analisis ketenagakerjaan kab paser 2007
DESCRIPTION
Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007TRANSCRIPT
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
1/32
N LISIK T N G K RJ
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
KABUPATEN PASER
KABUPATEN PASER
TAHUN 2007
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
2/32
KABUPATEN PASER
DAFTAR ISI
Hal
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Maksud dan Tujuan 2
C. Konsep dan Definisi 3
PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN
A. Penduduk 9
B. Ketenagakerjaan 14
PENDUDUK 15 TAHUN KE ATAS MENURUT GOLONGAN
UMUR
DAN PENDIDIKAN
A. Demografi 19
B. Pendidikan 20
PENDUDUK 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA MENURUT
LAPANGAN PEKERJAAN, STATUS, JENIS DAN JUMLAH JAM
KERJA
A. Pekerjaan Utama 22
B. Status Pekerjaan 24
C. Jam Kerja 25
PEKERJA ANAK (Pekerja Usia 10 17 Tahun)
A. Pendahuluan 26
B. Partisipasi Ekonomi Anak 26
C. Anak yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan 27
D. Anak yang Bekerja menurut Status Pekerjaan 28
E. Anak yang Bekerja menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan 29
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
3/32
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
4/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses dan kegiatan pembangunan, penduduk merupakan faktor
yang sangat dominan. Hal ini disebabkan karena selain sebagai subjek
pembangunan penduduk juga merupakan objek pembangunan. Oleh sebab itu,
untuk menunjang keberhasilan pembangunan di Kabupaten Paser, permasalahan
penduduk sebaiknya tidak saja diarahkan pada upaya pengendalian jumlah
penduduk tetapi juga agar lebih dititikberatkan pada upaya peningkatan kualitas
sumber dayanya. Jumlah penduduk yang besar merupakan asset bagi
pembangunan akan tetapi juga dapat merupakan beban pembangunan apabila
kualitas yang dimilikinya sangat rendah.
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang mendasar dalam kehidupan
manusia karena mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Salah satu sasaran dalam
pembangunan adalah diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan terciptanya
lapangan kerja baru dalam jumlah dan kualitas yang seimbang dan memadai untukdapat menyerap tambahan angkatan kerja yang memasuki pasar kerja setiap
tahunnya. Angkatan kerja atau lebih dikenal dengan istilah tenaga kerja berdiri
dalam dua posisi penting dalam pembangunan, yaitu sebagai subyek sekaligus
obyek dalam pembangunan itu sendiri. Karena itu peningkatan dalam jumlah
angkatan kerja bila tidak diimbangi dengan penambahan kesempatan kerja akan
menimbulkan permasalahan dalam pembangunan.
Pengadaan tenaga kerja yang merupakan bagian dari perwujudan
kebijaksanaan perencanaan Ketenagakerjaan Nasional harus mendorongpemerataan kesempatan kerja antar daerah dengan memperhatikan potensi
angkatan kerja setempat.Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk akan banyak
pengaruhnya terhadap upaya penyediaan lapangan pekerjaan, di mana apabila
tidak terjadi keseimbangan yang harmonis pada akhirnya akan mengakibatkan
ledakan pengangguran.
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
5/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 2
Masalah ketenagakerjaan memang merupakan masalah yang cukup besar
dan komplek. Cukup besar dikarenakan masalah ini menyangkut nasib ribuan jiwa
yang sedang berupaya mencari lowongan kerja, dan kompleks karena permasalah
tenaga kerja selain mempengaruhi, sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang
saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami.
Besarnya jumlah angkatan kerja dari tahun ke tahunnya sangat dipengaruhi
oleh besar kecilnya pertambahan penduduk pada tahun-tahun tersebut. Selain faktor
alamiah (Natural increase fertilitas dan mortalitas) pertambahan penduduk juga
sangat dipengaruhi oleh faktor sosial (Sosial increase migrasi). Tingkat
pertambahan penduduk pada sisi sosial increase yang cukup tinggi akan dapat
berdampak pada mengecilnya peluang kerja bagi penduduk lokal untuk dapat masuk
pada bursa kesempatan kerja apabila kualitas SDM yang dimilikinya relatif cukupn
rendah. Hal ini dikarenakan biasanya para migran telah membekali dirinya dengan
SDM yang cukup untuk dapat diandalkan pada bursa kerja yang tersedia.
Oleh sebab itu, untuk dapat mengimbangi hal tersebut maka peningkatan
kualitas SDM penduduk lokal harus segera diupayakan sehingga nantinya mereka
mampu untuk dapat bersaing dan berkompetisi dengan penduduk pendatang
khususnya migran pencari kerja.
Selain itu juga, kualitas SDM penduduk yang cukup akan dapat
mengurangi tingginya angka pengangguran yang ada dan menunjang bagi
program-program pembangunan yang disediakan pemerintah baik pusat maupun
daerah terutama dalam hal ketenagkerjaan.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penyusunan Analisis Penduduk Ketenagkerjaan
Kabupaten Paser Tahun 2008 ini adalah untuk memberikan gambaran tentang
keadaan dan potensi tenaga kerja yang tersedia di Kabupaten Paser terhadap
peluang bursa kerja pasar yang telah ada dan yang akan rencanakan.
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
6/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 3
C. Konsep dan Definisi
1. Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja
Konsep dan definisi berkaitan dengan penduduk dan ketenagakerjaan yang
ada dalam analisis ini mengacu pada konsep dan definisi yang biasa yang
digunakan dalam survei dan penyusunan buku-buku publikasi statistik khusus di
wilayah Kabupaten Paser.
Penduduk Seseorang yang bertempat tinggal di suatu wilayah 6
bulan atau lebih atau belum 6 bulan tetapi berniat
menetap.
Pertumbuhan
Penduduk
Adalah angka pertambahan jumlah penduduk yang
biasanya dinyatakan dalam persentase. Pertumbuhan
penduduk bias disebabkan oleh pertumbuhan alami
(Natural Increase) dan pertumbuhan social (Sosial
Increase).
Kepadatan Penduduk Adalah banyaknya penduduk per Km2.
Rasio Adalah perbandingan dua jumlah dan tepat dinyatakan
dalam persepuluh, perseratus, perseribu, dan seterunya.
Rasio Jenis Kelamin
(RJK)
Adalah rasio antara banyaknya penduduk lakI-laki
terhadap penduduk perempuan dikalikan 100.
Angka (Rate) Adalah banyaknya peristiwa vital dari suatu penduduk
dalam jangka waktu tertentu atau perbandingan antara
dua jumlah per waktu tertentu.
Penduduk Usia Kerja Penduduk berumur 15 tahun ke atas
Angkatan Kerja Penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan
tetapi sementara tidak bekerja dan penduduk yang
sedang mencari pekerjaan.
Bukan Angkatan
Kerja
Penduduk usia kerja yang kegiatannya tidak bekerja
maupun mencari pekerjaan. Mereka terdiri atas
penduduk yang sekolah, mengurus rumah tangga, dan
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
7/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 4
melaksanakan kegiatan lainnya (penerima
pendapatan/pensiunan, dan sebagainya).
Bekerja Melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau
membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan
dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam sehari
secara terus menerus (termasuk pekerja keluarga tanpa
upah yang membantu suatu usaha).
Punya Pekerjaan
tetapi sedang Tidak
Bekerja
mereka yang mempunyai pekerjaan tetapi selama
seminggu yang lalu tidak bekerja karena berbagai
sebab, seperti sakit, cuti, menunggu panenan, mogok,
dan sebagainya, termasuk mereka yang sudah bekerja
tetapi seminggu yang lalu belum mulai bekerja.
Mencari Pekerjaan mereka yang bekerja atau mempunyai pekerjaan, tetapi
karena sesuatu hal masih berusaha mendapatkan
pekerjaan lain; mereka yang dibebastugaskan dan akan
dipanggil kembali, tetapi sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan lain; mereka yang bekerja paling sedikit 1
jam selama seminggu yang lalu, dan sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan lain; mereka yang belum
pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan; mereka yang sudah pernah bekerja
kemudian karena sesuatu hal berhenti atau
diberhentikan dan sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan; dan mereka yang biasanya sekolah atau
mengurus rumah tangga dan sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan.
Sekolah mereka yang melakukan kegiatan sekolah selama
seminggu sebelum pencacahan.
Mengurus Rumah
Tangga
mereka yang mengurus rumah tangga tanpa
mendapatkan upah, misalnya : ibu rumah tangga atau
anaknya yang membantu mengurus rumah tangga.
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
8/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 5
Sebaliknya pembantu rumah tangga yang mendapat
upah walaupun pekerjaannya mengurus rumah tangga
dianggap bekerja.
Kegiatan Lainnya mereka yang sudah pensiun, orang-orang cacat jasmani
(buta, bisu dan sebagainya) yang tidak melakukan suatu
pekerjaan.
Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan
tingkat pendidikan yang dicapai seseorang setelah
mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkatan
sekolah dengan mendapatkan tanda tamat (ijazah).
Angka Beban
Tangungan
(Depedency Ratio)
Adalah angka yang menyatakan perbandingan antara
penduduk usia tidak produktif (0 14) dan (65+) tahun
terhadap penduduk usia roduktif (10 64) tahun.
2. Lapangan Pekerjaan Utama
Konsep lapangan pekerjaan utama yang dipergunakan mengacu pada
konsep standar yang ada dalam Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI),
adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/tempat bekerja/perusahaan/kantor dimana
seseorang bekerja. Lapangan pekerjaan terdiri atas : sektor pertanian, yang
meliputi pertanian, tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan
perikanan; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri; sektor listrik, gas
dan air minum; sektor bangunan, sektor perdagangan, restoran dan hotel; sektor
angkutan, pergudangan dan komunikasi; sektor keuangan, asuransi; sektor jasa-
jasa; dan sektor lainnya.
Dari sektor-sektor di atas kemudian dapat dikelompokkan dalam 3 sektor
besar, yaitu sektor pertanian (Agriculture) meliputi lapangan usaha pertanian;
sektor industri manufaktur (Manufacture) meliputi sektor-sektor
pertambangan/penggalian, industri, listrik, gas dan air minum, serta sektor
bangunan, dan sektor pelayanan dan jasa (Service) yang mencakup sektor
perdagangan, restoran dan hotel; Angkutan, pergudangan dan komunikasi;
keuangan, asuransi, dan sebagainya; serta sektor jasa-jasa dan sektor lainnya.
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
9/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 6
3. Status Pekerjaan Utama
Status pekerjaan utama adalah kedudukan seseorang dalam melakukan
pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan, meliputi pekerjaan yang berusaha sendiri
(tanpa bantuan orang lain); berusaha dengan bantuan orang lain/anggota rumah
tangga yang kepadanya tidak dibayar; berusaha dengan buruh tetap (dibayar);
sebagai karyawan/buruh; dan sebagai pekerja tidak dibayar atau pekerja keluarga.
a. Berusaha sendiri, adalah mereka yang bekerja atas resiko sendiri tanpa
bantuan orang lain.
b. Berusaha dengan dibantu anggota rumah tangga/buruh tidak tetap, adalah
mereka yang dalam mengusahakan usahanya dibantu oleh anggota rumah
tangga atau buruh tidak tetap.
c. Berusaha dengan buruh tetap, adalah mereka yang melakukan usahanya
mempekerjakan buruh tetap yang dibayar.
d. Buruh/karyawan, adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau instansi
baik pemerintah maupun swasta dengan menerima upah/gaji baik berupa
uang maupun barang. Buruh tani walaupun tidak mempunyai majikan
tertentu, tetap digolongkan sebagai buruh.
e. Pekerja tak dibayar atau pekerja keluarga, adalah anggota rumah tangga
yang membantu usaha untuk memperoleh keuntungan yang dilakukan oleh
salah seorang anggota rumah tangga atau bukan anggota rumah tangga
tanpa mendapat upah/gaji.
Dari status pekerjaan di atas, selanjutnya dapat dikelompokkan dalam
sektor Formal dan sektor Informal. Sektor Formal meliputi penduduk yang
berusaha sendiri dengan buruh tetap (dibayar) serta karyawan/buruh. Sedangkan
sektor Informal meliputi berusaha sendiri, berusaha dibantu orang lain/anggota
rumah tangga dan pekerja keluarga.
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
10/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 7
4. Jumlah Jam Kerja
Jumlah jam kerja seluruh pekerjaan adalah jumlah jam kerja mereka yang
sejak saat meninggalkan rumah dan kembali sampai di rumah (tidak termasuk jam
kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan) selama seminggu yang lalu.
Untuk membantu rumah tangga yang melakukan pekerjaan yang terus menerus di
dalam rumah tangga dihitung banyaknya jam kerja sehari-hari rata-rata 12 jam.
5. Upah/Gaji Bersih
Adalah penerimaan buruh/karyawan berupa uang atau barang yang
dibayarkan perusahaan/kantor/majikan tersebut. Penerimaan dalam bentuk barang
dinilai dengan harga setempat. Penerimaan bersih yang dimaksud tersebut adalah
setelah dikurangi dengan potongan-potongan iuran wajib, pajak penghasilan dan
sebagainya.
6. Pekerjaan Utama
Jika seseorang hanya mempunyai suatu pekerjaan, maka pekerjaan
tersebut digolongkan sebagai pekerjaan utama. Bila pekerjaan yang dilakukan
lebih dari satu, maka pekerjaan utama adalah pekerjaan yang dilakukannya
dengan waktu terbanyak.
Jika waktu terbanyak yang digunakan sama, maka pekerjaan yang memberi
penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama. Seseorang dikatakan
mempunyai pekerjaan lebih dari satu apabila pekerjaan yang dilakukannya berada
dibawah pengelolaan yang terpisah.
7. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat
Pengangguran
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah rasio antara jumlah
angkatan kerja terhadap penduduk berumur 15 tahun keatas. Biasanya dalam
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
11/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 8
satuan persen (%). Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio
antara jumlah pencari kerja (penduduk yang mencari pekerjaan) terhadap
angkatan kerja. Biasanya dalam satuan persen (%).
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
12/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 9
PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN
A. PENDUDUK
Penduduk merupakan
unsur penting bagi
pembangunan, baik sebagai
subyek maupun obyek.
Pertumbuhan dan struktur
perekonomian suatu wilayah
sangat dipengaruhi oleh
karakteristik dan aktivitas
penduduknya. Laju pertumbuhan
penduduk, penyebaran dan
komposisi penduduk akan
mempengaruhi arah dan
perkembangan pembangunan.
Jumlah penduduk merupakan
faktor kunci pembangunan perekonomian daerah dan sebagai modal dasar
melaksanakan program-program pembangunan. Oleh karena itu fenomena-
fenomena yang terkait dengan kependudukan membutuhkan pemecahan masalah
yang tepat, baik secara pertumbuhannya, distribusi, komposisi maupun
peningkatan kualitas sumber daya manusianya.
Jumlah penduduk yang besar misalnya dapat menjadi modal pembangunan
bila kualitasnya baik, namun sebaliknya dapat menjadi beban dalam
pembangunan jika kualitasnya rendah. Oleh Karena itu permasalahan penduduk,
sebaiknya tidak saja diarahkan pada upaya pengendalian jumlahnya, tetapi juga
agar dapat lebih dititikberatkan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusianya.
Masalah kependudukan memiliki posisi yang sangat penting bagi
pembangunan daerah, sehingga data kependudukan sangat diperlukan bagi
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
13/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 10
Tabel 1.1Jumlah Penduduk menurut
Jenis Kelamin dan Rasio Jenis
Kelamin,
Tahun 2004-2007
Tahun
Jenis Kelamin
2004 2005 2006 2007
1 2 3 4 5
Laki-laki 92,792 95,043 97,476 100,662
Perempuan 83,634 85,390 87,575 90,455
Total 176,426 180,433 185,051 191,117
RJK 110.95 111.30 111.31 111.28
Sumber data : BPS Paser
2.27
2.56
3.28
0 1 2 3 4
2004/2005
2005/2006
2006/2007
Gambar 1.1 Pertambahan Penduduk KabupatenPasir, Tahun 2005 - 2007
penentu kebijakan maupun perencanaan program. Lebih luas lagi data
kependudukan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang lalu dan
yang sedang berjalan, bahkan dapat digunakan sebagai dasar untuk
memperkirakan bentuk dan volume kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang
akan datang.
Perkembangan Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah
Penduduk Kabupaten
Paser dari tahun ke
tahun terus
mengalami kenaikan
yang cukup berarti.
Pada tahun 2006 jumlah
penduduk Kabupaten
Paser sebanyak 185.051
jiwa dan tahun 2007
bertambah menjadi
191.117 jiwa.
Berdasarkan jenis
kelamin terlihat bahwa,
dari tahun 2004 sampai
dengan tahun 2007
jumlah penduduk laki-laki
masih lebih banyak
dibandingkan jumlah
penduduk perempuan.
Hal ini terlihat jelas dari
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
14/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 11
rasio jenis kelamin penduduk yang selalu mengalami peningkatan. Rasio Jenis
Kelamin merupakan perbandingan antara penduduk laki-laki terhadap penduduk
perempuan, dan bila nilai RJK penduduk di suatu wilayah di atas 100 maka
menunjukkan bahwa proporsi penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan
penduduk perempuan. Gambaran lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1.1.
Walaupun secara absolut pertambahan penduduk Kabupaten Paser dari
tahun ke tahunnya cukup tinggi, namun secara rata-rata laju pertambahannya
relative cukup rendah. Persentase laju pertambahan penduduk Kabupaten Paser
pada tahun 2004/2005 sebesar 2.27 persen, tahun 2005/2006 sebesar 2.56 persen,
dan tahun 2006/2007 sebesar 3.28 persen. Gambaran Laju pertambahan penduduk
Kabupaten Paser dari tahun 2004 sampai dengan 2007 dapat dilihat pada grafik
Pada Gambar 1.1 di bawah ini:
Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapat perhatian karena
berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran
penduduk di Kabupaten Paser secara geografis dapat dikatakan belum merata
yang mengakibatkan terjadinya penumpukkan penduduk pada suatu wilayah.
Ketidakmerataan ini tentunya disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu
diantaranya adalah potensi wilayah yang dimiliki. Ketidakmerataan persebaran
penduduk di Kabupaten Paser tahun 2007 secara lebih jelas dapat dilihat pada
table di bawah ini :
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
15/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 12
Pada tabel di atas terlihat jelas bahwa penduduk Kabupaten Paser masih
mengelompok pada wilayah-wilayah yang jaraknya cukup dekat dengan ibukota
kabupaten. Lebih dari 80 persen penduduk Kabupaten Paser bertempat tinggal di
kecamatan yang terletak di Ibukota Kabupaten dan sekitarnya dan hanya 15.99
persen yang bertempat tinggal sedikit jauh dari ibukota kabupaten. Pola
penyebaran penduduk yang demikian ini akan sangat tidak menguntungkan bagi
pemerataan pembangunan di suatu wilayah.
Ketidakmerataan persebaran penduduk ini, secara tidak langsung juga
berpengaruh pada tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Paser. Pada tahun
2007, kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi di
Kabupaten Paser adalah kecamatan Tanah Grogot dengan tingkat kepadatan
Tabel 1.2Persebaran dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Paser,
Tahun 2007
Jenis Kelamin
Kecamatan
Laki-laki Perempuan
TotalKepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
1 2 3 4 5
BATU SOPANG 6,695 5,381 12,076 10.87
MUARA SAMU 1,967 1,706 3,673 4.29
TAJUNG HARAPAN 5,091 4,208 9,299 6.17
BATU ENGAU 3,503 3,192 6,695 9.38
PASER BELENGKONG 11,423 10,302 21,725 21.94
TANAH GROGOT 25,290 23,490 48,780 145.36
KUARO 11,349 10,379 21,728 29.08
LONG IKIS 17,694 15,583 33,277 27.63
MUARA KOMAM 5,725 5,172 10,897 6.21
LONG KALI 11,925 11,042 22,967 9.63
Jumlah 100,662 90,455 191,117 16.47
Sumber Data : BPS Paser
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
16/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 13
145.36 jiwa/km2. Selanjutnya kecamatan lain yang juga memiliki tingkat
kepadatan penduduk cukup tinggi adalah kecamatan Kuaro, Long Ikis dan Paser
Belengkong dengan tingkat kepadatan 29.08, 27.63, dan 21.94 jiwa/km2.
Sedangkan kecamatan Muara samu dan Batu Engau adalah kecamatan yang
memiliki tingkat kepadatan penduduk cukup rendah yaitu 4.29 dan 6.17 jiwa/km2.
Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur
dan Angka Beban Tanggungan
Berdasarkan kelompok umur, penduduk Kabupaten Paser masih tergolong
ke dalam kelompok umur penduduk muda. Hal dapat ditunjukkan dari tingginya
jumlah penduduk Kabupaten Paser pada kelompok usia muda. Distribusi
kelompok umur penduduk seperti ini secara tidak langsung berdampak pada tinggi
rendahnya angka beban tanggungan (ABT) penduduk usia produktif (15-64)
terhadap penduduk usia tidak produktif (0-14 dan 65+).
Pada tahun 2006, ABT penduduk usia produktif Kabupaten Paser sebesar
51.44 sedangkan pada tahun 2007 meningkat menjadi 51.99. Hal ini memberikan
arti bahwa, pada tahun 2007 jumlah tanggungan setiap 100 orang penduduk
11521
11468
10570
10488
9428
9844
8861
8336
6465
4807
3195
2042
3637
-10861
-10524
-9952
-9652
-9511
-9162
-8040
-7092
-5237
-3416
-2422
-1488
-3098
-15000 -10000 -5000 0 5000 10000 15000
0 - 4
5 - 9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60+
Laki-laki Perempuan
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
17/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 14
produktif di Kabupaten Paser sebanyak 51 s/d 52 orang penduduk usia tidak
produktif. Perkembangan ABT penduduk usia produktif Kabupaten Paser dari
tahun 2005 s/d 2007 dapat dilihat pada table 1.3 di bawah ini :
Tabel 1.3
Perkembangan Penduduk Kabupaten Paser menurut
Kelompok Usia Produktif dan Angka Beban Tanggungan
Tahun 2005 s/d 2007
B. KETENAGAKERJAAN
1. Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja
Dalam konsep ketenagakerjaan, penduduk dibagi atas dua kelompok yaitu
penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Penduduk usia kerja adalah penduduk
yang telah memiliki usia 15 tahun ke atas. Sedangkan penduduk bukan usia kerja
adalah penduduk yang usianya belum mencapai 15 tahun.
Berdasarkan kegiatan utama yang dilakukan, penduduk usia kerja ini
terbagi atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk yang termasuk
kategori angkatan kerja adalah mereka yang termasuk dalam kelompok penduduk
usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan
penduduk yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk dalam
Struktur Umur
Tahun0-14 15-64 65+
Jumlah ABT
(1) (2) (3) (4) (1) (2)
2005 33.39 63.77 2.84 100 56.82
2006 31.31 65.99 2.71 100 51.54
2007 31.49 65.79 2.72 100 51.99
Sumber Data : BPS, SUSENAS KOR
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
18/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 15
kategori bukan angkatan kerja adalah mereka yang termasuk dalam kelompok
penduduk usia kerja namun kegiatannya tidak bekerja maupun mencari pekerjaan.
Mereka ini terdiri atas penduduk yang sekolah, mengurus rumah tangga, dan
melaksanakan kegiatan lainnya (penerima pendapatan/pensiunan, dan
sebagainya).
DIAGRAM ALUR KETENAGAKERJAAN
Berdasarkan hasil Susenas 2007, jumlah penduduk usia kerja Kabupaten
Paser ada sebanyak 68.51 persen dari total penduduk. Dari jumlah penduduk
tersebut, 59.16 persen diantaranya termasuk ke dalam angkatan kerja dan sisanya
40.84 persen termasuk ke dalam kelompok bukan angkatan kerja. Jika dilihat dari
kegiatan masing kelompok penduduk usia kerja, 55.54 penduduk usia kerja
berstatus bekerja, 3.62 persen mencari pekerjaan, dan sisanya 40.84 persen
berstatus sekolah, mengurus rumahtangga dan lainnya.
PENDUDUK
USIAKERJA BUKANUSIAKERJA
ANGKATANKERJABUKANANGKATAN
KERJA
BEKERJA PENGANGGURAN
SEDANGBEKERJA SEMENTARATIDAKBEKERJA MENCARI PEKERJAAN MEMPERSIAPKANUSAHAMERASATIDAKMUNGKIN
MENDAPATKAN
PEKERJAAN
SUDAHPUNYAPEKERJAAN,
TETAPI
BELUMMULAINEKERJA
SEKOLAH LAINNYA
MENGURUSRUMAHTANGGA
PENDUDUK
USIAKERJA BUKANUSIAKERJA
ANGKATANKERJABUKANANGKATAN
KERJA
BEKERJA PENGANGGURAN
SEDANGBEKERJA SEMENTARATIDAKBEKERJA MENCARI PEKERJAAN MEMPERSIAPKANUSAHAMERASATIDAKMUNGKIN
MENDAPATKAN
PEKERJAAN
SUDAHPUNYAPEKERJAAN,
TETAPI
BELUMMULAINEKERJA
SEKOLAH LAINNYA
MENGURUSRUMAHTANGGA
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
19/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 16
Tabel 1.4
Persentase Penduduk menurut Kelompok Usia Kerja dan Kegiatan Utama
Seminggu yang Lalu, Tahu 2005-2007
Tahun
Uraian
2005 2006 2007
1 2 3 4
Penduduk Usia Kerja (%) 66.61 68.69 68.51
Penduduk Bukan Usia Kerja (%) 33.39 31.31 31.49
Angkatan Kerja 54.18 53.05 59.16
- Bekerja (%) 50.05 49.89 55.54
- Mencari Kerja (%) 4.13 3.16 3.62
Bukan Angkatan Kerja 45.82 46.95 40.84
- Sekolah (%) 8.61 7.26 7.17
- Mengurus Rumah Tangga (%) 31.56 30.57 30.69
- Lainnya (%) 5.65 9.12 2.98
Sumber Data : SUSENAS 2005-2007
C. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi dapat diukur melalui
persentase penduduk yang masuk dalam pasar kerja (bekerja atau mencari
pekerjaan), yang selanjutnya disebut sebagai tingkat partisipasi angkatan kerja
(TPAK). Berdasarkan hasil perhitungan data Susenas 2007, TPAK Kabupaten
Paser sebesar 59.12. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, nilai TPAK tahun
2007 ini cenderung mengalami peningkatan. Kondisi ini memberikan gambaran
bahwa dari setiap 100 orang penduduk usia kerja terdapat sekitar 59 s/d 60 orang
yang bekerja atau mencari kerja.
Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki ternyata
menunjukkan angka yang cukup tinggi dari tahun ke tahunnya dibandingkan
TPAK perempuan. Tahun 2007, TPAK laki-laki mencapai 89.41 per 100
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
20/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 17
penduduk usia kerja sedangkan TPAK perempuan hanya sebesar 25.88. Gambaran
lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja menurut Jenis Kelamin
Tahun 2005-2007
TPAK menurut Tahun
Jenis Kelamin
2005 2006 2007
1 2 3 4
Laki-laki 83.21 80.32 89.41
Perempuan 22.88 22.61 25.88
Total 54.18 53.05 59.12
D. Tingkat Pengangguran Terbuka
Tingginya angka pengangguran terbuka (TPT) memberikan gambaran
bahwa bahwa lapangan kerja yang tersedia belum mampu mengimbangi laju
pertambahan tenaga kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan
perbandingan antara jumlah penduduk yang masuk dalam kategori angkatan kerja
terhadap penduduk yang mencari kerja.
Menurut data Susenas 2007, angka TPT Kabupaten Paser sebesar 6.12. Angka ini
jika dibandingkan dengan tahun 2005 dan 2006 menunjukkan adanya penurunan.
Penurunan nilai TPT ini memiliki korelasi negatif dengan nilai TPAK. Di mana
ketika nilai TPAK mengalami peningkatan, maka nilai TPT mengalami
penurunan. Hal ini memberikan gambaran bahwa ketika peluang kerja yang
tersedia di bursa pasar kerja relatif cukup banyak maka peluang penduduk usia
kerja yang masuk ke dalam pasar kerja semakin besar untuk memperoleh
pekerjaan sehingga mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerja sehingga
mengakibatkan partisipasi penduduk tersebut terhadap kesempatan kerja semakin
meningkat yang pada akhirnya tingkat pengangguran menjadi relatif sedikit atau
mengalami penurunan.
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
21/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 18
Walaupun secara persentase angka TPT penduduk Kabupaten Paser
cenderung mengalami penurunan, namun pembukaan lapangan kerja baru masih
sangat dibutuhkan untuk dapat mengimbangi laju pertambahan tenaga kerja yang
ada di pasar kerja sehingga angka pengangguran di masa yang akan datang dapat
lebih diturunkan lagi.
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
22/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 19
PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS
MENURUT GOLONGAN UMUR DAN PENDIDIKAN
A. Demografi
Struktur atau komposisi penduduk menurut umur sangat penting dalam
perencanaan ketenagakerjaan di masa mendatang. Jumlah penduduk dengan umur yang
sama pada suatu periode akan selalu berkurang pada periode berikutnya dan pada
akhirnya akan habis karena faktor kematian, sehingga jumlah penduduk usia muda
cenderung akan lebih besar dibandingkan dengan penduduk berumur lebih tua. Demikianjuga halnya dengan komposisi penduduk menurut umur 15 tahun keatas di Kabupaten
Paser pada tahun 2007, bila digambarkan dengan piramida maka terlihat mempunyai
bentuk piramida yang melebar pada bagian alas (bawah) dan semakin mengecil ke atas
sejalan dengan semakin meningkatnya umur.
Secara alamiah jumlah angkatan kerja berkembang sejalan dengan perkembangan
jumlah penduduk berumur 15 tahun keatas. Semakin besar jumlah penduduk berumur 15
tahun keatas maka pada gilirannya jumlah angkatan kerja juga semakin bertambah.
Grafik 1.6
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas
Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60+
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
23/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 20
Tabel 1.7
Jumlah Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Kelompok Umur
Dan Jenis Kelamin, Tahun 2007
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1 2 3
15-19 10488 9652 20140
20-24 9428 9511 18939
25-29 9844 9162 19006
30-34 8861 8040 16901
35-39 8336 7092 15428
40-44 6465 5237 11702
45-49 4807 3416 8223
50-54 3195 2422 5617
55-59 2042 1488 3530
60+ 3637 3098 6735
Jumlah 100662 90455 191117
B. Pendidikan
Kualitas tenaga kerja (penduduk usia kerja) dapat dilihat dari golongan umur dan
tingkat pendidikan. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, dapat
diperkirakan telah terjadi pergeseran komposisi angkatan kerja menurut umur. Usia
sekolah dengan program wajib belajar 9 tahun telah menggeser angkatan kerja usia muda
yang dampaknya mengurangi proporsi tenaga kerja usia muda.
Semakin tinggi tingkat pendidikan tenaga kerja dapat diasumsikan kualitas tenaga
kerja tersebut semakin baik, karena semakin tinggi tingkat pendidikan diperkirakan
kemampuan dan keterampilan mereka akan bertambah. Dengan meningkatnya
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
24/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 21
kemampuan dan keterampilan, maka nilai tambah sebagai imbalan yang diperoleh akan
semakin meningkat sehingga dapat memperbaiki tingkat kesejahteraan mereka.
Grafik 1.2 menggambarkan proporsi penduduk usia 15 tahun keatas menurut tingkat
pendidikan yang ditamatkan, terlihat penduduk yang tamat SD memiliki proporsi terbesar
dibandingkan yang lain yaitu mencapai 32.82 persen, disusul kemudian mereka yang
Tidak Sekolah/Tidak Punya Ijazah sebesar 23.52 persen, SLTP 19.21 persen, SLTA
17.17 persen dan Perguruan Tinggi sebesar 5.28 persen.. Masih tingginya proporsi
penduduk pada kelompok tamat SD ke bawah perlu menjadi perhatian serius oleh
pemerintah dalam upaya pembangunan di bidang pendidikan, guna meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang ada di daerah ini.
Grafik 1.2
Persentase Penduduk Usia Kerja Menurut
Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan, Tahun 2007
23.52
32.82
19.21
19.17
5.28
Tidak Sekolah/Tidak Punya Ijazah SD SLTP SLTA PT
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
25/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 22
PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KEATAS YANG BEKERJA
MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN, STATUS,
JENIS DAN JUMLAH JAM KERJA
Pekerja adalah kelompok Penduduk Usia Kerja yang bekerja dan merupakan
kelompok penduduk yang mempunyai peranan besar dalam perekonomian suatu daerah.
Mereka adalah penduduk yang dapat menghasilkan output, dan jumlahnya semakin
bertambah dari tahun ke tahun seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk
usia kerja. Dengan melihat jumlah jam kerja penduduk seminggu yang lalu, dapat
memberikan gambaran mengenai produktifitas tenaga kerja dan bisa pula diketahui
kelompok pekerja yang paruh waktu (part time) dan pekerja yang benar-benar bekerja
secara full time. Dengan demikian berarti dapat pula dilihat pekerja yang termasuk
kategori setengah pengangguran yang diduga cukup besar.
A. Pekerjaan Utama
Proporsi penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama biasanya
dipakai sebagai salah satu ukuran untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam
menyerap tenaga kerja, di samping itu juga digunakan untuk mengetahui struktur
perekonomian suatu daerah.
Grafik 1.3 menggambarkan peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga
kerja di Kabupaten Paser ternyata masih cukup dominan dibandingkan dengan sektor-
sektor lain. Hal ini terlihat dari penyerapan tenaga kerja di sektor ini dimana tahun 2007
jumlah tenaga kerja yang mampu diserap disektor ini mencapai 51.75 persen. Walaupun
penyerapannya mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,
namun penurunnya relative cukup kecil. Sektor lain yang juga cukup banyak melakukan
penyerapan terhadap tenaga kerja adalah sector jasa dan perdagangan. Penyerapan keduasector ini terhadap tenaga kerja di tahun 2007 mencapai 16.61 dan 9.37 persen.
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
26/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 23
Grafik 1.3
Distribusi Penduduk Usia Kerja yang Bekerja menurut Lapangan Usaha
Tahun 2005-2007
0
10
20
30
40
50
60
Pertanian 52.28 52.79 51.75
Pertambangan 7.26 9.24 6.28
Industri 5.9 2.53 1.74
Konstruksi 3.32 5.23 3.92
Perdagangan 11.29 11.41 9.37
Angk utan 4.54 4.05 2.42
Jasa 14.75 11.8 16.61
2005 2006 2007
Penyerapan tenaga kerja menurut sektoral kadang kala menggambarkan kinerja
sektor secara ekonomis yang diukur dari penciptaan nilai tambah bruto (PDRB) oleh
tenaga kerja yang terserap pada masing-masing sektor. Sektor-sektor yang mampu
menyerap tenaga kerja lebih banyak tentu saja akan dapat menciptakan nilai tambah yang
lebih besar. Tetapi di sisi lain juga terjadi fenomena bahwa sektor yang lebih bersifat
tradisional dan konvensional akan lebih ramah terhadap penyerapan tenaga kerja
dibandingkan sektor yang dikelola secara lebih modern.
Lapangan pekerjaan utama (sektor) dapat dikelompokkan dalam tiga sektor besar,
yaitu sektor A (agriculture), yaitu pertanian, kemudian sektor M (manufacture), meliputi
sektor-sektor pertambangan, industri, listrik dan bangunan, serta sektor S (service)yang
terdiri atas sektor-sektor di luar sektor A dan M. Di wilayah pedesaan pada umum sektor
lapangan usaha yang cukup banyak di tekuni oleh tenaga kerja adala sektor A
(agriculture). Oleh sebab itu, sebaiknya untuk pengembangan program pembangunan
khusus pembangunan di bidang ketenagakerjaan sebaiknya lebih dititikberatkan pada
sektor ini, sehingga akan lebih tepat sasaran dan bermanfaat bagi semua pihak.
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
27/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 24
B. Status Pekerjaan
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk memberikan gambaran tentang
kedudukan pekerja adalah status pekerjaan bagi penduduk yang bekerja. Status pekerjaanbagi karyawan/buruh merupakan bagian terbesar dari status pekerjaan penduduk di
Kabupaten Paser. Tahun 2007, jumlah pekerja yang berstatus buruh/karyawan ada
sebanyak 34.61 persen. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2006 yang
hanya sebesar 32.79 persen. Selain sebagai buruh/karyawan status pekerja lainnya yang
juga cukup besar persentasenya adalah status berusaha sendiri dan berusaha dibantu
buruh tidak tetap. Persentase pekerja berstatus berusaha sendiri dan berusaha dibantu
buruh tidak tetap pada tahun 2007 adalah sebesar 23.80 dan 22.68 persen.
Grafik 1.4
Proporsi Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin,
Tahun 2005-2007
0
5
10
15
20
25
30
35
Berusaha Sendiri 30.38 27.27 23.8
Berusaha dibantu Buruh
Tidak Tetap
16.61 13.71 22.68
Beursaha dibantu Buruh
Tetap
2.2 2.82 2.34
Buruh/Karyaw an 29.68 32.79 34.61
Pekerja Tidak di Bayar 11.03 16 15.39
2005 2006 2007
Pengelompokkan status pekerjaan yang lebih populer dewasa ini dibagi menjadi
2 (dua) sektor yakni sektor formal dan informal. Sektor formal meliputi pekerja berstatus
buruh/karyawan serta berusaha dibantu dengan buruh tetap, sedangkan pekerja dengan
status pekerjaan lainnya adalah sektor informal. Pekerja yang berada di sektor formal
pada tahun 2007 mempunyai proporsi sebesar 36.95 persen dan sektor informal sebesar
63.04 persen.
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
28/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 25
C. Jam Kerja
Salah satu indikator produktivitas tenaga kerja disamping dilihat dari nilaitambah yang dihasilkan juga dapat dilihat dari lamanya penduduk untuk bekerja.
Produktivitas dianggap membaik jika tenaga kerja bekerja semakin lama dalam
seminggu, karena dengan bekerja semakin lama akan menghasilkan output yang lebih
besar dengan asumsi faktor-faktor lain bersifat sama.
Batasan jam kerja yang biasanya dipakai sebagai jumlah jam kerja normal selama
satu minggu adalah 35 jam. Apabila jumlah jam kerja kurang dari 35 jam dalam
seminggu dianggap pekerja mempunyai produktivitas rendah. Tahun 2007, 74.18 pekerja
di Kabupaten Paser bekerja dengan jam kerja 35 jam ke atas dan hanya 25.92 persen
pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam. Dari uraian di atas mengambarkan bahwa lebih
dari 70 persen pekerja di Kabupaten Paser memiliki produktivitas kerja yang cukup
tinggi.
Grafik 1.5
Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja
Tahun 2005-2007
Kurang d ari 15 Jam 3.84 4.93 2.24
15 - 34 Jam 36.67 25.54 23.57
> 35 Jam 59.49 69.56 74.18
2005 2006 2007
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
29/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 26
PEKERJA ANAK
(PEKERJA USIA 10-17 TAHUN)
a. Pendahuluan
Pengertian pekerja anak atau buruh anak secara umum adalah penduduk usia 10-
17 tahun (anak-anak) yang melakukan pekerjaan secara rutin untuk orang tuanya, untuk
orang lain atau untuk dirinya sendiri yang membutuhkan sejumlah besar waktu, dengan
menerima imbalan atau tidak.
Keadaan pekerja anak secara tidak langsung dapat menggambarkan tingkat pemerataan
kesejahteraan masyarakat secara umum, karena pekerja anak sebagian besar berasal dari
keluarga yang ekonominya lemah. Semakin banyak pekerja anak menggambarkan
kesejahteraan masyarakat yang ada belum merata.
b. Partisipasi Ekonomi Anak
Berdasarkan hasil Susenas 2007, persentase angkatan kerja penduduk usia 10-17
tahun di Kabupaten Paser mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Sejak
tahun 2005 perkembangan angkatan kerja penduduk usia 10-17 tahun cenderung
mengalami penurunan. Persentase angkatan kerja tersebut pada tahun 2005 sebanyak 7.93
persen dan pada tahun 2007 turun menjadi 6.58 persen.
Tabel 1.8 Persentase Penduduk Usia 10-17 Tahun Menurut Kegiatan,
Tahun 2005-2007
Kegiatan 2005 2006 2007
(1) (2) (3) (4)
Angkatan Kerja 7.93 7.84 6.58
Bekerja 5.90 6.23 5.89
Mencari Kerja 2.03 1.61 0.69
Bukan Angkatan Kerja 92.07 92,16 93.42
Sumber : Susenas 2005-2007
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
30/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 27
c. Anak Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan
Untuk melihat gambaran dari lapangan usaha utama pekerja anak kita dapatmenyimak Tabel di bawah ini, sektor pertanian selama tahun 2005 s/d 2006 merupakan
sektor yang paling banyak dimasuki oleh pekerja anak. Namun demikian, di tahun 2007
sektor tersebut mulai perlahan-lahan di tinggal oleh pekerja anak dan mereka beralih ke
sektor lainnya (pertambangan, industri, perdagangan, dan jasa). Pada tahun 2005 dan
2006 jumlah pekerja anak yang bekerja di sektor pertanian tercatat sebesar 50.85 dan
69.73 persen. Akan tetapi di tahun 2007 angka tersebut turun menjadi 42.32 persen.
Tabel 1.9
Persentase Pekerja Anak Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin,
Tahun 2005-2007
Pertanian Lainnya
Jenis Kelamin
2005 2006 2007 2005 2006 2007
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Laki-laki 66.20 74.37 49.79 33.80 25.63 50.21
Perempuan 0.00 46.91 15.78 100.00 53.09 84.22
Total 50.85 69.73 42.32 49.15 30.27 57.68
Berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan anak laki-laki yang bekerja di sektor
pertanian ternyata jauh lebih tinggi dibandingkan pekerja anak perempuan. Pekerja anak
perempuan cenderung memiliki sektor pekerjaan disektor lainnya. Persentase pekerja
anak laki-laki yang bekerja disektor pertanian pada tahun 2007 ada sebanyak 49.79
persen, sedangkan pekerja perempuan hanya sebesar 15.78 persen. Akan tetapi
sebaliknya, pada sektor pekerjaan lainnya pekerja anak laki-laki hanya sebesar 50.21
persen sedangkan perempuan sebesar 84.22 persen.
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
31/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 28
d. Anak Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan
Selain lapangan pekerjaan utama, karakteristik lain yang bisa menggambarkankondisi pekerja anak adalah status pekerjaan. Dalam penyajian analisi ini Status
pekerjaan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu berusaha sendiri,
buruh/karyawan/pekerja dibayar dan lainnya (berusaha dibantu buruh/pekerja tidak
tetap/pekerja tak dibayar, berusaha dengan dibantu buruh/pekerja tetap, pekerja tak
dibayar/pekerja keluarga).
Pekerja atau buruh anak, baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan biasanya
bekerja demi meningkatkan penghasilan keluarga atau rumah tangganya. Tidak jarang
kondisi kerja mereka tidak memenuhi syarat untuk kehidupan layak. Banyaknya pekerja
anak menurut status pekerjaannya dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang
berfluktuasi. Pada tahun 2007, pekerja anak yang berstatus berusaha sendiri ada sebanyak
3.74. sedangkan untuk yang sebagai buruh dan lainnya ada sebanyak 14.13 dan 82.13
persen.
Tabel 1.10
Persentase Pekerja Anak Menurut Status Pekerjaan dan
Jenis Kelamin, Tahun 2005-2007
Status Pekerjaan dan Tahun Laki-laki Perempuan Total
(1) (2) (3) (4)
2005
Berusaha Sendiri 5.09 0.00 3.91
Buruh/Karyawan 14.54 83.13 30.44
Lainnya 80.37 16.87 65.65
2006
Berusaha Sendiri13.94 0.00 11.59
Buruh/Karyawan 36.31 19.14 33.40
Lainnya 49.75 80.86 55.01
2007
Berusaha Sendiri 4.79 0.00 3.74
Buruh/Karyawan 18.10 0.00 14.13
Lainnya 77.11 100.00 82.13
Sumber : Susenas 2005-2007
-
5/24/2018 Analisis Ketenagakerjaan Kab Paser 2007
32/32
Ananlisis Ketenagakerjaan 2 7
Kabupaten Paser 29
e. Anak Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh pekerja usia 10-17 tahunmerupakan indikator yang sangat penting dalam menilai mutu pekerja pada kelompok
umur tersebut. Walaupun terkadang tingkat pendidikan tertinggi tidak menjamin
terciptanya kinerja yang tinggi, namun secara umum berlaku pertimbangan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin luas pula pengetahuan yang
dimilikinya dan semakin gampang ia menyerap dan mengolah informasi yang diberikan.
Pada tahun 2007 tingkat pendididkan tertinggi yang ditamatkan oleh sebagian
besar pekerja anak adalah setingkat SD ke bawah, yaitu mencapai 71.52 persen. Pola
tersebut juga terjadi pada tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan baik oleh pekerja
anak laki-laki maupun perempuan.
Tabel 1.11
Persentase Pekerja Anak Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan
Jenis Kelamin, Tahun 2005-2007
Ijazah TertinggiJenis Kelamin dan
Tahun SD < SD SLTP SLTA +
(1) (3) (4) (5) (6)
Laki-laki
2005 30.55 59.63 5.09 4.72
2006 39.38 8.67 1.95 50.00
2007 29.18 42.85 27.97 0.00
Perempuan
2005 0.00 67.48 32.52 0.00
2006 50.00 0.00 0.00 50.00
2007 22.38 46.57 0.00 31.05
Total
2005 23.47 61.45 11.45 3.63
2006 41.18 7.20 1.62 50.00
2007 28.06 43.46 23.34 5.13
Sumber : Susenas 2005-2007