ppt tugas 1 metode ftcs, laasonen
TRANSCRIPT
Simulasi Numeric Perpindahan Panas Konduksi 1D Menggunakan Pendekatan Beda Hingga (FTCS,
Laasonen dan Crank-Nicholson)
NOVITA PARINGGAI0409036
Universitas Sebelas Maret
PENDAHULUAN Metode numeric merupakan cabang ilmu matematika
yang menggunakan bilangan untuk menirukan proses matematik. Banyak permasalahan dalam bidang teknik yang dapat diformulasikan kedalam bentuk persamaan diferensial. Persamaan diferensial merupakan suatu persamaan yang mengandung turunan fungsi , persamaan diferensial dibagi menjadi dua yaitu persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial parsial. Persamaan diferensial parsial, metode yang digunakan adalah metode beda hingga skema Eksplisit(FTCS), skema Implisit(LAASONEN), skema Crank-Nicholson
Adanya kemajuan dalam teknologi komputer memungkinkan pelaksanaan komputasi secara tepat dan cepat menjadikan berbagai metode penyelesaian persoalan dengan pendekatan numerik sangat berguna. Dengan metode beda hingga sangat memudahkan menyelesaikan persoalan-persoalan perpindahan panas dengan bantuan komputer.
DASAR TEORI
Perpindahan panas Perpindahan panas mengalir pdari tempat yang
bersuhu tinggi ke rendah ada 3 macam perpindahan panas:
1. konduksi: Perpindahan panas secara langsung(padat,cair,gas)
2. konveksi: perpindahan panas hanya pada zat cair
3. Radiasi: perpindahan panas tanpa adanya perantara
Metode beda hingga
Suatu metode numeric untuk menyelesaikan suatu permasalahan diferensial dengan mengaproksimasi turunan-turunan persamaan tersebut menjadi system persamaan linier. Metode ini untuk mendekati ungkapan turunan pertama dan kedua.
Metode beda hingga didasarkan pada ekspansi deret Taylor, yaitu metode pendekatan agar sebuah persamaan diferensial parsial dapat diubah menjadi operasi aritmatika dan operasi logika yang dapat dibaca oleh komputer. Deret Tylor:
Ekspansi deret Taylor untuk fungsi dua variabel menghasilkan beda maju orde pertama, beda mundur orde pertama, beda tengah orde pertama, dan beda tengah orde kedua
3
33
2
22
!3
)(
!2
)()()()(
x
fx
x
fx
x
fxxfxxf
3
33
2
22
!3
)(
!2
)()()()(
x
fx
x
fx
x
fxxfxxf
1 !
)()()(
nn
nn
x
f
n
xxfxxf
Pendekatan beda hingga untuk turunan pertama
x
f
)(1 xx
ff
x
f ii
211 )(2
xx
ff
x
f ii
1. Pendekatan beda maju (forward difference)
3. Pendekatan beda tengah (central difference)
2. Pendekatan beda mundur (backward difference)
)(1 xx
ff
x
f ii
Pendekatan beda hingga untuk turunan kedua
2
2
x
f
2
211
2
2 2x
x
fff
x
f iii
1. pendektan beda tengah (central difference)
Ada 3 macam metode beda hingga yang dapat menyelesaikan persamaan perpindahan panas satu dimensi UNSTEADY
Persamaan perpindahan panas konduksi 1D
2
2
x
T
t
T
02
2
x
T
unsteady
steady
1.Metode FTCS (forward in time central in space)
i-1 i i+1x
t
n
n+1
Skema metode FTCS
i = indeks ruang
n= indeks waktu
Diskretisasi persamaan konduksi 1D
2
2
x
T
t
T
Turunan waktu didiskretisasi dengan pendekatan beda majuTurunan ruang didiskretisasi dengan pendekatan beda tengahDiskretisasi turunan waktu
2
2
1
2
2 21
xx
TTT
x
Tni
nnii
tt
TT
t
Tnnii
1
Diskretisasi turunan ruang
Sehingga :
211
12
x
TTT
t
TT ni
ni
ni
nnii
n
ini
ni
nn TTTx
tTT ii 112
1 2
2. Metode Laasonen
t
n+1
n
i+1
ii-1x
i = indeks ruang
n= indeks waktu
Skema metode Laasonen
Diskretisasi persamaan konduksi 1D
2
2
x
T
t
T
tt
TT
t
Tnnii
1
Turunan waktu didiskretisasi dengan pendekatan beda majuTurunan ruang didiskretisasi dengan pendekatan beda tengahDiskretisasi turunan waktu
2
2
11
11
2
2 21
xx
TTT
x
Tni
nnii
Diskretisasi turunan ruang
n1n
1i1n1n
1i ii TTTT
222
111
1112
11
1112
1
2
11
111
1
21
2
2
2
x
t
x
t
x
t
TTTTTx
t
TTTx
tTT
x
TTT
t
TT
nnni
ni
ni
ni
ni
ni
nn
ni
ni
ni
nn
ii
ii
ii
iiii dcba
1n1i
1n1n1i TTT i
Persamaan diatas disebut persamaan tridiagonal matriks
n
iT
i
i
i
i
d
x
tc
x
tb
x
ta
2
2
2
21
3. Metode Crank-Nicolson
n+1/2
t/2
n+1
i+1
ii-1
x
n
t/2
i = indeks ruang
n= indeks waktu
Skema metode Crank-Nicolson
Diskretisasi persamaan konduksi 1D
2
2
x
T
t
T
Turunan waktu didiskretisasi dengan pendekatan beda majuTurunan ruang didiskretisasi dengan pendekatan beda tengah
xt
TT
t
Tnnii
2/
2/1
Metode Crank-Nicoson terdiri dari dua langkah waktu yaitu :Langkah waktu ( nn+1/2)Diskretisasi turunan waktu
Diskretisasi turunan ruang
2
2
1
2
2 21
xx
TTT
x
Tni
nnii
Langkah waktu ( n+1/2n+1)
Diskretisasi turunan waktu
xt
TT
t
Tnnii
2/
2/11
2
2
11
11
2
2 21
xx
TTT
x
Tni
nnii
Diskretisasi turunan ruang
211
2/12
2/ x
TTT
t
TT ni
ni
ni
nnii
211
111
2/112
2/ x
TTT
t
TT ni
ni
ni
nnii
211
2/12
2/ x
TTT
t
TT ni
ni
ni
nnii
2
11
111
211
122
2/ x
TTT
x
TTT
t
TT ni
ni
ni
ni
ni
ni
nnii
Jika langkah waktu ( nn+1/2) dan ( n+1/2n+1) dijumlahkan menjadi :
211
111
2/112
2/ x
TTT
t
TT ni
ni
ni
nnii
+
n
ini
ni TTT
x
t
x
t
x
t
x
t
112
222
22
21
2
n
1n1i
1n1n1i
i
i
T
TTT
iiii dcba
1n1i
1n1n1i TTT i
n
ini
niii
ii
TTTx
td
x
tc
x
tb
x
ta
1122
22
222
12
niT
Dimana :
CONTOH SOALSebuah dinding 1 dimensi lebar (L) 0.06 meter terbuat
dari besi dengan difusivitas thermal =0.000217 m2/s. Mula-mula temperatur dinding (To) seragam 0ºC, kemudian dinding sebelah kiri (T1) dipertahankan pada temperature 50 ºC dan kanan (T2) dipertahankan pada temperatur 10ºC. Hitunglah distribusi temperatur pada dinding setelah 0.05s dan 0.15s dengan menggunakan skema FTCS, Laasonen dan Crank Nicholson?
L
T1T2T0
Jawab :
0.06m
T1=50C
T2=10C
xi=1
i=nx
1. Langkah pertama membagi domain menjadi Nx, = 31 grid dengan lebar tiap grid ∆x = 0.06/31-1= 0.02 mlangkah waktu ∆t= 0.001α = 0.000217m2/sbatas waktu Tmax 0.05s dan 0.15s
2. Langkah kedua menentukan kondisi awal (IC) Ti= 0oC
3. Langkah ketiga menentukan kondisi batas (BC) T1= 50OC, TNX = 10OC
4. Langkah keempat menghitung Ti
n+1 dengan metode FTCS, Laasonen, Crank Nicholson menggunakan program foutran
1. Skema FTCSProgram FTCS
DIMENSION U(100),UN(100),X(100)TP=0.06NX=31DX=TP/(NX-1)DT=0.001ALP=0.000217DO I=1,NXUN(I)=0.ENDDO
UN(1)=50.UN(NX)=10.WRITE(*,10)
10 FORMAT(1X'TMAX=',\)READ(*,*)TMAXT=0.
123 T=T+DTDO I=2,NX-1U(I)=UN(I)+ALP*DT/DX/DX*(UN(I-1)-2*UN(I)+UN(I+1))ENDDO
DO I=2,NX-1UN(I)=U(I)ENDDO
IF(T<TMAX) GO TO 123DO I=1,NXX(I)=(I-1)*DXWRITE(*,20)I,X(I),UN(I)
20 FORMAT (1X,I2,2X,F8.3,2X,F8.3)ENDDOEND
HASIL
2. Skema Laasonen
Menentukan Kondisi batas:T1= 500C i=1
Persamaan matriks untuk i= 1 menjadi
agar T1
n+1= 50OC dibuat permisalan
Untuk i=Nx
Agar persamaan menjadi , TNXn+1
= 100C
iiii dcba
1n1i
1n1n1i TTT i
1111 dcba 1n2
1n1n0 TTT 1
10 nxnxnxnx dca 0 1b0
11111 Tdcba 0 1 0
nxnxnxnxnx dcba
1n1nx
1n1n1nx TTT
Program LaasonenDIMENSION U(100),X(100)DIMENSION
A(100),B(100),C(100),D(100)NX=31TP=0.06DX=TP/(NX-1)DT=0.001ALPA=0.000217
DO I=1,NXU(I)=0.ENDDO
U(1)=50. ! BATAS KIRIU(NX)=10. ! BATAS KANAN
WRITE(*,10)
10 FORMAT(1X,'tmax= ',\)READ(*,*)tmax
123 t=t+DT
DO I=2,NX-1A(I)=-ALPA*DT/DX/DXB(I)=1.+2*ALPA*DT/DX/DXC(I)=-ALPA*DT/DX/DX
D(I)=U(I)ENDDO
A(1)=0.B(1)=1.C(1)=0.D(1)=U(1)
A(NX)=0.B(NX)=1.C(NX)=0.D(NX)=U(NX)
CALL TRIDI(A,B,C,D,1,NX)
DO I=1,NXU(I)=D(I)ENDDO
IF((t+DT/2)<tmax)GOTO 123WRITE(*,*)' tmax = ',tmaxDO I=1,NXX(I)=(I-1)*DXWRITE(*,20)X(I),U(I)ENDDO
20 FORMAT(1X,F8.3,1X,F8.3)END
SUBROUTINE TRIDI(A,B,C,D,L1,L2) PARAMETER(M=100) DIMENSION A(M),B(M),C(M),D(M)
DO 1 I=L1+1,L2R=-A(I)/B(I-1)B(I)=B(I)+R*C(I-1)
1 D(I)=D(I)+R*D(I-1)D(L2)=D(L2)/B(L2)DO 2 J=L2-1,L1,-1
2 D(J)=(D(J)-C(J)*D(J+1))/B(J)RETURNEND
HASIL
3. Skema Crank NicholsonCara menyelesaikan sama seperti skema Laasonen yang
membedakan rumus a1,b1,c1,d1
Program Crank NicholsonDIMENSION U(100),X(100)
DIMENSION A(100),B(100),C(100),D(100)
TP=0.06NX=31DX=TP/(NX-1)DT=0.001ALP=0.000217
DO I=1,NX ! ICU(I)=0.ENDDO
U(1)=50. ! BCU(NX)=10. ! BC
WRITE(*,10)
10 FORMAT(1X,'TMAX=',\)READ(*,*)TMAX
456 T=T+DT
DO I=2,NXA(I)=-ALP*DT/DX/DX/2B(I)=1.+ALP*DT/DX/DXC(I)=-ALP*DT/DX/DX/2D(I)=U(I)+ALP*DT/2*(U(I-1)-2*U(I)
+U(I+1))ENDDOA(1)=0.B(1)=1.C(1)=0.D(1)=U(1)
A(NX)=0.B(NX)=1.C(NX)=0.D(NX)=U(NX)
CALL TRIDI(A,B,C,D,1,NX)DO I=1,NXU(I)=D(I)ENDDO
IF(T+DT/2<TMAX)GOTO 456WRITE(*,*)' T= ',TDO I=1,NXX(I)=(I-1)*DXWRITE(*,20)X(I),U(I)ENDDO
20 FORMAT(2X,F8.3,F8.3)END
SUBROUTINE TRIDI(A,B,C,D,L1,L2) PARAMETER(M=100) DIMENSION A(M),B(M),C(M),D(M)
DO 1 I=L1+1,L2R=-A(I)/B(I-1)B(I)=B(I)+R*C(I-1)
1 D(I)=D(I)+R*D(I-1)D(L2)=D(L2)/B(L2)DO 2 J=L2-1,L1,-1
2 D(J)=(D(J)-C(J)*D(J+1))/B(J)RETURNEND
HASIL
KESIMPULAN
1. Dengan menggunakan metode numeric pendekatan beda hingga dapat dengan mudah menyelesaikan mensimulasikan persoalan perpindahan panas konduksi satu dimensi dengan bantuan komputer
2. Skema FTCS stabil dengan syarat 3. Skema Laasonen dan Crank Nicholson cara
menyelesaikannya persoaalannya harus terlebih dahulu menentukan kondisi batasnya dengan memisalkan nilai a,b,c,d
4. Skema Crank-Nicolson merupakan metode beda hingga yang memiliki kestabilan tanpa syarat dan nilai error nya paling kecil dibandingkan skema FTCS dan Laasonen.