presentasi wsbm

10
ADAPTASI EKOLOGI DAN ANALISA KEBUDAYAAN MASYARAKAT PESISIR CIPATUGARAN SUKABUMI JAWA BARAT

Upload: andreas-springfield-gleason

Post on 24-Oct-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

presentasi

TRANSCRIPT

Page 1: presentasi WSBM

ADAPTASI EKOLOGI DAN ANALISA KEBUDAYAAN MASYARAKAT PESISIR

CIPATUGARAN SUKABUMI JAWA BARAT

Page 2: presentasi WSBM

BAB IPENDAHULUAN

Latar belakang kesejarahan

Page 3: presentasi WSBM

Daerah Palabuanratu terletak sekitar 61 Km dari Kota Sukabumi dan sekitar 151 Km dari Kota Bandung sebagai Ibukota Propinsi Jawa Barat. Palabuanratu itu sendiri adalah (kota) Kecamatan, disamping berfungsi sebagai pusat administrasi pemerintahan, tempat ini juga dipergunakan sebagai pusat penampungan dan pendistribusian hasil laut untuk kawasan penangkapan ikan di sepanjang pesisir selatan Jawa Barat selain dari Pameungpeuk di Kabupaten Garut dan Pangandaran di Kabupaten Ciamis. Dibandingkan dengan dua pelabuhan lain, Palabuanratu termasuk yang paling besar, ini ditandakan dengan banyaknya perahu (khusus untuk menangkap ikan) yang ada di sana; untuk jenis perahu besar saja sekurangnya tercatat 1000 buah perahu bermesin besar dengan 4000 buah perahu bermesin kecil; keadaan ini secara tidak langsung menggambarkan produktivitas dari hasil tangkapan ikan itu sendiri dan proses pendistribusiannya kemudian, yaitu disamping memenuhi kebutuhan konsumsi lokal juga sebagai salah satu pemasok kebutuhan wilayah Jakarta dan eksport.

Latar Belakang Kesejarahan

Page 4: presentasi WSBM

Pola Hubungan Kerja Dalam Adaptasi Ekologi

Faktor Sumber Alam

Sistem Dasar Kemasyarakatan dan Pengaruh Budaya Luar

BAB IIPEMBAHASAN

Faktor Teknologi yang dikembangkan

Page 5: presentasi WSBM

Manusia merupakan satu komponen dari suatu jaringan komponen dalam ekosistem tertentu, masing-masing komponen dari suatu lingkaran ekologi mempunyai peranan menurut fungsi dan kebutuhannya, masing-masing saling menyesuiakan dan menempatkan dirinya sehingga terwujud suatu keseimbangan ekologis. Satu komponen berubah, maka akan merubah pula peran dan fungsi dari komponen yang lain, keadaan mana akan mempengaruhi keseimbangan ekologi tadi. Dengan kemampuan akal serta dorongan-dorongan yang ada dalam diri manusia, mereka berusaha meningkatkan kualitas hidupnya, hal mana menyebabkan terejadinya serangkaian perubahan yang berkenaan dengan diri manusia itu sendiri maupun lingkungan seputar hidupnya; hal ini kemudian ternyata menunjukkan kecenderungan bahwa pada perkembangan selanjutnya manusia tidak lagi berusaha menyesuaikan diri dengan ekosistem yang ada, tetapi sistem itu yang berusaha disesuaikan dengan kehidupan manusia.

 Pola Hubungan Kerja Dalam Adaptasi Ekologi

Page 6: presentasi WSBM

Faktor sumber alam dalam ekosistem masyarakat pesisir adalah yang berhubungan dengan berbagai komponen di lingkungan sekitar pesisir itu, dan keterlibatan manusia dengan ekosistem tersebut tentunya berkisar pada aspek lingkungan yang berfungsi untuk memenuhi seperangkat kebutuhan masyarakat pesisir itu sendiri. Salah satu kebutuhan pokok dari masyarakat pesisir adalah mencari dan mendapatkan ikan dari sumber kelautan, yaitu untuk kebutuhan konsumsi sendiri selain dari komoditi penjualan (ekonomi).

Aktivitas kerja untuk mencari dan mendapatkan ikan ini sebenarnya menujuk pada pola kerja berburu dan meramu (food gatherings economics), pola mana bila dilihat dalam proses evolusi matapencaharian hidup hampir sama dengan pola berburu dan meramu yang hidup pada masyarakat yang masih sangat sederhana, hanya tingkatannya lebih tinggi karena teknologi yang dikembangkan lebih kompleks (Koentjaraningrat, 1990: 32). Dengan melihat polanya, aktivitas masyarakat pesisir ini dapat digolongkan sebagai bentuk kehidupan yang masih tradisional, walaupun teknologi dan peralatan yang dikembangkan telah modern.

Faktor Sumber Alam

Page 7: presentasi WSBM

Teknologi penangkapan ikan memang agak kompleks, karena ddalamnya akan terkandung berbagai hal yang bersifat teknis dan nonteknis. Hal-hal yang bersifat teknisdiantaranya berupa peralatan, cara menangkap ikan, dan jenis-jenis ikan hasil tangkapan. Adapun unsur-unsur nonteknis tidak lain berupa tradisi yang turut mewarnai kegiatan mereka di laut. Aktivitas nelayan di laut ternyata tidak lepas dari unsur kepercayaan dan tradisi yang menyertainya, walaupun tidak dilakukan secara kolektif oleh para nelayan, sekurangnya nelayan yang akan pergi ke laut melalkukan secamam upacara ritual secara perorangan. Sebelum melaut mereka menyimpan sesaji di perahu atau di tempat-tempat tertentu yang tujuannya adalah untuk memohon kepada Tuhan dan „penguasa laut‟ untuk keselamatan daan keberhasilan mereka dalam mendapatkan ikan.

Masyarakat nelayan Cipatuguran mengembangkan beberapa caara dalam menangkap ikan; sekurangnya ada dua tipe penangkapan, (1) penangkapan di tengah laut, dan (2) penangkapan di pinggir pantai; masing-masing cara memerlukan mekanisme dan perangkat kerja yang berbeda, tergantung dari lokasi penangkapan dan jenis ikan.

Faktor Teknologi yang dikembangkan

Page 8: presentasi WSBM

Pada umumnya masyarakat yang tinggal menetap di daerah pesisir pantai banyak menunjukkan persamaan dari segi kebudayaannya, tetapis ecara pasti samapi mana tingkat persamaan inbi masih harus dibuktikan lebih lanjut, karena walaupun jelas bahwa kelompok-kelompok itu dari sudut sosial dan kebudayaan penting artinya, namun masyarakat pesisir, khususnya di Indonesia masih sedikit sekali dilakukan penelitian. Orang-orang yang hidup terpencar ini dapat dianggap mempunyai satu kebudayaan walaupun agak majemuk ( heterogen), yaitu kebudayaan yang dinamakan sebagai kebudayaan pesisir.

 

Sistem Dasar Kemasyarakatan dan Pengaruh Budaya Luar

Page 9: presentasi WSBM

Kesimpulan Nelayan Cipatuguran memiliki kapasitas untuk memanfaatkan

perairan Samudera Indonesia, yang terbnetang luas di hadapan mereka. Sebagai nelayan yang dapat digolongkan masif bersifat tradisional, tentu saja mereka memiliki pengetahuan di bidang ini dengan karakteristik tertentu; apalagi cara untuk mendapatkan pengetahuan tersebut erat kaitannya dengan latar belakang sejarah kehidupan masyarakat nelayan Cipatuguran yang diwarnai oleh berbagai pembaharuan yang datang kemudian.

Perubahan pola hubungan kerja nelayan Cipatuguran dimulai pada saat datangnya nelayan lain di kawasan ini; teknik dan dan perlengkapan didiperkenalkan sifatnya lebih kompleks dan modern.Komunikasi antara penduduk setempat dengan para pendatang, menyadarkan pengetahuan masyarakat setempat tentang bertapa melimpahnya isi lautan yang berada di sekeliling mereka; oleh karena itu tidak heran bila orang jauhpun berlomba mengais rejeki di tempat tersebut.Komunikasi ini akhirnya menjadi ajang transformasi pengetahuan tentang kelautan, apalagi setelah nelayan pendatang satutusnya menjadi menetap proses transformasi pun menjadi semakin intensif.

BAB III PENUTUP

Page 10: presentasi WSBM

THE END