari (1 – 3 buah). Potongan sisir disajikan

pada Gambar 12. Dasar spesifikasi bentuk adalah panjang buah disajikan di

Lampiran 13 dan 14.

a b c

d e f

g h i

Page 42: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

24

a. Jari (Finger) c. Sisir penuh (Hand)

b. ½ sisir (Cluster)

Gambar 12. Spesifikasi bentuk pisang Cavendish

Setiap spesifikasi bentuk dan kelas mutu buah dihargai dengan harga yang

berbeda. Kewenangan dalam penetapan harga terletak pada kantor pusat. Harga

dapat berubah sesuai dengan keadaan buah. Berikut daftar harga per kelas mutu

disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Daftar harga sesuai kelas mutu buah pisang Cavendish

Kelas mutu Spesifikasi bentuk

Super Cluster

(C3)

Cluster

Small

(CS)

Hand

(H)

Finger

Besar

(FB)

Finger

Sedang

(FS)

Finger

Kecil

(FK)

Harga (Rp) 110.000 100.000 110.000 75.000 60.000 45.000

Ambon Ambon

Cluster

(AC)

Ambon

Hand

(AH)

Ambon

Hand

Kecil

(AHK)

Ambon

Besar

(AB)

Ambon

Sedang

(AS)

Ambon

Kecil

(AK)

Harga (Rp) 100.000 100.000 100.000 75.000 60.000 45.000 Sumber : Data PTPN VIII (2015)

Jumlah produksi

Banyaknya produksi sesuai kelas mutu untuk setiap kebun ditentukan oleh

pihak kantor pusat PTPN VIII di Bandung. Jumlah. Berikut adalah data produksi

sesuai kelas mutu disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Produksi Cavendish Kebun Cibungur berdasarkan kelas mutu Maret –

Juni 2015

Bulan

produksi

Spesifikasi bentuk

C3 CS H (FB) (FS) (FK)

(Boks)

Maret 221 - - 260 507 78

April 156 - 78 247 403 52

Mei 91 - - - - -

Juni 260 - - - - -

Jumlah 728 - 78 507 910 130

a b c

Page 43: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

25

Tabel 7. (Lanjutan)

Bulan

produksi

Spesifikasi bentuk

(AC) (AH) (AHK) (AB) (AS) (AK)

(Boks)

Maret 312 - - 494 1.326 507

April 65 - - 403 754 741

Mei 182 858 468 520 689 -

Juni 65 221 78 169 286 -

Jumlah 624 1.079 546 1.586 3.055 1.248 Sumber : Data PTPN VIII (2015)

Aspek Manajerial

Tenaga kerja di tingkat Afdeling Kebun Cibungur, PTPN VIII terdiri atas

tenaga staf dan non staf. Tenaga staf meliputi kepala afdeling, mandor besar dan

juru tulis kepala. Tenaga non staf di Kebun Cibungur meliputi juru tulis afdeling,

mandor dan KHL. Aspek manajerial yang dilakukan penulis di Afdeling dimulai

dari pendamping mandor selama 1 bulan, pendamping mandor besar selama 1

bulan dan yang terakhir sebagai pendamping kepala afdeling selama 2 bulan. Di

sela kegiatan menjadi pendamping kepala afdeling, penulis membantu pekerjaan

administrasi afdeling bersama juru tulis afdeling.

Pendamping Mandor Blok

Pekerjaan yang dilakukan penulis bersama mandor blok adalah melakukan

pengawasan terhadap pekerja di wilayah blok nya. Pekerjaan meliputi

pengendalian gulma manual maupun kimiawi, pemupukan, penjarangan anakan,

pangkas daun dan pemasangan gantar. Pengawasan dilakukan mulai pukul 07.00,

sebelumnya mandor bertugas menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk

kegiatan pada hari itu serta melakukan pengarahan kepada karyawan. Setelah

pekerjaan selesai, mandor melakukan evaluasi pekerjaan dan mengumumkan

pekerjaan pada esok hari. Mandor blok juga bertugas mengisi absensi terhadap

karyawan di awal dan akhir pekerjaan. Melakukan pengawasan dan bertanggung

jawab pada pekerjaan karyawan blok yang ada di bawah tanggung jawabnya.

Selepas dari kebun, mandor blok menuju kantor afdeling untuk memberi laporan

tentang evaluasi kegiatan dan absensi karyawannya. Pekerjaan selesai pada pukul

13.00.

Pendamping Mandor Suntik

Pekerjaan yang dilakukan adalah pengawasan terhadap karyawan suntik

dan karyawan brongsong yang dimulai pada pukul 07.00. Mandor sebelumnya

telah melakukan pengecekan alat suntik,tangga, bahan suntik dan brongsong.

Pekerjaan diawali dengan pengarahan tentang pembagian ke blok mana mereka

melakukan pekerjaannya. Kemudian dilanjutkan dengan absensi terhadap

karyawan suntik maupun brongsong sebelum dan selesai pekerjaan. Mandor

suntik bertanggung jawab melakukan pendataan setiap hari mengenai jumlah

pohon shooting yang sudah disuntik. Laporan kemudian dilaporkan kepada juru

Page 44: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

26

tulis afdeling dan direkap oleh juru tulis kepala di afdeling. Juru tulis kepala di

afdeling ini selanjutnya melaporkan rekapan data suntik ke kebun induk.

Pekerjaan selesai pada pukul 15.00.

Pendamping Mandor Pengendalian Hama dan Penyakit (PHP)

Pekerjaan dimulai pada pukul 07.00 dengan pengarahan, sebelumnya

mandor melakukan penyiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian

dilanjutkan dengan absensi karyawan, pengawasan terhadap pekerjaan karyawan,

absensi setelah pekerjaan selesai. Selanjutnya adalah laporan ke kantor afdeling

dan penyerahan absensi. Pekerjaan selesai pada pukul 13.00.

Pendamping Mandor Panen

Pekerjaan yang dilakukan adalah pengawasan terhadap karyawan suntik

dan karyawan brongsong yang dimulai pada pukul 06.00. Mandor sebelumnya

telah melakukan pengecekan alat panen. Pertama mandor melakukan pengarahan

terhadap karyawan ke blok mana mereka harus memanen dan taksiran jumlah

tandan yang harus dipanen. Mandor melakukan absensi kehadiran di awal

pekerjaan. Mandor kemudian mengawasi pekerjaan para karyawan. Melakukan

absensi kembali setelah pekerjaan usai. Laporan pekerjaan ke kantor afdeling dan

absensi karyawan. Pekerjaan selesai pada pukul 15.00.

Pendamping Mandor Packing House

Pekerjaan dilakukan pada pukul 07.00 yang didahului oleh persiapan

bahan-bahan packaging seperti kardus, foam dan palstik. Setelah itu mandor

melakukan absensi kehadiran terhadap karyawan, mengawasi pekerjaan

karyawan, mendata tandan yang masuk, mendata jumlah unspek pisang, mendata

boks pisang yang dihasilkan, melaporkannya di kantor afdeling, melakukan

absensi kembali pada karyawan, mengawasi pengangkutan boks oleh truk

pengangkut. Pekerjaan selesai pada pukul 18.00.

Pendamping Mandor Besar

Pekerjaan yang dilakukan penulis sewaktu menjadi pendamping mandor

besar adalah melakukan pengawasan terhadap pekerjaan mandor-mandor yang

dibawahi pada wilayah tanggung jawabnya. Mandor besar di Afdeling 5 dan 6

dibedakan menjadi mandor besar lapangan dan mandor besar packing house.

Pekerjaan dilakukan pada pukul 07.00. Sebelumnya mandor besar lapangan

maupun packing house. membuat perencanaan dan penugasan terhadap mandor-

mandor bawahannya. Pekerjaan mandor besar di lapangan adalah mengawasi

semua mandor afdeling bersama dengan kepala afdeling ataupun mandiri,

memberikan pengarahan dan evaluasi pekerjaan sebelumnya kepada para mandor.

Pekerjaan sebagai mandor besar berakhir pada pukul 12.00. Pekerjaan mandor

besar packing house adalah mengawasi mandor packing house bersama karyawan

packing house dan bertanggung jawab atas segala kegiatan yang dilakukan di

packing house selama jam kerja berlangsung. Pekerjaan mandor besar packing

house berakhir pada pukul 18.00.

Page 45: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

27

Pendamping Kepala Afdeling

Tanggung jawab seorang kepala afdeling meliputi semua yang ada di

wilayah afdelingnya. Segala bentuk pekerjaan mulai dari monitor kegiatan

lapangan, mengatur persediaan barang bahan, menerima laporan mandor,

menyusun rencana kerja bulanan (RKB), didampingi juru tulis afdeling

merapatkan rancangan kerja bulanan (RKB) bersama kepala tanaman, kepala

administrasi dan administratur kebun. menyusun jadwal pekerjaan afdeling,

merekap hasil panen, mengambil upah karyawan di kebun induk, membagikan

upah kepada para karyawan dan mandor.

Seorang kepala afdeling juga dituntut untuk selalu dapat memimpin dan

mempengaruhi semua karyawan afdeling untuk dapat bekerja lebih baik sehingga

hasil yang diperoleh memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan atau

bahkan lebih. Pekerjaan diawali pada pukul 06.00 di kantor afeling dengan

pekerjaan kepada para mandor dan mandor besar tentang pekerjaan yang akan

dilakukan, dilanjutkan dengan mengabsen para mandor, mengecek alat dan bahan

yang dibawa para mandor, menuju ke kebun, melakukan pengawasan pada blok-

blok tanggung jawabnya. Pekerjaan dilanjutkan di kantor afdeling, menerima

laporan mandor, mengevaluasi kerja mandor, mengecek alat yang dikembalikan

oleh mandor. Pekerjaan berakhir pada pukul 16.00.

PEMBAHASAN

Manajerial Produksi

Aspek manajerial di lokasi magang masih perlu perbaikan pada

manajemen ketenagakerjaan antara lain : perencanaan tenaga kerja, kompensasi,

keselamatan kerja dan pelatihan pengembangan tenaga kerja.

Ketika penulis menjadi karyawan harian lepas, prestasi kerja penulis masih

di bawah prestasi kerja karayawan. Hal ini karena kurangnya pengalaman penulis

dlam pekerjaan. Prestasi kerja karyawan beberapa masih ada yang di bawah

standar yang ditetapkan perusahaan. Prestasi kerja penulis, karyawan dengan

standar perusahaan disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Prestasi kerja saat menjadi karyawan harian lepas

Kegiatan

Prestasi kerja

Satuan/HOK

Penulis Karyawan Standar

Penjarangan anakan 410 anakan 517 anakan 600 anakan

Suntik tandan bunga 47 pohon 83 pohon 100 pohon

Pembrongsongan 50 tandan 81 tandan 100 tandan

Pengendalian gulma secara manual 0,04 ha 0,06 ha 0,05 ha

Pengendalian gulma secara kimia 0,20 ha 0,33 ha 0,33 ha

Pengendalian hama penyakit 0,18 ha 0,33 ha 0,33 ha

Page 46: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

28

Tabel 8. (Lanjutan)

Kegiatan

Prestasi kerja

Satuan/HOK

Penulis Karyawan Standar

Pemasangan penyangga 32 pohon 52 pohon 100 pohon

Pemangkasan daun 0,30 ha 0,42 ha 0,5 ha Sumber : Data PTPN VIII (2015)

Potensi Produksi di Lokasi Magang

Kebun Cibungur, PTPN VIII menanam 3 jenis pisang yaitu Cavendish,

Emas Kirana dan Barangan. Informasi klon pada setiap jenis pisang khususnya

Cavendish tidak diketahui. Indeks produksi digunakan sebagai parameter produksi

di lapangan dengan potensial produksi klon. Karena tidak ada informasi tentang

klon dan potensi produksi klon, maka digunakan produksi tertinggi di Kebun.

Produksi tertinggi memiliki rata-rata berat per tandan 15 kg dengan produktivitas

tertinggi di lokasi magang adalah 30 ton/ha/tahun terjadi pada tahun 2014 bulan

tanam November 2013. Cavendish DM2 adalah klon hasil seleksi massa positif

oleh PT. Nusantara Tropical Farm, Lampung Indonesia. Klon pisang DM2

memiliki potensi produktivitas sebesar 50 ton/ha/tahun. Produksi tertinggi klon

DM2 di PT. NTF adalah 49,58 ton/ha/tahun yang dicapai pada tahun 2004

(Ansyori 2009). Mengacu Wood dan Dent (1983), hubungan kelas kesesuaian

lahan dengan produksi pisang Cavendish lokasi magang dan potensi produksi

pisang Cavendish di NTF tersaji pada Tabel 9.

Tabel 9. Kriteria kesesuaian lahan terhadap potensi produksi pisang Cavendish

Kelas

Kesesuaian

Lahan

Indeks Produksi Produksi Tertinggi di

Lokasi Magang

(ton/ha/tahun)

Produksi Tertinggi

Klon DM2 di

PT. NTF

(ton/ha/tahun)

S1 >0,80 > 24 > 39,66

S2 0,60 – 0,80 18 – 24 29,75 – 39,66

S3 0,40 – 0,59 12 – 17,7 19,83 – 29,25

N1 0,20 – 0,39 6 – 11,7 9,92 – 18,94

N2 < 0,20 < 6 < 9,92 Sumber : Data PTPN VIII (2015) dan Ansyori (2009)

Berdasarkan Tabel 9 produksi pisang Cavendish lokasi magang jika

dibandingkan dengan produksi pisang Cavendish di PT. NTF masih terpaut jauh.

Salah satu penyebab rendahnya produksi di lokasi magang diduga karena

ketidaksesuaian lahan lokasi.

Produksi Aktual di Lapangan

Berdasarkan kriteria kesesuaian, maka kelas kesesuaian lahan di lokasi

magang dapat ditetapkan menurut besarnya produksi tanaman pisang Cavendish

di lapangan. Tabel 10 menunjukkan produksi per bulan Afdeling 5 dan 6.

Produktivitas per hektar diperoleh dari hasil perhitungan produksi per bulan dalam

Page 47: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

29

kg per jumlah tandan yang dipanen. Pada bulan Februari 2014 produksi mencapai

100.041 kg dengan jumlah tandan sebanyak 13.890 tandan, produktivitas 14,40

ton/ha. Produktivitas bulan Maret adalah 14,45 ton/ha dari produksi 90.044 kg per

12.455 tandan. Peningkatan produktivitas cukup berarti terjadi di bulan April dari

bulan Maret sebesar 1,44 ton. Produktivitas bulan April 15,89 ton/ha dari 48. 715

kg/6.131 tandan. Peningkatan produktivitas yang kembali terjadi di bulan Mei

dengan angka produktivitas mencapai 19,84 ton/ha dengan mencapai produksi

104.017 kg dari 10.485 tandan dengan produktivitas sebesar 19,84 ton/ha dari

produksi 104.017 kg/10.485 tandan yang dipanen. Bulan Juni terlihat

produktivitas pisang Cavendish di lokasi magang menurun menjadi 18,32 ton/ha

dari angka produksi 85.973 kg/9.382 tandan yang dipanen. Rata-rata hasil

produksi bulan Februari-Juni, produktivitas Afdeling 5 dan adalah 16,38 ton/ha.

Tabel 10. Kelas kesesuaian lahan berdasarkan potensi produksi tertinggi di

lapangan

Bulan

Produksi

Jumlah

Tandan

(tandan)

Produksi

(kg)

Produktivitas

(ton/ha)

Kelas

Kesesuaian

Lahan

Februari 13.890 100.041 14,40 S3

Maret 12.455 90.044 14,45 S3

April 6.131 48.715 15,89 S3

Mei 10.485 104.017 19,84 S2

Juni 9.382 85.973 18,32 S2

Rata-rata 10.467 85.758 16,38 S3 Sumber : Data PTPN VIII (2015)

Kesesuaian Lahan Tanaman Pisang

Tingkat kemampuan lahan berproduksi dapat dilihat dari tingkat

kesesuaian lahan yang dimiliki. Penilaian tingkat kesesuaian lahan dapat dikaji

dari karakteristik lahan yang dimaksud. Kesesuaian lahan pada lokasi magang

didapatkan dari data sekunder perusahaan. Karakteristik lahan dalam data

kesesuaian lahan meliputi suhu udara rata-rata tahunan, curah hujan tahunan,

kelas drainase tanah, tekstur tanah, kedalaman efektif, kemiringan lereng. Unsur

kimia tanah berupa pH tanah, KTK tanah, % N total dan P2O5 tersedia diuji di

laboratorium pengujian tanah, pupuk dan tanaman, Balai Penelitian Tanaman

Obat dan Aromatik.

Penilaian kelas kesesuaian lahan berdasarkan hukum minimum Liebig

diperoleh hasil : kelas kesesuaian lahan mengacu pada literatur CSR/FAO (1983)

adalah S3n,s ; kelas kesesuaian lahan mengacu literatur LREP II (1994) adalah

N1s,n ; kelas kesesuaian lahan mengacu literatur Sys et al. (1993) adalah N1s;

kelas kesesuaian lahan mengacu literatur Djaenudin et al. (2003) adalah S3c,s .

Penilaian kelas lahan berdasarkan karakteristik lahan lokasi magang dengan

mengacu pada 4 literatur disajikan pada Tabel 11.

Page 48: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

30

Tabel 11. Penialaian karakteristik lahan berdasarkan literatur

Karakteristik

Lahan Satuan

Data

Lokasi

Kondisi Optimum

CSR/FAO

(1983)

LREP II

(1994)

Sys et

al.

(1993)

Djaenudin

et al.

(2003)

Suhu udara (t) °C 29 25 – 27

(S2)

25 – 27

(S2)

>20

S1

25 – 27

( S2)

Ketinggian

lokasi

m dpl 100-600 - - - <1.200

(S1)

Iklim (c)

Curah hujan mm/tahun 3.166 2.000 –

4.000

(S1)

2.000 –

4.000

(S1)

> 1.800

(S1)

1.500 –

2.500

(S3)

Jumlah bulan

kering

Bulan 1,72 0 – 1

(S2)

0 – 1

(S2)

0 – 1

(S2)

0 – 3

(S1)

Media

perakaran (r)

Drainase tanah agak

cepat

agak baik

- baik

(S2)

sedang –

baik

(S2)

baik

(S2)

baik –

agak

terhambat

(S2)

Tekstur tanah halus SL,L,

SCL,

SIL,SI,

CL, SICL

SL,L,

SCL,

SiL,Si,

SiCL

SiCL,

CL,

SiL

halus, agak

halus dan

sedang

(S1)

Kedalaman

efektif

Cm 100 > 100

(S1)

< 100

(S2)

> 100

(S1)

> 100

(S1)

Retensi Hara (f)

KTK tanah cmol/kg 40,22 17 - > 40

(S1)

17-> 40

(S1)

> 24

(S1)

> 16

(S1)

pH tanah 5,83 6,0 – 0,7

(S2)

6,0 – 0,7

(S2)

6,4 –

7,0

(S2)

5,6 – 7,5

(S1)

Ketersediaan

hara (n)

K cmol/kg 0,33 (r) - - - -

N total % 0,03 (sr) 0,21-

>0,75 (s)

(S3)

0,21-

>0,75 (s)

(S3)

- -

P2O5 tersedia Ppm 1,56 (sr) 8 - > 15 (s)

(S3)

8 - > 15 (s)

(S3)

- -

Terrain (s)

Kemiringan

lereng

% 30 - 40 0 – 8

(S3)

< 3

(N1)

0 % - 4

%

(N1)

< 8

(S3)

Hasil penialaian S3n, s N1s,n N1s S3c,s

Sumber : Analisis penulis berdasarkan data PTPN VIII (2015)

Penilaian data kesesuaian lahan lokasi magang yang dibandingkan dengan

keempat literatur menunjukkan kelas kesesuaian lahan pada lokasi adalah : S3n,s

menurut CSR/FAO (1983), N1s,n menurut LREP II (1994), N1s menurut Sys et al.

(1993) dan S3c,s menurut Djaenudin et al. (2004). Hasil penilaian kesesuaian

Page 49: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

31

lahan secara keseluruhan pada keempat literatur menunjukkan bahwa lokasi tidak

sesuai untuk pertanaman pisang.

Faktor pembatas dalam kelas kesesuaian lahan berdasarkan keempat

literatur adalah ketersediaan hara (n) dan terrain (s). Faktor pembatas yang lain

adalah iklim (c) pada literatur Djaenudin et al. (2003). Faktor pembatas pada

lokasi, kecuali iklim adalah bersifat tidak permanen atau sementara yang berarti

masih bisa ditoleransi asalkan terdapat upaya perbaikan.

Upaya perbaikan berupa pemupukan berkala sudah dilakukan untuk

mengatasi faktor pembatas ketersediaan hara (n) yang menunjukkan adanya

kekurangan unsur N dan P. Upaya perbaikan dilakukan untuk mengatasi masalah

kekurangan unsur hara (n) adalah pemupukan. Faktor pembatas iklim hanya

terdapat pada literatur Djaenudin et al. (2003). Berdasarkan literatur,

menunjukkan bahwa curah hujan di lokasi magang terlalu tinggi untuk ukuran

curah hujan optimum dalam kisaran 1.500 – 2.500 mm/tahun. Berdasarkan data

iklim di lokasi, ketersediaan air di lokasi tidak dalam kondisi kurang. Kondisi

ketersediaan air yang baik dalam data lokasi berbeda dengan kondisi sebenarnya.

Curah hujan yang tinggi per tahun dalam data, kenyataannya tidak menyebar

merata. Upaya perbaikan penyiraman tambahan ketika hujan tidak turun selama 2

minggu berturut-turut pada pertanaman sudah dilakukan. Penyiraman dilakukan

dengan menyemprotkan air yang dibawa oleh truk tangki yang melewati jalan

kebun. Penyiraman kurang maksimal karena dengan cara seperti itu air hanya

terkena pada tanaman pinggir jalan kebun saja. Faktor pembatas terakhir adalah

terrain (s) yang terdapat pada kemiringan lereng. Kemiringan lereng di lokasi

terlalu curam dan tidak sesuai dengan pertanaman pisang. Upaya perbaikan yang

dilakukan adalah membuat teras khususnya pada lereng-lereng yang curam.

Pembuatan teras secara maksimal hanya dilakukan pada saat tanam dan tidak

dilakukan peremajaan setelahnya.

Hasil Pengamatan Komponen Produksi

Komponen produksi yang diamati terdiri dari bobot buah per tandan,

bobot per tandan bermutu, jumlah sisir per tandan, jumlah sisir per tandan

bermutu, bobot buah per sisir. Rata-rata hasil pengamatan produksi diikuti hasil

uji non parametrik Kruskall-Wallis yang tersaji pada Tabel 12.

Tabel 12. Komponen produksi pisang Cavendish

Blok Bobot Buah

per Tandan

(kg/tandan)

Bobot Buah

Bermutu

(kg/tandan)

Jumlah

sisir per

Tandan

Jumlah

sisir

Bermutu

Jumlah

buah per

Sisir

Bobot

buah per

sisir

(kg/sisir)

A 10,94 ab 9,44 a 7,5 a 6,0 b 12,9 a 1,62 a

B 9,85 a 8,86 a 7,1 a 4,8 a 13,0 a 1,96 a

C 12,13 b 10,84 a 7,0 a 5,8 ab 12,6 a 1,89 a

Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang

sama tidak berbeda nyata berdasarakan uji Dunn‟s taraf 5 %.

Tabel 12 menunjukkan bahwa ada perbedaan bobot buah per tandan paling

tinggi terletak pada blok C dengan angka 12,13 kg/tandan, setelah itu blok A

Page 50: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

32

dengan rata-rata 10,94 kg/tandan dan terakhir adalah blok B dengan angka 9.85

kg/tandan. Perbedaan rata-rata yang lain terlihat pada komponen produksi jumlah

sisir bermutu. Rata-rata jumlah sisir bermutu terletak pada blok A dengan 6,0

sisir, kemudian blok C dengan rata-rata sebesar 5,8 sisir dan rata-rata jumlah sisir

bermutu paling rendah terletak pada blok B. Komponen produksi yang lain tidak

menunjukkan perbedaan nilai yang nyata.

Perbedaan blok diduga memiliki pengaruh terhadap perbedaan nilai

komponen produksi antar blok (Tabel 1). Bobot buah per tandan tertinggi terdapat

pada blok C. Letak blok C yang dekat dengan air sehingga tanaman mendapat air

dengan cukup. Letak blok C yang dekat dengan pusat produksi (packing house)

membuat blok C mendapat perhatian khusus dari para karyawan. Pengawasan

terhadap pekerjaan di blok C juga lebih baik dari blok yang lain.

Jumlah sisir bermutu tertinggi terdapat pada blok A. Berdasarkan

informasi blok. Blok A terletak cukup dekat dengan pusat produksi meskipun

tidak lebih dekat seperti jarak blok C dengan pusat produksi. Kelebihan blok A

adalah kondisi jalan menuju kebun yang baik daripada blok yang lain. sehingga

resiko buah lecet pada tandan yang dibawa dari blok A menuju pusat produksi

dapat diminimalisir. Waktu tempuh dari pusat produksi menuju titik terjauh blok

A adalah 8 menit dengan mengendarai truk panen berkecepatan 20 km jam-1

.

Waktu tempuh dari pusat produksi menuju titik terjauh blok B adalah 14 menit

dengan mengendarai kendaraan dan kecepatan yang sama. Waktu tempuh dari

pusat produksi menuju titik terjauh blok C adalah 5 menit dengan kendaraan dan

kecepatan yang sama.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan magang yang dilakukan telah meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman mengenai aspek teknis dan manajemen perkebunan pisang

Cavendish. Prestasi kerja penulis masih di bawah prestasi kerja karyawan dan

standar yang berlaku di kebun.

Pekerjaan teknis di lapangan banyak yang mengalami kendala akibat

ketidaksiplinan para karyawan dan lemahnya pengawasan mandor. Manajemen

ketenagakerjaan yang masih perlu mendapat perhatian antara lain : perencanaan

tenaga kerja, kompensasi, keselamatan kerja dan pelatihan pengembangan tenaga

kerja.

Lahan di lokasi magang termasuk dalam S3 (kurang sesuai). Penyebab

rendahnya produksi diduga karena kurangnya manajemen ketenagakerjaan dan

lahan yang kurang sesuai. Kesesuaian lahan di lokasi masuk dalam kategori S3n,s

dan N1s. Hasil pengamatan komponen produksi menunjukkan adanya perbedaan

rata-rata peringkat bobot per tandan pada blok C yang dipengaruhi kedekatan

sumber air dan lebih ketatnya pengawasan karena jarak blok yang paling dekat

dengan pusat produksi (packing house). Perbedaan nilai juga terlihat pada blok A

yang paling unggul dalam jumlah sisir bermutu. Hal ini diduga karena jalan dari

packing house menuju blok cukup dekat dalam kondisi baik.

Page 51: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

33

Saran

Perlu dilakukan peremajaan teras terutama pada lereng-lereng yang curam.

Perlu adanya irigasi yang lebih sistematis. Perlu adanya perbaikan jalan dari

kebun ke packing house. Perlu pengawasan yang lebih baik oleh mandor besar

dan kepala afdeling pada setiap karyawan disarankan untuk meningkatkan

kedisiplinan pada diri karyawan. Ketepatan waktu dalam penyediaan barang

bahan.

DAFTAR PUSTAKA

Ansyori. 2009. Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman pisang cavendish yang

dikelola secara intensif di Way Kambas Lampung Timur. Disertasi.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

[Balittanah] Balai Penelitian Tanah. 2009. Analisis kimia tanah, tanaman, air dan

pupuk. Balai Penelitian Tanah. Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi buah-buahan menurut provinsi:

http//www.bps.go.id. [1 November 2014].

CSR/FAO Staff. 1983. Reconnaisance land resource survey 1: 250.000 scale atlas

format procedure. Ministry of Agriculture Government of

Indonesia/UNDP/FAO.

[Deptan] Departemen Pertanian. 1997. Kriteria Kesesuaian Tanah dan Iklim

Tanaman Pertanian. Biro Perencanaan. Jakarta.

Djaenudin D., Marwan H., Subagjo H. dan Hidayat A. 2003. Petunjuk Teknis

Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah.

Bogor.

Espino R.R.C., Jamaluddin S.H., Silayoi B. and Nasution R.E. 1999. Musa L.

(Edible Cultivars). P. 225-233. In: E.W.M. Verheij and R.E. Coronel

(Eds.). PROSEA 2: Edible Fruits and Nuts. Prosea Foundation. Bogor.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 1976. A Framework for Land

Evaluation. FAO Soil Bull. No. 32. Rome

[FAOSTAT] Food and Agriculture Organization of The United Nations Statistic

Division. 2016. Food security. http://faostat3.fao.org/browse/area/*/E. [31

Januari 2016]

Kuswanto. 1990. Studi biologi bunga pada tanaman pisang. Laporan Penelitian

Fakultas Pertanian. Universitas Brawiijaya. Malang.

Lahav E. 1995. Banana Nutrition. P. 258-316. In: S Gowen (Ed.) Bananas and

Plantains, Chapman & Hall. London.

[LREP II] Second Land Resource Evaluation and Planning Project. 1994.

Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Pertanian dan Tanaman Kehutanan.

Puslittanak. Bogor

Nakasone H.Y. and Paull R.E. 1999. Tropical Fruits. CAB, Int. London.

Oldeman LR. 1975. An Agroclimatic Map of Java. Contribution from the Central

Research Institute for Agriculture Organisation of United Nation. Rome.

[PTPN VIII] PT. Perkebunan Nusantara XII. 2015. Pedoman Budidaya Tanaman

Pisang Revisi III. Unit Aneka Usaha PTPN VIII. Bandung.

Page 52: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

34

Purseglove J.W. 1978. Tropical crops monocotyledons. Combined. Longman

group Ltd.(1-2): 607

Robinson J.C. 1995. Systems of Cultivation and Management. P. 16-65. In: S

Gowen (Ed.) Bananas and Plantain, Chapman & Hall. London.

Robinson J.H. and Sauco, V.G. 2010. Banana and Plantains. 2nd

Editition. CABI

North America Office. USA.

Stover R.H. dan Simmonds N.W. 1987. Bananas, Tropical Agricultura Series.

Essex UK: Longman Scientific and Technical. Halaman 86-101.

Sys C., Ranst van E., Debaveye J., Beernaert F. 1993. Land evaluation part III:

Crop Requirements. ITC. Sci. Univ. Ghent. Agric. Publ. No.7

Turner D.W. 2003. Factors affecting the physiology of the banana root

system.dalam. Towards a better understanding for its productive

managementTurner,D.W.,Rosales, F.E. Banana Root System (Editor) :.

INIBAP.Costa Rica.

Wood S.R. and Dent F.J. 1983. A Land Evaluation Computer System

Methodology. Ministry of Agriculture/UNDP/FAO.

Page 53: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

35

LAMPIRAN

Page 54: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

36

Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan sebagai karyawan harian lepas di Afdeling 5

dan 6 kebun Cibungur PTPN VIII

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja

(Satuan/HK)

Lokasi

Penulis Karyawan Standar

1 Maret 2015 Pengendalian gulma

manual

0,03 ha 0,05 ha 0,05 ha Blok 7, HM 1

2 Maret 2015 Pengendalian gulma

manual

0,03 ha 0,05 ha 0,05 ha Blok 8, HM 1

3 Maret 2015 Pengendalian gulma

manual

0,04 ha 0,05 ha 0,05 ha Blok 5, plot

81

4 Maret 2015 Pengendalian gulma

manual

0,04 ha 0,05 ha 0,05 ha Blok 6, plot

105

5 Maret 2015 Pengendalian gulma

manual

0,05 ha 0,05 ha 0,05 ha Blok 1, plot

14

6 Maret 2015 Libur - - - -

7 Maret 2015 Pengendalian hama

penyakit terpadu

0,14 ha 0,33 ha 0,33 ha Blok 8, HM 9

8 Maret 2015 Pengendalian hama

penyakit terpadu

0,16 ha 0,33 ha 0,33 ha Blok 7, HM

12

9 Maret 2015 Pengendalian hama

penyakit terpadu

0,20 ha 0,33 ha 0,33 ha Blok 5, plot

86

10 Maret 2015 Suntik tandan bunga 40 pohon 80 pohon 100 pohon Blok 5 dan 6

11 Maret 2015 Suntik tandan bunga 50 pohon 80 pohon 100 pohon Blok 5 dan 6

12 Maret 2015 Penjarangan anakan 400 anakan 500 anakan 600 anakan Blok 5 dan 6

13 Maret 2015 Penjarangan anakan 430 anakan 550 anakan 600 anakan Blok 1, plot

14,15,16

14 Maret 2015 Pemasangan

penyangga

30 batang 50 batang 100 batang Blok 6, plot

101-102

15 Maret 2015 Pemasangan

penyangga

34 batang 55 batang 100 batang Blok 6, plot

103-105

16 Maret 2015 Pengepakan pisang 100 boks 150 boks - Packing

house

17 Maret 2015 Pembrongsongan 30 pohon 85 pohon 100 pohon Blok 1 dan 2

18 Maret 2015 Suntik tandan bunga 50 pohon 90 pohon 100 pohon Blok 5 dan 6

19 Maret 2015 Pembrongsongan 40 pohon 80 pohon 100 pohon Blok 2 dan 4

20 Maret 2015 Pembrongsongan 47 pohon 78 pohon 100 pohon Blok 5 dan 6

21 Maret 2015 Pembrongsongan 50 pohon 81 pohon 100 pohon Blok 3 dan 4

22 Maret 2015 Pengendalian gulma

kimiawi

0,2 ha 0,33 ha 0,33 ha Blok 7, HM

15

23 Maret 2015 Pembrongsongan 56 pohon 79 pohon 100 pohon Blok 5 dan 6

24 Maret 2015 Pembrongsongan 75 pohon 83 pohon 100 pohon Blok 6, plot

101-105

25 Maret 2015 Pengendalian hama

penyakit terpadu

0,22 ha 0,33 ha 0,33 ha Blok 5, plot

90

26 Maret 2015 Penjarangan anakan 400 anakan 500 anakan 600 anakan Blok 4, plot

60-64

27 Maret 2015 Libur - - - -

28 Maret 2015 Pengendalian gulma

kimiawi

0,2 ha 0,33 ha 0,33 ha Blok 8, HM

20

29 Maret 2015 Pemangkasan daun 0,2 ha 0,45 ha 0,5 ha Blok 5, plot

95

30 Maret 2015 Pemangkasan daun 0,3 ha 0,40 ha 0,5 ha Blok 5 dan 6

31 Maret 2015 Pemangkasan daun 0,35 ha 0,41 ha 0,5 ha Blok 6, plot

110

Page 55: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

37

Lampiran 2. Jurnal harian kegiatan sebagai pendamping mandor di Afdeling 5 dan

6 kebun Cibungur PTPN VIII

Tanggal

Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja

(Satuan/HK)

Lokasi

Jumlah

KHL yang

Diawasi

(orang)

Luas Areal

yang Diawasi

(ha)

Lama

Kegiatan

(jam)

1 April 2015 Pemanenan 7 40 8 Blok 5 dan 6

2 April 2015 Supervisi - - - -

3 April 2015 Libur - - - -

4 April 2015 Pengendalian gulma

manual

13 1 4 Blok 7, HM 4

5 April 2015 Pengendalian gulma

manual

13 1 4 Blok 8, HM 3

6 April 2015 Pengendalian hama

penyakit terpadu

5 2 4 Blok 5 plot

95-96

7 April 2015 Pengendalian hama

penyakit terpadu

5 2 4 Blok 5 plot

97-98

8 April 2015 Pemupukan 15 4 4 Blok 5 plot

81-85

9 April 2015 Pemupukan 15 4 4 Blok 5 plot

85-88

10 April 2015 Pemupukan 15 4 4 Blok 6 plot

101-104

11 April 2015 Pemupukan 15 4 4 Blok 6 plot

105-108

12 April 2015 Pemanenan 6 40 7 Blok 3 dan 4

13 April 2015 PackingHouse (PH) 28 - 16 Packing

House

14 April 2015 PackingHouse (PH) 28 - 16 Packing

House

15 April 2015 Pengendalian hama

penyakit terpadu

3 1 4 Blok 7, HM 1

16 April 2015 Pengendalian hama

penyakit terpadu

3 1 4 Blok 8, HM 2

17 April 2015 Libur - - - -

18 April 2015 Libur - - - -

19 April 2015 Libur - - - -

20 April 2015 Pengamatan dan PH 28 1 16 Packing

House

21 April 2015 Pengendalian hama

dan penyakit terpadu

3 1 4 Blok 7, HM 3

22 April 2015 Libur

23 April 2015 Pengendalian gulma

kimiawi

3 1 4 Blok 7, HM 4

24 April 2015 Libur

25 April 2015 Penggemburan 4 6 4 Blok 7, HM 1

26 April 2015 Suntik tandan bunga 6 40 7 Blok 5 dan 6

27 April 2015 Pengamatan dan PH 28 1 16 Packing

House

28 April 2015 Pengamatan dan PH 28 1 16 Packing

House

29 April 2015 Suntik tandan bunga 6 40 7 Blok 5 dan 6

30 April 2015 Suntik tandan bunga 6 40 7 Blok 5 dan 6

Page 56: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

38

Lampiran 3. Jurnal harian kegiatan sebagai pendamping kepala afdeling di

Afdeling 5 dan 6 kebun Cibungur PTPN VIII

Tanggal

Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja

(Satuan/HK)

Lokasi

Jumlah

KHL yang

Diawasi

(orang)

Luas Areal

yang

Diawasi

(ha)

Lama

Kegiatan

1 Mei 2015 Libur

2 Mei 2015 Penggemburan 10 4 5 Blok 1 plot 15-16,

blok 2 plot 1-2

3 Mei 2015 Penyiangan gulma

manual

5 2 5 Blok 3,plot 41-42

4 Mei 2015 Penyiangan gulma

manual

5 2 5 Blok 4, plot 70-71

5 Mei 2015 Pemangkasan daun 5 2 5 Blok 1, plot 1-2

6 Mei 2015 Membantu

administrasi

- - 10 Afdeling 5

7 Mei 2015 Membantu

administrasi

- - 8 Afdeling 5

8 Mei 2015 Libur

9 Mei 2015 Membantu

administrasi

- - 10 Afdeling 5

10 Mei 2015 Suntik tandan bunga 7 3 5 Blok 4, plot 54-56

11 Mei 2015 Suntik tandan bunga 7 3 5 Blok 4, plot 57-59

12 Mei 2015 Penyiangan gulma

kimiawi

5 2 5 Blok 1, plot 12-13

13 Mei 2015 Penggemburan 10 4 5 Blok 2 plot 21-22,

Blok 3 plot 51-52

14 Mei 2015 Pemangkasan daun 5 2 5

Blok 17-18

15 Mei 2015 Libur

16 Mei 2015 Penggemburan 5 2 5 Blok 3 plot 55-56

17 Mei 2015 Penggemburan 10 4 5 Blok 2 plot 25-26

Blok 3 plot 57-59

18 Mei 2015 Suntik tandan bunga 7 3 5 Blok 4 plot 78-80

19 Mei 2015 Suntik tandan bunga 7 2 5 Blok 1 plot

20 Mei 2015 Penyiangan gulma

manual

5 2 5 Blok 1 plot 14-15

21 Mei 2015 Penyiangan gulma

manual

5 1 5 Blok 2 plot 20-21

22 Mei 2015 Libur - - - -

23 Mei 2015 Penjarangan anakan 5 1 5 Blok 1 plot 10

24 Mei 2015 Pemanenan 7 5 5 Blok 4 plot 61-64

25 Mei 2015 Pemanenan 7 5 5 Blok 3 plot 56-60

26 Mei 2015 Pemanenan 7 6 5 Blok 3 dan 4

27 Mei 2015 Pemangkasan daun 5 2 5 Blok 3 plot 52-53

28 Mei 2015 Pemangkasan daun 5 2 5 Blok 3 plot 54

29 Mei 2015 Libur

30 Mei 2015 Pengendalian hama

penyakit terpadu

5 2 5 Blok 1 plot 5-6

31 Mei 2015 Penggemburan 5 2 5 Blok 2 plot 36-37

1 Juni 2015 Panen 8 5 5 Blok 5 plot 81-85

2 Juni 2015 Pemanenan 8 2 5 Blok 6 plot 105-

106

3 Juni 2015 Pemanenan 8 3 5 Blok 5 plot 82, 84

Page 57: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

39

Lampiran 3. ( Lanjutan )

Tanggal

Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja

(Satuan/HK)

Lokasi

Jumlah

KHL yang

Diawasi

(orang)

Luas Areal

yang

Diawasi

(ha)

Lama

Kegiatan

4 Juni 2015 Suntik tandan bunga 7 4 5 Blok 5 plot 95-96.

Blok 6 plot 111-

112

5 Juni 2015 Libur - - - -

6 Juni 2015 Suntik tandan bunga 7 3 5 Blok 5 plot

95,97,99

7 Juni 2015 Penggemburan 5 5 5 Blok 7, HM

1,2,3,4,5

8 Juni 2015 Penggemburan 5 5 5 Blok 7, HM

5,6,7,8,9

9 Juni 2015 Penggemburan 5 5 5 Blok 7, HM

9,10,11

10 Juni 2015 Pemangkasan daun 5 1 5 Blok 5 plot 87

11 Juni 2015 Pemangkasan daun 5 2 5 Blok 5 plot 88-89

12 Juni 2015 Libur - - - -

13 Juni 2015 Pengendalian hama

penyakit terpadu

4 2 5 Blok 6 plot 101-

102

14 Juni 2015 Pemanenan 7 3 5 Blok 5 plot 95,

96, 97

15 Juni 2015 Pemanenan 7 4 5 Blok 5 plot

98,99,100. Blok 6

plot 101

16 Juni 2015 Pemanenan 7 4 5 Blok 6 plot

102,103,104,105

17 Juni 2015 Suntik tandan bunga 7 3 5 Blok 5 plot

89,90,91

18 Juni 2015 Suntik tandan bunga 7 3 5 Blok 5 plot

92,93,94

19 Juni 2015 Libur

20 Juni 2015 Suntik tandan bunga 7 2 5 Blok 5 plot 100

dan Blok 6 plot

101

21 Juni 2015 Pemangkasan daun 5 3 5 Blok 6 plot

107,107,108

22 Juni 2015 Membantu

administrasi

- - 9 Afdeling 6

23 Juni 2015 Membantu

administrasi

- - 9 Afdeling 6

24 Juni 2015 Membantu

administrasi

- - 8 Afdeling 6

25 Juni 2015 Membantu

administrasi

- - 10 Afdeling 6

26 Juni 2015 Libur

27 Juni 2015 Penggemburan 5 5 5 Blok 7 HM

17,18,20. Blok 8

HM 1 dan 2

28 Juni 2015 Pemanenan 7 4 5 Blok 5 blok 91,

92, 93,94

Page 58: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

40

Lampiran 3. (Lanjutan)

Tanggal

Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja

(Satuan/HK)

Lokasi

Jumlah

KHL yang

Diawasi

(orang)

Luas Areal

yang

Diawasi

(ha)

Lama

Kegiatan

29 Juni 2015 Pemanenan 7 5 5 Blok 6 plot 112-

117

30 Juni 2015 Pamitan - - - -

Lampiran 4. Kriteria klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman pisang menurut

CSR/FAO (1983)

Kualitas/Karakteristik

Lahan

Satuan Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 S4

Suhu udara (t)

-Rata-rata tahunan 0C 25-27 28-29;

23-24

30-32

19-22

>32

<19

Ketersediaan air (w)

-Bulan kering (<75

mm)

bulan 0-1 1,1-2 2,2-3 >3

-Curah hujan tahunan mm/tahun 2000-4000 >4.000-

5.000

1.500-

<2.000

1.000-

<1.500

<5.000:<1.000

Kondisi perakaran (r)

-Kelas drainase tanah - Agak

Baik, Baik

Agak

Cepat

Agak

Terhambat,

Terhambat

Sangat

Terhambat,

Cepat

-Tekstur tanah

(permukaan)

- SL, L,

SCL, SIL,

SI, CL,

SICL

LS, SC, C SiC, Str C Kerikil,

Pasir,Liat

Masiv

-Kedalaman efektif cm >100 70-99 45-99 <45

Retensi Hara (f)

-KTK tanah (sub soil) - >=sedang Rendah Sangat

Rendah

Td

-pH tanah (permukaan) - 6,0-7,0 7,1-7,5;

5,0-5,9

7,6-8,5;

<5,0

>8,5

Ketersediaan Hara (n)

-N-total (permukaan) - >=sedang Rendah Sangat

Rendah

-

-P2O5 tersedia

(permukaan)

- >=sedang Rendah Sangat

Rendah

-

Page 59: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

41

Lampiran 4. (Lanjutan)

Kualitas/Karakteristik

Lahan Satuan

Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 S4

-K2O tersedia

(permukaan)

- Tinggi Sedang Rendah-

Sangat

Rendah

Toksisitas (s)

-Salinitas (sub soil) mmhos/

cm

<2 2-3 >3-6 >6

Terrain (s)

-Kemiringan lahan % 0-8 8-15 15-50 >50

-Batu di permukaan % 0 1 2 ≥3

-Singkapan batuan % 0 1 2 ≥3

Lampiran 5. Kriteria klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman pisang menurut

Sys et al. (1993)

Karakteristik

Lahan

Tingkat Kelas Faktor Pembatas dan Rating Skala

S1 S2 S3 S4 N1 N2

0 1 2 3 4

100 95 85 60 40 25 Topografi (t) Kemiringan lereng (%) (1) 0-1 1-2 2-4 4-6 - >8

(2) 0-2 2-4 4-8 8-16 - >16

(3) 0-4 4-8 8-16 16-30 30-50 >50 Kebasahan (w) -Kebanjiran F0 - F1 F2 - F3+ -Drainase Baik Sedang sempurna Buruk dan

aeric

Buruk

tetapi

Drainadl

e

Buruk

Tidak

drainable

Fisik Tanah (s) - Tekstur/ Struktur C<60s,

Co,

SiCs,

SiCL,

CL, SiL

C> 60s,

C<60v, SC,

L

C> 60v,

SCL

SL, LfS, LS - Cm,

SiCm,

fS, S, cS

- Fragmen Kasar

(%vol) 0-3 3-15 15-35 35-55 - >55

- Kedalaman Tanah

(cm) >100 100-75 75-50 50-25 - <25

- CaCO3 (%) 0 <1 5-10 10-15 - >15 - Gypsum (%) 0 <1 1-4 4-10 - >10 Kesuburan Tanah (f) - KTK liat (cmol+/kg

clay) >24 24-16 <16(-) <16(+) - -

- Kejenuhan Basa (%)

>50 50-35 35-20 <20 - -

- Jumlah Kation

Basa (cmol+/kg)

> 6,5 6,5- 4 4 -2,8 - - -

- pH H2O 6,4-5,8

6,4-7,0

5,8-5,6

7,0-7,5

5,6-5,2

7,5-8,0

5,2-4,5

8,0-8,2

<4,5

-

-

> 8,2 -C-organik >2,4 2,4 – 1,5 1,5 – 0,8 <0,8 Td Td

Page 60: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

42

Lampiran 5. (Lanjutan)

Karakteristik

Lahan

Tingkat Kelas Faktor Pembatas dan Rating Skala

S1 S2 S3 S4 N1 N2

0 1 2 3 4

100 95 85 60 40 25 Salinitas dan

Alkalinitas (n)

- EC (dS/m) 0 - 1 1 – 2 2 - 4 4 – 6 6 – 8 >8 - ESP (%) 0 - 2 2 – 4 4 - 8 8 – 12 12 – 16 >16 Karakteristik Iklim

(c)

- Curah Hujan Tahunan (mm)

>1.800 1.800-1.500 1.500-1.250 1.250-1.000 - <1.000

- Lama Bulan Kering (bln:

p<1/2PET)

0-1 1-3 3-4 4-6 - >6

- Rata-rata Suhu udara

Tahunan (oC)

>22 22-18 18-16 16-14 - <14

- Rata-rata suhu udara

minimum bln

terdingin (oC)

>20 20-15 15-8 8-2 - <2

- Suhu udara

minimum absolut

bln terdingin (oC)

> 12 12-8 8-0 0-2 - <-2

Lampiran 6. Kritera klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman pisang menurut

LREP II (1994)

Kualitas/ Karakteristik

Lahan

Satuan Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N1 N2

Suhu udara (t)

- Rata-rata tahunan oC 25 – 27 >27 – 30;

22 - <25

>30 – 35;

18 –22

Td > 35; < 18

Ketersediaan Air (w)

- Bulan kering (<75 mm) Bulan 0-1 >1-2 >2-3 Td >3

- Curah hujan tahunan mm/th 2.000-

4.000

>4.000–

5.000;

1.500- <2.000

1.000 -

<1.500

Td < 5.000;

<1.000

- LGP (length of growing) Hari 300 –

330

270 – 300 < 270 < 270 < 270

Media Perakaran (r)

- Drainase tanah - Sedang,

Baik

Agak Cepat Agak

Terhambat

Terhambat Sangat ter

hambat,Sa

ngat Cepat

- Tekstur tanah - SL, L,

SCL,

SiL, Si,

CL,

SiCL

LS,SC, C SiC, Str C Td Kerikil,

Pasir

- Kedalaman efektif - >-100 70-<100 50 - < 70 25 - <50 < 25

- Kematangan gambut - - Saprik Hemik Hemik-

Fibrik

Fibrik

- Ketebalan gambut Cm <100 100-150 >150-200 200 >200

Retensi Hara (f)

- KTK tanah - >=Seda

ng

Rendah Sangat

Rendah

Td -

- pH tanah - 6,0-7,0 >7,0 –7,5;

5,0 - <6,0

>7,0 –8,0;

4,5 - < 5,0

> 8,0 –8,5;

0 - <4,5

> 4,0

Page 61: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

43

Lampiran 6. (Lanjutan)

Kualitas/ Karakteristik

Lahan

Satuan Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N1 N2

- C-organik % >8,0 <8,0 Td Td Td

Kegaraman (c)

- Salinitas/DHL Mmh

os

/cm

< 2 2-3 >3-6 - >6

Toksisitas (x)

- Kejenuhan alumunium % - - - - -

- Kedalaman sulfidik Cm <125 90-125 70 - < 90 - < 70

Ketersediaan Hara (n)

- N-total - >=Sedang Rendah Sangat

Rendah

- -

- P2O5 tersedia - >=Sedang Rendah Sangat

Rendah

- -

- K2O tersedia - Tinggi Sedang-

Rendah

Sangat

Rendah

- -

Kemudahan Pengolahan (p) - - - Sangat

keras,

sangat

teguh,

sangat lekat

- Berkerikil,

Berbatu

Potensi Mekanisasi (m)

- Kemiringan lahan % <3 3-8 >8-15 >25 – 45 > 45

- Batu dipermukaan % <3 3-15 >15-40 Td > 40

- Singkapan batuan % <2 3-10 >10-25 >25 – 40 > 40

Tingkat Bahaya Erosi (e) - Sangat

Ringan

Ringan Sedang Berat Sangat

Berat

Bahaya Banjir (b) - F0 F1 F2 F3 F4

Lampiran 7. Kriteria klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman pisang (Musa

acuminata COLLA) menurut Djaenudin et al. (2003)

Persyaratan Penggunaan

Lahan

Satuan

Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N

Suhu udara (tc) °C 25 – 27 27– 30; 22 - 25 30 – 35; 18 - 22 > 35; <

18

- Ketinggian tempat dpl M dpl <1200 1200-1500 1500-2000 >2000

Ketersediaan Air (wa)

- Curah hujan tahunan mm/tahun 1500-2500 1250 – 1500;

2500-3000

1000 -1250;

3000-4000

>4000

- Lamanya masa kering Bulan 0- 3 3-4 4-6 >6

- Kelembaban % >60 50-60 30-50 <30

Ketersediaan oksigen

(oa)

- Drainase tanah - Baik sampai

Agak

Terhambat

Agak Cepat Terhambat Sangat

Terham

bat;

Cepat

Media Perakaran (rc)

- Tekstur tanah - Halus, agak

halus,

sedang

- Sangat halus,

agak kasar

Kasar

- Bahan Kasar % <15 15-35 35-55 >55

-Kedalaman tanah Cm >75 50-75 25-50 <25

Page 62: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

44

Lampiran 7. (Lanjutan)

Persyaratan Penggunaan

Lahan

Satuan

Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N

- Gambut:

Ketebalan

cm <60 60-140 140-200 >200

+ dengan sisipan/

pengkayaan

cm <140 140-200 200-400 >400

Kematangan gambut - Saprik + Saprik; Hemik

+

Hemik; Fibrik + Fibrik

Retensi Hara (nr)

- KTK liat cmol > 16 <= 16 - -

- Kejenuhan Basa % > 50 35-50 <35 -

- pH H2O - 5,6 – 7,5 5,2-5,6; 7.5-8,0 <5,2 ; > 82 -

- C-organik - > 1,5 0,8 – 1,5 < 0,8 -

Toksisitas (xc)

- Salinitas dS/m <2 2-4 4-6 >6

Sodisitas (xn)

- Alkalinitas/ ESP % <4 4-8 8-12 >12

Bahaya Sulfidik (xs) cm >100 75-100 40-75 <40

- Kedalaman Sulfidik cm >100 75-100 40-75 <40

Bahaya erosi (eh)

- Lereng % <8 8-16 16-40 >40

- Bahaya Erosi - Sangat

ringan

Rendah-sedang Berat Sangat

berat

Bahaya Banjir (fh)

- Genangan - F0 F1 F2 >F3

Penyiapan Lahan (lp)

- Batu dipermukaan % <5 5 – 15 15 - 40 >40

- Singkapan batuan % <5 5 – 15 15 - 25 >25

Page 63: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

45

Lampiran 8. Curah hujan di Kebun Cibungur PT Perkebunan Nusantara VIII

Bulan 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

Januari 360 17 234 16 530 20 656 27 858 27 360,5 17,5

Februari 304 15 284 13 456 18 343 23 445 18 382,3 17

Maret 313 23 335 15 548 16 323 27 228 16 357,0 18

April 106 8 113 8 570 18 360 22 409 14 304,0 14,3

Mei 285 18 215 12 214 8 694 22 243 14 228,0 11,9

Juni 281 13 138 6 54 3 271 15 125 6 182,6 8,5

Juli 389 15 174 5 0 0 307 14 50 6 151,8 7,3

Agustus 201 9 17 1 0 0 132 7 236 13 106,4 5

September 385 19 17 1 5 2 118 3 0 0 163,5 6,8

Oktober 203 15 329 8 336 14 410 14 163 7 214,9 10,2

November 449 22 702 18 506 20 645 14 780 26 552,2 19,5

Desember 264 18 106 9 361 25 738 19 605 26 433,0 20,5

Total 3.513 192 2.664 112 3.580 144 4.997 198 4.202 179 3.463 156,5

BB 12 10 8 12 10 10,40

BK 0 2 4 0 2 1,6

Keterangan :

BB = bulan basah (CH>60 mm)

BK = bulan kering (CH<60 mm) Menurut klasifikasi Schmidth-Ferguson

termasuk tipe iklim B (basah)

45

Page 64: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

46

Lampiran 9. Peta areal konsesi Kebun Cibungur

46

ITK = Jumlah tenaga kerja (orang)

Luas lahan (ha)

= 251

162.15

= 1,54 orang/ha

Page 65: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

49

Lampiran 10. Jumlah dan posisi tenaga kerja di Afdeling 5 dan 6 Panarewuan,

Kebun Cibungur

No Bagian Jumlah

(orang)

1 Karyawan Staf

-Kepala Afdeling 2

-Mandor Besar 4

Jumlah 5

2 Karyawan Non Staf

-Juru Tulis Afdeling 2

-Pengawas Mandor 2

-Mandor Blok 8

-Mandor Suntik 2

-Mandor Pengendalian Hama Penyakit 2

-Mandor Panen 2

-Mandor Packing House 2

Jumlah 20

3 Karyawan Harian Lepas (KHL)

-Karyawan Blok 112

-Karyawan Suntik 28

-Karyawan Pengendalian Hama Penyakit 6

-Karyawan Panen 15

-Karyawan Packing House 56

-Karyawan kebersihan 4

-Keamanan 4

Jumlah 225

Total Karyawan 251

Sumber : Administrasi Afdeling 5 dan 6

47

Page 66: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

Lampiran 11. Struktur organisasi Afdeling 5 dan 6 Kebun Cibungur

Kepala Tanaman

Kepala Afdeling VI Kepala Afdeling V

Mandor Besar

Lapangan Mandor. Besar Packing

House (PH) Mandor Besar TBM

Mandor Besar TM

Mandor Blok 1

Mandor Blok 2

Mandor Blok 3

Mandor Blok 4

Mandor Pengendalian Hama

Penyakit

Mandor Suntik

Mandor Panen

Mandor PH 1

Mandor PH 2

Mandor Blok 7

Mandor Blok 8

Mandor Blok 5

Mandor Blok 6

Mandor Pengendalian

Hama Penyakit

Mandor Suntik

Mandor Panen

48

Page 67: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

49

Lampiran 12. Kalender pita tahun 2015

Keterangan : Pedoman suntik ontong, pembrongsongan dan panen

Page 68: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

50

Lampiran 13. Spesifikasi kelas mutu super pisang Cavendish

Spesifikasi

Grade A Grade B Grade C

Cluster

(C3)

Cluster

Small

(CS)

Full

Hand

(H)

Finger

Besar

(FB)

Finger

Besar 1

(FB)

Finger

Sedang

(FS)

Finger

Kecil

(FK)

Bobot Buah

per Sisir

(gram/cluster)

700-900

700-900

>1300 *) *) *) *)

Jumlah Butir

per Sisir

3 - 9 5 – 9 18-22

(1 sisir)

2 - 3 Satuan 1 - 3 1 - 3

Panjang per

Buah (inchi)

>7,5 6,8 – 7,5 6,8 –

7,5

>7,5 >7,5 1 - 3 1 - 3

Kalibrasi (cm) 3 – 4 3 – 4 3 – 4 3 – 4 3 – 4 3 – 4 ≥2,5

Label N8 N8 N8 polos polos polos polos

Netto (kg) 13 13 13 13 13 13 13

Lampiran 14. Spesifikasi kelas mutu ambon pisang Cavendish

.

Spesifikasi

Grade

A

Grade

B Grade

C Ambon

Cluster

(AC)

Ambon

Hand

(AH)

Ambon

Hand

Kecil

(AHK)

Ambon

Besar

(AB)

Ambon

Sedang

(AS)

Ambon

Kecil

(AK)

Ambon

Unspek

(AU)

Ambon

Unspek

Kecil

(AUK) Bobot Buah

per Sisir

(gram/cluster)

700-

900

700-

900

>1300 *) *) *) *)

*)

Jumlah Butir

per Sisir

4 – 10 Full Full 1 - 3 1 - 3 1 - 3 Full Full

Panjang per

Buah (inchi)

≥7,5 ≥6,5 5,5<

AHK

<6,5

≥7,5 6,5 <

AS<7,5

5,5<AS

< 6,5

≥ 6,5 5,5<AU

K<6,5

Kalibrasi (cm) 3 – 4 3 – 4 ≥2,5 3 – 4 3 – 4 ≥2,5 3 – 4 ≥2,5 Label Cibiru Cibiru Cibiru Polos Polos Polos Polos Polos

Netto (kg) 13 13 13 13 13 13 13 13 Keterangan : Cluster = 1/ 2 sisir

Hand = sisir penuh

Finger = 1-3 buah

Page 69: PRODUKSI PISANG CAVENDISH DI KEBUN CIBUNGUR, … · Hasil Pengamatan Komponen Produksi 31 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 35 RIWAYAT HIDUP

51

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 18 September 1993 di Pati, Jawa Tengah.

Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari seorang ayah yang

bernama Sarino dan ibu yang bernama Endang Setyowati. Penulis lulus dari SDN

Tambakromo 03, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada

tahun 2005. Pada tahun 2008 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan dari

SMP Negeri 1 Pati untuk selanjutnya masuk ke SMA Negeri 3 Pati pada tahun

yang sama dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan

pada Departemen Agronomi dan Hortikultura. Selama perkuliahan penulis pernah mengikuti kepanitiaan TEGAR (Temu

Agronomi) 2012. Kepanitiaan MPD (masa perkenalan departemen) Agronomi dan

Hortikultura Angkatan 49 pada tahun 2013. Penulis penah menjadi asisten praktikum

Ilmu Tanaman Pangan pada tahun 2015.