pricing strategy minuman kopi pada industri kafe...
TRANSCRIPT
PRICING STRATEGY MINUMAN KOPI PADA
INDUSTRI KAFE
(Studi Kasus di Kabupaten Sleman)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Friska Yanti M Manurung
142114178
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PRICING STRATEGY MINUMAN KOPI PADA
INDUSTRI KAFE
(Studi Kasus di Kabupaten Sleman)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Friska Yanti M Manurung
142114178
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI- PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PRICING STRATEGY MINUMAN KOPI PADA INDUSTRI KAFE
(Studi Kasus di Kabupaten Sleman)
Dan diajukan untuk diuji pada 12 Juli 2018 adalah karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam membentuk rangkaian kalimat atau
simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain
yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat
bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari
tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2018
Yang membuat pernyataan,
Friska Yanti M Manurung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Friska Yanti M Manurung
Nomor Mahasiswa : 142114178
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PRICING STRATEGY MINUMAN KOPI PADA INDUSTRI KAFE
(Studi Kasus di Kabupaten Sleman)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas
dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Juli 2018
Yang menyatakan,
Friska Yanti M Manurung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Life is like riding a bicycle.
To keep your balance, you must keep moving ”
Albert Einstein-
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam
kesesakan, dan bertekunlah dalam doa”
-Roma 12:12-
Karya ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang selalu memberi berkat
Almarhum Ayah saya tercinta, Ambrocius Manurung
Ibu saya tercinta, P. Via Nainggolan
Adik saya tercinta, Gretty Manurung& Rizky Manurung
Serta semua teman-teman yang telah mendukung langkah saya
selama perkuliaan, dan terutama yang telah membantu dan
memotivasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M,Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma,
2. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA., selaku Desen Pembimbing yang
telah membantu, mengarahkan, serta membimbing penulisan dalam
menyelesaikan skripsi ini,
3. Pemilik/owner atau manajer kafe di Kabupaten Sleman yang telah
membantu dalam mengerjakan skripsi ini lewat kesediaannya dalam
mengisi kuesioner dan melakukan wawancara,
4. Almarhum Bapak, Mama, adikku Gretty dan Rizky yang selalu
memberikan petuah, nasehat, bantuan, motivasi, dan dukungan dalam
bentuk apapun kepada penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan,
5. Sahabat-sahabatku Hitz Sadhar (Arie Susanti, Agnes Ika, Maria Felicia,
dan Elisabeth Purba), yang selalu bersama-sama dalam suka dan duka dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
semester satu sampai lulus, yang selalu memberikan bantuan, motivasi,
masukan, pikiran positif,dan semangat juang untuk penulis selama proses
perkuliahan berjalan sampai proses penyelesaian skripsi ini,
6. Teman-teman kelas MPAT Bu Ninik (Wulan, Sara, Naomi, Intan, Ratih,
Caecil, Andre, Bayu, Inno,Evin, Dewi, Zeamay, dan Ridwan,) yang
bersedia memberikan ide serta masukan positif yang berguna kepada
penulis,
7. Semua kerabat dan keluarga dekat yang telah mendoakan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini serta teman-teman kelas D angkatan 2014 yang
telah menemani, berbagi ilmu, dan memotivasi penulis selama 4 tahun
perkuliahan,
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan dukungan, masukan, dan doa dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun dan bermanfaat
bagi penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak yang memerlukan.
Yogyakarta, 31 Juli 2018
Friska Yanti M Manurung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................................................... iv
HALAMAN LEMBAR PUBLIKASI ...................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL .......................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xiii
ABSTRAK .......................................................................................................... xiv
ABSTRACT ............................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
E. Sistematika Penelitian ...................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 8
A. Harga Jual......................................................................................... 8
1. Pengertian Harga Jual ................................................................ 8
2. Tujuan Penetapan Harga Jual ..................................................... 9
3. Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Menetapkan Harga
Jual ........................................................................................... 10
B. Strategi Penetapan Harga Jual ........................................................ 12
1. Pengertian Strategi Penetapan Harga Jual................................ 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
2. Jenis Strategi Penetapan Harga Jual ......................................... 13
C. Industri Kafe................................................................................... 17
1. Definisi Kafe ........................................................................... 17
2. Definisi Industri Kafe .............................................................. 18
3. Jenis Minuman Kopi di Industri Kafe ...................................... 19
D. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ................................ 20
1. Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ........... 20
2. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ............ 22
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 23
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 23
1. Tempat Penelitian..................................................................... 23
2. Waktu Penelitian ...................................................................... 23
C. Subjek dan Objek Penelitian .......................................................... 23
1. Subjek Penelitian ...................................................................... 23
2. Objek Penelitian ....................................................................... 24
D. Populasi Sasaran ............................................................................ 24
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ........................................ 24
F. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 27
1. Jenis Data ................................................................................ 27
2. Sumber Data ............................................................................ 28
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 28
1. Wawancara .............................................................................. 28
2. Kuesioner ................................................................................. 29
H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 29
BAB IV GAMBARAN UMUM ....................................................................... 30
A. Latar Belakang Berdirinya Usaha Kafe ......................................... 30
B. Lokasi Industri Kafe ....................................................................... 32
C. Jenis Kopi dan Asal Biji Kopi yang Dijual .................................... 33
1. Jenis Kopi yang Dijual ............................................................. 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Asal Biji Kopi .......................................................................... 34
D. Daftar Harga Jual Minuman Kopi .................................................. 39
E. Profil Responden ............................................................................ 41
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 45
A. Karakteristik Responden ................................................................ 45
B. Strategi Penetapan Harga Jual Minuman Kopi .............................. 47
1. Ranking Pertama Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual .... 49
2. Ranking Kedua Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual ....... 57
3. Ranking Ketiga Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual ....... 67
4. Ranking Keempat Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual ... 76
BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 80
A. Kesimpulan .................................................................................... 80
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 82
C. Saran .............................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 83
LAMPIRAN ....................................................................................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Jenis Minuman Kopi Menurut Market Intelligence Kopi – ITPC Osaka
2015 ..................................................................................................... 19
Tabel 2 Kriteria UMKM Berdasarkan Aset dan Omset .................................. 22
Tabel 3 Asal Biji Kopi yang Dijual Industri Kafe Kabupaten Sleman ............. 34
Tabel 4 Penghitungan Rata-rata Harga Jual Minuman Kopi pada Industri Kafe
Kabupaten Sleman yang Diurutkan dari Tertinggi ke Terendah......... 40
Tabel 5 Nama Kafe, Alamat, dan Jabatan Responden ...................................... 41
Tabel 6 Karakteristik Berdasarkan Usia Responden ......................................... 45
Tabel 7 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Responden ......................... 45
Tabel 8 Karakteristik Berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir Responden .. 46
Tabel 9 Karakteristik Berdasarkan Tahun Berdirinya Usaha Responden ......... 46
Tabel 10 Karakteristik Berdasarkan Penjualan Bruto per Tahun ........................ 47
Tabel 11 Hasil Kuesioner yang Diisi Responden Mengenai Strategi Penetapan
Harga Jual Minuman Kopi berdasarkan Teori Kotler dan Amstrong
(2012) .................................................................................................. 48
Tabel 12 Ranking Pertama Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual Minuman
Kopi ..................................................................................................... 50
Tabel 13 Penambahan Laba/Mark-Up Minuman Kopi di Kafe Kabupaten
Sleman ................................................................................................. 51
Tabel 14 Ranking Kedua Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual Minuman
Kopi ..................................................................................................... 58
Tabel 15 Ranking Ketiga Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual Minuman
Kopi ..................................................................................................... 68
Tabel 16 Ranking Keempat Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual Minuman
Kopi ..................................................................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Tabel Daftar Harga Jual Minuman Kopi pada Industri Kafe di
Kabupaten Sleman .......................................................................... 86
Lampiran 2 Pedoman Kuesioner Strategi Penetapan Harga Jual .................... 100
Lampiran 3 Daftar PedomanWawancara ......................................................... 102
Lampiran 4 Tabel Profil Responden Kafe Kabupaten Sleman ....................... 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
PRICING STRATEGY MINUMAN KOPI PADA INDUSTRI KAFE
(Studi Kasus di Kabupaten Sleman)
Friska Yanti M Manurung
NIM: 142114178
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi penetapan harga jual
minuman kopi yang digunakan pada industri kafe, Kabupaten Sleman, DIY.
Penelitian ini penting untuk memberikan informasi kepada industri kafe mengenai
strategi penetapan harga jual.
Jenis penelitian ini merupakan studi kasus. Data diperoleh melalui
pengisian kuesioner dan wawancara dengan pemilik atau manajer kafe di
Kabupaten Sleman, DIY. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data
deskriptif kualitatif berdasarkan strategi penetapan harga jual yang dikemukakan
oleh Kotler dan Amstrong.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi penetapan harga jual
minuman kopi yang paling banyak digunakan industri kafe yaitu strategi
penetapan harga jual berdasarkan biaya produksi ditambah dengan persentase
laba/mark-up dan strategi penetapan harga jual yang berbeda-beda pada varian
minuman kopi berdasarkan bahan baku dan metode pembuatan.
Kata kunci: Strategi penetapan harga jual, minuman kopi, industri kafe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
PRICING STRATEGY AT CAFE INDUSTRY
(Case study on Sleman District)
Friska Yanti M Manurung
NIM: 142114178
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2018
The research aims to determine the pricing strategy of coffee drinks that
was used by cafe industry, at Sleman District, Yogyakarta Special Region. This
research is important to provide information to cafe industry about pricing
strategy choices.
The type of this research is a case study. Data was obtained by interview
and filling out the questionnaire by owner’s or manager’s cafe at Sleman District,
Yogyakarta Special Region. This research uses qualitative descriptive data
analysis technique based on pricing strategies of Kotler and Amstrong.
The result showed that the most widely used pricing strategies were cost
production based pricing by adding mark-up as well as different selling pricing
strategies on coffee drinks variants based on raw material and its method.
Keywords: Pricing strategies, coffee drinks, cafe industry
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ngopi merupakan aktivitas yang sangat digemari semua kalangan
baik dari kalangan muda sampai dengan kalangan lanjut usia karena ke-
khasan aroma yang dimiliki kopi menarik semua kalangan untuk
mengkonsumsinya. Aktivitas ngopi ini awalnya dimulai oleh kalangan
orang tua untuk menghabiskan waktu senggang mereka pada warung
kopi sambil bercengkrama dengan para rekannya, namun kegiatan ngopi
ini semakin meningkat seiring berkembangnya zaman yang ditandai
dengan banyaknya pecinta kopi yang ngopi di berbagai tempat yang
menyediakan kopi (Pramita dan Pinasti, 2017). Kegiatan ngopi yang
dilakukan oleh pecinta kopi ini dinamakan dengan aktivitas “nongkrong”
(Pramita dan Pinasti, 2017). Dalam melakukan kegiatan “nongkrong” ini,
biasanya mereka yang ingin berkumpul terlebih dahulu mencari dan
menetapkan tempat yang nyaman dalam melakukan komunikasi dan
interaksi.
Aktivitas dan kebutuhan akan “nongkrong” ini semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya perkembangan peradaban manusia dan
pembangunan yang dipengaruhi oleh faktor budaya dan lingkungan.
Selain itu, perkembangan teknologi informasi juga mempengaruhi gaya
hidup dan budaya yang dimiliki sehingga budaya interaksi peradaban
manusia juga semakin meningkat ke arah yang lebih modern. Para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pengusaha memanfaatkan peluang tersebut untuk mulai mendirikan
bisnis minuman kopi dengan harga yang ditawarkan dapat dijangkau
semua kalangan dengan suasana yang nyaman. Bisnis minuman kopi ini
mengalami peningkatan di berbagai wilayah mulai dari Aceh, Makassar,
Medan, Bangka, termasuk kota-kota di Pulau Jawa seperti Jakarta,
Surabaya, Bandung, hingga Yogyakarta (Pramita dan Pinasti, 2017).
Yogakarta merupakan salah satu tujuan destinasi wisata karena kegiatan
pariwisata mengalami perkembangan yang pesat, selain itu Yogyakarta
dikenal dengan wisata budaya dan sejarahnya serta menjadi surga bagi
penikmat wisata kuliner dan belanja. (Pusporetno, 2014). Wisata kuliner
yang dimiliki Yogyakarta salah satunya minuman kopi yang disukai
hampir seluruh kalangan khususnya kalangan pelajar yang sedang
menuntut ilmu sehingga budaya “nongkrong” semakin berkembang.
Biasanya kalangan muda seperti mahasiswa mencari tempat yang paling
mudah untuk mendapatkan minuman kopi yaitu kafe atau warung kopi
dengan konsep yang sederhana hingga modern.
Perkembangan industri kafe ditandai dengan semakin
bertambahnya jumlah kafe yang dapat ditemui hampir di sepanjang
jalanan Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang menandakan bahwa usaha
ini sangat strategis untuk dikembangkan dan selalu berinovasi dari waktu
ke waktu. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada umumnya industri
kafe yang terdapat di Kabupaten Sleman ini menawarakan berbagai
fasilitas, mulai dari tempat, live music, harga yang terjangkau, stopkontak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang jumlahnya banyak, tv cable, dan yang lebih menarik lagi yaitu
layanan wi-fi gratis. Layanan wi-fi gratis ini lebih sering digunakan oleh
mahasiswa untuk melakukan aktivitas mereka untuk diskusi dan
mengerjakan tugas sambil menikmati secangkir kopi. Kebanyakan
aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu menikmati suasana
warung kopi, mengerjakan tugas, membaca buku, bercengkrama, rapat,
bermain kartu, dan bermain musik (Pramita dan Pinasti, 2017). Selain
mahasiswa, kalangan pekerja seperti para pebisnis atau pegawai kantor
menikmati secangkir kopi untuk mengadakan rapat, berhubungan dengan
relasi lain, atau menciptakan suasana baru di luar lingkungan
(Ompusunggu, 2011). Ngopi di kafe menciptakan beberapa komunitas
yang selalu berkumpul di warung kopi, dan komunitas ini selalu
berkembang. Komunitas lifestyle tersebut telah melahirkan sebuah
subkultur baru, yaitu komunitas warung kopi, seperti komunitas pemusik,
komunitas organisasi mahasiswa, dan komunitas pecinta klub sepakbola
(Ompusunggu, 2011).
Dalam mendirikan industri kafe, modal usahanya tidak terlalu
besar dan relatif mudah untuk dijalankan. Hal ini sebagai bukti bahwa
usaha kafe tergolong dalam usaha yang bergerak pada bidang UMKM.
UMKM sendiri memiliki peranan yang sangat penting terhadap sistem
perekonomian di Indonesia karena UMKM merupakan unit-unit usaha
yang lebih banyak jumlahnya dibandingkan usaha industri berskala besar
dan memiliki keunggulan dalam menyerap tenaga kerja lebih banyak dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
juga mampu mempercepat proses pemerataan sebagai bagian dari
pembangunan (Wihartanti, 2017). Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil
Data Badan Pusat Stastistik yang merilis bahwa jumlah UMKM tidak
berkurang pasca krisis ekonomi dunia tahun 1997-1998, justru
pertumbuhannya mengalami peningkatan secara terus-menerus, bahkan
mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun
2012. Pada tahun itu, jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak
56.539.560 unit. Dari jumlah tersebut, UMKM sebanyak 56.534.592 unit
atau sebesar 99,99%. Sisanya sekitar 0,01% atau sebesar 4.968 unit
adalah usaha berskala besar. (Suci, 2017).
Salah satu faktor penting yang diperhatikan industri kafe dalam
memasarkan produknya yaitu faktor penggunaan strategi penetapan harga
jual. Strategi penetapan harga jual yang digunakan sangat berpengaruh
terhadap keberlangsungan hidup (going concern) untuk tujuan jangka
panjang suatu perusahaan sehingga dalam melakukan perhitungan harga
jual terhadap suatu produk, harus benar. Jika terdapat kesalahan dalam
melakukan strategi penetapan harga jual maka suatu perusahaan akan
mengalami kerugian sehingga perusahaan tidak dapat menghasilkan laba.
Pada umumnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan hasil
untuk menilai keberhasilan kinerja dari seorang manajer dan dijadikan
sebagai tolak ukur dalam mengambil keputusan. Jika harga ditentukan
terlalu mahal, pelanggan akan enggan membeli produk perusahaan dan
akan berpindah ke perusahaan lain. Jika harga jual ditentukan terlalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
murah, maka biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak
akan tertutup (Krismiaji dan Anni, 2011: 325), hal tersebut juga berlaku
untuk industri kafe.
Selain itu, dalam menetapkan harga jual perlu dilihat kesesuaian
harga dengan harga milik pesaing, maka perusahaan diwajibkan agar
harga jual yang ditetapkan tidak terlalu jauh di bawah dan tidak terlalu
jauh di atas atau sama dengan harga pesaing. Begitu pula dengan industri
kafe, penetapan harga jual akan memiliki perbedaan antara yang satu
dengan yang lainya karena industri kafe memiliki persoalan dan masalah
yang berbeda-beda.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana strategi penetapan
harga jual minuman kopi pada industri kafe di Kabupaten Sleman,
Yogyakarta.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi penetapan harga jual
minuman kopi pada industri kafe di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kedepannya bagi:
1. Bagi Industri Kafe Kabupaten Sleman
Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan bahan masukan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pertimbangan yang bermanfaat bagi industri kafe di Kabupaten Sleman
khususnya mengenai strategi penetapan harga jual minuman kopi.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan
menulis, dan sebagai sarana dalam mengaplikasikan ilmu yang telah
diperoleh selama kuliah mengenai strategi penetapan harga jual produk.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
menjadi sumber referensi bagi penelitian selanjutnya tentang strategi
penetapan harga jual minuman kopi pada industri kafe yang berguna
dalam memajukan akademisi.
E. Sistematika Penelitian
Penulisan skripsi ini terdiri dari enam bab yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat
penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan berisi tentang teori-teori yang mendukung
rumusan masalah dan menjadi landasan dalam berpijak
dalam menjawab rumusan masalah yang ada.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, tempat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan
sampel, variabel penelitian dan pengukurannya, jenis dan
sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis
data yang digunakan.
BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang
berdirinya usaha kafe, letak industri kafe, jenis kopi dan
asal biji kopi yang dijual, daftar harga jual minuman kopi,
dan karakteristik responden yang diteliti.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas secara mendalam tentang data
yang diperoleh selama di lapangan untuk menjawab
rumusan masalah.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan
saran bagi perusahaan dan peneliti selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Harga jual
1. Pengertian Harga Jual
Kotler dan Amstrong (2012: 312) berpendapat bahwa harga
dalam arti sempit adalah sejumlah uang yang dibebankan terhadap
sebuah produk atau sebuah jasa. Secara luas, harga adalah jumlah dari
semua nilai yang dikorbankan pelanggan untuk memperoleh manfaat
dari barang maupun jasa yang digunakan atau dimiliki. Tjiptono
(2015: 289) berpendapat bahwa harga merupakan satu-satunya unsur
bauran pemasaran yang mendatangkan pemasukan atau pendapatan
bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi
dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).
Berdasarkan penjelasan di atas maka definisi harga adalah sejumlah
uang yang dikeluarkan dan dikorbankan dalam bentuk moneter
maupun non-moneter untuk mendapatkan sesuatu (berupa barang atau
jasa) bagi pihak yang membutuhkan.
Adapun harga jual produk menurut Adisaputro (2010: 209)
adalah salah satu elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan
revenue penjualan, sedangkan elemen lain dari bauran itu
menghasilkan biaya-biaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Tujuan Penetapan Harga Jual
Tjiptono (2015: 152-153) berpendapat bahwa terdapat lima tujuan
penetapan harga jual yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan Berorientasi pada Laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap
perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba
paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimalisasi
laba.
b. Tujuan Berorientasi pada Volume
Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang
menentapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada
volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume
pricing objectives. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat
mencapai target volume penjualan, nilai penjualan, atau pangsa
pasar.
c. Tujuan Berorientasi pada Citra
Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan
harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk
membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu
harga rendah dapat digunakan untuk membentuk nilai tertentu,
misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya
merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
d. Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga,
bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para
pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti
ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam
industri-industri tertentu yang produknya terstandardisasi. Tujuan
stabilisasi ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga
pemimpin industri.
e. Tujuan-tujuan Lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya
pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung
penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.
3. Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Menetapkan Harga
Jual
Tjiptono (2015: 294-297) berpendapat bahwa faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam menetapkan harga jual yaitu sebagai berikut:
a. Faktor Internal Perusahaan
1) Tujuan Pemasaran Perusahaan
Faktor utama yang harus diperhatikan perusahaan yaitu
tujuan pemasarannya yang berupa kemampuan bertahan
hidup, maksimisasi laba, mengatasi persaingan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
melaksanakan tanggung jawab sosial, dan mempertahankan
loyalitas.
2) Strategi Bauran Pemasaran
Harga yang ditetapkan harus dapat saling mendukung dengan
bauran pemasaran lainnya yaitu produk, distribusi, dan
promosi.
3) Biaya
Harga yang ditetapkan oleh suatu perusahaan minimal dapat
menutupi biaya yang dikeluarkan agar tidak terjadi kerugian
dengan memperhatikan rasio biaya tetap terhadap biaya
variabel, skala ekonomis yang tersedia bagi perusahaan, dan
struktur biaya dibandingkan pesaingnya.
4) Pertimbangan Organisasi
Manajemen perlu mempertimbangkan dan memutuskan
orang yang menangani dalam menetapkan harga pada produk
yang mereka hasilkan dengan caranya masing-masing.
b. Faktor Eksternal Perusahaan
1) Karakteristik Pasar dan Permintaan
Setiap perusahaan harus mampu mengenali sifat dari pasar
dan permintaan yang sedang dihadapinya terutama faktor
elastisitas permintaan yang mencerminkan sensitivitas
permintaan terhadap perubahan harga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2) Persaingan
Persaingan dalam industri sangat dipengaruhi oleh persaingan
industri yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok,
pelanggan, dan ancaman pendatang baru sehingga
membutuhkan informasi dalam menganalisis karakteristik
persaingan yang dihadapi antara lain jumlah perusahaan
dalam industri, ukuran relatif setiap anggota dalam industri,
diferensiasi produk, dan kemudahan untuk memasuki industri
bersangkutan.
3) Unsur-unsur Lingkungan Eksternal Lainnya
Perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor kondisi
ekonomi, kebijakan, dan peraturan pemerintah, dukungan dan
reaksi distributor terhadap harga, serta aspek sosial.
B. Strategi Penetapan Harga Jual
1. Pengertian Strategi Penetapan Harga Jual
Strategi memiliki pengertian yaitu rencana jangka panjang, diikuti
tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang
umumnya adalah “kemenangan”. Asal kata “strategi” turunan dari kata
dalam bahasa Yunani, strategos (Sedarmayanti, 2014:2). Implementasi
strategi merupakan realisasi dari strategi yang telah dipilih dan harus
dapat dilaksanakan secara konsisten (Abdurrahman, 2015:337).
Ingenbleek and Lans (2013) dalam Ingenbleek (2015) berpendapat
bahwa strategi adalah sarana yang digunakan oleh perusahaan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mencapai tujuan penetapan harganya di pasar. Tujuan dari strategi
harga jual yaitu untuk menutupi biaya yang dikeluarkan demi
keberlanjutan (Ingenbleek, 2015).
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian strategi penetapan harga jual yaitu rencana jangka panjang,
diikuti tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan penetapan harga
jual dipasar agar dapat memenangkan pasar yang dilakukan secara
konsisten dari waktu ke waktu.
2. Jenis Strategi Penetapan Harga Jual
Kotler dan Amstrong (2012: 313-344) berpendapat bahwa terdapat
strategi penetapan harga jual utama dan strategi penetapan harga jual
tambahan sebagai berikut:
a. Strategi Penetapan Harga Jual Utama
1) Strategi Harga Berdasarkan Biaya (Cost-Based Pricing)
Penetapan harga berdasarkan biaya ini didasarkan atas biaya
untuk produksi, distribusi, dan penjualan produk ditambah tingkat
pengembalian yang wajar atas usaha dan resiko. Biaya
perusahaan menjadi elemen yang penting dalam strategi harga
jual berdasarkan biaya ini. Strategi penetapan harga berbasis
biaya ini yaitu cost-plus pricing. Strategi Cost-Plus Pricing
merupakan strategi yang sangat sederhana dengan menambahkan
suatu mark-up standar pada biaya produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Strategi Harga Berdasarkan Persaingan (Competition-Based
Pricing)
Penetapan harga ini biasanya berdasarkan pada strategi pesaing,
biaya, harga, dan harga pasar serta memperhatikan penawaran
harga yang diberikan perusahaan yang dibandingkan dengan
penawaran harga pesaing. Jika konsumen merasa bahwa produk
atau layanan perusahaan memberikan nilai lebih besar,
perusahaan dapat membebankan harga yang lebih tinggi. Jika
konsumen merasa kurang memiliki nilai dibandingkan dengan
produk pesaing, perusahaan harus mengenakan harga yang lebih
rendah atau mengubah persepsi pelanggan untuk membenarkan
harga yang lebih tinggi.
b. Strategi Penetapan Harga Jual Tambahan
1) Strategi Penetapan Harga Produk Baru (New-Product Pricing
Strategies)
Strategi penetapan harga biasanya berubah ketika produk
melewati siklus hidupnya. Tahap perkenalan sangat menantang.
Perusahaan yang mengeluarkan produk baru menghadapi
tantangan untuk menetapkan harga untuk pertama kalinya.
Perusahaan dapat memilih antara dua strategi yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
a) Market-Skimming Pricing
Perusahaan menggunakan strategi ini jika menemukan produk
baru dengan cara menetapkan harga awal yang tinggi untuk
mendapatkan keuntungan dari pasar.
b) Market-Penetration Pricing
Perusahaan biasanya menggunakan strategi ini dengan
menetapkan harga awal yang rendah untuk melakukan
penetrasi pasar dengan cepat dan mendalam untuk menarik
pembeli dengan cepat dan memenangkan pangsa pasar yang
besar.
2) Strategi Penetapan Harga Bauran Produk (Product Mix Pricing
Strategies)
Strategi untuk menetapkan harga suatu produk sering berubah
ketika menjadi bagian dari bauran produk. Dalam hal ini
perusahaan menetapkan harga yang dapat memaksimalkan
keuntungannya pada total bauran produk. Penetapan harga sulit
karena beberapa produk berkaitan dengan permintaan dan biaya
terkait serta menghadapi berbagai tingkat persaingan. Penetapan
harga jual melalui strategi ini dibedakan menjadi:
a) Penetapan Harga Lini Produk (Product Line Pricing)
Dalam penetapan harga lini produk (Product Line Pricing),
manajemen harus memutuskan jenjang harga yang ditetapkan
antara berbagai produk dalam sebuah lini produk berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
perbedaan biaya antara produk, dan evaluasi pelanggan
terhadap berbagai fitur berbeda.
b) Penetapan Harga Paket Produk (Product Bundle Pricing)
Penetapan harga ini digunakan penjual dengana cara
menggabungkan beberapa produk mereka dan menawarkan
paket produk pada harga yang lebih murah. Pemaketan harga
dapat meingkatkan penjualan produk yang mungkin tidak akan
dibeli konsumen jika dijual terpisah tetapi harga gabungan
harus cukup rendah agar konsumen membeli paket tersebut.
3) Strategi Penyesuaian Harga (Price Adjustment Strategies)
Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka dengan
memperhitungkan berbagai perbedaan pelanggan dan perubahan
situasi. Strategi ini dibagi sebagai berikut:
a) Penetapan Harga Psikologis (Psychological Pricing)
Pendekatan penetapan harga yang mempertimbangkan
psikologi harga dan bukan hanya ke-ekonomisannya, misalnya
konsumen menganggap produk yang harganya lebih tinggi
memiliki kualitas yang lebih tinggi. Perbedaan kecil dalam
penetapan harga dapat menandakan perbedaan produk
contohnya harga suatu produk Rp29.999,99 sebagai harga
kisaran Rp30.000,00. Perbedaan harga hanya Rp1,00 tetapi
perbedaan psikologisnya jauh lebih besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b) Penetapan Harga Promosi (Promotional Pricing)
Melalui penetapan harga ini, perusahaan untuk sementara
menetapkan harga produk mereka dibawah harga resmi dan
kadang-kadang bahkan dibawah biaya yang menciptakan
gairah pembelian.
C. Industri Kafe
1. Definisi Kafe
Kata kafe (dalam arti kedai kopi) berasal dari bahasa Perancis,
Cafe, yang artinya juga kopi (Herlyana, 2012). Kafe yang semula selalu
di pinggir jalan dan sederhana, sekarang masuk ke dalam gedung hotel
berbintang atau mall, dengan berbagai nama. Salah satunya adalah
coffee shop yang sekarang praktis menjual makanan berat, tapi
melayani tamu yang memesan minuman dan makanan kecil (Herlyana,
2012). Coffee shop adalah tempat yang menyediakan berbagai jenis
kopi dan minuman tanpa alkohol lainnya dalam suasana santai, tempat
yang nyaman, dan dilengkapi dengan alunan musik, baik lewat pemutar
ataupun live music, menyediakan televisi dan bacaan berupa buku pada
umumnya, desain interior khas, pelayanan yang ramah, dan beberapa
diantaranya menyediakan koneksi internet nirkabel (Herlyana, 2012).
Selain itu, kafe memiliki ciri seperti tempat yang nyaman untuk
menikmati aneka makanan dan minuman yang didukung oleh suasana
nyaman untuk berkumpul dengan orang lain (Fauzi et al., 2017). Kedai
kopi merupakan sebuah tempat yang digunakan oleh masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Indonesia untuk berkumpul dan bersosialisasi bersama orang-orang
ataupun tempat untuk melepas lelah setelah seharian bekerja. Kedai
kopi umumnya berbentuk sebuah bangunan sederhana yang menjual
aneka makanan dan minuman yang secara khusus menawarkan sajian
kopi. Kedai kopi mulai beroperasi dari sore hari hingga tengah malam
dan biasanya ramai dikunjungi oleh orang-orang dewasa (Salendra,
2014).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kafe
merupakan tempat yang digunakan oleh kebanyakan orang terkhusus
pada golongan muda untuk berkumpul dan bersosialisasi bersama
orang-orang ataupun tempat untuk melepas lelah setelah melakukan
aktivitas masing-masing sambil menikmati makanan dan minuman
seperti kopi dan minuman tanpa alkohol lainnya yang dilengkapi
dengan fasilitas lainnya seperti live music, televisi dan bacaan,
pelayanan yang ramah, dan beberapa diantaranya menyediakan koneksi
internet nirkabel.
2. Definisi Industri Kafe
Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha
yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang
atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan
mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan
struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
usaha tersebut. (www.bps.go.id). LPPI dan BI (2015: 52), berpendapat
bahwa industri dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Industri kimia dasar seperti industri semen, obat-obatan, kertas, dan
pupuk.
b. Industri mesin dan logam dasar seperti industri pesawat terbang,
kendaraan bermotor dan tekstil.
c. Industri kecil seperti industri roti, makanan ringan, es, dan minyak
goreng curah.
d. Aneka industri seperti industri pakaian, makanan, dan minuman.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kafe
termasuk ke dalam kategori usaha industri yang melakukan kegiatan
ekonomi dan dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan dapat
menghasilkan produk berupa makanan dan minuman yang jika
diklasifikasikan maka tergolong aneka industri makanan dan
minuman.
3. Jenis Minuman Kopi di Industri Kafe
Market Intelligence Kopi – ITPC Osaka (2015), mengemukakan jenis
minuman kopi sebagai berikut:
Tabel 1 Jenis Minuman Kopi Menurut Market Intelligence Kopi –
ITPC Osaka 2015
No Jenis Minuman Kopi Penjelasan
1 Espresso
Merupakan kopi yang dibuat dengan
mengekstraksi biji kopi menggunakan
uap panas pada tekanan tinggi.
2 Latte (Coffee Latte)
Merupakan sejenis kopi espresso yang
ditambahkan susu dengan rasio antara
susu dan kopi 3:1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tabel 1 Jenis Minuman Kopi Menurut Market Intelligence Kopi –
ITPC Osaka 2015 (Lanjutan)
No Jenis Minuman Kopi Penjelasan
3 Cafe Au Lait Serupa dengan Caffee Latte tetapi
menggunakan campuran kopi hitam.
4 Caffe Macchiato
Merupakan kopi ekpresso yang
ditambahkan susu dengan rasio antara
kopi 4:1.
5 Cappuccino Merupakan kopi dengan penambahan
susu, krim dan serpihan cokelat.
6 Dry Cappuccino Merupakan cappuccino dengan sedikit
krim dan tanpa susu.
7 Frappe Merupakan espresso yang disajikan
dingin.
8 Kopi Instan Berasal dari biji kopi yang dikeringkan
dan digranulasi.
9 Kopi Irlandia (Irish
Coffee)
Merupakan kopi yang dicampur dengan
wiski.
10 Kopi Tubruk Kopi asli Indonesia yang dibuat dengan
memasak biji kopi bersama dengan gula.
11 Melya Sejenis kopi dengan penambahan bubuk
cokelat dan madu.
12 Kopi Moka Serupa dengan cappuccino dan latte
tetapi dengan penambahan sirup cokelat.
13 Oleng
Kopi khas Thailand yang dimasak
dengan jagung, kacang kedelai dan
wijen.
(Sumber: Market Intelligence Kopi – ITPC Osaka (2015)
D. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
1. Definisi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 tentang usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
Biro Pusat Statistik (BPS) Indonesia menggambarkan bahwa Perusahaan
atau Usaha Industri yaitu:
a. Perusahaan dengan tenaga kerja 1-4 orang digolongkan sebagai
industri kerajinan dan rumah tangga.
b. Perusahaan dengan tenaga kerja 5-19 orang sebagai industri kecil.
c. Perusahaan dengan tenaga kerja 20-99 orang sebagai industri sedang
atau menengah.
d. Perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang sebagai industri
besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Berdasarkan pengertian di atas maka ditarik kesimpulan bahwa UMKM
(Usaha Mikro Kecil Menengah) yaitu usaha yang memiliki jumlah modal
yang kecil dan jumlah tenaga kerja yang kecil dan terbatas.
2. Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Berikut ini akan dijelaskan mengenai kriteria Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) berdasarkan Aset dan Omset, yaitu:
Tabel 2 Kriteria UMKM Berdasarkan Aset dan Omset
Ukuran Usaha Kriteria
Aset Omset
Usaha Mikro Maksimal Rp50 juta Maksimal Rp300 juta
Usaha Kecil > Rp50 juta – Rp500
juta
> Rp300 juta – Rp2,5
miliar
Usaha
Menengah
> Rp500 juta – Rp10
miliar
> Rp2,5 miliar – Rp50
miliar
Sumber diolah: LPPI dan BI (2015)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus dimana kesimpulan
dari penelitian ini hanya berlaku pada lokasi dilakukannya penelitian.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Dengan model ini, peneliti melakukan penelitian langsung ke
industri kafe dengan menyelidiki strategi penetapan harga jual minuman
kopi. Hasil dari penelitian ini hanya berlaku untuk industri yang diteliti
sehingga tidak dapat digeneralisasikan untuk usaha sejenis lainnya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada industri kafe yang berada di Kabupaten
Sleman, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2018-Maret 2018
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, subjeknya adalah pemilik/owner atau manajer kafe
yang mengetahui tentang strategi penetapan harga jual minuman kopi
pada industri kafe Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Objek penelitian
Objek dalam penelitian adalah strategi penetapkan harga jual minuman
kopi pada industri kafe di Kabupaten Sleman.
D. Populasi Sasaran
Populasi sasaran dalam penelitian ini yaitu kafe yang berada di Kabupaten
Sleman, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Kafe yang masih aktif menjual minuman kopi
2. Kafe yang mengolah biji kopi menjadi minuman kopi atau memperoleh
bubuk kopi secara langsung dari pengelola kopi
3. Kafe yang memproduksi dan menjual minuman kopi dengan varian yang
berbeda-beda
4. Kafe yang tidak tergolong sebagai usaha “angkringan”
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Dalam penelitian ini variabel penelitian yaitu strategi penetapan harga
jual minuman kopi pada industri kafe di Kabupaten Sleman diukur dengan
menggunakan kuesioner yang diberikan kepada pemilik/owner atau manajer
kafe yang mengerti tentang strategi penetapan harga jual minuman kopi.
Strategi penetapan harga jual yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan Kotler dan Amstrong (2012) yaitu strategi penetapan harga jual
utama dan strategi penetapan harga jual tambahan. Dalam Kotler dan
Amstrong (2012) strategi penetapan harga jual utama terdiri dari tiga
strategi yaitu strategi penetapan harga jual berdasarkan nilai pelanggan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
strategi penetapan harga jual berdasarkan biaya dan strategi penetapan harga
jual berdasarkan persaingan. Namun, dalam penelitian ini strategi utama
yang digunakan yaitu strategi penetapan harga jual berdasarkan biaya dan
strategi penetapan harga jual berdasarkan persaingan karena strategi
penetapan harga jual berdasarkan nilai pelanggan, harga jual ditentukan
dengan cara:
1. Menilai kebutuhan dan persepsi nilai pelanggan
2. Menetapkan target harga untuk mencocokkan nilai persepsi pelanggan
3. Menetapkan biaya-biaya yang diperlukan
4. Mendesain produk yang diinginkan sesuai harga yang telah ditetapkan
Berdasarkan uraian di atas, tidak relevan jika menggunakan strategi
penetapan harga jual berdasarkan nilai pelanggan untuk minuman kopi
karena harga produk minuman kopi ditentukan dengan cara mendesain
produk terlebih dahulu lalu menetapkan harga jual minuman kopi. Untuk
strategi tambahan yang digunakan yaitu strategi penetapan harga jual
produk baru, strategi penetapan harga jual bauran produk, dan strategi
penyesuaian harga yang relevan dengan penelitian ini. Kuesioner terlampir
pada halaman 100. Di dalam kuesioner ini, terdapat dua alternatif jawaban,
yaitu “Ya” dan “Tidak”. Alternatif jawaban “Ya” menyatakan bahwa
perusahaan menggunakan strategi penetapan harga jual minuman kopi
sedangkan untuk alternatif jawaban “Tidak” menyatakan bahwa perusahaan
tidak menggunakan strategi penetapan harga jual minuman kopi yang
disebutkan di setiap pernyataan strategi penetapan harga jual. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mengenai jumlah jawaban “Ya” akan dihitung dengan menggunakan rumus
menurut Martono (2010:12-13) sebagai berikut:
∑ Jawaban Ya
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛x 100%
Hasil persentase dari perhitungan tersebut menunjukkan berapa persen
pernyataan yang ada di dalam kuesioner yang mengatakan strategi yang
digunakan industri kafe dalam menetapkan harga jual minuman kopi.
Setelah memperoleh jawaban “ya” maka hasil jawaban dalam bentuk
persentase tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok ranking
dengan urutan dari yang terendah sampai tertinggi yaitu sebagai berikut:
1. Ranking pertama berarti strategi penetapan harga jual yang paling banyak
digunakan oleh industri kafe dengan persentase 75% - 100%.
2. Ranking kedua berarti strategi penetapan harga jual yang cukup banyak
digunakan oleh industri kafe dengan persentase 50% - 74%.
3. Ranking ketiga berarti strategi penetapan harga jual yang kurang banyak
digunakan oleh industri kafe dengan persentase 25% - 49%.
4. Ranking keempat berarti strategi penetapan harga jual yang tidak banyak
digunakan oleh industri kafe dengan persentase 1% - 24%.
Untuk memperdalam dan memperjelas informasi yang didapat dari hasil
kuesioner mengenai strategi penetapan harga jual minuman kopi, juga
dilakukan wawancara kepada pemilik/owner atau manajer kafe. Daftar
pertanyaan wawancara mengenai strategi penetapan harga jual minuman
kopi terlampir di halaman 102.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
F. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang diolah dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data
yang dicari dalam penelitian ini adalah:
a. Data mengenai strategi penetapan harga jual minuman kopi
Data ini digunakan untuk mengetahui strategi yang dipilih dan
digunakan oleh setiap kafe yang diteliti dalam menetapkan harga jual
minuman kopi.
b. Company Profil
Company profile dibutuhkan untuk memberikan gambaran umum
mengenai kafe yang diteliti, serta mengenai objek penelitian.
c. Daftar Harga Jual Minuman Kopi
Daftar harga jual minuman kopi ini digunakan untuk memberikan
informasi mengenai rata-rata harga jual minuman kopi industri kafe di
Kabupaten Sleman.
d. Data Asal Biji Kopi
Data asal biji kopi ini digunakan untuk memberikan informasi
mengenai daerah asal dalam memperoleh biji kopi yang nantinya
berpengaruh terhadap strategi penetapan harga jual minuman kopi.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan
data sekunder. Data primer berasal dari hasil wawancara dengan
responden secara langsung, serta hasil kuesioner yang telah diisi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pemilik/owner atau manajer kafe. Data sekunder diperoleh dari dokumen
yang dibuat setiap kafe.
a. Data primer berupa:
1) Data mengenai asal biji kopi setiap kafe yang diteliti
2) Data mengenai strategi penetapan harga jual minuman kopi
b. Data sekunder berupa:
1) Data mengenai company profile
2) Data mengenai harga jual minuman kopi
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung
dengan narasumber yaitu pemilik/owner atau manajer kafe mengenai
strategi penetapan harga jual minuman kopi. Teknik wawancara
digunakan untuk mendapatkan data-data yang termasuk ke dalam data
primer, yaitu data mengenai asal biji kopi setiap kafe yang diteliti, dan
data mengenai strategi penetapan harga jual minuman kopi.
2. Kuesioner
Kuesioner dilakukan untuk menambah dan memperkuat data yang akan
dicari di dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah
pemilik/owner atau manajer kafe yang mengerti tentang strategi
penetapan harga jual minuman kopi. Kuesioner hanya diberikan kepada
pihak yang diwawancarai, sehingga hasil dari kuesioner maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
wawancara dapat saling melengkapi dan memperkuat data. Data yang
didapat adalah data mengenai strategi penetapan harga jual minuman
kopi pada industri kafe di Kabupaten Sleman.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data deskriptif kualitatif. Untuk menjawab rumusan masalah
bagaimana strategi penetapan harga jual minuman kopi pada industri kafe di
Kabupaten Sleman, langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. Mendeskripsikan dan membahas karakteristik responden.
2. Membahas strategi penetapan harga jual minuman kopi dengan cara:
a. Menghitung jumlah dan persentase (%) setiap alternatif strategi
penetapan harga jual yang dipilih oleh setiap responden.
b. Jumlah jawaban “Ya” untuk setiap strategi penetapan harga jual yang
dipilih responden diklasifikasikan menjadi empat kategori yaitu
kategori ranking pertama sampai dengan kategori ranking keempat.
c. Setiap kategori dibahas dengan dilengkapi hasil wawancara yang
berisi tentang alasan responden dalam memilih strategi penetapan
harga jual tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Latar Belakang Berdirinya Usaha Kafe
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik/owner atau
manajer kafe, beberapa hal yang melatarbelakangi pemilik/owner kafe
memilih mendirikan usaha kafe yaitu sebagai berikut:
1. Hobby
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan pemilik/owner
atau manajer kafe, kebanyakan mereka memberikan jawaban mengenai
latar belakang dalam mendirikan kafe karena hobby yang mereka miliki.
Hobby mereka pada umumnya senang melakukan aktivitas “nongkrong”
dengan teman-teman dan kerabat mereka seperti yang dilakukan oleh
pemilik Goeboex Coffee, Luk Coffee & Book, Bento Café_Nologaten,
Tickles Cafe & Resto, Kopi Nogo, Ringgit Extraordinary Cafe, Klinik
Kopi, Kopilog, Foolish Pleasure Cafe, Melcosh Cafe, Ragabatu Warung
Artisan, dan Kedai Katira Coffee and Food. Melalui hobby “nongkrong”
yang mereka miliki, mereka dapat menghasilkan keuntungan yang
mampu mengganti seluruh modal yang dikeluarkan untuk memulai usaha
kafe.
2. “Coba-coba”
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik/owner atau
manajer kafe, terdapat dua kafe yaitu Gendon Cafe dan Uppers Coffee
Brewer yang mendirikan usahanya hanya bermodalkan niat “coba-coba”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Awalnya pemilik Gendon Cafe yaitu suami Ibu Caecilia bekerja sebagai
seorang supir mobil tetapi seiring berjalannya waktu suami Ibu Caecilia
membuka usaha untuk video syuting dan memiliki ruangan studio. Bu
Caecilia memiliki ide untuk memulai usaha lainnya dengan
memanfaatkan lahan rumahnya, dan akhirnya beliau memutuskan untuk
mendirikan kafe dengan modal “coba-coba” setelah mendapat
persetujuan dari suaminya. Kafe yang dimiliki Ibu Caecilia dan
suaminya, menyediakan berbagai produk makanan dan minuman. Hal
yang sama juga dilakukan oleh Mas Sangga pemilik Uppers Coffee
Brewer yang awalnya memiliki usaha dibidang konstruksi tetapi beliau
ingin membuka usaha lainnya dengan memanfaatkan lahan yang kosong
agar lahan tersebut lebih bermanfaat. Kemudian Mas Sangga mendirikan
kafe dengan niat “coba-coba” yang tidak membutuhkan modal yang
besar.
3. Peluang Usaha yang Menjanjikan
Berbeda dengan pemilik/owner atau manajer dari Arua Coffee,
Kupiku Coffee, Bjong Ngopi, Bardiman Cafe, Luwak Coffee Jogjabika,
Kopine Mbah Doekoeh, Cafe Kopi WedanganKoe, Red Seeds Coffee,
Awan Mbengi Coffe & Sisha Stall, dan Kafe Kayu Manis, mereka
memulai usaha kafe karena mereka melihat peluang usaha yang sangat
menjanjikan. Bagi Arua Coffee sendiri memulai usaha kafe karena
merupakan usaha yang fast moving lalu melihat peluang usahanya sangat
menjanjikan. Kupiku Coffee sendiri mendirikan bisnis kafe karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pasarnya luas dan menjanjikan, hal ini sama dengan Kafe Kayu Manis
yang memanfaatkan lokasi kafe yang dekat dengan salah satu kampus di
Yogyakarta. Kafe yang didirikan pemilik Kafe Kayu Manis kebanyakan
mahasiswa yang melakukan banyak aktivitas seperti “nongkrong” dengan
teman-teman, mengerjakan tugas, dan kebetulan pada saat itu kafe belum
terlalu ramai sehingga menjadi latar belakang beliau berbisnis di bidang
kuliner dengan mendirikan kafe.
B. Lokasi Industri Kafe
Adanya keterbatasan waktu, biaya, dan tempat penelitian maka tidak
semua kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman dijadikan sebagai tempat
penelitian, tetapi hanya beberapa kecamatan yaitu kecamatan Depok,
Godean, Kalasan, Minggir, Mlati, Ngaglik, Ngemplak, Pakem, dan
Kecamatan Prambanan. Pemilihan kecamatan dalam penelitian ini dengan
kriteria-ktiteria sebagai berikut:
Hasil pencarian kafe di daerah Kabupaten Sleman 47
Kriteria:
Kafe yang tidak aktif menjual minuman kopi (8)
Kafe yang tidak mengolah biji kopi menjadi minuman kopi atau
memperoleh bubuk kopi secara langsung dari pengelola kopi (4)
Kafe yang tidak memproduksi dan menjual minuman kopi dengan
varian yang berbeda-beda (3)
Kafe yang tergolong sebagai usaha “angkringan” (7)
Total kafe dalam penelitian ini 25
Dari 25 kafe yang memenuhi kriteria menjadi populasi sasaran dalam
penelitian ini hanya 24 data kafe yang akan diolah dan dianalisis karena 1
kafe tidak mengisi kuesioner dengan benar. 1 Responden tersebut mengisi
dua alternatif jawaban “ya” dan “tidak” pada kuesioner mengenai strategi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
penetapan harga jual sehingga data tersebut tidak dapat diolah dan
dianalisis.
C. Jenis Kopi dan Asal Biji Kopi yang Dijual
1. Jenis Kopi yang Dijual
Jenis kopi pada industri kafe di Kabupaten Sleman hanya terdapat empat
macam saja yaitu:
a. Kopi Arabika
Jenis kopi ini biasanya memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan
dengan biji kopi robusta dan biasanya biji kopi ini berukuran kecil dan
memiliki warna hijau atau merah gelap.
b. Kopi Robusta
Jenis kopi ini memiliki rasa yang berbanding jauh dengan biji kopi
arabika, rasanya lebih asam, lebih pahit, dan memiliki banyak kafein
dari biji kopi arabika.
c. Jenis Kopi Luwak
Kopi Luwak ini merupakan jenis atau bagian dari kopi jenis Arabika
yang diperoleh langsung dari kotoran hewan Luwak. Hewan Luwak
tersebut tidak dapat mencerna biji jenis Arabika yang telah dimakan
maka lama-kelamaan bijinya yang tidak dapat dicerna itu mengalami
fermentasi yang dibuat oleh bakteri yang ada didalam perut hewan
Luwak tersebut. Hasil dari fermentasi inilah yang memberikan rasa
yang unik atau berbeda dari jenis kopi lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
d. Jenis Kopi Campuran
Beberapa biji kopi dicampur untuk menghasilkan cita rasa yang
berbeda dan unik dengan memperhatikan takaran bahan bakunya dan
proses pembuatannya, biasanya proses seperti ini dinamakan blend.
Bisanya pencampuran ini dilakukan beberapa kafe di Kabupaten
Sleman sesuai dengan bahan dan jenis kopinya masing-masing
sehingga berbeda antara yang satu dengan yang lainnya tapi tidak
menutup kemungkinan akan sama.
2. Asal Biji Kopi yang Dijual
Setiap kafe menggunakan atau memperoleh biji kopi yang berbeda-
beda satu dengan yang lainnya dan tidak menutup kemungkinan memiliki
kesamaan, hal ini disesuaikan dengan kemampuan dan kualitas yang
diberikan oleh setiap kafe bahkan untuk memberikan kualitas rasa yang
berbeda dan unik beberapa kafe juga berusaha untuk mendapatkan biji
kopi bukan hanya dari Indonesia saja melainkan dari luar negeri. Berikut
ini disajikan data tentang asal biji kopi yang dijual industri kafe
Kabupaten Sleman:
Tabel 3 Asal Biji kopi yang Dijual Industri Kafe Kabupaten Sleman
No Nama Kafe Asal Biji Kopi
1. Goeboex Coffee
a. Sumatera : Aceh Gayo, Gayo
Peabery, Gayo Longberry, Gayo
Natural, Atulintang, Mandheling,
Minang Solok, Dolok dan Sanggul
b. Jawa : Malabar, Java Raung,
Sunda Aromanis, Java Preanger, Java
Arjuna, Temanggung, dan Sunda
Puntang
c. Sulawesi : Toraja Pulu-Pulu, Toraja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 3 Asal Biji kopi yang Dijual Industri Kafe Kabupaten Sleman
(Lanjutan)
No Nama Kafe Asal Biji Kopi
Sapan, Toraja Yale, dan Enrekang
d. Indonesia Timur: Bali Kintamani,
Flores Bajawa, Flores Manggarai,
Papua Wamena, Papua Paniai, dan
Papua Pogapa
2. Luk Coffee &
Book
a. Sumatera : Dolok Sanggul,
Sidikalang, Aceh Gayo, Sirisirisi, Pantan
b. Jawa : Sunda Gulali, Garut,
Ciwidey, Temanggung, Bunisora
c. Bali : Bali Kentamani
d. Sulawesi : Toraja
e. Papua : Wamena, Bone
3. Arua Coffee
a. Sumatera : Dolok Sanggul, Batak
Bolon, Gayo, Sumatera Pea Berry
b. Sulawesi : Toraja
c. Jawa : Temanggung Sumbing,
Weninggalih, Dewi Rengganis, Garut
Natural, Java Mt. Malabar
d. Bali : Bali Belantih
e. Dari luar : Ethiopia Sidano, Kenya,
Panama, Brazil, Costarika, Afrika
4. Kupiku Coffee
a. Jawa :Temanggung, Sunda Giri
Mekar, Sunda Gulali
b. Sumatera : Mandhailing, Gayo
c. Bali : Bali Kentamani
d. Sulawesi : Mata Wae Enrekang
e. Ethiopia : Yirgacheffe
f. Amerika Tengah: Nicuragua
g. Papua : Wamena, Yellow Catura
5. Bjong Ngopi Dari daerah Jawa saja yaitu Siduarjo dan
Gresik
6. Bardiman Café
a. Sumatera : Atjeh Barat, Sidikalang,
Dolok Sanggul, Kerinci, Gayo,
Lampung, Sanger, Bengkulu
b. Jawa : Jawa Dampit, Bowongso,
Merapi, Ciwidey, Bondowoso, Menoreh,
Merapi, Temanggung
c. Bali : Kintamani
d. Lombok : Sembalu
e. Sulawesi : Toraja
f. Papua : Wamena
g. Flores : Manggarai, Bajawa, Tepal
Sumbawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 3 Asal Biji kopi yang Dijual Industri Kafe Kabupaten Sleman
(Lanjutan)
No Nama Kafe Asal Biji Kopi
7. Bento Cafe_
Nologaten
Sumatera saja seperti kopi Lampung,
Gayo, dan Mandheiling
8. Tickles Cafe &
Resto -
9. Kopi Nogo
a. Sumatera : Mandailing dan Gayo
b. Jawa : Menoreh dan Temanggung
c. Sulawesi : Toraja
10. Luwak Coffee
Jogjabika
Khususnya dari Jawa saja seperti Menoreh,
Temanggung, Merapi, dan Luwak
11. Ringgit
Extraordinary Café
Fokus dari Jawa Tengah saja yaitu biji
kopi dari Menoreh
12. Gendon Cafe
a. Sumatera : Gayo, Bengkulu, dan
Lampung
b. Jawa : Menoreh dan Sunda Gulali
c. Sulawesi : Toraja
d. Papua : Manggarai dan Bali Honey
13. Uppers Coffee
Brewer
a. Sumatera : Buanggele-Gayo,
Benermerich, Mandhaeling, Kaba
Bengkulu
b. Jawa : Ciwidey, Sindoro, Kayu
Mas Ijen, Malabar
c. Sulawesi : Bone-Bone, Mata Wae
Enrekang
d. Bali : Bali Kintamani
e. Papua : Yahu Kimo
14. Kopine Mbah
Doekoeh
Masih fokus terhadap biji kopi yang
berasal dari Wonosari
15. Cafe Kopi
WedanganKoe
a. Sumatera : Blue Bianca, Gayo Wine,
Gayo
b. Jawa : Sunda Gulali, Ciwiday,
Temanggung, Ijen Bondowoso, Java
Robusta, Kopi Lanang, Palasari,
c. Sulawesi : Mamasa
16. Red Seeds Coffee
a. Sumatera : Lampung, Liberika
Bengkulu, Gayo Natural, Simalungun,
Hayo Pantan Musara
b. Jawa : Sunda Gunung Halo,
Temanggung, Merapi, Bajawa
c. Sulawesi : Toraja Kalosi, Toraja
Sapan
d. Bali : Bali Kintamani, Bali Ulian
e. Papua : Papua Baliem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 3 Asal Biji kopi yang Dijual Industri Kafe Kabupaten Sleman
(Lanjutan)
No Nama Kafe Asal Biji Kopi
f. Flores : Bajawa
g. Afrika : Uganda
17. Klinik Kopi
a. Sumatera : Batak Tolu, Nagari Lasi,
Gayo Honey Takengon, Sago Situjuah,
Solok, Sari Manis, Parsaulian, Huta
Batak
b. Jawa : Bu Nur, Senggani, Pacet,
Ciwidey, Temanggung, Malang, Bajawa,
Sunda Geisha
c. Papua : Yellow Catura, Baliem
d. Bali : Desa Buahan Kintamani
e. Flores : Red Bourbon
18. Kopilog
a. Sumatera : Karo, Gayo, Lampung
b. Kalimantan : Pontianak
c. Jawa : Gunung Halu, Sindoro
19.
Awan Mbengi
Coffe & Sisha
Stall
a. Sumatera : Gayo, Lampung
b. Jawa :Wonsobo, Temanggung,
Menoreh
20. Kafe Kayu Manis Dari Sumatera seperti Aceh Gayo dan
Palembang
21. Foolish Pleasure
Café
a. Sumatera : Kopi Kerinci (Kayu Aro),
Onan Ganjang, Aceh Gayo, Gayo Wine,
Gayo Typica, Gayo Pantan Musara
b. Jawa : Palasari Girisenang,
Ciwidey, Pulu-pulu, Temanggung,
Malabar, Kwadungan
c. Sulawesi : Latimojo, Toraja Sapan,
Bone Kalosi
d. Bali : Bali Kentamani, Bali
Honey, Bali Panglipuran, Bali Pupuan
e. Papua : Papua Wamena
f. Flores : Flores Red Bourbon
g. Ethiopia : Girgacheffe Konga
h. Kenya
i. Jerman : Guatemala Huemugtena
j. Colombia
22. Melcosh Café
a. Sumatera : Gayo, Excelsa pagaralam,
Sipirok Tapanuli Selatan, Gayo
Blanggele, Mandheling
b. Bali : Bali Kintamani
c. Jawa : Temanggung, Bedono Bukit
Ungaran, Merapi Turgo Arabica, Monk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3 Asal Biji kopi yang Dijual Industri Kafe Kabupaten Sleman
(Lanjutan)
No Nama Kafe Asal Biji Kopi
Rawaseneng Temanggung, Malabar
Jabar, Gambung
d. Papua : Papua Bomomani,
Wamena, pulau bintang papua
e. Timor Leste : Timor Leste Dili
Distrik Ermera
f. Sulawesi : Toraja Bittoang
g. Nusa Tenggara timur: Flores Bajawa,
Yellow Catura, Flores Bajawa, Flores
Manggarai.
23. Ragabatu Warung
Artisan
Biji kopinya berasal dari empat gunung di
Jawa Tengah yaitu Gunung Lawu berarti
kopi Lawu, Gunung Merapi berarti kopi
Merapi, Perbukitan Menoreh berarti kopi
Moka Menoreh, dari Gunung Sindoro
24. Kedai Katira
Coffee and Food
a. Aceh yaitu Gayo
b. Bali yaitu Bali Kintamani
c. Sulawesi yaitu Toraja
d. Jawa yaitu Bajawa, dan Kopi Lanang
Sumber: data primer 2018
Berdasarkan tabel 3 di atas dijelaskan bahwa biji kopi yang
diperoleh industri kafe Kabupaten Sleman berasal dari berbagai daerah
yang ada di Indonesia, hanya beberapa saja yang membeli biji kopi dari
luar negeri seperti Arua Coffee, Kupiku Coffee, Uppers Coffee Brewer,
Red Seeds Coffee, dan Foolish Pleasure Cafe. Namun ada satu kafe yaitu
Tickles Cafe & Resto yang sama sekali tidak ingin menyebutkan asal
pembelian biji kopinya karena menurut Manajer Kafe ini, hal tersebut
merupakan rahasia dari Perusahaan dan tidak dapat di beritahukan
kepada pihak luar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
D. Daftar Harga Jual Minuman Kopi
Harga jual minuman kopi di setiap kafe berbeda-beda antara kafe yang
satu dengan yang lainnya dan disesuaikan dengan varian yang dimiliki
setiap kafe. Setiap kafe di Kabupaten Sleman memiliki varian yang berbeda-
beda, disesuaikan dengan kemampuan sumber daya manusia dalam
memberikan kualitas dan varian rasa pada minuman kopi. Untuk daftar
harga jual minuman kopi setiap kafe dijelaskan lebih lengkap di lampiran,
halaman 86. Dalam tabel 4 di bawah menjelaskan secara rinci mengenai
penghitungan rata-rata harga jual minuman kopi yang diperoleh dengan
menghitung total harga jual minuman kopi setiap kafe dan menghitung
jumlah seluruh minuman kopi yang dijual di setiap kafe. Kemudian
menghitung rata-rata harga jual minuman kopi dengan cara membagi total
harga jual minuman kopi dengan jumlah minuman kopi setiap kafe. Setelah
memperoleh rata-rata harga jual minuman kopi setiap kafe, langkah
selanjutnya mengurutkan rata-rata harga jual minuman kopi tersebut dari
yang tertinggi ke terendah.
Berdasarkan tabel 4 di bawah, digambarkan bahwa harga jual
minuman kopi dari 24 responden yang memiliki harga yang paling tinggi
yaitu Goeboex Coffee dengan harga jual rata-rata Rp32.211,00, sedangkan
harga yang paling rendah yaitu Kafe Kayu Manis dengan harga jual rata-rata
Rp7.000,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 4 Penghitungan Rata-Rata Harga Jual Minuman Kopi pada
Industri Kafe Kabupaten Sleman yang Diurutkan dari Tertinggi ke
Terendah
No Nama Kafe
Total Harga
Jual
Minuman
Kopi (Rp)
(a)
Jumlah
Minuman
Kopi
(b)
Urutan
Rata-Rata
Harga Jual
Minuman
Kopi (Rp)
(a) : (b)
1 Goeboex Coffee 1.224.000 38 32.211
2 Klinik Kopi - - 25.000
3 Arua Coffee 570.000 24 23.750
4 Melcosh Café 801.000 34 23.559
5 Uppers Coffee Brewer 1.256.000 54 23.259
6 Luk Coffee & Book 642.000 28 22.929
7 Tickles Cafe & Resto 522.000 24 21.750
8 Foolish Pleasure Café 317.000 18 17.611
9 Red Seeds Coffee 487.000 28 17.393
10 Kupiku Coffee 168.000 11 15.273
11 Cafe Kopi WedanganKoe 634.000 43 14.744
12 Kopilog 239.500 17 14.088
13 Luwak Coffee Jogjabika 134.000 10 13.400
14 Kedai Katira Coffee and
Food 324.000 24 12.960
15 Bardiman Café 223.000 18 12.389
16 Ragabatu Warung Artisan 35.000 3 11.667
17 Awan Mbengi Coffe &
Sisha Stall 107.000 10 10.700
18 Gendon Cafe 203.000 19 10.684
19 Kopi Nogo 128.000 12 10.667
20 Ringgit Extraordinary
Café 76.000 8 9.500
21 Bjong Ngopi 55.000 6 9.167
22 Bento Cafe_ Nologaten 84.000 10 8.400
23 Kopine Mbah Doekoeh 36.500 5 7.300
24 Kafe Kayu Manis 70.000 10 7.000
Sumber: data diolah 2018
Harga jual minuman kopi lebih murah di Kafe Kayu Manis karena hampir
semua konsumen atau penikmat minuman kopi yaitu mahasiswa dan tempat
usaha Ibu Ita bersebelahan dengan salah satu universitas di daerah Gamping
sehingga beliau tidak ingin memberikan harga yang mahal bagi mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
karena kalau harga jual minuman kopi ditetapkan terlalu mahal maka
konsumen tidak lagi membeli minuman kopi di tempat Bu Ita.Terdapat satu
kafe yang sama sekali tidak membedakan harga jual untuk setiap varian
minuman kopi yang dijual yaitu Klinik Kopi. Pemilik Klinik Kopi, Mas
Pepeng menetapkan harga jual yang sama untuk semua varian minuman
kopi yaitu sebesar Rp25.000,00. Berikut ini tabel penghitungan rata-rata
harga jual minuman kopi yang telah diurutkan dari tertinggi ke
terendah:Dari data tabel 4 di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata harga
jual minuman kopi pada 24 responden di Kabupaten Sleman memiliki range
mulai dari Rp7.000,00 - Rp32.211,00.
E. Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pemilik/owner atau manajer kafe
yang mengetahui tentang strategi penetapan harga jual minuman kopi.
Berikut ini akan disajikan data responden secara ringkas mengenai nama
kafe, alamat kafe, dan jabatan pemilik/owner atau manajer kafe, sedangkan
untuk data lengkap mengenai profil responden dapat dilihat di lampiran
halaman 104:
Tabel 5 Nama Kafe, Alamat, dan Jabatan Responden
No Nama Kafe Alamat Jabatan
1 Goeboex Coffee
Jl. Perumnas No.158,
Caturtunggal, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55281
Manajer
2 Luk Coffee & Book
Jl. Pringwulung,
Condongcatur, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 57283
Manajer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 5 Nama Kafe, Alamat, dan Jabatan Responden (Lanjutan)
No Nama Kafe Alamat Jabatan
3 Arua Coffee
34, Jl. Cempaka,
Caturtunggal, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55281
Pemilik
4 Kupiku Coffee
Jl. Anggajaya 1,
Condongcatur, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55281
Pemilik
5 Bjong Ngopi
Jl. Nologaten, Caturtunggal,
Kec. Depok, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55281
Pemilik
6 Bardiman Cafe
Condongcatur, Depok Sub-
District, Sleman Regency,
Special Region of
Yogyakarta 55281
Manajer
7 Bento Cafe_Nologaten
Jalan Nologaten, RT.04 /
RW.01, Caturtunggal, Kec.
Depok, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa
Yogyakarta 55281
Pemilik
8 Tickles Cafe & Resto
Jalan Kenari No. 4, Depok,
Caturtunggal, Sleman,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55281
Manajer
9 Kopi Nogo
Jl. Km 4, Banyuraden,
Godean, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa
Yogyakarta 55293
Manajer
10 Luwak Coffee
Jogjabika
Jl. karangmojo,
Tamanmartani, Kalasan,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55571
Pemilik
11 Ringgit Extraordinary
Cafe
Sembuhan, Sendangmulyo,
Minggir, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55562
Pemilik
12 Gendon Cafe
Jalan Godean Km 18,
Sembuhan, Sendangmulyo,
Minggir, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55562
Pemilik
13 Uppers Coffee Brewer Jl. Monjali No.78, Sinduadi,
Mlati, Kabupaten Sleman, Pemilik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 5 Nama Kafe, Alamat, dan Jabatan Responden (Lanjutan)
No Nama Kafe Alamat Jabatan
Daerah Istimewa
Yogyakarta 55284
14 Kopine Mbah Doekoeh
Sinduadi, Mlati, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55284
Manajer
15 Cafe Kopi
WedanganKoe
Jl. Gandhok Tambakan,
Sinduharjo, Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55581
Manajer
16 Red Seeds Coffee
Jalan Damai No.9, Dayu,
Sinduharjo, Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55581
Pemilik
17 Klinik Kopi
Jl. Kaliurang KM. 7.8, Gang
Bima, Sinduharjo, Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55581
Pemilik
18 Kopilog
Jl. Damai No.36, Sariharjo,
Ngaglik, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55581
Manajer
19 Awan Mbengi Coffe &
Sisha Stall
Jl. Kaliurang KM.9,
Sardonoharjo, Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55581
Manajer
20 Kafe Kayu Manis
Jl. Kaliurang,
Umbulmartani, Ngemplak,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55584
Pemilik
21 Foolish Pleasure Cafe
Jl. Utara Stadion,
Wedomartani, Ngemplak,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55584
Pemilik
22 Melcosh Cafe
Jl. Kaliurang KM. 23,
Dusun Banteng, Kel.
Hargobinangun, Kec.
Pakem, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa
Yogyakarta 55582
Pemilik
23 Ragabatu Warung
Artisan
Sambirejo,Sambirejo,
Prambanan, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55572
Pemilik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 5 Nama Kafe, Alamat, dan Jabatan Responden (Lanjutan)
No Nama Kafe Alamat Jabatan
24 Kedai Katira Coffee
and Food
Jl. Wates Km. 3,5, Jl. Sri
Rahayu No. 70, Pelemgurih,
Banyuraden, Gamping,
Daerah Istimewa
Yogyakarta 55293
Pemilik
Sumber: data primer 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Berikut ini akan dibahas dan dianalisis mengenai karakteristik
responden penelitian di Kabupaten Sleman secara rinci berdasarkan
beberapa kategori yaitu usia responden, jenis kelamin responden, jenjang
pendidikan terakhir responden, lama berdirinya usaha responden, dan
penjualan bruto per tahun sebagai berikut:
1. Kriteria berdasarkan Usia Responden
Berikut ini deskripsi secara rinci mengenai rentang usia responden, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 6 Karakteristik Berdasarkan Usia Responden
Rentang Usia Jumlah Persentase (%)
20-29 tahun 11 45,83
30-39 tahun 7 29,17
40-49 tahun 3 12,5
50-59 tahun 3 12,5
Total 24 100
Sumber: data diolah 2018
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa usia responden yang
paling banyak berada di usia rentang 20-29 tahun.
2. Kriteria berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Tabel 7 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Perempuan 6 25
Laki-laki 18 75
Jumlah 24 100
Sumber: data diolah 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel di atas mendeskripsikan secara rinci mengenai jenis kelamin
responden dan dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin laki-laki yang
memiliki jumlah yang paling banyak daripada jenis kelamin perempuan.
3. Kriteria berdasarkan Jenjang Pendidikan terakhir Responden
Berikut ini deskripsi secara rinci mengenai jenjang pendidikan terakhir
responden, yaitu sebagai berikut:
Tabel 8 Karakteristik berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir
Responden
Jenjang Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)
SMP/SLTP 1 4,16
SMA/SLTA 3 12,5
D3 4 16,67
S1 10 41,67
S2 6 25
Total 24 100
Sumber: data diolah 2018
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa jenjang pendidikan
terakhir responden yang paling banyak berada di jenjang pendidikan
terakhir S1.
4. Kriteria berdasarkan Tahun Berdirinya Usaha Responden
Berikut ini deskripsi secara rinci mengenai tahun berdirinya usaha kafe,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 9 Karakteristik Berdasarkan Tahun Berdirinya Usaha
Responden
Tahun Berdiri Jumlah Persentase (%)
2004-2008 2 8,33
2009-2013 7 29,17
2014-2018 15 62,5
Total 24 100
Sumber: data diolah 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa tahun berdiri usaha
kafe terbanyak berada di antara tahun 2014-2018 sebanyak 15 kafe.
5. Kriteria berdasarkan Penjualan Bruto per Tahun
Di bawah ini deskripsisecara rinci mengenai penjualan bruto per tahun,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 10 Karakteristik berdasarkan Penjualan Bruto per Tahun
Penjualan Bruto per Tahun Jumlah Persentase (%)
Mikro: Maks 300 juta 13 54,16
Kecil>300juta-2,5M 10 41,67
Menengah>2,5M-50M 1 4,17
Total 24 100
Sumber: data diolah 2018
Berdasarkan tabel 10 di atas dapat disimpulkan bahwa penjualan bruto
per tahun maksimal Rp300.000.000,00 yang tergolong sebagai usaha
mikro.
B. Strategi Penetapan Harga Jual Minuman Kopi
Dalam penelitian ini, peneliti hendak melihat strategi penetapan harga
jual minuman kopi yang digunakan industri kafe yang berada di Kabupaten
Sleman. Strategi penetapan harga jual yang digunakan mengacu pada
strategi penetapan harga jual menurut Kotler dan Amstrong (2012:313-344)
yang dinyatakan dalam kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, strategi penetapan harga jual minuman kopi yang diterapkan
setiap kafe berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya akan tetapi
tidak menutup kemungkinan memiliki strategi penetapan harga jual yang
sama. Pemilihan strategi penetapan harga jual pada minuman kopi disetiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kafe disesuaikan dengan kebutuhan kafe tersebut. Untuk memperjelas
strategi penetapan harga jual yang digunakan setiap kafe di Kabupaten
Sleman dapat dilihat dari hasil analisis dan pembahasan kuesioner yang
telah diisi oleh pemilik/owner atau manajer kafe, sebagai berikut:
Tabel 11 Hasil Kuesioner yang Diisi Responden Mengenai Strategi
Penetapan Harga Jual Minuman Kopi Menurut Kotler dan Amstrong
(2012)
No Strategi Penetapan Harga Jual
menurut Kotler & Amstrong (2012)
Hasil Jawaban Pemilik/owner
atau Manajer Kafe
Jumlah Jawaban
“Ya”
Persentase
(%)
1.
Strategi Penetapan Harga Jual
berdasarkan Biaya
Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual dengan
menambah sejumlah
laba/mark-up
24 100
2.
Strategi Penetapan Harga Jual
berdasarkan Persaingan
Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual dengan
memperhatikan harga produk
milik pesaing
14 58,33
3.
Strategi Penetapan Harga Produk
Baru
a. Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual awal
yang tinggi
1 4,17
b. Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual awal
yang rendah
7 29,17
4.
Strategi Penetapan Harga Bauran
Produk
a. Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual yang
berbeda-beda pada minuman
kopi yang memiliki varian
yang berbeda.
23 95,83
b. Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual dengan
paketan/bundle
10 41,67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Lanjutan Tabel 11 Hasil Kuesioner yang Diisi Responden Mengenai
Strategi Penetapan Harga Jual Minuman Kopi Menurut Kotler dan
Amstrong (2012)
No Strategi Penetapan Harga Jual
menurut Kotler & Amstrong (2012)
Hasil Jawaban Pemilik/owner
atau Manajer Kafe
Jumlah Jawaban
“Ya”
Persentase
(%)
5.
Strategi Penyesuaian Harga
a. Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual dengan
harga yang ganjil.
1 4,17
b. Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual yang
tinggi terhadap produk yang
bersifat prestige
12 50
c. Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual promo 7 29,17
Sumber: data diolah 2018
Hasil kuesioner di atas dihitung dengan menggunakan rumus Martono
(2010: 12-13) sebagai berikut:
∑ Jawaban Ya
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛x 100%
Setelah menghitung persentase kuesioner di atas maka langkah selanjutnya
yang dilakukan yaitu melakukan perankingan mulai dari yang terbesar ke
yang terkecil. Perankingannya di bagi menjadi empat ranking dimulai dari
ranking pertama sampai dengan ranking keempat. Dalam setiap ranking
akan dijelaskan nilai persentase dalam memilih strategi penetapan harga jual
minuman kopi yang didukung dengan hasil wawancara. Berikut ini
pembahasannya:
1. Ranking Pertama Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual
Ranking pertama ini memiliki persentase 75%-100% yang memiliki arti
bahwa strategi penetapan harga jual yang paling banyak digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
industri kafe. Berikut ini tabel hasil kuesioner yang termasuk ke dalam
ranking pertama:
Tabel 12 Ranking Pertama Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual
Minuman Kopi
No
Strategi Penetapan Harga Jual
Menurut Kotler & Amstrong
(2012)
Hasil Jawaban Pemilik/owner
atau Manajer Kafe
Jumlah Jawaban
“Ya”
Persentase
(%)
1
Strategi Penetapan Harga Jual
berdasarkan Biaya
Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual
dengan menambah
sejumlah laba/mark-up
24 100
2
Strategi Penetapan Harga
Bauran Produk
a. Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual yang
berbeda-beda pada
minuman kopi yang
memiliki varian yang
berbeda.
23 95,83
Sumber: data diolah 2018
Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa terdapat dua nilai persentase
hasil jawaban pemilik/owner atau manajer kafe yaitu dengan nilai
persentase 100% dan 95,83%. Nilai persentase tersebut akan dijelaskan
satu per satu dan didukung dengan hasil wawancara mengenai
penggunaan strategi penetapan harga jual minuman kopi, sebagai berikut:
a. Nilai persentase 100%
Hasil analisis tabel 12 di atas menjelaskan bahwa semua
pemilik/owner atau manajer kafe di Kabupaten Sleman yang dijadikan
sebagai tempat penelitian menggunakan strategi penetapan harga jual
minuman kopi berdasarkan biaya dengan menambah sejumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
laba/mark-up. Berikut ini tabel mengenai penambahan laba/mark-up
setiap kafe yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan setiap
pemilik/owner atau manajer kafe dari urutan yang tertinggi ke
terendah, yaitu:
Tabel 13 Penambahan Laba/Mark-up Minuman Kopi di Kafe
Kabupaten Sleman
No Nama Kafe di Kabupaten
Sleman
Penambahan Laba/Mark-up
Minuman Kopi (%)
Untuk semua
minuman kopi
Untuk
minuman kopi
tertentu
1 Goeboex Coffee 100 -
2 Kafe Kayu Manis 100 -
3 Foolish Pleasure Cafe 100 -
4 Klinik Kopi 80 -
5 Bento Cafe_Nologaten 80 -
6 Kopilog 80 -
7 Uppers Coffee Brewer 70 -
8 Tickles Cafe & Resto 50 -
9 Luwak Coffee Jogjabika 50 -
10 Kopi Nogo 45 -
11 Melcosh Cafe 40 -
12 Ragabatu Warung Artisan 40 75
13 Kedai Katira Coffee &
Food 40 60
14 Bardiman Cafe 40 -
15 Kopine Mbah Doekoeh 35 -
16 Luk Coffee & Book 30 -
17 Arua Coffee 30 150
18 Kupiku Coffee 30 -
19 Red Seeds Coffee 30 35
20 Awan Mbengi Coffe 30 -
21 Bjong Ngopi 25 -
22 Ringgit Extraordinary
Cafe 20 -
23 Gendon Cafe 10 -
24 Cafe Kopi WedanganKoe 10 15
Sumber: data diolah 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berdasarkan tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa dalam menetapkan
laba/mark-up minuman kopi, terdapat perbedaan persentase untuk
minuman kopi biasa dengan minuman kopi tertentu. Perbedaan
besarnya nilai penambahan laba/mark-up disebabkan banyak faktor
yang berbeda-beda antara satu kafe dengan kafe lainnya. Dibawah ini
akan dibahas lebih rinci mengenai penambahan laba/mark-up
minuman kopi sebagai berikut:
1) Penambahan Laba/Mark-up untuk Semua Minuman Kopi
Dibawah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai laba/mark-up
untuk semua minuman kopi. Pembahasan secara mendalam hanya
untuk laba/mark-up yang tertinggi yaitu 100%, subsidi silang 80%,
dan yang terendah sebesar 10%, sebagai berikut:
a) Persentase Laba/Mark-Up Tertinggi
Persentase penambahan laba/mark-up untuk semua minuman
kopi di kafe Kabupaten Sleman yang tertinggi yaitu 100% dari
biaya produksi yang dikeluarkan pada Goeboex Coffee, Kafe
Kayu Manis, dan Foolish Pleasure Cafe. Alasan pemilik dari
Goeboex Coffee, Kafe Kayu Manis, dan Foolish Pleasure Cafe
memiliki kesamaan bahwa dengan laba 100% merupakan
perhitungan yang mudah dipahami dan sederhana serta
pencapaian laba yang telah ditargetkan sebelumnya dapat
diperoleh dengan cepat. Pemilik menetapkan besarnya
laba/mark-up sebesar 100% diikuti dengan kualitas biji kopi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
yang mereka gunakan sehingga mereka tidak merugikan
konsumen yang membeli minuman kopi melalui harga jual yang
mereka tetapkan.
b) Subsidi Silang 80%
Pemilik Klinik Kopi, Mas Pepeng menetapkan besarnya
laba/mark-up yang sama untuk setiap minuman kopi yang dijual
yaitu Rp25.000,00. Penghitungan besarnya laba/mark-up
ditentukan dari biaya produksi minuman kopi yang memiliki
harga biji kopi yang mahal sebesar 80%. Hasilnya, harga jual
yang diperoleh sebesar Rp25.000,00. Harga jual Rp25.000,00
inilah yang dijadikan harga jual untuk semua minuman kopi
yang dijual di Klinik Kopi.
c) Persentase Laba/Mark-Up Terendah
Untuk persentase laba/mark-up minuman kopi yang paling
rendah yaitu sebesar 10% dari biaya produksi pada Gendon
Cafe, Cafe Kopi WedanganKoe. Alasan pemilik Gendon Cafe,
Ibu Caecilia menetapkan 10% besarnya laba/mark-up karena
masyarakat di daerah tersebut tidak terbiasa mengkonsumsi
minuman kopi di kafe yang harga jualnya mahal, mereka lebih
dominan mengkonsumsi minuman kopi yang harganya murah
dan biasanya yang “sasetan” di “angkringan”. Selain itu beliau
juga mengatakan bahwa rata-rata masyarakat di daerah tersebut
bekerja sebagai petani dan kebanyakan waktu yang mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
punya dimanfaatkan untuk bertani daripada menghabiskan
waktu “nongkrong” di kafe. Banyaknya jumlah kafe atau coffee
shop di Kabupaten Sleman dengan harga jual dari terendah ke
tertinggi yang menyebabkan pemilik Cafe Kopi WedanganKoe
menetapkan besarnya laba/mark-up minuman kopi sebesar 10%.
Melalui besarnya jumlah laba/mark-up tersebut pemilik Cafe
Kopi WedanganKoe menginginkan agar konsumen tetap
membeli produk minuman kopi yang dijual dengan harga yang
murah tetapi memiliki kualitas rasa yang baik.
2) Laba/mark-up untuk Minuman Kopi Tertentu
Dalam tabel 13 di atas, dijelaskan bahwa terdapat penambahan
laba/mark-up yang berbeda untuk minuman kopi tertentu. Berikut
ini penjelasan besarnya nilai laba/mark-up:
a) Persentase Laba/Mark-Up Sebesar 150%
Pemilik Arua Coffee, Mas Patriot menetapkan laba/mark-up
untuk minuman kopi tertentu lebih besar dari yang lainnya yaitu
sebesar 150%. Minuman kopi tertentu menurut mas Patriot yaitu
minuman kopi yang biji kopinya berasal dari luar negeri.
Penetapan laba/mark-up yang lebih besar untuk minuman kopi
yang bijinya berasal dari luar negeri karena harga bean-nya
sangat mahal sehingga harga jual yang ditetapkan lebih mahal
dari minuman kopi yang biasanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
b) Persentase Laba/Mark-Up Sebesar 75%
Bagi pemilik Ragabatu Warung Artisan, Mas Andrew yang
menetapkan besarnya persentase laba/mark-up sebesar 40%
untuk minuman kopi reguler sedangkan untuk minuman kopi
yang specialty sebesar 75%. Beliau menetapkan laba/mark-up
yang tinggi untuk minuman kopi yang specialty karena bahan
baku yang digunakan sangat mahal dari yang biasa dan selalu
dilengkapi dengan view dan suasana yang nyaman, dimana view
sebelah barat kafe digunakan sebagai tempat untuk menikmati
sunset sehingga harga jualnya pun semakin mahal.
c) Persentase Laba/Mark-Up Sebesar 60%
Kedai Katira Coffee and Food, Bu Susie selaku pemilik
menetapkan laba/mark-up untuk minuman kopi arab sebesar
60% karena minuman kopi tersbut bersifat prestige. Bersifat
prestige karena minuman kopi tersebut tidak dimiliki oleh kafe
lainnya dan memiliki rasa yang berbeda. Minuman kopi arab
tersebut dicampur dengan ramuan yang berasal dari arab dan
harga ramuannya sangat mahal sehingga laba/mark-up pun lebih
besar daripada minuman kopi yang biasa.
d) Persentase Laba/Mark-Up Sebesar 35%
Red Seeds Coffee, Bapak Andri selaku pemilik menetapkan
besarnya laba/mark-up minuman kopi untuk produk yang
bersifat prestige seperti menu signature sebesar 35%, lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
besar dari minuman biasanya. Alasannya, karena campuran
bahan baku yang digunakan lebih banyak, dan metode atau cara
pembuatannya lebih susah daripada yang minuman kopi biasa.
e) Persentase laba/mark-up Sebesar 15%
Pemilik Cafe Kopi WedanganKoe mampu memperoleh biji kopi
luwak dimana biji kopi luwak sangat susah diperoleh dan harga
bijinya sangat mahal sehingga besarnya laba/mark-up untuk
minuman kopi luwak ditetapkan sebesar 15%.
b. Nilai persentase 95,83%
Dalam menetapkan harga jual minuman kopi, 23 kafe menggunakan
strategi penetapan harga jual yang berbeda-beda pada minuman kopi
yang memiliki varian yang berbeda. Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan dengan pemilik/owner atau manajer, 23 kafe secara
keseluruhan memiliki alasan yang sama dalam membedakan harga
jual minuman kopi terhadap varian yang berbeda-beda. Perbedaan
harga jual tersebut karena:
1) Bahan Baku
Bahan Baku setiap minuman kopi berbeda-beda antara yang satu
dengan yang lainnya. Bahan baku utama minuman kopi yang sama
digunakan untuk setiap kafe di Kabupaten Sleman yaitu biji kopi.
Biji kopi memiliki kualitas yang berbeda, dimana jika biji kopi
tersebut memiliki grade A maka harga jualnya lebih mahal
daripada grade B dan C karena biji kopi grade A memiliki kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
yang lebih bagus daripada grade B dan C. Bahan baku tambahan
lain yang digunakan industri kafe di Kabupaten Sleman yaitu susu,
gula, cream, cokelat, es, dan wine dimana jika takaran yang
dibutuhkan lebih banyak dari yang telah ditetapkan sebelumnya
maka harga jualnya akan semakin mahal. Dalam hal ini terkecuali
untuk Klinik Kopi yang menetapkan harga jual yang sama untuk
semua varian minuman kopi yang dijual.
2) Metode Pembuatan
Industri kafe memperhatikan cara pembuatan minuman kopi
dimana jika menggunakan mesin maka harga jualnya akan lebih
mahal dibandingkan dengan cara manual dan jika pembuatannya
semakin rumit maka harga jualnya pun semakin mahal.
2. Ranking Kedua Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual
Ranking kedua ini memiliki persentase 50%-74% yang memiliki arti
bahwa strategi penetapan harga jual yang cukup banyak digunakan
industri kafe. Tabel hasil kuesioner yang termasuk ke dalam ranking
pertama disajikan ke dalam tabel 14 di bawah. Dari tabel 14 di bawah
dapat dilihat bahwa terdapat dua nilai persentase hasil jawaban
pemilik/owner atau manajer kafe yaitu dengan nilai persentase 58,33%
dan 50%. Nilai persentase tersebut akan dijelaskan satu per satu dan
didukung dengan hasil wawancara mengenai penggunaan strategi
penetapan harga jual minuman kopi, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 14 Ranking Kedua Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual
Minuman Kopi
No
Strategi Penetapan Harga Jual
Menurut Kotler & Amstrong
(2012)
Hasil Jawaban Pemilik/owner
atau Manajer Kafe
Jumlah Jawaban
“Ya”
Persentase
(%)
1.
Strategi Penetapan Harga Jual
berdasarkan Persaingan
Kafe menggunakan
strategi penetapan
harga jual dengan
memperhatikan harga
produk milik pesaing
14 58,33
3.
Strategi Penyesuaian Harga:
b. Kafe menggunakan
strategi penetapan
harga jual yang tinggi
terhadap produk yang
bersifat prestige
12 50
Sumber: data diolah 2018
a. Nilai Persentase 58,33%
Tabel di atas menunjukkan sebanyak 14 kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual dengan memperhatikan harga produk milik
pesaing, dengan alasan yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut:
1) Tujuannya agar Tidak Berada Jauh dari Harga Pesaing
Pemilik Kopi Nogo, Tickles Cafe & Resto, Uppers Coffee Brewer,
Bento Cafe_ Nologaten, Kafe Kayu Manis, Red Seeds Coffee,
Melcosh Cafe, Gendon Cafe, dan Goeboex Coffee, menggunakan
strategi penetapan harga jual minuman kopi dengan memperhatikan
harga produk milik pesaing. Tujuannya agar harga jual minuman
kopi tidak berada jauh di atas harga jual milik pesaing dan tidak
berada jauh dibawah harga jual milik pesaing. Para pemilik kafe
tersebut biasanya melakukan survei ke kafe milik pesaing untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
mendapatkan informasi mengenai harga jual minuman kopi dengan
cara mengutus karyawan atau temen yang mereka percaya untuk
membeli minuman kopi. Survei yang mereka lakukan tidak hanya
sekedar untuk mendapatkan informasi mengenai harga jual
minuman kopi tetapi juga cita rasanya.
2) Melihat Harga Milik Pesaing Hanya saat di Awal Berdirinya Usaha
Kafe
Pada tahun 2016 saat pertama sekali mendirikan Foolish Pleasure
Cafe, pemilik cafe awalnya menggunakan strategi penetapan harga
jual minuman kopi dengan memperhatikan harga produk milik
pesaing tetapi tahun 2018 ini pemilik Foolish Pleasure Cafe tidak
lagi menggunakan strategi tersebut. Beliau belajar dari pengalaman
masa lalu saat pertama sekali mendirikan kafe, dimana masa lalu
beliau mengikuti harga jual milik pesaing meskipun harga jual
berada jauh dibawah biaya produksi yang dikeluarkan sehingga
kafe tersebut mengalami kerugian. Maka pemilik Foolish Pleasure
Cafe memutuskan untuk beralih menggunakan strategi penetapan
harga jual berdasarkan biaya dengan melihat berapa besar biaya
bahan baku yang digunakan dalam membuat minuman kopi.
3) Melihat Persaingan dari Konsep
Berbeda dengan Ragabatu Warung Artisan, Mas Andreas selaku
pemilik menggunakan strategi penetapan harga jual dengan
memperhatikan harga produk milik pesaing dengan melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
persaingan dari segi konsep yang digunakan para pesaing. Berikut
ini hasil jawaban mas Andreas dari hasil wawancara yang
dilakukan:
“Kalau persaingan sih saya nyebutnya perang konsep yang
secara hollystic menunjukkan satu kedai kopi tertentu apa sih
yang dijual, apakah kopinya, apa gaya hidupnya atau place-
nya, banyak wifi-nya, aksesnya yang mudah, ruangan ber-AC,
musiknya yang gimana, atau apakah menyatu dengan alam.
Kami mempertimbangkannya dari segi konsepnya setelah
melihat bahan baku yang digunakan.”
4) Menyesuaikan dengan Harga Pesaing
Pemilik/ owner atau manajer Bjong Ngopi, Luwak Coffee
Jogjabika, dan Kupiku Coffee menggunakan strategi penetapan
harga jual dengan memperhatikan harga produk milik pesaing
dengan cara jika pesaing menaikkan harga jual minuman kopi,
maka pemilik/owner atau manajer Bjong Ngopi, Luwak Coffee
Jogjabika, dan Kupiku Coffee juga akan menaikkan harga jual
minuman kopinya dan sebaliknya jika rata-rata harga jual minuman
kopi milik pesaing mengalami penurunan maka mereka juga akan
menurunkan harga jual minuman kopinya tetapi tidak sampai
berada dibawah biaya produksi minuman kopi yang dikeluarkan.
Berbeda dengan 10 kafe lainnya yang tidak menggunakan strategi
penetapan harga jual dengan memperhatikan harga produk milik
pesaing karena:
1) Harga Milik Pesaing hanya Sebagai Pembanding
Pemilik Luk Coffee & Book, Mas Arif, melihat harga jual milik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pesaing sebagai perbandingan saja akan tetapi tidak menjadi dasar
dalam menetapkan harga jual minuman kopi. Biasanya beliau
menetapkan harga jual minuman kopi berdasarkan biaya yang
dikeluarkan dalam membuat minuman kopi lalu membandingkan
harga jual yang telah ditetapkan dengan harga jual milik pesaing.
2) Hanya Memiliki Satu Pesaing
Menurut pemilik Ringgit Extraordinary Cafe, Mas Elly, strategi
penetapan harga jual dengan memperhatikan harga produk milik
pesaing tidak menjadi dasar dalam menetapkan harga jual minuman
kopi. Hal ini disebabkan karena hanya terdapat dua kafe saja yang
menjual minuman kopi yang mengolah langsung biji kopi menjadi
minuman kopi di sekitarnya yaitu kafe milik Mas Elly, Ringgit
Extraordinary Cafe dan Gendon Kafe. Pemilik Gendon Cafe
merupakan saudara Mas Elly dan tidak terjadi persaingan harga
jual antara mereka sehingga strategi penetapan harga jual dengan
memperhatikan harga produk milik pesaing tidak digunakan Mas
Elly.
3) Berdasarkan Kualitas Minuman Kopi
Menurut manajer Kopine Mbah Doekoeh, Mas Ikhsan, strategi
penetapan harga jual dengan memperhatikan harga produk milik
pesaing tidak digunakan karena alasan sebagai berikut:
“Saya sudah yakin dulu karena kopi kita itu beda jadi kita itu
punya khas sendiri, kopi mbah doekoeh itu merupakan kopi
yang tidak dimiliki pesaing lainnya yang bugkusan dan
bibitnya pun saya ambil langsung dari Wonosari dan dikepok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
sendiri sehingga rasanya itu langsung “nyegrak”. Kalau
pesaing lainnya harga jual minuman kopinya mahal saya tidak
ikut-ikutan karena memang pada dasarnya konsep yang saya
jual kepada pelanggan itu konsep yang jadul dengan harga
yang relatif murah tapi bukan murahan lho mba.”
Hal yang dilakukan pemilik Kopine Mbah Doekoeh, juga
dilakukan oleh pemilik Cafe Kopi WedanganKoe, Klinik Kopi,
Kedai Katira Coffee and Food, Awan Mbengi Coffe & Sisha Stall,
dan Bardiman Cafe yang lebih yakin terhadap kualitas minuman
kopi dan ciri khas masing-masing minuman kopi yang dijual
sehingga tidak perlu menggunakan strategi penetapan harga jual
dengan memperhatikan harga milik pesaing.
4) Rezeki Setiap Orang Berbeda-beda
Manajer Kopilog, Mas Ivan sudah yakin bahwa rezeki setiap orang
sudah ada yang menentukan sehingga beliau tidak menggunakan
strategi penetapan harga dengan memperhatikan harga produk
milik pesaing.
b. Nilai Persentase 50%
Terdapat 12 kafe dengan nilai persentase sebesar 50% menggunakan
strategi penetapan harga jual yang tinggi terhadap minuman kopi yang
bersifat prestige. Minuman kopi yang bersifat prestige ini berbeda-
beda antara satu kafe dengan kafe lainnya. Berikut ini akan dijelaskan
minuman kopi yang bersifat prestige dan penetapan harga jualnya:
1) Minuman Kopi Signature
Minuman kopi signature ini pada umumnya diracik dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
menggunakan bahan baku dan takaran yang hanya dimiliki oleh
kafe tertentu saja dengan kata lain tidak dimiliki oleh kafe lainnya.
Arua Coffee, Red Seeds Coffee, dan Foolish Pleasure Cafe
memiliki menu signature. Menurut pemilik Arua Coffee, Mas
Patriot berkata:
“Ya saya ada produk namanya signature menu yang gak
dimiliki sama pesaing dan signature ini merupakan andalan
kita di kopi, karena aku bikin menu-ku sendiri, signature ku
sendiri, dengan bahan-bahan khusus yang aku pilih sendiri,
jadi aku gak ambil pusing dengan harga jualnya. Aku pikir
pesaing disini gak ada yang punya produk unik seperti saya
memiliki signature. Biasanya gini kalau signature ini HPP-nya
pasti lebih mahal dari yang lain nah setelah ku tambah margin
yang selalu ku pakai itu ternyata harga jadi terlalu tinggi maka
margin-nya tak kurangi.”
Menu signature yang dimiliki Arua Coffee yaitu kingsman, enau,
choco bomb, jambon, dan kokotle yang harga jualnya relatif lebih
mahal dari minuman kopi lainnya. Menu signature juga dimiliki
oleh Red Seeds Coffee yaitu espissu, frappezo, blowjob,
espressoda, forbiden star, redsploded, dan myxzptlk yang memiliki
harga jual lebih mahal dari minuman kopi lainnya. Begitu pula
dengan Foolish Pleasure Cafe yang memiliki menu signature yaitu
kopi senang, foolish dirry bomb, dan kopi tawa dengan harga jual
lebih mahal dari minuman kopi biasanya.
2) Prestige karena Biji Kopi Probiotik
Pemilik Luwak Coffee Jogjabika mampu mendapatkan biji
kopi probiotik dan diolah menjadi minuman kopi yang memiliki
cita rasa yang berbeda. Pesaing Luwak Coffee Jogjabika tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
yang menjual minuman kopi yang biji kopinya menggunakan biji
kopi probiotik, sehingga harga jualnya pun lebih mahal dari
minuman kopi lainnya.
3) Prestige karena Biji Kopi Luwak
Cafe Kopi WedanganKoe memiliki minuman kopi yang
bersifat prestige yaitu minuman kopi yang biji kopinya yaitu biji
kopi luwak yang merupakan hasil fermentasi dari hewan Luwak.
Untuk memperoleh biji kopi Luwak ini sangat susah sehingga
harga jual minuman kopi luwak lebih mahal dari minuman kopi
lainnya.
4) Prestige karena Kemampuan SDM untuk Memperoleh Biji Kopi.
Minuman kopi yang bersifat prestige menurut pemilik
Kupiku Coffee, yaitu kemampuan sumber daya manusia setiap kafe
untuk memperoleh biji kopi yang berasal dari luar negeri. Mas
Arya mengatakan bahwa minuman kopi itu rata-rata memiliki rasa
yang sama dan metode atau cara pembuatannya juga dapat
dipelajari dengan mudah oleh siapapun sehingga tidak dapat
dijadikan sebagai minuman kopi yang bersifat prestige kecuali biji
kopinya berasal dari luar negeri. Harga beli biji kopi dari luar
negeri sudah mahal dan memiliki kualitas yang bagus dengan
grade A yang menghasilkan cita rasa yang berbeda sehingga harga
jual yang ditetapkan Mas Arya kepada konsumen juga semakin
mahal. Minuman kopi yang bersifat prestige di Kupiku Coffee
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
yaitu Cold Brew, Kupiku On The Go, Cappucino, dan
Mochacciano dimana biji kopinya berasal dari luar negeri dengan
harga jual yang ditetapkan lebih mahal dari minuman kopi lainnya.
Minuman kopi yang bersifat prestige menurut pemilik Ragabatu
Warung Artisan, Mas Andre yaitu:
“Menurut saya yang prestise itu yang specialty ada dari Aceh
yaitu Gayo, ada dari Bajawa yang Yellow Katura yang saya
dapat dari jaringan yang ada di Jakarta namanya Sanggar Akar
daerah Tebet yang jaringannya seluruh Indonesia dan
mendampingi petani sejak tahun 90-an sehingga mereka tahu
biji kopi yang terbaik dan kami ambilnya dari sana karena
kami bekerjasama dengan mereka sehingga harganya kita
naikkan lebih setidaknya dua setengah kali lipat dari kopi
reguler yang kita jual karena memang harga bean-nya dari
sana memang mahal dan kita juga membatasi pasar.”
5) Prestige karena Banyak Digemari Konsumen
Menurut pemilik Bento Cafe_ Nologaten, mas Bento, yang
mengatakan bahwa minuman kopi yang bersifat prestige yaitu
minuman kopi yang banyak digemari oleh konsumennya atau
dengan kata lain minuman kopi yang lagi hitz dikalangan anak
muda seperti minuman Kopi suhe. Beliau juga tidak ingin
mencampur bahan baku minuman kopi dengan bahan baku yang
“aneh-aneh” karena beliau takut konsumen yang sudah loyal dan
nyaman dengan menu minuman kopi suhe akan pergi ke kafe lain
karena mereka tidak dapat merasakan minuman kopi sebelumnya.
Jadi, Mas Bento menetapkan harga jual yang mahal bagi minuman
kopi yang banyak digemari konsumen yang memberikan dampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
bagus pada peningkatan penjualan yang dapat meningkatkan
pendapatan.
6) Prestige Berdasarkan Metode Pembuatannya
Berbeda dengan Gendon Cafe, minuman kopi yang unik di
Gendon Cafe yaitu berdasarkan cara atau metode pembuatannya.
Jika metode pembuatan minuman kopi semakin rumit maka harga
jualnya semakin mahal sebaliknya jika cara pembuatannya tidak
rumit maka harga jual yang ditetapkan relatif lebih murah. Menurut
manajer Kopine Mbah Doekoeh minuman kopi yang mereka jual
merupakan produk yang bersifat prestige karena rasanya pasti
berbeda dengan minuman kopi di kafe lain. Kekhasan rasa
minuman kopi yang dimiliki Kopine Mbah Doekoeh tidak lepas
dari cara atau metode pembuatannya akan tetapi harga yang
ditetapkan tidak mahal agar minuman kopi yang mereka jual dapat
dijangkau semua kalangan. Hal yang sama dengan Kopine Mbah
Doekoeh juga dilakukan oleh manajer Kopilog, dimana produk
minuman kopi yang dijual di Kafe Kopilog merupakan produk
yang bersifat prestige yaitu kopi saring dengan metode yang
berbeda dari Coffee Shop lainnya dengan cara ditarik akan tetapi
harga jual yang ditetapkan standar karena mereka berfokus pada
perputaran uang.
7) Prestige Berdasarkan Ramuan Arab
Produk minuman kopi yang bersifat prestige juga terdapat di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Kedai Katira Coffee and Food yaitu kopi arab. Kopi arab ini
dimasak dengan ramuan yang berasal dari negara Arab dengan biji
kopi yang berasal dari berbagai daerah dengan syarat harus
menggunakan biji kopi hitam. Kedai Katira Coffee and Food sudah
mempunyai beberapa konsumen yang loyal dengan menu kopi arab
tersebut, dan harga yang ditetapkan sedikit lebih mahal dari
minuman kopi lainnya tetapi masih dapat dijangkau semua
kalangan.
Untuk 12 kafe lainnya tidak memiliki produk yang bersifat prestige
atau minuman kopi yang mereka miliki sama saja dengan minuman
kopi yang berada di kafe-kafe lainnya sehingga mereka tidak
menggunakan strategi penetapan harga jual yang tinggi terhadap
produk yang bersifat prestige.
3. Ranking Ketiga Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual
Ranking ketiga ini memiliki persentase 25% - 49% yang memiliki arti
bahwa strategi penetapan harga jual yang kurang banyak digunakan
industri kafe. Hasil kuesioner yang termasuk ke dalam ranking ketiga
akan disajikan ke dalam sebuah tabel yaitu tabel 15. Dari tabel 15 di atas
dapat dilihat bahwa terdapat dua nilai persentase hasil jawaban
pemilik/owner atau manajer kafe yaitu dengan nilai persentase 41,67%
dan 29,17%. Terdapat dua strategi penetapan harga jual yang memiliki
nilai persentase 29,17% yaitu strategi penetapan harga jual awal yang
rendah dan strategi penetapan harga jual promo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 15 Ranking Ketiga Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual
Minuman Kopi
No
Strategi Penetapan Harga Jual
Menurut Kotler dan Amstrong
(2012)
Hasil Jawaban Pemilik/owner
atau Manajer Kafe
Jumlah Jawaban
“Ya”
Persentase
(%)
3.
Strategi Penetapan Harga
Produk Baru
b. Kafe menggunakan
strategi penetapan harga
jual awal yang rendah
7 29,17
4.
Strategi Penetapan Harga
Bauran Produk
b. Kafe menggunakan
strategi penetapan harga
jual dengan
paketan/bundle
10 41,67
5.
Strategi Penyesuaian Harga
c. Kafe menggunakan
strategi penetapan harga
jual promo
7 29,17
Sumber: data diolah 2018
Nilai persentase tersebut akan dijelaskan satu per satu dan didukung
dengan hasil wawancara mengenai penggunaan strategi penetapan harga
jual minuman kopi, sebagai berikut:
a. Nilai Persentase 41,67%
Terdapat 10 kafe menggunakan strategi penetapan harga jual dengan
paketan/bundle, yaitu Goeboex Coffee, Luk Coffee & Book, Arua
Coffee, Kupiku Coffee, Bardiman Cafe, Bento Café_Nologaten,
Tickles Café & Resto, Uppers Coffee Brewer, Foolish Pleasure Café,
Melcosh Cafe. Para pemilik/owner atau manajer kafe memiliki tujuan
untuk menarik pelanggan membeli minuman kopi dengan
menggunakan strategi penetapan harga jual dengan paketan/bundle.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik/owner atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
manajer 10 kafe tersebut, produk bundle yang biasanya untuk
minuman kopi berupa:
1) Produk Bundle berupa French Fries
Pemilik Goeboex Cafe memberikan produk bundle berupa
makanan ringan yaitu french fries pada saat event tertentu saja
seperti saat acara piala dunia. Jika konsumen datang ke Goeboex
Coffee untuk membeli minuman kopi sambil menonton
pertandingan bola piala dunia maka akan dapat french fries dengan
harga yang lebih murah. Pemilik Luk Coffee & Book dan Uppers
Coffee Brewer juga menggunakan strategi penetapan harga jual
dengan paketan/bundle, biasanya produk bundle yang diberikan ke
konsumen yang membeli minuman kopi yaitu french fries. Produk
bundle diterapkan hanya pada saat tertentu saja seperti saat
valentine days. Manajer Bardiman Café menetapkan bundle pricing
setiap hari mulai dari jam 06.00-15.00 WIB dan produk bundle
yang ditawarkan berupa french fries dengan harga jual yang lebih
murah.
2) Produk Bundle berupa Free All Item
Pemilik Arua Coffee menetapkan strategi bundle pricing setiap hari
untuk minuman kopi, sedangkan untuk event tertentu seperti hari
valentine days, hari kemerdekaan, pemilik Arua Coffee
memberikan bundle pricing yang “lebih gila” dari sebelumnya. Jika
membeli minuman kopi pada saat valentine days dan hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
kemerdekaan akan mendapat makanan free all item yang tersedia
dengan harga jual yang lebih murah.
3) Produk Bundle berupa Makanan yang Kurang Diminati Konsumen
Produk bundle yang diberikan pemilik Kupiku Coffee berupa
makanan yang kurang diminati konsumen dengan harga jual lebih
murah agar produk makanan tersebut terjual dan berganti dengan
produk makanan yang baru. Biasanya strategi penetapan harga jual
dengan paketan/bundle ini ditetapkan pemilik Kupiku Coffee tidak
setiap hari tetapi pada saat tertentu saja seperti saat valentine days.
4) Produk Bundle berupa Kue Kukis
Berbeda dengan Tickles Café & Resto dan Bento Café_Nologaten
yang menetapkan produk bundle berupa kue kukis dengan harga
jual yang murah, dibuktikan dengan hasil wawancara dengan
manajer Tickles Cafe & Resto, Ibu Retno, berkata:
“Bundle pricing ini juga masuk dalam metode promo yang
saya jelaskan tadi tapi bukan seiap hari saya membuat bundle
pricing. Biasanya paketan yang saya berikan minuman kopi
dengan kue kukis sih.”
Bento Café_Nologaten menetapkan produk bundle hanya pada saat
membuka cabang baru saja sedangkan Tickles Café & Resto
menetapkan produk bundle saat event tertentu saja seperti saat
memperingati hari kemerdekaan, memperingati hari kartini dan saat
valentine days.
5) Produk bundle berupa Minuman Kopi
Untuk Melcosh Cafe sendiri menetapkan produk bundle antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
minuman kopi dengan minuman kopi, biasanya minuman kopi
yang housebland (kopi campur) karena minuman kopi yang
housebland lebih murah sehingga harga jual yang ditetapkan juga
lebih murah.
6) Produk bundle berupa Dessert
Pemilik Foolish Pleasure Café, Mas Golda awalnya memulai usaha
kuliner dengan mendirikan kafe bersama temannya yang memiliki
kemampuan dalam membuat dessert. Setelah memasuki tahun
kedua temannya Mas Golda memutuskan untuk tidak bekerja dan
tidak bergabung di usaha kafe Mas Golda sehingga produk
makanan berupa dessert sebelumnya tidak dijual lagi. Biasanya
Mas Golda menetapkan produk bundle berupa dessert seperti
puding setiap hari akan tetapi produk bundle tersebut tidak lagi
diterapkan.
Untuk 14 kafe lainnya tidak menggunakan strategi penetapan harga
jual dengan bundle pricing, karena alasan:
1) Pemilik Merasa Rumit dalam Menghitung Harga Jual
Pemilik Bjong Ngopi berkata bahwa beliau merasa rumit dalam
menghitung harga jual minuman kopi jika menetapkan strategi
penetapan harga jual dengan paketan/bundle. Untuk makanan
sendiri telah ditentukan besarnya harga jual begitu juga untuk
minuman khususnya minuman kopi tetapi kalau dijadikan
paketan/bundle, harganya akan menjadi satu. Pemilik Bjong Ngopi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
merasa kebingungan dalam menghitung harga jual yang telah
menyatu sehingga pemilik Bjong Ngopi memutuskan tidak
menggunakan strategi penetapan harga jual dengan bundle pricing.
2) Belum Memiliki Pandangan untuk Produk Bundle
Bagi pemilik/owner atau manajer Ragabatu Warung Artisan, Kopi
Nogo, Awan Mbengi Coffee & Sisha Stall, dan Kopilog belum
menggunakan strategi penetapan harga jual bundle pricing karena
mereka belum pernah berfikiran untuk menetapkan strategi
penetapan bundle pricing. Dengan berjalannya waktu, mereka telah
menyusun rencana untuk menetapkan strategi penetapan bundle
pricing, berupa produk makanan seperti kue kering, umbi-umbian,
dan ada juga minuman kopi dengan minuman kopi.
3) Belum Memiliki Ide untuk Produk Bundle
Hal yang sama juga dilakukan oleh pemilik Luwak Coffee
Jogjabika, Ringgit Extraordinary Café, Reds Seeds Coffee yang
akan menggunakan strategi penetapan bundle pricing untuk
kedepannya. Mereka selama ini tidak menggunakan strategi bundle
pricing karena mereka hanya menjual produk minuman kopi
sehingga mereka mengalami kebingungan untuk membuat bundle
antara produk minuman kopi dengan minuman kopi. Kedepannya
mereka akan menggunakan strategi bundle pricing dengan tetap
menggunakan produk minuman kopi dengan minuman kopi yang
jarang dibeli konsumen dan harga jual yang ditetapkan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
murah. Menurut pemilik/owner atau manajer Cafe Kopi
WedanganKoe, Klinik Kopi, Gendon Cafe, dan Kafe Kayu Manis
produk minuman kopi tidak sesuai untuk dijadikan sebagai produk
bundle. Selain itu juga konsumen pecinta kopi di Cafe Kopi
WedanganKoe, Klinik Kopi, Gendon Cafe, dan Kayu Manis
biasanya membeli produk minuman kopi tanpa membeli produk
makanan. Dengan kata lain konsumen yang membeli produk
minuman kopi tidak suka produk bundle tetapi lebih suka jika
minuman kopi yang dijual hanya sendiri tanpa adanya produk
bundle.
4) Merasa Yakin dengan Minuman Kopi yang Mereka Miliki
Manajer Kopine Mbah Doekoeh, Pak Ikhsan dan pemilik Kedai
Katira Coffee and Food, Bu Susie tidak menggunakan strategi
bundle pricing karena mereka sangat yakin dengan produk
minuman kopi yang mereka tawarkan dapat menarik konsumen
agar membeli minuman kopi yang mereka jual. Mereka merasa
yakin dengan produk minuman kopi yang mereka jual karena
kualitas biji kopi yang mereka gunakan memiliki grade A sehingga
menghasilkan kualitas rasa yang berbeda dengan kafe lainnya.
Harga yang ditetapkan pun dapat dijangkau semua kalangan mulai
dari kalangan bawah sampai dengan kalangan atas sehingga mereka
tidak menggunakan strategi penetapan bundle pricing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
b. Nilai Persentase 29,17% Untuk strategi Penetapan Harga Jual Awal
yang Rendah
Terdapat 7 kafe yang menggunakan strategi penetapan harga jual awal
yang rendah dengan tujuan untuk menarik konsumen agar membeli
minuman kopi yang baru ditawarkan kepada konsumen. Melalui hasil
wawancara yang dilakukan dengan manajer Kafe Nogo, Ibu Tika,
mengatakan:
“Justru kebalik mba, kalau awalan kita justru yang murah karena
itu perkenalan tapi kalau tidak ada komentar dari pelanggan,
rasanya oke dan standar sudah memenuhi syarat, digemari
banyak orang, maka kita akan pasang harga di atas harga
sebelumnya. Mengapa? karena harga awal kan masih harga
perkenalan, belum harga yang sah, istilahnya masih harga
promosilah, potongan harga gitu dan setelah dinaikkan maka
itulah yang menjadi harga pastinya.”
Strategi penetapan harga jual awal rendah yang dilakukan Ibu Tika,
juga dilakukan pemilik/owner atau manajer Goeboex Cafe, Luk
Coffee & Book, Kupiku Coffee, Red Seeds Coffee, Melcosh Cafe, dan
Ragabatu Warung Artisan untuk produk minuman kopi yang baru.
Berbeda dengan 16 kafe lainnya yang tidak menetapkan strategi harga
jual murah untuk minuman kopi yang baru, justru menggunakan
strategi penetapan harga jual berdasarkan biaya yang digunakan dalam
memproduksi minuman kopi yang baru. Jika biaya memproduksi
minuman kopi yang dikeluarkan tinggi maka harga jual yang
diberikan 16 kafe kepada konsumen akan mahal tetapi jika biaya
memproduksi minuman kopi rendah maka harga jual yang ditetapkan
kepada konsumen akan murah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
c. Nilai Persentase 29,17% untuk Strategi Penetapan Harga Jual Promo
Strategi penetapan harga jual promo digunakan 8 kafe, yaitu Melcosh
Cafe, Kopi Nogo, Bardiman Café, Kupiku Coffee, Luk Coffee &
Book, Tickles Cafe & Resto, dan Cafe Kopi WedanganKoe yang
ditetapkan pada saat:
1) Harga Promo Ditetapkan saat Event Tertentu
Melcosh Cafe, Bardiman Cafe, Kupiku Coffee, dan Tickles Cafe &
Resto menetapkan strategi harga jual promo dimana harga jual
yang ditetapkan setara dengan biaya memproduksi minuman kopi
dan harga promo tersebut ditetapkan tidak setiap hari melainkan
saat event tertentu saja seperti valentine day.
2) Harga Promo Ditetapkan untuk Minuman Kopi yang Baru
Dikenalkan
Berbeda dengan Kopi Nogo, Luk Coffee & Book, yang
menetapkan harga promo hanya pada saat memperkenalkan produk
minuman kopi yang baru saja yang tujuannya untuk menarik minat
konsumen membeli produk minuman kopi yang baru. Harga jual
yang ditetapkan juga lebih murah dari sebelumnya.
3) Harga Promo Ditetapkan saat Jam Tertentu
Penetapan harga promo yang dilakukan manajer Cafe Kopi
WedanganKoe pada saat konsumen yang membeli minuman kopi
pada pagi dan siang hari. Mas Pradipta mengatakan bahwa
kebanyakan orang “ngopi” pada saat malam hari dan jarang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
“ngopi” pada pagi hari apalagi siang hari karena dari pagi sampai
sore hari digunakan masyarakat untuk melakukan berbagai macam
aktivitas pekerjaan tetapi Mas Pradipta ingin mengingatkan
masyarakat agar jangan lupa menikmati minuman kopi walapun
sedang sibuk dengan berbagai aktivitas yang dilakukan. Secara
tidak langsung tujuan Mas Pradipta menetapkan strategi harga
promosi pada jam yang berbeda untuk menarik konsumen agar
membeli produk minuman kopi yang disajikan di Cafe Kopi
WedanganKoe.
Sisanya ada 16 kafe tidak menggunakan strategi penetapan harga
promosi untuk minuman kopi karena belum siap dan belum memiliki
rencana untuk menetapkan.
4. Ranking Keempat Pengguna Strategi Penetapan Harga Jual
Ranking keempat ini memiliki persentase 0% - 24% yang memiliki arti
bahwa strategi penetapan harga jual yang tidak banyak digunakan
industri kafe. Hasil kuesioner yang termasuk ke dalam ranking keempat
disajikan dalam tabel 16. Dari tabel 16 di atas dapat dilihat bahwa hanya
terdapat satu nilai persentase hasil jawaban pemilik/owner atau manajer
kafe yaitu dengan nilai persentase 4,17%. Terdapat dua strategi
penetapan harga jual yang memiliki nilai persentase 4,17% yaitu strategi
penetapan harga jual awal yang tinggi dan strategi penetapan harga jual
dengan harga yang ganjil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 16 Ranking Keempat Pengguna Strategi Penetapan Harga
Jual Minuman Kopi
No
Strategi Penetapan Harga Jual
Menurut Kotler dan Amstrong
(2012)
Hasil Jawaban Pemilik/owner
atau Manajer Kafe
Jumlah Jawaban
“Ya”
Persentase
(%)
3.
Strategi Penetapan Harga
Produk Baru
a. Kafe menggunakan
strategi penetapan harga
jual awal yang tinggi
1 4,17
5.
Strategi Penyesuaian Harga
a. Kafe menggunakan
strategi penetapan harga
jual dengan harga yang
ganjil.
1 4,17
Sumber: data diolah 2018
Nilai persentase tersebut akan dijelaskan satu per satu dan didukung
dengan hasil wawancara mengenai penggunaan strategi penetapan harga
jual minuman kopi, sebagai berikut:
a. Nilai Persentase 4,17% Untuk Strategi Penetapan Harga Jual Awal
yang Tinggi
Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa hanya terdapat satu kafe
yang menggunakan strategi penetapan harga jual awal yang tinggi
yaitu Uppers Coffee Brewer. Bapak Sangga, selaku pemilik Uppers
Coffee Brewer, awalnya tidak menggunakan strategi penetapan harga
jual awal yang tinggi untuk produk minuman kopi yang baru akan
tetapi seiring berjalannya waktu, Bapak Sangga menetapkan harga
jual yang tinggi untuk produk minuman kopi yang baru. Pergantian
strategi penetapan harga jual minuman kopi tersebut disebabkan
persaingan yang semakin ketat dengan ditandai banyak jumlah kafe di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
daerah tersebut. Seiring berjalannya waktu, minuman kopi yang baru
di Uppers Coffee Brewer akan dimiliki oleh kafe ataupun coffee shop
lainnya sehingga mas Sangga selaku pemilik Uppers Coffee Brewer
menaikkan harga jual yang tinggi untuk produk baru. Jika harga jual
yang ditetapkan kafe ataupun coffee shop lainnya semakin mahal
untuk produk minuman kopi yang sama dengan produk minuman kopi
yang baru milik Uppers Coffee Brewer maka Mas Sangga tidak akan
menaikkan harga jual minuman kopinya karena dari awal produk
ditawarkan kepada konsumen, harga jual yang ditetapkan sama saja.
Sebaliknya, jika harga jual yang ditetapkan Kafe ataupun Coffee Shop
semakin murah untuk produk minuman kopi yang sama dengan
produk minuman kopi baru milik Uppers Coffee Brewer maka Mas
Sangga tidak akan menurunkan harga jual lebih murah dari yang
sebelumnya. Mas Sangga berani menggunakan strategi penetapan
harga jual yang mahal untuk produk minuman kopi yang baru karena
kualitas biji kopi yang ditawarkan kepada konsumen memiliki grade
A sehingga menurut beliau harga yang mahal untuk minuman kopi
yang baru merupakan hal yang sangat wajar.
Jumlah Kafe atau Coffee Shop di sekitar Kabupaten Sleman
sangat banyak mulai dari harga yang terendah sampai dengan harga
yang tertinggi serta berbagai produk yang ditawarkan. Banyaknya
jumlah Kafe dan Coffee Shop di Kabupaten Sleman mengakibatkan 23
kafe lainnya tidak menggunakan strategi penetapan harga jual awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
yang tinggi untuk meraup keuntungan dari pasar. Menurut
pemilik/owner atau manajer 23 kafe, dengan menaikkan harga jual
untuk produk awal yang sangat tinggi akan mengalami kesulitan
dalam menarik konsumen untuk membeli produk minuman kopi yang
baru ditawarkan. Konsumen tidak akan membeli minuman kopi yang
baru dengan harga jual yang mahal sehingga mereka akan pergi ke
Kafe atau Coffee Shop lain untuk menikmati minuman kopi yang sama
di tempat yang berbeda dengan harga yang lebih murah.
b. Nilai Persentase 4,17% Untuk Strategi Penetapan Harga Jual dengan
Harga yang Ganjil
Terdapat satu kafe juga yang menggunakan strategi penetapan harga
jual dengan harga yang ganjil yaitu Melcosh Cafe. Berdasarkan hasil
wawancara yang telah dilakukan dengan pemilik Melcosh Cafe,
Bapak Deny, berkata:
“Saya melihat yang pertama dari perhitungannya ya jadi kalau
perhitungan persentase cost product-nya sudah kita hitung,
maka akan saya kalikan berapa persen saya dapat untung, lalu
kan harganya tidak mungkin genap misalnya saja bahan
bakunya Rp11.000,00 kalau kita kalikan dengan 30% kan
hasilnya lalu ganjil. Lalu yang kedua saya gak tahu kenapa saya
memang senang dengan menetapkan harga yang ganjil.”
Berbeda dengan 23 kafe lainnya yang tidak menggunakan strategi
penetapan harga jual minuman kopi dengan menetapkan harga yang
ganjil karena manurut pemilik/owner atau manajer kafe hal tersebut
tidak efektif dengan menghabiskan waktu mencari uang kembalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi penetapan harga jual yang digunakan industri kafe di
Kabupaten Sleman sangat beragam dan bervariasi yang disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing kafe. Berikut ini strategi penetapan harga jual yang
digunakan industri kafe di Kabupaten Sleman:
1. Strategi penetapan harga jual yang paling banyak digunakan yaitu strategi
penetapan harga jual berdasarkan biaya dan strategi penetapan harga jual
yang berbeda-beda pada minuman kopi yang memiliki varian yang
berbeda, yang ditetapkan dengan cara:
a. Untuk strategi penetapan harga jual berdasarkan biaya, ditetapkan
berdasarkan biaya produksi ditambah dengan persentase laba/mark-up
yang diinginkan.
b. Untuk strategi penetapan harga jual yang berbeda-beda pada minuman
kopi yang memiliki varian yang berbeda, ditetapkan berdasarkan bahan
baku dan metode pembuatan minuman kopi.
2. Strategi penetapan harga jual yang cukup banyak digunakan yaitu strategi
penetapan harga jual berdasarkan persaingan dan strategi penetapan harga
jual yang tinggi terhadap produk yang bersifat prestige, yang ditetapkan
dengan cara:
a. Untuk strategi penetapan harga jual berdasarkan persaingan, ditetapkan
dengan cara di bawah harga pesaing, sama dengan harga pesaing, dan di
atas harga pesaing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
b. Untuk strategi penetapan harga jual yang tinggi terhadap minuman kopi
yang bersifat prestige, ditetapkan berdasarkan bahan baku yang
digunakan, asal biji kopi, varian minuman kopi yang banyak digemari
oleh konsumen, dan metode pembuatannya.
3. Strategi penetapan harga jual yang kurang banyak digunakan yaitu strategi
penetapan harga jual awal yang rendah untuk produk minuman kopi yang
baru, strategi penetapan harga jual dengan paketan/bundle, dan strategi
penetapan harga jual promo, yang ditetapkan dengan cara:
a. Untuk strategi penetapan harga jual awal yang rendah untuk produk
minuman kopi yang baru, ditetapkan dengan cara memberikan harga
jual yang murah tetapi tidak melewati biaya produksi yang dikeluarkan.
b. Untuk strategi penetapan harga jual dengan paketan/bundle, ditetapkan
dengan cara menggabungkan produk minuman kopi dengan makanan
dan minuman kopi dengan minuman kopi dengan harga jual yang lebih
murah.
c. Untuk strategi penetapan harga jual promo, ditetapkan dengan cara
memberikan harga jual yang lebih murah tetapi tidak berada di bawah
biaya produksi dan biasanya penetapan harga jual promo ini hanya pada
saat hari-hari tertentu.
4. Strategi penetapan harga jual yang tidak banyak digunakan yaitu strategi
penetapan harga jual yang tinggi untuk minuman kopi yang baru dan
strategi penetapan harga jual dengan harga yang ganjil, yang ditetapkan
dengan cara:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
a. Untuk strategi penetapan harga jual yang tinggi untuk minuman kopi
yang baru, ditetapkan berdasarkan kualitas biji kopi yang digunakan.
b. Untuk strategi penetapan harga jual yang ganjil, ditetapkan dari hasil
perkalian biaya produksi dengan laba/mark-up yang diinginkan.
B. Keterbatasan Penelitian
Dari 25 kuesioner yang dibagikan kepada 25 responden, terdapat 1 kuesioner
yang tidak dapat diolah karena responden tersebut mengisi dua alternatif
jawaban “ya” dan “tidak” pada kuesioner mengenai strategi penetapan harga
jual sehingga data yang diolah dan dianalisis hanya berasal dari 24 kafe yang
mengisi kuesioner secara benar.
C. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya
Sebaiknya untuk peneliti selanjutnya diharapkan pada saat mengisi
kuesioner menemani dan memastikan responden agar kuesioner yang diisi
tidak salah sehingga data dapat diolah dan dianalisis.
2. Untuk Industri Kafe
Strategi penetapan harga jual yang telah digunakan oleh industri kafe
sebaiknya secara terus-menerus melakukan review secara berkala untuk
menyesuaikan dengan ketepatan strategi yang dilgunakan. Bagi sebagian
indutsri kafe yang belum menggunakan strategi penetapan harga jual
promo, sebaiknya menggunakannya karena berguna untuk menarik
konsumen dalam membeli produk minuman kopi yang ditawarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Nana Herdiana. 2015. Manajemen Strategi Pemasaran. CV
Pustaka Setia, Bandung.
Adisaputro, Gunawan. 2010. Manajemen Pemasaran. Edisi 1. Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.
BPS Indonesia dalam angka. 2016. https://www.bps.go.id/linkTabelSt
atis/view/id/1322 Diakses tanggal 01 Juni 2018.
Fauzi, Ahmad, I Nengah Punia, dan Gede Kamajaya. (2017). “Budaya Nongkrong
Anak Muda di Kafe (Tinjauan Gaya Hidup Anak Muda Di Kota
Denpasar)”.
Herlyana, Elly. 2012. “Fenomena Coffee Shop sebagai Gejala Gaya Hidup Baru
Kaum Muda”. Jurnal Thaqafiyyat. Vol. 13, No.1.
Industri Mikro dan Kecil. https://www.bps.go.id/subjek/view/id/9 Diakses
tanggal 10 November 2017.
Ingenbleek, Paul. T.M. 2015. “Price Strategies For Sustainable Food Products”.
British Food Journal. Vol 117. Issue: 2.
ITPC Osaka. (2015). “Market Intelligence Kopi dan Produk Kopi.”
http://itpc.or.jp/wp-content/uploads/2017/01/Market-Intelligence-2015-
Kopi-dan-Produk-Kopi.pdf Diakses tanggal 29 September 2017.
Kotler dan Amstrong. 2012. Principles Of Marketing. Pearson, New Jersey.
Krismiaji dan Y Anni Aryani. 2011. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Unit Penerbit
dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.
LPPI; BI;. (2015). Bank Indonesia. Retrieved September 25, 2017, from Bank
Indonesia:http://www.bi.go.id/id/umkm/penelitian/nasional/kajian/Pages/
Profil-Bisnis-UMKM.aspx Diakses tanggal 25 September 2017.
Martono, Nanang. 2010. Statistik Sosial (Teori dan Aplikasi Program SPSS).
Edisi 1. Penerbit Gava Media, Yogyakarta.
Ompusunggu, Marthin Pangihutan dan Achmad Helmy Djawahir. 2014. “Gaya
Hidup dan Fenomena Perilaku Konsumen pada Warung Kopi di
Malang.” Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 12, No.2.
Pramita Dea Ayu dan V. Indah Sri Pinasti. 2017. “Nongkrong di Warung Kopi
Sebagai Gaya Hidup Mahasiswa di Mato Kopi Yogyakarta.” Jurnal
Pendidikan Sosiologi. Vol-, Nomor-.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Pusporetno, Maretiya. 2014. “Kotagede sebagai Kawasan Wisata Budaya dan
Sejarah, Wisata Spiritual, Wisata Kuliner dan Belanja.” Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Vol 1, No.1.
Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta: Pemerintah
RI.
Salendra. 2014. “Coffee Shop As A Media For Self-Actualization Today’s
Youth.” Jurnal The Messenger. Vol. VI. No.2.
Sedarmayanti. 2014. Manajeman Strategi. PT Refika Aditama, Bandung.
Suci, Yuli Rahmini. 2017. “Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan
Menengah) di Indonesia”. Jurnal Ilmiah Cano Economos. Vol. 6, No.1.
Tjiptono, Fandy. 2015. Strategi Pemasaran. Edisi 3. CV. ANDI OFFSET,
Yogyakarta.
Wihartanti, Liana Vivin. 2017. “Faktor-Faktor Pendorong Pengusaha UMKM
Dalam Mengambil atau Menggunakan Kredit Usaha Rakyat (BRI) di
Kabupaten Sragen”. Jurnal ISSN. Vol. 5, No.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 1- Tabel Daftar Harga Jual Minuman Kopi pada Industri
Kabupaten Sleman No Nama Kafe Menu Minuman Kopi Harga Jual
1. Goeboex Coffee
Espresso Based
Espresso Rp20.000
Piccolo Hot Rp30.000
Piccolo Ice Rp32.000
Cappuccino Hot Rp30.000
Cappuccino Ice Rp32.000
Americano Hot Rp25.000
Americano Ice Rp28.000
Caramel Macchiato Hot Rp35.000
Caramel Macchiato Ice Rp37.000
Affogato Rp30.000
Cafe Moccha Hot Rp35.000
Cafe Moccha Ice Rp37.000
Cafe Latte Hot Rp30.000
Cafe Latte Ice Rp32.000
Vanilla Latte Hot Rp33.000
Vanilla Latte Ice Rp35.000
Caramel Latte Hot Rp33.000
Caramel Latte Ice Rp35.000
Hazelnut Latte Hot Rp33.000
Hazelnut Latte Ice Rp35.000
Manual Brew
V60 Hot Rp30.000
V60 Ice Rp32.000
Kalita Hot Rp30.000
Kalita Ice Rp32.000
Chemex Hot Rp30.000
Chemex Ice Rp32.000
Aeropres Hot Rp30.000
Aeropres Ice Rp35.000
Vietnam Drip Hot Rp30.000
Vietnam Drip Ice Rp32.000
Tubruk Hot Rp30.000
Tubruk Ice Rp32.000
Cold Brew Ice Rp35.000
Kopi Susus Kampung Ice Rp25.000
Blended Coffee
Caramel Marlt Cream
Coffee Rp38.000
Avocado Cream Coffee Rp38.000
Hazelnut Cream Coffee Rp38.000
Dark Moccha Coffee Rp38.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
No Nama Kafe Menu Minuman Kopi Harga Jual
Rata Rata Harga Jual
Minuman Kopi di
Goeboex Cafe
Rp32.211
2. Luk Coffee & Book
Manual Brew
Wood Neck Rp18.000
Vietnam Drip Rp18.000
V-60 Rp18.000
Aero Press Rp18.000
Syphon Rp20.000
Chemex Rp20.000
Cold Brew “Original” Rp25.000
Cold Brew “White Rp30.000
Espresso Based
Espressi Single 1 Shoot Rp15.000
Espressi Single 2 Shoot Rp18.000
Long Black Rp20.000
Machiato Caramel Hot Rp22.000
Machiato Caramel Ice Rp24.000
Affogato Rp22.000
Caffe Mocha Hot Rp24.000
Caffe Mocha Ice Rp26.000
Cappuccino Hot Rp23.000
Cappuccino Ice Rp25.000
Caffe Latte Hot Rp23.000
Caffe Latte Ice Rp25.000
Blend Coffee
Luk Nutty Rp26.000
Frozen Chocolate Irish Rp26.000
Avocado Coffee Rp26.000
Greentea Frappiola Rp26.000
Vanilla Frappiola Rp26.000
Caramel Frappiola Rp26.000
Violetta Coffe Rp26.000
Chunchy Choco Caramel Rp26.000
Rata Rata Harga Jual
Minuman Kopi di Luk
Coffee & Book
Rp22.929
3. Arua Coffee
Black
Espresso Rp15.000
Americano Hot Rp20.000
Americano Ice Rp20.000
Irish Coffee Rp23.000
White
Affogato Rp25.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
No Nama Kafe Menu Minuman Kopi Harga Jual
Cappucino Hot Rp25.000
Cappucino Ice Rp25.000
Flat White Hot Rp22.000
Flat White Ice Rp22.000
Cafelatte Hot Rp26.000
Cafelatte Ice Rp26.000
Mochalatte Hot Rp28.000
Mochalatte Ice Rp28.000
Picollo Rp20.000
Splits Rp28.000
Manual
V60 Pour Over Rp20.000
Vietnam Drip Rp18.000
Japanese Ice Rp23.000
Arua Spesial
Kingsman Rp27.000
Enau Rp25.000
Choco Bomb Hot Rp28.000
Choco Bomb Ice Rp28.000
Jambon Rp25.000
Kokotle Rp23.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di Arua
Coffee
Rp23.750
4. Kupiku Coffee
Tubruk Rp12.000
French Press Rp12.000
Cappucino Rp18.000
Mochacciano Rp18.000
Ice Coffee Mocha Rp15.000
Classic Brew Rp15.000
Espresso Rp10.000
Americano Rp15.000
Kupiku Signature Rp15.000
Cold Brew Rp20.000
Kupiku On The Go Rp18.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di Arua
Coffee
Rp15.273
5. Bjong Ngopi
Kopi Tubruk Rp7.000
Kopi Susu Tubruk Rp8.000
Kopi Almond Tubruk Rp10.000
Kopi Tetes Rp9.000
Kopi Tetes+susu Rp11.000
Kopi Tetes+Es Rp10.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
No Nama Kafe Menu Minuman Kopi Harga Jual
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di Bjong
Ngopi
Rp9.167
6. Bardiman Café
Luwak Rp26.000
Jawa Dampit Rp10.000
Sembalun Rp11.000
Bowongso Rp11.000
Atjeh Barat Rp11.000
Sidikalang Rp11.000
Doloksanggul Rp11.000
Wamena Rp18.000
Kerinci Rp11.000
Gayo Rp11.000
Kintamani Rp11.000
Manggarai Rp11.000
Lampung Rp11.000
Toraja Rp11.000
Sanger Rp13.000
Bajawa Rp13.000
Merapi Rp10.000
Ciwidey Rp12.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di
Bardiman
Rp12.389
7. Bento Cafe_Nologaten
Kopi Hitam Small Rp6.000
Kopi Hitam Medium Rp8.000
Kopi Madu Small Rp7.000
Kopi Madu Medium Rp9.000
Kopi Susu Small Rp7.000
Kopi Susu Medium Rp9.000
Susu Kopi Small Rp7.000
Susu Kopi Medium Rp9.000
Kopi Jahe Rp10.000
Kopi Suhe Rp12.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di Bento
Cafe_Nologaten
Rp8.400
8. Tickles Cafe & Resto
Avogato Rp20.000
Black Coffee Hot Rp15.000
Black Coffee Cold Rp16.000
Black Forrest Coffee Hot Rp25.000
Black Forrest Coffee Cold Rp26.000
Cafe Mocha Hot Rp25.000
Cafe Mocha Cold Rp26.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
No Nama Kafe Menu Minuman Kopi Harga Jual
Caffelatte Hot Rp20.000
Caffelatte Cold Rp21.000
Cappucino Hot Rp18.000
Cappucino Cold Rp19.000
Caramel Latte Hot Rp20.000
Caramel Latte Cold Rp21.000
Caramel Machiato Hot Rp25.000
Caramel Machiato Cold Rp26.000
Coconut Milk Coffee Rp20.000
Espresso Double Rp17.000
Espresso Single Rp16.000
Espresso Milkshake Rp25.000
Hazelnut Latte Hot Rp25.000
Hazelnut Latte Cold Rp26.000
Honey Coffee Gelato Rp25.000
Irish Coffee Gelato Rp25.000
Pirates of Carribean Rp20.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di
Tickles Cafe & Resto
Rp21.750
9. Kopi Nogo
Kopi Nogo Lanang
(Menoreh) Rp10.000
Kopi Arabika Rp9.000
Kopi Robusta Rp9.000
Kopi Green Robusta Rp9.000
Kopi Nogo Lanang
(Temanggung) Rp10.000
Kopi Nogo (Gayo) Rp10.000
Kopi Nogo Toraja Rp10.000
Natural Rp11.500
Long Berry Rp11.500
Mandeling Rp11.500
Kim Tong Rp11.500
Nogo Kopi Vietnam Rp15.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di Kopi
Nogo
Rp10.667
1
1
0
0
Luwak Coffee Jogjabika
Kopi Jogja Sembada Rp11.000
Cascara Rp11.000
Luwak Rp20.000
Arabika Menoreh Rp12.000
Jogjabika Probio Winy
Coffee Rp13.000
Kopi Djowo Rp11.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Nama Kafe Menu Minuman Kopi Harga Jual
Green Coffee Arabica Rp13.000
Green Coffee Canephora Rp13.000
Kopi Arabica
Blend Rp13.000
Kopi Robusta Merapi Rp12.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di Luwak
Coffee Jogjabika
Rp13.400
11. Ringgit Extraordinary
Café
Tubruk Rp8.000
Kopi Santen Rp10.000
Espresso Rp8.000
Americano Rp8.000
V60 Rp10.000
Mazagran Rp12.000
Mocca on Rock Rp12.000
Ringgit Rp8.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di
Ringgit Extraordinary
Cafe
Rp9.500
12. Gendon Café
Coffee
Coffee Late Rp15.000
Espresso Rp15.000
Cappucino Rp15.000
Moccacino Rp15.000
Cappucino Mongo Rp15.000
Cappucino Banana Rp15.000
Original Coffee
Gayo Rp10.000
Menoreh Rp8.000
Sulawesi Rp9.000
Bali Honey Rp9.000
Sunda Gulali Rp9.000
Lampung Rp9.000
Toraja Rp10.000
Tubruk
Menoreh Rp7.000
Manggarai Rp8.000
Toraja Rp9.000
Lampung Rp8.000
Gayo Rp9.000
Bengkulu Rp8.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di Rp10.684
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Nama Kafe Menu Minuman Kopi Harga Jual
Gendon Cafe
13. Uppers Coffee Brewer
Espresso Based
Espresso Rp15.500
Espresso Doppio Rp18.000
Ristreto Rp15.500
Lungo Rp17.000
Cappucino Hot Rp22.500
Cappucino Iced Rp24.000
Cafe Latte Hot Rp22.500
Cafe Latte Iced Rp24.000
Long Black Rp17.000
Cafe Americano Rp17.000
Latte Macchiato Rp19.500
Cafe Con Panna Rp21.500
Cafe Au Lait Rp19.500
Flat White Rp19.500
Cafe Mocca Hot Rp21.500
Cafe Mocca Iced Rp24.000
Cafe Afogatto Rp21.500
Vietnam Coffee Hot Rp23.000
Vietnam Coffee Iced Rp25.000
Iced Coffee Rp19.500
Iced Coffee Milk Rp15.000
Flavoured Blend
Caramel Macchiato Rp21.500
Hazelnut Latte Hot Rp23.500
Hazelnut Latte Iced Rp25.500
Tiramisu Latte Hot Rp23.500
Tiramisu Latte Iced Rp25.500
Vanila Latte Hot Rp23.500
Vanila Latte Iced Rp25.500
Caramel Latte Hot Rp23.500
Caramel Latte Iced Rp25.500
Almond Latte Hot Rp23.500
Almond Latte Iced Rp25.500
Avocado Coffee Rp28.000
Coffee Taro Rp25.000
Taro Latte Hot Rp26.000
Taro Latte Iced Rp28.000
Red Velvet Latte Hot Rp26.000
Red Velvet Latte Iced Rp28.000
Greentea Latte Hot Rp26.000
Greentea Latte Iced Rp28.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Nama Kafe Menu Minuman Kopi Harga Jual
Uppers Specials
Choco Fresh Mint Rp28.000
White Choco Rp28.000
Thin Mint Rp28.000
Lazy Banana Rp28.000
Mochacookies Rp28.000
Caramel Mocca Frape Rp28.000
Coffee Tonic Rp25.000
Es Kopi Susu Rp24.000
Manual Brewing
Syphon Rp25.000
Frenchpress Rp22.000
Aeropress Rp23.000
V60 Rp25.000
Vietnam Drip Rp23.000
Tubruk Rp17.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di
Uppers Coffee Brewer
Rp23.259
14. Kopine Mbah Doekoeh
Kopi Mbah Doekoeh Rp6.500
Kopi Susu Rp7.500
Es Kopi Rp7.500
Kopi Romantis Rp7.500
Kopi Raden Rp7.500
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di
Kopine Mbah Doekoeh
Rp7.300
15. Cafe Kopi
WedanganKoe
Single Origin Coffee (Arabika, Robusta,
Peaberry)
V60 Rp12.000
V60 + Es Rp14.000
Aeropress Rp12.000
Aeropress + Es Rp14.000
Chemex Rp12.000
Chemex + Es Rp14.000
Syphon Rp15.000
Syphon + Es Rp17.000
Vietnam Drip Rp12.000
Vietnam Drip + Es Rp14.000
Kopi Tubruk Rp8.000
Kopi Tubruk + Susu Rp10.000
Espresso Rp10.000
Americano Rp10.000
Americano + Es Rp12.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
No Nama Kafe Menu Minuman Kopi Harga Jual
Cappucino Rp12.000
Cappucino + Es Rp14.000
Caffe Latte Rp12.000
Caffe Latte + Es Rp14.000
Vanila Latte Rp12.000
Vanila Latte + Es Rp14.000
Hazelnut Latte Rp12.000
Hazelnut Latte + Es Rp14.000
Butterscoth Latte Rp12.000
Butterscoth Latte + Es Rp14.000
Kopi Tarik Rp12.000
Kopi Tarik + Es Rp14.000
Affogato Rp15.000
Cold Brew Rp20.000
Cold Brew Aroma Wine
Coffee Rp25.000
Cold Brew Luwak Coffee Rp30.000
Kopi Tubruk Wine Rp10.000
Kopi Tubruk Wine + Susu Rp12.000
Kopi Tubruk Luwak Rp15.000
Kopi Tubruk Luwak +
Susu Rp17.000
Kopi Filter Wine Rp15.000
Kopi Filter Wine + Es Rp17.000
Kopi Filter Luwak Rp25.000
Kopi Filter Luwak + Es Rp27.000
Spesial Menu Wedangan Koe Cafe
Es Kopi Susu Istri Muda Rp14.000
Es Kopi Susu Papa Muda Rp14.000
Es Kopi Americano Plus Rp22.000
Babychino Rp14.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di Cafe
Kopi WedanganKoe
Rp14.744
16. Red Seeds Coffee
Classic Espresso
Redpresso Rp12.000
Macchiato Rp14.000
Americano Rp15.000
Longblack Rp15.000
Mochacinno Rp18.000
Flat White Rp18.000
Cappucino Rp18.000
Cafe Latte Rp18.000
Latte Flavo Rp20.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No Nama Kafe Menu Minuman Kopi Harga Jual
Affogato Rp20.000
Brewing Method
Tubruk Rp10.000
V60 Rp15.000
Aeropress Rp15.000
French Press Rp15.000
Sanger Rp16.000
Vietnam Drip Rp16.000
Turkeys Ibrik Rp16.000
Chemex Rp17.000
Clever Dripper Rp17.000
Syphon Rp18.000
Cold Brew Rp20.000
Signatu-Red
Espissu Rp15.000
Frappezo Rp20.000
Blowjob Rp20.000
Espressoda Rp20.000
Forbiden Star Rp23.000
Redsploded Rp23.000
Myxzptlk Rp23.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di Red
Seeds Coffee
Rp17.393
17. Klinik Kopi Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di Klinik
Kopi
Rp25.000
18. Kopilog
V60-Tubruk Rp15.000
Cold Brew Rp12.000
Ice Coffee Robusta V60 Rp12.000
Ice Coffee Natural Wine Rp13.000
Ice Vanilla Latte Rp15.000
Traditional Cappuccino
Hot Rp14.000
Traditional Cappuccino
Iced Rp15.000
Con Hielo Rp16.000
Saring - Tarik
Kopi Hitam Hot Rp9.000
Kopi Hitam Iced Rp10.000
Es Kopi Robusta Rp9.000
Kopi Susu Hot Rp11.000
Kopi Susu Iced Rp12.000
Kopilog Signature
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
No Nama Kafe Menu Minuman Kopi Harga Jual
Es kopilog Rp16.500
Kopilog Coffee Latte Rp17.000
Co.COK Rp21.500
Koreo Blended Rp21.500
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di
Kopilog
Rp14.088
19. Awan Mbengi Coffe &
Sisha Stall
Hot Vitnam Drip Rp12.000
Thai Ice Coffee Rp12.000
Affogatto Rp12.000
Es Kopi Susu Spesial AM Rp14.000
Kopi Arabica AM Rp12.000
Cappuccino Cincau Rp12.000
Choco Cappuccino Rp12.000
Kopi Kampoeng Rp7.000
Kopi Vanilla Rp7.000
Kopi Coklat Rp7.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di Awan
Mbengi Coffe & Sisha
Stall
Rp10.700
20. Kafe Kayu Manis
Hot Black Coffe Rp4.000
Hot Instant Black Coffee Rp5.000
Coffee Late Rp7.500
Cappuccino Rp7.500
Moccacino Rp7.500
Coffee Hazelnut Rp7.500
Coffee Caramel Rp7.500
Tiramisu Rp7.500
Irish Cream Coffee Rp7.500
Frappucino Rp8.500
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di Kafe
Kayu Manis
Rp7.000
21. Foolish Pleasure Café
Manual Brew
V60 Rp15.000
French Press Rp15.000
Vietnam Drip Rp15.000
Tubruk Rp15.000
Flat Bottom Rp15.000
Aero Press Rp17.000
Espresso Base
Espresso Rp10.000
Americano Hot Rp15.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
No Nama Kafe Menu Minuman Kopi Harga Jual
Americano Iced Rp17.000
Cappuccino Hot Rp18.000
Cappuccino Iced Rp20.000
Latte Hot Rp18.000
Latte Iced Rp20.000
Mocca Hot Rp20.000
Mocca Iced Rp22.000
Signature
Kopi Senang Rp22.000
Foolish Dirry Bomb Rp18.000
Kopi Tawa Rp25.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di
Foolish Pleasure
Rp17.611
22. Melcosh Café
Coffee Extract
Single Expresso Rp15.000
Expresso Dopio Rp17.000
Lungo Rp18.000
Long Black Rp22.000
Americano Rp22.000
Coffee with Milk
Coffee Late Rp27.000
Cappucino Rp27.000
Coffee Machiato Rp25.000
Flat White Rp25.000
Coffee Mocha Rp27.000
Latte Machiato Rp25.000
Coffee with Additive Rp27.000
Coffee with Ice
Saigon Rp26.000
Iced Coffee Leisure Rp27.000
Iced Latte Rp27.000
Con Hielo Rp26.000
Iced Coffee Mint Rp26.000
Coffee Single Origin & Process
Arabika Nusantara
Tubruk Rp21.000
French Press Rp22.000
Vietnam Drip Rp22.000
V60 Rp25.000
Syphon Rp29.000
Aero Press Rp25.000
Robusta Nusantara
Tubruk Rp14.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
No Nama Kafe Menu Minuman Kopi Harga Jual
French Press Rp15.000
Vietnam Drip Rp15.000
V60 Rp18.000
Syphon Rp19.000
Aero Press Rp18.000
Sweet Coffee Mix
Sweet Melcosh Rp32.000
Coffee Affogato Rp26.000
Coffee Con Panna Rp26.000
Choco on Fire Rp33.000
Vanilla Monkey Rp32.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di
Melcosh Café
Rp23.559
23. Ragabatu Warung
Artisan
Kopi Tubruk Rp9.000
Kopi Saring Rp12.000
Kopi Susu Rp14.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di
Ragabatu Warung
Artisan
Rp11.667
24. Kedai Katira Coffee and
Food
Espresso Milk + Espresso Based
Espresso Rp8.000
Doppio Rp11.000
Compana Rp10.000
Machiato Rp9.000
Romano Rp10.000
Americano Hot Rp12.000
Americano Ice Rp14.000
Cappocino Hot Rp13.000
Cappocino Ice Rp16.000
Cappocino Caramel Hot Rp16.000
Cappocino Caramel Ice Rp19.000
Café Mocha Hot Rp14.000
Café Mocha Ice Rp17.000
Vanilla Latte Hot Rp14.000
Vanilla Latte Ice Rp17.000
Green Tea Latte Hot Rp15.000
Green Tea Latte Ice Rp18.000
Frappio Rp17.000
Single Origin
Regular Rp10.000
Tubruk Rp10.000
French Press Rp13.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No Nama Kafe Menu Minuman Kopi Harga Jual
V60 Rp13.000
Vietnam Drip Rp13.000
Gahwa Arabi Rp15.000
Rata-rata Harga Jual
Minuman Kopi di Kedai
Katira Coffee and Food
Rp12.960
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI
Identitas responden
Nama : ........................................................................
Usia : ......................................... tahun
Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan *(Coret yang tidak penting)
Pendidikan terakhir : ........................................................................
Nama usaha : ........................................................................
Tahun berdiri : ........................................................................
Penjualan per Tahun : ........................................................................
Bapak/Ibu diharapkan untuk memilih salah satu dari dua alternatif jawaban yang
telah disediakan dengan memberikan tanda checklist (√).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Kuesioner Strategi Penetapan Harga Jual Minuman Kopi
No Strategi Penetapan Harga Jual menurut
Teori Kotler & Amstrong (2012)
Alternatif Jawaban
Ya Tidak
1.
Strategi Penetapan Harga Jual
berdasarkan Biaya
Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual dengan
menambah sejumlah laba/mark-
up
2.
Strategi Penetapan Harga Jual
berdasarkan Persaingan
Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual dengan
memperhatikan harga produk
milik pesaing
3.
Strategi Penetapan Harga Produk Baru
c. Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual awal yang
tinggi
d. Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual awal yang
rendah
4.
Strategi Penetapan Harga Bauran
Produk
c. Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual yang
berbeda-beda pada minuman
kopi yang memiliki varian
yang berbeda.
d. Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual dengan
paketan/bundle
5.
Strategi Penyesuaian Harga
1) Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual dengan
harga yang ganjil.
2) Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual yang
tinggi terhadap produk yang
bersifat prestige
3) Kafe menggunakan strategi
penetapan harga jual promo
Sumber: Kotler dan Amstrong (2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 3
DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA
Nama Pemilik/Manajer Industri Kafe :
Nama Usaha :
Alamat :
1. Apa yang menjadi latar belakang bapak/ibu membuka usaha kafe
dan menjual minuman kopi?
2. Bagaimana bapak/ibu menggunakan strategi penetapan harga jual
untuk produk minuman kopi yang baru?
3. Seberapa besar jumlah laba yang bapak/ibu perhitungkan dalam
menetapkan harga jual minuman kopi?
4. Apakah ada minuman kopi yang bersifat prestise? Jika ada apakah
harga jual minuman kopi tersebut semakin mahal?
5. Apakah bapak/ibu menggunakan strategi bundle pricing dalam
menetapkan harga jual minuman kopi, jika ya bagaimana metode
yang digunakan?
6. Apakah terdapat kendala atau masalah yang bapak/ibu alami dalam
menetapkan strategi harga jual pada minuman kopi?
7. Bagaimana pengaruh harga pesaing terhadap penjualan minuman
kopi milik bapak/ibu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
8. Apakah strategi penetapan harga jual yang dipilih bapak/ibu sudah
dirasa tepat atau belum? Jika ya alasannya apa, jika tidak alasannya
mengapa?
9. Jika harga pembelian biji kopi mengalami peningkatan dari petani
atau tengkulak ataupun bijinya mengalami kelangkaan, apakah
harga jual minuman kopi mengalami kenaikan ke konsumen?
10. Jenis dan varian minuman kopi apa saja yang bapak/ibu jual di kafe
ini dan bagaimana penetapan harga jualnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 4 Tabel Profil Responden Kafe Kabupaten Sleman
No Kafe Alamat
Tahun
Berdiri
Penjualan
Pertahun (Rp)
Nama
(Responden) Jabatan
Jenis
Kelamin Usia
Pendidikan
Terakhir
1 Goeboex Coffee
Jl. Perumnas No.158,
Caturtunggal, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55281
2006 2.372.500.000 Dwi Kartika
Sari Manajer P 31 S2
2 Luk Coffee & Book
Jl. Pringwulung,
Condongcatur, Kec.
Depok, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa
Yogyakarta 57283
2014 540.000.000 Arif Sagita
Rahman Manajer L 26 SMA
3 Arua Coffee
34, Jl. Cempaka,
Caturtunggal, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55281
2015 250.000.000 Patriot Pemilik L 29 S1
4 Kupiku Coffee
Jl. Anggajaya 1,
Condongcatur, Kec.
Depok, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa
Yogyakarta 55281
2017 200.000.000 Aria
Riswanda Pemilik L 22 S2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 4 Tabel Profil Responden Kafe Kabupaten Sleman (Lanjutan)
No Kafe Alamat
Tahun
Berdiri
Penjualan
Pertahun (Rp)
Nama
(Responden) Jabatan
Jenis
Kelamin Usia
Pendidikan
Terakhir
5 Bjong Ngopi
Jl. Nologaten,
Caturtunggal, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55281
2010 300.000.000 Ronny
Matuda Pemilik L 35 S2
6 Bardiman Café
Condongcatur, Depok Sub-
District, Sleman Regency,
Special Region of
Yogyakarta 55281
2013 985.500.000
Iqbal
Tawakal
Prihendra
Manajer L 24 S1
7 Bento Cafe_
Nologaten
Jalan Nologaten,
Caturtunggal, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55281
2012 1.500.000.000
Hairil
Umam
Bento
Pemilik L 25 S1
8 Tickles Cafe &
Resto
Jalan Kenari No. 4, Depok,
Caturtunggal, Sleman,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55281
2013 2.400.000.000 Retno Setya
Pratiwi Manajer P 53 S1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 4 Tabel Profil Responden Kafe Kabupaten Sleman (Lanjutan)
No Kafe Alamat
Tahun
Berdiri
Penjualan
Pertahun (Rp)
Nama
(Responden) Jabatan
Jenis
Kelamin Usia
Pendidikan
Terakhir
9 Kopi Nogo
Jl. Km 4, Banyuraden,
Godean, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55293
2017 25.000.000 Sosiawati Manajer P 47 S1
10 Luwak Coffee
Jogjabika
Jl. karangmojo,
Tamanmartani, Kalasan,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55571
2015 240.000.000 Anton
Ariyanto Pemilik L 51 S1
11 Ringgit
Extraordinary Café
Sembuhan, Sendangmulyo,
Minggir, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55562
2017 15.000.000
Manuel
Ellyas Abie
Jayadiguna
Pemilik L 26 D3
12 Gendon Café
Jalan Godean Km 18,
Sembuhan, Minggir,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55562
2013 93.600.000 Caecilia
Novitasari Pemilik P 30 SMA
13 Uppers Coffee
Brewer
Jl. Monjali No.78,
Sinduadi, Mlati,
Kabupaten Sleman, DIY
55284
2016 800.000.000 Sangga
Daru Bagas Pemilik L 28 S2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 4 Tabel Profil Responden Kafe Kabupaten Sleman (Lanjutan)
No Kafe Alamat
Tahun
Berdiri
Penjualan
Pertahun (Rp)
Nama
(Responden) Jabatan
Jenis
Kelamin Usia
Pendidikan
Terakhir
14 Kopine Mbah
Doekoeh
Sinduadi, Mlati,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55284
2016 360.000.000 Muhammad
Ikhsan Manajer L 32 D3
15 Cafe Kopi
WedanganKoe
Jl. Gandhok Tambakan,
Sinduharjo, Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55581
2016 70.000.000 Pradipta
Saputra Manajer L 23 S1
16 Red Seeds Coffee
Jalan Damai No.9, Dayu,
Sinduharjo, Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55581
2013 240.000.000 Andri
Prabowo Pemilik L 40 S1
17 Klinik Kopi
Jl. Kaliurang KM. 7.8,
Gang Bima, Sinduharjo,
Ngaglik, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55581
2013 730.000.000 Pepeng Pemilik L 39 D3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 4 Tabel Profil Responden Kafe Kabupaten Sleman (Lanjutan)
No Kafe Alamat
Tahun
Berdiri
Penjualan
Pertahun (Rp)
Nama
(Responden) Jabatan
Jenis
Kelamin Usia
Pendidikan
Terakhir
18 Kopilog
Jl. Damai No.36, Sariharjo,
Ngaglik, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55581
2015 200.000.000 Ivan Chairil
Anwar Manajer L 28 SMA
19 Awan Mbengi Coffe
& Sisha Stall
Jl. Kaliurang KM.9,
Sardonoharjo, Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55581
2007 500.000.000 Toko Manajer L 30 SMP
20 Kafe Kayu Manis
Jl. Kaliurang,
Umbulmartani, Ngemplak,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55584
2016 150.000.000
Ita
Mochamad
Ichsan
Pemilik P 48 S1
21 Foolish Pleasure
Cafe
Jl. Utara Stadion,
Wedomartani, Ngemplak,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55584
2016 56.700.000 Golda Rezki
Putera Pemilik L 22 D3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 4 Tabel Profil Responden Kafe Kabupaten Sleman (Lanjutan)
No Kafe Alamat
Tahun
Berdiri
Penjualan
Pertahun (Rp)
Nama
(Responden) Jabatan
Jenis
Kelamin Usia
Pendidikan
Terakhir
22 Melcosh Cafe
Jl. Kaliurang KM. 23,
Dusun Banteng, Kel.
Hargobinangun, Kec.
Pakem, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55582
2014 1.000.000.000 Deny
Sulistiawan Pemilik L 35 S1
23
Ragabatu Warung
Artisan
Sambirejo, Prambanan,
Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55572
2017 15.000.000 Andrew
Janu Pemilik L 25 S1
24 Kedai Katira Coffee
and Food
Jl. Wates Km. 3,5, Jl. Sri
Rahayu No. 70,
Pelemgurih, Banyuraden,
Gamping, Daerah
Istimewa Yogyakarta
55293
2016 350.000.000 Susie Pemilik P 58 S2
Sumber: data primer 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI