ppm atau

4
PPM atau “Part per Million” jika dibahasa Indonesiakan akan menjadi “Bagian per Sejuta Bagian” adalah satuan yang sering digunakan untuk menunjukkan kandungan suatu senyawa dalam suatu larutan misalnya kandungan garam dalam air laut, kandungan polutan dalam sungai, atau biasanya kandungan yodium dalam garam juga dinyatakan dalam ppm. Seperti halnya namanya yaitu ppm, maka konsentrasinya merupakan perbandingan antara berapa bagian senyawa dalam satu juta bagian suatu sistem. Sama halnya denngan “prosentase” yang menunjukan bagian per seratus. Jadi rumus ppm adalah sebagai berikut; ppm = jumlah bagian spesies / satu juta bagian sistem dimana spesies itu berada Atau lebih gampangnya ppm adalah satuan konsentrasi yang dinyatakan dalam satuan mg/Kg, Kenapa? karena 1 Kg = 1.000.000 mg betul kan? Untuk satuan yang sering dipergunakan dalam larutan adalah mg/L, dengan ketentuan pelarutnya adalah air sebab dengan densitas air 1 g/mL maka 1 liter air memiliki masa 1 Kg betul kan? jadi satuannya akan kembali ke mg/Kg. Contoh, kandungan Pb dalam air sungai adalah 20 ppm artinya dalam setiap Kg air sungai terdapat 20 mg Pb. Kandungan karbon dalam baja adalah 5 ppm artinya dalam 1 Kg baja terdapat 5 mg karbon. Air minum mengandung yodium sebesar 15 ppm, bisa diartikan bahwa setiap liter minum tersebut terdapat 5 mg yodium. 2. PPB ( part per billion ) PPB atau “Part per Billion” jika dibahasa Indonesiakan akan menjadi “Bagian per Semiliar Bagian” Satuan ini sering digunakan untuk menunjukkan kandungan suatu senyawa dalam suatu larutan misalnya kandungan garam dalam air laut, kandungan polutan dalam sungai, atau biasanya kandungan yodium dalam garam juga dinyatakan dalam ppm. Seperti halnya namanya yaitu ppm, maka konsentrasinya merupakan perbandingan antara berapa bagian senyawa dalam satu juta bagian suatu sistem. Sama halnya denngan “prosentase” yang menunjukan bagian per seratus. Jadi rumus ppb adalah sebagai berikut; ppb = jumlah bagian spesies / satu miliar bagian sistem dimana spesies itu berada. Bila yang ditanyakan menyangkut numerical fraction, ppb kependekan dari part per billion. Yang lengkap dengan notasi, ppb-v atau ppb-w. Bila tanpa notasi, dianggap ppm-v (by volume). Yang bisa tercampur pengertian weight dengan volume dan hanya anggapan umum, hanya untuk zat induk dengan berat-jenis satuan bulat. Seperti air murni, yang berat-jenisnya 1kg/L.

Upload: amalia-shalihah

Post on 24-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ppm

TRANSCRIPT

PPM atau Part per Million jika dibahasa Indonesiakan akan menjadi Bagian per Sejuta Bagian adalah satuan yang sering digunakan untuk menunjukkan kandungan suatu senyawa dalam suatu larutan misalnya kandungan garam dalam air laut, kandungan polutan dalam sungai, atau biasanya kandungan yodium dalam garam juga dinyatakan dalam ppm. Seperti halnya namanya yaitu ppm, maka konsentrasinya merupakan perbandingan antara berapa bagian senyawa dalam satu juta bagian suatu sistem. Sama halnya denngan prosentase yang menunjukan bagian per seratus. Jadi rumus ppm adalah sebagai berikut;ppm = jumlah bagian spesies / satu juta bagian sistem dimana spesies itu berada

Atau lebih gampangnya ppm adalah satuan konsentrasi yang dinyatakan dalam satuan mg/Kg, Kenapa? karena 1 Kg = 1.000.000 mg betul kan? Untuk satuan yang sering dipergunakan dalam larutan adalah mg/L, dengan ketentuan pelarutnya adalah air sebab dengan densitas air 1 g/mL maka 1 liter air memiliki masa 1 Kg betul kan? jadi satuannya akan kembali ke mg/Kg.Contoh, kandungan Pb dalam air sungai adalah 20 ppm artinya dalam setiap Kg air sungai terdapat 20 mg Pb. Kandungan karbon dalam baja adalah 5 ppm artinya dalam 1 Kg baja terdapat 5 mg karbon. Air minum mengandung yodium sebesar 15 ppm, bisa diartikan bahwa setiap liter minum tersebut terdapat 5 mg yodium.

2. PPB ( part per billion )PPB atau Part per Billion jika dibahasa Indonesiakan akan menjadi Bagian per Semiliar Bagian Satuan ini sering digunakan untuk menunjukkan kandungan suatu senyawa dalam suatu larutan misalnya kandungan garam dalam air laut, kandungan polutan dalam sungai, atau biasanya kandungan yodium dalam garam juga dinyatakan dalam ppm.Seperti halnya namanya yaitu ppm, maka konsentrasinya merupakan perbandingan antara berapa bagian senyawa dalam satu juta bagian suatu sistem. Sama halnya denngan prosentase yang menunjukan bagian per seratus. Jadi rumus ppb adalah sebagai berikut;ppb = jumlah bagian spesies / satu miliar bagian sistem dimana spesies itu berada.Bila yang ditanyakan menyangkut numerical fraction, ppb kependekan dari part per billion.Yang lengkap dengan notasi, ppb-v atau ppb-w. Bila tanpa notasi, dianggap ppm-v (by volume). Yang bisa tercampur pengertian weight dengan volume dan hanya anggapan umum, hanya untuk zat induk dengan berat-jenis satuan bulat. Seperti air murni, yang berat-jenisnya 1kg/L.Untuk konversinya sebagai berikut :1 micro-g/L = 0.001 ppm1 micro-g/m3 = 0.000001 juta ppm = 1 ppb (part per billion)- Dimana : 1 m3 = 1000 L

Info ProdukGenerik HJANTI-INFECTIVESAntifungals

KETOCONAZOLE

.: KEMASAN & NO REG :.

Ketoconazole 200 mg tablet ( 1 box berisi 5 strip @ 10 tablet), No. Reg. : GKL0208506310A1.

.: FARMAKOLOGI :.

Ketoconazole adalah suatu derivat imidazole-dioxolane sintetis yang memiliki aktivitas antimikotik yang poten terhadap dermatofit dan ragi, misalnya Tricophyton Sp, Epidermophyton floccosum, Pityrosporum Sp, Candida Sp. Ketoconazole bekerja dengan menghambat enzim sitokrom jamur sehingga mengganggu sintesis ergosterol yang merupakan komponen penting dari membran sel jamur.

.: INDIKASI :.

Infeksi pada kulit, rambut dan kuku (kecuali kuku kaki) yang disebabkan oleh dermatofit dan atau ragi (dermatofitosis, onikomikosis, Candida perionixis, pitiriasis versikolor, pitiriasis kapitis, infeksi pitirosporum, folikulitis, kandidosis kronik mukokutan), bila infeksi ini tidak dapat diobati secara topikal karena tempat lesi tidak di permukaan kulit atau kegagalan pada terapi topikal. Infeksi ragi pada rongga pencernaan. Kandidosis vagina kronik dan kandidosis rekuren. Infeksi mikosis sistemik seperti kandidosis sistemik, parakokidioidomikosis, histoplasmosis, kokidioidomikosis, blastomikosis. Pengobatan profilaksis pada pasien yang mekanisme pertahanan tubuhnya menurun (keturunan, disebabkan penyakit atau obat) yang berhubungan dengan meningkatnya risiko infeksi jamur.Ketoconazole tidak berpenetrasi dengan baik ke dalam susunan saraf pusat. Oleh karena itu meningitis jamur jangan diobati dengan ketoconazole oral.

Banerjee and Hussain (1986, 1987) administered technical endosulfan in the diet of male rats at concentrations ranging from 5 to 50 ppm (equivalent to 0.454.5 mg/kg/day) for 622 weeks. The animals were immunized with a subcutaneous injection of tetanus toxin with an equal volume of Freunds Complete Adjuvant approximately 20 days prior to sacrifice. The animals did not exhibit any overt signs of toxicity, and no changes in body weight or mortality were noted. Serum antibody titer (to tetanus toxin), serum immunoglobulin levels (IgM and IgG), and serum globulin fractions (-, -, and -globulin) were studied to evaluate humoral immune responses. Serum antibody titer to tetanus toxin, IgG, IgM, and -globulin levels were significantly decreased in rats exposed to endosulfan at 4.5 mg/kg/day for 6 weeks and at 0.9 mg/kg/day for longer periods.

TOXICOLOGICAL EVALUATION

Level causing no toxicological effect

Mouse: 6 ppm in the diet, equal to 0.84 mg/kg bw/day Rat: 15 ppm in the diet, equal to 0.6 mg/kg bw/day Dog: 10 ppm in the diet, equal to 0.57 mg/kg bw/day.

Estimate of acceptable daily intake for humans

0-0.006 mg/kg bw.

In a 13-week study, groups of 25 male and 25 female CD rats were fed diets containing 0, 10, 30, 60, or 360 ppm technical endosulfan. Daily dosages were equivalent to 0, 0.64, 1.92, 3.85, and 23.41 mg/kg bw/day in males, and 0, 0.75, 2.26, 4.59, and 27.17 mg/kg bw in females. At the end of the 13-week treatment period all animals were sacrificed except for 5 rats/sex dose group that were withdrawn from treatment and followed for an additional 4-week recovery period. Ophthalmoscopic exams were performed on control and high-dose rats before treatment and at week 13. Neurological exams (locomotor reflexes) were performed on 10