ppt motivasi belajar
DESCRIPTION
pptTRANSCRIPT
Motivasi dalam Proses Belajar
Peran Motivasi dalam Proses Belajardaya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Motivasi kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan, dan cita-cita yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Motivasi
tiga komponen utama yang sangat berpengaruh dalam motivasi yaitu : Kebutuhan Dorongan Tujuan
Pentingnya motivasi dalam belajar bagi siswa, yaitu : Menyadarkan pentingnya kedudukan pada awal
belajar, proses, dan hasil akhir di dalam belajar. Menginformasikan tentang pentingnya kekuatan usaha belajar yang di bandingkan dengan teman sebaya. Mengarahkan kegiatan belajar Membesarkan semangat belajar Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan
Perspektif tentang Motivasi Perspektif Behavioral
Perspektif Humanistis Perspektif Kognitif Perspektif Sosial
Perspektif Behavioral menekankan pada pemberian penghargaan dan
hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi seseorang.
Perspektif Humanistis Perspektif humanistis menekankan pada
kebebasan untuk meraih nasib mereka sendiri. Pandangannya adalah bahwa kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat dipuaskan.
Perspektif Kognitif pemikiran mengarahkan motivasi seseorang.
Hal ini berfokus pada gagasan-gagasan pada
motivasi internal siswa untuk berprestasi.
Perspektif Sosial Adanya kebutuhan akan afiliasi yang merupakan
motif untuk terhubung secara aman dengan orang lain.
Macam-macam motivasi Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Intrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan
sesuatu yang lain (sebuah cara untuk mencapai suatu tujuan). Motivasi ekstrinsik seringkali dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti pemberian penghargaan dan hukuman.
Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang berasal dari dalam diri
siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan suatu tindakan Individu yang termotivasi secara intrinsik, melakukan suatu aktivitas karena keinginannya sendiri, sehingga dari aktivitas tersebut ia akan memperoleh kepuasan.
Implikasi dalam proses pendidikan motivasi mempengaruhi perilaku seseorang yang
meliputi apa, kapan, dan bagaimana siswa belajar. Siswa yang termotivasi kuat memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar
Peran Proses Kognitif lain dalam Proses Belajar Dalam proses belajar, tentu tidak dapat lepas dari
proses kognitif seperti memori, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan proses kognitif lain yang mempengaruhi seperti peratribusi, efikasi diri dan regulasi diri.
Teori Atribusi Atribusi adalah proses menyimpulkan motif,
maksud dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilaku yang tampak (Baron dan Byrne, 1979 :56) Dalam perannya terhadap proses belajar sendiri, individu yang sedang melakukan proses belajar diharapkan dapat menjelaskan penyebab dari suatu kejadian melalui proses atribusi tersebut.
Self Efficacy self-efficacy adalah penilaian seseorang terhadap
dirinya sendiri atau tingkat keyakinan mengenai seberapa besar kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas tertentu untuk mencapai hasil tertentu (Woolfolk, 1993). self-efficacy sangat penting dalam proses belajar individu, dalam menentukan tingkah laku untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pendidik, daya tahan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan pada proses belajar, hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang nanti dicapai.
Regulasi diri regulasi diri adalah suatu strategi yang digunakan
oleh individu dalam mencapai goal atau tujuan tertentu, dimana Bandura percaya bahwa seorang individu akan menggunakan strategi tertentu di dalam regulasi dirinya. Regulasi diri merupakan fondasi proses belajar sepanjang hayat yang membelajarkan peserta didik untuk mengendalikan pikiran, sikap dan tindakannya secara terencana dan siklis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Zimmerman, 1989; Smith, 2001).
Peran Status Sosioekonomi dalam Proses Belajar Konsep status sosioekonomi mencakup sejumlah
variabel, termasuk penghasilan keluarga, tingkat pendidikan orangtua dan pekerjaan orangtua. Status sosioekonomi sebuah keluarga memberi petunjuk pada kita tentang kedudukan keluarga di dalam masyarakat.
Hubungan prestasi sekolah siswa dengan status ekonomi Hasil penelitian hubungan prestasi sekolah siswa
dengan status ekonomi menunjukkan bahwa siswa dengan status sosioekonomi tinggi cenderung memiliki prestasi akademis yang lebih tinggi, sedangkan siswa dengan status sosioekonomi rendah cenderung memiliki risiko putus sekolah yang lebih besar.
Implikasi dalam proses pendidikan Siswa yang memiliki status sosioekonomi tinggi
cenderung memiliki prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang berstatus sosioekonomi rendah. Hal ini dapat terjadi karena dalam proses belajar siswa tidak hanya membutuhkan guru sebagai sumber ilmu, melainkan juga bahan penunjang seperti buku-buku dan alat-alat belajar.