preskas(hordeolum)

25
LAPORAN KASUS HORDEOLUM Pembimbing: Dr. Agah Gadjali, Sp.M Dr. Hermansyah, Sp.M Dr. Gartati Ismail, Sp.M Dr. Mustafa, Sp.M Dr. Henry A. W, Sp.M Disusun oleh: Ismail Gunawan 1102010133 KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

Upload: rhiri-elbie

Post on 26-Sep-2015

75 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Preskas(hordeolum)

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUSHORDEOLUM

Pembimbing:Dr. Agah Gadjali, Sp.MDr. Hermansyah, Sp.MDr. Gartati Ismail, Sp.MDr. Mustafa, Sp.MDr. Henry A. W, Sp.M

Disusun oleh:Ismail Gunawan1102010133

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATARUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. 1 RADEN SAID SUKANTOPERIODE 20 APRIL 2015 23 MEI 2015FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. EUmur: 26 TahunJenis Kelamin: Laki - lakiAgama: Kristen ProtestanSuku/Bangsa: Batak/IndonesiaStatus: Belum MenikahPendidikan: S1Pekerjaan : PolriAlamat: Kabupaten BogorTanggal Pemeriksaan: 24 April 2015

II. ANAMNESA (Autoanamnesis) Keluhan Utama Benjolan di kelopak mata kanan atas bagian luar sejak 3 minggu yang lalu.

Keluhan TambahanMata seperti ada yang mengganjal.

Riwayat Penyakit Sekarang:Tn. E datang ke Poliklinik Mata RS Polri dengan keluhan ada benjolan di mata kanan atas bagian luar sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pada awalnya, benjolan terasa nyeri, berwarna kemerahan dan semakin membesar, namun semakin lama nyeri tidak dirasakan lagi, tidak kemerahan dan tidak semakin membesar. Pasien juga merasa seperti ada yang mengganjal di kelopak mata kanan atas. Keluar kotoran, mata merah, mata berair dan penglihatan berkabur disangkal oleh pasien. Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit dengan keluhan serupa pada kedua mata pasien Riwayat menggunakan kacamata disangkal Riwayat mengalami benturan atau trauma benda lain pada mata disangkal Riwayat penyakit diabetes melitus disangkal Riwayat hipertensi disangkal Riwayat alergi makanan disangkal Riwayat alergi obat disangkal Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama disangkal Riwayat hipertensi dan diabetes melitus dalam keluarga disangkal

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis:Diperiksa pada tanggal 20 Februari 2015 Keadaan Umum: Baik Kesadaran: Compos Mentis Tanda Vital TD: 120/80mmHg Nadi: 80x/menit RR: 20x/menit Suhu: 36,5 C

IV. STATUS OFTALMOLOGIINSPEKSI

VisusOD

5/5 EOS

5/5 E

Gerakan bola mataBaik ke segala arahBaik ke segala arah

Kedudukan bola mataOrtoforia

Lapangan pandangDalam batas normalDalam batas normal

Super ciliaMadarosis (-)Sikatrik (-)Madarosis (-)Sikatrik (-)

PalpebraSuperior

InferiorEdema (-)Hiperemis (-) edema (-) nyeri tekan (-) benjolan (+) : konsistensi kenyal, permukaan rata, tidak terfiksir, berukuran 0,8 x 0,8 cm

Edema (-)Nyeri tekan (-)Hiperemis (-)Benjolan (-)

Edema (-)Hiperemis (-) edema (-) nyeri tekan (-) benjolan (-)

Edema (-)Nyeri tekan (-)Hiperemis (-)Benjolan (-)

Konjungtiva Tarsal Superior

InferiorHiperemis (-), Papil (-)Folikel (-), Membran (-), Sikatriks (-), Sekret (-)

TenangHiperemis (-), Papil (-)Folikel (-), Membran (-), Sikatriks (-), Sekret (-)

Tenang

KonjungtivaBulbiinjeksikonjungtiva (-), injeksisiliar (-), perdarahan (-)injeksikonjungtiva (-), injeksisiliar (-), perdarahan (-)

KorneaJernih, Infiltrat (-), Ulkus (-), Sikatriks (-)Jernih, Infiltrat (-), Ulkus (-), Sikatriks (-)

Bilik Mata DepanDalamDalam

PupilBentuk bulat, sentral, regulerRefleks cahaya langsung / tidak langsung (+) / (+)Diameter 3mmBentuk bulat, sentral, regulerRefleks cahaya langsung / tidak langsung (+) / (+)Diameter 3mm

Iris

Lensa

Funduskopi

Tekanan intra ocular (tonometri schiotz)

Kripti (+)Sinekia anterior dan posterior (-) / (-)

JernihShadow test (-)

Refleks fundus (+)

TidakdilakukanKripti (+)Sinekia anterior dan posterior (-) / (-)

JernihShadow test (-)

Refleks fundus (+)

Tidakdilakukan

V. RESUME Pasien laki-laki berusia 26 tahun datang dengan keluhan benjolan di kelopak mata kanan atas bagian luar sejak 3 minggu yang lalu. Pada awalnya, benjolan terasa nyeri, berwarna kemerahan dan semakin membesar, namun semakin lama nyeri tidak dirasakan lagi, tidak kemerahan dan tidak semakin membesar. Pasien juga merasa seperti ada yang mengganjal di kelopak mata kanan atas. Benjolan teraba lunak dan tidak terfiksasi. Pada pemeriksaan fisik : Visus OD : 5/5 E Visus OS : 5/5 E Palpebra superior OD : Benjolan (+)

VI. DIAGNOSIS KERJAHordeolum eksternum palpebra superior OD fase supuratif

VII. PENATALAKSANAAN

Rencana terapi : Insisi hordeolum eksternum

Setelah tindakan pembedahan : Antibiotik sistemik : Amoxicilin 3x500 mg Antibiotik topikal : Cloramfenicol zalf 5xq.s

Edukasi :

Hindari menggosok dan memecahkan benjolan kelopak mata kanan bagian luar. Control ke klinik tiga hari mendatang.

VIII. PROGNOSIS Quo Ad Vitam: Ad Bonam Quo Ad Fungsionam: Dubia Ad Bonam Quo Ad Sanactionam: Dubia Ad bonam Quo Ad Cosmetican: Ad Bonam

TINJAUAN PUSTAKA

Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan berfungsi dalam pendistribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis.Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi maupun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blepharoptosis. Kebanyakan kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa ataupun mengancam penglihatan.Hordeolom adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata. Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang. Mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.

A. ANATOMI PALPEBRAPalpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapisan kulit, lapisan otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapisan membran mukosa (konjungtiva palpebrae).

1. KulitKulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.2. Muskulus Orbikularis OkuliFungsi otot ini adalah untuk menutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagian bagian pratarsal; bagian diatas septum orbita adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis.3. Jaringan AerolarTerdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan dengan l;apisan subaponeurotik dari kulit kepala.

4. TarsusStruktur penyokong utama dari palpebra adalah lapisan jaringan fibrosa padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).5. Konjungtiva PalpebraBagian posterior palpebra dilapisi oleh selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada tarsus.

Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi (glandula Meibom dan tarsal). Punctum lakrimasi terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra. Punktum ini berfungsi untuk menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis. Fisura palpebra adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam. Septum orbita adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbita superior menyatu dengan tendon dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum orbita inferior menyatu dengan tarsus inferior. Retraktor palpebra berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot rangka adalah levator palpebra superior, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus muskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan obrikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebra disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotorius. Pembuluh darah yang memperdarahi palpebra adalah a. Palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V.

A. DEFINISI

Hordeolum adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeiss dan Moll.

Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang terkena, timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.

Hordeolum eksternum adalah infeksi kelenjar sebaceous dari Zeiss di dasar bulu mata, atau infeksi pada kelenjar keringat apokrin dari Moll. Hordeolum eksternum terbentuk pada bagian luar palpebra dan dapat dilihat sebagai benjolan merah kecil.

Gambar Hordeolum Eksternum & internumHordeolum internum adalah infeksi kelenjar sebaceous Meibom yang melapisi bagian dalam kelopak mata. Penyakit ini juga menyebabkan benjolan merah di bawah palpebra (pada konjungtiva tarsalis) dan tampak dari luar sebagai bengkak dan kemerahan. Hordeolum internum mirip dengan kalazion, tetapi cenderung lebih kecil dan lebih menyakitkan dan biasanya tidak menghasilkan kerusakan permanen. Hordeolum internum ditandai dengan onset akut dan biasanya pendek durasinya (7-10 hari tanpa pengobatan) dibandingkan dengan kalazion yang kronis dan biasanya tidak sembuh tanpa intervensi.

Pada hordeolum eksternum benjolan ikut bergerak dengan pergerakan kulit, benjolan menonjol ke arah kulit, dan bila mengalami supurasi benjolan pecah dengan sendirinya ke arah kulit. Sedangkan pada hordeolum internum benjolan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan karena letaknya dalam tarsus jarang pecah dengan sendirinya.

B. EPIDEMIOLOGIData epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum merupakan penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan. Insidensinya tidak bergantung pada ras dan jenis kelamin. Dapat mengenai semua usia, tapi lebih sering menyerang pada dewasa muda.

C. ETIOLOGIHordeolum merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus dan Streptococcus pada kelenjar sebasea kelopak mata. Staphylococcus aureus merupakan agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.

D. PATOFISIOLOGIHordeolum eksternum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis.

E. GAMBARAN KLINISGejala Pembengkakan Rasa nyeri pada kelopak mata Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata Riwayat penyakit yang samaTanda Eritema Edema Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata Seperti gambaran abses kecil

Keluhan utama dapat berupa bengkak dan kemerahan pada kelopak mata yang terasa nyeri untuk hordeolum internum, dan bisul atau benjolan kemerahan dapat disertai nanah atau tidak pada hordeolum eksternum.

Gejala tambahanSelain keluhan utama diatas, hordeolum juga dapat disertai dengan beberapa gejala tambahan seperti: Benjolan pada kelopak mata atas atau bawah Pembengkakan lokal kelopak mata Nyeri lokal kelopak mata Kemerahan pada kelopak mata Nyeri sentuh Pengerasan kulit dari margo kelopak mata Sensasi terbakar di mata Terasa berat pada kelopak mata Gatal pada bola mata Penglihat kabur Sekret purulen di mata Iritasi pada mata Sensitivitas terhadap cahaya Tearing Ketidaknyamanan selama berkedip Sensasi benda asing di mata

Ada 2 stadium pada hordeolum, yaitu: 1. stadium infiltrat yang Ditandai dengan kelopak mata bengkak, kemerahan, nyeri tekan dan keluar sedikit kotoran. 2. Stadium supuratif Ditandai dengan adanya benjolan yang berisi pus (core).

F. DIAGNOSISDiagnosis hordeolum ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinis yang muncul pada pasien dan dengan melakukan pemeriksaan mata yang sederhana. Karena kekhasan dari manifestasi klinis penyakit ini, pemeriksaan penunjang tidak diperlukan dalam mendiagnosis hordeolum.

G. DIAGNOSIS BANDINGDiagnosis banding dari hordeolum, yaitu: kalazion, tumor palpebra, dan selulitis preseptal. Kalazion merupakan suatu peradangan granulomatosa kelenjar Meiobom yang tersumbat. Kalazion memberikan gejala benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemis, dan tidak nyeri tekan, serta adanya pseudoptosis. Hal yang membedakan antara kalazion dan hordeolum adalah pada hordeolum terdapat hiperemis palpebra dan nyeri tekan.Tumor palpebra merupakan suatu pertumbuhan sel yang abnormal pada kelopak mata. Adapun gejala yang membedakan antara tumor palpebra dengan hordeolum adalah tidak adanya tanda-tanda peradangan seperti hiperemis dan hangat. Tumor palpebra harus ditegakan diagnosisnya dengan pemeriksaan biopsy.Selulitis preseptal merupakan infeksi umum pada kelopak mata dan jaringan lunak periorbital yang dikarakteristikkan dengan adanya eritema pada kelopak mata yang akut dan edema. Yang membedakan selulitis preseptal dengan hordeolum adalah perjalanan penyakitnya, yang ditandai dengan adanya demam yang diikuti oleh pembengkakan.

H. PENATALAKSAAN

Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 5-7 hari.

Stadium infiltrate : dikompres dengan air hangat, diberikan salep antibiotika (polimiksin, kloramfenikol, dangentamisin), diberikan antibiotic oral ; amoksisilin, cephalosporin, eritomisin, dananalgetika (asammefenamat, paracetamol).

Stadium Supuratif : dilakukan insisi jika sudah ada fluktuasi atau sudah 2 minggu tidak membaik.

Umum1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.2. Bersikan kelopak mata dengan air bersih ataupun dengan sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, karena kemungkinan hal itu menjadi lebih serius.4. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi.5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebabkan infeksi ke kornea.

Terapi FarmakoAntibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.1. Antibiotik topikalBacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari. Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan hordeolum interna ringan.2. Antibiotik sistemikDiberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe di preauricular. Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat, dapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamicin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.

PembedahanBila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anastesi topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anastesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi bila: Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus padamargo palpebra. Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik.

I. KOMPLIKASIKomplikasi hordeolum dapat berupa mata kering, simblefaron, abses, atau selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.

J. PROGNOSISWalaupun hordeolum tidak berbahaya dan komplikasinya sangat jarang, tetapi hordeolum sangat mudah kambuh. Hordeolum biasanya sembuh sendiri atau pecah dalam beberapa hari sampai minggu. Dengan pengobatan yang baik hordeolum cenderung sembuh dengan cepat dan tanpa komplikasi. Prognosis baik apabila hordeolum tidak ditekan atau ditusuk karena infeksi dapat menyebar ke jaringan sekitar.

K. PENCEGAHAN Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang. Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak. Jaga kebersihan paralatan makeup mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman.-Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.

PEMBAHASAN

Mengapa diagnosis pasien hordeolum eksternum OD?Berdasarkan anamnesa :Keluhan OD : Benjolan di kelopak mata kanan atas bagian luar Rasa mengganjal pada mata

Pada awalnya : benjolan terasa nyeri Nyeri tekan Kelopak mata merah

Rencana terapi :Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat? Insisi hordeolum eksterna

Prognosis pasien ini adalah : Quo Ad Vitam: Ad Bonam Quo Ad Fungsionam: Dubia Ad Bonam Quo Ad Sanactionam: Dubia Ad bonam Quo Ad Cosmetican: Ad BonamDAFTAR PUSTAKA

1. IlyasSidarta H. Hordeolum. Dalam :IlmuPenyakiy Mata. Edisikeempat. BalaiPenerbit FKUI. Jakarta, 2004 2. Wijan N. Palpebra. Dalam :IlmuPenyakit Mata. Cetakankelima. Jakarta, 1989 3.3. The Merck Manual Of Diagnosis And Therapy. McKinley Healt Center. University OfIllionis. 17th Edition, 1999 4. Sahta RV. Hordeolum. 2010. Available from :http://drshafa.wordpress.com/2010/03/09/jordeolum/.5. Michael JB. Hordeolum. 2010. Available from :http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=enIid&u=http://emedicine.medscape.com/article/798940-overview.6. Vaughen DG. 2000. OftalmologiUmum, Edisi 14, Cetakan I, WidyaMedika, Jakarta. Hal 17-207. Yanoff M, Ducker J. 2010. Textbook Of Ophtalmology8. Kanski JJ. Clinical Ophthalmologi A Synopsis. Butterworth-Heinemann, Boston, 2009. Bessette M. Hordeolum and stye. Taken from :www.emedicine.com.2010. Gryson CE. What Is a Stye. Taken from :www.webmd.com.2010. 11.9. Raftery AT, Lim, Eric. 2010Churchills Pocketbook of Differential Diagnosis.10. Ehrenhaus M.P. MD. Hordeolum Treatment, Managemen& Clinical presentation. 2012 11. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam :PenuntunIlmuPenyakit Mata. Edisiketiga. BalaiPenerbit FKUI. Jakarta, 2005 :hal. 45-46 12. Sidarta I. 2004. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. Hal 92-9413. Sidarta I, dkk. 2003. Sari Ilmu Penyakit Mata, Cetakan III, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. Hal 15-16