ppn objek

59
LOGO Objek Pajak Pertambahan Nilai Instruktur : Taripar Doly, SE.,MM

Upload: karomah95

Post on 17-Aug-2015

51 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PPN objek

LOGO

ObjekPajak Pertambahan

Nilai

Instruktur :Taripar Doly, SE.,MM

Page 2: PPN objek

OBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Page 3: PPN objek

Objek PPNUmum Dan Khusus

Umum◦ Pasal 4

Khusus (mulai ada sejak UU No 11 Tahun 1994)◦ Pasal 16 C Kegiatan Membangun Sendiri Yang

Dilakukan Tidak Dalam Kegiatan Usaha Atau Pekerjaan.

◦ Pasal 16 D Penyerahan barang kena pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh pengusaha kena pajak.

Page 4: PPN objek

Objek PPNUU Nomor 42 Tahun 2009

Pasal 4 (1) Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas: a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha; b. impor Barang Kena Pajak; c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha; d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; g. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; dan h. ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak. (2) Ketentuan mengenai batasan kegiatan dan jenis Jasa Kena Pajak yang atas ekspornya dikenai Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Page 5: PPN objek

PengertianBarang Kena Pajak

1. Semua barang pada prinsipnya merupakan Barang Kena Pajak (dikenakan PPN) kecuali yg ditentukan lain oleh UU PPN itu sendiri. (UU PPN menganut azas negatif list)

2. Barang adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud.

Yang diatur secara rinci oleh Undang Undang PPN adalah barang-barang yg tidak dikenakan PPN, yaitu di Pasal 4A ayat (2) Undang Undang Nomor 42

Tahun 2009.

Dengan demikian, secara otomatis barang-barang lainnya merupakan Barang Kena Pajak.

Page 6: PPN objek

Barang Yang Tidak Dikenai PPN (Non BKP) Pasal 4A (2) UU PPN

BARANGTIDAK KENA

PAJAK(Ps. 4A ay.2)

Barang hasil pertambangan atauhasil pengeboran yang diambil

langsung dari sumbernya

Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak

Makanan dan minuman yang disajikan dihotel, restoran, rumah makan, warung,dan sejenisnya baik yang dikonsumsi ditempat maupun tidak, termasuk makan-an dan minuman yang diserahkan oleh

usaha jasa boga atau katering(Menghindari Pajak Berganda : merupakan PDRD)

Uang, emas batangan dan surat berharga

Mulai 1-04-2010

Page 7: PPN objek

Barang Yang Tidak Dikenai PPN (Non BKP) Pasal 4A (2) UU PPN

BARANG HASIL PERTAM-BANGAN ATAU PE-NGEBORAN YANG

DIAMBIL LANGSUNGDARI SUMBERNYA

Minyak mentah (crude oil)

Gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap dikonsumsi langsung oleh masyarakat

Asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur,batu apung, batu permata, bentonit, dolomit, felspar(feldspar), garam batu (halite), grafit/andesit, gips,kalsit, kaolin, leusit. magnesit, mika, marmer, nitrat,opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit,fosfat (phospat), talk, tanah serap (fullers earth), ta-nah diatome, tanah liat, tawas (alum), tras, yarosif,

zeolit, basal, dan trakkit.

Panas bumi

Batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan

Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga,bijih nikel, bijih perak, serta bijih bauksit

Mulai 1-04-2010

Page 8: PPN objek

Barang Yang Tidak Dikenai PPN (Non BKP) Pasal 4A (2) UU PPN

BARANG KEBUTUHANPOKOK YG DI –

BUTUHKAN RAK-YAT BANYAK

Beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam

Daging, yaitu daging segar tanpa diolah tetapi telah me-lalui proses disembelih, dikuliti, dipotong, didinginkan,dibekukan, dikemas atau tidak, digarami, dikapur, dia -samkan, diawetkan dengan cara lain, dan/atau direbus.

Telur, yaitu telur yang tdk diolah termasuk telur yang telah dibersihkan, diasinkan atau dikemas

Susu, yaitu susu perah baik yg telah melalui proses didi-nginkan maupun dipanaskan, tidak mengandung tambah-an gula atau bahan lainnya, dan/atau dikemas atau tidak

Buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yg dipetik, baik ygtelah melalui proses dicuci, disortasi, dikupas, dipotong,diiris, di-grading, dan/atau dikemas atau tidak dikemas.

Sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci,ditiriskan, dan/atau disimpan pada suhu rendah, terma-suk sayuran segar yang dicacah

Mulai 1-04-2010

Page 9: PPN objek

PengertianJasa Kena Pajak

setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yg menyebabkan suatu

barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia utk dipakai

termasuk jasa yg dilaku-kan utk menghasilkan brgkrn pesanan atau permin-taan dg bahan dan atas

petunjuk Pemesan

JASA(Ps. 1 angka 5 UU PPN 1984)

Ps 1 angka 6 jo Ps 4A ay. (3) UU PPN 1984

JASA KENA PAJAK

DIKENAI PAJAK

Tiap jasa dpt dikenai pajakkecuali UU menetapkan sebaliknya

Page 10: PPN objek

PengertianJasa Kena Pajak

Semua jasa pada prinsipnya merupakan Jasa Kena Pajak (dikenakan PPN) kecuali yg ditentukan lain oleh UU PPN itu sendiri.

Yang diatur secara rinci oleh Undang Undang PPN adalah jasa-jasa yg tidak dikenakan PPN, yaitu di Pasal 4A ayat (3) Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009.

Dengan demikian, secara otomatis jasa-jasa lainnya merupakan Jasa Kena Pajak

Page 11: PPN objek

KEAGAMAAN

JASA TDK KENA PAJAK

11

KESEHATAN MEDIK

PELAYANANSOSIAL

PENGIR. SRT DG PERANGKO

PENDIDIKAN

PENYIARANYG BUKAN BER-

SIFAT IKLAN

ANGKUT. UMUM DARAT, AIR, DAN JAUDN

YG MENJD BAG DARIJAULN

TENAGAKERJAPERHO-

TELANPEMERINTAHAN

UMUM

JASA TIDAK KENA PAJAKPs. 4A ay. (3)UU PPN 1984

KEUANGAN

ASURANSI

KESENIAN &HIBURAN

PENYEDIA-AN TEMPAT

PARKIR

TELP. UMUMCOIN BOX

PENGIR. UANG DG. WESEL POS

JASA BOGA

Jasa Tidak Kena Pajak(Non JKP) Pasal 4A (3) UU PPN

Page 12: PPN objek

jasa pelayanan kesehatan medis, meliputi: jasa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi; jasa dokter hewan; jasa ahli kesehatan seperti ahli akupuntur, ahli gigi, ahli gizi,

dan ahli fisioterapi; jasa kebidanan dan dukun bayi; jasa paramedis dan perawat; jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan,

laboratorium kesehatan, dan sanatorium; jasa psikolog dan psikiater; dan jasa pengobatan alternatif, termasuk yang dilakukan oleh

paranormal.

Jasa Tidak Kena Pajak(Non JKP) Pasal 4A (3) UU PPN

Page 13: PPN objek

jasa pelayanan sosial; meliputi: jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo; jasa pemadam kebakaran; jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan; jasa lembaga rehabilitasi; jasa penyediaan rumah duka atau jasa pemakaman, termasuk

krematorium; dan jasa di bidang olahraga kecuali yang bersifat komersial.

Jasa Tidak Kena Pajak (Non JKP)

Page 14: PPN objek

jasa pengiriman surat dengan perangko. Jasa pengiriman surat dengan perangko meliputi jasa pengiriman surat dengan menggunakan perangko tempel dan menggunakan cara lain pengganti perangko tempel.

jasa keuangan; meliputi : jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat

deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu; jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan dana kepada pihak lain

dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya;

jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, berupa :• sewa guna usaha dengan hak opsi;• anjak piutang;• usaha kartu kredit; dan/atau• pembiayaan konsumen;

jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai syariah dan fidusia; dan

jasa penjaminan.

Jasa Tidak Kena Pajak(Non JKP) Pasal 4A (3) UU PPN

Page 15: PPN objek

jasa asuransi. Yang dimaksud dengan "jasa asuransi" adalah jasa pertanggungan yang meliputi asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi, yang dilakukan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis asuransi, tidak termasuk jasa penunjang asuransi seperti agen asuransi, penilai kerugian asuransi, dan konsultan asuransi.

jasa keagamaan; meliputi: jasa pelayanan rumah ibadah; jasa pemberian khotbah atau dakwah; jasa penyelenggaraan kegiatan keagamaan; dan jasa lainnya di bidang keagamaan.

Jasa Tidak Kena Pajak(Non JKP) Pasal 4A (3) UU PPN

Page 16: PPN objek

jasa pendidikan;meliputi:◦ jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah, seperti jasa

penyelenggaraan pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesional; dan

◦ jasa penyelenggaraan pendidikan luar sekolah. jasa kesenian dan hiburan. Jasa kesenian dan hiburan meliputi

semua jenis jasa yang dilakukan oleh pekerja seni dan hiburan. jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan. Jasa penyiaran yang

tidak bersifat iklan meliputi jasa penyiaran radio atau televisi yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau swasta yang tidak bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan komersial.

Jasa Tidak Kena Pajak(Non JKP) Pasal 4A (3) UU PPN

Page 17: PPN objek

jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri.

jasa tenaga kerja;meliputi: jasa tenaga kerja; jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia

tenaga kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga kerja tersebut; dan

jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja.

Jasa Tidak Kena Pajak(Non JKP) Pasal 4A (3) UU PPN

Page 18: PPN objek

jasa perhotelan, meliputi:◦ jasa penyewaan kamar, termasuk tambahannya di hotel, rumah

penginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait dengan kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap; dan

◦ jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah penginapan, motel, losmen, dan hostel.

jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum meliputi jenis-jenis jasa yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah, antara lain pemberian Izin Mendirikan Bangunan, pemberian Izin Usaha Perdagangan, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, dan pembuatan Kartu Tanda Penduduk

Jasa Tidak Kena Pajak(Non JKP) Pasal 4A (3) UU PPN

Page 19: PPN objek

jasa penyediaan tempat parkir. Yang dimaksud dengan "jasa penyediaan tempat parkir" adalah jasa penyediaan tempat parkir yang dilakukan oleh pemilik tempat parkir dan/atau pengusaha kepada pengguna tempat parkir dengan dipungut bayaran.

jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam. Yang dimaksud dengan "jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam" adalah jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam atau koin, yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.

jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan jasa boga atau katering.

Jasa Tidak Kena Pajak(Non JKP) Pasal 4A (3) UU PPN

Page 20: PPN objek

Termasuk Pengertian PenyerahanBarang Kena Pajak

PenyerahanBKP

penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian;

pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa guna usaha (leasing);

penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang;

pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak;

Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan;

penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang;

penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi; dan

penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka perjanjian pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang membutuhkan Barang Kena Pajak.

Page 21: PPN objek

BukanPenyerahan

BKP

penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang;

penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan utang-piutang;

penyerahan Barang Kena Pajak dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan tempat pajak terutang;

pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang melakukan pengalihan dan yang menerima pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak; dan

Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, dan yang Pajak Masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c UU PPN.

Tidak Termasuk Dalam PengertianPenyerahan BKP

Page 22: PPN objek

Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang yang mengatur mengenai kepabeanan.

Daerah PabeanDan PKP Didalamnya

Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak meliputi baik pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha

Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) maupun

Pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak, tetapi belum dikukuhkan

Page 23: PPN objek

Penyerahan barang yang dikenai pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Penyerahan BKP Di Dalam Daerah Pabean Yang Dilakukan Oleh Pengusaha

Pasal 4 ayat 1 huruf a

Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak;

Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud;

Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean; dan

Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya

Page 24: PPN objek

Impor adalah setiap kegiatan memasukkan barang dari luar Daerah Pabean ke dalam Daerah Pabean

Pajak juga dipungut pada saat impor Barang Kena Pajak. Pemungutan dilakukan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Impor Barang Kena PajakPasal 4 ayat 1 huruf b

Siapapun yang memasukkan Barang Kena Pajak ke dalam Daerah Pabean, tanpa memperhatikan apakah dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya atau tidak, tetap dikenai pajak

Page 25: PPN objek

Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak meliputi baik Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha

Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) maupun

Pengusaha yang seharusnya dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi belum dikukuhkan

Penyerahan JKP Dalam Daerah Pabean Yang Dilakukan Oleh Pengusaha

Pasal 4 ayat 1 huruf c

Page 26: PPN objek

Penyerahan JKP Dalam Daerah Pabean Yang Dilakukan Oleh Pengusaha

Pasal 4 ayat 1 huruf c

Penyerahan jasa yang terutang pajak harus memenuhi syarat-syarat sbb:

Jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak;

Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean; dan

Penyerahan dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.

Termasuk dalam pengertian penyerahan Jasa Kena Pajak adalah Jasa Kena Pajak yang dimanfaatkan untuk kepentingan sendiri dan/atau yang diberikan secara cuma-cuma

Page 27: PPN objek

Untuk dapat memberikan perlakuan pengenaan pajak yang sama dengan impor Barang Kena Pajak, atas Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapa pun di dalam Daerah Pabean juga dikenai Pajak Pertambahan Nilai.

Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud Dari Luar Daerah Pabean Di Dalam Daerah Pabean

Pasal 4 ayat 1 huruf d

Contoh : Pengusaha A yang berkedudukan di Jakarta memperoleh hak

menggunakan merek yang dimiliki Pengusaha B yang berkedudukan di Hongkong. Atas pemanfaatan merek tersebut oleh Pengusaha A di dalam Daerah Pabean terutang Pajak Pertambahan Nilai

Page 28: PPN objek

Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean Di dalam Daerah Pabean

Pasal 4 ayat 1 huruf e

Jasa yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun di dalam Daerah Pabean dikenai Pajak Pertambahan Nilai

Contoh : Pengusaha Kena Pajak C di Surabaya memanfaatkan Jasa Kena

Pajak dari Pengusaha B yang berkedudukan di Singapura. Atas pemanfaatan Jasa Kena Pajak tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai

Page 29: PPN objek

Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dihitung dengan cara sebagai berikut :

10% x jumlah yang dibayarkan atau seharusnya dibayarkan kepada pihak yang menyerahkan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan atau Jasa Kena Pajak apabila dalam jumlah tersebut tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai; atau

10/110 x jumlah yang dibayarkan atau seharusnya dibayarkan kepada pihak yang menyerahkan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan atau Jasa Kena Pajak apabila dalam jumlah tersebut sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai.

Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud Dan Atau JKP Dari Luar Daerah Pabean

Page 30: PPN objek

Dalam hal tidak diketemukan adanya kontrak atau perjanjian tertulis untuk pembayaran atau meskipun diketemukan adanya kontrak atau perjanjian tertulis akan tetapi tidak dengan tegas dinyatakan bahwa dalam jumlah kontrak atau perjanjian sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai, maka Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung sebesar 10% (sepuluh persen) dikalikan dengan jumlah yang dibayarkan atau seharusnya dibayarkan kepada pihak yang menyerahkan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean.

Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud Dan Atau JKP Dari Luar Daerah Pabean

Page 31: PPN objek

Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dipungut oleh Orang Pribadi atau Badan

Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud Dan Atau JKP Dari Luar Daerah Pabean

Yang memanfaatkan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean

pada saat dimulainya pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean tersebut.

disetorkan seluruhnya ke Kas Negara melalui Kantor Pos atau Bank Persepsi paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan terjadinya pemungutan.

Bagi PKP, PPN yang telah disetor dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai bulan terutangnya pajak.

Page 32: PPN objek

Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud Dan Atau JKP Dari Luar Daerah Pabean

Saat dimulainya pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud (BKP TB) dan atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean (JKP LN) adalah saat yang diketahui terjadi lebih dahulu dari peristiwa-peristiwa sebagai berikut :

saat BKP TB atau JKP LN tersebut secara nyata digunakan oleh pihak yang memanfaatkannya;

saat harga perolehan BKP TB dan atau JKP LN tersebut dinyatakan sebagai utang oleh pihak yang memanfaatkannya;

saat harga jual BKP TB dan atau penggantian JKP LN tersebut ditagih oleh pihak yang menyerahkannya; atau

saat harga perolehan BKP TB dan atau JKP LN tersebut dibayar baik sebagian atau seluruhnya oleh pihak yang memanfaatkannya;

Dalam hal saat dimulainya pemanfaatan BKP TB dan atau JKP LN tidak diketahui, maka saat dimulainya pemanfaatan BKP TB dan atau JKP LN adalah tanggal ditandatanganinya kontrak atau perjanjian atau saat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

Page 33: PPN objek

Bagi PKP, SPM PPN tsb diperlakukan sebagai laporan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean.

Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud Dan Atau JKP Dari Luar Daerah Pabean

• Bagi orang pribadi atau badan yang bukan Pengusaha Kena Pajak, wajib melaporkan pemungutan dan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dengan mempergunakan lembar ketiga bukti setoran Pajak ke Kas Negara paling lambat akhir bulan berikutnya ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan tersebut.

Page 34: PPN objek

Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud adalah setiap kegiatan mengeluarkan Barang Kena Pajak Berwujud dari dalam Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean

Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak

Pasal 4 ayat 1 huruf f & g

Pengusaha yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud hanya Pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1).

Pengusaha yang melakukan ekspor BKP TB hanya pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) UU PPN.

Page 35: PPN objek

1. Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan, kesenian atau karya ilmiah, paten, desain atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/industrial atau hak serupa lainnya;

2. Penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial, komersial, atau ilmiah;

3. Pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial, atau komersial;

Barang Kena Pajak Tidak Berwujud (BKP TB)Penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf g

Page 36: PPN objek

4. Pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan penggunaan atau hak menggunakan hak-hak tersebut pada angka 1, penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan tersebut pada angka 2, atau pemberian pengetahuan atau informasi tersebut pada angka 3, berupa :

◦ penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, yang disalurkan kepada masyarakat melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa;

◦ penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, untuk siaran televisi atau radio yang disiarkan/dipancarkan melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa; dan

◦ penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh spektrum radio komunikasi;

Barang Kena Pajak Tidak Berwujud (BKP TB)Penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf g

Page 37: PPN objek

5. Penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup (motion picture films), film atau pita video untuk siaran televisi, atau pita suara untuk siaran radio; dan

6. Pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau pemberian hak kekayaan intelektual/industrial atau hak-hak lainnya sebagaimana tersebut di atas.

Barang Kena Pajak Tidak Berwujud (BKP TB)Penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf g

Page 38: PPN objek

Termasuk dalam pengertian ekspor Jasa Kena Pajak adalah penyerahan Jasa Kena Pajak dari dalam Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan dan melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud atas dasar pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan di luar Daerah Pabean.

Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Pasal 4 ayat 1 huruf h dan Pasal 4 ayat (2)

Ketentuan mengenai batasan kegiatan dan jenis Jasa Kena Pajak yang atas ekspornya dikenai PPN diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan

Pereturan Menteri Keuangan nomor 70/PMK.03/2010 dan Lampirannya stdtd Peraturan menteri Keuangan nomor 30/PMK.03/2011 tentang Batasan Kegiatan dan Jenis JKP yang atas ekspornya dikenai PPN

Page 39: PPN objek

1. Jasa Maklon yang batasan kegiatannya memenuhi ketentuan;

2. Jasa Perbaikan dan perawatan yang batasan kegiatannya memenuhi ketentuan;

3. Jasa Konstruksi, yaitu layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi, yang batasan kegiatannya memenuhi ketentuan.

Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Pasal 4 ayat 1 huruf h

Page 40: PPN objek

untuk selain Jasa Maklon: jasa yang melekat pada atau jasa untuk barang bergerak

yang dimanfaatkan di luar Daerah Pabean; atau jasa yang melekat pada atau jasa untuk barang tidak

bergerak yang terletak di luar Daerah Pabean

Batasan Kegiatan dan Jenis JKP Yang Atas Ekspornya Dikenai Pajak Pertambahan Nilai

PERMENKEU NO. 70/PMK.03/2010

Pengertian Jasa Maklon:adalah pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang tertentu yang proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa (disubkontrakkan), dan pengguna jasa menetapkan spesifikasi, serta menyediakan bahan baku dan/atau barang setengah jadi dan/atau bahan penolong/pembantu yang akan diproses sebagian atau seluruhnya, dengan kepemilikan atas barang jadi berada pada pengguna jasa.

Page 41: PPN objek

• Saat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai atas Ekspor Jasa Kena Pajak adalah pada saat Penggantian atas jasa yang diekspor tersebut dicatat atau diakui sebagai penghasilan.

Saat dan Tempat Terutang

• PPN terutang di tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha dilakukan, atau tempat lain selain tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha dilakukan yang diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak.

Page 42: PPN objek

• Pengusaha Kena Pajak yang melakukan Ekspor Jasa Kena Pajak wajib membuat Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak pada saat Ekspor Jasa Kena Pajak.

Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak

• Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak yang dilampiri dengan invoice sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan adalah dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak.

• Atas kegiatan ekspor barang yang dihasilkan dari kegiatan ekspor Jasa Maklon oleh Pengusaha Kena Pajak eksportir Jasa Maklon tidak dilaporkan sebagai ekspor Barang Kena Pajak dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.

Page 43: PPN objek

I. Pajak Pertambahan Nilai atas: perolehan Barang Kena Pajak; perolehan Jasa Kena Pajak; pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah

Pabean; pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean, dan/atau impor Barang Kena Pajak,

II. yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan ekspor Jasa Maklon, merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan

Perlakuan PM

Page 44: PPN objek

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain

Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya, dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dengan pertimbangan untuk mencegah terjadinya penghindaran pengenaan Pajak Pertambahan Nilai

Untuk melindungi masyarakat yang berpenghasilan rendah dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri, maka diatur batasan kegiatan membangun sendiri dengan Keputusan Menteri Keuangan

Kegiatan Membangun Sendiri (KMS) Yang Dilakukan Tidak Dalam Kegiatan Usaha Atau Pekerjaan Pasal 16 C

Page 45: PPN objek

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas KMS yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain

Kegiatan Membangun Sendiri (KMS) Yang Dilakukan Tidak Dalam Kegiatan Usaha Atau Pekerjaan Pasal 16 C

KMS yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya, dikenakan PPN dengan pertimbangan untuk mencegah terjadinya penghindaran pengenaan PPN.

Untuk melindungi masyarakat yang berpenghasilan rendah dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri, maka diatur batasan kegiatan membangun sendiri dengan Keputusan Menteri Keuangan

PMK NO. 163/PMK.03/2012 tanggal 22 Oktober 2012

Page 46: PPN objek

Kegiatan Membangun Sendiri PMK NO. 163/PMK.03/2012 tanggal 22 Oktober 2012

PPN Kegiatan Membangun Sendiri (KMS)

Syarat :Dilakukan tidak dlm kegiatan usaha/pekerjaannyaDibangun utk tempat tinggal/tempat usahaLuas bangunan 200 m2 atau lebihkonstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan

batu bata atau bahan sejenis, dan/atau baja

Page 47: PPN objek

Kegiatan Membangun Sendiri Yang Dilakukan Tidak Dalam Kegiatan Usaha Atau Pekerjaan

Pasal 16 C

PPN Terutang

10 % x 20 % x DPP

Setor BankTgl 15

setiap bulan

DPP = Biaya yang dikeluarkan setiap bulan dalam tahap membangun (tidak termasuk harga beli tanah)

Page 48: PPN objek

48

PENYETORAN KMS

Ada NPWP

Belum NPWP

KMS satu wilayah kerja KPP dengan Kode KPP di NPWP

SSP

KMS beda wilayah kerja KPP dengan Kode KPP di NPWP

Di Kolom NPWP diisi lengkap

Di kolom NPWP diisi 0 + kode KPP

Di kotak Penyetor dicantumkan NPWP

Di kotak Penyetor dicantumkan alamat Penyetor

Setiap Bulan, Paling lama tgl 15 bulan berikutnya

10% x 20% X Biaya Yang dikeluarkan/ Dibayar (DPP)

Di Kolom NPWP diisi 0 + kode KPP KMS

Kode MAP (Mata Anggaran Penerimaan) dan Kode JenisSetoran pada SSP:a. MAP : 411211b. KJS : 103

Kegiatan Membangun Sendiri Yang Dilakukan Tidak Dalam Kegiatan Usaha Atau Pekerjaan

Pasal 16 C

Page 49: PPN objek

Pajak Masukan yang dibayar sehubungan dengan kegiatan membangun sendiri tidak dapat dikreditkan

Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan secara bertahap dianggap merupakan satu kesatuan kegiatan sepanjang tenggang waktu antar tahapan-tahapan tersebut tidak lebih dari 2 (dua) tahun.

Kegiatan mendirikan bangunan yang dilakukan melalui kontraktor atau pemborong bukan merupakan kegiatan membangun sendiri sepanjang dapat dibuktikan bahwa atas kegiatan membangun tersebut telah dipungut Pajak Pertambahan Nilai.

Kegiatan Membangun Sendiri Yang Dilakukan Tidak Dalam Kegiatan Usaha Atau Pekerjaan

Pasal 16 C

Page 50: PPN objek

Saat terutang Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri adalah pada saat dimulainya kegiatan membangun sendiri secara fisik seperti penggalian fondasi, pemasangan tiang pancang, atau kegiatan fisik lainnya.

Tempat pajak terutang atas kegiatan membangun sendiri adalah di tempat bangunan tersebut didirikan.

Kegiatan Membangun Sendiri Yang Dilakukan Tidak Dalam Kegiatan Usaha Atau Pekerjaan

Pasal 16 C

Page 51: PPN objek

Cara penghitunganKMS Tidak Dalam Kegiatan Usaha Atau Pekerjaan

Pasal 16 C

PPN Kegiatan Membangun Sendiri Terutang =

Jumlah biaya yang dikeluarkan dan atau yang dibayarkan untuk membangun bangunan

pada setiap bulannya.

“Pajak Masukan yang dibayar sehubungan dengan kegiatan membangun sendiri tidak dapat dikreditkan”.

10% x 20% x

Tidak termasuk harga perolehan tanah

Page 52: PPN objek

Contoh Kasus KMS Tidak Dalam Kegiatan Usaha Atau Pekerjaan

Pasal 16 C

Bp Hartanto melakukan kegiatan membangun sendiri sebuah rumah 1 lt berlokasi di Jakarta dengan luas 250 m2. Pengeluaran selama bulan Desember 2012 s.d April 2013 :

PPN terutang :

Page 53: PPN objek

Penerapan DPP PPN KMS Secara Jabatan KMS Tidak Dalam Kegiatan Usaha Atau Pekerjaan

Pasal 16 C

Dalam hal WP

Fiskus

Tidak Memberikan data/bukti biaya/pendukung

Memberikan, namun tidak benar/lengkap (ada indikasi ketidakwajaran)

Verifikasi/

PemeriksaanUsul

HSBGNTerendah

Wajib Pajak

PENETAPAN DPP PPN KMS

Secara JABATAN

Tidak/Kurang Menyetor PPN KMS Terutang

Sudah dihimbau/ditegor, namun tetap belum memenuhi Bangunan

Selesai

Page 54: PPN objek

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak, kecuali atas penyerahan aktiva yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009.

Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh PKP

Pasal 16 D

Page 55: PPN objek

Penyerahan barang kena pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh pengusaha kena pajak

Pasal 16 D

Ps. 16D UU PPN 1984

Pajak Pertambahan Nilai dike-nakan atas penyerahan aktivaoleh Pengusaha Kena Pajak yang menurut tujuan semulatidak untuk diperjualbelikan

sepanjang Pajak PertambahanNilai yang dibayar pada saatperolehannya dapat dikredit-kan.

1-1-1995 s.d. 31-3-2010

Pajak Pertambahan Nilai dike-nakan atas penyerahan Barang Kena Pajak berupa aktiva yangmenurut tujuan semula tidak

untuk diperjualbelikan oleh Pe-ngusaha Kena Pajak, kecualiatas penyerahan aktiva yang

Pajak Masukannya tidak dapatdikreditkan sebagaimana dimak-maksud dalam Pasal 9 ayat (8)

huruf b dan huruf c.

Mulai 1-4-2010

Page 56: PPN objek

Penyerahan Barang Kena Pajak, antara lain, berupa mesin, bangunan, peralatan, perabotan, atau Barang Kena Pajak lain yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak dikenai pajak.

Namun, Pajak Pertambahan Nilai tidak dikenakan atas pengalihan Barang Kena Pajak yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha dan pengalihan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yaitu kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon, yang menurut ketentuan Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c Pajak Masukan atas perolehan aktiva tersebut tidak dapat dikreditkan

Penyerahan barang kena pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan

oleh pengusaha kena pajak Pasal 16 D.

Page 57: PPN objek

Penyerahan barang kena pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan

oleh pengusaha kena pajak Pasal 16 D.

12/6/00 23/8/00

Dikukuhkansbg PKP

PT TekstilmembeliMobil box

31/3/010

Mobil boxdijual

1/4/010

Mobil boxdijual

Tidak kenaPPN

Ps. 16D sampai dengan 31-3-010“…. sepanjang PPN yang dibayar padasaat perolehannya, dapat dikreditkan”

Tidak dapatdikreditkan krn

dibayar sebelumdikukuhkan sbg

PKP (Ps. 9 ay. (8)

huruf a)

Ps. 16D mulai 1-4-010“…., kecuali atas penyerahan aktiva ygPajak Masukannya tdk dpt dikreditkansebagaimana dimaksud dlm Pasal 9

ayat (8) huruf b dan huruf c”

DikenaiPPN

MembayarPPN

Page 58: PPN objek

PT MAJU adalah PKP yang bergerak dalam bidang industri garmen

5 April 2010 perusahaan membeli kendaraan Sedan untuk operasional direksi senilai Rp 200 juta Truk untuk distribusi senilai Rp 400 juta

4 Desember 2010 perusahaan menjual kedua kendaraan tersebut sedan dijual seharga Rp 150 juta Truk dijual seharga Rp 300 juta

Kasus

Page 59: PPN objek

LOGOEmail : [email protected] : www.nusahati.com