prinsip prinsip pembelajaran
DESCRIPTION
referenceTRANSCRIPT
BAB III
PEMBAHASAN
1. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran terjemahan dari bahasa Inggris “instruction”, terdiri dari dua
kegiatan utama, yaitu belajar dan mengajar, kemudian disatukan dalam satu
aktivitas, yaitu kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran atau belajar pada dasarnya adalah perubahan perilaku
(pengetahuan, sikap, keterampilan) sebagai hasil interaksi antara siswa dengan
lingkungan pembelajarannya. Dapat disimpulkan bahwa seseorang yang telah
belajar harus ditandai dengan adanya perubahan perilaku, jika tidak maka
sebernarnya dia belum belajar. Perubahan tersebut tentunya harus melalui sebuah
proses, yaitu interaksi yang direncanakan antara siswa dan lingkungan
pembelajaran untuk terjadinya kegiatn pembelajaran, jika tidak maka perubahan
tersebut bukan hasil dari pembelajaran. Perubahan perilaku siswa dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
1) Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran
2) Perubahan perilaku yang bukan dari hasil pembelajaran
Maka pada hakikatnya belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku
si subjek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang, dan
perubahan tingkah taku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan-
kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari subjek
(misalnya keletihan, dsb)".
Mengacu pada pengertian belajar diatas, maka mengajar pada dasarnya
adalah kegiatan mengelola lingkungan pembelajaran agar berinteraksi dengan
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari pengertian belajar dan mengajar
jika disatukan akan menjadi pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses
aktivitas interaksi antara siswa dengan lingkungan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Chaedar Alwasilah bahwa hakikat
pembelajaran adalah interaksi antara siswa dengan lingkungan pembelajaran agar
tercapai tujuan pembelajaran (perubahan perilaku).
7
8
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli
yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari
berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang berlaku umum
yang dapat kita pakai sebagai dasar upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang
perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya
meningkatkan mengajarnya.
Dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran pada dasarnya adalah
ketentuan, kaidah, norma atau hukum yang harus diperhatikan oleh setiap pelaku
pembelajaran, agar pembelajaran yang dilakasanakan berjalan dengan efektif dan
efisien. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsung/ berperpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan
penguatan, serta perbedaan individual.
a. Prinsip Umum Pembelajaran
1) Belajar menghasilkan prubahan perilaku perserta didik ysng relatif permanen.
2) Peserta didik memiliki potensi, gandrung, dan kemampuan yang merupakan benih
kodrati untuk ditumbuh kembangkan.
3) Perubahan atau pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami linear sejalan
proses kehidupan.
b. Prinsip Khusus Pembelajaran
1) Prinsip-prinsip Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar tanpa
perhatian tidak mungkin terjadi informasi. Bagi seorang guru yang menerapkan
prinsip perhatian dan motivasi dalam belajar sebelum memulai pembelajaran
seorang guru harus menjelaskan dulu apa kegunaan, kepentingannya bagi siswa
dengan begitu akan timbul perhatian bagi siswa. Sesuai dengan pengertian
9
perhatian sendiri yaitu memusatkan pikiran dan perasaan emosional secara fisik
dan psikis terhadap sesuatu yang menjadi pusat perhatiannya. Bila tidak
ditanamkan hal demikian maka siswa akan berfikir ilmu ini tidak ada manfaatnya
sama sekali bagi diri, dan tentu saja perhatian itu tidak akan muncul.
Perhatian memang perlu namun, motivasi juga tidak kalah penting. Tidak
dipungkiri bahwa dengan perhatian siswa memang dapat menerima materi yang
disampaikan guru dengan baik, namun, motivasi juga dapat sebagai alat
menentukan keberhasilan siswa.
Motivasi adalah dorongan atau kekuatan yang dapat menggerakkan
seseorang untuk melakukan sesuatu (Arifin:2013:183). Motivasi berkaitan dengan
minat. Seseorang yang memiliki minat tertentu, biasanya akan lebih intensif
memerhatikan dan selanjutnya timbul motivasi dalam dirinya untuk mempelajari
materi tersebut.
Motivasi dalam diri siswa memang berbeda-beda karena motivasi dapat
bersifat internal, artinya muncul dalam diri sendiri tanpa pengaruh dari orang lain,
seperti misalnya harapan, cita-cita, dan minat. Motivasi juga dapat bersifat
eksternal, yaitu stimulus yang muncul dari luar dirinya, misalnya kondisi
lingkungan kelas, sekolah atau pun adanya pujian. Agar motivasi belajar siswa
dapat tumbuh dengan baik maka guru dapat melakukan hal-hal berikut ini:
a) Merancang atau menyiapkan bahan ajar yang menarik
b) Mengkondisikan belajar yang aktif
c) Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan
d) Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa didalam belajar, misalnya:
kebutuhan merasa dihargai, tidak ditekan dan lain-lain
e) Menyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi
f) Memberitahukan nilai dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Cara yang dilakukan guru memang penting. Karena gurulah yang
menentukan mampu tidaknya siswa merubah motivasinya yang awalnya malas
menjadi rajin. Melalui berbagai cara yang menarik siswa tidak membuat siswa
bosan atau jenuh ketika sedang mengalami proses belajar mengajar.
10
Perhatian dan motivasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Untuk
menumbuhkan perhatian membutuhkan motivasi. Seorang siswa akan belajar
dengan serius bila dia merasa membutuhkan dan ia akan berusaha untuk mencapai
apa yang menjadi kebutuhannya. Semakin kuat motivasi yang ingin dicapainya
semakin kuat pula usaha yang akan dilakukannya.
Hamalik (2001), mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan
energi didalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan). Perubahan energi pada diri seseorang tersebut
kemudian membentuk suatu aktivitas nyata dalam berbagai bentuk kegiatan.
Motivasi yang kuat terhadap sesuatu dapat menungkinkan seseorang anak untuk
belajar bersama teman-temanya.
Perhatian itu tidak akan muncul bila tidak ada motivasi dalam diri siswa.
Bila tidak ada motivasi dalam diri siswa maka perhatian juga tidak akan timbul.
Jadi motivasi dan perhatian tidak dapat dipisahkan. Karena perhatian tidak
mungkin muncul bila tidak adanya motivasi dalam diri siswanya untuk
memperhatikan materi yang disampaikan. Motivasi yang kuat semakin kuat pula
siswa dalam mencapai sesuatu yang merupakan kebutuhannya.
Penerapan prinsip-prinsip motivasi dalam proses pembelajaran akan dapat
berlangsung dengan baik, bilamana guru memahami beberapa aspek yang
berkenaan dengan dorongan psikologis sebagai individu dalam dari siswa sebagai
berikut:
a) Setiap individu tidak hanya dipenuhi oleh dorongan aspek biologis, sosial dan
emosional, akan tetapi individu perlu juga dorongan untuk mencapai sesuatu yang
lebih dari yang ia miliki saat ini.
b) Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan mendorong
terjadinya peningkatan usaha.
c) Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian.
d) Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan
motivasi belajar
e) Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa
sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi
11
f) Kajian dan penguatan guru, orang tua, dan teman seusianya berpengaruh terhadap
motivasi dan perilaku
g) Intensif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas, memang
ada bila anak berkerja karena ingin mendapat hadiah dan bukan karena memang
ingin belajar
h) Kompetensi dan intensif dalam waktu tertentu dapat meningkatkan motivasi
i) Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam
suasana belajar yang memuaskan
j) Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu dapat
mempertinggi motivasi.
2) Prinsip keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan
dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa di paksakan eloh orang lain dan juga
tidak bisa di limahkan kepada orang lain. Belajar adalah proses aktif dimana
seseorang melakukan kegiatan secara sadar untuk megubah suatu perilaku
terhadap proses pembelajaran.
John Dewey menyatakan bahwa “belajar adalah menyangkut apa yang
harus dikerjakan siswa oleh dirinya sendiri, maka insiatif belajar harus muncul
dari dirinya”.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat
aktif, jiwa tidak sekedar merespon informasi namun jiwa mengolah informasi
yang kita terima. (Gage ad Barliner, 1984:267). Menurut teori ini anak memiliki
sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk
mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah di perolehnya.
Dalam proses belajar-mengajar anak mampu megidentifikasi, merumuskan
masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan, dan menarik
kesimpulan.
Thornidike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum
“law of excercise” –nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya
latiha-latihan. Mc Keachie berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan
12
bahwa individu merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu, sosial”
(Mc Keachie, 1976:230 dari Gredler MEB terjemahan Munandir, 1991:105).
Dalam proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu
braneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati
sampai kegaiatan psikis yang susah diamati.
3) Prinsip keterlibatan langsung
Pendekatan pembelajaran langsung akan menghasilkan pembelajaran yang
lebih efektif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran “i hear and forget, i
see and i remember, i do and i understand”.
Edgar dale melalui penggolongan pengalaman atau dikenal dengan kerucut
pengalaman menyatakan bahwa “belajar yang paling baik adalah melalui
pengalaman langsung”. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siwa tidak
sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan, dan bertanggung jawab trehadap hasilnya.
Belajar bukan hanya sekedar proses menghafal maka dari itu dibutuhkan
pendekatan pembelajaran. pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan
siswa secara langsung aktif melalui belajar sehingga efektif.
4) Prinsip Pengulangan
Prinsip Pengulangan berperan penting dalam proses pembelajaran dengan
melakukan latihan-latihan yang bersifat mengulang maka kemampuan yang
dimiliki akan terus berkembang. Edward L Thorndike (1974-1949)
mengemukakan Latihan akan memperbesar peluang timbulnya respon yang benar.
Penelitian memunculkan tiga dalil belajar yaitu “Law of effect, Law of Exercise,
dan Law of Readiness”. Ketiga dalil tersebut berkaitan dengan Teori Daya yaitu
Manusia memiliki kemampuan menganggapi, mengingat, menghayal, merasakan
dan berpikir apabila kemampuan terus dilatih maka akan memberikan efek yang
besar dalam pengembangan kemampuan sehingga nantinya memiliki kesiapan
dalam proses pembelajaran.
13
5) Prinsip Tantangan
Kurt Lewin dalam Teori Medan (Field Theory) miliknya mengemukakan
siswa dalam setiap situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan
psikologis. Setiap siswa memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam belajar. Dalam
mencapai tujuannya siswa dihadapi dengan hambatan atau tantangan yaitu berupa
mempelajari materi belajar. Maka timbullah didalam diri keinginan untuk
mengatasi hambatan tersebut dengan mempelajari bahan belajar oleh sebab itu
bahan ajar dikemas dengan isi yang menantang seperti mengandung permasalahan
yang perlu dipecahkan. Tugas yang sulit dan mengandung tantangan bagi
kemampuan siswa akan merangsangnya untuk mengeluarkan segenap tenaganya
tetapi masih dalam batas kesanggupan siswa.
6) Prinsip Balikan dan Penguatan
Di tekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner.
Pada teori Conditioning yang diberi kondisi adalah stimulusnya, sedangkan pada
Operant Conditioning yang di perkuat adalah responnya. Kunci teorinya adalah
hukum “Law Of Effect” dari Thorndike. Menurut B.F Skinner dorongan belajar
tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan. Penguatan positif maupun negatif
dapat memperkuat belajar. Pengamatan melali metode-metode pembelajaraan
yang menantang, seperti tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan
yang sejenisnya akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan
bersemangat.
7) Prinsip Perbedaan Individual
Perbedaan individual dalam belajara dalah proses belajar yang terjadi pada
setiap individu yang satu dengan yang lain, bik secara fisik atau psikis.Guru harus
dapat memahami dengan benar ciri-ciri para siswanya dalam menyiapkan dan
menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan tugas-tugas dan bimbingan
belajar terhadap siswa tersebut.