problem solving
TRANSCRIPT
PROBLEM SOLVING
DALAM
PSIKOLOGI KOGNITIF
Disusun untuk memenuhi Tugas Makalah
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Trubus Raharjo, S.Psi., M.S
Di susun Oleh :
Mutia Hafidhyah Rohmah (2012-60-019)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2013/2014
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami haturkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya sehingga kami mampu menyusun makalah ini. Namun,
dalam usaha penulis telah berusaha mencurahkan segala kemampuan guna terciptanya makalah
yang berjudul ”Problem Solving dalam Psikologi Kognitif” yang mana merupakan salah satu
syarat yang harus dipenuhi guna melengkapi tugas mata kuliah ”Psikologi Pendidikan”.
Semoga dengan sedikit ilmu pengetahuan yang kami sampaikan melalui makalah ini,
dapat menambah wawasan bagi para pembaca. Oleh karena itu, mohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Akhir kata kami mohon maaf atas segala
kesalahan dan kekurangan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Kudus, 20 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..2
A. Pengertian Problem Solving………...……………………………………………………..2
B. Metode Pemecahan Masalah………………………….…………………………………...3
C. Problem Solving dalam Psikologi Kognitif......................................... ………………….4
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………...6
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………...6
Daftar Pustaka………………………………………………………………………...……….7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Dalam menjalani hidup, kita mengalami berbagai permasalahan. Oleh karena itu,
problem solving atau pemecahan masalah merupakan sesuatu yang biasa dalam hidup manusia.
Dalam memecahkan masalah seseorang harus melalui berbagai langkah seperti mengenal setiap
unsur dalam masalah itu, mencari aturan-aturan yang berkenaan dengan masalah itu, dan dalam
segala langkah pasti memerlukan sebuah pemikiran. Jadi, kebanyakan aktivitas problem solving
(pemecahan masalah) melibatkan proses berpikir atau kognitif.
Problem solving atau pemecahan masalah adalah suatu aktivitas pengambilan jalan keluar
agar terjadi kesesuaian antara hasil yang diharapkan. Problem solving atau pemecahan masalah
melibatkan membandingkan hal-hal, tetapi selalu ditujukan untuk datang ke semacam solusi.
Satu hal yang kita tahu tentang pemecahan masalah adalah bahwa hal itu biasanya jauh lebih
sulit bagi orang untuk melakukan ketika masih dalam bentuk abstrak.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk melengkapi tugas makalah ”Problem Solving dalam Psikologi Kognitif” dalam mata
kuliah ”Psikologi Pendidikan”.
2. Untuk mengetahui apa problem solving atau pemecahan masalah.
3. Untuk mengetahui hubungan antara problem solving atau pemecahan masalah dalam psikologi
kognitif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Problem Solving
Problem solving atau pemecahan masalah oleh Evans (1991) didefinisikan sebagai suatu
aktivitas yang berhubungan dengan pemilihan jalan keluar atau cara yang cocok bagi tindakan
dan pengubahan kondisi sekarang (present state) menuju kepada situasi yang diharapkan (future
state atau desire goal). Sedangkan menurut Hunsaker, problem solving atau pemecahan masalah
didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak-sesuaian yang terjadi
antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan (Hunsaker, 2005).
Problem solving atau pemecahan masalah melibatkan membandingkan hal-hal, tetapi
selalu ditujukan untuk datang ke semacam solusi. Satu hal yang kita tahu tentang pemecahan
masalah adalah bahwa hal itu biasanya jauh lebih sulit bagi orang untuk melakukan ketika masih
dalam bentuk abstrak.
Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan
(decision making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif
yang tersedia. Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari
pemecahan masalah. Secara umum dikemukakan bahwa problem timbul apabila ada perbedaan
atau konflik antara keadaan satu dengan lain dalam rangka untuk mencapai tujuan, atau juga
sering dikemukakan apabila ada kesenjangan antara das Sein dan das Soilen. Dengan demikian
dapat dikemukakan bahwa dalam problem solving adalah directed, yang mencari pemecahan
dan dipacu untuk mencapai pemecahan masalah tersebut.
B. Metode Pemecahan Masalah
Pada dasarnya tata cara, prosedut atau strategi yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah ada dua macam:
1. Algoritma
Suatu perangkat aturan atau tata cara yang apabila aturan ini diikuti dengan benar makan
akan ada jaminan adanya pemecahan terhadap masalah. Strategi ini dijalankan tanpa
pengetahuan khusus yang dapat membimbing seseorang ke arah pemecahan masalah. Cara ini
boleh dikatakan trial and error secara buta. Dalam hal ini terdapat dua macam bentuk, yaitu:
a. Penemuan acak tidak sistematis (unsystematic random search)
Cara ini ditempuh dengan mencoba semua jalan, sehingga dapat terjadi pencarian dua kali
atau lebih pda jalan atau cara yang sama.
a. Penemuan acak sistematis (systematic random search)
Setiap jalan atau cara yang pernah ditempuh dicatat, sehingga tidak akan terjadi pengulangan
pada cara yang sama yang dianggap tidak berhasil.
Metode penemuan secara acak hanya efisien pada ruang masalah yang sempit, sementara
ruang permasalahan yang luas dan barangkali lebih tepat jika digunakan pendekatan heuristik.
2. Heuristik
Pendekatan heuristik dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan pengetahuan seseorang
untuk mengeidentifikasi sejumlah jalan atau cara yang akan ditempuh dan dianggap menjanjikan
bagi penemuan pemecahan suatu masalah. Ada beberapa metode dalam pendeaetan heuristik
yaitu:
a. Proximity Methods
Seseorang menempuh jalan atau cara yang dipersepsi lebih mendekati tujuan yang
diinginkan.
b. Analogi
Analogi dapat dilakukan dengan cara membandingkan pola masalah yang tengah
dihadapi dengan pola masalah serupa yang pernah dialami baik oleh orang yang bersangkutan
atau orang lain.
c. Maching
Cara ini hampir sama dengan metode kedekatan. Seseorang memahami situasi yang
tengah dihadapi dengan tujuan yang diinginkan. Lalu ia membandingkan dengan pengetahuan
yang ada di ingatannya.
d. Generate-Test Method
Problem solving atau pemecahan masalah membutuhkan dua tahapan proses. Pertama,
satu cara atau strategi pemecahan yang paling memungkinkan dicari atau dihasilkan. Kedua,
gagasan pemecahan yang dihasilkan di uji apakah dapat berjalan dengan baik atau efektif. Jika
belum berhasil, akan dicari cara pemecahan lain yang paling memungkinkan kemudian diuji atau
dipraktikkan. Demikian seterusnya sampai diketemukan jalan pemecahan atas masalah itu.
e. Means-Ends Analysis
Orang yang menghadapi masalah mencoba membagi permasalahan menjadi bagian-
bagian tertentu dari permasalahan tersebut.
f. Backward Search
Strategi ini dilakukan dengan berjalan mundur. Dengan maksud meminta orang memulai
pda tujuan yang diinginkan (goal state) dan bergerak mundur ke belakang menuju pada keadaan
yang dihadapi semula (original state).
g. Forward Search
Strategi berjalan ke depan, sebagai kebalikan dari strategi berjalan mundur. Seseorang
memulai dari kenyataan yang dihadapi, kemudian secara bertahap bergerak menuju pada tujuan
akhir yang diinginkan.
C. Problem Solving (Pemecahan Masalah) dalam Psikologi Kognitif
Dalam perkembangannya, istilah kognitif menjadi popular sebagai salah satu wilayah
psikologi manusia atau satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang
meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan,
memberikan menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah,
kesengajaan, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikirm dan keyakinan termasuk
kejiwaan yang berpusat di otak juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi
(perasaan) yang bertalian dengan rasa.
Menurut penelitian bahwa tahap-tahap perkembangan individu atau pribadi serta
perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu. Jean Piaget menyebut
bahwa struktur kognitif sebagai skemata (Schemas) yaitu kumpulan dari skema-skema. Skema
berkembang secara kronologis sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Dengan demikian seorang individu lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap
dibandingkan ketika ia masih kecil.
Pemantauan kognitif (cognitive monitoring) adalah proses pencatatan hal-hal yang
sedang dikerjakan, apa yang akan dikerjakan kemudian, dan seberapa efektif kegiatan mental
tersebut berkembang. Pemantauan kognisi selain untuk memahami dan memecahkan masalah
sosial, juga penting dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan aspek non sosial dari
inteligensi.
Orang tua, guru, dan teman sebaya dapat menjadi sumber yang efektif untuk
meningkatkan pemantauan kognitif remaja. Pengajaran timbal balik adalah strategi pengajaran
yang semakin banyak dipakai. Sedangkan Pemrosesan informasi sosial memusatkan perhatian
pada cara seseorang menggunakan proses kognitifnya, seperti perhatian, persepsi, ingatan,
pemikiran, penalaran, harapan dan seterusnya untuk memahami dunia sosial mereka.
Berkaitan erat dengan keterampilan pengambilan keputusan yang tepat adalah berpikir
kritis. Berpikir kritis meliputi kemampuan seseorang untuk memahami makna yang mendalam
dari suatu masalah, keterbukaan pikiran terhadap berbagai pendekatan atau pandangan yang
berbeda, dan menentukan sendiri hal yang diyakininya. Agar pemikiran kritis dapat berkembang
secara efektif, dibutuhkan dasar yang kuat dalam hal keterampilan dan pengetahuan dasar di
masa kanak-kanak.
Menurut Piaget, intelegensi terditri dari tiga aspek, yaitu:
1. Struktur (Scheme)
2. Isi (Content): pola tingkah laku spesifik ketika individu menghadapi masalah.
3. Fungsi (Fungtion). Dua macam fungsi invariant:
a. Organisasi: kecapkapan seseorang dalam menyusun proses-proses fisik dan psikis dalam
bentuk system-sistem yang saling berhubungan.
b. Adaptasi: penyesuaian diri indivdu terhadap lingkungannya. Proses terjadi adaptasi Dari
skemata telah terbentuk dengan stimulus baru yang dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Asimilasi: proses pengintegrasian secara langsung stimulus baru ke dalam skemata yang telah
terbentuk/proses penggunaan struktur atau kemampuan individu untuk mengatasi masalah dalam
lingkungannya.
2. Akomodasi: proses pengintegrasian stimulus baru ke dalam skema yang telah terbentuk secara
tidak langsung/proses perubahan respons individu terhadap stimuli lingkungan.
Dalam struktur kognitif setiap individu pasti ada keseimbangan antara asimilasi dengan
akomodasi. Keseimbangan ini agar dapat mendeteksi persamaan dan perbedaan yang terdapat
pada stimulus-stimulus yang dihadapi. Pada dasarnya pekembangan kognitif adalah perubahan
dari keseimbangan yang dimiliki keseimbangan baru yang diperolehnya.
Piaget mengindentifikasi empat factor yang mempengaruhi transisi tahap perkembangan
anak, yaitu:
1. Kematangan
2. Pengalaman fisik/lingkungan
3. Transmisi social
4. Equilibrium : Mekanisme yang diajukan piaget untuk menjelaskan cara anak berpindah dari
satu tahap berpikir ke tahap berikutnya. Perpindahan terjadi ketika anak mengalami konflik
kognitif atau ketidakseimbangan. Akhirnya, anak menyelesaikan konflik dan mencapai
keseimbangan atau equilibrium pikiran.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Problem solving atau pemecahan masalah adalah suatu aktivitas pengambilan jalan keluar
agar terjadi kesesuaian antara hasil yang diharapkan. Problem solving atau pemecahan masalah
melibatkan membandingkan hal-hal, tetapi selalu ditujukan untuk datang ke semacam solusi.
Satu hal yang kita tahu tentang pemecahan masalah adalah bahwa hal itu biasanya jauh lebih
sulit bagi orang untuk melakukan ketika masih dalam bentuk abstrak.
Dalam memecahkan masalah seseorang harus melalui berbagai langkah seperti mengenal
setiap unsur dalam masalah itu, mencari aturan-aturan yang berkenaan dengan masalah itu, dan
dalam segala langkah pasti memerlukan sebuah pemikiran. Jadi, kebanyakan aktivitas problem
solving (pemecahan masalah) melibatkan proses berpikir atau kognitif.
DAFTAR PUSTAKA
Kasijan, Z. 1984. Psikologi Pendidikan. PT. Bina Ilmu: Surabaya
Lasmahadi, Arbono. 2005. www.e-psikologi.com. Jakarta
MS, Suharman. 2005. Psikologi Kognitif. Srikandi: Surabaya
Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi
Aksara: Jakarta
Jarvis, Matt. 2000. Teori-teori Psikologi. Nusa Media: Bandung
Walgito, Prof. Dr. Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Andi: Yogyakarta
Boeree. Dr.C.George. 2004. Personality Theories. Prismasophie: Yogyakarta
14Ciri lain dari seorang ahli adalah bahwa mereka cenderungmenggunakan pendekatan yang
lebih sistematik untuk masalah-masalah yangsulit dibandingkan dengan orang baru.Pada
dasarnya banyak masalah dapat diselesaikan hanya denganmencari dan menemukan strategi
untuk menjawab pertanyaan yang kompleks.
Apa Ciri-Ciri Ahli ?
Meskipun banyak aspek untuk menjadi ahli sudah diselidiki,
beberapaciri ahli sudah ditemukan, antara lain:
1.
Mempunyai pengetahuan yang terorganisasi dengan baik, begitu jugaIlmu-Ilmu yang lain.2.
Mempunyai skema pengetahuan yang luas tentang suatu ilmu.3.
Tidak terburu-buru dalam menghadapi masalah.
Kreatifitas
Bagaimana kita bisa mendefinisikan kreatifitas sebagai suatu konsepyang menyatukan karya
Leonardo da Vinci and Marie Curie, Vincent VanGogh and Isaac Newton, Toni Morrison and
Albert Einstein ? Yang didapathanyalah definisi yang sempit. Gb.11.14 (Hal.429)
Apa yang anda hasilkan ?
Apakah individu yang kreatif menghasilkan lebih banyak? Individuyang kreatif mempunyai
beberapa ciri. Para psikolog mendeteksi hal ini.Kreatifitas adalah refleksi dari kemampuan
menciptakan lebih.Misalnya, individu-individu yang kreatif sering mendapat nilai tinggidalam
test kreatifitas. Sebagai contoh, Torrence Test yang mengukur perbedaan, keanekaragaman, dan
ketepatan merespon pertanyaan terbuka.Test ini juga mengukur respon kreatif mengenai angka.
15
Ini Yang Anda Tahu
Apakah orang yang kreatif lebih pintar dari yang lain ? Para penelitiyakin bahwa yang secara
jelas membedakan individu kreatif dari mereka yangkurang kreatif adalah keahlian dan
komitmen pada kerja keras mereka.Orang yang kreatif bekerja lama dan keras. Mereka
mempelajari pekerjaan pendahulu dari mereka dan pekerjaan orang-orang sebaya mereka.Maka
mereka menjadi benar-benar ahli di bidang mereka. Sesungguhnya,kreatifitas berhubungan
dengan usaha menjadi ahli.
16
Daftar Pustaka
1.
Hudojo, H. 1988.
Mengajar Belajar Matematika
. Jakarta: Depdikbud 2.
Hudoyo,H. 2005. Kapita Selekta Pembelajaran matematika. Malang: UMPress3.
Russeffendi. 1988.
Dasar-Dasar Matematika Modern
. Bandung: Transito4.
Russeffendi, H. E. T. (1990).
Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran
Matematika untuk Meningkatkan CBSA
. Bandung: Tarsito5.
Winataputra, U.S,E., Kusumah, Y., Soedjana,W., Wahyudin. 1992.
Strategi Belajar Mengajar Matematika
. Jakarta: Universitas Terbuka.6.
Sternberg, R.J. 2006.
Cognitive Psychology.
Belmont: Thomson Higher Education7.
Winkel, W. S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan). Pada pokoknya, psikologi itu menyibukkan diri dengan masalah kegiatan psikis, seperti berpikir, belajar, menanggapi, mencinta, membenci dan lain-lain. Macam-macam kegiatan psikis pada umumnya dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: 1) pengenalan atau kognisi, 2) perasaan atau emosi, 3) kemauan atau konasi, 4) gejala campuran.Secara umum dapat dikemukakan bahwa problem itu timbul apabila ada perbedaan atau konflik antara keadaan satu dengan keadaan yang lain dalam rangka mencapai tujuan.
B. TUJUAN
Tujuan kami membuat makalah ini untuk mengetahui:
1. Pengertian berfikir dan pemecahan masalah2. Macam – macam Kegiatan Berfikir3. Langkah – langkah proses Berfikir4. Strategi dalam Pemecahan Masalah5. Beberapa straregi dalam Pemecahan Masalah yang sering di gunakan6. Proses Pemecahan Masalah7. Penyebab kesuliatan dalam memecahan persoalan
BAB IIPEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
• Berfikir Berfikir adalah proses tingkah laku menggunakan pikiran untuk mencari makna an pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan atau penyelesaian masalah.
• Masalah Masalah adalah suatu kondisi yang memilioki potensi untuk menimbulkan kerugian atau menghasilkan keuntungan yang luar biasa.
• Pemecahan Masalah Pemecahan masalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang.
B. MACAM – MACAM KEGIATAN BERFIKIR1. Berfikir asosiatif Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir asosiatif:
o Asosiasi bebasSuatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang makan dapat merangsang timbulnya ide tentang restoran, dapur, nasi atau anak yang belum sempat diberi makanan atau hal lainnya
o Asosiasi terkontrolSatu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu. Misalnya, ide tentang membeli mobil, akan merangsang ide-ide lain tentang harganya, pajaknya, pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya, tetapi tidak merangsang ide tentang hal-hal lain di luar itu seperti peraturan lalu lintas, polisi lalu lintas, mertua sering meminjam barang-barang, piutang yang belum ditagih, dan sebagainya.
o Melamun Menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis.
o Mimpi Ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur. Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu terbangun, tetapi kadang-kadang masih dapat diingat.
o Berfikir artistikProses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para seniman dalam mencipta karya-karya seninya.
2. Berfikir terarah
Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumya. Dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan. Dua macam berpikir terarah, yaitu:
o Berfikir analitisBerpikir Analitis yaitu Berpikir Konvergen (cenderung menyempit dan menuju jawaban yang tunggal.
o Berfikr kreatif Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru
antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem baru, menemukan bentuk artistik baru dan sebagainya untuk memperoleh lebih dari satu jawaban.
Dalam berpkir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan buku adalah simbol uang mewakili benda yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan tertulis huruf-huruf.
Di samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara laibn angka-angka dan simbol matematika, simbol simbol yang dipergunakan dalam peraturan lalu lintas, not musik, mata uang, dan sebagainya.
C. LANGKAH – LANGKAH PROSES BERFIKIR
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu :
1. Pembentukan Pengertian Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut:
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur - unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya :
Manusia Indonesia, ciri - cirinya :* Mahluk hidup* Berbudi* Berkulit sawo mateng
* Berambut hitam* Dan sebagainya
Manusia Eropa, ciri - cirinya :* Mahluk hidup* Berbudi* Berkulit Putih* Berambut pirang atau putih* Bermata biru terbuka* Dan sebagainyaManusia Negro, ciri - cirinya:* Mahluk hidup* Berbudi* Berkulit htam* Berambut hitam kriting* Bermata hitam melotot* Dan sebagainyaManusia Cina, ciri - cirinya:* Mahluk Hidup* Berbudi* Berkulit kuning* Berambut hitam lurus* Bermata hitam sipit* Dan sebagainyaDan manusia yang lain - lainnya lagi.
b. Membanding - bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri - ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi. 2.Pembentukan PendapatMembentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat.Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu : a. Pendapat positif, yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu, Misalnya Sitotok itu pandai, Si Ani Rajin dan sebagainya.b. Pendapat Negatif, Yaitu Pendapat yang menidakkan,
yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya seuatu sifat pada sesuatu hal : Misalnya Sitotok itu Bodoh Si Ani Malas dan sebagainya.c. Pendapat Modalitas atau kebarangkalian, Yaitu Pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan - kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal ; misalnya hari ini mungkin hujan, Si Ali Mungkin tidak Datang. Dan sebagainya.3. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan KeputusanKeputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, Yaitua. Keputusan induktifyaitu keputusan yang diambil dari pendapat - pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. Misalnya :Tembaga di panaskan akan memuaiPerak di panaskan akan memuaiBesi di panaskan akan memuaiKuningan di panaskan akan memuai Jadi (kesimpulan). Bahwa semua logam kalau dipanaskan akan memuai (Umum)b. Keputusan DeduktifKeputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus , Jadi berlawanan dengan keputusan induktif. Misalnya : Semua logam kalau dipanaskan memuai (umum), tembaga adalah logam. Jadi (kesimpulan) : tembaga kalau dipanaskan memuai Contoh lain : Semua manusia terkena nasib mati, Si Karto adalah manusia Jadi pada suatu hari si Karto akan mati.c. Keputusan AnalogisKeputusan Analogis adalah Keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Misalnya : Totok anak pandai, naik kelas (Khusus). Jadi (kesimpulan) Si Nunung anak yang pandai itu, tentu naik kelas.
D. STRATEGI DALAM PEMECAHAN MASALAH
o Strategi MenyeluruhDi sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dipecahkan untuk keseluruhan itu.
o Strategi Detailistis Di sini persoalan di bagi-bagi dalam bagian-bagian dan dipecahkan bagian demi bagian.
E. BEBERAPA STRATEGI PEMECAHAN MASALAH YANG SERING DIGUNAKAN
1. Trial and Error
Salah satu kemungkinan strategi pemecahan masalah adalah trial and error sederhana. Akan tetapi strategi ini biasanya akan menghabiskan waktu lama sampai kemudian muncul pemecahan masalahnya. Dengan cara ini banyak masalah dapat pula justru tidak terpecahkan secara sempurna.
Untuk memecahkan masalah-masalah yang sulit, perlu untuk memiliki beberapa strategi selain trial and error. Strategi yang ada seharusnya dijadikan pijakan pada pengkategorian dan penggambaran yang akurat dari suatu masalah. Tetapi hal ini juga harus melalui perhitungan batas ingatan jangka pendek. Kita harus dapat menyelamatkan informasi dan pekerjaan kita tanpa harus dibatasi oleh ruang kerja yang terlalu sumpek dengan ingatan jangka pendek. Dengan cara ini kita akan dapat menggunakan strategi lain selain trial and error.
2. Informational Retrieval
Dalam beberapa kasus, pemecahan terhadap suatu masalah dapat menjadi sederhana seperti mengingat kembali informasi (Informational Retrieval) dari ingatan jangka panjang. Informational Retrieval adalah suatu pilihan penting ketika suatu pemecahan masalah harus ditemukan dengan cepat. Sebagai contoh seorang pilot dapat mengingat dengan cepat yang dibutuhkan untuk menerbangkan maupun mendaratkan pesawat. Ketika seorang pilot membutuhkan informasi, maka ia tidak punya cukup waktu untuk duduk dan menghitung jawaban benar karena waktu adalah hal yang esensial. Oleh karena itu ia gunakan ingatan jangka panjang untuk suatu jawaban segera. Cara ygn digunakan inilah merupakan suatu informational retrieval.
3. Algoritma
Makin kompleks suatu masalah tentu membutuhkan metode yang makin kompleks pula. Dalam beberapa kasus kita dapat menggunakan algoritma. Algoritma adalah metode pemecahan masalah yang menjamin suatu pemecahan masalah jika tersedia kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkannya. Sebagai contohnya adalah algoritma untuk memecahkan anagram, yaitu suatu kelompok huruf-huruf yang dapat diatur kembali menjadi suatu bentuk suatu kata. Katakanlah kita diberi huruf a, l, dan t. Lalu kita coba alt, atl, lta, tla, tal, dan akhirnya kita temukan lat (terlambat) sehingga masalahnya terpecahkan. Contoh lain adalah untuk memindahkan suhu Fahrenheit ke Celcius maka kita dapat
menggunakan rumus = 5/9 x (F-32). Formula ini sebagaimana halnya formula yang lain merupakan suatu algoritma.
4. Heuristic
Banyak masalah yang dapat kita temukan sehari-hari yang tidak dapat begitu saja dapat dipecahkan dengan algoritma. Pada bagian ini kita akan belajar menggunakan strategi lain yang disebut dengan heuristic. Heuristic adalah suatu hukum yang terutama membantu kita untuk menyederhanakan masalah. Metode ini meski tidak menjamin suatu pemecahan masalah, tetapi akan mencoba atau berusaha untuk mencapainya. Suatu metode heuristic mungkin hanya dapat bekerja dengan baik untuk situasi tertentu, sementara metode yang lain mungkin hanya digunakan untuk tujuan-tujuan khusus. Akan tetapi metode heuristic secara umum dapat digunakan untuk masalah-masalah manusia yang lebih luas.
F. PROSES PEMECAHAN MASALAH
1. Penafsiran Masalah : Disebut juga dengan mendefinisikan masalah dengan cara berpikir kreatif.
2. Strategi Pemecahan Masalah : Membuat seleksi terhadap strategi pemecahan masalah yang terbaik.
G. PENYEBAB KESULITAN DALAM MEMECAHKAN PERSOALAN
1. Pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan pada persoalan-persoalan yang berikutnya. Padahal belum tentu persoalan berikut itu dapat dipecahkan dengan cara yang sama. Dalam hal ini akan timbul kesulitan-kesulitan terutama kalau orang yang bersangkutan tidak mau mengubah dirinya.
2. Sempitnya pandangan sering dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya melihat satu kemungkinan jalan keluar. Meskipun ternyata kemungkinan yang satu ini tidak benar, orang tersebut akan mencobanya terus, karena ia tidak melihat jalan keluar yang lain. Tentu saja ia akan mengalami kegagalan. Kesulitan seperti ini disebabkan oleh sempitnya pandangan orang tersebut. Sehingga tidak dapat melihat adanya beberapa kemungkinan jalan keluar.
BAB IIIKESIMPULAN
Dari pembahasan kami diatas, dapat kami simpulkan bahwa berfikir adalah proses tingkah laku menggunakan pikiran untuk mencari makna an pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan atau penyelesaian masalah. Pemecahan masalah adalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang. Macam – macam berfikir tebagi menjadi dua yaitu berfikr asosiatif dan berfikir terarah. Langkah – langkah proses berfikir yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan. Ada dua strategi dalam pemecahan masalah yaitu strategi menyeluruh dan strategi detailistis. Selain itu ada beberapa strategi pemecahan masalah yang sering digunakan yaitu Trial and error, Informational Retrieval,Algoritma, dan Heuristic. Proses pemecahan masalah jaga terbagi menjadi 2 yaitu penafsiran masalah dan strategi pemecahan masalah.
DAFTAR REFERENSIhttp://www.psb-psma.org/content/blog/proses-berpikirhttp://www.tugaskuliah.info/2009/06/makalah-psikologi-umum-berpikir-dan.htmlhttp://www.psikologizone.com/pengertian-ilmu-psikologi/0651110