prediksi genangan banjir menggunakan metode rasional...

6
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | G - 7 Prediksi Genangan Banjir Menggunakan Metode Rasional USSCS 1973 Studi Kasus: Perumahan BTN Hamzy, BTN Antara, BTN Asal Mula, Kelurahan Tamalanrea Indah, Kota Makassar Dana Rezky Arisandhy (1) , Westi Susi Aysa (2) , Ihsan (3) (1) Program Studi Pengembangan Wilayah Kota, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin (2) Program Studi Pengembangan Wilayah Kota, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin (3) Program Studi Pengembangan Wilayah Kota, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Abstrak Persentase banjir Kota Makassar sebesar 23 % dari total luas kawasan kota, yaitu 4086 ha. Penelitian genangan banjir ini difokuskan pada kecamatan tamalanrea, yang merupakan kecamatan terluas dilanda banjir, yaitu seluas 1684.59 ha. Adapun spot kawasan terpilih yaitu Perumahan BTN Hamzy, Antara, dan Asal Mula. Banjir yang terjadi pada kawasan ini disebabkan oleh perubahan guna lahan, jaringan drainase yang buruk, kontur yang miring dan membentuk daerah cekungan, serta kondisi tanah yang kedap air sehingga memberikan kontribusi limpasan yang tinggi. Selain itu curah hujan yang tinggi juga dapat menyebabkan genangan banjir pada lokasi ini. Pemahaman mengenai proses dan besarnya limpasan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat diperlukan sebagai referensi dalam penanganan dan strategi pengendalian banjir. Tujuan dari studi ini adalah mengetahui besar laju limpasan permukaan, luas dan prediksi genangan banjir, serta pengaruh perubahan intensitas hujan terhadap limpasan permukaan. Prosedur analisis secara garis besar adalah menghitung laju limpasan menggunakan metode rasional USSCS 1973 dengan variabel yaitu tutupan lahan, jenis tanah, kontur dan kemiringan lereng, luas area, dan intensitas hujan. Hasil dari perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan volume lahan per kontur dan kelas intensitas hujan untuk memprediksi sejauhmana genangan banjir serta pengaruh intensitas hujan terhadap limpasan permukaan. Kata kunci : Banjir, Limpasan permukaan, Metode Rasional USSCS 1973 Pengantar Bencana Kejadian banjir di Kota Makassar dari tahun ke tahun cenderung mengalami pening- katan luas area genangan. Menurut Moh. Yoenus Osman (Harian Fajar, 2 Januari 2013), Prof. Ananto Yudono, dan Prof. M. Saleh Pallu (Diskusi Makassar dikepung banjir, Harian Fajar 8 Januari 2013) mengatakan bahwa genangan air yang terjadi karena buruknya sistem peren- canaan drainase dalam kota yang tidak ter- koneksi antar saluran tersier, sekunder dan primer. Saluran pembuangan tidak mampu lagi menampung volume air akibat sedimentasi pada saluran pembuangan tersebut, daerah resapan air minim, alih fungsi tata guna lahan yang tidak terencana serta tidak adanya koordinasi dalam penanganan kanal dan drainase. Berdasarkan Pedoman Pengendlian Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Banjir (Ke- mentrian PU, Dirjen Penataan Ruang) lokasi penelitian (BTN Hamzy, Antara, Asal Mula) dengan luas 1684.59 Ha tergolong dalam kategori wilayah rawan banjir dengan kriteria : daerah dataran banjir, daerah cekungan, dan daerah sempadan sungai. Faktor-faktor penyebab genangan banjir mem- berikan kontribusi besar terhadap laju limpasan

Upload: donhi

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prediksi Genangan Banjir Menggunakan Metode Rasional …temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2015/01/TI2013-07-p007... · penanganan kanal dan drainase. ... Ada dua cara menghitung

TEMU ILMIAH IPLBI 2013

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | G - 7

Prediksi Genangan Banjir Menggunakan Metode Rasional USSCS 1973 Studi Kasus: Perumahan BTN Hamzy, BTN Antara, BTN Asal Mula, Kelurahan Tamalanrea Indah, Kota Makassar Dana Rezky Arisandhy(1), Westi Susi Aysa(2), Ihsan(3)

(1)Program Studi Pengembangan Wilayah Kota, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin (2)Program Studi Pengembangan Wilayah Kota, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin (3)Program Studi Pengembangan Wilayah Kota, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Abstrak

Persentase banjir Kota Makassar sebesar 23 % dari total luas kawasan kota, yaitu 4086 ha. Penelitian genangan banjir ini difokuskan pada kecamatan tamalanrea, yang merupakan kecamatan terluas dilanda banjir, yaitu seluas 1684.59 ha. Adapun spot kawasan terpilih yaitu Perumahan BTN Hamzy, Antara, dan Asal Mula. Banjir yang terjadi pada kawasan ini disebabkan oleh perubahan guna lahan, jaringan drainase yang buruk, kontur yang miring dan membentuk daerah cekungan, serta kondisi tanah yang kedap air sehingga memberikan kontribusi limpasan yang tinggi. Selain itu curah hujan yang tinggi juga dapat menyebabkan genangan banjir pada lokasi ini. Pemahaman mengenai proses dan besarnya limpasan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat diperlukan sebagai referensi dalam penanganan dan strategi pengendalian banjir. Tujuan dari studi ini adalah mengetahui besar laju limpasan permukaan, luas dan prediksi genangan banjir, serta pengaruh perubahan intensitas hujan terhadap limpasan permukaan. Prosedur analisis secara garis besar adalah menghitung laju limpasan menggunakan metode rasional USSCS 1973 dengan variabel yaitu tutupan lahan, jenis tanah, kontur dan kemiringan lereng, luas area, dan intensitas hujan. Hasil dari perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan volume lahan per kontur dan kelas intensitas hujan untuk memprediksi sejauhmana genangan banjir serta pengaruh intensitas hujan terhadap limpasan permukaan.

Kata kunci : Banjir, Limpasan permukaan, Metode Rasional USSCS 1973

Pengantar

Bencana Kejadian banjir di Kota Makassar dari

tahun ke tahun cenderung mengalami pening-

katan luas area genangan. Menurut Moh.

Yoenus Osman (Harian Fajar, 2 Januari 2013),

Prof. Ananto Yudono, dan Prof. M. Saleh Pallu

(Diskusi Makassar dikepung banjir, Harian Fajar

8 Januari 2013) mengatakan bahwa genangan

air yang terjadi karena buruknya sistem peren-

canaan drainase dalam kota yang tidak ter-

koneksi antar saluran tersier, sekunder dan

primer. Saluran pembuangan tidak mampu lagi

menampung volume air akibat sedimentasi pada

saluran pembuangan tersebut, daerah resapan

air minim, alih fungsi tata guna lahan yang tidak

terencana serta tidak adanya koordinasi dalam

penanganan kanal dan drainase.

Berdasarkan Pedoman Pengendlian Penataan

Ruang Kawasan Rawan Bencana Banjir (Ke-

mentrian PU, Dirjen Penataan Ruang) lokasi

penelitian (BTN Hamzy, Antara, Asal Mula)

dengan luas 1684.59 Ha tergolong dalam

kategori wilayah rawan banjir dengan kriteria :

daerah dataran banjir, daerah cekungan, dan

daerah sempadan sungai.

Faktor-faktor penyebab genangan banjir mem-

berikan kontribusi besar terhadap laju limpasan

Page 2: Prediksi Genangan Banjir Menggunakan Metode Rasional …temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2015/01/TI2013-07-p007... · penanganan kanal dan drainase. ... Ada dua cara menghitung

Prediksi Genangan Banjir Menggunakan Metode Rasional USSCS 1973

G - 8 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013

permukaan pemahaman mengenai proses dan

besarnya limpasan yang terjadi serta faktor

yang mempengaruhinya sangat diperlukan se-

bagai referensi dalam penanganan dan strategi

pengendalian banjir. Oleh karena itu, limpasan

permukaan merupakan masalah yang seharus-

nya diidentifikasi dan diatasi terlebih dahulu

sebelum upaya pengendalian banjir dilakukan.

Penelitian merupakan penelitan empiris yang

variabelnya terukur, dapat dianalisis secara

statistik dan metode perhitungan secara mate-

matis.

Metode pengumpulan data

Studi kasus terpilih yaitu perumahan BTN

Hamzy, BTN Antara, dan BTN Asal Mula yang

terletak di Kecamatan Tamalanrea, Kota Ma-

kassar.

Teknik pengumpulan data

Terdapat beberapa jenis data yang diperlukan

dalam penelitian ini, yaitu data intensitas hujan,

koefisien limpasan, luas area penelitian, besar

laju limpasan, dan volume kontur area pene-

litian. Data yang digunakan diperoleh dari data

sekunder misalnya data dari instansi terkait dan

aplikasi Google Earth-Universal Map Downloader

yang kemudian diolah kedalam aplikasi arcGis

dan aplikasi surfer.

Analisis Dan Interpretasi

Analisis metode rasional

Ada dua cara menghitung laju limpasan. Yang

pertama menggunakan metode rasional dan

yang kedua menggunakan metode hidrograf.

Dalam penelitian ini metode rasional dipilih

karena perhitungannya sederhana dibandingkan

metode hidrograf, selain itu data-data yang

dibutuhkan dalam perhitungan telah tersedia.

Dalam persamaan (1) Laju limpasan dipengaruhi

oleh koefisien aliran permukaan, intensitas

hujan, dan luas area. Nilai koefisien limpasan

mengacu pada tutupan lahan sedangkan untuk

intensitas hujan menggunakan data intensitas

hujan per 1 januari 2013. Karena data yang

tersedia hanya data curah hujan.

Berikut ini merupakan perhitungan C

berdasarkan tutupan lahan.

Sehingga, debit yang terjadi:

Q = 0.002778 x 0.34 x 100 x 219.73

= 20.75 m3/detik

Prediksi Genangan Banjir Periode Waktu

Tertentu

Prediksi genangan banjir dilakukan dengan cara

membandingkan antara hasil perhitungan laju

limpasan dan volume area penelitian per kontur.

Apabila nilai laju limpasan lebih besar dari nilai

volume area penelitian maka diindikasikan pada

kontur tersebut tergenang banjir.

Perhitungan volume area penelitian yang meng-

acu pada tiap garis kontur, dihitung dengan cara

mengalikan luas tiap garis kontur dengan ke-

tinggiannya. Namun pada hal ini garis kontur

yang tertutup saja yang bisa dihitung sedangkan

garis kontur yang tidak tertutup diabaikan.

Pada perhitungan laju limpasan dengan inten-

sitas hujan 100 mm dihasilkan laju limpasan

permukaan sebesar 20.75 m3/detik kemudian

dikonversi pada satuan m3/jam sehingga

hasilnya menjadi 74700 m3/jam. Kemudian hasil

tersebut dikomparasikan dengan volume lahan

per tiap kontur. Di asumsikan daerah tersebut

banjir jika laju limpasan per jam lebih besar

dibandingkan dengan volume lahan per tiap

kontur.

Kesimpulannya jika intensitas hujan 100 mm

dalam kurun waktu satu jam maka kategori area

yang tergenang banjir di lokasi penelitian adalah

seluas 118380.26 m2 dengan jangkauan sampai

ke daerah ketinggian 4.5 m dari permukaan

laut. Berikut ini hasil analisis jika hujan hingga

selama tiga jam.

Page 3: Prediksi Genangan Banjir Menggunakan Metode Rasional …temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2015/01/TI2013-07-p007... · penanganan kanal dan drainase. ... Ada dua cara menghitung

Dana Rezky Arisandhy

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | G - 9

Berikut ini merupakan peta banjir dalam jangka

waktu satu, dua, dan tiga jam serta peta ge-

nangan banjir metode rasional.

Gambar 1. Peta Genangan Banjir dalan Jangka Waktu satu jam

Gambar 2. Peta Genangan Banjir dalan Jangka Waktu dua jam

Gambar 3. Peta Genangan Banjir dalan Jangka Waktu tiga jam

Prediksi Genangan Banjir berdasarkan Perubahan Intensitas Hujan

Prediksi genangan banjir berdasarkan peru-

bahan intensitas hujan mengacu pada klasifikasi

intensitas hujan menurut Suripin 2004, dimana

kelas intensitas hujan terbagi menjadi lima

kelas.

Kemudian untuk kelas tutupan lahan diasumsi-

kan tidak berubah. Jika kita meninjau kembali

intensitas hujan periode januari silam maka hal

tersebut termasuk ke dalam kategori hujan

sangat deras menurut acuan intensitas hujan

Suripin 2004.

Tabel 1. Derajat Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Hujan Sangat Lemah.

Untuk perhitungan laju limpasan derajad hujan sangat lemah, intensitas hujan yang digunakan ialah 1.20 mm/jam. Maka :

Sehingga, debit yang terjadi: Q = 0.002778 x 0.34 x 1.20 x 219.73 = 0.25 m3/detik

Pada perhitungan hujam sejam, dua jam,

maupun tiga jam daerah yang tergenang banjir

merupakan daerah dengan elevasi 1.5 mdpl

seluas 80.26 ha.

Page 4: Prediksi Genangan Banjir Menggunakan Metode Rasional …temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2015/01/TI2013-07-p007... · penanganan kanal dan drainase. ... Ada dua cara menghitung

Prediksi Genangan Banjir Menggunakan Metode Rasional USSCS 1973

G - 10 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013

Hujan Lemah

Untuk perhitungan laju limpasan derajad hujan lemah, intensitas hujan yang digunakan ialah 3.00 mm/jam. Maka

Sehingga, debit yang terjadi: Q = 0.002778 x 0.34 x 3.00 x 219.73 = 0.62 m3/detik

Pada perhitungan hujam sejam, dua jam, maupun tiga jam daerah yang tergenang banjir sama halnya dengan intensitas sebelumnya

namun laju limpasan yang dihasilkan per jam lebih besar, yakni jika hujan sejam maka laju limpasan sebesar 2232 m3/jam, jika dua jam hujan, laju limpasan sebesar 4464 m3/2 jam, dan jika 3 jam hujan maka nilainya sebesar 6696 m3/ jam

Hujan Normal

Untuk perhitungan laju limpasan derajad hujan normal, intensitas hujan yang digunakan ialah 18.00 mm/jam. Maka :

Sehingga, debit yang terjadi: Q = 0.002778 x 0.34 x 18.00 x 219.73 = 3.73 m3/detik

Pada perhitungan hujan sejam diperoleh jumlah laju limpasan sebanyak 13428 m3/jam, per dua jam sebesar 26856 m3/2 jam, dan jika hujan selama tiga jam maka jumlah limpasan sebanyak 40284 m3/3jam.

Hujan Deras

Untuk perhitungan laju limpasan derajad hujan deras, intensitas hujan yang digunakan ialah 60.00 mm/jam. Maka :

Sehingga, debit yang terjadi:

Q = 0.002778 x 0.34 x 60.00 x 219.73 = 12.45 m3/detik.

Pada perhitungan hujan sejam diperoleh jumlah laju limpasan sebanyak 44820 m3/jam, per dua jam sebesar 89640 m3/2 jam, dan jika hujan selama tiga jam maka jumlah limpasan sebanyak 134460 m3/3jam.

Hujan sangat deras

Untuk perhitungan laju limpasan derajad hujan sangat deras, intensitas hujan yang digunakan ialah 150.0 mm/jam. Maka :

Sehingga, debit yang terjadi: Q = 0.002778 x 0.34 x 150.00 x 219.73 = 31.13 m3/detik

Pada perhitungan hujan sejam diperoleh jumlah laju limpasan sebanyak 112068 m3/jam, per dua jam sebesar 224136 m3/2 jam, dan jika hujan selama tiga jam maka jumlah limpasan sebanyak 336204 m3/3jam.

Berikut ini merupakan peta genangan banjir per jam berdasarkan kelas intensitas hujan.

1. Hujan sangat lemah dan hujan lemah

Gambar 4. Peta Genangan Banjir berdasarkan Intensitas Hujan Sangat Lemah

Page 5: Prediksi Genangan Banjir Menggunakan Metode Rasional …temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2015/01/TI2013-07-p007... · penanganan kanal dan drainase. ... Ada dua cara menghitung

Dana Rezky Arisandhy

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | G - 11

2. Hujan normal

Gambar 5. Peta Genangan Banjir berdasarkan

Intensitas Hujan Normal selama Satu Jam

Gambar 6. Peta Genangan Banjir berdasarkan

Intensitas Hujan Normal selama Dua Jam

Gambar 7. Peta Genangan Banjir berdasarkan

Intensitas Hujan Normal selama Tiga Jam

3. Hujan deras

Gambar 8. Peta Genangan Banjir berdasarkan

Intensitas Hujan Deras selama satu Jam

Gambar 9. Peta Genangan Banjir berdasarkan

Intensitas Hujan Deras selama dua Jam

Gambar 10. Peta Genangan Banjir berdasarkan

Intensitas Hujan Deras selama tiga Jam

Page 6: Prediksi Genangan Banjir Menggunakan Metode Rasional …temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2015/01/TI2013-07-p007... · penanganan kanal dan drainase. ... Ada dua cara menghitung

Prediksi Genangan Banjir Menggunakan Metode Rasional USSCS 1973

G - 12 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013

4. Hujan sangat deras

Gambar 11. Peta Genangan Banjir berdasarkan

Intensitas Hujan Sangat Deras selama Satu Jam

Gambar 12. Peta Genangan Banjir berdasarkan

Intensitas Hujan Sangat Deras selama Dua Jam

Gambar 13. Peta Genangan Banjir berdasarkan

Intensitas Hujan Sangat Deras selama Tiga Jam

Kesimpulan

1. Laju Limpasan pada wilayah penelitian

dipengaruhi oleh intensitas hujan yang

tinggi, koefisien aliran permukaan, serta

luas areal penelitian. Laju limpasan

diketahui sebesar 20,75 m3/detik.

2. Luas genangan banjir dalam kurun waktu

satu jam diketahui seluas 118.380,26 m2.

Dalam kurun waktu dua jam seluas

179.380,26 m2 dan dalam kurun waktu tiga

jam seluas 302.380,26 m2.

3. Pengaruh intensitas hujan terhadap

limpasan sebagai berikut :

Derajat Curah Hujan

Intensitas Curah Hujan (mm/jam)

Laju Limpasan (m3/detik)

Hujan Sangat Lemah

<1,p20 0.25

Hujan Lemah 1,20-3,00 0.62

Hujan Normal 3,00-18,0 3.73

Hujan Deras 18,0-60,0 12.45

Hujan Sangat Deras

>60,0 31.13

Daftar Pustaka

Arham. (2013). Flood Prone Per Administrative

Division. Makassar. Wacana Sulawesi Selatan.

BMKG Kota Makassar. (2012). Curah Hujan dan Hari

Hujan Kota Makassar, Suhu Rata-rata, Suhu

Minimum dan Suhu Maksimum Kota, Kelembaban

Udara dan Penyinaran Matahari Kota Makassar.

Direktorat Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal

Penataan Ruang. (2003). Pedoman Pengendalian

Pemanfaatan Ruang di Kawasan Rawan Bencana

Banjir.

Ihsan. (2006). Sumur Resapan Pada Kawasan

Perumahan di Kota Makassar. Makassar : Lembaga

Pusaka Makassar.

Imran. (2008). Analisis Daerah Resapan Penyebab

Banjir Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

Makassar : LP2M Universitas Hasanuddin.

Mc. Cuen, R.H. (1989). Hydrologic Analysis and

Design. Prince Hall, New York.

Murtiono, U.H. (2008). Kajian Model Estimasi Volume

Limpasan Permukaan, Debit Puncak Aliran, dan Erosi

Tanah dengan Model Soil Conservation Service

(SCS), Rasional dan Modified Universal Soil Loss

Equation (musle) studi kasus di DAS Keduang,

Wonogiri. Solo: Balai Penelitian Kehutanan Solo.

Sari, Santi. (2011). Studi Limpasan Permukaan Spasial

Akibat Perubahan Penggunaan Lahan

(Menggunakan Model Kineros). Malang. PPS

Universitas Brawijaya.

Setiawan, Achmad. (2011). Identifikasi Kawasan

Rawan Bencana Banjir di Sepanjang Aliran Sungai

Tallo Makassar. Makassar: Universitas Hasanuddin.