ppt 10 representasi budaya dan media massa
TRANSCRIPT
REPRESENTASI BUDAYA DAN MEDIA MASSA
SumberStuart Hall. Representation: Cultural
Representation and Sygnifying Practices
REPRESENTASI
Dalam konteks Antropologi Media, Stuart Hall (2003) mendefinisikan representasi sebagai suatu produksi makna dari konsep-konsep yang ada dalam pikiran seseorang.
Secara sederhana representasi dapat diartikan sebagai pikiran orang-orang awam terhadap objek, peristiwa, dan simbol-simbol tertentu.
Representasi tidak hanya untuk menyajikan (to present), untuk membayangkang (to image), atau untuk melukiskan (to depict), tapi lebih dari itu representasi mengacu pada cara kita memaknai objek atau peristiwa yang tergambarkan.
Chris Barker menyatakan bahwa representasi merupakan kajian utama dari Cultural Studies, artinya representasi berhubungan dengan budaya dan media massa.
Dalam hal ini, Barker mengungkap bahwa representasi adalah kajian tentang bagaimana dunia dikonstruksikan secara sosial kemudian disajikan pada kita dan dimaknai oleh kita sendiri.
Representasi merujuk kepada konstruksi segala bentuk media terutama media massa terhadap segala aspek realitas atau kenyataan seperti masyarakat, objek, peristiwa, hingga identitas budaya. Representasi ini bisa berbentuk kata-kata atau tulisan bahkan juga dapat dilihat dalam bentuk gambar bergerak atau visual.
CASE STUDY
Setiap perempuan didunia ini berhasrat untuk menjadi cantik. Bahkan kita tidak pernah sadar Sejak kecil kita telah di-braindwash dengan cerita-cerita puteri negeri dongeng, seperti Cinderella, Snow White, Sleeping beauty, Barbie, dll.
Cantik a-la puteri negeri dongeng telah bertransformasi menjadi Miss Universe atau Miss world saat ini yang akhirnya menjadi sebuah ICON.
Mitos perempuan cantik yang disebarkan media massa saat ini adalah wanita yang berwajah putih bersih, berambut panjang, bermata besar, berhidung mancung bertubuh langsing, dan berkaki panjang.
Lalu, apa sebenarnya makna cantik itu ?
Representasi merupakan sebuah sistem yang memiliki proses. Dalam hal ini, Stuart Hall membaginya ke dalam dua bagian, antara lain:1. Representasi Mental, yaitu konsep-konsep yang
ada dalam kepala kita melalui alat inderawi kita, seperti objek yang kita lihat, sesuatu yang kita dengar dan sesuatu yang kita rasakan.
2. Representasi Bahasa, yaitu konsep-konsep yang telah kita pahami melalu alat inderawi diwujudkan dalam bentuk kata-kata untuk mendapatkan suatu makna.
REPRESENTASI BUDAYAStuart Hall menyatakan bahwa:Culture is the way we make sense, give meaning to the world.
Dalam hal ini, Stuart Hall sebenarnya ingin menjelaskan bahwa budaya merupakan sebuah cara dimana kita bisa memahami dan memberikan makna pada dunia. Konsep budaya mempunyai peran yang penting dalam proses representasi.
Budaya merupakan “pengalaman berbagi” dimana kita bisa berbagi pengalaman, membagi simbol kebudayan, mengenal bahasa, hingga kita bisa mendapatkan konsep yang sama tentang budaya yang kita maknai bersama tersebut.
Salah satu unsur budaya yang paling berpengaruh dalam merepresentasikan sebuah objek, peristiwa, atau simbol adalah BAHASA.
Bahasa adalah sebuah medium yang menjadi perantara kita dalam memaknai sesuatu, memproduksi, dan mengubah makna.
Melalui bahasa (simbol, kata tertulis, kata lisan, atau gambar) kita dapat mengungkapkan pikiran, konsep, dan ide-ide kita tentang sesuatu.
Makna sesuatu hal itu sangat tergantung dari cara kita merepresentasikannya.
Representasi merekatkan semua tanda-tanda menjadi makna dan makna sendiri bersifat subjektif, tidak pernah tetap, selalu berubah dan selalu bergerak.
Ada 3 pendekatan yang dikemukakan oleh Stuart Hall mengenai representasi makna dan bahasa, antara lain:1. Pendekatan Reflektif, yaitu bahasa dimaknai
sebagai refleksi dari kenyataan.2. Pendekatan Intensional, yaitu bahasa dimaknai
sebagai kehendak dari penulis (autor).3. Pendekatan Konstruksionis, yaitu bahasa
merupakan serangkaian kata-kata yang ditafsirkan hingga memiliki makna.
REPRESENTASI BUDAYA DALAM MEDIA MASSA
Representasi budaya dalam konteks media massa berkaitan dengan industri budaya yang dikonsumsi secara massal oleh penikmat budaya tersebut.
Representasi budaya berkaitan dengan bagaimana seseorang memaknai atau mengkonstruksi budaya yang diproduksi dan dikonsumsi secara massal oleh media massa.
Dalam industri budaya, hal-hal yang direpresentasikan adalah artefak-artefak budaya visual, seperti film, iklan, dan video klip.
FILM
Dalam kasus film sebagai representasi budaya, film tidak hanya mengkonstruksikan nilai-nilai budaya tertentu di dalam dirinya sendiri tapi juga tentang bagaimana nilai-nilai tadi diproduksi dan bagaimana nilai itu dikonsumsi oleh masyarakat yang menyaksikan film tersebut.
Film sebagaimana halnya produk budaya lain, memegang peran yang penting dalam merepresentasikan siapa kita atau identitas kita sebenarnya.
CASE STUDY
Isu kiamat akan datang menjelang akhir tahun 2012 sempat membuat masyarakat dunia diliputi kecemasan. Hal ini justru dimanfaatkan oleh industri hiburan Hollywood yang memproduksi Film yang berjudul 2012.
Film ini menggambarkan betapa dahsyatnya ketika dunia berakhir. Bencana alam, mulai dari gempa, topan, badai, sampai tsunami digambarkan dengan detail. Setiap orang berlari ketakutan mencari tempat untuk bersembunyi.
Kiamat yang direpresentasikan media merupakan hasil dari mitos yang didapat dari berbagai pengetahuan dan imajinasi penulis film tersebut. Namun, siapa yang tahu kiamat akan berlangsung kapan, dimana, dan seperti apa?
IKLANKata iklan berasal dari bahasa latin, yaitu ad-vere yang artinya menyampaikan pikiran dan gagasan kepada orang lain.
Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat, pemikiran dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek.
Iklan direpresentasikan oleh imajinasi-imajinasi yang mengkonstruksi kita melalui hubungan kita dengan mereka.
Stereotip tertentu justru dijadikan landasan dalam menetapkan makna dalam iklan yang diberikan kepada khalayak yang menjadi sasarannya.
CASE STUDY
Dalam iklan Three versi Indie direpresentasikan anak-anak yang membayangkan dirinya menjadi dewasa.
Stereotip dewasa dalam benak mereka adalah memiliki pekerjaan, memiliki banyak uang hingga mereka bisa membeli apa saja yang mereka inginkan, nongkrong di café, berdandan, pacaran, dll.
Namun diakhir iklan tersebut muncul kata “think again” yang artinya pikirkan lagi. Hal ini merepresentasikan bahwa menjadi dewasa tidak semudah apa yang mereka bayangkan dan untuk menjadi dewasa mereka harus melalui fase alamiah.
VIDEO MUSIK
Musik adalah sesuatu yang dapat dipakai untuk memulihkan keseimbangan jiwa yang sedang goyah, menghibur hati yang sedang goyah dan merangsang rasa patriotisme dan kepahlawanan.
Musik berkaitan erat dengan setting sosial kemasyarakatan dan gejala khas akibat interaksi sosial dimana lirik lagu menjadi penunjang dalam musik tersebut dalam menjembatani isu-isu sosial yang terjadi.
Video menjadi pelengkap musik karena dengan video maka lagu tersebut memberikan pengaruh (efek) yang lebih besar pada penikmatnya.
CASE STUDYVideo Klip Michael Heart yang berjudul “We’re not go down” menggambarkan betapa kejamnya Israel yang membombardir semenanjung Gaza.
Kekejaman Israel sebagai bangsa Yahudi direpresentasikan bangsa yang berdarah dingin. Mereka dianggap tidak berperikemanusiaan karena menembak dan membunuh siapapun, bahkan anak-anak yang tidak mengerti apa yang terjadi disekelilingnya, menjadikan anak-anak itu yatim piatu.
Namun, ketika mengungkap lirik lagu “We’re not go down” ternyata masih ada harapan bagi rakyat palestina yang tinggal dijalur Gaza karena mereka tidak berjuang sendirian. Banyak bangsa-bangsa lain yang datang mengulurkan tangannya untuk membantu, memberikan dukungan, dan memberikan kekuatan.