problematika penerjemahan teks · pdf filedokumen atau naskah alkitab yang membuat para...

135
PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS KEAGAMAAN (Suatu Studi Pengadaptasian Seri Pedoman Penafsiran Alkitab Wahyu Kepada Yohanes Untuk Pembaca Khusus Di Departemen Penerjemahan Lembaga Alkitab Indonesia Bogor) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Penerjemahan OLEH : SUJATMIKO S130908013 PROGRAM STUDI LINGUISTIK MINAT UTAMA LINGUISTIK PENERJEMAHAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: dokhanh

Post on 09-Feb-2018

248 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS KEAGAMAAN

(Suatu Studi Pengadaptasian Seri Pedoman Penafsiran Alkitab Wahyu Kepada

Yohanes Untuk Pembaca Khusus Di Departemen Penerjemahan Lembaga Alkitab

Indonesia Bogor)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Derajat Magister Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Penerjemahan

OLEH :

SUJATMIKO

S130908013

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

MINAT UTAMA LINGUISTIK PENERJEMAHAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pekerjaan menerjemahkan merupakan pekerjaan yang tidak mudah dengan

adanya berbagai aspek yang harus diperhatikan oleh penerjemah. Penerjemahan

merupakan suatu proses yang kompleks. Hal ini sesuai dengan apa yang

diungkapkan oleh Larson (1984: 22) bahwa “Translation is a complicated process”.

Dengan segala kompleksitasnya dalam aktifitas penerjemahan, maka secara

langsung berimbas kepada penerjemah itu sendiri. Penerjemah akan menghadapi

berbagai macam masalah–masalah dalam melakukan tugasnya. Dengan adanya

masalah-masalah yang muncul dalam menerjemahkan, maka masalah-masalah

tersebut menguji kompetensi penerjemahnya.

Penerjemah juga berpotensi mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi

apabila teks yang diterjemahkan adalah teks–teks yang sifatnya sensitif seperti teks

politik, agama, hukum, kedokteran, agama, dll. Salah satu wujud dari jenis teks-teks

yang sensitif tersebut adalah teks keagamaan. Wujud nyata dari penerjemahan teks

keagamaan yaitu penerjemahan Alkitab.

Uraian berikut adalah sekilas masalah-masalah yang dihadapi oleh para

penerjemah Alkitab. Penerjemah Alkitab menghadapi masalah dalam hal keaslian

dokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan

menentukan manakah naskah yang asli. Mereka hanya mempunyai naskah dalam

bentuk fotokopi sehingga kesulitan menentukan fotokopi mana yang benar dan mana

yang salah. Berikut kutipannya :

Page 3: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

One basic problem inherent in Bible translation is that we do not have the original manuscript of the Bible, but copies of copies of copies... and this causes many problems because translators do not know which of all these copies is correct and which is not, since none of them are identical. (Ilias Chatzitheodorou dalam http:// accurapid.com//translationjournal/18 Bible.html/volume 5 nomor 4 Oktober 2001/21 Juni 2001/08.00 am).

Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya. Hal ini

karena Alkitab diterjemahkan dalam berbagai bentuk.

Bible is divided represent "a greater variety of literary styles e.g. historical narrative, prophecy, poetry, instructions and exhortation etc. than any other piece of literature in the history of mankind" (Snell-Hornby et al., 1998; 275). This variety of text types makes Bible translation a hard task for the translator. (Ilias Chatzitheodorou dalam http://accurapid.com//translationjournal/18 Bible.html/volume 5 nomor 4 Oktober 2001/21 Juni 2001/08.00 am).

Alkitab diperuntukkan bagi semua orang dan untuk semua kalangan atau

golongan pembaca/pendengarnya, baik itu anak–anak, orang dewasa, teolog, dan

lain–lain. Hal ini menuntut penerjemah Alkitab untuk dapat menentukan padanan

kata yang tepat dari Bsu ke dalam Bsa untuk semua pembacanya.

Another problem that many translators face in Bible translation is that the Bible is addressed to a huge variety of people, e.g. theologians, adults, children, believers and non-believers, etc. Moreover, as Snell-Hornby states, the Bible is written for different uses, i.e., for both readers and listeners. Thus, we could say that it is very difficult for a translator to translate the Bible since she/he must 'reproduce' an equivalent text in the Target Language, which can be 'used' for the same purposes as that of the Source Language.(Ilias Chatzitheodorou dalam http://accurapid.com//translationjournal/18 Bible.html/volume 5 nomor 4 Oktober 2001/21 Juni 2001/08.00 am).

Penerjemah Alkitab juga menghadapi masalah pada perbedaan struktur atau

sistem Bsu dan Bsa yang menyebabkan tidak adanya persesuaian diantara kedua

bahasa tersebut dan berakibat pada tidak tepatnya terjemahan. Terjemahan yang tepat

sulit diperoleh karena makna kata dan struktur gramatikal Bsu dan Bsa berbeda. Oleh

Page 4: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

karena itu, penerjemah Alkitab harus memilih padanan yang paling tepat dalam

setiap situasi.

Since no two languages are identical, there can be no absolute correspondence between languages". Hence, there can be no fully exact translations. The total impact of a translation may be reasonably close to the original, but there can be no identity in detail" (cited in Venuti 2000; 127). It is accepted that exact translation is 'impossible' since meanings of words and grammatical structures in any two languages do not generally correspond.. The translator must choose the best equivalent in each situation. (Ilias Chatzitheodorou dalam http://accurapid.com//translationjournal/18 Bible.html/volume 5 nomor 4 Oktober 2001/21 Juni 2001/08.00 am).

Penerjemah Alkitab seringkali hanya mereproduksi makna dalam bahasa target.

Oleh karena itu, penerjemah Alkitab harus mematuhi atau mempertimbangkan

kaidah bahasa penerimanya.

Frequently the translator must grasp the meaning of the original as best he can and then seek to reproduce that meaning in the Target Language. This, however, can be done if the Bible translator "respects the features of the receptor language and exploits the potentialities of the language to the greatest possible extent. (Ilias Chatzitheodorou dalam http://accurapid.com//translationjournal/18 Bible.html/volume 5 nomor 4 Oktober 2001/21 Juni 2001/08.00 am).

Penerjemah Alkitab juga menghadapi masalah pemahaman terhadap bahasa

kuno tulisan Alkitab. Masalah pemahaman bahasa kuno Alkitab menjadi masalah

karena bahasa selalu berkembang setiap saat dan setiap waktu, hal ini tentunya

berpengaruh terhadap makna bahasa itu sendiri.

Oleh karena itu, untuk memahami Alkitab, bahasa harus dipelajari di seluruh

tempat di mana masyarakatnya mengetahui bahasa itu dalam bentuk tulisan dan di

bandingkan dengan dengan kata yang sama dalam bahasa sasaran, sehingga dapat

menebak makna kata yang dimaksud.

There is the problem of understanding the ancient languages in which the Bible was written. No one who spoke those languages is around to tell us

Page 5: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

what they mean. We all know that languages continually change over time. New words are always being added and others take on different or added meaning. However, to understand the Bible, words must be studied in all the places where they occur in available writings and compared with similar words in related languages. Then, we might be able to understand or guess their meaning. (Ilias Chatzitheodorou dalam http://accurapid.com//translationjournal/18 Bible.html/volume 5 nomor 4 Oktober 2001/21 Juni 2001/08.00 am).

Penerjemah Alkitab menghadapi masalah tentang pemahaman budaya, di mana

pengetahuan budaya kuno tidak selalu dapat dipahami oleh penerjemah. Hal ini

sesuai dengan pernyataan bahwa “There is also the problem of cultural

understanding. With an imperfect knowledge of ancient cultures it is not always

possible to understand references of various kinds" (Ilias Chatzitheodorou dalam

http://accurapid.com//translationjournal/18 Bible.html/volume 5 nomor 4 Oktober

2001/21 Juni 2001/08.00 am).

Untuk memahami Alkitab, penerjemah Alkitab harus mempunyai semangat

rohani yang baik seperti yang dinyatakan dalam I Korintus 2 :14.

The most important problem in understanding the Bible is the spiritual problem. "The natural mind does not receive things of the Spirit of God" (1 Cor 2:14). Anyone who knows God has had the experience of reading a Bible passage a hundred times and then suddenly seeing what it means. As we grow in spiritual understanding, the Bible continually reveals its deeper meanings. The Holy Spirit guides us into all truth. (Ilias Chatzitheodorou dalam http:// accurapid.com//translationjournal/18 Bible.html/volume 5 nomor 4 Oktober 2001/21 Juni 2001/08.00 am).

Menurut Nida (1964) dalam Magdy M. Zaky di http

://www.accurapid.com//translationjournal//17 theory.html/21Juni 2010/10.00 am,

menyatakan bahwa salah satu masalah serius yang dihadapi oleh penerjemah adalah

menyamakan unsur-unsur stilistika dari dua bahasa yang berbeda.

Page 6: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Sebagai contoh, penerjemah Alkitab sebaiknya tidak memilih tingkat bahasa

yang terlalu tinggi agar pesan dapat di pahami oleh pembacanya. Tetapi di sisi yang

lain, sebaiknya juga penerjemah Alkitab tidak menggunakan tingkat bahasa yang

terlalu rendah, karena akan mengurangi pesannya.

According to Nida (1964), one of the most serious problems that face a translator is to properly match the stylistic levels of two different languages. For example, the Bible translator may not select a level of language which is too high for making the message accessible to the people to whom it is addressed. At the same time, the level chosen should not be socially low, because it would then debase the content.

Realitas profesi penerjemah Alkitab memang berat dan menguji tingkat

kompetensinya sebagai penerjemah dengan begitu banyaknya masalah–masalah yang

dihadapinya seperti yang sudah penyusun uraikan sebelumnya.

LAI dan Yayasan Kartidaya selaku mitra kerjanya adalah dua lembaga yang

bertanggung jawab dalam usaha penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa yang

ada di Indonesia berdasarkan fakta bahwa bahasa Indonesia yang secara yuridis

formal telah ditetapkan sebagai bahasa nasional Indonesia dan digunakan secara

resmi di berbagai lembaga dan perkantoran, namun tidak dapat dipungkiri bahwa

bahasa daerah masih sangat luas digunakan di nusantara.

Bahasa daerah digunakan bukan saja karena masih banyak dari masyarakat

Indonesia yang tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan lancar, tetapi

juga karena bahasa daerah yang merupakan bahasa ibu cenderung lebih dapat

mengungkapkan perasaan, penghayatan dan pemaknaan yang lebih mendalam. Salah

satunya adalah perasaan, penghayatan, dan pemaknaan yang berkaitan dengan

masalah keagamaan, bahasa iman yang tidak hanya menyentuh kehidupan manusia

secara lahiriah, tetapi juga menyentuh secara kedalaman batiniah.

Page 7: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Usaha penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa daerah menghadapi

berbagai kesulitan yang kompleks, termasuk menyangkut kelangkaan ketersediaan

sumber daya penerjemah yang menguasai dengan baik bahasa daerah setempat dan

sekaligus memahami bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, minimnya pengetahuan

teologi, rendahnya tingkat pendidikan, minimnya bahan-bahan pendukung, dan

masalah-masalah lainnya.

Dewasa ini Alkitab dalam bahasa Indonesia sudah tersedia dalam berbagai versi

terjemahan, antara lain: Alkitab dalam Terjemahan Baru Edisi I Tahun 1974 (atau

yang populer disebut TB-LAI), Alkitab dalam Terjemahan Baru Edisi II Tahun 1997

(disebut TB2-LAI), Alkitab dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS), Alkitab

dalam Bahasa Indonesia Masa Kini Edisi I Tahun 1985 (BIMK) dan beberapa

terjemahan lain. Berbagai versi terjemahan yang ada masih dianggap belum

memadai bagi para penerjemah lokal untuk menyusun Alkitab dalam bahasa

setempat.

Oleh karena itu, LAI bersama Yayasan Kartidaya terus berupaya menyediakan

bahan-bahan yang dapat digunakan oleh para penerjemah lokal yang akan membantu

mereka dalam membuat Alkitab ke dalam bahasa setempat. Salah satu upaya tersebut

ditempuh dengan menyediakan SPPA yang merupakan adaptasi dari THB berbahasa

Inggris yang diterbitkan oleh UBS yang dirancang khusus dengan target

pembacanya yaitu penerjemah lokal di daerah-daerah.

Sudah barang tentu buku-buku SPPA tersebut terbuka untuk dibaca dan

dipergunakan oleh siapapun. LAI menyebut para penerjemah SPPA dengan istilah

"Adaptor” yang tergabung dalam sebuah tim yang di sebut ”Tim Pengadaptasi”,

Page 8: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

bukan disebut sebagai para ‘penerjemah’ (translator) sebagai mana lazimnya. Hal

tersebut dilatarbelakangi oleh fakta bahwa para adaptor berperan bukan semata-mata

sebagai penerjemah saja, namun sekaligus berperan sebagai pengadaptasi bahan-

bahan yang berbahasa Inggris untuk konteks pembaca (penerjemah lokal) yang

tingkat pendidikannya rendah, pengetahuan teologinya minim, dan tidak menguasai

bahasa Inggris.

Konteks pembaca sangat penting dalam bidang penerjemahan, termasuk dalam

penerjemahan Alkitab dan khususnya pengadaptasian SPPA. Newmark (1988:13)

menyarankan bahwa seorang penerjemah harus mengetahui karakteristik pembaca

bahasa sumber, setelah itu melakukan proses penerjemahan, kemudian

memperhatikan dengan baik siapa yang akan menjadi calon pembacanya. Demikian

pernyataan Newmark bahwa ”... you attempt to characterize the readership of the

original and then of the translation, and to decide how much attention you have to

pay to the target language readers”.

Sejalan dengan itu, Nababan (2003:22) juga mengatakan bahwa ”penerjemah

harus tahu untuk siapa terjemahannya dan bagaimana tingkat kemampuan

pembacanya”. Hal ini sangat penting karena setiap orang memiliki kemampuan

berbeda dalam memahami isi teks terjemahan.

Tugas seorang adaptor adalah menggali arti dari naskah bahasa asli 1(eksegese).

Adaptor berperan sebagai 2‘eksegetor’ yang bukan hanya menerjemahkan teks dari

satu bahasa ke bahasa lainnya, namun juga berperan untuk menggali makna dari

1 Eksegese : Proses atau langkah-langkah yang diambil untuk menggali arti/makna sebuah teks (ataupun hasil dari seluruh proses tersebut)

2 Eksegetor : Pelaku eksegese

Page 9: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

naskah bahasa asli dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan tetap

mempertahankan makna pesan yang terkandung didalamnya dengan tanpa terjadi

reduksi dan distorsi.

Mengeksegese ayat Alkitab bukanlah hal yang mudah, adaptor harus benar-

benar menafsir dan mengetahui makna sebenarnya dibalik kata atau kalimat bahasa

sumber. Mengeksegese ayat merupakan salah satu teknik yang di gunakan adaptor

dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes. Dalam contoh berikut, yang

akan dieksegese yaitu Anak Domba.

Bsu : I saw a Lamb standing, as though it had been slain: RSV, TEV, and others

capitalize Lamb, indicating thereby that it is a title, but it may be better to say “a

lamb”. In languages that have two different terms for male and female lambs, here

and elsewhere in Revelation the male form should be used, and in certain languages

‘lamb” will be translated as “male child of a sheep”. In culture where sheep exist

but don’t have the economic and religious significance that they had in Palestine, it

will be helpful to give a detailed description of sheep in a glossary item for the

reader.

Bsa : Seekor Anak Domba seperti telah disembelih, penulisan Anak Domba

dengan huruf besar ini menunjukkan bahwa istilah ini adalah gelar, tetapi bisa juga

ditulis dengan huruf kecil “anak domba”. Dalam bahasa dimana domba jantan dan

domba betina dibedakan penyebutannya, terjemahannya menjadi “anak domba

jantan” . Kalau di Palestina, domba dikenal sebagai binatang kurban dalam upacara

keagamaan, dalam kebudayaan lain mungkin tidak demikian halnya. Untuk hal ini

penerjemah dapat memberikan keterangan yang terperinci tentang anak domba di

dalam catatan kaki atau daftar kata-kata sulit (Kamus Alkitab). Kata Anak Domba

disini melambangkan diri Kristus. Disembelih merujuk kepada ”penyaliban”.

Dalam contoh di atas, adaptor perlu mengeksegese ayat untuk mengetahui

makna Anak Domba yang dalam bahasa sumber masih merujuk kepada makna

konotasi yaitu hewan. Hasil dari eksegese ayat tersebut adalah Anak Domba yang

telah disembelih merujuk kepada Diri Kristus yang telah disalib sebagai makna

sebenarnya yang dimaksud oleh bahasa sumber.

Page 10: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Teknik lain yang juga digunakan adaptor dalam pengadaptasian SPPA Wahyu

Kepada Yohanes yaitu dengan penerjemahan deskriptif. Berikut contohnya :

Bsu : There was great earthquake: Earthquakes are frequently one of the great

events marking the end of the age (see Isa 29.6; Joel 2.10; Hag 2.6; Mark 13.8).

They are caused by God as prelude to the Last Judgment. In some languages that

have no specific word for earthquake, an explanation of it would help the reader.

Bsa : Terjadilah gempa bumi yang dahsyat : Salah satu tanda akhir zaman yang sering disebut dalam Alkitab adalah gempa bumi (Yes 29:6, YL 2:10, Hag, 2:6, Markus 13:8). Allah mengadakan gempa bumi sebagai tanda yang mendahului Hari Kiamat. Dalam bahasa tertentu yang tidak memiliki istilah khusus untuk gempa bumi, terjemahannya dapat menjadi “bumi berguncang dengan dahsyat” atau “tanah berguncang dengan dahsyat”

Dalam contoh di atas, adaptor melakukan teknik penerjemahan deskriptif pada

kata gempa bumi yang dalam bahasa sumber tidak dijelaskan secara rinci. Adaptor

mempertimbangkan untuk memberikan penjelasan tambahan berupa deskripsi dari

gempa bumi untuk mengantisipasi jikalau mungkin konsep gempa bumi tidak

dikenal dalam bahasa sasaran.

Penelitian terhadap proyek penerjemahan buku-buku asing dan novel ke dalam

bahasa Indonesia sudah cukup banyak dilakukan. Namun penelitian terhadap proyek

penerjemahan (atau ‘pengadaptasian’ sebagaimana istilah yang dipergunakan oleh

LAI) buku keagamaan dengan sasaran pembaca tertentu masih merupakan hal yang

langka. Oleh karena itu, kajian ini diharapkan menjadi sumbangsih baru yang

menyajikan sudut pandang baru dalam seluk beluk dunia penerjemahan teks

berbahasa asing, dan khususnya menyangkut teks keagamaan.

Berdasarkan uraian tersebut, penyusun tertarik untuk mengkaji problematika

penerjemahan teks keagamaan dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes

dengan fokus kajian berupa strategi penerjemahan, teknik penerjemahan, jenis

Page 11: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

metode penerjemahan, dan prosedur pengujian kualitas SPPA tersebut dalam sebuah

penelitian dengan judul "Problematika Penerjemahan Teks Keagamaan (Suatu

Studi Pengadaptasian Seri Pedoman Penafsiran Alkitab Wahyu Kepada

Yohanes Untuk Pembaca Khusus di Departemen Penerjemahan Lembaga

Alkitab Indonesia Bogor) ”.

B. Rumusan Masalah

Mencermati latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di bagian

sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai

berikut:

1. Apa saja problematika penerjemahan yang terdapat dalam pengadaptasian SPPA

Wahyu Kepada Yohanes?

2. Strategi penerjemahan dan teknik penerjemahan apa yang ditempuh adaptor

dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes?

3. Kecenderungan jenis metode penerjemahan apakah yang digunakan adaptor

dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes?

4. Bagaimanakah prosedur pengujian kualitas SPPA Wahyu Kepada Yohanes yang

dilakukan oleh Departemen Penerjemahan LAI Bogor?

C. Tujuan Penelitian

Secara spesifik, tujuan penelitian ini yaitu :

Page 12: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

1. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan jenis problematika penerjemahan yang

terdapat dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes.

2. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan strategi penerjemahan dan teknik

penerjemahan yang ditempuh adaptor dalam pengadaptasian SPPA Wahyu

Kepada Yohanes.

3. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan kecenderungan jenis metode penerjemahan

yang digunakan adaptor dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes.

4. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan prosedur pengujian kualitas SPPA Wahyu

Kepada Yohanes yang dilakukan oleh Departemen Penerjemahan LAI Bogor.

D. Manfaat Penelitian

Hasil kajian dalam penelitian ini dapat digunakan untuk :

1. Memecahkan berbagai masalah penerjemahan Alkitab, terutama yang

menyangkut pengadaptasian bahasa untuk pembaca khusus (penerjemah lokal).

2. Memberi masukan untuk mengembangkan dan menyempurnakan upaya–upaya

pemahaman Alkitab sesuai dengan tingkat pendidikan dan kekhasan budaya

masyarakat penggunanya.

3. Melengkapi hasil–hasil penelitian sejenis yang cukup relevan sebagai sumbangsih

baru bagi linguistik terapan khususnya bidang penerjemahan bagi pengembangan

ilmu pengetahuan humaniora.

Page 13: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Definisi Seri Pedoman Penafsiran Alkitab (SPPA) SPPA adalah salah satu edisi studi terbitan LAI yang merupakan seri panduan

penerjemahan Alkitab yang menggali makna teks sumber, dan memberikan alternatif

terjemahan ke bahasa penerima dengan memperhatikan perbedaan dan kekayaan

bahasa dan budaya penerima. Tidak hanya bermanfaat bagi penerjemah, tetapi juga

bagi teolog dan awam yang ingin mendalami isi Alkitab (Yayasan LAI, 2008:27).

B. Definisi Penerjemahan

Ada beberapa definisi penerjemahan yang telah dikemukan oleh para ahli.

Definisi-definisi yang diajukan berbeda-beda sesuai dengan latar belakang dan sudut

pandangnya, sehingga definisi ini bisa lemah, kuat atau saling isi (Nababan, 2003).

Pada dasarnya penerjemahan adalah pengalihan pesan dari bahasa sumber (Bsu)

ke bahasa sasaran (Bsa). Diupayakan supaya hasil terjemahan tersebut, bila dibaca

oleh pembaca, pembaca tidak menyadari bahwa yang dibaca tersebut adalah hasil

terjemahan. Selain itu, dalam terjemahan tersebut tidak ada distorsi makna, inilah

yang dikatakan penerjemahan yang tepat dan baik.

Untuk mendapatkan hasil terjemahan yang baik, menurut Barnwell, yaitu

terjemahan yang accurate, clear, dan natural (1983:15), penerjemah harus

memperhatikan beberapa aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek non kebahasaan.

Berikutnya Bell (1991:5) melengkapinya bahwa penerjemahan adalah suatu

proses penggantian teks Bsu ke dalam teks Bsa dengan memperhatikan aspek

Page 14: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

semantik dan gaya (style). Menurut Bell : "Translation is the expression in another

language (or target language) of what has been expressed in another, source

language, preserving semantic and stylistic equivalences".

Dalam hal ini Bell sudah mulai memperhatikan hal yang lebih jelas lagi bahwa

dalam menerjemahkan, penerjemah harus memperhatikan unsur linguistik dan gaya.

Bassnett (1991:13) memperjelas bahwa dalam pengalihan pesan dari Bsu ke

dalam Bsa ada dua unsur yang harus diperhatikan oleh penerjemah, yaitu unsur

linguistik dan unsur non linguistik. Menurut Bassnett : “…..that the translation

involves the transfer of meaning contained in one set of language signs into another

set of dictionary and grammar, the process involves a whole set of extra linguistic

criteria also".

Penerjemahan adalah suatu upaya untuk mengungkapkan kembali isi pesan dari

suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain. Oleh karena itu, penerjemahan tidak sekedar

upaya untuk menggantikan teks dalam satu bahasa ke dalam teks bahasa lain.

"Seorang penerjemah tidak mungkin dapat menggantikan teks bahasa sumber (Bsu)

dengan teks bahasa sasaran (Bsa) karena struktur kedua bahasa itu pada umumnya

berbeda satu sama lainnya". Materi teks Bsu juga tidak pernah digantikan dengan

materi teks Bsa (Nababan, 2003).

Catford dalam Rachmadie (1988:12) menyatakan bahwa “Translation is the

replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material

in another language (TL)”. Definisi ini menjelaskan bahwa penerjemahan sebagai

kegiatan mengganti materi teks dalam bahasa sumber (Bsu) ke materi teks yang

sepadan (equivalent) dalam bahasa sasaran (Bsa). Berdasarkan definisi ini jelas

Page 15: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

bahwa penerjemahan merupakan proses kegiatan tulis sehingga produknya juga

dalam bentuk tertulis (teks).

Nida dan Taber (1974:12) menyatakan bahwa "Translating consists of

reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source

language massage, first in terms of meaning and secondly in terms of style".

Dari kutipan itu, dapat dipahami bahwa penerjemahan adalah upaya untuk

menghasilkan kembali dalam bahasa sasaran padanan alami yang sedekat mungkin

dari pesan dalam bahasa sumber, pertama dalam hal makna dan kedua dalam hal

gaya bahasanya. Dalam hal ini penerjemah adalah sebagai reseptor pesan dalam

bahasa sumber (Bsu) dan kemudian pada saat menerjemahkan, maka ia sebagai

pengirim pesan atau penulis dalam bahasa sasaran (Bsa).

Newmark (1981:7) mengartikan penerjemahan sebagai pengalihbahasaan

keseluruhan teks, kalimat demi kalimat dengan mempertimbangkan aspek emosi,

gaya dan nuansa budaya dari penulis aslinya. Tujuan pokok menerjemahkan adalah

untuk mengalihkan pesan yang tertulis dalam Bsu ke dalam Bsa dengan

mengutamakan kesepadanan makna. Tercapainya kesepadanan makna sangatlah

ditentukan oleh kompetensi atau kemampuan penerjemah dalam memahami Tsu dan

menuangkan pesan makna ke dalam Tsa.

Dalam bidang teori penerjemahan, terdapat istilah translation dan interpretation

yang digunakan dalam konteks yang berbeda–beda meskipun kedua istilah tersebut

terfokus pada pengalihan pesan dari Bsu ke Bsa. Pada umumnya istilah translation

mengacu pada pengalihan pesan tertulis dan lisan. Namun, jika kedua istilah tersebut

Page 16: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

dibahas secara bersamaan, maka istilah translation menunjuk pada pengalihan pesan

tertulis dan istilah interpretation hanya mengacu pada pengalihan pesan lisan.

Perlu pula dibedakan antara kata penerjemahan dan terjemahan sebagai padanan

dari translation. Kata penerjemahan mengandung pengertian proses alih pesan,

sedangkan kata terjemahan artinya hasil dari suatu penerjemahan (Nababan,

1997:12).

Menurut Brislin (1976:1), "Translation is the general term referring to the

transfer of thought and ideas from one language to another whether the languages

are written form or oral form". Penerjemahan adalah istilah umum yang mengacu

pada pengalihan pikiran dan gagasan dari bahasa satu ke bahasa yang lain baik dalam

bentuk tertulis atau lisan.

Nida (1976:15) menjelaskan bahwa menerjemahkan berarti mengalihkan isi

pesan yang terdapat dalam Bsu ke dalam Bsa sedemikian rupa sehingga orang yang

membaca (atau mendengar) pesan itu dalam Bsa kesannya sama dengan kesan orang

yang membaca pesan itu dalam bahasa sumber (bahasa asli).

Ahli lain yang membahas tentang pengertian penerjemahan adalah Samiati

(1998:1) yang menyatakan bahwa penerjemahan terkait dengan pengalihan isi atau

gagasan dari suatu bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Selain itu, ditegaskan

bahwa isi pesan atau gagasan tersebut merupakan aspek sentral dalam terjemahan.

Dengan demikian, untuk dapat menerjemahkan dengan baik, orang atau penerjemah

perlu mengacu pada makna sebagai isu sentral dalam Bsu untuk ditransfer ke dalam

Bsa.

Page 17: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Larson (1984:3-4) menerjemahkan berarti (1) mempelajari leksikon, struktur

gramatikal, situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks bahasa sumber.(2)

menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan maknanya dan (3)

mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan leksikon dan

struktur gramatikal yang sesuai dalam bahasa sasaran dan konteks budayanya.

Dari beberapa pendapat di atas nampaknya definisi "translation" dari waktu ke

waktu ada perkembangan dalam artian menjadi lebih jelas dengan apa yang

dimaksud dengan penerjemahan. Sehingga dapat dikatakan bahwa hakekat

penerjemahan adalah pengalihan pesan dari Bsu ke dalam Bsa dengan

memperhatikan unsur linguistik (semantik) maupun unsur non lingustik (budaya).

Unsur linguistik yang terkait dengan kata, frase, klausa, kalimat serta teks. Hal

ini karena setiap bahasa mempunyai sifat yang berbeda antara yang satu dengan yang

lain. Yang terkait dengan budaya yaitu budaya yang ada pada Bsu karena pada

dasarnya budaya suatu bahasa akan tercermin dari bahasa itu sendiri. Hal ini

diungkapkan oleh Dollerup (1994: 25) bahwa "A part from being a vehicle of

communication, language is thus a transmitter and repository of cultural signifiers".

Pemahaman tentang linguistik dan non-linguistik tersebut sangat diperlukan

untuk menemukan kesepadanan yang sedekat-dekatnya untuk menghasilkan

terjemahan yang baik, tepat dan wajar, sehingga dapat dimengerti dengan mudah.

Penerjemahan adalah sebuah proses pemindahan pesan baik secara tulis maupun

lisan bahasa sumber ke dalam pesan yang sepadan secara tulis maupun lisan dalam

bahasa sasaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa “Translation is the process

to transfer written or spoken source language (SL) texts to equivalent written or

Page 18: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

spoken target language (TL) texts”

(Http://www.thelanguagetranslation.com/translation process, strategy, and

methods/html/13 Juni 2010/04.00 pm).

Dalam bidang penerjemahan Alkitab, penerjemahan merupakan sebuah

pekerjaan yang berhubungan dengan keteologian (berhubungan dengan ilmu

keagamaan). Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa “theological factors can

influence the decision in translation” (T. David Gordon dalam http://www.bible-

researcher.com/17 Juni 2010/08.00 am).

Foster (1958:1) dalam Mahmoud Ordudari di http:

//translationjournal.net/journal/43 theory.html/volume 12 No 1 Januari 2008/ 21

Juni 2010/03.00 pm menyatakan bahwa “translation as the act of transferring

through which the content of a text is transferred from the source language into the

target language” (penerjemahan merupakan proses mentransfer isi teks bahasa

sumber ke dalam bahasa sasaran).

“Translation is to be understood as the process whereby a message expressed in

a specific source language is linguistically transformed in order to be understood by

readers of the target language”(Frederic Houbert dalam

http://accurapid.com//translationjournal/5 theory.html/volume 2 nomor 3 Juli

1998/21 Juni 2010/04.00 pm). Berdasarkan kutipan tersebut, penerjemahan dapat

dipahami sebagai sebuah proses dimana pesan dalam bahasa sumber secara linguistik

di transfer agar dapat dipahami oleh pembaca bahasa sasaran.

Salawu, Ph.D dalam http://www accurapid.com//translationjournal//36

yoruba.html/volume 10 nomor 2 April 2006/21 Juni 2010/02.00 pm menyatakan

Page 19: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

bahwa “translation should be seen as an attempt to guess the mind of an author

correctly” (penerjemahan harus di lihat sebagai sebuah usaha untuk menebak pikiran

penulis bahasa sumber secara tepat).

“A good translation should play the same role in the target language as the

original did in the source language” (Mahmoud Ordudari dalam http:

//translationjournal.net/journal/43 theory.html/volume 12 nomor 1 Januari 2008/21

Juni 2010/03.00 pm). Berdasarkan pernyataan tersebut, penerjemahan yang baik

harus memiliki peran yang sama baik dalam bahasa sumber maupun bahasa sasaran.

Sejalan dengan Mahmoud, Salawu Adewuni, Ph.D dalam http://www

accurapid.com//translationjournal//36 yoruba.html/volume 10 nomor 2 April

2006/21 Juni 2010/02.00 pm menyatakan bahwa “a perfect translation whereby the

translated version may be equivalent to the original text” (penerjemahan yang

sempurna adalah terjemahan yang sepadan dengan teks bahasa sumbernya).

C. Strategi Penerjemahan

Strategi penerjemahan adalah rencana sadar yang dimiliki oleh penerjemah

untuk memecahkan masalah dalam proses penerjemahan yang dituangkan dalam

penerjemahan yang sebenarnya. Demikian pernyataan Krings (1986:18) dalam

Mahmoud Ordudari di http://translationjournal.net//journal/41 culture.html/22 Juni

2010/07.00 am yang menyatakan bahwa “translation strategy as "translator's

potentially conscious plans for solving concrete translation problems in the

framework of a concrete translation task".

Menurut Seguinot (1989) dalam Mahmoud Ordudari di

http://translationjournal.net//journal/41 culture.html/22 Juni 2010/07.00 am

Page 20: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

sedikitnya ada 3 strategi umum yang biasanya diterapkan penerjemah yaitu : (1)

sedapat mungkin menerjemahkan dengan tanpa mengurangi pesan, (2) mengkoreksi

kesalahan yang muncul dalam terjemahan, (3) mengurangi kesalahan stilistik dalam

teks untuk revisi selanjutnya. Berikut kutipannya :

Seguinot (1989) believes that there are at least three global strategies employed by the translators: (i) translating without interruption for as long as possible; (ii) correcting surface errors immediately; (iii) leaving the monitoring for qualitative or stylistic errors in the text to the revision stage.

Lebih lanjut, Loescher (1991:8) dalam Mahmoud Ordudari di

http://translationjournal.net//journal/41 culture.html/22 Juni 2010/07.00 am

mendefinisikan strategi penerjemahan sebagai prosedur untuk memecahkan masalah

yang dihadapi dalam menerjemahkan teks atau segmen dalam teks.

Moreover, Loescher (1991:8) defines translation strategy as "a potentially conscious procedure for solving a problem faced in translating a text, or any segment of it." As it is stated in this definition, the notion of consciousness is significant in distinguishing strategies which are used by the learners or translators. In this regard, Cohen (1998:4) asserts that "the element of consciousness is what distinguishes strategies from these processes that are not strategic."

Venuti (1998:240) dalam Mahmoud Ordudari di

http://translationjournal.net//journal/41 culture.html/22 Juni 2010/07.00 am

menyatakan bahwa strategi penerjemahan melibatkan tugas dasar dalam memilih

teks asing untuk diterjemahkan dan menerapkan metode untuk menerjemahkan teks

tersebut. Venuti menerapkan konsep idiologi penerjemahan domestikasi dan

foreignisasi untuk merujuk konsep strategi penerjemahan. Berikut pernyataan Venuti

:

Venuti (1998:240) indicates that translation strategies "involve the basic tasks of choosing the foreign text to be translated and developing a method to translate it." He employs the concepts of domesticating and foreignizing

Page 21: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

to refer to translation strategies. Merujuk kepada proses dan produk dari penerjemahan, Jaaskelainen (2005)

dalam Mahmoud Ordudari di http://translationjournal.net//journal/41

culture.html/22 Juni 2010/07.00 am membagi strategi penerjemahan menjadi 2

kategori yaitu strategi yang berhubungan dengan apa yang terjadi dalam teks dan

strategi yang berhubungan dengan apa yang terjadi dalam proses.

Strategi yang berorientasi pada produk seperti yang Jaaskelainen (2005:15)

ungkapkan melibatkan tugas pokok dalam memilih teks sumber dan menerapkan

metode yang sesuai untuk menerjemahkan teks tersebut. Dan strategi yang

berorientasi pada proses merupakan aturan atau prinsip yang dipegang oleh

penerjemah untuk meraih tujuan yang ditentukan oleh situasi dalam penerjemahan.

Jaaskelainen (2005:16) membaginya menjadi 2 tipe yaitu global dan lokal

strategi. Global strategi merujuk kepada prinsip umum dan mode tindakan dan lokal

strategi merujuk kepada tindakan yang spesifik yang berhubungan dengan

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh penerjemah. Berikut

kutipannya :

Taking into account the process and product of translation, Jaaskelainen (2005) divides strategies into two major categories: some strategies relate to what happens to texts, while other strategies relate to what happens in the process. Product-related strategies, as Jaaskelainen (2005:15) writes, involves the basic tasks of choosing the SL text and developing a method to translate it. However, she maintains that process-related strategies "are a set of (loosely formulated) rules or principles which a translator uses to reach the goals determined by the translating situation" (p.16). Moreover, Jaaskelainen (2005:16) divides this into two types, namely global strategies and local strategies: "global strategies refer to general principles and modes of action and local strategies refer to specific activities in relation to the translator's problem-solving and decision-making."

Page 22: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

D. Metode Penerjemahan

Ada beberapa ahli yang mempunyai beragam pandangan mengenai konsep

metode penerjemahan. Dalam Macquarie Dictionary (1982):” A method is a way of

doing something, especially accordance with a definite plan” (dalam Machali

2000:48). Machali memberikan definisi metode sebagai suatu cara melakukan

sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu.

Molina dan Amparo (2001:507) menyatakan bahwa “Translation method refers

to the way a particular translation process is carried out in the term of translator’s

objectives. i.e a global option that affects the whole text”. Dari pernyataan tersebut,

metode penerjemahan merupakan pilihan cara penerjemahan pada tataran global

yang terjadi dalam proses penerjemahan yang mempengaruhi teks secara

keseluruhan dan terkait dengan tujuan penerjemah. Dapat dikatakan bahwa metode

adalah cara penerjemahan yang terjadi pada tataran makro terkait dengan tujuan

penerjemah yang mempengaruhi cara penerjemahannya pada unit mikro.

Hoed (2006:55) menyatakan bahwa penerjemahan sering didasari oleh audience

design atau need analysis. Dalam praktiknya penerjemah memilih salah satu metode

yang sesuai dengan untuk siapa dan untuk tujuan apa penerjemahan dilakukan.

Newmark (1988:45) memberikan delapan (8) jenis metode penerjemahan yang

diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu empat diantaranya berorientasi pada

Bsu (SL emphasis) dan empat lainnya berorientasi pada Bsa (TL emphasis).

Page 23: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Diagram V Newmark menggambarkan hubungan antara metode penerjemahan

dan idiologi penerjemahan yang memayungi metode-metode tersebut. Berikut

diagram V Newmark :

SL emphasis TL emphasis

Word for word translation Adaptation

Literal translation Free translation

Faithful translation Idiomatic translation

Semantic translation Communicative translation

Diagram V tersebut menggambarkan bahwa ke delapan metode penerjemahan

pada intinya hanya menganut dua idiologi yaitu beorientasi ke SL (foreignization)

dan berorientasi ke TL (domestication). Empat metode berorientasi ke SL cenderung

untuk memberikan dan mempertahankan nuansa terjemahan pada produknya.

Sebaliknya empat metode yang lain yang berorientasi ke TL akan berusaha

menghilangkan nuansa tersebut.

Masing-masing metode tersebut memberi pengaruh pada saat penerjemahan,

sehingga hasil yang berbeda akan muncul pada produk terjemahannya sesuai dengan

idiologi yang dianut penerjemah saat menerjemahkan teks bahasa sumber. Secara

singkat, kedelapan metode penerjemahan tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Word for word translation (Penerjemahan kata demi kata)

Penerjemahan kata demi kata adalah suatu jenis penerjemahan yang masih

terikat pada tataran kata dan struktur Bsu. Nababan (2003:31) menyatakan bahwa

dalam menerjemahkan, penerjemah hanya mencari padanan kata Bsu dalam Bsa

tanpa mengubah susunan kata dalam terjemahannya.

Susunan kata dalam kalimat Bsa sama persis dengan susunan kata dalam

kalimat Bsu. Metode ini bisa diterapkan jika kedua bahasa memiliki kaidah yang

Page 24: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

sama sehingga tidak menyalahi struktur kalimat bahasa sasaran. Metode ini tidak

relevan diterapkan dalam penerjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

Karena keduanya memiliki kaidah yang berbeda, misalnya dalam struktur frase

nomina.

Dengan menggunakan metode penerjemahan kata demi kata, ide atau gagasan

suatu teks tidak akan bisa dipahami oleh pembaca. Namun, Newmark (1988:45)

mengemukakan metode ini berguna bagi seseorang yang ingin mengerti struktur

Bsu atau menguraikan teks yang sulit sebagai salah satu tahap sebelum

menerjemahkan. Demikian pernyataan Newmark : “The main use of word-for-

word translation is either to understand the mechanics of the source language or

to construe a difficult text as a pre-translation process.”

2. Literal translation (Penerjemahan harfiah)

Literal translation atau lebih dikenal sebagai penerjemahan harfiah

disebut juga “pre-translation process”. Mungkin awalnya penerjemah

menerjemahkan kata demi kata kemudian menyesuaikan susunan kata dalam

kalimat terjemahannya sesuai dengan susunan kata dalam kalimat Bsa.

Dengan kata lain penerjemah mengubah struktur kalimat Bsu ke Bsa yang

mendekati sepadan.

3. Faithful translation (Penerjemahan setia)

Metode penerjemahan ini mencoba untuk setia terhadap maksud penulis teks

bahasa sumber. Penerjemahan ini berusaha memproduksi kembali makna

Page 25: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

kontekstual teks bahasa sumber dan masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya.

Dengan kata lain penerjemahan dilakukan sebisa mungkin untuk mempertahankan

aspek bentuk seperti dalam teks puisi sehingga pembaca masih secara lengkap

melihat kesetiaan pada segi bentuknya.

Hoed mengatakan bahwa tujuan melakukan penerjemahan dengan metode ini

antara lain untuk memperkenalkan metafora asing, untuk memperkenalkan

ungkapan dan istilah baru guna mengisi kekosongan ungkapan dan istilah dalam

bahasa sasaran.

4. Semantic translation (Penerjemahan semantik)

Sebagai salah satu metode penerjemahan yang berorientasi pada bahasa

sumber, penerjemahan semantik lebih luwes daripada penerjemahan setia.

Newmark (1988: 46) mengatakan bahwa :

Semantic translation must take more account of the aesthetic value (that is,

the beautiful and natural sound) of the SL text, compromising on ‘meaning’

where appropriate so that no assonance, word play or repetition jars in the

finished version. It may translate less important cultural words by culturally

functional terms but not by cultural equivalents and it may make other small

concessions to the readership. It is more flexible.

Dari pernyataan tersebut, penerjemahan semantik harus mempertimbangkan

unsur estetika teks bahasa sumber dengan tetap memperhatikan makna.

5. Adaptation

Metode adaptasi merupakan metode penerjemahan paling bebas karena latar

belakang budaya, konteks sosial dan nama tokoh dari suatu karya sastra

disesuaikan dengan keadaan Bsa. Bahkan suatu cerita ditulis ulang sesuai dengan

kebudayaan Bsa.

Page 26: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Metode ini lebih menekankan “isi” pesan, sedang bentuknya disesuaikan

dengan kebutuhan pembaca Bsa. Metode ini sering diterapkan dalam

menerjemahkan cerita anak dimana pengetahuan mereka sangat terbatas tentang

istilah-istilah baru.

Hoed (2006:56) menyebutkan binatang rubah diganti dengan kancil

meskipun sifat liciknya berbeda. Nama diri seperti Thomas juga bisa

diterjemahkan menjadi Tono. Semua itu dilakukan agar pembaca benar-benar

mengerti isi pesan teks tersebut tanpa menghiraukan unsur budaya teks bahasa

sumber.

6. Free translation (Penerjemahan bebas)

“Free translation reproduces the matter without the manner, or the content

without the form of the originally” (Newmark, 1988:45). Pernyataan tersebut

mengindikasikan bahwa penerjemah mempunyai kebebasan yang terbatas dalam

mengungkapkan suatu pesan ke dalam bahasa sasaran, maksudnya ialah

penerjemah tidak memiliki kebebasan dalam memodifikasi karya asli.

Hoed (2006:57) menyatakan biasanya penerjemahan bebas dilakukan untuk

memenuhi permintaan klien yang hanya ingin mengetahui isi pesannya. Metode

ini tidak sama halnya dengan adaptasi dimana penerjemah memiliki kebebasan

untuk mengubah latar belakang budaya, konteks sosial maupun nama tokoh dari

suatu karya sastra.

Bahkan Nababan (2003) menyatakan bahwa pencarian padanan dalam

penerjemahan bebas cenderung terjadi pada tataran paragraf atau wacana.

Penerjemah harus mampu menangkap pesan dalam bahasa sumber pada tataran

Page 27: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

paragraf atau wacana secara utuh dan kemudian mengalihkan dan

mengungkapkan pesan dalam bahasa sasaran. Karena penerjemahan ini dilakukan

untuk mengetahui isi pesan dari Bsu.

7. Idiomatic Translation (Penerjemahan idiomatis)

Metode penerjemahan ini, berusaha untuk mengalihkan pesan dari teks asli

tetapi nuansa maknanya cenderung sedikit menyimpang. Biasanya hal ini

dilakukan melalui penggunaaan kolokasi dan idiom yang tidak ditemukan di

dalam teks aslinya (Newmark, 1988: 47).

Kemudian Hoed (2006:58) menambahkan bahwa penerjemahan idiomatis

mengupayakan penemuan padanan istilah, ungkapan, dan idiom dari apa yang

tersedia dalam Bsa.

8. Commmunicative translation (Penerjemahan komunikatif)

Terjemahan merupakan alat untuk menyampaikan pesan dari satu bahasa ke

bahasa lain. Dengan demikian terjemahan merupakan bagian dari alat komunikasi

antar bahasa. Mengacu pada pendapat Newmark dalam Nababan (2003:40)

tentang fungsi terjemahan sebagai alat komunikasi yaitu : “…….translation is

basically a means of communication or a manner of addressing one or more

persons in the speaker presence.”

Dari kutipan tersebut terjemahan harus dikembalikan pada fungsi utamanya

sebagai alat komunikasi atau menyampaikan gagasan kepada orang lain. Oleh

karena itu suatu terjemahan haruslah mempunyai bentuk, makna dan fungsi.

Metode penerjemahan ini lebih menekankan efek yang ditimbulkan oleh

suatu terjemahan kepada para pembacanya. Penerjemahan ini sangat

Page 28: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

memperhatikan unsur-unsur seperti bahasa sumber dan bahasa sasaran, budaya

dan penulis teks asli sehingga tidak menimbulkan kesulitan dalam membaca teks

terjemahan. Semua unsur tesebut merupakan ciri-ciri penerjemahan komunikatif

yang membedakannya dengan metode yang lain.

Newmark (1988:47) menegaskan bahwa “semantic and communicative

translations fulfil the two main aims of translation.” Karena kedua metode

tersebut mendekati penerjemahan yang bagus. Pertama, semantic translation lebih

personal dan individual, nuansa maknanya menyatu dengan pemikiran penulis dan

menghadirkan terjemahan yang ringkas sehingga menghasilkan efek pragmatis.

Maksudnya ialah penerjemahan semantik tidak begitu memperhatikan aspek

bentuk estetik bahasa sumber, yang terpenting adalah ketepatan penyampaian

informasi yang terdapat dalam bahasa sasaran. Sedangkan metode penerjemahan

komunikatif lebih mengutamakan tersampaikannya pesan secara sederhana, jelas

dan lugas serta selalu disampaikan dengan gaya yang alami dan penuh makna.

Daud Soesilo (2001: 35-44) menyatakan bahwa terdapat 2 jenis metode

penerjemahan yang umumnya diterapkan penerjemah Alkitab. Metode penerjemahan

yang dimaksud yaitu metode penerjemahan harfiah dan metode penerjemahan

dinamis. Metode penerjemahan harfiah adalah metode yang menekankan pengalihan

bentuk bahasa yaitu dari naskah asli dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.

Tetapi, ada banyak halangan bahasa seperti perbedaan bentuk bahasa, perkataan,

istilah, peribahasa dan kiasan, dll yang membuat cara penerjemahan ini tidak

membawa hasil yang maksimal. Jika yang diterjemahkan hanya bentuk bahasanya

saja, maka arti yang dimaksudkan dapat menyimpang dari makna aslinya.

Page 29: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Contohnya : kata ”Good Friday” tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia ”Hari Jumat yang baik”, karena makna yang hendak di sampaikan

sebenarnya adalah ”Jumat Agung” untuk memperingati wafatnya Tuhan Yesus.

Contoh yang lain :

Kejadian 9:16 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

”Jika busur itu ada di awan”

Arti yang umumnya ditangkap dari pembaca biasa adalah busur untuk memanah,

padahal arti yang dimaksud dalam teks Ibrani adalah ”Pelangi”.

I Samuel 24:4

”Masuklah Saul ke dalamnya hendak berselimutkan kakinya”

Artinya yang saat ini ditangkap oleh pembaca biasa yaitu ”tidur/istirahat atau

kedinginan” padahal ”berselimutkan kaki” adalah ungkapan bahasa Ibrani yang

artinya adalah ”membuang hajat/buang air”.

Jenis metode yang kedua yaitu metode penerjemahan dinamis fungsional yang

lebih menekankan pada pengalihan arti bahasa yang dimaksud dalam naskah asli ke

dalam bahasa penerima yang umum dan wajar, yang disesuaikan dengan konteks

pembacanya. Dengan demikian, arti yang dimengerti oleh pembaca mula-mula yang

hidup di masa lalu, dapat sedekat mungkin dimengerti oleh pembaca terjemahan

yang hidup di masa sekarang yang berbeda bahasa dan kebudayaannya.

Jadi, unsur yang ditekankan dalam metode ini yaitu : (1) kesetiaan pada arti

naskah asli Alkitab dan (2) kesetiaan pada bentuk bahasa penerima yang umum dan

wajar. Prosesnya adalah naskah asli di analisis, lalu dialihkan unsur-unsur budaya

Page 30: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

dan bahasanya yang penting dari naskah asli tersebut ke dalam bahasa penerima,

baru disusun kembali dalam bentuk bahasa penerima yang umum dan wajar.

Sependapat dengan Daud, ahli berikutnya yaitu P.G. Katoppo (2001:8-9) juga

membagi metode penerjemahan Alkitab menjadi 2 jenis metode yaitu metode

penerjemahan harfiah dan metode penerjemahan dinamis.

Menurutnya, metode penerjemahan harfiah adalah sebuah metode yang lebih

berorientasi kepada bahasa sumber, dalam hal ini adalah bahasa Ibrani, Yunani, dan

Aram. Bentuk dan struktur bahasa sumber sangat diperhatikan dalam

memformulasikan terjemahannya. Alhasil, penganut metode ini biasanya lebih suka

mempertahankan bentuk dan struktur serta gaya bahasa yang terdapat dalam bahasa

sumber. Padahal, sering terjadi kerangka berpikir bahasa sumber dan bahasa

penerima jauh berbeda. Akibatnya, upaya mempertahankan bentuk dan susunan

bahasa sumber tak jarang bisa menggangu pemahaman.

Metode yang kedua yaitu metode penerjemahan dinamis adalah metode yang

mementingkan penekanan pengalihan makna dan bukan bentuk. Memang penekanan

pada makna menghadapi masalah bagaimana harus mendamaikan kerumitan

komponen-komponen semantik masing-masing bahasa (sumber dan sasaran) demi

membuahkan hasil akhir berupa kata-kata dan susunan kalimat yang wajar.

Bagaimanapun, hasil terjemahan harus diusahakan mengungkapkan pesan yang

terkandung menurut bentuk–bentuk yang lazim dalam bahasa sasaran.

Dr. Barclay M. Newman (1987: 7-14) sependapat dengan konsep dua ahli

sebelumnya (Daud dan Katoppo) yang juga membagi metode penerjemahan Alkitab

menjadi 2 jenis yaitu metode penerjemahan harfiah dan metode penerjemahan

Page 31: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

dinamis. Dalam metode penerjemahan harfiah, bentuk bahasa sumber diutamakan

dengan tujuan memindahkan sebanyak mungkin segi-segi bentuk bahasa sumber itu

ke dalam bahasa penerima.

Jenis metode penerjemahan yang kedua yaitu metode penerjemahan dinamis

fungsional. Dalam metode ini, ada dua aspek yang diperhatikan yaitu : (1) kesetiaan

terhadap arti teks asli itu, dan (2) suatu hasil terjemahan yang paling sesuai dengan

bentuk bahasa penerima itu. Dengan menggunakan metode ini, penerjemah akan

melalui 3 tahap penerjemahan yaitu : (1) analisis, (2) pemindahan/transfer, (3)

penyusunan kembali/restrukturisasi

Secara sederhana, perbedaan antara metode penerjemahan harfiah dan metode

penerjemahan dinamis fungsional dapat dibandingkan dalam tabel berikut :

Tabel 01 : Perbandingan Metode Penerjemahan Alkitab

No Item Metode Penerjemahan

Harfiah

Metode Penerjemahan

Dinamis

1 Yang

ditekankan

Bentuk bahasa asli Arti dan fungsi bahasa asli

serta bentuk bahasa penerima

2 Prosedur Penerjemahan langsung Di analisis, dialihkan, baru

disusun kembali

3 Penerjemah Biasanya perseorangan Panitia yang terdiri atas 2-3

penerjemah, beberapa peneliti

dan penasihat, serta tenaga

ahli/konsultan penerjemahan

4 Tingkat bahasa Umumnya bahasa formal di

mana tingkat pembaca

dianggap sama

Bahasa sehari-hari yang umum

dan wajar, menurut tingkat

kebutuhan pembaca. Misalnya

: SMP Kelas 1 ke atas (Alkitab

BIS), SD Kelas 4-6 (Alkitab

anak-anak), SD Kelas 1-4 :

Alkitab Pembaca Baru atau

Komik Alkitab. Dewasa :

Alkitab TB.

Page 32: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

5 Prinsip Persesuaian kata demi kata Tidak melebihi atau

mengurangi arti teks asli.

Latuihamallo, P.D. dengan artikelnya yang berjudul ”Jenis-jenis metode

penerjemahan Alkitab” dalam http://www.sabda.org/sejarah/artikel/jenis metode

penerjemahan Alkitab.html/13 Juni 2010/03.00 pm membagi jenis metode

penerjemahan Alkitab menjadi 5 jenis metode penerjemahan yaitu :

1. Metode Penerjemahan Interlinear

Merupakan jenis metode penerjemahan kata-demi-kata, berdasarkan urutan

kata dalam bahasa aslinya. Metode ini berguna bila seorang ingin mengetahui

bentuk dan susunan kata dalam bahasa aslinya baris-demi-baris tanpa

mempelajari lebih dahulu bahasa sumbernya.

2. Metode Penerjemahan Harfiah

Metode penerjemahan tradisional yang mengalihbahasakan naskah dalam

bahasa sumber tanpa mengindahkan kekhususan bahasa sasaran. Dalam metode

ini, penerjemah sangat respek pada bahasa sumber sehingga sedapat mungkin

bentuk aslinya dipertahankan, walau sering terasa janggal artinya dalam bahasa

sasaran.

Oleh karena itu, padanan yang diutamakan adalah dalam bidang leksikal dan

sintaksis antara bahasa sumber dan bahasa sasaran, dengan kata lain titik

beratnya masih pada struktur lahir.

3. Metode Penerjemahan Dinamis Fungsional

Jenis metode penerjemahan yang mengutamakan arti dan fungsi yang

dimaksud dalam teks asli, sekaligus memperhatikan kekhususan bahasa sasaran.

Page 33: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Oleh karena itu, bentuk bahasa aslinya boleh diubah asal makna dan tujuan teks

asli dipertahankan.

Metode penerjemahan ini secara serius mencari padanan yang terdekat dan

wajar dalam mengungkapkan arti dan fungsi yang dimuat dalam naskah aslinya.

Metode ini memanfaatkan hasil-hasil penemuan linguistik (mengeksplisitkan

yang implisit dalam naskah sumber, dan dalam perubahan bentuk menggunakan

analisis komponen makna, transformasi balik dalam bahasa sumber, dan

konsistensi kontekstual), serta dikembangkan berdasarkan penelitian-penelitian

di bidang komunikasi dan sosiosemiotika.

Itulah sebabnya metode semacam ini sangat bermanfaat untuk mengetahui

arti, berita atau amanat yang tercantum dalam naskah asli Alkitab, khususnya

bagi orang awam, mereka yang ingin membaca dan mendalami Alkitab tanpa

pendidikan teologi formal.

4. Metode Penerjemahan Adaptasi

Merupakan metode penerjemahan bebas yang mementingkan pesan/amanat

tetapi diungkapkan dengan kata-kata sendiri. Pengadaptasinya mempunyai

anggapan tertentu mengenai apa yang dianggapnya paling penting bagi

pembaca/pendengarnya.

5. Metode Penerjemahan Penafsiran Ulang Menurut Kebudayaan

Merupakan metode penerjemahan dengan pengungkapan kembali isi teks

dalam kata-kata sendiri sesuai dengan konteks kebudayaan penerjemah serta

pendengar/pembaca yang menjadi sasaran 'terjemahan' ini. Tafsiran ulang seperti

Page 34: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

ini menarik untuk dibaca, tetapi kurang bermanfaat untuk memahami arti dan

fungsi teks sesuai dengan latar belakang sejarah dan kebudayaan aslinya.

E. Teknik Penerjemahan

Istilah teknik penerjemahan merupakan istilah dengan banyak nama. Artinya,

para pakar penerjemahan menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk menyebut

konsep yang sama tentang teknik penerjemahan. Newmark (1988) menyebut istilah

teknik penerjemahan dengan istilah prosedur penerjemahan, dan Baker (1992)

menyebutnya dengan istilah strategi penerjemahan. Perbedaan penyebutan istilah-

istilah tersebut dapat dimaklumi karena antara prosedur, teknik, dan strategi saling

kait mengkait.

Apapun sebutannya, teknik penerjemahan dan strategi penerjemahan merupakan

dua konsep yang berbeda, meskipun keduanya berkaitan erat. Strategi penerjemahan

merupakan suatu cara yang dilakukan penerjemah untuk memecahkan masalah yang

muncul dalam penerjemahan. Sedangkan teknik penerjemahan merupakan

perwujudan dari strategi penerjemahan yang dapat diketahui pada produk atau hasil

penerjemahan. Hal ini diungkapkan oleh Molina dan Albir (2002):

Strategies open the way to finding a suitable solution for a translation unit.

The solution will be materialized by using a particular technique. Therefore,

strategies and techniques occupay different places in problem solving:

strategies are part of the process, techniques affect the result.

Menurut Machali (2000:77), terdapat dua hal pokok pada istilah teknik yaitu: 1)

teknik adalah hal yang bersifat praktis; 2) teknik diberlakukan terhadap tugas tertentu

(dalam hal ini tugas penerjemahan). Lebih lanjut disebutkan bahwa sesuai dengan

sifatnya yang praktis, ‘teknik’ secara langsung berkaitan dengan permasalahan

Page 35: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

praktis penerjemahan dan pemecahannya daripada dengan norma pedoman

penerjemahan tertentu. Teknik penerjemahan lebih banyak berkaitan dengan langkah

praktis dan pemecahan masalah.

Molina dan Albir (2002) menyatakan bahwa “Translation techniques ... to

describe the actual steps taken by the translators in each textual micro-unit and

obtain clear data about the general methodological option chosen”. Newmark

(1988) berpendapat bahwa “...translation procedures are used for sentences and the

smaller units of language”.

Dari kedua pernyataan tersebut, ada persamaan antara ‘translation techniques’

yang disebutkan oleh Molina dan Albir dengan ‘translation procedures’ oleh

Newmark. Keduanya sama-sama berada pada tataran mikro dari suatu teks.

Istilah ‘procedures’ juga digunakan oleh Pozo Y Postigo dalam Molina dan

Albir (2002). Dia menyebutkan bahwa “Procedures include the use of simple

technique and skills, as well as expert use of strategies.”

Oleh karena itu, penyusun menggunakan istilah ‘teknik’ untuk merujuk pada

langkah yang dilakukan oleh penerjemah untuk menyelesaikan masalah yang

terwujud dalam terjemahan pada tataran mikro teks.

Molina dan Albir (2002) juga merumuskan teknik sebagai prosedur untuk

menganalisa dan mengklasifikasikan masalah kesepadanan dalam penerjemahan.

Mereka juga memberikan lima karakteristik dasar teknik penerjemahan yaitu :

a. They affect the result of the translation

b. They are classified by comparison with the original

c. They affect micro units of text

Page 36: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

d. They are by nature discursive and contextual

e. They are functional

Pada akhirnya, teknik yaitu sebagai penjelasan atas langkah apa saja yang telah

dilakukan oleh penerjemah pada saat menghadapi masalah dalam suatu proses

penerjemahan, yang validitasnya tergantung dari keseluruhan konteks teks yang

diterjemahkan serta tujuan penerjemahan itu sendiri. Beberapa ahli penerjemahan

yang menjelaskan konsep tentang teknik penerjemahan diantaranya :

Benny Hoed (2006) memberikan 9 teknik penerjemahan yang bisa diterapkan

oleh penerjemah. Teknik-teknik penerjemahan tersebut yaitu :

1. Transposisi

Dalam teknik transposisi, penerjemah merubah struktur kalimat agar dapat

memperoleh terjemahan yang betul.

Bsu : He was unconscious when he arrived at the hospital

Bsa : Setibanya di rumah sakit, ia sudah dalam keadaan tidak sadar.

2. Modulasi

Penerjemah memberikan padanan yang secara semantik berbeda sudut pandang

artinya atau cakupan maknanya, tetapi dalam konteks yang bersangkutan

memberikan pesan yang sama.

Bsu : The laws of Germany govern this Agreement.

Bsa : Perjanjian ini diatur oleh hukum Jerman

3. Penerjemahan Deskriptif

Page 37: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Penerjemahan deskriptif ini dilakukan jika suatu konsep dalam Bsu tidak atau

belum mempunyai padanan kata dalam Bsa-nya. Suatu konsep akan

diterjemahkan dengan bentuk uraian yang berisi makna kata yang bersangkutan.

Bsu : licensed software

Bsa : perangkat lunak yang dilisensikan

4. Penjelasan Tambahan

Agar suatu konsep lebih mudah dipahami (misalnya nama makanan atau

minuman yang dianggap asing oleh masyarakat pengguna Bsa), biasanya

penerjemah memberikan tambahan kata khusus sebagai penjelasan

Bsu : He bought a brandy yesterday

Bsa : Dia membeli sebotol minuman brandy kemarin

5. Catatan Kaki

Dalam penerjemahan tulis, penerjemah memberikan keterangan dalam bentuk

catatan kaki untuk memperjelas makna kata terjemahan yang dimaksud karena

tanpa penjelasan tambahan itu kata terjemahan diperkirakan tidak akan dipahami

dengan baik oleh pembaca.Bsa.

Bsu : All the software in your phone.

Bsa : Semua perangkat lunak dalam telepon seluler* Anda.

* Ini adalah teks tentang Perjanjian Lisensi yang di dalamnya mengandung

pengertian bahwa perangkat lunak itu dimasukan ke dalam telepon seluler dan

bukan telepon biasa.

6. Penerjemahan Fonologis

Page 38: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Ketika penerjemah tidak dapat menemukan padanan yang sesuai dalam Bsa ia

memutuskan untuk membuat kata baru yang diambil dari bunyi kata dalam Bsu

untuk disesuaikan dengan sistem bunyi dan ejaan Bsa.

Bsu : cryptographic software

Bsa : perangkat lunak kriptografis

7. Penerjemahan Resmi

Ada sejumlah istilah, nama, dan ungkapan yang sudah baku atau resmi dalam

Bsa sehingga penerjemah bisa langsung menggunakannya sebagai padanan.

Bsu : New Zealand

Bsa : Selandia Baru

8. Tidak Diberikan Padanan

Jika penerjemah tidak dapat menemukan terjemahan suatu konsep dalam Bsa,

dia bisa tetap mengutip dari bahasa aslinya. Teknik ini biasanya dilengkapi

dengan catatan kaki.

Bsu : He celebrated Halloween Day

Bsa : Dia merayakan Hari Halloween

9. Padanan Budaya

Dalam teknik ini, penerjemah memberikan padanan yang sesuai dengan unsur

kebudayaan bahasa sasaran.

Bsu : ‘A’ level exam

Bsa : Ujian SPMB

Melengkapi pendapat Hoed mengenai teknik penerjemahan yang sudah

diuraikan sebelumnya, Molina dan Albir (2002) memberikan 18 klasifikasi teknik

Page 39: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

yang bisa digunakan oleh seorang penerjemah. 18 teknik penerjemahan yang

dimaksud yaitu :

1. Adaptasi (Adaptation)

Teknik ini bertujuan untuk mengganti unsur budaya pada Bsu ke dalam budaya

Bsa.

Bsu : They search for bread

Bsa : Mereka mencari makanan

Kata bread diterjemahkan menjadi makanan. Ini terjadi jika masyarkat pengguna

Bsa tidak mengenal roti.

2. Amplifikasi (Amplification)

Cara yang digunakan dalam teknik ini adalah mengungkapkan detail pesan

secara eksplisit atau memparafrasekan suatu informasi yang implisit dari Bsu ke

dalam Bsa.

Contoh:

Bsu : There were some Texan attending the conference.

Bsa : Beberapa penduduk negara bagian Texas ikut menghadiri

konferensi itu.

3. Peminjaman (Borrowing)

Borrowing adalah teknik penerjemahan yang memungkinkan penerjemah

meminjam kata atau ungkapan dari Bsu, baik sebagai peminjaman murni (pure

borrowing) ataupun peminjaman yang sudah dinaturalisasikan (naturalized

borrowing) baik dalam bentuk morfologi ataupun pengucapan yang disesuaikan

dalam Bsa

Page 40: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

- Peminjaman murni (Pure Borrowing)

Bsu : hydrangea

Bsa : hydrangea

- Naturalized Borrowing

Bsu : Polyjuice

Bsa : Polijus

4. Calque

Teknik ini merujuk pada penerjemahan secara literal, baik kata maupun frasa

dari Bsu ke dalam Bsa.

Bsu : Primary School

Bsa : Sekolah Dasar

5. Compensation

Melalui teknik ini, penerjemah memperkenalkan unsur-unsur pesan atau

informasi teks Bsu yang mengandung unsur stilistika ke dalam teks Bsa.

Bsu : Enter, stranger, but take heed

Of what awaits the sin of greed

Bsa : Masuklah, orang asing, tetapi berhati-hatilah

Terhadap dosa yang harus ditanggung orang serakah

6. Description

Teknik ini diterapkan untuk mengganti sebuah istilah atau ungkapan dengan

deskripsi baik dalam bentuk maupun fungsinya.

Bsu : Sandra, mix me up the usual

Bsa : Sandra, buatkan aku pewarna rambut yang biasa

Page 41: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

7. Discursive Creation

Teknik ini dimaksudkan untuk menampilkan kesepadanan sementara yang tidak

terduga atau keluar konteks. Teknik ini biasa dipakai untuk menerjemahkan

judul buku atau judul film.

Bsu : And Then There Were None

Bsa : Sepuluh Orang Negro

8. Establihed Equivalent

Dalam menggunakan teknik ini, penerjemah akan lebih cenderung untuk

menggunakan istilah atau ekspresi yang sudah dikenal baik dalam kamus atau

penggunaan bahasa sehari-hari dari Bsa.

Bsu : Great Britain

Bsa : Britania Raya

9. Generalization

Penerapan teknik ini dalam penerjemahan adalah merubah istilah asing yang

bersifat khusus menjadi istilah yang lebih dikenal umum dan netral dalam Bsa.

Bsu : chalet (sejenis villa di Swedia)

Bsa : pondok peristirahatan

10. Linguistic Amplification

Page 42: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Teknik ini digunakan untuk menambah unsur-unsur linguistik dalam teks Bsa

agar lebih sesuai dengan kaidah Bsa. Teknik ini biasa digunakan dalam

consecutive interpreting atau dubbing (sulih suara).

Bsu : ‘Shall we?’

Bsa : ‘Bisa kita berangkat sekarang?’

11. Linguistic Compression

Linguistic Compression merupakan teknik penerjemahan yang dilakukan dengan

cara mensintesa unsur-unsur linguistik dalam teks Bsa yang biasanya diterapkan

oleh penerjemah dalam pengalihbahasaan secara simultan (simultaneous

interpreting) atau dalam penerjemahan teks film (subtitling)

Bsu : I want you to understand

Bsa : Pahamilah

12. Literal Translation

Ketika menggunakan teknik ini, penerjemah akan menerjemahkan sebuah kata

atau ekspresi secara kata per kata.

Bsu : Ministry of Magic

Bsa : Departemen Sihir

13. Modulation

Dalam teknik ini, penerjemah mengubah sudut pandang, fokus, atau kategori

kognitif dalam kaitannya dengan Bsu.

Bsu : Hagrid’s record is againts him

Bsa : Catatan tentang Hagrid sama sekali tidak mendukungnya.

14. Particularization

Page 43: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Teknik ini merupakan kebalikan dari generalization. Penerjemah akan

menggunakan istilah yang lebih konkrit atau jelas dalam Bsa bila dalam Bsu

hanya diberikan istilah umumnya saja.

Bsu : He calls the chief to check the engine.

Bsa : Dia memanggil kepala montir untuk memeriksa mesin.

15. Reduction

Teknik ini berfokus pada pemadatan teks dari Bsu ke dalam Bsa. Teknik ini

biasa disebut sebagai kebalikan dari amplification.

Bsu : the month of fasting for Moslem

Bsa : Ramadan

16. Substitution

Teknik ini dilakukan dengan cara mengubah unsur-unsur linguistik ke dalam

paralinguistik atau sebaliknya. Teknik ini biasa digunakan dalam

pengalihbahasaan.

Bsu (paralinguistik) : The both Japanese bows each other

Bsa : Kedua orang Jepang itu saling memberikan salam

17. Transposition

Dalam teknik ini, penerjemah mengubah kategori grammatikal Bsu ke dalam

Bsa yang dianggap lebih sesuai.

Bsu : Would you like to come in or are you just passing through?

Bsa : Kau mau masuk sebentar?

18. Variation

Page 44: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Cara yang digunakan oleh penerjemah dalam teknik ini adalah mengubah unsur-

unsur linguistik dan paralinguistik yang mempengaruhi variasi linguistik,

perubahan secara tekstual, gaya bahasa, dialek sosial, dan juga dialek geografis.

Teknik ini biasa ditemukan dalam penerjemahan teks drama.

Bsu : Hi, Love

Bsa : Halo, Say

Nida dan Taber (dalam Molina dan Albir 2002: 501) memberikan beberapa

alternatif teknik penerjemahan ketika tidak ditemukan padanan yang tepat dalam teks

bahasa sumber. Teknik penyesuaian (Techniques of adjustment) adalah teknik yang

ditawarkan mereka. Dalam teknik ini, di usulkan 3 jenis tipe dalam teknik

penyesuaian yaitu : teknik penambahan (additions), teknik pengurangan

(substractions), dan teknik pengubahan/ pergantian (alterations).

Penambahan (addition) ditujukan untuk mengklarifikasi kalimat/ungkapan

eliptis (eliptis berarti bersifat elipsis yang berkaitan dengan penghilangan bagian-

bagian klausa atau kalimat, penghilangan dapat berupa morfem atau kata), untuk

menghindari ambigu bahasa sasaran, untuk merubah kategori struktur gramatikal,

untuk menjelaskan elemen-elemen implisit, dan menambah konektor. Contoh : They

tell him of her (Mark 1:30)

The people there told Jesus about the woman (using addition techniques).

Nida dan Taber menyatakan bahwa ada 4 situasi yang mengharuskan

penerjemah menggunakan teknik pengurangan (substractions) jika memang bahasa

sasaran memerlukannya. 4 situasi tersebut yaitu : pengulangan yang tidak perlu,

referensi yang spesifik, konjungsi, dan adverb. Contohnya : kata God muncul 32 kali

Page 45: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

dalam 31 versi dalam Kitab Kejadian. Nida menyarankan untuk menggunakan

pronoun (kata ganti orang) dari God menjadi Him untuk mengurangi kata God.

Pengubahan/pergantian (alterations) dilakukan jika terjadi ketidaksesuaian

antara dua bahasa. Ada 3 tipe alterations yaitu :

a. Perubahan/pergantian terkait dengan masalah yang disebabkan oleh transliterasi

(penyalinan satu huruf ke huruf yang lain). Ini terjadi ketika sebuah kata baru

dikenalkan oleh bahasa sumber.

Contoh :

Kata Messiah di transliterasikan menjadi Mezaya dalam Bahasa Loma yang

berarti death’s hand.

b. Perubahan/pergantian terkait dengan perbedaan struktur Bsu dan Bsa. Misalnya :

pada word order, kategori gramatikal, dll.

c. Perubahan/pergantian terkait dengan ketidaksesuaian unsur semantik, terutama

terkait dengan ungkapan idiomatik. Salah satu saran untuk memecahkan masalah

ini dengan padanan deskriptif. Misalnya padanan objek, peristiwa, dll yang tidak

ditemui di bahasa sasaran. Contoh terkait dengan objek yang tidak dikenal dalam

bahasa sasaran yaitu : In Maya the house where the law was read for Synagogue

(Gereja Kaum Yahudi). Dalam bahasa sasaran tidak dikenal kata Synagogue,

maka perlu dijelaskan dengan padanan deskriptif.

Vazquez Ayora (1977) dalam Molina & Albir (2002) menambahkan jenis-jenis

teknik penerjemahan yaitu penghilangan (ommision) yang digunakan untuk

menghilangkan pengulangan sebagai karakteristik dari bahasa sasaran dan

Page 46: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

pemindahan/pembalikan (Displacement and Inversion) yang digunakan ketika ada

dua unsur yang berganti posisi.

Delisle (1993) dalam Molina & Albir (2002) juga menganjurkan tiga jenis

teknik penerjemahan yaitu penambahan dan penghilangan (addition and ommision),

parafrase, dan discursive creation. Teknik penambahan dikenalkan untuk

ketidaktepatan unsur stilistika yang dan informasi yang tidak ditemukan dalam

bahasa sumber, sedangkan penghilangan adalah penghilangan unsur-unsur yang

tidak tepat dalam bahasa sumber

Teknik parafrase serupa dengan parafrase tak logis dan discursive creation

merupakan proses kognitif ketika menerjemahkan yang berhubungan dengan

padanan non leksikal yang hanya terdapat pada konteks.

Dalam penelitian ini, penyusun menggunakan teknik-teknik penerjemahan yang

diusulkan oleh Hoed (2006), Molina dan Albir (2002), dan beberapa ahli seperti Nida

dan Taber (1964), Vazquez Ayora (1977), dan Delisle (1993) dalam Molina dan

Albir (2002).

F. Eksegesis Alkitab

Daud Soesilo (2001:101-118) secara rinci dan lengkap menjelaskan eksegesis

Alkitab. Eksegesis berasal dari kata Yunani “exegeomai” dan dalam bahasa Inggris

“exegesis”, dan dalam bahasa Belanda ‘exegese”) yang artinya menafsir, membuka,

menyingkapkan, membongkar, menampakkan, menjelaskan arti yang disampaikan

Page 47: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

penulis kepada pembaca/pendengar mula-mula sesuai dengan keadaan waktu itu, dan

sesuai dengan tujuan aslinya.

Eksegesis merupakan cara yang sistematis bagi penafsir yang berhati-hati untuk

memperoleh arti yang sesuai dengan maksud penulis mula-mula, dan mencegah arti

yang salah dan tafsiran yang membabi buta. Lawan dari eksegesis adalah eisegesis.

Eisegesis adalah memasukkan ke dalam teks arti yang sesuai dengan kemauan

sendiri, tanpa peduli apakah sesuai dengan maksud penulis mula-mula atau tidak.

Daud lebih lanjut menambahkan bahwa seorang penerjemah Alkitab

memerlukan alat bantu penafsir dalam mengeksegesis Alkitab. Alat bantu diperlukan

untuk mengetahui latar belakang, sejarah, dan kebudayaan (adat-istiadat, kebiasaan,

tradisi, cara berpikir, norma-norma masyarakat, dll).

Alat bantu yang biasa dipergunakan oleh para penerjemah Alkitab yaitu kamus

Alkitab, ensiklopedia Alkitab, peta Alkitab, buku-buku pengantar Perjanjian Lama

dan Perjanjian Baru, buku-buku tafsiran Alkitab yang baik dan memakai metode

yang dapat dipertanggungjawabkan (yaitu eksegesis : memperhatikan bahasa asli,

kebudayaan dan sejarah), Pedoman Penafsiran Alkitab (PPA) terbitan UBS/LAI, dan

konkordasi Alkitab.

Penyusun mengutip definisi eksegese Alkitab dari http://www.

biblestudy.org/beginner/definition of christian terms/exegese.html/13 Juni

2010/04.00 pm bahwa :

Exegesis is a theological term used to describe an approach to interpreting a

passage in the Bible by critical analysis. Proper exegesis includes using the

context around the passage, comparing it with other parts of the Bible, and

applying an understanding of the language and customs of the time of the

writing, in an attempt to understand clearly what the original writer intended to

Page 48: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

convey. In other words, it is trying to "pull out" of the passage the meaning

inherent in it.

Dari kutipan tersebut, dapat dipahami bahwa eksegese adalah istilah teologis

yang digunakan untuk menggambarkan pendekatan untuk menafsirkan ayat dalam

Alkitab dengan analisis kritis. Penafsiran yang tepat termasuk menggunakan konteks

di sekitar teks, membandingkannya dengan bagian lain dari Alkitab, dan menerapkan

pemahaman tentang bahasa dan kebiasaan saat menulis, dalam upaya untuk

memahami dengan jelas apa yang penulis asli dimaksudkan untuk disampaikan.

Dengan kata lain, eksegese adalah upaya untuk "menarik keluar" makna yang

melekat di dalamnya.

Skema Kerangka Pikir

Skema kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

BSU

A HANDBOOK

ON THE

REVELATION TO

JOHN

BSA

SPPA

WAHYU KEPADA

YOHANES

Adaptor

SPPA Wahyu Kepada

Yohanes

Problematika

Pengadaptasian, Strategi,

dan Teknik Penerjemahan

Page 49: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Gambar 1 : Skema Kerangka Pikir

Dari skema tersebut dapat dijelaskan bahwa data utama dalam penelitian ini

yaitu THB ”A Handbook on The Revelation to John” sebagai bahasa sumber yang

kemudian diterjemahkan dan diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh para adaptor

menjadi SPPA Wahyu Kepada Yohanes sebagai bahasa sasarannya. Dalam proses

pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes, dikaji problematika penerjemahan

apa yang muncul. Selain mengkaji problematika penerjemahannya, dikaji pula

strategi penerjemahan, teknik penerjemahan, dan kecendurangan jenis metode

penerjemahan yang digunakan adaptor yang sesuai serta prosedur pengujian kualitas

adaptasi adaptor yang dilakukan oleh Departemen Penerjemahan LAI Bogor

Prosedur pengujian adaptasi ini melibatkan beberapa pihak. Pihak-pihak

tersebut yaitu Tim Konsultan/Pembina Penerjemahan LAI dan Pembaca Khusus

Jenis Metode

Penerjemahan

Kualitas Adaptasi

Adaptor

Tim

Konsultan/Pembina

Penerjemahan LAI

Pembaca Khusus

(Specific Readers) /

Penerjemah Lokal

Prosedur Pengujian

Adaptasi Adaptor

Page 50: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

(Specific Readers) atau dalam hal ini penerjemah lokal sebagai indikator kualitas

adaptasi adaptor.

Demikian rumitnya proses pengujian adaptasi SPPA Wahyu Kepada Yohanes

menunjukkan bahwa bahwa tingkat keakuratan (unsur bahasa, teologi, budaya,

makna, dll) adaptasi menjadi prioritas utama dalam pengujian dengan tetap

mempertahankan makna dan mempertimbangkan konteks pembacanya yaitu

penerjemah lokal.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dasar, dengan pendekatan kualitatif

deskriptif dan berbentuk penelitian terpancang untuk kasus tunggal. Penelitian ini

disebut penelitian dasar (basic research) atau sering juga disebut penelitian

akademik terkait dengan tujuan akhir dari penelitian ini dirancang hanya untuk

pemahaman mengenai satu masalah yang mengarah pada manfaat teoretik untuk

kepentingan akademis, bukan manfaat praktik (Sutopo, 2006:135-136).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif karena

dimaksudkan untuk mendeskripsikan keadaan sebenarnya dalam penyajian data dan

mengkajinya untuk mencari jawaban atas pertanyaan penelitian. Hal ini sesuai

pendapat Sutopo (2006: 40) bahwa pada penelitian dengan pendekatan kualitatif

deskriptif maka catatan penelitian ditekankan pada pemberian deskripsi kalimat yang

Page 51: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

rinci, lengkap, mendalam, yang menggambarkan situasi sebenarnya untuk

mendukung penyajian data. Untuk itu, dalam penelitian ini data yang dikumpulkan

akan dideskripsikan dan dikaji secara mendalam agar diperoleh pemahaman yang

lebih nyata terkait tujuan penelitian.

Selanjutnya, penelitian ini disebut penelitian terpancang (embedded research)

karena fokus penelitian telah ditentukan oleh peneliti sebelum peneliti mengambil

data ke lapangan. Hal ini sesuai pendapat Yin dalam Sutopo (2006:39) bahwa

penelitian kualitatif disebut penelitian terpancang apabila penelitian tersebut telah

menentukan fokus penelitian (variabel utama) yang akan dikaji berdasarkan tujuan

dan minat penelitinya sebelum peneliti masuk ke lapangan. Kemudian, penelitian ini

dirancang hanya untuk satu kasus tunggal karena hanya terarah pada sasaran dengan

satu karakteristik untuk mencari hubungan sebab akibat antar variabel dengan

simpulan yang diambil bersifat kontekstual bukan generalisasi (Sutopo, 2006:136-

138).

Namun, walaupun fokus telah ditentukan pada teknik penerjemahan yang dilihat

pada produk/hasil terjemahan (product oriented), tidak ditutup kajian terhadap aspek

lain yang juga berpengaruh terhadap kualitas terjemahan tersebut. Sutopo (2006: 38-

39) menyatakan penelitian kualitatif memiliki sifat holistik, artinya variabel sebab

(independent variable) tidak dapat dipisahkan dari variabel akibat (dependent

variable) karena saling mempengaruhi.

Kemudian sesuai dengan pandangan Nababan (2007) terdapat hubungan timbal

balik antara proses, penerjemah, dan produk penerjemahan. Oleh sebab itu dalam

penelitian ini juga akan dikaji tiga faktor yang terlibat, yaitu: latar terjadinya sesuatu

Page 52: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

(faktor genetik) dalam konteks penelitian ini penerjemah, kondisi aktual sasaran

yang dikaji (faktor objektif) berupa dokumen buku asli dan terjemahannya,

kemudian aspek terakhir dampak pengaruh/persepsi/hasil (faktor afektif) yaitu

informasi dari informan.

B. Fokus Penelitian

LAI telah menerbitkan Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa daerah dan dalam dua bahasa untuk

berbagai kelompok umur yaitu dewasa, remaja, dan anak-anak. Selain terbitan

Alkitab dalam berbagai versi, LAI juga menerbitkan Edisi Testamen dan bagian-

bagian Alkitab. Adapun yang menjadi data penelitian yaitu SPPA Wahyu Kepada

Yohanes yang merupakan salah satu dari SPPA yang lain sebagai produk edisi studi

terbitan LAI.

Fokus utama dalam penelitian ini adalah mengkaji SPPA Wahyu Kepada

Yohanes dengan menganalisa problematika pengadaptasian yang dihadapi adaptor,

strategi penerjemahan, teknik penerjemahan, metode penerjemahan yang diterapkan

adaptor, dan prosedur pengujian kualitas adaptasi adaptor yang dilakukan oleh

Departemen Penerjemahan LAI Bogor.

C. Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa dan

tingkah laku, dokumen, dan arsip, serta berbagai benda yang lain (Sutopo, 2006:58).

Dengan demikian, data–data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan

Page 53: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi

tersebut akan digali dari beragam data dan sumber data.

Jenis data dan sumber data dalam penelitian ini meliputi data objektif berupa

dokumen LAI yaitu THB berbahasa Inggris dan adaptasinya, kemudian data objektif

dilengkapi dengan informasi dari adaptor sebagai sumber data genetik dan informan

sebagai sumber data afektif. Berikut diberikan uraian mengenai data dan masing-

masing sumber data:

1. Data Penelitian : Dokumen LAI

Dokumen utama sebagai data objektif dalam penelitian ini adalah SPPA

Wahyu Kepada Yohanes yang merupakan adaptasi dari THB “A Handbook on the

Revelation to John” terbitan UBS New York-United States of America Tahun

1993 setebal 352 halaman berbahasa Inggris karya Robert G.Bratcher dan Howard

A. Hatton.

SPPA Wahyu Kepada Yohanes di terjemahkan dan di adaptasi oleh Tim

Pengadaptasi LAI yaitu Kareasi H Tambur, Rosdianingsih Sinambela, Bryan

Hinton, Edward A Kotynski, P.G. Katoppo, dan M.K. Sembiring. SPPA Wahyu

Kepada Yohanes merupakan hasil kerjasama antara LAI dan Yayasan Kartidaya

dan diterbitkan pada tahun 2000. SPPA Wahyu Kepada Yohanes setebal 355

halaman dicetak sebanyak 2000 eksemplar dengan hak cipta adaptasi © LAI

2000.

Sebagai sumber data objektif yang merupakan produk terjemahan akan

diambil data berupa teknik penerjemahan yang dilakukan oleh adaptor pada

Page 54: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

satuan lingual dalam tataran kata, frase, klausa dan kalimat yang terdapat dalam

kedua buku tersebut.

Berikut contoh data :

1. 01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/11:4

Bsu : The two olive trees: the way in which this is stated makes it clear that it

refers to Zechariah 4:1-14, where the olive trees, on either side of the lamp

stands, are the two men chosen and anointed by God to serve him, the Lord of

the whole earth. Where olive trees are unknown, some decisions must be made

about how to represent olive trees, olives, and olive oil, all of which appear

frequently in the Bible. Because of the importance of the olive tree in the

Palestinian cultures, it will be well for the translators in cultures where these

trees are unknown to say something like ‘tree named olive” and introduce the

picture, and also have a description in a glossary item.

Bsa : Kedua pohon zaitun menunjukkan cara penyampaian bagian ini yang

memiliki hubungan dengan Zakharia 4:1-14 yang mengatakan bahwa kedua

pohon zaitun yang berada di sebelah kanan dan kiri kaki lampu, adalah dua

orang yang dipilih oleh Allah untuk melayani-Nya. Di Palestina pohon zaitun

sangat penting. Hal ini dinyatakan dengan sering munculnya kata pohon zaitun,

buah zaitun, maupun minyak zaitun dalam Alkitab. Oleh karena itu,

penerjemah harus mencari ungkapan yang cocok untuk menerjemahkannya.

Buah zaitun yang masak kira-kira mengandung 30 % minyak. Itulah sebabnya

dalam bahasa Ibrani, pohon zaitun juga disebut dengan pohon minyak atau

pohon gemuk, karena pohon zaitun merupakan salah satu sumber minyak

orang Palestina. Jadi penerjemah boleh memakai istilah pohon minyak zaitun

atau pohon minyak. Dalam bahasa yang tidak mengenal pohon zaitun,

hendaknya dicantumkan gambar pohon zaitun di dekat ayat ini dan

keterangannya dalam kamus Alkitab.

2. 01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/Amp/11:4

Bsu : The two olive trees: the way in which this is stated makes it clear that it

refers to Zechariah 4:1-14, where the olive trees, on either side of the lamp

stands, are the two men chosen and anointed by God to serve him, the Lord of

the whole earth. Where olive trees are unknown, some decisions must be made

about how to represent olive trees, olives, and olive oil, all of which appear

frequently in the Bible. Because of the importance of the olive tree in the

Palestinian cultures, it will be well for the translators in cultures where these

Page 55: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

trees are unknown to say something like ‘tree named olive” and introduce the

picture, and also have a description in a glossary item.

Bsa : Kedua pohon zaitun menunjukkan cara penyampaian bagian ini yang

memiliki hubungan dengan Zakharia 4:1-14 yang mengatakan bahwa kedua

pohon zaitun yang berada di sebelah kanan dan kiri kaki lampu, adalah dua

orang yang dipilih oleh Allah untuk melayani-Nya. Di Palestina pohon zaitun

sangat penting. Hal ini dinyatakan dengan sering munculnya kata pohon zaitun,

buah zaitun, maupun minyak zaitun dalam Alkitab. Oleh karena itu,

penerjemah harus mencari ungkapan yang cocok untuk menerjemahkannya.

Buah zaitun yang masak kira-kira mengandung 30 % minyak. Itulah sebabnya

dalam bahasa Ibrani, pohon zaitun juga disebut dengan pohon minyak atau

pohon gemuk, karena pohon zaitun merupakan salah satu sumber minyak

orang Palestina. Jadi penerjemah boleh memakai istilah pohon minyak zaitun

atau pohon minyak. Dalam bahasa yang tidak mengenal pohon zaitun,

hendaknya dicantumkan gambar pohon zaitun di dekat ayat ini dan

keterangannya dalam kamus Alkitab.

Dan contoh kodifikasi data yang lainnya yaitu :

3. 01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/PD/6:12

4. 01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/UAT/6:13

5. 01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/Eks/5:6

6. 01/Bsu/Bsa/P.Lek/Alt/Gen/9:17

7. 01/Bsu/Bsa/P.Lek/Omm/6:13

8. 01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/UAT/10:6

9. 01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/6:11

10. 01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/1:6

11. 01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/TI/6:2

12. 01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Simpl/19:18

13. 01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/10:9

14. 01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/6:11

Page 56: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

15. 01/Bsu/Bsa/PGTB/Omm/1:19

Kodifikasi data diatas digunakan untuk memudahkan proses analisis data dan

untuk memudahkan untuk melihat data pada sumber aslinya. Berikut arti dari

kode-kode di atas :

01 : Merupakan nomor data

Bsu : Bahasa sumber

Bsa : Bahasa sasaran

P. Lek : Problematika leksikal

Add : Addition (penambahan)

Alt : Alteration (pengubahan)

Omm : Ommision (penghilangan)

Gra : Grafis (penjelasan tambahan bentuk gambar)

N.Gra : Non grafis (penjelasan tambahan bentuk non gambar)

Amp : Amplifikasi

PD : Penerjemahan deskriptif

UAT : Usulan alternatif terjemahan

Eks : Eksegese ayat

Gen : Generalisasi

PGTB : Problematika gaya dan tata bahasa

KP : Kata penghubung

TI : Tambahan informasi

Simpl : Simplifikasi

Kr.P : Kronologisasi peristiwa

Page 57: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

KP-KA : Kalimat pasif - kalimat aktif

11:4 : Pasal 11 ayat ke 4 dalam Kitab Wahyu Kepada Yohanes (Bsa) dan on

the Revelation to John (Bsu)

2. Sumber data : Informan

Informan sebagai sumber data afektif dalam penelitian ini melibatkan

berbagai pihak. Adapun pihak-pihak tersebut yaitu Kordinator Tim Adaptor LAI,

Tim Konsultan/Pembina Penerjemahan LAI, dan Adaptor LAI sebagai

pengadaptasi SPPA Wahyu Kepada Yohanes.

Peneliti memperoleh informasi tentang informasi yang relevan dengan pokok

persoalan yang diteliti. Informasi-informasi atau data-data yang peneliti peroleh

dari berbagai informan yang ada tersebut berfungsi sebagai sumber data genetik.

Berikut adalah pihak-pihak yang menjadi informan dalam penelitian ini :

Konsultan/Pembina Penerjemahan LAI : Bpk Pericles G. Katoppo., M.A., L.Th

(selanjutnya disebut dengan informan P), Kordinator Tim Adaptor LAI dan

Anggota Tim Pengadaptasi SPPA Wahyu Kepada Yohanes : Bpk. Pdt. M.K.

Sembiring, M.Th (selanjutnya disebut dengan informan M), dan salah seorang

adaptor LAI : Bpk. Ribut Karyono., S.Th., M.Th (selanjutnya disebut dengan

informan R).

D. Teknik Pengumpulan Data

Goets dan Compte (1984) dalam Sutopo (2006: 66) menjelaskan bahwa strategi

pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dikelompokkan ke dalam dua

cara yaitu metode interaktif dan metode non–interaktif. Metode interaktif meliputi

Page 58: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

wawancara mendalam dan observasi berperan, sedangkan metode non–interaktif

meliputi observasi tak berperan, kuesioner dan mencatat dokumen (content analysis).

Sesuai dengan jenis penelitian dan sumber data yang telah disebutkan di atas,

maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengkaji

dokumen (content analysis) dan wawancara mendalam (in-depth interviewing).

Berikut uraian masing-masing teknik pengumpulan data tersebut:

1. Mengkaji Dokumen (Content Analysis)

Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang memiliki posisi

penting dalam penelitian kualitatif. Menurut Yin (1987) dalam Sutopo (2006:81),

mengkaji dokumen merupakan cara untuk menemukan beragam hal sesuai dengan

kebutuhan dan tujuan penelitian.

Dalam melakukan teknik ini, perlu disadari bahwa peneliti bukan sekadar

mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi makna

tersiratnya. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh gambaran teknik

penerjemahan yang digunakan oleh adaptor dalam pengadaptasian SPPA Wahyu

Kepada Yohanes.

Kajian dokumen pada penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan

Bsu dan Bsa sumber data penelitian untuk mengidentifikasi problematika

penerjemahan, jenis teknik dan metode penerjemahan yang digunakan adaptor

dalam proses pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes dan

menganalisisnya.

2. Wawancara Mendalam (in–depth interviewing)

Page 59: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam (in–depth interviewing). Sutopo (2006:69) menyatakan bahwa

wawancara mendalam bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak

dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang–ulang pada informan yang

bisa dikumpulkan semakin rinci dan mendalam.

Pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti dalam pembicaraan biasa serta

terfokus, sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam. Kelonggaran

dan kelenturan cara ini akan mampu mengungkap kejujuran informan untuk

memberi informasi yang sebenarnya. Teknik seperti ini oleh Moleong (1989:59)

digolongkan pembicaraan wawancara informal yang disebut in–depth

interviewing (Patton, 1983: 600).

Peneliti melakukan wawancara mendalam ini dengan para informan untuk

mendapatkan data–data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun data–data

tersebut yaitu problematika yang dihadapi adaptor dalam pengadaptasian SPPA

Wahyu Kepada Yohanes, strategi penerjemahan yang digunakan adaptor, dan

prosedur pengujian kualitas adaptasi adaptor dan data-data pendukung yang

lainnya.

Wawancara dapat dilakukan berulang kepada informan demi kejelasan dan

kemantapan masalah yang sedang dikaji. Wawancara dianggap cukup apabila

semua data yang dibutuhkan telah terpenuhi. Hasil analisis dokumen dan

wawancara tersebut merupakan catatan lapangan.

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan/Validitas Data

Page 60: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Untuk terjaminnya teknik pengumpulan dan kebenaran serta ketepatan data yang

diambil, dalam penelitian ini dikembangkan teknik pemeriksaan keabsahan data

(validitas data). Karena teknik pengambilan dan keabsahan data merupakan jaminan

bagi kemantapan simpulan dan tafsiran makna sebagai hasil penelitian, maka

validitas data mutlak diperlukan (Sutopo, 2006: 91-92).

Dalam penelitian kualitatif, terdapat beberapa cara yang bisa dipilih untuk

pengembangan validitas (keabsahan) data penelitian. Cara-cara tersebut yaitu teknik

triangulasi (triangulation technique), review informan kunci (key informan review)

dan member check. (Sutopo, 2006:92).

Dalam penelitian ini dikembangkan dua teknik triangulasi dari empat triangulasi

yang dianjurkan Patton dalam Sutopo (2006:92) yaitu: (1) triangulasi data

(triangulasi sumber data), dan (2) triangulasi metode (cara pengambilan data).

Pada prinsipnya penerapan berbagai triangulasi ini untuk memperoleh gambaran

secara komprehensif dari berbagai perspektif sehingga lebih meyakinkan dan dapat

dipertanggungjawabkan. Secara singkat, uraian beberapa teknik untuk pemeriksaan

keabsahan/validitas data dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber data mengarahkan peneliti agar dalam pengumpulan data,

peneliti wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya bahwa

data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari

beberapa sumber data yang berbeda (Sutopo, 2006: 79).

Dalam pelaksanaannya, data digali dari hasil mengkaji dokumen (content

analysis) dan wawancara mendalam dengan informan. Wawancara mendalam

Page 61: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

dilakukan dengan sumber data yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan data

penelitian. Hal ini sesuai anjuran Sutopo bahwa teknik triangulasi sumber data

dapat dilakukan dengan informan atau narasumber dari kelompok dan tingkatan

yang berbeda (2006:93).

Triangulasi sumber data yang memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-

beda untuk menggali data yang sejenis, disini penekanannya pada perbedaan

sumber data, bukan pada teknik pengumpulan data atau yang lain (Sutopo,

2006:93).

Dengan cara menggali data dari sumber yang berbeda-beda dan juga teknik

pengumpulan data yang berbeda, data sejenis bisa teruji kemantapan dan

kebenarannya, dan teknik ini tetap dinyatakan sebagai teknik triangulasi sumber

data. (Sutopo, 2006:94). Secara sederhana, teknik triangulasi sumber data bisa

digambarkan dalam skema berikut :

Informan 1

Wawancara Informan 2

Informan 3

Gambar 2 : Skema Triangulasi Sumber Data

2. Triangulasi Metode

Berbeda dengan teknik triangulasi sumber data yang menggunakan beragam

jenis sumber data, triangulasi metode dilakukan dengan cara mengambil data yang

sama dari satu sumber dengan teknik yang berbeda-beda agar data tersebut benar-

benar meyakinkan (Sutopo, 2006: 95).

Data

Page 62: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Teknik ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan cara mengumpulkan

data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data

yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk di usahakan mengarah pada sumber

data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya (Sutopo, 2006:95).

Secara sederhana, teknik triangulasi metode dalam penelitian ini digambarkan

dalam skema berikut ini :

Content analysis Dokumen /arsip

Kordinator T Informan 1

Wawancara Informan 2

Informan 3

Gambar 3 : Skema Triangulasi Metode

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data model interaktif menurut Sutopo (2006:113) yaitu melalui

tahapan reduksi data, sajian data, penarikan simpulan atau verifikasi. Sesuai dengan

metodologi penelitian kualitatif maka analisisnya bersifat induktif jadi tidak

bermaksud membuktikan prediksi peneliti. Semua simpulan dan/atau teori yang

mungkin dikembangkan, dibentuk dari semua data yang diperoleh di lapangan.

Menurut Sutopo (2006: 106-108) analisis yang bersifat induktif ini dilakukan

melalui kegiatan: 1) analisis di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data, 2)

analisis dalam bentuk interaktif, dan 3) analisis bersifat siklus.

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif ini mengikuti model analisis

yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yaitu model analisis interaktif.

Pelaksanaan analisisnya dilakukan melalui tiga komponen, yaitu: 1) reduksi data, 2)

Data

Page 63: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

sajian data, dan 3) penarikan simpulan serta verifikasi (Miles & Huberman dalam

Sutopo, 2006:113-116). Kegiatan analisis data ini dimulai dari kegiatan

pengumpulan data, kemudian komponen analisis data, yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi data : Proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi dari

semua jenis informasi yang tertulis pada catatan lapangan. Proses ini akan

berlangsung secara terus menerus bersamaan dengan pengumpulan data.

2. Sajian data : Proses pengorganisasian informasi dan penyusunan narasi lengkap

sehingga memungkinkan diambilnya simpulan penelitian.

3. Penarikan simpulan dan verifikasi : Proses penyimpulan dari berbagai hal yang

diperoleh selama pengumpulan data dan dari catatan lapangan. Simpulan ini

kemudian diverifikasi kembali dengan catatan lapangan dan data dari informan

LAI agar datanya cukup mantap dan dapat dipertanggungjawabkan.

Model analisis interaktif di atas tidak dilakukan berurutan setelah semua data

terkumpul, tetapi dilakukan secara bersamaan pada saat pengumpulan data.

Kemudian masing-masing satuan data yang diperoleh juga dibandingkan sehingga

terjadi interaksi antara proses pengumpulan data dan analisis data serta elemen-

elemen lain seperti pencatatan data, penulisan laporan sementara, dan review

pertanyaan penelitian. Secara sederhana, interaksi tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut:

(1) (2)

Pengumpulan

Data

Reduksi

Data

Sajian

Data

Penarikan

Page 64: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

(3)

Gambar 4 : Proses Analisis Interaktif oleh Miles & Huberman (dalam Sutopo, 2006: 120)

Analisis interaktif ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh di

lapangan. Dalam penelitian ini, langkah-langkah dalam analisis interaktif yang

dilakukan oleh penyusun adalah penyusun mengumpulkan data-data awal dari

content analysis dan data-data pokok yang diperlukan dari sumber data yaitu

informan LAI.

Setelah data-data terkumpul, kemudian data langsung dianalisis. Ini berarti

bahwa analisis data dimulai pada saat pertama kali data-data di peroleh. Dari data

yang di peroleh, penyusun mengolah dan menyusun pengertian singkatnya dengan

pemahaman arti segala peristiwanya yang disebut reduksi data. Kemudian, penyusun

menyusun sajian data yang berupa data-data utama yang terkait dengan rumusan

masalah dalam penelitian ini dan data-data pendukung lainnya.

Langkah selanjutnya yaitu penyusun menarik simpulan dengan verifikasinya

yang berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian datanya.

Bila kesimpulan dianggap kurang mantap, maka peneliti akan menggali lagi catatan

lapangan (fieldnote) atau dengan cara pengumpulan data ulang, khusus untuk data

yang dianggap kurang memadai atau data yang meragukan.

Page 65: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau

verifikasi akan dilakukan secara bersambung dan berlanjut dan terus dilakukan

sampai diperoleh kesimpulan yang matang. Dengan demikian, apabila ternyata data

yang diperoleh kurang lengkap, maka sangat dimungkinkan sekali peneliti akan

melakukan wawancara ulang guna melengkapi data yang kurang tersebut untuk

diverifikasikan atau disimpulkan sehingga datanya menjadi lengkap.

G. Instrumentasi Penelitian

Meski berbagai alat pengumpulan data yang biasa dimungkinkan untuk

digunakan sebagai kelengkapan penunjang, namun alat penelitian utamanya adalah

penelitinya sendiri (human instrument). Berkaitan dengan kedudukan penyusun

sebagai instrumen utama, hal ini menjadi semakin kuat karena dalam penelitian

kualitatif ada keyakinan bahwa hanya manusia yang mampu menggapai dan menilai

makna dari berbagai interaksi (Lincoln dan Guba, 1985 dalam Sutopo 2006: 44-45).

Dalam penelitian kualitatif, bentuk semua teknik pengumpulan data dan kualitas

pelaksanaan serta hasilnya sangat bergantung pada penelitinya sebagai alat

pengumpulan data utamanya. Oleh karena itu, sikap kritis dan terbuka sangat

penting, dan teknik pengumpulan data yang digunakan selalu yang bersifat terbuka

dengan kelenturan yang luas, seperti misalnya teknik wawancara mendalam,

observasi berperan, dan bila diperlukan data awal yang bersifat umum, bisa juga

menggunakan kuesioner terbuka, analisis dokumen, dan diskusi kelompok terarah.

Posisi peneliti sebagai alat utama pengumpulan data ini menuntut kualitas

peneliti yang benar-benar memahami metodologi penelitiannya, didukung dengan

Page 66: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

pengalaman yang cukup dalam melakukan penelitian, agar mampu menghasilkan

penelitian yang bermutu. (Sutopo, 2006:45).

Adapun instrumen-instrumen penelitian yang lain seperti pedoman wawancara,

catatan lapangan, alat tulis menulis, kamera, alat perekam, dll dalam penelitian ini

posisinya hanya sebagai alat penunjang/kelengkapan dalam pengumpulan data. Alat

utamanya yaitu peneliti sendiri.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, data-data yang digunakan adalah kalimat-kalimat yang di

terjemahkan dan di adaptasi dengan berbagai macam teknik penerjemahan yang akan

penyusun uraikan di bagian selanjutnya dalam bab ini. Adapun teknik-teknik

penerjemahan yang di gunakan adaptor dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada

Yohanes yaitu addition (penambahan), alteration (pengubahan), dan omission

(penghilangan). Ketiga teknik penerjemahan tersebut masih terbagi lagi atas beberapa sub

teknik penerjemahan.

Kalimat-kalimat yang menjadi data penelitian dikumpulkan dari buku THB on the

Revelation to John sebagai bahasa sumber dan terjemahan kalimat-kalimat tersebut

diambil dari buku SPPA Wahyu Kepada Yohanes sebagai bahasa sasarannya. Selain itu,

data juga penyusun peroleh dari hasil mengkaji dokumen dan wawancara mendalam

dengan para informan.

Page 67: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Dari para informan diperoleh data-data mengenai jenis problematika yang dihadapi

adaptor, strategi penerjemahan, dan prosedur pengujian kualitas adaptasi adaptor dalam

proses pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes melalui teknik wawancara. Data-

data mengenai jenis metode penerjemahan dan teknik-teknik penerjemahan yang

digunakan adaptor diperoleh penyusun dari mengkaji dokumen (content analysis).

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis problematika penerjemahan teks

keagamaan khususnya dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes,

mendeskripsikan strategi adaptor dan teknik-teknik penerjemahan yang diterapkan,

mendeskripsikan jenis metode penerjemahan yang diterapkan adaptor serta

mendeskripsikan prosedur pengujian kualitas adaptasi adaptor yang dilakukan oleh

Departemen Penerjemahan LAI Bogor.

Oleh karena itu, agar hasil penelitian ini mudah dipahami, bab ini disajikan secara

sistematis menjadi 3 sub bab, yaitu (a) deskripsi data, (b) analisis hasil penelitian, dan (c)

pembahasan.

A. Deskripsi Data

Dari penelitian, diperoleh data bahwa terdapat dua jenis problematika yang

dihadapi adaptor dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes yaitu

problematika leksikal yang menyangkut kosakata dan problematika gaya dan tata

bahasa. Penelitian ini menggunakan purposive sampling.

Data yang digunakan secara keseluruhan berjumlah 117 data. Data ini terbagi

atas 48 data yang masuk dalam kategori jenis problematika leksikal dan 69 data yang

masuk dalam kategori jenis problematika gaya dan tata bahasa. Baik problematika

leksikal maupun problematika gaya dan tata bahasa di terjemahkan dengan

Page 68: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

menggunakan 3 teknik penerjemahan yaitu addition (penambahan), alteration

(pengubahan), dan omission (penghilangan).

Dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes, adaptor lebih banyak

menggunakan teknik addition dengan jumlah 60 data. Teknik alteration digunakan

adaptor dengan 45 data. Teknik omission yang paling jarang digunakan adaptor

dengan jumlah 12 data.

Dari ketiga jenis teknik-teknik penerjemahan (addition, alteration, dan

omission), terbagi-bagi lagi menjadi sub-sub teknik penerjemahan yang digunakan

adaptor baik dalam problematika leksikal maupun problematika gaya dan tata

bahasa.

Bentuk-bentuk dari teknik addition yang masuk kategori problematika leksikal

yaitu penjelasan tambahan dalam bentuk gambar (grafis) sejumlah 18 data,

amplifikasi sejumlah 5 data, penerjemahan deskriptif sejumlah 4 data, membuat

usulan alternatif terjemahan 5 data, dan eksegese ayat sejumlah 2 data.

Generalisasi merupakan bentuk dari teknik alteration dengan jumlah 7 data dan

bentuk dari teknik omission yaitu dengan tidak menerjemahkan semua unsur-unsur

bahasa sumber sejumlah 7 data.

Bentuk-bentuk dari teknik addition yang masuk kategori problematika gaya dan

tata bahasa adalah membuat usulan alternatif terjemahan sejumlah 5 data, eksegese

ayat sejumlah 8 data, penambahan kata penghubung sejumlah 12 data, dan tambahan

informasi sejumlah 1 data. Bentuk-bentuk teknik alteration yaitu simplifikasi

sejumlah 4 data, kronologisasi peristiwa sejumlah 7 data, dan mengubah kalimat

Page 69: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

pasif menjadi kalimat aktif sejumlah 27 data. Materi bahasa sumber tidak semuanya

diterjemahkan merupakan bentuk dari teknik omission sejumlah 5 data.

Klasifikasi jenis problematika, jenis teknik penerjemahan dan sub-sub

tekniknya, serta jumlah data dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk tabel 2

berikut :

Tabel 2 : Klasifikasi Persebaran Data

Jenis teknik penerjemahan dan sub-sub tekniknya No

Jenis problematika Additions Jml Alterations Jml Omissions Jml

18

5

4

5

2

7 7 Leksikal Grafis

Amplifikasi

Penerjemahan

Deskriptif

Usulan alternatif

Terjemahan

Eksegese ayat

34

Generalisasi

7

Materi Bsu tidak semua diterjemahkan

7

1

Jumlah data problematika leksikal : 34 + 7 + 7 = 48 5

8

12

1

4

7

27

5

2 Gaya dan tata bahasa

Usulan alternatif

terjemahan

Eksegese ayat

Penambahan

kata

penghubung

Tambahan

informasi

26

Simplifikasi

Kronologisasi

peristiwa

Mengubah kalimat pasif menjadi aktif

38

Materi Bsu tidak semua diterjemahkan

5

Jumlah data problematika gaya dan tata bahasa : 26 + 38 + 5 = 69 Jumlah total data : 48 + 69 = 117 data

B. Analisis Hasil Penelitian

Pada bagian ini diuraikan analisis hasil penelitian. Setelah data dijajarkan antara

Bsu dan Bsa, dianalisis jenis-jenis teknik penerjemahan dan sub-sub tekniknya yang

digunakan dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes. Secara umum,

Page 70: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

teknik-teknik penerjemahan yang digunakan baik dalam problematika leksikal dan

problematika gaya dan tata bahasa yaitu addition (penambahan), alteration

(pengubahan), dan omission (penghilangan).

Teknik-teknik penerjemahan yang digunakan tersebut sesuai dengan teknik yang

diusulkan oleh Nida dan Taber dalam Molina & Albir (2002) yang disebut dengan

teknik penyesuaian (technique of adjustments). Dalam teknik ini di usulkan 3 jenis

tipe teknik penerjemahan yaitu teknik penambahan (additions), teknik pengurangan

(substractions), dan teknik pengubahan/ pergantian (alterations).

Teknik omission sesuai dengan pendapat Vazquez Ayora (1977) dalam Molina

& Albir (2002). Vazquez Ayora menambahkan jenis-jenis teknik penerjemahan yaitu

penghilangan (ommision) yang digunakan untuk menghilangkan pengulangan

sebagai karakteristik dari bahasa sasaran dan pemindahan/pembalikan (Displacement

and Inversion) yang digunakan ketika ada dua unsur yang berganti posisi.

Teknik addition dan omission juga sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh

Delisle (1993) dalam Molina & Albir (2002). Delisle (1993) menganjurkan tiga jenis

teknik penerjemahan yaitu penambahan dan penghilangan (addition and ommision),

parafrase, dan discursive creation. Teknik penambahan dikenalkan untuk

ketidaktepatan unsur stilistika yang dan informasi yang tidak ditemukan dalam

bahasa sumber, sedangkan penghilangan adalah penghilangan unsur-unsur yang

tidak tepat dalam bahasa sumber.

Page 71: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

1. Analisis jenis teknik penerjemahan dan sub-sub teknik yang masuk kategori

problematika leksikal

Sebagaimana telah disebutkan pada bagian deskripsi data, terdapat 48 data

yang masuk dalam kategori problematika leksikal. Ke-48 data tersebut

diterjemahkan dengan 3 jenis teknik penerjemahan yaitu addition dengan jumlah

34 data, alteration dengan jumlah 7 data dan omission dengan jumlah 7 data.

Adapun bentuk-bentuk dari teknik addition yaitu penjelasan tambahan

berupa grafis (gambar) sejumlah 18 data, amplifikasi sejumlah 5 data,

penerjemahan deskriptif sejumlah 4 data, membuat usulan alternatif terjemahan

sejumlah 5 data, dan eksegese ayat sejumlah 2 data.

Generalisasi merupakan bentuk dari teknik alteration dengan jumlah 7 data

dan materi bahasa sumber yang tidak semuanya diterjemahkan merupakan bentuk

dari teknik omission dengan jumlah 7 data. Ke-48 data tersebut dapat di bahas

menjadi seperti berikut :

a. Teknik penerjemahan addition dalam bentuk penjelasan tambahan

berupa grafis (gambar) dalam bahasa sasaran

Penjelasan tambahan dalam bentuk gambar (grafis) maupun fungsinya

menjadi salah satu teknik penerjemahan yang diusulkan oleh Hoed (2006) dan

Molina & Albir (2002) yang keduanya sama-sama menyatakan bahwa

penjelasan tambahan diperlukan dalam Bsa agar suatu konsep Bsu lebih

mudah dipahami.

Penjelasan tambahan dapat berupa grafis (gambar) maupun non grafis

(kalimat-kalimat). Bentuk penjelasan tambahan dalam problematika leksikal

Page 72: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

yaitu penjelasan tambahan grafis sejumlah 18 data seperti disebutkan dalam

deskripsi data. Terjemahan dengan menggunakan teknik penerjemahan

addition dalam bentuk penjelasan tambahan grafis (gambar) dalam bahasa

sasaran dapat dilihat pada terjemahan berikut :

01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/11:4

Bsu : The two olive trees: the way in which this is stated makes it clear that it

refers to Zechariah 4:1-14, where the olive trees, on either side of the lamp

stands, are the two men chosen and anointed by God to serve him, the Lord of

the whole earth. Where olive trees are unknown, some decisions must be

made about how to represent olive trees, olives, and olive oil, all of which

appear frequently in the Bible. Because of the importance of the olive tree in

the Palestinian cultures, it will be well for the translators in cultures where

these trees are unknown to say something like ‘tree named olive”.

Bsa : Kedua pohon zaitun menunjukkan cara penyampaian bagian ini yang

memiliki hubungan dengan Zakharia 4:1-14 yang mengatakan bahwa kedua

pohon zaitun yang berada di sebelah kanan dan kiri kaki lampu, adalah dua

orang yang dipilih oleh Allah untuk melayani-Nya. Di Palestina pohon zaitun

sangat penting. Hal ini dinyatakan dengan sering munculnya kata pohon

zaitun, buah zaitun, maupun minyak zaitun dalam Alkitab. Oleh karena itu,

penerjemah harus mencari ungkapan yang cocok untuk menerjemahkannya.

Buah zaitun yang masak kira-kira mengandung 30 % minyak. Itulah

sebabnya dalam bahasa Ibrani, pohon zaitun juga disebut dengan pohon

minyak atau pohon gemuk, karena pohon zaitun merupakan salah satu

sumber minyak orang Palestina. Jadi penerjemah boleh memakai istilah

pohon minyak zaitun atau pohon minyak. Dalam bahasa yang tidak mengenal

pohon zaitun, hendaknya dicantumkan gambar pohon zaitun di dekat ayat ini

dan keterangannya dalam kamus Alkitab.

Page 73: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Gambar 5 : Pohon Zaitun dan buahnya

Dari terjemahan tersebut, secara makna konsep pohon zaitun sudah

tersampaikan dalam bahasa sasaran. Namun adaptor menggunakan teknik

penjelasan tambahan berupa grafis (gambar) dengan cara memberikan

gambar pohon zaitun dalam bahasa sasaran untuk memperjelas konsep pohon

zaitun. Pemberian penjelasan tambahan berupa gambar sangat membantu

pemahaman pembaca terhadap suatu konsep tertentu.

Terjemahan dengan dibantu oleh penjelasan tambahan berupa grafis

(gambar) dalam bahasa sasaran sejumlah 18 data dengan nomor kode data

sebagai berikut :

Tabel 3 : Penjelasan Tambahan Grafis

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/11:4 2 02/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/1:13 3 03/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/1:4-5a 4 04/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/4:6b-7 5 05/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/5:1 6 06/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/5:8 7 07/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/6:5 8 08/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/8:2 9 09/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/9:3

Page 74: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

10 10/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/9:9 11 11/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/9:13 12 12/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/11:1 13 13/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/11:2 14 14/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/13:2 15 15/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/13:3 16 16/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/14:18 17 17/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/14:19 18 18/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/Gra/16:13

b. Teknik penerjemahan addition dalam bentuk amplifikasi

Amplifikasi menjadi salah satu teknik penerjemahan yang diusulkan

oleh Molina & Albir (2002) dari 18 teknik yang ada dan cara yang digunakan

dalam teknik ini adalah mengungkapkan detail pesan secara eksplisit atau

memparafrasekan suatu informasi yang implisit dari Bsu ke dalam Bsa.

Terjemahan dengan menggunakan teknik addition dalam bentuk amplifikasi

dapat dilihat pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/Amp/11:4

Bsu : The two olive trees: the way in which this is stated makes it clear that it

refers to Zechariah 4:1-14, where the olive trees, on either side of the lamp

stands, are the two men chosen and anointed by God to serve him, the Lord of

the whole earth. Where olive trees are unknown, some decisions must be

made about how to represent olive trees, olives, and olive oil, all of which

appear frequently in the Bible. Because of the importance of the olive tree in

the Palestinian cultures, it will be well for the translators in cultures where

these trees are unknown to say something like ‘tree named olive”.

Bsa : Kedua pohon zaitun menunjukkan cara penyampaian bagian ini yang

memiliki hubungan dengan Zakharia 4:1-14 yang mengatakan bahwa kedua

pohon zaitun yang berada di sebelah kanan dan kiri kaki lampu, adalah dua

orang yang dipilih oleh Allah untuk melayani-Nya. Di Palestina pohon zaitun

sangat penting. Hal ini dinyatakan dengan sering munculnya kata pohon

zaitun, buah zaitun, maupun minyak zaitun dalam Alkitab. Oleh karena itu,

penerjemah harus mencari ungkapan yang cocok untuk menerjemahkannya.

Buah zaitun yang masak kira-kira mengandung 30 % minyak. Itulah

Page 75: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

sebabnya dalam bahasa Ibrani, pohon zaitun juga disebut dengan pohon

minyak atau pohon gemuk, karena pohon zaitun merupakan salah satu

sumber minyak orang Palestina. Jadi penerjemah boleh memakai istilah

pohon minyak zaitun atau pohon minyak.

Dari contoh terjemahan tersebut, pohon zaitun dalam bahasa sumber

hanya dijelaskan secara implisit. Oleh karena itu, adaptor mengungkapkan

secara detail informasi mengenai pohon zaitun secara eksplisit dalam bahasa

sasaran. Dalam contoh di atas, kalimat yang dicetak tebal merupakan

amplifikasi adaptor yang tidak ada dalam bahasa sumber.

Terjemahan dengan teknik addition dalam bentuk amplifikasi sejumlah

5 data dengan nomor kode sebagai berikut :

Tabel 4 : Penjelasan Tambahan Non Grafis Bentuk Amplifikasi

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/Amp/11:4 2 02/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/Amp/6:12 3 03/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/Amp/5:1 4 04/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/Amp/7: 9 5 05/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/Amp/5:6

c. Teknik penerjemahan addition dalam bentuk penerjemahan deskriptif

Penerjemahan deskriptif menjadi salah satu teknik penerjemahan yang

ditawarkan oleh Hoed (2006) yang dapat dilakukan jika suatu konsep dalam

Bsu tidak atau belum mempunyai padanan kata dalam Bsa-nya. Suatu konsep

akan diterjemahkan dengan bentuk uraian yang berisi makna kata yang

bersangkutan.

Terjemahan dengan menggunakan teknik penerjemahan deskriptif dapat

dilihat pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/PD/6:12

Page 76: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Bsu : There was great earthquake: Earthquakes are frequently one of the

great events marking the end of the age (see Isa 29.6; Joel 2.10; Hag 2.6;

Mark 13.8). They are caused by God as prelude to the Last Judgment. In

some languages that have no specific word for earthquake, an explanation of

it would help the reader.

Bsa : Terjadilah gempa bumi yang dahsyat : Salah satu tanda akhir zaman yang sering disebut dalam Alkitab adalah gempa bumi (Yes 29:6, YL 2:10, Hag, 2:6, Markus 13:8). Allah mengadakan gempa bumi sebagai tanda yang mendahului Hari Kiamat. Dalam bahasa tertentu yang tidak memiliki istilah khusus untuk gempa bumi, terjemahannya dapat menjadi “bumi berguncang dengan dahsyat” atau “tanah berguncang dengan dahsyat”

Dalam contoh di atas, adaptor melakukan teknik penerjemahan

deskriptif pada kata gempa bumi yang dalam bahasa sumber tidak dijelaskan

secara rinci. Adaptor mempertimbangkan untuk memberikan penjelasan

tambahan berupa deskripsi dari gempa bumi untuk mengantisipasi jikalau

mungkin konsep gempa bumi tidak dikenal dalam bahasa sasaran. Kalimat

yang dicetak tebal dalam bahasa sasaran merupakan penerjemahan deskriptif

adaptor.

Terjemahan dengan menggunakan teknik penerjemahan deskriptif

sejumlah 4 data dengan nomor kode sebagai berikut :

Tabel 5 : Penjelasan Tambahan Non Grafis Bentuk Penerjemahan Deskriptif

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/PD/6:12 2 02/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/PD/5:1 3 03/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/PD/4:6 4 04/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/PD/17:4

d. Teknik penerjemahan addition dalam bentuk membuat usulan alternatif

terjemahan dalam bahasa sasaran

Page 77: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Adaptor membuat usulan alternatif terjemahan pembanding untuk

penerjemah lokal agar makna bahasa sumber lebih mudah dipahami. Contoh

usulan alternatif terjemahan yang diusulkan adaptor yaitu :

01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/UAT/6:13

Bsu : The stars of the sky fell to the earth as the fig tree sheds its winter fruit

when shaken by a gale: stars falling to the earth is another of the great events

marking the end (Mark 13:25). The sky is violently shaken, and the stars fall

out of the sky. In some languages, one must indicate where the stars fall from;

for example, “the stars fell down from the sky to the earth like…” The stars

fall like unripe figs fall from the tree when it is shaken by a strong wind. The

figure John uses to explain this great event is that of unripe figs, which grow

in the winter and usually fall off in the spring.

Bsa : Bintang-bintang dilangit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara

menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia diguncang angin yang

kencang : Bintang-bintang berjatuhan ke atas bumi merupakan peristiwa

besar lainnya yang menandai akhir zaman (Markus 13:25). Langit

berguncang dengan dahsyatnya dan bintang berjatuhan dari langit. Dalam

bahasa tertentu perlu dijelaskan darimana bintang-bintang itu jatuh, sehingga

terjemahannya menjadi ”bintang-bintang berjatuhan dari langit ke bumi...”.

Bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah : Gambaran

yang dipakai Yohanes untuk menjelaskan tentang peristiwa besar pada akhir

zaman itu adalah buah-buahnya yang mentah, sedangkan jenis buah-buahnya

dalam hal ini buah ara, tidaklah penting. Jadi dalam bahasa yang tidak

mengenal sama sekali buah ara, terjemahannya dapat menjadi ”buah yang

masih hijau (atau yang masih mentah) jatuh dari pohonnya”.

Usulan Alternatif Terjemahan dari ayat ini adalah ”bintang-bintang

berguguran dari langit seperti buah pohon ara yang masih mentah jatuh dari

pohonnya ketika diguncang oleh angin ribut”

Adaptor membuat usulan alternatif terjemahan sebagai pembanding

terjemahan yang baru bagi para penerjemah lokal agar di dapat pemahaman

yang lebih mengenai terjemahan ayat tertentu.

Page 78: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Terdapat 5 data terjemahan dengan cara membuat usulan alternatif

terjemahan dalam bahasa sasaran dengan nomor kode sebagai berikut :

Tabel 6 : Penjelasan Tambahan Non Grafis Bentuk Usulan Alternatif Terjemahan

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/UAT/6:13 2 02/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/UAT/7: 9 3 03/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/UAT/11:4 4 04/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/UAT/5: 6 5 05/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/UAT/5:1

e. Teknik penerjemahan addition dalam bentuk eksegese ayat

Eksegesis berasal dari kata Yunani “exegeomai” dan dalam bahasa

Inggris “exegesis”, dan dalam bahasa Belanda ‘exegese”) yang artinya

menafsir, membuka, menyingkapkan, membongkar, menampakkan,

menjelaskan arti yang disampaikan penulis kepada pembaca/pendengar mula-

mula sesuai dengan keadaan waktu itu, dan sesuai dengan tujuan aslinya.

Eksegesis merupakan cara yang sistematis bagi penafsir yang berhati-

hati untuk memperoleh arti yang sesuai dengan maksud penulis mula-mula,

dan mencegah arti yang salah dan tafsiran yang membabi buta. (Daud Soesilo,

2001:101).

Terjemahan dengan teknik eksegese ayat dapat dilihat pada contoh

berikut :

01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/Eks/5:6

Bsu : I saw a Lamb standing, as though it had been slain: RSV, TEV, and

others capitalize Lamb, indicating thereby that it is a title, but it may be

Page 79: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

better to say “a lamb”. In languages that have two different terms for male

and female lambs, here and elsewhere in Revelation the male form should be

used, and in certain languages ‘lamb” will be translated as “male child of a

sheep”. In culture where sheep exist but don’t have the economic and

religious significance that they had in Palestine, it will be helpful to give a

detailed description of sheep in a glossary item for the reader.

Bsa : Seekor Anak Domba seperti telah disembelih, penulisan Anak Domba

dengan huruf besar ini menunjukkan bahwa istilah ini adalah gelar, tetapi bisa

juga ditulis dengan huruf kecil “anak domba”. Dalam bahasa dimana domba

jantan dan domba betina dibedakan penyebutannya, terjemahannya menjadi

“anak domba jantan” . Kalau di Palestina, domba dikenal sebagai binatang

kurban dalam upacara keagamaan, dalam kebudayaan lain mungkin tidak

demikian halnya. Untuk hal ini penerjemah dapat memberikan keterangan

yang terperinci tentang anak domba di dalam catatan kaki atau daftar kata-

kata sulit (Kamus Alkitab). Kata Anak Domba disini melambangkan diri

Kristus. Disembelih merujuk kepada ”penyaliban”.

Mengeksegese ayat bahasa sumber berarti adaptor menggali arti atau

makna yang sesungguhnya dibalik makna atau teks yang masih sulit di

pahami dalam bahasa sumber.

Dalam contoh ayat di atas, kata Anak Domba dalam bahasa sumber

tidak dijelaskan makna denotasinya, tetapi yang muncul adalah makna

konotasinya, sehingga kalau ayat tersebut tidak di eksegese, maka makna kata

Anak Domba akan kabur maknanya dalam bahasa sasaran. Anak domba

disini merujuk kepada diri Kristus.

Terjemahan dengan penjelasan tambahan dalam bentuk mengeksegese

ayat bahasa sumber sejumlah 2 data dengan nomor kode sebagai berikut :

Tabel 7 : Penjelasan Tambahan Non Grafis Bentuk Eksegese Ayat

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/Eks/5:6 2 02/Bsu/Bsa/P.Lek/Add/N.Gra/Eks/6:11

Page 80: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

f. Teknik penerjemahan alteration dalam bentuk generalisasi

Teknik penerjemahan generalisasi merupakan salah satu dari 18 teknik

yang di usulkan oleh Molina & Albir (2002) yang dilakukan dengan merubah

istilah asing yang bersifat khusus menjadi istilah yang lebih dikenal umum

dan netral dalam Bsa. Terjemahan dengan teknik generalisasi dapat dilihat

pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/P.Lek/Alt/Gen/9:17

Bsu : The color of fire and of sapphire and of sulphur: That is red, blue,

and yellow (see TEV). The sapphire is a precious stone, usually dark blue.

Sulfur is a yellow substance that burns with great heat and produces an

unpleasant smell

Bsa : Merah api dan biru dan kuning belerang warnanya bisa juga

diterjemahkan menjadi ”merah menyala, biru seperti bunga bakung, dan

kuning seperti belerang” atau mengikuti BIS. Belerang adalah unsur

berwarna kuning yang dibakar pada suhu yang tinggi dan menyebarkan bau

yang tidak sedap. Jika dalam bahasa penerima, tidak ada kata belerang,

terjemahannya bisa menjadi ”kuning” saja. Tetapi karena belerang khususnya

muncul juga pada ayat 18, penjelasan tentang belerang dapat dimasukkan ke

dalam Kamus Alkitab.

Pada contoh ayat di atas, penekanannya bukan di belerangnya, tetapi

warna kuningnya. belerang berwarna kuning, sehingga di pakailah belerang.

Jika belerang tidak dikenal dalam bahasa sasaran, cukup warna kuning saja

(seperti saran dalam Bsa di atas).

Adapun terjemahan dengan teknik alteration dalam bentuk generalisasi

sejumlah 7 data dengan nomor kode sebagai berikut :

Tabel 8 : Teknik Alteration Bentuk Generalisasi

No Kode

Page 81: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

1 01/Bsu/Bsa/P.Lek/Alt/Gen/9:17 2 02/Bsu/Bsa/P.Lek/Alt/Gen/7: 9 3 03/Bsu/Bsa/P.Lek/Alt/Gen/6:13 4 04/Bsu/Bsa/P.Lek/Alt/Gen/14:20 5 05/Bsu/Bsa/P.Lek/Alt/Gen/6:11 6 06/Bsu/Bsa/P.Lek/Alt/Gen/18:21 7 07/Bsu/Bsa/P.Lek/Alt/Gen/6:6

g. Teknik penerjemahan omission dalam bentuk materi bahasa sumber

tidak semuanya diterjemahkan dalam bahasa sasaran.

Teknik omission sesuai dengan pendapat Vazquez Ayora (1977) dalam

Molina & Albir (2002). Vazquez Ayora menyatakan bahwa terdapat 2 jenis

teknik penerjemahan yaitu penghilangan (ommision) yang digunakan untuk

menghilangkan pengulangan sebagai karakteristik dari bahasa sasaran dan

pemindahan/pembalikan (Displacement and Inversion) yang digunakan ketika

ada dua unsur yang berganti posisi.

Sejalan dengan Vazquez Ayora (1977), Delisle (1993) dalam Molina &

Albir (2002) menganjurkan tiga jenis teknik penerjemahan yaitu penambahan

dan penghilangan (addition and ommision), parafrase, dan discursive creation.

Teknik penambahan dikenalkan untuk ketidaktepatan unsur stilistika yang

dan informasi yang tidak ditemukan dalam bahasa sumber, sedangkan

penghilangan adalah penghilangan unsur-unsur yang tidak tepat dalam bahasa

sumber.

Terjemahan yang mengandung unsur penghilangan (omission)

mempunyai 2 tujuan yaitu untuk menghilangkan pengulangan sebagai

karakteristik dari bahasa sasaran dan penghilangan unsur-unsur yang tidak

Page 82: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

tepat dalam bahasa sumber sesuai dengan pendapat kedua ahli tersebut.

Terjemahan dengan teknik omission dapat dilihat pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/P.Lek/Omm/6:13

Bsu : The stars of the sky fell to the earth as the fig tree sheds its winter fruit

when shaken by a gale: stars falling to the earth is another of the great events

marking the end (Mark 13:25). The sky is violently shaken, and the stars fall

out of the sky. In some languages, one must indicate where the stars fall from;

for example, “the stars fell down from the sky to the earth like…” The stars

fall like unripe figs fall from the tree when it is shaken by a strong wind.

The figure John uses to explain this great event is that of unripe figs, which

grow in the winter and usually fall off in the spring.

Bsa : Bintang-bintang dilangit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia diguncang angin yang kencang : Bintang-bintang berjatuhan ke atas bumi merupakan peristiwa besar lainnya yang menandai akhir zaman (Markus 13:25). Langit berguncang dengan dahsyatnya dan bintang berjatuhan dari langit. Dalam bahasa tertentu perlu dijelaskan darimana bintang-bintang itu jatuh, sehingga terjemahannya menjadi ”bintang-bintang berjatuhan dari langit ke bumi...”.

Terkadang tidak semua informasi dalam bahasa sumber semuanya di

terjemahkan adaptor. Dalam contoh ayat di atas, yang di cetak tebal dan

miring dalam teks sumber tidak diterjemahkan. Hal ini karena adaptor

menyesuiakan dengan konteks musim di bahasa penerima.

Teknik omissions dilakukan karena tidak semua informasi dalam teks

bahasa sumber relevan untuk diterjemahkan dalam bahasa sasaran.

Adapun terjemahan dengan teknik omission sejumlah 7 data dengan

nomor kode sebagai berikut :

Page 83: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Tabel 9 : Teknik Ommisions

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/P.Lek/Omm/6:13 2 02/Bsu/Bsa/P.Lek/Omm/7:9 3 03/Bsu/Bsa/P.Lek/Omm/14:20 4 04/Bsu/Bsa/P.Lek/Omm/6:6 5 05/Bsu/Bsa/P.Lek/Omm/1:12 6 06/Bsu/Bsa/P.Lek/Omm/2:10 7 07/Bsu/Bsa/P.Lek/Omm/11:1

2. Analisis jenis teknik penerjemahan dan sub-sub teknik yang masuk kategori

problematika gaya dan tata bahasa

Sebagaimana telah disebutkan pada bagian deskripsi data, terdapat 69 data

yang masuk dalam kategori problematika gaya dan tata bahasa. Ke-69 data

tersebut diterjemahkan dengan 3 jenis teknik penerjemahan yaitu addition dengan

jumlah 26 data, alteration dengan jumlah 38 data dan omission dengan jumlah 5

data.

Adapun bentuk-bentuk dari teknik addition yaitu membuat usulan alternatif

terjemahan sejumlah 5 data, eksegese ayat sejumlah 8 data, penambahan kata

penghubung sejumlah 12 data, dan tambahan informasi sejumlah 1 data.

Bentuk-bentuk dari teknik alterations yaitu simplifikasi sejumlah 4 data,

kronologisasi peristiwa sejumlah 7 data, dan mengubah kalimat pasif Bsu menjadi

kalimat aktif dalam Bsa sejumlah 27 data.

Materi bahasa sumber yang tidak semuanya diterjemahkan merupakan

bentuk dari teknik omission dengan jumlah 5 data. Ke-69 data tersebut dapat di

bahas menjadi seperti berikut :

Page 84: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

a. Teknik penerjemahan addition dalam bentuk membuat usulan alternatif

terjemahan

Adaptor membuat usulan alternatif terjemahan pembanding untuk

penerjemah lokal agar makna bahasa sumber lebih mudah dipahami. Contoh

usulan alternatif terjemahan yang diusulkan adaptor yaitu :

01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/UAT/10:6

Bsu : Created heaven...the earth...and the sea: This means the whole universe.

The addition in each case of and what is in it (see also 12:12) is meant to

emphasize that everything that exists, animate and inanimate, was all created

by God (see 14:7)

Bsa : Menciptakan langit...bumi...dan laut...maksudnya adalah seluruh

dunia. Tambahan dan segala isinya menekankan bahwa segala sesuatu yang

bernyawa maupun yang tidak bernyawa, diciptakan oleh Allah (lihat 12:12 dan

14:7).

Usulan Alternatif Terjemahan: Dan ia berkata dengan khidmat memakai nama

Allah yang hidup selamanya, yang menciptakan seluruh alam semesta,

bahwa ucapannya benar. Katanya, ” Allah tidak akan menunda lagi untuk

melaksanakan apa yang telah Ia rencanakan”.

Adaptor membuat usulan alternatif terjemahan sebagai terjemahan

pembanding untuk memberikan pemahaman yang lebih kepada pembaca dan

biasanya dilakukan untuk memperjelas makna suatu konsep dalam bahasa

sasaran.

Pada contoh ayat di atas, kalimat ”...yang telah menciptakan langit

dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut segala isinya”

dalam bahasa sumber di usulkan diganti dengan “….yang menciptakan

seluruh alam semesta” dalam bahasa sasaran.

Page 85: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Adapun terjemahan dengan menggunakan teknik membuat usulan

alternatif terjemahan yang lainnya sejumlah 5 data dengan nomor kode sebagai

berikut :

Tabel 10 : Penjelasan Tambahan Bentuk Usulan Alternatif Terjemahan

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/UAT/10:6 2 02/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/UAT/6:11 3 03/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/UAT/11:2 4 04/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/UAT/9:5 5 05/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/UAT/9:3

b. Teknik penerjemahan addition dalam bentuk eksegese ayat

Eksegesis berasal dari kata Yunani “exegeomai” dan dalam bahasa

Inggris “exegesis”, dan dalam bahasa Belanda ‘exegese”) yang artinya

menafsir, membuka, menyingkapkan, membongkar, menampakkan,

menjelaskan arti yang disampaikan penulis kepada pembaca/pendengar mula-

mula sesuai dengan keadaan waktu itu, dan sesuai dengan tujuan aslinya.

Eksegesis merupakan cara yang sistematis bagi penafsir yang berhati-hati

untuk memperoleh arti yang sesuai dengan maksud penulis mula-mula, dan

mencegah arti yang salah dan tafsiran yang membabi buta. (Daud Soesilo,

2001:101). Terjemahan dengan teknik eksegese ayat dapat dilihat pada contoh

berikut :

01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/6:11

Bsu : And told: Again the passive form is a way of referring to God or to an

angel. In languages that do not use the passive form, one may render these first

two clauses as “God or angel gave each of them a white robe and instructed

them (told them)…”

Page 86: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Bsa: Kepada mereka dikatakan: Disini juga ungkapan pasif yang menunjukkan

Allah atau malaikat sebagai pelakunya. Dalam bahasa yang tidak mengenal

bentuk pasif, bagian awal kalimat ini bisa diterjemahkan menjadi “Allah

memberikan jubah putih kepada mereka masing-masing dan berkata…”

Adaptor perlu mengeksegese ayat ini untuk menentukan lebih lanjut

siapa yang menjadi pelaku atau subyek (Allah atau malaikat). Dalam teks

sumber juga belum jelas siapa pelaku sebenarnya. Setelah dilakukan

eksegesis, Allah lah yang menjadi pelakunya. Keterkaitan dengan ayat sebelum

dan sesudah ayat tersebbut yang menunjukan Allah sebagai pelakunya.

Terjemahan dengan menggunakan teknik eksegese ayat ada 8 data

dengan nomor kode sebagai berikut :

Tabel 11 : Penjelasan Tambahan Bentuk Eksegese

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/6:11a 2 02/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/6:11b 3 03/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/14:12 4 04/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/14:20 5 05/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/2:26 6 06/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/1:19 7 07/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/18:14 8 08/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/Eks/9:3

c. Teknik penerjemahan addition dalam bentuk penambahan kata

penghubung

Penambahan kata penghubung bisa dikategorikan kedalam salah satu

teknik penjelasan tambahan dari Hoed (2006) yang berfungsi menperjelas

konsep Bsu dalam Bsa agar mudah dipahami. Terjemahan dalam bentuk

penambahan kata penghubung dapat dilihat pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/1:6

Page 87: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Bsu : And made us a kingdom, priests to his God and Father: The literal

rendition of RSV makes for an unnatural sentence in English. The meaning is

better brought out by TEV “a kingdom of priests. “The kingdom established by

God and Christ, in which the followers of Christ serve as priests (see Exo19:6

“and you shall be to me a kingdom of priests and a holy nation”, and in 1

Peter 2:9 “a royal priesthood, a holy nation” reflects the Greek Septuagint

translation of Exo 19:6).

Bsa : Yesus juga membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-

imam bagi Allah, Bapa-Nya. Kerajaan itu didirikan oleh Allah dan Kristus,

dan para pengikut Kristus melayani sebagai imam-imam (lihat Kel 19:6 yaitu

”Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus” dan I

Petrus 2:9 ”...imamat yang rajani, bangsa yang kudus”). Terjemahan harfiah

seperti TB memang kurang wajar, dalam hal ini terjemahan BIS lebih wajar

dan jelas : menjadikan kita suatu bangsa khusus imam-imam yang melayani

Allah, Bapa-Nya.

Kadangkala dua kata atau ungkapan muncul bersamaan tanpa memakai

kata penghubung diantaranya. Dalam kasus seperti ini, kata atau ungkapan

pada urutan kedua berfungsi untuk menjelaskan kata atau ungkapan yang

pertama. Jadi, ”Membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam

bagi Allah”, Mungkin maksudnya ialah ”Membuat kita menjadi suatu kerajaan

imam-imam yang melayani Allah”.

Adapun terjemahan dengan menggunakan teknik penambahan kata

penghubung sejumlah 12 data dengan nomor data sebagai berikut :

Tabel 12 : Penambahan Kata Penghubung

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/1:6 2 02/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/5:10 3 03/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/20:6 4 04/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/10:7 5 05/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/2:13 6 06/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/2:14 7 07/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/10:7 8 08/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/11:18

Page 88: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

9 09/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/13:6 10 10/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/14:3 11 11/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/17:17 12 12/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/KP/20:8

d. Teknik penerjemahan addition dalam bentuk tambahan informasi

Tambahan informasi juga merupakan salah satu teknik addition dalam

bentuk penjelasan tambahan yang ditawarkan oleh Hoed (2006) agar konsep

Bsu lebih mudah di pahami. Terjemahan dalam bentuk tambahan informasi

dapat dilihat pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/PGTB/Add/N.Gra/TI/6:2

Bsu : The passive was given implies that God, or an angel, gave him the crown

of a king. However, since it is not certain who the agent is. In languages that

do not have the passive, it will be possible to say “he received a crown” or

“…a chief’s hat”

Bsa : Kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota: Sebagaimana dalam 4:4, 10,

mahkota adalah lambang dari wibawa dan kekuasaan. Penunggang kuda

itu dimahkotai jadi raja. Bentuk pasif dikaruniakan secara tidak langsung

mengatakan bahwa Allah atau malaikat memberi dia mahkota seorang raja.

Tetapi karena tidak pasti siapa yang mengaruniakannya, penerjemah tidak

perlu menyebutkannya dalam terjemahan. Kalau pernyataan ini harus

diterjemahkan dalam bentuk aktif, maka sebaiknya terjemahannya menjadi ”ia

menerima sebuah mahkota” atau ”ia menerima topi kepemimpinan”.

Adaptor menambahkan informasi mengenai mahkota (4:4, 10) yang

dicetak tebal dalam adaptasi yang tidak ada dalam teks sumber untuk

memperjelas konsep mahkota.

e. Teknik penerjemahan alteration dalam bentuk simplifikasi

Simplifikasi bisa dikaitkan dengan salah satu teknik penerjemahan yang

di usulkan Molina & Albir (2002) yang disebut dengan teknik reduction. Hal

ini karena simplifikasi merupakan penyederhanaan kalimat Bsu dalam Bsa dan

Page 89: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

reduction juga mempunyai tujuan yang sama yaitu

memadatkan/menyederhanakan kalimat Bsu dalam Bsa. Terjemahan dengan

teknik alteration dalam bentuk simplifikasi dapat dilihat pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Simpl/19:18

Bsu : The flesh of kings….of captains…of mighty men

Bsa : Daging semua : Mungkin tidak perlu disebutkan berulang kali dalam

terjemahan, cukup misalnya” daging semua raja dan panglima

dan…”.

Ada banyak ayat dalam bahasa sumber menggunakan pengulangan,

sehingga membosankan pembacanya. Adaptor menggunakan teknik

penerjemahan simplifikasi dengan cara menyederhanakan kalimat perulangan

dalam bahasa sasaran agar kalimatnya lebih sederhana seperti dalam

adaptasinya (yang dicetak tebal).

Adapun penerjemahan dengan teknik simplifikasi sejumlah 4 data

dengan nomor data sebagai berikut :

Tabel 13 : Teknik Simplifikasi

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Simpl/19:18 2 02/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Simpl/10:6 3 03/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Simpl/11:5 4 04/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Simpl/12:9

f. Teknik penerjemahan alteration dalam bentuk kronologisasi peristiwa

Kronologisasi peristiwa merupakan teknik penerjemahan yang dilakukan

dengan cara membalik susunan peristiwa Bsu dalam Bsa agar mudah dipahami

urut-urutan kejadian yang maksud Bsu.

Page 90: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Teknik ini dapat dikategorikan ke dalam teknik pemindahan/pembalikan

(displacement and inversion) yang diusulkan oleh Vazquez Ayora (1977)

dalam Molina & Albir (2002). Pemindahan/pembalikan dapat dilakukan jika

ada dua unsur yang berganti posisi. Kronoligisasi peristiwa merupakan teknik

pembalikan (displacement). Terjemahan dengan cara pembalikan susunan

peristiwa dapat dilihat pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/10:9

Bsu : It will be bitter to your stomach, but sweet as honey in your mouth: For

a similar situation, see Ezek 2.8-3:3. The Greek text uses the verb “to make

bitter”, “to embitter” (as in 8:11). This may be represented by “sour” or

“acid”.

Bsa : Ia akan membuatmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu, ia akan

terasa manis seperti madu : Bandingkan dengan Yeh 2:8-3:3, mengenai

keadaan seperti ini. Terasa pahit dalam bahasa Yunaninya secara harfiah

berarti ”membuat pahit” atau ”memahitkan” seperti dalam 8:11. Urutan

kejadiannya yang benar adalah ”manis seperti madu di dalam mulutmu, tetapi

terasa pahit dalam perutmu”, seperti dalam ayat berikutnya (ayat 10)

Adaptor perlu berhati-hati menerjemahkan kalimat yang mungkin

susunan peristiwanya terbalik, karena hal itu mungkin akan membingungkan

pembacanya, sehingga diupayakan untuk menyusun urutan terjadinya persitiwa

dalam susunan yang benar dalam adaptasi. Terjemahan dengan teknik

kronologisasi peristiwa sejumlah 7 data dengan nomor kode data sebagai

berikut :

Tabel 14 : Teknik Displacement

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/10:9 2 02/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/8:11 3 03/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/5:2 4 04/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/5:5

Page 91: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

5 05/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/10:4 6 06/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/22:14 7 07/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/Kr.P/22:19

g. Teknik penerjemahan alteration dalam bentuk mengubah kalimat pasif

Bsu menjadi kalimat aktif dalam Bsa

Mengubah kalimat pasif dalam Bsu menjadi kalimat aktif dalam Bsa juga

masuk dalam teknik pemindahan/pembalikan (displacement and inversion)

yang diusulkan oleh Vazquez Ayora (1977) dalam Molina & Albir (2002).

Pemindahan/pembalikan dapat dilakukan jika ada dua unsur yang berganti

posisi. Mengubah kalimat pasif dalam Bsu menjadi kalimat aktif dalam Bsa

merupakan teknik pemindahan (inversion).

Terjemahan dengan teknik mengubah kalimat pasif Bsu menjadi kalimat

aktif dalam Bsa dapat dilihat pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/14:20

Bsu : The wine press was trodden: This means, of course, that the grapes in the

wine press were trampled on. Again the passive form of the verb is used. Given

the fact that this is a figure of the punishment of the wicked, it would be very

difficult to try to identify the ones who were treading on the grapes. But if a

subject is required, one may use an unknown subject (agent) and change to the

active form.

Bsa : Buah-buah anggur itu dikilang: Bentuk pasif dikilang di sini tidak jelas

siapa pelakunya; jika dalam bahasa penerima harus disebutkan siapa

pelakunya, terjemahannya mungkin menjadi “mereka (malaikat-malaikat)

mengilang anggur itu”

Bentuk dikilang dalam bahasa sumber di ubah menjadi mengilang

dalam bahasa sasaran untuk mengantisipasi tidak dikenalnya bentuk pasif

seperti bahasa-bahasa di Indonesia bagian timur.

Page 92: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Pengubahan kalimat pasif menjadi kalimat aktif memunculkan masalah

tersendiri karena adaptor perlu mengetahui dengan jelas siapa subyek dan

obyeknya (dalam teks bahasa sumber, terkadang tidak jelas siapa subyek dan

obyeknya) sehingga cara yang ditempuh adaptor dulu yaitu mengeksege ayat

bahasa sumber, baru mengubahnya dari kalimat pasif menjadi kalimat aktif.

Terjemahan dengan teknik mengubah kalimat pasif Bsu menjadi kalimat aktif

dalam Bsa sejumlah 27 data dengan nomor kode sebagai berikut :

Tabel 15 : Teknik Inversion

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/6:11 2 02/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/12:5 3 03/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/12:9 4 04/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/14:1 5 05/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/6:2 6 06/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/4b 7 07/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/11 8 08/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/8:2 9 09/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/3

10 10/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/9:1 11 11/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/11:1 12 12/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/12:4 13 13/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/13:5a 14 14/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/6:8 15 15/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/9:3 16 16/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/13:5b 17 17/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/7b 18 18/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/13:14 19 19/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/20:4 20 20/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/11:2 21 21/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/6:4a 22 22/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/7:2 23 23/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/9:5 24 24/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/13:7a 25 25/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/15:8 26 26/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/16:8

Page 93: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

27 27/Bsu/Bsa/PGTB/Alt/KP-KA/19:8

h. Teknik penerjemahan omission dalam bentuk tidak semua unsur bahasa

sumber diterjemahkan

Teknik omission sesuai dengan pendapat Vazquez Ayora (1977) dalam

Molina & Albir (2002). Vazquez Ayora menyatakan bahwa terdapat 2 jenis

teknik penerjemahan yaitu penghilangan (ommision) yang digunakan untuk

menghilangkan pengulangan sebagai karakteristik dari bahasa sasaran dan

pemindahan/pembalikan (Displacement and Inversion) yang digunakan ketika

ada dua unsur yang berganti posisi.

Sejalan dengan Vazquez Ayora (1977), Delisle (1993) dalam Molina &

Albir (2002) menganjurkan tiga jenis teknik penerjemahan yaitu penambahan

dan penghilangan (addition and ommision), parafrase, dan discursive creation.

Teknik penambahan dikenalkan untuk ketidaktepatan unsur stilistika yang dan

informasi yang tidak ditemukan dalam bahasa sumber, sedangkan

penghilangan adalah penghilangan unsur-unsur yang tidak tepat dalam bahasa

sumber.

Terjemahan yang mengandung unsur penghilangan (omission)

mempunyai 2 tujuan yaitu untuk menghilangkan pengulangan sebagai

karakteristik dari bahasa sasaran dan penghilangan unsur-unsur yang tidak

tepat dalam bahasa sumber sesuai dengan pendapat kedua ahli tersebut.

Terjemahan dengan teknik omission dapat dilihat pada contoh berikut :

01/Bsu/Bsa/PGTB/Omm/1:19

Bsu : The command is the same as the one in verse 11, and it will be helpful in certain languages to say “write in the book (record) the things…” or “you

Page 94: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

must write in the book the things…” The direct object what you see included everything John will see and then record in the book. The two clauses that follow are not additional items but define explicitly the nature of what John will see: things present and things future, “both that which is happening now as well as that which will happen afterward” (FRCL; similarly SPCL, TEV) NJB shortens and combines the three into two: “Now write down all that you see of present happening and what is still to come”. The auxiliary verb “will” in “that will happen afterward” (TEV) translates a Greek verb that at times seems to express divine authority. The Arndt and Gingrich Lexicon define this use of it as follows “concerning at action that necessarily follows a divine decree, is destined, must, will certainly”. Bsa : Perintah pada ayat ini sama dengan perintah dalam ayat 11. Dalam

bahasa tertentu mungkin perintah ini lebih baik diterjemahkan dengan

”bukukanlah semua hal yang....” atau ”engkau harus menuliskan dalam buku,

semua hal yang...”. Apa yang telah kau lihat meliputi segala sesuatu yang

dilihat oleh Yohanes dan dituliskan dalam buku, yakni hal yang dilihat oleh

Yohanes pada saat itu dan juga sesudahnya. Keduanya dapat digabung

misalnya menjadi ”Sekarang tuliskanlah semua yang terjadi sekarang dan

sesudah ini”. Kata akan dalam ungkapan yang akan terjadi sesudah ini

menyatakan sesuatu yang pasti akan terjadi menurut kehendak Allah.

Teknik omissions dilakukan karena tidak semua informasi dalam teks

bahasa sumber relevan untuk diterjemahkan dalam bahasa sasaran. Pada

contoh ayat di atas, berbagai versi Alkitab bahasa Inggris dalam teks bahasa

sumber tidak adaptor terjemahkan. Adapun terjemahan dengan menggunakan

teknik omissions sejumlah 5 data dengan nomor kode data sebagai berikut :

Tabel 16 : Teknik Ommisions

No Kode 1 01/Bsu/Bsa/PGTB/Omm/1:19 2 02/Bsu/Bsa/PGTB/Omm/19:18 3 03/Bsu/Bsa/PGTB/Omm/14:20 4 04/Bsu/Bsa/PGTB/Omm/18:14 5 05/Bsu/Bsa/PGTB/Omm/6:11

C. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian diarahkan pada penggunaan berbagai jenis teknik

dan sub-sub teknik penerjemahan dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada

Page 95: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Yohanes, penggunaan strategi dan metode penerjemahan, serta prosedur pengujian

kualitas adaptasi adaptor sesuai dengan rumusan masalah. Dari hasil analisis data di

atas dapat diketahui hal-hal seperti berikut sebagai hasil akhir penelitian ini.

1. Klasifikasi penggunaan teknik dan sub teknik penerjemahan yang masuk

kategori problematika leksikal

Sebagaimana telah disebutkan pada bagian analisis hasil penelitian, terdapat

48 data yang masuk dalam kategori problematika leksikal. Ke empat puluh

delapan data tersebut diterjemahkan dengan 3 jenis teknik penerjemahan yaitu

addition dengan jumlah 34 data atau 70,83 %, alteration dengan jumlah 7 data

atau 14,58 % dan omission dengan jumlah 7 data atau 14,58 %.

Adapun bentuk-bentuk dari teknik addition yaitu penjelasan tambahan

berupa grafis (gambar) yang paling sering digunakan adaptor sejumlah 18 data

atau 37,5 %, amplifikasi sejumlah 5 data atau 10,41 %, penerjemahan deskriptif

sejumlah 4 data atau 8,33 %, membuat usulan alternatif terjemahan sejumlah 5

data atau 10,41 %, dan eksegese ayat sejumlah 2 data atau 4,16 %.

Generalisasi merupakan bentuk dari teknik alteration dengan jumlah 7 data

atau 14,58 % dan materi bahasa sumber yang tidak semuanya diterjemahkan

merupakan bentuk dari teknik omission dengan jumlah 7 data atau 14,58 %.

Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa teknik additions lebih banyak

digunakan adaptor dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes dengan

34 data atau 70,83 %. Teknik alteration dan omission memiliki kesamaan jumlah

data yaitu 7 data atau 14,58 %. Tabel 17 menunjukan klasifikasi penggunaan

teknik, sub-sub teknik penerjemahan, dan prosentase dalam problematika leksikal.

Page 96: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Tabel 17 : Jenis teknik, sub-sub teknik penerjemahan, dan prosentase

No Jenis Teknik Jumlah %

1 Additions :

- Penjelasan tambahan grafis - Amplifikasi - Penerjemahan deskriptif - Membuat usulan alternatif

terjemahan - Eksegese ayat bahasa sumber

18

5

4

5

2

15,38

4,27

3,41

8,54

8,54

Jumlah : 34 (70,83 %)

2 Alteration :

- Generalisasi

7

14,58

Jumlah : 7 (14,58 %)

3 Ommision :

- Materi bahasa sumber tidak semuanya diterjemahkan

7

14,58

Jumlah : 7 (14,58 %)

Jumlah total : 34+ 7 +7 = 48 data (100 %)

2. Klasifikasi penggunaan teknik dan sub teknik penerjemahan yang masuk

kategori problematika gaya dan tata bahasa

Sebagaimana telah disebutkan pada bagian analisis hasil penelitian, terdapat

69 data yang masuk dalam kategori problematika gaya dan tata bahasa. Ke-69

data tersebut diterjemahkan dengan 3 jenis teknik penerjemahan yaitu addition

dengan jumlah 26 data atau 37,68 %, alteration dengan jumlah 38 data atau 55,07

% dan omission dengan jumlah 5 data atau 7,24 %.

Adapun bentuk-bentuk dari teknik addition yaitu membuat usulan alternatif

terjemahan sejumlah 5 data atau 7,24 %, eksegese ayat sejumlah 8 data atau 11,59

%, penambahan kata penghubung yang paling sering digunakan adaptor dengan

Page 97: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

jumlah 12 data atau 17,40 %, dan tambahan informasi yang paling jarang

digunakan adaptor dengan jumlah hanya 1 data atau 1,44 %.

Bentuk-bentuk dari teknik alteration yaitu simplifikasi yang paling jarang

digunakan adaptor dengan jumlah 4 data atau 5,80 %, kronologisasi peristiwa

dengan jumlah 7 data atau 10,14 %, dan mengubah kalimat pasif Bsu menjadi

kalimat aktif dalam Bsa yang paling sering digunakan adaptor dengan jumlah 27

data atau 39,13 %.

Bentuk dari teknik omission yaitu materi bahasa sumber tidak semuanya

diterjemahkan sejumlah 5 data atau 7,24 %.

Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa teknik alteration lebih banyak

digunakan adaptor dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes dengan

38 data atau 55,07 %. Teknik addition di posisi ke 2 dengan jumlah 26 data atau

37,68 % dan teknik omission yang paling jarang digunakan adaptor dengan

jumlah 5 data atau 7,24 %.

Tabel 18 menunjukan klasifikasi penggunaan teknik, sub-sub teknik

penerjemahan, dan prosentase dalam problematika gaya dan tata bahasa.

Tabel 18 : Jenis teknik, sub-sub teknik penerjemahan, dan prosentase

No Jenis Teknik Jumlah %

1 Additions :

- Membuat usulan alternatif terjemahan

- Eksegese ayat bahasa sumber - Penambahan kata penghubung

5

8

7,24

11,59

Page 98: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

- Tambahan informasi

12

1

17,40

1,44

Jumlah : 26 (37,68 %)

2 Alterations :

- Simplifikasi - Kronologisasi peristiwa - Mengubah kalimat pasif Bsu

menjadi kalimat aktif Bsa

4

7

27

5,80

10,14

39,13

Jumlah : 38 (55,07%)

3 Ommision :

- Materi bahasa sumber tidak semuanya diterjemahkan

5

7,24

Jumlah : 5 (7,24 %)

Jumlah total : 26+38 +5 = 69 data (100 %)

3. Perbandingan klasifikasi penggunaan teknik dan sub teknik penerjemahan

yang masuk kategori problematika leksikal dan problematika gaya dan tata

bahasa

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya dan tercermin dalam

pembahasan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya jenis problematika dalam

pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes dan teknik-teknik penerjemahan

yang digunakan. Oleh sebab itu, perlu kiranya dibandingkan antara jenis

problematika yang muncul dan teknik-teknik penerjemahan apa saja yang

digunakan.

Pembandingan tersebut dilakukan untuk mengetahui teknik penerjemahan

mana yang lebih dominan di lakukan adaptor. Untuk maksud tersebut,

pembandingan dilakukan dalam bentuk tabel karena mudah dilihat dan diketahui.

Tabel perbandingan tersebut adalah seperti berikut :

Tabel 19 : Perbandingan klasifikasi jenis problematika, teknik dan sub-sub teknik penerjemahan, dan jumlah data

Page 99: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Jenis teknik penerjemahan dan sub-sub tekniknya N

o Jenis

problematika Addition Jml Alteration Jml Omission Jml 18

5

4

5

2

7 7 Leksikal Grafis

Amplifikasi

Penerjemahan

Deskriptif

Usulan alternatif

Terjemahan

Eksegese ayat

34

Generalisasi

7

Materi Bsu tidak semua diterjemahkan

7

1

Jumlah data problematika leksikal : 34 + 7 + 7 = 48 data (41,02 %) 5

8

12

1

4

7

27

5

2 Gaya dan tata bahasa

Usulan alternatif

Terjemahan

Eksegese ayat

Penambahan

kata

penghubung

Tambahan

informasi

26

Simplifikasi

Kronologisasi

peristiwa

Mengubah kalimat pasif menjadi aktif

38

Materi Bsu tidak semua diterjemahkan

5

Jumlah data problematika gaya dan tata bahasa : 26 + 38 + 5 = 69 data (58,98 %) Jumlah total data : 48 + 69 = 117 data (100 %)

Berdasarkan tabel 19 di atas, maka dapat diketahui bahwa dalam pengadaptasian

SPPA Wahyu Kepada Yohanes, problematika gaya dan tata bahasa lebih dominan

daripada problematika leksikal. Jumlah data dalam problematika leksikal sejumlah

48 data atau 41,02 % dari total data dan jumlah data dalam problematika gaya dan

tata bahasa sejumlah 69 data atau 58,98 % dari total data.

Tabel 20 : Jenis teknik, sub-sub teknik penerjemahan, dan prosentase

No Jenis Teknik Jumlah %

1 Additions :

- Penjelasan tambahan grafis - Amplifikasi - Penerjemahan deskriptif - Membuat usulan alternatif

terjemahan - Eksegese ayat bahasa sumber

18

5

4

10

15,38

4,27

3,41

8,54

Page 100: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

- Penambahan kata penghubung - Tambahan informasi

10

12

1

8,54

10,25

0,85

Jumlah : 60 (51,28 %)

2 Alterations :

- Generalisasi - Simplifikasi - Kronologisasi peristiwa - Mengubah kalimat pasif menjadi

kalimat aktif

7

4

7

27

5,98

3,41

5,98

23,07

Jumlah : 45 (38,46 %)

3 Ommisions :

- Materi bahasa sumber tidak semuanya diterjemahkan

12

10,25

Jumlah : 12 (10,25 %)

Jumlah total : 60 + 45 + 12 = 117 data (100 %)

Dari tabel 20 di atas, dapat diketahui bahwa dari ketiga teknik penerjemahan

(additions, alterations, dan ommision), teknik additions menduduki posisi 1 dengan

jumlah 60 data atau 51,28 %. Kemudian teknik alterations di posisi ke 2 dengan

jumlah 45 data atau 38,46 %, dan teknik ommision di posisi ke 3 dengan jumlah 12

data atau 10,25 %.

Dari data tersebut, dapat pula diketahui bahwa adaptor lebih sering

menggunakan teknik additions dengan cara memberikan penjelasan tambahan berupa

grafis (gambar) dalam bahasa sasaran dengan 18 data (15,38 %) dari total 60 data

dan cara penambahan informasi yang paling jarang dilakukan adaptor dengan hanya

1 data (0,85 %).

Dalam teknik alterations, adaptor lebih banyak menggunakan cara mengubah

kalimat pasif Bsu menjadi kalimat aktif Bsa dengan jumlah 27 data atau 23,07 % dari

total 45 data. Cara simplifikasi merupakan cara yang paling jarang dilakukan adaptor

Page 101: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

dalam teknik alteration ini dengan jumlah hanya 4 data atau 3,41 % dari total 45

data.

Teknik omission lebih banyak dilakukan adaptor dalam problematika leksikal

dengan 7 data atau 58,33 % dari total 12 data. Teknik omission dalam problematika

gaya dan tata bahasa sejumlah 5 data atau 41,66 % dari total 12 data.

4. Strategi penerjemahan dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada

Yohanes

Dengan adanya problematika linguistik (problematika leksikal dan

problematika gaya dan tata bahasa) dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada

Yohanes seperti yang sudah penyusun uraikan, maka adaptor mempunyai

berbagai macam strategi penerjemahan yang diterapkan guna mengatasi

problematika tersebut. Adapun strategi penerjemahan yang digunakan adaptor

dapat dikategorisasikan sebagai berikut :

a. Pemanfaatan alat bantu penerjemahan

Dalam setiap kegiatan penerjemahan, keberadaan alat bantu

penerjemahan sangat mutlak diperlukan oleh setiap penerjemah. Demikian

pula dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes. Keberadaan alat

bantu penerjemahan sangat berperan penting untuk mengatasi setiap

problematika yang dijumpai adaptor. Alat bantu penerjemahan bisa menjadi

solusi yang bisa dimanfaatkan setiap saat oleh para adaptor. Adapun alat

bantu penerjemahan yang dimaksud antara lain :

- Kamus-kamus

Page 102: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Salah satu usaha adaptor dalam mengatasi problematika yang

dihadapi adalah dengan cara memanfaatkan keberadaan kamus. Para

adaptor menganggap bahwa kamus merupakan salah satu rujukan pokok

yang dipakai oleh para adaptor yang akan menerjemahkan. Dalam setiap

kamus akan tersedia kosakata yang cukup guna membantu para adaptor

melaksanakan pekerjaan menerjemahkan.

Para adaptor memerlukan kamus ketika menghadapi permasalahan

dalam hal makna kosakata tertentu. Sekalipun dalam kamus terdapat

banyak sekali alternatif arti dari sebuah kata, tetapi arti-arti tersebut

sangat membantu penerjemah untuk menemukan pilihan kata (diction)

yang tepat ketika menemukan kesulitan untuk mengartikan sebuah kata

tertentu dari teks bahasa sumber. Di dalam kamus, juga tersedia beberapa

alternatif arti beserta contoh kalimat yang menyertainya. Sehingga para

adaptor dapat membuat logika yang praktis dan efektif guna memilih arti

kata yang tepat.

Sebagaimana diketahui bahwa inti dari kegiatan penerjemahan

adalah terletak pada menemukan makna atau arti, kemudian

diterjemahkan ke dalam bentuk bahasa yang lain. Sehingga mau tidak

mau, kamus merupakan media yang paling penting yang diperlukan oleh

setiap adaptor guna menjembatani adaptor dalam mengalihkan makna

tersebut.

Page 103: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Di dalam kamus juga ditemukan tidak hanya satu atau dua arti

makna kata, tetapi lebih dari itu. Dengan demikian, walaupun kamus

dapat membantu adaptor, tetapi keputusan pilihan ada di tangan adaptor.

Memanfaatkan media kamus merupakan salah satu alternatif yang

dipakai untuk mengatasi kesulitan kosakata dalam pengalihan makna.

Menurutnya, diawali pada tahap analisis teks bahasa sumber yaitu THB,

ketika itu pula dia langsung mengecek kamus untuk mencari arti kata

yang dimaksud teks sumber.

Dalam teks sumber, kosakata yang muncul sangat bervariasi seperti

kosakata bahasa Inggris yang terkadang masih sulit untuk dipahami.

Kosakata yang sulit yaitu adanya kosakata dalam bahasa Yunani atau

Ibrani dalam teks sumber yang mau tidak mau harus langsung di cek

artinya dalam kamus khusus bahasa Yunani dan Ibrani.

Ada beberapa kamus yang telah disiapkan adaptor sebelum memulai

pekerjaan menerjemahkan dengan tujuan bahwa semakin lengkap dan

banyak kamus yang disiapkan, maka akan mengikis kemungkinan

terjadinya kesulitan kosakata. Keberadaan kamus sangat penting. Tanpa

kamus, dia tidak yakin dengan terjemahannya.

Jadi, fungsi kamus adalah untuk menjawab dan mengatasi keragu-

raguan adaptor terhadap makna sebuah arti kata tertentu. Dengan

membuka kamus, adaptor merasa lebih yakin untuk mendapatkan makna

yang sedekat-dekatnya dari sebuah arti kata tertentu.

Page 104: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Untuk mendapatkan makna yang sedekat-dekatnya, adaptor tidak

boleh mengandalkan ilmu ”kira-kira”, tetapi harus mengandalkan dari

berbagai sumber agar terjemahannya dapat dipertanggungjawabkan.

Salah satu jalan yang paling baik dan efektif untuk menjawab

kesulitan kosakata untuk menemukan arti kata tertentu dengan cara

memanfaatkan kamus. Menemukan arti kata yang dimaksud dalam teks

sumber dengan memanfaatkan kamus akan sangat mempengaruhi

kualitas terjemahan. Kamus memberikan alternatif arti kata yang harus

dipilih oleh adaptor sesuai dengan konteks yang menyelimuti teks yang

ada tersebut. Dengan konteks yang ada, arti kata dalam kamus tersebut

dapat diselaraskan dan di seleksi dengan tepat.

Adapun jenis kamus yang dipakai antara lain : kamus-kamus umum

(bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Belanda),

Bible Dictionary, Bible Commentary, Greek dictionary. Kamus Mari

Menerjemahkan Kata Kunci, dll.

Dari uraian tersebut, dapat diverifikasi bahwa adaptor memanfaatkan

kamus sebagai perwujudan dari cara mereka untuk menyelesaikan

masalah kosakata teks bahasa sumber. Memanfaatkan kamus bukanlah

satu-satunya cara yang digunakan adaptor untuk mengatasi masalah yang

ada. Memanfaatkan kamus yang ada hanyalah salah satu cara untuk

mengatasi masalah yang ada, disamping solusi-solusi yang lain. Peranan

kamus merupakan keharusan bagi para adaptor.

- Bahan-bahan referensi pendukung

Page 105: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Keberadaan bahan-bahan referensi pendukung dalam mengatasi

problematika dalam pengadaptasian SPPA juga merupakan hal yang

penting yang diperlukan oleh adaptor. Bahan-bahan referensi pendukung

bersifat sebagai pembanding saja.

Adapun bahan-bahan referensi pendukung tersebut antara lain :

Buku-buku tafsiran Alkitab, versi-versi terjemahan Alkitab yang ada,

buku-buku eksegesis Alkitab, buku-buku teori penerjemahan, dll.

b. Konsultasi dengan Translator’s Officer (TO) atau Konsultan

Penerjemahan LAI

Keberadaan TO atau Konsultan Penerjemahan yang dimiliki oleh

Departemen Penerjemahan LAI sangat membantu mengatasi kesulitan-

kesulitan yang dihadapi adaptor dalam proses pengadaptasian SPPA.

TO sengaja dibentuk guna membantu para adaptor memecahkan

masalah-masalah yang timbul dalam proses pengadaptasian. Tidak hanya

melayani konsultasi dari para adaptor, tetapi TO bertanggungjawab terhadap

kegiatan-kegiatan pembimbingan bagi para adaptor.

Kegiatan-kegiatan yang dimaksud seperti seminar dan kuliah

penerjemahan, lokakarya adaptor, kunjungan-kunjungan kerja, dll. Kegiatan-

kegiatan tersebut disiapkan Departemen Penerjemahan dengan TO sebagai

para pelaksananya untuk menyiapkan tenaga-tenaga adaptor yang siap kerja.

Dengan keberadaan TO yang siap setiap saat untuk berdiskusi dengan

para adaptor, akan membuka kesempatan yang sangat luas bagi para adaptor

untuk selalu berkonsultasi guna memecahkan masalah dalam pengadaptasian.

Page 106: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

TO semaksimal mungkin akan memecahkan masalah yang dihadapi adaptor

dengan bimbingan-bimbingan dan arahan-arahan serta diskusi baik di dalam

atau di luar Kantor Departemen Penerjemahan LAI.

Adaptor dapat berkonsultasi dengan para TO Departemen Penerjemahan.

Adaptor Kitab Wahyu memiliki begitu banyak problematika, sehingga

mengharuskannya untuk berkonsultasi. Konsultasi dilakukan dengan cara

yang fleksibel, bisa bertemu langsung bertatap muka, atau dengan media

seperti telepon, email, dll. Dengan berkonsultasi dengan para TO, masalah-

masalah yang di hadapi satu per satu sudah terjawab.

Dengan diterbitkannya SPPA Wahyu Kepada Yohanes yang secara tidak

langsung membuktikan bahwa setiap problematika yang ia hadapi sudah

terpecahkan, salah satunya dengan cara berkonsultasi dengan para TO

Departemen Penerjemahan LAI.

c. Diskusi dengan sesama rekan kerja

Cara lain yang ditempuh para adaptor dalam mengatasi permasalahan

yang ada dalam pengadaptasian SPPA yaitu dengan cara berdiskusi dengan

sesama rekan adaptor. Diskusi merupakan kegiatan ilmiah bagi para adaptor.

Seorang adaptor telah terbiasa dengan forum-forum ilmiah termasuk di

dalamnya berdiskusi. Dengan berdiskusi, masing-masing anggota dapat

mengutarakan pendapat atau alasan yang dimilikinya. Bahkan, tidak jarang

terjadi perdebatan untuk mencari jawaban yang paling tepat dari setiap

permasalahan yang didiskusikan.

Page 107: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Diskusi dapat dilakukan dengan cara formal maupun non formal. Diskusi

yang dilakukan secara formal tentu berbeda dengan diskusi yang dilakukan

secara non formal. Diskusi formal biasanya bersifat formalistik, baik dilihat

dari bentuk pertemuan, tempat duduk, bahasa, sistem yang dipakai, maupun

materi yang dibahas.

Dalam diskusi formal, bahasa yang yang digunakan adalah bahasa

formal, tempat duduk juga ditata dengan formal. Begitupun dengan materi

yang dibahas. Cara berdiskusi juga ditata secara formal, mulai dari

pembicara, penulis, moderator, dan lain sebagainya.

Lain lagi dengan diskusi non formal yang tidak mensyaratkan berbagai

ketentuan seperti dalam diskusi formal. Dimanapun, dalam bahasa apapun,

materi apapun, dengan siapapun, orang-orang dapat melakukan diskusi non

formal ini.

Mereka juga tidak di atur dengan sistem diskusi yang formal. Siapa yang

mau bicara dipersilahkan. Biasanya saling bergantian kesempatan atau

bersautan antara satu orang dengan orang lain. Bahkan tidak jarang mereka

saling berdebat untuk mempertahankan pendapatnya dan menimpali pendapat

teman yang lain. Antara satu orang dengan peserta yang lain dapat saja saling

berebut untuk berbicara.

Biasanya dalam diskusi non formal ini juga tidak ditarik suatu

kesimpulan. Masing-masing peserta menarik kesimpulan sendiri-sendiri.

Mereka saling memahami antara peserta yang satu dengan peserta yang lain.

Mereka juga saling mengetahui bahwa dalam diskusi seperti ini tidak ada

Page 108: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

ikatan apapun. Walaupun kalau dilihat esensinya, diskusi ini juga bisa

memecahkan suatu persoalan.

Berkaitan dengan penelitian ini, diskusi antar adaptor dilakukan dalam

setiap pertemuan atau lokakarya. Dalam lokakarya adaptor, adaptor

mempunyai kesempatan yang luas untuk sharing atau berdiskusi dengan

rekan sesama adaptor mengenai kesulitan-kesulitan dengan bahan-bahan

masing-masing dalam penerjemahan.

Dari diskusi inilah para adaptor bisa mengungkapkan kesulitan yang ia

hadapi dalam proses penerjemahan di hadapan forum atau rekan kerjanya.

Dari kesulitan yang ia ungkapkan, forum akan mendiskusikan permasalahan

yang dihadapi oleh adaptor tersebut dengan mempertimbangkan berbagai

saran, pendapat, masukan-masukan, serta alternatif-alternatif solusi yang

ditawarkan forum.

Diskusi dengan rekan sesama adaptor merupakan cara yang efektif untuk

mengatasi permasalahan dalam penerjemahan. Dimungkinkan bahwa ada

potensi kesamaan kesulitan yang dihadapi oleh adaptor, sehingga mereka bisa

sharing untuk memberitahu solusi-solusi apa yang bisa ditempuh untuk

mengatasi kesulitan tersebut.

Sesama adaptor bisa memberikan input yang bermanfaat untuk adaptor

yang lain, dimungkinkan bahwa adaptor tersebut pernah mempunyai

kesulitan yang serupa sehingga solusi yang pernah ia tempuh bisa ia bagikan

kepada adaptor yang lain.

Page 109: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Diskusi yang dilakukan oleh para adaptor dengan rekan sesama adaptor

adalah diskusi non formal yang dilakukan dengan sharing pikiran atau

mengajak teman sekantor untuk terlibat dengan dirinya dalam sebuah

perbincangan umtuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Adaptor langsung mengutarakan masalah yang dihadapi, kemudian

teman sesama adaptor memberikan alternatif solusi. Dari beberapa alternatif

solusi yang ditawarkan tersebut, akan dipilih solusi yang terbaik dari hasil

diskusi.

Diskusi semacam ini akan dilakukan jika terdapat permasalahan yang

serius dengan masalah yang ia hadapi. Adaptor biasanya melibatkan teman

sekantor atau sesama adaptor untuk berbagi rasa memecahkan masalah yang

dihadapinya.

Dengan cara berdiskusi, adaptor bisa mengajak rekan sesama adaptor

untuk masuk ke dalam dunianya dan membantu memecahkan masalah yang

dihadapinya. Diskusi dengan rekan sesama adaptor. tidak hanya melibatkan

satu adaptor saja, terkadang lebih dari satu adaptor. Dengan melibatkan

beberapa adaptor untuk berdiskusi dengannya, akan memberikan banyak

sekali alternatif solusi, sehingga akan lebih memudahkan untuk mencari

solusi yang terbaik.

Memang tidak selamanya diskusi ini bisa berjalan sesuai dengan harapan,

bisa saja terjadi adaptor akan menghadapi rekannya yang mungkin tidak

sejalan dengan pola pikir yang dimilikinya. Kalau hal ini terjadi, maka yang

Page 110: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

diperoleh bukanlah solusi yang diinginkan, tetapi justru menambah masalah

yang sudah ada.

Namun demikian, tidaklah dikatakan bahwa diskusi bukanlah cara yang

tepat untuk memecahkan masalah. Tetapi, dalam diskusi ini harus dilakukan

dengan cara yang fair dan jelas. Rekan sesama adaptor yang di ajak

berdiskusi harus betul-betul apriori terhadap yang kita lakukan.

Adaptor yang di ajak berdiskusi harus lebih banyak memberikan

masukan daripada kritikan yang pedas tanpa disertai argumen yang logis dan

kuat. Dengan demikian, diskusi tetap merupakan cara untuk memecahkan

masalah, tetapi dengan catatan bahwa diskusi harus dilakukan dengan cara

yang hati-hati, jernih, dan jelas.

Ketika adaptor menghadapi permasalahan dalam pengadaptasian SPPA

Wahyu Kepada Yohanes, adaptor menggunakan teknik diskusi dengan rekan

sesama adaptor untuk memecahkan masalahnya. Diskusi yang dilakukan

adalah diskusi non formal yang biasanya dilakukan di dalam atau di luar

Kantor Departemen Penerjemahan LAI.

Proses diskusi berjalan secara santai, tetapi serius tanpa meninggalkan

esensi berdiskusi, yaitu saling beradu argumen untuk mendapatkan solusi

terbaik dari masalah yang dihadapi. Diskusi menjadi salah satu cara lagi yang

dilakukan adaptor untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

d. Self problem solver

Page 111: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Yang dimaksud dengan ”self problem solver” adalah memecahkan

masalah dengan diri sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa berbagai masalah

yang muncul dalam kegiatan pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes

bisa diselesaikan dengan cara memanfaatkan alat bantu penerjemahan,

konsultasi, berdiskusi dengan rekan sesama adaptor. Namun, dalam penelitian

ini, para adaptor juga menggunakan cara self problem solver sebagai

alternatif pemecaham masalah yang dihadapinya.

Cara ini di lakukan dengan cara memahami permasalahan yang

kemudian diselesaikan dengan penyelesaian diri sendiri. Maksud dari

penyelesaian masalah dengan diri sendiri adalah merupakan bentuk pilihan.

Dimana adaptor telah memperoleh banyak masukan dari rekan sesama

adaptor, saran dan masukan dari para TO, dan alternatif solusi dari alat bantu

penerjemahan, tetapi terkadang masih tetap saja mengambang. Dalam situasi

yang demikian, maka adaptor harus koreksi diri, bagaimanapun juga adaptor

adalah pengambil keputusan.

Adaptor dihadapkan pada berbagai pilihan dari berbagai altrnatif solusi

(diskusi, konsultasi, dan diskusi dengan rekan sesama adaptor). Berbagai

pilihan itu membuat adaptor harus berhati-hati dalam menentukan pilihan.

Hal ini tiada lain karena hasil penentuan pilihan ini merupakan bentuk atau

cara penyelesaian masalah yang dihadapinya.

Adaptor sering dihadapkan pada dilema untuk mengambil keputusan.

Ketika menghadapi masalah, dan ketiga solusi (diskusi, konsultasi, dan

diskusi dengan rekan sesama adaptor) belum bisa menjawabnya,

Page 112: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

kebimbangan akan menyelimuti pikirannya. Bagaimana ia harus mengambil

keputusan? Adaptor merenung, memahami masalah yang ia hadapi, dan

akhirnya dia harus menentukan pilihan terhadap masalah yang ia hadapi.

Adaptor sebagai pengambil keputusan akhir dari berbagai pilihan

alternatif solusi. Suatu keputusan yang diambil oleh dirinya, harus didukung

dengan argumen yang logis, kuat, dan bisa dipertanggung jawabkan.

Tanpa itu semua, akan sulit untuk megambil keputusan yang tepat. Peran

diri sendiri dalam mengatasi suatu masalah menjadi hal yang juga

dipertimbangkan oleh adaptor dalam proses pengadaptasian SPPA Wahyu.

Pada saat dibutuhkan sebagai pemegang keputusan, dirinya harus berani

mengambil keputusan yang tepat.

Dengan demikian, dapat diverifikasi bahwa self problem solver juga

dapat dikatakan sebagai bentuk atau cara mengatasi masalah yang muncul

dalam kegiatan pengadaptasian PPA Wahyu yang dilakukan oleh para

adaptornya.

5. Jenis metode penerjemahan dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada

Yohanes

Dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes, adaptor Departemen

Penerjemahan LAI menerapkan jenis metode penerjemahan adaptasi dan dinamis

fungsional.

Hoed (2006:55) menyatakan bahwa penerjemahan sering didasari oleh

audience design atau need analysis. Dalam praktiknya, penerjemah memilih salah

Page 113: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

satu metode yang sesuai dengan untuk siapa dan untuk tujuan apa penerjemahan

dilakukan.

Sesuai dengan pernyataan di atas, jenis metode penerjemahan adaptasi di

pilih adaptor sebagai metode yang digunakan dalam pengadaptasian SPPA

mengingat bahwa SPPA dirancang khusus untuk para penerjemah lokal dengan

spesifikasi tertentu (minim pengetahuan bahasa, teologia, dan tingkat pendidikan

yang rendah).

Pemilihan metode penerjemahan adaptasi dalam pengadaptasian SPPA

Wahyu Kepada Yohanes sesuai dengan salah satu jenis metode penerjemahan

diagram V yang ditawarkan oleh Newmark (1988:45) yang

menyatakan bahwa metode penerjemahan adaptasi lebih menekankan “isi” pesan,

sedang bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan pembaca Bsa.

Selain sesuai dengan pernyataan Newmark, adaptor menggunakan metode

penerjemahan adaptasi juga sejalan dengan pernyataan Latuihamallo, P.D. dengan

artikelnya yang berjudul ”Jenis-jenis metode penerjemahan Alkitab” dalam

Http://www.sabda.org/sejarah/artikel/jenis metode penerjemahan Alkitab.html di

akses 13 Juni 2010 jam 03.00 pm yang menyatakan bahwa metode penerjemahan

bebas yang mementingkan pesan/amanat tetapi diungkapkan dengan kata-kata

sendiri. Pengadaptasinya mempunyai anggapan tertentu mengenai apa yang

dianggapnya paling penting bagi pembaca/pendengarnya.

Selain menggunakan jenis metode penerjemahan adaptasi, adaptor SPPA

Wahyu Kepada Yohanes juga menggunakan jenis metode penerjemahan dinamis

fungsional. UBS dan LAI sebagai salah satu anggota UBS telah berkomitmen

Page 114: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

untuk menggunakan jenis metode penerjemahan dinamis fungsional untuk

proyek-proyek penerjemahan dan tidak terkecuali proyek pengadaptasian SPPA di

Departemen Penerjemahan LAI.

Pemilihan jenis metode penerjemahan dinamis fungsional dalam

pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes sesuai dengan pendapat beberapa

ahli seperti berikut:

Latuihamallo, P.D. dengan artikelnya yang berjudul ”Jenis-jenis metode

penerjemahan Alkitab” dalam Http://www.sabda.org/sejarah/artikel/jenis metode

penerjemahan Alkitab.html di akses 13 Juni 2010 jam 03.00 pm yang

menyatakan bahwa metode penerjemahan dinamis mengutamakan arti dan fungsi

yang dimaksud dalam teks asli, sekaligus memperhatikan kekhususan bahasa

sasaran. Oleh karena itu, bentuk bahasa aslinya boleh diubah asal makna dan

tujuan teks asli dipertahankan.

Metode penerjemahan ini secara serius mencari padanan yang terdekat dan

wajar dalam mengungkapkan arti dan fungsi yang dimuat dalam naskah aslinya.

Metode ini memanfaatkan hasil-hasil penemuan linguistik (mengeksplisitkan

yang implisit dalam naskah sumber, dan dalam perubahan bentuk menggunakan

analisis komponen makna, transformasi balik dalam bahasa sumber, dan

konsistensi kontekstual), serta dikembangkan berdasarkan penelitian-penelitian

di bidang komunikasi dan sosiosemiotika.

Itulah sebabnya metode semacam ini sangat bermanfaat untuk mengetahui

arti, berita atau amanat yang tercantum dalam naskah asli Alkitab, khususnya

Page 115: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

bagi orang awam, mereka yang ingin membaca dan mendalami Alkitab tanpa

pendidikan teologi formal.

Daud Soesilo (2001: 35-44) menyatakan bahwa metode penerjemahan

dinamis fungsional lebih menekankan pada pengalihan arti bahasa yang

dimaksud dalam naskah asli ke dalam bahasa penerima yang umum dan wajar,

yang disesuaikan dengan konteks pembacanya.

Dengan demikian, arti yang dimengerti oleh pembaca mula-mula yang

hidup di masa lalu, dapat sedekat mungkin dimengerti oleh pembaca terjemahan

yang hidup di masa sekarang yang berbeda bahasa dan kebudayaannya.

Jadi, unsur yang ditekankan dalam metode ini yaitu : (1) kesetiaan pada arti

naskah asli Alkitab dan (2) kesetiaan pada bentuk bahasa penerima yang umum

dan wajar. Prosesnya adalah naskah asli di analisis, lalu dialihkan unsur-unsur

budaya dan bahasanya yang penting dari naskah asli tersebut ke dalam bahasa

penerima, baru disusun kembali dalam bentuk bahasa penerima yang umum dan

wajar.

P.G. Katoppo (2001:8-9) menyatakan bahwa metode penerjemahan dinamis

adalah metode yang mementingkan penekanan pengalihan makna dan bukan

bentuk. Memang penekanan pada makna menghadapi masalah bagaimana harus

mendamaikan kerumitan komponen-komponen semantik masing-masing bahasa

(sumber dan sasaran) demi membuahkan hasil akhir berupa kata-kata dan

susunan kalimat yang wajar. Bagaimanapun, hasil terjemahan harus diusahakan

mengungkapkan pesan yang terkandung menurut bentuk–bentuk yang lazim

dalam bahasa sasaran.

Page 116: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Dr. Barclay M. Newman (1987: 7-14) menyatakan bahwa metode

penerjemahan dinamis fungsional. Dalam metode ini, ada dua aspek yang

diperhatikan yaitu : (1) kesetiaan terhadap arti teks asli itu, dan (2) suatu hasil

terjemahan yang paling sesuai dengan bentuk bahasa penerima itu. Dengan

menggunakan metode ini, penerjemah akan melalui 3 tahap penerjemahan yaitu :

(1) analisis, (2) pemindahan/transfer, (3) penyusunan kembali/restrukturisasi.

Uraian di atas adalah jenis metode penerjemahan yang digunakan adaptor

dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes yang di sesuaikan dengan

kajian teori yang ada.

Adaptor menggunakan jenis metode penerjemahan adaptasi dalam

pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes dengan alasan bahwa target

utama dari buku-buku SPPA adalah para penerjemah lokal di daerah-daerah yang

akan menyusun Alkitab dalam bahasa daerah setempat. Para penerjemah lokal

tersebut memiliki kompetensi yang sangat terbatas dalam hal penguasaan bahasa,

penguasaan teologia, dan latar belakang pendidikan yang rendah.

Dengan mempertimbangkan karakteristik target pembaca, adaptor tidaklah

cukup hanya dengan menerjemahkan THB menjadi SPPA, tetapi menerjemahkan

dan sekaligus mengadaptasi (menerapkan langsung metode penerjemahan

adaptasi) yang disesuaikan dengan kebutuhan penerjemah lokal. Metode

penerjemahan adaptasi dilakukan pada tataran makro (keseluruhan teks) berupa

unsur-unsur budaya, kosakata, gaya dan tata bahasa, dll.

Jenis metode penerjemahan yang kedua yang dilakukan adaptor SPPA

Wahyu Kepada Yohanes yaitu metode penerjemahan dinamis fungsional. Alasan

Page 117: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

adaptor menggunakan jenis metode ini karena (1) metode dinamis fungsional

lebih mementingkan pengalihan arti atau makna daripada pengalihan bentuk

dalam bahasa yang umum dan wajar dalam bahasa sasaran yang disesuaikan

dengan konteks pembacanya, (2) prosedur yang harus dilakukan adaptor yaitu

analisis, transfer, dan restrukturisasi/penyusunan kembali yang sesuai dengan

teori penerjemahan, (3) jumlah tenaga adaptor yang lebih dari 1 dalam proses

pengadaptasian (biasanya 2-3 adaptor) dan didukung oleh tenaga ahli konsultan

penerjemahan yang sangat membantu dalam proses pengadaptasian Dalam

metode penerjemahan harfiah, dilakukan oleh perseorangan (1 adaptor), (4)

tingkat bahasa dalam metode penerjemahan dinamis fungsional yang digunakan

adalah bahasa sehari-hari yang umum dan wajar yang disesuaikan menurut

kebutuhan pembacanya, dan (5) prinsip dalam metode penerjemahan dinamis

fungsional yaitu tidak melebihi atau mengurangi arti teks asli. Penerapan jenis

metode penerjemahan dinamis fungsional juga berada pada tataran makro

(keseluruhan teks).

Penerapan metode-metode penerjemahan yang beraneka ragam tersebut

dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan pembaca (penerjemah lokal) yang beraneka ragam

karakteristiknya. Dengan berbagai metode penerjemahan yang menghasilkan

berbagai terjemahan dalam berbagai versi, diharapkan setiap segmen masyarakat

dapat dicapai oleh Firman Allah yang memberi harapan bagi semua orang.

6. Prosedur pengujian kualitas pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes

Page 118: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Terkait dengan prosedur pengujian kualitas SPPA Wahyu Kepada Yohanes

pada umumnya secara prinsip dan prosedur tidak ada yang berbeda dengan

prosedur pengujian adaptasi SPPA yang lain. LAI dalam hal ini Departemen

Penerjemahan telah mempunyai prosedur yang tetap untuk menguji kualitas

adaptasi SPPA.

Adapun yang menjadi pelaksana pengujian adaptasi adalah para TO atau

Konsultan Penerjemahan dengan mekanisme tersendiri. Mekanisme pengujian

kualitas adaptasi berlaku untuk semua SPPA yang ada, tidak terkecuali SPPA

Wahyu Kepada Yohanes.

Adapun mekanisme prosedur pengujian kualitas SPPA secara sederhana

dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut :

Gambar 6 : Prosedur Pengujian Kualitas SPPA

Berdasarkan skema tersebut, prosedur pengujian kualitas SPPA dapat

diuraikan sebagai berikut ; materi asalnya adalah THB berbahasa Inggris.

Kemudian, adaptor 1 menerjemahkan dan mengadaptasinya menjadi konsep/draft

adaptasi awal.

Lalu, adaptor 1 memberikan adaptasinya kepada adaptor 2 untuk di cek.

Apabila adaptor 2 menemukan bahwa adaptasi adaptor 1 ada hal-hal yang perlu

Adaptor 1 Adaptor 2

Konsultan/Pembina

Penerjemahan LAI SPPA

Penerjemah Lokal

THB

Bahasa Inggris

Page 119: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

diperbaiki, maka adaptor 2 akan menyerahkan kembali adaptasi awal tersebut

kepada adaptor 1 untuk direvisi kembali.

Tetapi jika adaptor 2 tidak menemukan hal-hal yang harus direvisi lagi oleh

adaptor 1, maka draft bisa di uji ke tahap selanjutnya yaitu draft masuk ke

Konsultan Penerjemahan LAI.

Tingkat kemampuan (dari segi latar belakang pendidikan, pengetahuan

teologi, pengetahuan budaya, penguasaan bahasa, dll) adaptor 1 dan adaptor 2

berbeda, sehingga adaptor 1 memberikan draft adaptasinya kepada adaptor 2. Hal

ini karena adaptor 2 memiliki tingkat kemampuan yang lebih daripada adaptor 1.

Adapun kemampuan lebih yang dimiliki oleh adaptor 2 antara lain :

a. Latar belakang pendidikan adaptor 2 adalah S2 atau S3 lulusan luar negeri

(Amerika, Inggris, Belanda, dll) dengan Jurusan Biblika atau Linguistik yang

notabene sudah pernah tinggal lama di luar negeri. Tingkat penguasaan

bahasa Inggris dan pengetahuan teologinya tentu tidak diragukan lagi.

b. Pengalaman menjadi adaptor THB sudah berpuluh–puluh tahun lamanya.

c. Adaptor 2 memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang bahasa-bahasa

daerah.

Apabila adaptor 2 selesai melaksanakan tugasnya untuk merevisi draft

adaptasi adaptor 1, prosedur selanjutnya yaitu adaptor 2 menyerahkan draft

adaptasi tersebut kepada Tim Konsultan/Pembina Penerjemahan LAI.

Tim Konsultan/Pembina Penerjemahan LAI merupakan suatu tim khusus

yang dibentuk oleh LAI untuk menguji adaptasi para adaptor. Tim ini

beranggotakan orang–orang yang tidak sembarangan. Untuk menjadi anggota tim

Page 120: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

ini harus memiliki keahlian multi bahasa (ahli bahasa Inggris, ahli bahasa Ibrani,

ahli bahasa Yunani, ahli bahasa Aram).

Selain menguasai berbagai bahasa, anggota tim juga harus ahli dalam bidang

teologi dan ilmu Biblika. Latar belakang pendidikan anggota tim ini juga minimal

S2 dalam kajian Ilmu Biblika dan Linguistik.

Saat ini, ada 3 orang yang menjadi Tim Konsultan/Pembina Penerjemahan

LAI yang berkantor di Departemen Penerjemahan LAI Bogor.

Tim Konsultan Penerjemahan LAI atau yang lebih akrab disingkat menjadi

Tim TO memeriksa konsep draft adaptasi adaptor sebelum diserahkan ke

penerjemah lokal di lapangan untuk proses yang disebut dengan Field Test (uji

naskah di lapangan). Dari hasil field test inilah, akan di ketahui kualitas draft

SPPA. Jika masih ada komplain dari penerjemah lokal, berarti draft SPPA belum

berkualitas dan proses pengujian akan di ulang kembali adaptor 1.

Dalam Tim TO, akan diputuskan adaptasi final draft SPPA atau yang disebut

dengan final test (uji draft final) yaitu suatu draft hasil keputusan Tim TO setelah

mendapat input atau masukan-masukan dari penerjemah lokal dan misionaris

(penasehat linguistik) yang mendampingi penerjemah lokal. Peran misionaris

yaitu memberikan input atau masukan terkait dengan unsur linguistik dan

kebahasaan untuk penerjemah lokal.

Draft final test diberikan kepada penerjemah lokal untuk dikomentari lagi

untuk mengecek kualitasnya (dilihat dari unsur keakuratan, keberterimaan, dan

keterbacaan teks).

Page 121: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Masing-masing ahli dalam Tim Konsultan/Pembina Penerjemahan LAI

berjuang keras mengerahkan segala kemampuan yang dimilikinya untuk menguji

kualitas SPPA para adaptor. Draft final test adaptasi yang lolos seleksi atau lolos

uji dari Tim Konsultan/Pembina Penerjemahan LAI akan dicetak dan

dipublikasikan untuk penerjemah lokal dan umum yang kemudian disebut dengan

SPPA.

Penerjemah lokal (specific readers) menggunakan SPPA sebagai acuan utama

untuk membuat Alkitab dalam bahasa daerah-bahasa daerah tertentu. Penerjemah

lokal menjadi salah satu penentu kualitas adaptasi adaptor (disamping peran Tim

TO). Ada misionaris atau ahli linguistik yang mendampingi dan membantu para

penerjemah lokal untuk menyusun Alkitab berbahasa daerah.

Apabila ada hal yang tidak di mengerti dalam SPPA oleh penerjemah lokal

dan misionaris tidak cukup bisa membantu memecahkan masalahnya, maka

penerjemah lokal akan segera mengembalikan SPPA ke Tim Konsultan/Pembina

Penerjemahan LAI. Kemudian, tim akan kembali melakukan tugasnya untuk

merevisi SPPA tersebut.

Salah satu indikator bahwa kualitas terjemahan SPPA bagus adalah tidak

adanya komplain dari penerjemah lokal. Ini merupakan proses pengujian SPPA

yang cukup rumit.

Tim TO dan penerjemah lokal berjuang keras semaksimal mungkin untuk

menghasilkan suatu karya terjemahan yang dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmu dan iman agar Firman Tuhan dapat tersampaikan dengan benar dan tepat

untuk seluruh masyarakat di seluruh pelosok tanah air.

Page 122: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Pendek kata, SPPA merupakan karya bersama antara Tim Konsultan/Pembina

Penerjemahan LAI, dan penerjemah lokal, tanpa melupakan peran penting adaptor

dan misionaris (penasehat linguistik).

Demikian ketatnya proses pengujian adaptasi adaptor untuk sampai menjadi

SPPA sebagai bukti bahwa tingkat keakuratan, tingkat keberterimaan, dan tingkat

keterbacaan (unsur bahasa, teologi, budaya, makna, dll) adaptasi menjadi prioritas

utama dengan tetap mempertahankan makna dan mempertimbangkan konteks

pembacanya yaitu penerjemah lokal.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan

pada bab sebelumnya dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Terdapat 2 jenis problematika yang ada dalam pengadaptasian SPPA Wahyu

Kepada Yohanes yaitu problematika leksikal dan problematika gaya dan tata

bahasa. Problematika leksikal yang menyangkut kosakata Alkitab tercermin dari

begitu banyaknya kosakata dalam teks bahasa sumber yang terkadang sangat sulit

dicari padanannya dalam bahasa sasaran.

Page 123: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Problematika gaya dan tata bahasa meliputi pengulangan, penggunaan kalimat

pasif, kata ganti orang ketiga jamak ”mereka”, kata penghubung ”dan” yang

berfungsi memperjelas, perubahan kala, kekurangan kata penghubung, perintah

atau peringatan yang tiba-tiba, dan pembalikan susunan peristiwa.

2. Adaptor menggunakan beberapa strategi penerjemahan yang digunakan untuk

mengatasi problematika yang ada dengan cara pemanfaatan alat bantu

penerjemahan (memanfaatkan kamus-kamus dan bahan-bahan referensi

pendukung), diskusi dengan sesama rekan adaptor, konsultasi dengan TO atau

Konsultan Penerjemahan Departemen Penerjemahan LAI, dan self problem

solver.

3. Secara umum ada 3 jenis teknik penerjemahan yang digunakan baik dalam

problematika leksikal maupun problematika gaya dan tata bahasa. Ketiga 3 jenis

teknik penerjemahan tersebut yaitu additions (penambahan), alterations

(pengubahan), dan omissions (penghilangan).

Ketiga jenis teknik penerjemahan tersebut masih terbagi-bagi lagi menjadi sub-

sub teknik (bentuk). Teknik additions berupa penjelasan tambahan grafis

(gambar) dan non grafis (non gambar). Bentuk penjelasan tambahan non gambar

dalam teknik addition yaitu amplifikasi, penerjemahan deskriptif, membuat

usulan alternatif terjemahan, eksegese ayat bahasa sumber, penambahan kata

penghubung, dan tambahan informasi.

Teknik alterations (penghilangan) berupa generalisasi, simplifikasi, menyusun

terjadinya peristiwa (kronologisasi peristiwa), dan mengubah kalimat pasif bahasa

Page 124: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

sumber menjadi kalimat aktif dalam bahasa sasaran. Teknik omissions

(penghilangan) berupa materi bahasa sumber yang tidak semuanya diterjemahkan.

4. Terdapat 48 data yang masuk dalam kategori problematika leksikal. Ke empat

puluh delapan data tersebut diterjemahkan dengan 3 jenis teknik penerjemahan

yaitu addition dengan jumlah 34 data atau 70,83 %, alteration dengan jumlah 7

data atau 14,58 % dan omission dengan jumlah 7 data atau 14,58 %.

Adapun bentuk-bentuk dari teknik addition yaitu penjelasan tambahan berupa

grafis (gambar) yang paling sering digunakan adaptor sejumlah 18 data atau 37,5

%, amplifikasi sejumlah 5 data atau 10,41 %, penerjemahan deskriptif sejumlah 4

data atau 8,33 %, membuat usulan alternatif terjemahan sejumlah 5 data atau

10,41 %, dan eksegese ayat sejumlah 2 data atau 4,16 %.

Generalisasi merupakan bentuk dari teknik alteration dengan jumlah 7 data atau

14,58 % dan materi bahasa sumber yang tidak semuanya diterjemahkan

merupakan bentuk dari teknik omission dengan jumlah 7 data atau 14,58 %.

Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa teknik addition lebih banyak digunakan

adaptor dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes dengan 34 data

atau 70,83 %. Teknik alteration dan omission memiliki kesamaan jumlah data

yaitu 7 data atau 14,58 %.

5. Terdapat 69 data yang masuk dalam kategori problematika gaya dan tata bahasa.

Ke-69 data tersebut diterjemahkan dengan 3 jenis teknik penerjemahan yaitu

addition dengan jumlah 26 data atau 37,68 %, alteration dengan jumlah 38 data

atau 55,07 % dan omission dengan jumlah 5 data atau 7,24 %.

Page 125: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Adapun bentuk-bentuk dari teknik addition yaitu membuat usulan alternatif

terjemahan sejumlah 5 data atau 7,24 %, eksegese ayat sejumlah 8 data atau 11,59

%, penambahan kata penghubung yang paling sering digunakan adaptor dengan

jumlah 12 data atau 17,40 %, dan tambahan informasi yang paling jarang

digunakan adaptor dengan jumlah hanya 1 data atau 1,44 %.

Bentuk-bentuk dari teknik alteration yaitu simplifikasi yang paling jarang

digunakan adaptor dengan jumlah 4 data atau 5,80 %, kronologisasi peristiwa

dengan jumlah 7 data atau 10,14 %, dan mengubah kalimat pasif Bsu menjadi

kalimat aktif dalam Bsa yang paling sering digunakan adaptor dengan jumlah 27

data atau 39,13 %.

Bentuk dari teknik omission yaitu materi bahasa sumber tidak semuanya

diterjemahkan sejumlah 5 data atau 7,24 %.

Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa teknik alteration lebih banyak

digunakan adaptor dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes dengan

38 data atau 55,07 %. Teknik addition di posisi ke 2 dengan jumlah 26 data atau

37,68 % dan teknik omission yang paling jarang digunakan adaptor dengan

jumlah 5 data atau 7,24 %.

6. Dapat diketahui bahwa dalam pengadaptasian SPPA Wahyu Kepada Yohanes,

problematika gaya dan tata bahasa lebih dominan daripada problematika leksikal.

Jumlah data dalam problematika leksikal sejumlah 48 data atau 41,02 % dari total

data dan jumlah data dalam problematika gaya dan tata bahasa sejumlah 69 data

atau 58,98 % dari total data.

Page 126: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

7. Dapat diketahui bahwa dari ketiga teknik penerjemahan (additions, alterations,

dan ommisions) baik dalam problematika leksikal maupun problematika gaya dan

tata bahasa, teknik additions menduduki posisi 1 dengan jumlah 60 data atau

51,28 %. Kemudian teknik alterations di posisi ke 2 dengan jumlah 45 data atau

38,46 %, dan teknik ommisions di posisi ke 3 dengan jumlah 12 data atau 10,25

%.

Dari data tersebut, dapat pula diketahui bahwa adaptor lebih sering menggunakan

teknik addition dengan cara memberikan penjelasan tambahan berupa grafis

(gambar) dalam bahasa sasaran dengan 18 data (15,38 %) dari total 60 data dan

cara penambahan informasi yang paling jarang dilakukan adaptor dengan hanya 1

data (0,85 %).

Dalam teknik alteration, adaptor lebih banyak menggunakan cara mengubah

kalimat pasif Bsu menjadi kalimat aktif Bsa dengan jumlah 27 data atau 23,07 %

dari total 45 data. Cara simplifikasi merupakan cara yang paling jarang dilakukan

adaptor dalam teknik alteration ini dengan jumlah hanya 4 data atau 3,41 % dari

total 45 data.

Teknik omission lebih banyak dilakukan adaptor dalam problematika leksikal

dengan 7 data atau 58,33 % dari total 12 data. Teknik omission dalam

problematika gaya dan tata bahasa sejumlah 5 data atau 41,66 % dari total 12 data.

8. Jenis metode penerjemahan yang digunakan adaptor dalam pengadaptasian SPPA

Wahyu Kepada Yohanes yaitu metode penerjemahan dinamis fungsional dan

metode penerjemahan adaptasi yang sama-sama mempertimbangkan konteks

Page 127: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

pembacanya dengan cara mengadaptasi teks dan adaptor melalui 3 tahap dalam

proses penerjemahan yaitu analisis, transfer, dan penyusunan kembali.

9. Prosedur pengujian kualitas adaptasi adaptor dalam pengadaptasian SPPA Wahyu

Kepada Yohanes ditangani oleh Departemen Penerjemahan LAI dengan TO atau

Konsultan Penerjemahan sebagai pelaksana utamanya dengan melibatkan

berbagai pihak dalam pengujiannya. Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya yaitu

adaptor dan penerjemah lokal (specific readers).

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha secara maksimal dalam pengumpulan

data maupun dalam analisis data. Kegiatan wawancara mendalam telah dilakukan

sebaik-baiknya guna mendapatkan data yang lengkap. Demikian pula dalam

pencatatan dan perekaman berbagai dokumen yang diperlukan telah dilacak

keasliannya serta kelengkapan dokumen tersebut.

Proses analisis data telah dilakukan secara interaktif antar komponennya,

sehingga disamping diadakan reduksi data, maka sekaligus dilakukan triangulasi

sebagai usaha untuk meningkatkan validitas data. Namun demikian, masih disadari

adanya keterbatasan dalam penelitian ini, misalnya :

• Dalam wawancara mendalam, informan dapat menyembunyikan sesuatu untuk

tidak disampaikan kepada peneliti, jika menurut perkiraannya dapat berdampak

negatif pada dirinya.

• Faktor jarak peneliti dengan sumber data yang terkadang menghambat intensitas

pertemuan dan komunikasi antara peneliti dengan sumber data (informan).

Page 128: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

• Faktor kesibukan informan dalam pekerjaannya yang terkadang tidak selalu bisa

membantu peneliti dalam usaha pengumpulan data

• Faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi jalannya penelitian, misalnya

tertundanya wawancara, kesulitan dalam menentukan jadwal wawancara, dan

faktor-faktor teknis yang lainnya.

Namun demikian, secara umum penelitian ini berjalan lancar sesuai dengan

rencana dan peneliti sudah bisa mendapatkan data-data yang diperlukan atas bantuan

dan kerjasama semua pihak yang berkaitan dalam penelitian ini.

C. Saran-saran

Sesuai dengan kesimpulan yang dapat dirumuskan pada bagian sebelumnya

beserta berbagai arti yang terkandung di dalamnya, peneliti dapat mengemukakan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Departemen Penerjemahan

• Alangkah baiknya apabila Departemen Penerjemahan sering mengadakan

pelatihan-pelatihan penerjemahan, seminar-seminar penerjemahan, dan

lokakarya-lokakarya adaptor, guna meningkatkan kualitas para adaptornya.

Usaha-usaha tersebut sebaiknya dilakukan minimal 1 bulan sekali.

• Perekrutan calon tenaga adaptor dan konsultan penerjemahan sebaiknya

dilakukan dengan mempertimbangkan syarat-syarat yang sudah ditentukan

dengan harapan bahwa input calon tenaga adaptor dan konsultan

penerjemahan yang bagus, maka akan menghasilkan suatu karya yang bagus

pula.

Page 129: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

• Departemen Penerjemahan sebaiknya merekrut tenaga-tenaga adaptor dan

konsultan penerjemahan yang bisa bekerja penuh di Departemen

Penerjemahan sehingga masalah status kepegawaian yang masih freelance

bisa segera dikurangi, mengingat dengan status freelance, akan sangat

berpengaruh terhadap kinerja pegawai dan keberlangsungan proyek-proyek

penerjemahan.

• Terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung penerjemahan yang lengkap

akan sangat membantu kinerja para adaptor dan konsultan penerjemahan.

Sarana dan prasarana yang minim akan sangat berpengaruh terhadap kinerja

para adaptor dan konsultan penerjemahan.

• Terjalinnya komunikasi yang lebih akrab dan menjalin kerjasama dengan

semua pihak baik gereja-gereja, yayasan-yayasan kristiani, warga jemaat,

dan masyarakat luas perlu terus ditingkatkan guna menyukseskan proyek-

proyek penerjemahan.

• Departemen Penerjemahan sebaiknya segera merekrut calon tenaga adaptor

dan konsultan penerjemahan agar bisa mengatasi masalah kelangkaan SDM

di lingkungan Departemen Penerjemahan supaya pekerjaan proyek

penerjemahan tidak terhambat.

• Departemen Penerjemahan sebaiknya menghadirkan pakar-pakar

penerjemahan dalam rangka kuliah atau seminar-seminar penerjemahan di

lingkungan departemen. Sekalipun hal ini sudah ditangani oleh para

Konsultan Penerjemahan, tetapi kehadiran para pakar-pakar penerjemahan

Page 130: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

akan sangat membantu pemahaman tentang teori-teori penerjemahan bagi

para adaptor.

• Usaha-usaha untuk menggalang dana yang termuat dalam Buku Program

Khusus (BPK) guna menunjang pendanaan proyek-proyek penerjemahan

sebaiknya terus ditingkatkan oleh Departemen Penerjemahan agar masalah

pendanaan proyek penerjemahan, tidak sepenuhnya tergantung kepada

sumber dana yang ada.

• Departemen Penerjemahan perlu lebih giat lagi mensosialisasikan proyek-

proyek penerjemahan apa yang belum dan akan dilakukan. Sosialisasi bisa

dilakukan dengan cara melibatkan Gereja-Gereja, Yayasan-Yayasan

Kristiani, warga jemaat, dll. Dengan sosialisasi, usaha untuk menggalang

dukungan, partisipasi, dan penggalangan dana akan meningkat.

• Departemen Penerjemahan lebih meningkatkan lagi kerjasama dan

komunikasi dengan pihak-pihak terkait agar dapat menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang dihadapi Departemen Penerjemahan

selama ini.

2. Bagi Konsultan Penerjemahan LAI

• Konsultan Penerjemahan (atau TO) sebaiknya lebih sering mengadakan

bimbingan-bimbingan dan pelatihan-pelatihan pengadaptasian bagi para

adaptor. Bimbingan dan pelatihan tidak hanya dilakukan jika ada adaptor yang

berkonsultasi saja, melainkan sebaiknya dijadwal misalnya minimal 1 minggu

sekali untuk lebih meningkatkan kualitas adaptor.

Page 131: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

• Alangkah baiknya TO lebih meningkatkan pengetahuan dan wawasannya

dalam bidang teori dan praktik penerjemahan. Mengingat TO yang ada, latar

belakang pendidikannya yaitu Kajian Ilmu Biblika atau Teologia. Memang

kemampuan dan penguasaan pengetahuan seseorang tidak bisa hanya dilihat

dari latar belakang pendidikannya saja, tetapi lebih meningkatkan penguasaan

teori penerjemahan dan praktik-praktiknya, akan sangat membantu TO dalam

pekerjaannya.

• TO sebaiknya lebih sering mengontrol dan mengunjungi para penerjemah lokal

dan adaptor di lapangan untuk lebih mengetahui kesulitan-kesulitan mereka di

lapangan. Pembimbingan kuranglah efektif kalau hanya saling menunggu,

apalagi kalau menunggu para adaptor atau penerjemah lokal datang ke kantor

TO. Sikap pro aktif dari para TO akan sangat memotivasi dan mendorong

kinerja para adaptor dan penerjemah lokal.

3. Bagi Adaptor

• Alangkah baiknya jika para adaptor selalu mengikuti bimbingan-bimbingan,

kuliah penerjemahan, seminar-seminar penerjemahan, dan lokakarya-lokakarya

adaptor demi meningkatkan kompetensinya sebagai adaptor. Karena status

adaptor yang masih freelance di Departemen Penerjemahan dan adaptor

mempunyai kesibukan tersendiri dengan pekerjaannya masing-masing,

sehingga keberadaan kegiatan-kegiatan seperti di atas, terkadang kurang

mendapat perhatian yang serius dari adaptor.

• Sebaiknya adaptor lebih rajin berkonsultasi dengan para TO, berdiskusi dengan

sesama rekan adaptor atau memanfaatkan alat bantu penerjemahan yang

Page 132: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

dimilikinya untuk memecahkan permasalahan yang muncul dalam

pengadaptasian.

• Mengingat latar belakang pendidikan para adaptor bukanlah dari bidang

penerjemahan, sehingga meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang teori

dan praktik serta seluk beluk dunia penerjemhan perlu terus ditingkatkan

dengan cara belajar sendiri dengan banyak berlatih menerjemahkan, membaca

buku-buku teori penerjemahan, dan atau sharing dengan TO.

DAFTAR PUSTAKA

Adewuni, Salawi. “Narrowing the Gap between Theory and Practice of Translation” dalam

http://www.accurapid.com//translationjournal//36 yoruba.html/volume 10 nomor 2

April 2006/21 Juni 2010/02.00 pm.

Baker, Mona. 1992. In Other Words; A Course Book on Translation. London: Routledge.

Barnwell, Katherine G.L. 1984. Introduction to Semantic and Translation. England : Summer

Institute of Linguistics.

Bell. T. Roger. 1991. Translation and Translating : Theory and Practice. New York : Longman.

Brislin, Richard, W. 1976. Translation : Application and Research. New York.

Page 133: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Chatzitheodorou, Illias. ”Problems of Bible translation” dalam http://

accurapid.com//translationjournal/18 Bible.html/volume 5 nomor 4 Oktober 2001/21

Juni 2001/08.00 am.

Dollerup, Cay and Lindegard, Annete.1994. Teaching Translation and Interpreting 2. Philadelphia

: John Benjamin Publishing Company.

Gordon, David. T. 1985. “Translation Theory” dalam http://www.bible-researcher.com//html.13

Juni 2010, 04.00 pm.

Hoed, Benny. H. 2006. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Houbert, Frederic. ”Translation as a Communication Process” dalam

http://accurapid.com//translationjournal/5 theory.html/volume 2 nomor 3 Juli

1998/21 Juni 2010/04.00 pm.

Http ://www.biblestudy.org/beginner/definition of christian terms/exegese/html. 13 Juni 2010,

04.00 pm.

Http ://www.thelanguagetranslation.com//translation process, strategy, and methods//html.13

Juni 2010, 04.00 pm.

Katoppo, P.G. 2001. Alkitab dan Komunikasi. Jakarta : Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia.

Latuihamallo. P.D. ”Jenis-Jenis Metode Penerjemahan Alkitab” dalam http://www.sabda.org//sejarah/artikel/jenis metode penerjemahan Alkitab/13 Juni 2010, 03.00 pm

Machali, Rochayah. 2000. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia

Page 134: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Martinez Meliz, N. & Amparo Hurtado Albir. 2001. ”Assestments in Translation Studies :

Research Needs” dalam Meta, journal des traducteurs/Meta : Translation’s Journal

XLVI, 2. Hal 272-287

Mc. Guire, dan Susan Bassnet. 1991. Translation Studies. London : British Library.

Mildred, Larson.L.1984. Meaning-Based Translation. Boston : University Press of America.

Moleong, Lexy J.Dr. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Molina, Lucia and Albir, Amparo Hurtado. 2002. Translation Techniques Revisited : A Dynamic

and Functionalist Approach. Dalam META Journal Des Tradacteurs/Meta: Translator’s

Journals. XLVII, No 4 hal 498-512

Nababan, M.R. 1997. Aspek Teori Penerjemahan dan Pengalihbahasaan. Surakarta : UNS Press.

Nababan, M.R. 2003. Teori Menerjemah Bahasa Inggris. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Nababan, M.R. 2007. Aspek Genetik, Objektif, dan Afektif Dalam Penelitian Penerjemahan dalam

Linguistika. Vol 14, No.26, hal 15-23.

Newman. M. Barclay. 1987. Pedoman Singkat Menterjemahkan Alkitab. Jakarta : Percetakan

Lembaga Alkitab Indonesia

Newmark, Peter. 1981. Approaches to Translation. Oxford: Pergamon Press.

Newmark, Peter. 1988. A Textbook of Translation. London : Prentice Hall

Nida, Eugene A. 1976. Language Structure and Translation. California : Stanford University Press.

Odudari, Mahmoud. “Good Translation: Art, Craft, or Science?” dalam http:

//translationjournal.net/journal/43theory.html/volume 12 No 1 Januari 2008/ 21 Juni

2010/03.00 pm.

Odudari, Mahmoud. “Translation Procedures, Strategies, and Methods” dalam

http://translationjournal.net//journal/41 culture.html/22 Juni 2010/07.00 am.

Rachmadie, Sabrony., Zuchridin Suryawinata, Ahmad Effendi. 1988. Materi Pokok Translation.

Jakarta: Karunika Universitas Terbuka.

Page 135: PROBLEMATIKA PENERJEMAHAN TEKS · PDF filedokumen atau naskah Alkitab yang membuat para penerjemahnya kesulitan ... Penerjemahan Alkitab merupakan tugas berat bagi penerjemahnya

Soesilo Daud. 2001. Mengenal Alkitab Anda Edisi Ke 4. Lembaga Alkitab Indonesia : Jakarta :

Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia

Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif ; Dasar Teori dan Terapannya dalam

Penelitian Edisi Kedua. UNS Press. Surakarta.

Tarjana, Samiati. 1998. Masalah Makna dan Pencarian Padanan dalam Penerjemahan.

Surakarta : Makalah dalam Seminar Regional.

Tim Lembaga Alkitab Indonesia. 2008. Mengenal Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta :

Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia.

Zaky, M. Magdy. “Translation and Language Varieties” dalam http:

//www.accurapid.com//translationjournal//17theory.html/21Juni 2010/10.00 am.