praktek kerja profesi apoteker

59
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER MAHASISWA APOTEKER UNIVERSITAS ANDALAS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT MUHAMMAD HOESIN PALEMBANG CASE REPORT STUDI BANGSAL ANAK PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013

Upload: septiani-martha

Post on 24-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Praktek Kerja Profesi Apoteker

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

MAHASISWA APOTEKER UNIVERSITAS ANDALAS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT MUHAMMAD HOESIN

PALEMBANG

CASE REPORT STUDI BANGSAL ANAK

PROGRAM PROFESI APOTEKERFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALASPADANG

2013

Page 2: Praktek Kerja Profesi Apoteker

NAMA ANGGOTA KELOMPOKDESI FAJARINI, S.Farm

1241012069

FUTRI MAYANKSARI, S.Farm1241012082

SEPTIANI MARTHA, S.Farm1241012107

WENI SEPTARIZA, S.Farm1241012116

WINDA SEPTIANA, S.Farm1241012117

Page 3: Praktek Kerja Profesi Apoteker

BAB IILUSTRASI KASUS

A. IDENTITAS PASIEN• Nama : RZ• MR : 697970• Jenis kelamin : Laki-Laki• Umur : 11 Tahun• Alamat : Kayu Agung• Ruangan : IKB• Agama : Islam

Riwayat Penyakit Sekarang

Mengeluh sakit kepala. 4 hari sebelum masuk rumah sakit os

mengeluh sakit kepala, 1 hari SMRS mual, muntah. pasien sudah

sudah obesitas sejak berusia 5 tahun. pasien kurang melakukan

aktivitas fisik dan suka makan-makanan ringan dan berat.

Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak ada penyakit

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada riwayat Penyakit

Page 4: Praktek Kerja Profesi Apoteker

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan fisik/penunjang

• Keadaan umum : Kepala pusing

• Tekanan darah : 140/90 mmHg

• Pernafasan : 30x/ menit

• Nadi : 120x / menit

• Suhu : 360C

Page 5: Praktek Kerja Profesi Apoteker

Hasil LaboratoriumPemeriksaan Normal Hasil Keterangan

Hemoglobin 14-18 g/dl 15,0 g/dl Normal

Hematokrit 40-48 vol % 43 vol % Normal

Eritrosit 4,5 – 5,5 juta/ mm3 5.280.000 juta/ mm3 Normal

Leukosit 5.000-10.000 /mm3 4600/mm3 Rendah

LED <29 mm/ jam 26 mm/ jam Normal

Trombosit 200.000-500.000 /mm3 130.000 /mm3 Rendah

Eusinofil 1-3% 5% Tinggi

Neutrofil Segmen 50-70% 50% Normal

Limfosit 20-40% 26 Normal

Monosit 2-8% 19 Tinggi

BSS 98 -

Kolesterol Total <200 mg/dl 107 Normal

Trigeliserida <150 mg/dl 99 Normal

Page 6: Praktek Kerja Profesi Apoteker

Hasil Laboratorium

Uric Acid 3,5-7,1 mg/dl 9,1 mg/dl Tinggi

Ureum 15-39 mg/dl 12 mg/dl Rendah

Kreatinin 0,9 – 1,3 mg/dl 0,5 mg/dl Rendah

Protein total 6,0 – 7,8 g/dl 7,4 g/dl Normal

Albumin 3,5 – 5,0 g/dl 4,1 g/dl Normal

Globulin 3,3 -

Natrium 135-155 mmol/L 141 mmol/L Normal

Kalium 3,5 – 5,5 mmol/L 3,8 mmol/L Normal

Kalsium 8,6-10 mmol/L 9,7 mmol/L Normal

Klorid 98-107 mmol/L 105 mmol/L Normal

Page 7: Praktek Kerja Profesi Apoteker

Pemeriksaan Penunjang: EKG = normal

Monitoring Vital Sign

Tanggal TD Nadi Pernapasan Suhu

P S M P S M P S M

29 Jan 2013 110/70 - - - - - - - - -

30 Jan 2013 120/70 - - - - - - - - -

31 Jan 2013 120/80 48 - - 24 - - 37 - -

1 Feb 2013 110/70 88 - - 22 - - 37 - -

2 Feb 2013 PASIEN PULANG

Page 8: Praktek Kerja Profesi Apoteker

DIAGNOSA• Diagnosa Primer Hipertensi dan obesitas, dengan diagnosa

sekunder hiperurisemia.

TERAPI FAMAKOLOGI YANG DIBERIKAN

No Nama Obat, Dosis

Tanggal

28/1 29/1 30/1 31/1 1/2 2/2

S M P S M P S M P S M P S M P S M  

1. Captopril 12,5mg √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √  

2. CTM 2mg - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √  

3. Allopurinol 200mg - - - - - - - - √ - √ √ - √ √ - √  

Page 9: Praktek Kerja Profesi Apoteker

FOLLOW UPNo Tanggal Follow Up

1 28/01/2013 Pasien datang mengeluh sakit kepala, KU : lemah, tekanan

darah 140/90 mmHg, nadi 120 x/menit, RR 30 x/menit, T

36ºC. Kesadaran CM. Gatal-gatal pada kulit terutama pada

lipatan-lipatan tubuh dan pada saat berkeringat. Obat yang

diberikan captopril 3x12,5mg, CTM 3x2mg.

2 29/01/2013 Pasien masih dalam keadaan lemah, sakit kepala

berkurang, TD 110/70mmHg, nadi 48 x/menit, RR 24

x/menit, T 37 ºC. Kesadaran CM. Gatal-gatal pada kulit

terutama pada lipatan-lipatan tubuh dan pada saat

berkeringat. Obat yang diberikan captopril 3x12,5mg,

CTM 3x2mg.

Page 10: Praktek Kerja Profesi Apoteker

FOLLOW UP3 30/01/2013 Pasien masih dalam keadaan lemah, sakit kepala

semakin berkurang, TD 120/70mmHg, nadi 48 x/menit,

RR 25 x/menit, T 37ºC. Kesadaran CM. Gatal-gatal

pada kulit terutama pada lipatan-lipatan tubuh dan

pada saat berkeringat. Obat yang diberikan captopril

3x12,5mg, CTM 3x2mg.

4 31/01/2013 Pasien mulai membaik, sakit kepala (-), tapi pasien merasa

kesemutan pada tangan dan kaki, TD 120/80mmHg, nadi

48 x/menit, RR 24 x/menit, T 37 ºC. Kesadaran CM.

Gatal-gatal pada kulit terutama pada lipatan-lipatan tubuh

dan pada saat berkeringat.Obat yang diberikan captopril

3x12,5mg, CTM 3x2mg dan allopurinol 2x400mg.

Page 11: Praktek Kerja Profesi Apoteker

FOLLOW UP5 01/02/2013 Pasien tidak mengeluhkan sakit kepala, kesemutan

berkurang, TD 110/70mmHg, nadi 88 x/menit, RR 22

x/menit, T 37ºC. Kesadaran CM. Gatal-gatal pada

kulit terutama pada lipatan-lipatan tubuh dan pada

saat berkeringat dan sudah berkurang.Obat yang

diberikan captopril 3x12,5mg, CTM 3x2mg dan

allopurinol 2x400mg.

6 02/02/2013 Pasien sudah membaik, tidak lagi mengeluh sakit kepala

dan kesemutan, keadaan pasien sudah ceria dan tidak

merasa gelisah. Gatal-gatal sudah hilang.TD

120/70mmHg, nadi 88 x/menit, RR 22 x/menit, T 37ºC.

Pasien diperbolehkan pulang dengan obat pulang yang

diberikan captopril 3x12,5mg dan allopurinol 2x400mg.

Page 12: Praktek Kerja Profesi Apoteker

BAB IITINJAUAN PENYAKIT

HIPERTENSI PADA ANAK

Hipertensi pada anak adalah keadaan di mana tekanan darah sistolik dan atau diastolik rata-rata berada pada persentil besar sama dengan 95 menurut umur dan jenis kelamin, yang dilakukan paling sedikit

dalam tiga kali pengukuran.

Page 13: Praktek Kerja Profesi Apoteker

Tabel Presentil spesifik-umur pengukuran tekanan darah pada anak dari lahir sampai umur 12 bulan fase korotkof IV (k4) digunakan untuk TD diastolic

Umur (Bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

TD SISTOLIK 87 101 106 106 106 105 105 105 105 105 105 105 105

TD DIASTOLIK 68 65 63 63 63 65 66 68 68 69 69 69 69

TINGGI BADAN(cm) 51 59 63 66 68 70 72 73 74 76 77 78 80

BERAT BADAN(Kg) 4 4 5 5 6 7 8 9 9 10 10 11 11

Dari national heart, Lung and Blood presur control in children-1987

Page 14: Praktek Kerja Profesi Apoteker

Tabel persentil spesifik – umur pengukuran tekanan darah pada anak umur 1-13 tahun: fase korotkof IV (K4) digunakan untuk tekanan

darah diastolik.

Umur (Bulan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

TD SISTOLIK 105 106 107 108 108 111 112 114 115 117 119 121 124

TD DIASTOLIK 69 68 68 69 69 70 71 73 74 75 76 77 79

TINGGI BADAN(cm) 80 90 100 108 115 122 129 136 141 147 153 159 165

BERAT BADAN(Kg) 11 14 16 18 22 25 29 34 39 44 50 56 62

Page 15: Praktek Kerja Profesi Apoteker

KLASIFIKASI HIPERTENSI

Etiologi• Hipertensi Primer (esensial)

• Hipertensi Sekunder

Timbulnya• Hipertensi Akut

• Hipertensi Kronik

Page 16: Praktek Kerja Profesi Apoteker

Gejala KlinisMimisan, sakit kepala, yang tidak tahu sebabnya, pusing,

penglihatan tiba-tiba kabur, nyeri perut, mual-mual, muntah,

napsu makan berkurang, gelisah, berat badan turun, sesak nafas,

nyeri dada dan keringat berlebihan, pertumbuhan dan

perkembangan yang terlambat. Karena itu, penting untuk

melakukan deteksi dini dengan pengukuran tekanan darah secara

rutin pada anak usia 3 tahun ke atas, paling tidak setahun sekali.

Page 17: Praktek Kerja Profesi Apoteker

DIAGNOSA

• Pengukuran Tekanan darah secara kontinu• Pengukuran tinggi dan berat badanPemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan darah lengkap• Analisis Urin• Elektrolit serum• Nitrogen urea darah• Kreatinin serum dan asam urat• Foto Rongen Thorax• EKG dan Ecocardiografi.

Pemeriksaan

Penunjang

Page 18: Praktek Kerja Profesi Apoteker

Faktor Resiko

• Faktor keturunan, dalam riwayat keluarga ada yang terkena hipertensi.

• Anak lahir dengan berat badan rendah, tapi kemudian mengalami kelebihan berat badan.

• Saat dilahirkan mengalami masalah sehingga harus lebih lama tinggal di rumah sakit.

• Menderita penyakit jantung bawaan.• Kurang aktivitas• Konsumsi garam, lemak dan gula berlebihan• Bapak ibu perokok• Obesitas (kegemukan)• Minum obat-obat kortikosteroid

Page 19: Praktek Kerja Profesi Apoteker

Pembengkakan jantung Gagal ginjal Gangguan

saraf Kebutaan

dini

KOMPLIKASI

Page 20: Praktek Kerja Profesi Apoteker

SKEMA PATOFISIOLOGI

Page 21: Praktek Kerja Profesi Apoteker

PenatalaksanaanNon Farmakologi

Pengurangan berat badan dapat berakibat penurunan hingga 5 – 10 mmHg pada

tekanan sistolik, dan penurunan 5 mmHg pada

tekanan diastolik

Pengurangan masukan natrium, 1200 – 1500

mg/hari akan menurunkan tekanan darah sekitar 5

mmHg.

Pengaturan pola makan anak Olahraga seperti jalan santai, jogging atau bersepeda

Page 22: Praktek Kerja Profesi Apoteker

PenatalaksanaanFarmakologi

Page 23: Praktek Kerja Profesi Apoteker

Kelas Obat-Obatan Dosis Awal Dosis Maksimal

ACE Inhibitor Enalapril 0,08 mg/KgBB/hariSampai 5 mg/hari

0,6 mg/KgBB/hariSampai 40 mg/hari

Lisinopril 0,07 mg/KgBB/hariSampai 5 mg/hari

0,6 mg/KgBB/hariSampai 40 mg/hari

Captopril 0,3 mg/KgBB/hari2-3 kali/hari

2 mg/KgBB/hari2-3 kali/hari

Beta Blocker Propanolol 0,5-1mg/KgBB/hari 8 mg/KgBB/hariDiuretik Hidroklortiazid 1 mg/KgBB/hari

Sampai 50 mg/hari3 mg/KgBB/hari

Sampai 50 mg/hari

Furosemid 1 mg/KgBB/hari 10 mg/KgBB/hari

Page 24: Praktek Kerja Profesi Apoteker

OBESITAS PADA ANAK

Akumulasi lemak berlebihan pada subkutan dan jaringan lainnya .

Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah energi

yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai

fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas,

pemeliharaan kesehatan. (IMT≥95 persentil berdasarkan usia pada C

DC growth chart 2000)

Page 25: Praktek Kerja Profesi Apoteker

ETIOLOGIAsupan makanan

berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan

Masih bayi tidak dibiasakan mengkonsumsi air susu ibu (ASI), tetapi mengunakan

susu formula dengan jumlah asupan yang melebihi porsi

Makanan jajanan yang kurang sehat dengan kandungan kalori tinggi tanpa disertai konsumsi

sayur dan buah yang cukup sebagai sumber serat.

Kurangnya aktivitas fisik baik kegiatan

harian maupun latihan fisik terstruktur.

Faktor Genetik

Page 26: Praktek Kerja Profesi Apoteker

KOMPLIKASI

Pada Masa Anak

• Sosial dan Psikologis• Gangguan pernafasan, sleep apnoe • Malas, mengantuk, sulit menerima

pelajaran• Permaslahan ortopedi

Pada Masa Dewasa

• Penyakit Kardiovaskulaer (Hipertensi, profil lipid, dll)

• Diabetes melitus• Penyumbatan pembuluh darah

Page 27: Praktek Kerja Profesi Apoteker

DIAGNOSADasar Diagnosa

Klinik: IMT ≥ persentil 95 berdasarkan usia CDC growth Chart tahun 2000

Langkah Diagnosis:

Timbang berat badan, ukur tinggi badan, tebal lipatan kulit

Page 28: Praktek Kerja Profesi Apoteker

PenatalaksanaanDiet: 800-

1200 kcal/hari

Meningkatkan latihan fisik

(60 menit/hari)

Mengubah prilaku makan

Page 29: Praktek Kerja Profesi Apoteker

HIPERURISEMIAHiperurisemia dapat merupakan kondisi yang tidak

bergejala, dengan konsentrasi asam urat serum

yang meningkat. Konsentrasi urat yang lebih besar

dari 7,0 mg/dL adalah tidak normal dan berkaitan dengan resiko untuk gout.

Page 30: Praktek Kerja Profesi Apoteker

Patofisiologi

Page 31: Praktek Kerja Profesi Apoteker

ETIOLOGIPeningkatkan produksi Asam Urat

Nutrisi Asupan purin dan Fruktosa Tinggi

Faktor Hematologi Myeloproliferative Disorders

Polycythemia

Obat-obatan Obat Sitotoksik

Vitamin B12

Faktor Genetik Glocose-6-Phosphate Deficiency

Lain-lain Konsumsi Alkohol

Obesitas

Hipertrigliseridemia

Exercise berlebihan

Page 32: Praktek Kerja Profesi Apoteker

Penurunan Ekskresi Ginjal Untuk Asam UratObat-Obatan Siklosporin

Diuretika (tiazida, loop)

Etambutol

Pirazinamid

Aspirin dosis rendah

Levodopa

Asam nikotianat

Ginjal Hipertensi

Gagal Ginjal Kronis

Metabolik/Endokrin Dehidrasi

Asidosis Laktat

Lain-lain Obesitas

Page 33: Praktek Kerja Profesi Apoteker

SKEMA PATOFISIOLOGI

Obesitas

Fruktosa Atau Monosakarida Dari Makanan Dan Minuman

ATP Fruktosa 11-Fosfat

XANTHIN

Asam Urat

Oleh Enzim Xanthin Oksidase

Disfungsi Endotel

ADENIN

ALLOPURINOL

Page 34: Praktek Kerja Profesi Apoteker

Nitrit oksidase (NO)Bioavailabilitas menurun

Resistensi Insulin Vasokonstriksi (Hipertensi)

Aliran darah ke ginjal menurun, pengaktifan sistem RAAS

Angiotensin I

Angiotensin II

ACEI

Page 35: Praktek Kerja Profesi Apoteker

BAB IITINJAUAN OBAT

A. ALLOPURINOL

Struktur Allopurinol

Page 36: Praktek Kerja Profesi Apoteker

Farmakodinamik

No Parameter Keterangan

1 Kelas Terapi Antipirai

2 Mekanisme Kerja Menurunkan konsentrasi asam urat dalam serum & urine.

Penghambat kerja enzim xantin oksidase yang mengkatalisasi

perubahan hipoxantin menjadi xantin & perubahan xantin

menjadi asam urat yang pada akhirnya menurunkan konsentrasi

asam urat dalam serum & urin.

Alopurinol dan metabolit primernya oksipurinol menghambat

xantin oksidase. Alopurinol menghambat secara kompetitif

xantin oksidase pada konsentrasi rendah dan merupakan

inhibitor non kompetitif pada konsentrasi tinggi.

Page 37: Praktek Kerja Profesi Apoteker

3 Indikasi Pirai primer &sekunder : Hyperuricemia karena penggunaan chemoterapi "Recurrent Renal Calculi". Lain-lain : Menurunkan hiperuricemia sekunder akibat ke-kurangan glucose-6-phosphatedehydrogenase, "Lesch-Nyhan syndrome", "Polycythemia vera", "Sarcoidosis", pemakaian thiazid & ethambutol.. Untuk mengurangi konsentrasi asam urat sampai <6mg/dl

4 Efek Samping Efek terhadap kulit & efek lokal : Gatal, kemerahan, eksim, bentol, demam, selulit, bengkak, berkeringat.

Alergi : demam, menggigil, leukopenia, kemerahan, gatal, mual dan muntah, Stevens-Johnson syndrome, oligouria, CHF, tuli permanen.

Efek terhadap hati : Meningkatkan SGOT & SGPT, nekrosis, kerusakan hati, hepatitis, hiperbilirubinemia,

Efek terhadap Saluran cerna : Mual, muntah, diare, sakit abdomen, sembelit, kembung, gastritis, dispepsi, pendarahan lambung & pankreas, lidah bengkak.

Efek terhadap Sistem syaraf : nyeri pada ujung syaraf, sakit kepala, epilepsi, perubahan mental, koma, pusing, depresi, bingung,amnesia, sulit tidur.

Efek lain : Demam, kerusakan ginjal, penurunan fungsi ginjal, meningkatkan kreatinin, hematouria, oligouria, abnormalitis elektrolit. abnormalitis elektrolit.

Page 38: Praktek Kerja Profesi Apoteker

5 Kontraindikasi Alergi terhadap allopurinol

6 Perhatian

& Peringatan

Pasien anak, wanita hamil & menyusui, penggunaan allopurinol hanya jika betul-betul

diperlukan. Untuk Pasien lansia, perhatikan penyesuaian dosis akibat penurunan fugsi

hati, ginjal & jantung. Pasien dengan asimtomatik hiperurisemia dengan kadar asam urat

< 9mg/dl

7 Dosis Pengobatan Dosis lazim harian pada anak-anak dengan hiperurisemia sekunder yang berhubungan

dengan penyakit ganas adalah 150-300mg, tergantung pada usia. Dosis yang digunakan

mungkin berbeda-beda: di Inggris dosis 10 sampai 20 mg/kg sehari sampai maksimal 400

mg sehari dianjurkan untuk anak di bawah usia 15 tahun, sedangkan di Amerika Serikat

dosisnya adalah 150 mg per hari untuk anak di bawah 6 tahun dan 300 mg per hari bagi

mereka 6 sampai 10 tahun usia, disesuaikan jika perlu setelah 48 jam. Untuk sediaan

intravena: Anak-anak ≤ 10 tahun: dosis awal 200 mg/m2 setiap hari.

Anak-anak> 10 tahun: 200-400 mg/m2 setiap hari.

Batu ginjal Kalsium Oksalat : 200-300mg/hari

Page 39: Praktek Kerja Profesi Apoteker

8 Rekonstruksi Menyusun kembali botol berisi setara natrium allopurinol dengan 500 mg allopurinol dengan 25 ml air steril untuk injeksi untuk memberikan solusi yang mengandung 20 mg/ mL allopurinol. Harus diencerkan lebih lanjut sebelum IV administrasi.PengenceranEncerkan berkonsentrasi mengandung allopurinol 20 mg/mL dengan larutan IV yang kompatibel (lihat Kompatibilitas Solusi bawah Stabilitas) ke konsentrasi akhir ≤ 6 mg/mL. Jangan gunakan pengencer mengandung natrium bikarbonat.Tingkat AdministrasiAdminister dosis harian dengan infus kontinu atau terbagi infus IV intermiten pada 6, 8, atau 12-jam interval. Laju infus tergantung pada volume infusate.

9 Stabilitas Penyimpanan OralTablet15-25 ° C di tempat yang kering, melindungi dari cahaya.Parenteral

Disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu 15-30ºC. Injeksi : setelah direkonstitusi & dilarutkan dalam Normal salin atau dextrose 5%, harus disimpan pada suhu 20-25°C & larutan harus digunakan paling lambat 10 jam setelah direkonstitusi, tidak boleh disimpan dalam freezer.

Page 40: Praktek Kerja Profesi Apoteker

10 Interaksi Obat Obat antineoplastik : Dosis 300-600mg dapat meningkatkan toksisitas azathioprin dan mercaptopurin. Dosis

obat antineoplastik harus diturunkan 25-33%.

Obat yang meningkatkan konsentrasi asam urat seperti diuretik, pirazinamid, diazoxide, alkohol &

mecamylamine, dosis allopurinol harus dinaikkan.

Ampisilin & amoxisilin : Potensiasi efek alergi aminopenisilin.

Diuretik & zat urikosurik : Zat urikosurik meningkatkan efek allopurinol (aditif).Diuretik seperti tiazid :

Meningkatkan konsentrasi serum alopurinol sehingga dapat meningkatkan toksisitas.

Obat lain : Cotrimoxazole : Trombositopenia Cyclosporin : Meningkatkan konsentrasi cyclosporin dalam

darah (penyesuaian dosis)

Antasid : Allopurinol gagal untuk menurunkan konsentrasi asam urat darah ketika diberikan pada waktu yang

sama seperti aluminium hidroksida. Namun, jika allopurinol diberikan 3 jam sebelum aluminium hidroksida.

Potensi pirazinamid untuk meningkatkan konsentrasi asam urat serum Mungkin perlu meningkatkan dosis

allopurinol

Alkohol Potensi peningkatan konsentrasi asam urat serum. Mungkin perlu meningkatkan dosis allopurinol

11 Informasi Pasien Minum allopurinol dengan air yang cukup (kecuali Pasien CHF/peny. lain yang tidak boleh minum banyak).

Hentikan penggunaan jika terjadi reaksi alergi.

Page 41: Praktek Kerja Profesi Apoteker

FarmakokinetikNo Parameter Keterangan

1 Absorpsi Bioavailabilitas

Sekitar 80-90% diserap setelah pemberian oral, konsentrasi plasma puncak allopurinol dan oxypurinol

dicapai dalam 1,5 dan 4,5 jam, masing-masing.

Setelah infus IV selama 30 menit, konsentrasi plasma puncak allopurinol dan oxypurinol dicapai dalam

waktu sekitar 30 menit dan 4 jam, masing-masing.

Onset

Pada pasien dengan gout, konsentrasi asam urat serum mulai menurun perlahan-lahan dalam waktu 24-48

jam, konsentrasi minimum tidak dapat dipantau selama sekitar 1-3 minggu. Karena mobilisasi lanjutan dari

deposito urat, pengurangan substansial asam urat mungkin tertunda 6-12 bulan atau mungkin tidak terjadi

pada beberapa pasien.

Durasi

Setelah penghentian terapi, konsentrasi asam urat serum kembali ke tingkat pretreatment dalam waktu 1-2

minggu.

Populasi Khusus

Pada pasien geriatri (71-93 tahun), konsentrasi plasma puncak dan AUC oxypurinol mengikuti dosis

allopurinol oral 50-60% lebih tinggi dari pada orang dewasa muda (24-35 tahun), tampaknya terkait

dengan perubahan fungsi ginjal pada populasi yang lebih tua.

Page 42: Praktek Kerja Profesi Apoteker

2 Distribusi Alopurinol dan metabolit aktifnya oksipurinol didistribusikan dalam seluruh

cairan jaringan, terkecuali otak, tempat konsentrasinya sekitar sepertiga dari

jaringan lain. Kedua senyawa tersebut tidak terikat dengan protein plasma.

Konsentrasi plasma kedua senyawa ini tidak berhubungan dengan efek terapeutik

atau efek toksik. Allopurinol dan oxipurinol juga telah terdeteksi dalam ASI.

3 Metabolisme

&Eliminasi

Cepat dimetabolisme oleh xantin oksidase, dimetabolisme terutama ke metabolit

aktif, oxypurinol.

Diekskresikan dalam urin sebagai oxypurinol (sekitar 70%) dan dalam tinja

sebagai obat tidak berubah (sekitar 20%) dalam waktu 48-72 jam.

Oksipurinol dieksresi secara lambat dalam urine oleh filtrasi glomerulus,

diimbangi dengan beberapa reabsorpsi tubulus. Waktu paruh plasma alopurinol (1-

2 jam) dan oksipurinol (18-30 jam).

Page 43: Praktek Kerja Profesi Apoteker

KAPTOPRILStruktur Captopril

Serbuk atau kristal putih. Larut dalam air dan dalam dichloromethane, dan dalam methyl alcohol.Dapat dibuat

larutan dengan alkali hydroxides.2% larutan dalam air dengan pH of 2.0 sampai 2.6.

Page 44: Praktek Kerja Profesi Apoteker

8 Interaksi Obat Pemberian bersama diuretik hemat kalium dapat menimbulkan

hiperkalemia

Pemberian bersama antasida akan mengurangi absorpsi

Kombinasi dengan AINS akan mengurangi efek antihipertensinya dan

menambah resiko hiperkalemia

AINS Kemungkinan penurunan respon terhadap antihipertensi

captopril, potensi pengurangan fungsi ginjal akut, Pantau TD hati-hati

dan waspada akan untuk akan fungsi ginjal, jika interaksi diduga,

menghentikan atau AINS memodifikasi dosis kaptopril atau

antihipertensi lain.

9 Informasi Pasien Pemberian bersama makanan akan mengurangi proses penyerapan sekitar

30%, oleh karena itu obat ini harus diberikan 1 jam sebelum makan.

Page 45: Praktek Kerja Profesi Apoteker

No Parameter Keterangan

1 Kelas Terapi Antihipertensi

2 Mekanisme Kerja Menghambat perubahan Angiotensin I menjadi Angiotensin II

sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron,

akibatnya terjadi ekskresi air dan natrium, sedangkan kalium

mengalami retensi.

3 Indikasi Untuk hipertensi ringan, sedang, maupun berat, dengan gagal

jantung kongestif, mengurangi resistensi insulin sehingga

sangat baik untuk hipertensi dengan diabetes

Farmakodinamik

Page 46: Praktek Kerja Profesi Apoteker

4 Efek Samping Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah sakit

kepala (dalam 1,8%), yang lain termasuk pusing (1,6%),

ruam (1,1%), mual (1,0%), gangguan rasa (0.9%), dan batuk

(0,8%), ruam dan dysgeusia lebih sering pada pasien dengan

gangguan ginjal.

5 Kontraindikasi Wanita hamil, ibu menyusui, hiperkalemia, stenosis arteri

renalis bilateral.

6 Perhatian & Peringatan Hipersensitivitas (misalnya sejarah angioedema) ke

kaptopril atau inhibitor ACE lain.

Page 47: Praktek Kerja Profesi Apoteker

7 Dosis Pengobatan Pasien Pediatric

Hipertensi

Oral: dapat dilakukan titrasi dosis berdasarkan berat badan. Beberapa ahli menyarankan

dosis yang awal 0,9-1,5 mg/kg sehari (diberikan sebagai 0,3-0,5 mg/kg 3 kali sehari).

Meningkatkan dosis yang diperlukan untuk maksimal 6 mg/kg sehari.

Anak 12 tahun sampai 18 tahun: dosis uji, 100 mikrogram/kg atau 6,25 mg, jika

ditoleransi, berikan 12,5-25 mg 2 atau 3 kali sehari, meningkat diperlukan untuk

maksimal 150 mg sehari dalam dosis terbagi

Pasien Dewasa

Dosis 25-100 mg/hari, frekuensi pemberian 2-3x.

Oral: Awalnya, 25 mg 2 atau 3 kali sehari. Jika TD tidak cukup terkontrol setelah 1-2

minggu, tingkatkan dosis sampai 50 mg 2 atau 3 kali sehari. Dosis awal yang lebih

rendah (misalnya, 6,25 mg dua kali sehari sampai 12,5 mg 3 kali sehari) mungkin efektif

pada beberapa pasien, khususnya mereka yang sudah menerima diuretik.

Page 48: Praktek Kerja Profesi Apoteker

FarmakokinetikNo Parameter Keterangan

1 Absorpsi Bioavailabilitas

Cepat diserap setelah pemberian oral pada individu puasa, dengan konsentrasi darah puncak

dicapai dalam 1 jam. Sekitar 60-75% dari dosis oral diserap. Kaptopril adalah sekitar 30%

terikat protein plasma

Onset

Efek hipotensi mungkin jelas dalam waktu 15 menit dan biasanya maksimal dalam 1-2 jam

setelah dosis tunggal oral. Beberapa minggu terapi mungkin diperlukan sebelum efek penuh

pada tekanan darah dicapai.

Durasi

Durasi kerjanya adalah 2-6 jam, tetapi tampaknya meningkat dengan peningkatan dosis.

Makanan

Makanan dapat menurunkan penyerapan kaptopril hingga 25-40%,

2 Distribusi Cepat didistribusikan ke jaringan tubuh kecuali SSP.

Melintasi plasenta dan didistribusikan ke dalam susu. Ikatan protein plasma 25-30% (terutama

albumin).

Page 49: Praktek Kerja Profesi Apoteker

3 Metabolisme & Eliminasi Kaptopril dan metabolitnya dapat mengalami perubahan yang reversible.

Diekskresikan dalam urin (95%) sebagai obat tidak dimetabolisme (40-

50%) dan sisanya sebagai disulfida dan metabolit lainnya dan waktu

paruh metabolit <2 jam.

Populasi Khusus

Waktu paruh eliminasi adalah sekitar 20-40 jam pada pasien dengan Clcr

<20 mL / menit dan hingga 6,5 hari pada pasien anuric.

Page 50: Praktek Kerja Profesi Apoteker

CHLORPHENIRAMINE MALEAT

Sifat Fisikokimia

Klorfeniramin berbentuk kristal putih tidak berbau. Mudah larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam kloroform; sukar larut dalam eter dan dalam benzen Klorfeniramin merupakan antihistamin derivat propilamin. Deksklorfeniramin maleat merupakan bentuk dextro isomer, memiliki aktivitas 2X lipat dibanding klorfeniramin berbentuk rasematnya.

Page 51: Praktek Kerja Profesi Apoteker

FarmakodinamikNo Parameter Keterangan

1 Kelas Terapi Antihistamin (antialergi)

2 Mekanisme Kerja Menghambat histamin berikatan dengan reseptor H1. Kompetisi

dengan reseptor H1 pada sel efektor di saluran pencernaan ,

pembuluh darah dan saluran pernafasan.

CTM merupakan antagonis H1, dimana di dalam percabangan

vascular, anagonis H1 menghambat efek vasokonstriktor histamine

dan pada tingkat tertentu, menghambat efek vasodilator yang lebih

cepat yang diperantarai oleh aktivasi reseptor H1 pada sel endotel

(sintesis/pelepasan NO dan mediator lain)

Page 52: Praktek Kerja Profesi Apoteker

3 Indikasi Chlorphenamine maleat dan Dexchlorpheniramin maleat digunakan untuk mengurangi

gejala-gejala kondisi alergi termasuk urtikaria dan angioedema, rinitis, dan

konjungtivitis, dan gangguan kulit pruritus. untuk pengobatan gejala batuk dan pilek.

Chlorpheniramine dapat diberikan melalui infus sebagai tambahan dalam pengobatan

darurat syok anafilaksis.

4 Efek Samping Efek samping dan perhatian: mengantuk seperti kebanyakan antihistamin lain,

exfoliatif dermatitis dan iritasi pada bekas tempat penyuntikan dan dapat

menyebabkan hipotensi tiba-tiba dan stimulasi susunan syaraf pusat.

Efek pada darah:

Dapat terjadi diskrasia darah setelah pemakaian, termasuk agranulositosis,

trombositopenia, pansitopenia dan anemia aplastik. Anemia hemolytic dapat terjadi

setelah pemakaian dexchlorpheniramin maleat.

Dapat mengentalkan sekresi bronkial, sakit kepala, eksitabilitas, rasa lelah, pusing,

mual, xerostomia, diare, sakit perut, meningkatkan nafsu makan dan berat badan,

retensi uriner, lemas, poliurea, faringitis.

Page 53: Praktek Kerja Profesi Apoteker

5 Kontraindikasi Hipersensitif terhadap klorfeniramin maleat/ komponen lain pada

formulasi, glaukoma sudut sempit, gejala hipertrofiprostat, sewaktu

terjadi serangan asma akut, ulkus peptik, obstuktif piloro duodenal.

6 Perhatian & Peringatan Perhatian:

Obat ini menyebabkan kantuk, hati-hati digunakan pada kondisi yang

memerlukan kewaspadaan penuh seperti menjalankan mesin atau

mengendari kendaraan bermotor. Gunakan hati-hati pada pasien

dengan glaukoma sudut tertutup, obstruksi piloro duodenal, penyakit

kardiovaskular. Karena berefek sedatif dan antikolinergik, tidak

disarankan penggunaan jangka waktu lama pada usia lanjut. Dapat

menyebaban paradoksikal pada anak-anak dan dapat menyebabkan

halusinasi, koma dan kematian pada dosis tinggi.

Page 54: Praktek Kerja Profesi Apoteker

7 Dosis Pengobatan Dosis : 4mg setiap 4-6 jam, dosis maximum 24mg sehari. Dosis untuk anak dimulai dari 1-2 tahun, 1mg

2kali sehari. 2-6 tahun 1mg setiap 4-6jam (maximum 6 mg sehari), 6-12 tahun 2mg setiap 4-6 jam

(maximum 12mg sehari). Menurut BNF umur 1 bulan atau lebih boleh diberikan 1mg, 2 kali sehari.

8 Stabilitas Penyimpanan Simpan pada suhu kamar, antara 15 -30°C. Tutup wadah rapat-rapat setelah digunakan. Buang obat jika

sudah melampaui waktu kadaluwarsa.

9 Interaksi Obat Dengan obat lain

Substrat CYP2D6 (minor), 3A4 (major); Penghambat CYP2D6 (lemah). Meningkatkan toksisitas

(depresi SSP): depresan SSP, Penghambat MAO, antidepresan trisiklik, fenotiasin.

Penghambat CYP3A4 : Dapat meningkatkan kadar klorfeniramin. Contoh obat ini meliputi

antifungi azole, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib, isoniazid, nefazodon,

nikardipin, propofol, penghambat protease, quinidin, dan verapamil. Etanol/Nutrisi/Herbal. Etanol:

Hindari penggunaan etanol (dapat meningkatkan depresi SSP).

Pengaruh dengan makanan

Makanan: memperlambat absorpsi tetapi tidak mengurangi bioavailabilitasnya.

11 Informasi Pasien Minum tablet sesuai dengan anjuran. Boleh diminum dengan susu atau makanan bila mengalami iritasi

lambung. Bila lupa minum obat, segera minum begitu ingat. Apabila mendekati waktu minum

berikutnya, minum hanya satu dosis saja, jangan menambah dosis.

Page 55: Praktek Kerja Profesi Apoteker

FarmakokinetikNo Parameter Keterangan

1 Absorpsi Chlorpheniramin maleat diabsorpsi relatif lambat di saluran cerna, denga

konsentrasi puncak dalam plasma 2,5 – 6 jam setelah pemakaian peroral.

Bioavailabilitasnya rendah senilai 25-50%. Chlorpheniramin mengalami

First Pass Metabolism. Sekitar 70% chlopheniramin terikat dengan

protein plasma. Waktu paruh nya bervariasi dengan rentang yang lebar

untuk tiap individu 2-43 jam.

2 Distribusi Klorfeniramin terdistribusi luas pada jaringan dan cairan tubuh dan dapat

menembus plasenta serta diekskresikan melalui ASI.

Page 56: Praktek Kerja Profesi Apoteker

3 Metabolisme & Eliminasi Metabolisme klorfeniramin sangat luas dan cepat, pertama dalam mukosa

lambung, kemudian dalam hati dan dapat mengalami kejenuhan. N-

dealkilasi akan mendapatkan beberapa metabolit, yang diekskresikan

dalam urin, sama dengan induknya. Metabolit hasil metabolisme nya

yaitu: desmethyl- dan didesmethylchlorphenamine. Obat yang tidak

dimetabolisme dan metabolit diekskresikan terutama di urin, ekskresi

tergantung pada pH urin dan laju alir urin. Hanya sedikit metabolit

ditemukan dalam tinja. Lama kerja 4-5 jam.

T½ plasma antara 2-4 jam, tetapi T½ eliminasi bervariasi tergantung

umur. T½ pada dewasa sehat dan anak-anak masing-masing adalah 20-24

jam dan 10-13 jam. Pada pasien gagal ginjal dengan hemodialisa, T½

dapat memanjang hingga 280-330 jam.

Page 57: Praktek Kerja Profesi Apoteker

DAFTAR PERMASALAHAN TERKAIT OBAT DAN REKOMENDASI

 Tanggal Permasalahan Rekomendasi/Saran Tujuan Farmakoterapi Monitoring

28 Januari 2013 Penderita mendapatkan obat

captopril 3 x 12,5mg untuk anak

usia 11 tahun.

Penggunaan Kaptopril sesudah

makan

Untuk anak ini seharusnya dimulai

dengan dosis efektif yang terendah

yaitu 3 x 8mg. Akan tetapi dokter

memberikan terapi captopril

3x12,5mg. Sehingga dosis yang

diberikan direkomendasikan untuk

diturunkan sebagai dosis awal dan

dapat dinaikkan secara bertahap

untuk dosis pemeliharaan.

Pengobatan kaptopril sebaiknya ½

jam sebelum makan karena makanan

dapat menghambat penyerapan dan

biavaibilitas kaptopril.

Untuk menurunkan

Tekanan Darah anak

secara bertahap

Ukur Tekanan Darah

Secara Kontinu

Page 58: Praktek Kerja Profesi Apoteker

31 Januari 2013 Hiperurisemia penderita diberikan allopurinol 2 x 400mg dimana asam urat dalam darahnya tinggi yaitu, 9,1 mg/dl dengan nilai normal 3,5-7,1 mg/dl.

Hiperurisemia yang diatasi dengan pemberian allopurinol 2 x 400mg sebaiknya diberikan 1 x sehari saja. Karena, allopurinol walaupun memiliki t½ yang pendek akan tetapi allopurinol didalam tubuh akan melakukan biotransformasi oleh enzim xantin oksidase menjadi aloxantin yang masa paruhnya lebih panjang daripada allopurinol yang masa paruhnya pendek cukup diberikan sekali sehari.

Untuk menurunkan asam urat penderita dengan dosis yang optimal untuk usia penderita.

Ukur asam urat secara kontinu, sehingga dapat diketahui penurunan asam uras dan efektivitas pengobatan. (Hasil Labor)

Page 59: Praktek Kerja Profesi Apoteker