presentasi bab 6 bin

190
Kelompok 4

Upload: arum-kartika

Post on 05-Aug-2015

85 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi Bab 6 Bin

Kelompok 4

Page 2: Presentasi Bab 6 Bin

Beranggotakan :

Arum Kartika D.Asgaf NarandaGalih Rinekso Y.Mutia Radella

Page 3: Presentasi Bab 6 Bin

Pelajaran

6

Pendidikan

Page 4: Presentasi Bab 6 Bin

A.MENYIMAK INFORMASI DARI TUTURAN LANGSUNG DAN MENYIMPULKAN ISINYA

B.MEMBERIKAN PERSETUJUAN ATAU DUKUNGAN TERHADAP ARTIKEL DALAM MEDIA CETAK

C. MEMBACA TABEL DAN GRAFIK

D.MENULIS PARAGRAF PERSUASI

E. KESASTRAAN

Page 5: Presentasi Bab 6 Bin

A. MENYIMAK INFORMASI DAN TUTURAN LANGSUNG DAN MENYIMPULKAN ISINYA

Menyimak Informasi dari Tuturan Langsung dan Menyimpulkan Isinya

KebahasaanMenulis Kalimat Aktif-Pasif dan Kalimat Korelatif

Page 6: Presentasi Bab 6 Bin

Menyimak Informasi dari Tuturan Langsung dan Menyimpulkan Isinya

Pengertian Menyimak

Pengertian Informasi

Pengertian dan Contoh Tuturan Langsung

Pengertian Simpulan

Cara Menyimak Informasi dari Tuturan Langsung

Cara Menyimpulkan Isi dari Tuturan Langsung

Page 7: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Menyimak

Menyimak adalah suatu proses yang

mencakup kegiatan mendengarkan

bunyi bahasa, mengidentifikasi,

menginterpretasi, menilai dan

mereaksi atas makna yang

terkandung di dalamnya.

“ Menyimak melibatkan pendengaran,

penglihatan, penghayatan, ingatan,

dan pengertian.

Menyimak adalah memahami isi bahan simakan.

Page 8: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang diproses kedalam bentuk yang lebih berarti bagi penerima dan berguna dalam pengambilan keputusan, sekarang atau untuk masa yang akan datang.

Page 9: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian dan Contoh Tuturan Langsung

Pengertian Tuturan Langsung

Contoh Tuturan Langsung

Page 10: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Tuturan Langsung

Suatu pembacaan teks atau penceritaan kejadian yang dialami seseorang.

Page 11: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Tuturan Langsung

PercakapanDiskusiSiaran Berita

Page 12: Presentasi Bab 6 Bin

Percakapan

Pengertian Percakapan

Contoh Percakapan

Page 13: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Percakapan

Perbincangan antara dua

orang atau lebih yang dilakukan

secara langsung, baik bertatap

muka atau tidak.

Page 14: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Percakapan di Bank Indonesia

Pegawai Bank : Selamat pagi Pak!Nasabah : Selamat pagi !Pegawai Bank : Ada yang bisa saya bantu?Nasabah : Terima kasih Pak. Saya ingin

mengambil sedikit uang tunai.Pegawai Bank : Apakah Bapak membawa buku

tabungan?Nasabah : Iya.  Ini buku tabungan saya.Pegawai Bank : Silakan tunggu Pak.Nasabah : Terima kasih.

Page 15: Presentasi Bab 6 Bin

Diskusi

Pengertian Diskusi

Page 16: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Diskusi

Pembahasan tentang suatu masalah yang dilakukan oleh dua orang atau

lebih, demi mendapat

kesimpulan

Page 17: Presentasi Bab 6 Bin

Siaran Berita

Pengertian Siaran Berita

Contoh Siaran Berita

Page 18: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Siaran Berita

Suatu acara berita yang disiarkan di media masa.

Page 19: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Siaran Berita

Page 20: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian SimpulanSimpulan berasal dari fakta-fakta atau hubungan yang logis. Pada umumnya simpulan terdiri atas simpulan utama dan simpulan tambahan.

Simpulan utamaadalah yang berhubungan langsung dengan permasalahan. Dengan demikian, simpulan utama harus bertalian dengan pokok permasalahan dan dilengkapi oleh bukti-bukti.

Pada simpulan tambahan, penulis tidak mengaitkan pada simpulan utama, tetapitetap menunjukkan fakta-fakta yang mendasarinya.

Page 21: Presentasi Bab 6 Bin

Cara Menyimak Informasi dari Tuturan Langsung

Mencatat pokok-pokok isi informasi yang disampaikan.

Menyimpulkan isi informasi dengan urutan yang runtut dan mudah dipahami. Agar informasi itu bermanfaat, sampaikan informasi itu kepada orang lain. Anda dapat menyampaikan informasi itu secara lisan setelah isi informasi itu ditulis secara runtut dan jelas.

Page 22: Presentasi Bab 6 Bin

Cara Menyimpulkan Isi dari Tuturan Langsung

Setelah mendengarkan informasi tersebut, Anda dapat membuat

simpulannya. Simpulan tersebut di buat agar Anda memahami pesan dari informasi tersebut. Agar Anda dapat

menyimpulkan informasi tersebut secara runtut dan mudah dipahami,

catatlah pokok-pokok informasi tersebut.

Page 23: Presentasi Bab 6 Bin

KebahasaanMenulis Kalimat Aktif-Pasif dan Kalimat Korelatif

Menulis Kalimat Aktif-Pasif

Menulis Kalimat Korelatif

Page 24: Presentasi Bab 6 Bin

Kalimat Aktif

Pengertian Kalimat Aktif

Contoh Kalimat Aktif

Page 25: Presentasi Bab 6 Bin

Menulis Kalimat Aktif-Pasif

Kalimat Aktif

Kalimat Pasif

Perbedaan Kalimat Aktif-Pasif

Page 26: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Kalimat Aktif

Kalimat Aktif adalah kalimat yang subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktivitas.

Kalimat Aktif dibagi menjadi 2, yaitu :

Kalimat Aktif Transitif

Kalimat Aktif Intransitif

Page 27: Presentasi Bab 6 Bin

Kalimat Aktif Transitif

Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki obyek.

Contoh :- Ayah membeli daging S P O- Kadir merayu gadis desa

S P O- Bang Jajang bertemu

S P Juminten

O

Page 28: Presentasi Bab 6 Bin

Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif

adalah kalimat yang tidak

memiliki obyek.

Contoh :- Adik menangis

S P- Umar bertengkar

S P- Sejak dahulu kala

Junaidi KW

Smerenung di kamar

P KT

Page 29: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Kalimat Aktif

- Ayah mendaki gunung S P O

- Sunny membunuh Aghni di kontrakkannya S P O KT

- Petugas kebun binatang menggolongkan beberapa jenis hewan

S P O

Page 30: Presentasi Bab 6 Bin

Kalimat Pasif

Pengertian Kalimat Pasif

Contoh Kalimat Pasif

Page 31: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Kalimat

Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya

dikenai suatu perbuatan atau aktivitas.

Page 32: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Kalimat Pasif

Pak Lurah dimintai S P

pertanggungjawaban. O

Ayam dipukul Kucing. S P O

Bunga anggrek hitam itu terinjak

S P

Sinda. O

Page 33: Presentasi Bab 6 Bin

Perbedaan

KalimatAktif-Pasif

Kalimat Aktif Kalimat Pasif

Subjeknya sebagai pelaku. Subjeknya sebagai penderita.

Predikatnya berawalan me- atau ber-.

Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.

Predikatnya tergolong kata kerja aus.

Predikatnya berupa predikat persona (kata

ganti orang, disusul oleh kata

kerja yang kehilangan awalan).

Page 34: Presentasi Bab 6 Bin

KATA KERJA AUS

Pengertian Kata Kerja Aus

Ciri-ciri Kata Kerja Aus

Contoh kata Kerja Aus

Contoh Kata Kerja Aus dalam kalimat

Page 35: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Kata Kerja Aus

Badudu (2001: 109) mengemukakan bahwa kata kerja aus adalah sebuah istilah yang dikemukakan St. Muh. Zain. Kata kerja aus adalah kata kerja intransitif yang berbentuk kata dasar, yaitu kata kerja yang tak biasa memakai awalan me- atau ber-.

Page 36: Presentasi Bab 6 Bin

Ciri-ciri Kata Kerja Aus

Sifatnya intransitif Bila diberi awalan me(n)- atau be(r)-, akan ada dua

kemungkinan, yaitu : a. kedengarannya janggal (karena tidak lazim), b. artinya berubah.

Page 37: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh kata Kerja Aus

mandi duduk pergi pulang tidur

Page 38: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Kata Kerja Aus dalam kalimat

(1) Rina pulang tadi malam.(2) Koko pergi ke pasar bersama bundanya.(3) Sinta mandi setiap hari.(4) Setiap sore, saya duduk di bangku itu.(5) Dia tidur di kamar barunya.

Page 39: Presentasi Bab 6 Bin

Menulis Kalimat Korelatif

Pengertian Kalimat Korelatif.

Contoh Konjungsi dan Kalimat Korelatif.

Page 40: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Kalimat KorelatifKalimat korelatif adalah kalimat yang

hubungan antar bagiannya bersifat sederajat.

Kesederajatan antar bagian kalimat tersebut ditandai dengan penggunaan konjungsi Korelatif. Yang dimaksud Konjungsi Korelatif adalah pasangan konjungsi yang secara tetap manghu-bungkan dua klausa atau lebih.

Page 41: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh

Konjungsi

Korelatif

baik ... maupun tidak hanya ..., tetapi juga bukan hanya ... melainkan jugademikian ... sehingga sedemikian rupa ... sehinggaapa(kah) ... atauentah ... entahjangankan ..., ... pun.

Page 42: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Kalimat Korelatif.

Baik cantik maupun tidak, aku tetap menyayangimu.

Page 43: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Kalimat Korelatif.

Tidak hanya dirimu, tetapi juga dia ada dalam hatiku.

Page 44: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Kalimat Korelatif.

Putri Elena itu bukan hanya baik, melainkan juga cantik.

Page 45: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Kalimat Korelatif.

Demikian yang dapat kami sampaikan, sehingga kami mohon maaf apabila ada salah kata.

Page 46: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Kalimat Korelatif.

Sudah kutata sedemikian rupa kamar itu, sehingga dia senang melihatnya.

Page 47: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Kalimat Korelatif.

Entah kemana entah dimana, aku harus pergi.

Page 48: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Kalimat Korelatif.

Apakah anda setuju atau tidak, keputusan ini tidak bisa diganggu gugat.

Page 49: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Kalimat Korelatif.

Jangankan memanjat pohon, memanjat monaspun akan kulakukan untukmu.

Page 50: Presentasi Bab 6 Bin

B. MEMBERIKAN PERSETUJUAN ATAU DUKUNGAN TERHADAP ARTIKEL

DALAM MEDIA CETAK

Cara Memberikan Persetujuan

Contoh Pemberian Persetujuan terhadap sebuah Artikel

Page 51: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Pemberian Persetujuan terhadap sebuah

Artikel

Contoh Artikel

Contoh Pemberian Persetujuan Terhadap Artikel

Page 52: Presentasi Bab 6 Bin

Cara Memberikan Persetujuan

Apabila anda mendukung/menyetujui suatu gagasan, maka anda harus menambahnya dengan memberikan suatu alasan, bukti, atau fakta-fakta yang benar.

Page 53: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Artikel

Konflik Klaim Kebudayaan

Setelah sempat menghilang beberapa waktu, konflik klaim kebudayaan antara Indonesi-Malaysia kembali muncul. Kali ini, konflik tersebut dipicu klaim Malaysia yang menampilkan Tari Pendet dalam promosi wisata mereka. Mengapa insiden itu terjadi ? Rawan Konflik

Uppsala Data Conflict ( 2007 ) menyatakan, konflik antar negara yang berbatasan geografis masih menjadi ancaman stabilitas Internasional Kontemporer. Akar masalah yang bersumber pada sengketa perbatasan dan wilayah geografi membuat konflik rentan terjadinya.

Konflik bisa bertambah akut ketika melibatkan banyak isu yang terkait dengan dinamika kehidupan masyarakat di masing – masing negara. Maklum, gerak manusia dan masyarakat yang dinamis kadang mampu mengganggu hubungan harmonis yang sebelumnya ada.

Dalam konteks Indonesia-Malaysia, meski tidak sampai mengganggu stabilitas di Asia Tenggara, terakumulasinya potensi konflik diantara kedua negara bukan tidak mungkin bisa menjelma menjadi konflik nyata ( manifest ). Presedennyapun telah ada. Yaitu, ketika politik konfrontasi diterapkan Indonesia pada Masa Kepemimpinan Presiden Soekarno.

Konflik klaim Kebudayaan hanyalah salah satu diantara sekian wajah konflik antara Indonesia-Malaysia. Beberapa isu sentral lain seperti Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) di Malaysia, human-trafficking, illegal-logging, serta kabut asap pun terus menghantui hubungan antara kedua negara. Ibaratnya, hubungan Indonesia-Malaysia menyimpan bom waktu yang kapan saja bisa meledak dan siapapun bisa berpotensi menarik pelatuk denonatornya.

Dikutip dari Jawa Pos halaman 6

Siti R.Susanto, pengajar Dept Hubungan Internasional FISIP, Unair

Page 54: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Pemberian Persetujuan Terhadap Artikel

Kami setuju dengan artikel yang berjudul “Konflik Klaim Kebudayaan” karena memang benar malaysia banyak mengklaim kebudayaan Indonesia, seperti : tari pendet, batik, lagu rasa sayange, dan lain-lain. Mungkin pengeklaiman itu sering dilakukan oleh malaysia karena letak geografis antar kedua negara tersebut saling berdekatan dan merupakan satu rumpun, yaitu rumpun melayu.

Page 55: Presentasi Bab 6 Bin

C. MEMBACA TABEL DAN GRAFIK

Tabel

Grafik

Page 56: Presentasi Bab 6 Bin

Tabel• Pengertian Tabel

• Contoh Tabel dan Cara Membacanya

Page 57: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Tabel

Tabel merupakan kumpulan angka -angka yang disusun menurut kategori-kategori tertentu sehingga memudahkan pembuatan analisis data

Page 58: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Tabel dan Cara Membacanya

Nama Barang Eksport Import

Pajak Eksport/Un

it

Pajak Import/Uni

t

Susu Sapi Bubuk - 10000 - 1000

Makanan Berkaleng DariIkan

60927 2899 900 500

Pakaian Khas 63762 20872 750 600

Mesin - 600684 - 2000

• Susu Sapi Bubuk tidak ada yang dieksport dan banyaknya jumlah yang diimport sebanyak 10000 dan pajak import/unit adalah 1000

• Makanan Berkaleng Dari Ikan dieksport sebanyak 60927, diimport sebanyak 2899, pajak Eksport/unit adalah 900, dan Pajak Import/unit adalah 500

• Pakaian Khas dieksport sebanyak 63762, diimport sebanyak 20872, pajak Eksport/unit adalah 750, dan Pajak Import/unit adalah 600

• Mesin tidak ada eksport dan banyaknya jumlah yang diimport sebanyak 600684 dan Pajak Import/unit adalah 2000

Page 59: Presentasi Bab 6 Bin

Grafik

Pengertian Grafik

Macam – macam Grafik

Page 60: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian GrafikGrafik merupakan gambar-gambar yang menunjukkan data berupa angka secara visual (mungkin juga dengan simbol-simbol) serta biasanya berasal dari tabel-tabel yang telah dibuat (Supranto, 2000). Walaupun angka-angka yang disajikan melalui grafik kurang teliti dibandingkan dengan tabel, namun grafik dapat membantu untuk mengambil kesimpulan yang cepat. Grafik garis digunakan untuk menyajikan data yang berbentuk tren, sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai perkembangan suatu obyek tertentu atau lebih.

Page 61: Presentasi Bab 6 Bin

Macam – macam Grafik

Grafik Garis

Grafik Batang

Grafik Lingkaran

Page 62: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Grafik Garis dan Cara Membacanya

Pada waktu 0,5 detik, terjadi gema sebanyak 125Pada waktu 1,4 detik, terjadi gema sebanyak 250Pada waktu 2,5 detik, terjadi gema sebanyak 500Pada waktu 3 detik, terjadi gema sebanyak 1000Pada waktu 1,8 detik, terjadi gema sebanyak 2000Pada waktu 1,5 detik, terjadi gema sebanyak 4000

Page 63: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Grafik Batang dan Cara Membacanya

Pada tahun 1991, jumlah kecelakaan sebanyak 400 Pada tahun 1992, jumlah kecelakaan sebanyak 300 Pada tahun 1993, jumlah kecelakaan sebanyak 425 Pada tahun 1994, jumlah kecelakaan sebanyak 350 Pada tahun 1995, jumlah kecelakaan sebanyak 250

Page 64: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Grafik Lingkaran dan Cara Membacanya

Presentase jumlah penduduk Kota Gresik sebesar 55 % Presentase jumlah penduduk Kota Sidayu sebesar 17 % Presentase jumlah penduduk di Kota Cerme sebesar 17 % Presentase jumlah penduduk di Kota Benjeng sebesar 11 %

Page 65: Presentasi Bab 6 Bin

D. MENULIS PARAGRAF PERSUASI

Pengertian Paragraf Persuasi Tujuan Paragraf Persuasi Ciri-ciri Paragraf Persuasi Cara Penulisan Paragraf Persuasi

Langkah-langkah Penulisan Paragraf Persuasi

Pendekatan Dalam Paragraf Persuasi

Bentuk-bentuk Persuasi Contoh Paragraf Persuasi

Page 66: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Paragraf Persuasi

Paragraf Persuasi merupakan paragraf yang berisi imbauan atau ajakan kepada

orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya.

Page 67: Presentasi Bab 6 Bin

Tujuan Paragraf Persuasi

Paragraf Persuasi bertujuan mengubah pikiran orang lain agar dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita inginkan.

Page 68: Presentasi Bab 6 Bin

Langkah-langkah Penulisan Paragraf Persuasi

Menentukan Topik dan Tujuan Membuat kerangka Karangan Mengumpulkan Bahan Menarik Kesimpulan Penutup

A

D

C

B

E

Page 69: Presentasi Bab 6 Bin

A. Menentukan Topik dan Tujuan

Dalam paragraf persuasif, tujuan penulis dapat dikemukakan secara langsung. Misalnya, topik yang dibuat oleh penulis adalah :“Menghidari pengaruh buruk nakotika dan obat-obatan terlarang lainnya”. Tujuan penulisan yang dapat dirumuskan adalah meyakinkan pembaca bahwa narkotika dan obat-obat terlarang lain merupakan pembunuh berdarah dingin yang secara perlahan membawa pecandunya ke liang lahat.

Page 70: Presentasi Bab 6 Bin

B. Membuat kerangka Karangan

Agar susunan tulisan persuasif itu sistematis dan logis kerangka tulisan perlu mendapat perhatian dalam perumusannya.

Susunan pembahasan yang tepat untuk paragraf persuasif adalah susunan logis dengan urutan sebab akibat. Dengan pembahasan seperti ini, pembaca langsung dihadapkan pada masalah yang sedang dibahas.

CONTOH

Page 71: Presentasi Bab 6 Bin

Kerangka Tulisan Persuasif1. Hakikat Narkotika dan Obat-obat Terlarang1.1 Pengertian narkotika dan obat-obat terlarang1.2 Jenis narkotika, bentuk, dan harga1.3 Efek masing-masing jenis narkotika bagi tubuh2. Latar Belakang Pecandu Narkotika2.1 Frustasi2.2 Broken home2.3 Ingin disebut modern2.4 Sebab-sebab lain3. Pengaruh yang Ditimbulkan oleh Narkotika3.1 Pengaruh narkotika terhadap kondisi fisik dan kejiwaanpecandu3.2 Pengaruh narkotika terhadap masa depan pecandu3.3 Pengaruh narkotika terhadap masyarakat4. Cara Penanggulangan yang Mungkin Dilakukan4.1 Menghilangkan hal-hal yang menjadi penyebab terjerumusnyaseseorang ke dalam dunia narkotika4.2 Meningkatkan kerja sama antara orang tua-gurukepolisiandalam memberantas narkotika

BACK

Page 72: Presentasi Bab 6 Bin

C. Mengumpulkan Bahan

Bahan dapat diperoleh melalui kegiatan pengamatan, wawancara,dan penyebaran angket kepada responden. Pada saat mengumpulkan bahan, kita dapat membuat catatan,baik kutipan langsung maupun tidak langsung, yang nantinya dapat dijadikan sebagai barang bukti.

Contoh.Peneliti mengungkapkan bahwa sebab-sebab seseorang dapat terjerumus ke dalam dunia narkotika: 45% broken home, 20% frustasi, 17% ingin disebut modern, dan sisanya karena sebab lain (Sukartono, 1987:45)

Artinya:Data tersebut diperoleh dari buku karangan Sukartono yang diterbitkan pada tahun 1987, halaman 45.

Page 73: Presentasi Bab 6 Bin

D. Menarik KesimpulanPenarikan kesimpulan dalam suatu karangan persuasi harus kita lakukan dengan benar agar tujuan kita tercapai. Suatu kesimpulan dapat dibuat apabila data yang diperoleh telah dianalisis. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan cara induksi atau deduksi.

Contoh:Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di beberapa kota besar di Jawa Barat dapat dikemukakan ciri-ciri seorang pecandunarkoba adalah ....

Page 74: Presentasi Bab 6 Bin

E. Penutup

Pada bagian ini penulis mengajak pembaca untuk waspada dan hati-hati agar tidak terjerumus ke dalam dunia narkotika dan menjauhi narkotika yang berbahaya bagi kesehatan fisik dan jiwa.

Contoh

Pen

utup

Page 75: Presentasi Bab 6 Bin

Ciri-ciri Paragraf Persuasi

Persuasi bertolak dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.

Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.

Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.

Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.

Persuasi memerlukan fakta dan data.

Page 76: Presentasi Bab 6 Bin

Cara Penulisan Paragraf Persuasi

Harus memaparkan gagasan yang disertai alasan, bukti,

fakta atau contoh, kemudian diikuti ajakan, imbauan,

bujukan, atau saran.

Page 77: Presentasi Bab 6 Bin

Pendekatan dalam Paragraf Persuasi

Pendekatan yang digunakan dalam Paragraf Persuasi adalah Pendekatan emotif yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi.

Page 78: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Bentuk-bentuk Persuasi

Propaganda yang dilakukan golongan tertentu Iklan dalam surat kabar

atau media massa Selebaran Kampanye lisan

Page 79: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Paragraf Persuasi

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.

Page 80: Presentasi Bab 6 Bin

E. KESASTRAAN

1. Menjelaskan Hal Menarik Tentang Latar Cerita Rakyat Yang Di Dengarkan

2.Mendiskusikan Isi Puisi Berkenaan Dengan Realitas Alam, Sosial Budaya, Dan Masyarakat

3.Membaca Karya Sastra Melayu klasik Dan Menemukan Nilai-nilainya

4.Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Orang Lain

Page 81: Presentasi Bab 6 Bin

1. Menjelaskan Hal Menarik Tentang Latar Cerita Rakyat Yang Di Dengarkan.

Cerita Rakyat

Contoh Cerita Rakyat

Hal yang Menarik tentang Latar Cerita Rakyat

Page 82: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Cerita RakyatAda seorang pemuda yatim piatu yang miskin. Ia tinggal seorang diri di

bagian Utara Pulau Sumatra yang sangat kering. Ia hidup dengan bertani dan memancing ikan. Suatu hari, ia memancing dan mendapatkan ikan tangkapan yang aneh. Ikan itu besar dan sangat indah. Warnanya keemasan. Ia lalu melepas pancingnya dan memegangi ikan itu. Tetapi saat tersentuh tangannya, ikan itu berubah menjadi seorang putri yang cantik! Ternyata ia adalah ikan yang sedang dikutuk para dewa karena telah melanggar suatu larangan. Telah disuratkan, jika ia tersentuh tangan, ia akan berubah bentuk menjadi seperti makhluk apa yang menyentuhnya. Karena ia disentuh manusia, maka ia juga berubah menjadi manusia.

Pemuda itu lalu meminang putri ikan itu. Putri ikan itu menganggukan kepalanya tanda bersedia. “Namun aku punya satu permintaan, kakanda." katanya. "Aku bersedia menjadi istri kakanda, asalkan kakanda mau menjaga rahasiaku bahwa aku berasal dari seekor ikan."

NEXT

Page 83: Presentasi Bab 6 Bin

"Baiklah, Adinda. Aku akan menjaga rahasia itu." kata pemuda itu. Akhirnya mereka menikah dan dikaruniai seorang bayi laki-laki yang lucu.

Namun ketika beranjak besar, si Anak ini selalu merasa lapar. Walapun sudah banyak makan-makanan yang masuk kemulutnya, ia tak pernah merasa kenyang.

Suatu hari, karena begitu laparnya, ia makan semua makanan yang ada di meja, termasuk jatah makan kedua orang tuanya. Sepulang dari ladang, bapaknya yang lapar mendapati meja yang kosong tak ada makanan, marahlah hatinya. Karena lapar dan tak bisa menguasai diri, keluarlah kata-katanya yang kasar. "Dasar anak keturunan ikan!"

Ia tak menyadari, dengan ucapannya itu, berarti ia sudah membuka rahasia istrinya. Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.

Page 84: Presentasi Bab 6 Bin

Hal yang mena

rik tenta

ng latar Cerit

a Raky

at

Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.

Page 85: Presentasi Bab 6 Bin

Cerita RakyatPengertian

Cerita RakyatJenis dan Contoh

Cerita RakyatUnsur-Unsur

Dalam Cerita

Rakyat

Page 86: Presentasi Bab 6 Bin

PengertianCerita Rakyat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(2001:210)

Menurut Burnvart dalam buku James Danandjaja

Page 87: Presentasi Bab 6 Bin

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(2001:210),

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(2001:210), Cerita Rakyat adalah karya sastra yang berupa cerita dari zaman dahulu yang hidup di kalangan rakyat dan di wariskan secara lisan.

Page 88: Presentasi Bab 6 Bin

Menurut Burnvart dalam buku James Danandjaja

Cerita rakyat merupakan salah satu bagian dari folklor (folklore),

yang didefinisikan sebagai kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan secara turun temurun, diantara kolektif

macam apa saja, secara tradisional dalam versi berbeda baik dalam

bentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak isyarat atau alat

bantu pengingat.

Page 89: Presentasi Bab 6 Bin

Jenis-jenis Cerita Rakyat

Legenda

Mitos

Dongeng

Page 90: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian

Legenda

Contoh

Legenda

Legenda

Page 91: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian LegendaLegenda mengandung pengertian sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat. Legenda(Latin legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang enpunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya.

Page 92: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh LegendaLegenda Batu Menangis

Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin dan anak perempuannnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, dia memiliki perangai yang buruk. Gadis itu amat malas, tidak pernah membantu ibunya bekerja. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.Suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan yang jauh. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan dengan memakai pakaian yang bagus  dan bersolek agar dikagumi kecantiknnya. Sementara, ibunya berjalan di belakangnya sambil membawa keranjang dengan memakai pakaian yang dekil. Karena mereka hidup ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak. Ketika mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Orang – orang terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama pemuda desa. Namun, saat melihat orang yang berjalan di belakang anak itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini membuat orang bertanya-tanya. Diantara orang yag melihat itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu. ” Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”Namun apa jawaban gadis itu?“Bukan, “katanya angkuh.” Ia adalah pembantuku.”Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekat lagi seorang pemudadan bertanya kepada gadis itu.”Bukan, bukan.”jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakku.”Begitulah setiap ada seseorang yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya begitu. Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, si ibu masih bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawaban yang sama, akhirnya si ibu yang malang itu tidak dapat menahan diri. Si ibu berdoa :”Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak hamba! Hukumlah ....”Atas kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis dan memohon ampun kepada ibunya.”Oh, Ibu.Ibu Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan anakamu selama ini. Ibu...Ibu...Ampuni anakmu.”Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi semua telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata., seperti sedang menagis.

Sumber  : Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara: Pustaka Agung Harapan

Page 93: Presentasi Bab 6 Bin

Mitos

Pengertian Mitos

Contoh Mitos

Page 94: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Mitos

Mitos adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite ditokohkan oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwanya terjadi di dunia lain, bukan di dunia seperti yang kita kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau. Mite lebih menyaran pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu.

Page 95: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh MitosSalah satu contoh Mitos adalah ‘Jangan duduk di depan pintu’.

Alasannya karena ‘Pemali’. Tetapi menurut sebagian orang yang membantahnya, mereka beralasan bahwa ‘kalau duduk di depan pintu, akan menghalangi orang yang akan masuk atau keluar’. Pendapat sebagian orang yang membantah hal itu, menurut Saya itu ada benarnya juga dan masuk akal. Karena, mungkin orang-orang yang hidup di zaman dahulu memiliki ilmu pengetahuan yang kurang. Dan hal itu bisa kita terima, karena kurangnya media penyampaian yang tersedia di zaman dahulu.

Ada satu lagi contoh mitos, yaitu ‘Jangan memotong kuku pada malam hari’. Menurut sebagian orang, alasannya karena ‘Pemali’. Tetapi setelah zaman berkembang pesat seperti sekarang ini, hal itu dibantah oleh kebanyakan orang. Menurut mereka, ‘Kalau memotong kuku pada malam hari, dikhawatirkan daging pada kuku akan ikut terpotong juga’. Ya, Saya setuju dengan pendapat tersebut. Karena pendapat itu benar dan logis.Contoh-contoh “mitos”:

 -         Kupu-kupu masuk ke dalam rumah maka rumah akan kedatangan tamu-         Memecahkan cermin maka akan mendapatkan kesialan selama tujuh

tahun -         Jika seseorang memberikan kekasihnya kado berupa parfum atau baju

maka hubungan kasih akan putus -         Datangnya burung gagak maka itu pertanda adanya kematian -         Jika seseorang sedang menjadi bahan pembicaraan kemudian orang yang

sedang dibicarakan itu datang maka dia divonis panjang umur -         Perawan jangan duduk di pintu masuk nanti gak laku dan jadi perawan

tua-         Kejatuhan cicak berarti ajalnya sudah dekat -         Hmm… apa lagi ya…?

Page 96: Presentasi Bab 6 Bin

Dongeng

Pengertian Dongeng

Contoh Dongeng

Page 97: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Dongeng

Dongeng adalah cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga dongeng yang melukiskan kebenaran, berisi ajaran moral, bahkan sindiran.

Page 98: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Dongeng13 Oktober, 2009 di 07:47 Diposkan oleh Duli Serly • Kunang-Kunang Pelita Hati

Musim kemarau berlangsung lama. Pada malam hari udara terasa sangat dingin dan siang hari terasa panas. Debu-debu beterbangan kian kemari. Sungai-sungai mulai surut airnya. Pada waktu itu kunang-kunang bertelur. Ikan-ikan juga bertelur.

Tidak berapa lama datanglah seekor katak.

”Kung-kong-kung-kong ...” suara katak mengejutkan suasana.

”Ha ... ha ... ha ... hari ini aku makan besar,” kata sang katak sambil makan telur ikan.

”Hai, katak, janganlah kamu berbuat sewenang-wenang! Jangan kamu makan telurku semua. Siapa yang akan menggantikan aku nanti bila anak-anakku mati?” tanya ikan khawatir.

’Ha ... ha ... tak perlu kau melarangku. Ini makanan kesukaanku,” sahut katak dengan suara lantang.

Tiba-tiba dari jauh tampak cahaya gemerlapan. Cahaya itu berasal dari kunang-kunang yang memberi pelita kepada kegelapan. Katak meloncat, takut dan malu atas kesombongannya serta tingkah lakunya. Ia sudah sering memperoleh nasihat dari kunang-kunang.

’Hai, kenapa kamu bersedih, Ikan?’ tanya kuang-kunang.

Ikan mengadukan nasibnya kepada kunang-kunang.

”Biarlah, balasan yang setimpal akan diperoleh katak. Bersabarlah dan berbuatlah kebaikan. Aku akan selalu membantumu,” hibur kunang-kunang.

Setelah kunang-kunang pergi, katak muncul dari persembunyian dan perutnya dibusungkan.

”Laporkan saja kalau aku yang makan,” kata katak sambil mengejek.

Katak terus memakan telur-telur Ikan. Katak tidak menyangka kalau seekor ular telah mengintainya. Dengan gerakan cepat ular menerkam Katak. Katak meronta kesakitan dan meminta pertolongan.

Mendengar teriakan Katak, Kunang-kunang segera datang. Melihat cahaya Kunang-kunang, Ular merasa malu. Cahaya kunang-kunang itu seakan-akan memberi malu kepada binatang untuk berbuat dosa.

Ular melepaskan mangsanya lalu pergi. Kaki Katak terluka sehingga tidak dapat melompat dengan sempurna. Katak jongkok sambil merintih kesakitan. Katak disuruh terjun ke air oleh kunang-kunang.

Ketika Katak sudah masuk dalam air, ikan datang mengeluarkan lendir. Diusap-usapnya luka pada kaki Katak sehingga darah berhenti mengalir. Katak jera atas kesombongannya .

Page 99: Presentasi Bab 6 Bin

Unsur-unsur Dalam Cerita Rakyat

Tokoh Latar/Setting Penokohan Alur Amanat Tema

Page 100: Presentasi Bab 6 Bin

TOKOH

Tokoh adalah pelaku – pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh dibagi menjadi 3, yaitu :

Tokoh Protagonis

Tokoh Antagonis

Tokoh Tritagonis

Page 101: Presentasi Bab 6 Bin

Tokoh Protagonis

Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya yang baik. Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.

Page 102: Presentasi Bab 6 Bin

Tokoh Antagonis

Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya yang buruk / jahat. Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.

Page 103: Presentasi Bab 6 Bin

Tokoh Tritagonis

Tritagonis adalah tokoh yang berperan sebagai penengah antara tokoh Antagonis dengan tokoh Protagonis.

Page 104: Presentasi Bab 6 Bin

LATAR / SETTINGLatar atau setting adalah tempat waktu ataupun suasana terjadinya peristiwa yang dialami dalam cerpen tersebut. Setting dibedakan menjadi tiga yaitu :1. Tempat

Kamar praktik dokter SubiantoRuang tamu kos DepokMobilKamar study dokter SubiantoBus

2. WaktuHari SabtuSabtu malam pukul 12.00 malamMinggu dini hari waktu subuhMinggu pukul 11.00 siang

3. SuasanaHaruSedih, penuh penyesalan

Page 105: Presentasi Bab 6 Bin

PENOKOHANPenokohan/karakterisasi adalah cara penulis menggambarkan tokoh-tokohnya. Penokohan atau perwatakan adalah pelukisan tokoh cerita, baik keadaan lahir maupun batinnya termasuk keyakinannya, pandangan hidupnya, adat-istiadat, dan sebagainya. Yang diangkat pengarang dalam karyanya adalah manusia dan kehidupannya. Oleh karena itu, penokohan merupakan unsur cerita yang sangat penting. Melaluipenokohan, cerita menjadi lebih nyata dalam angan pembaca.Ada tiga cara yang digunakan pengarang untuk melukiskan watak

tokoh cerita, yaitu dengan cara langsung, tidak langsung, dan kontekstual.

Pada pelukisan secara langsung, pengarang langsung

melukiskan keadaan dan sifat si tokoh, misalnya cerewet, nakal, jelek,

baik, atau berkulit hitam.

Page 106: Presentasi Bab 6 Bin

ALUR

Alur cerita adalah rangkaian kejadian-kejadian (biasanya berdasarkan sebab akibat) mulai dari titik awal menanjak terus sampai titik klimaks untuk kemudian menurun dan mencapai resolusi atau penyelesaian.

Page 107: Presentasi Bab 6 Bin

AMANAT

Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.

Page 108: Presentasi Bab 6 Bin

TEMA

Tema merupakan dasar cerita yang paling penting dari seluruh cerita. Tanpa tema, sebuah cerita rekaan tidak ada artinya sama sekali. Selain itu, tema juga merupakan tujuan cerita, atau ide pokok di dalam suatu cerita yang merupakan patokan untuk membangun suatu cerita. Dengan kata lain, tema adalah suatu unsur yang memandu seorang pengarang sebagai ide utama atau pemikiran pokok, ke mana sebuah cerita akan diarahkan.

Page 109: Presentasi Bab 6 Bin

2. Mendiskusikan Isi Puisi Berkenaan Dengan Realitas Alam, Sosial Budaya, Dan Masyarakat

Pengertian Diskusi

Pengertian Puisi

Daya Pikat Puisi

Pengertian Penafsiran

Unsur-Unsur Puisi

Cara-cara Menafsirkan Makna Puisi

Cara-cara Menganalisis Unsur-unsur Puisi

Contoh Puisi

Page 110: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Puisi

Puisi yang berkenaan dengan Realitas Alam

Puisi yang berkenaan dengan Sosial Budaya

Puisi yang berkenaan dengan Masyarakat

Page 111: Presentasi Bab 6 Bin

Berdiri AkuBerdiri aku di senja

gelapCamar melayang

menepis buihMelayah bakau mengurai puncak

Berjuang datang ubur berkembang

Angin pulang menyejuk bumi

Menepuk teluk mengempas emasLari ke gunung memuncak sunyi

Berayun-ayun di atas alat

Benang raja mencelup ujung

Naik marah mengorak-corak

Elang leka sayap tergulung

Dimabuk warna berarak-arak

Dalam rupa maha sempurna

Rindu sendu mengharu kalbu

Ingin datang merasa sentosa

Mengecap hidup bertemu tuju

(Amir Hamzah)

Amir hamzah mengungkapkan keindahan alam ketika berada di tepi pantai pada saat senja menjelang gelap. Kebiasaan ini sering dilakukan ketika ia rindu kepada tanah kelahirannya di Sumatra. Meskipun berada di Jawa, hatinya tetap untuk tanah kelahirannya yang disebut sebagai tanah airnya.

Arti atau Makna dari Puisi “Berdiri Aku”

Page 112: Presentasi Bab 6 Bin

Burung dalam Sangkar

Dunia ini begitu luas …Namun,Hidupku bagai …Burung dalam sangkar …

Aku ingin terbang tinggi …Tapi,Aku tak mampu …Karena adanya pembatas dunia …

Aku ingin mencari kawan …Namun,Aku tak mampu …Karena adanya sangkar pembatas …

Rasanya …Aku ingin menghancurkan sangkar ituNamun,Aku hanyalah mahluk kecil tak berdaya…

Hingga …Hidup ini hanya satu tujuanyaitu …Menanti ajal yang menjemput …

(sanca boy)

Sanca boy mengungkapkan bahwa ia ingin terbebas dari kehidupannya yang sekarang, kehidupan yang sangat mengekang dia. Namun, ia hanya bisa berharap karena dia manusia biasa yang harus tunduk pada peraturan yang ada. Dan akhirnya dia mempunyai satu tujuan yaitu menanti sebuah kematian.

Arti atau Makna dari Puisi “Burung dalam sangkar”

Page 113: Presentasi Bab 6 Bin

Kehidupan masyarakat

Hidup terasa indahKetika Masyarakat hidup bersamaTanpa kebohongan yang ada

Lebih indah lagiKetika hidup selaras dengan alamTanpa adanya perusakan alam

Masyarakat yang bahagiaKetika bersama mewujudkan kehidupan yang makmurDengan gotong royong mereka lakukan

Mungkin kebersamaan akan pudarKetika ego meracuni

( Taurus Boy.)

Hidup bersama dapat tercapai ketika ego masing-masing

dapat ditahan.

Arti atau Makna dari Puisi “Kehidupan Masyarakat”

Page 114: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian DiskusiDiskusi adalah membicarakan suatu masalah oleh para peserta diskusi dengan tujuan untuk menemukan pemecahan yang paling baik berdasarkan berbagai masukan. Sebaliknya, debat adalah pembicaraan tentang suatu masalah dengan tujuan untuk memenangkan atau mempertahankan pendapat yang dimiliki oleh peserta debat. Sangat mungkin, pendapat yang dimenangkan bukan yang terbaik.

Diskusi sebagai suatu bentuk pembelajaran umum adalah suatu cara pembelajaran di mana peserta didik (murid, mahasiswa) mendiskusikan (membicarakan, mencari jawaban bersama) dengan cara saling memberikan pendapatnya, kemudian disaring untuk ditemukan kesimpulan. Tentu saja persyaratan terjadinya pembelajaran dengan diskusi adalah bahwa bahasa benar-benar sudah sangat dikuasai oleh peserta didik.

Page 115: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Puisi • Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya

terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.• Watt-Dunton (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekpresi yang kongkret dan

yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.• Carlyle mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat musikal, kata-katanya

disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.• Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan

terindah.• Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980:8) mengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak

mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.• Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara implisit

dan samar, dengan makna yang tersirat, di mana kata-katanya condong pada makna konotatif.• Herman J. Waluyo mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan

pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.

• Ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan penyairnya, digubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan.

Page 116: Presentasi Bab 6 Bin

Daya Pikat Puisi

Tema

Pemilihan Kata

Makna Denotasi Dan Konotasi

Bahasa Kiasan

Citraan

Page 117: Presentasi Bab 6 Bin

TEMA

Tema adalah pokok persoalan yang ingin diungkapan oleh penyair.

Page 118: Presentasi Bab 6 Bin

PEMILIHAN KATA ( DIKSI )

Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain.

Page 119: Presentasi Bab 6 Bin

MAKNA DENOTASI DAN KONOTASI

Makna Denotasi

Makna Konotasi

Page 120: Presentasi Bab 6 Bin

Makna Denotasi

Pengertian makna Denotasi

Contoh kata Denotasi dalam

kalimat

Page 121: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Makna Denotasi

Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.

Page 122: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Kata Denotasi dalam kalimat

Mas parto membeli susu sapi.Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal.

Page 123: Presentasi Bab 6 Bin

Makna Konotasi

Pengertian Makna Konotasi

Contoh Kata Konotasi dalam

kalimat

Page 124: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Makna Konotasi

Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.

Page 125: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Kata Konotasi dalam

kalimatPara petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu malam = wts)

Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat = rentenir)

Page 126: Presentasi Bab 6 Bin

BAHASA KIASAN

Pengertian Bahasa Kiasan

Contoh – contoh Bahasa

Kiasan

Page 127: Presentasi Bab 6 Bin

BAHASA KIASANKata kiasan adalah kata-kata yang berbunga-bunga,

bukan dalam arti kata yang sebenarnya; kata kiasan dipakai untuk memberi rasa keindahan dan penekanan pada pentingnya hal yang disampaikan. Misalnya, "Cita-citanya setinggi langit," juga, "Wajahnya bagaikan rembulan.“

Bahasa Kiasan atau Bahasa Perbandingan adalah kata-kata yang disusun secara ringkas dan khas. Kata-kata itu untuk menunjukan keadaan seseorang atau sesuatu benda, iaitu dengan cara yang dikhaskan atau dibandingkan dengan benda, orang serta perkara lain.Bahasa Kiasan digunakan untuk menguatkan dan menjelaskan maksud sesuatu yang diucapkan dan mengindahkan bahasa. Selalunya, Bahasa Kiasan menggunakan prkataan-perkataan :  seperti, bagai, macam, bak, laksana, umpama. Seperti, bagai, macam, bak, laksana, umpama.

Page 128: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh – contoh Bahasa Kiasanadil laksana hakim

angkuh seperti merak

baik seperti nabi

bebas seperti burung di angkasa

becok seperti murai

bengkang-bengkok seperti ular kena palu

berani seperti naga

berat seperti batu

berderai seperti kaca terhempas ke batu

bersih seperti kain putih

bersinar seperti permata

besar seperti gajah

betul bagai bendul

bijak laksana pendeta

bisa seperti racun

bodoh seperti lembu ; seperti keldai

bulat seperti

busuk seperti bangkai

cantik laksana bidadari

cerah bagai siang

cerdik seperti Sang Kanci

cepat bagai kilat

dalam bagai lautan

degil seperti keldai

Page 129: Presentasi Bab 6 Bin

CITRAAN

Pengertian Citraan

Jenis – jenis Citraan

Page 130: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Citraan

Citraan Adalah penggambaran mengenai objek berupa kata, frase, atau kalimat yang tertuang di dalam puisi atau prosa. Citraan dimaksudkan agar pembaca dapat memperoleh gambaran konkret tentang hal-hal yang ingin disampaikan oleh pengarang atau penyair. Dengan demikian, unsur citraan dapat membantu kita dalam menafsirkan makna dan menghayati sebuah puisi secara menyeluruh.

Page 131: Presentasi Bab 6 Bin

Jenis – jenis Citraan

Citraan penglihatan

Citraan pendengaran

Citraan perabaan

Citraan penciuman

Citraan pencecapan

Citraan gerak

Citraan perasaan

Page 132: Presentasi Bab 6 Bin

Citraan PenglihatanCitraan penglihatan, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera penglihat (mata). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada mata sehingga seolah-olah dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat.

Page 133: Presentasi Bab 6 Bin

Citraan Pendengaran

Citraan pendengaran, yaitu citraan yang

ditimbulkan oleh indera pendengar (telinga).

Citraan ini dapat memberikan ransangan kepada

telinga sehingga seolah-olah dapat mendengar

sesuatu yang diungkapkan melalui citraan tersebut.

Page 134: Presentasi Bab 6 Bin

Citraan perabaan

Citraan perabaan, yaitu citraan yang melibatkan indera peraba (kulit), misalnya kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dll.

Page 135: Presentasi Bab 6 Bin

Citraan Penciuman

Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan indera pencium (hidung). Kata - kata yang mengandung cit raan ini menggambarkan seolah-olah ob jek yang dibicarakan berbau harum, bu suk, anyir,dll.

Page 136: Presentasi Bab 6 Bin

Citraan Pencecapa

nCitraan pencecapan, yaitu citraan yang melibatkan indera pencecap (lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu yang pahit, asam, manis, kecut, dll.

Page 137: Presentasi Bab 6 Bin

Citraan Gerak

Citraan gerak, yaitu citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi secara abstrak objek tersebut bergerak.

Page 138: Presentasi Bab 6 Bin

CITRAAN PERASAAN

Citraan perasaan, yaitu citraan

yang melibatkan hati

(perasaan). Citraan ini

membantu kita dalam

menghayati suatu objek atau

kejadian yang melibatkan

perasaan.

Page 139: Presentasi Bab 6 Bin

Cara Menganalisis Kaitan Puisi Dengan Realitas alam, Sosial

Budaya, Dan Masyarakat:

Menganalisis Unsur-unsur Puisi

Tersebut

Menafsirkan Maknanya

Page 140: Presentasi Bab 6 Bin

Penafsiran isi sebuah puisi

Penafsiran isi sebuah puisi bisa berlainan antara seorang dengan yang lainnya. Perbedaan penafsiran tersebut disebabkan oleh beberapa hal, seperti suasana batin si penafsir saat berhadapan dengan puisi.

Page 141: Presentasi Bab 6 Bin

Unsur-Unsur Puisi

Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu

1. kata, 2. larik , 3. bait, 4. bunyi, 5. makna.

Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi.

Page 142: Presentasi Bab 6 Bin

KATA

Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik.

Page 143: Presentasi Bab 6 Bin

LARIKLarik (atau

baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan.

Page 144: Presentasi Bab 6 Bin

BAIT

Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi.

Page 145: Presentasi Bab 6 Bin

BUNYIBunyi dibentuk oleh rima dan irama.

Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.

Page 146: Presentasi Bab 6 Bin

MAKNA

Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan.

Page 147: Presentasi Bab 6 Bin

Cara-cara Menafsirkan Makna

PuisiUntuk menafsirkan dengan tepat makna

kias suatu puisi dapat dilakukan dengan cara: a. Makna kias atau makna simbolik suatu kelompok kata, atau suatu kallimat dalam suatu puisi b. Tema, amanat, atau mungkin tendens suatu puisi c. Hubungan antara judul dengan tema puisi d. Maksud puisi keseluruhan

Page 148: Presentasi Bab 6 Bin

Menganalisis puisi bisa diartikan sebagai kegiatan untuk  menguraikan unsur-unsur pembangun puisi. Unsur pembangun puisi ada secara intrinsik dan secara ekstrinsik. Terkadang ketika kita diminta menganalisis puisi, rasanya hal itu dianggap sesuatu hal yang begitu sulit. Padahal tidak demikian kenyataannya. Berikut ini kami sajikan contoh analisis puisi berdasarkan unsur intrinsiknya

Cara-cara Menganalisis Unsur-unsur Puisi

Page 149: Presentasi Bab 6 Bin

ANALISIS PUISI “ DOA“KARYA CHAIRIL ANWAR

DoaTuhankuDalam termenungAku masih menyebut nama-MuBiar susah sungguhMengingat Kau penuh seluruhCaya-Mu panas suciTinggal kerlip lilin di kelam sunyiTuhankuAku hilang bentukRemukTuhankuAku mengembara di negeri asingTuhankuDi Pintu-Mu aku mengetukAku tidak bisa berpaling

Page 150: Presentasi Bab 6 Bin

Analisis Unsur IntrinsikTema

Puisi “Doa” karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang ketuhanan. Pertama, diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata bernaka ketuhanan. Kata “dua” yang digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan Sang Pencipta. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah: Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau, caya-Mu, di pintu-Mu. Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan. Perhatikan kutipan larik berikut : Biar rusah sungguh Mengingat Kau penuh seluruhAku hilang bentukremuk Di Pintu-Mu aku mengetukAku tidak bisa berpaling Puisi yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya dengan Tuhan. Kata “Tuhan” yang disebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut, seolah-olah penyair sedang berbicara dengan Tuhan.

Page 151: Presentasi Bab 6 Bin

Nada & SuasanaNama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi. Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan dengan pembaca, maka puisi “Doa” tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah “pengembaraan di negeri asing”.

Page 152: Presentasi Bab 6 Bin

PerasaanPerasaan berhubungan dengan

suasana hati penyair. Dalam puisi ”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa berpaling.

Page 153: Presentasi Bab 6 Bin

Aman

at

Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri asing” yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut:Tuhanku,Di Puntu-Mu Aku mengetukAku tidak bisa berpaling

Page 154: Presentasi Bab 6 Bin

3. Membaca Karya Sastra Melayu klasik Dan Menemukan Nilai-nilainya

Pengertian Karya Sastra Melayu Klasik

Ciri-ciri Karya Sastra Melayu Klasik

Unsur-unsur Karya Sastra Melayu Klasik

Macam-macam Karya Sastra Melayu Klasik

Cara-cara Menentukan Nila-nilai Yang Terkandung Dalam Karya Sastra Melayu Klasik

Page 155: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Karya Sastra Melayu Klasik

Yang dimaksud dengan Sastra Melayu Klasik adalah sastra yang hidup dan berkembang di daerah Melayu pada masa sebelum dan sesudah Islam hingga mendekati tahun 1920-an di masa Balai Pustaka. Masa sesudah Islam merupakan zaman dimana sastra Melayu berkembang begitu pesat karena pada masa itu banyak tokoh Islam yang mengembangkan sastra Melayu.

Page 156: Presentasi Bab 6 Bin

Ciri-ciri Karya Sastra Melayu Klasik

1. Berbahsa Klise (Biasanya diawali: Syahdan, Hatta, Pada suatu hari, Alkisah)

2. Ceritanya seperti Gambaran masyarakat yang statis

3. Digunakan untuk mendidik masyarakat sekitar pada zaman itu

4. Merupakan Sastralisan (Diceritakan)5. Tidak diketahui nama pengarangnya (Anonim)6. Cerita berkisar kehidupan kekerajaan atau

kaum bangsawan

Page 157: Presentasi Bab 6 Bin

Unsur-unsur Karya Sastra Melayu Klasik

Tema

Alur

Tokoh dan Penokohan

Latar/Setting

Sudut Pandang

Gaya Bahasa

Amanat Atau Nilai-nilai Moral

Page 158: Presentasi Bab 6 Bin

TemaTema

adalah ide pokok yang mendasari sebuah cerita. Pada umumnya naskah Melayu Klasik mempunyai tema perjuanganm percintaan, pendidikan, dan keagamaan.

Page 159: Presentasi Bab 6 Bin

AlurAlur adalah rangkaian

peristiwa yang saling berhubungan membentuk suatu cerita. Ada tiga jenis alur cerita:• Alur maju, apabila cerita dipaparkan dari awal hingga akhir secara berurutan.• Alur mundur (flash back), apabila cerita bermula dari masa kini menuju awal peristiwa secara berurutan;• Alur campuran, apabila penceritaannya menggunakan gabungan antara alur maju dan alur mundur.

Page 160: Presentasi Bab 6 Bin

Tokoh dan PenokohanAda tiga jenis tokoh :

• Protagonis (tokoh utama/berwatak baik)• Antagonis (tokoh dengan watak jahat)• Tritagonis tokoh penengah atau pelerai konflik.

Page 161: Presentasi Bab 6 Bin

Latar / setting

Latar (setting) adalah latar belakang cerita. Ada tiga macam latar: (1) latar tempat; (2) latar waktu; dan(3) latar keadaan.

Page 162: Presentasi Bab 6 Bin

SUDUT PANDANG

Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita. Terdapat empat jenis sudut pandang.Pengarang sebagai tokoh cerita, jika tokoh utamanya ’aku’;Pengarang sebagai tokoh sampingan, jika terdapat tokoh ’aku’ yang bukan sebagai tokoh utama.Pengarang peninjau, jika pengarang hanya dapat memaparkan hal-hal yang dapat diamati pancaindra.Pengarang serba tahu, jika pengarang dapat memaparkan kehidupan tokoh utama dama berbagai hal.

Page 163: Presentasi Bab 6 Bin

Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan sarana sastra yang amat penting karena hal inilah yang akan membedakan antara pengarang yang satu dengan yang lain.

Page 164: Presentasi Bab 6 Bin

Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan

pengarang kepada pembacanya.

Page 165: Presentasi Bab 6 Bin

Macam-macam Karya Sastra Melayu Klasik

Gurindam

Hikayat

Karmina

Pantun

Seloka

Syair

Talibun

Page 166: Presentasi Bab 6 Bin

Gurindam

Pengertian Gurindam

Contoh Gurindam

Page 167: Presentasi Bab 6 Bin

GurindamGurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

Page 168: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Gurindam

1. Pabila banyak mencela orang Itulah tanda dirinya kurang

 2. Dengan ibu

hendaknya hormat Supaya badan dapat selamat

Page 169: Presentasi Bab 6 Bin

Hikayat

Hikayat adalah salah satu bentuk

sastra prosa yang berisikan tentang

kisah, cerita, dongeng maupun

sejarah. Umumnya mengisahkan

tentang kehebatan maupun

kepahlawanan seseorang lengkap

dengan keanehan, kesaktian serta

mukjizat tokoh utama. Salah satu

hikayat yang populer di Riau adalah

Yong Dolah.

Page 170: Presentasi Bab 6 Bin

Karmina

Karmina atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.

Contoh :Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu masih bertanya pula.

Page 171: Presentasi Bab 6 Bin

SelokaSeloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.

Contoh seloka lebih dari 4 baris:Baik budi emak si RandangDagang lalu ditanakkanTiada berkayu rumah diruntuhkanAnak pulang kelaparanAnak dipangku diletakkanKera dihutan disusui

Page 172: Presentasi Bab 6 Bin

PantunPantun merupakan sejenis puisi yang terdiri atas 4 baris bersajak a-b-a-b, a-b-b-a, a-a-b-b. Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam (flora dan fauna); dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. 1 baris terdiri dari 4-5 kata, 8-12 suku kata.Pantun berasal dari melayu.Contoh Pantun :Kayu cendana diatas batuSudah diikat dibawa pulangAdat dunia memang begituBenda yang buruk memang terbuang

Page 173: Presentasi Bab 6 Bin

Syair

Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud). Syair berasal dari Arab.

Page 174: Presentasi Bab 6 Bin

Talibun

Pengertian Talibun

Contoh Talibun

Page 175: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Talibun

Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.

Page 176: Presentasi Bab 6 Bin

Contoh Ta

libun :

Kalau

anak

per

gi ke

pek

an

Yu b

eli b

elan

ak b

eli

Ikan

panj

ang b

eli d

ahul

u

Kalau

anak

per

gi be

rjalan

Ibu

cari

sana

kpun

cari

Indu

k sem

ang c

ari d

ahul

u

Page 177: Presentasi Bab 6 Bin

Cara-cara Menentukan Nila-nilai Yang Terkandung Dalam Karya Sastra Melayu Klasik

• Baca dan pahami karya sastra melayu klasik tersebut.

• Ketahui tema karya sastra melayu klasik tersebut.

• Ketahui alur karya sastra melayu klasik tersebut sehingga akan diketahui watak dari tokoh tersebut.

• Pahami akhir cerita tersebut.

Page 178: Presentasi Bab 6 Bin

4. Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Orang Lain

Pengertian Menulis

Pengertian Cerpen

Pengertian Pengalaman Orang Lain

Unsur-unsur Cerpen

Langkah-langkah Menulis Cerpen

Page 179: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Menulis

Menurut Tarigan (Hasani, 2005:1)

Menurut Syamsudin (Hasani, 2005:1)

Menurut Hasani (2005:2)

Page 180: Presentasi Bab 6 Bin

menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut.

Menurut Tarigan (Hasani, 2005:1)

Page 181: Presentasi Bab 6 Bin

Menulis adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk

tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca.

Menurut Syamsudin (Hasani, 2005:1)

Page 182: Presentasi Bab 6 Bin

Menurut Hasani (2005:2)

menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktifdan ekspresif, sehingga penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata.

Page 183: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Cerpen

cerpen adalah cerita rekaan yang pendek.

Cerpen adalah sebuah cerita yang singkat, padat, dan jelas. Singkat karena hanya terdiri atas ± 10.000 kata, padat karena akan memuat peristiwa-peristiwa inti dalam cerita, dan jelas karena tetap akan kita temukan akhir penyelesaian dari peristiwa-peristiwa yang membangun cerita.

Page 184: Presentasi Bab 6 Bin

Pengertian Pengalaman Orang

Lain

Suatu peristiwa / kejadian yang pernah dialami oleh orang lain.

Page 185: Presentasi Bab 6 Bin

Unsur – unsur Cerpen

Unsur pembangunan dalam cerpen terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Page 186: Presentasi Bab 6 Bin

Unsur intrinsikUnsur intrinsik adalah unsur pembangun yang berasal dari dalam tubuh karya sastra, yang meliputi tema, alur, karakteristik, setting, sudut pandang, amanat.

Page 187: Presentasi Bab 6 Bin

Langkah – langkah menulis Cerpen

Langkah menulis cerpen tidak jauh berbeda dengan mengarang pada umumnya. Berikut ini adalah tahap-tahap penulisan cerpen.

1. Menentukan tema cerpen.2. Mengumpulkan data-data, keterangan, informasi, dokumen yang terkait dengan peristiwa/pengalaman yang menjadi sumber inspirasi cerita.3. Menentukan garis besar alur atau plot cerita. 4. Menetapkan titik pusat kisahan atau sudut pandang pengarang.5. Mengembangkan garis besar cerita menjadi cerita utuh.6. Memeriksa ejaan, diksi, dan unsur-unsur kebahasaan lain serta memperbaikinya jika terdapat kekeliruan.

Page 188: Presentasi Bab 6 Bin

Unsur ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar suatu karya sastra yang iktu mempengaruhi kahadiran suatu karya sastra, seperti faktor sosial, ekonomi, budaya, politik, keagamaan, dan tata nilai masyarakat.

Page 189: Presentasi Bab 6 Bin

TemaTema merupakan permasalahan dasar yang menjadi pusat perhatian dan akan diuraikan agar menjadi jelas. Tema sangat berkaitan dengan amanat/pesan/tujuan yang hendak disampaikan kepada diri pembaca. Tema dapat diperoleh dari proses menggali pengalaman-pengalaman yang mengendap atau refleksi peristiwa vang baru dialaminya.

Page 190: Presentasi Bab 6 Bin

Terima Kasih

Selamat Tinggal