presus ikk

12
Laporan Kasus Nama pasien: Tn. S Jenis kelamin : laki-laki Umur : 77 tahun Pekerjaan : di rumah Alamat : gedongan !"# Anamnesa $. Keluhan : %i&ara pelo #. 'i(a)at pen)akit sekarang A(al mulan)a pasien %i&ara pelo* keluhan dirasakan hampir $ tahun. Pasien memeriksakan keluhan terse%ut ke petugas ais)ah. +. 'i(a)at pen)akit dahulu Pasien tidak pun)a pen)akit se%elunn)a. ,. 'i(a)at pen)akit keluarga Keluarga tidak pun)a pen)akit seperti pasien. !. 'i(a)at personal* so&ial* ekonomi* lingkungan Pasien tinggal %ersama keenam anakn)a di rumah sederhana* anakn)a )ang sudah menikah han)a satu orang. stri pasien sudah meninggal. Pasien akti dalam ke dilingkungan. Pasien akti dalam menjalankan i%adah sholat di /asjid depan ru Kehidupan pasien sekarang ditanggung oleh anakn)a )ang sudah menikah dan ting satu rumah dengan pasien. 0. 'e1ie( s)stem -organ telingan* pendengaran pasien sudah mulai %erkurang. 7. Anamnesis holistik - pasien merasa mudah marah. - pola minum o%at pasien sudah paham - jika o%at ha%is pasien jalan kaki ke puskesmas Pemeriksaan isik Keadaan umum : sedang Kesadaran : &ompos mentis 2ital sign : - Tekanan darah : $0"3 mm4g - Nadi : 5, 6"menit - 'espirasi : #6"menit - Suhu : a e%ris

Upload: resdanggahusada

Post on 07-Oct-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

presus ikk

TRANSCRIPT

Laporan Kasus

Nama pasien: Tn. SJenis kelamin: laki-lakiUmur : 77 tahunPekerjaan : di rumah Alamat : gedongan 05/02

Anamnesa 1. Keluhan : bicara pelo2. Riwayat penyakit sekarang Awal mulanya pasien bicara pelo, keluhan dirasakan hampir 1 tahun. Pasien memeriksakan keluhan tersebut ke petugas aisyah. 3. Riwayat penyakit dahuluPasien tidak punya penyakit sebelunnya.4. Riwayat penyakit keluargaKeluarga tidak punya penyakit seperti pasien.5. Riwayat personal, social, ekonomi, lingkunganPasien tinggal bersama keenam anaknya di rumah sederhana, anaknya yang sudah menikah hanya satu orang. Istri pasien sudah meninggal. Pasien aktif dalam kegiatan dilingkungan. Pasien aktif dalam menjalankan ibadah sholat di Masjid depan rumahnya. Kehidupan pasien sekarang ditanggung oleh anaknya yang sudah menikah dan tinggal satu rumah dengan pasien.6. Review system -organ telingan, pendengaran pasien sudah mulai berkurang.7. Anamnesis holistik- pasien merasa mudah marah.- pola minum obat pasien sudah paham- jika obat habis pasien jalan kaki ke puskesmas

Pemeriksaan fisikKeadaan umum : sedangKesadaran : compos mentisVital sign : Tekanan darah : 160/90 mmHg Nadi : 84 x/menit Respirasi : 20x/menit Suhu : afebrisKepala : CA -/- , SI -/-Leher : JVP Thorax :Pulmo : Simetris Tidak ketinggalan gerak Sonor +/+, vesikuler +/+Abdomen: Supel + Timpani + Peristaltik +Ekstremitas Edema -/-

Hypothesis 1. Hipertensi 2. Stroke

GenogramKeluarga Tn. S19/10/2014 RP

RP

Keterangan: : laki-laki : perempuan : meninggal

: pasienRP: radang paru-paru

More info 1. Pasien memiliki pengetahuan rendah terhadap penyakitnya.2. Pasien olah raga jalan kaki setelah subuhan.3. Pasien tidak merokok.4. Pasie tidak minum kopi.5. Hubungan antara anak dan orang tua harmonis.6. Pasien SD belum lulus.7. Pasien rajin beribadah.8. Pasien aktif dimasyarakat.

Decision making Pasien mangeluh bicara pelo, pasien merasa mudah marah. Tekanan darah pasien 160/90 mmHg. Hipertensi pada pasien parubaya dengan gejala sroke minor control rutin obat hipertensi. Pasien olah raga setelah sholat subuh.

Diagnosis holisticHipertensi tingkat II belum terkendali pada laki-laki parubaya. Pasien yang mudah marahkehidupan ekonomi keluarga pasien yang hanya tinggal di rumah sederhana. Keluarga pasien mengandalkan anak yang berjualan di warung tenda.

Threatment Amlodipin1x1 BC3x1Antasida 3x1Promotif : gaya hidupPreventif : jaga tekanan darah, kurangi kolesterol, control berat badan Rehabilitative: belum perluPalliative : belum perlu

Family map:Tidak ada batasan antara pasien dan anggota keluarga.

Family life cycle:Tahap V : dissolution ( salah satu pasangan sudah meninggal).

Family life line:1. Tahun 2004 istri pasien meninggal karena radang paru-paru.2. Anak pasien nomor 11 dan 12 meninggal saat umur 1,5 tahun.

Nilai screem

AspekSumber dayaPatologi

Sosial Interaksi pasien dengan keluarga dan tetangga baik. sering duduk bersama anak dan cucunya. Makan bersama keluarga.Tidak ada

KulturalTidak ada suatu acara yang menunjukan mitos dimasyarakat.Tidak ada

Religious Keluarga pasien islam. pasien rajin beribadah di masjid depan rumahnya.Tidak ada

EkonomiTidak adaPasien tinggal bersama anak-anaknya. Dan pencari nafkahnya anak yang ke 7.

EdukasiTidak adaPendidikan terakhir pasien SD belum lulus.

medicalRumah pasien dengan puskesmas kota gede 1 hanya 300 meter.Tidak ada

Nilai apgar

KomponenIndikator Hampir tidak pernah (0)Kadang-kadang(1)Hampir selalu(2)

Adaptasi Apakah pasien puas dengan keluarga karena masing-masing anggota keluarga sudah menjalankan kewajibannya sesuai dengan semestinya.V

Kemitraan Apakah pasien puas dengan keluarga karena dapat membantu memberikan solusi.V

Pertumbuhan Apakah pasien puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga untuk mengembangkan kemampuan.V

Kasih sayangApakah pasien puas dengan kehangatan yang diberikan keluarga.V

kebersamaanApakah pasien puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk menjalin kebersamaan V

Kesimpulannya adalah fungsi keluarga sehat.

Tinjauan Pustaka

Hipertensi

Lanjut usia akan mengalami penurunan fungsi tubuh akibat perubahan fisik, psikososial, kultural, spiritual. Perubahan fisik akan mempengaruhi berbagai system tubuh salah satunya adalah system kardiovaskuler. Masalah kesehatan akibat dari proses penuaan dan sering terjadi pada sistem kardiovaskuler yang merupakan proses degeneratif, diantaranya yaitu penyakit hipertensi. Penyakit hipertensi pada lansia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan hipertensi sistolik diatas 140 mmHg dan diastoliknya menetap atau kurang dari 90 mmHg yang member gejala yang berlanjut, seperti stroke, penyakit jantung koroner.

Hipertensi pada lansia disebabkan karena proses penuaan dimana terjadi perubahan sistem kardiovaskuler, katup mitral dan aorta mengalami sklerosis dan penebalan, miokard menjadi kaku dan lambat dalam berkontraktilitas. Kemampuan memompa jantung harus bekerja lebih keras sehingga terjadi hipertensi. Lebih banyak lansia hipertensi yang mempunyai pendapatan rendah yaitu sebesar 56,6%. Kondisi lansia yang sudah pensiun dan berkurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan kesehatan seperti kebutuhan makan, pakaian, tempat tinggal yang layak maupun perawatan kesehatan, sehingga lansia menjadi berisiko untuk menjadi timbulnya masalah kesehatan.

Menurut Stanhope dan Lancaster (2004), tidak seimbangnya antara kebutuhan dengan penghasilan dapat berisiko untuk timbulnya masalah baik secara fisik, maupun psikologis. Lansia dengan Penghasilan rendah tidak dapat melakukan perawatan diri terhadap kesehatan karena keterbatasan biaya. Mayoritas lansia hipertensi berpendidikan rendah tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yaitu sebesar (79,8%) . Lansia dengan status pendidikan rendah kurang dapat berperilaku gaya hidup yang lebih sehat karena kurang memiliki informasi yang cukup terkait dengan penyakit dan perawatannya. Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyerap informasi, menyelesaikan masalah, dan berperilakubaik (Lueckenotte, 2000). Pendidikan rendah juga berisiko ketidakpatuhan lansia dalam mengontrol kesehatannya (WHO,2003).

Menurut Bomar (2004), bahwa dukungan emosional keluarga mempengaruhi terhadap status alam perasaan dan motivasi diri dalam mengikuti program terapi. Menurut Friedman (2003), dukungan penghargaan keluarga merupakan bentuk fungsi afektif keluarga terhadap lanjut usia yang dapat meningkatkan status psikososial lansia. Menurut Watson (2003), salah satu sifat lansia adalah terjadinya penurunan kemandirian sehingga membutuhkan bantuan orang lain yang berkaitan dengan perawatannya. Lansia cenderung mengalami gangguan psikososial yang disebabkan oleh penurunan status kesehatan akibat penyakit akut dan kronis , pensiun atau kehilangan jabatan atau pekerjaan, serta teman atau relasi (Nugroho, 2000).

Berbagai faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada usia lanjut dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti stres, obesitas, nutrisi serta gaya hidup; serta faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetik, usia, jenis kelamin dan etnis. Penelitian yang sudah ada mengenai faktor-faktor risiko hipertensi grade II pada masyarakat.

Selain usia lanjut, terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, genetik, kebiasaan merokok, makanan tinggi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan olah raga dan status gizi dengan adanya kejadian hipertensi. Jenis kelamin wanita lebih tinggi dari laki-laki tetapi ada pula yang menyatakan laki-laki lebih tinggi dibanding wanita.

Menurut Stanhope dan Lancaster (2004), secara umum factor resiko hipertensi dikaitkan dengan kondisi biologis (biologic risk), sosial (social risk), ekonomi(economic risk), gaya hidup (lifestyle risk) dan peristiwa kehidupan (life-event risk).

Biologic riskRisiko biologi merupakan faktor genetika atau kondisi fisik tertentu yang berpeluang untuk terjadi risiko kesehatan. Risiko ini adalah faktor yang berkontribusi terjadinya risiko penyakit yang berasal dari faktor genetika atau fisik, misalnya riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga. Proses menua akan berakibat akan mengalami kemunduran kemampuan dan perubahan fisik termasuk pada system kardiovaskuler yang akan mengakibatkan terjadinya hipertensi. Hipertensi pada lansia lebih banyak disebabkan oleh proses penuaan dan terjadinya perubahan sistem kardiovaskuler baik struktur maupun fungsinya. Kannel (2003), menyatakan bahwa mayoritas lansia usia lebih dari 55 tahun (65%) mengalami kekakuan pada pembuluh darah yang menyebabkan hipertenssi disebut sebagai ISH (Isolated systolic hypertension). ISH dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, sosial ekonomi, geografi dan kondisi saat pengukuran tekana darah.

Social riskRisiko sosial seperti ketidakharmonisan dalam keluarga, kriminalitas tinggi, lingkungan yang tercemar, kebisingan dan tercemar zat kimia , kurang rekreasi dan tingginya tingkat stress lingkungan (diskriminasi, ras dan kultural) serta sulitnya akses sumber kesehatan juga berkontribusi terjadinya masalah kesehatan mempengaruhi dan berkontribusi dalam stress pada lansia sehingga meningkatkan tekanan darah.

Ekonomic riskKemiskinan menyebabkan tidak seimbangnya antara kebutuhan dan penghasilan sehingga menjadi faktor risiko untuk terjadinya masalah kesehatan. Risiko ekonomi merupakan hubungan antara sumber keuangan dengan kebutuhan. Kebutuhan yang berhubungan dengan pemenuhan tempat tinggal yang layak, pakaian, sandang, makanan dan pendidikan serta perawatan kesehatan dapat dilakukan bila memiliki sumber penghasilan yang baik. Umumnya lansia sudah mengalami pengurangan sumber keuangan karena pension sehingga memiliki risiko masalah ekonomi yang dapat mempengaruhi status kesehatannya.

Life stile riskGaya hidup yang berdampak terjadinya risiko adalah keyakinan terhadap kesehatan, kebiasaan hidup sehat, pesepsi sehat, pengaturan pola tidur, rencana aktivitas keluarga dan norma perilaku berisiko. Lansia yang memiliki gaya hidup kurang sehat misalnya kurang olah raga, merokok, pola diet yang kurang sehat, mengkonsumsi alkohol berisiko mengalami gangguan kesehatan seperti hipertensi.

Life event riskKejadian dalam kehidupan seperti kematian anggota keluarga, kelahiran anak, tambah anggota keluarga/adopsi, dan anggota keluarga yang meninggalkan keluarga inti (pendidikan, bekerja, menikah) memiliki risiko terjadinya masalah kesehatan pada lansia.

Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit ginjal. Tekanan darah yang tinggi umumnya meningkatkan resiko terjadinya komplikasi tersebut. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya memperpendek harapanhidup sebesar 10-20 tahun.

Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara (Transient Ischemic Attack/TIA). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses akut seperti pada hipertensi maligna. Risiko penyakit kardiovaskuler pada pasien hipertensi ditentukan tidak hanya tingginya tekanan darah tetapi juga telah atau belum adanya kerusakan organ target serta faktor risiko lain seperti merokok, dislipidemia dan diabetes melitus. Tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg pada individu berusia lebih dari 50 tahun, merupakan faktor resiko kardiovaskular yang penting. Selain itu dimulai dari tekanan darah 115/75 mmHg, kenaikan setiap 20/10 mmHg meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler sebanyak dua kali.

PembahasanSosial ekonomi

1. Pengertian

Sosial adalah sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial menunjukkan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dankesejahteraan sosial.

Ekonomi adalah hal yang berkaitan dengan asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan, seperti keuangan, perindustrian dan perdagangan.

Sosial ekonomi adalah kondisi seseorang atau keluarga dalam masyarakat dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya melalui kegiatan kegiatan produktif demi mencapai suatu kesejahteraan seseorang dan keluarga seperti pendidikan, pendapatan, kekeyaan serta status pekerjaan.

faktor yang mempengaruhi social ekonomi seseorang yaitu :

A. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam memperoleh pekerjaan, sehingga semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorangterhadap nilai-nilai yang baru dikenal.

B. Pekerjaan

Pekerjaan adalah simbol status seseorang di masyarakat. Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan.

C. Keadaan ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga yang rendah akan mengakibatkan seseorang untuk tidak teratur memeriksakan kondisi kesehatanya.

D. Pendapatan

Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerjaan atau usaha yang telah dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup seseorang. Orang atau keluarga yang mempunyai status ekonomi atau pendapatan tinggi akan mempraktekan gaya hidup yang mewah misalnya lebih konsumtif karena mereka mampu untuk membeli semua yang dibutuhkan bila dibandingkan dengan keluarga yang kelas ekonominya ke bawah.

Secara keseluruhan, apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan kebijakan upah minimum regional (UMR) atau malah sebaliknya dibawah upah minimum. Hal ini terkait dengan upaya pelayanan kesehatan ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis makanan sesuai kemampuan status ekonomi masing-masing.

Daftar PustakaBomar, P.J. (2004) Promoting health in families : Applying family research and theory to nursing practice. Philadelphia : W.B Saunders Company

Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2003). Research Theory & Practice. New Jersey: Prentice Hall.

Kannel.B.W.(2003). Prevalence and implications of uncontrolled systolic hypertension. Drug Aging 20 (4). Hal. 277-286.

Lueckenotte, A.G (2000). Gerontologic Nursing, 2nd Ed. St. Louis : Mosby

Stanhope, M., & Lancaster, J. (2002). Foundation of community health nursing: community oriented practice. St. Louis: Mosby, Inc