presbikusis

16
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN (PRESBIKUSIS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti organ-organ yang lain, telinga pun mengalami kemunduran pada usia lanjut. Kemunduran ini dirasakan sebagai kurangnya pendengaran, dari derajat yang ringan sampai dengan yang berat. Bila kekurang pendengaran ini berat, akan menimbulkan banyak masalah bagi penderita dengan orang-orang sekitarnya. Misalnya salah faham dalam komunikasi. Penderita sering membantah karena mengira orang lain-lain marah-marah kepadanya, tak perduli kepadanya, atau malah mentertawakannya, mengejeknya atau lain-lain lagi. Dalam perjalanan mencapai usia lanjut, alat pendengaran dapat mengalami berbagai gangguan, salah satunya presbikusis. Presbiakusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut akibat prose degenerasi organ pendengaran, simetris (terjadi pada kedua sisi telinga) yang terjadi secara progresif lambat, dapat dimulai pada frekuensi rendah atau tinggi serta tidak ada kelainan yang mendasari selain proses menua secara umum. Beberapa dari tanda dan gejala yang paling umum dari penurunan pendengaran yaitu Kesulitan mengerti pembicaraan, Ketidakmampuan untuk mendengarkan bunyi-bunyi dengan nada tinggi, Kesulitan membedakan pembicaraan; bunyi bicara lain yang parau atau bergumam, Masalah pendengaran pada kumpulan yang besar, terutama dengan latar belakang yang bising, Latar belakang bunyi berdering atau berdesis yang konstan, Perubahan kemampuan mendengar konsonan seperti s, z, t, f dan g, Suara vokal yang frekuensinya rendah seperti a, e, i, o, u umumnya relatif diterima dengan lengkap. Schuknecht membagi klasifikasi presbikusis menjadi 4 jenis : sensori (outer hair-cell), neural (ganglion-cell), metabolik (strial atrophy), dan koklea konduktif (stiffness of the basilar membrane). Schuknecht menambahkan dua

Upload: noveldy-pitna

Post on 20-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRESBIKUSIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN (PRESBIKUSIS)

BAB IPENDAHULUAN

A.      Latar BelakangSeperti organ-organ yang lain, telinga pun mengalami kemunduran pada

usia lanjut. Kemunduran ini dirasakan sebagai kurangnya pendengaran, dari derajat yang ringan sampai dengan yang berat. Bila kekurang pendengaran ini berat, akan menimbulkan banyak masalah bagi penderita dengan orang-orang sekitarnya. Misalnya salah faham dalam komunikasi. Penderita sering membantah karena mengira orang lain-lain marah-marah kepadanya, tak perduli kepadanya, atau malah mentertawakannya, mengejeknya atau lain-lain lagi. Dalam perjalanan mencapai usia lanjut, alat pendengaran dapat mengalami berbagai gangguan, salah satunya presbikusis.

Presbiakusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut akibat prose degenerasi organ pendengaran, simetris (terjadi pada kedua sisi telinga) yang terjadi secara progresif lambat, dapat dimulai pada frekuensi rendah atau tinggi serta tidak ada kelainan yang mendasari selain proses menua secara umum.

Beberapa dari tanda dan gejala yang paling umum dari penurunan pendengaran yaitu Kesulitan mengerti pembicaraan, Ketidakmampuan untuk mendengarkan bunyi-bunyi dengan nada tinggi, Kesulitan membedakan pembicaraan; bunyi bicara lain yang parau atau bergumam, Masalah pendengaran pada kumpulan yang besar, terutama dengan latar belakang yang bising, Latar belakang bunyi berdering atau berdesis yang konstan, Perubahan kemampuan mendengar konsonan seperti s, z, t, f dan g, Suara vokal yang frekuensinya rendah seperti a, e, i, o, u umumnya relatif diterima dengan lengkap.

Schuknecht membagi klasifikasi presbikusis menjadi 4 jenis : sensori (outer hair-cell), neural (ganglion-cell), metabolik (strial atrophy), dan koklea konduktif (stiffness of the basilar membrane). Schuknecht menambahkan dua kategori : mixed and indeterminate, terdapat 25% kasus, dimana terjadi akibat perubahan patologi yang bermacam-macam. Prevalensi terbanyak menurut penelitian adalah jenis metabolik 34,6%, jenis lainyan neural 30,7%, mekanik 22,8% dan sensorik 11,9%.

Berdasarkan besarnya angka insiden terjadinya presbiakusis dan resiko insiden yang dapat terjadi, maka pemakalah tertarik membahas masalah Asuhan keperawatan pada klien dengan presbiakusis.

Page 2: PRESBIKUSIS

A.      Tujuan UmumUntuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan ASKEP pada klien dengan Presbikusis dengan menggunakan metode proses keperawatan.

B.       Tujuan Khusus1.      Mendapatkan gambaran tentang konsep penyakit Presbikusis2.      Mampu membuat pengkajian keperawatan pada klien dengan Presbikusis3.      Mampu membuat Diagnosa keperawatan berdasarkan anamnesa4.      Mampu membuat rencana keperawatan berdasakan teori keperawatan

BAB IIISI

A.      KONSEP DASAR PENYAKIT1.      Anatomi Fisiologi Telinga

Telinga sebagai organ pendengaran, berisi reseptor-reseptor yang menghantarkan gelombang suara ke dalam impuls-impuls saraf dan reseptor yang berespon pada gerakan kepala. Telinga terbagi dalam tiga bagian : telinga luar, tengah dan dalam.

a.       Telinga luarTerdiri dari aurikula (pinna) dan kanal auditorius eksternal. Fungsinya untuk menerima suara. Aurikel tersusun atas sebagian besar kartilago yang tertutup dengan kulit. Lobus satu-satunya bagian yang tidak disokong oleh kartilago. Sesuai pertambahan usia kartilago terus dibentuk dalam telinga dan kulit telinga berkurang elastisitasnya; kemudian aurikel tampak lebih besar dari lobulus. Perubahan-perubahan yang menyertai proses penuaan ini adalah pengeriputan lobulus dalam suatu pola oblique linier. Saluran auditorius berbentuk S panjangnya 2,5 cm dari aurikel sampai membran timpani. Serumen disekresi oleh kelenjar yang menangkap benda asing dan melindungi epitelium kanalis. Pada proses penuaan, saluran menjadi dangkal sebagai akibat lipatan ke dalam, pada dinding kanalis silia menjadi lebih kasar dan lebih kaku dan produksi serumen agak berkurang dan lebih kering.

 

Gambar 1. Anatomi Telinga

Page 3: PRESBIKUSIS

b.      Telinga tengahRuangan berisi udara terletak dalam tulang temporal. Fungsinya memperkuat bunyi yang ditangkap. Terdiri dari 3 tulang artikulasi : maleus, inkus dan stapes yang dihubungkan ke dinding ruang timpanik oleh ligamen. Membran timpani memisahkan telinga tengah dari kanalis auditorius eksternal. Vibrasi membran menyebabkan tulang-tulang bergerak dan mentransmisikan gelombang bunyi melewati ruang ke jendela lonjong. Vibrasi kemudian bergerak melalui cairan dalam telinga tengah dan merangsang reseptor pendengaran. Bagian membran yang tegang yaitu pars tensa sedangkan sedikit tegang adalah pars flaksida. Perubahan atrofik pada membran karena proses penuaan mengakibatkan penampilan dangkal, teregang, putih atau abu-abu. Perubahan ini tidak mempunyai pengaruh jelas pada pendengaran.

c.       Telinga dalam Labirin tulang dibagi dalam tiga area : vestibula, kanalis semisirkularis dan koklea. Koklea adalah struktur yang menggulung berisi organ Corti, unit fungsional pendengaran. Sel-sel rambut organ Corti dibengkokkan dan diubah oleh vibrasi kemudian diubah menjadi impuls-impuls elektrokimia. Perubahan-perubahan degeneratif pada koklea dan neuron jaras auditorius mengakibatkan presbikusis, bilateral, penurunan pendengaran sensorineural yang dimulai pada usia pertengahan. (Lueckenotte,1997)

2.         DefinisiPresbiakusis adalah hilangnya pendengaran terhadap nada murni

berfrekuensi tinggi, yang merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan lanjutnnya usia. (Boedhi & Hadi, 1999).

Presbiakusis adalah penurunan pendengaran normal berkenaan dengan proses penuaan. (Lueckenotte, 1997).

Presbiakusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut akibat proses degenerasi organ pendengaran, simetris (terjadi pada kedua sisi telinga) yang terjadi secara progresif lambat, dapat dimulai pada frekuensi rendah atau tinggi serta tidak ada kelainan yang mendasari selain proses menua secara umum.

3.         Etiologi Schucknecht menerangkan penyebab kurang pendengaran pada presbikusis antara lain :

a.         Degenerasi primer aferen dan eferen dari koklea, degenerasi ini dimulai dengan terjadinya atrofi dibagian epitel dan saraf pada organ corti. Lambat laun secara progresif terjadi degenerasi sel ganglion spiral pada daerah basal hingga kedaerah apeks yang pada akhirnya terjadi degenerasi sel-sel pada jaras saraf pusat dengan manifestasi gangguan pemahaman bicara karena penurunan vascularisasi dari reseptor neuro sensorik yang mengalami gangguan. Sehingga baik jalur auditorik dan lobus temporalis otak sering terganggu akibat lanjutnya usia. (Schuknecht)

Page 4: PRESBIKUSIS

b.        Penelitian tentang penyebab presbiakusis sebagian besar menitik beratkan pada abnormalitas genetik yang mendasarinya (Dilaporkan bahwa salah satu strain yang berperan terhadap terjadinya prebikusis , yaitu C57BL/6J sebagai penyandi saraf ganglion spiral dan sel stria vaskularis pada koklea), dan  salah satu penemuan yang paling terkenal sebagai penyebab potensial presbikusis adalah mutasi genetik pada DNA mitokondrial.Faktor resiko yang dapat memperberat penurunan pendengaran pada presbikusis antara lain : (Boedhi & Hadi, 1999)

a)        Usia dan jenis kelaminb)        Hipertensic)        Diabetes Melitusd)       Merokoke)        Hiperkolesterol f)         Riwayat Bising

4.      Klasifikasi Presbiakusis diklasifikasikan menjadi 4, antara lain : (Boedhi & Hadi, 1999)

a.       Presbiakusis SensoriTipe ini menunjukkan atrofi epitel disertai dengan hilangnya sel rambut dan

sel penyokong organ corti di membrana basalis koklea dan karena itu khas berupa hilangnya pendengaran nada tinggi, yang dimulai setelah usia pertengahan. Ciri khas dari tipe presbikusis sensori ini adalah terjadi penurunan pendengaran secara tiba-tiba pada frekuensi tinggi.

b.      Presbiakusis NeuralTipe ini memperlihatkan atrofi sel-sel saraf di koklea dan jalur saraf pusat.

Tidak didapati adanya penurunan ambang terhadap frekuensi tinggi bunyi. Keparahan tipe ini menyebabkan penurunan diskriminasi kata-kata dan dapat dijumpai sebelum terjadinya gangguan pendengaran. Efeknya tidak disadari sampai seseorang berumur lanjut sebab gejala tidak akan timbul sampai 90% neuron akhirnya hilang. Bila neuron ini berkurang dibawah yang dibutuhkan untuk transmisi getaran , maka terjadilah resbikusis neural. Menurunnya jumlah neuron pada koklea lebih parah terjadi pada basal koklea. Dan atrofi yang luas pada ganglion spiral.

c.       Presbikusi Strial (metabolik)Tipe presbikusis yang sering didapati dengan ciri khas kurang pendengaran yang mulai timbul pada dekade ke-6 dan berlangsung perlahan-lahan. Kondisi ini diakibatkan terjadinya abnormalitas strial vaskularis berupa atropi daerah apikal dan tengah dari koklea. Strial vaskularis normalnya berfungsi menjaga keseimbangan bioelektrik, kimiawi, dan metabolik koklea, proses ini berlangsung pada usia 30-60 tahun.

d.      Presbikusis Kondusif KokleaPada Presbiakusis jenis ini diduga diakibatkan oleh terjadinya perubahan mekanisme pada membran basalis koklea sebagai akibat proses menua. Secara audiogram[5] ditandai dengan penurunan progresif[6] dari sensitifitas di seluruh daerah tes. Terjadi perubahan gerakan mekanik dari duktus koklearis dan atrofi dari ligamentum spiral.

Page 5: PRESBIKUSIS

5.      Patofisiologi  Dengan makin lanjutnya usia terjadi degenerasi primer di organ corti

berupa hilangnya sel epitel saraf yang dimulai pada usia pertengahan (60 tahun keatas). juga dilaporkan bahwa keadaan yang sama terjadi pula pada serabut aferen dan eferen sel sensorik dari koklea. Terjadi pula perubahan pada sel ganglion siralis di basal koklea. Di samping itu juga terdapat penurunan elastisitas membran basalais di koklea dan membrana timpani.

Di samping berbagai penurunan yang terjadi pada organ pendengaran, pasokan darah dari reseptor neurosensorik mungkin mengalami gangguan, sehingga baik jalur auditorik dan lobus temporalis otak sering terganggu akibat lanjutnya usia. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa gangguan pendengaran pada usia lanjut dapat disebabkan oleh berbagai sebab, di samping kenyataan bahwa jenis kelainan pendengran itu sendiri yang bisa berbagai jenis.

PATHWAY Presbikusis ...

Faktor Usia

Degenerasi tulang-tulang pendengaran bagian dalam  

Hilangnya sel-sel rambut pada basal kokhlea  

Gangguan neuron-neuron kokhlea  

Fungsi pendengaran Menurun 

Pendengaran terhadap             menarik              tidak mau mengikutikata-kata/rangsang                  diri dari                kegiatan dirumah

Page 6: PRESBIKUSIS

suara menurun                       lingkungan            maupun masyarakat

                                        Harga diri rendah

            Gangguan            komunikasi verbal 

                                                                                       lebih banyak istirahat  

                                                                                             Kurang aktivitas 

6.      Manifestasi KlinisBeberapa dari tanda dan gejala yang paling umum dari penurunan pendengaran : 

a.       Kesulitan mengerti pembicaraanb.      Ketidakmampuan untuk mendengarkan bunyi-bunyi dengan nada tinggi.c.       Kesulitan membedakan pembicaraan; bunyi bicara lain yang parau atau

bergumamd.      Masalah pendengaran pada kumpulan yang besar, terutama dengan latar

belakang yang bisinge.       Latar belakang bunyi berdering atau berdesis yang konstanf.       Perubahan kemampuan mendengar konsonan seperti s, z, t, f dan gg.      Suara vokal yang frekuensinya rendah seperti a, e, i, o, u umumnya relatif

diterima dengan lengkap.(Luekenotte, 1997)

7.      Derajat PresbikusisDerajat kurang pendengaran dihitung dengan menggunakan indeks

Fletcher yaitu : Ambang Dengar = AD 500 HZ (Hertz) + AD 1000 Hz +AD 2000 Hz

3Menetukan derajat kurang pendengaran yang dihitung hanya ambang

dengar hantaran udaranya (AC/Air Conduction) saja.Derajat menurut Jerger :

a.       0 – 20 dB (desibel)          : Normalb.      >20 – 40 dB                     : Tuli ringan

Page 7: PRESBIKUSIS

c.       >40 – 55 dB                     : Tuli sedangd.      >55 – 70 dB                     : Tuli sedang berate.       >70 – 90 dB                     : Tuli beratf.       >90 dB                             : Tuli sangat berat

8.      PenatalaksanaanMelihat dampak dari gangguan atau menurunnya pendengaran pada

lansia, maka penggunaan alat bantu dengar perlu dianjurkan pada mereka yang membutuhkannya.

Terdapat berbagai jenis alat bantu dengar yang disesuaikan dengan keperluan dari penggunanya. Apabila kedua telinga terganggu lebih baik menggunakan dua buah alat bantu dengar ( masing-masing satu untuk setiap telinga yang akan memberikan hasil yang lebih baik dibanding hanya satu buah saja ).

B.       PROSES KEPERAWATAN1.      Pengkajian a.       Identitas Klien

Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, status perkawinan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, golongan darah dan lain sebagainya.

b.      Riwayat Kesehatana)      Keluhan utama

Klien susah mendengar pesan atau rangsangan suarab)      Riwayat kesehatan sekarang-          Saat sekarang keluarga klien mengatakan susah mendengar pesan atau

rangsangan berupa suara.-          Ketika berbicara dengan orang lain klien tidak mengerti terhadap

pembicaraan.-          Untuk lebih mengerti, klien sering meminta untuk mengulangi pembicaraan.-          Keluarga klien mengatakan lebih senang menyendiri dan dengan

kesendiriannya itu klien mengekspresikan kesepian dan keluarga klien mengatakan bahwa klien sering menarik diri dari lingkungan dan tidak mau tampil bersama anggota keluarga.

Page 8: PRESBIKUSIS

-       Untuk mengisi kebosanannya, keluarga klien mengatakan bahwa klien  lebih banyak tidur dan tidak mau melakukan aktivitas apapun.

-          Komunikasi dengan klien sebagian besar berjalan melalui pesan-pesan  tertulis. 

c)      Riwayat penyakit dahulu-          Dikaji dari keluarga klien, apakah klien mengalami penyakit akut maupun

kronis.-        Sejak kapan gangguan pendengaran mulai dirasakan klien ? biasanya

prebikusis sering muncul pada umur 60 tahun keatas ,tapi hal tersebut belum terlalu mengganggu bagi klien.

-         Apakah klien pernah mengalami cedera kepala dan mengalami alergi terhadap berbagai makanan dan minuman.

-          Bagaimana gaya hidup klien, apakah klien seorang perokok berat atau tidak.-          Apakah Klien sering terpajan dengan suara bising ?d)      Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada keluarga yang menderita penyakit pada sistem pendengaran, apakah ada kelurga yang menderita DM.

c.       Pemeriksaan FisikPengkajian Daun telinga

a)      Inspeksi: 1)      Kesimetrisan daun telinga (simetris kiri dan kanan)2)      Posisi telinga normal yaitu sebanding dengan titik puncak3)      Penempatan pada lipatan luar mata ( masih terdapat/tampak atau tidak)4)      Terdapat pembengkakan pada Auditorius eksternal atau tidak.b)      Palpasi: 1)      Apakan terdapat nyeri raba2)      Apakah ada pembengkakan 

d.      Pemeriksaan Penunjanga)      Pemeriksaan otoskopik

Menggunakan alat otoskop untuk memeriksa meatus akustikus eksternus dan membran timpani dengan cara inspeksi: Hasil: 

1)      Serumen berwarna kuning, konsistensi kental. 2)      Dinding liang telinga berwarna merah muda b)      Tes ketajaman pendengaran1)      Tes penyaringan sederhana 

Hasil:-       Biasanya klien tidak mendengar secara jelas angka-angka yang disebutkan-       Klien tidak mendengar secara jelas detak jarum jam pada jarak 1–2 inchi. 

2)      Uji rinne Hasil:  Biasanya klien tidak mendengarkan adanya getaran garpu tala dan tidak jelas mendengar adanya bunyi dan saat bunyi menghilang.

Page 9: PRESBIKUSIS

2.      Diagnosa keperawatana.       Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan degenerasi tulang

pendengaran bagian dalam.b.      Harga diri rendah berhubungan dengan penurunan fungsi pendengaran.c.       Kurang aktivitas berhubungan dengan menarik diri dengan lingkungan.

3.      Intervensi keperawatana.       Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan degenerasi tulang

pendengaran bagian dalama)      Tujuan : komunikasi verbal klien berjalan dengan baikb)      Kriteria Hasil

Dalam 1 hari klien dapat :1)      Menerima pesan melalui metode alternatif2)      Mengerti apa yang diungkapkan3)      Memperlihatkan suatu peningkatan kemampuan untuk berkomunikasi4)      Menggunakan alat bantu dengar dengan cara yang tepat c)      Intervensi : 1)      Kaji tingkat kemampuan klien dalam penerimaan pesan2)      Periksa apakah ada serumen yang mengganggu pendengaran3)      Bicara dengan pelan dan jelas4)      Gunakan alat tulis pada waktu menyampaikan pesan5)      Beri dan ajarkan klien pada penggunaan alat bantu dengar6)      Pastikan alat bantu dengar dapat berfungsi dengan baik7)      Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan telinga

b.      Harga diri rendah berhubungan dengan penurunan fungsi pendengaran.a)      Tujuan : klien dapat menerima keadaan dirinyab)      Kriteria Hasil

Secara bertahap klien dapat :1)      Mengenal perasaan yang menyebabkan perilaku menarik diri2)      Berhubungan sosial dengan orang lain3)      Mendapat dukungan keluarga mengembangkan kemampuan klien untuk

berhubungan dengan orang lain4)      Membina hubungan saling percaya dengan perawat c)      Intervensi :1)      Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.2)      Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab klien

tidak mau bergaul atau menarik diri3)      Diskusi bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta

penyebab yang mungkin

Page 10: PRESBIKUSIS

4)      Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan5)      Diskusikan tentang keuntungan dari berhubungan dan kerugian dari perilaku

menarik diri6)      Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain7)      Beri pujian atas keberhasilan yang telah dicapai klien8)      Bina hubungan saling percaya dengan klien9)      Anjurkan anggota keluarga untuk secar rutin dan bergantian mengunjungi klien10)  Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga11)  Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip hubungan

terpeutik

c.       Kurang aktivitas berhubungan dengan menarik diri dengan lingkungan.a)      Tujuan : klien dapat melakukan aktivitas tanpa kesulitanb)      Kriteria Hasil

Secara bertahap klien dapat :1)      Menceritakan perasaan-perasaan bosan2)      Melaporkan adanya peningkatan dalam aktivitas yang menyenangkan.3)      Menceritakan metode koping terhadap perasaan marah atau depresi yang

disebabkan oleh kebosanan. c)      Intervensi :1)      Beri motivasi untuk dapat saling berbagi perasaan dan pengalaman 2)      Bantu klien untuk mengatasi perasaan marah dari berduka3)      Variasikan rutinitas sehari-hari4)      Libatkkan individu dalam merencanakan rutinitas sehari-hari5)      Rencanakan suatu aktivitas sehari-hari6)      Beri alat bantu dengar dalam melakukan aktivitas

  

BAB IIIPENUTUP

A.           KesimpulanPresbiakusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut akibat prose

degenerasi organ pendengaran, simetris (terjadi pada kedua sisi telinga) yang terjadi secara progresif lambat, dapat dimulai pada frekuensi rendah atau tinggi serta tidak ada kelainan yang mendasari selain proses menua secara umum.

Beberapa dari tanda dan gejala yang paling umum dari penurunan pendengaran yaitu Kesulitan mengerti pembicaraan, Ketidakmampuan untuk mendengarkan bunyi-bunyi dengan nada tinggi, Kesulitan membedakan pembicaraan; bunyi bicara lain yang parau atau bergumam, Masalah pendengaran pada kumpulan yang besar, terutama dengan latar belakang yang bising, Latar belakang bunyi berdering atau berdesis yang konstan, Perubahan

Page 11: PRESBIKUSIS

kemampuan mendengar konsonan seperti s, z, t, f dan g, Suara vokal yang frekuensinya rendah seperti a, e, i, o, u umumnya relatif diterima dengan lengkap

B.            Saran1.      Untuk rumah sakita.    Rumah sakit mampu memberikan pelajaran yang baik pada klienb.    Rumah sakit membantu klien dan keluarga dalam membuat keputusan2.    Untuk  sesama profesi / perawata.    Perawat selalu melakukan pengawasan pada klienb.    Perawat harus mengetahui sejauh mana perkembangan kesehatan klienc.    Perawat harus memberikan asuhan keperawatan dengan benar dan

bertanggung jawab3.    Untuk keluarga / kliena.    Keluarga harus memberi dukungan  dan motivasi pada klien untuk

mengembangkan kemampuan berhubungan dengan orang lain.b.    Keluarga harus memotivasi klien untuk selalu menjaga kebersihan telinganya.

DAFTAR PUSTAKA

Lynda, J. Capernitu, Diagnosa Keperawatan , ECG, Jakarta, 2001Ida Samidah, Pengkajian Keperawatan, Makassar, 2003Purnawan Junadi, kapita selekta kedokteran, FK-UI, Jakarta, 1997Boles, Buku Ajar Penyakit THT, ECG, Jakarta, 1997

[1] Degenerasi adalah kemunduran, perubahan dr bentuk yg berderajat lebih tinggi ke bentuk yg lebih rendah (penurunan fungsi)[2] Aferen atau menghantar ke satu pusat, sentripetal[3] Eferen atau membawa pergi dari pusat atau titik tertentu[4] Atropi adalah kemunduran keadaan gizi jaringan/lisutnya sel,jaringan atau alat

[5] Audiogram merupakan rekaman ketajaman pendengaran yang diperoleh dengan audiometer ;alat untuk menguji daya dengar [6] Progresif atau maju; tentang penyakit : bertambah berat, makin memburuk