presus non psikotik
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
1/19
I.IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SS
Umur : 53 th
Agama : Islam
Alamat : Tukangan Wetan No.25 RT 02/ RW 02, MagelangPekerjaan : Ibu Rumah Tangga & pelatih senam
Pendidikan : SLTP
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Kawin
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Aloanamnesis pada tanggal 23 Desember 2009
Keterangan 1
Nama Tn.ASAlamat Tukangan WetanPekerjaan Wiraswasta
Pendidikan SLTAUmur 49 thAgama Islam
Hubungan SuamiA. Sebab dibawa ke Rumah Sakit
Sering merasa cemas, tidur sulit, sedih dan beraktivitas malas.
B. Riwayat Perjalanan PenyakitKurang lebih 5 tahun yang lalu pasien merasa sering cemas tanpa sebab yang
jelas, tidur sulit, mimpi buruk, nafsu makan menurun, mandi malas dan beraktivitas
malas. Badan terasa kencang dan terasa dingin dari kepala hingga ujung kaki.
Kemudian pasien datang ke seorang dokter Saraf dan disuntik di leher bagian
belakang sebanyak 2 kali, namun pasien tidak mengetahui pengobatan apa yang ia
terima. Setelah itu pasien merasa sembuh dan kembali normal tanpa ada keluhan
seperti semula.
Kurang lebih 4 tahun yang lalu, gejala cemas muncul lagi setiap ada masalah
saat itu pasien merasa dadanya sebelah kanan sakit seperti disayat sayat kemudianmemeriksakan diri ke dokter Penyakit Dalam dan tidak ada kelainan yang didapat,
namun pada malam hari keluhan itu muncul lagi dan akhirnya pasien dibawa ke IGD
salah satu rumah sakit hingga mondok, selama dirawat disana dilakukan EKG dan
pemeriksaan lainya, hasilnyapun normal. Dokter yang memeriksa pada saat itu tidak
ada kelainan dan yang bermakna dan mengarah pada satu penyakit, akhirnya dokter
tersebut menyarankan agar pasien memeriksakan diri ke Psikiater, dan keesokan
harinya pasien pulang dan langsung memeriksakan dirinya ke Psikiater. Psikiater
memberikan obat (Amitriptilin) dan menyarankan agar tidak terlalu memikirkan rasa
cemasnya itu, setelah itu pasien merasa kondisinya membaik, tanpa ada keluhan,
dapat menjalani aktivitas seperti biasanya dan mulai teratur kontrol serta minum obat.
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
2/19
Kurang lebih 1 tahun yang lalu pasien merasa keluhan-keluhan sering cemas
seperti saat suaminya pergi agak lama, merasa cemas akan terjadi sesuatu pada
suaminya, mondar mandir melihat ke luar dan tidak bisa melakukan kegiatan lain
sampai suaminya pulang. Selain itu sering sedih saat suaminya sedang sepi pekerjaan
sebagai seorang wiraswasta, hingga makan malas dan mandi malas. Keluhan seringmuncul lagi, tidur sulit, mimpi buruk seperti mimpi orang yang sudah meninggal,
nafsu makan kurang, semangat kerja menurun dan beraktivitas malas.
Pasien rutin kontrol keluhannya sehingga setiap gejalanya muncul segera
teratasi, dan pada akhirnya pasien disarankan hanya meminum obat disaat perlu saja
dan semakin bisa mengendalikan kecemasannya itu, dan pasien merasa jauh lebih
baik sekarang, kembali semangat beraktivitas hingga menjadi pelatih senam.
Grafik prjalanan penyakit
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Psikiatri
Pasien merasakan gejala mulai 5 tahun yang lalu.
2. Medis Umum
Pasien sering merasa nyeri ulu hati.
3. Penggunaan obat-obatan dan alkohol
Menurut keterangan pasien dan suaminya, pasien tidak pernah ada riwayat minum
minuman beralkohol ataupun penggunaan obat-obatan terlarang.
III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Masa Prenatal dan Perinatal
Pasien adalah anak ke 4 dari 8 bersaudara, tidak didapatkan data lain.
2. Masa Kanak Awal ( Sampai umur 3 tahun )
Pasien diasuh oleh orang tuanya sendiri dan termasuk keras dalam mendidik anak,
tidak ada masalah ketika seusianya itu.
3. Masa Kanak Pertengahan ( umur 3 tahun 11 tahun )
Tidak ada masalah saat pasien seusia ini, tumbuh dan berkembang sesuai usianya.
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
3/19
4. Masa Kanak Akhir dan Remaja ( 11 18 tahun )
Pergaulan pasien pada usia ini sama seperti teman seusianya.
5. Masa Dewasa
a. Riwayat PendidikanPasien hanya sekolah sampai SLTP karena masalah biaya walaupun ada keinginan
untuk melanjutkan sekolah.
b. Riwayat Pekerjaan
Pernah bekerja di pabrik tas kemudian berhenti karena diminta suaminya diam di
rumah saja menjadi ibu rumah tangga dan sekarang sebagai pelatih senam.
c. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama islam, menerapkan aturan agamanya pada kehidupan sehari-hari.
d. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah selama 26 tahun dan memiliki 2 orang anak perempuan.
e. Riwayat Hukum
Pasien belum pernah bermasalah hingga berurusan dengan hukum/pihak berwajib.
f. Aktifitas Sosial
Pasien tidak ada masalah dengan lingkungannya, termasuk orang yang supel dan
pandai bergaul dengan keluarga, teman dan tetangganya.
g. Riwayat Psikososial
Termasuk orang yang mudah khawatir bila ada masalah.
h. Kepribadian Premorbid
Pasien termasuk tipe orang yang pencemas.
i. Situasi Hidup SekarangPasien tinggal di rumah warisan keluarganya, suaminya sangat mendukung
kesembuhan pasien.
j. Riwayat Psikoseksual
Seorang berpakain wanita dan memiliki 1 orang suami.
k. Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengeluh gejala yang sama.
l. Kepribadian Premorbid
Pasien termasuk tipe orang pencemas bila ada masalah, khawatir akan hal kecil
dan bersika[p berlebihan.
m. Fantasi dan Impian
Pasien ingin melanjutkan sekolah hingga jenjang SLTA sampai perguruan tinggi.
Namun kedua orangtuanya hanya menyekolahkan pasien hingga jenjang SLTP.
Keinginan itu sekarang sudah tidak ada, hanya penyesalan yang kadang muncul.
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
4/19
Genogram
IV. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum ( Tanggal 23 desember 2009)
1. Penampilan
Tampak wanita sesuai usia, rawat diri baik
2. Perilaku dan aktifitas motorikNormoaktif
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif
4. Mood dan afek
Mood : disforik
afek : appropiate
B. Pembicaraan
Menjawab setiap pertanyaan dan menceritakan setiap keluhan dan perjalananpenyakitnya saat diminta oleh pemeriksa.
C. Gangguan Persepsi
Halusinasi (-)
D. Pikiran
1. Bentuk Pikir : realistik
2. Isi Pikir : waham (-)
3. Proses Pikir : preokupasi (-)
E. Kesadaran dan Kognisi
1. Tingkat Kesadaran : compos mentis
2. Orientasi
Waktu : baik
Tempat : baik
Orang : baik
3. Daya Ingat
Jangka segera : baik
Jangka Pendek : baik Jangka Lama : baik
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
5/19
4. Konsentrasi dan Perhatian : baik
5. Kemampuan Membaca dan Menulis : baik
6. Intelegensi dan daya informasi : baik
F. Pengendalian ImpulsMudah cemas dan khawatir yang berlebihan.
G. Tilikan diri (Insight)
Baik, Derajat VI
H. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internus
Keadaan Umum : Compos mentis
Tanda Vital : TD 130/90 mmHg, N 96 x/m
Kepala : Mesochepal
Dada : Simetris
Pulmo : DBN
Perut : DBN
Ekstremitas : DBN
B. Status NeurologisNervi Cranialis : DBN
Reflek Fisiologis : DBN
Reflek Patologis : DBN
Kesan : Tidak didapatkan kelainan pada status internis dan neurologis
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Dihadapkan seorang perempuan usia 53 tahun, beragama Islam, suku jawa,
pendidikan terakhir SLTP, tinggal bersama suami dan 2 orang anak. Datang ke
psikiater sendirian karena mempunyai keluhan sering cemas, tidur sulit, mimpi
buruk, semangat kerja berkurang, nafsu makan berkurang, badan terasa kaku, dingin
seluruh tubuh dan dada sebelah kanan terasa sakit seperti disayat-sayat.
Pasien sering merasa cemas tanpa sebab yang jelas atau cemas yang
berlebihan bila ada masalah. Pasien pernah memeriksakan diri ke dokter Saraf dan
Penyakit Dalam, namun tidak didapatkan tanda-tanda yang bermakna mengarah pada
suatau penyakit. Hingga akhirnya periksa ke Psikiater dan berobaat disana hingga
sekarang.
Pada status mental didapatkan seorang perempuan sesuai usia, orientasi waktu,
tempat, orang baik. Sikap dan tingkah laku kooperatif, pembicaraan baik, intonasisuara baik/cukup, volume suara cukup. Afek disforik, pikiran realistik, tidak ada
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
6/19
waham ataupun halusinasi, daya ingat, konsentrasi baik dan mudah merasa
cemas/khawatir.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIKUntuk membuat suatu diagnosis dengan gangguan anxietas dan depresi,
diperlukan suatu kecermatan dalam menggali informasi tentang pasien baik dari segi
riwayat pribadi, riwayat keluarga, onset gangguan dan seterusnya. Hal ini dilakukan
untuk menghindari bias dalam penentuan diagnosis. Dari hasil wawancara didapatkan
gejala-gejala sebagai berikut:
1. Sindrom depresi
Gejala utama
- Afek depresi
- Kehilangan minat dan kegembiraan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah
lelah dan menurunya aktivitas.
Gejala lainya
- Konsentrasi dan perhatian berkurang
- Harga diri dan kepercayaan berkurang
- Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
- Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
- Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri
- Tidur terganggu
- Nafsu makan berkurang Untuk episode depresi dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan
masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi
periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratrnya dan
berlangsung cepat.
Kategori dignosis episode depresi ringan, sedang dan berat hanya digunakan
untuk episode depresi tunggal. Episode depresi berikutnya harus
diklasifikasikana di bawah salah satu diagnosis gangguan depresif berulang.
Anxietas dicetuskan oleh adannya situasi atau objek yang jelas (dari luarindividu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak
membahayakan. Manifestasi anxiatas merupakan gejala utama dan tidak
terbatas pada situasi lingkungan tertentu saja. Dapat diertai gejala-gejala
depresif dan obsesif, bahkan juga beberapa unsur dari anxietas fobik, asal saja
jelas bersifat sekunder atau ringan.
VIII. SINDROM YANG DIDAPAT
sindrom depresi
- sedih
- Kehilangan minat dan kegembiraan
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
7/19
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
dan menurunya aktivitas.
- Tidur terganggu
- Nafsu makan berkurang
- Onset 5 tahun
IX. DIAGNOSIS BANDING
1. Gangguan depresif berulang, episode kini ringan dengan gejala somatik (F33.01)
2. Gangguan cemas menyeluruh (F41.1)
3. Gangguan campuran anxietas dan depresi (F41.2)
4. Gangguan penyesuaian (F43.2)
X. PEMBAHASAN
A. Gangguan kecemasan
1. Definisi
Secara umum kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan atau
memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dana memungkinkan seseorang
mengambil tindakan untuk mengambil ancaman. Ketakutan atau suatu sinyal
serupa yang menyadarkan, harus dibedakan dari kecemasan. Rasa takut adalah
respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui, bersifat eksternal, jelas atau
bukan bersifat konflik. Sedangkan secara signifikan, kecemasan adalah respon
terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, bersifat internal, samar-samar atau konfliktual.
Kecemasan dibagi 2 yaitu kecemasan fisiologis dan patologis. Perbedaannya
adalah sebagai berikut :
Kecemasan Fisiologis Kecemasan Patologis
Jelas penyebabnya. Tidak jelas penyebabnya.
Lebih bersifat eksternal. Lebih bersifat internal.Tanpa disertai gangguan tidur,walaupun ada tidak dalam jangkawaktu yang lama, biasanya kurang dari3 hari.
Disertai gangguan tidur dalam waktu beberapa lama, biasanya lebih dari 3hari.
Mudah diatasi Sukar diatasi
Tidak mengganggu fungsi sehari-hari,walaupun mengganggu tidak berlarut.
Menggangu fungsi sehari-hari(gangguan konsentrasi, mudah lupa).
2. Gejala psikologis dan kognitif
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
8/19
Pengalaman kecemasan memiliki dua komponen : (1) kesadaran adanya
sensasi fisiologis (seperti berdebar-debar dan berkeringat) dan (2) kesadaran
sedang gugup atau ketakutan. Kecemasan mungkin diperberat oleh perasaan malu.
Disamping efek samping motorik dan visceral, kecemasan mempengaruhi berfikir,
persepsi dan belajar. Kecemasan cenderung menghasilkan kebingungan dandistorsi persepsi, tidak hanya pada ruang dan waktu tetapi pada orang dan arti
peristiwa. Distorsi tersebut dapat mengganggu belajar dengan menurunkan
kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat dang mengganggu
kemampuan untuk menghubungkan satu hal dengan hal lain yaitu untuk membuat
asosiasi.
Aspek penting dari emosi adalah efeknya pada selektivitas perhatian. Orang
yang kecemasan cenderung memilih benda tertentu didalam lingkungannya dan
tidak melihat yang lainnya untuk membuktikan bahwa mereka benar-benar dalam
memperhatikan situasi yang menakutkan dan berespon yang tepat. Jika merekasecara keliru menunjukan ketakutannya, kecemasan mereka diperberat oleh
respon selektif yang menimbulkan suatu lingkaran setan kecemasan, persepsi yang
terdistorsi dan meningkatnya kecemasan. Sebaliknya, jika mereka secara keliru
menentramkan dirinya sendiri dengan pikiran selektif, kecemasan yang sesuai
dapat berkurang dan mereka mungkin mereka gagal mengambil persiapan yang
diperlukan.
3. Macam-macam gangguan kecemasan berdasarkan penyebabnya
a. Gangguan kecemasan karena kondisi medis umum
Secara epidemiologi, terjadinya kecemasan karena kondisi medis umum sering
ditemukan walaupun insidensi gangguan bervariasi untuk masing-masing
kondisi medis umum spesifik. Secara etiologi, hipertiroidisme, hipotiroidisme,
hipoparatiroidisme dan defisiensi vitamin B12 seringkali disertai dengan
gejala kecemasan. Kondisi medis lain seperti suatu feokromositoma yang
menghasilkan epinefrin yang dapat menyebabkan episode gejala kecemasan
paroksismal, lesi otak dan keadaan pasca ensefalitik dilaporkan dapatmenyebabkan gangguan kecemasan. Namun beberapa medis lain dapat
menyebabkan suatu kecemasan fisiologis seperti penyakit jantung kronik,
diabetes kronik dan seterusnya. Disini klinisi harus memiliki tingkat
kecurigaan yang tinggi untuk diagnosis jika kecemasan kronis atau
paroksismal adalah disertai dengan suatu penyakit fisik yang diketahui
menyebabkan gejala tersebut pada beberapa pasien.
b. Gangguan kecemasan akibat zat
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
9/19
Secara epidemiologi, gangguan ini sering ditemukan, baik sebagai akibat
ingesti (obat reaksional) dan sebagai akibat pemakaian obat yang diresepkan.
Secara etiologi, gangguan kecemasan ini dapat disebabkan oleh obat-obatan
simpatomimetik seperti Amfetamin, kokain dan kafein. Selain itu obat
serotoninergik juga dapat menyebabkan hal yang sama seperti LSD danMDMA.
4. Macam-macam gangguan kecemasan secara umum
a. Cemas menyeluruh
Merupakan kecemasan yang menyeluruh yang terjadi setiap saat dan
kapanpun (saat aktivitas maupun tidak). Kegiatan apapun yang disertai dengan
keluhan fisik menyeluruh pada multiorgan (Somatisasi), missal keluhan
kardiovaskuler, respirasi, pencernaan, urogenital, dll.
b. Fobia
Merupakan ketakutan menetap dan tidak rasional terhadap suatu objek,
aktivitas atau situasi spesifik yang menimbulkan suatu keinginan mendesak
untuk menghindari objek,aktivitas atau situasi yang ditakuti (stimulus fobik).Fobia dibagi kedalam beberapa macam yaitu Acrofobia, agoraphobia,
algofobia, astrafobia, hematofobia, hydrofobia, toxofobia, socialfobia,
zoophobia, dst.
c. Obsesif konvulsif
Yaitu melakukan tindakan yang berulang-ulang yang berasal dari pikiran yang
berulang-ulang. Jika tidak dilakukan akan menimbulkan kecemasan. Biasanya
orang tersebut bersifat perfectionis.
d. Hysteria konversi
Yaitu kecemasan yang dialihkan pada susunan saraf sensorimotorik sehingga
terjadi keluhan sensori (penglihatan kabur, pendengaran berkurang) dan
keluhan motorik ( kejang, pingsan, lumpuh). Penderita cenderung haus
perhatian atau kurang mendapat perhatian, missal mengatakan ingin bunuh diri
untuk menarik perhatian.
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
10/19
e. Gangguan panic
Merupakan kecemasan yang hebat disertai keluhan fisik yang sedemikian rupa
sehingga menimbulkan perasaan takut mati atau gila. Terjadi secaramendadak, peningkatan aktifitas motorik dan ada keluhan fisik yang bersifat
monoorgan.
f. Gangguan campuran kecemasan dan depresi
Merupakan suatu kecemasan yang disertai dengan gejala depresi. Namun
disini gejala depresinya tidak sampai terjadi waham nihilistic.
B. Gangguan tidur
1. Definisi
Tidur merupakan keadaan yang kompleks, meliputi perubahan yang terdiri dari
sekurang-kurangnya empat hal yakni perubahan dalam tidurnya, sensoris, aktifitas
dan respon. Pada gangguan tidur sedikitnya ada empat gejala yang menandai yakni:
a. insomnia (kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur).
b. hipersomnia (jumlah tidur yang berlebihan dan mengantuk/somnolensi
yang berlebihan disiang hari).
c. parasomnia (fenomena yang tidak umum dan tidak diinginkan yang
tampak secara tiba-tiba selama tidur atau yang terjadi pada ambang antara
terjaga dan tertidur).
d. Gangguan jadwal tidur-bangun (suatu pergeseran tidur dari periode
sirkardiannya yang diharapkan).
2. Macam-macam gangguan tidur berdasarkan gejalanya
a. Narkolepsi
Yaitu symptom tidur yang ditandai dengan keinginan tidur yang kuat secara
tiba-tiba. Penderita dapat tidur dimana saja di sembarang tempat dan waktu.
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
11/19
Lama tidur dapat berlangsung beberapa detik smapai beberapa menit dan
jarang sampai belangsung berjam-jam.
b. Katapleksi
Symptom ini ditandai dengan adanya serangan yang tiba-tiba berupa lemas
atau kelemahan, kelumpuhan kaki atau tangan, dapat juga kepalanya miring
sebelah. Selama mendapat serangan, penderita tidak mampu berkata-kata dan
serangan itu sering menyebabkan emosi yang kuat seperti mendadak tertawa,
marah, heran atau merasakan kenikmatan.
c. Night terror (kecemasan malam)
Yaitu symptom yang merupakan kombinasi dari berbagai bentuk keadaan
seperti panic berat, reaksi siap-siaga, banyak gerak, tidur sambil berjalan, tidur
terengah-engah, mengaduh, mengerang-erang, menantuk, adanya perasaan
seolah-olah darah membeku dan berteriak-teriak.
d. Nightmare
Yaitu symptom gangguan tidur yang ditandai dengan adanya perasaan seperti
tertindih beban berat pada waktu tidur.
e. Insomnia
Yaitu suatu ketidakmampuan tidur yang bersifat patologis. Misalnya pasa
penderita skizofrenia katatonik, depresi dan kecemasan.
f. Hipersomnia
Yaitu jumlah tidur yang berlebihan dan mengantuk/somnolensi yang
berlebihan disiang hari. Biasanya pada penderita depresi agitasi. Pada
gangguan ini, pola tidur menjadi terbalik, yaitu tidur pada pagi hingga sore
hari dan justru tidka tidur pada waktu orang lain tidur.
g. Somnolen
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
12/19
Merupakan mengantuk yang abnormal yang timbul karena berbagai macam
keracunan, gangguan metabolic, trauma fisik, penyakit inflamasi otak dan
tumor yang menekan dinding dasar ventrikel III.
C. Gangguan depresif
1. Definisi
Adalah suatu gangguan afektif oleh karena suatu kegagalan terhadap suatu
ambisi/keinginan yang menyebabkan suatu kekecawaan dan perasaan bersalah
yang berlebihan sehingga merasa dirinya sudah tidak berguna. Pada gangguan
yang berat biasanya diikuti dengan tentament suicide.
2. Etiologi
Secara biologis, neurotransmitter serotonin dalam berbagai penelitian telah
menunjukan angka signifikan sebagai suatu penyebab gangguan depresif. Secara
psikososial, suatu krisis stressor seperti kehilangan orang dicintai secara
mendadak juga apadat menyebabkan kejadian depresi. Selain itu, kegagalan dalam
menggapai suatu ambisi/keinginan juga dapat menjadi suatu presipitasi timbulnya
depresi.
3. Simptom/gejala
Gejala yang muncul berupa disforia (sedih berlebihan), berbagai gairah menurun
sampai menghilang, percaya diri menurun sampai menghilang, inhibisi
psikomotor (hambatan psikis dan motorik seperti telat mikir untuk gangguan
psikis dan remming, blocking, hipoaktif pada gangguan motoriknya), kualitas
tidur jelek (delayed insomnia), rasa pesimis dan selalu membicarakan kematian
serta tentament suicide pada gangguan depresif berat.
Gangguan depresif berulang, episode kini ringan (F33.01)
No Kriteria diagnosis Pada pasien1. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F.33.-) harus
dipenuhi, dan episode sekarang harus memenuhi kriteriauntuk episode depresif sedang (F.32.1) ; dan
Terpenuhi
2. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsungmasing-masing selama minimal 2 minggu dengan sela Terpenuhi
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
13/19
waktu beberapa bulan saja tanpa gangguan afektif yangbermakna.
Karakter kelima: F.33.00 : tanpa gejala somatic
F.33.01 : dengan gejala somatic
Gangguan cemas menyeluruh (F41.1)
No. Kriteria diagnosis Pada pasien1. Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala
primer yang berlangsung hamper setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidakterbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusustertentu saja (sifatnya freee floating ataumengambang)
Tidak terpenuhi
2. Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsurberikut :
(a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasaseperti diujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb;
(b) Ketegangan motorik (gelisah,sakit kepala,gemetaran, tidak dapat santai); dan
(c) Overaktifitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas,keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering,dsb).
Terpenuhi
3. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhanberlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-
keluhan somatic berulang yang menonjol.
Tidak terpenuhi
4. Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkandiagnosis utama gangguan anxietas menyeluruh, selamahal tersebut tidak memenuhi criteria lengkap dari episodedepresif (F.32.-), gangguan anxietas fobik (F.40,-),gangguan panic (F.41.0), atau gangguan obsesif-kompulsif(F.42,-)
Terpenuhi
Gangguan campuran anxietas dan depresi (F41.2)
No. Kriteria diagnosis Pada pasien
1. Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimanamasing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yangcukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untukanxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukanwalaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas ataukekhawatiran berlebihan.
Terpenuhi
2. Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebihringan, maka harus dipertimbangkan kategori gangguananxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.
Terpenuhi
3. Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup
berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis, makakedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan
Tidak terpenuhi
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
14/19
diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jikakarena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satudiagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan.
4. Bila gejala-gejala tersebut berkaitan dengan stresskehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori
F.43.2 gangguan penyesuaian.
Tidak terpenuhi
Gangguan penyesuaian (F43.2)
No. Kriteria diagnosis Pada pasien
1. Diagnosis tergantung pada evaluasi terhadap hubunganantara :
(a) Bentuk, isi dan beratnya gejala;(b) Riwayat sebelumnya dan corak kepribadian; dan(c) Kejadian, situasi yang stressful, atau krisis
kehidupan.
Terpenuhi
2. Adanya factor ketiga diatas (c) harus jelas dan bukti yang
kuat bahwa gangguan tersebut tidak akan terjadiseandainya tidak mengalami hal tersebut.
Terpenuhi
3. Manifestasi dari gangguan bervariasi, dan mencakup afekdepresif, anxietas, campuran anxietas-depresif, gangguantingkah laku, disertai adanya disabilitas dalam kegiatanrutin sehari-hari. Tidak ada satupun dari gejala tersebutyang spesifik untuk mendukung diagnosis.
Terpenuhi
4. Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah terjadinyakejadian yang stressful, dan gejala-gejala biasanya tidak
bertahan melebihi 6 bulan, kecuali dalam hal reaksidepresif berkepanjangan (F.43.21).
Tidak terpenuhi
Karakter kelima: F.43.20 : reaksi depresi singkat
F.43.21 : reaksi depresi berkepanjangan
F.42.22 : reaksi campuran anxietas dan depresi
F.43.23 : dengan predominan emosi lain
F.43.24 : dengan predominan gangguan prilaku
F.43.25 : dengan gangguan campuran emosi dan prilaku
F.43.26 : dengan gangguan predominan lainnya YDT
XI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : Gangguan depresif berulang, episode kini ringan dengan gejala
somatik (F33.01)
Axis II : Ciri kepribadian cemas
Axis III : Belum ada diagnosis
Axis IV : -
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
15/19
Axis V : Gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial,
pekerjaan, sekolah, dll (GAF 80-71)
XII. Farmakoterapi
A. Anti depresi
Drug of choice untuk anti depresi adalah Amitriptyline (gol.Trisiklik
antidepressant). Pada pasien ini bisa diberikan obat anti depresi golongan SSRI
(selektif serotonin reuptake inhibitors). Mekanisme kerja obat anti depresi adalah
menghambat reuptake aminergic neurotransmitter, menghambat penghancuran oleh
enzim monoamine oxidase, sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic
neurotransmitter, pada celah sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan
aktivitas reseptor serotonin.
Efek samping obat berupa sedasi, efek antikolinergik (agitasi,retensi urin,
penglihatan kabur, konstipasi, sinus takikardi,dll), efek anti adrenergic alfa
(perubahan EKG, hipotensi), efek neurotoksik (tremor halus,gelisah agitasi,insomnia).
Efek samping yang tidak berat biasanya berlangsung berkurang setelah 2-3 minggu
bila tetap diberikan dengan dosis yang sama.
Kontra indikasi obat berupa penyakit jantung koroner, MCI khususnya pada
usia lanjut, glukoma, retensi urin, hipertrofi prostat, gangguan funsi hati, epilepsy,
kelainan fungsi jantung, ginjal dan kelenjar tyroid (pada penggunaan lithium). Pada
wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan menggunakan TCA karena risiko
teratogenik besar terutama trimester I (karena diekskresi melalui asi).
Gejala overdosis berupa eksitasi SSP, hipertensi, hiperpireksia, konvulsi, toxic
confusional state (confusion, delirium, disorientation).
Kegagalan terapi pada umumnya disebabkan oleh tingkat kepatuhan pasien,
pengaturan dosis obat belum adekuat, tidak cukup lama mempertahankan pada dosis
optimal, dalam menilai efek obat terpengaruh oleh persepsi pasien yang tendensi
negative, sehingga penilaian menjadi bias.
SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors)
Obat golongan ini merupakan obat golongan mayor untuk antidepresan. Fluoxetine
adalah obat golongan SSRI yang pertama kali diperkenalkan untuk pemakaian klinis di
Amerika serikat. Sekarang di AS tersedia tiga obat golongan SSRI yang disetujui untuk terapi
depresi, yaitu Fluoxetine (Prozac), Paroxetine (Paxil) dan Sertraline (Zoloft).
A. Kerja Farmakologis
- Farmakokinetik
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
16/19
Perbedaan obat antidepresan golongan SSRI dengan golongan lainnya adalah pada
waktu paruhnya. Fluoxetine memiliki waktu paruh yang terpanjang yatitu dua
sampai tiga hari, metabolit aktifnya memiliki waktu paruh tujuh sampai sembilan
hari. Sedangkan obat SSRI lain memiliki waktu paruh lebih pendek, kira-kira 20
jam, dan SSRI tersebut tidak memiliki metabolit yang penting. Semua SSRIdiabsorpsi baik setelah pemberian oral dan memiliki efek puncaknya dalam
rentang empat sampai delapan jam. Semua SSRI dimetabolisme dihati. Paroxetine
dan Fluoxetine dimetabolisme dihati oleh P450IID6, suatu subtype enzim yang
spesifik, yang menyatakan bahwa klinisi harus berhati-hati dalam pemberian
bersama obat lain yang juga dimetabolisme oleh P450IID6.
- Farmakodinamik
SSRI memiliki dua ciri yang sama : pertama, memiliki aktivitas spesifik dalam hal
inhibisi ambilan kembali serotonin tanpa efek pada ambilan kembali norepinefrin
dan dopamine. Walaupun senyawa yang tersedia adalah berbeda dalam potensi
spesifiknya, perbedaan tersebut tidak menyebabkan perbedaan klinis yang berarti.
Kedua, SSRI pada intinya tidak memiliki sama sekali aktivitas agonis dan
antagonis pada tiap reseptor neurotransmitter. Tidak adanya aktifitas pada reseptor
antikolinergik, antihistaminergik dan anti-adrenergik-alpha1 adalah dasar
farmakologis untuk rendahnya insidensi efek samping yang terlihat pada
pemberian SSRI.
B. Efek pada organ dan system spesifik
Selain memiliki efek pada system saraf pusat, SSRI memiliki efek minimal pada
organ dan system lain. Secara khusus, SSRI memiliki efek minimal pada tekanan
darah dan fungsi jantung, seperti yang dicerminkan oleh EKG. System utama yang
terpengaruh oleh SSRI adalah saluran gastrointestinal dengan gejala mual, anoreksia
dan diare sering ditemukan pada pemberian SSRI. Penurunan berat badan juga telahdilaporkan berhubungan dengan fluoxetine.
C. Indikasi terapetik
Indikasi utama untuk pemberian SSRI adalah gangguan depresif berat. Sebagian besar
penelitian dan data mendukung kesimpulan bahwa SSRI adalah sama manjurnya
dibanding obat trisiklik dalam terapi depresi dan SSRI memiliki sifat efek samping
yang lebih unggul secara bermakna, dibandingkan dengan obat antidepresan lain.
Penelitian tersebut telah juga secara konsisten menunjukkan bahwa suatu tingkat
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
17/19
ketegangan atau agitasi, gangguan tidur, gejala gastrointestinal dan kemungkinan efek
samping seksual adalah sering ditemukan pada pasien yang diobati SSRI
dibandingkan pasien yang diobati obat trisiklik.
Indikasi lain, fluoxetine dan fluvoxamine bias digunakan untuk terapi obesesif
kompulsif. Selain itu menurut beberapa penelitian, fluoxetine efektif dalam
menurunkan gejala muntah dan pesta makan dari bulimia nervosa dan efektif juga
dalam penurunan berat badan pada obesitas. Tetapi bilamana pada gangguan depresif
dosis fluoxetine 20 mg sehari, untuk indikasi lain yang tersebut diatas tampaknya
pemberiannya 60 mg sehari.
Selain untuk indikasi diatas, SSRI juga efektif untuk gangguan distimik,
gangguan kepribadian ambang dan gangguan panic. Dosis SSRI (fluoxetine) yang
dianjurkan untuk indikasi diatas adalah sekitar 5 mg sehari.
D. Interaksi obat
Tidak ada SSRI yang dapat diberikan dengan 1-trytophan atau inhibitor monoamine
oksidase (MAOI) karena kemungkinan menginduksi sindroma serotonin yang
kemungkinan mematikan. Fluoxetine dapat diberikan dengan obat trisiklik, dengan
dosis obat trisiklik lebih rendah. Kemungkinan interaksi obat yang bermakna telah
dijelaskan untuk fluoxetine dengan benzodiazepine, antipsikotik dan lithium
(eskalith). Fluoxetine tidak memiliki interaksi dengan warfarin (Coumadin),
tolbutamide (Orinase), atau chlorthiazide (Diuril). Data interaksi obat pada sertralinemendukung sifat pada umumnya sama, walaupun sertraline tidak berinteraksi dengan
enzim hati P450IID5. Paroxetine memiliki risiko yang lebih tinggi untuk interaksi obat
dibandingkan fluoxetine atau sertraline karena jalur metaboliknya melalui enzim hati
P450IID6. Cimetidine (Tagamet) dapat meningkatkan konsentrasi paroxetine dan
Phenobarbital (Luminal) dan Phenytoin (Dilantin) dapat menurunkan konsentrasi
paroxetine. Pemberian bersama paroxetine dengan antidepresan lain dan obat
antiaritmik harus dilakukan dengan berhati-hati.
E. Gangguan laboratorium
Tidak ada gangguan laboratorium yang telah ditunjukkan dengan obat SSRI yang
tersedia.
F. Dosis dan pemberian
Fluoxetine
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
18/19
Fluoxetine tersedia dalam bentuk bubuk (kapsul) 10 mg dan 20 mg, juga dalam
bentuk cairan (20 mg per 5 ml). Untuk depresi dosis awal biasanya 20 mg peroral tiap
hari, biasanya diberikan dipagi hari, karena terdapat efek insomnia. Fluoxetine harus
diberikan dengan makanan untuk menekan kemungkinan muntah. Stratergi yang tepat
dalam penggunaan fluoxetine adalah mempertahankan dosis 20 mg sehari dalam tigaminggu. Untuk menekan efek samping awal kecemasan dan kegelisahan dapat
dimulai dengan pemberian 5-10 mg sehari dan mengintrusikan pasien untuk
melarutkan isi kapsul kedalam air atau jus tau dengan menggunakan sediaan cair. Jika
tidak berespon terhadap gangguan depresi dapat diperkuat dengan pemberian obat
trisiklik seperti desipramine (Norpramine), simpatomimetik seperti pemoline (Cylert),
buspirone (BuSpar), dan lithium. Sekurangnya diperlukan waktu dua minggu antara
penghentian MAOI dan awal penggunaan fluoxetine, dan fluoxetine harus dihentikan
sekurang-kurang 5 minggu sebelum penggunaan MAOI. Dosis fluoxetine untuk
indikasi gangguan obesesif kompulsif, bulimia nervosa dan obesitas adalah 60 mg
sehari, dosis untuk gangguan panic, gangguan kepribadian ambang dan gangguan
distimik adalah 5 mg sehari.
B. Anti anxietas (anti cemas)
Drug of choice untuk anti cemas adalah Diazepam (gol.benzodiazepine).
Mekanisme kerjanya adalah bereaksi dengan benzodiazepine receptors yang
kemudian menurunkan aksi inhibisi dari Gaba sehingga gejala-gejalanya mereda.
Efek samping obat ini adalah berupa sedasi (mengantuk, kewaspadaan
berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif melemah). Penghentian
putus obat akan menimbulkan gejala putus obat (rebound phenomena). Untuk
mengurangi risiko ketergantungan obat, maksimum lama pemberian selama 3 bulan
(100 hari) dalam rentang dosis terapeutik.
Kontra indikasi obat : tidak boleh diberikan kepada pasien dengan
hipersensitif terhadap benzodiazepine, glaucoma, mystenia gravis, chronic pulmonary
insufficiency,chronic renal of hepatic disease.
Gejala overdosis berupa kesadaran menurun, lemas, jarang sampai koma,
pernafasan/tekanan darah/denyut nadi menurun sedikit, ataksia disertai confussion,
penurunan reflex fisiologis.
XIII. PROGNOSIS
Premorbid :
- Riwayat penyakit dalam keluarga : Tidak ada baik- Status perkawinan : Kawin baik
-
8/3/2019 Presus Non Psikotik
19/19
- Dukungan keluarga : Mendukung kesembuhan pasienbaik
- Status ekonomi : Kurang jelek
- Stresor : Masalah psikososial baik
- Kepribadian : Tidak ada gangguan baik
Morbid
- Penyakit organik : (-) baik
- Regresi : (-) baik
- Onset usia : dewasa baik
No. KRITERIA BAIK BURUK 1. Perjalanan penyakit kronis +
2. Diagnosis: Gangguan depresiberulang (F33.01) +
3. Onset usia : dewasa +4. Faktor pencetus :keluarga +5. Faktor genetic : tidak ada +6. Gambaran kepribadian
premorbid : cemas+
7. Ketertiban pengobatan +8. Pola asuh keluarga : keras dan
disiplin+
9. Faktor organic : tidak ada +
Kesimpulan Prognosis
- Prognosis at vitam : dubia at bonam
- Prognosis at sanam : dubia at bonam
- Prognosis at fungsionam : dubia at bonam