prak. gizi (1) endo

18
KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah tuhan semesta alam, shalawat dan salam hanya untuk paling mulianya para nabi dan para rasul; Muhammad SAW, para keluarganya, para sahabat, dan umatNya semua. Pada Praktikum Gizi pada sistem endokrin & metabolisme ini kami diberikan mengenai Prinsip Dasar Penatalaksanaan Gizi pada pasien Diabetes Melitus. Diharapkan dari praktikum ini kita dapat memahami bahwa penuntun pemberian asupan gizi pada pasien diabetes melitus dapat menilai asupan gizi yang seimbang sesuai kebutuhan yang diperlukan. Semoga Laporan yang kami buat dapat memenuhi tugas Sistem Endokrin & Metabolisme, Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah. Kami mohon maaf kiranya apabila dalam Laporan ini masih banyak kesalahan serta kekurangan, dapat kiranya dr. Tirta, M.Gizi memberi kami masukan dan arahan. Tangerang, 27 Maret 2013

Upload: gabriele-ramadhan-raushan-dhamir

Post on 24-Apr-2015

72 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prak. Gizi (1) Endo

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah tuhan semesta alam, shalawat dan salam hanya untuk

paling mulianya para nabi dan para rasul; Muhammad SAW, para keluarganya, para sahabat,

dan umatNya semua.

Pada Praktikum Gizi pada sistem endokrin & metabolisme ini kami diberikan

mengenai Prinsip Dasar Penatalaksanaan Gizi pada pasien Diabetes Melitus. Diharapkan dari

praktikum ini kita dapat memahami bahwa penuntun pemberian asupan gizi pada pasien

diabetes melitus dapat menilai asupan gizi yang seimbang sesuai kebutuhan yang diperlukan.

Semoga Laporan yang kami buat dapat memenuhi tugas Sistem Endokrin &

Metabolisme, Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah.

Kami mohon maaf kiranya apabila dalam Laporan ini masih banyak kesalahan serta

kekurangan, dapat kiranya dr. Tirta, M.Gizi memberi kami masukan dan arahan.

Tangerang, 27 Maret 2013

(Penulis)

Page 2: Prak. Gizi (1) Endo

Tujuan Praktikum:

Pada akhir praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menghitung kebutuhan energi pada pasien Diabetes Melitus;

2. Menentukan komposisi zat gizi makro yang dapat diberikan pada pasien Diabetes

Melitus;

3. Menghitung jumlah karbohidrat yang terkandung dalam bahan makanan dengan

menggunakan daftar komposisi bahan pangan atau daftar satuan penukar bahan

makanan;

4. Menghitung kandungan karbohidrat suatu bahan makanan kemasan berdasarkan

label informasi gizi yang terdapat pada kemasan;

5. Mengetahui penggunaan karbohidrat counting dalam menyusun menu penderita

Diabetes Melitus.

Alat dan bahan yang dibutuhkan:

1. Daftar satuan penukar bahan makanan;

2. Daftar komposisi bahan makanan;

3. Kalkulator;

4. Contoh bahan makanan kemasan.

PRAKTIKUM 1: PENETAPAN KEBUTUHAN ENERGI PASIEN DIABETES

MELITUS

Langkah yang dilakukan:

1. Tentukan berat badan, tinggi badan dan usia pasien. Bila pasien overweight/ obesitas,

gunakan berat badan ideal;

2. Tentukan faktor aktivitas dan faktor stress (hanya untuk pasien rawat inap) pasien;

3. Gunakan rumus Harris Bennedict untuk menghitung kebutuhan basal pasien, lalu

dikalikan dengan faktor aktivitas dan faktor stress (hanya untuk pasien rawat inap)

untuk mendapatkan kebutu han energi pasien dalam 24 jam.

Rumus Harris Bennedict:

Laki-laki = 66,5 + 13, 8 (BB) + 5,0 (TB) – 6,8 (U)

Perempuan = 655,1 + 9,6 (BB) + 1,9 (TB) – 4,7

Page 3: Prak. Gizi (1) Endo

Keterangan:

BB = Berat Badan (kg)

TB = Tinggi Badan (cm)

U = Umur (tahun)

Faktor aktivitas (untuk pasien rawat jalan):

Aktivitas

Jenis Kelamin

Laki- laki Perempuan

Sangat Ringan

Ringan

Sedang

Berat

1.3

1.65

1.76

2.10

1.3

1.55

1.70

2.00

Faktor aktivitas dan Faktor Stress untuk pasien rawat inap:

No Aktivitas Faktor No Jenis trauma/ Stress Faktor

1

2

Istirahat di tempat

tidur

Tidak terikat ditempat

tidur

1.2

1.3

1

2

3

4

5

Tidak ada stress, pasien

gizi baik

*Stress ringan: Radang

saluran cerna, kanker,

bedah efektif, trauma

rangka moderat.

*Stress sedang: Sepsis,

bedah tulang, luka bakar,

trauma luka mayor.

*Stress berat: trauma

multiple, sepsis, bedah

multisistem.

*Stress sangat berat:

Luka kepala berat,

sindroma pernapasan

akut, luka bakar, sepsis,

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Page 4: Prak. Gizi (1) Endo

6 Luka bakar sangat berat 2.1

Kasus :

Pasien A, perempuan berusia 35 tahun, BB= 45 kg, TB = 160 cm. di rawat di rumah

sakit akibat kaki diabetic. Selama di rumah sakit, pasien A hanya dapat terbaring di tempat

tidur. Luka yang dideritanya hampir menutupi seluruh telapak dan punggung kaki kanan

pasien. Luka terlihat basah dan mengeluarkan pus. Terlihat tanda radang, namun pasien tidak

demam, kecuali pada sekitar luka.

Tugas :

Tentukan kebutuhan energi pasien DM sesuai kasus diatas !

Jawab :

Diketahui. :

- Factor aktivitas pasien : 1,2

- Faktor stress : sedang = 1,5

- Status gizi pasien berdasarkan Indeks Massa Tubuh;

IMT = BB (kg) IMT = 45 kg = 45 kg = 17,578 (Underweight)

[TB (m)]2 [1,6 m]2 2,56 m

- Berat Badan Ideal (BBI) = (160 cm – 100) = 60 kg 60 – 6= 54 kg

- Kebutuhan energi istirahat (RMR)

655, 1 + 9,6 (45) + 1,9 (160) – 4,7 (35) = 1313 kkal

- Kebutuhan energi terkoreksi (berdasarkan factor aktivitas dan stress)

1313 x 1,2 x 1,5 = 2363,4 kkal/ hari

Page 5: Prak. Gizi (1) Endo

PRAKTIKUM 2: PENETAPAN KOMPOSISI ZAT GIZI MAKRO UNTUK PASIEN

DIABETES MELITUS

Kebutuhan zat gizi makro pada pasien DM ditetapkan berdasarkan kondisi yang menyertai

pasien, sepeerti ada atau tidaknya gangguan fungsi ginjal yang biasanya sering menyertai DM

yang lama. Hal yang perlu diperhatikan pada pasien DM adalah:

1. Fungsi Ginjal

2. Fungsi Hati

3. Profil Lemak

4. Asam Urat

Keempat hal tersebut menjadi penting karena ada mempengaruhi komposisi zat gizi makro

yang diberikan.

Langkah-langkah dalam menentujkan zat gizi makro pasien DM:

1. Tentukan kebutuhan energi pasien dalam sehari.

2. Perhatikan gambaran laboratorium pasien, utamanya pada keempat hal diatas.

3. Pada pasien DM yang disertai dengan gangguan fungsi ginjal (ditandai degan

pengukuran laju filtrasi glomerolus) maka jumlah protein yang dibatasi. Bila tidak,

maka jumlah protein dapa diberikan minimal 0,8 gram/KgBBI. Pada pasien geriatri,

jumlah 0,8 gram ini sebaiknya dipertahankan kecuali terdapat masalah lain yang

membutuhkan asupan protein tinggi. Dalam panduan yang dikeluarkan oleh ADA,

protein diberikan setidaknya 15-20% dari energi total. Setelah mendapatkan jumlah

gram protrin yang dapat diberikan, kalikan dengan 4 (1gram protein hasilkan 4kkal)

untuk mendapatkan besarnya energi (kkal) yang dihasilkan oleh protein, lalu bagilah

dengan energi total kemudian kalikan dengan 100% untuk mendapatkan persentase

jumlah protein harian. Perhatian khusus juga diberikan pada pasien dengan kadar

asam urat yang tinggi. Makanan tinggi purin yang biasanya merupakan sumber

protein harus dibatasi.

4. Jumlah lemak yang diberikan untuk pasien DM adalah maksimal 30% dari asupan

energi total. Dengan membatasi lemak jenuh <7% perhari. Profil lemak pasien DM

seringkali bermasalah. Pembatasan lemak jenuh diharapkan dapat menurunkan kadar

kolesterol LDL yang seringkali meningkat. Penggunaan lemak tak jenuh ganda

(PUFA) dan lemak tak jenuh tunggal (MUFA) terbukti dapat membantu menurunkan

Page 6: Prak. Gizi (1) Endo

kadar kolesterol LDL. Dalam NCEP ATP III, PUFA dapat diberikan setidaknya 10%

dari energi total, dan MUFA sebanyak 20%. Namun perlu diperhatikan metode

penyiapan makanan, Penggunaan PUFA dan MUFA dalam menggoreng justru dapat

berdampak fatal karena dapat menimbulkan terbentuknya lemak trans. Perhatikan

fungsi hati, adanya penrunan fungsi hati menjadikan indikasi untuk membatasi asupan

lemak total dalam sehari setidaknya 25% dari asupan energi total. Penggunaan lemak

jenuh jenis rantai sedang (MCT = Medium Chain Trigliceride) dapat meringankan

kerja hati karena metabolismenya diluar hati, ma,un penggunaan minyak ini dibatasi

pada pasien dengan Triglicerida >300.

5. Setelah komposisi protein dan lemak ditetapkan, jumlah karbohidrat yang diberikan

dapat ditentukan dengan mengurangi 100% kebutuhan energi total dengan persentase

lemak dan protein. Jumlah minimal karbohidrat yang dianjurkan oleh ADA adalah

130 gram/hari.

6. Serat merupakan komponen yang telah teruji klinis dapat menurunkan kadar gula

darah pasien DM. Pemeberian serat pada pasien DM setidaknya mengikuti aturan

yang dikeluarkan oleh ADA, yaitu 14gram/1000kkal/hari.

7. Tentukan konsistensi makanan kemampuan pasien dalam mengunyah dan menelan

makanan. Adanya gangguan saluran cerna tertentu membutuhkan formula enteral

khusus agar pasien dapat menerima asupan nutrisi secara adekuat.

Soal :

Berdasarkan soal pada praktikum 1, hasil laboratorium pasien tersebut menunjukan fungsi

ginjal dan hati yang normal disertai dengan peningkatan profil lemak diatas normal.

Tentukan komposisi zat gizi makro yang diberikan!

Tugas :

Berdasarkan kasus yang telah kalian terima, hitunglah banyaknya karbohidrat yang dapat

diberikan berikut jenis bahan makanannya.

Jawaban :

Berdasarkan soal pada praktikum 1 kebutuhan energy total pasien A : 2070 kkal.

Komposisi zat makro

Protein =1g/kg x BBI

Page 7: Prak. Gizi (1) Endo

= 1g/kg x 54 Kg

= 54 kg

Protein = 54 x 4 = 216 kkal

Protein / KET x 100 = (216/ 2363,4) x 100%

= 9,139

Karena hasil perhitungan menunjukan dibawah 15%, dan tidak ditemukan adanya

gangguan fungsi ginjal sedangkan pasien amat membutuhkan protein untuk

penyembuhan luka maka besarnya protein yang diberikan adalah 15% dari

asupan energy total = 88,63 gram protein/hari.

Energy total = KET x 15% /4

= [2363,4 x 15%] /4

= 354,51 kkal / 4 gr

= 88,6275 gram/hari

Energy total = 88,63 gram/hari

Jumlah karbohidrat yang diberikan :

=100% - (15%+30%)= 55%

Jumlah karbohidrat = KET x 55%

= 2363,4 x 55%

= 1299,87 kkal

Jumlah karbohidrat = 1299,87 / 4

= 324,9675 325 gram karbohidrat/hari

Jumlah serat yang diberikan :

Jumlah serat = 14g/ 1000 kkal= 2363,4 / 1000

= 2,36 x 14

= 33,04 g/hari untuk 2363,4 kkal

PRAKTIKUM 3: PENENTUAN JUMLAH KARBOHIDRAT DALAM SUATU

BAHAN MAKANAN

Page 8: Prak. Gizi (1) Endo

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menetapkan kandungan karbohidrat suatu bahan

makanan:

1. Tentukan berat makanan tersebut dalam gram, atau dalam satuan ukuran rumah tangga

(sendok makan, sendok teh, gelas atau mangkuk). Bila berat bahan makanan belum

diketahui, maka bisa dilakukan konversi berdasarkan ukuran rumah tangga dengan

ketentuan sebagai berikut:

Ukuran Rumah Tangga Estimasi Berat

1 sdm gula pasir 10 g

1 sdm susu bubuk 5 g

1 sdm tepung beras, tepung sagu 6 g

1 sdm tepung terigu, maizena, hunkwe 5 g

1 sdm margarin, mentega, minyak

goring

10 g

1 sdm kacang-kacang kering (kacang

tanah, kacang kedelai, kacang polo,

kacang hijau, dll)

10 g

1 gelas nasi 140 g / 70 g beras

1 potong pepaya (5 × 15 cm) 100 g

1 buah pisang (3 × 15 cm) 75 g

1 potong tempe sedang (4 × 6 × 1 cm) 25 g

1 potong daging sedang (6 × 5 × 2 cm) 50 g

1 potong ikan sedang (6 × 5 × 4 cm) 50 g

1 biji tahu besar (6 × 6 × 2¼ cm) 100 g

1 sdm = 3 sdt 10 ml

1 gls = 24 sdm 240 ml

1 ckr = 1 gls 100 g

2. Bagilah berat bahan makanan dengan berat standar bahan makanan yang tercantum dalam

daftar bahan makanan penukar kemudian kalikan dengan jumlah karbohidrat yang

terkandung dalam bahan tersebut.

Satu satuan penukar mengandung: 175kkal, 4 gram protein, 40 gram karbohidrat

Page 9: Prak. Gizi (1) Endo

Bahan Makanan Berat (g) URT Bahan Makanan Berat

(g)

URT

Nasi 100 ¾ gls Maizena 40 8 sdm

Nasi tim 200 1 gls Tepung beras 50 8 sdm

Bubur beras 400 2 gls Tepung singkong 40 8 sdm

Nasi jaguung 100 ¾ gls Tepung sagu 40 8 sdm

Kentang 200 2 bj sdg Tepung terigu 50 10 sdm

Singkong 100 1 ptg sdg Tepung hunkwe 40 8 sdm

Talas 200 1 bj bsr Mi kering 50 1 gls

Ubi 150 1 bj sdg Mi basah 100 1 gls

Biscuit meja 50 5 bh Macaroni 50 ½ gls

Roti putih 80 4 iris Bihun 50 ½ gls

Krakers 50 5 bh bsr

Singkong, maizena, tepung singkong, sagu, dan tepung hunkwe kurang mengandung protein,

sehingga perlu ditambahkan ½ satuan penukar bahan makanan sumber protein.

3. Untuk mengetahui kandungan energy lakukan seperti pada poin dua namun kalikan

dengan jumlah energy yang terkandung dalam bahan tersebut.

Soal :

Diketahui, jumlah karbohidrat yang boleh dikonsumsi oleh pasien A adalah sebesar 325

gram. Berapa banyak nasi yang boleh dikonsumsi pasien tersebut setiap hari?

Tugas :

Susunlah menu untuk pasien DM sesuai dengan kasus yang telah anda terima dengan

mempertimbangkan karbohidrat yang telah anda berikan.

Jawaban :

Asupan karbohidrat per hari = 325/100 gram nasi mengandung 40 gram karbohidrat

325/40 = 8,125 porsi nasi = 8,2 porsi nasi @ 100 gram atau 8,2 porsi nasi @ ¾ gelas

8,125 × 100 gram = 812,5 gram/hari

Page 10: Prak. Gizi (1) Endo

PRAKTIKUM 4 : PENETAPAN KANDUNGAN KARBOHIDRAT DALAM BAHAN

MAKANAN KEMASAN

Alat dan Bahan :

1. Contoh bahan makanan kemasan yang mempunyai label informasi gizi

2. Kalkulator

Langkah-langkah yang dilakukan:

Perhatikan label informasi gizi yang terdapat pada kemasan

1. Tentukan besarnya takaran penyajian suatu makanan kemasan.

2. Lihat besarnya kandungan karbohidrat yang terdapat pada label tersebut. Lalu kalikan

dengan nilai tersebut sesuai dengan besarnya ukuran sajian yang diberikan.

Kasus :

Pasien A sesuai praktikum I tidak dapat menelan, diputuskan untuk memberikan

makanan cair melalui NGT berupa formula komersial. Berapa banyak sajian yang dapat

disiapkan untuk memenuhi kebutuhan energipasien A? bagaimana asupan karbohidratnya ?

Tugas :

Hitunglah kandungan karbohidrat yang terdapat dalam makanan kemasan dan beberapa

banyak yang dapat anda berikan pada pasien sesuai dengan kasus yang telah anda terima,

serta presentase pemenuhan karbohidratnya.

Jawab :

Dik : kebutuhan energi pasien = 2363,4 kkal

1. Susu Ensure

Jumlah kalori per saji : 230 kkal

Jumlah karbohidrat : 33 gr

- Jumlah sajian yang dapat diberikan : 2363,4/230 = 10 saji @195 cc

- Jumlah Karbohidrat yang dikonsumsi = 10 x 33 gr = 330 gr/hari

Page 11: Prak. Gizi (1) Endo

- Presentase pemenuhan karbohidrat dengan formula enteral :

(330/325) x 100% = 100 %

2. Susu Ultramilk

Jumlah kalori persaji : 150 kkal

Jumlah karbohidrat : 13 gr

- Jumlah sajian yang dapat diberikan : 2363,4/150 = 15,7 ≈ 16 saji

- Jumlah Karbohidrat yang dikonsumsi = 16 x 13 gr = 208 gr/hari

- Presentase pemenuhan karbohidrat dengan formula enteral :

(208/325) x 100% = 64%

3. Susu WRP

Jumlah kalori persaji : 200 kkal

Jumlah karbohidrat : 31 gr

- Jumlah sajian yang dapat diberikan : 2363,4/200 = 11,81 ≈ 12 saji @200 cc

- Jumlah Karbohidrat yang dikonsumsi = 12 x 31 gr = 372 gr/hari

- Presentase pemenuhan karbohidrat dengan formula enteral :

(372/325) x 100% = 114 %

4. Susu Peptisol

Jumlah kalori persaji : 240 kkal

Jumlah karbohidrat : 43 gr

- Jumlah sajian yang dapat diberikan : 2363,4/240 = 9,84 ≈ 10 saji

- Jumlah Karbohidrat yang dikonsumsi = 10 x 43 gr = 430 gr/hari

- Presentase pemenuhan karbohidrat dengan formula enteral :

(430/325) x 100% = 132,3 %

5. Susu Diabetasol

Jumlah kalori persaji : 260 kkal

Jumlah karbohidrat : 39 gr

Page 12: Prak. Gizi (1) Endo

- Jumlah sajian yang dapat diberikan : 2363,4/260 = 9,09 ≈ 9 saji

- Jumlah Karbohidrat yang dikonsumsi = 9 x 39 gr = 351 gr/hari

- Presentase pemenuhan karbohidrat dengan formula enteral :

(351/325) x 100% = 108 %

6. Susu Dancow Vanilla

Jumlah kalori persaji : 130 kkal

Jumlah karbohidrat : 11 gr

- Jumlah sajian yang dapat diberikan : 2363,4/130 = 18,18 ≈ 18 saji

- Jumlah Karbohidrat yang dikonsumsi = 18 x 11 gr = 198 gr/hari

- Presentase pemenuhan karbohidrat dengan formula enteral :

(198/325) x 100% = 60,9 %

7. Susu Entrasol

Jumlah kalori persaji : 130 kkal

Jumlah karbohidrat : 20 gr

- Jumlah sajian yang dapat diberikan : 2363,4/130 = 18,18 ≈ 18 saji

- Jumlah Karbohidrat yang dikonsumsi = 18 x 20 gr = 360 gr/hari

- Presentase pemenuhan karbohidrat dengan formula enteral :

(360/325) x 100% = 110,7%

8. Energen

Jumlah kalori persaji : 130 kkal

Jumlah karbohidrat : 25 gr

- Jumlah sajian yang dapat diberikan : 2363,4/130 = 18,18 ≈ 18 saji

- Jumlah Karbohidrat yang dikonsumsi = 18 x 30 gr = 540 gr/hari

- Presentase pemenuhan karbohidrat dengan formula enteral :

(540/325) x 100% = 166%