ppt htn

17
SISTEM, PESERTA, DAN HASIL PEMILU PASCA REFORMASI

Upload: nasria-ika

Post on 26-Jun-2015

180 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 2: Ppt htn

1. Yeti Arina (124254076)2. Nasria Ika Nitasari (124254240)3. Yeni Agus Tri Puryanti (124254243)4. Elfira Rabbani Hafinur (124254244)5. Ari Tri Maria (124254245)6. El Sinta Lisnawati (124254246)

PRODI S1 PPKn 2012 / CJURUSAN PMP-Kn

FAKULTAS ILMU SOSIALUNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Disusun Oleh:

Page 3: Ppt htn

SISTEM, PESERTA, DAN HASIL PEMILU PASCA REFORMASI

A. Sistem Pemilu Pasca ReformasiPasca pemerintahan Soeharto 1999, 2004 dan 2009 terdapat perubahan terhadap sistem pemilu di Indonesia yakni terjadinya modifikasi sistem proporsional di indonesia, dari proporsional tertutup menjadi proporsional semi daftar terbuka. Dilihat dari daerah pemilihan terdapat perubahan antara pemilu 1999 dengan masa orde baru.

Di tahun 1999 provinsi masih sebagai daerah pilihan namun sudah menjadi pertimbangan kabupaten/kota dan alokasi kursi dari partai peserta pemilu didasarkan pada perolehan suara yang ada di masing-masing provinsi tetapi mulai mempertimbangkan perolehan calon dari masing-masing kabupaten /kota.

Page 4: Ppt htn

Pada pemilu 2004 daerah pemilihan tidak lagi provinsi melainkan daerah yang lebih kecil lagi meskipun ada juga daerah pemilihan yang mencangkup satu provinsi seperti Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, kepulauan Riau, Yogyakarta, Bali, NTB, semua provinsi di Kalimantan, Sulawesi Utara dan Tenggara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Irian Jaya Barat. Masing-masing daerah pilihan mendapat jatah antara 3-12 kursi.

Pada pemilu 2009 besaran daerah pemilihan untuk DPR diperkecil antara 3-10. Perbedaan lain berkaitan dengan pilihan terhadap kontestan.

Page 5: Ppt htn

Setelah reformasi sistem pemilu Indonesia selalu berubah setiap kali pemilu. Pada prinsipnya perubahan tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut :

1999 2004 2009

Struktur Surat Suara

Memilih partai (Party Ballot)

Closed List

Memilih partai atau partai dan nama calon

Open List

Memilih nama calon atau partai

Open List

Rumus Penentuan Calon Terpilih

Berdasar Nomer UrutProporsoional

Berdasar No UrutCampuran Proporsional –

Distrik

Suara TerbanyakCampuran Proporsional –

Distrik

Luasan Dapil3-12 / dapil DPR : 3-10 /dapil

DPRD : 3-12kursi /dapil

Jumlah Peserta Pemilu48 24 36

Keterwakilan PerempuanDPR : 9 % DPR : 11 % DPR : 18 %

Page 6: Ppt htn

B. Peserta Pemilu Pasca Reformasi1. Pemilu 1999 Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai politik, antara lain:

-Partai Indonesia Baru -Partai Pekerja Indonesia -Partai Kristen Nasional Indonesia -Partai Umat Muslimin Indonesia -Partai Nasional Indonesia -Partai Nasional Demokrat -Partai Aliansi Demokrat Indonesia -Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia -Partai Kebangkitan Muslim

Indonesia -Partai Bhinneka Tunggal Ika -Partai Ummat Islam -Partai Nasional Bangsa IndonesiaIndonesia -Partai Kebangkitan Umat -Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia -Partai Masyumi Baru -Partai Keadilan dan Persatuan -Partai Persatuan Pembangunan -Partai Cinta Damai -Partai Syarikat Islam indonesia -Partai Daulat Rakyat -Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan -Partai Abul Yatama -Partai Buruh Nasional -Partai Kebangsaan Merdeka -Partai Uni Demokrasi Indonesia -Partai Demokrasi Kasih Bangsa -Partai Kebangkitan Bangsa -Partai Amanat Nasional -Partai Persatuan -Partai Rakyat Demokrat -Partai Golongan Karya -Partai Syarikat Islam Indonesia (1905) -Partai Demokrasi Indonesia-Partai Katolik Demokrat -Partai Musyawarah Rakyat Banyak -Partai Pilihan Rakyat-Partai Rakyat Indonesia -Partai Islam Demokrat -Partai Politik Islam Indonesia

Masyumi-Partai Republik -Partai Bulan Bintang -Partai Solidaritas Pekerja -Partai Keadilan -Partai Nahdlatul Ummat -Partai Musyawarah Kekeluargaan

Gotong Royong-Partai Nasional Indonesia -Partai Ikatan Pendukung -Partai Nasional Indonesia– Massa Marhaen Kemerdekaan Indonesia – Front Marhaenis

Page 7: Ppt htn

2. Pemilu 2004Pemilu 2004 diikuti oleh 24 peserta partai politik, yaitu :-partai nasional marhaenisme -partai buruh sosial demokrat

indonesia-partai bulan bintang -partai merdeka-partai persatuan pembangunan -partai persatuan demokrasi

kebangsaan-partai perhimpunan indonesia baru -partai nasional banteng kemerdekaan-partai demokrat -partai keadilan dan persatuan

Indonesia-partai penegak demokrasi Indonesia -partai persatuan nahdlatul ummah

Indonesia-partai amanat nasional -partai karya peduli bangsa-partai kebangkitan bangsa -partai keadilan sejahtera-partai bintang reformasi -partai damai sejahtera-partai golongan karya -partai patriot pancasila-partai sarikat Indonesia -partai persatuan daerah-partai pelopor

Page 8: Ppt htn

3. Pemilu 2009Terdapat 51 partai politik yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum / KPU untuk dapat turut serta dalam Pemilu tahun 2009, yaitu :A. 7 Parpol berdasarkan pasal 315 UU Pemilu -Partai Golkar (Partai Golongan Karya) -PDIP (Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan)-PPP (Partai Persatuan Pembangunan) -Partai Demokrat-PAN (Partai Amanat Nasional) -PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)-PKS (Partai Keadilan Sejahtera)B. 9 Parpol yang memenuhi pasal 316 huruf D Undang-Undang Pemilu-PBB (Partai Bulan Bintang) -PBR (Partai Bintang Reformasi)-PDS (Partai Damai Sejahtera) -Partai Nasional Indonesia Marhaenisme

(PNI Marhaenisme)-Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan -Partai Pelopor(PPDK)-Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) -Partai Penegak Demokrasi Indonesia

(PPDI)-Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)

Page 9: Ppt htn

C. 35 parpol baru yang lolos verifikasi administratif KPU-Partai Hanura -Partai Peduli Rakyat Nasional-Partai Pemersatu Bangsa -Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)-Partai Pemuda Indonesia -Partai Demokrasi Kebangsaan Bersatu-Partai Matahari Bangsa -Partai Republiku Indonesia-Partai Demokrasi Pembaruan -Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia-Partai Persatuan Daerah -Partai Buruh-Partai Nurani Umat -Partai Patriot-Partai Kebangkitan Nasional Ulama -Partai Kristen Demokrat-Partai Pengusaha dan Pekerja -Partai Karya PerjuanganIndonesia-Partai Barisan Nasional -Partai Republik Nusantara-Partai Perjuangan Indonesia baru -Partai Bhinneka Indonesia-Partai Kedaulatan -Partai Nusantara Kedaulatan Rakyat Indonesia-Partai Kasih Demokrasi Indonesia -Partai Merdeka-Partai Kristen Indonesia 1945 -Partai Reformasi-Partai Pembaruan bangsa -Partai Indonesia Sejahtera-Partai Demokrasi Perjuangan Rakyat -Partai Indonesia Tanah Air Kita-Partai Persatuan Sarikat Indonesia -Partai Kasih-Partai Kongres

Page 10: Ppt htn

D. Daftar 11 parpol yang tidak lolos verifikasi KPU-Partai Islam -Partai Kristen Demokrasi indonesia-Partai Tenaga Kerja Indonesia -Partai Masyarakat Madani-Partai Pemersatu Nasional Indonesia -Partai Republik-Partai Bela Negara -Partai Nasional Indonesia-Partai Persatuan Perjuangan Rakyat -Partai Kerakyatan Nasional-Partai Reformasi Demokrasi

E. 2 partai politik mengundurkan diri tidak berbadan hukum Depkum HAM-Partai Kemakmuran Rakyat-Partai Islam Indonesia Masyumi

Page 11: Ppt htn

C. Hasil Pemilu Pasca Reformasi1. Pemilu 1999

Berbekal keputusan KPU tersebut, PPI akhirnya dapat melakukan pembagian kursi hasil pemilu pada tanggal 1 September 1999. Hasil pembagian kursi itu menunjukkan, lima partai besar memborong 417 kursi DPR atau 90,26 persen dari 462 kursi yang diperebutkan. Sebagai pemenangnya adalah PDIP yang meraih 35.689.073 suara atau 33,74 persen dengan perolehan 153 kursi. Golkar memperoleh 23.741.758 suara atau 22,44 persen sehingga mendapatkan 120 kursi atau kehilangan 205 kursi dibanding Pemilu 1997. PKB dengan 13.336.982 suara atau 12,61 persen, mendapatkan 51 kursi. PPP dengan 11.329.905 suara atau 10,71 persen, mendapatkan 58 kursi atau kehilangan 31 kursi dibanding Pemilu 1997. PAN meraih 7.528.956 suara atau 7,12 persen, mendapatkan 34 kursi. Di luar lima besar, partai lama yang masih ikut, yakni PDI merosot tajam dan hanya meraih 2 kursi dari pembagian kursi sisa, atau kehilangan 9 kursi dibanding Pemilu 1997.

Cara pembagian kursi hasil pemilihan kali ini tetap memakai sistem proporsional dengan mengikuti varian Roget. Dalam sistem ini sebuah partai memperoleh kursi seimbang dengan suara yang diperolehnya di daerah pemilihan, termasuk perolehan kursi berdasarkan the largest remainder. Tetapi cara penetapan calon terpilih berbeda dengan Pemilu sebelumnya, yakni dengan menentukan ranking perolehan suara suatu partai di daerah pemilihan.

Page 12: Ppt htn

2. Pemilu 2004Pilpres 2004 berlangsung 2 putaran setelah tak satupun kontestan yang meraih suara

dominan pada babak sebelumnya (5 juli 2004). Dua pasangan yang bersaing di putaran pamungkas, pada 20 september 2004, yaitu SBY-JK dan Megawati-Hasyim. SBY-Jkmenuju istana setelah mengantongi 69.266.350 suara (60,62%), sedangkan Mega-Hasyim meraih 44.990.704 suara (39,38%). Jumlah suara sah pada pilpres 2004: 114.256.054. suara tidak sah 2.405.651. total suara nasional: 116.662.705. Pemilu putaran pertama diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004, dan diikuti oleh 5 pasangan calon. Berdasarkan hasil pemilihan umum yang diumumkan pada tanggal 26 Juli 2004, dari 153.320.544 orang pemilih terdaftar, 122.293.844 orang (79,76%) menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara, 119.656.868 suara (97,84%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut:

No. Pasangan calon Jumlah suara Persentase

1. H. Wiranto, SH.Ir. H. Salahuddin Wahid 26.286.788 22,15%

2. Hj. Megawati SoekarnoputriH. Hasyim Muzadi 31.569.104 26,61%

3. Prof. Dr. HM. Amien RaisDr. Ir. H. Siswono Yudo Husodo 17.392.931 14,66%

4. H. Susilo Bambang YudhoyonoDrs. H. Muhammad Jusuf Kalla 39.838.184 33,57%

5. Dr. H. Hamzah HazH. Agum Gumelar, M.Sc. 3.569.861 3,01%

Page 13: Ppt htn

Karena tidak ada satu pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka diselenggarakan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh 2 pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua, yakni SBY-JK dan Mega Hasyim. Pemilu putaran kedua diselenggarakan pada tanggal 20 september 2004 dan diikuti oleh 2 pasangan calon. Berdasarkan hasil pemilihan umum yang diumumkan pada tanggal 4 Oktober 2004, dari 150.644.184 orang pemilih terdaftar, 116.662.705 orang (77,44%) menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara, 114.257.054 suara (97,94%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut:

No. Pasangan calon Jumlah suara Persentase

2. Hj. Megawati SoekarnoputriH. Hasyim Muzadi 44.990.704 39,38%

4. H. Susilo Bambang YudhoyonoDrs. H. Muhammad Jusuf Kalla 69.266.350 60,62%

Page 14: Ppt htn

3. Pemilu 2009

Pemilu 2009 yang menghabiskan lebih Rp 14 triliun sudah mendekati final setelah pemungutan suara telah dilaksanakan pada 9 April 2009. Dari hasil lembaga survei dan interaktif di radio Elshinta, Pemilu 2009 dinilai lebih buruk dibanding Pemilu 2004 maupun 1999. Dari masalah teknis dan pemutakhiran data pemilih yang jauh dari semestinya hingga rendahnya partisipasi rakyat dalam memilih para wakil rakyat untuk menentukan kebijakan Trias Politica. Besarnya angka golput, akan menurunkan keabsahan sistem pemerintah kedepan. Sehingga jalannya roda pemerintahan akan tidak “afdhal” alias cacat amanat rakyat. Total suara yang masuk adalah 104.099.785 dari seharusnya sekitar 171 juta hak suara masyarakat. Atau angka golput mencapai 39%. Terlihat bahwa hasil Quick Count yang dilakukan oleh LSI tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan sesungguhnya yakni tidak lebih besar dari 1% untuk tiap-tiap partai.

Page 15: Ppt htn

Pada 25 april 2009, KPU menetapkan hasil rekapitulasi perolehan suara nasional Pilpres 2009 yang telah diselenggarakan pada 22-23 juli 2009. Hasil Pilpres 2009 berdasarkan penetapan tersebut adalah sebagai berikut.

No. Pasangan calon Jumlah suara Persentase suara

1 Megawati-Prabowo 32.548.105 26,79%

2 SBY-Boediono 73.874.562 60,80%

3 JK-Wiranto 15.081.814 12,41%

Jumlah 121.504.481 100,00%

Jumlah suara sah 121.504.481

Jumlah suara tidak sah 6.479.174

Jumlah suara peserta 127.983.655

Jumlah suara pemilih 171.068.667

Statistik

Page 16: Ppt htn

KESIMPULAN DAN SARAN

Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten (Kota). Pemilu secara langsung merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan hanya dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh penyelenggara yang mempunyai integritas, profesionalitas dan akuntabilitas. Pengawasan menjadi salah satu terpenting dalam menentukan berhasil atau tidaknya sebuah pemilu. Reformasi yang terjadi adalah sebuah negosiasi kekuasaan elit lama yang merasa kecewa atas seniornya, sehingga regulasi yang berjalan harus dibayar dengan kelaparan di berbagai daerah. Pasca reformasi yang harapannya akan ada format baru bagi dunia politik ternyata mengalami kebuntuan. Hal ini dapat dilihat dari partai politik yang menjadi bangunan dasar demokrasi, belum mampu untuk menjalankan fungsinya dengan baik.

KESIMPULAN

Page 17: Ppt htn

Negara harus dapat mewujudkan pemilu demokratis yang jujur dan adil bertujuan untuk menghindari terjadinya legitimasi pemilu karenanya masalah-masalah penegakan hukum pemilu harus diselesaikan secara menyeluruh melalui identifikasi yang menjadi pemicu permasalahan dan dicari solusi agar hukum bisa ditegakkan. Atas desakan publik, Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie segera mempercepat pelaksanaan pemilu yang baru. Pada saat itu untuk sebagian alasan diadakannya pemilu adalah untuk memperoleh pengakuan atau kepercayaan dari publik, termasuk dunia internasional, karena pemerintahan dan lembaga-lembaga lain yang merupakan produk pemilu 1997 sudah dianggap tidak dipercaya. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan penyelenggaraan Sidang Umum MPR untuk memilih presiden dan wakil presiden yang baru.

SARAN