presentasii jurnal

28
COMPARATIVE EFFECTIVENESS OF STRAIGHT LEG RAISE AND SLUMP STRETCHING IN SUBJECTS WITH LOW BACK PAIN WITH ADVERSE NEURAL TENSION Neha Malik, Chitra Kataria, Nidhi Bhatia Sachdev

Upload: diand-geblek

Post on 22-Jun-2015

365 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

ini presentasi praktek klinik bulan juli 2013 :-)

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasii jurnal

COMPARATIVE EFFECTIVENESS OF STRAIGHT LEG RAISE AND SLUMP STRETCHING IN SUBJECTS WITH LOW BACK PAIN WITH ADVERSE NEURAL TENSION

Neha Malik, Chitra Kataria, Nidhi Bhatia Sachdev

Page 2: Presentasii jurnal

Presented by :

1. Dian Purwati Rahayu2. Wika Yuniarwati3. Wisnu Murti

Page 3: Presentasii jurnal

Latar Belakang

LBP kronis merupakan masalah umum yang terjadi pada saat ini. Hal tersebut umumnya terkait dengan ketegangan di saraf tepi yang di test dengan SLR atau slump test

Kedua-duanya yaitu SLR dan slump stretching techniques telah ditemukan dapat bermanfaat dalam penanganan LBP dengan gejala menjalar ke area distal. Perbandingan kedua teknik akan menentukan bahwa salah satu teknik lebih baik dari yang lain. Hal tersebut juga akan menambah bukti keefektivitasan dalam menangani gejala pada penderita LBP.

Page 4: Presentasii jurnal

Tujuan

Untuk mengevaluasi perbandingan dari SLR dan slump stretching terhadap nyeri pada penderita LBP

Page 5: Presentasii jurnal

KRITERIA INKLUSI

LBP menjalar dari pantat sampai kaki SLR test 450-700

NPRS nilai 2-6

Page 6: Presentasii jurnal

Kriteria eksklusi

Kondisi spinal yan serius (Infeksi,tumor, osteoporosis)

Kehamilan SLR kurang dari 450

Spondylosis, HNP, Spondylolistesis DM

Page 7: Presentasii jurnal

Metode dan Pengukuran

Pengukuran dasar intensitas nyeri diukur dengan NPRS dan PSLR.

50 pasien dengan LBP yang memenuhi kriteria inklusi secara acak dibagi ke dalam 3 kelompok , antara lain :

Page 8: Presentasii jurnal

1. Kelompok 1 yaitu kelompok SLR (n=15) Diberikan 6 sesi SLR stretching dan lumbar stabilization exercise

2. Kelompok 2 yaitu kelompok slump (n=13) Diberikan 6 sesi slump stretching dan lumbar stabilization exercise

3. Kelompok 3 yaitu kelompok kontrol (n=12) Hanya diberikan lumbar stabilization exercise.

Page 9: Presentasii jurnal

Definisi

SLR sangat berguna sebagai salah satu dari diagnosis utama tes uji fisik pada pasien LBP atau low back and leg pain

Slump test sebenarnya adalah variasi dari SLR. Manuvernya dan variannya telah digunakan dalam penanganan low back and leg pain dimana SLR dan atau slump test ditemukan positif dalam uji fisik.

Page 10: Presentasii jurnal

Teknik mobilisasi saraf digunakan dalam kasus ketegangan saraf

Hal ini bertujuan untuk mengembalikan mobilitas relatif dari jaringan saraf , mengurangi tekanan intrinsik, dan mendapatkan kembali fungsi fisiologis yang optimal.

Page 11: Presentasii jurnal

Straight Leg Raise stretching Subyek tidur terlentang dan rileks di bed

dengan satu bantal dibawah kepala. Kemudian terapis berdiri di samping sisi

yang terkena dan mengangkatnya tegak lurus dengan bed sesuai standar tes SLR dimana satu tangan terapis memegang ankle pasien dan satu tangan terapis yang lain ditempatkan di atas lutut ( 700)

Page 12: Presentasii jurnal

Terapis melakukan penguluran saraf sciatic dengan secara lembut melakukan dorsi fleksi ankle dan mengevaluasi ulang pengaruhnya

Setelah nyeri berkurang, terapis meningkatkan ROM sampai mencapai jangkauan maksimum SLR. Posisi dipertahankan selama 30 detik.

Page 13: Presentasii jurnal
Page 14: Presentasii jurnal

Slump stretching

Slump stretching dilakukan dengan posisi pasien long sitting di ujung bed dan kaki menempel dinding.

Terapis memfleksikan leher pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain meluruskan lutut pasien di sisi yang terkena. Posisi dipertahankan 30 detik, 3-5 kali repetisi penguluran dilakukan pada setiap sesi berdasarkan respon pasien.

Page 15: Presentasii jurnal

Pasien menjalani terapi 2 kali seminggu selama 3 minggu.

Pasien melakukan home programe berupa slump stretching dua kali sehari pada hari dimana dia tidak mendatangi poli fisioterapi

Setelah 6 kali sesi terapi, dilakukan pengukuran hasil terapi.

Page 16: Presentasii jurnal
Page 17: Presentasii jurnal

Analisa data

Page 18: Presentasii jurnal

Hasil Pengukuran

11 point NPRS jangkauan dari 0 (tidak nyeri) sampai 10 (nyeri sangat berat) digunakan untuk mengindikasi intensitas nyeri saat ini dan tingkat terbaik dan terburuk selama 24 jam.

3 penilaian tersebut dirata-ratakan untuk mencapai skor nyeri keseluruhan. Skala telah terbukti memiliki reliabilitas yang memadai, validitas, dan responsivitas pada pasien dengan LBP ketika 3 skor dirata-ratakan

Page 19: Presentasii jurnal

PSLR diukur dengan menggunakan metode yang digambarkan oleh Hall et al. Subyek tidur terlentang dengan kedua lengan di samping badan dan satu bantal di bawah kepala. Inclinometer diikat di lateral sendi lutut. SLR dilakukan sampai batas nyeri pertama. Tiga pengukuran SLR diambil dengan dimodifikasi AFO dan knee immobilizer untuk standarisasi posisi lutut dan ankle.

Page 20: Presentasii jurnal

Pembahasan

Efek fisiologis berupa penurunan nyeri kelompok SLR dan Slump stretching ini merupakan efek dari mobilisasi syaraf yang memberikan efek menurunkan nyeri.

Teknik osilasi ini akan memanjangkan dan memendekkan saraf yang dapat meningkatkan tekanan intraneural yang kemudian diikuti periode relakasasi.

Page 21: Presentasii jurnal

Pumping action yang berulang ini dapat meningkatkan penurunan inflamasi lokal di syaraf tersebut ataupun jaringan sekitar syaraf, yang kemudian diikuti dengan proses hypoxia berkurang dan nyeri menurun.

Page 22: Presentasii jurnal

Sedangkan mekanisme slump stretching dapat menurunkan nyeri yakni dengan menurunkan oedema intraneural.

Slump stretching juga memberikan efek inhibisi pada sistem syaraf simpatis, dan juga merupakan stimulasi yang dapat mempengaruhi kemampuan saraf untuk mengulur.

Slump stretching juga dapat menurunkan scar tissue yang melekat pada jaringan syaraf dan jaringan sekitarnya.

Page 23: Presentasii jurnal

Sehingga Gladsonet al menyimpulkan bahwa teknik osilasi lebih baik daripada teknik stretching syaraf secara statis dalam menurunkan nyeri pada kasus sciatica.

Page 24: Presentasii jurnal

Progress yang signifikan sangat terlihat pada kelompok 1 dan 2 dalam hal peningkatan ROM pasive SLR.

Pada kelompok 2, slump stretching ini terbukti efektif dalam mengulur kanal/foramen daripada kelompok 1, karena mempengaruhi fleksibilitas otot-otot tungkai bagian posterior dan meningkatkan sudut tibio-tarsal joint yang meingkatkan ROM pasive SLR.

Page 25: Presentasii jurnal

Hasil

Page 26: Presentasii jurnal
Page 27: Presentasii jurnal

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kedua-duanya SLR dan slump stretching sama-sama efektif dalam mengurangi nyeri pada pasien LBP yang terkait dengan ketegangan saraf. Slump stretching lebih baik daripada SLR stretching dalam meningkatkan jangkauan pasif SLR.

Page 28: Presentasii jurnal

Terima kasih