ppt amobilitas sel

32
AMOBILISASI SEL AYU TRY SARTIKA AZWAR NASHIR AS BESSE SURWANTI DEWI RATNASARI ADRI DIAN FUSPITA DEWI SYAMSUDDIN DINA DHAIFINA ANAS DWI YULIANTI ALIFAH FADLI DZULHIDAYAT MUKASIFAH ABDUL RONI KELOMPOK 3

Upload: ayyu-thrye-sartheeqaa

Post on 29-Dec-2015

94 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ppt Amobilitas Sel

AMOBILISASI SEL

AYU TRY SARTIKAAZWAR NASHIR ASBESSE SURWANTI

DEWI RATNASARI ADRIDIAN FUSPITA DEWI SYAMSUDDIN

DINA DHAIFINA ANASDWI YULIANTI ALIFAHFADLI DZULHIDAYAT

MUKASIFAHABDUL RONI

KELOMPOK 3

Page 2: Ppt Amobilitas Sel

P E M B A H A S A N

1. PENGERTIAN AMOBILISASI

2. KEUNTUNGAN AMOBILISASI SEL

3. METODA DAN MATRIKS AMOBILISASI

4. TEKNIK DAN PROSES

AMOBILISAI SEL

Page 3: Ppt Amobilitas Sel

Pengertian

• Amobilisasi sel didefinisikan oleh Chibata (1978) sebagai suatu metoda untuk mengurung atau menempatkan sel mikroba secara fisik pada suatu ruang tertentu dimana sel masih memiliki aktivitas katalitik serta dapat dipergunakan secara kontinu dan berulang kali.

Page 4: Ppt Amobilitas Sel

• Amobilisasi dalam bidang bioteknologi didefinisikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk menempatkan secara fisika atau kimia suatu sel, organel, enzim atau protein lainnya ke dalam suatu penyangga berupa bahan padat, matrik, atau membran.

Page 5: Ppt Amobilitas Sel

Keuntungan dan Keunggulan Amobilisasi Sel

1. Dapat dipakai pada sistem kontinu2. Dapat digunakan secara berulang pada sistem

batch3. Dapat dimanfaatkan untuk ekskresi metabolit

sekunder4. Dapat melindungi dari gangguan aliran

turbulen5. Dapat mencegah inaktivasi interfacial.

Page 6: Ppt Amobilitas Sel

6. Mampu menggunakan kembali biomasa yang mahal harganya

7. Mampu secara fisikawi memisahkan antara sel, media, dan produk

8. Meningkatkan daya guna bioreaktor9. Mampu beroperasi secara

berkesinambungan dalam jangka waktu lama

Page 7: Ppt Amobilitas Sel

Bagaimana bisa meningkatkan metabolit sekunder????• Biomassa yang tertahan pada media amobil

akan menghasilkan metabolit yang lebih tinggi dan meningkatkan konsentrasi produk. Hal ini dikarenakan sel yang tertahan akan mengalami stress sehingga produksi metabolit akan meningkat dengan sendirinya dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan kultur sel biasa.

Page 8: Ppt Amobilitas Sel

Metoda Amobilisasi Sel

• Metoda Ikatan antar Polimer (cross-linking).• Metoda Kopolimerisasi (copolymerization).• Metoda Ikatan Kovalen.• Metoda Adsorpsi• Metoda Penjerapan (entrapment).

Page 9: Ppt Amobilitas Sel

Metoda Ikatan antar Polimer (cross-linking).

• Dinding sel mikroba yang mengandung gugus amin bebas dan gugus karboksil dapat berikatan silang dengan senyawa seperti glutaraldehid atau toluene diisosianat. Sel mikroba juga dapat diamobilisasi melalui ikatan ion dengan senyawa polielektrolit. Metoda amobilisasi dengan cara ini jarang dilakukan untuk sel. Dalam penggunaan untuk amobilisasi sel, metoda ini biasanya dikombinasikan dengan metoda penjerapan (entrapment) untuk stabilisasi proses amobilisasi.

Page 10: Ppt Amobilitas Sel
Page 11: Ppt Amobilitas Sel

Metoda Kopolimerisasi (copolymerization).

• Metoda ini merupakan metoda pengembangan dari metoda ikatan antar polimer (cross-linking). Pada saat proses amobilisasi biasanya ditambahkan senyawa yang berfungsi sebagai “spacer” seperti gelatin, albumin, polietilenimin ke dalam suspensi sel yang akan diamobilisasi. Selanjutnya suspensi sel ini diamobilisasi dengan metoda ikatan antar polimer. Prosedur ini akan membuat sel terperangkap pada suatu jaring kovalen. Metoda ini banyak menyebabkan kematian sel, akan tetapi pada beberapa aplikasi metoda ini dapat digunakan (Brodelius, 1987).

Page 12: Ppt Amobilitas Sel
Page 13: Ppt Amobilitas Sel

Metoda Adsorpsi

• Metoda ini didasarkan kepada afinitas mikroba terhadap suatu permukaan padat. Fenomena ini dapat terjadi secara alami. Misalnya, mikroba yang terikat pada butiran pasir, partikel tanah, permukaan gigi, permukaan logam dan permukaan senyawa polivinilklorida. Kekuatan afinitas mikroba terhadap suatu permukaan padat tergantung pada jenis mikroba. Reaksi yang terjadi antara permukaan padat dengan sel adalah interaksi elektrostatik. Beberapa jenis bahan yang telah digunakan untuk amobilisasi sel dengan cara ini adalah selulosa, lektin, polivinilklorida (Brodelius, 1987).

Page 14: Ppt Amobilitas Sel
Page 15: Ppt Amobilitas Sel

Metoda Ikatan Kovalen.

• Metoda ini dilakukan dengan cara menggunakan sistem dimana sel dapat terikat secara kovalen dengan gugus reaktif dari suatu matrik, atau sel terikat pada suatu senyawa perantara yang menghubungkan sel dengan matriknya. Contohnya matrik selulosa dapat dikombinasi dengan glutaraldehid sebagai senyawa perantara. Senyawa perantara ini sebagian besar bersifat toksik sehingga dapat merusak sel (Brodelius, 1987).

Page 16: Ppt Amobilitas Sel
Page 17: Ppt Amobilitas Sel

Metoda Penjerapan (entrapment).

• Metoda ini adalah metoda yang paling banyak dikembangkan untuk amobilisasi sel. Metoda ini dilakukan dengan membuat sel mikroba terperangkap di dalam matrik polimer.

Page 18: Ppt Amobilitas Sel
Page 19: Ppt Amobilitas Sel

Matrik Amobilisasi

1. Polimer sintetisPolimer sintetis biasanya dipilih karena ingin mendapatkan sifat fisika kimia tertentu dari matrik tersebut. Porositas dan sifat hidrofob/hidrofil dari matrik jenis ini dapat diatur lebih mudah.Contoh polimer sintetis yang banyak digunakan untuk amobilisasi sel adalah, gel poliakrilamid, metakrilat, poliurethan, resin epoksi.

Page 20: Ppt Amobilitas Sel

2. Polimer alamPolimer alam mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki oleh polimer sintetis yaitu, polimer alam dapat diterima oleh hampir semua jenis sel. Sel umumnya dapat mempertahankan availabilitasnya yang tinggi apabila diamobilisasi dengan polimer alam.

Page 21: Ppt Amobilitas Sel

Polimer alam dapat dibedakan berdasarkan perbedaan mekanisme pembentukan gelnya, yaitu:Polimer alam yang membentuk gel dengan

perubahan temperatur (thermal gel) contohnya, kolagen, gelatin, agar, karagen

Polimer alam yang membentuk gel dengan reaksi pengionan, contohnya alginat, kitosan.

Page 22: Ppt Amobilitas Sel

3. KitinKitin dan kitosan merupakan polimer poliamin yang berbentuk linier, mempunyai gugus amino aktif, dapat diproses menjadi berbagai macam bentuk mulai dari serpihan, serbuk halus, butiran, membran, spons, kapas, serat, dan gel. Keduanya bersifat biokompatibel, artinya dapat berikatan dengan sel mamalia dan sel mikroba secara agresif.

Page 23: Ppt Amobilitas Sel

Teknik Pembuatan Sel Amobil

1. Membuat desintegrasi sel ke dalam blok-blok polimer secara mekanik. Cara ini menghasilkan keseragaman partikel yang rendah.

2. Membekukan sel bersama-sama dengan matriknya, setelah itu diperkecil ukurannya dengan pemotongan. Cara ini kurang efisien untuk pembuatan dalam jumlah besar.

3. Membuat sel menjadi manik-manik atau butiran (beads) bersama-sama dengan matriknya.

Page 24: Ppt Amobilitas Sel

Proses Amobilisasi Sel

1. Proses amobilisasi sel diawali dengan menginisiasi kalus dengan cara penanaman eksplan pada media padat aseptis yang telah ditambahkan zat pengatur tumbuh.

2. Setelah ditutup dengan kertas aluminium, selanjutnya diinkubasi pada suhu (25 ± 3)°C hingga terbentuk kalus.

3. Setelah kalus cukup besar, dilakukan subkultur, yaitu memindahkan kalus yang telah dibagi ke media padat.

4. Subkultur dilakukan berulang kali hingga diperoleh kalus yang meremah (friable). Dari kalus tersebut dibuat kultur suspensi sel dengan media cair; kemudian diinkubasikan dengan digojog pada gyrorotary shaker (penggojog-berpusing).

Page 25: Ppt Amobilitas Sel

5. Selanjutnya dilakukan subkultur sehingga diperoleh biomasa yang cukup.

6. Suspensi sel yang diperoleh disaring. Biomasa yang lolos disebut sel halus dan yang tertinggal di penyaring disebut sel kasar.

7. Amobilisasi dilakukan terhadap suspensi sel halus dan suspensi sel kasar dalam larutan natrium alginat.

8. Manik-manik yang mengandung sel (sel amobil) diinkubasi dalam media cair sebagai control, media produksi ditambah elisitor, dan prazat/precursor.

9. Pertumbuhan sel untuk kultur sel amobil diamati berdasarkan berat kering (BK) sel. Sel yang diamobilisasi tumbuh lebih lambat dari pada kultur suspensi sel.

Page 26: Ppt Amobilitas Sel

Skema Proses Amobilisasi Sel

SUBKULTUR KALUS PD MEDIA PADAT

INKUBASI PD SUHU ± 25-28°C

PENANAMAN EKSPLAN + ZPT

BUAT KULTUR SUSPENSI SEL

PENYARINGAN KULTUR SUSPENSI

BUAT MANIK-MANIK SEL (SEL AMOBIL) DG

NA.ALGINAT

INKUBASI DALAM MEDIA CAIR,

MEDIA PRODUKSI DG TAMBAHAN

ELISITOR, PRAZAT

Hingga tumbuh kalus

Hingga diperoleh kalus yang friable

Hingga diperoleh jumlah tertentu

Sel kasar

Sel halus

PERTUMBUHAN SEL DIAMATI

BERDASARKAN BERAT KERING

Page 28: Ppt Amobilitas Sel

Problem dalam Sistem Sel Amobil

1. Batas partisi dan difusi (Sistem ketidaksamaan)

Nutrisi yang terdapat di luar sel tidak sama dengan yang berada di dalam sel sehingga pengeluaran metabolit sekunder susah. Sehingga sebaiknya digunakan bentuk sel yang geometris.

Page 29: Ppt Amobilitas Sel

2. Pengukuran parameter seluler setelah amobilisasiParameter pengukuran dasar dari pertumbuhan

sel seperti peningkatan berat basah, berat kering, jumlah sel, dan indek mitotik dan penentuan respirasi sel dan viabilitas sel sulit dilakukan.

Hilangnya nutrient di dalam media akan memberikan informasi yang sedikit mengenai pertumbuhan sel atau tingkatan fisiologinya.

Page 30: Ppt Amobilitas Sel

3. Pelepasan produk dan recoveryPelepasan produk

Pengambilan produk dari sel merupakan masalah yang utama dalam kultur. Dalam sistem yang tidak alamiah mengekskresi produk, dua tahap sistem kultur yang terdiri dari pengulangan akumulasi produk dan pelepasan produk yang sudah dipakai. Biomassa amobil yang digunakan kembali harus dapat mempertahankan membrannya atau paling tidak dapat memperbaiki fungsi membrane dengan cepat.

Page 31: Ppt Amobilitas Sel

Produk recoveryProduksi sel amobil perlu dipertimbangkan juga dalam segi ekonominya. Metode klasik misalnya, membutuhkan pelarut yang mahal sehingga tidak ekonomis tetapi dapat membuka solusi baru dalam bidang bioteknologi, seperti penggunaan sel amobil antibody untuk menghilangkan produk tertentu dari medium.

Page 32: Ppt Amobilitas Sel

Terima kasih