praktikum biokimia nur amaliana ayu nisa ( j2a014001 )

41
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Disusun Oleh:  Nur Amaliana Ayu Ni sa J2A014001 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2015

Upload: amalianaayunisa

Post on 07-Jan-2016

51 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dmf,d

TRANSCRIPT

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 1/41

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

Disusun Oleh:

 Nur Amaliana Ayu Nisa

J2A014001

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2015

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 2/41

PRAKTIKUM 1

ANALISIS KUANTITATIF AMONIA DAN UREA

DALAM URINE

I.  TUJUAN

1. 

mahasiswa dapat menjelaskan cara pemeriksaan kadar amonia dan urea

2.  mahasiswa mampu menegakkan diagnosis kelainan fungsi hati.

II.  SKENARIO

Seorang dokter gigi menunda pencabutan gigi seorang pasien karena dari pemeriksaan

riwayat penyakit diketahui pasien tersebut pernah menderita penyakit sirosis hati. Dokter

gigi merujuk pasien ke laboratorium untuk mengetahui apakah masih ada tidaknya

kelainan fungsi hati pasien.

III.  DASAR TEORI

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh

ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.

Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang

disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Dalammempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian

 pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin. Selain urin juga terdapat

mekanisme berkeringat dan juga rasa haus yang kesemuanya bekerja sama dalam

mempertahankan homeostasis ini.

Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan

dari dalam tubuh.Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang “kotor”. Hal ini

 berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing

yang terinfeksi, sehingga urinnyapun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal

dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan

hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelahmeninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat di dalam

urin dan menghasilkan bau yang khas, terutama bau amonia yang dihasilkan dari urea.

Dalam basoeki (2000) disebutkan bahwa pada proses urinalisis terdapat banyak cara

metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi zat-zat apa saja yang terkandung di

dalam urin. Analisis urin dapat berupa analisis fisik, analisi kimiawi dan anlisis secara

mikroskopik.

Urin yang terlalu keruh menandakan tinhgginya kadar unsur-unsur yang terlarut di

dalamnya. Hal ini bisa terjadi karena faktor makanan, karena adanya infeksi yang

mengeluarkan bakteri atau karena konsumsi air yang kurang. Bau urin dapat bervariasikarena kandungan asam organik yang mudah menguap. Diantara bau yang berlainan dari

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 3/41

normal seperti: bau oleh makanan yang mengandung zat-zat atsiri seperti jengkol, petai,

durian, asperse dll. Bau obat-obatan seperti terpentin, menthol dsb, Bau amoniak

 biasanya terjadi kalau urin dibiarkan tanpa pengawet atau karena reaksi oleh bakteri

yang mengubah ureum di dalam kantong kemih.Bau keton sering pada penderita kencing

manis, dan bau busuk sering terjadi pada penderita keganasan (tumor) di saluran kemih.

PENETAPAN AMMONIA

Dengan aerasi amonia dalam urine dipindahkan masuk ke dalam larutan HCl atau H2SO4 

yang volume dan normalitasnya diketahui. Banyaknya ammonia dapat diketahui dengan

 jalan menitrasi sisa asam tersebut dengan larutan standard NaOH.

PENETAPAN UREA

Pada penetapan urea, sebelum dilakukan aerasi, pada urine diberikan urease dengan

maksud mengubah urea menjadi ammonia. Baru kemudian dilakukan aerasi untuk

memindahkan ammonia ke dalam larutan asam. Banyaknya ammonia hasil hidrolisis dan

urea. Dengan demikian banyaknya urea dalam urine dapat dihitung.

IV.  BAHAN DAN ALAT

1. Urine 6. NaOH 0,1 N

2. Akuades bebas ammonia 7. Larutan K 2CO3 jenuh

3. Kapril alkohol 8. Buret

4. 

Enzim urease 9. Pipet volume

5. HCl atau H2SO4 0,1 N 10. Pompa penghisap (penghembus udara)

V.  CARA KERJA

Memperhatikan rangkaian alat berikut:

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 4/41

1.  Mengisi tabung-tabung di bawah ini:

  Tabung I = 15 ml H2SO4 0,1 N dan 3 tetes indikator metil merah 

  Tabung II = 5 ml urine dan 10 ml akuades bebas ammonia 

  Tabung III = 15 ml H2SO4 0,1 N dan 3 tetes indikator metil merah 

  Tabung IV= 5 ml urine 10 ml akuades bebas ammonia dan 1 ml larutan enzim urease 

  Tabung V = 15 ml H2SO4 0,1 N dan 3 tetes indikator metil merah 

2. Lalu menutup tabung-tabung tersebut dan mendiamkan selama 15 menit untuk memberi

kesempatan urea yang terdapat di dalam urine berubah menjadi ammonia. 

3. Kemudian menghembuskan udara selama 15 menit untuk memindahkan ammonia dalam

urine masuk ke dalam larutan.

4. Selanjutnya menambahkan pada tabung II dan IV 5 ml K 2CO3 jenuh.

5. Setelah ditutup, menghembuskan lagi udara selama 15 menit.

6.  Memindahkan asma pada tabung III dan V ke dalam labu erlenmeyer, mentitrasi dengan

larutan standard NaOH 0,1 N.

7.  Sebagai blanko dititrasi 15 ml H2SO4 0,1 N dengan larutan standard NaOH 0,1 N dengan

menggunakan indikator metil merah.

VI.  PERHITUNGAN

Misalkan :

  Urine yang diperiksa = a ml

   Normalitas NaOH = N normal

  Titrasi terhadap asam dan tabung III memerlukan = b ml NaOH

  Titrasi terhadap asam dan tabung V memerlukan = c ml NaOH

  Titrasi terhadap blanko memerlukan = d ml NaOH

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 5/41

Reaksi yang terjadi :

NH2

C = O + H2O Urease 2 NH3 + CO2

NH2

2NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4

H2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + H2O

  Banyaknya asam sulfat sebelum bereaksi dengan ammonia dalam urine = d N mgrek  

 

Banyaknya asam sulfat sesudah bereaksi dengan ammonia dalam urine = b N mgrek  

Jadi, banyaknya ammonia yang terdapat di dalam a ml urine termasuk hasil hidrolisis

urea urine =

(d. N-b. N)mgrek =(d-b)Nmgrek.

Kadar ammonia dalam urine =

K1 =

 x(  )

 

K1 =

()

 K1 = kadar ammonia (NH4OH) dalam urine dinyatakan dalam gram NH4OH/100 ml urine

a = banyaknya ml urine yang diperiksa

d = banyaknya ml NaOH yang diperlukan pada titrasi terhadap blanko

 b = banyaknya ml NaOH yang diperlukan pada titrasi terhadap sampel tanpa enzim urease

(tabung III)

 N = Normalitas larutan NaOH (BM NH4OH = 35)

Banyaknya asam setelah beraksi dengan ammonia dalam urine dan ammonia yang biasa

hidrolisis urea = c. N mgrek

Jadi, banyak ammonia dalam a ml urine termasuk hasil hidrolisis urea urine =

(d. N - c. N) mgrek = (d - c)N.Mgrek.

Banyaknya ammonia hasil hidrolisis urea =

( d –  c ) N –  ( d –  b ) N = ( b –  c ) N.Mgrek

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 6/41

Kadar urea dalam urine =

K 2 = (  )

 

K2 = kadar urea dalam urine dinyatakan dalam gram urea/100 ml urine

 b = banyaknya ml NaOH yang diperlukan pada titrasi sampel tanpa enzim urease

c = banyaknya ml NaOH yang diperlukan pada titrasi sampel dengan enzim urease

a = banyaknya ml urine yang diperiksa

 N = normalitas larutan NaOH (BM urea = 60)

1 grek urea = 0,5 mol

VII. HASIL

1. 

Kadar ammonia dalam urine

K 1  =

 x()

 

=

 x()

 

=

 

= 0,08736 gram/100 mL urine

 Atau 

K 1  =

()

 

=

 

= 0,08736 gram/100 mL urine

2. Kadar urea dalam urine

K 2  =()

 

= (  )

 

=

 

= 0,06912 gram/100 ml urine

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 7/41

 

VII. KESIMPULAN

Jadi , dari hasil praktikum yang telah kelompok kami lakukan, didapatkan hasil bahwa kadar

ammonia dalam urine sebanyak 0,08736 gram/100 mL urine, sedangkan kadar urea dalam

urine sebanyak 0,06912 gram/100 ml urine. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan

ammonia dalam urine lebih banyak dibandingkan kadar urea dalam urine, dan ini berarti

 bahwa fungsi hati masih normal dan tidak mengalami kelainan fungsi, seperti sirosis hati.

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 8/41

LAMPIRAN

 Laporan sementara:

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 9/41

 

Mengisi tabung I, III, dan V dengan 15 mL H2SO4  Mengisi tabung II dan IV dengan 5 mL urine

Mengisi tabung I, III, dan V dengan 3 tetes Mengisi tabung IV dengan 10 mL akuades

indikator metil merah

Mengisi tabung IV dengan 1 mL larutan enzim Membuat rangkaian tabung, menutupnya dengan malam,

Urease kemudian mendiamkan selama 15 menit

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 10/41

 

Menghembuskan udara selama 15 menit Menambahkan 5 mL K 2CO3 jenuh pada tabung II dan IV

Menutup kembali rangkaian menggunakan malam, Mentitrasi tabung I, III, dan V dengan larutan standard

dan menghembuskan udara selama 15 menit NaOH 0,096 N

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 11/41

PRAKTIKUM 2

ANALISIS KUANTITATIF GLUKOSA DARAH

METODE HAGEDRON – JENSEN

I.  TUJUAN KHUSUS

1.  Mahasiswa dapat menjelaskan cara pemeriksaan kadar gula darah untuk membantu

menegakkan diagnosis penyakit diabetes mellitus.

II.  SKENARIO

Seorang dokter gigi menunda pencabutan gigi seorang pasien karena dari pemeriksaan

riwayat penyakit diketahui pasien tersebut menderita penyakit diabetes mellitus. Dokter

gigi merujuk pasien ke laboratorium untuk mengetahui kadar gula pasien.

III.  DASAR TEORI

Pengendapan protein darah dengan Zn hidroksida pada suhu 100 C, glukosa dalam filtrate

dioksidasi oleh larutan kalium ferisianida alkali yang dibufer pada pH 11,5 yang diberikan

 berlebih. Dalam reaksi ini terjadi kalium ferosianida yang akan diikat oleh Zn sulfat.

Kelebihan kalium ferisianida dititrasi secara iodemetrik. Dari banyaknya ferisianida yang

digunakan untuk mengoksidkan glukosa , dapat di ketahui banyaknya glukosa yang ada.

Banyaknya ferisinida dapat diketahui dari banyaknya natrium triosulfat yang dalam titrasi

iodemetrik ini 

2K 3Fe(CN)6 + 2Kl 2KF4(CN)6 + I2 

6 O2 + C6H12O6 6CO2 + 6H2O

2K 4Fe(CN)6 + 3ZnSO2  K 2Zn3(Fe(CN6)2 + 2 K 2SO4 

I2 + 2Na2S2O3  Na2SO6 + 2 NalDari jumlah K-ferricyanida yang bereaksi dengan glukosa, banyaknya glukosa dapat

diketahui.

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 12/41

Reagen

1.  0,45 % ZnSO4 

2.  0,1 NaOH yang baru

3.  Larutan K-ferricyanida (1,65 gram K-ferricyanida + 174 gram K 2HPO4  + 11,2 gram

KOH + akuades dijadikan 1 liter). Larutan ini dapat tahan sampai 1 bulan.

4.  Larutan KL, ZnSO4, NaCl (10 gram ZnSO4  dan 10 gram NaCl dilarutan dengan

akuades menjadi 200 ml). Kemudian tiap akan dipergunakan tambahkan 5 gram Kl

untuk tiap 200 ml.

5.  Larutan 5% asam asetat

6.  Larutan amilum 1% dalam NaCl

7.  Larutan Na thiosulfat 0,005 N (dibuat baru dalam akuades masak)

8. 

Larutan Kl 0,005 N (1,178 gram dalam 1 liter akuades yang dimasak)

IV.  CARA KERJA

1.  Siapkan 2 tabung reaksi.

2.  Masukkan kedalam keduanya NaOH 1 ml dan ZnSO4 0,45 % 5 ml.

3.  Tabung 1 sebagai blanko dan tabung 2 sebagai sampel.

4.  Pada tabung 1 akan timbul endapan “gelatinous”. 

5.  Pada tabung 2 ditambahkan darah 1 tetes dan diberi antikoagulan NaF (10 mgram

 NaF/1 ml darah).

6.  Tabung sampel dan blanko dimasukkan dalam pemanas air tunggu sampai mendidih

selamat 5 menit.

7.  Disaring dengan kertas saring Whatman 42 atau kapas yang telah dibasahi akuades

mendidih.

8.  Kemudian bilas kedua tabung dengan 2 pipet akuades hangat. Akuades bilasan juga

dilewatkan saringan, masukkan ke dalam filtrat semula.

9. 

Ke dalam filtrat ditambahkan 3 ml K-ferricyanida dan dimasukkan dalam pemanas air

sampai mendidih selama 10 menit. Dinginkan kemudian tambah larutan KI  –  ZnSO4  –  

 NaCl 2 ml dan asam asetat 2 ml.

10. Iodium yang terbebas dititrasi dengan 0,005 N Na-thiosulfat dengan indikator amilum 1

% 3 tetes. Titrasi dihentikan setelah warna biru tepat hilang.

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 13/41

11. Menentukan titer Na thiosulfat: masukkan 2 ml larutan Kl dalam Erlenmeyer,

tambahkan 2 ml larutan Kl  –   ZnSO4  –  NaCl dan 2 ml HCl 5 %. Kemudian dititrasi

dengan Na thiosulfat menggunakan indikator amilum 1 %.

V.  PERHITUNGAN

Setiap ml Na-thiosulfat 0,005 N yang digunakan sesuai dengan 174 mgram glukosa/100 ml

darah.

Misalkan :

1.  Titrasi blanko ( a)

2.  Titrasi sampel ( b )

Maka Na-thiosulfat yang digunakan untuk mentitrasi iodium yang dibebaskan oleh K-

ferricyanida = (a-b), dan kadar glukosa tiap 100 ml darah = ( a- b ) x 174 mgram. Nilai

normal pada keadaan puasa: 80-120 mgram/100 ml darah.

VI.  HASIL

Titrasi a = 1

Titrasi b = 0,5

Perhitungan titrasi Iodium

= ( a- b ) x 174

= ( 1- 0,5 ) x 174

= 0,5 x 174

= 87 mgram/100 ml darah

VII. KESIMPULAN

Jadi dari hasil praktikum yang telah kelompk kami lakukan, didapatkan hasil perhitungan

kadar gula darah sebesar 87 mgram/100 mL darah, yang berarti normal dan tidak

mengalami penyakit diabetes mellitus, karena kadar normal gula darah adalah sebesar 80-

120 mgram/100 ml darah.

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 14/41

 

LAMPIRAN

 Laporan sementara:

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 15/41

 

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 16/41

 

Memanaskan kedua tabung selama 5 menit Menyaring blanko dan sampel 

Memanaskan kembali kedua tabung selama 10 menit 

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 17/41

PRAKTIKUM 3

PENCERNAAN

I. 

TUJUAN KHUSUS

1. 

Mahasiswa akan dapat menjelaskan pencernaan protein dan lemak pada saluran

 pencernaan dimulai dari mulut, lambung, dan usus.

II.  DASAR TEORI

Sistem pencernaan merupakan salah satu komponen vital dalam menunjang kehidupan sebab sistem

 pencernaan manusia terdiri dari semua organ yang berfungsi untuk mengunyah, menelan, mencerna, dan

mengabsorpsi makanan serta mengeliminasi makanan yang tidak dapat dicerna dan tidak dicerna

tubuh. (Watson, 2002) Sistem pencernaan pada manusia, prosesnya meliputi :

memasukkan, menyimpan makanan sementara, mencerna secara fisik dan kimiawi, absorbsi,

menyimpan sementara dan defekasi. (Anonim, 2010) Sistem pencernaan juga disebut perut, saluran

alimentary atau jalur gastrointestinal. Sistem pencernaan terentang dari bagian bawah kepala

menelusuri seluruh badan (torso). (Anonim, 2010) Pada dasarnya, sistem ini melakukan lima tugas terpisah

yang berurusan dengan pemprosesan dan penyebaran nutrisi. Pertama, ia mengatur

asupan, ataupengambilan makanan. Kedua, ia mengirim makanan ke organ-organ untuk penyimpanan

sementara. Ketiga, ia mengendalikan mekanisme pemecahan makanan dan pencernaan kimianya.

Keempat, ia bertanggung jawab untuk penyerapan molekul nutrisi. Kelima, ia memberikan penyimpanan

sementara dan penghancuran produk limbah. (Anonim, 2010). Saluran pencernaan terdiri dari mulut,

tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga

meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan

kandung empedu. (Raden, 2010) Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi

disepanjang saluran pencernaandan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang

terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadidi dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus. (Anonim, 2009)

Proses pencernaan terjadi pada saluran pencernaan dimulai dari mulut, sampai tempat

 pelepasan. Bahan makanan yang terdapat di saluran pencernaan masih terletak di luar

 badan (tubuh). Bahan yang telah dicerna masuk ke dalam badan menembus atau diabsorbsi

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 18/41

oleh dinding intestinum. Pada proses pencernaan, dengan bantuan enzim-enzim

 pencernaan:

-  Protein dihidrolisis menjadi asam-asam amino

-  Karbohidrat dihidrolisis menjadi monosakarida.

-  Lemak dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak

  Pencernaan dalam mulut

Makanan dalam mulut dikunyah, dengan bantuan air ludah dengan pH kira-kira 6,8

yang berfungsi sebagai pelumas rongga mulut, melunakkan makanan padat sebelum

ditelan. Amilum dalam air ludah, dengan adanya enzim amilase (ptyalin) akan

dihidrolisis menjadi maltosa, tetapi secara alami sulit karena makanan begitu cepat

ditelan sebelum ptyalin sempat menghidrolisis. Pencernaan akan dilanjutkan dalam

usus halus. Ptyalin aktif pada pH netral.

  Pencernaan dalam lambung

Dinding lambung tersusun oleh dua macam kelenjar, yaitu kelenjar yang terdiri dari sel

utama dan sel parietal. Campuran sekresi dua kelenjar tersebut, disebut getah lambung.

Dalam keadaan normal, getah lambung berupa cairan jernih berwarna kuning,

mengandung HCl antara 0,2 % - 0,5 %, pHnya lebih kurang satu. Getah lambung

mengandung sebagian besar air. Juga mengandung musin, garam-garam anorganik.Enzim-enzimnya antara alin pepsin, renin dan lipase lambung.

a.  Pepsin

Pepsin disekresi dalam bentuk proenzim atau zymogen atau pepsinogen.

Pepsinogen diaktifkan oleh H+ menjadi pepsin, yang selanjutnya menghidrolisis

 protein-native menjadi proteosa dan pepton dalam suasan asam.

 b.  Renin

Renin menyebabkan air susu, enzim ini penting bagi bayi menahan mengalirnya air

susu dalam lambung. Dengan adanya ion Ca++

, casein oleh renin diubah menjadi

 parakasein kemudian dicerna oleh pepsin. Pada orang dewasa, enzim ini tidak ada.

c.  Lipase

Kerja lipase dalam lambung akan berkurang pada pH asam. Karena itu hanya

sedikit lemak yang dapat terhidrolisis.

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 19/41

  Pencernaan oleh enzim pankreas

Getah pankreas merupakan cairan berisi air, protein, senyawa organik dan anorganik

terutama Na+, HCO3

-, Cl

-, Ca

++, Zn, HPO4

2-, SO4

2- dengan pH 7,5- 8,0 atau lebih.

Enzim yang dihasilkan oleh pankreas:

a.  Endopeptidase (tripsin dan kimotripsin)

Tripsin dan kimotripsin adalah enzim proteolitik (pemecahan protein),

menghidrolisis protein alami. Proteosa dan pepton yang datang dan lambung

dihidrolisis menjadi polipeptid. Kimotripsin mempunyai pengaruh menggumpalkan

susu lebih kuat dari pada tripsin.

 b.  Eksopeptidase (karboksi peptidase, amino peptidase & dipepdase)

Karboksi peptidase adalah eksopeptidase yang menghidrolisis ikatan peptid

terminal pada gugus karboksil, sedang amino peptidase adalah eksopeptidase yang

 berkerja pada ikatan peptid terminal pada gugus amino bebas. Sedang dipeptidase

 bekerja menghidrolisis ikatan peptid antara 2 asam amino. Proteose-proteose usus

ialah enzim yang menghidrolisis protein makanan menjadi asam-asam yang akan

diserap oelh mukosa usus dan diangkut lewat peredaran darah.

c.  Amilase

Amilase pankreas berupa alpa amilase, kerjanya menghidrolisis amilum manjadi

maltosa pada pH 7,1.d.  Lipase

Lipase begitu juga streapsin, menghidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol,

monogliserid dan digleserid. Lipase pankreas khusus menghidrolisis ikatan ester

 primer yaitu posisi 1 dan 3 pada trigliserida.

e.  Koresterol ester (hidrolase ester kolesterol)

Menghidrolisis kolesterol ester menjadi kolesterol dan asam lemak maupun

mengkatalisis pembentukan kolesterol dan asam lemak, tergantung pada

kesetimbangan reaksinya.

f.  Ribonuklease dan deoksiribonuklease

Ribonuklease memecah asam ribonukleat menjadi nukleotida-nukleotida, sedang

deoksiribonuklease memecah asam dioksiribonukleat menjadi nukleotida-

nukleotida.

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 20/41

4. Pencernaan dalam usus

Susunan getah usus

Getah usus disekresi oleh pengaruh enterokinin dan dihasilkan oleh keler Brunner dan

Lieberkuhn yang berisi enzim-enzim pencernaan, yaitu :

a.  Amino peptidase dan dipeptidase.

 b.  Disakarida khusus yaitu sukrase, maltase dan laktase masing-masing memecah

sukrosa, maltosa, dan laktosa menjadi monosakarida-monosakarida yang kemudian

diserap oelh dinding usus.

c.  Fosfatase, melepaskan phospat dari dari senyawa phospat organik, seperti hexosa

 phospat, gliserophospat, dan nukleotida dari makanan dan hasil pencernaan asam

nukleotida.

d. 

Polinukleotidase memecah polinukleotida menjadi nukleosida purin dengan

membebaskan adenin atau guanin dengan gula pentosa. Juga menghidrolisis

nukleosida pirimidin dengan hasil yang berbeda dengan di atas.

Empedu

Empedu dihasilkan oleh hepar dan disimpan di dalam kantong empedu. Kalau pencernaan

 berlangsung, empedu disekresi ke dalam usus, empedu membantu pencernaan dan

 bercampur dengan getah pankreas.empedu berupa zat cair kental, rasanya pahit, bersifat

 basa. Empedu manusia berwarna kuning agak coklat, sedang pada hewan herbivora

 biasanya berwarna hijau. Cairan empedu terdiri dari air, asam empedu, musin, koresterol,

lemak, asam lemak, dan garam-garam anorganik. Dengan adanya Na+

dan K 4

, empedu

 bersifat basa dan terbentuk asam-asam kolat. Cairan empedu dapat menurunkan tegangan

muka hingga dapat mengemulsi lemak yang penting pada proses pencernaan lemak.

Empedu juga dapat menetralkan asam lambung yang masuk ke usus. Fungsi lainnya yaitu

untuk mengeluarkan obat-obatan, racun, pigmen empedu, dan bahan anorganik.

III.  CARA KERJA

Percobaan 1: Pencernaan Protein oleh Pepsin

-  Siapkan 3 buah tabung masing-masing diisi 2 pipet pepsin

-  Tambahkan pada tabung no. 1: 2 pipet HCl 0,4% dan 5 tetes karnim fibrin.

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 21/41

-  Tabung no. 2: ditambahkan 2 tetes akuades dan 2 tetes karmin fibrin

-  Tabung no. 3: didihkan, ditambahkan 2 pipet HCl 0,4% dan 5 tetes karmin fibrin.

-  Ketiga tabung tersebut diinkubasikan pada pemanas air pada suhu 37 C.

-  Catat hasil pengamatan pada ketiga tabung tersebut.

Percobaan 2: Daya Amilolitis Saliva

-  Kumurlah dengan air bersih, dibuang, kemudian kumur lagi dengan 20 ml NaCl 0,2% ,

ditampung.

-  Air kumur ditampung dalam gelas beker, gojog dan kemudian disaring.

-  Siapkan 3 tabung reaksi dan isilah ketiga tabung tersebut dengan 5ml saliva encer

tersebut diatas (hasil kumuran).

Tabung I didihkan lalu didinginkan dan ditambahkan 5ml amilum 1%.

-  Tabung II diberi 5ml HCl encer kemudian 5ml amilum 1%.

-  Tabung III ditambahkan 5ml amilum 1%.

-  Tempatkan ketiga tabung tersebut pada penangas air dengan suhu 37◦C 

-  Isi tabung III, dikenakan uji I2 hingga menunjukan tes I2 negatif (warnanya biru hilang).

Kemudian dilanjutkan tes Benedict. Catatlah hasilnya.

-  Lakukan tes I2 untuk cairan di tabung I dan tabung II. Bagaimana hasilnya? Mengapa?

Percobaan 3: Pencernaan Protein oleh Getah Pankreas

-  Siapkan 3 tabung reaksi kemudian diisi :

Tabung I: 1 ml ekstrak pankreas netral, 2 tetes Na  2CO3 2%, dan 10 tetes kongo merah

fibrin.

Tabung II: diisi dengan 1 ml akuades, 2 tetes larutan empedu.

Tabung III: diisi dengan dengan 1 ml akudes 2 tetes Na2CO3 2%, dan 10 tetes kongo

merah fibrin.

Ketiga tabung ditempatkan diatas penangas air pada suhu 37◦C. Terjadinya warna

merah pada larutan menandakan adanya pencernaan.

Percobaan 4 : Hidrolisis Amilum

-  Campurlah 5 ml larutan amilum 1% dengan 1 ml ekstrak pankreas netral.

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 22/41

-  Inkubasi pada pada suhu 37◦C. 

-  Lakukan uji I2 1tetes sampai hilang warna biru.

-  Kemudian dilanjutkan iji Benedict sampai terbentuk endapan berwarna merah bata.

Percobaan 5 : Pencernaan Lemak

-  Kedalam ketiga tabung reaksi masing-masing diisikan :

Tabung I: 2 ml air susu dan 1 ml ekstrak pankreas

Tabung II: seperti no.1 ditambahkan 2 tetes empedu

Tabung III : diisikan 2 ml air susu dan 1 ml akuades.

-  Pada masing  –   masing tabung ditambahkan 4 tetes PP (phenolphtalein) dan 20tetes

 Na2CO3 2% sampai larutan menjadi merah muda.

Inkubasikan ketiga tabung tersebut pada penangas air pada suhu 37 C.

-  Amati perubahan warna perubahan warnanya dan merah menjadi kuning.

Percobaan 6 : Pigmen-Pigmen Empedu

-  Kedalam tabung reaksi yang telah diisi 3 ml HNO3 pekat dituang 1 ml larutan empedu

encer malalui dinding tabung sehingga terjadi 2 lapisan.

-  Catatlah warna-warna yang timbul pada bidang batas lapisan tersebut.

IV.  HASIL PENGAMATAN

  Percobaan 1 :

Gambar : 

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 23/41

 

Hasil :

Tabung 1 Ungu agak pekat

Tabung 2 Ungu pekat

Tabung 3 Ungu terang

Kesimpulan:

Jadi yang bisa dicerna adalah tabung 1 dan 3, karena protein hanya bisa dicerna dalam

suasana asam. Tabung 3 terang karena dipanaskan. Tabung 3 terang karena

dipanaskan. Tabung 2 pekat karena tidak ada enzim (hanya aquades).

  Percobaan 2 :

Gambar :

Hasil :

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3

Larutan berubah

warna menjadi Biru

Kehitaman.

Larutan berubah warna

menjadi Biru Kehitaman.

Larutan berubah warna

menjadi warna putih dan

dibawa terbentuk sedikit

gelatin.

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 24/41

 

Kesimpulan :

Tabung 1 didihkan jadi saliva rusak jadi tidak bisa mengubah amilum menjadi gula.

Tabung 2 ditambahkan HCl 0,2 yang bersifat asam dan sama seperti tabung 1

salivanya rusak. Sedangkan Tabung 3 hanya ditambahkan amilum dan tidak diberi

 perlakuan, dan ditambahkan reagen Benedict (kuning) larutan menjadi bening

kembali, hal tersebut membuktikan bahwa, mengandung gugus aldehid.

  Percobaan 3 :

Gambar : 

Hasil :

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3

Merah darah (keruh) Merah hati (pekat) Merah (jernih)

Kesimpulan :

Larutan berwarna merah maka terjadi pencernaan.

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 25/41

  Percobaan 4 :

Gambar :

Hasil :

Terbentuklah endapan merah bata pada tabung.

Kesimpulan :

Enzim amilase dalam pankreas mengubah amilum menjadi gula sederhana.

 Percobaan 5 :Gambar :

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 26/41

  Hasil :

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3

Putih cream Putih cream hijau + sedikit merah muda Merah muda

Kesimpulan :

Pada tabung 1 dan 2 terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi putih cream

dan putih cream hijau + sedikit merah muda. Hal ini disebabkan pada tabung 1 dan 2

terdapat ekstrak pankreas dan empedu yang mengandung enzim yang dapat mencerna

lemak (susu). Sedangkan pada tabung 3 tidak terjadi perubahan warna (tetap merah

muda). Hal ini disebabkan pada tabung 3 hanya terdapat akuades saja, sehingga lemak

(susu) tidak tercerna, yang ditandai dengan tidak adanya perubahan warna pada reaksi

tersebut.

  Percobaan 6 :

Gambar :

Hasil :

Warna yang timbul pada bidang batas lapisan adalah coklat kehitaman.

Kesimpulan :

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa warna pigmen yang

terkandung pada empedu adalah coklat kehitaman.

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 27/41

LAMPIRAN

  Laporan sementara: 

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 28/41

 

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 29/41

 

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 30/41

 

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 31/41

PRAKTIKUM 4

ANALISISN KOLESTEROL DALAM DARAH

METODE LIEBERMAN BURCHARD

I.  TUJUAN PERCOBAAN

1.  mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pemeriksaan kadar kolesterol dalam darah

II.  DASAR TEORI

Pada metode ini, kolesterol total berupa kolesterol bebas dan ester kolesterol diekstraksi.

Jumlah kiolesterol ditentukan kolorimetris dengan menerapkan reaksi Liebermann-

 Burchard dan dibandingkan dengan larutan standard kolesterol yang diketahui (Dawiesah,

1989 : 99). Namun dalam kegiatan ini menggunakan larutan standar sebagai pembanding.Reaksi Liebermann-Burchard merupakan dasar penentuan fotometri kolesterol. Cuplikan

kolesterol dilarutkan dalam kloroform direaksikan dengan asetat anhidrat dan sedikit asam

sulfat pekat akan terjadi pewarnaan yang khas untuk sterol tunggal (Schunack,et al., 1990 :

81). Pada reaksi Liebermann-Burchard larutan akan berubah warna dengan segera menjadi

merah dengan cepat akan menjadi biru-violet (Kolekalsiterol kolesterol) dan untuk

selanjutnya akan menjadi hijau (ergokalsiferol) ( Schunack, et al., 1990 : 634).

Bila kolesterol direaksikan dengan asam asetat anhidrid dan asam sulfat pekat dalam

lingkungan bebas air, maka akan terbentuk warna hijau  –   biru yang intens akibat

 pembentukan polimer hidrokarbon tak jenuh

III.  ALAT DAN BAHAN

ALAT

1.  Tabung reaksi

2.  Rak tabung reaksi

3.  Pipet tetes

4.  Gelas kimia 250 Ml

5.  Botol gelap

6.  Pipet volume

7.  Baskom

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 32/41

BAHAN

1.  Asam Asetat glacial

2.  Asam asetat anhidrat

3.  Asam sulfat pekat

4.   Natrium sulfat anhidrat

5.  Kolesterol

6.  Air demineral

IV.  LANGKAH KERJA

1.  Siap 3 buah tabung reaksi yang terdiri dari sampel, blanko, dan baku

2.  Tabung 1 sebagai sampel, tabung 2 sebagai blanko, dan tabung 3 sebagai baku

3. 

Kedalam tabung 1 masukkan 1 tetes plasma / serum dan 2 ml pereaksi kolesterol

4.  Kedalam tabung 2 masukkan 1 tetes air demineral dan 2 ml pereaksi kolesterol

5.  Kedalam tabung 3 masukkan 1 tetes larutan baku dan 2 ml pereaksi kolesterol

6.  Dibiarkan dalam waterbath pada suhu 37 C selama 10 menit

7.  Pindahkan tabung 1, 2, dan 3 ke dalam kuvetnya masing –  masing

8.  Gunakan spektronik untuk membaca absorbansi pada = 570 nm secara bergantian dan

catat absorbansi yang terbaca.

V.  HASIL

1.  Sampel = 0,584

2.  Blanko = 0

3.  Baku = 0,103

Konsentrasi Kolesterol

= ( ) ( )

(  )– ( )  x 250 mg/ 100 ml

=    

=

 

= 1133,98 mg/100 ml

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 33/41

VI.  KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah kelompok saya lakukan, didapatkan hasil perhitungan

 bahwa konsentrasi kolesterol yang terkandung dalam darah yang digunakan pada

 percobaan ini adalah sebesar 1133,98 mg/100 ml. Hal ini menunjukkan bahwa darah

tersebut normal, karena kadar normal kolesterol dalam darah < 2000 mg/100 ml.

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 34/41

LAMPIRAN

 Laporan sementara:

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 35/41

 

Memasukkan tabung I, II, dan II ke dalam Perbedaan warna antara tabung I, II, dan III setelah

waterbath 37 C selama 10 menit dibiarkan dalam waterbath 37 C selama 10 menit

Mengukur absorbansi pada = 570 nm secara bergantian

menggunakan spektrofotometer, dan mencatat absorbansi

yang terbaca

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 36/41

PRAKTIKUM 5

ANALISIS KUANTITATIF VITAMIN C

I. 

TUJUAN

1. 

mahasiswa dapat menjelaskan cara menganalisis kuantitatif vitamin C

II.  DASAR TEORI

Vitamin C atau asam askorbat, merupakan vitamin yang dapat ditemukan dalam berbagai

 buah-buahan dan sayuran. Vitamin C dapat disintesis dari glukosa atau diekstrak dari

sumber-sumber alam tertentu seperti jus jeruk. Vitamin pertama kali diisolasi dari air jeruk

nipis oleh Gyorgy Szent tahun 1928. Vitamin C bertindak ampuh mengurangi oksigen,

nitrogen, dan sulfur yang bersifat radikal. Vitamin C bekerja sinergis dengan tokoferol

yang tidak dapat mengikat radikal lipofilik dalam area lipid membrane dan protein.

Pengobatan dengan vitamin C dapat memulihkan kadar zat besi dalam tubuh. Ada beberapa

metode yang dikembangkan untuk penentuan kadar vitamin C diantaranya adalah metode

spektrofotometri UV-Vis (panjang gelombang 265 nm) dan metode iodimetri. Metode

Spektrofotometri dapat digunakan untuk penetapan kadar campuran dengan spektrum yang

tumpang tindih tanpa pemisahan terlebih dahulu. Karena perangkat lunaknya mudah

digunakan untuk instrumentasi analisis dan mikrokomputer, spektrofotometri banyak

digunakan di bidang analisis kimia sedangkan iodimetri merupakan metode yang sederhana

dan mudah diterapkan dalam suatu  penelitian

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 37/41

 

Bahan pewarna ini akan hilang warnanya oleh senyawa lain seperti asam askorbat, tetapi

spesifitasnya dapat ditingkatkan sampai batas tertentu dengan melakukan reaksi di dalam

larutan asam yang mana substansi yang mengganggu hanya bereaksi lambat 2,6

dikhlorofenolindofenol dapat dibeli dalam bentuk tablet. 1 tablet ekuivalen dengan 1 mg

asam askorbat (vitamin C).

III.  ALAT DAN BAHAN

ALAT

1.  Gelas ukur

2. 

Labu takar 100 ml

3.  Pipet volume 10 ml

4.  Ballpipet

5.  Erlenmeyer

6.  Buret, klem dan statif

BAHAN

1.  Larutan Iodium 0,001 N

2.  Buah segar

3.  Kertas saring

IV.  CARA KERJA

1.  Timbang 100 ml buah dalam waring blender sampai diperoleh slurry. Timbang 10 ml

slurry masukkan ke dalam labu takar 100 ml dan tambahkan aquades sampai tanda

 batas. Saring dengan kertas saring untuk memisahkan filtratnya.

2.  Ambil 5 ml filtrate dengan pipet volume dan masukkan ke dalam Erlenmeyer ,

tambahkan 5 tetes larutan amilum

3.  Kemudian titrasi dengan 0,001 N standar Iodium sampai berwarna biru dan birunya

tidak hilang

V.  HASIL

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 38/41

Percobaan 1

-  Semangka : 10,2 ml

-  Jeruk : 16,7 ml

Percobaan 2

-  Semangka : 9,6 ml

-  Jeruk : 16, 9 ml

Perhitungan

-  Jeruk percobaan 1 : 16,7 x 0,088 mg asam askorbat

: 1, 4696 mg vitamin C / 10 mg sampel

-  Jeruk percobaan 2 : 16, 9 x 0, 88 mg asam askorbat

: 1, 4872 mg vitamin C/ 10 mg sampel

- Semangka percobaan 1 : 10,2 x 0,88 mg asam askorbat

: 0,8976 mg vitamin C / 10 mg sampel

-  Semangka percobaan 2 : 9,6 x 0, 88 mg asam askorbat

: 0, 8448 mg vitamin C / 10 mg sampel

VI.  KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah kelompok saya lakukan, didapatkan hasil perhitungan

 bahwa pada buah jeruk terkandung kadar vitamin C sebanyak 1, 4696 mg vitamin C / 10mg sampel dan 1, 4872 mg vitamin C/ 10 mg sampel. Sedangkan pada buah semangka

terkandung kadar vitamin C sebanyak 0,8976 mg vitamin C / 10 mg sampel dan 0, 8448

mg vitamin C / 10 mg sampel. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan vitamin terdapat

lebih banyak pada buah jeruk daripada buah semangka.

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 39/41

LAMPIRAN

 Laporan sementara:

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 40/41

 

Mengambil 5 mL filtrat buah semangka Mengambil 5 mL filtrat buah jeruk

Menambahkan 5 tetes larutan amilum ke semua filtrat Mentitrasi semua filtrat menggunakan larutan

standard yodium 0,001 N

Hasil titrasi pada filtrat buah semangka Hasil titrasi pada filtrat buah jeruk

7/17/2019 Praktikum Biokimia Nur Amaliana Ayu Nisa ( j2a014001 )

http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-biokimia-nur-amaliana-ayu-nisa-j2a014001- 41/41

DAFTAR PUSTAKA

Anna Poedjiadi, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta.

Anwar, Chairil, Bambang Purnowo, Harno Dwi Pranowo dan Tutik Dwi Wahyuningsih.

1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik . Depdikbud, Jakarta

Arifin, Helmi, Vivi Delvita dan Almahdy, 2007, Pengaruh Pemberian Vitamin C TerhadapFetus

Arthur. Kamus Pintar Bergambar . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999.

Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta

Ekawati,Evy Ratnasari.2012. Hubungan Kadar Glukosa darah Terhadap Hypertrigl

 yceridemia Pada Penderita Diabetes Mellitus.Surabaya.Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Airlangga

Fessenden dan Fessenden. 1994. Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta. 

Ganong, W. F, Fisiologi Kedokteran edisi 14, Penerbit buku kedokteran, EGC, alih bahasa

oleh dr. Petrus Andrianto.

Gunarso, Wisnu. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga, 1979.

Hidayat, dkk. 2006. Mikrobiologi Industri.Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Matsjeh, Sabirin, Hardjono Sastrihamidjojo dan Respati Sastrosajdono. 1996. Kimia

Organik II . Depdikbud, Jakarta.

Lehninger, Albert L. 1990. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.

Lubsan,N.Bekker, H.J., De Vries.L.A.1947.Gorter E dan De Groof.W.C.Klinische

Diagnostik druk

Pada Mencit Diabetes, Jurnal Sains Dan Teknologi Farmasi, Vol. 12, No. 1, Universitas

Andalas.Pratiwi,D.A. 2004. Modul dasar-dasar biokimia. Jakarta : Bina Aksara.

Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sinosuke, N. 2009. http://bagiilmunohara,blogspot.com/2009/04/uji-urin.html. (online: 13

Desember 2009). Team Biokimia. 2009. Petunjuk Praktikum Biokimia. Jember:

Jember University Press.

Syarifuddin. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran, 2006.