praktikum viii

26
233 PRAKTIKUM VIII Topik : Penentuan Parameter Faktor Lingkungan Suatu Komunitas Tujuan : Untuk mengukur parameter faktor lingkungan suatu komunitas Hari / tanggal : Selasa, 22 Desember 2009 Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin I. ALAT DAN BAHAN Alat Alat yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah : 1. Altimeter 2. Termometer 3. Hygrometer 4. Soil Tester PH tanah 5. Luxmeter 6. Anemometer. 7. DO meter Bahan Bahan-bahanyang dipergunakan dalam percobaan ini adalah :

Upload: hadi-siswanto

Post on 15-Jun-2015

135 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Lapah...

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum VIII

233

PRAKTIKUM VIII

Topik : Penentuan Parameter Faktor Lingkungan Suatu Komunitas

Tujuan : Untuk mengukur parameter faktor lingkungan suatu komunitas

Hari / tanggal : Selasa, 22 Desember 2009

Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN

Alat

Alat yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah :

1. Altimeter

2. Termometer

3. Hygrometer

4. Soil Tester PH tanah

5. Luxmeter

6. Anemometer.

7. DO meter

Bahan

Bahan-bahanyang dipergunakan dalam percobaan ini adalah :

1. Botol sampel/plastik

II. CARA KERJA

Cara kerja dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengelompokkan tiap praktikan yang tiap kelompok terdiri atas 5-6 orang.

Kemudian menentukan lokasi (komunitas) tempat melakukan pengukuran.

2. Melakukan pengukuran faktor-faktor lingkungan, seperti:

Page 2: Praktikum VIII

234

a. Suhu udara, air atau tanah dengan Termometer.

Mencari tempat yang suhunya agak tinggi.

Memegang termometer pada tempat tersebut sambil memperhatikan

kenaikan suuhunya pada skala termometer.

Menggambar dan menuliskan hasil pengamatan.

b. Ketinggian suatu tempat dengan Altimeter.

Menstabilkan jarum penunjuk pada skala.

Meletakkan altimeter di atas tanah.

Memperhatikan perubahan jarum penunjuk skala yang menunjukkan

besarnya ketinggian.

Menggambar altimeter dan menuliskan hasil pengamatan.

c. pH tanah dan kelembaban tanah dengan soil tester.

Menstabilkan skala soil tester.

Menancapkan soil tester sampai pori-pori tenggelam ke dalam

tanah.

Memperhatikan perubahan jarum penunjuk yang menunjukkan

besarnya perubahan pH tanah pada skala atas.

Memencet tombol pada soil tester untuk mengetahui kelembaban

tanah.

Memperhatikan perubahan jarum pada skala bawah.

Menggambar soil tester dan menggambarkan hasil pengamatan berupa

pH dan kelembaban tanah.

d. Kelembaban udara pada Hygrometer.

Menstabilkan jarum penunjuk pada skala.

Meletakkan hygrometer di atas permukaan tanah yang lembab.

Memperhatikan perubahan jarum penunjuk pada skala yang

menyatakan besarnya kelembaban tanah.

Page 3: Praktikum VIII

235

Menggambar hygrometer dan menuliskan hasil pengamatan.

e. Kecepatan angin dengan Anemometer.

Menstabilkan skala anemometer dengan menggantng atau

memegangnya langsung pada tempat yang kecepatan anginnya cukup

besar.

Memencet tombol di atas anemometer sesuai waktu yang diinginkan.

Memperhatikan perubahan skalanya, jika menggunakan skala kecil,

nilai dikali 100 % namun kalau menggunakan skala besar dikali 1 %.

Menggambar anemometer dan menuliskan hasil pengamatan.

f. Kadar oksigen dalam air dengan DO Meter.

Menggeser tombol keoksigen

Memasukkan ujung DO Meter yang berbentuk meruncing dalam

air.

Memperhatikan laju perubahan nilai pada layar, sampai akhirnya

berhenti.

Menggambar DO Meter dan menuliskan hasil pengamatan.

g. Intensitas udara dengan Lux Meter.

Menutup sebagian dari layar pada Lux Meter, baik setengahnya atau

seperempatnya, apabila jarum skala tidak bergerak atau tidak cukup

udara.

Memperhatikan jarum pada skala, nilai yang tertera dikalikan dengan

10 dan 2 jika menutup layar setengahnya atau dengan 4 jika menutup

layar seperempatnya.

Menggambar Lux Meter dan menuliskan hasil pengamatan.

3. Mentabulasikan seluruh data yang diperoleh dari hasil pengamatan semua

kelompok/kelas, mendiskusikannya dan membuat bahasannya.

III. TEORI DASAR

Salah satu diantara pokok bahasan dalam mempelajari dasar-dasar ekologi

adalah masalah populasi dan komunitas, yang di dalamnya akan membahas masalah

Page 4: Praktikum VIII

236

cirri, struktur, dinamika, dan interaksi populasi. Untuk dapat membuat deskripsi dan

mengungkapkan informasi yang penting dalam suatu komunitas (misalnya suatu

vegetasi) yang dikaji, maka harus diakukan analisis vegetasi.

Ekologi berasal dari bahasa Yunani “OIKOS” yang berarti rumah tangga dan

“LOGOS” yang berarti ilmu. Menurut Odum (1971) menulis ekologi sebagai suatu

kajian makhluk di tempat hidupnya. Selanjutnya dituliskan bahwa ekologi seperti

diartikan dalam kamus Webster’s Unabriged Dictionary sebagai totalitas atau pola

hubungan antara makhluk dan lingkungan mereka. Krebs (1978) menuliskan bahwa

Ernest Haeckel pada tahun 1869 memberi tarif ekologi sebagai suatu hubungan

keseluruhan antara makhluk hidup, dalam hal ini hewan dengan lingkungan organik

dan anorganik.

Synekologi adalah kajian komunitas, aetokologi adalah kajian spesies. Begon

(1986) menuliskan bahwa pengaruh berbagai suhu terhadap hewan ektoderm

mengikuti suatu pola yang tipikal, walaupun ada perbedaan dari spesies ke spesies

yang lain. Pada intinya ada 3 kisaran suhu yang menarik perhatian adalah: suhu

rendah berbahaya, suhu tinggi berbahaya, dan suhu diantara suhu rendah berbahaya

dan suhu tinggi berbahaya. Suatu kondisi diberi takrif sebagai suatu faktor

lingkungan abiotik yang berbeda dalam ruang dan waktu, dan terhadap kondisi ini

makhluk memberi tanggapan secara berbeda-beda. Contohnya meliputi suhu, lengas

nisbi, pH, salinitas, kecepatan arus air dan sungai dan kadar pencemar. Kendeigh

(1980) menyebutkan bahwa semua makhluk hewan memberi reaksi terhadap habitat

dengan cara memberi masing-masing dan bilamana makhluk tersebut dalam cacah

yang banyak maka reaksi tersebut akan menghasilkan pengaruh yang nyata.

Air dikondisikan secara homotipik bilamana perubahan dihasilkan sebelumnya

oleh individu yang sama spesies dengan spesies yang sedang dikaji dan air disebut

sebagai dikondisikan secara heterotipik bila perubahan dihasilkan oleh spesies yang

berbeda. Miller (1982) menulis bahwa sumber daya adalah

Page 5: Praktikum VIII

237

semua saja yang diperlukan oleh makhluk atau kelompok makhluk. Jadi sumber daya

adalah sesuatu yang berguna.

Dalam memberi deskripsi hubungan ekologis makhluk-makhluk sangat penting

dapat membedakan antara tempat suatu makhluk hidup dan apa yang dilakukan

(peran) sebagai bagian dari ekosistemnya. Istilah habitat dan relung ekologi (ecology

niche) berkenaan dengan dua konsep yang paling penting dalam ekologi. Habitat

suatu makhluk adalah tempat makhluk hidup. Ini adalah tempat spesifik di

permukaan bumi, udara, tanah atau air. Habitat suatu makhluk dapat seluas samudera

atau suatu padang rumput yang luas (prairi) atau mungkin hanya sesempit dan

seterbatas tempat di bawah pokok kayu yang telah roboh. Yang perlu diingat adalah

bahwa suatu habitat selalu berupa daerah fisik dengan batas jelas. Lebih dari satu

hewan atau tumbuhan dapat tinggal di suatu habitat.

Relung ekologi adalah status atau peran suatu makhluk di dalam komunitas atau

ekosistem. Relung ekologi tergantung pada adaptasi struktural makhluk, respons

fisiologis dan perilakunya. Suatu spesies dapat menempati relung ekologi sangat

berbeda di daerah yang berbeda, tergantung pada suplai makanan yang tersedia dan

pada jumlah dan macam pesaing-pesaingnya. Beberapa makhluk, misalnya hewan

yang dalam daur hidupnya terdapat fase kehidupan yang berbeda, mempunyai relung

ekologi berbeda dalam suksesi.

Tiap bagian dari permukaan bumi ini – laut, danau, hutan, padang rumput

(prairi), tundra, padang pasir – dihuni oleh sekelompok tertentu hewan dan tumbuhan

yang satu sama lain berhubungan secara timbal balik dalam berbagai macam bentuk

hubungan seperti persaingan, kommensalisme, pemangsa dan sebagainya. Anggota

makhluk dalam tiap kelompok itu bukanlah terjadi secara kebetulan tetapi ditentukan

efek keseluruhan faktor-faktor fisik dan biotik yang saling berinteraksi di dalam

lingkungan para ilmuwan ekologi umumnya menyebut makhluk yang hidup di suatu

daerah tertentu tersebut sebagai komunitas biotik: ini terdiri dari berbagai populasi,

yaitu kelompok-kelompok individu dari berbagai jenis makhluk. Akan tetapi kadang-

kadang suatu komunitas berbentuk tanpa adanya satu atau beberapa komponen

Page 6: Praktikum VIII

238

penyusunnya, misalnya dalam komunitas gua, biasa tidak dijumpai adanya tumbuhan

hijau.

Bentuk suatu komunitas (Fisionomi) biasanya tergantung pada komposisi

struktural dari tumbuhan penyusunnya, termasuk pepohonan, semak, golongan epifit,

herba, dan tumbuhan tingkat rendahnya. Misalnya apakah pepohonannya berdaun

lebar atau berdaun sempit, dan lain-lain. Dengan demikian masing komunitas akan

memiliki ciri-ciri komposisi sendiri-sendiri. Adanya pengaruh timbal-balik antar

anggota komunitas serta antara anggota komunitas dengan keadaan lingkungannya

(faktor-faktor abiotik) menyebabkan struktur komunitas bersifat dinamis. Secara

perlahan-lahan tetapi pasti struktur komunitas akan mengalami perubahan dengan

bertambahnya wakru.

Dalam ekologi tumbuhan kita mengenal struktur vegetasi atau struktur

komunitas. Berbicara tentang struktur vegetasi kita dapat memilih satu dari lima

struktur dari level atas ke bawah, yaitu :

1. Fisiognomi

2. Struktur biomas

3. Struktur lifeform

4. Struktur floristic

5. Struktur tegakkan

Selanjutnya dalan analisis vegetasi umumnya kita berkepentingan dengan

struktur floristic atau struktur tegakkan, dengan penentuan parameter vegetasi.

Penentuan parameter vegetasi melibatkan metode tertentu yang sesuia dengan tujuan

praktikum atau penelitian dengan berbagai kondisi setempat. Salah satu diantaranya

metode tersebut adalah metode kuadrat.

Teknik samling menurut metode kuadrat (plot hitung)

Ukuran kuadrat yang dipakai harus bersifat praktis dalam pelaksanaan untuk

menghitung jumlah individu tiap spesies secara akurat. Berdasarkan atas pengalaman,

ukuran kuadrat yang dipakai merupakan ukuran standar, yaitu :

Page 7: Praktikum VIII

239

1. Lapisan pohon : 10 x 10 m

2. Lapisan semak : 4 x 4 m

3. Lapisan herba : 1 x 1 m

(Oosting, 1956). Kuadarat sedemikian sering disebut juga kuadrat densitas.

Karena ada kuadrat yang digunakan untuk menentukan frekuensi, wlaupun dalam

prakteknya densitas juga merupakan kuadrat frekuensi.

Seleksi sampling dapat dilakukan secara : selektif, acak, teratur dan acak

terbatas.

1. Selektif

Kuadrat diletakkan secara subjektif untuk memasukkan area yang

representative atau area yang mempunyai beberapa sifat spesifik/special. Cara ini

ditempuh dengan pertimbangan khusus, misalkan jalan masuk ke area sangant sulit

dan berbahaya. Data yang diperoleh sesungguhnya tidak dapat dipakai untuk

analisis statistic seperti uji t (t-test), uji f (f-test) dan korelasi regresi.

2. Acak (random)

Cara ini sangat ideal karena tiap sample menurut definisi ini mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih. Titik sample ditentukan dengan dua kali lotre

untuk menentukan koordinat x dan y atau dengan dua set tabel acak dari buku

statistic. Pengambilan sample secara acak selain cara diatas tidak menjamin bahwa

cara tersebut bersifat random.

3. Teratur (regular) atau sistematik

Tempat sample yang akan diambil merupakan titik teratur dengan interval

jarak sama satu dengan yang lainnya. System ini juga sering disebut dengan grid

system.

4. Acak terbatas atau acak sebagian

Cara sampling ini merupakan kompromi antara sampling secara sistematik

dan acak. Daerah yang diteliti pertama-tama dibagi dulu menjadi sub bagian, baru

kemudian masing-masing bagian disampling secara acak.

Page 8: Praktikum VIII

240

Dalam sampling komunitas ada tiga parameter kuantitatif yang dapat diukur,

yaitu :

1) Kerapatan/kepadatan = densitas

Densitas adalah jumlah individu suatu spesies dalam satuan luas. Satuan

luas dapat berupa M2 atau Ha dalam penetuan densitas pada ploting dapat

menggunakan rumus densitas berikut :

Densitas =

jumlahindividuareacuplikan

2) Frekuensi

Frekuensi adalah jumlah plot yang terdapat suatu spesies dibagi jumlah

totsl plot yang disampel, dinyatakan dalam satuan persen(%) atau pecahan dan

dapat ditulis dengan persamaan :

Frekuensi =

jumlahplot dim anasuatuspeisesterdapatjumlahtotalplotyangdisampel

3) Penutupan atau dominansi

Dominansi adalah persentase penutupan suatu spesies per satuan luas area

4) Nilai penting ( important value )

Jika tiap parameter terdahulu diubah menjadi harga relative, seperti :

Densitas relative =

densitassuatuspesiestotaldensitassuatuspesies x 100%

Frekuensi relative =

frekuensisuatuspesiestotalfrekuensisuatuspesies x 100%

Dominansi relative =

domin ansisuatuspesiestotaldomin ansiseluruhspesies x 100%

Maka nilai penting ( NP ) merupakan penjumlahan nilai :

Densitas relative + frekuensi relative + dominansi relative

Page 9: Praktikum VIII

241

IV. HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan pada praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan mengenai

penentuan parameter faktor lingkungan suatu komunitas, maka didapatkan hasil

gambar sebagai berikut:

1. Termometer

keterangan :

1. skala

2. air raksa

Menurut Literatur:

keterangan :

1. skala

2. air raksa

Sumber: http// northernbrewer.com/ lab-thermometer.jpg

2. Altimeter

keterangan :

Page 10: Praktikum VIII

242

1. skala

2. jarum

Menurut Literatur:

keterangan :

1. skala

2. jarum

Sumber: http:// eric.brasseur/cessna_altimeter.jpg

3. Soil Tester pH Tanah

keterangan :

1. pori-pori

2. tombol

3. skala

4. jarum penunjuk

5. ujung soil tester

Menurut Literatur:

keterangan :

Page 11: Praktikum VIII

243

1. pori-pori

2. tombol

3. skala

4. jarum penunjuk

5. ujung soil tester

Sumber: http://www.petmountain.com/ terrarium

4. Hygrometer

keterangan :

1. skala

2. jarum penunjuk

Menurut Literatur:

keterangan :

1. skala

2. jarum penunjuk

Sumber: http://www.-hygrometer-thermometer.jpg

5. Anemometer

keterangan :

Page 12: Praktikum VIII

244

1. jarum penunjuk

2. skala kecil

3. skala besar

4. kipas

Menurut Literatur:

keterangan :

1. jarum penunjuk

2. skala kecil

3. skala besar

kipas

6. DO Meter

keterangan :

1. kabel

2. skala

3. layar

4. probe

skala = 19,00

Menurut Literatur:

keterangan :

Page 13: Praktikum VIII

245

1. kabel

2. skala

3. layar

4. probe

skala = 19,00

7. Luxmeter

keterangan :

1. layar penerima cahaya

2. tombol pengali

3. jarum penunjuk

Menurut Literatur:

keterangan :

1. layar penerima cahaya

2. tombol pengali

3. jarum penunjuk

V. ANALISIS DATA

1. Termometer

Page 14: Praktikum VIII

246

Termometer digunakan untuk mengukur suhu, alat ini memanfaatkan sifat fisik

suatu materi yang dapat berubah secara teratur mengikuti perubahan suhu. Yang

paling lazim adalah memanfaatkan sifat pemuaian air raksa di dalam sebuah tabung

yang memanfaatkan zat cair lainnya sebagai pengganti air raksa, misalnya alkohol.

Skala celcius, skala 100 derajat diantara titik tetap bawah ( 0 ºC ) dan titik tetap atas

( 100 ºC ). Bagian-bagannya adalah bagian bawah yang berwarna merah itu adalah

berisis cairan raksa, dan terdapat skala-skala. Cara penggunaannya adalah dengan

cara meletakkan pada bagian yang akan diukur suhunya.

2. Altimeter

Altimete digunakan untuk mengukur ketinggian suatu tempat, dengan cara

mengukur perubahan tekanan atmosfer akibat perubahan ketinggian. Cara

menggunakannya adalah menstabilkan jarum penunjuk pada skala terlebih dahulu dan

meletakkan pada bagian yang akan diukur ketinggiannya. Kemudian lihat skalanya

yang ditunjukkan oleh jarumnya.

3. Soil Tester pH Tanah

Alat ini digunakan untuk mengukur pH tanah dan kelembaban tanah. Bagin-

bagiannya terdiri atas pori-pori untuk mengetahui pH tanah, tombol, jarum untuk

menunjukkan skala, dan skala untuk menunjukkan pH tanah. Cara penggunaannya

adalah menstabilkan skala soil tester terlebih dahulu menancapkan bagian ujungnya

ke tanah hingga pori-porinya tenggelam. Kemudian melihat skalanya, skala bagian

atas adalah skala yang menunjukkan pH dari angka 4-7. Sedangkan skala bagian

bawah adalah skala untuk menunjukkan kelembaban. Untuk mengetahui

kekembapan tanah kita perlu memencet tombol yang ada pada soil tester sampai

menunjukkan angka atau perubahan jarum pada skalanya..

4. Hygrometer

Alat ini digunakan untuk mengukur kelembaban udara di sekitar kita. Bagian-

bagian dari hygrometer adalah jarum yang berfungsi untuk menunjukkan skala pada

Page 15: Praktikum VIII

247

hygrometer dan skala yang menunjukkan angka dari kelembaban udara. Dalam

penggunaannya kita harus menstabilkan jarum penunjuk pada skala dahulu, kemudian

menggantungkannya di dahan pohon atau di tempat yang akan ditentukan

kelembaban udaranya. Jarum skala akan menunjukkan angka dari 0-100 %.

5. Anemometer

Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Bagian-bagiannya

terdiri dari jarum yang berfungsi untuk menunjukkan angka pada skala, skala kecil

dan skala besar yang berfungsi untuk menunjukkan kecepatan angin, dan kipas untuk

menangkap angin. Cara menggunakannya yaitu : pertama-tama mencari asal angin

atau tempat yang kecepatan anginnya cukup besar sehingga kincir dapat bergerak,

membuka penutupnya yang terletak didekat tangkai dan menggantungnya dipohon

atau dipegang oleh salah satu praktikan. Melihat angka yang ditunjukkan oleh skala,

misalnya asisten menentukan waktu yang telah ditentukan adalah 5 menit maka

setelah 5 menit penutup ditutup kembali. Dalam skala ada yang menunjukkan angka

kecil dan besar, misalnya angka kecil menunjukkan angka 3 maka skalanya 300.

sedangkan bila skala besar menunjukkan angka 60 maka nilainya tetap 60. kemudian

angka tersebut ditambahkan sehingga menjadi 360 m/s.

6. DO Meter

Alat ini digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam air . Bagian-

bagiannya adalah kabel, layar dan skala. Cara penggunannya adalah pertama-tama

kita menancapkan kabel yang diujungnya agak lancip ke dalam air yang akan kita

ukur kadar oksigennya, setelah itu kita dapat melihat skala yang ditunjukkan oleh DO

meter tersebut yang terdapat di layar.

7. Lux Meter

Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas cahaya, alat ini terdiri atas layar

penerima cahaya yang berfungsi untuk menyerap cahaya, tombol pengali, jarum

untuk menunjukkan intensitas cahaya yang diukur. Cara penggunaannya adalah bila

cahaya cukup terang maka memencet tombol ke arah x1, sedangkan bila keadaan

cahaya kurang maka tombol dipencet ke arah x10. Kemudian arahkan cermin pada

Page 16: Praktikum VIII

248

cahaya hingga jarum skala bergerak dan menunjukkan angka tertentu. Jika setelah

tombol di arahkan ke x10 tidak terjadi gerakan pada jarum skala maka dapat

dilakukan penutupan pada cermin. Misalnya ditutup seperempatnya atau setengahnya

hingga jarum bergerak dan hasilnya yang didapat dikali dengan seberapa kita

menutup bagian kacanya. Jika kita menutup cerminnya seperempatnya maka hasilnya

dikalikan dengan 4, jika kita menutup cermin setengahnya maka hasilnya dikalikan 2

dan jika cerminnya tidak ditutup seperempat atau setengahnya maka hasilnya

dikalikan 10.

VI. KESIMPULAN

Page 17: Praktikum VIII

249

Dari hasil pengamatan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikit:

1. Untuk mengukur parameter faktor lingkungan suatu komunitas dapat

menggunakan alat seperti Termometer, Altimeter, Soil tester pH Tanah,

Hygrometer, Anemometer, DO meter, dan Lux Meter.

2. Termometer digunakan untuk mengukur suhu udara air atau tanah dalam satuan

°C.

3. Altimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur ketinggian suatu tempat.

4. Soil Tester pH Tanah digunakan untuk mengukur pH tanah dan kelembaban tanah.

5. Hygrometer adalah alat untuk mengukur kelembaban udara.

6. Anemometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur kecepatan angin.

7. DO Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam air.

8. Luxmeter digunakan untuk mengukur intensitas cahaya.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Praktikum VIII

250

Arief, A. 1989. Biologi Umum. IKIP Malang: Malang

Noorhidayati dan Siti Wahidah Arsyad. 2009. Penuntun Praktikum Biologi Umum. FKIP UNLAM: Banjarmasin.

Campbell, Neil A. dan Reece, Jane B. 2000. Biologi jilid I edisi lima. Penerbit Erlangga: Jakarta

Godman, A. 1996. Kamus Sains Bergambar. PT Gramedia Pustaka : Jakarta

Nasir, Mochamad. 1993. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Fakultas BIologi- UGM: Yogyakarta