[ppt]teknik penulisan soal berbasis higher order thinking … · web viewmereka masing-masing...
TRANSCRIPT
Teknik Penulisan Soal Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Higher-Order Thinking Skills (HOTS)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Pengembangan butir soal
Agenda:
Latar Belakang
Konsep Soal HOT
Teknik Penulisan Soal HOTS
Model Soal HOT
Kerja Mandiri
Sistem Evaluasi Nasional
Mengapa harus HOT?
Latar Belakang
*) Permendikbud No. 59 Tahun 2014
(Lampiran I)
Kurikulum 2013
Tantangan Internal
Tantangan Eksternal
(Globalisasi)
Lingkungan hidup
Kemajuan Teknologi
Industri Kreatif
Kemajuan Pendidikan Internasional
Konten
Sistem evaluasi
Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.
Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
Berbasis kinerja peserta didik.
Memotivasi belajar peserta didik.
Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.
Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.
Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
Terkait dengan dunia kerja.
Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
Menggunakan berbagai cara dan instrumen.
PRINSIP KHUSUS PENILAIAN AUTENTIK
7
Standards &assessments
Kecakapan Hidup Abad 21
21st Century learning:
To know
To do
To be
To live together
Challenges: Quality of Education
Tantangan Mutu Pendidikan
8
Matematika
Membaca
Source: Rodrigo, World Bank, Extracted from OECD. Pisa 2012 Results in Focus: What Students Know and What They Can Do With What They Know.
75% siswa di bawah kompetensi minimum
56% siswa di bawah kompetensi minimum
Hasil PISA 2012: mayoritas siswa usia 15 tahun belum memiliki literasi dasar (membaca, matematika, sains)
Anak-anak kita tidak akan berdaya saing bila di sekolah mereka tak dilatih kecakapan hidup abad 21, misalnya: untuk membuat perbandingan, membuat penilaian data, berpikir kritis, membuat kesimpulan, memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan mereka pada konteks kehidupan nyata serta pada situasi yang masih asing
Soal Matematika UN memerlukan komputasi yang extensive,
namun tidak kaya konteks
PENGALAMAN EMPIRIS
Pertanyaan bukan employing matematika, tetapi keterampilan berhitung
PENGALAMAN EMPIRIS
PENGALAMAN EMPIRIS
Proses pengumpuan, evaluasi, dan distribusi berita kepada publik, hal ini merupakan pengertian dari ....
Koran
Majalah
Pers
Berita
Televisi
Sumber soal US 2014
PENGALAMAN EMPIRIS
Diketahui fungsi permintaan adalah Qd = 150 3P dan fungsi penawaran Qs = -60 + 4P.
Tingkat harga keseimbangan terjadi pada:
(60, 30)
(60, 20)
(60, 40)
(30, 60)
(30, 45)
Sumber soal US 2014
Apakah Higher-Order Thinking?
Higher-order thinking adalah meminimalisir kemampuan mengingat kembali informasi (recall) dan asesmen lebih mengukur kemampuan:
13
Transfer satu konsep ke konsep lainnya
Memproses dan menerapkan informasi
Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda
Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah
Menelaah ide dan informasi secara kritis
Apakah Higher-Order Thinking?
Apakah Higher-Order Thinking?
Higher-order thinking termasuk menunjukkan pemahaman akan informasi dan bernalar bukan sekedar mengingat kembali/recall informasi.
Higher order thinking tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall.
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi, yakni materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah kognitif Bloom pada level analisis, evaluasi dan mengkreasi, setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus) dan soal mengukur kemampuan berpikir kritis.
15
Table of Thinking
Krulik & RudnickBloomOrisinilBloomRevisiPresseisen HOTSrecallPengetahuanMengingatbasicPemahamanMemahamiPenerapanMenerapkancriticalAnalisisMenganalisisBerpikir kritis; Berpikir kreatif; Pemecahan masalah;Pembuatan keputusancreativeSintesisMengevaluasiEvaluasiMencipta
Taksonomi Bloom
Karakterisasi Instrumen untuk mengukur HoTs
KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
BERPIKIR KRITIS
BERPIKIR KREATIF
PEMECAHAN MASALAH
PEMBUATAN KEPUTUSAN
HOT
KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Berfikir Kritis adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah. Termasuk di dalamnya mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi. Berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang diberikan dan mampu menentukan ketidak-konsistenan dan pertentangan dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir kritis. Dengan kata lain, berfikir kritis adalah analitis dan refleksif.
Berfikir Kreatif yang sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya. Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menelorkan hasil akhir yang baru.
Tabel berikut mengklasifikasi instruksi-instruksi
yang umum digunakan dalam soal/pertanyaan sesuai
kategori Bloom taxonomy.
Mengingat (Remember)Pemahaman (Understand)Aplikasi (Application)Analisa (Analysis)Evaluasi(Evaluate)Kreasi(Create)Uraikan IdentifikasiUrutkanSebutkan Ingat kembaliKenali Catat Hubungkan UlangiGaris bawahi Berikan contoh Uraikan Tentukan Jelaskan Ekspresikan Jelaskan dengan kata-kata sendiri Identifikasi Temukan UlangiPilih SebutkanTerjemahkan Aplikasikan Tunjukkan Gunakan ManfaatkanIlustrasikanOperasikanTerapkan Analisa Kategorikan Bandingkan Simpulkan Bedakan Temukan GambarkanArtikanTelaahPrediksi
Menilai PilihKritikEvaluasiTelaahPeringkatKaji ulangCermati KumpulkanRumuskanKelola ModifikasiMengubahSintesaBuatBangunRancangKembangkanHasilkanSusunRakitBentuk
Proses Kognitif Bloom(Anderson & Krathwohl, 2001)
Proses KognitifDefinisiIngatanMengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka-panjangPemahamanMembangun arti dari proses pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan gambarAplikasiMelakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang tidak biasaAnalisisMemecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhanEvaluasiMembuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standarKreasiMenempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru
Taksonomi Bloom LOTS ke HOTS(McCurry)
EVALUASISINTESISANALISISAPLIKASIPEMAHAMANPENGETAHUAN
HOTS
LOTS
EVALUASISINTESISANALISISAPLIKASIHOTPEMAHAMANPENGETAHUAN
Menganalisis
Menggunakan keterampilan yang telah dipelajarinya terhadap suatu informasi yang belum diketahuinya dalam mengelompokkan informasi, menentukan keterhubungan antara satu kelompok/informasi atau menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas.
Contoh
Kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri- cirinya, memberi nama bagi kelompok tersebut, menentukan apakah satu kelompok sejajar/lebih tinggi/lebih luas dari yang lain, menentukan mana yang lebih dulu dan mana yang belakangan muncul, menentukan mana yang memberikan pengaruh dan mana yang menerima pengaruh, menemukan keterkaitan antara fakta dengan kesimpulan, menentukan konsistensi antara apa yang dikemukakan di bagian awal dengan bagian berikutnya, menemukan pikiran pokok penulis/pembicara/ nara sumber, menemukan kesamaan dalam alur berpikir antara satu karya dengan karya lainnya, dan sebagainya
Higher-Order Thinking Skills
Mengevaluasi
Kemampuan menilai suatu benda atau informasi berdasarkan suatu kriteria(menilai suatu ide, kreasi, cara, atau metode).
Contoh
Kemampuan menilai apakah informasi yang diberikan berguna, apakah suatu informasi/benda menarik/ menyenangkan bagi dirinya, adakah penyimpangan dari kriteria suatu pekerjaan/keputusan/peraturan, memberikan pertimbangan alternatif mana yang harus dipilih berdasarkan kriteria, menilai benar/salah/bagus/jelek dan sebagainya suatu hasil kerja berdasarkan kriteria.
Higher-Order Thinking Skills
Mencipta
Membuat sesuatu yang baru dari apa yang sudah ada sehingga hasil tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan berbeda dari komponen yang digunakan untuk membentuknya
Contoh
Kemampuan membuat suatu cerita/tulisan dari berbagai sumber yang dibacanya, membuat suatu benda dari bahan yang tersedia, mengembangkan fungsi baru dari suatu benda, mengembangkan berbagai bentuk kreativitas lainnya.
Higher-Order Thinking Skills
Cotton, K (1991), berpikir kreatif memiliki karakteristik sebagai berikut: fluency (membangun banyak ide), flexibility (dapat merubah-ubah pandangan dengan mudah), originality (menghasilkan sesuatu yang baru), dan elaboration (membangun ide-ide berdasarkan ide-ide yang lain)
Robert W. Bailey (1989), pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan tingkat tinggi dari proses mental seseorang yang mengombinasikan gagasan cemerlang untuk membentuk kombinasi gagasan yang baru berdasarkan penalara.
Edward Glaser (1941:5) mengembangkan gagasan Dewey dan mendefinisikan berpikir kritis sebagai: (1) suatu sikap yang mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan (3) semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis merupakan upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
Horold dan Cyril ODonnell, pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
Higher-Order Thinking Skillss
Menilai atau mengukur bukan sekadar untuk menghafal sejumlah informasi, namun lebih kepada bagaimana memproses sejumlah informasi untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang diajukkan
Menilai atau mengukur keterampilan yang lebih kompleks seperti berpikir kritis dan merangsang siswa untuk mengintrepretasikan, menganalisa atau bahkan mampu memanipulasi informasi sebelumnya sehingga tidak monoton.
Higher-order thinking menunjukkan pemahaman terhadap informasi dan bernalar (reasoning) bukan hanya sekedar mengingat informasi.
Kita tidak menguji ingatan, sehingga kadang-kadang perlu untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dan siswa menunjukkan pemahaman terhadap gagasan dan informasi dan/atau memanipulasi atau menggunakan informasi tersebut.
Teknik kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif:
Adakah Cara lain? (Whats another way?),
Bagaimana jika? (What if ?),
Manakah yang salah? (Whats wrong?), dan
Apakah yang akan dilakukan? (What would you do?) (Krulik & Rudnick, 1999).
Higher-Order Thinking Skillss
Bagaimana Butir Soal yang dapat menuntut HOTS...?
Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus)
berbentuk sumber/bahan bacaan seperti: teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/symbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam
dianalisis, dievaluasi, dan dikreasikan
Teknik Penulisan Butir HOTS
Perhatikan cakupan materi yang diharuskan untuk level pendidikan
Perhatikan beberapa kompetensi yang diharapkan pada tiap level pendidikan yang kemudian diturunkan menjadi beberapa indikator dan tujuan dari pembelajaran berdasarkan anjuran yang tertuang pada kurikulum
Penggunaan pengetahuan dasar untuk suatu cakupan materi sangat mungkin berbeda sesuai dengan level pendidikan
Menggunakan pengetahuan atau kemampuan dasar nya untuk menyesaikan permasalahan yang ada
Dalam taksonomi Bloom tingkatan yang paling rendah dapat menjadi pengetahuan dasar untuk menjawab pertanyaan ke tingkatan selanjutnya
Dianjurkan untuk menyediakan berbagai macam data (pernyataan, tabel, grafik, hasil dari percobaan yang dilakukan, laporan, bahan bacaan, hasil observasi, dll) sebagai stimulus untuk menjawab soal-soal HOTS
Berbagai macam data yang disediakan seharusnya memberikan informasi kepada siswa merujuk kepada pengetahuan atau kemampuan dasar sehingga dapat diolah lebih lanjut
Data yang diajukkan sebagai stimulus kepada siswa sedapat mungkin dibuat dengan situasi yang autentik atau nyata
Menulis soal tertulis HOTS dapat berupa soal
Teknik Penulisan Butir HOTS
Contoh Soal Ranah Kognitif Bloom C1, C2
Mengingat (C1): menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang.
Larutan Asam adalah jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+. Pernyataan ini diungkapkan olehArrheniusC. LewisBronsted-lowryD. DaltonMemahami (C2): mengkonstruksi makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa
Apakah yang terjadi menurut Arrhenius jika suatu asam dilarutkan dalam air...mengikat H+C. terurai sempurna mengasilkan ion H+menghasilkan ion H+D. terjadi reaksi dengan air
Aplikasi (C3): melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas
Jika konsentrasi suatu larutan H2SO4 0,1M maka konsentrasi ion H+ adalah....dua kali konsentrasi H2SO4setengah kali konsentrasi H2SO4sama dengan Konsentrasi H2SO4tergantung jumlah H2SO4 yang ada
Berapakah pH larutan HCl dengan konsentrasi 0,01 M1C. 132D. 12
Contoh Soal Ranah Kognitif Bloom C3
Analisis (C4): menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya
Jika Larutan HCl dan H2SO4 mempunyai konsentarsi yang sama maka perbandingan konsentrasi H+ pada kedua larutan tersebut adalah... sama besarkonsentrasi H+ pada HCl lebih besar daripada konsentrasi H+ pada H2SO4konsentrasi H+ pada H2SO4 lebih besar daripada konsentrasi H+ pada HClkonsentrasi H+ pada HCl kali lebih besar daripada konsentrasi H+ pada H2SO4
Contoh Soal Ranah Kognitif Bloom C4
Evaluasi (C5): membuat suatu pertimbangan atau keputusan berdasarkan kriteria dan standar yang ada
4 orang siswa ingin mereaksikan logam Mg dengan 2 buah asam, yaitu HCl dan H2SO4. Reaksi yang dilakukan haruslah menghasilkan jumlah gas H2 yang sama. Berikut hal yang dilakukan ke-4 siswa tersebut:Siswa A: mereaksikan sejumlah Mg dengan sejumlah H2SO4 dan HCl yang sama Siswa B: mereaksikan sejumlah Mg dengan sejumlah H2SO4 2 kali dari HClSiswa C: mereaksikan sejumlah Mg dengan sejumlah HCl 2 kali dari H2SO4Siswa D: mereaksikan sejumlah 2 kali Mg dengan dengan sejumlah H2SO4 dan HCl yang sama
Dari percobaan yang dilakukkan oleh ke-4 siswa tersebut, siswa manakah benar melakukannya...Siswa AC. Siswa CSiswa BD. Siswa D
Contoh Soal Ranah Kognitif Bloom C5
Kreasi (C6) memadukan bagian-bagian untuk membuat sesuatu yang baru dan saling berhubungan yang masuk akal atau dapat juga untuk menghasilkan suatu produk yang orisinil
Jika anda akan membuat suatu larutan HCl dan H2SO4 dengan pH yang sama besar maka yang akan anda lakukan adalah......Mengencerkan kedua larutan itu hingga mendapatkan pH yang sama dengan menggunakan pengukuran indikator universal Membuat Konsentrasi larutan HCl menjadi 2 kali larutan H2SO4Menuliskan reaksi keduanya dan memeriksa jumlah H+ yang terlibat dari kedua reaksi tersebutMembandingkan langsung antara Konsentrasi HCl dan H2SO4 karena keduanya akan mempunyai konsentarsi H+ yang sama
Contoh Soal Ranah Kognitif Bloom C6
Bersifat divergen, memungkinkan munculnya beberapa alternatif respons atau jawaban
Tidak hanya mengukur kompetensi pengetahuan, tetapi juga keterampilan proses, dan sikap
Stem soal menggunakan stimulus berupa konteks kehidupan nyata atau fenomena yang dekat dengan kehidupan siswa
Tidak hanya mengukur pengetahuan tentang IPA, tetapi juga mengukur sikap dan bagaimana menggunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata
Tidak cukup hanya berbentuk pilihan ganda
Konstruksi soal PISA
Contextual Assessment
Asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari;
Ruang lingkup stimulus/konteks: personal, sosial, dan global, seperti:
kesehatan
Pendidikan
Pekerjaan
sumbar daya alam
lingkungan hidup
bencana alam
pemanfaatan sains dan teknologi
Karakteristik asesmen kontekstual (REACT):
Relating: terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata.
Experiencing: ditekankan kepada penggalian (eksplorasi), penemuan (discovery), dan penciptaan (invention).
Applying: menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.
Communication: menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.
Transfering: menuntut kemampuan peserta didik untuk mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.
Contextual Assessment
Ciri-ciri asesmen kontekstual:
Siswa mengkonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawaban yang tersedia.
Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata.
Tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar, tetapi memungkinkan banyak jawaban benar atau semua jawaban benar.
Contextual Assessment
Perbandingan asesmen tradisional dan kontekstual
Contextual Assessment
C. PISA (Programme for International Student Assessment)
PISA: studi internasional tentang penilaian prestasi literasi membaca, matematika, dan sains peserta didik berusia 15 tahun.
Dikoordinasikan oleh OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development), berkedudukan di Paris, Prancis.
Konsorsium internasional: Educational Testing Service (ETS), the Australian Council for Educational Research (ACER), the Netherlands National Institute for Educational Measurement (Citogroep), the National Institute for Educational Policy Research in Japan (NIER), dan WESTAT United States.
Literasi Membaca PISA
Definisi
Literasi Membaca: kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan, merefleksi serta terlibat pada wacana teks dalam rangka mencapai tujuan membaca, mengembangkan pengetahuan dan potensi diri serta berpartisipasi dalam masyarakat.
Contoh Item HOTS
Contoh Soal Matematika
Tabel berikut menyajikan waktu lari dalam menit dan detik untuk pemenang medali Emas pada Olimpiade tahun 2008 dalam lomba lari 100 m, 200 m, 400 m dan 800 m.
LombaPriaWanita100 m9,6910,78200 m19,3021,74400 m43,7549,62800 m1:44,65?
Manakah berikut ini yang paling mungkin merupakan waktu lari bagi pemenang medali emas untuk lomba lari wanita 800 m?1:00,181:20,431:48,021:54,87
Contoh Soal Matematika
Contoh Soal Matematika
Pengujian sifat larutan asam atau basa dapat digunakan bahan alam sekitar sebagai pengganti kertas lakmus. Berikut ini Beberapa kelompok siswa akan menguji sifat asam dan basa suatu larutan dengan menggunakan berbagai bahan yang ada dirumahnya. Mereka terlebih dahulu membuat beberapa indikator alam untuk mengujinya. Data yang diperoleh dari berbagai tanaman tertera pada tabel.
Bahan indikator mana seharusnya dipilih mereka untuk menguji bahan-bahan lain yang mempunyai sifat asam basa yang belum diketahui?
A. Tomat dan daun pandan
B. Kembang sepatu dan tomat
C. Kol ungu dan kembang sepatu
D. Daun pandan dan kembang sepatu
Contoh Soal Kimia
Empat orang siswa yang bernama Juli, Poppy, Parmin dan Anang menyelidiki apakah tanaman membutuhkan cahaya untuk bertahan hidup. Mereka masing-masing menanam tanaman yang sama dalam kondisi yang berbeda seperti yang tertera pada gambar berikut
Dari ke-empat siswa tersebut, siapakah melakukan percobaan dengan menggunakan variabel kontrol yang tepat...
AnangC. Poppy
ParminD. Juli
1) Ditulis oleh Poppy,P4TK IPA
Contoh Soal Biologi1
Contoh Soal Fisika1
Sempurna
Kau begitu sempurna
Di mataku kau begitu indah
Kau membuat diriku
Akan selalu memujamu
Di setiap langkahku
ku kan selalu merindukan dirimu
Tapi satu bayangkan hidup tanpa cintamu
Janganlah kau tinggal diriku
Ku tak akan mampu semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Engkau di diriku, oh sayangku
Engkau begitu sempurna
Dinyanyikan oleh: Gita Gutawa
Mengkreasi :
Tulislah sebuah puisi tentang seseorang yang kamu kirimi surat!
Mengevaluasi :
Selama ini sikap baik apa yang sudah kamu lakukan kepada seseorang yang kamu kirimi surat?
Menganalisis :
Bandingkan perasaanmu antara kepada temanmu dengan kepada seseorang yang kamu kirimi surat!
Contoh Soal Bhs Indonesia
Kancil and Crocodile
Kancil was a clever mousedeer. He had many enemies. One of them was Crocodile. Crocodile lived in a river in the forest.
Now, one day, Kancil went to the river. It was a very hot day, and he wanted to have a bath. Kancil bathed and splashed about in the water.
Crocodile saw Kancil. "A nice meal," he thought. Then, he crawled behind Kancil and grabbed him. He caught one of Kancil's legs.
Kancil was terrified. Then, he had an idea. He saw a twig floating near him. He picked it up and said, "You stupid fool! So you think you've got me. You're biting a twig - not my leg. Here, this is my leg."
And with that, he showed Crocodile the twig. Crocodile could not see well. He was a very stupid creature, too. He believed the cunning mousedeer. He freed the mousedeer's leg and snapped upon the twig. Kancil ran out of the water immediately.
"Ha! Ha!" he laughed. "I tricked you!".
Mengkreasi :
Compose a letter of apology from Kancil to Crocodile.
Mengevaluasi :
Do you think Kancil has done the right thing? Why?
Menganalisis :
In what ways are Kancil and Crocodile different?
Contoh Soal Bhs Inggris
Contoh Soal IPS
Contoh Soal Membaca
Berikut diberikan stimulus
Pertanyaan apakah yang dapat dibuat dari stimulus tersebut berdasarkan latar belakang MP masing-masing ?
KERJA MANDIRI
Contoh soal: Pada sebuah kandang ada 30 ekor kambing dan ayam. Jika 8 kambing dan 22 ayam jumlah kakinya ada 76, maka berapakah jumlah kambing dan jumlah ayam pada kandang tersebut?
Jawaban 1:
misal:
jumlah kaki kambing=x
jumlah kaki ayam=y
x+y=30
4x+2y=76
Dengan berbagai cara akan diperoleh jumlah kambing adalah 8 ekor, dan jumlah ayam adalah 22 ekor. Selanjutnya ajukan pertanyaan kemungkinan cara lain untuk mendapatkan jawaban yang sama.
52 Youth in Indonesia
TABLE 4-2 Mean student performance scores of 15 year old male and female students by subject: selected countries, PISA(a) 2012
Mathematics Science Reading
Country Boys Girls Boys Girls Boys Girls
Singapore 572 575 551 552 527 559
Hong Kong-China 568 553 558 551 533 558
Chinese Taipei 563 557 524 523 507 539
Korea 562 544 539 536 525 548
Japan 545 527 552 541 527 551
Viet Nam 517 507 529 528 492 523
OECD Average 499 489 502 500 478 515
Thailand 419 433 433 452 410 465
Malaysia 416 424 414 425 377 418
Indonesia 377 373 380 383 382 410
Indonesias ranking among
65participating countries 63 63 63 64 59 60
TABLE 4-3 Percentage of 15 year old male and female students classified as being low achieving(a)
by subject: selected countries, PISA(b) 2012
Mathematics Science Reading
Country Boys Girls Boys Girls Boys Girls
Hong Kong-China 8.5 8.5 6.0 5.1 9.1 4.1
Japan 9.2 9.1 7.6 5.6 10.4 4.5
Singapore 9.7 6.7 11.0 8.1 13.4 6.2
OECD Average 10.9 11.2 9.0 7.9 13.1 6.1
Viet Nam 14.2 14.3 7.8 5.8 14.0 5.4
Chinese Taipei 14.3 11.4 11.5 8.2 16.4 6.8
Korea 22.1 23.9 18.6 16.9 23.9 12.0
Thailand 54.1 46.3 39.7 28.8 48.6 20.7
Malaysia 54.1 49.6 48.7 42.5 62.9 43.2
Indonesia 74.6 76.9 67.2 66.0 62.6 47.7
Asesmen Tradisional Asesmen Kontekstual
Peserta didik cenderung memilih
respons yang diberikan.
Peserta didik mengekspresikan
respons
Konteks dunia kelas (buatan) Konteks dunia nyata (realistis)
Umumnya mengukur aspek
ingatan (recalling)
Mengukur performansi tugas
(berpikir tingkat tinggi)
Terpisah dengan pembelajaran Terintegrasi dengan pembelajaran
Pembuktian tidak langsung,
cenderung teoretis.
Pembuktian langsung melalui
penerapan pengetahuan dan
keterampilan dengan konteks
nyata.
Asesmen Tradisional
Asesmen Kontekstual
Peserta didik cenderung memilih respons yang diberikan.
Peserta didik mengekspresikan respons
Konteks dunia kelas (buatan)
Konteks dunia nyata (realistis)
Umumnya mengukur aspek ingatan (recalling)
Mengukur performansi tugas (berpikir tingkat tinggi)
Terpisah dengan pembelajaran
Terintegrasi dengan pembelajaran
Pembuktian tidak langsung, cenderung teoretis.
Pembuktian langsung melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan dengan konteks nyata.