presentasi kasus pasien poli mata
TRANSCRIPT
Presentasi Kasus Pasien Poli
Konjungtivitis Bakterial
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Family Medicine Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala - Puskesmas Lampaseh
Disusun oleh :
M. Ariz Candra0207101010057
Pembimbing :
dr. Devi Handayani Putri, Sp.M
BAGIAN ILMU FAMILY MEDICINEFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH2012
STATUS PASIEN POLI PUSKESMAS LAMPASEH
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. Ali
Umur : 22 tahun
Alamat : Keudah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Suku : Aceh
Pekerjaan : Mahasiswa
Tanggal Pemeriksaan : 22 Oktober 2012
No Rekam medik : 2034
Jaminan : JKA
ANAMNESIS
Keluhan utama: Mata kiri merah
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kiri merah sejak 2 hari yang lalu.
Selain mata merah, pasien juga mengaku matanya bengkak dan terasa berpasir pada matanya.
Terdapat kotoran berwarna kuning kehijauan pada mata dalam jumlah yang cukup banyak
terutama di pagi hari ketika bangun tidur dan kelopak mata terasa lengket sehingga pasien susah
membuka mata. Pasien juga mengeluh kadang – kadang mata terasa gatal dan berair. Pasien
menyangkal adanya rasa silau. Riwayat menggunakan obat sebelumnya (-).
Riwayat penyakit dahulu: Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang sama.
Iritasi ringan pada mata (+), trauma mata sebelumnya (-).
Riwayat penyakit keluarga: Adik kandung pasien menderita gejala yang sama.
Riwayat sosial : Teman kuliah pasien menderita gejala yang sama dengan pasien
Riwayat alergi: Pasien tidak ada alergi terhadap makanan.
Riwayat pengobatan : -
Pemeriksaan fisik
Vital sign: TD: 110/70 mmHg RR: 18x/menit N: 72x/menit
Pemeriksaan fisik umum:
KU : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan gizi : cukup
Status lokalisasi mata:
Pemeriksaan Mata kanan Mata kiri
Visus 6/6 6/6
Gerakan bola mata baik ke segala arah, tidak
ada rasa nyeri
baik ke segala arah, tidak
ada rasa nyeri
palpebra superior
- Edema
- Hiperemia
-
-
+
+
palpebra inferior
- Edema
- Hiperemia
-
-
+
+
Margo Palpebra Kotoran (-) Kotoran (+)
Konjungtiva palpebra
superior
Hiperemi (-), Folikel (-),
Corpus alienum (-)
Hiperemi (+), Folikel (-),
Corpus alienum (-)
Konjungtiva palpebra
inferior
Hiperemi (-),Folikel (-),
Corpus alienum (-)
Hiperemi (+),Folikel (-),
Corpus alienum (-)
Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi siliar (-)
Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi siliar (-)
Kornea Jernih
Corpus alienum (-)
Jernih
Corpus alienum (-)
Bilik mata depan Dalam, hifema (-),
hipopion (-)
Dalam, hifema (-),
hipopion (-)
Iris Warna coklat
Iridodialisis (-)
Warna coklat
Iridodialisis (-)
Pupil Bentuk bulat regular
dengan diameter 3mm,
Refleks langsung/tidak
langsung : +/+
Bentuk bulat regular
dengan diameter 3mm,
Refleks langsung/tidak
langsung : +/+
Lensa Jernih Jernih
Palpasi TIO Kesan normal Kesan normal
Tes sensibilitas Normal Normal
Resume :
Laki – laki, 22 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kiri merah sejak 2
hari yang lalu. Selain mata merah, pasien juga mengaku matanya bengkak (+), rasa berpasir
pada mata (+), kotoran (++) berwarna kuning kehijauan terutama di pagi hari ketika bangun
tidur dan kelopak mata terasa lengket, gatal (+), berair (+), silau (-). Pasien mengatakan tidak
pernah menderita penyakit yang sama. Iritasi ringan pada mata (+), trauma mata sebelumnya (-).
Pasien mengatakan bahwa adik kandungnya menderita gejala yang sama. Selain itu juga riwayat
kontak dengan teman kuliah pasien yang menderita gejala yang sama dengan pasien. Pasien
alergi tidak ada alergi terhadap makanan.
Pada pemeriksaan mata kanan di dapatkan: visus 6/6, kulit palpebra superior et inferior
edema (-), hiperemi (-). Konjungtiva palpebra superior et inferior hiperemi (-), folikel (-), injeksi
konjungtiva (-).Margo palpebra kotoran (-).Kornea, bilik mata depan dan iris dalam batas
normal. Pupil ukurannya ± 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+), lensa jernih. TIO kesan
normal. Tes sensibilitas normal. Pada mata kiri di dapat : visus 6/6, kulit palpebra superior et
inferior edema (+), hiperemi (+). Konjungtiva palpebra superior et inferior hiperemi (+), folikel
(-), injeksi konjungtiva (+).Margo palpebra kotoran (+).Kornea, bilik mata depan dan iris dalam
batas normal. Pupil ukurannya ± 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+), lensa jernih. TIO
kesan normal. Tes sensibilitas normal
Diagnosis: Konjungtivitis Bakterialis OS
Diagnosis banding : Konjungtivitis virus, konjungtivitis klamidia, konjungtivitis alergika
Usulan Pemeriksaan : Pemeriksaan mikroskopik sekret
Rencana terapi:
1. Non-Farmakologi
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita merupakan penyakit yang da-
pat disembuhkan, namun dapat menular kepada orang – orang sekitar.
Menganjurkan pasien untuk tidak menggosok – gosok matanya. Setiap kali pasien
memegang mata yang sakit pasien harus mencuci tangan.
Sapu tangan, handuk dan kain lap sebaiknya digunakan terpisah agar tidak menularkan ke
orang lain.
Menggunakan kaca mata untuk melindungi mata dari debu dan angin yang dapat mem-
perparah gejala.
Penggunaan botol obat tetes atau salep digunakan untuk satu orang, jangan dipakai
bersama-sama.
2. Farmakologis
Oksitetrasiklin 1 % salep mata 4-6 sehari
Vitamin B Kompleks 3 x 1 Tablet
Prognosis: Baik
DISKUSI KASUS
Konjungtivitis merupakan peradangan atau radang selaput lendir yang menutupi belakang
kelopak mata. Penyakit ini bervariasi dari hiperimia ringan dengan mata berair sampai
konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental.
Konjungtivitis dapat di klasifikasikan berdasarkan penyebabnya yaitu :
a. Konjungtivitis bakteri.
b. Konjungtivitis virus.
c. Konjungtivitis klamidia.
d. Konjungtivitis alergi.
Gejala Konjungtivitis
Gejala penting pada konjungtivitis adalah sensasi adanya benda asing pada mata, gatal, dan
fotofobia.
Tanda Konjungtivitis
Tanda penting konjungtivitis adalah hiperemi, mata berair, eksudasi, hipertropi papiler,
pseudoptosis, kemosis, folikel, pseudomembran, granuloma.
Konjungtivitis bakteri biasanya mengenai kedua mata. Ciri khasnya adalah keluar
kotoran mata dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan. Palpebra lengket pada saat
bangun tidur dan kadang-kadang terjadi edema palpebra. Infeksi biasanya dimulai pada satu
mata dan menular ke smata sebelah melalui tangan. Infeksi dapat menyebar ke orang lain.
Pada konjungtivitis virus, mata sangat berair. Kotoran mata ada, namun biasanya sedikit.
Konjungtivitis klamidia merupakan suatu bentuk konjungtivitis kronik yang disebabkan
oleh Chlamydia trachomatis. Pasien mengeluhkan fotofobia, mata gatal dan mata berair. Pada
pemeriksaan mata dapat ditemukan folikel pada konjungtiva tarsus superior, secret yang jernih
bila tidak ada infeksi sekunder. Dapat pula ditemukan panus dan jaringan parut.
Sedangkan pada konjungtivitis alergi juga mengenai kedua mata. Tandanya, selain mata
berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga seringkali dirasakan dihidung.
Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat berair.
Pada pasien ini didapatkan tanda dan gejala berupa mata merah, berair, bengkak, kadang
terasa gatal dan kotoran yang banyak berwarna kuning kehijauan. Selain itu juga terdapat
keluhan adanya perasaan berpasir pada mata. Pada pemeriksaan di dapatkan injeksi konjungtiva
dan hiperemi pada kojungtiva palpebra. Untuk memeriksa folikel perlu dilakukan pemeriksaan
slitlamp.
Untuk diagnosis pasti pada kasus ini perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik pada
sekret.Jika ditemukan PMN berarti merupakan konjungtivitis bakteri. Jika leukosit yang
ditemukan adalah MN berarti merupakan konjungtivitis viral. Dan jika pada pemeriksaan
didapatkan eosinofil hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut menderita konjunngtivitis
alergika.
Jika sudah dapat ditegakkan pasien ini menderita konjungtivitis bakterialis penanganan
pada pasien ini dengan memberikan terapi medikamentosa yaitu dengan pemberian antibiotik.
Sebelum pemeriksaan mikrobiologik diberikan antibiotic yang berspektrum luas dalam bentuk
tetes mata tiap jam atau salep mata 4 sampai 5 kali sehari. Selain itu berikan edukasi pada
pasien yaitu :
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita merupakan penyakit yang da-
pat disembuhkan, namun dapat menular kepada orang – orang sekitar.
Menganjurkan pasien untuk tidak menggosok – gosok matanya. Setiap kali pasien
memegang mata yang sakit pasien harus mencuci tangan.
Sapu tangan, handuk dan kain lap sebaiknya digunakan terpisah agar tidak menularkan ke
orang lain.
Menggunakan kaca mata untuk melindungi mata dari debu dan angin yang dapat mem-
perparah gejala.
Penggunaan botol obat tetes atau salep digunakan untuk satu orang, jangan dipakai
bersama-sama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, S.2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. Vaughan, D., dkk., 2000. Oftalmologi Umum. Edisi ke-14. .Jakarta :Widya Medika
3. Ilyas, Sidarta,dkk.2010. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Ke-
dokteran Edisi Kedua. Jakarta : Sagung Seto