ppt lapsus

Upload: lightme4524

Post on 29-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

AML

TRANSCRIPT

Slide 1

Tersangka Acute Myeloblastic Leukemia (AML) + Gizi Buruk Tipe Marasmic - KwasiorkorOleh:Riza Adi SaputraI1A009028Dosen Pembimbing : dr.Arief Budiarto, Sp.A1Laporan Kasus

1PendahuluanLaporan Kasus2Laporan Kasus3Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) < -3 SD yang merupakan padanan istilah severely underweightLaporan Kasus4Laporan KasusLaporan Kasus5I. IDENTITASNama penderita: An. NA Jenis Kelami: Perempuan Tempat & tanggal lahir: Banjarmasin, 1 April 2010 Umur: 3 Tahun 1 Bulan Identitas Orang tua/wali AYAH : Nama: Tn.S Pendidikan: SMP Pekerjaan: Wiraswasta Alamat: Jl. Jami RT. 06 RW. 03 Kel. Labum Anas Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah IBU : Nama: Ny.I Pendidikan: SMP Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga Alamat: Jl. Jami RT. 06 RW. 03 Kel. Labum Anas Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah

Laporan Kasus6II. ANAMNESIS Kiriman dari : RSU H. Damanhuri BarabaiDengan diagnosis :Leukemia Susp. AML dengan Gizi Buruk Tipe Marasmik- Kwasiorkor Aloanamnesis dengan : Ibu PasienTanggal/jam: 3 Juli 2013/ 14.00 witaKeluhan Utama : PucatRiwayat penyakit sekarang : Pasien merupakan pasien rujukan RSUD Damanhuri Barabai dengan diagnosis leukemia. Satu minggu sebelum masuk RS Barabai pasien mengalami perdarahn gusi, darah keluar sedikit-sedikit berupa darah segar. Namun perdarahan tidak berhenti, pasien tidak mimisan, tidak berak darah. Pasien juga mengelih panas, panas tinggi tidak turun dengan obat penurun panas, pasien juga sering pucat dan lemas. Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan sejak satu tahun yang lalu. Setelah 1 hari dirawat di RS Barabai anak dirujuk ke RS Ulin Banjarmasin. Satu hari pemantauan di RS Ulin, pasien masih mengalami perdarahan gusi dan berak darah. Perdarahan gusi sedikit-sedikit dengan bercak darah bercampur air liur. Sedangkan berak darah sedikit sedikit, berampas, dengan warna feses kemerahan.

Laporan Kasus7 Pasien sebelum sakit merupakan anak yang kurang banyak makan. Pasien biasanya memakan nasi ditambah dengan sayur dan lauk 2 kali sehari sebanyak seperempat piring sekali makan. Pasien sejak lahir hingga umur 6 bulan hanya meminum ASI. Pasien mulai mendapatkan makanan pendamping ASI pada usia 6 bulan keatas. Pasien pertama memakan pisang, lalu nasi dan lauk paukRiwayat penyakit keluarga yang serupa dibantah, riwayat penyakit lain tidak ada.

Riwayat Penyakit dahuluAnak tidak pernah mengalami sakit berat yang dirawat di RS dibantah.

Laporan Kasus8Riwayat Kehamilan dan PersalinanRiwayat antenatal :Ibu pasien rutin memeriksakan kehamilan ke posyandu setiap bulan selama hamil. Selama hamil ibu mendapat pil penambah darah dan suntikan TT sebanyak 2 kali.

Riwayat Natal :Spontan/tidak spontan: SpontanNilai APGAR: Bayi langsung menangisBerat badan lahir: 2800 grPanjang badan lahir: Ibu tidak ingatLingkar kepala: Ibu tidak ingatPenolong: BidanTempat: Di rumah sendiri

Riwayat Neonatal: Tidak ada sakit kuning, tidak ada kejang, anak lahir langsung menangis, tidak terlilit tali pusat, tidak terminum air ketuban.

Laporan Kasus9Riwayat Perkembangan:Tiarap: 4bulanMerangkak: 6bulanDuduk: 8bulanBerdiri: 11bulanBerjalan: 12bulanSaat ini : Anak bisa berbicara walaupun masih kurang lancar

Riwayat Imunisasi :

9Laporan Kasus10Makanan0 - 6 bulan : ASI, jadwal sesuai kemauan anak. Lama menyusu 10 15 menit.6 bulan 2 tahun: ASI + 5x/hari. Lama menyusu 15 menit.Pisang yang di haluskan, nasi ditambah dengan sayur dan lauk kali sehari, seperempat piring2 tahun sekarang: Makanan keluarga (Nasi + telur+sayur) 2 kali sehari banyaknya seperempat piring ditambah dengan buah pisang.

Laporan Kasus11Riwayat KeluargaIkhtisar keturunan :

11Laporan Kasus12PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran: KomposmentisNadi: 110x/menitSuhu: 36,3 CRespirasi: 36 x/menitBerat badan: 6,2 kgPanjang/tinggi badan : 71 cmLingkar Lengan Atas (LLA): 8 cm Lingkar Kepala: 47 cmKulit : Sawo matang, lambat kembali kulit kering)Kepala : MesosefaliRambut : Hitam kecoklatan (warna jagung), tipis, mudah dicabutMata : Bulu mata mudah dicabut, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterikTelinga : Simetris, serumen minimalHidung : Simetris, PCH (-) Mulut : Mukosa bibir kering, gusi berdarah

Laporan Kasus13

Leher: Pembesaran KGB (-)Toraks/Paru: Simetris, FV sde, rhonki (-/-), wheezing (-/-) Jantung: S1 dan S2 tunggal, bising (-) Abdomen: Cembung, hati teraba membesar 5 cm BAC, lien, massa tidak teraba, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)Ekstremitas: akral hangat, edem (-), parese (-), pucat (+) Neurologi:

Laporan Kasus14Susunan SarafN I= Penciuman (+) normalN II = refleks cahaya (+/+) pupil isokor 3 mm/3 mmN III, IV, VI= Pergerakan mata bebasN V= membuka/menutup mulut (+) normalN VII= bentuk wajah (simetris)N VIII= Pendengaran (+)N IX, X= disfonia (-), disfagia (-)N XI= menoleh ki/ka (+) normal, mengangkat bahu ki/ka(+) normalN XII= bentuk lidah (simetris)Genitalia: Perempuan, tidak ada kelainanAnus: positif, tidak ada kelainan

Laporan Kasus15USULAN PEMERIKSAANDarah lengkapGula darah sewaktuElektrolitFaal hati, jantung, dan fungsi ginjalMorfologi Darah Tepi

. DIAGNOSIS

Diagnosa Banding : Susp ALL + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkorSusp AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkorDiagnosa Kerja : Susp AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkorStatus Gizi : Malnutrisi beratCDC 2000 = (6,2/18)x 100%= 34%

Laporan Kasus16

PENATALAKSANAAN

- IVFD D5 NS 620 cc/24 jam - F100 8 x 50 cc- Bubur saring 3x / hari (nasi, daging, wortel, tempe)

Laporan Kasus17PROGNOSIS

Laporan Kasus18PENCEGAHAN 1. Deteksi dini dan rehabilitasi.2. Mengatur pola makan sesuai hitungan gizi.

Laporan Kasus19

Laporan Kasus20Follow Up1. 27 Juni 2013

Laporan Kasus21

Pasien terlihat pucat, konjungtiva anemis, gusi sudah tidak berdarah lagi. Dari pemeriksaan fisikT : 36,9C BB 6,2 kgLK 42 cmHR : 114x/ menitPB 67 cmLP 54 cmRR : 35x / menitLLA 9 cmrambut warna jagung, tipis, jarang dan mudah tercabut. Mata cekung dan konjungtiva anemis. pasien terlihat sesak, perut cembung, hepar teraba 7 cm dibawah proc.xipoideus, splenomegali schuf.III. Pasien makan/minum dengan menggunakan nasogastric tube (NGT). Diagnosis pada pasien ini adalah Suspek AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkor kondisi V fase stabilisasi hari ke-1 (H-1).

Laporan Kasus22Terapi yang didapatkan:BBs = 6,2 kgBbi = 13,3 kgPB = 67 cmEnergi : 200 x 13,3 kg = 2660 kkal (80 % = 2128 kkal)Protein : 4-6 x 13,3 kg = 53,2 - 79,8 gram (80 % = 42,56 - 63,84 gram)Cairan : 100-200 x 13,3 kg = 1330 - 2660 ml (80 % = 1064 - 2128 ml)Dipenuhi dengan:- IVFD D5 NS 620 cc/24 jam - F100 8 x 50 cc- Bubur saring 3x / hari (nasi, daging, wortel, tempe)

2. 28 Juni 2013

Laporan Kasus23Pasien sudah mulai mau makan dan minum sedikit-sedikit, keluhan dihari sebelumnya sudah tidak ada lagi. Dari pemeriksaan fisik T : 36,5C RR : 24x / menitPB : 71cmHR : 128x/ menitBB :6,2 kgHepar teraba 3 jari dibawah arc.costa. Diagnosis pada pasien ini adalah Suspek AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkor kondisi V fase stabilisasi hari ke-2 (H-2).

Terapi yang didapatkan:- IVFD D10 NS 500 cc/24 jam - F100 8 x 50 cc- Bubur saring 3x / hari (nasi, daging sapi, tempe)

3. 29 Juni 2013

Laporan Kasus24Makan dan minum lebih sering, BAB berwarna merah kehitaman. Dari pemeriksaan fisik:T : 376,5C BB : 6,9 kg LP 54 cmHR : 124x/ menit PB : 71 cm LLA 9 cmRR : 20x / menit LK 42 cmpemeriksaan lain tidak tampak ada perubahan dibanding hari sebelumnya.Diagnosis pada pasien ini adalah Suspek AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkor-kwasiorkor kondisi V fase stabilisasi hari ke-3 (H-3).Terapi yang didapatkan:BBs = 6,9 kgBbi = 13,3 kgPB = 71 cmEnergi : 200 x 13,3 kg = 2660 kkal (90 % = 2394 kkal)Protein : 4-6 x 13,3 kg = 53,2 - 79,8 gram (90 % = 47,88 - 71,82 gram)Cairan : 100-200 x 13,3 kg = 1330 - 2660 ml (90 % = 1197- 2394 ml)Dipenuhi dengan:- IVFD D10 NS 500 cc/24 jam - F100 8 x 50 cc- Bubur saring 3x / hari (nasi, daging ayam, wortel, buncis)- air mineral 3 x 200 cc

4. 30 Juni 2013

Laporan Kasus25Dari anamnesis didapatkan pasien BAB hitam sebanyak 2 x. Dari pemeriksaan fisik didapatkan suhu (T : 36,4C), denyut jantung (HR : 128x/ menit), frekuensi napas (RR : 24x / menit), berat badan 6,9 kg, panjang badan 71 cm, LK 42 cm, LP 54 cm, LLA 9 cm. Sklera pasien tampak ikterik. Diagnosis pada pasien ini adalah Suspek AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkor kondisi V fase stabilisasi hari ke-4 (H-4). Terapi yang didapatkan sama seperti hari sebelumnya.

5. 1 Juli 2013

Laporan Kasus26Pasien demam, perdarahan spontan tidak ada, BAB berwarna coklat kehitaman. Dari pemeriksaan fisik didapatkan :T : 39,4C RR : 46x / menitPB : 71cmLLA : 10 cmHR : 128x/ menit BB : 6 kgLP : 10 cmHepar teraba 5 jari dibawah arcus costae dan lien teraba schuf III. Diagnosis pada pasien ini adalah Suspek AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkor kondisi V fase stabilisasi hari ke-5 (H-5). Terapi yang didapatkan:BBs = 6 kgBbi = 13,3 kgPB = 71 cm

Dipenuhi dengan:- IVFD D10 NS 500 cc/24 jam - F100 8 x 75 cc- Bubur saring 3x / hari (nasi, daging ayam, wortel, buncis)- air mineral 3 x 200 cc

6. 2 Juli 2013

Laporan Kasus27Pasien sempat demam (T: 37,8C), tidak ada keluhan tambahan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan:T : 367,6C RR : 36x/menit PB : 71 cmLLA 9 cmHR : 132x/menit BB : 6 kg 71 LP 52 cm konjungtiva tampak anemisDiagnosis pada pasien ini adalah Suspek AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkor kondisi V fase stabilisasi hari ke-6 (H-6). Terapi yang didapatkan sama seperti hari sebelumnya.

7. 3 Juli 2013

Laporan Kasus28Dari anamnesis didapatkan pasien BAB cair warna coklat tua. Dari pemeriksaan fisik didapatkan T : 367,5CRR : 40x / menitPB : 71 cmHR : 146x/ menitBB :7 kgDiagnosis pada pasien ini adalah Suspek AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkor kondisi V fase transisi hari ke-1 (H-1). Terapi yang didapatkan:BBs = 7 kgBbi = 13,3 kgPB = 71 cmEnergi : 200 x 13,3 kg = 2660 kkal Protein : 4-6 x 13,3 kg = 53,2 - 79,8 gram Cairan : 100-200 x 13,3 kg = 1330 - 2660 ml Dipenuhi dengan:- IVFD D10 NS 500 cc/24 jam - F100 8 x 75 cc- Bubur saring 3x / hari (nasi, daging ayam, wortel, buncis)air mineral 3 x 200 cc- Vit. C 1 x 100 mg- Vit. B komp 1 x 1

8. 4 Juli 2013

Laporan Kasus29 Pasien sudah tidak BAB cair, tapi pasien ada muntah dan demam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan:T : 37,9C RR : 42x / menitPB : 71 cmHR : 120x/ menitBB : 6 kgDiagnosis pada pasien ini adalah Suspek AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkor kondisi V fase transisi hari ke-2 (H-2). Terapi yang didapatkan sama seperti hari sebelumnya

9. 5 Juli 2013

Laporan Kasus30Pasien muntah 2 x, demam, keluhan lain tidak ada. Dari pemeriksaan fisik didapatkan:T : 38,6C RR : 46x / menitPB : 71 cmHR : 132x/ menitBB : 6 kgTerdapat pernapasan cuping hidung dan retraksi interkostal. Diagnosis pada pasien ini adalah Suspek AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkor kondisi V fase transisi hari ke-3 (H-3). Terapi yang didapatkan sama seperti hari sebelumnya.

10. 6 Juli 2013

Laporan Kasus31Pasien demam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan:T : 37,8C RR : 43x / menitPB : 71 cmHR : 136x/ menit BB : 6 kgPada pasien masih ditemukan pernapasan cuping hidung, tapi retraksi berkurang. Diagnosis pada pasien ini adalah Suspek AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkor kondisi V fase transisi hari ke-4 (H-4). Terapi yang didapatkan sama seperti hari sebelumnya.

11. 7 Juli 2013

Laporan Kasus32Pasien demam dan mengeluh gatal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan:T : 37,4C RR : 42x / menit PB : 71 cmHR : 122x/ menitBB : 6 kgLP : 53 cmPemeriksaan lain tidak ada perubahan. Diagnosis pada pasien ini adalah Suspek AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkor kondisi V fase transisi hari ke-5 (H-5). Terapi yang didapatkan sama seperti hari sebelumnya.

12. 8 Juli 2013

Laporan Kasus33Dari anamnesis pasien tidak ada keluhan tambahan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan:T : 37,5C RR : 48x / menitPB : 71 cmHR : 108x/ menitBB : 6 kg Pernapasan cuping hidung dan retraksi berkurang (minimal). Diagnosis pada pasien ini adalah Suspek AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkor kondisi V fase rehabilitasi hari ke-1 (H-1). Terapi yang didapatkan sama seperti hari sebelumnya.

13. 9 Juli 2013

Laporan Kasus34Pasien demam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan:T : 37,8CRR : 41x/menitPB : 71 cmHR : 120x/ menit BB : 7 kg Pemeriksaan fisik lain sama seperti hari sebelumnya. Diagnosis pada pasien ini adalah Suspek AML + gizi buruk tipe marasmik-kwasiorkor kondisi V fase rehabilitasi hari ke-2 (H-2). Terapi yang didapatkan:Energi : 200 x 13,3 kg = 2660 kkal Protein : 4-6 x 13,3 kg = 53,2 - 79,8 gram Cairan : 100-200 x 13,3 kg = 1330 - 2660 ml Dipenuhi dengan:- IVFD D10 NS 500 cc/24 jam - F100 8 x 100 cc- Bubur saring 3x / hari (nasi, daging ayam, wortel, buncis)- air mineral 3 x 200 cc

DISKUSILeukemia myeloid akut atau Acute Myeloblastic Leukemia (AML). Leukemia myeloid akut atau Acute Myeloblastic Leukemia (AML) sering juga dikenal dengan istilah Acute Myelogenous Leukemia atau Acute Granulocytic Leukemia merupakan penyakit keganasan yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi abnormal sel induk hematopoetik yang bersifat sistemik dan secara malignan melakukan transformasi sehingga menyebabkan penekanan dan penggantian komponen sumsum tulang belakang yang normal.Laporan Kasus35AML mengenai semua kelompok usia, tetapi kejadiannya meningkat dengan bertambahnya usia. AML merupakan 20% kasus leukemia pada anak. Sekitar 10.000 anak menderita AML setiap tahunnya di seluruh dunia (3). Yayasan Onkologi Anak Indonesia menyatakan, setiap tahun ditemukan 650 kasus leukemia di seluruh Indonesia, 150 kasus di antaranya terdapat di Jakarta dan sekitar 38% menderita jenis AMLLaporan Kasus36Manifestasi KlinisKelemahan badan dan malaise, demam, penurunan berat badan didapatkan pada 50 % penderita tetapi penurunan berat badan ini tidak begitu hebat dan jarang merupakan keluhan utama, nyeri tulang, pucat, takikardi, murmur, pembesaran organ-organ, hiperplasia gusi, gejala neurologis seperti sakit kepala, mual, muntah, fotofobia, dan kelumpuhan saraf . Gejala lain yang sering timbul adalah fenomena perdarahan, dimana penderita mengeluh gusi mudah berdarah, lebam pada kulit, petechiae, epitaksis, purpura dan lain-lainLaporan Kasus37Pada anak ditemukan keadaan umum pucat, perdarahan pada gusi, kelemahan badan dan demam yang tidak membaik dengan pengobatan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala lain seperti takikardi dan pembesaran organ (hepatomegali 5 cm BAC).

Laporan Kasus38Pemeriksaan LaboratoriumPada pemeriksaan darah lengkap, didapatkan anemia, kelainan jumlah hitung jenis leukosit dan trombositopenia. Pada pemeriksaan preparat apus darah tepi didapatkan sel-sel blas. Jika terdapat massa mediastinum, maka akan tampak pada radiografi dada.Laporan Kasus39Pada kasus, hasil laboratorium menunjukkan hasil yang sesuai dengan teori, terdapat penurunan hb (4.8 g/dl), leukositosis (92.4 ribu/ul) dan trombositopenia (26 ribu/ul).Laporan Kasus40MalnutrisiDefinisikekurangan beberapa atau seluruh elemen nutrisi yang penting bagi tubuh. Klasifikasi dan istilah KEP ada 3 :1.KEP ringanBB/U = 70 - 80% baku median WHO NCHS dan atau BB/TB 80 - 90%2. KEP sedang BB/U = 60 - 70% baku median WHO NCHS dan atau BB/TB 70 80%3.KEP berat (gizi buruk)BB/U