ppn atas kegiatan membangun sendiri
DESCRIPTION
ppt tentang PPN atas kegiatan membangun sendiriTRANSCRIPT
PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri
Kelompok 5:Mutia Ulfiani (1406637832)Regi Ragusti (1406637725)Zaenal Muttaqin(1406637555)Febri Achmad Syauqie(1406637561)Bertha Christina A (1406637630)
DASAR HUKUM Pasal 16 C UU PPN No.18 Tahun 2000 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
163/PMK.03/2012 tentang Batasan dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Membangun Sendiri.
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-25/PJ/2012
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI
Kegiatan Membangun Sendiri itu terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN), hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 163/PMK.03/2012 Pasal 2 Ayat 1 dan Pajak Pertambahan Nilai tersebut terutang bagi badan maupun orang pribadi yang melakukan kegiatan membangun sendiri.
DEFINISI KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI
Definisi Kegiatan Membangun Sendiri yang dikutip dari PMK Nomor 163/PMK.03/2012 Pasal 2 Ayat 3 adalah
“Kegiatan membangun bangunan yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan, yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain.”
KRITERIA KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI
Bangunan yang terkait dengan kegiatan membangun sendiri adalah berupa satu atau lebih konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada satu kesatuan tanah dan/atau perairan dengan kriteria sebagai berikut:a. Konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton,
pasangan batu bata atau bahan sejenis, dan/atau baja;
b. Diperuntukan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha; dan
c. Luas keseluruhan paling sedikit 200m² (dua ratus meter persegi).
KRITERIA KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI
Apabila dilakukan secara bertahap sepanjang tenggang waktu antar tahapan tidak lebih dari 2 tahun, diperlakukan sebagai satu paket bangunan.
TARIF DAN DASAR PENGENAAN PAJAK PPN ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 163/PMK.03/2012 Pasal 3 ayat 1 dan 2, diatur bahwa:1. Kegiatan membangun sendiri akan dikenakan PPN
dengan tarif sebesar 10 % (sepuluh persen) dari Dasar Pengenaan Pajak.
2. Dasar Pengenaan Pajak atas kegiatan membangun sendiri adalah 20% (dua puluh persen) dari jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan untuk membangun bangunan, tidak termasuk harga perolehan tanah.
PERHITUNGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI
PPN = Tarif x DPP
PPN = 10% x (20% x Jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau dibayarkan untuk
membangun bangunan)
SAAT DAN TEMPAT PAJAK TERUTANGBerdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
163/PMK.03/2012 Pasal 4 ditentukan bahwa:1. Saat yang menentukan PPN terutang adalah saat
mulai dibangunnya bangunan sampai dengan bangunan selesai.
2. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan secara bertahap dianggap merupakan satu kesatuan kegiatan sepanjang tenggang waktu antara tahapan-tahapan tersebut tidak lebih dari 2 (dua) tahun.
3. Tempat pajak terutang atas kegiatan membangun sendiri adalah di tempat bangunan tersebut didirikan.
PENYETORAN DAN PELAPORAN PPN
* Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai terutang atas kegiatan membangun sendiri dilakukan setiap bulan sebesar 10% (sepuluh persen) dikalikan dengan 20% (dua puluh persen) dikalikan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan pada setiap bulannya
* Pajak Pertambahan Nilai terutang atas kegiatan membangun sendiri wajib disetor ke kas negara seluruhnya dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atas nama orang pribadi atau badan yang melaksanakan kegiatan membangun sendiri melalui Kantor Pos atau Bank Persepsi paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.
* Orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri wajib melaporkan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat bangunan didirikan dengan mempergunakan lembar ketiga Surat Setoran Pajak paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 163/PMK.03/2012 Pasal 5, 7 dan 8 diatur bahwa:
PENYETORAN DAN PELAPORAN PPN Penyetoran :Paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak ke kas negara dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) Pelaporan :Paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.PKP : menggunakan SPT Masa PPNNon PKP : SSP lembar ke-3
PENYETORAN DAN PELAPORAN PPNBagi Orang Pribadi/Badan yang lokasi bangunan berbeda dengan KPP tempatnya terdaftar, atau non NPWP, maka kolom NPWP pada SSP diisi :a. 9 digit pertama diisi 0b. 3 digit kode KPP lokasi bangunanc. 3 digit terakhir diisi 0 (nol)
CONTOH SOALPada Bulan Desember 2012 Bapak Andi memulai
membangun sebuah rumah untuk tempat tinggal pribadinya. Luas keseluruhan dari rumah tersebut adalah sebesar 200 m², biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Bapak Andi dalam upaya membangun rumah tersebut sampai dengan selesainya bangunan tersebut adalah sebagai berikut: pembelian tanah sebesar Rp 200.000.000, pembelian bahan baku bangunan keseluruhan Rp 180.000.000, biaya upah mandor dan pekerja bangunan Rp. 70.000.000. Maka berapakah Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas pembangunan rumah tersebut?
CONTOH SOALJawaban :Sesuai dengan PMK No. 163/PMK.03/2012 tarif PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri yang terhutang adalah:
= 10% X DPP
= 10% X (20% X Total biaya Pembangunan)
= 10% X (20% X (Rp 180.000.000 + Rp 70.000.000)
Sehingga PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri yang terhutang adalah
= 10% X 20% X Rp 250.000.000
= Rp 5.000.000
Yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak atas perhitungan PPN Kegiatan Membangun Sendiri diatas hanyalah pembelian bahan baku material bangunan dan biaya upah pekerja dalam rangka pembangunan rumah tersebut, hal ini sesuai dengan Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 163/PMK.03/2012 Pasal 3 ayat 2 yang menyebutkan bahwa “Dasar Pengenaan Pajak atas kegiatan membangun sendiri adalah 20% (dua puluh persen) dari jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan untuk membangun bangunan, tidak termasuk harga perolehan tanah”.