praktikum fisiologi manusia - urin
DESCRIPTION
praktikum anatomi dan fisiologiTRANSCRIPT
PRAKTIKUM FISIOLOGI MANUSIA
KARAKTERISTIK URIN DAN FISIOLOGI KULIT
ATHIYAH 1111102000031
ROSITA PRACIMA 1111102000041
RIZQI WIDITOVANI 1111102000042
TIARA APRILIA 1111102000044
FITRI RAHMADANI 1111102000048
MERYZA SONIA 1111102000052
FARMASI II-B
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2012
KARAKTERISTIK URIN
Tujuan Praktikum
Pada akhir percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat mendefinisikan dan memahami:
a. Konsep homestasis dan imbangan cairan.
a. Mekanisme umpan balik negatif yang mendasari homeostasis.
b. Pengaturan imbangan cairan yang diatur oleh ADH
(mencakup rangsangan => reseptor => jaras aferen => pusat => jaras eferen =>
efektor => efek)
Landasan Teori
Pada urin yang normal tidak terdapat zat seperti glukosa, aseton, albumin, darah, dan nanah. Adanya perubahan yang terjadi dalam urin dapat mencerminkan suatu penyakit atau adanya gangguan metabolisme. Berbagai keadaan yang menunjukkan ketidaknormalan komponen ialah glikosuria, asetonuria, proteinuria, hematuria, dan pluria.
Urin normal mempunyai karakteristik:
1. Volume, pada orang dewasa rata-rata urin yang dikeluarkan setiap berkemih berkisar 250-400 ml tergantung dari intake cairan dan kehilangan cairan.
2. Warna, urin normal warnanya kekuning-kuningan jernih, warna ini terjadi akibat adanya urobilin.
3. Bau, bau urin menyangat dan memusingkan karena mengandung ammonia.
4. pH, sedikit asam 4,5-8, rata-rata 6
5. Berat jenis, 1.003-1.030
6. Osmolaritas (konsentrasi osmotic), 855-1335 mOsm/L
7. Bakteri, tidak ada
Komposisi urin diantaranya:
1. Zat buangan nitrogen seperti urea yang merupakan hasil deaminasi asam amino oleh hati dan ginjal, kreatinin yang merupakan pemecahan keratin fosfat dalam otot rangka, ammonia yang merupakan pemecahan deaminasi oleh hati dan ginjal, asam uric
merupakan pemecahan dari purin, urobilin, bilirubin, merupakan pemecahan hemoglobin.
2. Hasil nutrient dan metabolism, seperti karbohidrat, keton, lemak, asam amino.
3. Ion-ion seperti sodium, klorida, potassium, kalsium, dan magnesium.
4. 95% air
5. Hormon
6. Toksin
Alat dan Bahan
a. Air putih 1 liter
a. Air teh 300 cc
b. Air gula (75 gr gula dalam 300 cc air)
c. Gelas ukur
d. Multistix
e. Jam
f. Timbangan badan
g. Sfigmomanometer air raksa
h. Tisu, sarung tangan
i. Ergometer sepeda (Monark)
j. Stopwatch
k. Heart rate monitor
l. Pakaian dan sepatu olahraga (khusus untuk perlakuan D)
Cara Kerja1. Tiap golongan dibagi 10 kelompok (8 kelompok perlakuan dan 2 kelompok kontrol).
Mahasiswa akan melaksanakan 4 macam perlakuan, masing-masing perlakukan
dilaksanakan oleh 2 kelompok.
2. Setiap kelompok, menetukan satu orang percobaan (OP) dengan kriteria jenis kelamin
laki-laki, sehat, berat-badan, usia dan keadaan hidrasi dalam kisaran rata-rata golongan.
3. Pagi hari OP minum air sekitar 2-3 gelas. Pk. 11.00 OP makan siang + minum di
departemen Ilmu Faal.
4. Pukul 12.00 OP ditimbang berat badannya.
5. Kemudian OP buang air kecil (BAK) dan menampung urinnya. Selanjutnya OP menjalani
rangkaian pemeriksaan berupa:
- Penimbangan berat badan (usahakan OP menggunakan pakaian dan sepatu yang
sama selama percobaan berlangsung)
- Pengukuran tekanan darah pada lengan kanan dalam posisi duduk
- Pengukuran volume urin menggunakan gelas ukur
- Pengukuran Berat Jenis (BJ), pH dan kadar glukosa dengan menggunakan
multistix (cara menggunakan multistix dapat dilihat pada petunjuk di botol
multistix). Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-pra.
2. Pukul 13.00 OP buang air kecil dan menjalani pemeriksaan yang sama dengan langkah
#5. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-0
3. OP menjalani salah satu perlakuan A/B/C/D, sesuai tata-cara
4. Setelah perlakuan, OP buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan sesuai
langkah #5 pada menit ke-30, menit ke-60, menit ke-90, dan menit ke-120. Hasil
pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-30, U-60, U-90, dan U-120
5. Setelah menjalani masing-masing perlakuan, OP tidak diperkenakan makan dan minum,
serta aktivitas fisik minimal saja
PERLAKUAN A: MINUM AIR
1. Setelah menampung U-pra dan U-0, OP minum 1 liter air dalam waktu kurang dari 10 m
menit.
2. Tiga puluh menit setelah selesai minum, OP buang air kecil dan melakukan rangkaian
pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja langkah #8.
PERLAKUAN B: MINUM AIR TEH
1. Setelah menampung U-pra dan U-0, OP minum 300cc air teh dalam waktu kurang dari 10
m menit.
2. Tiga puluh menit setelah selesai minum, OP buang air kecil dan melakukan rangkaian
pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja langkah #8.
PERLAKUAN C: MINUM AIR GULA
1. Setelah menampung U-pra dan U-0, OP minum 300cc air gula dalam waktu kurang dari
10 menit.
2. Tiga puluh menit setelah selesai minum, OP buang air kecil dan melakukan rangkaian
pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja langkah #8.
PERLAKUAN D: ANAEROBIC EXERCISE (OLAHRAGA ANEROBIK)
1. Setelah menampung U-pra, OP minum 300cc air dalam waktu kurang dari 10 menit.
Kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah dan denyut nadi.
2. OP melakukan pemanasan mengayuh sepeda selama 5-10 menit dengan cara selang-
seling 30” kayuhan maksimal dengan beban dan 30” istirahat.
3. Setelah selesai pemanasan, OP istirahat 3-5 menit.
4. OP mulai mengayuh hingga mencapai kecepatan maksimal, setelah itu anaerobic
exercise dimulai dengan cara meningkatkan beban hingga maksimal sambil tetap
mempertahankan kayuhan maksimal. Kemudian OP mengayuh dengan beban dan
kecepatan maksimal selama 30 detik. Setelah selesai anaerobic exercise dilakukan
pencatatan denyut nadi.
5. Pendinginan dilakukan dengan cara mengayuh sepeda dengan kecepatan dan beban
rendah selama 2-3 menit.
6. Tiga puluh menit setelah selesai anaerobic exercise, OP buang air kecil dan melakukan
rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja langkah #8.
Hasil Percobaan dan Pembahasan
PERLAKUAN A : MINUM AIR 1 LITER
Upra Uo U30
Volume 53 34 48
Warna Kuning lebih pekat Kuning pekat Kuning jernih
Glukosa - - -
pH 6 6 6
SG 1,030 1,020 1,010
Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif dan juga menyebabkan volume cairan ekstra sel khususnya intra vascular dan tekanan darah arteri meningkat. Kelebihan air tersebut harus dikeluarkan dari tubuh untuk menjaga homeostasis tubuh. Sehingga, urin yang dikeluarkan banyak dan lebih encer.
PERLAKUAN B: MINUM AIR 300CC TANPA OLAHRAGA
Upra Uo U30
Volume 67 42 20
Warna Kuning gak pekat Kuning agak pucat Kuning pucat
Glukosa - - -
pH 6 6 6
SG - 1,030 1,030
PERLAKUAN C: MINUM AIR 300CC DENGAN OLAHRAGA
Upra Uo U30
Volume 53 18 10
Warna Kuning pekat Kuning lebih jernih Kuning paling jernih
Glukosa 100s 100s -
pH 6 6 6
SG 1,005 1,005 1,015
Denyut nadi:
1. Sebelum pemanasan: 99
2. Sesudah pemanasan: 153
3. Sebelum berolahraga: 130
4. Sesudah berolahraga: 165
Untuk perlakuan B dan C dilakukan untuk mengetahui perbedaan volume urin yang dikeluarkan. Pada perlakuan yang tanpa olahraga volume urin lebih banyak daripada yang olahraga karena dengan adanya perlakuan olahraga akan mengakibatkan pengeluaran air melalui kelenjar keringat dan uap air melalui sistem pernapasan meningkat sehingga volume urin lebih sedikit.
PERLKUAN D: MINUM AIR TEH
Upra Uo U30
Volume 85 43 85
Warna Kuning jernih Lebih keruh (coklat pekat) Kuning biasa
Glukosa - - -
pH - 6 6
SG - 1,030 1,025
Setelah meminum air teh, volume air dalam urin meningkat karena teh merupakan diuretic alami bagi tubuh. Zat-zat diuretic itu sendiri dapat menghambat ion Na+ sehingga konsentrasi ADH berkurang, reabsorpsi air terhambat dan volume air meningkat.
PERLAKUAN E: MINUM AIR GULA
Upra Uo U30
Volume 133 44 141
Warna Kuning paling pekat Kuning pekat Kuning lebih jernih
Glukosa - - -
pH 6 6 6
SG 1,030 1,030 1,030
Volume air dalam urin meningkat, urin menjadi lebih pekat, dan ditemukannya g u l a p a d a u r i n . V o l u m e u r i n m e n i n g k a t a k i b a t t u b u l u s g i n j a l t i d a k m a m p u mereabsorpsi air dikarenakan pekatnya gula yang terkandung dalam air.
Kesimpulan 1. Dilihat dari hasil pengamatan terhadap urin, khususnya mengenai sifat fisik urin ternyata
urin normal ditandai dengan tidak adanya glukosa dan endapan.2. Volume urin dipengaruhi oleh minuman yang kita minum dan keadaan seseorang.
FISIOLOGI KULIT
MEKANISME SENSORIK/ PERABAAN
Tujuan
1. Mampu membedakan perasaan subjektif panas dan dingin2. Memeriksa daya ( kemampuan ) menentukan tempat rangsangan taktil ( lokalisasi taktil )
Landasan Teori
STRUKTUR FUNGSI
Epidermis
1. Stratum korneum Proteksi terhadap trauma, mikroorganisme, barier terhadap kehilangan cairan elektrolit dan zat kimia
2. Keratinosit Sintesis kreatin dan 14 hari migrasi ke epidermis
3. Melanosit Memproduksi melanosom, melanin untuk warna kulit, pencegahan terhadap efek panas matahari
4. Sel langerhans Reaksi imun
5. Sel basal Reproduksi epidermal
Dermis
1. Kolagen, retikulum, elastin Merupakan protein kulit, berperan dalam membentuk tekstur kulit
2. Fibroblas Sintesis kolagen, memberikan struktur yang kuat pada dan penyembuhan luka
3. Makrofag Memfagosit benda asing dan mikroba
4. Mast sel Menghasilkan histamin untuk vasodilatasi dan berperan dalam respons inflamasi
5. Kelenjar limfatik Pembersihan mikroorganisme dan pengeluaran cairan interstial
6. Pembuluh darah Permbersihan hasil metabolik pada kulit dan pengaturan suhu
7. Serabut saraf Persepsi dari stimulus
8. Subkutaneus Cadangan energi dan keseimbangan energi
Salah satu fungsi kulit adalah merasakan adanya berbagai jenis sensasi. Sensasi merupakan kesiagaan terhadap stimulus, baik yang berada dari dalam maupun dari luar. Keadaan dimana masing-masing sensasi mempuanyai kekhususan tersendiri sehingga tiap sensasi dapat dibedakan satu dengan yang lainnya disebut modalitas. Proses mekanisme sensasi dimulai dengan adanya stimulus, tranduksi, konduksi, inpuls dan integrasi. Adanya perubahan lingkungan merupakan stimulus yang dapat mengaktifkan sel sensori tertentu. Stimulus akan diterima oleh ujung-ujung saraf yang melekat reseptor dimana tiap-tiap ujung saraf tersebut melekat satu resptor.
Terdapat empat sensasi kulit yaitu raba-tekan, dingin, hangat, dan nyeri. Adanya reseptor pada kulit stimulus berasal dari dalam dan luar akan terdeteksi sesuai dengan jenisnya yang berupa sensasi. Reseptor-reseptor tersebut mampu mengubah energi menjadi potensial aksi pada saraf sensorik. Potensial aksi dibangkitkan oleh adanya depolarisasi yaitu perbuhan muatan ion pada intra dan ekstrasel secara tepat. Bila potensial aksi mencapai ambang letup, maka inpuls akan dihantarkan ke susunan saraf pusat untuk diinterpretasikan menjadi persepsi. Interpretasi dari inpuls sampai menjadi persepsi dilakukan oleh bagian spesifik dari otak.
Lapisan Kulit
1. Epidermis adalah bagian terluar kulit. Bagian ini tersusun dari jaringan epitel skuamosa bertingkat yang mengalami keratinisasi; jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah; dan sel-selnya sangat rapat. Bagian epidermis yang paling tebal dapat ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki yang mengalami stratifikasi menjadi lima lapisan berikut:a. Strarum basalis (germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel yang melekat pada
jaringan ikat dari lapisan kulit dibawahnya, dermis. Pembelahan sel yang cepat berlangsung pada lapisan ini, dan sel barudidoronng masuk ke lapisan berikutnya.
b. Stratum spinosum adalah lapisan sel spina atau tanduk, disebut demikian karena sel-sel tersebut disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina adalah bagian penghubung intraseluler yang disebut desmosom.
c. Stratum grsnulosum terdiri dari tiga atau lima lapisan atau barisan sel dengan granula-granula keratohialin yang merupakan precursor pembentukan keratin.
d. Stratum lusidum adalah lapisan jerih dan tembus cahaya dari sel-sel gepeng tidak bernukleus yang mati atau hamper mati dengan ketebalan empat sampai tujuh lapisan sel.
e. Stratum korneum adalah lapisan epidermis teratas, terdiri dari 25 sampai 30 lapisan sisik tidak hidup yang sangat terkeratinisasi dan semakin gepeng saat mendekati permukaan kulit.
2. Dermis dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya membrane dasar atau lamina. Membran ini tersusun dari dua lapisan jaringan ikat.a. Lapisan papilar adalah jaringan ikat aerolar renggang dengan fibroblast sel mast, dan
makroflag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah, yang member nutrisi pada epidermis di atasnya.
b. Lapisan retikular terletak lebih dalam dari lapisan papilar. Lapisan ini tersusun dari jaringan ikat ireguler yang rapat, kolagen dan serat elasttik. Sejalan dengan penambahan usia, deteriorasi normal pada simpul kolagen dan serat elastic mengakibatkan pengeriputan kulit.
3. Lapisan subkutan atau hipodermis (fasta superficial) mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ yang terdapat di bawahnya. Lapisan ini mengandung jumlah sel lemak yang beragam, bergantung pada area tubuh dan nutrisi individu, serta berisi banyak pembuluh darah dan ujung saraf.
Warna Kulit
Perbedaan warna kulit terjadi akibat faktor berikut:
1. Melanosit, terletak pada stratum basalis, memproduksi pigmen, melanin, yang bertanggung jawab untuk pewarnaan kulit darii coklat sampai hitam.
2. Darah dalam pembuluh dermal di bawah lapisan epidermis dapat terlihat dari permukaan dan mneghasilkan pewarnaan merah muda. Ini lebih jelas terlihat pada kulit orang putih (Caucasian).
3. Keberadaan dan jumlah pigmen kuning, karotin, hanya ditemukan pada stratum korneum, dan dalam sel lemak dermis dan hypodermis yang menyebabkan beberapa perbedaan pada pewarnaan kulit.
Alat yang diperlukan1. Tiga waskom dengan air bersuhu 20o, 30o, 40oC2. Gelas beaker3. Termometer raksa4. Es batu5. Pensil6. Jangka7. Pelbagai jenis amplas8. Benda-benda kecil9. Bahan-bahan pakaian
Tata kerja
a. Perasaan Subjektif Panas dan Dingin
1. Sediakan 3 waskom yang masing-masing berisi air dengan suhu kira-kira 20o, 30o, 40oC2. Masukan tangan kanan ke dalam air bersuhu 20oC dan tangan kiri ke dalam air bersuhu 40oC
selama kurang lebih 2 menit. Catat kesan apa yang saudara alami.3. Kemudian masukan segera kedua tangan itu serentak ke dalam air bersuhu 30oC. Catat
kesan apa yang saudara alami.b. Lokalisasi Taktil
1. Tutup mata OP dan tekankan ujung pensil pada suatu titik di kulit ujung jari.2. Kemudian perintahkan OP melokalisasikan tempat yang baru dirangsang tadi dengan ujung
pensil pula.3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk.4. Ulangi percobaaan ini sampai 5 kali dan tentukan jarak rata-rata untuk kulit ujung jari,
telapak tangan, lengan bawah, dan tengkuk.
Hasil Percobaan
LOKASI TAKTIL JARAK (cm)
1 2 3 4 5 Rata-rata
Ujung Jari 0,3 0 0,1 0,2 0,4 0,16
Telapak Tangan 0,4 0,6 0,8 0,5 0,3 0,52
Lengan Bawah 2 0,5 0,2 2,2 2 1,38
Tengkuk Kepala 1 1,1 0 1,1 0,8 0,8
Lengan Atas 0,8 2,3 3 3 0,3 1,88
Pembahasan
a. Terdapat perbedaan perasaan subjektif antara kedua tangan tersebut. Tangan kanan merasakan air bersuhu 30oC lebih panas daripada tangan kiri, sebab pada tangan kanan terjadi penerimaan panas, sedangkan pada tangan kiri terjadi pelepasan panas.
b. Kemampuan lokalisasi taktil seseorang tidak sama besar untuk seluruh bagian tubuh. Pada tempat-tempat tertentu seperti bibir dan ujung jari, kemampuan lokalisasi taktilnya lebih besar dibandingkan dengan kulit lengan dan paha. Istilah kemampuan seseorang untuk menentukant empat rangsang takstil adalah topognosia.
Berdasarkan teori, kemampuan lokalisasi taktil seseorang tidak sama besar untuk setiap bagian tubuh. Pada tempat-tempat tertentu, seperti bagian bibir dan ujung jari kemampuan lokalisasi taktil seharusnya lebih besar dibandingkan dengan kulit lengan dan paha. Hal ini dipengaruhi oleh .persebaran saraf dan luas permukaan. Pada ujung jari luas permukaannya lebih kecil sehingga menyebabkan persebaran syaraf menjadi lebih rapat menyebabkan implus cepat dihantarkan. Sedangkan pada daerah seperti paha yang lokalisasi taktilnya lebih rendah luas permukaan daerah tersebut lebih besar sehingga persebaran sarafnya lebih renggang. Hal tersebut menyebabkan penghantaran impuls menjadi tidak semaksimal seperti daerah ujung jari. Tetapi pada hasil percobaan, didapatkan kemampuan lokalisasi paling besar terdapat pada daerah ujung jari dan telapak tangan bukan daerah tengkuk kepala. Disini kami mengindikasikan bahwa mungkin terjadi penyimpangan pada saraf OP tersebut atau mungkin terdapat kesalahan dalam proses percobaan kami.
Kesimpulan
OP mampu membedakan perasaan subjektif panas dan dingin karena terjadi penerimaan dan pelepasan panas.
Terjadi penyimpangan pada OP karena lokalisasi terbesar terdapat pada ujung jari dan telapak tangan bukan pada tengkuk kepala. Lokalisasi taktil dipengaruhi oleh luas permukaan dan persebaran saraf
DAFTAR PUSTAKA
Aris dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: TIM
Gibson, John. 2012. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC
Tarwoto dkk. 2009. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: TIM
Pearce, Evelyn C. 2009. Anantomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia