praktikum 5

22
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI KE-V “PEMERIKSAAN HAKSEL” RABU, 3 OKTOBER 2012 DISUSUN OLEH : KELOMPOK : 4 KETUA : M. AL-FATTAH (1111102000053) ANGGOTA : 1. ELSA ELFRIDA (1111102000032) 2. IDA AYU PURNAMA (1111102000036) 3. ROSITA PRACIMA (1111102000041) 4. TIARA APRILIA (1111102000044) 5. HAPPY RAHMA YULIN (1111102000055) 6. SUMIATI (1111102000124) 7. RIFDA NAILIL MUNA (1111102000130)

Upload: ida-ayu-purnama

Post on 02-Aug-2015

3.056 views

Category:

Documents


168 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRAKTIKUM 5

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI KE-V

“PEMERIKSAAN HAKSEL”

RABU, 3 OKTOBER 2012

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : 4

KETUA : M. AL-FATTAH (1111102000053)

ANGGOTA : 1. ELSA ELFRIDA (1111102000032)

2. IDA AYU PURNAMA (1111102000036)

3. ROSITA PRACIMA (1111102000041)

4. TIARA APRILIA (1111102000044)

5. HAPPY RAHMA YULIN (1111102000055)

6. SUMIATI (1111102000124)

7. RIFDA NAILIL MUNA (1111102000130)

KELAS : FARMASI 3-B

Page 2: PRAKTIKUM 5

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia kefarmasian bahan-bahan alam dalam pembuatan obat bukanlah hal yang asing. Di

indonesia banyak sekali tanaman obat yang sudah dijadikan sebagai bahan-bahan pembuatan obat.

Belakangan ini bahan alami banyak dipilih dikarenakan bahan-bahan alami memiliki efek samping yang

lebih sedikit dibandingan obat-obat sintesis yang beredar banyak di pasaran saat ini.

Bahan-bahan alam yang terdapat di alam ini memang sangat banyak namun tidak semua bahan

alam memiliki khasiat yang dapat dijadian obat yang efektif untuk menyembuhkan sebuah penyakit.

Oleh karena itu perlu dilakukannya penelitian yang cukup panjang prosesnya untuk menentukan bahan

aktif dan zat-zat yang terkandung di dalamnya. Apabila sudah diketahui bahan aktif dan zat-zat yang

berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit maka baru bisa bahan alam tersebut dijadikan sebagai

bahan untuk membuat obat.

Sebagai calon farmasis kita juga harus bisa mengenali bahan-bahan alam tersebut sehingga apabila

sudah menjadi seorang farmasis nanti kita dapat memaksimalkan penggunaan obat-obatan alami

sebagai pengganti obat sintesis yang memiliki efek samping yang berbahaya.

Pada percobaan sebelumnya kita sudah mengamati simplisia secara mikroskopi sehingga kita dapat

mengidentifikasi simplisia dan dapat mengenali ciri-cirinya. Percobaan selanjutnya adalah pengamatan

haksel yaitu pemeriksaan secara makroskopis dari bagian tumbuhan obat yang sudah dikeringakan.

Percobaan ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui perbedaaan fisik dari tumbuhan obat yang

sudah dikeringkan.

1.2 Tujuan Praktikum

Mahasiswa dapat melakukan identifikasi macam-macam haksel yang biasa digunakan

dalam ramuan untuk pengobatan atau tersedia di apotek.

Page 3: PRAKTIKUM 5

1.3 Manfaat Praktikum

1. Dapat mengidentifikasi dan dapat membedakan bahan-bahan obat kering.

2. Dapat mengetahui manfaat dari haksel.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Rajangan adalah sediaan obat tradisional berupa potongan simplisia, campuran simplisia, atau

campuran simplisia dengan galenik, yang penggunaannya dilakukan dengan pendidihan atau

penyeduhan dengan air panas. Rajangan disebut juga haksel. Haksel dapat berupa bagian-bagian

tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam

bentuk serbuk. Haksel biasanya dibuat dengan cara pengeringan.

Sedangkan simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami

pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, simplisia merupakan bahan yang dikeringkan.

Simplisia dapat berupa simplisia nabat, simplisia hewani, dan simplisia pelikan atau mineral. Dari ketiga

golongan tersebut, simplisia nabati merupakan jumlah terbanyak yang digunakan untuk bahan obat.

Penyiapan simplisia nabati merupakan suatu proses memperoleh simplisia dari tanaman

sumbernya di alam. Proses ini meliputi pengumpulan (collection), pemanenan (harvesting),

pengeringan (drying), pemilihan (garbling), serta pengepakan, penyimpanan dan pengawetan

(packaging, storage, and preservation).

Kadar air simplisia rajangan tidak lebih dari 10 % (Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera

pada FI atau MMI). Angka lempeng total tidak lebih dari 10 rajangan untuk penggunaannya dengan

Page 4: PRAKTIKUM 5

cara pendidihan; tidak lebih dari 10 untuk rajangan yang penggunaannya dengan cara penyeduhan

(Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera pada Metode Analisis DirJen BPOM RI). Wadah dan

penyimpanan simplisia rajangan adalah dalam wadah tertutup baik; disimpan pada suhu kamar, di

tempat kering dan terlindung dari cahaya matahari.

Identifikasi simplisia dapat dilakukan dengan pengujian mutu yang meliputi:

1. Uji organoleptis; bentuk, rasa, bau, dan warna.

2. Kebenaran simplisia, dapat ditentukan dengan cara;

- Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau dengan bantuan

kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang digunakan untuk simplisia.

- Mikroskopik merupakan pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan pemeriksaan anatomi jaringan

itu sendiri menggunakan mikroskop

- Uji kimiawi zat aktif merupakan pemeriksaan dengan menggunakan bahan kimia (uiji identifikasi).

3. Metode air dan susut pengeringan.

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

3.2 Alat dan Bahan

3.3 Cara Kerja

Page 5: PRAKTIKUM 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Page 6: PRAKTIKUM 5
Page 7: PRAKTIKUM 5
Page 8: PRAKTIKUM 5
Page 9: PRAKTIKUM 5

4.2 Pembahasan

Pada praktikum haksel kali ini dilakukan pemeriksaan secara makroskopik pada 19 haksel.

Pemeriksaan secara organoleptis dilakukan dengan mengamati rasa, bau, dan warna. Pemeriksaan

dilakukan dengan melihat simplisia secara langsung dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari

simplisia. Namun pada praktikum ini terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi pada saat pemeriksaan

makroskopik dan organoleptis. Simplisia satu dengan yang lainnya memiliki bentuk, warna, dan, bau yang

hampir sama pada sebagian besar simplisia. Tentunya banyak simplisia yang memiliki perbedaan yang

jelas jika dibandingkan dengan simplisia yang lain. Hal ini disebabkan simplisia tersebut memiliki ciri khas

yang diakibatkan oleh adanya perbedaan anatomi dan morfologi. Akan tetapi cirri khas tersebut dapat

pula tidak nampak karena kesalahan dalam melakukan pemeriksaan dan penyimpanan simplisia yang

relatif lama. Berikut penjelasan organoleptis dan makroskopis dari simplisia yang diamati :

1. Xanthorrizae rhizoma

Tanaman asal : Curcuma xanthorrizae Raxb

Famili : Zingiberaceae

Nama daerah : Temulawak

Organoleptis : a. Bau : aromatis

b. Warna : kuning muda

c. Rasa : pahit

Makroskopis : Bentuk bulat, pipih, cekung

Khasiat : Memperbaiki nafsu makan, memperbaiki fungsi pencernaan, memelihara

kesehatan fungsi hati, mengurangi nyeri sendi dan tulang, menurunkan kadar

lemak dalam darah, sebagai antioksidan, membantu memelihara kesehatan

serta menghambat penggumpalan darah

2. Kaemferiae rhizoma

Tanaman asal : Kaemferia galanga

Page 10: PRAKTIKUM 5

Famili : Zingiberaceae

Nama daerah : Kencur

Organoleptis : a. Bau : aromatis

b. Warna : coklat kemerahan

c. Rasa : tidak berasa

Makroskopis : Bentuk bulat sembarang, kulit coklat dan bagian dalam berwarna putih pucat

Khasiat : Mengobati radang lambung, radang anak telinga, influenza pada bayi, masuk

angin, sakit kepala, batuk, diare, menghilangkan darah kotor, memperlancar

haid, mata pegal, keseleo, menghilangkan lelah.

3. Zingiberis rhizome

Tanaman asal : Zingiber officinale

Famili : Zingiberaceae

Nama daerah : Jahe

Organoleptis : a. Bau : aromatis

b. Warna : coklat muda

c. Rasa : pedas

Makroskopis : Bentuk pipih memanjang, serat

Khasiat : Berguna sebagai aphrodisiac/zat perangsang dan pengobatan yang baik untuk

impotensi, migraine, pusing-pusing, melancarkan peredaran darah,

memperbaiki pencernaan, perut kembung, memecah gas dalam perut, encok &

pegal linu, masuk angin, influenza

4. Galangae rhizome

Tanaman asal : Languas galangal

Famili : Zingiberaceae

Nama daerah : Lengkuas

Page 11: PRAKTIKUM 5

Organoleptis : a. Bau : aromatis

b. Warna : kuning pucat

c. Rasa : pedas

Makroskopis : Berserat

Khasiat : Sebagai bahan pengobatan arthritis dan rheumatoid arthritis, membantu

memulihkan rasa tak nyaman akibat peradangan di perut maupun bisul,

meredakan mabuk laut atau perjalanan darat, meminimalisasi kerusakan tubuh

akibat radikal bebas, memperlancar aliran darah

5. Colae semen

Tanaman asal : Cola acuminata

Famili : Sterculiaceae

Nama daerah : Biji kola

Organoleptis : a. Bau : tidak enak

b. Warna : coklat kehitaman

c. Rasa : pahit

Makroskopis : Bentuk potongan biji, cekung, keras

Khasiat : Memperbaiki stamina dan menambah energi, obat sakit kepala

6. Blumeae folium

Tanaman asal : Blumea balsamifera

Famili : Asteraceae

Nama daerah : Daun sembung

Organoleptis : a. Bau : tidak berbau

b. Warna : hijau tua

c. Rasa : tidak berasa

Makroskopis : Bentuk daun utuh, rapuh jika diremas, di bawah helaian daun ada rambut

halus

Page 12: PRAKTIKUM 5

Khasiat : Sebagai obat diare, haid tidak teratur, perut kembung, nyeri haid, rematik

sendi, demam, kurang nafsu makan

7. Orthosiphonis folium

Tanaman asal : Orthosiphon aristatus

Famili : Labiatae

Nama daerah : Daun kumis kucing

Organoleptis : a. Bau : tidak berbau

b. Warna : hijau tua

c. Rasa : tidak berasa

Makroskopis : Bentuk daun utuh kecil, mengkerut

Khasiat : Mengobati rematik, memperlancar pengeluaran air kemih, masuk angin,

sembelit, radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, syphilis

8. Rauwolfiae serpentina

Tanaman asal : Rauwolfia serpentine

Famili : Apocynaceae

Nama daerah : Akar pulepandak

Organoleptis : a. Bau : tidak berbau

b. Warna : kuning kecoklatan

c. Rasa : sangat pahit

Makroskopis : Akar pendek dan keras

Khasiat :

9. Abri folium

Page 13: PRAKTIKUM 5

Tanaman asal : Abrus precatorius

Famili : Fabaceae

Nama daerah : Daun saga

Organoleptis : a. Bau : tidak berbau

b. Warna : hijau tua

c. Rasa : tidak berasa

Makroskopis : Bentuk daun utuh kecil-kecil

Khasiat :

10. Guazumae folium

Tanaman asal : Guazuma ulmifolia

Famili : Sterculiaceae

Nama daerah : Daun jati belanda

Organoleptis : a. Bau : tidak berbau

b. Warna : hijau tua

c. Rasa : tidak berasa

Makroskopis : Tulang daun lebih besar dari Blumeae, rapuh, memiliki bulu halus

Khasiat :

11. Alstonia cortex

Tanaman asal : Alstonia scholaris

Famili : Apocynaceae

Nama daerah : Kulit pule

Organoleptis : a. Bau : tidak berbau

b. Warna : kecoklatan

c. Rasa : sangat pahit

Makroskopis : Potongan kulit batang warna coklat tua bergelombang (bagian luar), bagian

dalam halus dan berwarna coklat muda

Khasiat :

12. Parameriae cortex

Tanaman asal : Parameria laevigata Moldenke

Page 14: PRAKTIKUM 5

Famili : Apocynaceae

Nama daerah : Kulit kayu rapat

Organoleptis : a. Bau : tidak berbau

b. Warna : coklat

c. Rasa : pahit

Makroskopis : Seperti gulungan kertas kecil, apabila dipatahkan keluar getah elastis

Khasiat :

13. Thymi herba

Tanaman asal : Thymus vulgaris

Famili : Labiatae

Nama daerah :

Organoleptis : a. Bau : tidak berbau

b. Warna : coklat tua

c. Rasa : pahit

Makroskopis : Ranting tanpa daun berwarna coklat tua

Khasiat :

14. Santali lignum

Tanaman asal : Santalum album

Famili : Santalaceae

Nama daerah : Kayu cendana

Organoleptis : a. Bau : aromatis

b. Warna : coklat orange

c. Rasa : tidak berasa

Makroskopis : Bentuk serutan kayu kecil berwarna kecoklatan

Khasiat :

15. Sappan lignum

Tanaman asal : Caesalpinia sappan

Famili : Fabaceae

Nama daerah : Kayu secang

Organoleptis : a. Bau : tidak berbau

b. Warna : jingga kemerahan

Page 15: PRAKTIKUM 5

c. Rasa : tidak berasa

Makroskopis : Bentuk serutan kayu panjang, berserat

Khasiat :

16. Cubebae fructus

Tanaman asal : Piper cubebae

Famili : Piperaceae

Nama daerah : Kemukus

Organoleptis : a. Bau : aromatis

b. Warna : hitam

c. Rasa : pedas, pahit

Makroskopis : Bentuk bulat kecil bertangkai

Khasiat :

17. Piperis nigri fructus

Tanaman asal : Piper nigrum

Famili : Piperaceae

Nama daerah : Lada hitam

Organoleptis : a. Bau : aromatis

b. Warna : hitam

c. Rasa : pedas

Makroskopis : Bentuk bulat, kecil, lebih kecil dari Cubebae berwarna hitam

Khasiat :

18. Cardamumi fructus

Tanaman asal : Elettaria cardamomum

Famili :

Nama daerah : Kapulaga

Organoleptis : a. Bau : tidak berbau

b. Warna : putih kecoklatan, biji hitam

Page 16: PRAKTIKUM 5

c. Rasa : sedikit pedas seperti minyak kayu putih

Makroskopis : Jika dibelah berlobus 3

Khasiat :

19. Foeniculli fructus

Tanaman asal : Foenicullum vulgaris

Famili : Apiaceae

Nama daerah : Buah adas

Organoleptis : a. Bau : aromatis (seperti minyak telon)

b. Warna : coklat

c. Rasa : pedas mint, manis

Makroskopis : Bentuk lonjong, piph, kecil seperti kuaci

Khasiat :

Page 17: PRAKTIKUM 5

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Kritik

5.3 Saran

Page 18: PRAKTIKUM 5

DAFTAR PUSTAKA