presentasi naskah akademik led kab. paser 2014
DESCRIPTION
Hasil Kajian Akademik Pengelolaan LED Kabupaten Paser. Disampaikan Oleh Mariman Darto dan Wildan LutfiTRANSCRIPT
Pengelolaan LED/Videotron
Pemerintah Kabupaten Paser
Naskah Akademik
Tim Peneliti : - Mariman Darto - Lany Erinda Ramdhani - Maria AP Sari - Rustan Amarullah - Fani Heru Wismono - Tri Noor Aziza - Mayahayati Kusumaningrum - Wildan Lutfi (Koordinator)- Kemal Hidayah - Dewi Sartika - Betha Miranti Andalina - Lia Rosliana
Pendahuluan
Pemerintah Kabupaten Paser berencana
menyusun seperangkat sistem regulasi
turunan yang mengatur tentang pengelolaan
Media LED/ Videotron sebagai salah satu
aset daerah yang saat ini telah dimiliki oleh
Pemerintah Daerah.
Media LED/ Videotron merupakan sebuah
media informasi dengan teknologi tinggi
berupa layar Liquid Crystal Display
berukuran besar yang menampilkan
komunikasi visual secara dinamik.
Dalam rangka sinkronisasi Pengelolaan
Media LED/ Videotron sebagai aset daerah
oleh masyarakat dan pihak ketiga/ swasta,
tentunya diperlukan suatu pedoman dan
regulasi yang menjadi payung hukum dan
landasan yuridis
Permasalahan1. Bagaimana konsep pengelolaan Media LED/ Videotron
di Kabupaten Paser secara tepat dan terarah (optimal,
efektif, efisien, berkesinambungan) ?
2. Mengapa diperlukan regulasi yang mengatur tentang
Pengelolaan Media LED/ Videotron di Kabupaten Paser
?
3. Apa yang menjadi pertimbangan atau landasan
filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan regulasi
tentang Pengelolaan Media LED/ Videotron di
Kabupaten Paser ?
4. Apa sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup
pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan dari
regulasi ini?
Metode Penelitian
• metode yuridis normatif, yakni dengan
melakukan studi pustaka dan menelaah
data sekunder
• kajian teoritis yang dipadukan dengan
pendekatan analisis kebijakan untuk
merumuskan kerangka pengelolaan Media
LED / Videotron di Kabupaten Paser
secara tepat dan terarah
Alur Kegiatan
Kajian TeoritisBeberapa pertimbangan perlunya memperkuat kerjasama publik-privat
yang dilihat dari tiga dimensi sebagai berikut : (Widodo dalam
Kurniawan, 2009)
• Alasan politis; menciptakan pemerintah yang demokratis dan
mendorong perwujudan good governance and good society
• Alasan administratif; adanya keterbatasan sumber daya pemerintah,
baik sumber daya anggaran, SDM, aset maupun kemampuan
manajemen
• Alasan ekonomis; mengurangi kesenjangan atau ketimpangan,
memacu pertumbuhan dan produktivitas, meningkatkan kualitas dan
kontinuitas, serta mengurangi resiko.
Sumber : Kurniawan,dkk. (2009). “Analisis Potensi Penerapan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)
dalam Pengembangan Infrastruktur Transportasi di Perkotaan (Studi Kasus Kota Semarang)” dalam
TEKNIK Volume 30 No 3 Tahun 2009, Hal 147-155
• Menurut Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2014,
bentuk pemanfaatan barang milik daerah dapat
berbentuk :
• Sewa
• Pinjam pakai
• Kerjasama pemanfaatan
• Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna, atau
• Kerjasama Penyediaan Infrastruktur
Praktik Empiris
• Kurniawan dkk (2009) dalam penelitiannya
menganalisis potensi penerapan
kerjasama pemerintah swasta pada
pengembangan infrastruktur transportasi
perkotaan di Kota Semarang berdasar
analisis faktor strategis (SWOT)
Hubudi & Umar (2010) dalam penelitiannya mengidentifikasi faktor-
faktor penentu kesuksesan kerjasama pemerintah swasta di Indonesia.
Dari penelitian ini diidentifikasi bahwa teknologi pembangunan yang
lebih baik (seperti pembatasan biaya pemeliharaan, keterbatasan dana
dari pemerintah, mengembangkan pembangunan, alih teknologi ke
perusahaan lokal, membuat fasilitas yang kreatif dan inovatif), adanya
solusi anggaran dan transfer resiko (resiko yang ditransfer ke pihak
swasta seperti penjaminan kewajiban finansial sektor swasta, dan untuk
menghemat waktu dalam pelaksanaannya proyek infrastruktur salah
satu caranya dengan mempermudah proses perijinan dalam satu atap,
mengajak partisipasi pihak swasta dalam pendanaan proyek), efisiensi
pembiayaan sektor publik (meliputi mengurangi biaya administrasi
sektor publik, mereduksi dana publik dalam penanaman modal, dan
pengurangan biaya proyek) menjadi faktor positif.
Kajian PKP2A III LAN di mengenai
Kemitraan di Kalimantan di tahun 2008
mengidentiifkasi beberapa praktek
kemitraan
Landasan Filosofis
Secara garis besar, media LED/Video Tron ini
merupakan sarana yang sangat penting dalam
memberikan informasi kepada masyarakat.
Apabila pengelolaannya dilakukan dengan baik,
maka kemungkinan PAD akan meningkat juga
semakin besar, karena selain asset negara
tersebut terawat dengan baik juga pemasukan
yang berasal dari penyewaan LED tersebut juga
akan berpeluang dalam meningkatkan PAD yang
ada.
Landasan Yuridis
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 pada
dasarnya merupakan penyatuan peraturan-
peraturan mengenai pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah yang telah ada sebelumnya,
mengatur hal-hal yang belum tertampung dalam
peraturan-peraturan yang ada sebelumnya, dan
memberikan landasan hukum yang lebih kuat agar
tertib administrasi dan tertib pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah dimaksud dapat diwujudkan.
Landasan Sosiologis
Sebagai Kabupaten yang sedang
berkembang, Paser juga tentunya memiliki
penduduk yang sudah siap dengan segala
perubahan ke arah yang lebih baik,
termasuk terhadap kemajuan teknologi yang
semakin pesat, disamping kemajuan
ekonomi, perdagangan, infrastruktur, dan
lain sebagainya
Skema Potensi
Kabupaten Paser Dalam Angka, BPS
Perkembangan sektor-sektor unggulan
“kandidat” pengguna media LED yang terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya
tersebut tentu tidak terlepas dari semakin
bergairahnya iklim investasi di Kabupaten
Paser. Hal ini terbukti dari tingkat
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser
dari tahun 2008 hingga 2012 yang secara
rata-rata mencapai diatas 9% pertahunnya
Pertumbuhan Ekonomi Kab.
Paser dalam 5 Tahun Terakhir
Kabupaten Paser Dalam Angka, BPS
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
ekonomi kabupaten paser telah mampu
ditunjang oleh sektor-sektor usaha lain
diluar dari usaha pertambangan. Kondisi
inilah yang semakin mendorong
pemanfaatan LED yang ada.
Kalkulasi Pilihan Prime Time Penayangan Iklan
No Interval WaktuJumlah Penayangan Iklan
(Jika @ Maks. 30 detik)
Jumlah Penayangan Iklan
(Jika @ Maks. 60 detik)
1 06.00 – 07.0012 iklan dengan 10 transisi
(120 penayangan)
6 iklan dengan 10 transisi
(60 penayangan)
2 07.00 – 08.0012 iklan dengan 10 transisi
(120 penayangan)
6 iklan dengan 10 transisi
(60 penayangan)
3 08.00 – 09.0012 iklan dengan 10 transisi
(120 penayangan)
6 iklan dengan 10 transisi
(60 penayangan)
4 09.00 – 10.0012 iklan dengan 10 transisi
(120 penayangan)
6 iklan dengan 10 transisi
(60 penayangan)
5 15.00 – 16.0012 iklan dengan 10 transisi
(120 penayangan)
6 iklan dengan 10 transisi
(60 penayangan)
6 16.00 – 17.0012 iklan dengan 10 transisi
(120 penayangan)
6 iklan dengan 10 transisi
(60 penayangan)
7 17.00 – 18.0012 iklan dengan 10 transisi
(120 penayangan)
6 iklan dengan 10 transisi
(60 penayangan)
8 18.00 – 19.0012 iklan dengan 10 transisi
(120 penayangan)
6 iklan dengan 10 transisi
(60 penayangan)
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat
sekitar 4 jam waktu prime time di interval
pagi hari dan juga sekitar 4 jam waktu prime
time di interval sore hari yang dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh
pemerintah kabupaten paser untuk
menayangkan informasi publik disamping
juga dapat dimanfaatkan oleh pihak swasta
Penetapan porsi 30% dan 70% ini
didasarkan pada analisis secara mendalam
melalui asumsi-asumsi ekonomi yang telah
ada (professional judgement) seperti
perkembangan pertumbuhan ekonomi,
tingkat investasi daerah, perkembangan
pertumbuhan sektor-sektor usaha, serta
peningkatan tingkat kesejahteraan dan daya
beli masyarakat Paser.
Simulasi Perhitungan
• Jika diasumsikan bahwa sewa spot iklan pada media LED
ditetapkan sebanyak Rp5.000.000,- selama sebulan. Maka jika
ditargetkan terdapat 10 pihak swasta yang memanfaatkan jasa
periklanan melalui media LED ini pada masing-masing LED yang
ada selama jangka waktu 12 bulan maka akan diperoleh
penerimaan per bulan sebagai berikut :
• Target pihak yang menyewa = 10 pihak swasta pada setiap LED
yang ada
• Biaya Sewa Perbulan = 10 x Rp5.000.000 =
Rp50.000.000,-
• Total Income 1 Tahun = 4 unit
x Rp50.000.000 x 12
• = Rp2.400.000.000,-
• (Dua Milyar Empat Ratus Juta Rupiah)
Dengan nilai penerimaan sebesar ini dalam kurun satu tahun, maka
dapat diproyeksikan bahwa Break Event Point (BEP) pengadaan media
LED ini akan tercapai hanya dalam waktu tiga tahun saja. Hal ini sesuai
dengan perhitungan penerimaan sebagai berikut:
Total penerimaan 3 tahun = 3 x Rp2.400.000.000,-
= Rp7.200.000.000
Setelah BEP ini tercapai maka total penerimaan di tahun
ke-empat dan seterusnya merupakan keuntungan bersama
yang diperoleh oleh pemerintah dan pihak pengelola
(swasta). Kondisi BEP dalam 3 tahun ini tentunya masih
tergantung oleh faktor jumlah swasta yang
mempromosikan iklannya pada media LED tersebut. Jika
jumlah pihak swasta yang mengiklankan produknya
melebihi 10 perusahaan, maka kondisi BEP dapat
tercapai lebih cepat atau kurang dari 3 tahun.
profit bagi pihak pengelola (swasta) dalam operasionalisasi
pengelolaan media LED. Strategi yang digunakan adalah
pihak pengelola akan diberikan target penerimaan dalam
setahun yaitu sebesar Rp2.400.000.000,- dan jika dalam
setahun target penerimaan tersebut dapat melampaui dari
yang telah ditargetkan, maka hasil dari kelebihan nilai
target tersebut adalah keuntungan yang diperoleh oleh
pihak pengelola (swasta) yang kemudian digunakan untuk
membiaya perawatan, biaya operational dana biaya-biaya
lainnya.
hasil Net Profit akan di share kepada pihak
Pemkab Paser sebesar 10 % dan sisanya
merupakan net profit pihak swasta sebagai
pengelola Media LED milik Pemerintah Daerah
Paser. Share net profit sebesar 10% untuk
pemerintah dan 90% untuk pengelola (swasta)
tentu didasari pada keuntungan yang hendak
diberikan pihak pengelola agar mau mengelola
dan memanfaatkan media LED Pemkab Paser.
SemogaBermanfaat
Terima Kasih…
Bidang Kajian Kebijakan dan
Inovasi Administrasi Negara
-- PKP2A III LAN --