presentasi
DESCRIPTION
presentasi. Pro retroaktif vs keadilan. KEPASTIAN HUKUM & KEADILAN. Dapat ditentukan dengan formula sbb :. 1. nilai keadilan tidak diperoleh dari tingginya nilai kepastian , melainkan dari keseimbangan perlindungan hukum atas korban dan pelaku kejahatan ; - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
PRESENTASIPro retroaktif vs keadilan
KEPASTIAN HUKUM &
KEADILAN
DAPAT DITENTUKAN DENGAN FORMULA SBB: 1. nilai keadilan tidak diperoleh dari
tingginya nilai kepastian, melainkan dari keseimbangan perlindungan hukum atas korban dan pelaku kejahatan;
2. semakin serius suatu kejahatan, maka semakin besar nilai keadilan yang harus dipertahankan melebihi nilai kepastian hukum.
PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DALAM
PELANGGARAN BERAT
asas retroaktif dalam pelanggaran HAM berat harus dapat menjamin bahwa keadilan dapat ditegakan, kepentingan korban dilindungi secara utuh, dan tersangka atau terdakwa memperoleh jaminan minimum atas hak-haknya.
PEMBERLAKUAN RETROAKTIF
ALASAN YURIDIS DAN FILOSOFIS
ALASAN YURIDIS Alasan diberlakukannya asas retroaktif
secara yuridis melalui rumusan pasal 28 j UUD RI 1945
ALASAN FILOSOFIS berdasar prinsipnya, pelanggaran HAM
berat bukan kejahatan tindak pidana biasa, bisa dilakukan karena mengikuti hukum internasional, dan kebiajakan ini merupakan kebijakan politik sekaligus terobosan hukum. Maka perlu ada solusi agar pemberlakuan asas retroaktif agar tidak terjadi konflik norma.
PENERAPAN ASAS KEADILAN TERHADAP
PEMEBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF
Asas hukum retroaktif seringkali mengundang controversial. namun dalam beberapa sebab asas ini bisa digunakan demi memenuhi rasa keadilan . asas legalitas memang menjamin kepastian hukum, namun dengan tindakan seseorang pada suatu saat , seperti kejahatan kemanusiaan, memang belum ada hukumnya. Disini digunakannya asas retroaktif sebagai penegak asas keadilan.
melihat dari sisi keadilan, tindakan yang ada sebelumnya harus diusut kembali, hal ini agar tidak menimbulkan kerugian bagi pihak tertentu dan dan apabila di tilik dari kacamata masyarakat, penanganan terhadap kasus kasus berbeda yang sejenis berjalan dengan adil, tidak adanya penkhususan terhadap kasus-kasus tertentu dikarenakan belum diundangkannya Undang-undang yang mengatur hal tersebut.
misalnya dengan adanya kasus bom bali, yang didalamnya mengandung pelanggaran HAM, pemerintah menerbitkan Undang Undang no. 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme atas alasan historis tersebut agar dikemudian hari apabila ada kejadian serupa, maka Undang Undang ini yang dipakai bukan lagi KUHP. Sesuai dengan “Lex Specialis Derogat Legi Generalis”.
Namun apabila Kasus Bom Bali tidak diselesaikan dengan berpacu pada Undang Undang Khusus ini, maka akan terjadi pertidaksamaan, dan tidak tegaknya asas keadilan
PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF SEBAIKNYA TETAP DIPERTAHANKAN
DALAM PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN DI INDONESIA. HAL
TERSEBUT DIDASARI OLEH BEBERAPA ALASAN YAKNI:
a. Secara yuridis, asas retroaktif dimungkinkan melalui rumusan Pasal 28 J Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945
b. Ketentuan internasional memberikan peluang untuk memberlakukan asas retroaktif, bahkan telah menerapkan asas ini melalui pengadilan ad hoc di Nuremberg, Tokyo dan sebagainya sebagaimana telah diauraikan sebelumnya.
c. Asas retroaktif merupakan senjata untuk menghadapi kejahatan-kejahatan baru yang tidak dapat disejajarkan dengan tindak pidana yang terdapat dalam KUHP ataupun diluar KUHP. Dengan demikian tidak ada pelaku yang dapat lolos dari jeratan hukum.
d. Pemberlakuan asas retroaktif merupakan cerminan dari asas keadilan baik terhadap pelaku maupun korban.
e. Asas retroaktif sangat diperlukan dalam mengadili kejahatan luar biasa (extra ordinary crime). Adapun kualifikasi extra ordinary crime dapat dilihat pada jumlah korban, cara dilakukannya kejahatan, dampak psikologis yang ditimbulkan serta kualifikasi kejahatan yang ditetapkan oleh PBB.
f. Sesuai dengan asas-asas hukum pidana internasional, penolakan terhadap asas retroaktif ini semata-mata hanya dilihat melalui pendekatan hukum tata negara saja tanpa memperhatikan aspek pidana (nasional dan internasional).
CONTOH KASUS RETROAKTIF
BOM BALI 2012
Kasus Tragedi Tri Sakti 1998
Kasus Tanjung Priok 1984
KESIMPULAN
Berkaitan dengan salah satu asas yang fundamental dalam hukum pidana, yaitu
asas legalitas. Jika kita berpegang secara teguh terhadap asas legalitas
sebagaimana yang tercantum dalam pasal 1 ayat (1) KUHPidana maka sebuah
pertanyaan ini tak akan muncul, karena konsekuensinya jelas, yaitu terhadap
perbuatan yang demikian tak akan ada hukumnya dan pelakunya bebas dari jeratan
hukum. hal ini membiarkan ketidak adilan bagi para korban kejahatan dengan
menguntungkan pelaku kejahatan. Pemberlakuan asas retroaktif merupakan
cerminan dari asas keadilan baik terhadap pelaku maupun korban karena apabila
adanya seseorang melakukan kejahatan yang perbuatan tersebut tidak ada dalam
peraturan KUH Pidana maka asas retroaktif yang dapat memperjuangkan keadilan
bagi para korban kejahatan.
SEKIANTerimakasih atas partisipasinya.