problematika pemeliharaan kerukunan hidup umat beragama kabupaten gunungkidul

Upload: ali-idolaku

Post on 19-Jul-2015

416 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Permasalahan yang perlu di perhatikan dalam mewujutkan kerukunan hidup umat beragama Kabupaten Gunungkidul Oleh Drs. H. muh. Sabbikhis, M.A pada tahun 2009

TRANSCRIPT

PROBLEMATIKA PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL D.I. YOGYAKARTA

ABSTRAKSIPEMDA GUNUNGKIDUL

Gunungkidul adalah salah satu kabupaten dari empat kabupaten dan satu kotamadya yang ada di wilayah provinsi D.I. Yogyakarta.

Kondisi Geografis

Secara geografis, Kabupaten Gunungkidul terletak di arah tenggara Yogyakarta. Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Bantul, sebelah utara dengan kabupaten Sleman dan Klaten, sebelah timur dengan kabupaten Wonogiri dan sebelah selatan berbatasan dengan laut selatan. Sesuai dengan namanya, kondisi alamnya sebagian besar adalah pegunungan.

Gambaran kehidupan keagamaan Ada 5 agama yang dianut masyarakat Gunungkidul ; Islam, Katolik, Kristen, Hindu dan Budha. Sejauh ini tidak ada laporan adanya pemeluk Konghucu di wilayah ini. Perbandingan komposisi jumlah pemeluk agama adalah sebagai berikut ; Islam 96.53 % (732.701 jiwa), Katolik 1.69 % (10.142 jiwa), Kristen 1.34 % (12.792 jiwa), Hindu 0.37 % (2.775 jiwa), dan Budha 0.08 % (626 jiwa). Dengan demikian,

Majid Al-Ihlas

Tempat IbadahGereja Katolik Gereja Katolik Wonosari

Gereja Kristen

Masjid Al-Ihlas Wonosari

Gereja Kristen Wonosari

Petilasan Budha di Ngobaran Gunungkidul

Pura Gading Gunungkidul;

Kondisi AlamPantai Curam

Gaplek / Ketela Kering

PenghidupanTambang Batu

Ladang Polowijo Tani Musiman Mencari Sumber Air

Sebab itu, di sebagian wilayahnya, masalah transportasi masih menjadi kendala utama. Jalur-jalur transportasi utama ke tingkat kecamatan relatif sudah tertata dengan baik, namun disebabkan terjalnya kondisi alam, sebagian jalur ditingkat desa hanya bisa dilalui dengan kendaraan roda dua dan bahkan hanya bisa dilewati dengan jalan kaki.

Identifikasi masalahAdanya bantuan-bantuan sosial berbasis agama yang sering menimbulkan kegelisahan karena berimplikasi pada soal kuantitas dan kualitas pemeluk agama, misalnya dengan berimbas pada terjadinya perpindahan agamaKemiskinan Dan Kekeringan

Masih minimnya wawasan pluralisme dan multikulturalisme

Kemajemukan / Keanekaragaman

Belum terbentuknya FKUB sehingga menghambat keluarnya perizinan untuk pendirian tempat ibadah baru

Masalah intern umat beragamaMunculnya aliran-aliran baru di tengah Masyarakat

Terjadinya fragmentasi aliran keagamaan yang semakin banyak dan kuat dengan pola sikap terhadap umat lain yang cenderung pasti dan rigid sebagai akibat dari keterbukaan informasi dan globalisasi

Mengatasnamakan salahsatu agama/Pencampuradukan Namun tidak jelas sumber ajarannya

MasalahDengan teridentifikasinya enam masalah seperti di atas, maka permasalahan yang perlu dicari jawabnya adalah

Bagaimana pola pendekatan atau strategi yang tepat untuk membangun kerukunan umat beragama, baik di tingkat elit maupun akar rumput, dengan latar belakang, karakteristik dan masalahmasalah seperti di atas ?

D. Analisis Masalah Pertama, Yang diperlukan adalah rule of game ( Aturan Main ). Kedua, setelah adanya aturan ini, maka yang diperlukan berikutnya adalah kesediaan semua

pihak untuk mematuhi dan menegakkan aturan. Ketiga, adanya kesadaran bersama bahwa di atas perjuangan untuk menang itu, sesungguhnya kita sama-sama berkepentingan untuk hidup dengan damai dan sejahtera. Keempat, hilangnya independensi masyarakat ketika orang terjebak dalam kemiskinan. Sementara terjadinya fragmentasi aliran keagamaan yang semakin intens dan munculnya aliranaliran baru di masyarakat, bisa dijelaskan dari beberapa perspektif berikut : Pertama, di satu sisi hal itu sebagai ekses dari keterbukaan arus informasi yang memang tak bisa dielakkan. Sayangnya, kecepatan arus informasi ini tidak sebanding dengan tingkat pertumbuhan kedewasaan masyarakat. Akibatnya, ketika muncul sesuatu yang baru dengan mudah diterima dengan euphoria dan bertindak over-acting sehingga kehilangan sisi-sisi kearifan saat menyikapi sesuatu di luar dirinya. Kedua, hal ini juga sebagai reaksi terhadap kebekuan dan stagnasi arus besar agama yang sudah ada yang dipandang tidak lagi memenuhi kebutuhan emosi dan spiritualnya. Ketiga, kuatnya arus materialisme dan kesibukan untuk mengurus dan mengejar urusan dunia sehingga lalai untuk mempelajari agama. Tanpa pengetahuan yang memadai, ketika ada sesuatu yang baru dengan mudah diterima karena tidak memiliki cukup bahan untuk membandingkan dan menilai. Semua yang baru dan tampak menarik dipandang sebagai kebenaran dan yang lam dipandang usang dan keliru. Sikap-sikap semacam ini di tengah masyarakat sering menimbulkan masalah.

E. Alternatif Pemecahan Masalah 1. Adanya kepastian rule of game dan kepastian bahwa aturan itu dipaham oleh umat beragama sehingga arus kepentingan dapat berjalan dengan baik dan tidak saling bertubrukan. 2. Melakukan upaya membangun umat beragama yang berkarakter dan beretika dalam mendakwahkan agamanya. Dengan begitu, semua pihak bersedia mematuhi aturan itu, sehingga permainan dapat berlangsung dengan fair, jujur, tanpa kecurangan. Termasuk kesediaan untuk tunduk pada keputusan wasit (pemerintah) saat terjadi konflik, dan tidak menjadikan dirinya sebagai wasit yang saling meneriaki pemain lain.

3. Membuka jalur-jalur komunikasi yang

memungkinkan umat beragama saling mengenal, memahami, dan pada akhirnya saling dekat sehingga ketika muncul masalah dapat dikomunikasikan dengan terbuka dan jujur. menguatkan indepensi umat beragama.

4. Melakukan pemberdayaan ekonomi untuk

Contoh bentuk komunikasi

alternatif pemecahan untuk masalah intern umat beragama Menguatkanpemahaman dan pengamalan agama oleh pemeluknya

Membuka ruang

komunikasi untuk lebih mengenal dan memahami antar aliran keagamaan yang berbeda-beda

Pemecahan Masalah Pemecahan masalah yang berkaitan dengan kehidupan antar umat beragama adalah sebagai berikut : 1.

Pemerintah mengadakan sosialisasi tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama (misalnya tentang pendirian tempat ibadah, bantuan asing dan lainnya) dengan melibatkan tokoh-tokoh dari masing-masing agama. 2. Memfasilitasi lembaga agama untuk melakukan sosialisasi serupa kepada umatnya sehingga di semua lapisan umat beragama pada akhirnya diharapkan memiliki pemahaman yang memadai tentang aturanaturan ini.

Sifat yang berbeda-beda Air

Anekdot

Pasir Batu Semen Islam Proses Dengan Aturan Yang Benar

Hindu

Kristen

Katolik

Budha Bangunan Yang Kokoh

3. Membuat selebaran baik dalam bentuk buku, leaflet atau lainnya yang memberikan penjelasan tentang aturan-aturan itu dan diharapkan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. 4. Pemerintah mengadakan seminar, workshop, lokakarya atau lainnya, tentang multikulturalisme agar umat beragama memiliki kesadaran yang utuh tentang pentingnya kebersamaan, dan hidup rukun dengan dilakukan secara berlapis sehingga menjangkau semua lapisan umat beragama. 5. Membuat selebaran baik dalam bentuk buku, leaflet atau lainnya yang memberikan penjelasan tentang hidup bersama dan indahnya perbedaan. 6. Menyelenggarakan pelatihan tentang membangun agamawan yang berkarakter dan beretika sehingga misi dan dakwah agama dilaksanakan dengan santun dan tanpa melukai pihak lain

6. Menyelenggarakan pelatihan tentang membangun agamawan yang berkarakter dan beretika sehingga misi dan dakwah agama dilaksanakan dengan santun dan tanpa melukai pihak lain

7. Memfasilitasi tokoh agama agar bermusyawarah dan menyepakati tentang etika dakwah dan penyebaran misi agama

8. Menyelenggarakan outbond atau kemah untuk tokoh agama dan agamawan muda sehingga mereka lebih saling mengenal dan akrab, dan ampu bekerjasama dalam menyikapi permasalahan

9. Menyelenggarakan kerja-kerja

social bersama untuk membangun kebersamaan dan keakraban 10. Menyelenggarakan pertemuan berkala dan rutin antara tokoh agama dan pemerintah yang dikemas secara informaal untuk saling bertukar gagasan dan membahas masalah-masalah yang sedang terjadi.11. Melakukan pemberdayaan ekonomi

kepada masyarakat, baik dengan memberikan bantuan lunak, pemberdayaan ekonomi mikro, dan lain sebagainya.

Sedangkan pemecahan untuk masalah intern umat beragama adalah sebagai berikut : 1. Memberikan bantuan untuk majlis-majlis talim atau majlis agama yang bertujuan untuk menguatkan pemahaman keagamaan umat beragama 2. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan lomba keagamaan yang berfungsi untuk mendorong kaum muda lebih intensif dalam memahami ajaran agamanya. 3. Menyelenggarakan pilot proyek sebuah desa atau dusun yang mampu menampilkan prototype pengamalan agama yang baik, misalnya dengan pilot proyek masjid paripurna 4. Secara berkala mengundang berbagai aliran agama untuk duduk bersama agar lebih mengenal dan membuat jejaring sehingga memudahkan jalur komunikasi saat muncul persoalan.

G. KesimpulanPemeliharaan kerukunan hidup umat beragama adalah tugas bersama antara pemerintah, tokoh agama dan masyarakat. Tanpa kerjasama dari ketiga pihak ini, kerukunan akan sulit diwujudkan.

PEMERINTAH

KERUKUNAN TOKOH AGAMA MASYARAKAT

H. Rekomendasi 1.Kepada Menteri Agama RI

Mengingat demikian pentingnya pembinaan kerukunan umat beragama, dimohon kiranya selalu dapat diupayakan agar anggaran yang disediakan untuk pembinaan agama dapat ditingkatkan sehingga kegiatan-kegiatan sebagaimana di atas dapat terlaksana dengan dukungan dana yang memadai 2. Kepada DPRD Kab Gunungkidul Agar mengalokasikan anggaran yang lebih memadai untuk pembinaan kerukunan umat beragana dan dalam mendorong pemahaman dan pelaksanaan agama bagi pemeluknya. 3. Kepada Bupati Gunungkidul a. Diharapkan untuk melakukan mediasi atas kebuntuan pembentukan FKUB dan mengambil inisiatif untuk mengambil langkah penyelesaian. b. Agar mengupayakan tersedianya anggaran yang memadai untuk pembinaan kerukunan umat beragama.

I. Action PlanMelakukan audiensi dengan bupati untuk mengajukan dan membicarakan beberapa rekomendasi di atas

Mengoptimalkan pelaksanaan anggaran DIPA untuk pembinaan kerukunan umat beragama (sesuai dengan anggaran yang tersedia)

Mendorong agar FKUB segera terbentuk dengan menyelenggarakan pertemuan dan melakukan pndekatan terhadap tokohtokoh agama

Terima Kasih

Yogyakarta, 28 April 2009 Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul Muhammad Sabbikhis