praktikum 3 fistum

Upload: nia-azimuth

Post on 07-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    1/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangSuatu tumbuhan yang hidup di lingkungan kering harus melindungi persediaan

    airnya agar terhindar dari kekeringan. Tumbuhan harus mempunyai ketahanan untuk

    menggantikan kerugiannya dan untuk menyediakan air ekstra untuk pertumbuhan.

    Ketika daun-daun akan melakukan fotosintesis stomata akan terbuka agar CO2 dapat

    masuk, tetapi di waktu yang sama air juga menghambur ke luar. Sebagai tambahan,

    proses fotosintesis memerlukan air untuk syarat berlangsungnya proses tersebut

    (seperti halnya beberapa proses yang berkenaan dengan metabolisme lain). Oleh

    karena itu jika suatu tumbuhan terlalu besar tidak hanya bergantung pada difusi,

    namun tumbuhan itu harus mempunyai suatu sistem yang siap mengangkut air dari

    lokasi tersedianya air ke lokasi yang tidak tersedia air untuk selanjutnya digunakan

    daun-daun dan organ tubuh tumbuhan untuk berfotosintesis. Ini akan menunjukkan

    bahwa air adalah kebutuhan yang sangat penting dan berperan dalam memelihara

    siklus tumbuh tumbuhan. Tidak kalah pentingya adalah selaput kayu(xylem) yang

    berperan sebagai pengangkut air ke seluruh tubuh tumbuhan. Pengangkutan air

    melalui xylem dipengaruhi oleh kapilaritas xylem, tekanan akar, transpirasi, daya

    adesi-kohesi air, dan faktor lingkungan lainnya.

    Transpirasi dapat dikatakan suatu proses kehilangan air dalam bentuk uap dari

    jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan

    tanaman melalui kegiatan tanaman dapat terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut

    sangat kecil bila dibandingkan dengan hilangnya air melalui stomata. Oleh sebab itu

    dalam perhitunganya, besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman

    umumnya difokuskan untuk air yang hilang melalui stomata. Proses transpirasi

    berlangsung selama tumbuhan hidup.

    Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil ke rongga antar

    sel yang ada dalam daun. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung

    sampai rongga antar sel jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya ke

    rongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya

    menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal darixylem tulang daun yang

    selanjutnya akan menerima dari batang dan batang akan menerima dari akar dan

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    2/19

    seterusnya. Apabila stomata membuka, uap air dari rongga antar sel akan keluar ke

    atmosfer.

    Pada dasarnya terjadinya transpirasi ditentukan oleh seberapa besar celah

    antara dua sel penutup stomata, sehingga proses-proses yang menyebabkan membuka

    menutupnya stomata juga menentukan besarnya transpirasi. Selain itu faktor

    lingkungan juga mempengaruhi proses transpirasi diantaranya adalah radiasi cahaya,

    kelembaban, suhu, angin dan kondisi air tanah.

    Transpirasi menguntungkan tanaman, beberapa keuntungannya dalah sebagai

    berikut:

    Menjaga stabilitas suhu tubuh. Karbondioksida yang masuk melalui stomatayang terbuka saat terjadi transpirasi dapat dimanfaatkan dalam proses memasak

    makanan dan pembentukan energi. Bila glukosa hasil fotosintesis tersebut

    sudah terbentuk maka tumbuhan akan mendapatkan energi dan secara otomatis

    suhu tubuhnya menjadi stabil.

    Memungkinkan percepatan laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluhxylem. Pembuluh kayu atauxylem bersumber dari akar yang mengangkut cairan

    menuju ke daun. Cairan tersebut adalah unsur hara yang mendapat tekanan

    besar ketika proses transpirasi berlangsung pada daun. Hal ini serta merta

    membuat pekerjaan pembuluhxylem menjadi lebih cepat.

    Menjaga transpor pasif atau turgiditas sel agar tetap berada pada kondisioptimal. Turgiditas sel ini yang menyebabkan sel tumbuhan memiliki bentuk

    yang tetap. Dalam turgiditas sel terjadi transpor pasif yaitu pemindahan

    molekul, ion, dan senyawa yang sangat diperlukan tumbuhan dalam proses

    difusi dan osmosis. Kadar ion Kalium dapat dipertahankan saat transpirasi

    berlangsung.

    Berdasarkan hal diatas maka kami melakukan eksperimen tentang pengaruh cahaya

    terhadap kecepatan transpirasi dengan menggunakan tanaman pacar air (Impatien

    balsemia)

    B. Rumusan MasalahBagaimana pengaruh intensitas cahaya terhadap kecepatan transpirasi tanaman

    pacar air (Impatien balsemia)?

    http://www.anneahira.com/makanan-berkalori-tinggi.htmhttp://www.anneahira.com/unsur-intrinsik-novel.htmhttp://www.anneahira.com/kura-kura-terbesar.htmhttp://www.anneahira.com/bentuk-bentuk-interaksi-sosial.htmhttp://www.anneahira.com/bentuk-bentuk-interaksi-sosial.htmhttp://www.anneahira.com/kura-kura-terbesar.htmhttp://www.anneahira.com/unsur-intrinsik-novel.htmhttp://www.anneahira.com/makanan-berkalori-tinggi.htm
  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    3/19

    C. TujuanMengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap kecepatan transpirasi tanaman pacar

    air dengan metode penimbangan

    D. Manfaat- Mengetahui proses terjadinya transpirasi pada tumbuhan- Mengetahui faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi terjadinya transpirasi

    tanaman

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    4/19

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    Transpirasi merupakan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam

    bentuk uap air. Tumbuhan herba dapat menyerap suatu volume air setiap hari yang

    sama dengan beberapa kali volume tanaman itu sendiri. Air yang mengandung

    petanda (misalnya berupa isotop radioaktif) dapat diperlihatkan bergerak ke atas

    dalam batang sebanyak 75 cm setiap menitnya. Kandungan air dalam tubuh

    tumbuhan, hanya 1 dari 2 % dari seluruh air yang digunakan untuk fotosintesis atau di

    dalam kegiatan metabolik sel-sel daunnya. Sedangkan sisanya menguap melalui

    proses yang disebut transpirasi. Pada tumbuhan, transpirasi dilakukan melalui

    stomata, kutikula dan lentisel. Berdasarkan sarana yang digunakan tersebut maka

    dikenal dengan istilah transpirasi stomata, transpirasi kutikula dan transpirasi lentisel.

    Organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses transpirasi adalah

    daun, karena pada daun banyak dijumpai stomata yang membantu meningkatkan laju

    angkutan air dan garam mineral dan mengatur suhu tubuh dengan cara melepaskan

    kelebihan panas dari tubuh tumbuhan serta mengatur turgor optimum di dalam sel.

    Proses transpirasi terjadi melalui 2 tahapan, yaitu :

    1). Evaporasi air dari dinding sel ke ruang antar sel yang ada dalam daun. Proses ini

    akan terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan uap air. Sel-sel yang

    menguapkan air ke rongga antar sel akan kekurangan air sehingga potensial airnya

    menurun. Pada tahap inilah air yang diserap oleh akar akan dibawa naik melalui

    pembuluhxylem sampai bagian daun.

    2). Difusi air dari ruang antar sel ke atmosfer melalui stomata, kutikula ataupun

    lentisel. Di samping mengeluarkan air dalam bentuk uap air, tumbuhan dapat pula

    mengeluarkan air dalam bentuk tetesan air yang prosesnya disebut gutasi. Gutasi

    melalui suatu jaringan kelanjutan darixylem yang disebut hidatoda. Hidatoda bisa

    dikatakan juga, suatu lubang yang terdapat pada ujung urat daun yang sering kita

    jumpai pada spesies tumbuhan tertentu.

    Diatas telah dijelaskan bahwa air yang ditranspirasikan. Air pada tumbuhan

    berasal dari dalam tanah yang diangkut oleh rambut-rambut akar dan ditranspot ke

    seluruh tubuh tumbuhan melalui pembuluhxylem.

    Sampainya air dari rambut akar ke daun melalui 3 jalur yaitu apoplas, trans

    membran dan simplas.

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    5/19

    Jalur ApoplasPengangkutan air dari rambut akar menuju ke xylem akar yang tidak melalui

    membran sel tetapi melalui celah-celah yaitu dinding sel. Pada jalur apoplas

    ini air yang diangkut akan menabrak pita kaspari yang liphopilic pada

    endodermis sehingga terpental maka air dalam jalur ini harus berubah jalur

    yaitu menjadi jalur menembus membran agar air bisa ditranspot ke jaringan

    selanjutnya.

    Jalur Trans MembranPengangkutan air dari rambut akar ke xylem akar dengan cara menembus

    membran sel, minimal membran sel yang ditembus adalah 2 membran.

    Pengangkutan jalur ini membuat air bisa mencapai korteks stele sehingga bisa

    diteruskan ke batang dan daun.

    Jalur SimplasPengangkutan air dari rambut akar menujuxylem akar dengan cara menembus

    membran melalui plasmodesmata(celah yang menghubungkan antara satu sel

    dengan sel lainnya). Pengangkutan pada jalur ini membuat air bisa mencapai

    korteks stele untuk kemudian bisa diteruskan ke jaringan berikutnya seperti

    batang dan daun.

    Air yang diangkut dari rambut akar menuju ke xylem akar disebut dengan

    radial atau short distance transport atau lebih dikenal dengan pengangkutan

    ekstravasikuler. Disebut demikian karena tidak berlangsung di luar pembuluh angkut.

    Sedangkan pengangkutan air dari xylem akar ke xylem batang disebut dengan

    longitudinal atau long distance transport, biasa kita kenal dengan nama pengangkutan

    intravasikuler. Disebut demikian karena pengangkutannya melibatkan pembuluh

    angkut yaituxylem.

    Daun tersusun atas sel-sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri atas

    jaringan palisade dan jaringan bunga karang dengan ikatan pembuluh diantara sel

    epidermis bawah dengan stomata. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-

    sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel

    jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap

    air dalam jumlah yang banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus

    berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang

    menguapkan airnya ke rongga antar sel tentu akan mengalami kekurangan air

    sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    6/19

    berasal dari xylem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari

    batang dan batang menerima dari akar. Uap air yang terkumpul dalam rongga antar

    sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut selama stomata pada epidermis

    daun tidak membuka. Kalaupun ada uap air yang keluar menembus epidermis dan

    kutikula, jumlahnya hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar transpirasi dapat

    berjalan, maka stomata pada epidermis tadi harus membuka. Apabila stomata

    membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer.

    Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup

    saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2

    yang diperlukan untuk

    fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam

    dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih

    cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba.

    Terdapat teori-teori yang menjelaskan tentang membuka dan menutupnya

    stomata.

    - Teori FotosintesisStomata memiliki sel penjaga dan sel tetangga. Sel penjaga terletak di sebelah

    dalam sedangkan sel tetangga berada di luar. Sel penjaga memiliki banyak klorofil

    sehingga dapat berfotosintesis. Hasil dari fotosintesis berupa glukosa yang

    disimpan di sel penjaga, sehingga mengakibatkan potensial air sel penjaga lebih

    rendah daripada sel tetangga. Akibatnya terjadi difusi air dari sel tetangga ke sel

    penjaga. Saat sel penjaga telah jenuh dengan air yang ada didalamnya maka

    stomata akan membuka dan mengeluarkan air ini dalam bentuk uap yang kita

    kenal dengan transpirasi. Jika sudah tidak terjadi fotosintesis maka potensial air di

    dalam sel penjaga akan lebih tinggi daripada sel tetangga sehingga air berdifusi

    keluar dari sel penjaga menuju sel tetangga. Akibat dari hal ini adalah tertutupnya

    stomata.

    - Teori Pemompaan Ion K +Perubahan komposisi kimia di dalam sel yang menyebabkan air berpindah dari

    satu sel ke sel lainnya, disebabkan proses penyerapan atau pengeluaran ion

    Kalium oleh sel tersebut. Ketika sel penjaga secara aktif mengakumulasi ion K+

    dari sel-sel epidermis disekitarnya, Potensial Air (PA) dalam sel penjaga menjadi

    lebih rendah (lebih negatif) dari sel-sel tetangga disekitarnya. Hal ini

    menyebabkan air akan mengalir dari sel-sel tetangga untuk memasuki sel penjaga,

    karena air berpindah dari larutan yang memiliki PA tinggi menuju larutan dengan

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    7/19

    PA rendah. Ketika air memasuki sel penjaga, tekanan turgor dalam sel penjaga

    akan semakin tinggi, hingga akhirnya stomata terbuka. Sebaliknya, ketika ion

    kalium (K+) meninggalkan sel penjaga dan terakumulasi di dalam sel tetangga,

    potensial air sel tetangga akan menjadi semakin negatif. Sementara itu, potensial

    air didalam sel penjaga menjadi lebih tinggi daripada sel tetangga. Hal ini

    menyebabkan air keluar dari sel penjaga dan memasuki sel tetangga, sehingga

    tekanan turgor di dalam sel penjaga menjadi rendah, dan akhirnya stomata

    tertutup.

    (sumber http://mekanisme-membuka-dan-menutupnya.html)

    - Teori Klasik(Teori Sayre)Pada saat siang hari tumbuhan kekurangan CO2 karena gas karbon ini digunakan

    sebagai bahan utama fotosintesis. Kekurangan CO2 menyebabkan H+

    dalam sel

    tumbuhan juga berkurang. Akibatnya pH dalam sel penjaga menjadi lebih tinggi

    dan suasanapun menjadi basa. Akibatnya terjadi fosforilasi pati menjadi glukosa

    dalam sel penjaga. Sehingga potensial air saat itu dalam sel penjaga menjadi lebih

    rendah daripada potensial air sel tetangga sehingga air masuk ke dalam sel

    penjaga dan membuat stomata membuka. Sebaliknya pada malam hari CO 2

    berlimpah sehingga H+

    pun berlimpah. Ini menyebabkan suasana di dalam sel

    penjaga asam sehingga pH turun. Akibatnya potensial air sel penjaga lebih tinggi

    daripada potensial air sel tetangga sehingga air keluar dari sel penjaga ke sel

    tetangga yang mengakibatkan stomata menutup.

    Bagi tumbuhan, transpirasi yang berlangsung memberikan beberapa manfaat,

    antara lain :

    1) Menyebabkan terjadinya daya isap daun sehingga terjadi transport air di batang.

    2) Membantu penyerapan air dan zat hara oleh akar.

    3) Mengurangi air yang terserap secara berlebihan.

    4) Mempertahankan temperatur yang sesuai untuk daun.

    5) Mengatur fotosintesis dengan menbuka dan meututupnya stomata.

    Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi transpirasi antara lain adalah :

    1.Cahaya

    Stomata akan membuka jika terdapat cahaya dan akan menutup jika dalam

    keadaan gelap. Jika cahayanya kuat maka akan mempercepat transpirasi, karena

    cahaya mengandung panas yang dapat menaikkan temperatur. Kenaikan

    temperatur sampai batas tertentu menyebabkan melebarnya stomata.

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    8/19

    2.Temperatur

    Tumbuhan akan lebih cepat bertranspirasi jika temperatur atau suhunya tinggi.

    Hal ini dikarenakan naiknya temperatur akan menambah tekanan uap di dalam

    daun dan juga akan menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi tekanan yang

    ada di luar daun tidak setinggi tekanan yang ada di dalam daun sehingga uap air

    akan berdifusi ke udara bebas (luar daun).

    3.Kelembaban

    Kelembaban menunjukkan banyak sedikitnya uap yang terkandung di udara.

    Makin banyak uap air yang ada di udara maka akan semakin kecil perbedaan

    tekanan uap air dalam rongga daun dengan di udara, sehingga laju transpirasi akan

    lambat dan begitu pula sebaliknya.

    4.Angin

    Pada umumnya angin akan meningkatkan kecepatan transpirasi karena angin

    membawa pindah uap air yang berkumpul di dekat stomata, sehingga laju

    transpirasi akan meningkat karena uap air yang ada di dalam daun akan berdifusi

    ke luar dengan cepat.

    5.Keadaan air tanah

    Laju transpirasi sangat bergantung pada adanya air dalam tanah, karena setiap

    air yang hilang harus diganti. Berkurangnya air dalam tanah akan menyebabkan

    berkurangnya pengaliran air ke daun, dan hal ini akan menghambat laju transpirasi

    (sumber http:// pengaruh intensitas cahaya terhadap kecepatan traspirasi

    pendahuluan.htm)

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    9/19

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis PenelitianJenis penelitian yang kami gunakan adalah eksperimen karena menggunakan

    beberapa variabel yaitu variabel kontrol, variabel manipulasi, dan variabel respon.

    Selain itu juga digunakan pembanding dalam penelitian.

    B. Variabel Penelitian

    a). Variabel Kontrol :

    Jenis tanaman yang digunakan yaitu pacar air Ukuran batang pacar air Lebar daun Ukuran dua pucuk tanaman Jumlah air Waktu perlakuan 30 menit yang dilakukan sebanyak 3 kali

    b). Variabel Manipulasi: Intensitas cahaya

    c). Variabel Respon: Kecepatan transpirasi tanaman pacar air

    C. Alat dan Bahan1) Erlemenyer 250 ml (2 buah)2) Sumbat erlemenyer dengan lubang di tengahnya (2 buah)3) Timbangan4) Termometer, hygrometer5) Lux meter6) Bohlam lampu 100 watt dan lampu duduk7) Pisau tajam dan penggaris8) Air9) Vaselin10) Kertas grafik/milimeter11) Dua pucuk tanaman pacar air (Impatien balsemia) yang memiliki kondisi

    hampir sama sepanjang 20 cm

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    10/19

    D. Langkah Kerja1) Siapkan bahan dan alat yang diperlukan2) Sediakan 2 buah erlemenyer isilah dengan air volume 250 ml3) Potong miring pangkal pucuk batang tanaman pacar air dalam air, dan segera

    masukkan potongan tanaman tersebut pada tabung erlemenyer melalui lubang

    pada sumbat sampai bagian bawahnya terendam air. Buanglah bunga, kuncup,

    daun yang rusak dan olesi luka dengan vaselin. Demikian pula olesi celah-

    celah yang ada dengan vaselin (misalnya sekitar sumbat penutup)

    4) Timbang kedua erlemenyer tersebut lengkap dengan tanaman dan air yang adadi dalamnya dan catat beratnya sebagai berat awal

    5) Letakkan erlemenyer 1 di di dalam ruangan yang gelap dan erlemenyer 2 ditempat terang yaitu tempat yang disinari lampu pijar 100 watt dengan jarak 20

    cm. Ukur kondisi lingkungan kedua tempat tersebut meliputi suhu, intensitas

    cahaya dan kelembaban.

    6) Setiap 30 menit timbanglaherlemenyer beserta perlengkapannya dan catat7) Ulangi pengukuran sebanyak 3 kali8) Setelah penimbangan terakhir, ambil daun-daun pada tanaman tersebut,

    kemudian ukurlah luas total daun tersebut dengan kertas milimeter/grafik,

    caranya sebagai berikut:

    a). buat pola masing-masing daun pada kertas grafik

    b). hitung luas daun dengan ketentuan: apabila kurang dari kotak dianggap

    nol, dan bila lebih dari dianggap satu

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    11/19

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. HasilTabel. 1. Pengaruh intensitas cahaya terhadap kecepatan transpirasi tanaman pacar air

    Tanaman

    Intensitas

    cahaya

    (cd/m2)

    Suhu

    (oC)

    Kelembaban

    (%)

    Berat awal

    (gr)

    Berat selama proses transpirasi (gr) Rata-rata

    selisih

    berat(gr)

    Kecepatan

    transpirasi

    (gr/mnt/cm2

    30-1 30-2 30-3Selisih

    berat

    A

    (Gelap)

    4 x 2000 30 80 402,50 402,00 401,20 401,4

    0,5

    0,97 2,82 x 10-7

    1,3

    1,1

    B

    (Terang)

    1212 x 2000 32 75 414,30 413,10 411,10 410,20

    1,20

    1,37 6,72 x 10-7

    2,00

    0,90

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    12/19

    Tabel. 2. Pengaruh luas daun terhadap transpirasi tanaman pacar air

    TanamanJumlah

    daun(helai)

    Luas daun

    (cm2)

    Rata-rata luas

    (cm2)

    Kecepatan

    transpirasi

    (gr/mnt/cm2)

    A

    (Gelap)13

    18,25

    11,45 2,82 x 10-7

    14,25

    14,00

    4,00

    8,10

    14,17

    16,25

    11,00

    10,00

    10,25

    13,00

    6,25

    3.25

    B

    (Terang)13

    6,50

    74,39 6,72 x 10-7

    15,75

    16,25

    8,25

    4,75

    5,75

    5,38

    11,5439,80

    56,20

    31,80

    6,50

    3,25

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    13/19

    B. Analisa DataDari tabel 1 dan tabel 2 didapatkan analisa sebagai berikut:

    Tanaman A yaitu tanaman yang diletakkan di tempat gelap dengan intensitas cahaya

    4x2000 cd/m2

    , suhu ruang 30oC dan kelembaban 80 % memiliki berat awal 402,50 gram.

    Setelah dilakukan penimbangan sebanyak 3 kali dalam waktu 90 menit (tiap penimbangan

    dilakukan 30 menit) diperoleh berat berturut-turut 402 gram, 401,20 gram, dan 400,10 gram.

    Berat erlemenyer beserta tanaman pacar air terus menerus menurun selama 90 menit. Hal ini

    mengindikasikan bahwa telah terjadi transpirasi. Air dalam erlemenyer di transpirasikan oleh

    tanaman sehingga beratnya berkurang. Rata-rata selisih berat yang didapat adalah 0,97 gram.

    Luas daun total 11,45 cm2

    sehingga didapatkan kecepatan transpirasi sebesar 2,82

    gram/menit/cm2. Tanaman B yaitu tanaman yang diletakkan di tempat terang dengan

    intensitas cahaya 1212x2000 cd/m2, suhu ruang 32

    oC dan kelembaban 75 % memiliki berat

    awal 414,30 gram. Setelah dilakukan penimbangan sebanyak 3 kali dalam waktu 90 menit

    (tiap penimbangan dilakukan 30 menit) diperoleh berat berturut-turut 413,10 gram, 411,10

    gram dan 410,20 gram. Sama halnya dengan tanaman di tempat A, berat erlemenyer beserta

    tanaman pacar air di tempat terang ini terus menerus menurun selama 90 menit. Hal ini

    Histogram. 1. Pengaruh intensitas cahaya terhadap kecepatan transpirasi tanaman pacar air

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    14/19

    mengindikasikan bahwa telah terjadi transpirasi. Air dalam erlemenyer di transpirasikan oleh

    tanaman sehingga beratnya berkurang.Rata-rata selisih berat dari tiga kali penimbangan

    adalah1,37 gram. Luas daun total untuk tanaman B adalah 74,39 cm2

    sehingga didapatkan

    kecepatan transpirasi sebesar 6,72 gram/menit/cm2.

    Sedangkan untuk histogram diperoleh analisa sebagai berikut:

    Semakin tinggi intensitas cahaya maka akan semakin tinggi pula kecepatan transpirasi

    tanaman pacar air.

    C. PembahasanBerdasarkan analisis diatas maka dapat diketahui bahwa besarnya intensitas cahaya

    mempengaruhi kecepatan transpirasi pada tanaman pacar air (Impaten balsemia) dimana pada

    intensitas cahaya 1212x2000 cd/m2

    mempunyai laju kecepatan transpirasi yang lebih tinggi

    daripada intensitas cahaya 4x2000 cd/m2, dengan selisih sekitar 3,9 x 10

    -7gr/menit/cm

    2. Hal

    ini disebabkan karena pada kondisi lingkungan dengan intensitas cahaya tinggi (100

    watt/pada siang hari) membuat stomata pada tanaman pacar air akan lebih cepat membuka,

    sehingga proses transpirasi berjalan lebih cepat. Membukanya stomata karena pengaruh dari

    sel penutup yang mempunyai klorofil dan melakukan aktivitas fotosintesis dengan hasil

    terbentuk gula (larut dalam cairan sel penutup) sehingga menyebabkan potensial air (PA)cairan sel penutup turun dan potensial osmotik (PO) cairan sel penutup turun, yang

    selanjutnya, terjadi turgor pada sel penutup kemudian stomata membuka dan terjadi

    transpirasi.

    Saat stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan

    atmosfer sehingga uap air akan keluar. Akibatnya PA di stomata lebih rendah dari pada di

    rongga antar sel, sehingga uap air yang ada di rongga antar sel akan masuk ke stomata dan

    terjadi transpirasi. Jika hal ini terus berlangsung, maka sel-sel yang menguapkan airnya ke

    rongga antar sel akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun.

    Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang berasal darixylem tulang daun, selanjutnya tulang

    daun menerima air dari batang, dan batang menerima dari akar, begitu seterusnya. Jadi, dapat

    dikatakan jika intensitas cahaya yang mengenai tanaman itu tinggi, maka stomatanya akan

    lebih cepat membuka sehingga mempercepat jalannya air dari akar ke batang kemudian ke

    xylem tulang daun selanjutnya ke rongga antar sel dan samapi ke stomata hingga terjadi

    transpirasi.

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    15/19

    Sedangkan pada intensitas cahaya 4x2000 cd/m2

    mempunyai kecepatan transpirasi

    lebih kecil karena tidak banyak stomata yang membuka, sehingga uap air yang dialirkan ke

    udara lebih sedikit. Hal ini menjadikan potensial air dalam rongga antar sel tidak banyak

    mengalami penurunan. Sedangkan pada stomata, potensial osmotik (PO) dan potensial air

    (PA) cairan sel penutup tinggi. Sehingga terjadi osmosis dari sel penutup ke sel-sel sekitar

    yang mempunyai potensial air rendah sehingga stomata menutup dan terjadi aliran air yang

    menyebabkan sel penutup kekurangan air atau mengkerut. Hal ini mengakibatkan kecepatan

    transpirasi berjalan lambat. Ini juga berlaku untuk suhu, dimana pada suhu 32oC kecepatan

    transpirasinya lebih cepat dibandingkan dengan suhu 30oC, kenaikan suhu udara akan

    mempengaruhi kelembaban relatifnya. Meningkatnya suhu selain dipengaruhi lingkungan

    juga dipengaruhi oleh besarnya intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman. Kenaikan suhu

    akan menyebabkan kelembabab relatif udara menjadi makin rendah. Sehingga akan

    mengakibatkan perbedaan tekanan uap air di dalam rongga daun dengan udara luar, menjadi

    makin besar yang akhirnya dapat meningkatkan laju transpirasi. Sebaliknya pada suhu 30oC

    kelembaban relatifnya tinggi sehingga perbedaan tekanan uap air di dalam daun dengan di

    luar daun menjadi makin kecil yang akhirnya menjadikan laju transpirasi makin lambat.

    Demikian juga pengaruh luas permukaan daun terhadap kecepatan transpirasi. Pada

    permukaan daun yang lebih luas memiliki kecepatan transpirasi lebih tinggi karena daun yang

    luas tentu memiliki stomata yang lebih banyak sehingga penguapan air melalui stomata juga

    lebih banyak.

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    16/19

    BAB V

    PENUTUP

    A. SimpulanDari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu

    semakin tinggi intensitas cahaya maka semakin tinggi pula kecepatan transpirasinya.

    Pada tempat yang intensitas cahayanya tinggi yaitu sebesar 1212x2000 cd/m2

    didapatkan kecepatan transpirasi sebesar 6,72x10-7

    gram/menit/cm2. Sedangkan pada

    tempat dengan intensitas rendah yaitu 4x2000 cd/m2

    diperoleh kecepatan transpirasi

    sebesar 2,82x10-7

    gram/menit/cm2

    B. SaranRuangan harus dibuat sesuai dengan percobaan, jika gelap ruangan harus benar-benar

    gelap tanpa ada sedikitpun cahaya yang masuk. Sedangkan pada tempat terang

    usahakan lampu 100 watt yang digunakan masih dalam keadaan baik dan pijarnya

    juga terang. Tanaman pacar air yang digunakan diusahakan memiliki lebar daun yang

    sama, jumlah daun yang sama dan diameter batang yang sama agar hasil sesuai

    dengan teori yang ada. Agar hasil perhitungan lebih akurat sebaiknya digunakan

    neraca/timbangan yang sama dan dikalibrasi dengan cermat. Ketelitian sangat

    dibutuhkan dalam penimbangan, karena selisih sedikit saja akan berpengaruh pada

    hasil yang ingin dicapai. Dalam perhitungan luas daun bisa dibagi ke anggota

    kelompok agar tidak terlalu lama, sehingga menghabiskan waktu praktikum.

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    17/19

    DAFTAR PUSTAKA

    - Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGMPress. Yogyakarta

    - Tim fisiologi tumbuhan. 2011. Penuntun Praktikum FISIOLOGI TUMBUHAN.Surabaya : Jurusan Biologi FMIPA UNESA.

    - http://pengaruh-intensitas-cahaya-dan-suhu.html diakses tanggal 28 September2011 pukul 20:55

    - http:// mekanisme-membuka-dan-menutupnya.html diakses tanggal 01 Oktober2011 pukul 19:05

    - http://pengaruh intensitas cahaya terhadap kecepatan traspirasi pendahuluan.htmdiakses tanggal 28 September 2011 pukul 20:57

    http://pengaruh-intensitas-cahaya-dan-suhu.html/http://pengaruh-intensitas-cahaya-dan-suhu.html/http://pengaruh-intensitas-cahaya-dan-suhu.html/
  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    18/19

    Lampiran

    Perhitungan kecepatan transpirasi

    a). Tanaman A di tempat gelap

    Kecepatan transpirasi = 0,97 : 30 : 11,45

    = 2,82 x 10-7

    gram/menit/cm2

    b). Tanaman B di tempat terang

    Kecepatan transpirasi = 1,37 : 30 : 74,39

    = 6,72 x 10-7

    gram/menit/cm2

  • 8/4/2019 praktikum 3 fistum

    19/19

    LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN

    PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

    KECEPATAN TRANSPIRASI

    Oleh :

    Oleh :

    SUKMA JANEKA K (093204044)

    S1 PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

    UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    2011