problematika tahfidzul quran bagi santri kalongdi...

184
i PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI PONDOK PESANTREN SIROJUDDINASSALAFIYAH KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh HETI INDAYANI 11111107 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSANPENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

i

PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI PONDOK PESANTREN

SIROJUDDINASSALAFIYAH KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

HETI INDAYANI

11111107

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSANPENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2015

Page 2: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

ii

Page 3: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

iii

PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI PONDOK PESANTREN

SIROJUDDINASSALAFIYAH KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

HETI INDAYANI

11111107

JURUSANPENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2015

Page 4: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

iv

KEMENTRIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02. Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50712 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 Eksemplar

Hal : Pengajuan Skripsi

Kepada

Yth. Ketua IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswi:

Nama : Heti Indayani

NIM : 111111107

Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PAI

Judul : PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONG DI PONDOK PESATREN SIROJUDDIN ASSALAFIYAH KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG

Untuk diajukan dalam sidang munaqasah.

Demikian untuk menjadi periksa.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 7 September 2015

Pembimbing

Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag.

Nip. 19571108 19 8703 1001

Page 5: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

v

KEMENTRIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02. Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50712 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]

SKRIPSI

PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURANBAGI SANTRIKALONG DI PONDOK PESANTREN SIROJUDDIN ASSALAFIYAH

KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2015 DISUSUN OLEH

HETI INDAYANI

11111107

Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Achmad Maimun, M. Ag.

Sekretaris Penguji : Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag.

Penguji I : Dra. Djami’atul Islamiyah, M. Ag.

Penguji II : Drs. Juz’an, M. Hum.

Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M. Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002

Page 6: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

vi

KEMENTRIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02. Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50712 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Heti Indayani

NIM : 11111107

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang

lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah.

Salatiga, 29 Agustus 2015

Penulis

Heti Indayani NIM. 11111107

Page 7: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

vii

MOTTO

ھ م ل ع و ان ر لق ا م ل تع ن م م ك ر ی خ

Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang

belajar Al Quran dan mengajarkannya.

(HR. Bukhari)

Berapapun umurmu, tiada kata terlambat untuk memulai

menghafalkan Al Quran kecuali tiada usaha untuk

memulainya.

Page 8: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

viii

PERSEMBAHAN

1. Muara cinta yang tak berkesudahan yaitu kedua orang tuaku, Bapak

Sobikan dan Ibu Waliyati yang senantiasa tidak pernah lelah selalu

mendo’akan, mencurahkan kasih sayang dan banyak pengorbanan

untuk ku hingga aku seperti ini.

2. Bapak KH. Mahfudz Ridwan L.c dan ibu Hj. Nafisah pengasuh

pondok pesantren Edi Mancoro yang saya hormati dan selalu saya

harapkan ridlo dan berkah ilmunya.

3. Sahabat, kakak dan sekaligus guru spiritualku Maratun Chasanah

yang selalu memotivasi, memberikan semangat dan tak pernah

hentinya menyebut namaku dalam setiap doanya.

4. Kakak kandungku Mas Rohani dan Mas Hariyanto yang selalu

mendukungku.

5. Kakak-kakakku di pondok pesantren Edi Mancoro yang selalu

memberikan masukan dan menasehatiku Mbak Sari, Mbak Aulia Ulfa

D, dan Mbak Korifah.

6. Teman-temanku PAI C angkatan 2011 senasip seperjuangan.

7. Sahabatku Meylia Suryani, Faizatun, Khairul Jaza, Mangiyah dan

semua yang tidak bisa disebut satu persatu.

Page 9: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan nikmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Problematika Tahfidzul Quran bagi

Santri Kalong di Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah Kec. Parakan Kab.

Temanggung”.Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada manusia

teladan sepanjang masa beliau Nabi Agung Muhammad SAW.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyusun skripsi

ini dengan sebaik-baiknya, namun mengingat keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan penulis, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan agar skripsi ini benar-benar dapat menjadi sumbangan pemikiran yang

bermanfaat, terutama bagi para santri yang sedang maupun ingin berproses

menghafalkan Al Quran.

Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya pihak yang membantu

dan membimbing. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Ruchayati, M. Ag. Selaku Kajur PAI IAIN Salatiga.

Page 10: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

x

4. Bapak Drs. H. Iman Baihaqi, M. Ag selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah mendidik dan membekali

berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

6. Ibu Hj. Ma’munah selaku pengasuh pondok pesantren Sirojuddin

Assalafiyah yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk penelitian.

7. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mendidik, membimbing serta

memotivasi kepada penulis baik moral, finansial, maupun spiritual.

8. Keluarga besar pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah terutama para

santri kalong yang sedang berproses menghafalkan Al quran yang telah

membantu dalam memberikan informasi untuk keperluan penelitian.

Akhirnya penulis berdo’a semoga amal dan jasa baik semua pihak

mendapat balasan dari allah SWT yang setimbal. Amin.

Salatiga, 12 September 2015

Penulis

Heti Indayani NIM. 11111107

Page 11: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

xi

ABSTRAK

Indayani, Heti. 2015. Problematika Tahfidzul Quran bagi Santri Kalong di Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah Kec. Parakan Kab. Temanggung. Skripsi, Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag.

Kata kunci: Probelematika Tahfidzul Quran, Santri Kalong

Kegiatan Tahfidzul Quran umumnya dilakukan oleh para santri yang menetap di pondok pesantren dengan mendapatkan perhatian dan peraturan yang ketat dari ustadz/ ustadzah di pondok serta mereka fokus menghafalkan Al Quran saja. Karena menghafalkan Al quran itu membutuhkan pengorbanan waktu dan tenaga yang cukup serta tempat yang khusus untuk menghafalkan Al quran. Namun lain halnya dengan santri kalong di pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah yang tetap menghafalkan Al Quran dengan tetap tinggal di rumah masing-masing di tengah banyaknya kesibukan dan aktivitas yang mereka lakukan. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui lebih dalam bagaimana problematika yang dihadapi santri kalong dalam menghafalkan Al quran dan bagaimana cara mereka dalam menghadapi problematika tersebut. Setelah dilakukannya penelitian secara mendalam diharapkan peneliti dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang bagaimana solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi problematika tahfidzul Quran.

Metode yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitiaan dilakukan mulai bulan juli 2015 di pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah Kec. Parakan Kab. Temanggung. Informan adalah 5 santri kalong yang sedang berproses dalam menghafalkan Al Quran dan 1 pengasuh pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara. Kemudian data ditranskip menjadi data yang lengkap.

Hasil penelitian menunjukan problematika yang dihadapi santri kalong dalam menghafalkan Al Quran antara lain berupa faktor managemen waktu, motivasi, kecerdasan, kesehatan, suasana rumah, gangguan asmara, dan lupa saat hafalan disetorkan. Solusi yang harus dilakukan antara lain berupa menyediakan waktu khusus setiap hari untuk Al quran, memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengulang hafalan, meluruskan niat dan mengetahui keutamaan menghafal Al quran, berteman dengan penghafal Al quran, istiqamah, bersungguh-sungguh, sabar, menjaga kesehatan, mencari tempat yang tenang untuk menghafalkan Al quran, menjauhi hal yang sia-sia dan perbuatan dosa, serta senantiasa mengulang-ulang hafalannya.

Page 12: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………… i

PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………. iv

PENGESAHAN KELULUSAN…………………………..... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………….. vi

MOTTO…………………………………………….............. vii

PERSEMBAHAN……………………………………........... viii

KATA PENGANTAR…………………………………….... ix

ABSTRAK.............................................................................. xi

DAFTAR ISI........................................................................... xii

DAFTAR TABEL………………………................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN………………………….................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................... 1

B. Fokus Penelitian.................................................. 5

C. Tujuan Penelitian................................................. 6

D. Kegunaan Penelitian............................................ 6

E. Penegasan Istilah.................................................. 7

F. Metodologi Penelitian.......................................... 9

G. Sistematika Penulisa............................................. 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tahfidzul Quran.................................................... 21

1. Pengertian Tahfidzul Quran......................,..... 21

2. Beberapa Kitab Mushaf.........................,........ 22

3. Macam-macam Qira’at................................... 24

4. Dasar dan Keutamaan Tahfidzul Quran......... . 26

Page 13: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

xiii

5. Syarat-syarat Tahfidzul Quran........................ 28

B. Tinjauan Konsep Belajar…………………....…... 32

1. Pengertian Belajar........................................... 32

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil

Balajar............................................................. 33

3. Hubungan Belajar dengan Menghafal............ 37

C. Problematika Tahfidzul Quran……….................. 39

1. Pengertian Problematika.........................,....... 39

2. Problematika Tahfidzul Quran dan

Solusinya......................................................... 40

3. Faktor-faktor Pendukung dalam

Menghafalkan Al Quran................................. 45

4. Metode Menghafalkan Al Quran.................... 48

5. Kiat-kiat Memelihara Hafalan Al quran......... 51

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Sirojuddin

Assalafiyah............................................................ 53

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren

Sirojuddin Assalafiyah................................... 53

2. Letak Geografis Pondok Pesantren

Sirojuddin Assalafiyah.................................... 55

3. Sarana dan Prasarana...................................... 55

4. Struktur Organisasi......................................... 56

5. Keadaan Guru/Ustadz/Ustadzah..................... 58

6. Keadaan Santri................................................ 59

7. Kegiatan di Lokal Pesantren........................... 59

8. Tata Tertib Pondok Pesantren

Page 14: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

xiv

Sirojuddin Assalafiyah................................,... 61

B. Temuan Penelitian………………………............ 64

1. Niat dan Motivasi Santri Kalong dalam

Menghafalkan Al Quran................................. 64

2. Latar Belakang Santri Kalong......................... 66

3. Aktivitas Santri Kalong................................... 70

4. Problematika Tahfidzul Quran dan

Cara Menghadapinya...................................... 76

BAB IV PEMBAHASAN

A. Problematika Tahfidzul Quran bagi

Santri Kalong........................................................ 83

1. Faktor Manageman Waktu.............................. 83

2. Faktor Motivasi............................................... 84.

3. Faktor Kecerdasan.......................................... 84

4. Faktor Kesehatan............................................ 85

5. Faktor Suasana Rumah.................................... 86.

6. Faktor Gangguan Asmara............................... 87

7. Faktor Lupa Saat Hafalan Disetorkan............. 88

B. Cara Menghadapi Problematika Tahfidzul

Quran bagi Santri Kalong...................................... 89

1. Faktor Managemen Waktu.............................. 89

a. Setiap Hari Ada Waktu Khusus

untuk Al Quran.......................................... 89

b. Memanfaatkan Setiap Waktu dan

Kesempatan untuk MengulangHafalan.... 90

2. Faktor Motivasi............................................... 91

a. Meluruskan Niat dan Mengetahui

Page 15: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

xv

Keutamaan Menghafalkan Al Quran....... 92

b. Berteman dengan Orang yang

Menghafalkan Al Quran............................. 93

3. Faktor Kecerdasan.......................................... 93

a. Istiqamah................................................... 94

b. Bersungguh-sungguh................................ 94

c. Sabar ........................................................ 95.

4. Faktor Kesehatan............................................ 96

a. Menjaga Pola Makan................................ 96

b. Menjadwal Waktu Tidur........................... 96

c. Berolahraga............................................... 96

5. Faktor Suasana Rumah................................... 96

6. Faktor Gangguan Asmara............................... 97

a. Menjauhi Segala Hal yang Sia-sia........... 97

b. Menjauhi Perbuatan Dosa dan Maksiat.... 97

7. Faktor Lupa Saat Hafalan Disetorkan............. 98

a. Tidak Meninggalkan Hafalan Baru

Terlalu Lama............................................. 98

b. Mengulangi Hafalan.................................. 99

c. Mendengarkan dari Orang Lain atau Kaset 99

d. Mengerta Arti dan Ayat yang Dihafalkan. 100

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................... 101

B. Saran .................................................................... 102

C. Penutup ................................................................ 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

xvi

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Tabel 3. 1 Struktur Organisasi Pondok

Pesantren Sirojuddin Assalafiya 57

Tabel 3. 2 Data Asatidz di Pondok

Pesantren Sirojuddin Assalafiya 58

Tabel 3. 3 Jadwal Kegiatan MC Sehari-hari 70

Tabel 3. 4 Jadwal Kegiatan KLF Sehari-hari 71

Tabel 3. 5 Jadwal Kegiatan KJ Sehari-hari 72

Tabel 3. 6 Jadwal Kegiatan ADA Sehari-hari 74

Tabel 3. 7 Jadwal Kegiatan KN Sehari-hari 75

Page 17: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Laporan SKK

2. Nota Dosen Pembimbing Skripsi

3. Lembar Konsultasi

4. Surat Izin Penelitian

5. Surat Pernyataan Telah Meneliti

6. Pedoman Wawancara

7. Hasil Wawancara

8. Data Santri PP Sirojuddin Assalafiyah

9. Daftar Riwayat Hidup

Page 18: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al Quran merupakan kalam Allah yang tiada tandingannya (mukjizat),

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril

alaihis salam, dimulai dari surat Al Fatihah dan diakhiri dengan surat An Nash,

dan ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan secara mutawatir

(Aminuddin, 1991: 15). Al Quran adalah kitab yang sangat mengagumkan bagi

orang-orang yang mau menggunakan akal dan bashirah (mata hati) untuk

memikirkan dan merenungkannya.

Tiada bacaan semacam Al Quran yang dibaca oleh ratusan juta orang yang

tidak mengerti artinya dan atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan

dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja dan anak-anak.

Tiada bacaan sebanyak kosa kata Al Quran yang berjumlah 77.439 kata,

dengan jumlah huruf 323.015 yang seimbang jumlah kata-katanya, baik antara

kata dengan padanannya, maupun kata dengan lawan kata dan dampaknya.

Sebagai contoh kata hayat terulang sebannyak antonimnya maut, masing-masing

145 kali, akhirat terulang 115 kali sebanyak kata dunia, malaikat terulang 88 kali

sebanyak kata setan, thuma’ninah (ketenangan) terulang sebanyak 13 kali

sebanyak kata dhiyq (kecemasan), panas terulang 4 kali sebanyak kata dingan

(Shihab, 1999: 3-4).

Page 19: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

2

Menurut Ahsin (1994:26) menghafal Al Quran merupakan suatu perbuatan

yang sangat terpuji dan mulia. Orang-orang yang membaca dan menghafal Al

Quran merupakan orang-orang pilihan yang memang dipilih oleh Allah untuk

menerima warisan kitab suci Al Quran. Sedangkan menurut hemat penulis,

menghafal Al Quran merupakan sebuah aktifitas ibadah yang sangat berat, tetapi

sangat mulia. Berat, karena ia merupakan perjuangan yang luar biasa dan

membutuhkan konsentrasi penuh. Berbagai tantangan silih berganti akan

menghadang dihadapan para calon hafidz Al Quran. Serta mulia karena banyak

sekali keutamaan-keutamaan bagi orang yang mau menghafal Al Quran. Banyak

sekali hadits-hadits Rasulullah yang mengungkapkan keagungan orang yang

belajar membaca, atau menghafal Al Quran dan orang-orang yang

mempelajarinya.

Ada beberapa keutamaan menghafal Al Quran menurut hadits Rasulullah

saw, di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad no 11870 dan Ibnu

Majah no 215.

اس قال قیل من ھم یا رسول الله قال اھل ا وجل اھلین من الن عز ن

تھ القران ھم اھل الله و خاص

“Allah memiliki dua keluarga dari manusia.” Sahabat bartanya, “wahai

Rasulullah, siapakah mereka?” Rasulullah menjawab”Ahlul Qur’an,

mereka adalah keluarga Allah dan Orang-orang Khusus-Nya.” (Arham,

2014:23)

Page 20: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

3

Dari hadits di atas nampak jelas keutamaan menghafal Al Quran, hingga

Rasulullah menyatakan bahwa penghafal Al Qur’an adalah keluarga Allah.

Sebagian orang adakalanya merasa bangga ketika memiliki hubungan kekerabatan

atau pertemanan dengan pejabat tinggi, figure popular atau orang terpandang. Bila

hubungan seperti itu membuat seseorang bangga, bagaimana kita tidak bangga

dan sangat senang ketika Allah sang Pencipta mengakui kita sebagai keluarga-

Nya. Apalagi ditambahi orang-orang spesial-Nya. Maka ini adalah sebuah

kemulian yang luar biasa di sisi Allah yang diberikan kepada Ahlul Qur’an. Maka

sudah seharusnya kaum muslim memperhatikan pentingnya menghafal Al Quran.

Menghafal Al Quran secara keseluruhan hukumnya fardlu kifayah. Namun

menghafal sebagian dari Al Quran hukumnya fardlu ain (Arham, 2014: 11).

Artinya setiap muslim wajib memiliki hafalan Al Quran walaupun hanya

sebagian, bisa sebagian kecil atau sebagian besar.

Badwilan, (2009: 203) menyatakan bahwa ada sebagian sebab yang

menghambat seseorang dalam menghafal Al quran dan dapat membantu

melupakan Al quran yaitu di antaranya: banyak dosa dan maksiat, tidak senantiasa

mengikuti, mengulang-ulang dan memperdengarkan hafalan Al Qurannya,

perhatian yang lebih pada urusan-urusan dunia, serta menghafal banyak ayat pada

waktu yang singkat dan pindah ke ayat yang lain sebelum menguasainya.

Menghafal Al Quran secara keseluruhan sekali lagi, bukan merupakan

pekerjaan yang ringan, diperlukan metode-metode khusus ketika menghafalnya.

Dan juga harus disertai dengan do’a kepada Allah SWT supaya diberi kemudahan

Page 21: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

4

dalam menghafalkan ayat-ayat-Nya yang begitu banyak dan rumit. Sebab banyak

kalimat yang mirip dengan kalimat yang lain, demikian juga kalimatnya yang

panjang-panjang, bahkan mencapai tiga sampai empat baris tanpa adanya waqaf,

namun ada juga yang pendek-pendek (Wahid, 2012: 13). Selain itu tidak sedikit

halangan dan rintangan yang dapat melemahkan niat maupun prosesnya. Sehingga

yang diperlukan dari orang yang ingin menghafal Al Quran adalah sebuah niat

yang ikhlas karena Allah, semangat dan tekad yang kuat, kesungguhan serta

keuletan. Ia juga perlu menyediakan waktu dan tempat khusus yang digunakan

untuk menghafal Al Quran.

Pada saat sekarang ini banyak lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia

yang mempunyai program Tahfidzul Quran, salah satunya adalah podok pesantren

Sirojuddin Assalafiyah Kec. Parakan Kab. Temanggung. Menariknya pondok

pesantren ini tidak khusus untuk santri yang mukim saja, namun ada juga santri

yang non mukim atau biasa dikenal dengan istilah “santri kalong”. Santri kalong

yaitu murid-murid di sekitar pondok pesantren yang tidak menetap atau tinggal di

pondok namun tetap mengikuti kajian seperti santri pada umumnya.

Kegiatan tahfidzul Quran pada umumnya dilakukan oleh para santri yang

menetap di pondok dengan mendapatkan perhatian dan beberapa peraturan secara

ketat atas segala kegiatannya oleh para ustad ustadzah dan pengasuh di pesantren

tersebut karena berada dalam asrama bersama para santri, sehingga kondisinya

sangat mendukung untuk menghafalkan Al Quran. Di samping itu biasanya

mereka juga fokus hanya menghafalkan Al Quran saja. Namun di Pondok

Pesantren Sirojuddin Assalafiyah ini ada juga santri-santri kalong yang sedang

Page 22: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

5

berproses dalam menghafalkan Al Quran. Mereka tetap tinggal di rumah masing-

masing dengan kesibukan mereka yang juga sangat padat, sebagian ada yang

sudah bekerja, masih sekolah dan mengajar. Dengan demikian berarti masalah-

masalah yang mereka hadapi dalam menghafalkan Al Quran tentunya lebih

banyak dari santri yang mukim, karena aktivitas dan kondisi yang mereka

hadapipun berbeda. Namun mereka tetap bisa menghafalkan Al Quran seperti

santri yang lainnya. Dengan begitu menghafal Al Quran bukanlah monopoli

siapapun. Tidak pandang latar belakang pendidikan, suku, profesi, dan lainnya.

Selama kita muslim, kita semua berhak menghafal Al Quran baik sebagian

maupun keseluruhan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka penulis

tertarik untuk meneliti secara lebih mendalam tentang “ Problematika Tahfidzul

Quran bagi Santri Kalong di Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah Kec.

Parakan Kab. Temanggung Tahun 2015”.

B. Fokus Penelitian

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Apa saja problem yang dihadapi oleh santri kalong dalam menghafalkan Al

Quran di Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah?

2. Bagaimana cara menghadapi problematika tahfidzul Quran bagi santri kalong?

Page 23: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

6

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui problem apa saja yang dihadapi oleh santri kalong dalam

menghafalkan Al Quran di Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiah.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi problematika tahfidzul Quran

bagi santri kalong.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang dipeoleh dalam penelitian ini adalah :

Penelitian ini memiliki kegunaan secara praktik dan teoritik.

1. Teoritik

Dapat menambah wawasan dan keilmuan dalam bidang pembelajaran Al

Quran khususnya bagi santri kalong, serta dapat memberikan motivasi atau

semangat dalam menghafalkan Al Quran.

2. Praktik

a. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pokok permasalahan tahfidzul

Quran khususnya yang dihadapi santri kalong, sehingga dapat memberikan

solusi-solusi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut.

b. Menambah khasanah informasi yang akan bermanfaat bagi peneliti dan

pihak yang berkepentingan.

Page 24: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

7

E. Penegasan Istilah

Berangkat dari urgensi penegasan judul sebuah penelitian maka penulis

mempunyai kepentingan untuk mempertegas judul dengan harapan tidak ada

kesalahpahaman dalam proses penelitian tersebut.

Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah para santri kalong di

Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiah yang berjumlah 5 orang, di mana mereka

sedang berproses dalam kegiatan tahfidul Quran. Sedangkan istilah-istilah yang

digunakan dalam judul tersebut antara lain:

1. Problematika

Probematika berasal dari bahasa Inggris : problem yang berarti

masalah atau persoalan. Dan problematika yang berarti permasalahan (KBBI,

2007: 896) Yang dimaksudkan problematika dalam penelitian ini adalah

masalah-masalah yang dihadapi santri kalong.

2. Tahfidzul Quran

Tahfid merupakan bentuk isim masdar ( تحفیظا-حفظ-حفظ ) dan fiil

madhi ( حفظا-حفظ-حفظ )yang artinya menghafal, menjaga dan memelihara

(Muhdlor, 1999: 779). Sedangkan Al Quran adalah berasal dari kata qoroa-

yaqrou-qur’an yang artinya bacaan atau yang dibaca(Muhdlor, 1999: 1441).

Page 25: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

8

Dengan demikian yang dimaksud dengan tahfidzul Quran adalah

menghafal Al Quran sesuai urutan yang terdapat dalam mushaf Utsmani

mulai dari surat al-Fatihah sampai surat an-Nas dengan maksud beribadah,

menjaga dan memelihara kalam Allah yang merupakan mu’jizat yang

diturunkan kepada Nabi terakhir dengan perantaraan Malaikat Jibril yang

ditulis dalam beberapa mushaf yang dinukil (dipindahkan) kepada kepada kita

dengan jalan mutawatir (Munjahid 2007: 74)

3. Santri kalong

Santri berasal dari bahasa Jawa dari kata “cantrik” yang artinya

orang yang mengikuti seorang guru kemana guru ini menetap, tentunya

dengan tujuan dapat belajar darinya mengenai suatu keahlian (Madjid, 1997:

20). Sedangkan menurut Munir Mulkhan (2003, 300) kata santri mempunyai

arti ” murid atau orang yang belajar di pondok pesantren”.

Dhofir dalam bukunya Tradisi Pesantren menyatakan ada dua jenis

kelompok santri, yaitu: santri mukim dan santri kalong. Santri mukim adalah

murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam

kelompok pesantren. Sedangkan santri kalong adalah murid-murid yang

berasal dari desa di sekeliling pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam

pesantren. Untuk mengikuti pelajaran di pesantren mereka biasanya bolak-

balik (nglajo) dari rumahnya sendiri (Dhofier, 1983:18).

Page 26: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

9

4. Pondok pesantren

Pondok adalah sebuah asrama pendidikan Islam di mana para

santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang guru atau

lebih dikenal dengan sebutan “kyai”. Sedangkan pesantren berasal dari kata

santri dengan awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti tempat tinggal

(Dhofier, 1983: 18).

Dari beberapa istilah di atas, dapat diambil pengertian bahwa yang

dimaksud oleh judul skripsi ini adalah suatu penelitian lapangan tentang

masalah-masalah yang dihadapi oleh santri kalong dalam kegiatan

menghafalkan Al Quran secara menyeluruh di Pondok Pesantren Sirojuddin

Assalafiyah Kec. Parakan, Kab. Temanggung.

F. Metodologi Penelitian

Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena merupakan cara

yang teratur untuk mencapai suatu tujuan yang sempurna dan memperoleh hasil

secara optimal.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

reseach) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini

dilakukan oleh peneliti yang berada langsung dengan obyek, terutama dalam

memperoleh data dan berbagai informasi (Moleong, 1989:26).

Page 27: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

10

Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam

Moleong adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati(Moleoang, 1998:3).

Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah para santri kalong di

pondok pesantren Sirojuddin Assalafiah yang sedang berproses dalam

menghafalkan Al Quran. Dari keadaannya yang berstatus menjadi santri

kalong tersebut tentunya akan banyak sekali problematika yang muncul.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan

sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan.

Sedangkan instrumen yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat

bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk

menunjang keabsahan hasil penelitian. Namun hanya berfungsi sebagai

instrumen pendukung, oleh karena itu kehadiran peneliti secara langsung di

lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang

diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan

informan dan atau sumber data lainnya di sini mutlak diperlukan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lembaga pendidikan pondok pesantren

Sirojuddin Assalafiah Dusun Karang Kidul, Desa Mandisari, Kec. Parakan

Page 28: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

11

Kab. Temanggung. Alasan penulis memilih lokasi ini adalah karena di

pondok pesantren ini ada sejumlah santri kalong yang sedang berproses

dalam menghafalkan Al Quran yang jumlahnya cukup banyak dan layak

untuk diadakan sebuah penelitian. Karena kebanyakan pondok pesantren

Tahfidzul Quran yang ada di Indonesia itu yang menghafalkan Al Quran

adalah para santri-santri mukim.

4. Sumber Data

Data-data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diambil dari

sumber, di antaranya:

a. Pengasuh pondok pesantren Sirojuddin Assalafiah Kec. Parakan Kab,

Temanggung yang memberikan keterangan secara menyeluruh mengenai

keadaan di pondok pesantren tersebut.

b. Santri kalong yang berjumlah 5 orang, yang sangat berperan serta dalam

memberikan keterangan mengenai berbagai problematika yang dihadapi

mereka dalam proses menghafalkan Al Quran.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

Page 29: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

12

a. Observasi

Menurut Kartono (1986: 287), observasi adalah studi yang

disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam

dengan pengamatan dan pencatatan. Sedangkan menurut Imam

Suprayogo (2003: 167) observasi adalah mengamati dan mendengar

dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap

fenomena sosial-keagamaan (perilaku’ kejadian-kejadian, keadaan,

benda, dan symbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu tanpa

mempengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam,

memotret fenomena tersebut guna penemuan data analisis.

Pedoman observasi pengumpulan data dapat dikelompokan sebagai

berikut:

1) Kondisi obyektif pondok pesntren Sirojuddin Assalafiah

Dalam hal ini, peneliti mengamati langsung kondisi obyektif di

pondok pesantren Sirojuddin Assalafiah tersebut dengan cara

melakukan observasi secara langsung ke tempat tersebut.

2) Problematika tahfidzul Quran bagi santri kalong di podok pesantren

Sirojuddin Assalafiah

Peneliti melakukan wawancara kepada masing-masing santri

kalong yang sedang berproses dalam menghafalkan Al Quran

dengan menggunakan pedoman wawancara.

Page 30: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

13

b. Interview

Metode interview adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,

1989: 186)

Interwiew ditujukan kepada pengasuh pondok pesantren untuk

memperoleh data yang berkaitan dengan sejarah berdirinya pondok

pesantren serta perkembangannya dan para santri kalong untuk

memperoleh data yang berkaitan dengan problematika tahfidzul Quran

serta begaimana cara mengatasinya.

c. Dokumentasi

Metode ini adalah suatu metode untuk mencari data yang terkait

dengan hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah (Arikunto, 2006: 231).

Sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji dan

menafsirkan, metode ini digunakan untuk mengetahui perkembangan

data jumlah santri, aktivitas santri, susunan pengurus pesantren dan

yang lainnya.

Page 31: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

14

6. Tehnik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong,

1989: 248).

Maka dalam hal ini penulis menggunakan analisis data kualitatif, di

mana data dianalisa nonstatistik yang meliputi cara berfikir induktif yaitu

penulis berangkat dari pengetahuan yang bersifat khusus untuk menilai

suatu kejadian umum.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Peneliti menggunakan trianggulasi sebagai teknik untuk mengecek

keabsahan data. Di mana dalam pengertiannya trianggulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam

membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moleong,

2004: 330).

Trianggulasi terbagi menjadi tiga yaitu sumber, metode dan teori.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi sumber. Yaitu

peneliti akan mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh

dengan data-data atau informasi dari sumber yang lain sehingga data yang

diperoleh peneliti terdapat dari berbagai pihak agar terhindar dari

Page 32: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

15

subyektifitas. Misalnya dengan bertanya kepada orang terdekat dari

informan untuk memperkaya pengetahuan peneliti.

8. Tahap-tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu: tahap sebelum

kelapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap penulisan

laporan.

Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Tahap sebelum ke lapangan

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian

paradigm dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi

lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi

fokus penelitian dan penyusunan usulan penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan

dengan problematika tahfidzul Quran bagi santri kalong beserta

bagaimana cara mereka dalam menyikapi dan mengatasinya.

c. Tahap analisis data

Tahap analisis data meliputi analisis data baik yang diperoleh

melalui observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan

pengasuh dan santri yang ada di lingkungan pondok tersebut.

Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks

permasalahan yang diteliti. Selanjutnya pengecekan keabsahan data

dengan mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan

Page 33: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

16

data sehingga data benar-benar valid. Data yang valid adalah dasar dan

bahan untuk memberikan makna data yang merupakan poses

penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

d. Tahap penulisan laporan

Tahap ini meliputi: kegiatan penyusunan hasil penelitian dari

semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna

data. Setelah itu dilakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen

pembimbing untuk mendapatkan perbaikan dan saran-saran demi

kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindak lanjuti hasil bimbingan

tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. Langkah terakhir

melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

G. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini peneliti bermaksud untuk membahas tentang

Problematika Tahfidzul Quran bagi Santri Kalong di Pondok Pesantren

Sirojuddin Assalafiah. Oleh karena itu, untuk mempermudah pembaca

mengikuti pembahasan skripsi ini, peneliti menyusun sistematika

pembahasannya sebagai berikut:

Bab I : PENDAHULUAN

Meliputi: Latar Belakng Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian,

Kegunaan,Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, Sistematika

Penulisan.

Page 34: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

17

Bab II : KAJIAN PUSTAKA

A. Tahfidzul Quran

1. Pengertian Tahfidzul Quran

2. Beberapa Kitab Mushaf

3. Macam-macam Qira’at dalam Al Quran

4. Dasar dan Keutamaan Tahfidzul Quran

5. Syarat-syarat Tahfidzul Quran

B. Tinjauan Konsep Belajar

1. Pengertian Belajar

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

3. Hubungan Belajar dengan Menghafal dan Mengingat

C. Problematika Tahfidzul Quran

1. Pengertian Problematika

2. Problematika Tahfidzul Quran Beserta Solusinya

3. Faktor-faktor Pendukung dalam Menghafalkan Al Quran

4. Metode Menghafalkan Al Quran

5. Kiat-kiat Memelihara Hafalan Al Quran

Bab III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data:

1. Sejarah berdirinya pondok pesantren Sirojuddin Assalafiah.

2. Letak geografis pondok pesantren Sirojuddin Assalafiah.

3. Sarana dan Prasarana

4. Struktur Organisasi

Page 35: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

18

5. Keadaan Guru/Ustadz/Ustadzah

6. Keadaan Santri

7. Kegiatan di Lokal Pesantren

8. Tata Tertib Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah

B. Temuan Penelitian

1. Mengetahui niat dan motivasi santri kalong dalam

menghafalkan Al Quran.

2. Mengetahui latar belakang pada masing-masing santri kalong.

3. Mengetahui aktivitas yang dilakukan santri kalong dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Mengetahui problematika yang dihadapi santri kalong dalam

menghafalkan Al quran.

5. Mengetahui bagaimana cara mereka dalam menghadapi dan

menyikapi problematika tersebut.

Bab IV : PEMBAHASAN

Meliputi:

1. Problematika yang dihadapi santri kalong dalam menghafalkan

Al Quran.

2. Bagaimana upaya yang harus dilakukan dalam menghadapi

problematika tersebut.

Page 36: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

19

Bab V : PENUTUP

Meliputi:

A. Kesimpulan

B. Saran

C. Penutup

Page 37: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tahfidzul Quran

1. Pengertian Tahfidzul Quran

Istilah Tahfidzul Quran merupakan gabungan dari dua kata yang

berasal dari bahasa Arab, yaitu tahfid dan Al Quran. Kata tahfid

merupakan bentuk isim masdar ( تحفیظا-حفظ- حفظ )dan fiil madhi ( -حفظ

حفظا-حفظ )yang mengandung makna menghafalkan atau menjadikan

hafal (Yunus, 2005: 324). Sedangkan Al Quran secara bahasa berarti

“bacaan”. Secara istilah, Al Quran adalah kalam Allah yang tiada

tandingannya (mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,

penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan Malaikat Jibril alaihis

salam, dimulai dengan surat Al Fatihah dan diakhiri dengan surat An

Nash, ditulis dalam mushaf yang disampaikan secara mutawatir, serta

mempelajarinya merupakan ibadah (Aminuddin, 1991: 15).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahfidzul

Quran adalah proses membaca serta mencamkan Al Quran dengan

tanpa melihat tulisan Al Quran (di luar kepala) secara berulang-ulang

agar senantiasa ingat dan mampu membacanya setiap saat tanpa melihat

mushaf.

2. Beberapa Kitab Mushaf

Beberapa ulama salaf telah menulis beberapa kitab, yang

mengemukakan mushaf sebelum Utsman. Dan mushaf-mushaf yang

Page 38: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

21

dibatalkan dengan datangnya mushaf Utsman. Di antaranya adalah

sebagai berikut:

a. Iktilafu Mashahif Syam wak Hijaz wal Irak oleh Ibnu Amir, yang

wafat tahun 118 H.

b. Iktilafu Mashahif Ahlu Madinah, wa Ahlu Kufah wa Ahlu Basrah

oleh Kisay, wafat tahun 189 H.

c. Iktilafu Ahlul Kufah wal Bashrah dan Wasy Syam fil Mashahif

oleh Al Fara, wafat tahun 207 H.

d. Iktilafu Mashahif oleh Khalaf bin Hisyam, wafat tahun 229 H.

e. Iktilafu Mashahif Wajami’ul Qiraat oleh Al Madaini, wafat tahun

231 H.

f. Iktilafu Mashahif oleh Abu Hatim Sahal bin Muhammad As

Sijistani, wafat tahun 248 H.

g. Al Mashahif wal Hijai oleh Muhammad bin Isa Al Ashbahani,

wafat tahun 253 H.

h. Al Mashahif oleh Abdullah bin Abu Dawud As Sijistani, wafat

tahun 316 H.

i. Al Mashahif oleh Ibnu Al Anbari, wafat tahun 327 H.

j. Al Mashahif oleh Ibnu azytah Al Asdbahany, wafat tahun 360 H.

k. Gharibul Mashahif oleh Al Waraqi (Al Abyari, 1993, 81).

Tampilnya baeberapa ulama salaf seperti yang terdapat dalam

karangan ini menimbulkan perselisihan, karena sering terdapat

perbedaan bacaan Al Quran di antara mereka sehingga mengakibatkan

Page 39: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

22

pertengkaran yang tidak diinginkan. Jika dibiarkan, kejadian ini akan

mendatangkan perselisihan dan perpecahan yang makin luas dikalangan

kaum muslimin (Dimjati, 2008: 8).

Utsman membuat tindakan ketika beliau dikejutkan oleh

perselisihan itu. Beliau dengan pendirian yang mantap setelah dikuatkan

oleh banyak sahabatnya, mewajibkan keseluruh kota-kota besar untuk

memakai mushaf Al Imam kemudian membakar selainnya. Dengan

demikian, maka tidak ada perselisihan lagi(Al Abyari, 1993: 82).

Utsman bin Affan meminta Hafshah binti Umar agar naskah Al

Quran yang telah dituliskan dan dihimpun pada masa pemerintahan

khalifah Abu Bakar yang tersimpan di rumah Hafshah disalin dan

diperbanyak lagi bagi kepentingan kaum muslimin.

Jumlah Mushaf yang disalin oleh panitia Zaid bin Tsabit atas

perintah khalifah Utsman menurut pendapat Al Zarqani, ada 6 (enam),

satu mushaf untuk khalifah, yang kemudian terkenal dengan nama “Al

Mushaf Al Imam”. Lima mushaf Utsman lainnya dikirim ke daerah-

daerah Islam disertai dengan seorang sahabat ahli Ilmu Qiraah untuk

mengajarkan qiraat yang sesuai dengan qiraat sebagian besar penduduk

dari daerah Islam yang bersangkutan (Zuhdi, 1997: 181). .

Semua wahyu Ilahi yang diterima oleh Nabi segera disampaikan

kepada para pencatat wahyu dari sahabat, disertai dengan penjelasan

tentang letaknya di surah apa dan ayat berapa. Tidak kurang dari 40

sahabat yang ditunjuk oleh Nabi sebagai pencatat wahyu. Dan tidak

Page 40: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

23

sedikit pula jumlah sahabat yang hafal Al Quran baik sebagian atau

seluruhnya. Para sahabat Nabi penulis dan penghafal Al Quran yang

terpercaya dan tidak sedikit jumlahnya serta mereka mendengar

langsung dari Nabi, meneruskan atau mengajarkan Al Quran pada

generasi berikutnya (Tabi’in) melalui tulisan, bacaan, dan hafalan.

Kemudian dari Tabi’in diteruskan kepada generasi berikutnya (Tabi’ut

Tabi’in) dan begitu seterusnya hingga sampai pada kita (Zuhdi, 1997:

186).

Dengan demikian Al quran yang berada di tengah-tengah umat

Islam pada saat ini dan seterusnya sesuai dengan yang ada pada masa

Rasulullah SAW, tanpa ada sedikitpun firman Allah yang ditambah,

dikurangi, diganti atau dirubah.

3. Macam-macam Qira’at dalam Al Quran

Menurut istilah pakar ilmu Al Quran, qira’at adalah suatu mazhab

(jalan/metode) bacaan Al Quran yang dijadikan pijakan para ahli Al

Quran pada generasi setelah sahabat dan tabiin (Amrullah, 2008: 61).

Metode bacaan ini jika dirunut ke atas akan sampai kepada

Rasulullah SAW. Dikalangan sahabat, para qari yang cukup terkenal

antara lain Ubay bin Ka’ab, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Ibnu

Mas’ud, dan Abu Musa Al Asy’ari. Mereka adalah orang-orang yang

dikenal dekat dan setia kepada Rasulullah Saw, sehingga tidak mungkin

apa yang mereka lakukan akan bertentangan dengan syariat Islam.

Page 41: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

24

Di antara para Qurra yang paling banyak dikenal adalah tujuh

orang imam qira’ah. Mereka ini menjadi rujukan dalam ilmu qira’ah

dan mengalahkan imam-imam yang lain. Dari masing-masing tujuh

imam itu dikenal dua orang perawi di antara sekian banyak perawi yang

tidak bisa dihitung jumlahnya. Nama-nama tujuh imam dan dua orang

perawinya itu adalah sebagai berikut:

a. Ibnu Katsir dari Makkah, dua orang perawinya adalah Qanbul dan

Bizzi yang meriwayatkan qira’ah darinya melalui seorang

perantara.

b. Nafi’ dari Madinah. Dua orang perawinya adalah Qalun dan

Warasy.

c. Ashim dari Kufah. Dua orang perawinya adalah Abu Bakar

Syu’ban bin Al Iyasy dan Hafs. Al Quran yang ada dikalangan

kaum muslimin dewasa ini adalah memakai qira’ah Ashim yang

diriwayatkan oleh Hafs.

d. Hamzah dari Kufah. Dua orang perawinya adalah Khalf dan

Khallad yang meriwayatkan qira’ah darinya melalui satu perantara.

e. Al Kisa’i dari Kufah. Dua orang perawinya adalah Dauri dan Abul

Harits.

f. Abu Amr bin Al Ala dari Basrah. Dua orang perawinya adalah

Dauri dan Sausi yang meriwayatkan qira’ah darinya melalui

seorang perantara.

Page 42: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

25

g. Ibnu Amir. Dua orang perawinya adalah Hisyam dan Ibnu Zakwan

yang meriwayatkan melalui satu perantara.

Kemasyhuran qira’ah sab’ah (tujuh qira’ah yang diriwayatkan

dari tujuh imam qira’ah di atas) diiringi oleh tiga qiraah lain yang

diriwayatkan dari Abu Ja’far, Ya’kub, dan Khalaf (Thabathaba’i, 1998:

137-138).

4. Dasar dan Keutamaan Tahfidzul Quran

Penghafal Al Quran adalah pengemban tugas Allah dan orang-

orang pilihan-Nya. Seperti dalam firman Allah berikut ini:

Artinya: Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran, dan Kami benar-benar memeliharanya. (QS: Al Hijr : 9) Dalam ayat tersebut, menyatakan bahwa Allah yang menurunkan

dan menjaga Al Quran, sekaligus menjadi jaminan penjagaan. Cara

Allah menjaga Al Quran di dunia adalah dengan dua cara, yaitu: Al

Quran tertulis dalam mushaf dan Al Quran dihafal dalam ingatan. Al

Quran terjaga hingga kini dan seterusnya, adalah karena Allah

menjadikan Al Quran dihafal oleh umat Islam (Arham, 2014: 22).

Sesungguhnya penghafal Al Quran adalah pengemban amanah

Allah dalam penjagaan Al Quran. Allah memilih di antara hamba-

hamba-Nya untuk menjaga Al Quran. Sebagaimana firman Allah

berikut ini:

Page 43: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

26

Artinya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hanba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang mendzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar. (QS: Al Fatir: 32)

Ahli Al Quran adalah kelompok dari pilihan umat ini. Mereka

adalah orang-orang yang mulia, utama dan terhormat. Mereka adalah

orang yang akan menempati tempat yang tinggi dan kedudukan mulia

ketika mereka menyibukan diri dengan Al Quran (Badwilan, 2009: 230)

Menurut Badwilan dalam bukunya Panduan Cepat menghafal Al

Quran “Menghafal Al Quran telah dipermudah bagi seluruh manusia.

Tidak ada kaitannya dengan kecerdasan ataupun usia”. Berdasarkan

hal ini, banyak orang yang telah berusia lanjut menghafalnya, bahkan

juga dihafal oleh orang yang bahasa induknya bukan bahasa Arab, lebih

lagi untuk anak-anak saat ini. Dengan teknologi dan fasilitas yang

beragam, bisa dimanfaatkan sebagai media menghafal Al Quran. dan

ditemukannya berbagai metode yang inovatif seharusnya bisa lebih

banyak lagi kader-kader tahfidzul Quran.

5. Syarat-syarat Tahfidzul Quran

Sebelum memulai untuk menghafal Al Quran, seorang penghafal

hendaknya memenuhi beberapa syarat yang berhububungan dengan

Page 44: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

27

naluri nafsiyah. Menurut Sugianto (2004: 52-55) seseorang yang ingin

berhasil dalam menghafalkan Al Quran harus memahami syarat sebagai

berikut:

a. Persiapan Pribadi

Di antara persiapan pribadi yakni niat yang ikhlas dari calon

penghafal, keinginan, pandangan dan usaha keras serta tanpa

adanya paksaan dari siapapun. Sebab jika hal ini sudah benar-benar

tertanam di lubuk hati, tentu saja segala macam kesulitan yang

menghalanginya akan dapat ditanggulangi dengan mudah.

Niat adalah kunci terpenting yang harus dipegang erat-erat oleh

semua yang mempunyai keinginan akan meraih keberhasilannya.

Tanpa niat yang kuat dan ikhlas maka keinginan tidak akan kita

raih. Oleh karena itu orang yang masih dalam tahap belajar

menghafal Al Quran, syarat yang terpenting adalah mempunyai niat

yang kuat dan ikhlas.

b. Bacaan Al Quran yang Baik dan Benar

Di dalam menghafal Al Quran, diutamakan memiliki

kemampuan membaca yang baik dan benar. Suatu bacaan dianggap

benar, bilamana telah menerapkan ilmu tajwid. Dan dianggap baik,

bilamana bacaan itu rata dan diutamakan berlagu (berirama). Di

samping bacaan yang baik dan benar, juga dianjurkan untuk lancar

Page 45: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

28

membaca. Dengan demikian, insya Allah akan menghasilkan suatu

hafalan yang benar dan baik pula.

c. Mendapatkan izin dari orangtua, wali, dan suami bagi wanita yang

telah menikah

Izin orang tua atau wali memberikan pengertian bahwa:

1) Orang tua, wali atau suami telah merelakan waktu kepada

anak, istri atau orang di bawah perwaliannya untuk menghafal

Al Quran.

2) Merupakan dorongan moral yang besar bagi terciptanya tujuan

menghafal Al Quran, karena tidak ada kerelaan orang tua, wali

atau suami membawa pengaruh batin yang kuat sehingga

penghafal menjadi bimbang dan kacau pikirannya.

3) Penghafal mempunyai kebebasan dan kelonggaran waktu

sehingga ia merasa bebas dari tekanan yang menyesakkan

dadanya, dan dengan pengertian yang besar dari orang tua, wali

atau suami maka proses menghafal menjadi lancar.

d. Memiliki sifat mahmudah (terpuji)

Memilki sifat mahmudah yakni melaksanakan perintah Allah

Swt dan menjauhi segala yang menjadi larangan-Nya, termasuk

berbagai sifat mazmumah (tercela).

Syeikh Al Waqi’ (guru imam syafi’i) berkata:

“Ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak akan dihidayahkan kepada orang yang ahli maksiat”.

Page 46: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

29

e. Kontinuitas (istiqamah) dalam menghafal Al Quran

Menghafal Al Quran harus istiqamah. Dalam arti memiliki

kedisiplinan, baik disiplin waktu, tempat maupun disiplin terhadap

materi-materi hafalan. Penghafal hendaknya tidak merasa bosan-

bosan dalan mengulang-ulang hafalan, kapanpun dan di manapun.

Dan sebagai dzikir, selain dari waktu-waktu yang ditentukan.

Penghafal dianjurkan memiliki waktu-waktu khusus, baik

untuk menghafal materi baru maupun untuk mengulang

(muraja’ah), yang waktu tersebut tidak boleh diganggu oleh

kepentingan lain.

f. Sanggup memelihara hafalan

Al Quran boleh jadi mudah dihafal, namun juga sangat mudah

hilang jika tanpa adanya pemeliharaan. Oleh karena itu, perlu

adanya pemeliharaan hafalan. Bilamana tidak, maka akan sia-sia

dalam usaha untuk menghafal Al Quran.

g. Memiliki mushaf sendiri

Di dalam proses menghafal Al Quran, usahakan memiliki

mushaf sendiri, tidak ganti-ganti mulai awal menghafal hingga

khatam. Agar jika ada kesalahan dalam menghafal atau ada

kesamaan ayat, dapat digaribawahi sebagai tanda. Hal ini sering

dianggap remeh padahal memiliki peranan yang sangat penting

dalam proses menghafal Al Quran secara utuh.

Page 47: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

30

Al Quran yang biasa digunakan oleh para penghafal adalah “Al

Quran Bahriyah” atau yang sering disebut dengan “Al Quran

Sudut” (Al Quran Pojok). Yakni Al Quran yang memiliki ciri-ciri

khas tersendiri. Adapun ciri-ciri tersebut di antaranya: awal

halaman pasti awal ayat, akhir halaman pasti akhir ayat, setiap juz

terdiri dari 20 halaman dan setiap halaman terdiri dari 15 baris. Al

Quran tersebut biasanya diterbitkan di negara-negara Timur Tengah

atau yang sudah diterbitkan di Indonesia di antaranya terbitan

Menara Kudus. Al Quran semacam ini sangat diperlukan dalam

rangka proses menghafal. Karena biasanya yang sering terjadi,

seorang penghafal mengingat-ingat letak maupun posisi ayat yang

dihafalkannya, apakah terletak pada bagian kanan mushaf atau

bagian kiri pada pojok atas atau pojok bawah.

B. Tinjauan Konsep Belajar

1. Pengertian Belajar

Terjadi perbedaan pendapat tentang pengertian belajar di antara

para ahli pendidikan karena adanya perbedaan pandangan. Berikut akan

penulis kemukaan beberapa pendapat tentang belajar, yaitu:

a. Crow dan Crow dalam bukunya educational psychology (1958)

mengemukakan belajar adalah perbuatan untuk memperoleh

kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk

Page 48: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

31

penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan

rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru.

b. Menurut Dictionary of Psychology disebutkan bahwa belajar

memiliki dua definisi, pertama: belajar diartikan the process of

acquiring knowledge. Kedua; belajar diartikan a relatifely

permanent change potentiality which occurs as a result of

reinforced practice. Pengertian pertama, belajar memiliki arti suatu

proses untuk memperoleh pengetahuan. Pengertian kedua, belajar

berarti suatu perubahan kemampuan untuk bereaksi yang relative

langgeng sebagai hasil dari latihan yang diperkuat.

c. A. caurine mendefinisikan belajar adalah modifikasi atau

memperteguh perilaku melalui pengalaman (Sriyanti, 2011: 16-17).

Dengan kata lain belajar adalah proses perubahan tingkah laku

yang terjadi akibat dari pengalaman, pengetahuan dan latihan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks.

Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses

belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Munjahid (2007: 11-18) menyatakan bahwa keberhasilan belajar

sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, keberhasilan

belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Masing-

masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 49: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

32

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri

individu. Faktor eksternal dapat dikelompokan menjadi tiga

kelompok, yaiti:

1) Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga secara garis besar juga dapat

dikelompokan menjadi tiga bagian, yang meliputi:

a) Faktor orang tua

Orang tua sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

anak belajar. Sikap orang tua yang acuh terhadap pendidikan

anaknyaakan mengakibatkan anak kurang mendapatkan

bimbingan, padahal anak memiliki potensi yang harus

dibimbing untuk dikembangkan.

b) Faktor suasana rumah

Suasana rumah yang tenang dapat mendukung

keberhasilan belajar anak. Suasana rumah yang gaduh

misalnya misalnya jumlah anggota keluarga itu terlalu besar,

atau rumah sekaligus sebagai tempat usaha tidak akan

memberikan kenyamanan dan ketenangan anak dalam belajar.

c) Faktor ekonomi keluarga

Ekonomi keluarga juga mempengaruhi keberhasilan

anak. Misalnya keluarga yang mampu ekonominya akan

dapat membelikan alat-alat perlengkapan belajar anak,

Page 50: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

33

sehingga anak menjadi semangat dan terbantu belajarnya

karena alat-alatnya cukup.

2) Lingkungan sekolah

Yang termasuk dalam faktor ini adalah:

a) Cara penyajian pelajaran yang kurang baik. Hal ini kadang-

kadang disebabkan penguasaan guru pada materi pelajaran

yang kurang atau ketidakmampuan guru menerapkan metode

mengajar yang baik, sehingga akan mempengaruhi

keberhasilan siswa belajar.

b) Hubungan guru dan murid yang kurang baik.

c) Hubungan antara anak dengan anak yang kurang

menyenangkan.

d) Bahan pelajaran yang terlalu tinggi di atas kemampuan normal

anak.

e) Alat belajar di sekolah yang tidak lengkap.

f) Jam pelajaran yang kurang tepat.

3) Lingkungan masyarakat

Yang dapat digolongkan sebagai lingkungan masyarakat

adalah:

a) Mass media

Mass media di antaranya adalah: radio, televisi, surat

kabar dan majalah. Semua ini dapat memberikan pengaruh

anak dalam belajar, dapat berpengaruh positif dan dapat

Page 51: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

34

berpengaruh negatif. Tergantung dari pemanfaatan dan

pengendalian terhadap media tersebut.

b) Teman bergaul

Teman yang baik, rajin belajar akan mendorong anak

rajin belajar. Begitu juga teman yang nakal dan tidak pernah

belajar akan menurunkan semangat anak dalam belajar,

sehingga menghambat anakdalam belajar.

c) Banyaknya kegiatan lain

Misalnya anak selalu diperintah oleh orang tuanya untuk

membantu pekerjaan dan tugas orang tua, begitu juga anak

yang sangat aktif dalam kegiatan di masyarakat, waktu belajar

dan tenaga serta konsentrasinya akan tersita, sehingga akan

menghambat anak dalam belajar.

d) Corak kehidupan tetangga

Corak kehidupan tetangga akan mempengaruhi

keberhasilan anak belajar. Misalnya corak kehidupan tetangga

yang suka belajar akan berpengaruh positif, sedangkan corak

kehidupan tetangga yang tidak suka belajar akan berpengaruh

negatif terhadap keberhasilan anak dalam belajar.

b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar. Menurut Lilik Sriyanti (2011: 24-25)

Page 52: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

35

menyatakan faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor

psikologis.

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri

individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya

Keadaan Tonus jasmani secara umum yang ada dalam

diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan

Tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan

dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam

keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar.

Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar

dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan

fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi

panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra

merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri

individu.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri

individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain: tingkat

kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,

Page 53: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

36

kematangan dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan

mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap proses dan

hasil bejalar. Demikian juga motivasi, bakat dan minat banyak

memberikan warna terhadap aktifitas belajar.

3. Hubungan Belajar dengan Menghafal

Dalam pandangan psikologi kuno, belajar dimaknai dengan

menghafal. Oleh karenanya belajar dilakukan dengan hanya menghafal.

Sedangkan hasil belajar ditandai dengan hafalnya seseorang terhadap

materi.

Pandangan psikologi kuno ini tidak salah, hanya kurang

sempurna, karena sebenarnya menghafal itu hanya merupakan sebagian

dari belajar. Namun antara belajar dan menghafal ada persamaannya

yaitu kedua-duanya menyebabkan perubahan dalam diri seseorang.

Menurut Alex Sobur, menghafal itu sangat erat kaitannya dengan

mengingat, yaitu proses untuk menerima, menyimpan, dan

memproduksikan tanggapan-tanggapan yang telah diperolehnya melalui

pengamatan (antara lain melalui belajar). Menghafal adalah kemampuan

untuk memproduksi tanggapan-tanggapan yang telah tersimpan secara

tepat dan sesuai dengan tanggapan-tanggapan yang diterimanya.

Dalam menghafal, aspek perubahannya terbatas dalam

kemampuan menyimpan dan memproduksikan tanggapan. Sedangkam

dalam belajar, perubahan itu tidak hanya dalam hal kemampuan

tersebut, namun juga meliputi perubahan tingkah laku lainnya, seperti

Page 54: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

37

pengertian, sikap, skill dan sebagainya. Dengan demikian belajar akan

berhasil baik jika disertai dengan kemampuan menghafal.

Walaupun dalam belajar yang kita tuju adalah pengertian, tetapi

kita tidak boleh mengabaikan ingatan. Karena apa yang kita mengerti

dan apa yang kita alami sendiri itu akan mudah kita ingat dan akan sulit

kita lupakan (Munjahid, 2007: 18)

Dari penjelasan di atas nampaknya dapat kita tarik suatu

kesimpulan bahwa antara belajar dengan ingatan terdapat hubungan

yang sangat erat. Bahkan tidak mungkin kita dapat mempelajari sesuatu

tanpa peran ingatan. Belajar tanpa ingatan dan hafalan tidak ada

hasilnya. Ingatan yang kuat akan menyebabkan hafalan yang kuat.

Sedangkan hafalan yang kuat akan membantu dalam proses belajar.

C. Problematika Tahfidzul Quran

1. Pengertian Problematika

Problematika adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Inggris

yaitu “problematic” yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan

dalam bahasa Indonesia problema berarti hal yang belum dapat

dipecahkan yang menimbulkan permasalahan (KBBI, 2002: 276).

Problematika adalah adanya kesenjangan antara das sollen (teori)

dengan das sein (fakta empiris), antara yang ditetapkan sebagai

kebijakan dengan implementasi kebijakan. Berikut merupakan

pengertian masalah menurut beberapa ahli:

Page 55: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

38

a. Menurut Abdul Cholil masalah adalah bagian dari hidup, setiap

orang pasti pernah menghadapi masalah baik itu bersumber dari diri

sendiri maupun bersumber dari orang lain.

b. Menurut Prajudi Atmosudirjo, suatu yang menyimpang dari apa yang

diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk dicapai sehingga

merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan.

c. Menurut Agung Wijaya masalah adalah suatu keadaan yang tidak

seimbang antara harapan /keinginan dengan kenyataan yang ada

(http://carapedia.com/pengertian_definisi_masalah_info2192.html) .

2. Problematika Tahfidzul Quran dan Solusinya

Problematika yang dihadapi orang yang sedang dalam proses

menghafal Al Quran memang banyak dan bermacam-macam. Mulai

dari pengembangan minat, penciptaan lingkungan, pembagian waktu

sampai kepada metode menghafal itu sendiri.

Menurut Sugianto (2004: 100-104) problematika yang dihadapi

oleh para penghafal Al Quran itu secara garis besar dapat dirangkum

sebagai berikut:

a. Ayat- ayat yang Sudah Dihafal Lupa Lagi

Lupa adalah suasana tidak ingat yang bukan dalam keadaan

mengantuk atau tidur. Lupa merupakan suatu problem yang tidak

hanya dialami oleh sebagian kecil penghafal Al Quran, namun

hampir seluruh penghafal Al Quran mengalaminya. Hal yang

biasa terjadi adalah bahwa ayat yang dihafal dipagi hari telah

Page 56: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

39

hafal dengan lancar, namun disaat mengerjakan soal lain, sore

harinya tidak membekas, bahkan bila dicoba langsung

diperdengarkan (disetorkan) kepada guru pembimbing, satu

ayatpun tidak ada yang terbayang.

Ahli psikologi Ebbinghaus, merupakan salah seorang pionir

yang menyelidiki persoalan ingatan. Hasil percobaan yang

menunjukan, sesudah satu jam 50% dari bahan yang dipelajarinya

akan dilupakan. Sesudah sembilan jam 8% lagi yang dilupakan,

sesudah dua hari tambah lagi 6% dan sesudah 1 bulan bertambah

7% lagi. Dengan kata lain 70% dari jumlah yang dilupakan dalam

sebulan terjadi pada satu jam pertama (50/71 x 100%). Jadi

alangkah lebih ekonomis bila secepat mungkin kita menyegarkan

ingatan tanpa menunggu lebih lama lagi.

Dengan demikian, solusi yang harus dilakukan adalah

sebagaimana penjelasan berikut:

1) Tidak meninggalkan hafalan baru terlalu lama, karena

hafalan baru sangat mudah hilang.

2) Mengulangi hafalan. Lupa terkadang mencapai puncaknya

sehingga sulit untuk mengulangi apa yang telah dihafal.

Maka di sini harus diulangi sejumlah hafalan yang telah

hilang. Pengetahuan modern mengatakan bahwa materi

yang dilupakan persis setelah dihafal akan memerlukan

waktu yang lebih sedikit daripada waktu untuk menghafal

Page 57: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

40

suatu teks yang tidak pernah dipelajari sebelumnya. Jadi

mengulang-ulang hafalan yang lupa itu lebih mudah

daripada menghafal materi yang baru.

3) Mendengarkan dari orang lain, termasuk kaset. Seseorang

sekalipun cerdas namun ia tidak bisa menghindarkan dirinya

dari segi-segi kelemahannya dan lupa terhadap sebagian apa

yang diketahuinya. Mendengarkan dari orang lain adalah

cara yang baik di samping mengingat-ingat sendiri.

4) Mengerti akan makna dari materi yang telah dihafal serta

berupaya untuk merenungkannya. Mengetahui dan

merenungkan makna-makna Al Quran adalah merupakan

tujuan diturunkannya kitab yang mulia ini. Merenungkan

dan memikirkannya saat menbaca itu akan membantu dan

menetapkannya dalam hati.

b. Banyak Ayat Serupa Tetapi Tidak Sama

Di dalam menghafal Al Quran akan kita jumpai ayat yang

serupa namun tak sama. Maksudnya pada awalnya sama dan

mengenai yang sama pula, tetapi pada pertengahan atau akhir

ayatnya berbeda atau sebaliknya, pada awalnya tidak sama tetapi

pada pertengahannya atau akhir ayatnya sama. Sebagaimana

contoh berikut:

Surat Al Baqarah ayat 35

Page 58: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

41

“Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzalim.”

Serupa dengan surat Al A’raf ayat 19

“Dan Allah berfirman: “Hai adam bertempat tinggalah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang dzalim”.

Adapun penyelesaiannya dengan memberi catatan pinggir

pada Al Quran yang dipakai untuk menghafal bahwa ayat tersebut

sama dengan halaman berapa, atau surat apa, juz berapa,

kemudian ayat-ayat yang serupa tersebut diberi garis bawah. Bila

perlu diketahui sejarah turunnya ayat bila ada. Bila tidak ada

dibaca terjemahnya untuk mengetahui peristiwa atau isi

kandungan ayat tersebut.

Page 59: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

42

c. Gangguan Asmara

Persoalan ini muncul karena mayoritas penghafal Al Quran

itu berada pada jenjang usia pubertas, sehingga mulai tertarik

dengan lawan jenis. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi para

penghafal Al Quran. Berhubungan dekat dengan lawan jenisnya

yang pada lazimnya orang menyebut dengan pacaran. Jika hal ini

dilakukan, maka hampir seluruh konsentrasinya tersita untuk

memikirkan lawan jenisnya saja yang setiap saat dapat menjelma

di hati penghafal Al Quran dan wajahnya selalu muncul pada

bayangan matanya, sehingga bayangan pada tulisan, baris dan

halaman pada mushaf akan tertutupi oleh bayangan pada

kekasihnya.

Bagi penghafal Al Quran, hal-hal itu dapat dihindarinya

karena selain kurang etis juga akan mengganggu konsentrasinya,

dapat mendorong pada akhlak yang tidak baik bahkan dapat

mendorong untuk berbuat dosa. Ini semua termasuk masalah yang

dapat mengancam kegagalan cita-cita penghafal Al Quran.

Persoalan ini dapat diantisipasi dengan tidak membiarkan

bergaul secara bebas dengan lawan jenisnya, atau dipalingkan

pada kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti olahraga,

membaca buku ilmu pengetahuan dan lain-lain.

Page 60: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

43

d. Sukar Menghafal

Keadaan ini bisa terjadi karena beberapa faktor, antara lain

tingkat intelegensi quesioner (IQ) yang rendah, pikiran sedang

kacau, badan kurang sehat dan kurang fresh, kondisi di sekitar

sedang gaduh sehingga sulit untuk berkonsentrasi, dan lain-lain.

Persoalan ini sebenarnya bisa diantisaipasi sendiri oleh penghafal

karena dialah yang paling tahu tentang drinya sendiri.

e. Melemahnya Semangat Menghafal Al Quran

Hal ini bisa terjadi pada waktu menghafal berada pada juz-

juz pertengahan. Ini disebabkan karena dia melihat pekerjaan yang

harus digarap masih panjang. Untuk mengantisipasinya dengan

kesabaran yang terus menerus dan punya keyakinan (optimis)

kalau pekerjaan menghafal ini akan berangsur-angsur bisa

terlewati dan sampai khatam. Selain itu seorang penghafal juga

dapat membuat variasi-variasi dalam menghafal, misalnya dengan

menghafal selang-seling antara juz-juz awal dan juz-juz akhir

sehingga bertemu di pertengahan Al Quran (juz 1, 30, 2, 29, 3,

28….) sebagai antisipasi untuk menghindari kejenuhan.

f. Tidak Istiqamah

Problem inipun sering dihadapi oleh penghafal Al Quran.

penyebabnya antara lain terpengaruh teman-teman yang bukan

penghafal Al Quran untuk mengadakan aktivitas yang tidak ada

kaitannya dengan belajar sehingga banyak waktu yang terbuang.

Page 61: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

44

Adakalanya juga penghafal Al Quran yang memiliki tingkat IQ

yang rendah terpengaruh dengan cara dan pola penghafal yang

memiliki tingkat IQ yang tinggi yang membutuhkan waktu

sebentar dalam menghafal. Untuk mengantisipasi hal ini, kembali

pada tingkat kesadaran penghafal itu sendiri dan arahan atau

bimbingan dari guru.

3. Faktor-faktor Pendukung dalam Menghafalkan Al Quran

Menurut Wiwi Alawiyah Wahid (2014, 139-142) dalam

bukuny Cara Cepat Bisa Menghafal Al Quran faktor-faktor yang dapat

mendukung seseorang dalam menghafalkan Al Quran adalah sebagai

berikut:

a. Faktor Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting

bagi orang yang akan menghafalkan Al Quran. Jika tubuh sehat

maka proses menghafalkan akan lebih mudah. Namun jika tubuh

tidak sehat maka akan sangat menghambat ketika menjalani

proses menghafal.

Oleh karena itu sangat disarankan agar selalu menjaga

kesehatan, sehingga ketika menghafal tidak ada kendala karena

keluhan dan rasa sakit yang diderita. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara menjaga pola makan, olahraga, menjadwal waktu

tidur, dan lain sebagainya.

Page 62: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

45

b. Faktor Psikologis

Kesehatan psikologis juga sangat diperlukan oleh orang

ynag menghafal Al Quran. sebab, jika secara psikologis

terganggu, maka akan sangat menghambat proses menghafal.

Karena, orang yang menghafal Al Quran sangat membutuhkan

ketenangan jiwa, baik dari segi pikiran maupun hati. Namun, bila

banyak sesuatu yang dipikirkan, proses menghafalpun akan

menjadi tidak tenang. Akibatnya, banyak ayat yang sulit untuk

dihafalkan.

Oleh karena itu jika mengalami gangguan psikologis,

sebaiknya perbanyaklah berdzikir, melakukan kegiatan yang

positif, atau berkonsultasi dengan psikiater.

c. Faktor Motivasi

Kecerdasan merupakan salah satu faktor pendukung dalam

menjalani proses menghafalkan Al Quran. setiap individu

mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Sehingga, cukup

mempengaruhi terhadap proses hafalan yang dijalani.

Meskipun demikian, bukan berarti kurangnya kecerdasan

menjadi alasan untuk tidak bersemangat dalam proses

menghafalkan Al Quran. Karena, hal yang paling penting ialah

kerajinan dan istiqamah dalam menjalani hafalan.

Page 63: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

46

d. Faktor Motivasi

Orang yang menghafalkan Al quran, sangat membutuhkan

motivasi dari orang-orang terdekat, kedua orang tua, keluarga dan

sanak kerabat. Dengan adanya motivasi, ia akan lebih

bersemangat dalam menghafal Al Quran. tentunya hasilnya akan

berbeda jika motivasi yang didapat kurang.

Kurangnya motivasi dari orang-orang terdekat atau dari

keluarga akan menjadi salah satu faktor penghambat bagi sang

penghafal itu sendiri.

e. Faktor Usia

Usia bisa menjadi salah satu faktor penghambat bagi orang

yang hendak menghafalkan Al Quran. jika usia penghafal sudah

memasuki usia-usia dewasa atau berumur, maka akan banyak

kesulitan yang akan menjadi penghambat. Selain itu, otak orang

dewasa juga tidak sejernih otak orang yang masih muda, dan

sudah banyak memikirkan hal-hal yang lain.

Oleh karena itu, jika hendak menghafalkan Al Quran,

sebaiknya pada usia-usia yang masih prodiktif supaya tidak

mengalami berbagai kesulitan.

4. Metode Menghafalkan Al Quran

Ada banyak sekali metode yang biasa digunakan dalam

menghafal Al Quran. Metode yang digunakan seorang penghafal Al

quran berbeda-beda sesuai dengan kehendak dan kesanggupannya.

Page 64: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

47

Namun di sini akan penulis paparan beberapa metode yang sering

dipakai oleh beberapa kalangan dan terbukti efektif.

a. Mengukur Kemampuan dan Menetapkan Target Hafalan

Hal yang penting agar berhasil dalam menghafal Al Quran

adalah adanya target yang eksak dan terukur, baik kuantitas

maupun batas waktunya. Tanpa target, lebih-lebih bagi yang

menghafal secara mandiri, umumnya tidak berhasil. Target yang

ideal adalah yang wajar dan realistis. Tidak terlalu kecil dan

jangan terlalu berat, tetapkan target sesuai kemampuan maksimal

yang masih mungkin dilakukan (Arham, 2014: 71).

Menetapkan target harus benar-benar untuk diupayakan bisa

mencapainya. Misalnya sehari minimal 1 halaman, sebulan

minimal satu juz, satu tahun hafal 10 juz, Ramadhan tahun ini

hafal surat Al Baqarah, tiga tahun hafal 30 juz dan seterusnya.

Jadi, target harus ditetapkan dan bila perlu harus ditulis.

b. Membaca Secara Utuh Halaman atau Surat yang Hendak Dihafal

Sebelum memulai menghafal, halaman atau surat yang

hendak dihafal harus dibaca dahulu berulang-ulang secara utuh

dari awal hingga akhir. Minimal 5 kali atau lebih banyak lebih

baik. Jadi, tidak langsung dihafal.

Proses membaca berulang-ulang ini harus dilakukan dengan

konsentrasi penuh dan fokus, karena sedang berusaha merekam

Page 65: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

48

secara utuh ayat-ayat di halaman atau surat yang hendak

dihafal(Arham, 2014: 85).

c. Menghafal Ayat per Ayat Halaman atau Surat yang Hendak Dihafal

Menghafal satu ayat sampai lancar, kemudian lanjut pada

ayat berikutnya. Setelah itu ulangi dari awal, lanjut lagi keayat

berikutnya, dan seterusnya hingga selesai satu surat atau halaman.

Pada ayat yang panjang, hafalkan sampai potongan ayat yang

ditentukan, lalu lanjut ke potongan ayat berikutnya hingga

lengkap satu ayat. Setelah itu, bacalah satu ayat tersebut secara

utuh hingga lancar. Kemudian lanjutkanlah dengan menghafal

ayat berikutnya.

Selama proses pada poin ini, harus tetap melakukannya

dengan bacaan yang tartil (lambat) dan dengan suara yang

lantang. Walaupun sudah hafal dengan lancar, bacaan tidak boleh

tambah cepat atau tambah cepat lagi (Arham, 2014: 108).

d. Metode Menambah Hafalan Baru

Setelah menghafal satu halaman atau surat, hafalan tersebut

harus segera diikat sebaik-baiknya dengan segera diulang terus

menerus hingga kuat. Idealnya ketika baru selesai menhafal sesuai

target, harus segera diulang minimal 5 kali atau lebih pada hari itu

juga (Arham, 2014: 111).

Ketika menambah hafalan baru, harus memperhatikan

sambungan akhir ayat dari hafalan lama ke hafalan baru. Begitu

Page 66: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

49

juga saat akan menambahnya lagi harus betul-betul

memperhatikan akhir halaman dari hafalan lama ke awal halaman

hafalan baru agar terus sambung menyambung (Wahid, 2014: 75).

Pastikan ayat atau surat yang telah dihafal pada pagi hari

kondisinya masih baik dan kuat, sampai malam hari. Insya Allah,

pagi berikutnya masih terjaga dengan baik.

e. Menyetorkan Hafalan kepada Guru yang Tahfidz Al Quran

Menyetorkan hafalan kepada seorang guru, bertujuan agar

bisa diketahui letak kesalahan ayat-ayat yang dihafalkan, sehingga

kesalahan tersebut dapat diperbaiki. Dianjurkan guru tersebut

mempunyai silsilah atau sanat yang sampai pada Rasulullah SAW,

bukan sembarang guru.

Menyetorkan hafalan kepada guru yang hafidz merupakan

kaidah baku yang sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Pada

dasarnya Al Quran diambil dengan cara talaqqi (berguru pada

ahlinya). Berguru kepada ahlinya juga dilakukan oleh Rasulullah

SAW. Beliau berguru langsung kepada malaikat Jibril, dan beliau

mengulanginya pada waktu Ramadhan sampai dua kali khatam 30

juz (Wahid, 2014: 80)

Dengan demikian, menghafal Al Quran kepada seorang guru

yang ahli dan paham mengenai Al Quran sangat diperlukan bagi

calon penghafal Al Quran supaya bisa menghafal Al quran dengan

baik dan benar.

Page 67: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

50

5. Kiat-kiat Memelihara Hafalan Al quran

Menurut Sugianto (2004: 104-107), upaya pemeliharaan Al

quran agar tidak mudah lupa atau hilang dibutuhkan kiat-kiat sebagai

berikut:

a. Materi yang sudah dihafal hendaknya diperdengarkan (disima’)

kepada orang lain yang ahli, jangan mempercayai diri sendiri

karena kerap kali sering salah.

b. Perlu diulang-ulang pada waktu shalat sendirian, menjadi imam

dalam shalat berjama’ah, atau bersama penghafal lainnya secara

darusan yang menjadikan kita aktif dalam membaca.

c. Lakukan proses menghafal secara kontinyu (istiqamah) tanpa ada

masa jeda (bosan) kecuali pada saat-saat istirahat.

d. Lakukan menghafal atau mengulang hafalan Al Quran pada saat

kondisi badan sedang fit, fres dan tidak lapar agar tidak

mengantuk. Karena dalam menghafal perlu energi banyak untuk

mensuplai darah segar keotak. Badan kalau loyo akan

mengganggu dalam proses menghafal. Di samping itu, usahakan

pada saat menghafal berada dalam ruangan yang tenang dan tidak

rebut kecuali oleh suara penghafal lainnya.

e. Usahakan tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama, karena

akan mengganggu pikiran, sehingga konsentrasi terhadap hafalan

menjadi hilang.

Page 68: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

51

f. Lakukan kegiatan mengulang hafalan dengan konsentrasi penuh

pada bidang hafalan, karena kalau tidak dengan konsentrasi maka

akan memakan waktu lama, dan mulut komat-kamit tak tentu arah

akhirnya capek dan menyebalkan.

g. Mendengarkan hafalan Al Quran dari kaset-kaset, atau

mempelajari terjemah, hal ini akan membantu melakatkan hafalan.

Page 69: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

52

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah

Pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah berdiri pada tahun 1975

Masehi. Pendirinya adalah bapak KH Muhajir yang lahir pada tahun

1947. Beliau pertama kali belajar di pondok pesantren Sarang kemudian

di Ploso, Jawa Timur dan terakhir di pondok pesantren Tegalrejo,

Magelang yang sekarang diasuh oleh Gus Yusuf Khudlori. Beliau

mendirikan dan merintis pondok pesantren Sirojuddin Assalafiah ini

bersama istrinya ibu Hj. Ma’munah alumni pondok pesantren

Assalafiyah, Mlangi, Yogyakarta. Dulunya beliau tinggal di dusun Krajan

kemudian membeli tanah di dusun Karang Kidul yang kemudian

didirikanlah pondok ini. Awal berdiri yang mengajar hanya bapak KH

Muhajir beserta istri. Kemudian setelah ada santrinya yang lulus mulai

membantu untuk mengajar di sini.

KH Muhajir harus dipanggil ke rahmatullah pada saat beliau

berusia 45 tahun tepatnya pada tahun 1992 Masehi. Sementara

keturunannya yang putra yang mungkin diharapkan untuk menjadi

penerus beliau baru berusia 6 bulan. Kemudian setelah wafatnya KH

Muhajir, yang menjadi pengasuh pondok pesantren ini adalah istri beliau

yaitu ibu Hj. Ma’munah sampai sekarang ini.

Page 70: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

53

Dari ibu Hj Ma’munah, KH Muhajir memiliki beberapa putra di

antaranya adalah Muhammad Khalidah (perempuan), Fatichatul

Bashiroh, Lum’ah Arifah, Mudhi Nuroniyah, Kunni Inayah dan yang

terakhir adalah Sukron Tashudin.

Putra beliau yang kedua yaitu Fatichatul Bashiroh menikah

dengan bapak Muhammad Khozen alumni pondok pesantren Assalafiyah

Mlangi, Yogyakarta yang kemudian sekarang membantu ibu Hj.

Ma’munah memimpin pondok pesantren ini.

Nama Sirojuddin Assalafiyah adalah nama pemberian dari

pengasuh pondok pesantren Assalafiyah, Mlangi Yogyakarta tempat ibu

Hj. Ma’munah menimba ilmu dahulu. Sirojuddin yang artinya “pelita

agama” sedangkan Assalafiyah diambil dari nama pondok pesantren

beliau.

Pondok pesantren Sirojuddin Assalafiah berdiri sejak 40 tahun

yang lalu. Pondok tersebut telah melahirkan para alumni-alumni hafidz

Al Quran dan juga ahli kitab baik dari santri kalong maupun santri

mukim. Dahulunya ibu Hj. Ma’munah ketika menghafalkan Al Quran

juga merupakan santri kalong di Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi,

Yogyakarta. Setelah sepeninggalnya KH. Muhajir jumlah santri yang

mukim di sini menjadi menurun. Karena pada saat itu belum ada yang

bisa menggantikan KH. Muhajir mengasuh pondok pesantren ini,

sehingga ibu Hj. Ma’munah harus berjuang sendiri untuk tetap

Page 71: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

54

menghidupkan dan meneruskan pondok pesantren ini, sementara beliau

juga harus mengurusi putra-putranya yang masih kecil-kecil.

Kurikulum di pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah meliputi

pengajaran kitab dan penghafalan Al Quran. Metode yang dipakai tidak

lepas dari metode salafi yang diterapkan sejak waktu pondok ini masih

dipimpin oleh KH. Muhajir. Kurikulumnya memang belum teratur,

karena sebagian besar yang mengaji di sini adalah anak-anak kampung

atau para santri kalong. Sehingga jika peraturannya dibuat ketat seperti

pada pondok-pondok lain maka kemungkinan anak-anak malah tidak mau

mengaji lagi. (wawancara dengan pengasuh pon-pes ibu Hj. Ma’munah

pada tanggal 3 juli 2015 jam 09.00 WIB)

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah

Pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah yang terletak di dusun

Karang Kidul, desa Mandisari, kecamatan Parakan, kebupaten

Temanggung ini mempunyai batas-batas antara lain:

- Sebelah Utara : Dusun Kauman

- Sebelah Timur : Dusun Karang Penting

- Sebelah Selatan : Dusun Bajangan

- Sebelah Barat : Dusun Ngaglik

(Hasil observasi, 1 juli 2015, di pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah).

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah alat/media/bahan dalam

melaksanakan suatu pekerjaan. Di pondok pesantren Sirojuddin

Page 72: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

55

Assalafiyah, ada beberapa sarana dan prasarana. Di antaranya adalah 1

mushola, 1 ruang kantor, 2 kamar santri, 3 kamar mandi, 1 dapur/ tempat

memasak, 2 papan pengumuman/ madding, 3 lemari atau rak kitab,

beberapa kitab Al Quran dan juga kitab-kitab kuning (Hasil observasi, 1

juli 2015, di pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah).

4. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi pondok pesantren Sirojuddin

Assalafiyah adalah sebagai berikut:

Page 73: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

56

Tabel. 3.1

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Sirojuddin

Assalafiyah

Pendidikan Ketertiban Kebersihan Pemikat

Muhammad

Fauzi

Sofkhatul Mun

Rifqi Ismail

Sofia Nur Kamila

Vena Mursidatur

Ahmad Jiddan Abdi

Khofifatul Laeliyah

Sofi Nur Zaki

M. Nur Rofik

Kholisatur Rofiah

Istirokhah

(Hasil observasi, 1 Juli 2015, di Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah)

Pengasuh

Hj. Ma’munah Al Hafidzoh

Ketua

Dyah Inti Lestari

Sekretaris

I. Ervina Fitria

II. Ningsih

Bendahara

I. Faidatul Mu’izah

II. Titin Seksi-seksi

Page 74: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

57

5. Keadaan Guru/Ustadz/Ustadzah

Guru atau ustadz/ustadzah di pondok pesantren Sirojuddin

Assalafiyah semuanya berjumlah 10 orang termasuk dari pengasuhnya

sendiri.

Nama-nama ustadz/ustadzah di pondok pesantren Sirojuddin

Assalafiyah Karang Kidul, Mandisari, Parakan, Temanggung tersebut

secara rincian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 3.2

Data Asatidz di Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah

No Nama Lulusan Jabatan 1. Ibu Hj. Ma’munah

Al hafidzoh PP Assalafiyah, Mlangi Yogyakarta

pengasuh pondok pesantren

2. Muhammad Khozen

PP Assalafiyah, Mlangi Yogyakarta

Pengajar

3. Fatichatul Basiroh Al Hafidzoh

PP Assalafiyah, Mlangi Yogyakarta

Pengajar

4. Farichin PP Mlangi Timur, Mlangi, Sleman, Yogyakarta

Pengajar

5. Abdul Latif PP Mlangi Timur, Mlangi, Sleman, Yogyakarta

Pengajar

6. Fuad PP Mlangi Timur, Mlangi, Yogyakarta

Pengajar

7. Sakur PP Al Anwar, Sarang, Jawa Timur

Pengajar

8. Zuba’ah PP Hidayatul Mubtadiin, Lirboyo, Jawa Timur

Pengajar

9. Mardi PP Sirojuddin Assalafiyah

Pengajar

10. Masruchan PP Sirojuddin Assalafiyah

Pengajar

(wawancara dengan pengasuh pon-pes ibu Hj. Ma’munah pada tanggal

3 juli 2015 jam 09.00 WIB)

Page 75: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

58

6. Keadaan Santri

Santri di pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah dapat

digolongkan menjadi tiga. Yaitu santri kalong, santri mukim dan santri

kalong program tahfidzul Quran. Santri kalong berjumlah 73 santri, yang

terdiri dari 14 santri putra dan 59 santri putri. Untuk santri mukimnya

berjumlah 5 orang, semuanya putri. Sementara santri kalong yang ikut

program tahfidzul Quran yang akan penulis jadikan subjek penelitian

berjumlah 5 orang, semuanya putri. jadi jumlah santri secara keseluruhan

adalah 63 orang. Rata-rata santri berusia sekitar 12-18 tahun. Para santri

mukim kebanyakan berasal dari kecamatan Kandangan kab. Temanggung

(Hasil wawancara dengan lurah pondok Sirojuddin Assalafiyah, 1 Juli

2015).

7. Kegiatan di Lokal Pesantren

Kegiatan santri dapat dikelompokan menjadi 4 bagian. Yaitu

kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan dan kegiatan

tahunan. Kegiatan tersebut telah dijadwalkan sebagai berikut:

a. Kegiatan Harian

1) Ba’da shalat subuh : Setoran tambahan bersama ibu Hj. Ma’munah

untuk yang santri tahfidz. Untuk santri binadhor setoran bersama

ustadzah Fatichatul Bashiroh.

2) Ba’da shalat ashar : Mengaji nahwu dan kitab akhlakul banat untuk

santri mukim.

Page 76: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

59

3) Ba’da magrib : Deresan untuk santri tahfidz dan mengaji Al Quran

dan tajwid untuk santri mukim.

4) Shalat isya’ berjamaah untuk semua santri. Pelaksanaan shalat

untuk kelas I dan II di aula sementara untuk kelas III-VI di

mushola.

5) Ba’da shalat isya’ : Mengaji kitab dengan sistem madrasah untuk

semua santri. Dibagi menurut kelas masing-masing. Semuanya

terdiri dari 6 kelas.

b. Kegiatan Mingguan

1) Setiap Malam Ahad : Extra hadroh untuk santri yang terpilih

dilaksanakan sekitar ba’da magrib.

2) Setiap hari Ahad : Extra qiroah dilaksanakan pukul 14 00 WIB.

3) Setiap malam Ahad : Extra kaligrafi untuk semua santri selain

yang mengikuti hadroh..

c. Kegiatan bulanan atau Lapanan

1) Setiap Ahad Wage : Ro’an (kerja bakti) untuk kelas III sampai

kelas VI.

2) Setiap malam Ahad Wage : MABIT (malam bina takwa) dengan

membawa perlengkapan shalat mulai kelas V sampai VI. Semua

santri wajib bermalam di pondok.

3) Setiap Jumat Wage : Ziarah ke makam KH Muhajir sekaligus

praktik memimpin tahlil, dilaksanakan pukul 16 00 WIB diikuti

oleh semua santri.

Page 77: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

60

d. KegiatanTahunan

1) Sima’an Al Quran yang dipimpin oleh ibu HJ. Ma’munah.

2) Ziarah ulama-ulama sekitar kab. Temanggung sampai

Magelang.

3) Khataman.

4) Lomba-lomba dibulan Ru’ah atau sya’ban.

8. Tata tertib Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah

Peraturan atau tata tertib yang ada di pondok pesantren Sirojuddin

Assalafiyah meliputi:

a. Umum

1) Semua santri wajib mematuhi tata tertib pondok.

2) Semua santri datang dan pulang tepat waktu.

3) Semua santri wajib mengikuti jadwal kegiatan masing-masing

kelas.

4) Semua santri wajib menjaga nama baik pondok.

5) Semua santri wajib menjunjung tinggi akhlakul karimah.

6) Untuk mendukung kelancaran mendapatkan ilmu yang

bermanfaat

a) Setiap santri diharapkan setiap bulan memberi infaq sebesar

Rp, 5.000,00.

b) Setiap santri wajib menyisihkan uang sebesar Rp,

2.500,00/minggu.

Page 78: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

61

b. Bidang Pendidikan

1) Santri datang sebelum jam 18.30 WIB.

2) Ketika bel masuk semua santri sudah berada di kelas.

3) Santri membawa peralatan mengaji (Ta’alum).

4) Apabila ustadz belum atau tidak hadir harap lapor pada pengurus

bidang pendidikan.

5) Santri yang terlambat 5 menit atau lebih setelah bel berbunyi,

sebanyak 3 kali dalam seminggu, ditakzir sesuai kebijakan ustadz atau

ustadzah.

c. Bidang Kebersihan

1) Menjaga kebersihan kelas atau pondok.

2) Bagi santri mukim wajib menjaga kebersihan kamar dan lingkungan

sekitar.

3) Melaksanakan piket sehari-hari.

4) Meninggalkan kelas dalam keadaan rapid an bersih serta lampu

dimatikan.

5) Tiap Ahad Wage wajib mengikuti ro’an (kerja bakti) untuk kelas III

sampai kelas VI.

d. Bidang Ibadah

1) Semua santri melaksanakan shalat isya’ berjamaah dengan ketentuan

sebagai berikut:

a) Pelaksanaan shalat untuk kelas I dan II di aula.

b) Pelaksanaan shalat untuk kelas III sampai VI di mushola.

Page 79: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

62

2) Setiap malam Ahad Wage santri mulai dari kelas V sampai VI

mengikuti MABIT ( Malam Bina Takwa) dengan membawa

perlengkapan shalat.

3) Setiap Jum’at Wage jam 16.00 WIB semua santri mengikuti ziarah

rutin sekaligus praktik memimpin tahlil.

4) Mengikuti peringatan hari besar Islam.

e. Bidang Pemikat (Pengembangan Minat dan Bakat)

Bagi semua santri wajib mengikuti extra di antaranya:

1) Extra hadroh. Untuk sementara kegiatan ini diikuti oleh santri terpilih.

2) Extra qira’ah. Dilaksanakan tiap hari Ahad jam 14.00 WIB.

3) Muhadoroh. Diikuti oleh semua santri (petugas dipilih oleh pengurus

besar) dan dilaksanakan pada malam Ahad.

f. Bidang keamanan dan Ketertiban

1) Ketika memasuki area pondok atau kegiatan ta’alum santri yang

membawa HP wajib dititipkan pada pengurus yang bertugas.

2) Bagi santri kelas III sampai kelas VI tidak boleh bercelana panjang

dan berkaos mepet (ditutupi jaket).

3) Santri dilarang tongkrong di depan pondok.

4) Setiap santri yang tidak masuk atau tidak dapat mengikuti kegiatan

ta’alum (mengaji) diharuskan izin.

(Dokumen PP Sirojuddin Assalafiyah, 3 Juli 2015)

Page 80: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

63

B. Temuan Penelitian

1. Niat dan Motivasi Santri Kalong dalam Menghafalkan Al Quran

a. MC (25 Tahun)

MC mengaku bahwa dia memang sudah mempunyai keinginan

untuk menjadi seorang hafidzoh sejak ia duduk di bangku Sekolah

Dasar. Dulu di SD ketika pelajaran PAI ada dalil-dalil dari Al Quran

pasti langsung dia hafalkan. Yang menjadi motivasi terbesarnya dalam

menghafalkan Al Quran adalah karena keutamaan-ketumaan dari

orang yang menghafalkan Al Quran itu sendiri yang begitu besar.

Seperti yang diungkapkan MC berikut ini:

”Dari SD saya memang sudah punya keinginan untuk menjadi penghafal Al Quran mbak. Kalau yang menjadi motivasi terbesar ya karena banyak sekali keutamaan-keutamaan dari seorang yang menjadi hafidzoh baik di dunia maupun di akhirat nantinya” (MC, 07-07-2015).

b. KLF (23 Tahun)

KLF mengaku pertama kali meliat teman yang hafidzoh

kemudian hatinya tergugah untuk ikut menghafalkan Al Quran. Dan

yang menjadi motivasi terbesar untuk menghafalkan Al Quran adalah

temannya yang menginspirasi itu dan mantan kekasihnya. Penulis

juga melakukan wawancara dengan teman yang menjadi motivasi

terbesarnya itu. Dan ternyata memang demikian adanya. Temennya

mengatakan sebagai berikut:

“saya selalu memotivasinya dalam menghafalkan Al Quran, siapapun yang punya keinginan untuk menghafalkan Al Quran selalu saya semangati. Dan saya bilang sama dia kalau mbak berhenti menyemangati dek (KLF) apa dek masih tetap akan menghafalkan Al Quran? dan dia bilang “tidak”, saya juga tidak tahu kenapa bisa

Page 81: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

64

jadi seperti itu. Saya sudah mencoba menasehati untuk meluruskan niatnya tapi ya memang masih belum bisa untuk lillahi taala”.

c. KJ (21 Tahun)

Awalnya menghafalkan Al Quran karena disuruh sama guru

ngajinya. Kemudian dia mulai mencoba untuk menghafalkan Al

Quran dan ternyata mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya.

Dia mengaku yang menjadi motivasi terbesarnya dalam

menghafalkan Al Quran adalah ibu dan kakaknya yang banyak sekali

berjasa dalam dia menghafalkan Al Quran. Seperti yang diungkapkan

oleh KJ di bawah ini:

“Motivasi terbesar saya adalah ibu dan kakak saya. Mereka adalah orang yang paling berjasa besar dalam saya menghafalkan Al Quran. Mereka yang selalu terus menyemangati dan memotivasi saya agar saya kuat menghadapiapapun cobaan dalam menghafalkan Al Quran. Mereka bilang sayalah harapan mereka satu-satunya yang mungkin nantinya akan bisa mengangkat derajat orang tua dan keluarga kelak di akhirat sana” (KJ, 05-07-2015 ).

d. ADA (21 Tahun)

Informan ADA mengaku sudah memiliki keinginan untuk

menghafalkan Al Quran sejak dulu. Tapi belum mempunyai

keberanian untuk memulai menghafalkan Al Quran. Dan setelah

mengetahui lebih dalam tentang tahfidzul Quran dari buku-buku,

media massa dan teman-temannya, akhirnya memiliki keberanian

untuk menghafalkan Al Quran. motivasi terbesar dalam

menghafalkan Al Quran adalah dia berharap semoga Al Quran dapat

menjadi penolongnya nanti dikehidupan akhirat.

Page 82: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

65

e. KN (26 Tahun)

Sejak SMA KN mengaku sudah memiliki keinginan untuk

menghafalkanAl Quran. waktu SMA pernah mencoba menghafalkan

Al Quran,baru dapat satu juz. Seperti yang diungkapkan oleh KN di

bawah ini:

“Sebenarnya saya sudah sejak dari SMA punya keinginan untuk menghafalkan Al Quran. Dulu waktu SMA pernah mencoba menghafalkan, ya baru dapat satu juz tapi tidak saya setorkan pada guru yang hafidz. Kemudian dari bapak saya itu pernah di pesenin sama pak Muhaimin salah satu kyai juga di sana, bahwa nanti kalau punya anak suruh menghafalkan Al Quran” (KN, 03-07-2015 )

2. Latar Belakang Santri Kalong

a. MC (25 Tahun)

MC adalah santri kalong PP Sirojuddin Assalafiyah. Dia mulai

menghafalkan Al Quran sejak lulus SMP di pondok Magelang

selama 8 bulan, waktu itu dia sudah hafal 5 juz. Kemudian dia

pulang kerumah karena tidak betah di pondok dan keja di apotik, dan

sudah tidak memikirkanlagi tentang hafalannya. Setelah itu,

kemudian ia menghafalkan Al Quran di PP Sirojuddin Assalafiyah

ini dengan modal nekat tanpa adanya dukungan dan biaya sepeserpun

dari orang tua. Awalnya dia ikut di ndalem, kemudian karena alasan

tertentu dia memutuskan untuk mondok sambil kerja sebagai

pengasuh anak. Kalau siang dia kerja dan malamnya mengaji di

pondok.

MC mulai menghafalkan Al Quran lagi tahun 2009 akhir dan

mampu menyelesaikan hafalannya pada tanggal 10 mei 2011. Dia

Page 83: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

66

memang seorang anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Setiap hari mampu menghafalkan seperempat juz. Waktu dalam

menghafalkannyapun sangat singkat, kurang lebih setengah jam.

Ketika para santri-santri lain pada setoran hafalan, dia baru mulai

menghafalkannya di belakang. Karena waktu itu dia juga harus

bekerja dan tidak memiliki banyak waktu.

Sekarang disela-sela kesibukannya sebagai pengasuh anak,

mengajar les privat, mengajar TPA dll dia juga masih menjaga

hafalannya dengan baik. Dia berharap dapat mencetak generasi

penghafal Al Quran.

b. KLF (23 Tahun)

KLF adalah santri kalong PP Sirojuddin Assalafiyah. Dia mulai

menghafalkan Al Quran sekitar satu setengah tahun yang lalu.

Dulunya pernah menghafalkan surat-surat penting, juz 1 dan juz 30.

Sekarang hafalannya sudah sampai surat As Shafat juz 24. Selain

menghafalkan Al Quran dia juga bekerja di toko jilbab setiap

harinya.

Ketika dia menghafalkan Al Quran sudah sampai juz 15 dia

menikah, dan hafalan Al Qurannya sempat terhenti selama kurang

lebih 3 bulan karena dia sakit. Dia menikah karena atas desakan dari

orang tua dengan laki-laki yang tidak dicintainya.

Dia memilih menghafalakan Al Quran di rumah karena sibuk

dan sudah menikah. Dari orang tua dan suami kurang mendukung

Page 84: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

67

dalam ia menghafalkan Al Quran, karena dia masih juga disuruh

kerja sama suami.

c. KJ (21 Tahun)

KJ adalah santri kalong PP Sirojuddin Assalafiyah. Dia mulai

menghafalkan Al Quran Desember 2011 dan selesai setoran pada

bulan Februari 2015. Saat ini KJ masih dalam proses melancarkan

hafalannya.

Dia memilih menghafalkan Al Quran di rumah atau menjadi

santri kalong karena mengaku tidak bisa pisah dari ibunya. Dulu

sempat mondok pesantren juga tapi tidak pernah betah. Sebagaimana

yang diungkapkan KJ di bawah ini:

“Sebenarnya dulu saya pernah mondok mbak di Magelang. Tapi saya tidak krasan. Saya tu gak bisa pisah dari ibu. Ya akhirnya saya menghafalkan Al Qurannya ya di rumah saja” (KJ, 05-07-2015).

Dia terlahir dari keluarga yang sederhana, ayahnya sudah

meninggal dunia ketika dia masih sangat kecil sekali. Dari

keluarganya terutama ibu dan kakak pertamanya mempunyai

perhatian yang sangat terhadap agama. Merekalah yang selalu

menguatkan dan memberi semangat saat KJ mengalami cobaan

dalam menghafalkan Al Quran. Dari ibu dan kakaknya sangat

mendukung sekali dalam ia menghafalkan Al Quran.

d. ADA (21 Tahun)

ADA adalah santri kalong PP Sirojuddin Assalaiyah. Dia mulai

menghafalkan Al Quran sekitar setengah tahun yang lalu dan sudah

Page 85: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

68

mampu menghafal Al Quran 5 juz. Selain menghafalkan Al Quran,

dia juga kuliah di STAINU Temanggung dan sekarang sudah

menginjak semester tujuh.

Dia memilih menjadi santri kalong karena keadaan yang belum

memungkinkan untuk mondok pesantren karena dirinya masih kuliah

dan di rumah juga harus membantu orang tua. Dari orang tuanya

kurang mendukung dalam ia menghafalkan Al Quran.

e. KN (26 Tahun)

KN adalah santri kalong PP Sirojuddin Assalafiyah. Dia mulai

menghafalkan Al Quran sekitar tiga tahun yang lalu, dan sekarang

sudah mampu menghafalkan 10 juz. Selain menghafalkan Al Quran

dia juga sebagai karyawati di sebuah mini market. Kerjanya setiap

hari 8 jam. Terkadang mendapatkan shif pagi, kadang juga dapat shif

malam.

Dia berasal dari keluarga yang sederhana. Dia memilih

menghafalkan Al Quran di rumah karena ingin membiasakan diri

saja. Seperti yang diungkapkan KN berikut ini:

“Alasan terbesarnya karena saya pengen membiasakan diri aja mbak. Kalau misal mondok, fokus menghafalkan Al Quran saja setelah selesaikan pasti akan pulang kerumah sedangkan di rumah sudah tentu kegiatannya akan berbeda dengan di pondok apalagi jika sudah berrumah tangga. Jadi saya ingin membiasakan diri saja kalau dengan kesibukan yang saya miliki itu saya bisa tetap menghafalkan Al Quran atau tidak. Meskipun ya mungkin waktunya akan lebih lama daripada dengan yang fokus menghafalkan Al Quran saja”(KN,03-07-2015).

Page 86: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

69

Sebenarnya dari orang tua sangat mendukung dalam ia

menghafalkan Al Quran. Tapi dia memilih menghafalkan Al Quran

sambil bekerja untuk membiasakan diri.

3. Aktivitas santri Kalong

a. MC (25 Tahun)

Tabel. 3. 3

Jadwal Kegiatan MC Sehari-hari

No Waktu Jenis Kegiatan Keterangan

1 02.30 Bangun tidur

2 02.30-04.00 Shalat tahajut

3 04.00-05.00 Mandi, shalat subuh,

Muroja’ah/mengulang

hafalan

4 05.00-11.00 Kerja

5 11.00-12.30 Istirahat

6 12.30-13.30 Shalat dzuhur dan

murojaah

7 13.30-15.30 Kerja

8 15.30-16.30 Mandi, shalat ashar,

Muroja’ah/mengulang

hafalan

9 16.30-17.30 Jalan-jalan sore

10 17.30-18.30 Persiapan shalat magrib,

shalat magrib

11 18.30-19.00 Ngaji setoran

12 19.00-19.30 Shalat isya

13 19.30-21.00 Mengajar les privat

14 21.00-24.00 Ngaji

Page 87: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

70

15 24.00 Tidur

b. KLF (23 Tahun)

Tabel. 3. 4

Jadwal Kegiatan KLF Sehari-hari

No Waktu Jenis Kegiatan Keterangan

1 04.30 Bangun tidur dan shalat

subuh

2 05.00-05.30 Ngaji

3 05.30-06.30 Mencuci baju dan bersih-

bersih

4 06.30-07.00 Mandi dan persiapan

kerja

5 07.00-07.30 Berangkat kerja

6 07.30-16.00 Bekerja

7 16.00-16.15 Pulang kerja

8 16.15-17.30 Ngajar TPA

9 17.30-18.15 Mandi dan shalat maghrib

10 18.15-18.45 Ngaji

11 18.45-19.30 Persiapan shalat Isya’ dan

shalat isya

12 19.30-23.00 Muroja’ah/mengulang

hafalan

12 23.00 Istirahat

Page 88: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

71

c. KJ (21 Tahun)

Tabel. 3. 5

Jadwal Kegiatan KJ Sehari-hari

No Waktu Jenis Kegiatan Keterangan

1 03.30 Bangun tidur

2 03.30-04.30 Tahajud, sahur dan

Muroja’ah/mengulang

hafalan

3 04.30-05.00 Shalat subuh

4 05.00-05.30 Ngaji setoran

5 05.30-06.00 Muroja’ah/mengulang

hafalan

6 06.00-08.00 Tidur

7 08.00-10.00 Muroja’ah/mengulang

hafalan

8 10.00-11.00 Shalat dhuha

9 11.00-11.30 Mandi dan nguci baju

10 11.30-12.30 Istirahat

11 12.30-14.00 Shalat dzuhur dan ngajar

TPA

12 14.00-15.00 Istirahat

13 15.00-16.00 Muroja’ah/mengulang

hafalan

14 16.00-17.00 Shalat ashar

15 17.00-18.00 Muroja’ah/mengulang

hafalan

16 18.00-18.30 Buka puasa dan shalat

magrib

17 18.30-19.00 Ngaji setoran

Page 89: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

72

18 19.00-20.00 Nonton TV Bebas

19 20.00-21.00 Shalat isya’ dan

Muroja’ah/mengulang

hafalan

20 21.00 Tidur

d. ADA (21 Tahun)

Tabel. 3. 6

Jadwal Kegiatan ADA Sehari-hari

No Waktu Jenis Kegiatan Keterangan

1 03.30 Bangun tidur

2 03.30-04.30 Shalat tahajut dan

murojaah

3 04.30- 05.00 Shalat subuh

4 05.00-06.00 Ngaji setoran

5 06.00-06.30 Bersih-bersih

6 06.30-08.00 Mandi, makan dan

nyuci baju

7 08.00-09.00 Shalat dhuha

8 09.00-09.30 Berangkat kuliah

9 09.30-15.00 Kuliah

10 15.00-15.30 Pulang kuliah

11 15.30-16.00 Mandi, istirahat,

persiapan shalat ashar

12 16.00-18.00 Shalat ashar dan

murojaah

13 18.00-18.30 Shalat magrib

14 18.30-19.00 Ngaji setoran

15 19.00-21.00 Mengerjakan tugas

Page 90: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

73

kampus

15 21.00.22.00 Shalat isya’ dan

murojaah

16 22.00 Tidur

e. KN (26 Tahun)

Tabel. 3. 7

Jadwal Kegiatan KN Sehari-hari

No Waktu Jenis Kegiatan Keterangan

1 04.30 Bangun tidur

2 04.30-05.00 Shalat subuh

3 05.00-06.00 Ngaji setoran

4 06.00-06.30 Persiapan berangkat kerja

5 06.30-14.30 Bekerja Shif pagi

6 14.30-15.30 Pulang kerja dan istirahat

7 15.30-16.00 Mandi dan makan

8 16.00-17.00 Shalat ashar dan murojaah

9 17.00-18.00 Istirahat

10 18.00-18.30 Shalat magrib

11 18.30-19.30 Ngaji

12 19.30-20.00 Pulang ngaji dan shalat

isya’

13 20.00-23.00 Muroja’ah/mengulang

hafalan

14 23.00 Istirahat atau tidur

Page 91: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

74

4. Problematika Tahfidzul Quran dan Cara Menghadapinya

a. MC (27 Tahun)

Problematika Tahfidzul Quran yang dihadapi MC sewaktu ia

dalam proses menghafalkan Al Quran adalah sebagai berikut:

1) Tidak ada biaya dan dukungan dari orang tua. Seperti yang

diungkapkan MC berikut ini:

“Kalau dulu waktu masih menghafalkan Al Quran problem terbesarnya ya karena tidak ada dukungan dan biaya sepeserpun dari orang tua. Jadi saya mesti mandiri, mencari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhan”(MC,07-07-2015).

2) Waktu khusus untuk menghafalkan Al Quran sedikit. Seperti yang

diungkapkan oleh MC berikut ini:

“Karena saya harus sambil bekerja maka waktu khusus yang saya punya untuk menghafalkan Al Quran itu sangat kurang sekali”(MC, 07-07-2015). Cara mensiasati hal itu adalah di manapun tempat, selagi bisa

menghafalkan Al Quran dia tetap menghafalkan Al Quran. seperti

yamg diungkapkan MC berikut ini:

“Untuk mensiasati hal itu, maka di manapun tempat yang bisa sambil menghafalkan Al Quran ya saya menghafalkan Al Quran mbak. Seperti sambil masak, sambil ngasuh anak dll”(MC, 07-07-2015).

b. KLF (23 Tahun)

Problematika Tahfidzul Quran yang dihadapi oleh KLF di

antaranya adalah sebagai berikut:

1) Orang tua dan suami kurang mendukung. Seperti yang

diungkapkan KLF berikut ini:

Page 92: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

75

“Pertama dari orang tua dan suami saya kurang mendukung dan memberikan semangat dalam saya menghafalkan Al Quran mbak”(KLF, 07-07-2015).

Cara menghadapi hal ini adalah dengan banyak shering atau

curhat dengan teman. Sebagaimana yang diungkap KLF berikut

ini:

“Kalau dari orang tua dan suami yang kurang mendukung saya cuek aja sih, saya sering cerita sama teman. Teman yang tadi yang selalu memotivasi saya. nah dari situlah saya menemukan semangat kembali”(KLF, 07-07-2015).

2) Sakit. Karena dipaksa menikah oleh orang tuanya pada orang yang

tidak dia cintai. KLF mengaku menjadi sakit kurang lebih hampir

3 bulan. Proses hafalan Al Qurannyapun terhenti. Kemudian

temannyalah yang selalu menyemangati dan memotivasinya

sehingga dia bisa kuat dan kembali menghafalkan Al Quran. dia

juga mengaku dengan makin banyak menyibukan diri dengan Al

Quran maka dia dapat menghadapi semua masalah-masalahnya

dengan tenang.

3) Kurang waktu untuk menghafal Al Quran. Karena harus bekerja,

mengurus rumah tangga, dan juga suami. KLF mengaku kurang

mempunyai waktu untuk menghafalkan Al Quran. Cara

menghadapi masalah ini yaitu sesibuk apapun setiap hari dia

sempatkan waktu untuk Al Quran minimal sehari satu juz.

c. KJ (21 Tahun)

Problematika Tahfidzul Quran yang dihadapi KJ di antaranya

adalah sebagai berikut:

Page 93: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

76

1) Sukar menghafal. Seperti yang diungkapakan KJ berikut ini:

”Saya itu mungkin bodoh. Kalau menghafal tu tidak nyantel-nyantel. Kadang aku sumpek juga. Kenapa tidak bisa-bisa”(KJ, 05-07-2015). Cara menghadapinya adalah tetap dijalani, istiqomah dan rajin

menghafal . seperti yang diungkapkan KJ berikut ini:

“Kalau saya tu yang penting dijalani. Mau bagaimanapun susahnya ya yang penting tetep istiqomah, rajin menghafal”(KJ, 05-07-2015).

2) Hafalannya sering lupa saat disetorkan. Seperti yang diungkapkan

KJ berikut ini:

“Saya tu hafalannya sering lupa. Kalau dirumah tu saya sudah hafal tapi begitu buat jalan dari rumah sampai kepondok untuk setoran itu udah lupa”(KJ, 05-07-2015). Cara mensikapi hal tersebut adalah dengan curhat sama guru ngaji.

Seperti yang diungkapkan KJ berikut ini:

“Saya suka curhat sama guru ngaji saya, kok saya begini-begini. Pokoknya setiap saya ada masalah apa saja saya pasti curhatnya sama gurusaya kecuali masalah cinta.hehe bisa-bisa saya didamprat sama guru ngaji saya.Dan guru saya bilang kalau dulunya dia juga sering seperti itu”(KJ, 05-07-2015).

3) Gangguan asmara. Seperti yang diungkapkan KJ di bawah ini:

“Terus problem yang paling mengganggu itu adalah cowok mbak. Dulu saya itu sering sekali disakiti sama cowok. Teruskan jadi galau. Nah kalau hati udah galau jadi sukar buat Muroja’ah/mengulang hafalan Qurannya lagi. Dan godaan terberat dalam menghafalkan Al Quran adalah ini” (KJ, 05-07-2015). Belum ada solusi untuk masalah ini. Namun dari pihak keluarga

melarang keras dia untuk berpacaran, sehingga setelah lebaran ini

dia disuruh untuk di pondok saja.

Page 94: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

77

4) Sakit. KJ mengaku dulu sering sakit pada saat masih proses

setoran. Sehingga kalau lagi sakit tidak bisa menghafalkan Al

Quran. Cara menghadapi masalah ini adalah dia mengaku selalu

mendapatkan semangat dari ibu dan kakaknya, sehingga dia dapat

tegar melalui ini.

d. ADA (21 Tahun)

Problematika Tahfidzul Quran yang dihadapi ADA di antaranya

adalah sebagai berikut:

1) Suasana rumah yang kurang mendukung. Seperti yang

diungkapkan ADA berikut ini:

”Pertama dari suasana rumah yang kurang mendukung mbak. Kadang kalau saya lagi nderes, terutama kalau siang sering ramai keponakan-keponakan saya. kalau malam setelah isya’ kadang ada tamu yang ngobrol sampai malam gitu. Kan saya jadi sungkan aja mbak buat Muroja’ah/mengulang hafalan”(ADA, 02-07-2015).

Cara menghadapinya adalah dengan mencari waktu-waktu yang

sepi yaitu pada tengah malam setelah Qiyamul lail. Seperti yang

diungkapkan oleh ADA berikut ini:

“Cara mensikapinya masalah itu, biasanya saya cari waktu yang sepi, yaitu pas tengah malam setelah qiyamul lail untuk menambah hafalan dan mengulang hafalan yang masih baru. Karena itu dibutuhkan konsentrasi yang cukup”(ADA, 02-07-2015).

2) ADA mengaku kurang mendapat dukungan dari orang tua atau

keluarga dalam ia menghafalkan Al Quran. Cara mensikapi ini

Page 95: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

78

adalah ia banyak berteman dengan orang-orang yang juga sedang

berproses menghafalkan Al Quran maupun yang sudah menjadi

Hafidzoh. Seperti yang diungkapkan ADA berikut ini:

“Dari keluarga saya kurang mendukung mbak dalam saya menghafalkan Al Quran. kalau saya lagi menghafalkan kadang udah dipanggil-panggil untuk melakukan inilah itulah. Kadang saya sering ditinggal-tinggal dan harus menjaga toko sendiri. Sementara untuk menghafalkan sambil menjaga toko sulit sekali mbak masuknya. Cara saya menghadapi masalah ini saya banyak berteman dengan orang-orang yang juga menghafalkan Al Quran dan Hafidzoh, dari mereka saya selalu mendapatkan motivasi dan semangat baru” (02-07-2015).

3) Pembagian waktu yang kurang untuk Al Quran. seperti yang

diungkapkan ADA berikut ini:

“Masalah pembagian waktu untuk Al Quran yang kurang mbak, terutama kalau pas lagi sibuk banget dengan tugas-tugas kuliah, dengan kesibukan dirumah dan lain-lain”(ADA, 02-07-2015). Cara mengatasinya adalah dengan menyediakan waktu khusus

untuk Al Quran.

e. KN (26 Tahun)

Problematika Tahfidzul Quran yang dihadapi KN di antaranya

adalah sebagai berikut:

1) KN mengaku problem yang paling berat adalah badan terlalu capek

atau kesal. Sehingga untuk menghafalkan Al Quran jadi malas

kalau sudah terlalu capek. Dipaksakanpun juga tidak masuk-

masuk. Seperti ungkapan KN berikut ini:

“Problemnya sich sebenarnya banyak mbk. Tapi yang paling besar dan mengganggu itu yang pertama kalau udah kesel/capek kadang malas dan berat mau Muroja’ah/mengulang hafalan” (KN, 03-07-2015).

Page 96: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

79

Belum ada cara untuk mensiasati problem ini, masalahnya kalau

sudah kesal mau Muroja’ah/mengulang hafalanpun juga sulit.

2) Problem yang kedua yaitu masalah waktu. Terkadang sudah

merencanakan waktu ini untuk Muroja’ah/mengulang hafalan tapi

malah terbentur dengan acara lain yang tidak bisa ditinggalkan.

Seperti yang diungkapkan oleh KN di bawah ini:

”Kedua masalah waktu mbk,kadang kita sudah merencanakan jam segini untuk Muroja’ah/mengulang hafalan tapi ternyata terbentur sama acara lain. Jadi ya terpaksa tidak bisa Muroja’ah/mengulang hafalan” (KN, 03-07-2015).

Cara menghadapi masalah ini biasanya dia mensiasati dengan

mendengarkan murotal melalui headset.

3) Terkadang tiba-tiba saja hilang semangat dalam menghafalkan Al

Quran. seperti yang diungkapkan KN berkut ini:

“kadang memang pernah hilang semangat untuk menghafal dan sayapun juga tidak tahu kenapa sebabnya bisa tiba-tiba hilang semangat”(KN, 03-07-2015).

Cara mensikapinya dengan curhat sama guru ngaji. Setelah

diberikan nasihat-nasihat nanti biasanya akan menemukan

semangat kembali.

Page 97: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

80

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Problematika Tahfidzul Quran bagi Santri Kalong

Problematika Tahfidzul Quran bagi santri kalong di antaranya

adalah sebagai berikut:

1. Faktor Managemen Waktu

Managemen waktu adalah suatu proses perencanaan,

pengorganisasian dan pengendalian waktu untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan.

Para informan banyak mengalami kesulitan dalam masalah

managemen waktu. Mereka harus membagi waktu antara

menghafalkan Al qura’an, menjaga hafalan dan juga mengerjakan

kesibukan mereka masing-masing.

Dengan melihat teori dan hasil penelitian di lapangan maka

managemen waktu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan seseorang dalam menghafalkan Al Quran. jika seorang

penghafal Al Quran mampu mengatur waktunya dengan baik antara

menambah hafalan dan menjaga hafalannya, maka insya Allah akan

mencapai hasil yang diinginkan.

2. Faktor Motivasi

Di antara faktor yang mempengaruhi hasil belajar salah satunya

adalah faktor psikologis. Faktor psikologis adalah faktor psikis yang

Page 98: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

81

ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikologis tersebut antara lain:

tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,

kematangan dan lain sebagainya (Sriyanti, 2011: 24).

Orang yang menghafalkan Al Quran, sangat membutuhkan

motivasi dari orang-orang terdekat, kedua orang tua, keluarga dan

kerabat. Dengan adanya motivasi, ia akan lebih bersemangat dalam

menghafalkan Al Quran, dan tentu hasilnya akan berbeda jika

motivasi yang didapat kurang (Wahid, 2014: 140).

Banyak informan yang merasa kurang mendapatkan dukungan

dan motivasi dari orang tua mereka, sehingga hal itu sangat

mengganggu mereka dalam proses menghafalkan Al Quran.

Dengan melihat dari teori dan hasil temuan di lapangan, dapat

diketahui faktor motivasi sangat berpengaruh dalam proses

menghafalkan Al Quran. karena apabila seseorang memiliki motivasi

yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk menghafalkan Al

Quran..

3. Faktor Kecerdasan

Kecerdasan merupakan salah satu faktor pendukung dalam

menjalani proses menghafalkan Al Quran. setiap individu memiliki

kecerdasan yang berbeda-beda. Sehingga cukup mempengaruhi

terhadap proses hafalan yang dihadapi (Wahid, 2014: 141). Tingkat

kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta berpengaruh

terhadap proses dan hasil belajar (Sriyanti, 2011: 25).

Page 99: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

82

Salah satu masalah yang dihadapi oleh informan KJ adalah bahwa

dia merasa dirinya memiliki kecerdasan yang kurang. Jika

menghafalkan Al Quran tidak cepat masuk. Terkadang sampai pusing

karena dia tidak bisa-bisa (KJ, 05-07-2015).

Berdasarkan kajian teori dan hasil temuan penelitian di lapangan

yang dikemukakan di atas, maka faktor kecerdasan memang

mempengaruhi seseorang dalam menghafalkan Al Quran meski tidak

semua yang menghafalkan Al Quran itu harus memiliki kecerdasan

yang tinggi. Karena kecerdasan bukanlah satu-satunya faktor utama

dalam menghafalkan Al Quran.

4. Faktor kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

orang yang akan menghafalkan Al Quran. jika tubuh sehat maka

proses menghafalkan akan menjadi lebih mudah dan cepat tanpa

adanya penghambat, dan batas waktu menghafalpun menjadi relative

cepat (Wahid, 2014: 139).

Informan KLF dan KJ mengaku proses menghafalkan Al

Qurannya terhenti ketika mereka sakit. KLF pernah mengalami sakit

selama 3 bulan, sehingga dia tidak bisa menghafalkan Al Quran.

Berdasarkan kajian teori dan hasil temuan penelitian di lapangan,

maka faktor kesehatan sangat mempengaruhi seseorang dalam

menghafalkan Al Quran. karena saat menghafalkan Al Quran

Page 100: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

83

dibutuhkan badan yang fit dan fres agar menghafakan Al Qurannya

bisa maksimal.

5. Faktor Suasana Rumah

Bagi santri kalong aktivitas menghafalkan Al Quran kebanyakan

adalah di rumah. Suasana rumah yang tenang dapat mendukung

keberhasilan belajar anak. Suasana rumah yang gaduh, misalnya

jumlah anggaota keluarga terlalu besar, atau rumah sekaligus sebagai

tempat usaha tidak akan memberikan kenyamanan dan ketenangan

anak dalam belajar(Munjahid, 2007: 11).

Salah satu problematika yang dihadapi ADA adalah suasana

rumah yang kurang mendukung untuk menghafalkan Al Quran.

situasi rumah yang ramai dan gaduh membuat konsentrasinya sedikit

berkurang. Terkadang juga kalau lagi banyak orang membuatnya

sungkan untuk menghafalkan Al Quran (ADA, 02-07-2015).

Hubungan antara teori dan temuan penelitian adalah bahwa

kondisi rumah yang kurang nyaman digunakan untuk belajar atau

menghafalkan Al Quran dapat menyebabkan kesulitan seseorang

dalam belajar ataupun menghafalkan Al Quran. sehingga hal tersebut

dapat mempengaruhi proses dan hasil santri kalong dalam

menghafalkan Al Quran.

6. Faktor Gangguan Asmara

Persoalan ini muncul karena mayoritas penghafal Al Quran itu

berada pada jenjang usia pubertas, sehingga mulai tertarik dengan

Page 101: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

84

lawan jenis. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi dalam

menghafalkan Al Quran. berhubungan dengan lawan jenis yang

lazimnya orang menyebut dengan pacaran. Jika hal ini dilakukan,

maka hampir seluruh konsentrasinya tersita hanya untuk memikirkan

lawan jenisnya saja yang setiap saat dapat menjelma di hati penghafal

Al Quran dan wajahnya selalu muncul pada bayangan matanya,

sehingga bayangan pada tulisan, baris dan halaman mushaf akan

tertutupi oleh bayangan pada kekasihnya (Sugianto, 2004: 102).

Masalah yang paling mengganggu dalam menghafalkan Al Quran

adalah lawan jenis. Karena saat hati sedang tersakiti oleh lawan jenis

yang dicintainya itu menjadikan rasa malas atau sukar dalam

menghafalkan Al Quran (KJ, 05-07-2015).

Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori yang telah penulis

ungkapkan di atas, maka berhubungan dengan lawan jenis dalam hal

ini yang dimaksud adalah pacaran dapat mengganggu konsentrasi

seseorang dalam menghafalkan Al Quran. Selain hal ini kurang etis

untuk dilakukan oleh penghafal Al Quran, hal ini juga dapat

mendorong seseorang untuk berbuat dosa. Kebanyakan kegagalan

dalam menghafalkan Al Quran yang terjadi adalah karena tidak bisa

menahan godaan yang datang dari lawan jenisnya.

7. Faktor Lupa Saat Hafalan Disetorkan

Lupa adalah suasana tidak ingat yang bukan dalam keadaan

mengantuk atau tidur. Lupa merupakan suatu problem yang tidak

Page 102: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

85

hanya dialami oleh sebagian kecil penghafal Al Quran, namun hampir

seluruh penghafal Al Quran mengalaminya. Hal yang biasa terjadi

adalah bahwa ayat yang dihafal dipagi hari telah hafal dengan lancar,

namun disaat mengerjakan soal lain, sore harinya tidak membekas,

bahkan bila dicoba langsung diperdengarkan (disetorkan) kepada guru

pembimbing, satu ayatpun tidak ada yang terbayang (Sugianto, 2004:

100).

Informan KJ mengaku bahwa dirinya sering lupa saat

menyetorkan hafalan pada guru mengajinya. Saat di rumah dia

merasa sudah hafal namun ketika buat jalan dari rumah sampai

kepondok untuk menyetorkan hafalannya sudah lupa lagi. Terkadang

dia masih sering dibimbing atau diingatkan perayat oleh gurunya (KJ,

05-07-2015).

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan kajian teori di atas,

maka lupa memang suatu problem yang sering dihadapi oleh para

penghafal Al Quran. tidak hanya pada santri kalong, bahkan pada

santri yang mukimpun juga demikian.

B. Cara menghadapi Problematika Tahfidzul Quran bagi Santri Kalong

1. Faktor Managemen Waktu

Cara yang dilakukan oleh informan MC dalam masalah pembagian

waktu adalah dengan menghafalkan Al Quran di manapun dan

kapanpun dia berada selagi bisa menghafalkan Al Quran, informan

KLF dengan sesibuk apapun menyempatkan waktu untuk

Page 103: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

86

menghafalkan Al Quran setiap harinya, sedangkan informan ADA

dengan menyediakan waktu khusus untuk Al Quran.

Dari temuan data tersebut penulis dapat menyimpulkan cara yang

harus dilakukan dalam menyikapi masalah managemen waktu adalah

antara lain sebagai berikut:

a. Setiap Hari Ada Waktu Khusus untuk Al Quran.

Salah satu indikator bahwa kita memandang penting dalam

menghafalkan Al Quran adalah dengan memberikan perhatian khusus

terhadapnya. Wujud perhatian khusus terhadap Al Quran adalah

memberikan waktu khusus untuk al Quran setiap hari, baik membaca,

menghafalkan, maupun menjaganya. Apabila kita sudah

menetapkannya, berikutnya ialah mematuhi dan konsisten. Lebih-

lebih bagi orang yang memiliki banyak aktivitas, tentu hal ini sangat

penting untuk diperhatikan.

Upayakan waktu khusus yang kita tetapkan tersebut adalah waktu

yang istimewa atau yang pas untuk menghafal. Waktu yang istimewa

untuk setiap orang tentu berbeda-beda. Dan yang lebih tahu kapan

waktu yang pas untuk menghafal adalah yang menghafal sendiri.

Bagi orang yang memiliki kesibukan yang padat, waktu tidak

harus lama. Yang terpenting adalah ditetapkan, pada waktu istimewa,

dan dipatuhi. Dengan jadwal yang tetap, berapapun waktu tidak akan

terbagi untuk Al quran.

Page 104: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

87

Saat menetapkan jadwal, janganlah memilih waktu yang biasanya

kondisi kita tidak prima, sudah lelah, mengantuk, tidak bisa fokus dan

kondisi-kondisi lemah lainnya. Tujuannya adalah agar waktu yang

sedikit itu hasilnya maksimal. Inilah pentingnya memilih waktu yang

istimewa. Jadi bukan waktu luang yang tersisa. Bukan setelah

mengerjakan ini dan itu. Mungkin waktunya luang, tetapi kondisi kita

tidak mungkin untuk menghafal. Bila dipaksakan, menghafal terasa

berat dan akhirnya tidak maksimal atau bahkan timbul rasa bosan.

Bila kita konsisten terhadap jadwal untuk Al Quran dan

memilihnya pada waktu yang istimewa, Allah akan memberikan

keberkahan pada seluruh waktu kita. Jangan khawatir, kita tidak akan

merugi bila menyediakan waktu khusus untuk Al Quran setiap hari.

Hafalan beres, insya Allah urusan yang lain juga beres.

b. Memanfaatkan Setiap Waktu dan Kesempatan untuk Mengulang

Hafalan

Ketika seseorang telah mulai menghafal, atau sudah memiliki

sejumlah hafalan, hingga sudah hafal 30 juz, hendaknya ia

memanfaatkan setiap kesempatan untuk membaca hafalannya. Ini

berlaku di luar jadwal wajib yang telah ditetapkan sendiri untuk Al

Quran. setiap ada kesempatan, hendaknya jangan disia-siakan. Inilah

yang juga menjadi salah satu keistimewaan menjadi penghafal Al

Quran. yaitu pikiran dan hatinya selalu disibukan dengan Al Quran.

Page 105: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

88

setiap ada kesempatan yang terbersit dalam pikirannya adalah

hafalannya.

Hal inilah yang juga dilakukan oleh informan MC dalam menjaga

hafalan Al Qurannya. Dalam setiap kesempatan yang dia bisa untuk

menghafalkan Al Quran, maka diapun menghafalkannya (MC, 07-

07-2015). Misalnya, waktu adzan dan iqamah, menunggu kendaraan,

naik kendaraan, menungggu acara, atau menunggu antrean. Dengan

demikian bila banyak orang mengatakan, menunggu adalah hal yang

membosankan, penghafal Al Quran mengatakan, menunggu adalah

hal yang menyenangkan.

2. Faktor Motivasi

Dalam menghadapi problematika yang terjadi karena masalah

motivasi atau tidak adanya dukungan dari keluarga informan MC

banyak shering atau bercerita dengan teman, sama juga deng informan

ADA yang mengadapi masalah tersebut dengan banyak berteman

dengan orang-orang yang menghafalkan Al Quran, dari teman0meman

tersebut mereka mendapatkan motivasi dan semangat baru.

Menurut hemat penulis, cara yang harus dilakukan untuk

menghadapi masalah motivasi tersebut adalah dengan cara cebagai

berikut:

a. Meluruskan Niat dan Mengetahui Keutamaan Menghafal Al

Quran.

Page 106: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

89

Dalam melakukan aktivitas ibadah apapun, perkara

pertama yang harus diperhatikan adalah niat. Karena niat menjadi

syarat diterimanya amal. Keikhlasan akan memunculkan

semangat dan ketahanan seorang muslim dalam menjalankan

setiap perintah Allah dengan maksimal. Termasuk dalam

menghafalkan Al Quran. keikhlasan dalam menghafalkan Al

quran akan sangat kuat jika didasari dengan pemahaman yang

kuat tentang keutamaan dan kemuliaan menghafalkan Al Quran.

Prinsipnya kalau mau menghafalkan Al Quran, kita harus

bertanya pada diri sendiri: “untuk apa saya menghafalkan Al

Quran?,” atau “ apa yang saya cari atau saya inginkan dari

menghafalkan Al Quran?”.

Ketika niat seseorang bukan karena Allah, melainkan

karena kepentingan duniawi, biasanya akan mudah putus ditengah

jalan. Atau ketika seseorang tidak memahami keutamaan

menghafalkan Al Quran, akan mudah dikalahkan oleh urusan-

urusan lain yang dianggapnya lebih penting.

Untuk itu, kita perlu mengetahui tentang keistimewaan

dan keutamaan menghafalkan Al Quran, agar lebih bersemangat

dan menjadikan Al quran sebagai prioritas.

b. Berteman dengan Orang yang Menghafalkan Al Quran

Orang yang menghafalkan Al Quran terutama bagi santri

kalong, sangat membutuhkan motivasi dari orang-orang terdekat,

Page 107: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

90

orang tua, dan keluarga. Jika mereka tidak mendapatkan motivasi

dari keluarga maka banyak-banyaklah berteman dengan orang

yang menghafalkan Al Quran. atau bergabunglah dengan dalam

majlis-majlis Al Quran.

Bergaul atau mendatangi orang-orang yang memiliki

semangat dalam menghafalkan Al quran untuk sekedar sharing

atau meminta nasihat itu sangat penting untuk menambah

semangat dan motivasi. Bahkan kadang dengan bertemu orang

yang hafidz atau hafidzoh bisa membuat kita semangat.

Namun perlu diingat, dalam kondisi jenuh atau kurang

semangat, janganlah cerita pada orang yang tidak semangat pula,

karena nanti malah bisa menjadikan kita lebih tidak semangat

lagi.

3. Faktor Kecerdasan

Cara yang dilakukan oleh informan KJ dalam menghadapi masalah

kecerdasan adalah dengan menanamkan prinsip yang penting dijalani

meski bagaimanapun susahnya, tetap istiqomah dan rajin menghafal.

Dari temuan data dan teori yang ada penulis berpendapat bahwa

untuk menghadapi masalah kecerdasan, yang perlu dilakukan adalah

dengan cara sebagai berikut:

a. Istiqamah

Pada dasarnya kecerdasan bukanlah penentu keberhasilan

dalam menghafalkan Al Quran, namun keistiqamahan sang

Page 108: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

91

penghafal itu sendiri. Walaupun seseorang memiliki kecerdasan

yang tinggi, tapi jika tidak istiqamah maka akan kalah dengan

orang yang memiliki kecerdasan yang biasa-biasa saja, tetapi dia

istiqamah.

Sebaiknya orang yang menghafalkan Al Quran itu

mempunyai jadwal kegiatan sehari-hari agar proses menghafal

materi baru dan mengulang hafalan sebelumnya bisa berjalan

dengan lancar dan istiqamah. Dengan adanya jadwal kegiatan,

kita akan merasa lebih mudah untuk terus istiqamah. Tentunya,

hal ini akan berbeda bila kita tidak membentuk atau memprogram

jadwal kegiatan, sehingga istiqamah akan sulit untuk dijalankan

(Wahid, 2014: 36).

b. Bersungguh-sungguh

Allah yang berkuasa untuk memudahkan menghafal Al

Quran. Namun perlu bukti kesungguhan terlebih dahulu untuk

memberikan itu. Berusaha keras dan semaksimal mungkin yang

bisa dilakukan. Siap berkorban waktu, pikiran, tenaga dan

sebagainya. Jika bersungguh-sungguh dan serius, maka akan

mendapatkan banyak jalan dan kemudahan untuk menghafalkan

Al Quran meski tidak mempunyai kecerdasan yang tinggi.

c. Sabar

Sabar merupakan kunci kesuksesan untuk meraih cita-cita,

termasuk cita-cita dan keinginan untuk menghafalkan Al Quran.

Page 109: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

92

Kesulitan akan kita hadapi jika tidak mempunyai sifat sabar

dalam menghafalkan Al Quran. oleh karena itu, tidak boleh

mengeluh dan patah semangat dalam proses menghafal.

Extra sabar sangat dibutuhkan karena proses

menghafalkan Al Quran memerlukan waktu yang relatif lama,

konsentrasi dan fokus terhadap hafalan. Kita harus sabar dalam

menghafalkan ayat demi ayat, halaman demi halaman, lembar

demi lembar, surat demi surat dan juz demi juz yang kita lewati.

Saat menghafalkan Al Quran, kita akan mengalami

masalah yang mononton, gangguan dan cobaan dari berbagai

arah. Terkadang ujian ini dapat membuat sang penghafal Al

Quran berpaling dari hafalannya. Demikian juga kesulitan dalam

variasi ayat-ayat Al Quran yang panjang dan pendek-pendek,

kalimat yang sulit dibaca, dan lain sebagainya (Wahid, 2014:

114).

Semua kesulitan tersebut akan dapat dilalui jika kita

memiliki kesabaran yang tinggi. Namun bila dalam proses

menghafal kita tidak sabar, maka proses menghafalkan Al Quran

yang sedang berjalan akan gagal dan macet di jalan.

4. Faktor Kesehatan

Bagi para penghafal Al Quran sangat disarankan untuk

selalu menjaga kesehatan, sehingga ketika menghafalkan tidak ada

Page 110: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

93

kendala karena rasa sakit yang diderita. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a. Menjaga pola makan

b. Menjadwal waktu tidur

c. Berolahraga

5. Faktor Suasana Rumah

Tempat sangat menentukan kelancaran ketika proses

menghafalkan Al Quran. terkait dengan tempat yang tenang dan

tentram, hanya penghafal sendirilah yang bisa menentukannya. Cara

yang biasa dilakukan oleh informan ADA dalam menghadapi masalah

ini adalah dengan mencari waktu-waktu sepi, yaitu pas tengah malam

setelah qiyamul lail untuk menambah hafalan.

Dari temuan data tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa

cara yang dilakukan untuk menghadapi faktor suasana rumah yang

kurang kondusif adalah dengan mencari tempat yang tenang dan

menjauhi tempat-tempat ramai dan bising.

6. Faktor Gangguan Asmara

Faktor gangguan asmara ini sering dihadapi oleh para penghafal

Al Quran, dan kebanyakan faktor inilah yang mengancap kegagalan

dalam menghafalkan Al Quran. oleh karena itu, sebaiknya para

penghafal Al Quran melakukan hal-hal berikut ini:

Page 111: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

94

a. Menjauhi Segala Hal yang Sia-sia

Bagi para penghafal Al Quran, banyak melakukan hal

yang sia-sia akan menyebabkan hati dan pikiran menjadi lembek

dan manja, serta susah untuk berkonsentrasi. Akhirnya

menghafalkan Al Quranpun terasa berat (Arham, 2014: 144).

Banyak waktu mungkin hanya digunakan untuk menonton

televise, SMS an dengan lawan jenis, facebookan, update status

yang tidak penting, internetan tanpa tujuan dan lain-lain. Hal-hal

semacam itu sangat mengganggu dalam menghafalkan Al Quran

dan banyak waktu terlewat begitu saja tanpa ada manfaatnya.

b. Menjauhi Perbuatan Dosa dan Maksiat

Jika perbuatan yang sia-sia atau tidak bermanfaat saja

begitu besar pengaruhnya, apalagi perbuatan yang dilarang. Di

samping jelas akan mendapatkan dosa, juga akan mempengaruhi

kualitas hafalan. Perbuatan maksiat bisa menjadi penghalang hati

untuk menghafalkan Al Quran, termasuk di dalamnya adalah

berpacaran atau berdua-duaan dengan lawan jenisnya,

Sebagai penghafal Al Quran hendaknya selalu menjaga

semua perbuatan-perbuatan yang berbau maksiat. Dan juga mesti

melaksanakan perintah Allah sekaligus menjauhi perbuatan yang

dilarang Allah.

Orang yang menjauhkan dirinya dari perbuatan yang

bersinggungan dengan kemaksiatan, niscaya Allah akan

Page 112: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

95

membukakan pintu hatinya untuk selalu mengingat-Nya,

mencurahkan hidayah kepadanya dalam memahami ayat-ayat-

Nya, serta memudahkan menghafal dan mempelajari Al Quran.

Oleh karena itu, penghafal Al Quran harus mampu menolak

ajakan dan godaan-godaan setan agar tidak berpaling dari

mengingat Allah dan melakukan perbuatan maksiat (Arham,

2014:146).

7. Faktor Lupa Saat Hafalan Disetorkan

Solisi yang bisa dilakukan untuk meminimalisasikan kelupaan

adalah sebagai berikut:

a. Tidak Meninggalkan Hafalan Baru Terlalu Lama

Ibarat binatang buruan, hafalan yang baru adalah buruan

yang baru saja kita tangkap. Maka buruan tersebut harus segera

kita ikat atau kurung dengan baik. Demikian juga dengan hafalan

yang baru. Hafalan yang baru harus benar-benar kuat, tidak boleh

ada kesalahan sedikitpun, tidak terbata-bata, dan tidak tersendat-

sendat.

Jangan pernah meninggalkan hafalan yang baru terlalu

lama, karena hafalan yang baru sangat mudah hilang. Pastikan

ayat atau surat yang telah dihafal pada pagi hari kondisinya masih

baik dan kuat sampai malam hari atau sebaliknya.

Page 113: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

96

b. Mengulang Hafalan

Lupa terkadang mencapai puncaknya sehingga sulit

mengulangi apa yang telah dihafal. Materi yang dilupakan persis

setelah dihafal akan memerlukan waktu yang lebih sedikit

daripada waktu untuk menghafal suatu teks yang tidak pernah

dipelajari sebelumnya.

Jadi mengulang-ulang hafalan yang lupa itu lebih mudah

daripada menghafal materi yang baru.

c. Mendengarkan dari Orang Lain atau Kaset

Metode tersebut dapat membantu dalam menjalani proses

mengulang hafalan. Jika terdapat ayat yang lupa, dengan

mengikuti bacaan dari orang lain maupun kaset, kita akan ingat

kembali dengan hafalan yang lupa.

Lebih baik bacaan murattal dari kaset digunakan untuk

membantu saja. Membantu dalam arti mengecek bacaan sendiri,

mengingat atau mengakrapkan. Tetapi jangan dijadikan sebagai

sandaran utama atau satu-satunya.

d. Mengerti Arti dari Ayat yang Dihafalkan

Mengetahui dan merenungkan makna-makna ayat Al

Quran saat membaca itu akan membantu dan menetapkannya

dalam hati, walaupun bisa saja seseorang menghafalakan Al

Quran tanpa memahami yang ia baca. Tapi lebih ideal dan lebih

Page 114: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

97

berkahnya kita juga berusaha memahami ayat atau surat yang

hendak kita hafalkan.

Kalau tidak bisa bahasa Arab, caranya ayat atau surat yang

hendak dibaca, kita lihat dulu terjemahannya. Kalau tidak bisa

memahami perkata, minimal tahu secara global kandungan ayat

yang hendak dihafal. Dengan demikian, dalam proses menghafal

kita bisa sambil mengingat maknanya. Mengingat makna atau

kandungannya sangat membantu untuk mengingat ayatnya

(Sugianto, 20014: 101).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cara yang harus

dilakukan agar hafalan tidak lupa saat disetorkan adalah dengan

senantiasa mengulang-ulang hafalannya sampai melekat di luar

kepala.

Page 115: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian di lapangan, maka

peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil penelitian tentang problematika

tahfidzul Quran bagi santri kalong di pondok pesantren Sirojuddin

Assalafiyah adalah sebagai berikut:

1. Problematika Tahfidzul Quran bagi Santri Kalong

Problematika yang dihadapi santri kalong dalam menghafalkan Al

Quran adalah sebagai berikut:

a. Faktor managemenwaktu

b. Faktor motivasi

c. Faktor kecerdasan

d. Faktor kesehatan

e. Faktor suasana rumah

f. Faktor gangguan asmara

g. Faktor lupa saat hafalan disetorkan

2. Cara menghadapi Problematika Tahfidzul Quran bagi Santri Kalong

Cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi problematika

tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

Page 116: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

99

a. Faktor managemen waktu: Setiap hari ada waktu khusus untuk Al

Quran dan memanfaatkan setiap waktu dan kesempatan untuk

mengulang hafalan.

b. Faktor maotivasi: meluruskan niat, mengetahui keutamaan

menghafalkan Al Quran dan banyak berteman dengan penghafal Al

quran.

c. Faktor kecerdasan: istiqamah, bersungguh-sungguh dan sabar.

d. Faktor kesehatan: menjaga pola makan, menjadwal waktu tidur, dan

berolahraga.

e. Faktor suasana rumah: mencari tempat yang tenang serta menjauhi

tempat-tempat ramai dan bising.

f. Faktor gangguan asmara: menjauhi segala hal yang sia-sia dan

menjauhi perbuatan dosa dan maksiat.

g. Faktor lupa saat hafalan disetorkan: tidak meninggalkan hafalan baru

terlalu lama, mengulangi hafalan, mendengarkan dari orang lain atau

kaset, dan mengerti akan arti dari ayat yangdihafalkan.

B. Saran

Menghafalkan Al Quran di rumah atau menjadi santri kalong

dengan banyaknya aktivitas yang mereka lakukan baik di rumah maupun

di luar rumah memang memiliki problematika yang jauh lebih banyak

daripada santri yang menetap di pondok.Oleh karena itu perlu usaha yang

lebih keras dan tekad yang kuat untuk menggapai cita-cita mulia tersebut.

Page 117: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

100

Namun demikian, setiap orang berhak dan mampu untuk menghafalkan

Al Quran. Sesibuk apapun selalu ada waktu untuk Al Quran.Bukan

masalah tempat dan waktu, hanya masalah keyakinan dan kesungguhan

yang kuat. Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan meraih

cita-cita.

Karena aktivitas menghafalkan Al Quran bagi santri kalong itu

adalah di rumah, maka sangat perlu sekali adanya dukungan dan motivasi

dari keluarga terutama kedua orang tua. Sebab, hal itu akan menentukan

dan membantu keberhasilan dalam meraih cita-cita untuk menghafalkan

Al Quran.

C. Penutup

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala

rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya. Sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan rasa syukur.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penelitian skripsi belum

mencapai tahap kesempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan

kemampuan peneliti. Oleh karena itu, demi kesempurnaan skripsi ini,

peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran daripada pembaca.

Semoga dengan kritik dan saran yang pembaca berikan dapat

membangun skripsi ini untuk mendekati tahap kesempurnaan.

Page 118: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

101

Peneliti juga ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak

atas segala bimbingan, motivasi dan sumbangsihnya dalam proses

penyelesaian penelitian skripsi ini, sehingga mencapai tahap selesai.

Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan

bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Page 119: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

102

DAFTAR PUSTAKA

Al Abyari, Ibrahim. 1993. Sejarah Al Quran. Semarang: Dina Utama.

Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdlor. 1999. Kamus Kontemporer Arab Indonesia. Yogyakarta:Multi Karya Grafika.

Aminuddin. 1991. Studi Ilmu Al Quran. Bandung: CV Pustaka Setia

Amrullah, Fahmi. 2008. Ilmu Al Quran untuk Pemula. Jakarta: CV Arttha Rivera.

Arham bin Ahmad Yasin. 2014. Agar Sehafal Al Fatihah. CV Hilal Media Group:

Bogor.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Pengumpulan Data. (Edisi Revisi: PT

Rineka Cipta)

Badwilan Salim. Ahmad. 2009. Panduan Cepat Menghafal Al Quran. Diva Press:

Jogjakarta.

Dhofir, Zamaskiyah. 1983. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES.

Dimjati, Djamaludin. 2008. Menyingkap Kebenaran Al quran. Solo: PT Tiga Serangkai PustakaMandiri.

Madjid, Nurcholis. 1997. Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta:

Paramadina. Moleong, Lexy.J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Munir Mulkhan, Abdul. 2003. Moral Politik Santri-Agama dan Pembelaan Kaum Tertindas.Jakarta: Erlangga.

Page 120: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

103

Munjahid. 2007. Strategi Menghafal Al Quran. Bandung: Sinar Baru.

Rumpak, Julius C dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga.Jakarta: Balai

Shihab,Muhammad Quraish. 1999. Wawasan Al Quran: Tafsir Maudhu’I atas PelbagaiPersoalan Umat. Bandung: Mizan.

Sriyanti, Lilik. 201. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Sugianto, Ilham Agus. 2004. Kiat Praktis Menghafal Al Quran. Bandung:

Mujahid.

Suprayogo Imam dan Tobroni. 2003. Metodologi Sosial Penrlitian Agama. Bandung: PT RemajaRosda Karya.

Thabathaba’I, Allamah. 1998. Mengungkap Rahasia Al Quran. Bandung: Mizan.

Pustaka.

W. Alhafidz, Ahsin.1994. Bimbingan Praktis Menghafal Al Quran. Jakarta: Bumi

Aksara.

Wahid, Wiwi Alawiyah. 2014. Cara Cepat Bisa Menghafal Al Quran.

Yogyakarta: Diva Press.

Zuhdi, Masjfuk. 1997. Pengantar Ulumul Quran. Surabaya: CV Karya Abditama.

http://carapedia.com/pengertian_definisi_masalah_info2192.html. diunduh pada

tanggal 03 September 2015 pukul 08.00 WIB.

Page 121: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

104

PEDOMAN WAWANCARA

I. Identitas Informan

1. Nama :Hj. Ma’munah Al Hafidzoh

2. Usia :65 Tahun

3. Pekerjaan/ Jabatan :Pengasuh PP Sirojuddin Assalafiyah

4. Hari/ Tanggal Wawancara :Jum’at, 3 Juli 2015

5. Waktu :09. 00 WIB

II. Butir-butir Pertanyaan

1. Kapan Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah ini berdiri?

2. Siapakah awal mula pendiri PPSA ini?

3. Di mankah bapak pendiri PPSA ini dahulunya menimba ilmu?

4. Bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren Sirojuddin

Assalafiyah?

5. Apa arti dari nama Sirojuddin Assalafiyah? Dan kenapa dinamakan PP

Sirojuddin Assalafiyah?

6. Kalau ibu Nyai sendiri dulu menimba ilmunya di mana? Terutama

dalam menghafalkan Al Quran?

7. Apakah santri di PPSA ini semuanya menghafalkan Al Quran?

Page 122: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

105

8. Problem apa saja yang dihadapi santri kalong dalam menghafalkan Al

Quran?

9. Bagaimana kurikulum di Pondok Pesantren ini?

Page 123: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

106

PEDOMAN WAWANCARA

III. Identitas Informan

6. Nama :

7. Usia :

8. Pekerjaan :Santrikalong PPSA

9. Hari/ Tanggal Wawancara :

10. Waktu :

IV. Sasaran Wawancara

10. Problem apa saja yang dihadapi santri kalong dalam menghafalkan Al

Quran.

11. Solusi atau cara untuk menyikapi problem yang dihadapi santri kalong

dalam menghafalkan Al Quran.

V. Butir-butir Pertanyaan

1. Sudah berapa tahun anda mulai menghafalkan Al Quran di PP

Sirojuddin Assalafiyah?

2. Berapa juz yang sudah mampu anda hafalkan?

3. Bagaimana sistem setoran Al Qurannya, dibatasi atau semampu kita?

Page 124: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

107

4. Barapa kali setoran Al Quran dalam 1 hari 24 jam?

5. Bagaimana cara anda dalam menghafal dan menjaga hafalannya?

6. Berapa tahun target anda untuk menyelesaikan hafalan 30 juz?

7. Apakah niat dan motivasi anda untuk menghafalkan Al Quran?

8. Kenapa anda memilih untuk menghafalkan Al Quran di rumah atau

menjadi santri kalong?

9. Adakah problem yang anda hadapi dalam menghafal Al Quran?

10. Problem apa saja yang anda hadapi?

11. Bagaimana solusi atau cara anda dalam menyikapi problem tersebut?

12. Apa saja kesibukan atau aktivitas yabg anda lakukan sehari-hari?

13. Bagaimana anda mengatur waktu untuk menambah hafalan, muroja’ah

dan mengerjakan kesibukan yang anda jalani?

14. Bagaimana latar belakang atau kondisi lingkungan keluarga anda,

dalam arti apakah dari keluarga mendukung anda untuk menghafalkan

Al Quran?

15. Apa yang menjadi harapan anda dalam menghafal Al Quran?

Page 125: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

108

HASIL WAWANCARA

Hari/tanggal : Jumat, 3 Juli 2015

Jam : 09.00 WIB

Tempat : Ruang keluarga (Ndalem) PP Sirojuddin Assalafiyah

Nama Informan : Hj. Ma’munah Al Hafidzoh

Jabatan : Pengasuh Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah

Peneliti :Kapan pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah ini berdiri?

Informan :Pondok pesantren ini berdiri tahun 1975.

Peneliti :Siapa yang awal mulanya mendirikan pondok ini?

Informan :Pondok ini awalnya didirikan oleh suami saya bapak KH. Muhajir.

Namum kemudian beliau meninggal pada tahun 1992.

Peneliti :Kalau bapak muhajir sendiri lahir pada tahun berapa?

Informan :Beliau lahir pada tahun 1947.

Peneliti :Di mana dulu bapak KH. Muhajir menimba ilmu?

Informan :Wah dulu ngajinya berpindah-pindah mbak Beliau pertama kali

belajar di pondok pesantren Sarang kemudian di Ploso, Jawa Timur

Page 126: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

109

dan terakhir di pondok pesantren Tegalrejo, Magelang yang

sekarang diasuh oleh Gus Yusuf Khudlori.

Peneliti :Mungkin ibu mengetahui bagaimana sejarah berdirinya pondok

ini?

Informan :KH Muhajir mendirikan dan merintis pondok pesantren Sirojuddin

Assalafiah ini bersama saya. Dulunya beliau tinggal di dusun

Krajan kemudian membeli tanah di dusun Karang Kidul yang

kemudian didirikanlah pondok ini. Awal berdiri yang mengajar

hanya bapak KH Muhajir beserta istri. Kemudian setelah ada

santrinya yang lulus mulai membantu untuk mengajar di sini. Dulu

di pondok ini santrinya lumayan banyak mbak, sebelum bapak

meninggal. Tapi setelah bapak meninggal santrinya menjadi

berkurang. Karena saya harus berjuang sendiri mengasuh pondok

pesantren ini, sementara anak-anak saya waktu itu juga masih

kecil-kecil. Waktu itu anak saya yang terakhir Sukron Tashudi baru

berusia 6 bulan.

Peneliti :Kalau nama Sirojuddin Assalafiyah itu sendiri artinya apa buk?

Informa :Nama Sirojuddin Assalafiyah adalah nama pemberiyan dari

pengasuh pondok pesantren Assalafiyah, Mlangi Yogyakarta

tempat ibu Hj. Ma’munah menimba ilmu dahulu. Sirojuddin yang

artinya “pelita agama” sedangkan Assalafiyah diambil dari nama

pondok pesantren beliau.

Page 127: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

110

Peneliti :Sejak pondok ini berdiri sampai sekarang, apakah sudah banyak

alumni-alumni yang menjadi hafidz atau hafidzoh?

Informan :Kalau dari dulu ya sudah banyak mbak santri yang sudah menjadi

hafidzoh.

Peneliti :Kalau ibuk sendiri dulunya menghafalkan Al Quran di pondok

mana buk?

Informan :Dulu saya mengaji di Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi,

Yogyakarta. waktu menghafalkan Al quran, dulu saya juga sama

mbak seperti santri-santri di sini. Menghafalkan Al qurannya di

rumah. Karena rumah saya dekat dengan pesantren. Tapi kalau

tidurnya saya tetap di pondok. Cuma kalu siangnya saya pulang

kerumah.

Peneliti :Jadi Ibuk dulunya santri kalau juga? Menurut ibuk problem yang

dihadapi santri kalong dalam menghafalkan Al quran itu apa saja?

Informan :Kalau yang dihadapi santri di sini ya paling karena yang ngaji Al

Quran di sini itu tidak focus hanya menghafalkan Al Quran saja

melainkan sambil ada yang bekerja, kuliah dan lain-lain. Maka

waktunya yang untuk Al Quran itu jadi sedikit. Mereka kadang-

kadang ngaji kadang-kadang juga tidak. Kalau badan sudah kesel

kan mau menghafalkan juga malas. Padahal kalau menghafalkan

Page 128: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

111

Al Quran itu dibutuhkan otak yang fress dan badan yang tidak

terlalu capek.

Peneliti :Bagaimana kurikulum di pondok pesantren ini?

Informan :Kurikulum di pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah meliputi

pengajaran kitab dan penghafalan Al Quran. metode yang dipakai

tidak lepas dari metode salafi yang diterapkan sejak waktu pondok

ini masih dipimpin oleh KH. Muhajir. Kurikulumnya memang

belum teratur, karena sebagian besar yang mengaji di sini adalah

anak-anak kampung atau para santri kalong. Sehingga jika

peraturannya dibuat ketat seperti pada pondok-pondok lain maka

kemungkinan anak-anak malah tidak mau mengaji lagi.

Page 129: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

112

HASIL WAWANCARA

Nama : MC

Usia : 25 Tahun

Pekerjaan : Santri kalong PP Sirojuddin Assalafiyah

Hari/ Tanggal Wawancara : Sabtu ,7 Juli 2015

Waktu : 17.00- 18.30 WIB

Peneliti :Sudah berapa tahun mbak mulai menghafalkan Al Quran di

Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah?

Informan :Saya mulai menghafalkan Al Quran sejak lulus SMP tahun

2005/2006, di pondok Magelang selama 8 bulan, tapi saya tidak

krasan akhirnya pulang. Setelah itu kerja di apotik dan tidak

mikirin lagi tentang hafalan. Tahun 2009 akhir baru saya mulai

menghafalkan Al Quran di sini.

Peneliti :Waktu di pondok Magelang mbak sudah dapat berapa juz? Dan

khatam Al Quran di pondok ini tahun berapa?

Informan :Waktu di Magelang saya baru dapat 5 juz. Terus kalau di sini saya

khatam setoran tanggal 10 Mei 2011.

Peneliti :Subhanallah.. berarti mbak hanya membutuhkan waktu satu

setengah tahun untuk bisa khatam setoran Al Qurannya. Wah keren

Page 130: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

113

mbak.hehe..memangnya dulu pas setoran suka berapa halaman

mbak?

Informan :Dulu saya setorannya satu hari seperempat juz mbak.

Peneliti :Bagaimana cara mbak dalam menghafalkan Al Quran, mungkin

ada metode khusus sehingga mbak bisa setoran sehari seperempat

juz itu sangat luar biasa lo?

Informan :Saya tidak ada metode khusus mbak dalam menghafalkan Al

Quran, saya menghafalnya langsung per ayat dihafalkan. Dulu kan

santri di sini lumayan banyak mbak. Setelah subuh waktu santri-

santri yang lain pada setoran, saya baru menghafalkan hafalan baru

yang mau disetorkan itu di belakang. Saya kan majunya suka yang

paling akhir mbak.

Peneliti :Kenapa mbak baru menghafalkan saat itu juga?

Informan :Ya karena tidak ada waktu aja mbak. Sebelum saya kerja kan dulu

saya ikut ndalem mbak. Jadi saya harus bantu-bantu di ndalem,

mulai dari masak, nyuci, member makan ayam dan lain-lain.

Peneliti :Apakah niat dan motivasi mbak untuk menghafalkan Al Quran.

mungkin ada cerita tersendiri bagaimana sampai akhirnya mbak

punya krentek untuk menghafalkan Al Quran?

Informan :Dari SD saya memang sudah punya keinginan untuk menjadi

penghafal Al Quran mbak. Kalau yang menjadi motivasi terbesar

Page 131: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

114

ya karena banyak sekali keutamaan-keutamaan dari seorang yang

menjadi hafidzoh baik di dunia maupun di akhirat nantinya.

Peneliti :Kenapa anda memilih untuk menghafalkan Al Quran di rumah

atau menjadi santri kalong?

Informan :Karena keadaan mbak. Dari orang tua tidak memberikan

sepeserpun biaya pada saya. ya akhirnya bagaimana caranya saya

harus tetap bisa hidup tanpa biaya dari orang tua. Awalnya saya

ikut ndalem, tapi lama-lama kan gak enak sama teman-teman mbak

kalau biaya makan, sabun semuanya dari ndalem. Kemudian saya

sambil kerja mengasuh anak kecil di sini.

Peneliti :Adakah problem yang mbak hadapi saat menghafalkan Al Quran

maupun saat ini dalam menjaga hafalan A Quran?

Informan :Kalau saat ini problem yang cukup berarti mungkin tidak ada

mbak. Kalau masalah-masalah kecil ya pasti ada namun itu tidak

terlalu mengganggu. Kalau dulu waktu masih menghafalkan Al

Quran problem terbesarnya ya karena tidak ada dukungan dan

biaya sepeserpun dari orang tua. Jadi saya mesti mandiri, mencari

uang sendiri untuk memenuhi kebutuhan. Awalnya saya ikut

ndalem, kemudian saya kerja sebagai pengasuh anak. Pagi dan

siangnya saya bekerja dan malamnya saya ngaji.

Page 132: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

115

Peneliti :Lalu hal itu mengganggu tidak mbak dalam menghafalkan Al

Quran? terus bagaimana mbak menyikapinya?

Informan :Ya jelas sangat mengganggu sekali mbak. Tapi saya jalani aja apa

yang sudah ditakdirkan oleh Allah. Setiap orang yang

menghafalkan Al Quran pasti mempunyai cobaan sendiri-sendiri

dan semakin besar cobaan yang kita hadapi semakin besar pula

berkahnya. Tidak ada kesuksesan yang didapat dari hanya sekedar

bersenang-senang.

Peneliti :Lalu apa lagi mbak masalah yang mbak hadapi dulu?

Informan :Karena saya harus sambil bekerja maka waktu khusus yang saya

punya untuk menghafalkan Al Quran itu sangat kurang sekali.

Alhamdulillah saya kalau menghafalkan Al Quran bisa cepat.

Untuk mensiasati hal itu, maka di manapun tempat yang bisa

sambil menghafalkan Al Quran ya saya menghafalkan Al Quran

mbak. Seperti sambil masak, sambil ngasuh anak dll.

Pebeliti :Oh begitu ya mbak. Mungkin masih ada lagi?

Informan :Saya tu sering banget udzuh mbak. Kalau biasanya orang udzhur

kan sebulan sekali. itu biasanya 6-7 hari sudah suci. La saya itu

dalam sebulan sucinya cuma 15 hari kadang juga malah istikhadoh.

Jadi kan otomatis menghafalkan Al Qurannya juga terhenti.

Peneliti :Lalu bagaimana mbak menghadapi hal itu?

Page 133: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

116

Informan :Kalau pas lagi udzhur saya sering membaca tafsirnya Al Quran

mbak. Atau baca-baca terjemahannya Al Quran pakai Al Quran

terjemah. Kalau dulu saya belum bawa HP mbak, kalu sekarang

lagi udzhur mah bisa mendengarkan murotal Al Quran melalui

headset, atau kadang saya meminta orang lain untuk membacakan

Al Quran.

Peneliti :Sekarang ini apa yang menjadi harapan mbak, kan udah bisa jadi

hafidzoh ?

Informan :Harapan saya adalah bisa mencetak generasi penghafal Al Quran

sebanyak-banyaknya mbak.

Page 134: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

117

HASIL WAWANCARA

Nama : KLF

Usia : 23 Tahun

Pekerjaan :Ibu rumah tangga dan Santri kalong PP Sirojuddin

Assalafiyah

Hari/ Tanggal Wawancara : Sabtu ,7 Juli 2015

Waktu : 16.00-17.00

Peneliti :Sudah berapa tahun mbak mulai menghafalkan Al Quran di

Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah?

Informan :Saya mulai menghafalkan Al Quran kurang lebih sudah satu

setengah tahun.

Peneliti :Dan sekarang berapa juz yang sudah mampu mbak hafalkan?

Informan :Sekarang saya setorannya baru sampai surah As Shafat juz 24.

Peneliti :Bagaimana system setorannya mbak, dibatasi atau semampunya?

Informan ;Kalau di sini yang mengaji Al Quran kan santri kalong semua

mbak. Jadi untuk setorannyapun tidak dibatasi semampu santri

yang mau setoran saja. Kalau saya biasanya satu hari satu lembar

setorannya. Setelah shalat subuh.

Page 135: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

118

Peneliti :Lalu bagaimana cara mbak dalam menghafalkan Al Quran?

Informan :DAibaca semua satu halaman minimal 10 kali. Kemudian baru

dihafalkan per ayat.

Peneliti :Berapa tahun lagi target mbak dalam menyelesaikan hafalan 30

juz?

Informan :Saya tidak ada target mbak. Yang penting dijalani aja semaksimal

mungkin semampu saya.Cuma saya tetap mempunyai keinginan

untuk bisa menyelesaikan hafalan Al Qurannya sampai 30 juz.

Peneliti :Apa niat dan motivasi terbesar mbak dalam menghafalkan Al

Quran. Bagaimana awalnya sehingga mbak bisa mempunyai

keinginan untuk menghafalkan Al Quran?

Informan :Awalnya saya liat temen yang hafidzoh. Kemudian hati saya

tergugah untuk bisa jadi seperti dia. Saya sangat dekat sekali

dengan teman saya itu. Awalnya saya menghafalkan juz 30 dan

surat-surat penting serta juz 1. Kemudian saya lanjutkan sekalian.

Kalau yang menjadi motivasi terbesar mungkin ya dari teman saya

itu mbak. Saya dekat banget dengan dia. Dia yang selalu

menyemangati dan memotivasi saya agar saya menghafalkan Al

Quran. Dan juga dari orang yang saya cintai, yang sekarang

menjadi mantan saya karena saya harus menikah dengan orang

lain.

Page 136: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

119

Peneliti :Kenapa mbak memilih menghafalkan Al Quran di rumah atau

dengan menjadi santri kalong?

Informan :Karena saya sibuk dan sudah menikah mbak. Orang tua maupun

suami tidak mengizinkan saya mondok pesantren.

Peneliti :Adakah problem yang mbak hadapi dalam menghafalkan Al

Quran?

Informan :Wah problemnya bnayak sekali mbak jika harus diceritakan.

Peneliti :Ya dari satu-satu mbak..hehe saya siap kok mendengarkan

ceritanya.

Informan :Pertama dari orang tua dan suami saya kurang mendukung dan

memberikan semangat dalam saya menghafalkan Al Quran mbak.

Dan ini sangat mengganggu sekali karena selain saya sebagai ibu

rumah tangga. Saya juga masih disuruh kerja di toko jilbab.

Sehingga watu saya dalam menghafalkan Al Quran itu sedikit

sekali.

Peneliti :Lalu bagaimana mbak menghadapi masalah tersebut?

Informan :Gimana ya mbak. Kalau dari orang tua dan suami yang kurang

mendukung saya cuek aja sih, saya sering sher atau cerita sama

teman. Teman yang tadi yang selalu memotivasi saya. nah dari

situlah saya menemukan semangat kembali. Kalau mengenai waktu

yang memang sedikit sekali, paling tidak saya dalam setiap harinya

Page 137: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

120

harus nderes Al Quran itu aja. dan Alhamdulillah sampai saat ini

saya masih tetap bisa.

Peneliti :Lalu apa lagi mbak masalah yang mbak hadapi dalam

menghafalkan Al Quran?

Informan :Dulu waktu saya menghafalkan Al Quran baru dapat setengah,

saya dipaksa untuk menikah sama orang tua saya mbak. Dengan

orang yang tidak saya cintai lagi. Saya tidak bisa berbuat lebih

mbak. Akhirnya saya tetap menuruti kemauan orang tua saya. hal

itu sangat mengganggu sekali dalam saya menghafalkan Al Quran.

Bahkan karena hal itu sempat membuat saya sakit selama kurang

lebih 3 bulan. Dan otomatis saat saya sakit hafalan Al Quran saya

jadi terhenti mbak.

Peneliti :Berat sekali ya mbak ujiannya. Lalu bagaimana mbak menghadapi

hal itu, sehingga sampai sekarang masih tetap bisa menghafalkan

Al Quran?

Informan :Teman saya yang selalu memotivasi dan menyemangati saya

mbak, sehingga saya bisa bangkit kembali untuk tetap melanjutkan

hafalan Al Quran saya. dan dengan semakin menyibukan diri

dengan Al Quran, saya merasa lebih tenang dalam menghadapi

masalah-masalah saya.

Page 138: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

121

Peneliti :Kalau kesibukan atau aktivitas yang mbak lakukan sehari-hari itu

apa saja mbak?

Informan :Kesibukan saya selain menghafalkan Al Quran yaitu kerja

disebuah toko jilbab mbak dari pagi sampai sore, mengajar TPA,

mengurus rumah dan juga suami mbak.

Peneliti :Lalu bagaimana cara mbak mengatur waktu untuk menambah

hafalan, murojaah dan mengerjakan kesibukan mbak?

Informan :Satu jam waktu saya gunakan untuk menambah hafalan 2

halaman, dan dua jam saya gunakan untuk murojaah hafalan yang

udah lalu. Selebihnya saya gunakan untuk mengerjakanaktivitas

yang lain.

Peneliti :Bagaimana latar belakang atau kondisi lingkungan keluarga mbak,

dalam arti apakah dari lingkungan keluarga mendukung dalam

mbak menghafalkan Al Quran?

Informan :Seperti yang saya katakana tadi mbak dari orang tua dan suami

kurang mendukung dalamsaya menghafalkan Al Quran.

Peneliti :Satu lagi pertanyaan saya mbak, apa yang sekarang menjadi

harapan mbak dalam menghafalkan Al Quran ini?

Informan :Harapan saya semoga say bisa menyelesaikan hafalan Al Quran

ini, dan bisa menjadi hafidzoh yang sejati serta sampai saat ini saya

masih tetap berharap saya bisa menikah dengan orang yang saya

Page 139: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

122

cintai itu mbak. Hehe mungkin memang sedikit gila, namun

memang seperti itulah kenyataaannya.

Page 140: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

123

HASIL WAWANCARA

Nama : KJ

Usia : 21 Tahun

Pekerjaan : Santri kalong PP Sirojuddin Assalafiyah

Hari/ Tanggal Wawancara : Sabtu ,5 Juli 2015

Waktu : 17.00- 18.30 WIB

Peneliti :Sudah berapa tahun mbak mulai menghafalkan Al Quran di

Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah?

Informan :Saya mulai menghafal Al Quran bulan Desember 2011 dan selesai

setoran pada bulan Februari 2015.

Peneliti :Berarti mbak bisa menyelesaikan hafalan Al Qurannya dalam

waktu 3 tahun?

Informan :Ya begitulah mbak. Kalau untuk setoran hafalan saya memang

selesai 3 tahun. Tapi ya sampai sekarang masih belum bisa mbak

kalau untuk simaan Al Quran 30 juz. Saya masih proses

melancarkan hafalan, mengulang-ulang hafalan yang dulu.

Peneliti :Masih disetorankan juga sama guru ngaji mbak?

Page 141: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

124

Informan :Iya mbak. Setiap ba’da subuh dan ba’da magrib saya masih

setoran.

Peneliti :Biasanya berapa halaman yang disetorkan sekarang?

Informan :Biasanya sekarang saya setoran setiap satu pertemuan seperempat

juz mbak.

Peneliti :Kalau dulu bagaimana cara mbak dalam menghafal dan menjaga

hafalan Al Qurannya?

Informan :Dulu cara saya menghafalkan itu per kalimat diulang-ulang mbak,

kemudian per ayat. Setelah itu baru secara keseluruhan satu

halaman. Di ulang-ulang terus sampai saya hafal. Kadang ada ayat

yang mudah untuk dihafal tapi terkadang juga ada yang sulit sekali

dihafalnya. Kalau untuk menjaga hafalan paling tidak saya

ngulang sehari seperempat juz. Dulu saya fokusnya itu adalah

ngejar setoran atau ngejar khatam mbak bukan ngejar

lanyah(lancar). Jadi ya meskipun sekarang udah khatam setoran 30

juz tapi ya belum lancar-lancar juga hafalannya.hehe

Peneliti :Kanapa mbak memilih untuk ngejar khatam dulu bukan ngejar

lanyah? Bukannya nanti malah keteteran mbak kalau belum lancar

pada hafalan yang satu tapi sudah pindah kehafalan selanjutnya?

Informan :Bener sih mbak sampai sekarang saya juga belum lancar-lancar.

Dulu saya berfikirnya yang penting setiap hari berangkat ngaji,

Page 142: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

125

bisa menambah hafalan setiap hari. Soalnya kalau ngulang itu tidak

sesulit saat membuat hafalan baru.

Peneliti :Apakah niat dan motivasi anda untuk menghafalkan Al Quran.

mungkin ada cerita tersendiri bagaimana sampai akhirnya mbak

punya krentek untuk menghafalkan Al Quran?

Informan :Awalnya kan saya ngaji Al Quran bi nadhor saja tidak ada niat

buat menghafal Al Quran. Terus setelah selesai bi nadhor sama

guru saya malah disuruh menghafalkan Al Quran sekalian.

Awalnya saya ragu juga apakah saya bisa. Soalnya saya itu bodoh

mbak. Tapi guru bilang kalau menghafalkan Al Quran itu yang

penting temen (rajin). Ya terus saya coba untuk menghafalkan Al

Quran. dan ternyata emang sulit mbak.hehehe

Peneliti :Hehehe.. tapi apa yang menjadi motivasi mbak dalam

menghafalkan Al Quran yang mungkin kata mbak itu sulit atau

tidak mudah? Kenapa mbak masih tetap bisa bertahan?

Informan :Motivasi terbesar saya adalah ibu dan kakak saya. Mereka adalah

orang yang paling berjasa besar dalam saya menghafalkan Al

Quran. Mereka yang selalu terus menyemangati dan memotivasi

saya agar saya kuat menghadapi apapun cobaan dalam

menghafalkan Al Quran. Mereka bilang sayalah harapan mereka

satu-satunya yang mungkin nantinya akan bisa mengangkat derajat

orang tua dan keluarga kelak di akhirat sana.

Page 143: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

126

Peneliti :Jadi dari keluarga sangat mendukung sekali dalam mbak

menghafalkan Al Quran?

Informan :Iya mbak terutama ibu dan kakak saya yang pertama. Ayah saya

sudah meninggal sejak saya masih kecil sekali. jadi kakaklah yang

sekaligus berperan menjadi sosok ayah bagi saya. Mereka sangat

mendukung sekali dalam saya menghafalkan Al Quran, bahkan

apapun rela mereka lakukan agar saya bisa jadi seorang hafidzoh.

Peneliti :Kenapa mbak memilih untuk menghafalkan Al Quran di rumah

atau menjadi santri kalong?

Informan :Sebenarnya dulu saya pernah mondok mbak di Magelang. Tapi

saya tidak krasan. Saya tu gak bisa pisah dari ibu. Ya akhirnya saya

menghafalkan Al Qurannya ya di rumah saja. Padahal dari

keluarga juga pengennya saya mondok. Setelah ini lebaran ini saya

malah disuruh mondok di Krakitan untuk melancarkan hafalan

saya.

Peneliti :Adakah problem yang anda hadapi dalam menghafal Al Quran?

Informan :Wah ya banyak mbak.

Peneliti :Apa saja problem yang anda hadapi dalam menghafalkan Al

Quran?

Page 144: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

127

Informan :Seperti yang saya bilang tadi mbak..bahwa saya itu mungkin

bodoh. Kalau menghafal tu tidak nyantel-nyantel. Kadang aku

sumpek juga. Kenapa tidak bisa-bisa.

Peneliti :Lalu bagaimana mbak menyikapi hal tersebut?

Informan :Ya kalau saya tu yang penting dijalani. Mau bagaimanapun

susahnya ya yang penting tetep istiqomah, rajin menghafal. Itu saja

mbak. Meskipun kadang kalau setoran itu saya mesti dituntun

setiap ayatnya oleh guru saya. dan jugal,

Peneliti :Memangnya jarak ke pondok dari rumah mbak itu cukup jauh?

Lalu bagaimana mbak menghadapinya?

Informan :Sebenarnya tidak terlalu jauh tapi saya pergi kesananya dengan

jalan kaki. Huhuhu kadang suka malu mbak kalu disalip

motor.saya suka curhat sama guru ngaji saya, kok saya begini-

begini. Pokoknya setiap saya ada masalah apa saja saya pasti

curhatnya sama gurusaya kecuali masalah cinta.hehe bisa-bisa saya

didamprat sama guru ngaji saya.Dan guru saya bilang kalau

dulunya dia juga sering seperti itu.

Peneliti :Selain itu apalagi mbak problemnya dan bagaimana dalam mbak

menyikapi problem tersebut?

Informan :Kalau mau diceritakan semua banyak sekali mbak. Pertama

mungkin masalah ekonomi. Kadang saya pengen kerja untuk

Page 145: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

128

membantu orang tua. Memang saya itu berasal dari keluarga yang

mungkin pas-pasan bahkan bisa dibilang kekurangan. Tapi orang

tua dan kakak saya tidak mengizinkan saya untuk bekerja. Kadang

tu saya pengen seperti yang lain kaya pengen HP bagus, pengen

punya motor dll. Pokoknya masih kepingin dengan hal-hal yang

bersifat duniawi. Cara mensikapinya ya saya mencoba belajar

qonaah aja. menerima apapun pemberian dari Allah.

Peneliti :Lalu selanjutnya mbak?

Informan :Terus problem yang paling mengganggu itu adalah cowok mbak.

Dulu saaya itu sering sekali disakiti sama cowok. Teruskan jadi

galau. Nah kalau hati udah galau jadi sukar buat nderes qurannya

lagi. Dan godaan terberat dalam menghafalkan Al Quran adalah

ini.

Peneliti :Terus sekarang mbak masih punya pacar? lalu bagaimana caranya

mbak menghadapi hal itu. Kanapa gag mbak putusin aja tu

pacar.?hehehe

Informan :Haha kejam amat mbak. Iya saya memang masih punya pacar.

saya belum punya solusi mbak buat masalah ini. Cuma dari orang

tua, kakak dan teman-teman saya melarang keras saya berpacaran

apalagi sama dia. Memang dia tu agak sedikit nakal orangnya. Dan

bodohnya saya tetep aja cinta sama dia. Makanya setelah lebaran

ini orang tua dan kakak menyuruh saya buat mondok.

Page 146: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

129

Peneliti :Kalau dari suasana rumah sendiri mendukung gag mbak buat

menghafalkan.?

Informan :Yah kadang mendukung kadang tidak mbak. Karena ya kalau

dirumah kan saya sendiri yang menghafalkan. Kadang anggota

yang lain ada yang nonton TV kan saya juga jadi pengen ikut

nonton TV. Yang lain tidak puasa, terus saya harus puasa sendiri.

Peneliti :Owh mbak sering mengamalkan puasa apa mbak ?

Informan :Saya sering puasa daud mbak. Disuruh oleh guru ngaji saya untuk

memudahkan dalam menghafalkan Al Quran.

Peneliti :Terus masih ada lagi mungkin mbak problemnya?

Informan :Mungkin sementara itu mbak problem terbesarnya. Oh iya mbak

dulu saya itu sering sakit. Entah itu yang sakit tipeslah, seseklah

atau kadang Cuma sakit batuk biasa. Kan kalau badan lagi sakit,

menghafal Al Quran juga gag enak. Dan dari keluargalah yang

selalu menguatkan saya. kakak saya bilang pokoknya apapun yang

terjadi saya harus tetap kuat. Bahkan kakak saya yang pertama itu

rela untuk tidak nikah dulu sementara 2 kakak saya yang lain udah

menikah. dia ingin saya menjadi hafidzoh dulu, karena kalau dia

udah nikah siapa lagi yang akan menyemangati, menguatkan dan

terutamamembantu membiayai saya.

Peneliti :Wah besar banget ya perjuangan kakak mbak pada mbak.

Page 147: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

130

Informan :Iya mbak. Kadang tu saya merasa menyesal kalau udah bikin

kakak marah. Terutama kalau saya pacaran. Hehehe..maafin saya

yang selalu bikin kakak marah.

Peniliti :Hahaha..baru nyadar tu kalau ternyata anda biyeng.hehe.. terus

kesibukan atau kegiatan mbak selain menghafal Al Quran itu apa?

Informan :Saya kalau dirumah ya paling Cuma ngafalin Quran mbak sam

membantu pekerjaan orang tua, sama ngajarin anak-anak TPA.

Peneliti :Terus bagaimana cara mbak dalam mengatur waktu, untuk

menambah hafalan, murojaah dan mengerjakan aktifitas mbak?

Informan :Biasanya kalau saya kalau setelah subuh menambah hafalan 1

halaman setiap hari, setelah dzuhur melancarkan hafalan. Dan

setelah isya’ murojaah atau mengulang hafalan.

Peneliti :Bagaimana latar belakang atau kondisi lingkungan keluarga anda,

dalam arti apakah dari keluarga mendukung anda untuk

menghafalkan Al Quran?

Informan :Wah jangan ditanya mbak. Kalau dari keluarga sangat mendukung

sekali dalam saya menghafalkan Al Quran meski memang keluarga

juga dari kalangan orang biasa, maksudnya untuk ilmu

pengetahuan tentang agama mungkin memang tidak terlalu dalam

tapi mereka mempunyai perhatian yang besar terhadap agama.

Page 148: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

131

Peneliti :Hehe..iya saya mengerti. Itu cuma pertanyaan formal belaka.

Kemudian apa nie yang sekarang menjadi harapan mbak terutama

pada hafalan Qurannya mbak?

Informan :Harapannya saya pengen cepet bisa lancar hafalan Al Qurannya,

bisa disima’ 30 juz biar kakak saya bisa segera menikah sama

orang yag dicintainya.hehe amiiin. Terus saya juga ingin punya

murid, bisa jadi bu nyai dan semoga saya nanti bisa mempunyai

suami yang hafidz juga..amin ya Rabb..

Peneliti :Amin ya Rabbal alamin. Saya bantu mengamini ya mbak..hehe

semoga apa yang mbak harapkan diijabah oleh Allah swt. Kalau

pengen punya suami yang hafidz, makanya tinggalin pacar mbak

yang sekarang..hahaha piss just kidding.

Page 149: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

132

HASIL WAWANCARA

Nama : Annisa Dwi Apriliyani

Usia : 21 Tahun

Pekerjaan :Mahasiswa dan Santri kalong PP Sirojuddin

Assalafiyah

Hari/ Tanggal Wawancara : Kamis,2 Juli 2015

Waktu : 10.00- 12.00 WIB

Penelit :Sudah berapa tahun mbak mulai menghafalkan Al Quran di

Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah?

Informan :Belum lama mbak, mungkin baru sekitar setengah tahun lebih.

Peneliti :Berapa juz yang sudah mampu anda hafalkan?

Informan :Hehe belum banyak mbak. Baru dapat 5 juz insya Allah.

Peneliti :Subhanallah..baru setengah tahun sudah dapt 5 juz. Barapa kali

setoran Al Quran dalam 1 hari 24 jam?

Informan :Kalau saya biasanya 2 kali mabk. Ba’da subuh untuk menambah

hafalan dan malamnya untuk deresan atau muroja’ah.

Peneliti :Bagaimana sistem setoran Al Qurannya, dibatasi atau semampu

kita?

Page 150: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

133

Informan :Ya semampu kita mbak. Idealnya sich kalau satu hari nambah satu

halaman. Tapi kadang kalau saya belum siap buat setoran juga gak

berangkat mbak..hehe

Peneliti :Bagaimana cara anda dalam menghafal dan menjaga hafalannya?

Informan :Kalau cara saya menghafal ya dengan menghafal ayat per ayat.

Sebelum saya menghafal pada halaman itu secara keseluruhan saya

ulang-ulang terus dulu mbk ya minimal 5 kali agar familiyer

dengan ayat-ayat itu. Kemudian saya hafalan ayat per ayat. Saya

baca juga terjemahannya supaya kalau lupa arabnya saya bisa

sambil mengingat-ingat artinya. Kalau untuk menjaga hafalan

sebisa mungkin setiap harinya saya muroja’ah hafalan yang udah

lama 2 juz. Tapi kalau lagi sibuk banget ya minimal seperempat

juz.

Peneliti :Berapa tahun target anda untuk menyelesaikan hafalan 30 juz?

Informan :Target saya maksimal 3 tahun mbak. Tapi lebih cepat lebih baik.

Semoga saja bisa tercapai.Amiiin

Peneliti :Apakah niat dan motivasi anda untuk menghafalkan Al Quran.

mungkin ada cerita tersendiri bagaimna sampai akhirnya mbak

punya krentek untuk menghafalkan Al Quran?

Informan :Kalau awalnya sih saya Cuma cuba-coba mbak dan akhirnya

mulai tergoda untuk menghafalkan semuanya 30 juz insya Allah.

Page 151: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

134

Saya memang dari dulu sudah punya keinginan untuk menghafal

tapi baru hanya sebatas keinginan saya. belum berani untuk

memulainya. Ya karena dulu masih takut mbak.

Peneliti :Takut kenapa mbak?

Informan :Ya takut aja mbak, katanya menghafalkan Al Quran berat, kalau

gak kuat malah bisa stres, dan kalau sampai lupa dosanya besar

banget. Terus dulu saya masih merasa gak pantes aja buat

menghafalkan Al Quran, karena saya belum bisa menjadi orang

yang baik. Tapi setelah saya mengetahui lebih banyak tentang

tahfidzul Quran dari buku-buku, media massa, dan dari teman-

teman yang menghafalkan Al Quran ternyata menghafalkan Al

Quran itu tidak seserem yang yang saya bayangkan. Dan akhirnya

saya punya keberanian untuk memulai menghafalkan Al Quran. ya

meskipun saya belum menjadi orang baik juga sich, tapi menurut

saya tidak harus menunggu baik dulu baru kita mau menghafalkan

Al Quran, justru dengan semakin banyak berinteraksi dengan Al

Quran akan memperbaiki diri kita.

Peneliti :Dan yang menjadi motivasi terbesar mbak dalam menghafalkan Al

Quran itu apa?

Informan :Yang menjadi motivasi saya untuk tetap menghafalkan Al Quran

meski kadang menemui berbagai rintangan itu karena saya ingat

akan mati mbak. Bahwa hidup di dunia ini hanya sementara,

Page 152: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

135

beratnya hidup di dunia ini Cuma sementara. Karena itu saya

berharap agar dengan menghafalkan Al Quran ini atau dengan bisa

menjadi seorang hafidzoh dapat menolong saya nanti ketika di

akhirat.

Peneliti :Kenapa anda memilih untuk menghafalkan Al Quran di rumah

atau menjadi santri kalong?

Informan :Emm kanapa ya mbk..hehe mungkin Karena kondisinya belum

memungkinkan untuk saya mondok pesaantren. Kuliah saya belum

selesai dan setelah kuliah juga belum tahu pasti mau seperti apa.

Tapi saya punya tekat mbak apapun nantinya profesi atau

kesibukan yang akan saya pilih saya akan tetap menghafal dan

menjaga Al Quran semaksimal mungkin semampu saya.

Peneliti :Owh begitu ya mbak. Sekarng mbk sudah semester berapa?

Informan :Saya sudah semester tujuh mbk. Pengennya setelah kuliah selesai

mau mondok biar bisa lebih fokus dan konsentrasi dalam

menghafalkannya. Tapi orang tua sepertinya kurang mendukung

katanya udah terlanjur dewasa dan alasan-alasan lain.

Peneliti :Adakah problem yang anda hadapi dalam menghafal Al Quran?

Informan :Wah kalau problemnya sich banyak sekali mbak.hehe

Peneliti :Problem apa saja yang anda hadapi serta bagaimana mbak

menyikapinya?

Page 153: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

136

Informan :Pertama dari suasana rumah yang kurang mendukung mbak.

Kadang kalau saya lagi nderez, terutama kalau siang sering ramai

keponakan-keponakan saya. kalau malam setelah isya’ kadang ada

tamu yang ngobrol sampai malam gitu. Kan saya jadi sungkan aja

mbak buat nderes. Cara mensikapinya masalah itu, biasanya saya

cari waktu yang sepi, yaitu pas tengah malam setelah qiyamul lail

untuk menambah hafalan dan mengulang hafalan yang masih baru.

Karena itu dibutuhkan konsentrasi yang cukup. Dan untuk

siangnya saya gunakan untuk murojaah hafalan yang mungkin

sudah agak melekat. Lalu problem selanjutnya dari keluarga saya

kurang mendukung mbak dalam saya menghafalkan Al Quran.

kalau saya lagi menghafalkan kadang udah dipanggil-panggil

untuk melakukan inilah itulah. Kadang saya sering ditinggal-

tinggal dan harus menjaga toko sendiri. Sementara untuk

menghafalkan sambil menjaga toko sulit sekali mbak masuknya.

Cara saya menghadapi masalah ini saya banyak berteman dengan

orang-orang yang juga menghafalkan Al Quran dan Hafidzoh, dari

mereka saya selalu mendapatkan motivasi dan semangat baru.

Peneliti :Lalu apalagi mbak problem yang dihadapi?

Informan :Masalah pembagian waktu untuk Al Quran yang kurang mbak,

terutama kalau pas lagi sibuk banget dengan tugas-tugas kuliah,

dengan kesibukan dirumah dan lain-lain.

Page 154: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

137

Peneliti :Bagaimana solusi atau cara anda dalam menyikapi problem

tersebut?

Informan :Saya kalau lagi subuk banget paling gak menambah hafalan baru

mbak tapi cuma murojaah saja. Paling tidak murojaah seperempat

juz itu minimal setiap harinya.

Peneliti :Apa saja kesibukan atau aktivitas yang mbak lakukan sehari-hari?

Mungkin bisa minta jadwal kegiatan mbak dari mulai bangun tidur

sampai tidur lagi?

Informan :Oh iya bisa mbak. Kesibukan aku kuliah di STAINU, kalau di

rumah ya membantu pekerjaan orang tua, dan menjaga toko.

Peneliti :Bagaimana anda mengatur waktu untuk menambah hafalan,

muroja’ah dan mengerjakan kesibukan yang anda jalani?

Informan :Kalau menambah hafalan saya lakukan pagi hari mbak. Kalau bisa

setelah shalat malam. Kalau terpaksanya gak bangun buat shalat

malam ya setelah subuh sebelum dan sesedah ngaji. Kalau

murojaah saya lakukan setiap ba’da shalat. Minimal setengah juz

setiap ba’da shalat. Ya sesibuk apapun sebisa mungkin

meluangkan waktu untuk Al Quran. ada waktu khusus untuk

menghafalkanAl Quran. kalau saya waktu khususnya dalam

menghafal Al Quran yaitu setelah shalat malam itu.

Page 155: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

138

Peneliti :Bagaimana latar belakang atau kondisi lingkungan keluarga anda,

dalam arti apakah dari keluarga mendukung anda untuk

menghafalkan Al Quran?

Informan :Seperti yang saya katakana tadi mbak. Dari orang tua saya kurang

mendukung dalam saya menghafalkan Al quran. mereka

mengizinkan sih saya menghafalkan Al Quran tapi tidak pernah

mendukung sama sekali. bahkan dulu pernah mbak saya sakit tifus,

eh orang tua saya malah menyuruh saya berhenti dulu ngafalin Al

Qurannya katanya aku kebanyakan pikiran. Orang tua memang

memahaman tentang agamanya masih kurang, dan mereka kurang

perhatian dalam masalah urusan agama.

Peneliti :Apa yang menjadi harapan anda dalam menghafal Al Quran?

Informan :Harapannya saya bisa menjadi seorang hafidzoh yang sejati yang

bisa mengamalkan dan mengajarkan ilmunya tanpa rasa

sombong,bisa menjaga hafalan Al Qurannya sampai ajal datang

menjemput dan semoga Al Quran bisa menjadi penolong nanti

saya hidup di akhirat.

Page 156: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

139

HASIL WAWANCARA

Nama : KN

Usia : 26 Tahun

Pekerjaan : Karyawati dan Santri kalong PP Sirojuddin

Assalafiyah

Hari/ Tanggal Wawancara : Kamis,3 Juli 2015

Waktu : 10.00- 12.00 WIB

Peneliti :Sudah berapa tahun mbak mulai menghafalkan Al Quran di

Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah?

Informan :Kurang lebih sudah 3 tahunan mbak.

Peneliti :Berapa juz yang sudah mampu anda hafalkan?

Informan :Ya kira-kira baru 10 juz mbak..insya Allah.

Peneliti :Subhanallah.. Barapa kali setoran Al Qurannya dalam 1 hari 24

jam?

Informan :Wah tidak pasti mbak. Suka semampu saya saja.hehe paling satu

minggu cuma tiga kali. Seharusnya sich satu hari dua kali, untuk

setoran dan deresan, tapi kalo saya sebisanya aja. Kadang dalam

sehari juga tidak pasti bisa menambah hafalan.

Page 157: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

140

Peneliti :Bagaimana cara anda dalam menghafal dan menjaga hafalannya?

Informan :Cara saya dalam menghafal pertama 1 halaman dibaca 20 kali

secara keseluruhan, kemudian per ayat dibaca lagi 20 kali, kalau

sudah dapat setengah halaman diulangi dari awal di baca 20 kali

lagi. Kemudian ayat selanjutnya dibaca 20 kali. Jika sudah selesai

dari pertengahan halaman itu diulangi lagi 20 kali. Setelah itu

diulang kembali tanpa melihat mushaf sampai benar-benar lancar.

Cara saya dalam menjaga hafalan satu hari muroja’ah 1 juz, jika

tidak mampu paling tidak 1 hari seperempat halaman.

Peneliti :Mungkin ada target Berapa tahun anda akan untuk menyelesaikan

hafalan 30 juz?

Informan :Saya gak ada target mbak. Karena bu Nyai pernah ngendiko kalau

menghafalkan Al Quran itu ditargetkan takutnya nanti jika sampai

pada batas waktunya target kita dan kita belum mampu

menyelesaikan hafalan takut semangat untuk menghafal itu akan

hilang.

Peneliti :Apakah niat dan motivasi anda untuk menghafalkan Al Quran.

mungkin ada cerita tersendiri bagaimna sampai akhirnya mbak

punya krentek untuk menghafalkan Al Quran?

Informan :Sebenarnya saya sudah sejak dari SMA punya keinginan untuk

menghafalkan Al Quran. Dulu waktu SMA pernah mencoba

Page 158: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

141

menghafalkan, ya baru dapat satu juz tapi tidak saya setorkan pada

guru yang hafidz. Kemudian dari bapak saya itu pernah di pesenin

sama pak Muhaimin salah satu kyai juga di sana, bahwa nanti

kalau punya anak suruh menghafalkan Al Quran.

Peneliti :Kalau yang menjadi motivasi terbesar anda dalam menghafalkan Al

Quran itu apa?

Informan :Motivasi terbesarnya apa ya,, ya mungkin karena orang tua. Kalau

untuk lbenar-benar lillahi ta’ala belum bisa mbak.hehe

Peneliti :Kenapa anda memilih untuk menghafalkan Al Quran di rumah

atau menjadi santri kalong?

Informan :Alasan terbesarnya karena saya pengen membiasakan diri aja mbak.

Kalau misal mondok, focus menghafalkan Al Quran saja setelah

selesaikan pasti akan pulang kerumah sedangkan di rumah sudah tentu

kegiatannya akan berbeda dengan di pondok apalagi jika sudah

berrumah tangga. Jika saya ingin membiasakan diri saja kalau dengan

kesibukan yang saya miliki itu saya bisa tetap menghafalkan Al Quran

atau tidak. Meskipun ya mungkin waktunya akan lebih lama daripada

dengan yang focus menghafalkan Al Quran saja.

Peneliti :Adakah problem yang anda hadapi dalam menghafal Al Quran?

Informan :Emm ya ada mbak.

Page 159: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

142

Peneliti :Apa saja problem yang anda hadapi dalam menghafalkan Al

Quran?

Informan :Problemnya sich sebenarnya banyak mbk. Tapi yang paling besar

dan mengganggu itu yang pertama kalau udah kesel/capek kadang

malas dan berat mau nderes. Kedua masalah waktu mbk,kadang

kita sudah merencanakan jam segini untuk nderes tapi ternyata

terbentur sama acara lain. Jadi ya terpaksa tidak bisa nderes.

Peneliti :Lalu bagaimana anda dalam menyikapi hal itu?

Informan :Ya kalau udah kasel emang gak nderes mbak. Soalnya susah

masuknya kalau mau dipaksain. Kalau masalah waktu kadang saya

mensiasatinya dengan mendengarkan murotal Al Quran melalui

headset.

Peneliti :Owh jadi seperti itu ya. Mungkin masih ada lagi masalah yang

dihadapi. Seperti misalnya gangguan asmara gitu?. Katanya itu

biasanya adalah gangguan terberat.hehe atau mungkin kadang

pernah hilang semangat untuk menghafal?

Informan :Kalau gangguan asmara kadang emang ada ya mbak, tapi menurut

saya itu bukan masalah besar. Karena selama saya menghafal itu

gag pernah punya pacar. paling Cuma sekedar teman dekat. Hilang

semangat, kadang memang pernah hilang semangat untuk

Page 160: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

143

menghafal dan sayapun juga tidak tahu kenapa sebabnya bisa tiba-

tiba hilang semangat.

Peneliti :Jika seperti itu maka bagaimana anda dalam mengatasinya?

Informan :Kalau lagi seperti ini biasanya saya sering curhat sama guru saya

mbak. Saya kok seperti ini seperti ini. Kemudian nanti bu Nyai

pasti akan memberikan nasehat-nasehatnya. Setelah itu ya nanti

jadi semangat lagi.

Peneliti :Apa saja kesibukan atau aktivitas yang mbak lakukan sehari-hari?

Mungkin bisa minta jadwal kegiatan mbak dari mulai bangun tidur

sampai tidur lagi?

Informan :Kesibukan saya ya paling Cuma kerja mbak. Kalau tiap satu bulan 2 kali

biasanya suka muncak. Hehe awalnya saya pengen muncak itu karena

mungkin nanti bisa baca quran gitu kalau pas di puncak. Sepertinya

enak. Tapi ternyata sampai di puncak sudah kesel dan malas untuk

menghafal. Sekarang malah jadi ketagihan pengen muncak terus.hehe

Peneliti :Bagaimana anda mengatur waktu untuk menambah hafalan,

muroja’ah dan mengerjakan kesibukan yang anda jalani?

Informan :Kalau untuk muroja’ah saya mengusahakan setiap hari harus satu

juz setelah shalat subuh. Menambah hafalannya satu hari satu

halaman. Tapi banyak yang gag terlansana mbak wat menambah

hafalan. Soalnya ya tadi itu masalah waktu.

Page 161: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

144

Peneliti :Bagaimana latar belakang atau kondisi lingkungan keluarga anda,

dalam arti apakah dari keluarga mendukung anda untuk

menghafalkan Al Quran?

Informan :Dari keluarga sich mendukung saya untuk menghafalkan Al

Quran. karena ortu juga yang menginginkan saya menjadi

hafidzoh. Tapi kadang mereka juga menyuruh saya untuk segera

menikah. Ach taulah mbak..

Peneliti :Hehe begitu ya. Terus itu mengganggu tidak dalam mbak

menghafalkan Al Quran?

Informan :Ya sedikit mengganggu sich tapi itu Cuma gangguan kecil. Gak

saya fikirin mbk kalau saya emang belum pengen nikah.

Peneliti :Apa yang menjadi harapan anda dalam menghafal Al Quran?

Informan :Maksudnya mbak?

Peneliti :Ya maksudnya harapan anda saat ini tu pengen apa dalam

menghafalkan Al Quran itu? Apa pengen cepat segera selesai atau

apa?

Informan :Ya terkadang saya pengen cepat selasai menghafalkan Al Quran

terus bisa menikah. Cuma terkadang sich, kadang-kadang juga

enggak.hehe kadang ya mbak sempat juga terlintas sedikit kalau

nanti saya bisa jadi hafidzoh bisa dapat suami yang sholeh juga.

Kadang seperti itu mbak tapi ya Cuma terlintas aja.

Page 162: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

145

DATA SANTRI PUTRA PP SIROJUDDIN ASSALAFIYAH

PERIODE 2014-2015

No Nama Kelas Alamat

1. Septian Hani Fauziah II Karang Kidul

2. Muhammad Fauzi II Karang Kidul

3. Rifki Ismail II Karang Wetan

4. Farid V Krajan

5. A. Jidan Abdi V Krajan

6. Muhammad Nur Rofik V Karang Kidul

7. Imam S V Karang Kidul

8. Muhammad Ziddan V Karang Wetan

9. Muhammad Jundi VI Ngagik

10. A. Aldi VI Karang Kidul

11. Muhammad Thorikotun VI Ngagik

12. Alimaftuh VI Krajan

13. Anggi Ferdian VI Mekar Sari

14. Aji Krajan

Page 163: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

146

DATA SANTRI PUTRI PP SIROJUDDIN ASSALAFIYAH

PERIODE 2014-2015

No Nama Kelas Alamat

1. Chilya Salsabila I Karang Kidul

2. Devita Amaliya Savinda I Karang Kidul

3. Dina Marsa Safura I Karang Wetan

4. Ririn Chusnul I Krajan

5. Mustafilah Fatimatuz Zahra I Krajan

6. Fenriana Arista I Karang Kidul

7. Adela Resania Aggraini I Krajan

8. Zakiyatur R I Karang Kidul

9. Nia Fauziah II Karang Kidul

10. Risa Winda II Krajan

11. Amanda Fatimatuz S II Krajan

12 Aulia Nur Jannah II Karang Kidul

13. Assamilatus S II Karang Kidul

14. Inayatus Sholichah II Karang Kidul

15. Nikmatur Rahmah II Ngagik

16. Ir’in Ariska III Dukuh

17. Laeli Namiroh III Krajan

18. Fathul Ningsih III Dukuh

19. Alfina Rismayanti III Ngagik

20. Ida Maulina III Krajan

21. Siva Noviani III Krajan

22. Dila Ayuningtias III Krajan

23. Ana Esma Fida III Krajan

24. Fina Nihayatul M III Krajan

25. Sifaul Hayati III Dukuh

26. Miftahul Rohmah III Ngagik

Page 164: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

147

27. Desi Ambarsari III Karang Kidul

28. Elsa Riskia Putri III Karang Kidul

29. Alfia Nur Fadhilah IV Karang Kidul

30. Atika Sholichah IV Karang Kidul

31. Audina Makamila IV Karang Wetan

32. Nur Farida IV Karang Kidul

33. Fiya Lailatur R IV Karang Kidul

34. Friska Dian Angraini IV Krajan

35. Ita Arifiani IV Krajan

36. Nur Avita Sari IV Karang Kidul

37. Nur Fitria Zulfa IV Kauman

38. Nur Kholisoh IV Krajan

39. Nurul Latifah IV Mekar Sari

40. Sucitri Ariyani IV Kauman

41. Vena Mursidatur Rahma IV Krajan

42. Umi Zaenab IV Krajan

43. Bikri Inayah V Krajan

44. Daimatul Munawaroh V Karang Wetan

45. Ervina Fitrianingsih V Karang Wetan

46. Istirokhah V Karang Kidul

47. Ivana Dewi Putri V Karang Kidul

48. Khofifatul Laeliyah V Krajan

49. Kholisyatur Rofi’ah V Krajan

50. Nina Amariyah V Ngagik

51. Sofi Nur Zakiyah V Karang Kidul

52. Sofkhatul Munawaroh V Krajan

53. Titis Yuliana M V Ngagik

54. Diah Inti Lestari VI Karang Kidul

55. Fa’idatul Mu’izah VI Karang Kidul

56. Kiki Alifiani VI Krajan

Page 165: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

148

57. Sofia Nur Kamila VI Krajan

58. Titin Fatmawati VI Karang Kidul

59. Kharunnisa VI Krajan

60. Kholifah VI Karang Wetan

62. Maratun Chasanah VI Purwakarta

63. Annisa Dwi Apriliya VI Krajan

64. Khoirul Jaza VI Krajan

Page 166: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

149

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Heti Indayani Progdi : PAI

Nim : 11111107 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai 1 Orientasi Pengenalan Akademik

Dan Kemahasiswaan (OPAK) dengan tema “Revitalisasi Gerakan Mahasiswa di Era Modern Untuk Kejayaan Indonesia” DEMA STAIN Salatiga

20 - 22 Agustus 2011

Peserta 3

2 Achievement Motivation Training (AMT) dengan tema “Membangun Mahasiswa Cerdas Emosi, Spiritual, dan Intelektual melalui Achievement Motivation Training” STAIN Salatiga

23 Agustus 2011 Peserta 2

3 Orientasi Dasar Keislaman (ODK) dengan tema “Menemukan Muara Sebagai Mahasiswa Rahmatan Lil ‘Alamin” STAIN Salatiga

24 Agustus 2011 Peserta 2

4 “Seminar Entrepreneurship dan Koperasi” KOPMA dan KSEI STAIN Salatiga

25 Agustus 2011 Peserta 2

5 “User Education (Pendidikan Pemakai” UPT Perpustakaan STAIN Salatiga

19 September 2011

Peserta 2

6 Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) dengan tema”Membangun Nalar Kritis Kader dalam Berorganisasi”. PMII Joko Tingkir Salatiga.

23 Oktober 2011 Peserta 2

7 Seminar Keperempuanan dengan tema “Jilbab Perspektif Agama dan Sosial” Korps HMI-Wati (KOHATI) HMI Salatiga

04 November 2011

Peserta 2

Page 167: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

150

8 Seminar Regional dengan tema “Negara Islam dalam Tinjauan Islam Indonesia dan NKRI” IPNU Kab. Semarang dan PMII kota Salatiga

22 November 2011

Peserta 4

9 HARLAH PONPES EDI MANCORO dengan tema “Peningkatan Kecintaan Pada Almamater Menuju Edi Mancoro di Masa Depan”

25 Desember 2011

Peserta 2

10 Pelatihan Penggunaan Maktabah Syamilah & Mengetik Arab Cepat dengan tema “Bahasa Arab Sebagai Penunjang Perkuliahan Mahasiswa”. ITTAQO STAIN Salatiga.

17 Maret 2012 Peserta 2

11 Public Hearing dengan tema” Meningkatkan Kepekaan dan Transparansi Kinerja Lembaga Menuju Kampus yang Amanah”. SEMA STAIN Salatiga.

27 Maret 2012 Peserta 2

12 Comparation of English and Arabic dengan tema “Aktualisasi Nilai Pendidikan Bahasa Arab dan Inggris Sebagai Upaya Memahami Khazanah Keilmuan Mutakhir Diera Globalisasi”. CEC & ITTAQO STAIN Salatiga.

13 April 2012 Peserta 2

13 Seminar Nasional Entrepreneuship dengan tema “Tren Bisnis Berbasis Multimedia dan Teknologi Informatika Sebagai Wujud Pasar Modern” KOPMA FATAWA STAIN Salatiga.

21 April 2012 Peserta 8

14 Seminar Regional dengan tema “Peran Mahasiswa Dalam Mengawal BLSM (BLT) Tepat Sasaran” DEMA STAIN Salatiga

03 Mei 2012 Peserta 4

15 Pelatihan Jurnalistik oleh Unit Pers dan Bahasa (UPB) Pondok Pesantren Edi Mancoro

27 Mei 2012 Peserta 2

Page 168: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

151

16 Kegiatan Pelatihan Asatidz oleh Unit Pelaksanaan Teknis Tarbiyatul Banin Wal Banat (UPT TBB) Pondok Pesantren Edi Mancoro

10 Juni 2012 Peserta 2

17 Seminar Nasional dengan tema “Mewaspadai Gerakan Islam Garis Keras di Perguruan Tinggi” DEMA STAIN Salatiga

23 Juni 2012 Peserta 8

18 Bimbingan Belajar Menghadapi UAS SIBA Bhs. Inggris dan Bhs. Arab dengan tema “Meningkatkan Khazanah Keilmuan Mutakhir dengan Bhs. Inggris dan Bhs. Arab” Oleh CEC dan ITTAQO STAIN Salatiga

29 Juni 2012 Peserta 2

19 Sarasehan Nasional dengan tema Talkshow “Peran Mahasiswa dalam Realita dan Idealita Bangsa” DEMA STAIN Salatiga

01 Juli 2012 Peserta 8

20 Asramanisasi Ramadhan dalam acara diskusi lintas agama dengan tema” Gerakan-gerakan Fundamentalisme Agama di Indonesia”. Pondok Pesantran Edi Mancoro.

30 Agustus 2012 Panitia 3

21 Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka Pandega (PLCPP) dengan tema” Pendidikan Pramuka Sebagai Pembentuk Karakter Pandega yang Berdisiplin dan Berkredibilitas Tinggi untuk Membangun Indonesia”. RACANA STAIN Salatiga.

12-15 Oktober 2012

Peserta 2

22 Pendidikan Lanjutan Perkoperasian (PLP) se-Jateng dengan tema” Membentuk Karakter Entrepreneur yang Berjiwa Koperasi”. KOPMA FATAWA STAIN Salatiga

30 November- 2 Desember 2012

Peserta 2

Page 169: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

152

23 Pendidikan 2000 Anggota (PAG) IX dengan tema”Gerakan 2000 Jiwa Muda Berkoperasi untuk NKRI”. KOPMA Walisongo IAIN Walisongo Semarang.

08 Desember 2012

Peserta 2

24 Seminar Pencegahan Bahaya NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif), HIV/AIDS Mewaspadai Pergaulan Bebas Untuk Membentuk Remaja yang Tangguh dan Launching PIK SAHAJASA STAIN Salatiga

29 April 2013 Peserta 2

25 Tafsir Tematik dengan tema ”Sihir dalam Perspektif Al Quran dan Hukum Negara”. JQH STAIN Salatiga.

04 Mei 2013 Peserta 2

26 Seminar Nasional Entrepreneurship dengan tema”Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur Generasi Muda”. KOPMA FATAWA STAIN Salatiga

27 Mei 2013 Peserta 8

27 Surat Keterangan Khatam Al-Quran Juz 30 Bilghoib pada angkatan ke-II Pondok Pesantren Edi Mancoro

10 Juni 2013 Peserta 2

28 Sarasehan Akbar Bersama Tokoh Nasional dengan tema” Komitmen Politik Islam dalam Menata Arah Masa Depan Bangsa Indonesi”. HMI cabang Salatiga.

15 Maret 2014 Peserta 2

29 Seminar Nasional dengan tema” Peran Mahasiswa dalam Mengawal Masa Depan Indonesia Pasca Pilpres 2014”. DEMA STAIN Salatiga.

25 September 2014

Peserta 8

30 Has Attended “Scholarship Forum” by Communicative English Club (CEC) STAIN Salatiga

15 November 2014

Peserta 2

31 Kegiatan “PERBASIS (Perbandingan Bahasa Arab Bahasa Inggris) / CEA (Comparison English Arabic)”

27 November 2014

Peserta 2

Page 170: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

153

CEC and ITTAQO STAIN Salatiga

32 Seminar Nasional dengan tema”Understanding the World by Understanding the Language and the Culture”. CEC IAIN Salatiga.

04 Juni 2015 Peserta 8

33 Jumlah 106

Salatiga, 07 September 2015 Mengetahui

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

Achmad Maimun, M. Ag. NIP. 19700510 199803 003

Page 171: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

154

Page 172: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

155

Page 173: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

156

Page 174: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

157

Page 175: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

158

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Heti Indayani

Tempat/Tanggal Lahir : Temanggung, 20 Juni 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat: : Kedopokan, RT 04 RW 01 Tlogopucang, Kandangan,

Temanggung

Pendidikan : - MI Ma’arif Tlogopucang, lulus Tahun 2005

- MTs Mu’allimin Kandangan, lulus Tahun 2008 - MA Mu’allimin Kandangan, lulus Tahun 2011 - SI IAIN Salatiga Jurusan Tarbiyah Program

Studi PAI, lulus Tahun 2015

Demikian daftar riwayat hidup yang dibuat dengan sesungguhnya, untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Penulis

HETI INDAYANI NIM: 11111107

Page 176: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

159

Power Point

Page 177: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

160

Page 178: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

161

Page 179: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

162

Page 180: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

163

Page 181: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

164

Page 182: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

165

Page 183: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

166

Page 184: PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/768/1/Heti Indayani 11111107.p… · Pembimbing Drs. H. Imam Baihaqi, M. Ag. Kata kunci:

167