ppt kep

Upload: neng-ajijah

Post on 15-Jul-2015

138 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

KELOMPOK 7

ANGGOTA: NURAZIZAH (1010322050) WENO AULYA PUTRI (1010323002) UMMUL HIKMAH (1110322039) NIKE ISMA PUTRI (1010323006) MISE IMANDA (1010323008)

|HOSPITALISASI}Pengertian HospitalisasiMerupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya perubahan atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan (Parini,1999).

Faktor yang mempengaruhi koping anak :a. Umur dan perkembangan kognitifnya b. Pengalaman sakit terdahulu c. Kedekatan anak pada orang tua d. Lamanya sakit dan seringnya anak dirawat e. Tipe dan frekwensi tindakan invasif f. Tingkat kecemasan orang tua g. Stres yang dialami anak sebelum di RS

KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH SELAMA KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DIRAWAT DI RUMAH SAKIT (MENURUT HEWEN LEWER (1996) SELAMA DIRAWAT DI RS

Perpisahan dengan orang tua Tidak mengenal petugas dan lingkungan rumah sakit Pembatasan aktifitas dan merasa sebagai hukuman Kehilangan keutuhan tubuhnya atau nyeri

Dampak Hospitalisasi pada Anak Usia Prasekolaha). Dampak perpisahan Perpisahan dengan orang yang dapat memberinya semangat menimbulkan suatu kecemasan pada anak. Lebih jauhnya, anak tidak mampu untuk mengerti bahwa hal tersebut merupakan perpisahan sementara. b). Kehilangan kontrol Hospitalisasi pada anak tanpa melihat usia anak sering menimbulkan kehilangan kontol pada fungsi tubuh tertentu. Hal ini menyebabkan anak merasa tidak berdaya dan frustasi serta meningkatkan ketergantungan pada orang lain.

c). Gangguan body image Anak sering merasa tidak nyaman terhadap perubahan penampilan tubuh atau fungsinya yang disebabkan oleh pengobatan, perlukaan, atau ketidakmampuan. Mereka mungkin takut bertemu orang lain. d). Sakit/pain Selama masa pra sekolah anak belajar mengasosiasikan nyeri dengan prosedur spesifik, contoh: Anak yang mendapat suntikan berulang tidak mengerti mengapa tubuhnya selalu disakiti. Pengalaman ini dapat menimbulkan trauma. e). Ketakutan Terjadinya karena anak berada di lingkungan rumah sakit yang mungkin asing baginya dan karena perpisahan dengan orang-orang yang sudah dikenalnya.

1.Lingkungan Asing Menurut Wong & Whaley (1996) lingkungan asing merupakan lingkungan yang berbeda dari lingkungan rumah atau tempat tinggalnya dan tidak dikenali sebelumnya. Dalam hal ini adalah lingkungan rumah sakit yang menakutkan atau mengerikan bagi anak, tidak ada orang yang dikenalinya dan banyak terdapat perawat dan dokter yang berbaju putih serta peralatan yang mengerikan seperti jarum suntik, infus, kateter maupun alat-alat pemeriksaan radiologis.

f). Lingkungan Asing Menurut Wong & Whaley (1996) lingkungan asing merupakan lingkungan yang berbeda dari lingkungan rumah tempat tinggalnya dan tidak dikenali sebelumnya, yang menakutkan dan mengerikan bagi anak. Tidak ada orang yang dikenalinya dan banyak terdapat perawat dan dokter yang berbaju putih serta peralatan yang mengerikan seperti jarum suntik, infus, kateter.

REAKSI HOSPITALISASIReaksi anak pada hospitalisasi :1. MASA BAYI (0-1 TH) Pembentukan rasa percaya diri dan kasih sayang Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas Menangis keras Pergerakan tubuh yang banyak Ekspresi wajah yang tak menyenangkan 2. MASA TODLER (2-3 TH) Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon perilaku anak dengan tahapnya. Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat bermain, sedih, apatis Pengingkaran/ denial Mulai menerima perpisahan Membina hubungan secara dangkal Anak mulai menyukai lingkungannya

C). MASA PRASEKOLAH ( 3 SAMPAI 6 TAHUN ) Menolak makan Sering bertanya Menangis perlahan Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan D). MASA SEKOLAH 6 SAMPAI 12 TAHUN Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang dicintai , keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan. Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dalam keluarga, kehilangan kelompok sosial,perasaan takut mati,kelemahan fisik. E). MASA REMAJA (12 SAMPAI 18 TAHUN ) Reaksi yang muncul : Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan Tidak kooperatif dengan petugas

REAKSI ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAKNYA

Berbagai macam perasaan muncul pd org tua yaitu: takut, rasa bersalah, stress dan cemas (Halsom and Elander, 1997) Rasa takut pd org tua selama anak di RS terutama pd kondisi sakit anak yg terminal, karena takut kehilangan anak yg dicintainya dan adanya perasaan berduka (Brewis, 1995). Perasaan org tua tdk boleh diabaikan karena apabila org tua merasa stress, hal ini akan membuat ia tdk dpt merawat anaknya dgn baik dan akan menyebabkan anak menjadi semakin stress (Supartini, 2000)

PERASAAN CEMAS DAN TAKUTRasa cemas paling tinggi dirasakan org tua pd saat menunggu informasi tentang diagnosis penyakit anaknya (Supartini, 2000) Rasa takut muncul pada orang tua terutama akibat takut kehilangan anak pada kondisi sakit yang terminal (Brewis, 1995). Perilaku yang sering ditunjukan orang tua berkaitan dgn adanya perasaan cemas dan takut ini adalah : sering bertanya atau bertanya tentang hal sama berulang-ulang pada orang yang berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang dan bahkan marah (Supartini, 2000)

PERASAAN SEDIH

Perasaan ini muncul terutama pada saat anak dlm kondisi terminal dan orang tua mengetahui bahwa tidak ada lagi harapan anaknya untuk sembuh Pada saat menghadapi anaknya yang menjelang ajal, rasa sedih dan berduka akan dialami orang tua Pada kondisi ini orang tua menunjukkan perilaku isolasi atau tidak mau didekati orang lain, bahkan bisa tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan.PERASAAN FRUSTRASI Pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan tidak mengalami perubahan serta tidak adekuatnya dukungan psikologis yang diterima orang tua, baik dari keluarga maupun kerabat lainnya maka org tua akan merasa putus asa, bahkan frustrasi.

REAKSI ORANG TUA DIPENGARUHI OLEH:

Tingkat keseriusan penyakit anak Pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan hospitalisasi Prosedur pengobatan Kekuatan ego individu Kemampuan koping Kebudayaan dan kepercayaan Komunikasi dalam keluarga

Intevensi Perawatan Dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi

Fokus intervensi keperawatan adalah Meminimalkan stressor Memaksimalkan manfaat hospitalisasi Memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga Mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress dapat dilakukan dengan cara : Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan Mencegah perasaan kehilangan control Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri

UPAYA MENCEGAH / MEMINIMALKAN DAMPAK PERPISAHAN:

Orang tua berperan aktif dlm perawatan anak Modifikasi ruang perawatan Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah Surat menyurat, bertemu teman sekolah MENCEGAH PERASAAN KEHILANGAN KONTROL:Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif. Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalam perencanaan kegiatan

MEMINIMALKAN RASA TAKUT TERHADAP CEDERA TUBUH DAN RASA NYERI Mempersiapkan psikologis anak dan orang

tua untuk tindakan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak Menghadirkan orang tua bila memungkinkan Tunjukkan sikap empati Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan melalui cerita, gambar.

TERIMA KASIH ^^

PERTANYAAN 1. ADAKAH MANFAAT-MANFAAT DARI HOSPITALISASI (JAYA) 2. BAGAIMANA CARA PERAWAT UNTUK MANGHADAPI ANAK YANG AKTIF (WELLA) 3. MANFAAT HOSPITALISASI BAGI ORANG TUA (KAK ITA)