prak .docx

14
Laporan Praktikum Fisiologi Tujuan . Tujuan Praktikum : 1. Mengetahui cara pengukuran paru dengan spirometer 2. Mengetahui kapasitas standart paru-paru Alat dan Bahan 1. Spirometri 2. Tissue 3. Tinta spirometri 4. Mouth piece dispposible 5. Penjepit hidung Cara Kerja: 1. Isi bejana biru dengan air sampai tanda garis pengisian. Gunakan pegangan tangan di samping bejana untuk membawa bejana 2. Tukan sungkup putih perlahan-lahan ke bawah untuk meyakinkan penempatannya di dasar bejana biru 3. Masukkan pipa mulut yang disposable ke ujung pipa plastic yang fleksibel.Selalu gunakan pipa mulut disposable yang baru setiap penggantian OP 4. Tempatkan garis penunjuk pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan skala, dengan mengatur cakram petunjuk yang harus berada di sebelah kanan garis penunjuk. 1

Upload: rhani-hallan

Post on 20-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sem 2

TRANSCRIPT

Page 1: prak .docx

Laporan Praktikum FisiologiTujuan. Tujuan Praktikum :

1. Mengetahui cara pengukuran paru dengan spirometer

2. Mengetahui kapasitas standart paru-paru

Alat dan Bahan

1. Spirometri

2. Tissue

3. Tinta spirometri

4. Mouth piece dispposible

5. Penjepit hidung

Cara Kerja:

1. Isi bejana biru dengan air sampai tanda garis pengisian. Gunakan pegangan tangan di

samping bejana untuk membawa bejana

2. Tukan sungkup putih perlahan-lahan ke bawah untuk meyakinkan penempatannya di

dasar bejana biru

3. Masukkan pipa mulut yang disposable ke ujung pipa plastic yang fleksibel.Selalu

gunakan pipa mulut disposable yang baru setiap penggantian OP

4. Tempatkan garis penunjuk pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan skala,

dengan mengatur cakram petunjuk yang harus berada di sebelah kanan garis

penunjuk.

5. Bila mengukur volume inspirasi letakkan cakram penunjuk di sebelah kiri garis

penunjuk di garis 0 yang terdekat dengan pangkal lengan skala.

Teori

Proses respirasi atau pernafasan, secara harfiah berarti pergerakan oksigen (O2) dari

atmosfer menuju ke sel, dan keluarnya karbon dioksida (CO2) dari sel ke udara bebas.

Respirasi terdiri dari tiga proses, yaitu:

1

Page 2: prak .docx

1. Pulmonary ventilation adalah proses pernafasan dimana gas mengalir/bergerak antara

atmosfer (udara luar) dan paru. Pergerakan udara ini di sebabkan oleh perubahan

tekanan udara dalam paru. Perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perubahan

kapasitas paru akan memaksa udara masuk ketika inhalasi dan keluar ketika ekshalasi.

Dua Proses penting dalam pulmonary ventilation :

a. Inhalasi - Proses pergerakan udara masuk ke paru.

Agar udara masuk ke dalam paru, tekanan di alveoli harus lebih rendah

daripada tekanan di atmosfer. Maka dari itu rongga thorax (dada)

mengembang untuk meningkatkan kapasitas paru dan merendahkan tekanan

udara di rongga dada. Apabila kapasiti rongga thorax meningkat, kapasitas

paru juga meningkat dan tekanan alveolarpun menurun. Perubahan tekanan ini

menyebabkan udara bergerak dari luar ke dalam paru.

b. Ekshalasi – Proses pergerakan udara keluar paru.

Disebabkan oleh perubahan tekanan, tekanan di dalam paru lebih tinggi

daripada tekanan di atmosfer. Ekshalasi adalah hasil daripada “elastic recoil”

yang berlaku pada dinding thorax dan paru, yaitu hal yang secara alami terjadi

setelah rongga dada mengembang. Apabila otot external intercostals relax,

tulang rusuk akan menurun. Oleh karena itu tekanan dalam paru akan

meningkat. Maka udara akan bergerak keluar dari tekanan tinggi ke daerah

tekanan rendah.

2. Respirasi Eksternal

Proses resapan oksigen (O2) dalam udara di alveoli ke dalam darah di kapiler alveoli

serta proses resapan karbon dioksida (CO2) dalam arah sebaliknya. Darah yang dating

dari ventrikulus dextra (berasal dari sistemik tubuh) kaya akan kandungan CO2

berdifusi dan “bertukar tempat” dengan O2. PO2 dalam alveolar = 105 mmHg

sedangkan PO2 dalam kapiler pulmonary = 40 mmHg, karena itu oksigen akan terus

meresap ke dalam kapiler pulmonary sehingga PO2 dalam kapiler pulmonary

meningkat.

3. Respirasi Internal

Merupakan pertukaran CO2 dan O2 antara kapiler sistemik dengan sel jaringan. PO2

dalam kapiler darah = 105 mmHg sedangkan PO2 dalam sel jaringan = 40 mmHg.

Perbedaan tekanan ini akan menyebabkan oksigen akan meresap keluar dari kapiler

darah ke dalam sel sehingga PO2 dalam kapiler darah menurun ke 40 mmHg. Saat O2

meresap ke dalam sel. CO2 akan meresap ke arah yang bertentangan.

2

Page 3: prak .docx

Frekuensi pernafasan rata-rata pada orang dewasa normal berkisar antara 16-24 kali

per menit yang mengangkut kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru.

Beberapa factor seperti peningkatan PCO2 atau konsentrasi H+ dapat mempengaruhi

pusat pernafasan di pons dan di medulla untuk meningkatkan frekuensi ataupun

menurunkan frekuensi pernafasan. Jika konsentrasi CO2 dalam melebihi kadar normal

maka tubuh akan bereaksi dengan hiperventilasi untuk mengeluarkan CO2 tersebut

dan mengambil O2 dari udara luar, begitupun sebaliknya.

Volume paru yang lebih rendah daripada kisaran normal seringkali menunjukan

malfungsi system paru. Untuk mengetahui volume dan kapasitas paru digunakan alat

ukur berupa spirometer atau respirometer. Hasil perekamannya disebut spirogram.

Pada kurva hasil spirogram digambarkan defleksi ke bawah saat ekspirasi.

Udara yang keluar dan masuk saluran pernafasan saat inspirasi dan ekspirasi sebanyak

500 cc di sebut volume tidal (VT). Volume tidal setiap orang bervariasi tergantung

pada saat pengukuran. Rata rata pada orang dewasa 75% (350 ml) dari volume tidal

secara nyata dapat masuk ke bronkiolus, duktus alveolus, kantong alveoli dan alveoli

yang aktif dalam proses pertukaran gas. Sedang sisanya 25% (150 ml) menetap di

ruang rugi.

Volume total udara yang diperlukan dalam satu menit disebut minute volume of

respiration (MVR) atau minute ventilation. MRV didapat dari perkalian antara

volume tidal dan frekuensi pernafasan total permenit. Rata rata MRV dari 500 ml

volume tidak sebanyak 12 kali pernafasan permenit adalah 6000 ml/menit. Dengan

mengambil nafas lebih dalam maka akan mendapatkan volume pernafasan melebihi

volume tidal 500 ml. Penambahan volume ini disebut volume cadangan inspirasi

sebesar 3100 ml dari volume tidal sebelumnya. Sehingga volume tidal total sebesar

3600 ml. Udara ekspirasi juga dapat lebih banyak dikeluarkan (1200 ml) dari volume

tidal yang ada, udara tersebut merupakan volume cadangan ekspirasi. Meskipun paru

kosong setelah ekspirasi maksimal, sesungguhnya paru tersebut masih memiliki udara

sisa yang disebut dengan volume residu yang mepertahankan paru dari keadaan

kolaps yang besarnya sekitar 1200 cc.

FEV1 adalah volume ekspirasi paksa dalam satu detik dengan pengertian volume

yang masih dapat di keluarkan oleh paru setelah ekspirasi maksimal dalam satu detik.

Pada penderita emphysema didapatkan nilai FEV1 menurun.

Salah satu metode untuk melakukan pengukuran volume dan kapasitas dinamis

paru adalah dengan spirometri. Tujuannya adalah untuk mengukur efektivitas dan

3

Page 4: prak .docx

kecepatan paru dalam mengisi dan mengosongkan udara. Spirometri adalah suatu teknik

pemeriksaan untuk mengetahui fungsi/faal paru, di mana pasien diminta untuk meniup

sekuat-kuatnya melalui suatu alat yang dihubungkan dengan mesin spirometer yang

secara otomatis akan menghitung kekuatan, kecepatan dan volume udara yang

dikeluarkan, sehingga dengan demikian dapat diketahui kondisi faal paru pasien.

Pemeriksaan spirometri digunakan untuk mengetahui adanya gangguan di paru dan

saluran pernapasan. Alat ini sekaligus digunakan untuk mengukur fungsi paru. Pasien

yang dianjutkan untuk melakuakan pemeriksaan ini antara lain: pasien yang mengeluh

sesak napas, pemeriksaan berkala bagi pekerja pabrik, penderita PPOK, penyandang

asma, dan perokok.

Nilai Normal

1. Kapasitas vital paru

Gambar 1. Gambaran kapasitas paru normal

2. Kapasitas vital paksa paru

4

Page 5: prak .docx

Gambar 2. Gambaran kapasitas vital paksa paru normal

5

Page 6: prak .docx

Hasil Percobaan

1. Volume Tidal

TV : 480 ml

2. Volume cadangan ekspirasi

ERV : 1100 ml

3. Volume cadangan inspirasi

IRV : 1420 ml

4. Volume Residu

RV : 1000 ml

5. Kapasitas inspirasi

IC : TV + IRV

IC : 480 + 1420

IC : 1900 ml

6. Kapasitas Residu Fungsional

FRC : ERV + RV

FRC : 1100 + 1000

FRC : 2100 ml

7. Kapasitas Vital

VC : 1420 + 480 + 1100

VC : 3000 ml

8. Kapasitas Paru Total

TLC : VC + RV

TLC : 3000 + 1000

TLC : 4000 ml

VC standart Wanita = { 21,78 – ( 0,101 x umur )} x TB

= { 21,78 – ( 0,101 X 18 )} X 162

= 19,962 X 162

= 3233.844 ml

6

Page 7: prak .docx

Hasil Percobaan Menggunakan Spirometer dan Pembahasan

1. Pemeriksaan kapasitas vital paru

Dari pemeriksaan spirometri didapatkan data sebagai berikut.

NAME : Kevina Suwandi

Y/M/D : 07/05/13

IDCODE :12

AGE :18

SEX FEMALE

H(CM) :162

W(KG) :85

PRED :BALDWIN

ENV1 :28.0 C , 70 % . 760mmhg

xxxxxxxxxxxxVCxxxxxxxxxxx

Pred. Act %

VC 3,23 2,86 88

TV 0.43

IRV 1.49

ERV 0.94

IC 1.92

2. Pemeriksaan kapasitas vital paksa paru

PRED ACT %

FVC 3.23 L 3.00 93

FEV1.0 3.16 L 1.35 43

FEV1.0% 91.99% 45.00 49

PEFR 7.47 L/s 1.34 18

MMF 3.16 L/s 1.09 34

V75 --- 0.91 ---

V50 4.73 L/s 1.28 27

7

Page 8: prak .docx

V25 2.19 L/s 0.86 39

V25/Ht 1.03 L/s 1.53 51

ATI -4.86

FVC+FEV1 4.35

FVCbest 3.23 L 3.00 93

FEV1best 3.16 L 1.35 43

Long Age 100

Pembahasan

Hasil Grafik Pemeriksaan Kapasitas Vital Paru menunjukkan:

Pred. Act %

VC 3,23 2,86 88

TV 0.43

IRV 1.49

ERV 0.94

IC 1.92

Data spirogram menunjukkan adanya penurunan kapasitas vital paru yaitu 2,86 L.

Sehingga presentase nya hanya sebesar 88%. Pada hasil spirogram yang normal

menunjukkan banyaknya kapasitas vital paru yaitu 80% dari total kapasitas paru.

Penurunan kapasitas vital paru dapat disebabkan karena adanya penurunan volume tidal,

volume cadangan inspirasi maupun volume cadangan ekspirasi. Karena kapasitas vital

paru diperoleh dari hasil penambahan ketiga variable tersebut. Penurunan kapasitas vital

paru pada probandus disebabkan oleh penurunan:

Volume tidal = 0.43 L

Volume cadangan inspirasi = 1,49 L

Volume cadangan ekspirasi = 0.94L

Sehingga didapatkan :

VC=VT+IRV+ERV

8

Page 9: prak .docx

VC= 0.43+ 1,49+0.94

VC=2,86 L

Hasil Grafik Pemeriksaan Kapasitas Vital Paksa Paru menunjukkan:

PRED ACT %

FVC 4,70 3.00 68

FEV1.0 4,07 2,31 57

FEV1.0% ---- 72,4

FEV1.0%t 83,6 64,7

PEF 9,48 5,15 54

FEF25-75 5,06 1,66 33

MEF75 8,01 4,97 62

MEF50 5,32 1,72 32

MEF25 2,47 0,72 29

Rasio FEV1/FVC yaitu:

FEV1 = 2.31 = 1,29

FVC 3.00

Rasio FEV1/FVC meningkat tajam yaitu 1,29. Pada kondisi normal rasio

FEV1/FVC yaitu 0,8. Data spirogram tersebut menunjukkan adanya kelainan restriktif

dimana adanya penurunan FEV1 dan FVC, tetapi volume udara yang terhirup dan

terhembus lebih kecil dibandingkan normal.

9

Page 10: prak .docx

Kesimpulan

1. Respirasi pada manusia meliputi 3 tahap penting yaitu ventilasi , respirasi eksternal

dan respirasi internal.

2. Spirometri adalah suatu teknik pemeriksaan untuk mengetahui fungsi paru-paru ,

dimana pasien diminta sekuat-kuatnya melalui suatu alat yang dihubungkan dengan

mesin spirometer yang akan menghitung kekuatan, kecepatan dan volume udara yang

dikeluarkan ,sedangkan alatnya bernama spirometer, dan hasil perekamannya

bernama spirogram.

3. Dengan menggunakan spirometer ini, maka kami dapat mengukur volume tidal,

volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, kapasitas vital, kapasitas total

paru, dan volume residu, dan kapasitas vital paksa.

4. Ventilasi patoogis terdiri dari ventilasi obstruktif, ventilasi restriktif, dan ventilasi

campuran yaitu gabungan dari ventilasi obstruktif dan ventilasi restriktif.

5. Perhitungan dengan spirometer kepada probandus, didapatkan hasil FEV 1/ FVC

1,29. Hal tersebut menandakan diagnosa kerusakan paru restriktif.

DAFTAR PUSTAKA

10

Page 11: prak .docx

1. American Thoracic Society. Medical section of the American Lung Association.

Standards for the diagnosis and care of patients with chronic obstructive pulmonary

disease (COPD) and asthma. Am Rev Respir Dis 1987; 136: 22543.

2. Dahlan Z. Pneumonia. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi IV.

Jakarta: FKUI;2006

3. Danusantoso H. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates;20004. Dorland, W. A Newman. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC;2006

5. Halim, Hadi. Penyakit-penyakit Pleura. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid

II. Edisi IV. Jakarta: FKUI;2006

6. Maddapa T. 2009. Atelectasis. Available at:

http://emedicine.medscape.com/article/296468-overview (9 April 2010).

7. Rubins, Jeffrey. 2009. Pleural Effusion. Available at:

http://emedicine.medscape.com/article/299959-overview (9 April 2010).

8. Silbernagl, Stefan and Lang, Florian. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta:

EGC;2006

9. Yunus, Faisal.Penatalaksanaan Bronkhitis Khronik. Bagian Pulmonologi Kedokteran

Universitas Indonesia Unit Paru RSUP Persahabatan: Jakarta;2009

11